materi ilkom.doc dejfb f bxnb
DESCRIPTION
bddhbfhdbfdfdbfhjdfbhjrf d bcdhbchdj chcbhdcbhd cdcbdnb cnms nd dnc dcdbcdcdnhj n vd vnfr fvnr brf rn rf r cdns nTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan kondisi yang mutlak (necessary) dalam kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial. Komunikasi merupakan hal penting dalam kesehatan, terutama
dalam pelayanan terhadap pasien/klien (promosi kesehatan, kefarmasian, & keperawatan)
Menurut Hovland, Janis dan Kelley, komunikasi adalah suatu proses melalui mana
sesorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)
dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak).
Sedangkan menurut Berelson dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian
informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahap atau sekuensi) serta berkaitan satu
sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai suatu proses, komunikasi bersifat
dinamis, yaitu selalu mengalami perubahan dan berlangsung terus-menerus.
Komunikasi terdiri dari beberapa unsur yang harus dimiliki yaitu komunikator
(source) , komunikan (receiver), pesan (message) dan media (saluran). Serta komunikasi
memiliki tujuan diantaranya mengubah sikap, opini, dan perilaku.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi perorangan dan komunikasi kelompok ?
2. Apa itu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah ?
3. Apa itu komunikasi berantai dan komunikasi dua tahap?
1.3 Tujuan
Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan
keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:
1. Komunikasi perorangan dan komunikasi kelompok.
2. Komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah.
3. Komunikasi berantai dan komunikasi dua tahap.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk-Bentuk Komunikasi
A. Komunikasi Perorangan (Interpersonal communication)
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan komunikasi secara
perseorangan atau secara individual dengan orang lain. Komunikasi demikian ini
sering disebut komunikasi tatap muka langsung, disebut juga kontak pribadi,
sehingga disebut komunikasi antar pribadi (interpersonal communication).
Kelebihan dari komunikasi ini, antara lain komunikasi langsung sampai dan
dimengerti, karena bila tidak dimengerti dapat langsung ditanyakan, karena pemberi
pesan/berita ada dihadapan Anda.
Sedangkan menurut para ahli komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.
Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti
suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana,
2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya
yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator
mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan,
2
komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif,
berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).
Komunikasi interpersonal (Muhammad,2004,p.165-168) mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau
pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita
belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara
tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan
mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak
tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam
komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan
sosial dengan orang lain.
d. Merubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara
tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,
menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu
benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.3
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu
pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu Ahli-ahli Kejiwaan
Ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam
kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga
berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita
berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan
mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Karakteristik Komunikasi Interpersonal Yang Efektif
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang
dipertimbangkan (Devito,199,p.259-264) yaitu:
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus
dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya.memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi. Sebaliknya, harus ada
kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya
disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Aspek keterbukaan yang
kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur
terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap
pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin
orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak
mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan,
bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
4
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan
Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan
pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda
bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini
adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama
tunggal).
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang
untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu,
dari sudut pandang orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan
bahagia orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah
merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama
dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.
Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain,
perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal.
Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan
(1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik
yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang
penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang
sepantasnya.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap
mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan
sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
5
Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif
terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi
pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih
menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati
interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana
interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin
lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada
yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal.
Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila
suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak
mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan
interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik
lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada
sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak
mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal
dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau
menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan
”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Ciri-ciri Komunikasi Interpersonal sebagai berikut :
1. Pihak-pihak yang melakukan komunikasi berada dalam jarak yang dekat.
Pihak yang dapat dikatakan melakukan komunikasi interpersonal harus tidak
berada dalam jarak jauh melainkan saling berdekatan/face to face. Apabila salah
satu lawan bicara menggunakan media dalam penyampaian pesan karena
perbedaan jarak, itu tidak dapat dikatakan sebagai komunikasi interpersonal.
2. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara spontan
baik secara verbal maupun non verbal. Di dalam komunikasi interpersonal feed
back yang diberikan oleh komunikan biasanya secara spontan begitu juga dengan
tanggapan dari komunikator. Dengan respon yang diberikan secara spontan dapat
6
mengurangi kebohongan salah satu lawan bicara dengan cara melihat gerak gerik
ketika sedang berkomunikasi.
3. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta komunikasi.
Mutual understanding akan diperoleh dalam komunikasi interpersonal ini, apabila
diantara kedua belah pihak dapat menjalankan dan menerapkan komunikasi ini
dengan melihat syarat-syarat yang berlaku seperti, mengetahui waktu, tempat dan
lawan bicara.
4. Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin pada jenis-jenis
pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang
ekspresif, dan jarak fisik yang dekat.
Kita dapat membedakan seberapa dekat hubungan seseorang dengan lawan
bicaranya, hal ini dapat dilihat dari respon yang diberikan. Misalnya kedekatan
dalam berkomunikasi antara sepasang kekasih dengan sepasang persahabatan,
melalui respon nonverbal kita dapat melihat mereka sepasang kekasih atau hanya
teman biasa.
Meskipun setiap orang berhak mengubah topik dalam pembicaraan, akan tetapi
didalam kenyataannya komunikasi antarpersonal bisa saja didominasi oleh satu
pihak misalnya komunikasi dosen-murid didominasi oleh dosen, komunikasi
suami-istri didominasi oleh suami.
Didalam komunikasi interpersonal sering kali kita menggangap pendengaran dan
penglihatan sebagai indera primer, padahal sentuhan dan penciuman juga sama
pentingnya dalam menyampaikan pesan-pesan bersifat intim. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa komunikasi interpersonal sangat pontensial dalam hal
membujuk lawan bicara kita.
Komunikasi interpersonal dikatakan lebih efektif dalam hal membujuk lawan
bicara karena tanpa menggunakan media dalam penyampaian pesannya serta
dapat langsung melihat reaksi dari lawan bicara. Komunikasi interpersonal sering
dilakukan oleh semua orang dalam berhubungan dengan masyarakat luas.
7
B. Komunikasi kelompok
1. Komunikasi kelompok kecil.
Komunikasi kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relative
kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan
mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka. Dikutip oleh Uchjana
Effendi, Onong, Ilmu Komunikasi. (LiitleJhon, 1999:284)
Contoh : komunikasi antar manager dengan sekumpulan karyawan
Media yang digunakan
Seminar : media komunikasi kelompok yang biasa dihadiri oleh khalayak
tidak lebih dari 150 orang.
Tujuan : membicarakan suatu masalah dengan menampilkan pembicara, dan
meminta pendapat/tanggapan dari peserta seminar.
2. Komunikasi dalam kelompok besar
Komunikasi dalam kelompok besar (large group,massa atau macro group),
tidaklah slalu sama dengan komunikasi dalam kelompok kecil meskipun setiap
kelompok besar pasti terdiri atas beberapa kelompok kecil.
Hal ini antara lain dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:
Komunikasi dalam kelompok besar jumlahnya yang besar (ratusan atau
ribuan orang) di mana dalam suatu situasi komunikasi yang sedang
berlangsung hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan
8
tanggapan secara verbal dan personal karna sedikit sekali kemungkinannya
bagi komunikator untuk bertanya jawab.
Situasi dialogis hampir tidak ada
Sebaiknya pembicara senantiasa perlu lebih fokus dalam arah
pembicaraannya sehingga pendengar akan dapat mudah mencerna pesan
pembicara. (joseph A.Devito (1997:305)
C. Komunikasi Satu Arah
Komunikasi satu arah yaitu pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran
dimana sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan umpan balik (feedback) atau bertanya kepada pemberi informasi
(komunikator).
Model : A B
(Sender) (Receiver)
Ciri-ciri :
a. Alur informasi berada dalam satu petunjuk.
b. Berlangsung cepat dan mudah.
c. Komunikator dapat mengontrol situasi.
d. Tidak penting apakah isi pesan dapat diterima oleh komunikan.
Contoh: penyampaian iklan melalui televisi, radio, majalah, surat kabar, dan
brosur.
Keuntungan: komunikasi bisa berlangsung dengan cepat, karena tidak
terganggu oleh adanya proses tanya jawab.
Kerugian: kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pesan yang diterima
oleh komunikan cukup besar, karena komunikan tidak bisa meminta penjelasan.
Proses komunikasi satu arah
9
D. Komunikasi Dua Arah
Definisi: Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan
balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi
timbal balik.
Model: A B
(Sender) (Receiver)
Ciri-ciri:
Komunikan terlibat aktif selama proses komunikasi.
Komunikan segera memberikan respon terhadap isi pesan.
Komunikator segera mendapat umpan balik verbal atau non verbal.
Berlangsung lebih lama dari komunikasi satu arah (karena ada dialog).
Membutuhkan waktu untuk mendengarkan.
Pada umumnya lebih efektif daripada komunikasi satu arah.
Tahapan yang terjadi:
a. Komunikator mengirimkan sebuah pesan.
b. Komunikan mendapatkan pesan dan melakukan personalisasi.
c. Komunikan kemudian mengirimkan feedback dan sekaligus menjadi
komunikator.
d. Komunikator awal menjadi komunikan dan memberikan feedback.
e. Secara umum, terjadi proses komunikasi baru.
Contoh: komunikasi antara dokter dengan pasien di suatu klinik, sesi tanya jawab
pada suatu acara.
Keuntungan: kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran pesan yang diterima
oleh komunikan dapat dikurangi karena adanya dialog komunikator-komunikan
sehingga memudahkan terjadinya pemahaman antara kedua belah pihak. Selain itu,
komunikasi model dua arah ini dapat mengembangkan hubungan relasi intrapersonal
komunikator-komunikan sehingga terjadi komunikasi yang efektif.
Kerugian: membutuhkan banyak waktu / berlarut-larut, jika tidak dikendalikan
secara baik.
10
Tabel perbedaan antara komunikasi satu arah dan dua arah
Satu arah Dua arah
1. Kemudahan Mudah dan cepat Sulit, lama
2. Kontrol Komunikator Komunikator & komunikan
3. Umpan balik Tidak ada Maksimum
4. Fleksibilitas Tidak diperlukan Komunikan memerlukan
suatu perubahan sehubungan
dengan umpan balik yang ada
5. Cara menentukan
keberhasilan
Tidak jangka
panjang
Segera dan perlu dialog
Catatan:
Tidak selalu komunikasi dua arah lebih baik daripada komunikasi satu arah. Pada
keadaan tertentu komunikasi satu arah yang diperlukan, seperti mengatakan pada
orang bila ada kebakaran. Akan tetapi pada kebanyakan situasi akan lebih baik bila
menggunakan komunikasi dua arah.
Membangun Komunikasi Dua Arah
Setelah memahami berbagai kendala yang menghambat terjadinya komunikasi dua
arah, kita akan lebih mudah untuk menyusun strategi guna membangun komunikasi
dua arah tersebut.
Berikut adalah beberapa strategi yang bisa dicoba.
1. Mendengar. Dalam komunikasi dua arah, ada yang berbicara, dan ada yang
mendengar. Yang sering terjadi adalah tiap pihak saling menunggu kesempatan
untuk berbicara tanpa meluangkan waktu untuk mendengar apa yang
disampaikan pihak lain (karena ia sibuk menyiapkan apa yang akan
11
disampaikan). Seringkali, banyak permasalahan dapat terselesaikan justru bukan
karena seseorang menjadi pembicara yang handal, melainkan karena ia bersedia
memahami orang lain dengan cara mendengarkan dengan saksama apa yang
disampaikan (keluhan, masalah, keinginan, harapan). Informasi yang didengar
inilah yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan langkah selanjutnya untuk
menyelesaikan masalah.
2. Terbuka. Untuk mendorong tiap pihak untuk saling terbuka, seorang pimpinan
hendaknya tidak menghukum orang yang menyampaikan pendapat, masalah,
atau perasaannya. Keterbukaan bisa juga dibuatkan wadahnya, yaitu melalui
bulletin board, kotak saran, atau media antarkaryawan. Karyawan yang
menyampaikan pendapat atau ide yang bisa dimanfaatkan perusahaan, bisa
diberikan hadiah, atau penghargaan. Demikian juga dengan karyawan yang bisa
mengidentifikasi atau mengantisipasi masalah serta mengusulkan alternatif
pemecahannya.
3. Menyamakan persepsi. Komunikasi dua arah sering terhambat karena adanya
perbedaan persepsi terhadap suatu masalah. Dengan demikian, dalam
berkomunikasi, ada baiknya disampaikan juga latar belakang pemikiran dari ide
yang disampaikan, sehingga orang lain juga bisa memiliki persepsi yang sama,
berangkat dari persepsi yang sama, atau paling tidak memahami persepsi orang
yang menyampaikan informasi tersebut. Jika pemahaman sudah tergalang, maka
komunikasi dua arah akan lebih mudah mengalir.
4. Komunikasi empat mata. Banyak juga karyawan yang enggan menyampaikan
pendapat karena sungkan berbicara di hadapan banyak orang, padahal mungkin
saja karyawan tersebut memiliki ide yang brilian. Seorang pimpinan bisa
mencoba melakukan komunikasi dua arah terhadap anak buahnya secara regular
untuk memahami kebutuhan, ekspektasi, masalah mereka. Dengan komunikasi
empat mata, bawahan mungkin saja lebih nyaman menyatakan pendapat atau
menyampaikan permasalahan yang ditemuinya di lapangan. Jadi, komunikasi
empat mata penting untuk dilakukan dengan lebih sering, tidak hanya ketika
melakukan evaluasi kerja tahunan.
12
E. Komunikasi Berantai
Definisi: proses penyampaian pesan secara berantai (melalui beberapa orang.
Model: A B C D E
(Sender) (R and S) (R and S) (R and S) (Receiver)
Keterangan: S = Sender; R = Receiver
Disini terlihat, bahwa komunikan secara berturut-turut juga menjadi
komunikator, kecuali sasaran terakhir (hanya sebagai komunikan).
Keuntungan: memperpendek jarak komunikasi antara komunikator dan
komunikan.
Kerugian: pesan yang diterima oleh komunikan akhir bisa tidak sesuai /
menyimpang.
Pada model komunikasi berantai ini, pesan dikirim oleh A, setelah diterima oleh
D melalui B dan C bisa tidak sesuai / berkurang informasinya / bahkan bisa lain
sama sekali (menyimpang). Hal ini disebabkan karena dalam komunikasi ini
melibatkan beberapa komunikator, sehingga sering kali isi pesan tidak dapat
disampaikan dengan benar setelah melalui beberapa komunikan.
Untuk mengatasi kerugian dari bentuk komunikasi berantai ini maka:
1. Pesan harus jelas, singkat, dan tidak rumit.
2. Digunakan alat bantu seperti mencatat isi pesan, perekam.
3. Gunakanlah pertanyaan terbuka apakah orang tersebut sudah mengerti atau
belum.
Contoh: Seorang pemilik apotek ingin memperluas apoteknya. Hal ini berarti
jumlah obat di apotek tersebut akan bertambah banyak. Pemilik menjelaskan
kepada apoteker mengenai jumlah minimal obat yang harus tersedia di
apoteknya. Apoteker menjelaskan perubahan defecta kepada asisten apoteker
yang sedang bertugas untuk disampaikan kepada staf yang lain. Akan tetapi
asisten apoteker tersebut tidak menjelaskan secara lengkap seperti yang telah
disampaikan oleh pemilik apotek.
F. Komunikasi Dua Tahap (Two Step Flow Model)
Konsep komunikasi dua tahap ini berasal dari Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet
(1948). Mereka melakukan suatu penelitian tentang berkomunikasi, dan hasil dari
13
penelitian tersebut memberi anggapan bahwa ide-ide sering kali datang dari radio
dan surat kabar yang ditangkap oleh pemuka pendapat.
Model komunikasi dua tahap ini dalam prosesnya berlangsung dua tahap, yaitu:
Tahap 1: dari media massa kepada orang-orang tertentu di antara pemuka
pendapat yang bertindak selaku gate keepers. Dari sini pesan-pesan media massa
disampaikan kepada anggota-anggota pemuka pendapat yang lain sebagai tahap
2.
Tahap 2: sehingga pesan-pesan media akhirnya mencapai seluruh penduduk.
Pada kebanyakan komunikasi massa tampak bahwa sebuah pesan laju dari
sumbernya, yakni komunikator, melalui saluran media massa, menuju komunikan
sebagai pihak penerima, yang kemudian sebagai kebalikannya memberi tanggapan
kepada pesan dan kepada orang-orang yang berinteraksi dengannya (Onong, 2005).
Asumsi- asumsi yang melatarbelakangi model komunikasi dua tahap adalah:
a. Warga masyarakat pada dasarnya tidak hidup secara terisolasi, melainkan aktif
berinteraksi satu sama lainnya dan menjadi anggota dari satu atau beberapa
kalompok social
b. Tanggapan dan reaksi terhadap pesan-pesan media massa tidak terjadi secara
langsung dan segera, tetapi melalui perantara yakni hubungan-hubungan social
c. Para pemuka pendapat umumnya merupakan sekumpulan orang yang aktif yang
menggunakan media massa serta berperan sebagai sumber dan rujukan
informasi yang berpengaruh
Kelebihan komunikasi dua tahap, yaitu:
1. Dapat membantu kita dalam memusatkan perhatian atas adanya hubungan yang
komplementer atau saling melengkapi antara komunikasi massa dengan
komunikasi antarpribadi
2. Adanya peran aktif dari pemuka pendapat dan cara-cara berkomunikasi tatap
muka yang di pandang mempunyai peranan penting dalam setiap situasi
komunikasi, khususnya bagi masyarakat di Negara berkembang
3. Memberikan kerangka kerja yang secara konseptual dapat dipakai guna meneliti
gejala-gejala komunikasi yang bersifat kompleks
4. Model dua tahap ini memperlihat dua hal yang menonjol, yaitu:
a. Diberikan perhatian khusus pada peranan pemuka pendapat sebagai sumber
informasi
14
b. Beberapa penyempurnaan dari model komunikasii dua tahap, sebagaimana
dikenal dalam model komunikasi satu tahap dan model komunikasi banyak
tahap.
Kelemahan komunikasi dua tahap, yaitu:
1. Model tersebut menyatakan bahwa individu yang aktif dalam mencapai
informasi hanyalah pemuka pendapat, sedangkan masyarakat yang lain hanya
bersikap pasif. Kegiatan pemuka pendapat dianggap sebagai usaha untuk
memperoleh kesempatan berperan sebagai pemrakarsa komunikasi. Tapi
kenyataannya ada pemuka pendapat yang bersifat pasif pula.
2. Pandangan bahwa dalam proses komunikasi massa pada hakikatnya terjadi dua
tahap ternyata membatasi proses analisisnya, sebab komunikasi dapat terjadi
dalam dua tahap atau lebih. Dalam kasus tertentu dapat saja terjadi proses
komunikasi satu tahap misalnya media massa langsung mempengaruhi
khalayak. Dalam kasus lain media massa menimbulkan proses komunikasi
banyak massa
3. Proses komunikasi dua tahap menunjukan bahwa betapa tergantungannya
pemuka pendapat akan informasi yang disebarkan oleh media massa. Sekarang
informasi itu di dapat bukan hanya dari media massa akan tetapi dari media lain.
4. Model komunikasi dua tahap mengabaikan perilaku khalayak berdasarkan
“waktu” pengenalan ide baru.
5. Model ini tidak menunjukkan adanya perbedaan peranan dari berbagai saluran
komunikasi dalam hubungannya dengan tahap-tahap inovasi.
6. Adanya pemisahan khalayak antara pemuka pendapat dengan masyarakat
pengikut (followers). Padahal tidak selamanya mereka yang bukan pemimpin
(non leaders) adalah pengikut dari pemuka pendapat.
15
Proses Komunikasi 2 Tahap :
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi memiliki berbagai macam
bentuk, yaitu komunikasi perorangan, komunikasi kelompok, komunikasi satu arah, komunikasi
dua arah, komunikasi berantai, dan komunikasi dua tahap.
Antara bentuk komunikasi yang satu dan yang lainnya terdapat perbedaan yang sangat jelas,
terutama pada cara penyampaian, dan media yang dilakukan.
3.1 Saran
Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi
manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika
penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu tidak
akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari kejiwaan manusia,
sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi yang membangun dalam
bentuk kritik dan saran.
Pada akhirnya ucapan terima kasih dengan kesempatan dan perhatian yang
diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan dan kelalaian dalam
makalah ini atau di dalam proses pembuatan makalah sederhana ini, baik dari paragraf,
kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini. Selanjutnya tidak etis
rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk pekerjaan yang disertai
dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan dari Allah yang Maha Rahman.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengatur Ringkas, Bandung : Amirco.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi; Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003.
Jhon Fiskes, Introduction to Coummication Studies, Sage Publication, 1996.
http://adiprakosa.blogspot.com/2008/09/pengertian-komunikasi.html
http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/komunikasi-interpersonal/
http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/
http://wisynu.lecture.ub.ac.id/files/2012/03/DASAR-KOMUNIKASI-III.pdf
http://sejenak-farmasi.blogspot.com/2012/12/komunikasi-dan-konseling-part-3.html
http://blog.its.ac.id/sulastri10mhsmatematikaitsacid/2010/09/16/unsur-pembentuk-
komunikasi/
http://achmadkhadafisyaifullah.blog.perbanas.ac.id/2011/12/03/komunikasi-interprsonal-
dan-mendengarkan/
18