materi’:’’ glomerulonefris systemic-lupus-eritrematosus
TRANSCRIPT
MATERI : q Glomerulonefri+s q Systemic Lupus Eritrematosus (SLE) à Lupus
nefri+s q Rabies q Leptospira q Demam degue
Oleh : dr Annisa Zahra Mufida, SpPD Spesialis Penyakit Dalam
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
§ GlomerulonefriBs adalah : penyakit inflamasi pada glomerulus yang menyebabkan perubahan permeabilitas, perubahan struktur, dan fungsi glomerulus
§ Pathologically : focal prolifera+ve (<50% of glomeruli) to diffuse prolifera+ve to cresen+c
§ Progression : acute GN ≈days, rapid progressive GN (RPGN) ≈ 6weeks, chronic GN ≈ months
§ Can simply have asymptoma+c hematuria to renal failure
@annisazahra_sppd Slide >>>
Pocket Medicine Sixth edi+on Marc S. Saba+ne
ANCA : An+neutrophil cytoplasmic an+bodies An+-‐GBM : An+ Glomerular Basal Membrane
@annisazahra_sppd Slide >>>
Pocket Medicine Sixth edi+on Marc S. Saba+ne
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Systemic Lupus Erythematous • Merupakan penyakit inflamasi autoimum kronis dg
manifestasi klinis, perjalnan penyakit, dan prognosis yg beragam
• Patofisiologi : Faktor gene+k, imunologik, hormonal, dan lingkungan
§ Wanita muda § Gejala akut atau kronis yg melibatkan mul+ organ § Tidak ada infeksi § Ada tanda inflamasi : LED atau CRP § Ada tanda imunologi : ANA test, ds DNA, C3, C4
Sumber: Diagnosis dan Pengelolaan SLE, 2011
Spektrum Klinis SLE
Kriteria SLICC 2012
Kriteria ACR 1997
Disebut penyakit 1000 wajah Sehingga dalam diagnosis, membutuhkan “kriteria” diagnosis
@annisazahra_sppd Slide >>>
ACR American College of Rheumatology SLICC Systemic Lupus Interna+onal Collabora+ng Clinics
Criteria ClassificaBon for SLE
@annisazahra_sppd Slide >>>
Criteria ClassificaBon for SLE
@annisazahra_sppd Slide >>>
Slide Kuliah SLE. Yuliasih, 2012
1. ANA test • Merupakan pemeriksaan yg sensiBf tapi Bdak spesifik untuk SLE • Dikerjakan hanya jika ada kecurigaan terhadap SLE • AnB dsDNA posiBf menunjang diagosis SLE
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Glomerulus Vascular Interstitial Tubular
Deposit immune globulin & complement
GlomerulonefriBs
LUPUS NEFRITIS
@annisazahra_sppd Slide >>>
Gambaran Histologi pada Lupus NefriBs , berkorelasi dengan : q Derajat spektrum klinis q Manifestasi klinis q Petunjuk tatalaksana
@annisazahra_sppd Slide >>>
AsimtomaBk Proteinuria
NefroBk sindrome Rapid progresif GN
@annisazahra_sppd Slide >>> Sumber: Diagnosis dan Pengelolaan SLE, 2011
Derajat Beratnya SLE
Sedang § Nefri+s ringan – sedang § Trombositopenia (20-‐50x10^3/mm3) § Serosi+s mayor
Ringan § Manifestasi kulit § Artri+s
Berat § Nefi+s berat § Trombositopenia refrakter (<20x10^3/mm3) § Anemia hemoli+k refrakter berat § Keterlibatan paru (hemoragik) § NPSLE (serebri+s, mieli+s) § Vaskuli+s abdomen Terapi
Hidroksikloroquin atau MTX ± KS (dosis rendah ) OAINS
Terapi induksi MP iv (0.5-‐1 g/hari selama 3 hari, diiku+ oleh AZA (2mg/kgBB/hari) atau MMF (2-‐3gr/hari) + KS (0,5-‐0,6 mg/kg/hari selama 4-‐6 minggu lalu diturunkan bertahap
Terapi Pemeliharaan AZA (1-‐2mg/kgBB/hari) atau MMF (1-‐2 gr/hari) + KS (KS diturunkan sampai dosis 0.125 mg/kg/hari selang sehari)
Terapi induksi MP iv (0.5-‐1 g/hari selama 3 hari + CYC iv (0.5-‐0.75 g/m2/bulan x 7 dosis)
Terapi pemeliharaan CYC iv (0.5-‐0.75 g/m2/bulan selama 1tahun)
Tambahkan Rituxmab, Siklosporin, IVIG
TR
RS TR RP
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
• Rabies merupakan penyakit infeksi SSP akut pada manusia dan hewan mamalia berdarah panas yg disebabkan oleh virus rabies (penyakit anjing gila)
• Reservoir : Anjing adalah reservoir rabies yang paling pen+ng. – Kasus pada manusia dilaporkan juga terjadi
karena gigitan kucing dan hewan liar, luwak, rubah, dan serigala.
– Gigitan anjing merupakan sumber utama infeksi pada manusia di seluruh negara endemis rabies dan 96% terjadi di Asia Tenggara.
@annisazahra_sppd Slide >>>
1. Masa inkubasi (bervariasi 2 minggu s.d 6 tahun (rata2 2-‐3 bulan) § Tergantung jumlah virus dan lokasi gigitan § Semikin dekat jarak lokasi gigitan dg SSP à makin pendek inkubasi
2. Fase prodromal (berlangsung 2 s.d 10 hari) § Rasa baal, nyeri, gatal pd lokasi luka gigitan § Lemas cepat lelah, mual muntah, nyeri kepala, nafsu makan turun, demam
3. Fase neurologis akut (berlangsung 2 s.d 7 hari) § Dibedakan menjadi bentuk galan dan bentuk parali+k tergantung dari organ yang
dominan terinfeksi di otak atau medulla spinalis. Bentuk galak menunjukkan episode hipereksitabilitas yang terjadi secara spontan dan dipicu oleh rangsangan sensorik (auditorik, visual, olfaktorik).
§ Episode hipereksitabilitas berlangsung dalam beberapa menit, ditandai dengan kebingungan, hiperetesia, halusinasi agitasi, dan +ngkah laku agresif yang kemudian diiku+ oleh fase tenang.
4. Koma 5. KemaBan
Buku Ajar PAPDI
@annisazahra_sppd Slide >>>
q Suspect § Sesuai definisi klinis kasus : sindroma neurologis akut (ensefali+s) yang
didominasi oleh bentuk galak (furious form) atau simdorm parali+k (dumb rabies) yang cepat memburuk menjadi koma dan meninggal
§ Paling sering meninggal akibat gagal nafas dalam waktu 7-‐10 hari, bila +dak mendapat terapi
q Probable § kasus suspek dengan riwayat kontak dengan hewan terinfeksi rabies
q Confirmed § Kasus suspek yang sudah dipas+kan dg pemeriksaan lab
Tatalaksana paska paparan gigitan rabies :
@annisazahra_sppd Slide >>>
1. Imunisasi pasif : menggunakan RIG (Immunoglobulin human rabies) à dosis 40 IU/Kg à 50% disun+kkan intradermal pd daerah luka, 50% intramuskular di gluteal
2. Imunisasi akBf : HDCV (human diploid cell vaccine) diberikan intramuskular di deltoid, dibagi menjadi 4 dosis : hari 0,3,7,14
3. Ribavirin dan amantadine 4. Interferon 5. Ketamine 6. Terapi suppor+f
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Quick Review
JAMA NETWORK.COM
q Leptospirosis : penyakit zoonosis yang disebabkan oleh Leptospira interogans
q Masuk ke tubuh melalui kulit/ selaput lendir, memasuki aliran darah dan berkembang. Lalu menyebar luas ke jaringan tubuh.
§ Kontak dengan air yang terkontaminasi kuman leptospira atau urin +kust saat terjadi banjir
§ Kontak dengan sungai atau danau dalam ak+vitas mandi § Kontak dengan persawahan atau perkebunan § Kontak erat dengan binatang seper+ babi, sapi kambing,
anjing yang dinyatakan terinfeksi leptospira.
@annisazahra_sppd Slide >>>
Quick Review
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
Leptospira menyebar secara luas ke jaringan tubuh
“Leptospiremia “ selama 4-‐7 hari
Respon imun Selular dan Humoral
Sebagian dapat bertahan pada convolted tubulus ginjal
Bertahan di ginjal dan dapat pula ditemukan di okuler
Leptospira dapat dikeluarkan melalui urin “Leptospiruria” selama
1-‐4minggu
Pd fase Leptospiremia à melepaskan toksin yg merusak
lapisan endotel kapiler
Lesi histologis dapat ditemukan di ginjal dan ha+. Menyebakan
disfungsi hepatoseluler dan retensi bilier
@annisazahra_sppd Slide >>>
Quick Review
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
Fase Leptospiremia Fase Imun § Leptospira di dalam darah dan CSF § Gejala awal: nyeri kepala daerah frontal § Nyeri otot (be+s, paha, pinggang) § Demam +nggi § Mual muntah diare § Penurunan kesadaran (25%) § Konjung+fa Suffusion, fotofobia § Rash § Hepato-‐spelomegali § Limfadenopa+
§ Ditandai peningkatan +ter an+bodi § Demam hingga 40oC § Nefropa+/uremia § Ikterus § Penurunan kesadaran § Tanda meningi+s (50%)
@annisazahra_sppd Slide >>> Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
• Klinis Probable Leptospira • Trombositopenia < 100.000 sel/mm • Leukositosis dengan neutrophila > 80% • Kenaikan kadar bilirubin total > 2 hr% atau peningkatan SGPT, amilase, lipase,
serum krea+n • Penggunaan rapid diagnos+c test untuk mendeteksi IgM an+ leptospira
• Kultur. Jarang dilakukan. sampel dari darah/CSF pada awal gejala, sampel dari urin setelah 2-‐4minggu setelah +mbul gejala
• Serologi – Microscopic Agglu3na3on Test (MAT) : lepto dips+k, leptotek lateral flow, uji
aglu+nasi lateks – Macroscopic slide Agglu8na8on Test (MSAT) : ELISA, PSAT, SEL, CIE – PCR – Mikroskop lapangan gelap / dark field microscope
• 5-‐10 % leptopirosis menjadi keadaan berat yang disebut dg Weil’s Disease (Leptospira Icterohemoragica)
• Patofisiologi : kerusakan mikrovaskular, trombosis, dan proses imunologi à menyebabkan disfungsi ginjal, liver, SSP.
• Gejala : – Demam Bnggi – Ikterus – Azotemia – Gangguan kesadaran
@annisazahra_sppd Slide >>>
Quick Review
@annisazahra_sppd Slide >>>
Quick Review
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
Indikasi Regimen Dosis
Leptospirosis ringan Doksisiklin Ampisilin Amoksilin
2x100 mg 4x500-‐750 mg 4x500 mg
Leptospirosis sedang/berat
Penicilin G Ampicillin Amoksilin
1.5 juta unit/g jam (iv) 1gram/6jam (iv) 1gram/6jam (iv)
Kemoprofilaskis Doksisiklin 200mg / minggu
@annisazahra_sppd Slide >>>
DEMAM DENGUE Diagnosis Esesnsial : • Demam akut suhu +nggi dan
kon+nyu, selama 2-‐7 hari disertai nyeri kepala, nyeri retro orbital, myalgia, nyeri sendi, ruam, manifestasi perdarahan
• Leukopenia, trombositopenia, peningkatan hematokrit, manifestasi kebocoran plasma
• Hasil posi+f serologi
Gambar: cdc.gov @annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Asimptoma+k Simptoma+k
Viral Syndrome Demam Dengue Demam Berdarah Dengue Expanded Dengue Syndrome/ Isolated organopathy/ Unusual manifestaBon
Tanpa Perdarahan
Dengan Perdarahan Tak lazim
DBD Non syok
DBD dengan syok/ DSS
Berdasarkan WHO 2011
Peningkatan Hct 5-‐10%
Peningkatan Hct 20%
Vaccine 33 (2015) 7061-‐7068
Fase Klinis Evoulusi Infeksi Dengue
@annisazahra_sppd Slide >>>
Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme: 1. Supresi sumsum tulang
q Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (< 5 hari) menunjukkan keadaan hiposelular dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai erjadi peningkatan proses hemtopoiesis termasuk megakariopoiesis.
2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit q Terbentuk anBbodi anBplatelet : menyebabkan eliminasi melalui
proses netralisasi an+bodi
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Demam Anoreksia Muntah
Manifestasi Perdarahan
Peningkatan Permeabilitas
vaskular
Trombositopenia
Dehidrasi
Hemokonsentrasi Hiponatremia
Efusi pleura/asites Lekeage plasma
Hepatomegali
Hipovolemia
Syok
KemaBan
KoagulopaB
DIC
Perdarahan organ
Derajat DHF
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
DHF/DSS
Dengue Fever
Tanda Bahaya (Warning Sign) Klinis : Demam turun tapi keadaan memburuk Nyeri tekan abdomen Muntah menetap Letargi, gelisah Perdarahan mukosa Akmulasi cairan oligouria
Laboratorium : Peningkatan kadar Hct bersamaan dg penurunan cepat PLT Hct awal +nggi
Tes Laboratorium pada Dengue • Tes Hematologi
– Darah lengkap – Hematokrit – BUN/SK – SGOT/SGPT – Faal koagulasi à pd kasus perdarahan ak+f – BGA, Laktat, kalsium serum à pd kasus syok refrakter
• Rapid diagnos+c test (RDT) – Ig M anBdengue : an+bodi yg pertama kali muncul. Dapat menimbulkan
nega+f palsu pada 5 hari pertama – Ig G anBdengue : posi+f setelah hari ke 5
• Tes AnBgen NS1 : Muncul pertama pada onset demam dan menurun sampai +dak terdeteksi dalam waktu 5-‐6 hari.
• RT PCR à iden+fikasi virus. Hanya dikerjakan untuk peneli+an.
@annisazahra_sppd Slide >>>
@annisazahra_sppd Slide >>>
Ha+ – ha+ dalam resusitasi cairan
Keluhan DBD
Hb, Hct PLT normal
Hb, Hct normal PLT 100.000-‐150.000
Hb, Hct normal PLT <100.000
Hb, Hct meningkat PLT normal/turun
Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Hct WBC, PLT/24 jam
Observasi Rawat jalan Periksa Hb, Hct WBC, PLT/24 jam
Rawat Rawat
@annisazahra_sppd Slide >>> Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
@annisazahra_sppd Slide >>>
DBD Tendensi perdarahan, trombositopenia, Hct é. Bila +dak bisa cairan p.o atau Hct >20%, mulai kristaloid iv 1-‐3 cc/kg/jam
Review +ap 2 jam
Membaik (dengan VS dan PU stabil)
Maintenance kristaloid iv 1-‐3 cc/kg/jam
Tidak Membaik (evaluasi nadi, perfusi, pulse pressure, Hct)
Infus kristaloid iv 10 cc/kg/jam Review +ap 1 jam
Tetap membaik Kristaloid stop setelah 24 jam
Tidak Membaik Dengue berat dg syok
Membaik Kurangi kristaloid 3-‐6cc/kg/jam
Dengue Berat – SSD Mulai kristaloid iv 10-‐20 cc/kg/jam
Review HR, RR, nadi +ap 30-‐60 menit Hct +ap 2 jam
Membaik Kristaloid stop setelah 36 jam
Membaik Kurangi kristaloid iv menjadi 10-‐5-‐3 cc/kg/
jam dalam 6 jam berikutnya
Tidak membaik Koloid iv 10 cc/kg/jam Review setelah 1 jam
Tetap membaik Pertahankan iv
kristaloid stop setelah 48 jam
Tidak Membaik Oksigen, icu, per+mbangan CVP, inotropik;
ven+lator dan transfusi darah sesuai indikasi
Membaik Kurangi koloid iv menjadi 3-‐6 cc/kg/jam
selama 2-‐4 jam
Tetap membaik Kristalodi iv 3-‐6 cc/kg/jam. Pertahankan akses iv infus
stop setelah 48 jam. Diure+k bila terjadi overload cairan. Algoritma Terapi DBD-‐SSD (Yacoub, et al, 2014 dengan modifikasi) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UNAIR
Menghitung Cairan Maintenance
• Pada pasien tersangaka DBD tanpa perdarahan spontan dan tapa syok, dapat diberikan cairan maintenance: 1500 + (20x(BB dalam kg-‐20)
• Contoh : BB 60kg 1500 + (20x40) = 2300 cc/24 jam
@annisazahra_sppd Slide >>> Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI
@annisazahra_sppd Slide >>>
1. Tn. D 48 tahun, datang dengan keluhan bengkak pada tangan dan sekitar mata. Pasien juga mengatakan kencing berdarah sejak satu minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan hipertensi, edema tungkai, serta edema periorbita. Pada pemeriksaan urinalisis ditemukan hematuria, proteinuria, dan silinder eritorsit. Berikut ini adalah kondisi yang dapat menyebabkan diagnosis dari Tn. D, kecuali a. PPOK b. Limfoma Hodgkin c. Limfona non Hodgkin d. Diabetes melitus e. Amiloidosis
@annisazahra_sppd Slide >>>
Trias GLOMERULONEFRITIS : 1. Hematuria 2. Proteinuria 3. Cast/silinder eritrosit
2. Salah satu jenis glomerulonephri+s yang dicirikan pemeriksaaan mikroskop cahaya yang normal, endapan Ig atau komplemen +dak ditemukan pada pemeriksaan mikorskop imunofluoresen dan pada pemeriksaan mikorskop electron ditemukan fusi atau hilangnya foot processes sel epitel visceral glomerulus adalah jenis glomerulonefri+s yang a. GN lesi luas b. GN fokal dan segmental c. GN lesi minimal d. GN lesi segmental luas e. GN lesi local terlokalisir
@annisazahra_sppd Slide >>>
3. Pada patofisiologi glomerulonefri+s akibat circula8ng immune complex, apakah yang memicu terbentuknya an+bodi spesifik? a. An+gen endogen b. AnBgen eksogen c. Kompleks imun an+body d. Kompleks an+gen eksogen e. Sel C3b
@annisazahra_sppd Slide >>>
4. Pada seorang pasien yang menderita glomerulonefri+s ditemukan pemeriksan MC dalam batas normal, pemeriksan MIF menunjukkan deposit IgG dan komplemen C3 berbentuk granular pada dinding kapiler glomerulus. Infeksi apa yang dapat menyebabkan glomerulonephri+s +pe ini a. Hepa++s A b. HepaBBs C c. HSV d. HPV e. Rubella
@annisazahra_sppd Slide >>>
5. Komplikasi yang dapat muncul akibat glomerulonefri+s adalah kecuali a. Hipoalbuminemia b. Hiperkolesterolemia c. Hiperkoagulasi d. Gangguan ginjal e. Hipokalemia
@annisazahra_sppd Slide >>>
6. Nn. J, seorang pasien SLE datang dengan keluhan kencing berdarah sejak 3 minggu lalu. Pada pemeriksaan urin ditemukan protein pada urin/24 jam sebanyak 650 mg/24 jam. Juga ditemukan eritrosit pada urin. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah a. Nefroli+asis b. Pyelonefri+s c. ISK inferior d. Lupus nefriBs e. Sindroma nefro+k
@annisazahra_sppd Slide >>>
7. Nefri+s lupus fokal masuk pada klasifikasi nefri+s lupus dari Interna+onal Society of Nephrology/Renal Pathology Society, tahun 2003 kelas a. I b. II c. III d. IV e. V
@annisazahra_sppd Slide >>>
8. Terapi lupus nefri+s dengan siklofosfamid diberikan dengan dosis awal a. 150 mg/m2 b. 100 mg/m2 c. 250 mg/m2 d. 350 mg/m2 e. 750 mg/m2
@annisazahra_sppd Slide >>>
9. Tatalaksana pada nefri+s lupus Klas II tanpa proteinuria adalah a. Siklofosfamid b. Methyl prednisolone c. Rituximab d. Aza+oprin e. Observasi
@annisazahra_sppd Slide >>>
10. Rituximab adalah suatu an+ CD-‐20 yang digunakan untuk terapi nefri+s lupus yang berat dan bekerja pada a. Sel NK b. T memori c. Limfosit B d. Sel T killer e. Neutrofil
@annisazahra_sppd Slide >>>
11. Stadium NonREM yang dicirikan dengan sleep spindles dan K complexes, adalah a. Stadium 1 b. Stadium 2 c. Stadium 3 d. Stadium 4 e. Stadium 5
@annisazahra_sppd Slide >>>
12. Siklus +dur dan bangun irama sirkadian memiliki pola bangun sepanjang hari saat cahaya terang dan +dur sepanjang malam saat gelap. S+mulasi tersebut mempengaruhi irama sirkardian yang diatur oleh salah satu bagian di heptoalamus yang disebut sebagai a. Nucleus caudatus b. Nucleus len+formis c. Nucleus suprachiasmaBc d. Nucleus infrachiasma+kc e. Nucleus cuneatus
@annisazahra_sppd Slide >>>
13. Gangguan +dur karena gangguan pernapasan dapat berbentuk +ga hal. Bentuk yang dapat menyebabkan hen+ napas akibat obstruksi adalah a. Sindrom tahanan saluran napas atas b. Obstruc3ve sleep apnea c. Obesity hypoven8la8on syndrome d. Sindroma hyperapena e. Sindroma hiperven+lasi
@annisazahra_sppd Slide >>>
14. Untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala gangguan +dur pada lansia dengan kecurigaan gangguan Bdur karena gangguan pernapasan yang Bdak jelas perlu dilakukan pemeriksaan a. Apnea-‐hipoapneea indeks b. MulBple sleep latency test c. Mul+ple sleep test d. Polisomnograph-‐intermizen REM observa+on e. REM Close Direct Observa+on
@annisazahra_sppd Slide >>>
GTGP : Gangguan Tidur karen Gangguan Pernafasan
15. Pada dehidrasi ringan geriatric, terapi rehidrasi dibutuhkan untuk menggan+ cairan yang hilang ditambah dengan kebutuhan dasar. Kebutuhan cairan oral dasar pada lansia adalah sekitar a. 5 ml/kg/24 jam b. 10 ml/kg/24 jam c. 15 ml/kg/24 jam d. 20 ml/kg/24 jam e. 25 ml/kg/24 jam
@annisazahra_sppd Slide >>>
16. Tn. J 70 tahun, datang dengan keluhan sensasi seper+ akan pingsan. Seringkali diawali dengan pandangan buram dan suara gemuruh pada telinga. Gejalanya +ba-‐+ba dan terjadi pada segala posisi. Diagnosis yang paling mendeka+ pada pasien ini adalah a. Presinkop b. Veritgo sentral c. Ver+go perifer d. Disekulibrium e. Labirini+s
@annisazahra_sppd Slide >>>
17. Tn. J 35 tahun, datang dibawa keluarga karena gelisah di rumah sejak 1 hari yang lalu. Pasien nampak hipereksitabel ke+ka dirangsang secara spontan dengan rangsangan sensorik seper+ ke+ka diajak bicara. Pasien nampak bicara sendiri, halusinasi, agitasi, dan agresif. Keluarga juga mengatakan pasien nampak takut air dan Bdak mau diberi minum. Pasien bekerja di peternakan anjing. Diagnosis yang paling mendeka+ adalah a. Rabies b. Tetanus c. Leptospira d. Sindroma stress akut e. Hun+ngton’s Khorea
@annisazahra_sppd Slide >>>
18. Berikut ini adalah hewan yang dapat menjadi reservoir dari rabies, kecuali a. Anjing b. Kucing c. Luwak d. Rubah e. Kelinci
@annisazahra_sppd Slide >>>
19. Berikut ini merupakan specimen yang dapat digunakan dalam pemeriksaan laboratorium pada diagnosis rabies, kecuali a. Saliva b. Urin c. Biopsi saraf tepi d. Biopsi otak e. Epitel kornea
@annisazahra_sppd Slide >>>
20. Tn. D, 50 tahun, datang dengan keluhan awalnya nyeri kepala, nyeri otot, nyeri pada bola mata. Nyeri pada bola mata memberat ke+ka terkena cahaya. Beberapa hari kemudian pasien muncul demam, nyeri, dan kaku pada leher. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri tekan pada kaki bagian belakang. Selain itu pada pemeriksaan fisik ditemukan icterus, ciliary suffusion, dan konjung+va hiperemis. Pasien bekerja di peternakan anjing. Diagnosis pasien ini adalah a. Leptospira b. Rabies c. Hepa++s virus akut d. Hepa++s kronis akut e. Tetanus
@annisazahra_sppd Slide >>>
21. Gambaran laboratorium yang mengarah pada kasus probable leptospirosis adalah, kecuali a. Trombositopenia b. Leukositosis c. Neutrophilia d. Penurunan amilase e. Peningkatan krea+n fosfokinase
@annisazahra_sppd Slide >>>
22. Pemeriksaan penunjang leptospira dilakukan dengan menggunakan a. Sediaan basah b. Mikroskop lapangan gelap c. Slit skin smear d. Pewarnaan Lowenstein Jensen e. Pewarnaan gram
@annisazahra_sppd Slide >>>
23. Sero+pe terbanyak yang menyebabkan demam dengue di Indonesia adalah varian a. DEN-‐1 b. DEN-‐2 c. DEN-‐3 d. DEN-‐4 e. DEN-‐5
@annisazahra_sppd Slide >>>
24. Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme a. Supresi apoptosis b. Pemendekan masa hidup trombosit c. Supresi adrenal d. Overeac+ve ACTH e. Sekresi growth hormone
@annisazahra_sppd Slide >>>
25.Diagnosis pas+ dari demam dengue didapat dengan pemeriksaan a. Darah lengkap b. NS-‐1 c. RT-‐PCR d. Karotyping e. An+bodi
@annisazahra_sppd Slide >>>
dr. Annisa Zahra Mufida, Sp.PD Dokter Spesialis Penyakit Dalam
@annisazahra_sppd