materi ajar krida krida pemandu wisata trowulan, monumen tugu pahlawan, museum nasional, kuta tua...
TRANSCRIPT
1
DAFTAR ISI
MATERI AJAR KRIDA – I
KRIDA PEMANDU WISATA
Halaman
Daftar isi 1
I PESERTA PELATIHAN 2
II WAKTU PELATIHAN 2
III PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN
2
IV TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN
2
V TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN
2
VI TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM 2
VII TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 2
VIII INDIKATOR KEBERHASILAN 2
IX RANCANGAN MATERI TOT 3
1. PENGERTIAN KRIDA PEMANDU WISATA
3
2. LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PEMANDU WISATA
3
3. MATERI AJAR SKK KRIDA PEMANDU WISATA 3
3.1. SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata 3
3.2. SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata (tour planner)
13
3.3. SKK Pemanduan Perjalanan Wisata (tour guiding)
27
3.4. SKK Pemimpin Perjalanan Wisata (tour leader)
40
2
I. PESERTA PELATIHAN
Peserta Diklat Saka Pariwisata adalah :
Pengurus KWARDA
Anggota Pramuka Pandega
Staff di lingkungan Dinas Pariwisata Kota dan Daerah.
II. WAKTU PELATIHAN
2 hari (Krida Pemandu Wisata dibagi ke dalam 4 Sesi )
III. PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN KUALIFIKASI PESERTA PELATIHAN
1) Mereka yang memenuhi persyaratan sebagai peserta (butir ke 1)
2) Mereka yang telah memiliki pengetahuan dasar tentang Pariwisata dan atau Pramuka
3) Bersedia mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir 4) Bersedia menjadi tutor dalam kegiatan pengembangan
Saka Pariwisata di daerahnya
IV. TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA USAI PELATIHAN Kemampuan yang diharapkan peserta setelah selesai mengikuti pelatihan ini adalah: 1) Peserta mampu memahami Konsep Krida Pemandu Wisata 2) Peserta memiliki kecakapan Kepramukaan dalam
penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata, 3) Peserta memahami dan menguasai 4 SSK dalam Krida
Pemandu Wisata yaitu: SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata, SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata (tour
planner), SKK Pemanduan Perjalanan Wisata (tour guide), SKK Pemimpin Perjalanan Wisata (tour leader)
V. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Pemandu Wisata cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.
VI. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
1) Mampu menguasai pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata
2) Mampu menyusun Program Perjalanan Wisata 3) Mampu bertindak sebagai Pemandu Perjalanan Wisata 4) Mampu menjadi Pemimpin Perjalanan Wisata
VII. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah menyelesaikan mata pendidikan dan latihan dalam acara pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :
1) Menjelaskan pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata 2) Membuat simulasi Program Perjalanan Wisata 3) Mempraktekkan peran sebagai Pemandu Perjalanan Wisata 4) Mempraktekkan peran sebagai Pemimpin Perjalanan
Wisata
VIII. RANCANGAN MATERI TOT
3
MATERI AJAR KRIDA – I
KRIDA PEMANDU WISATA
1.1. PENGERTIAN
Krida Pemandu Wisata adalah salah satu Krida Saka Pariwisata, yang bertujuan memberikan kecakapan bagi Pramuka untuk dapat berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.
1.2. LINGKUP SYARAT KECAKAPAN KHUSUS (SKK) KRIDA PEMANDU WISATA
Krida Pemandu Wisata, terdiri atas4 (empat) SKK :
1) SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
2) SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata (tour planner)
3) SKK Pemanduan Perjalanan Wisata (tour guide)
4) SKK Pemimpin Perjalanan Wisata (tour leader)
1.3. MATERI AJAR KRIDA PEMANDU WISATA
1.3.1. SKK PENGETAHUAN DAYA TARIK WISATA
1.3.1. Pengertian:
SKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata merupakan syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan individu anggota pramuka untuk dapat memiliki wawasan dan pengetahuan mengenai keragaman daya tarik wisata dan pengelolaan/ pemanfaatannya sebagai bagian dari syarat kecakapan khusus untuk pemanduan wisata.
1.3.2. Tujuan:
Agar anggota pramuka memiliki bekal dan materi mengenai daya tarik wisata sebagai dasar pengembangan paket wisata dan pemanduan wisata.
1.3.3. Materi Ajar Skk Pengetahuan Daya Tarik Wisata
Materi ajar SKK pengetahuan daya tarik wisata mencakup:
A. Pengertian Daya Tarik Wisata
B. Pengetahuan tentang jenis-jenis daya tarik wisata (Alam, Budaya, dan Buatan)
C. Pengetahuan tentang karakteristik dan keunikan suatu daya tarik wisata
D. Pengetahuan tentang jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari jenis daya tarik wisata.
E. Pengetahuan tentang jenis-jenis wisata (wisata bahari, wisata budaya, wisata kuliner, wisata religi dsb).
4
PENJABARAN MATERI AJAR:
A. PENGERTIAN DAYA TARIK WISATA
A.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
1) PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
2) PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat memberikan contoh arti daya tarik wisata (minimal
3) PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
4) PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat memberikan contoh posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
A.2. Materi
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
B. PENGETAHUAN TENTANG JENIS-JENIS DAYA TARIK WISATA
B.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaanmateri ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Mengerti dan dapat memberikan contoh masing-masing jenis daya tarik wisata (minimal 3)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Mengerti dan dapat menjelaskan contoh–contoh masing-masing jenis daya tarik wisata (minimal 2)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan daya tarik wisata yang ada di daerahnya.
5
B.2. Materi
Jenis-Jenis Daya Tarik Wisata terdiri dari 3 (tiga) kategori:
1) Daya tarik wisata alam adalah daya tarik wisata yang berupa keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam.Daya tarik wisata alam selanjutnya dapat dijabarkan, meliputi:
a) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di wilayah perairan laut, yang berupa antara lain:
o bentang pesisir pantai; contoh : pantai Kuta, pantai Pangandaran, pantai Gerupuk – Aan, dan sebagainya.
o bentang laut (baik perairan di sekitar pesisir pantai maupun lepas pantai yang menjangkau jarak tertentu yang memiliki potensi bahari);contoh : perairan laut Kepulauan Seribu, perairan laut kepulauan Wakatobi, dan sebagainya
o kolam air dan dasar laut;contoh : taman laut Bunaken, taman laut Wakataboi, taman laut dan gugusan pulau-pulau kecil Raja Ampat, atol pulau Kakaban, dan sebagainya.
b) Daya tarik wisata alam yang berbasis potensi keanekaragaman dan keunikan lingkungan alam di wilayah daratan, yang berupa antara lain:
o pegunungan dan hutan alam/ taman nasional/ taman wisata alam/ taman hutan raya (Contoh : TN gunung Rinjani, TN Komodo, TN Bromo – Tengger – Semeru, dsbnya).
o perairan sungai dan danau (contoh : danau Toba, danau Maninjau, danau Sentani, sungai Musi, sungai Mahakam, situ Patengan).
o perkebunan; contoh : agro wisata Gunung Mas,dsbnya.
o pertanian; contoh : area persawahan Jatiluwih, dsbya.
o bentang alam khusus(gua, karst, padang pasir, dan sejenisnya); contoh : Karst Gunung Kidul, Karst Maros.
2) Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata berupa hasil olah cipta, karsa, dan rasa manusia sebagai makhluk budaya. Daya tarik wisata budaya selanjutnya dapat dijabarkan, meliputi:
a) Daya tarik wisata budaya yang bersifat berujud (tangible); yang berupa antara lain :
o cagar budaya; yang meliputi : bangunan atau komplek percandian, keraton, situs purbakala/ artefak historis (a.l: tugu/ monumen), museum, kota tua, dan sejenisnya. Contoh : Candi Borobudur, Keraton Kasunanan Surakarta, Komplek
6
Trowulan, Monumen Tugu Pahlawan, Museum Nasional, Kuta Tua Jakarta – Sunda Kelapa, dsbnya.
o perkampungan tradisional dengan adat dan tradisi budaya masyarakat yang khas; (misalnya: kampung Naga, perkampungan suku Badui, desa Sade, desa Penglipuran)
o museum, galeri seni, rumah budaya, dll.
b) Daya tarik wisata budaya yang bersifat tidak berujud (intangible), yang berupa antara lain:
o Kehidupan adat dan tradisi masyarakat dan aktifitas budaya masyara-kat yang khas di suatu area/ tempat; (misalnya: Sekaten, Karapan sapi, Pasola, pemakaman Toraja, Ngaben, pasar terapung, Kuin, dan sejenisnya).
o Kesenian; contoh : kesenian angklung, kesenian sasando, kesenian reog, dsb.
3) Daya tarik wisata hasil buatan manusia adalah daya tarik wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya di luar ranah wisata alam dan wisata budaya. Daya tarik wisata hasil buatan manusia/ khusus, selanjutnya dapat dijabarkan meliputi antara lain:
fasilitas rekreasi dan hiburan/taman bertema; yaitu fasilitas yang berhubungan dengan motivasi untuk rekreasi, hiburan/ entertainment maupun penyaluran hobby; contoh: taman
bertema (theme park)/ taman hiburan (kawasan Trans Studio, TI Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah).
fasilitas peristirahatan terpadu (integrated resort); yaitu kawasan peristirahatan dengan komponen pendukungnya yang membentuk kawasan terpadu; misalnya :kawasan Nusa Dua resort, kawasan Tanjung Lesung, dan sebagainya.
fasilitas rekreasi dan olah raga, misalnya: kawasan rekreasi dan olahraga (kawasan Senayan), kawasan padang golf, area sirkuit olah raga.
C. KARAKTERISTIK DAN KEUNIKAN SUATU DAYA TARIK WISATA
C.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 2)
7
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 3)
E. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata yang ada di daerahnya
C.2. Materi
1) Pengertian Karakteristik dan Keunikan suatu Daya Tarik Wisata
Karakteristik dan Keunikan suatu Daya Tarik Wisata adalah ciri khas yang dimiliki oleh sebuah objek wisata yang menjadi tujuan utama wisatawan untuk menikmatinya dan sebagai pembeda dengan objek wisata yang lainnya.
2) Contoh beberapa Jenis karakteristik dan keunikan daya tarik wisata
a) Wisata Bahari
Keunikan atau ciri khas yang dimiliki sebuah wisata bahari. Misalnya keunikan wisata bahari Raja Ampat adalah memiliki gugusan pulau-pulau kecil, pantai yang masih terjaga keasliannya dan keindahan bawah laut yang masih alami (untuk snorkeling/penyelaman).
b) Wisata Budaya
Keunikan atau ciri khas yang dimiliki sebuah Wisata Budaya. Misalnya paket wista budaya di Yogyakarta yang memiliki keunikan yang khas dibandingkan dengan daerah lain. Wisata budaya di Yogyakarta ini mengenalkan sejarah dan budaya Yogyakarta yang meliputi tour di Kraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, Istana Air Tamansari, Makam Kotagede, Makam Imogiri, dll.
c) Wisata Kuliner
Keunikan atau ciri khas yang dimiliki sebuah Wisata Kuliner. Misalnya menikmati makanan khas Yogyakarta yaitu gudeg di sepanjang jalan Malioboro sambil menikmati suasana Yogyakarta di malam hari.
d) Wisata Religi
Keunikan atau ciri khas yang dimiliki sebuah Wisata Religi. Misalnya paket wisata mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah religi seperti Sendang Sono, Makam Wali Songo, Candi Borobudur, Masjid Demak, Masjid Kudus, dan lain sebagainya.
8
D. PENGETAHUAN TENTANG KEGIATAN WISATA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DARI SETIAP JENIS DAYA TARIK WISATA.
D.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 2)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 3)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata yang ada di daerahnya
D.2. Materi
1) Pengertian Kegiatan Wisata
Kegiatan Wisata adalah usaha yang bertujuan untuk menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan
atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
2) Contoh beberapa Jenis kegiatan wisata
a) Daya tarik wisata Alam Bahari
Jenis kegiatan yang bisa dikembangkan terhadap daya tarik wisata Bahari antara lain:
Water sport / olahraga air (volli pantai, bola pantai, jetski, selancar, layar, menyelam/ dibing, snorkeling, coral viewing, dll)
Water game / permainan air (parasailing, snorkeling, diving, memancing, banana boat, paragliding, dll)
b) Daya tarik wisata Alam Hutan dan pegunungan
Jenis kegiatan yang bisa dikembangkan terhadap daya tarik wisata alam hutan dan pegunungan antara lain:
Hiking, trekking,
River rafting
Bird watching
Mountainering
Fotografi
Dsb
9
c) Daya tarik wisata Budaya peninggalan sejarah
Jenis kegiatan yang bisa dikembangkan terhadap daya wisata Budaya peninggalan sejarah antara lain:
Fotografi
Apresiasi keunikan artefak
Penelitian arkeologis, dsb
E. PENGETAHUAN TENTANG JENIS TEMAWISATA
E.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan tema wisata (minimal 2)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan tema wisata (minimal 5)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan jenis tema wisata di daerahnya
E.2. Materi
Pengertian jenis tema wisata adalah pengelompokan/ penggolongan tipe pariwisata berdasarkan sumberdaya wisatanya.
1) Pengertian beberapa Jenis Wisata
a) Wisata Budaya
Yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan–kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan–kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya.
b) Wisata Maritim atau Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, lebih–lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan mendayung, melihat–lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah–daerah atau negara–negara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti misalnya Pulau–pulau Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, pantai Pulau Bali dan
10
pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pula wisata tirta.
c) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi)
Untuk jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha–usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang–undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan kembang beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh–tumbuhan yang jarang terdapat di tempat–tempat lain. Di Bali wisata Cagar Alam yang telah berkembang seperti Taman Nasional Bali Barat dan Kebun Raya Eka Karya.
d) Wisata Konvensi
Yang dekat dengan wisata jenis politik adalah apa yang dinamakan wisata konvensi. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan–ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Jerman Barat misalnya memiliki Pusat Kongres Internasiona (International
Convention Center) di Berlin, Philipina mempunyai PICC (Philippine International Convention Center) di Manila dan Indonesia mempunyai Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk tempat penyelenggaraan sidang–sidang pertemuan besar dengan perlengkapan modern. Biro konvensi, baik yang ada di Berlin, Manila, atau Jakarta berusaha dengan keras untuk menarik organisasi atau badan–badan nasional maupun internasional untuk mengadakan persidangan mereka di pusat konvensi ini dengan menyediakan fasilitas akomodasi dan sarana pengangkutan dengan harga reduksi yang menarik serta menyajikan program–program atraksi yang menggiurkan.
e) Wisata Pertanian (Agrowisata)
Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat–lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur–mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
f) Wisata Buru
Jenis ini banyak dilakukan di negeri–negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan,
11
seperti berbagai negeri di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. Di India, ada daerah–daerah yang memang disediakan untuk berburu macan, badak dan sebagainya, sedangkan di Indonesia, pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur dimana wisatawan boleh menembak banteng atau babi hutan.
g) Wisata Ziarah
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat.Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat–tempat suci, ke makam–makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ziarah ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula untuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah. Dalam hubungan ini, orang–orang Khatolik misalnya melakukan wisata ziarah ini ke Istana Vatikan di Roma, orang–orang Islam ke tanah suci, orang–orang Budha ke tempat–tempat suci agama Budha di India, Nepal, Tibet dan sebagainya. Di Indonesia banyak tempat–tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat–umat beragama tertentu, misalnya seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Basakih di Bali, Sendangsono di Jawa Tengah, makam Wali Songo, Gunung Kawi, makam Bung Karno di Blitar dan sebagainya. Banyak agen atau biro perjalanan menawarkan wisata ziarah ini pada waktu–waktu tertentu dengan fasilitas akomodasi dan sarana
angkuatan yang diberi reduksi menarik ke tempat–tempat tersebut di atas.
Sesungguhnya daftar jenis–jenis wisata lain dapat saja ditambahkan di sini, tergantung kapada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negeri yang memang mendambakan industri pariwisatanya dapat meju berkembang. Pada hakekatnya semua ini tergantung kepada selera atau daya kreativitas para ahli profesional yang berkecimpung dalam bisnis industri pariwisata ini. Makin kreatif dan banyak gagasan–gagasan yang dimiliki oleh mereka yang mendedikasikan hidup mereka bagi perkembangan dunia kepariwisataan di dunia ini, makin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan bagi kemajuan industri ini, karena industri pariwisata pada hakikatnya kalau ditangani dengan kesungguhan hati mempunyai prospektif dan kemungkinan sangat luas, seluas cakrawala pemikiran manusia yang melahirkan gagasan–gagasan baru dari waktu–kewaktu. Termasuk gagasan–gagasan untuk menciptakan bentuk dan jenis wisata baru tentunya.
12
Kerangka penilaian tentang penguasaan pengetahuan Daya Tarik Wisata
No. Nama Objek
Diskripsi Singkat
Lokasi dan
Aksesibilitas
Keunikan Daya Tarik
Kegiatan Pengelolaan
Dapat menyebutkan dan menjelaskan nama objek
Dapat menjelaskan objek wisata tersebut selengkapnya (misalnya dengan rumus what, when, where, who, how)
Dapat menjelaskan tempat / lokasi objek wisata tersebut, rute, jarak tempuh dan menggunakan transportasi apa saja untuk bisa mencapainya
Dapat menyebutkan keunikan atau cirri khas yang dimiliki objek wisata tersebut. Misalnya unik karena ceritanya (intangible) , unik karena bentuknya (tangible), menjadi satu-satunya,
Dapat menjelaskan kegiatan apa saja yang bisa dilakukan Misalnya, melihat tarian, mengerjakan membuat kerajinan, dll
Dapat menjelaskan pengelolaan tempat wisata tersebut. Misalnya: jam buka/tutup, retribusi, tata tertib, contact person, alamat, dll
Semakin banyak atau lengkap pramuka dapat mengisi matriks tersebut semakin baik pula penilaiannya.
F. PENGALAMAN PEMBINAAN
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penggalang untuk memperoleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak untuk memperoleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
13
1.3.2. SKK PENYUSUNAN PROGRAM PERJALANAN WISATA (Tour Planner)
1.3.2.1. Pengertian:
Merupakan syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan individu anggota pramuka untuk dapat menyusun program perjalanan wisata sebagai bagian dari syarat kecakapan khusus untuk pemanduan wisata.
1.3.2.2. Tujuan:
Agar anggota pramuka memiliki bekal dan materi pengetahuan penyusunan program perjalanan wisata.
1.3.2.3. Materi Ajar SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata
Materi ajar SKK Penyusunan Program Perjalanan Wisata mencakup:
A. Pengetahuan tentang Paket Wisata
B. Pengetahuan tentang Teknik Penyusunan Paket Wisata
C. Pengetahuan tentang Jalur Wisata (Rute)
D. Pengetahuan Tentang Produk Program Perjalanan Wisata/ Paket Wisata
E. Pengetahuan tentang Menghitung Biaya dan Kuotasi Harga Paket Wisata
PENJABARAN MATERI AJAR
A. PENGETAHUANTENTANG PAKET WISATA
A.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian paket wisata
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian paket wisata dan komponen dalam suatu paket wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan dan memberikan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata (minimal 2)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata di daerahnya
14
A.2. Materi
1) Pengertian
Pengadaan beberapa fasilitas atau pelayanan yang dibutuhkan wisatawan dalam satu kesatuan yang dibutuhkan wisatawan dalam satu kesatuan kemasan dapat disebut sebagai paket wisata. Paket Wisata merupakan produk wisata yang dibuat, ditawarkan atau dijual oleh perencana perjalanan (tour operator) kepada wisatawan, yang dapat meliputi:
a) Paket wisata yang dibuat sudah jadi (Ready Made Package Tour)
b) Paket wisata yang dibuat menyesuaikan (Tailor Made Package Tour)
c) Paket-paket wisata untuk liburan
2) Potensi, Sarana, dan Pasar
Paket wisata akan disusun berdasarkan pada potensi, sarana, dan pasar
a) Potensi: menyangkut berbagai hal yang terkait dengan daya dukung atau kemampuan untuk penyusunan suatu paket wisata. Misalnya “infrastruktur” daya tarik obyek, tema dan manfaat kegiatan.
b) Sarana: Berbagai kemudahan dan fasilitas yang ada (misal: sarana pokok, sarana penunjang, sarana pelengkap).
c) Pasar: Identifikasi pasar sangatlah penting agar produk yang dijual bisa laku. Ada dua kutub yang saling melakukan daya tarik sehingga terjadi interaksi. Satu pihak adalah PRODUK; maka orang yang mementingkan ini disebut product oriented, satunya lagi adalah PASAR; maka orang yang selalu mengutamakan ini disebut orang memikirkan
keduanya (produk dan pasar). Produsen melihat kemauan pasar dan produk yang dibuat atau dipaketkan akan sesuai dengan selera.
3) Efisiensi Waktu, Efisiensi Biaya, dan Kualitas Produk
Bagaimanapun keberadaan paket wisata itu ketika disusun atau dibuat dan dilaksanakan harus memperhatikan efisiensi (biaya dan waktu), dan kualitas produk.
a) Efisiensi waktu : Berkenaan dengan jumlah hari libur dan jumlah waktu yang dimiliki yang hendaknya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
b) Efisiensi Biaya : Efektifitas penggunaan biaya atau dana
c) Kualitas Produk : Dapatkah produk itu dinikmati dengan baik atau sebaliknya
4) Nyaman, Menyenangkan, dan Aman
Faktor nyaman, menyenangkan, dan aman sangatlah penting dan merupakan daya dukung potensial atas berhasilnya pelaksanaan konsumsi produk wisata.
a) Nyaman: Ketika berada di suatu daerah tujuan wisata merasa “nyaman” karena di daerah tersebut lingkungannya bersih, rapi, tertib, segar dan sehat
b) Menyenangkan: Apa yang dilakukan di suatu daerah tujuan wisata dapat menyukakan hati atau dapat member kepuasan.
c) Aman: Dalam konsep Sapta Pesona pariwisata, maksudnya adalah memperoleh keselamatan, terlindung dan bebas dari tindak kejahatan; terserang penyakit menular; kecelakaan yang disebabkan oleh perlengkapan
15
dan fasilitas yang kurang baik, gangguan oleh sikap penduduk (masyarakat) yang tidak bersahabat, dll.
B. PENGETAHUAN TENTANG TEKNIK PENYUSUNAN PAKET WISATA
B.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelasakan pengertian teknik penyusunan paket wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan komponen dalam penyusunan paket wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan memberikan contoh masing-masing teknik penyusunan
B.2. Materi
1) Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Setelah mengkualifikasi “client” dan kebutuhan-kebutuhan mendasar, demikian pula menganalisa pasar Tour Operatorakan menyusun paket wisata dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Mengetahui tujuan melakukan perjalanan
Adalah menentukan motivasi. Mengapa atau untuk apa melakukan perjalanan? Apakah untuk perjalanan leisure(pelesiran), atau perjalanan commercial(bisnis), atau yang lain.
b) Mengetahui sifat dan karakteristik “customer”
Hal ini antara lain berkenaan dengan:
Umur
Jenis Kelamin
Bahasa atau kebangsaan
Pekerjaan atau profesi
c) Melihat kemampuan ekonomi (“disposable income”)
Adalah kemampuan biaya yang sanggup dikeluarjan pada saat perjalanan dilakukan. Berdasarkan kemampuan ekonomi (“disposable income”) ini terdapatpenggolongan jenis tour, yaitu:
“Tour” kategori istimewa (“de luxe”)
Untuk kategori ini wisatawan sanggup mengeluarkan biaya tinggi karena menginginkan fasilitas dan pelayanan yang terbaik.
“Tour”kategori menengah (“standart”)
Dengan biaya yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah.
16
“Tour”kategori sederhana (“budget”)
Dengan biaya (budget) yang sungguh-sungguh diperhitungkan.
d) Memahami Identifikasi Waktu
Adalah berkenaan dengan jumlah waktu sehingga pengaturannya (penyusunan program acara tour) harus menyesuaikan dengan jumlah waktu itu.
e) Menentukan “Itinerary”, kondisi tour, dan biaya
Itinerary: adalah rencana perjalanan yaitu: program-acara perjalanan dari mulai kedatangan, kemudian tour, lalu akhir perjalanan (keberangkatan ke destinasi lain).
Kondisi tour: adalah menunjuk pada fasilitas dan pelayanan apa saja yang termasuk dalam harga (what’excluded/included)
Biaya: menghitung harga paket wisata sesuai dengan program perjalanan (itinerary) dan kondisi tour (tour condition) dengan menghitung terlebih dahulu setiap komponen fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan (transport, akomodasi, meals, objek kunjungan, pemandu, dll) dan jumlah minimal peserta (pax=wisatawan), demikian pula lama perjalanan.
2) Komposisi Paket Wisata
a) Komposisi paket wisata dapat meliputi:
b) Jasa angkutan udara x jasa akomodasi
c) Jasa akomodasi x jasa tour
d) Jasa akomodasi x jasa tour x jasa angkutan udara
e) Jasa akomodasi x jasa tour x jasa meals
3) All Inclusive and Semi Inclusive
Hal ini berhubungan dengan condition of tour.Suatu paket wisata disebut All inclusive apabila di dalam paket yang ditawarkan termasuk:
a) Pengangkutan (transport) dari asal ke tujuan kembali ke asal
b) Akomodasi selama dalam paket
c) Pelayanan penjemputan (Transfer in) dan pelayanan pengantaran (Transfer Out)
d) Kebutuhan makan/minum (Meals) ditanggung selama dalam paket (Full Board)
e) Tour(sesuai dengan acara dalam paket)
f) Land/local Transport (dari dan ke objek)
g) Pajak airport (Airport Taxes)
Pengurangan dari sejumlah pelayanan dan pengadaan fasilitas di atas (All Inclusive) disebut Semi Inclusive
4) Peristilahan dan Nama-nama Paket
Terdapat beberapa istilah yang sering muncul dalam paket wisata berkenaan dengan tarif dalam suatu paket wisata:
a) Sharing basic: satu kamar dihuni bersama
b) Sharing twin: satu kamar double dihuni 2 (dua) orang
c) Sharing triple : satu kamar triple dipakai untuk 3(tiga) orang
d) Sharing occupancy : satu kamar dihuni sendiri
17
e) Singgle supplement : tambahan pembayaran apabila konsumen mau menempati satu kamar sendiri
f) Single traveler: seorang yang bepergian sendiri. Dalam pengertian pembeli paket wisata hanya seorang diri.
5) Kepentingan Promosi
Dalam upaya untuk mempromosikan suatu produk (wisata) diperlukan beberapa sarana, antara lain berupa: brosur, leaflet, pamphlet, dll. Kepentingan promosi dimaksud, adalah:
Menginformasikan produk
Mempengaruhi konsumen untuk membeli
Mengingatkan konsumen akan nama perusahaan
Ketiga hal di atas harus mencakup data-data teknis yang penting, seperti:
Frekuensi Tour
Tempat tujuan
Adanya suasana yang menyenangkan
Lamanya perjalanan
Harga atau besarnya biaya yang diperlukan
Jadwal perjalanan
Keadaan-kedaan umum (cuaca, iklim, dll)
6) Jenis Paket Wisata, In-Bound and Out-Bound Tour
Jenis paket wisata :
Paket wisata yang dibuat sudah jadi
Paket wisata yang dibuat menyesuaikan
Paket wisata yang dibuat untuk liburan
In-Bound Tour : Mengatur pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan yang masuk – dating dari bagian Negara lain atau mereka berasal (incoming)
Out-Bound Tour : Menawarkan untuk pergi ke tempat wisata atau Negara lain kepada calon pembeli dengan paket wisata yang terencana atau berdaarkan permintaannya sendiri (out-going)
7) Pengetahuan Tentang Ciri-Ciri Pokok Paket Wisata
Agar dapat lebih memahami bahwa produk wisata (paket wisata) itu merupakan “produk” yang bersifat “non-mobile”, artinya konsumen yang datang kepada produk, dibawah ini adalah ciri-ciri pokok paket wisata:
a) Tidak bisa dibawa kepada konsumen. Konsumen harus dating sendiri menikmati produk itu.
b) Produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan. Namun, jati diri Tour operator sangatlah berperan.
c) Tidak ada standart objektif. Disebabkan oleh berbagai bentuk pelayanan pariwisata. Tidak memiliki standar ukuran fisik, tetapi standar pelayanan untuk suatu criteria tertentu.
d) Tidak bisa disimpan. Harus dinikmati pada saat itu juga.
e) Tidak bisa dicicipi atau menguji sebelumnya. Namun dapat melihat dan membaca brosur-brosur dan gambar-gambar.
f) Mengandung resiko besar. Misalnya jika terjadi perubahan karena pergolakan politik, ekonomi, social, bencana alam.
g) Lebih tergantung kepada “tangan manusia” sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin
18
C. PENGETAHUAN TENTANG JALUR WISATA (RUTE WISATA)
C.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang jalur wisata dalam konteks paket wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (2)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (5)
C.2. Materi
a) Pengertian Tentang Jalur Wisata (Rute Wisata)
Jalur Wisata / Rute adalah jarak atau arah yg harus diturut (ditempuh, dilalui) dalam pengemasan paket wisata
b) Aspek-Aspek dalam perencanaan Jalur Wisata (Rute Wisata)
1. Atraksi
Adalah berbagai hal yang dimiliki objek wisata yang merupakan daya tarik wisatawan di daerah tujuan wisata sepertiseni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, atau hiburan.
2. Aksesibilitas
Adalah segala hal yang dapat dijadikan akses dalam kegiatan wisata, seperti moda angkutan, jenis transportasi, kemudahan jalan, dll
3. Amenitas / fasilitas pendukung
Adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan selama aktifitas wisata
4. Aktifitas
Adalah berkaitan dengan pengemasan kegiatan yang dapat didasarkan kepada waktu, tema, event, atau bauran (campuran)
5. Durasi waktu
Adalah waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan wisata baik selama perjalanan menuju objek, di objek, dan kembali dari objek wisata.
6. Jumlah obyek yang dilewati
Adalah banyaknya objek wisata yang dilewati atau dikunjungi.
7. Keunikan atau karakteristik masing-masing obyek
Adalah ciri khas yang dimiliki masing-masing objek wisata yang berbeda dengan objek wisata yang lain. (Keunikan alam, budaya, makanan, social, dll)
19
8. Sistem pengelolaan obyek
Adalah cara mengelola sebuah objek wisata sehingga berjalan dengan baik. (siapa pengelola, kontribusi, tata tertib, pengelola dan kontak person)
c) Pola Pengembangan Jalur Wisata
Pola umum yang ada dalam sebuah jalur wisata adalah:
1. Single loupe
Adalah pola perjalanan wisata satu arah dimana jalur berangkat dan tempat wisata yang dilewati wisatawan sama dengan jalur pulangnya.
Ilustrasi:
Hub : Tempat mulai rute (starting point)
A-B-C-D : Objek Wisata yang dilalui
: Arah rute (berangkat dan pulang)
2. Continuous loupe
Adalah pola perjalanan wisata dimana jalur wisata yang dilewati tidak kembali ke tempat wisata asal, namun di akhir tujuan wisata wisatawan akan langsung kembali ke Negara asal atau melanjutkan ke destinasi berikutnya.
Hub : Tempat mulai rute (starting point)
A-B-C-D : Objek Wisata yang dilalui
: Arah rute (berangkat dan pulang)
3. Multi loupe
Adalah pola perjalanan wisata menerus dimana jalur dan tempat wisata yang dilewati wisatawan sampai ke tempat asal (hub) kembali.
Hub : Tempat mulai rute (starting point)
A-B-C-D : Objek Wisata yang dilalui
: Arah rute (berangkat dan pulang)
d) Contoh Jalur Wisata
HU
B A B C D
HU
B A B C
Pulang /
next
destination
HU
B
A B
C
D
20
No ROUTE
(JALUR WISATA)
OBJEK TEMA & AKTIFITAS AKSES & AMENITAS PENGEMBANGAN & PENGELOLAAN
1 Yogya
Kotagede Yogya
Situs peninggalan sejarah kerajaan Mataram Kuno
Aktifitas budaya & social masyarakat local
- Kesenian
- Tradisi
- Daily Life
Cultural & Heritage tour program
Living Culture di Kotagede
Terdapat pasar yang dapat mewakili potret aktivitas masyarakat setempat
Fasilitas parker yang belum memadai
Outlet“souvenir dan makanan khas
Kios-kios minum
Restaurant Omah Duwur
Pusat kerajinan perak dan emas
Transportasi umum, becak, andhong, pribadi
Alur Kunjungan dapat dimulai dari Pasar Kotagede kemudian masuk ke komplek situs peninggalan sejarah kerajaan Mataram Kuno kemudian masuk ke lingkungan masyarakat setempat via jalan senggol
Wisata berkelanjutan dan bertanggungjawab dapat dibangun melalui pemberdayaan masyarakat lokal
2 Yogya Solo
Semarang Yogya
Kraton Yogya
Situs Kotagede
Candi Prambanan
Candi Borobudur
Selo dan Lereng gunung Merapi
Desa Senggi
Desa Candirejo
Kraton Surakarta
Jelajah alam & budaya
- Borobudur Triangle Tour
- The Soul of Solo & Yogya Package Tour
- An Unforgettable Cultural Evening
- Mount Menoreh Thrill & Borobudur Tour
Natural and based Community Tour Program
Living Culture
Akses jalan dan infrastruktur cukup memadai
Fasilitas penunjang seperti Hotel, restaurant, outlet penjualan barang untuk wisatawan dan kebutuhan-kebutuhan lain cukup memadai
Pusat-pusat layanan informasi perlu ditingkatkan
Aspek kelembagaan untuk pengembangan & pengelolaan membutuhkan SDM yang berpengetahuan luas, memiliki ketrampilan yang mumpuni dan tindakan etika yang memadai
Promosi dan pemasaran
Pemberdayaan masyarakat lokal
3 Yogya Surabaya
Bromo
Kalibaru
Banyuwangi
BaliYogya
Solo & sekitarnya
Situs Purbakala Trowulan
Pantai Pasuruhan
Sentra Industri Mebel di Kraton
Kawasan Bromo-Tengger-Semeru
Jelajah wisata alam
Sunrise di Bromo
Living culture masyarakat Tengger
Adventure Tour
Bali tour program
Wisata Penyu di Sukamade
Kemah wisata
Akomodasi cukup
Fasilitas wisata bahari & berselancar perlu ditingkatkan
Sarana transportasi memadai (darat/laut/udara)
Guidence lines
Rest Area
Atraksi kesenian perlu ditingkatkan
Retribusi yang pasti & legal (tidak ada pungutan liar)
Perlu disusun paket-paket wisata yang sesuai dan laku
Peningkatan kelembagaan
SDM
Promosi dan pemasaran
Pemberdayaan masyarakat local
21
No ROUTE
(JALUR WISATA)
OBJEK TEMA & AKTIFITAS AKSES & AMENITAS PENGEMBANGAN & PENGELOLAAN
Kalibaru-Sukamade
Alas Purwo
Muncar
Nggrajangan
Kawah Ijen
Kawasan Perkebunan
Lengger
Wisata budaya
Berselancar
Jelajah perkebunan
Wisata pantai
Jelajah hutan
Camping Ground
Pemandu/instruktur
Perlu pusat-pusat layanan informasi
SOP
Pengadaan & Pengelolaan Jalur Alternatif
22
D. PENGETAHUAN TENTANG PRODUK PROGRAM PERJALANAN WISATA/ PAKET WISATA
D.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan pengertian produk program perjalanan wisata / paket wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan contoh produk program perjalanan wisata / paket wisata (minimal 2)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu membuat dan menjelaskan perencanaan produk program perjalanan wisata / paket wisata
D.2. Materi
a) Jenis atau tipe produk dan pelayanan wisata meliputi:
Akomodasi
Transport
Persewaan Kendararaan
Atraksi
Paket wisata (tour)
Katering
Hiburan
Fasilitas konvensi
Pelayanan khusus (special service)
Sejumlah tipe atau jenis produk ini dapat diperuntukkan bagi sejumlah pelayanan wisata:
Paket-paket konvensi
Special events
Paket-paket wisata
Itinerary wisata insentif
Paket-paket wisata series
Terjadinya inisiatif produk akan sangat tergantung pada mekanisme pelaksanaan tindakan manajemen dalam:
Perencanaan kegiatan usaha
Fokus tindakan pemasaran
23
b) Secara procedural pembuatan produk wisata dapat terjadi atas tindakan:
Customer meminta kepada Travel Agentsesuai dengan yang diinginkan. Kesesuaian ini meliputi: budget, biaya, produk yang dikehendaki, ketersediaan waktu, aspek kemanfaatan atas tindakan mengkonsumsi produk.
Travel agent menghubungi pihak pemasok (hotel, transport, restoran, objek, dll) untuk menyusun atau membuat suatu produk.
Travel agent kemudian mengajukan usulan produk kepada customer dalam suatu tindakan professional dan juga memperhatikan persyaratan perusahaan.
Dengan demikian produk disampaikan kepada customer.
Bagan alur hubunganpekerjaan tersebut ditunjukkan dengan gambar berikut:
c) Kriteria untuk pembuatan suatu produk (tour) meliputi pertimbangan sebagai berikut:
Budget
Berkenaan dengan jumlah dana atau biaya yang dimiliki customer dan kemampuan membelanjakannya
Product Service Preverences
Berkenaan dengan jenis produk dan pelayanan yang diinginkan customer.Misal: hotel bertaraf internasional, restoran terkenal, maskapai penerbangan spesifik, dll
Time Constraints
Berkenaan dengan jumlah waktu yang dimiliki customer dan bagaimana ia ingin mengaturnya.
Practicality
Sejauh mana aspek praktisnya berkesan dengan harga, waktu, berbagai kemudahan yang diperlukan, dan aspek kenyamanan mengkonsumsi produk bagi customer.
Berikut contoh membuat paket wisata:
Form to developing the tour product
No Item Description
1 Name of product (tour)
Sebutkan nama atau tema tour
2 Type of tour Misal: Privat, seat in coach,
Tour
Operator
Client Suppliers
Product
24
No Item Description
dll
3 Tour duration Sebutkan lama tour
4 Tour Description
(Itinerary)
Day 1: _______
Day 2: _______
Day 3: _______
Berisi tentang rencana program/acara
5 Price/pax Sebutkan harga paket / per orang
6 Terms and condition
What’s included
What’s excluded
Payment
Cancelation policy
Contact person and address
Berisi tentang keterangan-keterangan yang diperlukan seperti paket sudah termasuk atau biaya diluar paket, cara pembayaran, peraturan-peraturan, nomer yang bisa dihubungi, alamat, dll
7 Other Information Keterangan hotel, transport yang digunakan, dll
E. PENGETAHUAN TENTANG MENGHITUNG BIAYA DAN KUOTASI HARGA PAKET WISATA
E.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian penghitungan paket wisata dan kedudukannya dlm penyusunan program perjalanan wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penghitungan paket wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu membuat dan menjelaskan penghitungan paket wisata di daerahnya
E.2. Materi
Berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu kegiatan perjalanan (tour) dapat dihitung dari harga (biaya) perkomponen kebutuhan selanjutnya akan dapat dibuat kuotasi harga (tour)
25
1) Per Komponen Kebutuhan
Adalah setiap komponen fasilitas dan pelayanan yang dibutuhkan ketika melakukan perjalanan. Membuat catatan yang selalu “up to date”mengenai keterangan yang memuat: Jenis, Fasilitas, dan Harga untuk setiap komponen kebutuhan akan memudahkan dalam menentukan biaya dan membuat kuotasi harga (tour). Catatan tersebut meliputi komponen kebutuhan untuk pengadaan: Akomodasi, Transport, objek kunjungan, kebutuhan makan/minum (meals), pemandu wisata, dll.
Ketika Tour Operator atau pihak pengatur perjalanan ingin menentukan biaya dan kuotasi harga tentunya telah mengetahui sejumlah tariff setiap komponen kebutuhan yang akan dihitungnya. Dibawah ini terdapat 3 (tiga) tipe tarif:
Tarif resmi sesuai dengan panduan
Tarif yang dapat disesuaikan sendiri
Tarif kontrak atau khusus
2) Formulasi menentukan biaya dan kuotasi harga (tour) per “Pax” dengan system BEPS (Break Event Point System).
F.C = Fixed Cost (Biaya Tetap)
V.C = Variable Cost (Biaya Tak tetap)
B.E.P.S. = Biaya Titik Impas
Σ. W. = Sigma/jumlah wisatawan
Q = Kuotasi Harga
Biaya Titik Impas per “Pax”
Kuotasi Harga Per “pax”
3) V.D.R = Volume Discounted rates
Adalah potongan harga yang diberikan berdasarkan volume hubungan bisnis. Makin besar volume hubungannya makin mempunyai kesempatan untuk memperoleh potongan harga V.D.R.merupakan salah satu upaya bagi Tour Operator untuk menentukan biaya dan membuat kuotasi harga (Tour) agar dapat lebih murah.
F. PENGALAMAN PEMBINAAN
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
F . Cost + V. Cost
BEPS = _________________
Σ . W
Q = BEPS + ( … % profit) + ( … %
pajak)
26
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Pengga-lang untuk memperoleh TKK Program Perjalanan Wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Mampu Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak untuk memperoleh TKK Program Perjalanan Wisata
1.3.3. SKK PEMANDUAN PERJALANAN WISATA (Tour Guiding)
1.3.3.1. Pengertian:
SKK Pemanduan Perjalanan Wisata merupakan syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan individu anggota pramuka untuk dapat menjalankan tugas sebagai pemandu wisata yang mendampingi / memandu kegiatan perjalanan wisata dari suatu rombongan wisatawan.
1.3.3.2. Tujuan:
Agar anggota pramuka memiliki bekal dan materi pengetahuan pemanduan perjalanan wisata
1.3.3.3. Materi Ajar SKK Pemanduan Perjalanan Wisata
Materi ajar SKK Penyusunan Pemanduan Perjalanan Wisata mencakup:
A. Pengetahuan tentang Eksistensi Pemandu Wisata
B. Pengetahuan tentang Transfer In dan Transfer Out
C. Pengetahuan Umum Dan Kepariwisataan Terhadap Lokasi Daya Tarik Wisata Yang Dikunjungi
D. Pengetahuan Tentang Teknik dalam Pemanduan Wisata
E. Pengetahuan Tentang Mekanisme Kerja Pemandu Wisata
PENJABARAN MATERI AJAR
A. PENGETAHUAN TENTANG EKSISTENSI PEMANDU WISATA
A.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata , fungsi dan perannya dalam penyelengga-raan paket wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
27
Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi / peran dan tugas nya dalam penyelenggaraan paket wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi/ peran, tugas dan kualifikasinya dalam penyelenggaraan paket wisata
A.2. Materi
1) Pengertian Pemandu Wisata
Maksud atau tujuan mendasar orang melakukan perjalanan wisata adalah untuk memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan dan kenangan yang mengesankan.Untuk mencapai maksud atau tujuan ini diperlukan yang disebut dengan pemanduan wisata, yang dapat berupa brosur, leaflet, majalah, peta wisata, dll.
Pemandu wisata dalam bahasa aslinya berasal dari kata pathfinder (orang yang tahu lebih dulu, atau pandu), dan mentor (orang yang mampu memberi bimbingan atau penjelasan).
Pemandu wisata adalah orang yang bertugas member penjelasan dan bimbingan kepada wisatawan, serta melayani atau membenatu apa yang menjadi kebutuhan wisatawan. Kehadirannya menjadi penting seiring dengan pencapaian tujuan orang melakukan
perjalanan wisata. Dengan kemampuyannya untuk member bimbingan dan penjelasan yang benar-benarbermakna, mudah dipahami, dan menarik ia sanggup membuat sesuatu yang sempit dan dangkal menjadi sesuatu yang luas dan mendalam.
Pemandu wisata harus secara sungguh-sungguh dapat mendiskripsikan dan mendistribusikan produk wisata dengan baik, benar, dan menarik. Untuk itulah siapapun yang ingin memiliki profesi di bidang pemanduan wisata harus benar-benar dipandu oleh pendalaman teknik dalam pemanduan wisata.
2) Fungsi / Peran Pemandu Wisata
Fungsi / peran pemandu wisata itu adalah sebagai berikut :
a) Membimbing perjalanan bersama wisatawan untuk mencapai tujuan yng telah ditentukan sesuai dengan tugas pramuwisata
b) Memberikan informasi, bila perlu menjadi penterjemah mengenai perjalanan secara keseluruhan khususnya mengenai obyek-obyek wisata yang dikunjungi
c) Memperkenalkan hal-hal yang dirasakan baru bagi wisatawan atau yang perlu diketahui serta dijumpai selama perjalanan
d) Memberikan saran kepada wisatawan untuk melakukan sesuatu tindakan atau kegiatan yang mungkin timbul dan ada sangkut pautnya dengan perjalanan yang sedang dipandunya
28
3) Tugas Pemandu Wisata atau Pramuwisata
Pramuwisata memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memahami isi dan fasilitas yang tertera dalam paket wisata
b. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen perjalanan wisata
c. Mengantar wisatawan baik rombongan maupun perorangan yang mengadakan perjalanan dengan bis, kereta api, kapal laut, pesawat terbang dan jenis transportasi lainnya
d. Memberikan penjelasan tentang rencana perjalanan wisata dan destinasi serta memberikan penjelasan tentang peraturan-peraturan /ketentuan mengenai; visa,pasport, keterangan kesehatan, akomodasi, transportasi dan lain sebagainnya
e. Memberikan petunjuk tentang destinasi yang menarik
f. Membantu wisatawan pada saat melaksanakan perjalanan wisata
g. Memberi petunjuk untuk mematuhi peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah dan instansi/perusahaan lainnya
h. Membantu menghubungi petugas terkait bila ada wisatawan sakit dalam perjalanan, kecelakaan, pencurian dan musibah lainnya
i. Menjamin kepuasan berlibur semua wisatawan secara keseluruhan
j. Merekonfirmasi/memesan komponen acara tour yang wajib
k. Memimpin pengantaran kedatangan dan keberangkatan dari tempat penginapan (check in/out)
l. Menyelenggarakan serangkaian tour termasuk tour setengah hari/sehari penuh, tour malam, tempat-tempat menarik dan tour khusus
m. Menawarkan tour optional sesuai peraturan biro perjalanan wisata
n. Membuat laporan administrasi perjalanan wisata termasuk laporan keuangan
4) Kualitas diri pemandu wisata dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak perlu dilakukan
a. Kualitas diri pemandu wisata
Dengan maksud agar diperoleh ketahanan diri dan kualitas dalam tindakan pemanduan wisata maka, pemandu wisata harus memiliki kualitas diri, sebagai berikut:
Kualitas moral
Pemandu wisata harus selalu bertindak atau bersikap santun, sopan, jujur, serta memiliki ketahanan diri untuk tidak melakukan perbuatan yang tercela.
Kualitas intelektual
Pemandu wisata harus senantiasa tekun mengolah diri untuk memiliki penguasaan pengetahuan luas karena senang belajar
Kualitas profesional
29
Pemandu wisata harus paham akan tugas dan pekerjaannya, bertanggungjawab, berdedikasi tinggi serta setia kepada tugas
Kualitas penampilan
Pemandu wisata harus senantiasa berpenampilan yang baik, rapi, dan menarik sebagai upaya untuk menampilkan karakter diri yang menyenangkan dan mengesankan
b. Kebiasaan yang tidak perlu dilakukan
Pemandu wisata terutama dalam melaksanakan tugasnya sangat tidak diperbolehkan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan sbagai berikut
Kebiasaan sebagai berikut:
Merokok
Menggerak-gerakkan anggota badan secara tidak wajar
Bersin, menguap, kentut
Mengorek-orek hidung atau telinga
Mengunyah permen karet
Mengumpat
Melepas tanggungjawab
Meminta belas kasihan
Menjelekan pihak lain
Memiliki pamrih yang tidak baik, dll
B. PENGETAHUAN TENTANG TRANSFER IN DAN TRANSFER OUT
B.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang transfer in dan transfer out
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan dalam contoh proses transfer in dan transfer out
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan proses transfer in dan transfer out
B.2. Materi
1) Layanan Pemanduan Wisata Untuk Kedatangan Wisatawan (Transfer In)
a) Nama kegiatan (Layanan untuk penerimaan kedatangan wisatawan).
b) Bentuk kegiatan, adalah “meeting service“.
c) Lokasi : Tempat kedatangan yang telah ditentukan.
30
d) Pengecekan berbagai persiapan yang diperlukan
Misal:
Transport yang akan digunakan
Nama wisatawan
Jumlah wisatawan
Asal wisatawan
Waktu, tanggal kedatangan
Program perjalanan yang akan disajikan
e) Competence to handle
Menyambut kedatangan wisatawan dengan sopan, santun, penuh rasa hormat, dan antusias.
Memperkenalkan diri kepada wisatawan.
Membantu wisatawan atas berbagai hal yang dibutuhkan, termasuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi.
Mendeskripsikan dan mendistribusikan produk tour (tour program) kepada wisatawan dengan baik dan menarik.
Menginformasikan berbagai hal yang sifatnya umum dan khusus berkenaan dengan destinasi dimana wisatawan berada.
Menginformasikan sejumlah prosedur, tata tertib yang harus ditaati dan diamalkan.
Untuk latihan Pramuka bisa melakukan tindakan praktek simulasi pemanduan wisata untuk layanan kedatangan wisatawan (transfer in).
2) Layanan Pemanduan Wisata Untuk Keberangkatan Wisatawan (Transfer Out)
a) Nama Kegiatan (layanan pemanduan wisata untuk keberangkatan wisatawan).
b) Bentuk kegiatan, adalah meeting service.
c) Lokasi (tempat keberangkatan yang telah ditentukan).
d) Pengecekan berbagai persiapan yang diperlukan
Misal:
Uniform and grooming
Transport
Waktu, tanggal keberangkatan
Rekonfirmasi. Misalnya tiket Kereta Api, Voucer, tour itinerary
Penandatanganan dokumen. Misal: Quaranty Letter, Statement Of Tour, Questionaire Comentary
Pastikan seluruh persiapan telah well-prepared.Pastikan tidak ada satu client pun yang ketinggalan.
e) Mampu untuk menangani:
Procedure – check out
Menyampaikan ucapan terimakasih kepada customer atas perhatiannyadan berharap mereka telah menikmatiprogram tour dan akan menikmati sisa waktu yang masih ada.
31
Berbagai Prosedur yang harus ditempuh berkenaan dengan keberangkatan wisatawan.
Untuk latihan Pramuka bisa melakukan tindakan praktek simulasi pemanduan wisata untuk layanan keberangkatan wisatawan (transfer out).
C. PENGETAHUAN UMUM DAN KEPARIWISATAAN TERHADAP LOKASI DAYA TARIK WISATA YANG DIKUNJUNGI
C.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan lokasi daya tarik wisata dan wilayah geografisnya (minimal 3)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografis lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannnya tujuan wisata (minimal 1)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 3)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 5)
C.2. Materi
a) Tindakan untuk memiliki pengetahuan dan wawasan tentang Daerah Tujuan Wisata sangatlah dianjurkan terutama bagi pengelola produk wisatadan tour operator. Hal demikian akan menjadi daya dukung yang tidak kecil yang memang diperlukan untuk perencanaan, pengaturan perjalanan wisata. Semakin luas dan mendalam penguasaan mengenai daerah atau kawasan tujuan wisata yang dimiliki akan semakin member peluang adanya tindakan inovativ dan kreatif dalam mengkreasi paket-paket wisata tanpa mengabaikan focus pemasaran produk.
b) Membaca karakteristik Daerah Tujuan Wisata dapat dilakukan dengan menjawab sejumlah unit-unit dasar pemahaman, sebagai berikut:
Nama daerah Tujuan Wisata
Lokasi
Posisi geografis
Lintasan sejarah
Tipe penduduk
Kehidupan sehari-hari
32
Arsitektural dan cirri khas fisik lainnya
Susunan flora dan fauna
Kegiatan Industri
Potensi wisata, meliputi keunikan dan daya tarik, akses, amenitas, dll.
Dll
D. PENGETAHUAN TENTANG TEKNIK DALAM PEMANDUAN WISATA
D.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang teknik dalam pemanduan wisata dan komponen didalamnya
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dan contoh-contohnya dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
D.2. Materi
1) Teknik Persiapan
Teknik persiapan dalam pemanduan wisata memiliki 3 (tiga) bagian penting yang harus diperhatikan:
a) Penguasaan Pengetahuan
Pemandu wisata harus memiliki penguasaan pengetahuan umum yang luas baik berkenaan dengan pengetahuan dengan pengetahuan kepariwisataan maupun penetahuan tentang ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, lingkungan, dll.
Pemandu wisata juga harus memiliki penguasaan pokok, yaitu: pengetahuan menguasai fasilitas / pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, objek dan daya tarik wisata, keimigrasian dan lainnya yang bersifat wajib.
b) Persiapan bagi Pemandu
Pemandu wisata harus memiliki persiapan yang matang sebagai upaya untuk memperoleh sukses dalm pekerjaannya. Persiapan bagi pemandu dapat dilakukan dalam dua hal, yaitu:
1. Persiapan jangka pendek, yaitu persiapan yang dilakukan karena sudah mengetahui kapan akan memandu. Persiapan jangka pendek ini meliputi: menganalisa wisatawan, mempersiapkan bahan, informasi pemanduan wisata sesuai dengan program wisata yang akan dikonsumsi, dan persiapan-persiapan teknis lainnya yang diperlukan.
33
2. Persiapan jangka panjang, yaitu persiapan yang dilakukan terus-menerus, belum mengetahui kapan akan memandu. Lebih merupakan upaya untuk melatih diri agar menjadi yang terbaik.
c) Perlengkapan dan Kelengkapan
Adalah berkenaan dengan perlengkapan dan kelengkapan bagi pemandu wisata, baik yang di rumah (misal: papan tulis, jadwal tugas, perpustakaan pribadi), maupun yang portable (misal: peta, P3K, guide book, catatan-catatan penting, dll).
2) Teknik Pelaksanaan
Ketika Pemandu Wisata melaksanakan tugas pemanduannya ia telah dibekali dengan semacam guide order(perintah kerja bagi pemandu). Isi lengkapnya: nama wisatawan, jumlah wisatawan, jadwal kegiatan, dan hal-hal lain yang terkait dengan produk wisata yang akan dikonsumsi wisatawan. Pemandu wisata harus siap dan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan tahap-tahap teknis pelaksanaan, sebagai berikut:
a) Persiapan memandu
Adalah persiapan Pemandu Wisata yang telah ditentukan sebelum memulai pemanduan. Biasanya diperlukan waktu sekitar 30 menit untuk checkingberbagai hal yang diperlukan, seperti voucer, tiket, checking transport, dan perlengkapan (kelengkapan lain-lain yang diperlukan)
b) Memulai Pemanduan
Pemandu Wisata memberi ucapan salam (greeting), ucapan selamat datang (welcoming), memperkenalkan diri (introducing), dan memberi kesan bahwa tour akan berjalan dengan baik dan lancar.
c) Dalam Perjalanan Menuju ke Objek
Pemandu Wisata memberi penjelasan atau bimbingan:
Program tour
Objek dan Daya Tarik Wisata yang akan dikunjungi
Waktu atau durasi tour
Tata tertib
Objek-objek atau daya tarik aplikatif yang dijumpai dalam perjalanan
d) Sampai di tempat tujuan
Ketika sampai di tempat tujuan Pemandu Wisata harus mampu membuat kesan bahwa kegiatan kunjungan akan berlangsung dengan baik dan lancar, memberi informasi, fasilitas / pelayanan yang dibutuhkan wisatawan, menginformasikan jumlah waktu kunjungan, teknik kunjungan, “rendez-vous“(kencan), ketemu kembali, dan hal-hal penting lainnya, lalu mengajak wisatawan menuju objek-objek dengan antusias dan menyenangkan.
e) Tiba di objek
Mencari dan menemukan tempat yang teduh atau memadai untuk memberi info atau penjelasan umum tentang objek dan tata cara kunjungan yang harus ditaati.
f) Berada di Dalam Objek
Pemandu Wisata memberi penjelasan secara detail tentang berbagai daya tarik yang ada di dalam objek secara informatif, komunikatif, dan menarik.
g) Free Time at Leisure
34
Setelah memberi penjelasan / bimbingan di dalam objek, berikutnya adalah waktu bebas sementara (Free Time at Leisure).Namun pada saat ini Pemandu Wisata tidak boleh berada jauh dari wisatawan.Tujuan pemberian waktu bebas sementara adalah agar wisatawan dapat menatap keindahan lebih dalam sambil mengabadikan keindahan tersebut.
h) Paska kunjungan dan kembali ke kendaraan
Setelah kunjungan di objek wisata berakhir wisatawan kembali ke kendaraan. Lalu pemandu mengecek apakah wisatawan sudah di kendaraan semua dan tidak ada barang yang tertinggal.
i) Meninggalkan Objek
Kesan dan pesan akan menyelimuti wisatawan setelah kunjungan di objek berakhir. Berikutnya adalah meninggalkan objek pemandu wisatamemberi penjelasan / bimbingan tentang “what will be the next“(apa berikutnya) dengan sebelumnya menyampaikan kesan dan pesan, serta kesimpulan atas kunjungan di objek.
3) Mengatasi Keluhan Wisatawan (Handling Complaint)
Pemandu Wisata harus mampu mengatasi berbagai keluhan wisatawan. Akibat terjadi permasalahan dapat menimbulkan keluhan (complaint). Permasalahan dapat disebabkan oleh faktor teknis (yang dapat diperhitungkan oleh kemampuan manusia) dan atau non teknis (tidak dapat diperhitungkan oleh kemampuan manusia).
Jenis permasalahan yang dapat menimbulkan keluhan dapat disebabkan oleh faktor:
a) Mechanical Problem
Yaitu, permasalahan yang diakibatkan oleh berbagai hal yang terkait dengan mekanik. (misalnya kendaraan mogok, mati lampu, dll)
b) Service Related to Problem
Yaitu, permasalahan yang diakibatkan oleh tindakan pelayanan yang tidak sesuai
c) Attitudinal Problem
Yaitu, permasalahan yang diakibatkan oleh tindakan etika yang tidak sopan santun, atau tindakan etika yang merugikan.
Berikut ini adalah berbagai permasalahan yang sering dihadapi Pemandu Wisata:
1. Berkaitan dengan tugas:
Keluhan kualitas pelayanan
Keluhan karena cuaca
Keluhan karena waktu terbatas
Keluhan karena objek tidak menarik
Keluhan karena gangguan keamanan
Keluhan karenainfrastruktur tidak memadai
Keluhan terhadap fasilitas penunjang
Dll
2. Persoalan dengan pihak lain, terkait dengan:
Tempat kedatangan /keberangkatan wisatawan
Pihak pengelola akomodasi
Pihak pengelola Obyek wisata
Guide lokal
Guide luar daerah provinsi
35
Pemakai jasa pemandu wisata
Maskapai penerbangan
Pengelola bandara
Penyeberangan
Pedagang asongan
Souvenir shop / gallery
Rumah makan
Pengelola transport
Pengemudi/crew
Perbankan / money changer
Postel agent
Masyarakat, dll
3. Persoalan yang bersifat intern atau kelembagaan.
Terhadap diri sendiri
Terhadap rekan seprofesi
Terhadap organisasi
Terhadap pemerintah
Terhadap berbagai perubahan yang faktual
Atas terjadinya persoalan atau perubahan yang dapat menimbulkan keluhan wisatawan pemandu wisata harus:
a. Mengutamakan wisatawan dulu
b. Bersikap tenang
c. Mengidentifikasi permasalahan atau keluhan wisatawan lalu mencari dan menemukan solusinya
d. Dalam mengatasi keluhan mengikuti prosedur yang berlaku
e. Mengimplementasikan rencana lain bila terjadi permasalahan atau perubahan yang dapat menimbulkan keluhan
f. Mengkomunikasikan perubahan kepada: wisatawan, tour operator (travel agent), pemasok(suppliers), pihak lain bila perlu, seperti polisi.
E. PENGETAHUAN TENTANG MEKANISME KERJA PEMANDU WISATA
E.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian tentang mekanisme kerja Pemandu Wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan tentang posisi dan klasifikasi pemandu wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat menjelaskan tentang kode etik dan mekanisme proses klasifikasi / sertifikasi pemandu wisata
36
E.2. Materi
1) Untuk menjadi pemandu wisata profesional
Ketika seseorang ingin menjadi pemandu wisata profesional maka ia harus mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga pemilik otoritas untuk perihal dimaksud, dengan persyaratan dan kurikulum sesuai standar kompetensi yang berlaku dan telah ditetapkan.Lalu mengikuti uji kompetensi. Setelah dinyatakan kompeten, mendapatkan lisensi, kemudian bergabung dengan organisasi yang menghimpunnya( HPI = Himpunan Pramuwisata Indonesia)
Selanjutnya pemandu wisata itu dapat memposisikan diri sebagai :
a) Pemandu wisata Payrole
Yaitu pemandu wisata yang bekerja sebagai salah satu staf biro perjalanan wisata.
b) Pemandu wisata Freelance
yaitu pemandu wisata yang bekerja tidak terkait pada salah satu biro perjalanan wisata
Pemakai jasa pemandu wisata adalah wisatawan, namun wisatawan dapat menghubungi pihak agent perantara (Travel agent, hotel, perusahaan transportasi, dll). Akan tetapi dapat pula wisatawan menghubungi langsung Pemandu Wisata lewat jaring komunikasi yang dapat di akses dengan mudah dan legal.
2) Klasifikasi Pemandu Wisata
Berdasarkan SK Menparpostel No. 2/MPPT/88, klasifikasi Pemandu Wisata meliputi:
a) Pemandu Wisata Lokal; yaitu: pemandu wisata yang bekerja di lokal objek wisata tertentu
b) Pemandu Wisata Muda; yaitu pemandu wisata yang bekerja di lingkup wilayah Kabupaten / Kodya (Tingkat II)
c) Pemandu Wisata Madya; yaitu Pemandu Wisata yang bekerja di lingkup wilayah Provinsi (Tingkat I)
d) Pengatur Wisata (Tour Leader); yaitu seseorang yang bertugas sebagai pengatur wisata dalam lingkup nasional dan internasionalsebagai pemimpin rombongan wisatawan (Tour Leader.)
3) Kode Etik Pramuwisata Indonesia dan Lencana Pramuwisata Indonesia
a) Kode Etik Pramuwisata Indonesia
Pramuwisata merupakan ujung tombak yang mengantarkan wisatawan menikmati dan mendapatkan penjelasan-penjelasan mengenai aset-aset wisata yang dikunjungi dan yang dapat mempengaruhi citra Pariwisata Indonesia secara keseluruhan.
Untuk menjalankan tugas dan disiplin Profesi Pramuwisata yang penuh tanggung jawab, maka pramuwisata harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas negara, bangsa dan kebudayaan
2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, tenang, rapi, bersih serta
37
berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan dan parfum yang berlebihan)
3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian Indonesia.
4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang baik kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi.
5. Pramuwisata mampu memahami latarbelakang asal usul wisatawan serta mengupayakan untuk menyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat istiadat yang berlaku dan ikut melestarikan objek(mencegah fandalisme)
6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang perdebatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem Politik Sosial Negara asal wisatawan.
7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar.Apabila ada hal-hal yang belum dapatdijalankan, maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya.
8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan teman seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya.
9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan.
10. Pramuwisata pada saat perpisahan mampu memberikan kesan baik agar wisatawan ingin berkunjung kembali.
b) Lencana Pramuwisata Indonesia
F. PENGALAMAN PEMBINAAN
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
38
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penggalang untuk memperoleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Penegak untuk memperoleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
1.3.4. SKK PEMIMPIN PERJALANAN WISATA (Tour Leader)
1.1.1.1. Pengertian:
SKK Pemimpin Perjalanan Wisata merupakan syarat kecakapan khusus yang berkaitan dengan kemampuan individu anggota pramuka untuk dapat menjalankan tugas sebagai pemimpin perjalanan wisata sebagai bagian dari pemanduan wisata terhadap rombongan wisatawan.
1.1.1.2. Tujuan:
Agar anggota pramuka memiliki bekal dan materi pengetahuan pemimpin perjalanan wisata
1.1.1.3. Materi Ajar SKK Pemimpin Perjalanan Wisata
Materi ajar SKK Pemimpin Perjalanan Wisata mencakup:
A. Pengetahuan tentang pengertian dan prosedur reservasi
B. Pengetahuan tentang cara penanganan dokumen perjalanan peserta perjalanan
C. Pengetahuan tentang prosedur keimigrasian dan kepabeanan
D. Teknik Berkomunikasi dalam Pemanduan Wisata
PENJABARAN MATERI AJAR
A. PENGETAHUAN TENTANG RESERVASI DAN PROSEDUR RESERVASI
A.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan pengertian Reservasi dalam perjalanan wisata
39
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata ( min 2 aspek)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata (min 4 aspek)
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan proses reservasi dalam perjalanan wisata
A.2. Materi
1) Pengertian Reservasi
Pengertian reservation tidak hanya terlepas dari fungsi dan tugas dari reservation department itu sendiri yaitu: penyediaan tempat baik sebelum tamu atau para wisatawan datang.
2) Prosedur Reservasi
Prosedur dalam melakukan reservasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menerima permintaan pemesanan kamar adalah suatu kegiatan atau proses mengumpulkan informasi atau data tentang calon tamu dan orang yang melakukan pemesanan kamar. Informasi yang diperlukan oleh pihak hotel antara lain:
a) Jenis dan jumlah kamar yang diinginkan
b) Jumlah orang yang akan menginap
c) Tanggal kedatangan & tanggal keberangkatan
d) Nama tamu yang menginap di hotel
e) Nama pemesan/ orang yang dapat dihubungi untuk tindak lanjut informasi pemesanan kamar
f) Nama perusahaan atau biro perjalanan
g) Alamat dan nomor telepon perusahaan
h) Rincian kedatangan(waktu & transportasi yang digunakan)
i) Cara pembayaran yang digunakan
j) Permintaan khusus
B. PENGETAHUAN TENTANG CARA PENANGANAN DOKUMEN PERJALANAN PESERTA PERJALANAN
B.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan dokumen perjalanan yang diperlukan untuk berwisata
40
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan fungsi dari dokumen-dokumen perjalanan wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan cara penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat melaksanakan penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
B.2. Materi
1) Pengertian Paspor
Adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang dari suatu negara yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan antar negara.
Paspor berisi biodata pemegangnya, yang meliputi antara lain, foto pemegang, tanda tangan, tempat dan tanggal kelahiran, informasi kebangsaan dan kadang-kadang juga beberapa informasi lain mengenai identifikasi individual. Ada kalanya pula sebuah paspor mencantumkan daftar negara yang tidak boleh dimasuki oleh si pemegang paspor itu. Sebagai contoh, dahulu pemegang paspor Indonesia sempat dilarang berkunjung ke negara Israel dan Taiwan.
2) Jenis- Jenis Paspor
a) Paspor biasa
Paspor Biasa diberikan kepada Warga Negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan ke luar dan atau masuk ke wilayah Negara Republik Indonesia, Paspor Biasa diberikan atas dasar permintaan, Paspor Biasa berlaku paling lama 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan. Paspor Biasa terdiri dari dua jenis yaitu 48 (empat puluh delapan) halaman dan 24 (dua puluh empat) halaman untuk Warga Negara Indonesia. Paspor 24 (dua puluh empat) halaman diberikan kepada Calon Tenaga Kerja Indonesia yang akan bekerja ke Luar Negeri.
Di Indonesia paspor ini diberi sampul berwarna hijau dan dikeluarkan oleh Ditjen Keimigrasian, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
b) Paspor diplomatik
Paspor Diplomatik diberikan kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu yang akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia untuk melaksanakan tugas diplomatic, Paspor Diplomatik diberikan juga istri atau suami dan anak dari Pegawai Negeri atau Pejabat Negara atau Warga Negara Indonesia tertentu sebagimana dimaksud dalam ayat (1), Permintaan Paspor Diplomatik diajukan kepada Menteri Luar Negeri atau Pejabat yang ditunjuk, Paspor Diplomatik berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan
Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna hitam dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.
41
c) Paspor dinas/resmi
Paspor Dinas diberikan kepada Pegawai Negeri, Pejabat Negara tertentu, atau Warga Negara Indonesia tertentu yang akanmelaksanakan tugas Pemerintah Republik Indonesia yang tidak bersifat diplomatik, Pemberian Paspor Dinas dilakukan oleh Menteri Luar Negeri atau Pejabat yang ditunjuk, Paspor Dinas berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggal diterbitkan.
Di Indonesia, paspor ini diberi sampul berwarna biru dan dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri setelah mendapat izin dari Sekretariat Negara.
d) Paspor orang asing
Paspor untuk Orang Asing diberikan kepada orang asing yang bertempat tinggal di wilayah Negara Republik Indonesia dan akan melakukan perjalanan ke luar wilayah Negara Republik Indonesia, Paspor untuk Orang Asing hanya diberikan kepada orang asing yang: mempunyai Izin Tinggal Tetap; tidak mempunyai Surat Perjalanan yang sah dari negaranya atau negara lain; Dalam waktu yang dianggap layak tidak dapat memperoleh Surat Perjalanan yang sah dari negaranya atau negara lain; dan Tidak terkena tindak pencegahan. Paspor Orang Asing berlaku untuk 1 (satu) kali perjalanan ke luar dan masuk wilayah Indonesia dan berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal diterbitkan. Paspor untuk Orang Asing berisi 24 (dua puluh empat) halaman
Contoh paspor ini adalah paspor yang dipakai untuk berhaji (paspor coklat), yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
e) Paspor kelompok
Paspor kelompok akan diberikan untuk, misalnya, kelompok perjalanan anak liburan sekolah. Semua anak dalam perjalanan tersebut cukup memiliki sebuah paspor kelompok selama perjalanan liburan mereka berlangsung.
3) Prosedur Pembuatan Paspor
Permintaan Paspor Biasa dilakukan dengan mengisi formulir yang telah ditentukan dengan melampirkan beberapa persyaratan yang terdiri dari:
a) Bukti Domisili/Kartu Tanda Penduduk (KTP); atau resi Kartu Tanda Penduduk (bukan surat permohonan Kartu Tanda Penduduk), dilengkapi dengan Surat Keluar/ Surat Pindah bagi Daerah yang telah mengeluarkan Kartu Keluarga atau keterangan bertepat tinggal dari Kecamatan.
b) Bagi warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar wilayah Indonesia berupa Kartu Tanda Penduduk negara setempat atau bukti/petunjuk/keterangan izin yang menunjukan bahwa pemohon bertempat tinggal dinegara tersebut.
c) Bukti identitas diri (Untuk meyakinkan kebenaran identitas pemohon agar melampirkan salah satu bukti identitas diri sebagi berikut :
42
Akte kelahiran;
Akte perkawinan/Surat Nikah;
Ijazah;
Surat Babtis;
Surat keterangan ganti nama;
Bukti Kewarganegaran Republik Indonesia bagi warga negara Indonesia yang memperoleh kewarganegaraan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
d) Atau resi Surat Izin dari Instansi yang berwenang bagi yang akan bekerja di Luar Negeri; SPRI untuk warga negara Indonesia yang lama, bagi pemohon yang telah memiliki SPRI untuk warga negara Indonesia atau yang namanya tercantum dalam SPRI untuk warga negara Indonesia yang dimiliki oleh orang tuanya.
4) Pengertian Visa
Visa adalah sebuah rekomendasi yang diberikan kepada warga negara asing untuk dapat masuk ke negara tertentu (yang mempunyai kaitan kerjasama bilateral antara Indonesia dengan semua negara2 di dunia) dan bukan berarti izin mutlak atau jaminan untuk dapat masuk ke negara tertentu. Keputusan terakhir untuk dapat masuk atau tidak ke negara tertentu akan diberikan oleh pihak Imigrasi pada saat mendarat negara tujuan.
Visa berlaku bagi antara negara (misal Indonesia - Australia, Indonesia Jepang dll) atau negara yang mempunyai hubungan diplomatik, sementara negara yang tidak terikat perjanjian diplomatik seperti Indonesia - Israel, atau Indonesia - Taiwan maka Visa tidak bisa didapat karena dengan negara tersebut Indonesia tidak punya hubungan diplomatik.
a) Visa on Arrival
Tidak seperti Visa yang harus di urus dan disetujui oleh kedutaan besar negara yang dituju, Visa on arrival lebih bermakna "bebas masuk" tanpa harus izin atau pengurusan surat ini dan itu, layaknya perjalanan dari Jakarta ke Surabaya, kita melewati pabean misal memasuki Singapore (dari Batam Seaport menuju Singapore, atau masuk Malaysia di Bandara Kuala Lumpur dan) melewati imigrasi tanpa perlu surat izin dari kedutaan, tapi tidak semua negara memberlakukan visa on arrival, untuk sementara baru negara Asean yang diberlalukan visa on arrival, serta sebagian negara yang sudah mempunyai "aggrement" seperti daftar negar APEC diatas.
b) Jenis-Jenis Visa
Visa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
(1) Visa Kunjungan Sementara untuk Tujuan Kunjungan Keluarga
43
(2) Visa Kunjungan Sementara untuk Tujuan Wisata atau Kunjungan Teman
(3) Visa Kunjungan Sementara untuk Tujuan Bisnis
(4) Visa Khusus (Visa Pelajar/ Bekerja/ Pelatihan/ Menetap dalam jangka waktu tertentu)
(5) Visa Transit
c) Proses Pembuatan Visa
(1) Permohonan Visa tidak bisa diterima, apabila seluruh persyaratan tidak dipenuhi / tidak lengkap.
(2) Setelah permohonan diperiksa, apabila diperlukan dokumen lain sebagai tambahan, akan diminta kemudian.
(3) Proses pembuatan visa memakan minimal 4 (empat) hari kerja
C. PENGETAHUAN TENTANG PROSEDUR KEIMIGRASIAN DAN KEPABEANAN
C.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
Dapat menyebutkan prosedur keimigrasian dalam perjalanan wisata
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menyebutkan prosedur dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan prosedur dan keleng-kapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat membantu penanganan keimigrasian dan kepabeanan
C.2. Materi
1) Pengertian Keimigrasian
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1992, keimigrasian adalah hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia.
Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia harus melalui prosedur yang berlaku, dalam hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1992
44
Tentang Keimigrasian, dan khusus bagi Warga Negara Asing
2) Prosedur Keimigrasian
Berikut penjelasan singkat mengenai Warga Negara Asing (WNA) yang akan memasuki wilayah Negara Republik Indonesia memiliki kewajiban sebagai berikut:
a) Memiliki Surat Perjalanan masuk yang sah dan masih berlaku;
b) Mengisi kartu E/D, kecuali bagi pemegang kartu elektronik;
c) Memiliki visa yang masih berlaku, kecuali orang-orang yang tidak diwajibkan memiliki visa. Dan yang tidak diwajibkan memiliki visa antara lain:
Warga Negara Asing dari negara-negara yang berdasarkan Keputusan Presiden tidak diwajibkan untuk memiliki visa;
Orang asing yang memiliki izin masuk kembali;
Kapten atau nahkoda dan awak yang bertugas pada alat angkut yang berlabuh di pelabuhan atau mendarat di bandar udara wilayah Indonesia;
Penumpang transit.
Untuk pemeriksaan Keimigrasian terhadap Warga Negara Asing yang akan memasuki wilayah Negara Republik Indonesia, meliputi :
a) Memeriksa Surat Perjalanannya dan mencocokkan dengan pemegangnya;
b) Memeriksa visa bagi orang asing yang diwajibkan memiliki visa;
c) Memeriksa pengisian lembar E/D; dan
d) Memeriksa nama yang bersangkutan dalam daftar penangkalan.
Dalam daftar yang dianggap perlu dapat dilakukan juga pemeriksaan:
a) Tiket untuk kembali atau meneruskan perjalanan ke negara lain;
b) Keterangan mengenai jaminan hidup selama berada di Indonesia; atau
c) Keterangan kesehatan, bagi negara yang sedang mengalami wabah.
Adapun tempat pemeriksaan imigrasi adalah pelabuhan (laut), bandara udara, atau tempat-tempat lain yang ditetapkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia sebagai tempat masuk atau keluar wilayah Indonesia. Tempat-tempat pemeriksaan imigrasi tersebut maksudnya adalah seperti perbatasan darat antara Republik Indonesia dengan Serawak (Malaysia) dan perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste.
Pemberian atau penolakan ijin masuk yang dicirikan melalui visa atau surat perjalanan orang asing yang
45
memasuki wilayah Indonesia dilakukan oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas ditempat pemeriksaan imigrasi.
3) Pengetahuan Kepabeanan
A. Pengertian Kepabeanan
Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1995, Kepabeanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas lalu-lintas barang yang masuk atau keluar Daerah Pabean dan pemungutan Bea Masuk.
B. Pengertian Daerah Pabean
Adalah wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara di atasnya, serta tempat- tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang Kepabeanan.
C. Pengertian Daerah Pabean
Kawasan pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut, bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
D. TEKNIK BERKOMUNIKASI DALAM PEMANDUAN WISATA
D.1. Kecakapan yang harus dikuasai setiap tingkatan Pramuka
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
Dapat menjelaskan pengertian teknik komunikasi pemanduan wisata
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Dapat menjelaskan syarat-syarat dalam teknik komunikasi pemanduan wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Dapat mempraktekkan teknik pemanduan wisata dengan benar
D.2. Materi
1) Proses Berkomunikasi
• Pramuwisata berkomunikasi dengan wisatawan
• Pramuwisata harus:
- memilih daya tarik yang pantas/cocok - menyampaikan informasi yang akurat, bermakna,
mudah dipahami, menarik - menjembatani perbedaan antara budaya
wisatawan dengan budaya lokal
• Sejak komunikasi merupakan suatu proses dengan melibatkan dua atau lebih orang, maka terjadilah
46
pertukaran pandangan, ide, pengetahuan, pengalaman, perasaan, sentimen.
• Pramuwisata … wisatawan … reaksi …!
• Seseorang mempunyai sesuatu berkomunikasi dengan pihak lain disebut “pengirim”.
• Seseorang atau sekelompok orang menerima apa yang dikomunikasikan disebut “penerima”.
• Sesuatu yang dikomunikasikan disebut “pesan”.
• Sarana komunikasi disebut “media”.
• Pesan yang disampaikan oleh pramuwisata adalah berkenaan dengan atraksi/objek yang menarik, adat-istiadat, tradisi, pandangan hidup, dan lain-lain kepada wisatawan.
• Pesan itu disampaikan melalui komentar/uraian-uraian.
2) Cara Berkomunikasi Secara Efektif
• Agar komunikasi dapat berjalan efektif pramuwisata sangat memerlukan kemampuan untuk mengantisipasi reaksi yang muncul dari wisatawan yang dipandu…!
• Daya baca dan daya paham mengenai “karakteristik” wisatawan harus dikuasai dengan baik.
• Karakteristik dimaksud biasanya didasarkan pada:
- kondisi alam (natural) - nilai sejarah (historical)
- nilai moral (morality) - budaya (cultural) - kondisi politik (politic) - kondisi ekonomi (economic).
3) Membuat Uraian
• Ide harus jelas tentang apa yang akan dikomunikasikan.
• Menganalisa subjek untuk menjamin dapat dimengerti oleh wisatawan.
• Sederhana, jelas, ringkas.
4) Mempersiapkan Uraian
• Mengumpulkan informasi.
• Mempersiapkan bahan.
• Persiapan diri:
- Apa yang menjadi daya tarik pendengar/wisatawan?
- Apa yang disukai? - Apa yang dianggap penting? - Apa yang dapat menjengkelkan? - Apa yang dapat mendorong wisatawan
mendengarkan “saya”? - Dalam hal apa wisatawan mempunyai kesamaan
dengan pemandu dan dalam hal apa berbeda?
47
5) Persyaratan Uraian
• Impression/kesan
- Kunjungan wisatawan yang dipandu harus berkesan baik karena kunjungan itu merupakan “investasi” yang berharga.
• Clarity/jelas
- Kejelasan presentasi diperoleh dari penyampaian informasi yang logis dan metodis yang mestinya diaktualisasikan pramuwisata.
• Continuity/berkelanjutan
- Ini bukan berarti berbicara tanpa henti. - Tidak memotong uraian dan lompat dari satu topik
ke topik lain. - Berbicara secara runtut.
• Relevance/keterkaitan
- Uraian harus selalu dihubungkan dengan apa yang sedang terjadi dan dinikmati. Misal: lewat depan masjid tetapi bilang itu gereja.
• Interest/ketertarikan
- Mampu merebut ketertarikan wisatawan. Savoir parler en public.
6) Struktur Uraian
• A Descriptive comment
• An explanation comment
• An imaginative comment
7) Penyampaian Uraian
• Metode naskah
• Metode hafalan
• Metode outline
• Metode serta merta
8) Elemen Pokok Uraian
• Presentasi
• Pengembangan
• Konklusi
9) Cara Memilah Variasi
Hal ini berkaitan dengan a conducting (tour)
48
E. PENGALAMAN PEMBINAAN
Kecakapan dan penguasaan materi ini di tiap tingkatan Pramuka adalah sebagai berikut:
A. PRAMUKA SIAGA (7-10 tahun)
B. PRAMUKA PENGGALANG (11-15 tahun)
C. PRAMUKA PENEGAK (16-20 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Peng-galang untuk memper-oleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
D. PRAMUKA PANDEGA (21-25 tahun)
Telah melatih sedikitnya seorang pramuka Pene-gak untuk memperoleh TKK Pengetahuan Daya Tarik Wisata
49
DAFTAR PUSTAKA
Amato, Ettore. (1993). Manual for Guiding Techniques. UNESCO/UNDB.
Cohe, E. (1985). The Tourist Guide: The Origin, Structure, and Dynamic of a Role. Salt Laku City: Pergoman Press, Ltd.
Curran, P.J.J. (1978). Principles and Procedures of Tour Management. Boston, Massachusetts: CBI Publishing Company.
Former, A. (1990). The New World of Travel. New York: Prentice Hall.
Linge Pound, K. (1993). The Professional Guide. Dynamic of The Tour Guiding. New York: Van Nostrand Reinhold.
Mac Intosh, Robert, W. (1972). Tourism: Principles, Practice, and Philosophie. Columbus: Grid. Inc.
NN. (1993). Buku Panduan: Pemandu Wisata Indonesia. Borobudur, Prambanan, dan Yogyakarta City Tour (Guiding Techniques). Yogyakarta: Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pramuwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Oemar Hamalik. (1959). Travel & Tour, Asas, Metode, dan Informasi. Djembatan.
Prabowohadi, Susetyo. (1983). Teknik Memandu Wisata. Yogyakarta: RIA.
Purwanggono, Djoko. (2002). Pemandu Wisata: Teknik dan Mekanisme Kerja. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Spillane, james, J. (1991). Ekonomi Pariwisata. Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Yoeti, Oka. (1985). Pemasaran Pariwisata. Bandung: Angkasa.