materi getaran gelombang dan bunyi filedalam kehidupan sehari-hari, banyak kita temukan gerak yang...
TRANSCRIPT
2
GETARAN, GELOMBANG DAN
BUNYI
PENGANTAR
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kita temukan gerak yang sifatnya berulang-ulang atau bolak-balik. Misalnya aktivitas kita sehari-hari, seperti makan pagi, berangkat ke sekolah, dan kegiatan rutin lainnya selalu berulang setiap hari. Contoh lain, misalnya bandul jam yang berayun, pohon yang berayun tertiup angin, senar alat musik yang bergetar, atau riak air pada kolam. Gerak berulang-ulang atau bolak-balik semacam ini, bila terjadi dalam selang waktu yang tetap dinamakan gerak periodik. Selain itu, bila kita kita melihat tetesan air pada sebuah kolam, kita akan menemukan contoh terbentuknya muka gelombang. Muka gelombang ini merambat dalam arah radial dari pusatnya, yakni dalam hal ini tempat asal tetesan air yang mengenai permukaan air kolam. Untuk memahami lebih lanjut mengenai peristiwa getaran dan gelombang ini, maka pada ringkasan materi ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan konsep getaran dan gelombang serta sifat-sifatnya. Dalam bab ini, akan disajikan tiga kegiatan belajar, yaitu:
1. Kegiatan Belajar 1 : Getaran 2. Kegiatan Belajar 2 : Gelombang 3. Kegiatan Belajar 3 : Bunyi Setelah mempelajari modul ini diharapkan memiliki kompetensi menjelaskan konsep
getaran, gelombang, dan bunyi. Secara lebih kusus yaitu : 1. Menjelaskan pengertian getaran. 2. Menjelaskan konsep periode, frekwensi dan amplitudo getaran. 3. Menjelaskan pengertian gelombang dan sifat-sifatnya. 4. Membedakan jenis-jenis gelombang. 5. Menjelaskan fenomena-fenomena dan contoh-contoh dari gelombang 6. Menjelaskan gelombang bunyi dan sifat-sifatnya. 7. Membedakan jenis-jenis bunyi berdasarkan frekwensinya. 8. Menjelaskan pemanfaatan gelombang bunyi dalam kehidupan sehari-hari.
3
KEGIATAN BELAJAR 1
GETARAN A. Peristiwa Getaran
Sebagaimana kita ketahui, bahwa sebuah benda akan bergerak bila mendapatkan tarikan atau
dorongan, atau dengan kata lain bila diberi gaya. Tentunya gerak benda ini bergantung pada gaya
dan arah gaya itu sendiri. Diantara sejumlah gerak benda yang dapat kita amati, ada benda yang
geraknya secara bolak-balik. Gerak benda yang bergerak bolak-balik semacam ini biasanya
dinamakan berosilasi. Biasanya gerak osilasi terjadi di sekitar titik kesetimbangan, yaitu titik awal
dimulainya gerak bolak-balik. Osilasi benda dapat berlangsung secara periodik ataupun tidak
periodik. Gerak osilasi secara periodik yang melalui titik kesetimbangan dinamakan getaran.
Perhatikanlah gerak osilasi pada bandul dibawah.
Gambar 1. Osilasi sebuah bandul
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Suatu ketika mungkin kita pernah dibuat kaget dengan
sebuah benda yang tiba-tiba bergetar di saku kita. Ternyata
saat itu kita mendapatkan pesan pendek melalui telepon
seluler, yang memang sebelumnya kita set agar hanya
bergetar (tanpa berdering). Sering kali kita juga
memperhatikan pepohonan yang bergoyang ketika terkena
hembusan angin, atau mungkin melihat sebuah tiang bendera
yang bergoyang-goyang ketika tertiup angin. Contoh lain
yang barangkali ‘agaknya’ kurang lazim adalah peristiwa
berputarnya jarum jam dinding. Umumnya kita tidak
menyadari bahwa peristiwa tersebut hanya beberapa dari
sekian banyak contoh analogi terjadinya suatu getaran.
Kemudian timbul pertanyaan; sesungguhnya apa yang
dimaksud dengan getaran?
4
Bila kita amati, bandul jam antik tersebut akan bergerak dari kiri ke tengah kemudian ke
kanan dan kembali ke tengah kemudian ke kiri dan seterusnya. Gerakan ayunan dari tengah ke
kanan atau ke kiri dinamakan simpangan. Ujung posisi bandul paling kanan atau paling kiri
(atau dinamakan juga simpangan terjauh) dinamakan amplitudo.
Gambar 2. Osilasi sebuah ayunan Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
Contoh kasus lainnya, seorang anak yang sedang bermain ayunan juga merupakan salah satu
contoh getaran. Dalam hal ini, anak tersebut melakukan gerak bolak-balik melalui titik pusat
yang dinamakan titik kesetimbangan.
Secara sederhana digambarkan seperti gerakan bandul dibawah ini
Perhatikan gambar dibawah ini !
Gambar 3. Osilasi banndul
Analisis banyaknya getaran pada bandul adalah: a. Satu getaran; gerak bolak balik dari 1 – 2 – 1 – 3 – 1 atau 2 – 1 – 3 – 1 – 2 atau 3 – 1– 2 –
1 – 3. b. Setengah getaran = gerak dari 1 – 2 – 1 atau 2 – 1 – 3 atau 3 – 1 – 2
5
Besaran-besaran yang terkait dengan getaran antara lain:
1. Amplitudo (A)
Gerakan bandul dari titik kesetimbangan ke kiri atau ke kanan dinamakan simpangan, yaitu
gerakan bandul dari titik O ke titik C. Sedangkan gerakan bandul dari titik kesetimbangan ke titik
terluar dinamakan simpangan maksimum atau amplitudo, yaitu gerakan bandul dari titik O ke
titik A atau ke titik B. Amplitudo biasanya dinyatakan dalam satuan panjang, yaitu meter. Coba
Anda tunjukkan kembali pada gambar 2 di atas, mana yang dimaksud dengan amplitudo dan
mana yang dimaksud dengan simpangan?
2. Periode (T)
Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran dinamakan periode. Pada gambar
2 periode menyatakan waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan dari A ke O kemudian
ke B kemudian ke O dan kembali ke A (A-O-B-O-A), atau gerakan dari O ke B kemudian
kembali ke O kemudian ke A dan kemudian kembali ke O (O-B-O-A-O). Periode dinyatakan
dalam satuan waktu, yaitu sekon atau detik.
3. Frekwensi (f)
Frekwensi menyatakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu satuan waktu (satu detik).
Frekwensi dinyatakan dalam hertz (Hz), dimana 1 Hz = 1/s (1/detik).
B. Periode dan frekuensi getaran
Setiap benda yang bergetar selalu memiliki frekuensi dan periode getar. Periode adalah
waktu yang di perlukan benda untuk melakukan satu kali getaran.Periode dinyatakan dalam
satuan sekon.
Frekuensi adalah jumlah getaran dalam satu sekon. Satuan frekuensi adalah hertz (Hz).
Periode dan Frekuensi dapat dinyatakan dalam persamaan matematika serta hubungannya
sebagai berikut :
Satuan frekuensi: 1. 1 Hertz = 10-3 kilo Hertz 2. 1 KHz = 103 Hz 3. 1 Hz = 10-3 KHz
4. 1 MHz = 106 Hz 5. 1 Hz = 10-6 Mega Hertz 6. 1 Hz = 10-6 MHz
6
a. Periode getaran: • Periode gataran 0,1 sekon artinya: untuk menempuh satu kali getaran membutuhkan
waktu 0,1 sekon. - Maka banyaknya getaran dalam satu sekon = 0,1 = 10 kali getaran. - Maka frekuensinya: 0,1 = 10 Hz
• Periode getaran 2 sekon artinya: untuk menempuh satu kali getaran membutuhkan waktu 2 sekon.
- Maka banyaknya getaran dalam satu sekon = 2 = 0,5 kali getaran. - Maka frekuensinya: 2 = 0,5 Hz
b. Frekuensi getaran: a. Frekuensi getaran 400 Hz artinya: banyaknya getaran dalam 1 sekon adalah
400 kali getaran. Maka periodenya (T) = 4001 sekon = 0,0025 sekon b. frekuensi getaran 20 Hz artinya: banyaknya getaran dalam 1 sekon adalah 20
kali getaran. Maka periodenya (T) = 201 sekon = 0,05 sekon
7
KEGIATAN BELAJAR 2
GELOMBANG
A. Definisi Gelombang
Pernahkah Anda melihat sekelompok anak yang sedang bermain lompat tali?
Permainan ini biasanya sering dimainkan oleh anak-anak perempuan, meskipun terkadang
add satu atau dua orang anak laki-laki yang ikut bermain. Bayangkan dua orang anak yang
sedang memegang ujung-ujung tali (biasanya terbuat dari untaian karet gelang), kemudian
salah satu diantaranya mencoba menggetarkan tali tersebut. Apa yang akan terjadi? Ternyata
bila kita perhatikan, ada sesuatu yang bergerak dan merambat di sepanjang tali tersebut
Pada Kegiatan Belajar 1 kita telah membicarakan
peristiwa terjadinya getaran dari contoh-contoh analogi di
sekitar kita, dan kita telah mendefinisikan suatu getaran,
dimana getaran hanya terjadi bolak-balik di sekitar titik
kesetimbangannya. Kita juga telah membahas besaran-
besaran yang muncul dalam sebuah getaran, seperti
amplitudo, frekwensi, dan periode. Bagaimana hubungan
antara perubahan amplitudo suatu getaran terhadap periode
getarnya juga telah dibicarakan pada Kegiatan Belajar 1.
Pertanyaannya sekarang adalah; apakah getaran itu dapat
menjalar atau merambat? Untuk menjawab pertanyaan ini,
marilah kita lanjutkan pembahasan kita dengan hal yang
lebih umum: gelombang.
Gambar 4. Siswa menggetarkan ujung tali
Sumber: Contextual Teaching and Learning IPA SMP Depdiknas
8
Gelombang pada tali memerlukan medium dalam perambatannya, yaitu tali itu sendiri.
Setiap gelombang memerlukan medium dalam perambatannya. Akan tetapi, ada suatu
gelombang yang dalam perambatannya tidak memerlukan medium. Coba Anda sebutkan contoh
gelombang yang tidak memerlukan medium dalam perambatannya?
Untuk memahami lebih lanjut mengenai peristiwa gelombang, mari kita tinjau salah satu
media perambatan gelombang, yaitu seutas tali. Ketika sebuah tali digetarkan secara berulang-
ulang atau periodik, maka gelombang akan bergerak merambat di sepanjang tali tersebut yang
arahnya menjauhi sumber getarnya. Apakah talinya ikut bergerak? Sekilas mungkin nampaknya
tali ikut bergerak, tetapi sesungguhnya diam. Lalu, apa yang bergerak, sehingga gelombang
dapat bergerak? Gelombang membawa energi. Ingat kembali bahwa gelombang pada tali berasal
dari gangguan atau usikan ketika tali digerakkan atau digetarkan. Kita tahu bahwa setiap benda
yang bergerak selalu mempunyai energi. Energi ini diteruskan melalui medium tali di sepanjang
tali.
B. Macam-macam gelombang menurut zat perantaranya
a. Macam-macam gelombang menurut arah rambat dan arah getarannya
1. Gelombang transversal : gelombang yang arah rambatanya tegak lurus
terhadap arah getaranya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang
dan lembah gelombang yang merambat. Contoh gelombang pada tali,
permukaan air dan gelombang cahaya.
Gambar gelombang transversal :
Panjang gelombang pada gelombang transversal adalah panjang suatu
gelombang yang terdiri dari satu bukit dan satu lembah gelombang.
Panjang gelombang di lambangkan dengan lamda ( )dan satuanya adalah
meter.
9
2. Gelombang longitudinal : gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah
rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan.
Contohnya gelombang bunyi. Gambar gelombang longitudinal :
Panjang gelombang longitudinal adalah panjang satu gelombang yang
terdiri dari satu rapatan dan satu renggangan.
b. Macam-macam gelombang menurut amplitudo dan fasenya
1. Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya sama di
setiap titik yang dilalui gelombang.
2. Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo dan fasenya
berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui gelombang.
c. Macam-macam gelombang medium perantaranya
1. Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam perambatannya
memerlukan medium perantara. Hampir semua gelombang merupakan
gelombang mekanik.
2. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam perambatannya
tidak memerlukan medium perantara. Contoh : sinar gamma (γ), sinar X, sinar
ultra violet, cahaya tampak, infra merah, gelombang radar, gelombang TV,
gelombang radio.
C. Besaran – besaran dalam gelombang • Periode gelombang (T) yaitu waktu yang di prlukan untuk menempuh satu
gelombang,satuanya adalah sekon (s)
• Frekuensi gelombang((f) yaitu jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu
detik,satuanya adalah Hz (hertz)
• Cepat rambat gelombang (v) yaitu jarak yang di tempuh gelombang dalam
waktu satu detik, satuanya adalah meter/detik (m/s)
• Hubungan antara pajang gelombang,periode,frekuensi, dan cepat rambat
gelomabang.
• Rumus dasar gelombang adalah :
Keterangan :
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
10
D. Sifat-sifat gelombang
1. Dipantulkan (Refleksi)
Dalam pemantulan gelombang berlaku hukum pemantulan gelombang, yaitu Besar sudut
datangnya gelombang sama dengan sudut pantul gelombang.Gelombang datang,
gelombang pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Dibiaskan (refraksi)
Pembiasan gelombang adalah pembelokan arah rambat gelombang karena melalui
medium yang berbeda kerapatannya.
3. Dipadukan (interferensi)
Perpaduan gelombang terjadi apabila terdapat gelombang dengan frekuensi dan beda fase
saling bertemu. Hasil interferensi gelombang akan ada 2, yaitu konstruktif (saling
menguatkan) dan destruktif (saling melemahkan). Interferensi Konstruktif terjadi saat 2
gelombang bertemu pada fase yang sama, sedangkan interferensi destruktif terjadi saat 2
gelombang bertemu pada fase yang berlawanan.
4. Dibelokkan/disebarkan (Difraksi)
Difraksi gelombang adalah pembelokkan/penyebaran gelombang jika gelombang tersebut
melalui celah. Geja difraksi akan semakin tampak jelas apabila celah yang dilewati
semakin sempit.
5. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika merambat melalui suatu medium.
Dispersi tidak akan terjadi pada gelombang bunyi yang merambat melalui udara atau
ruang hampa. Medium yang dapat mempertahankan bentuk gelombang tersebut disebut
medium nondispersi.
6. Dispolarisasi (diserap arah getarnya)
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang sehingga hanya
tinggal memiliki satu arah saja. Polarisasi hanya akan terjadi pada gelombang transversal,
karena arah gelombang sesuai dengan arah polarisasi, dan sebaliknya, akan terserap jika
arah gelombang tidak sesuai dengan arah polarisasi.
11
KEGIATAN BELAJAR 3
BUNYI
A. Definisi Bunyi
Setiap hari kita tidak pernah terlepas dari apa yang dinamakan suara atau bunyi. Bunyi
gesekan daun yang tertiup angin, kucing yang mengeong, suara-suara orang yang sedang
berbincang-bincang, kendaraan yang lalu-lalang, suara alunan musik, benda yang jatuh ke tanah,
burung berkicau, gong yang dipukul, gitar yang dipetik, ataupun suara-suara lain yang saling
‘bersahutan’ satu sama lain. Suara atau bunyi diterima oleh salah satu panacindera kita yakni
telinga. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah, bagaimana suara atau bunyi itu dihasilkan,
dan bagaimana kita dapat mendengar suara atau bunyi?
Bunyi atau suara dapat didengar karena adanya tiga hal.
1. Pertama, adanya sumber bunyi. sumber bunyi dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar.
Contoh paling sederhana untuk mengobservasi bunyi adalah bunyi yang ditimbulkan dari
karet gelang yang dipetik. Ketika sebuah karet gelang (yang telah dipotong) kita
regangakan dan kita petik, maka karet gelang tersebut akan bergetar dan menghasilkan
bunyi. Semakin kuat regangannya, suara lengkingannya akan semakin tinggi. Seseorang
yang sedang memukul gendang menyebabkan selaput gendang itu bergetar dan
menghasilkan bunyi.
2. Kedua, adanya penerima bunyi. Penerima bunyi yang dimaksud disini adalah telinga kita.
Telinga manusia mampu mendengarkan bunyi pada rentang 16 Hz hingga 20.000 Hz.
Prosesnya secara singkat adalah sebagai berikut. Gelombang bunyi yang merambat
Pada Kegiatan Belajar sebelumnya kita telah banyak
membicarakan peristiwa getaran; bagaimana proses
terjadinya getaran, amplitudo getaran, frekwensi getaran,
dan periode getaran, hingga proses penjalarannya yang
berbentuk gelombang, jenis-jenis gelombang, frekwensi
gelombang, periode gelombang, amplitudo gelombang,
hingga kecepatan gelombang.
Pada umumnya, setiap benda yang bergetar akan
menunjukkan suatu fenomena fisika: bunyi. Didalam
Kegiatan Belajar 3 ini, kita akan membahas lebih lanjut
mengenai konsep bunyi, baik itu proses terjadinya bunyi
hingga parameter-parameter lainnya yang terkait dengan
bunyi.
BUNYI
12
kemudian menekan (menggetarkan) udara di sekitarnya, sehingga tekanan udara tersebut
ada yang masuk ke dalam telinga kita sehingga gendang telinga kita ikut bergetar.
Getaran yang timbul pada gendang telinga ini diubah menjadi sinyal listrik untuk
diteruskan ke otak kita, untuk kemudian diproses di dalam otak sehingga kita bisa
merasakan adanya bunyi.
3. Ketiga, adanya medium perantara. Bunyi, sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
merupakan salah satu contoh gelombang mekanik. Oleh karena itu, gelombang bunyi
akan merambat, hanya bila ada medium perambatannya. Tanpa adanya medium
perambatan, bunyi tidak dapat merambat. Medium perambatan yang paling umum adalah
udara. Kita dapat berbincang-bincang dengan siapapun karena bunyi atau suara kita
merambat melalui udara di sekitar kita hingga sampai di telinga lawan bicara kita. Kita
tahu bahwa di luar angkasa (misalnya di bulan) tidak ada udara.
Bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda yang
menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan
molekul-molekul udara yang ada disekitarnya. Dengan demikian, syarat terjadinya bunyi adalah
adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi memerlukan medium. Kita dapat mendengar
bunyi jika ada medium yang dapat merambatkan bunyi.
Bunyi memiliki sifat :
1. Merupakan gelombang longitudinal
2. Tidak bisa merambat pada ruang hampa
3. Kecepatan rambatnya dipengaruhi oleh kerapatan medium perambatannya (padat, cair,
gas). Paling cepat pada medium yang kerapatannya tinggi.
4. Dapat mengalami resonansi dan pemantulan.
B. Cepat Rambat Bunyi
Bunyi memiliki cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak terlampau besar. Cepat rambat
bunyi jauh lebih kecil dibandingkan denga cepat rambat cahaya. Bahkan sekarang orang telah
mampu membuat pesawat yang dapat terbang beberapa kali daripada cepat rambat bunyi.
Cepat rambat bunyi sering dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan :
• v = cepat rambat bunyi (m/s),
• s = jarak sumber ke pengamat (m),
• t = selang waktu (s)
13
• λ = panjang gelombang (m)
Bunyi dapat mengalami resonansi. Apa itu resonansi? Pengertian resonansi adalah
peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain, karena frekuensinya
sama. Bunyi dapat mengalami pemantulan, proses pemantulan bunyi dimanfaatkan pada :
• Penentuan cepat rambat bunyi
• Pendeteksian cacat dan retak pada pipa logam
• Survei geofisika
• Pengukuran ketebalan pelat logam
• Pengukuran kedalaman tempat.
C. Jenis-Jenis Bunyi
Jenis-jenis bunyi berdasarkan besar frekuensinya
1. Bunyi infrasonik: yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz, dan dapat
didengar oleh anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
2. Bunyi audiosonik, yaitu bunyi yang frekuensinya berada antra 20 Hz-20.000
Hz dan dapat didengar manusia.
3. Bunyi untrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz, dapat
didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.
Jenis-jenis bunyi berdasarkan sifat frekuensinya
1. Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya beraturan.
2. Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
3. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian datang bersamaan
dengan bunyi asli, sehingga menggangu bunyi asli.
4. Gema yaitu, bunyi pantul yang datang setelah bunyi asli, sehingga
memperkuat bunyi asli.
D. Perambatan Bunyi
Ketika kita mendengarkan suatu bunyi, sesungguhnya bunyi itu merambat dari sumber
bunyi hingga ke telinga kita melalui udara. Proses yang terjadi mirip dengan getaran yang terjadi
pada pegas ketika diberikan gangguan yang linier dengan arah rambatnya. Bunyi yang dihasilkan
oleh sumber bunyi menimbulkan terbentuknya rapatan dan renggangan partikel di udara. Apa
yang terjadi bila tidak ada udara? Kita tahu bahwa di permukaan bulan tidak ada atmosfer,
sehingga tidak ada medium untuk perambatan bunyi. Oleh karena itu, ketika ada seseorang di
permukaan bulan yang berbicara, orang lain yang ada di tempat yang sama tidak dapat
mendengarkan suara orang yang berbicara itu, karena bunyi tidak dapat merambat di ruang
angkasa. Ingat bahwa bunyi hanya dapat merambat bila ada medium untuk perambatannya.
Apakah bunyi hanya dapat merambat di udara? Mungkin Anda peranah melihat ada seseorang
yang sedang menempelkan telinganya pada rel kereta api. Orang tersebut ternyata bisa
14
mendengarkan bunyi kereta api yang akan lewat dengan menempelkan telinganya pada rel kereta
api, bahkan ketika suara kereta api masih belum terdengar.
Bunyi juga ternyata dapat merambat pada zat cair. Ketika ada seseorang yang memukul-
mukulkan dua buah batu pada sebuah sisi kolam renang, orang yang lain dapat mendengarkan
bunyi benturan batu tersebut pada sisi kolam renang yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
bunyi dapat merambat melalui zat cair, yakni air kolam renang.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa bunyi dapat merambat melalui udara, zat
cair atau zat padat. Pada umumnya bunyi merambat lebih cepat pada zat cair dibandingkan
dengan pada udara, dan bunyi merambat lebih cepat pada zat padat dibandingkan dengan pada
zat cair. Oleh karenanya, suara kereta api yang akan lewat tadi dapat didengar melalui rel kereta
api, walaupun suaranya sendiri belum terdengar, karena suara merambat lebih cepat pada logam
rel kereta dibandingkan melalui udara. Pada akhirnya kita dapat menarik kesimpulan bahwa
cepat rambat bunyi bergantung pada medium terjadinya perambatan bunyi. Tabel 1. berikut
menggambarkan beberapa medium perambatan bunyi serta cepat rambat bunyi pada medium
tersebut.
Tabel 1. Cepat rambat bunyi pada medium tertentu.
Medium perambatan bunyi Cepat rambat bunyi (m/s) Udara (0 °C) 331 Udara (100 °C) 386 Air (25 °C) 1490 Air laut (25 °C) 1530 Aluminium 5100 Tembaga 3560 Besi 5130 Timah 1320
15
DAFTAR PUSTAKA Pratiwi, P.R. dkk. (2008). CTL Ilmu Pengetahuan Alam SMP Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Serway, R.A & John W. Jewett. (2004). Physics for Scientists and Engineers. Thomson
Brooks/Cole. Sulistyanto, H & Edy Wiyono. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Tim SEQIP. (2003). Buku IPA Guru Kelas 4. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas ______(2016). BBM 7 Gelombang Bunyi. Diakses pada URL : http://file.upi.edu