materi k3 bp konstruksi ok.pptx
TRANSCRIPT
UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015
Disampaikan pada :Pelatihan Mandor Pembesian di Kota Langsa
9 November 2015 – Universitas Samudra Langsa
KLASIFIKASI/JENIS PROYEK KONSTRUKSI1. Proyek konstruksi bangunan gedung
(Building Construction)2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman
(Residential Contruction/Real Estate)3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek
Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek infrastruktur seperti bendungan, jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan
4. Proyek konstruksi industri (Industrial Construction) spesifikasi dan persyaratan khusus :kilang minyak,industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir
04/22/2023 2
Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi
Melibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah Masa kerja terbatas;Intensitas kerja yang tinggiBersifat multi disiplin ilmu dan multi craftsMenggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
04/22/2023 3
Kegiatan Konstruksi merupakan yang terus berkelanjutan,Kegiatan konstruksi berpotensi adanya resiko baik sosial, ekonomi, jiwa, hukum, dll.Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan berbagai standar dan ketentuan K3 & LK yang berlaku
04/22/2023 4
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
PERMASALAHAN PELAKSANAAN K3
Masyarakat Pekerja ◦ Tuntutan pekerja masih pada
kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesejahteraan).
◦ K3 belum menjadi tuntutan pekerja,
Pengusaha ◦ Menekankan penghematan biaya
produksi dan meningkatkan efisiensi, untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dan K3 dipandang sebagai beban biaya operasional tambahan.
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA (INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN KACAUNYA PROSES PEKERJAAN / PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN SEBELUMNYA
Catatan :Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya korban manusia cidera atau mati.
KECELAKAAN KERJA
KASUS-KASUS KECELAKAAN
Sektor Tambang & Migas
- Depo Plumpang- Kilang Balongan Cirebon- Lepas pantai Indramayu- Depo Ujung Pandang- Agen Minyak tanah Cililitan-Tambang BatubaraSawahluto- Lumpur Serang Banten- Lumpur Lapindo
- Tambang Kutai - Freeport papua
04/22/2023 11
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Jatuh : 26%Terbentur : 12 %Tertimpa : 9%Mesin & alat : 8%Alat tangan : 7%Transport : 7 %Lain-lain : 6%
Data Penyebab Kecelakaan Sektor Konstruksi
04/22/2023 12
Data Kecelakaan
previous
- Konstruksi : 31,9 %- Industri : 31,6 %- Transport : 9,3 %- Pertambangan :2,6 %- Kehutanan : 3,8 %- Lain-lain : 20 %
UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Estimasi ILO (2008 – 2009); - 1,2 juta/thn TK tewas akibat kec. Kerja; - 160 juta/thn TK sakit akibat kerja (PAK); - Jumlah kerugian mencapai 2,4 % dari GDB.
Di Indonesia (2013); - 9 orang/hari TK tewas; - puluhan ribu mengalami kecelakaan.
Sumber : PT. Jamsostek (Persero)
Data :
Tahun Sembuh Cacat
Meninggal Total Nilai Kompensasi(Rupiah) Fungsi Sebagian Tetap
2010 89,873 4,061 2,550 36 2,191 98,711 237,360,297,079.44
2011 90,387 4,130 2,722 34 2,218 99,491 305,947,776,814.76
2012 94,135 3,861 2,689 35 2,332 103,052 315,468,252,279.45
Sep'2013 68,586 2,928 2,027 29 1,793 75,363 258,050,575,207.23
PhilosophyUpaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
Keselamatan & Kesehatan Kerja
K3
KeilmuanSuatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah KECELAKAAN, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerja , dll
ACCIDENT PREVENTION
Keselamatan & Kesehatan Kerja
K3
Pendekatan Kemanusiaan• Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/ keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan masyarakat
• K3 bagian dari HAM
Pendekatan K3
Pendekatan Ekonomi• K3 mencegah kerugian• Meningkatkan
produktivitas
TUJUAN K3• Melindungi TENAGA KERJA ditempat kerja
agar selalu terjamin keselamatan & kesehatannya
• Melindungi ORANG LAIN yang berada di tempat kerja
• Melindungi BAHAN & PERALATAN PRODUKSI agar dapat digunakan secara aman dan efisienUpaya yang dilakukan melalui :
1. Kampanye2. Pemasyarakatan3. Pembudayaan4. Kesadaran dan
kedisiplinan
SEJARAH PERATURAN PERUNDANGAN K3
Veiligheids ReglementTh 1910
S/dTh.1970
Sifat : Repressive
ZAMAN PEJAJAHAN BELANDA
UNDANG UNDANGNo: 1 TAHUN 1970
TENTANGKESELAMATAN KERJA
SifatPreventive
(Pembinaan)
12 JANUARI 1970
UU NO. 1 TAHUN 1970 KESELAMATAN KERJA
LATAR BELAKANG
Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406 sudah tidak sesuai lagi
Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi - peningkatan intensitas kerja
Upaya preventif mulai dari perencanaan sampai pada tahap akhir (pemusnahan)
DASAR HUKUM
1. UUD 19452. UU No 13 TAHUN 2003 (UU NO.
14 TAHUN 1969)3. UU No. 1 TAHUN 1970
Policy Nasional K3 berada ditangan Menteri yang bertanggungjawab dibidang ketenagakerjaan
UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) :Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 2
Pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar R.I tahun 1945.
DASAR HUKUM
UU No.13 Tahun 2003
Pasal 4Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
a. Membudayakan & mendayagunakan tenaga kerja secar a optimal dan manusiawi,
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja & penyedian tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional nasional dan daerah,
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan tenaga kerja,
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
DASAR HUKUM
DASAR HUKUMPasal 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :a. keselamatan dan kesehatan kerjab. Moral dan kesusilaan c. Perlakuan yang seuai dengan harkat dan
martabat manusia serta nilai-nilai agama.(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.
(3) Perlindungan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan peraturan perundangan yang berlaku
SKB Menaker & PU No.174/104/86-K3
Konstruksi
Koordinasi Pelaksanaan K3 Konst
Kimpraswil U U No 18/1999 ttg JASA
KONSTRUKSI UU 28/2003 ttg Bangunan
Gedung P P No 28, 29, 30 Th 2000
ttg Juklak Jakon Permenpu No 5 thn 2014
Depnakertras Undang-undang No.
13/2003 Undang-undang No 1/1970 PP No 50
/2012 Per MenakerNo 01/1980
K3 tanggung jawab semua pihakKecelakaan kerja di tempat kerja dengan segala
konsekuensi akibatnya, dapat disebabkan oleh adanya kegagalan teknis / manajemen.
Karena itu upaya K3 pencegahan kecelakaan tidak hanya bagaimana mengatasi pada saat kejadian, akan tetapi harus mulai sejak perencanaan .
Semua pihak (perencana, pemasang, pengguna, pemeriksa dan penguji) instalasi/peralatan/mesin/ pesawat dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kewajiban menerapankan standar K3
Koordinasi Penerapan K3Depnaker mengemban amanat Undang-
undang dibidang ketenagakerjaan termasuk K3, yang berperan menetapkan kebijakan nasional termasuk penegakan hukum
Penerapan Norma Ketenagakerjaan termasuk K3 tidak mungkin dapat berjalan sendiri tanpa Koordinasi antar instansi /lembaga. Kemenaker adalah sebagai lading sector
Pelaksanaan K3 sesuai UU 1/1970 secara eksplisit merupakan pelaksanaan K3 secara sistem
SMK3 dikeluarkan sejak 1996 melalui Permenaker No. 05/Men/1996
Di Internasional perkembangan sistem manajemen K3 mulai berkembang melalui ILO Guidline Tahun 2001
OHSAS dikembangkan pada tahun 2001SMK3 ditegaskan kembali dalam UU 13 tahun
2003 pasal 87Dan mengamanatkan pedoman penerapan melalui
Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 (12 April 2012)
SEJARAH KEBIJAKAN SMK3
Pasal 27 (2) UUD1945Undang-
undang 13 Thn 2003
Pasal 86 Pasal 87
• UU No.1/1970 PP 50 Tahun 2012 ttg
Penerapan SMK3
Sanksi
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatankerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
DASAR HUKUM PENERAPAN SMK3
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
Pasal 87 UU No.13/2003
PengertianPasal 1
SMK3Bagian dari Sistem Manajemen Perusahaan Secara Keseluruhan Dalam Rangka Pengendalian Risiko Yang Berkaitan Dengan Kegiatan Kerja Guna Terciptanya Tempat Kerja Yang Aman, Efisien Dan Produktif.
Audit SMK3Pemeriksaan Secara Sistematis Dan Independen Terhadap Pemenuhan Kriteria Yang Telah Ditetapkan Untuk Mengukur Suatu Hasil Kegiatan Yang Telah Direncanakan Dan Dilaksanakan Dalam Penerapan SMK3 Di Perusahaan.
Wajib bagi perusahaan: ◦memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit
100 (seratus) orang; atau ◦mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Dlm menerapkan SMK3 memperhatikan peraturan perUU, konvensi atau standar internasional
Pasal 5
Pembuktian Penerapan SMK3
Audit EksternalInternal
Dilakukan perusahaan
Dilakukan oleh Lembaga Audit (yang
telah ditunjuk Menakertrans)
1. Sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga kerja di bidang K3
2. Meningkatkan mutu kehidupan bangsa dan image bangsa di forum internasional
3. Mengurangi angka kecelakaan kerja yang sekaligus akan meningkatkan produktifitas kerja/nasional
4. Mengetahui tingkat penerapan terhadap peraturan perundangan
Manfaat dari Penerapan SMK3 berdasarkan PP N0. 50 Tahun 2012:
Sanksi AdministratifPasal 190 UU No 13 Tahun 2003
(1) Pelanggaran pasal 87 dikenakan sanksi administratif(2) Sanksi administratif berupa :
a. teguran;b. peringatan tertulis;c. pembatasan kegiatan usaha;d. pembekuan kegiatan usaha;e. pembatalan persetujuan;f. pembatalan pendaftaran;g. penghentian sementara sebagian atau
seluruh alat produksi;h. pencabutan ijin.
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970
(TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NO.1918)
Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015
Apa ?
Tem
pat k
erja
Tenaga
kerja
Sumber bahaya usaha
Pasal 1
-Tetap-Temporary
Barang/jasa
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
Pasal. 1Tempat kerja : tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya
Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut
UU NO. 1 TAHUN 1970
RUANG LINGKUPPsl. 2Tempat kerja : di darat, dalam tanah, permukaan air,
dalam air, di udara wil. Hukum RIJenis-jenis usaha (tempat kerja) yang diwajibkan
melaksanakan syarat K3, tempat kerja yang mempunyai sumber bahaya, yg berkaitan dengan :
- Keadaan mesin, pesawat, alat kerja, peralatan dan bahan - Sifat pekerjaan- Cara bekerja- Lingkungan- Proses produksi
UU NO. 1 TAHUN 1970
KONSTRUKSI
JALANJEMBATAN
BENDUNGANIRIGASI
GEDUNGDERMAGAINDUSTRIMENARA
MEKANIKALELEKTRIKAL
DLL
Ruang lingkup K3 Konstruksi UU 1/70/ Pasal 2 ayat (2) huruf c
RancangKonsultan
BangunKontraktor
Riksa UjiPJK3
OperasiPengelola
RawatPengelola
UU NO. 1 TAHUN 1970
Pasal 3SYARAT-SYARAT K3
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk :Arah dan sasaran Kongkrit : • Pencegahan kecelakaan (kebakaran, peledakan, Pencemaran) dan
Penyakit akibat kerja (penerangan,suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran)
• Penyediaan sarana pengendalian sumber bahaya.
(18 butir bentuk sumber bahaya yang dirumuskan harus dikendalikan)
UU NO. 1 TAHUN 1970pengendalian sumber bahaya meliputi :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;b. mencegah, mengurangi dan memadamkan
kebakaran;c. mencegah dan mengurangi bahaya
peledakan;d. memberi kesempatan atau jalan
menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;f. memberi alat-alat perlindungan diri pada
para pekerja;g. mencegah dan mengendalikan timbul atau
menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
UU NO. 1 TAHUN 1970pengendalian sumber bahaya meliputi :
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m.memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
UU NO. 1 TAHUN 1970
pengendalian sumber bahaya meliputi : p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan
bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi
04/22/2023 46
PERMOHONAN STANDAR
PENGESAHAN PENGGUNAAN ALAT DAN PERALATAN KONSTRUKSI & SARANAN BANGUNAN
KONTRAKTOR IPK3PENGESAHA
N ALAT
• Motor Diesel / Genset• Scaffolding• Pesawat Angkat• Instalasi Pipa Air• Instalasi Tata Udara• Instalasi Lift• Instalasi Prot
Kebakaran• Instalasi Penyalur Petir• Pondasi• Tiang Pancang• Utilitas Bangunan• Hoisting Lift• Struktur Bangunan• Instalasi Penerangan•
PEG. PENGAWAS (SPESIALIS)
AHLI K3 KONSTRUKSI
PEMBUATAN LAPORAN
(ADMINISTRATIF)
1. PEGAWAI PENGAWAS K3 Adalah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Depnakertrans, sebagai Pejabat Fungsional dan sebagai PPNS
2. Ahli K3Adalah Tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depnakertrans ditunjuk oleh MENAKERTRANS
-> Professional <-
PASAL 5 (1) UU No 1/170 PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI KESELAMATAN KERJA DITUGASKAN MENJALANKAN PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP DITAATINYA UNDANG UNDANG INI DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA
PENGAWASAN K3
04/22/2023 48
SERTIFIKASI KOMPETENSI PERSONEL K3 Pada Kegiatan Konst Bangunan
Kep . Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No Kep 20/DJPKK/2004
A. Proyek > 6 bulan atau TK > 100 org.- Min . 1 org Ahli Utama - Min . 1 org Ahli Madya - Min . 1 org Ahli Muda
B. Proyek < 6 bulan atau TK < 100 org.- Min . 1 org Ahli Madya - Min . 1 org Ahli Muda
C Proyek < 3 bulan atau TK < 25 org.- Min . 1 org Ahli Muda
D. Teknisi perancah harus memiliki lisensi
PENGAWASAN Bab IV Pasal 5MENAKER
DIREKTUR
PEG.PENGAWAS
AHLIK3 P2K3
KANDEP/DINAS
LUARDEPNAKER
Permenaker No 2 /1992
- POLI PRSH- JASA
KESEHATANPERUSAHAAN
PEMERINTAH
SWASTA - INDUSTRI- JASA ----PJK3
DOKTERPRSH
UU NO. 1 TAHUN 1970
Pasal 6Ketentuan banding bagi yang tidak menerima keputusan direktur
Pasal 7Pengusaha membayar retribusi yang diatur oleh peraturan perundangan
UU No. 1 TAHUN 1970
UU No. 1 TAHUN 1970KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 8 Pemeriksaan kesehatan badan,kondisi
mental dan kemampuan tenaga kerja : Baru Yang hendak dipindah ke tugas lain
(yang berpotensi bahaya) Berkala min satu tahun sekali
Oleh Dokter perusahaan (yang dibenarkan oleh Menteri)
Pasal 9Pembinaan
Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru Kondisi dan bahaya di tempat kerja Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan Menyediakan APD Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
Mempekerjakan setelah yakin memahami K3 Melakukan pembinaan
pencegahan kecelakaan pemberantasan kebakaran peningkatan K3 pemberiaan PK3
Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
UU No. 1 TAHUN 1970
Pasal 10PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (P2K3)Permenaker No 4 tahun 1987
Fungsi Wadah kerjasama peningkatan bidang K3 antara: pihak perusahaan dan Pihak pekerja
UU No. 1 TAHUN 1970
Pasal 11 Kewajiban Melaporkan Kecelakaan Kerja
• Pengurus wajib melaporkan kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
• Tata cara Pelaporan diatur oleh Peraturan Perundangan Permen No. 03/Men/1998
UU No. 1 TAHUN 1970
Pasal 12Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
UU No. 1 TAHUN 1970
KEWAJIBAN H A K• Memberikan keterangan pada Pegawai Pengawas
• Memakai APD• Memenuhi dan mentaati syarat K3
• Meminta pengurus untuk melaksanakan Syarat K3
• Menyatakan keberatan, jika syarat K3 belum terpenuhi
Pasal 13Perlindungan Terhadap Orang Lain
Kewajiban menggunakan APD yang ditetapkan
Pasal 14Kewajiban Pengurus
UU No. 1 TAHUN 1970
Menempelkan UU No. 1 Tahun 1970 Memasang gambar dan bahan
pembinaan K3 Menyediakan secara cuma-cuma APD
dan petunjuk K3 untuk tenaga kerja dan orang lain
UU No. 1 TAHUN 1970Pasal 16
Kewajiban Pengusaha
Pengusaha menyesuaikan dalam waktu satu tahun setelah diundangkan
Pasal 17Pemberlakuan peraturan lama sepanjang tidak
bertentangan
Pasal 18 Nama Undang-Undang ini adalah Undang-Udang
Keselamatan kerja
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
PERATURAN ORGANIK
K3 Sektoral K3 Teknis Kelembagaan K3 Kompetensi SDM K3
SECARA SEKTORAL
PP No. 19/1973 - PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DIBIDANG PERTAMBANGAN
PP No. 11/ 1979 - KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI
Per.Menaker No. 01/1978 - K3 DALAM PENEBANGAN DAN PENGANGKUTAN KAYU
Per.Menaker No. 01/1980 - K3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
PEMBIDANGAN TEKNIS
PP No. 7/1973 – Pestisida PP No. 11/ 1975 - Keselamatan Kerja Radiasi Per.Menaker No. 04/1980 – APAR Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod. Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut Per.Kepmenaker & Trans No.75/2002 – PUIL 2000 Per.Menaker No. 02/1989 - Instalasi Petir Per.Menaker No. 03/1999 – LifT/ Listrik
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
KOMPETENSI SDM
Per.Menaker No. 07/1973 - Wajib Latih Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi Paramedis
Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan Kwalifikasi Juru Las
Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan Kwalifikasi Oparetor Pesawat Uap
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
KOMPETENSI SDM
Per.Menaker No. 01/1979 - Syarat dan Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut
Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3 Kep.Menaker No. 407/1999 – Kompetensi Tehnis Lift Kep.Menaker No. 186/1999 – Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran KepMenaker No. 187 /1999 Kompetensi Petugas
Kimia. Kep Dirjen No. 311/BW/M/2002 Kompetensi teknisi
Listrik.
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
KELEMBAGAAN DAN SISTEM
Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3 Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa
K3 PP 50 tahun 2012 ttg SMK3 Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan
Kecelakaan
PERATURAN PELAKSANAANUU NO. 1 TAHUN 1970
HAZARD CONTROL
PRINSIP DASAR PENERAPAN K3
Risk Assessment identifikasi &
analisa potensi bahaya
Tindakan Pengendalia
n bahaya
SEKILAS TENTANG MANAJEMEN RISIKO KONSTRUKSI
Pekerja Buruh Konsultasi Health and Safety representative
Identifikasi bahaya
Penilaian risiko
Pengendalian risiko
Eliminasi
SubstitusiPengendalian
RekayasaPengendalian Administrasi
APD
Implementasi
InspeksiReviewKoreksi
AuditEvaluasi
Identifikasi Potensi BahayaSebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas pekerjaan dan Safety Departement.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
Jenis Potensi Bahaya
• Biological Hazards• Chemical Hazards• Mechanical Hazards• Physical Hazards• Ergonomic• Electrical Hazards• Physiological
Hazards
Kenali Faktor bahaya • Biologi (jamur, virus, bakteri, mikroorganisme, tanaman,
binatang)• Kimia (bahan/material/gas/uap/debu/cairan beracun,
berbahaya, mudah meledak/menyala/terbakar, korosif, iritan, bertekanan, reaktif, radioaktif,oksidator, penyebab kanker, bahaya pernafasan, membahayakan lingkungan, dsb
• Fisik/Mekanik (infrastruktur, mesin/alat/perlengkapan/ kendaraan/alat berat, ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/terkurung, cahaya, listrik, radiasi, kebisingan, getaran dan ventilasi)
• Biomekanik (postur/posisi kerja, penangkutan manual, gerakan berulang serta ergonomi tempat kerja/alat/mesin)
• Psikis/Sosial (berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian manajemen, lingkungan sosial tempat kerja/alat/mesin)
• Bahaya Somatik (hipertensi, asma, diabetes, obesitas, dll)• Dampak lingkungan (air, tanah, udara, sumber daya energi,
sumber daya alam, dll)
Jenis-jenis kecelakaan pada proyek konstruksi
Jatuh dari ketinggian. Pada proyek gedung atau bangunan tinggi, kecelakaan sering terjadi, dapat diakibatkan karena tersandung, pagar pengaman tidak ada/tidak kuat, vertigo, takut ketinggian dsb.
Kejatuhan benda keras. Benda atau alat kerja yang jatuh bisa mengenai orang di bawah.
Terkena batu hasil ledakan dinamit. Ledakan yang terlalu kuat bisa melempar hasil ledakan lebih jauh dari perhitungan.
Terkena paku, pecahan kaca, batu atau terpukul benda keras.
Bongkaran bekisting yang tersebar tidak teratur, pecahan-pecahan kaca, rekan kerja yang kurang hati-hati.
Kebakaran karena berbagai akibat sampah, kertas yang bertebaran, bahan bakar dsb, bisa terbakar karena kesembronoan pekerja.
Perancah runtuh.Perancah yang tinggi atau menahan beban berat bisa runtuh disebabkan karena berbagai sebab diantaranya: Kunci pin tidak ada, Landasan amblas, Corss brace lepas, Pipa pemaku tidak dipasang, dll
Tower crane jatuh. Peristiwa ini sering terjadi, intensitas pekerjaan yang tinggi, slink sudah tua, beban over, pengoperasian yang tidak benar, bisa menyebabkan crane jatuh.
Tenggelam. Pada proyek-proyek yang berkaitan dengan air, bahaya tenggelam bisa terjadi. Dsb.
04/22/2023 73
Pekerjaan pembangunan jalan
Pekerjaan PersiapanPekerjaan Pengaturan Lalu Lintas Pekerjaan Relokasi Utilitas dan PembersihanPekerjaan DrainasePekerjaan TanahPekerjaan TimbunanPekerjaan Pemotongan PohonPelebaran Perkerasan dan Bahu JalanPerkerasan BerbutirPerkerasan AspalPekerjaan StrukturPekerjaan Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor Pekerjaan Pemeliharaan RutinPekerjaan Marka Jalan
04/22/2023 74
Pekerjaan pembangunan gedung
Pekerjaan PersiapanPekerjaan Galian Tanah Pekerjaan PondasiPekerjaan StrukturPekerjaan AtapPekerjaan Mekanical & ElectricalPekerjaan Arsitektur & finishing
THE ILCI LOSS CAUSATION MODELBird & German, 1985
SEBABDASAR
PENYEBABLANGSUNG
INSIDEN(Kontak)
LEMAHNYAKONTROL
o PROGRAMSTANDARTAK SESUAI
o KEPATUHAN
PELAKSANAAN
o FAKTORPERORANGAN
o FAKTORKERJA
o PERBUATANTAK AMAN&o KONDISITAK AMAN
<KEJADIAN>o KONTAKDENGANENERGIATAUo BAHAN/ ZAT
o KECELAKAAN ATAUo KERUSAKANYANG TAKDIHARAPKAN
KERUGIAN
HIRARKI PENGENDALIAN
1
2
3
4
ELIMINASI
SUBSITUSI (PENGGANTIA
N DENGAN YANG BARU)REKAYASA
ENGINEERING
PENGENDALIAN ADMINISTRATIF
(ORGNYA YANG DI MAINTENANCE)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
HIRARKI KESELAMATAN
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO K3
☻ Eliminasi Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi Mengganti bahan bentuk serbuk dengan
bentuk pasta Proses menyapu diganti dengan vakum Bahan solvent diganti dengan bahan
deterjen Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik Pemasangan alat pelindung mesin
(mechine guarding) Pemasangan general dan local
ventilation Pemasangan alat sensor otomatis
☻ Pengendalian Administratif Pemisahan lokasi Pergantian shift kerja Pembentukan sistem kerja Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri Helmet Safety Shoes Ear plug/muff Safety goggles dll
HIRARKI PENGENDALIAN RESIKO K3
79
Alat Pelindung Diri ◦ suatu alat yang mempunyai kemampuan
untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
Alat Pelindung Kepala
• Helm
• Tutup Kepala
• Hats / Cap
Melindungi kepala dari benda keras, pukulan dan benturan, terjatuh dan terkena arus listrik
Melindungi kepala dari kebakaran ,korosi ,panas / dingin
Melindungi kepala dari kotoran dan debu
Dapat mengurangi intensitas suara 20 s/d 30 dBMacam –macam Ear Muffler (Penutup telinga)
PELINDUNG TELINGA
• Sarung Tangan
-Sarung tangan kain-Sarung tangan plastik-Sarung tangan PVC-Sarung tangan karet-Sarung tangan kulit-Sarung tangan metal-Sarung tangan dingin ( cold storage )-Sarung tangan Listrik ( High Voltage )
Alat Pelindung Tangan
Digunakan untuk pekerjaan di ketinggian di atas 3 meter
Harus dapat menjaga posisi tubuh dengan kepala di atas saat terjatuh
BODY HARNESS
• Baju tahan panas -Untuk petugas pemadam -Pekerja sekitar oven / pembakaran
• Baju hujan
• Baju laboratorium -Untuk pekerja laboratorium tahan terhadap zat kimia, steril
Pakaian Pelindung
HIERARCHY OF RISK CONTROL
CONSIDER Manages
First the Risk
Elimination
Substitution
Engineering
Last the PeopleAdmisnistration
PPE
Hook dikaitkan pada posisi lebih tinggi dari
pinggang
Hook dikaitkan pada posisi lebih rendah dari
pinggang
Jika A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Then,K + N + O + W + L + E + D + G + E11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 =
H + A + R + D + W + O + R + K8 + 1 + 18 + 4 + 23 + 15 + 18 + 11 =
A + T + T + I + T + U + D + E1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 =
96%
98%
100%
SATU MENIT untuk menulis konsep keselamatan SATU JAM untuk melaksanakan pertemuan keselamatan
SATU MINGGU untuk merencanakan program keselamatan
SATU BULAN untuk menerapkannya di tempat kerja SATU TAHUN untuk mendapatkan penghargaan
keselamatan SEPANJANG HIDUP untuk membudayakan kerja selamat
NAMUN HANYA MEMERLUKAN Waktu sesaat untuk menghancurkan itu semua
dengan
MottoPerlu ......
KECELAKAAN KERJA