materi komunikasi
TRANSCRIPT
Tingginya AKI di Indonesia mrpkn masalah besar yg hrs ditangani oleh berbagai
pihak. Tiga keterlambatan yg sering mjd penyebab kematian ibu :
1. Terlambat mengenali tanda2 bahaya kehamilan shg terlambat mengambil
keputusan untuk mencari pertolongan
2. Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesh
3. Terlambat mndptkan pelayanan stlh tiba di tempat pelayanan kesehatan
Bidan sebagai ujung tombak pelayanan terhadap ibu mempunyai andil yang sangat
besar dlm mengatasi masalah tsb diatas. Seorang bidan tidak hanya harus menguasai
ketrampilan teknis klinis, tetapi juga sangat diharapkan mampu berkomunikasi dan
melakukan konseling yang baik.
Kualitas komunikasi bidan yg rendah akan berdampak terhadap transfer pesan kpd
klien kurang baik, bidan menjadi kurang peka dan kurang mampu menggali kebutuhan
dan masalah klien, tidak tanggap thd perasaan klien, klien tdk puas, & selanjutnya dpt
diperkirakan kredibilitas bidan tsb diragukan. Dari penelitian di Indonesia ( Januari’1997
di propinsi Jabar dan Jateng ) ttg interaksi bidan-klien menunjukkan bahwa byk bidan yg
tdk menggunakan ketrampilan konseling yg baik,misalnya :
Para bidan cenderung mendominasi sesi konseling ( 63 % ucapan didominasi
bidan ), kurang memberi kesempatan kpd klien utk berbicara panjang lebar atau
mengungkapkan keinginan dan perasaannya
Para bidan lebihbanyak mengajukan pertanyaan tertutup ( pertanyaan yg sifatnya
mengarahkan pd jawaban ya atau tidak )
23 % ucapan bidan adalah pengulangan kata –kata bidan itu sendiri
Pelatihan KIP/K merupakan upaya peningkatan ketrampilan komunikasi serta
konseling bidan dan merupakan salah satu dari berbagai strategi yang dilakukan untuk
mengurangi AKI
1
KOMUNIKASI
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses interaksi dan pertukaran informasi dari satu
individu dengan individu lainnya dimana melalui proses tersebut individu yang satu dapat
mempengaruhi individu lainnya serta dapat diperoleh suatu pemahaman bersama
Proses Komunikasi
Sebagai suatu proses interaksi, maka komunikasi sebaiknya dilakukan melalui
proses dua arah, serta melibatkan adanya umpan balik,krn umpan balik memainkan
peranan penting,krn umpan balik memungkinkan bagi pengirim pesan merubah atau
memperbaiki isi pesan, khususnya apabila tujuan pengirim pesan tidak tercapai atau
pesan yang diterima meskipun dimengerti dan dilaksanakan oleh penerima berita, tetapi
hal tersebut ternyata tidak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirim berita.
PERAN KOMUNIKASI
Komunikasi memegang peran penting dlm kehidupan sehari – hari maupun dalam
pelaksanaan tugas. Hal ini antara lain karena komunikasi memiliki peran sbb:
Menjalin hub. Interpersonal
Membina kepercayaan
Mengkoordinir tindakan
Melakukan pembagia pekerjaan
Melakukan aktivitas kelompok
Mencari pemecahan masalah bersama
Manfaat Komunikasi
Komunikasi merupakan dasar bagi semua interaksi manusia dan bagi semua fungsi
kelompok. Melalui komunikasi,maka akan dpt :
Mencapai pengertian satu sama lain
Membina kepercayaan
Mengkoordinir tindakan
Merencanakan strategi utk pencapaian suatu tujuan
Melakukan pembagian pekerjaan
Melakukan aktivitas kelompok
2
Mencari pemecahan masalah bersama
Fungsi Komunikasi
Seatt & Mitchell (dlm Higgins, 1982) telah mengidentifikasi adanya 4 fungsi komunikasi
yang terjadi di organisasi sbb :
1. Fungsi Emosi
2. Fungsi Motivasi
3. Fungsi Informasi
4. Fungsi Kontrol
1. Fungsi Emosi
Dlm proses komunikasi yang melakukan komunikasi adalah manusia, meskipun
kadangkala dlm bentuk kelompok atau organisasi. Manusia memiliki emosi dan mereka
mengekspresikan emosinya pd orang lain melalui komunikasi.Komunikasi jenis ini
orientasinya adalah perasaan. Dalam hubungannya dgn organisasi, tujuan dr jenis
komunikasi ini adalah berhubungan dgn penerimaan dr peran – peran organisasi. Tetapi
bila dilihat secara informal fungsi komunikasi jenis ini adalah untuk mengekspresikan
perasaan puas,tdk puas,kegembiraan,maupun kepahitan.
2. Fungsi Motivasi
Tujuan dari tipe komunikasi ini adalah memberikan motivasi pd seseorang atau
pd lingkup organisasi thd tujuan organisasi.Memberikan instruksi,penghargaan,tindakan
disiplin,mentransfer tujuan kpd bawahan,mendefinisikan peraturan antara lain adalah
contoh dr fungsi motivasi.
3. Fungsi Informal
Tujuan dari fungsi komunikasi ini adalah untuk menyediakan informasi –
informasi penting untuk pengambilan keputusan maupun menyelesaikan masalah.
4. Fungsi Kontrol
Fungsi keempat dari komunikasi adalah mengkontrol perilaku orang lain maupun
anggota organisasi. Hal ini antara lain tercermin dr peraturan,penjelasan tugas –
tugas,otoritas dan struktur organisasi.
3
Ada beberapa jenis komunikasi :
Komunikasi Massa : Penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok besar
orang,biasanya sebagian besar masy. Misalnya pidato kampanye atau khotbah
Komunikasi intrapersonal : penyampaian pesan dari seseorang kpd dirinya
sendiri.misalnya : berbicara dalam hati
Komunikasi Interpersonal : Penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain,beersifat dua arah, secara verbal atau non verbal Misalnya antara bidan dan
klien.Termasuk didalamnya komunikasi :
a. Antara dua orang, adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain,dua arah
interaksi verbal dan non verbal yg menyangkut saling berbagi informasi dan
perasaan
b. Antara tiga orang atau lebih (komunikasi kelompok/group kecil), menyangkut
komunikasi dari orang ke bbrp orang lain (kelompok kecil) masing – masing
anggota menyadari keberadaan anggota lain,memiliki minat yang dan/atau
bekerja untuk suatu tujuan
Persiapan Komunikasi
Untuk dapat menciptakan suatu komunikasi yang efektif,maka sebelum kita
melakukan komunikasi,maka akan menjadi lebih baik apabila sblm melakukan
komunikasi kita telah memahami dan menganalisis terlebih dahulu orang yg akan kita
ajak bicara. Dalam hal ini, Davies dkk, (1981) mengungkapkan bahwa terdapat bbrp hal
yg perlu diperhatiakn sblm kita berkomunikasi. Hal itu antara lain adalah sbb :
1. Mengetahui apa yg mjd kesamaan kebutuhan/minat antara komunikator dgn
komunikan. Komunikasi membutuhkan tujuan dan sasaran yg sama antara
pengirim dan penerima, sehingga hal pertama kali yg hrs dicari adalah kesamaan
kebutuhan / minat diantaranya.
2. Membuat pesan yg disampaikan mjd menarik
Dlm hal ini kita hrs mengidentifikasi pendengar (latar belakang
pendidikan,pekerjaan,usia,dsb) supaya kita dpt memilih cara bagaimana kita
menyampaikan pesan supaya menjadi menarik.
4
3. Mengetahui seberapa jauh pendengar mengetahui hal yg akan dibicarakan
Memberi tahu orang lain apa yg telah mereka ketahui adalah memboroskan
waktu,karena orang tidak suka bila mereka dianggap sebagai orang yg kurang
wawasan. Untuk itu, sebaiknya tidak memberitahu apa yg telah diketahui oleh
komunikan.
4. Memberi tahu apa yg mereka ingin tahu
Sebelum berkomunikasi,sebaiknya tanyakan pd diri sendiri,apakah orang yg diajak
bicara tersebut telah memahami situasi dan kondisi secara sepenuhnya
5. Mengetahui apa yang dipercaya oleh individu yg diajak berbicara
Hal ini perlu diketahui krn bila tidak akan dapat saja terjadi perbedaab yg besar antara
orang yg bicara dan diajak bicara
6. Mengetahui apa yg tidak ingin didengar
pd umumnya seseorang akan membentuk suatu mekanisme pertahanan diri untuk
“melindungi” apa yg selama ini diketahui dan diyakininya,antara lain dengan cara:
a. Mengkritik,perilaku maupun sikap
b. Meluruskan informasi, atau memberikan ancaman
c. Memberikan indikasi bahwa mereka salah atau membuat suatu kesalahan yg
serius. Untuk itu pemahaman mengenai individu sangat diperlukan
Dalam berkomunikasi perlu pula diperhatikan etikanya, karena akan berperan pd
efektifitas komunikasi. Etika tersebut adalah :
Siapa yang diajak berbicara
Situasi dan kondisi
Tempat
Media yang digunakan
Pesan yang disampaikan
Meskipun komunikasi tampaknya sederhana,ttp untuk memperoleh komunikasi yg
efektif, seringkali kita menghadapi banyak hambatan. Hambatan tsb dpt berasal dari si
pengirim berita, si penerima berita maupun faktor situasi dan kondisi.dibawah ini tdp
bbrp faktor yg merpkn hambatan dlm berkomunikasi,yaitu :
5
1. Latar belakang individu
Perbedaan persepsi
Perbedaan pengalaman dan latar belakang
Sikap “ stereotype”
Pengaruh persamaan dan perbedaan
2. Bahasa
Perbedaan arti kata
Penggunan istilah maupun bahasa tertentu
Komunikasi non verbal
Mendengar hanya apa yg ingin kita dengar
Mengabaikan informasi yg dpt mengakibatkan konflik
Mengadakan penilaian thd pembicara/narasumber berita
Kurang konsentrasi dan perhatian
Sibuk mempersiapkan jawaban
Bukan pendengar yang baik
Dampak “halo” (halo efek) dan kesan pertama
Pengaruh faktor emosi
Kurang percaya diri
Gaya/cara berbicara dan nada suara
Memberikan terlalu banyak informasi pada saat yang sama
4. Lingkungan
Tempat
Situasi/waktu
Ketrampilan yg perlu dimiliki oleh seseorang agar komunikasi dpt berjalan secara
memuaskan adalah ketrampilan sbb:
Membaca situasi
Mendengarkan
Menggali informasi
Menyampaikan ide dan pendapat
Bertingkah laku asertif
Melakukan persuasi
6
Menyelesaikan konflik
Menyelesaikan secara bersama
Menyadari adanya hambatan – hambatan dalam komunikasi,maka untuk dapat
memperoleh komunikasi yg efektif kiat – kiat di bawah ini dpt digunakan :
Gunakan umpan balik
Gunakan semua saluran komunikasi
Mengenali siapa penerima berita
Menggunakan komunikasi tatap muka
Melakukan kontak mata
Menjadi pendengar yang baik
Menyadari dampak “bahasa tubuh”
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (KISS)
Mengulangi sesuatu yang dianggap penting
Menyadari serta peka terhadap “ prasangka”
Menanggapi isi pembicaraan,bukan pembicaranya
Membahas bila terjadi perbedaan persepsi
Memberikan penguatan dari kata – kata
Memperhatikan jumlah informasi yang diberikan
Berusaha untuk mengendalikan emosi
Mengajukan pertanyaan dan meminta tanggapan
Mengajukan pertanyaan
Lakukan pencatatan (bila perlu)
7
Komunikasi non verbal adalah satu bentuk komunikasi yang tidak dilakukan
secara verbal (oral maupun tulisan) tetapi tetap menggunakan prinsip dan kaidah
komunikasi
Komunikasi non verbal memiliki berbagai manfaat, antara lain :
Dapat memperjelas maksud dan makna
Sebagai ekspresi perasaan/emosi
Lebih jujur dalam mengekspresikan pesan
Memberkan sugesti / mempengaruhi orang lain
Efisiensi
Komunikasi non verbal memiliki fungsi dalam proses komunikasi sbb:
• Mengulang (repetisi)
Dengan komunikasi non verbal seseorang akan mengulang apa yg dilakukan scr
verbal,shg fungsinya sbg tanda bahasa
• Mengganti (substitusi)
Komunikasi non verbal mengganti komunikasi verbal, misal: memanggil diganti
dgn lambaian tangan
• Berlawanan (kontradiksi)
Menunjukkan reaksi yg berlawanan dr yg sesungguhnya.
• Melengkapi (komplemen)
Melengkapi apa yg dikomunikasikan scr verbal dan kecenderungannya adalah
menyesuaikan jenis respon
• Menegaskan (aksentuasi)
Komunikasi non verbal untuk menegaskan dan memberi penekanan dari
komunikasi verbal
• Ungkapan emosi
Komunikasi non verbal merupakan ungkapan emosi dan kecenderungannya
adalah spontanitas
8
Komunikasi non verbal dicerminkan oleh :
• Bahasa tubuh
Wajah, dengan semua komponennya
Kepala dengan semua ekspresi wajah
Tangan, jari, lengan secara menyeluruh
Kaki secara menyeluruh
Telapak kaki
• Cara berbicara dan nada suara
• Penampilan dan cara berpakaian
• Sentuhan
• Kondisi ruang dan tempat
Tercermin antara lain dari:
Jarak berkomunikasi
Pemilihan tempat /posisi berkomunikasi
Karena bahasa tubuh dapat mencerminkan diri seseorang, maka terdapat beberapa sikap
buruk dari bahasa tubuh yang harus dihindari,yaitu :
Bergoyang ke kiri,ke kanan, ke belakang atau ke depan
Memainkan alat tulis, penunjuk atau kacamata
Memasukkan tangan kedalam saku
Berjalan mondar – mandir
Melihat dari ujung mata
Berdiri malas - malasan
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik serta menggunakan bahasa tubuh dalam
berkomunikasi maka perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
Menyadari bentuk bahasa tubuh yang sering kita gunakan
Mengatur posisi tubuh ( sesuai dengan keperluan)
Mengatur tangan
Melakukan kontak mata
Mengembangkan sikap kebiasaan yang baik
9
Pada umumnya seseorang bila ditanya mengenai dirinya,misalnya tentang
kelemahan atau kekuatannya maka ia akan cenderung untuk menjawab “Ah, saya kurang
tahu,orang lain yang lebih tahu tentang diri saya”. Dalam hal ini ia tidak menyadari
bahwa sebenarnya orang yg mengenal diri dgn baik adalah diri sendiri. Tetapi pada
kenyataannya (seperti ungkapan tersebut diatas) seringkali kita kurang dapat mengenal
diri sendiri dgn baik.Hal ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor yg disadari
maupun tidak disadari.Untuk itu,dlm usaha mengenal diri sendiridiperlukan suatu
upaya.Karena dgn lebih mengenal diri sendiri,hal ini akan memberikan dampak positif
dalam berkomunikasi dan juga dalam menjalin hubungan interpersonal.
Mengenal diri sendiri penting dilakukan,karena dgn mengenal diri sendiri secara lebih
baik, maka hal ini secara umum akan dapat mengembangkan diri seseorang secara lebih
optimal, Manfaatnya secara khusus dapat terlihat spt dibawah ini :
Lebih sadar diri dan dapat menerima diri sendiri
Berfikir positif
Lebih percaya diri
Membantu dlm menjalin hubungan interpersonal
Membantu pengembangan diri secara lebih optimal
Untuk dapat mengenali diri sendiri secara lebih baik, maka perlu melakukan analisis
untuk mengenali :
Kelemahan dan kekuatan diri
Perasaan dan reaksi/perilaku yang ditampilkan
Penyebab perasaan dan reaksi diri
Tujuan hidup
Preferensi dan minat
Reaksi orang lain
10
Sebagai salah satu usaha utk mengenal diri,maka Joseph Luft dan Harry
William(Johnson,1996) menyatakan bahwa kondisi kepribadian sso dpt terbagi mjd 4
kuadran,dmn setiap kuadran memiliki ciri/karakteristik masing-masing.Konsep tersebut
kemudian dikenal dgn nama “Johari Window atau jendela johari”
GambarGambar 1. 1. JendelaJendela JohariJohari
TAHUTAHU
DIRI SENDIRIDIRI SENDIRI
TIDAK TAHUTIDAK TAHU
TIDAK TAHUTIDAK TAHU TAHUTAHUORANG LAINORANG LAIN
IIIIII
BUTABUTAIVIV
GELAPGELAP
II
TERBUKATERBUKA
IIII
TERTUTUP/TERTUTUP/
RAHASIARAHASIA
Kuadran I disebut sebagai terbuka yaitu kuadran yang terdiri dari prilaku, pikiran
dan perasaan yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain disekitarnya
Kuadran II disebut sebagai tertutup/rahasia karena hanya diketahui oleh diri
sendiri dan cenderung untuk tidak dibuka kepada orang lain karena berbagai
alasan
Kuadran III disebut buta karena hanya diketahui oleh orang lain, tidak diketahui
oleh diri sendiri
Kuadran IV disebut gelap karena tidak diketahui oleh orang lain dan diri sendiri,
disebut juga sebagai “ un/subconscious” (tidak disadari).
11
Untuk dapat memahami jendela johari secara lebih baik maka perlu diketahui
beberapa prinsip yaitu :
1. Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2. Jika kuadran I paling kecil di bandingkan dengan kuadran – kuadran lainnya,maka
hal ini bearti keterbukaan atau pemahaman / pengenalan diri seseorang adalah
kurang.Hal ini berlaku sebaiknya bagi mereka yang memiliki kuadran I yang
paling besar.
3. Jika Kuadran II ( Tertutup/rahasia ) paling besar,maka
individu tersebut cenderung untuk kurang mau berbagi dengan orang lain,serta
menutupi hal – hal yang dirasakan mengancam dirinya bila orang lain mengetahui
sesuatu yang di rahasiakannya.
4. Jika Kuadran III ( Buta )paling besar, maka individu tersebut kurang menerima
masukan ( umpan balik ) dari orang lain, sehingga ia tidak mengetahui apa yang
di bicarakan oleh orang lain tentang dirinya.
5. Kuadran IV ( Gelap ), Pada umumnya tidak berubah besarnnya,tetapi bila ada hal
– hal khusus ( pengalaman tarumatis,hipnosis ) dapat saja menjadi lebih kecil.
6. Untuk menjadi Pribadi yang sehat,maka sebaiknya kuadran I di perbesar,dan
kuadran II,III,dan IV ( bila dimungkinkan ) di perkecil.
Dari keterangan tersebut terlihat bahwa setiap orang sebaiknya berusaha untuk
melebarkan area terbuka,dan hal ini antara lain dapat di lakukan baik dengan cara
melakukan introspeksi diri maupun dengan bantuan orang lain berupa umpan - balik.
Dari Hasil perkembangan tersebut maka akan dapat di peroleh gambar jendela
johari setelah kepribadian berkembang.
Hal ini dapat di lakukan dengan berbagai cara instropeksi,membuka diri, maupun
blajar, maka gambaran dari jendela johari dapat seperti di bawah ini
12
GambarGambar 2. 2. JendelaJendela joharijohari setelahsetelah kepribadiankepribadian berkembangberkembang
TAHUTAHU
DIRI SENDIRIDIRI SENDIRI
TIDAK TAHUTIDAK TAHU
TIDAK TAHUTIDAK TAHU TAHUTAHUORANG LAINORANG LAIN
IIIIII
BUTABUTAIVIV
GELAPGELAP
II
TERBUKATERBUKA
IIII
TERTUTUP/TERTUTUP/
RAHASIARAHASIA
Pengenalan diri / kesadaran diri dapat di tingkatkan melalui tiga cara ,yaitu:
1. Mempelajari diri sendiri ( Instropeksi )
Proses eksplorasi diri sendiri,tentantg pikiran,perasaan,perilaku termasuk
pengalaman yang menyenangkan,hubungan Interpersonal dan kebutuhan pribadi.
2. Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat.Untuk itu di
perlukan kesedian untuk dapat menerima umpan – balik atau kesedian untuk
berbagai rasa dengan orang lain.
3. Belajar dengan Orang Lain.
Kesedian dan keterbukaan menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan
pengetahuan tentang diri sendiri.Aspek yang negatif akan memberi kesadaran
bagi seseorang untuk memperbaikinya sehingga ia akan selalu berkembang setiap
menerima umpan balik.
13
Konsep hubungan antar manusia (interpersonal) secara umum dapat diartikan sebagai
semua bentuk interaksi antara dua orang atau lebih. Banyak pihak baik organisasi,
kelompok masyarakat, maupun individu memberi perhatian pada hubungan ini karena
percaya bahwa dengan adanya hubungan antar manusia yang positif maka akan dapat
memberikan dampak positif pula kepada individu dan juga kepada organisasi,maupun
kepada orang lain.
Hubungan interpersonal yang baik diperlukan karena memiliki beberapa manfaat antara
lain :
Menjalin produktifitas diri sendiri
Kesan dan citra diri akan meningkat
Konflik interpersonal akan berkurang
Menciptakan jaringan kerjasama
Dalam menjalin hubungan, terdapt beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain :
Berusaha menjaga hubungan sesehat mungkin
Mempebaiki hubungan yang rusak secepat mungkin
Belajar untuk menghadapi orang – orang yang “sulit” tanpa terpengaruh menjadi
orang lain
Untuk dapat terjadinya hubungan interpersonal, maka terdapat elemen/komponen yang
diperlukan untuk terjadinya hubungan interpersonal tersebut,yaitu :
Kebutuhan berinteraksi
Komunikasi
Berbagai jenis interaksi dpt tjd baik di organisasi (Higgins,1982), dikelompok maupun
dimasyarakat antara lain:
1. Individu dengan individu
yaitu hub. Yg terjadi antara satu individu dgn individu lainnya,misalnya : antar rekan
kerja, hub. Antara atasan dan bawahan
2. Individu dengan kelompok dan sebaliknya
14
yaitu hub. Ytg tjd antara individu (baik pekerja, maupun pimpinan) dgn individu
3. Individu dgn organisasi dan sebaliknya
Yaitu hub. Antar individu dgn organisasi. Dlm hal ini biasanya individu akan berperilaku
tertentu yg disesuaikan dgn tuntutan/kebutuhan diri sendiri maupun organisasi
4. Kelompok dgn kelompok
Terdapat berbagai kelompok di organisasi, ada yg formal, ada juga yang informal. Kedua
jenis kelompok tersebut dapat berinteraksi dengan berbagai cara
5. Kelompok dgn organisasi dan sebaliknya
Pd umumnya pekerjaan dibagi kedalam bbrp tim kerja,dimana kelompok informal
biasanya akan muncul. Dlm hal ini pimpinan dan manajemen harus dapat berhubungan
dgn berbagai macam kelompok tersebut
6. Individu dengan dirinya sendiri
Dlm hal ini cara seseorang berhubungan dgn dirinya sendiri akan memegang peran
penting dlm cara dia berkomunikasi dan berhubungan dgn orang lain. Sehingga
sebaiknya seseorang mengenal diri sendiri dahulu dgn baik sblm berhubungan dgn orang
lain.
7. Individu dengan masyarakat dan sebaliknya
Hal ini memerlukan keluwesan dlm menyesuaikan diri karena biasanya masyarakat
memiliki tuntutan norma – norma dan nilai – nilai tersendiri
8. Masyarakat dgn masyarakat
Dlm konteks yg lebih besar, suatu masy. Berhubungan dgn masy. Lainnya shg bila tdk
terdapat hubungan yg harmonis,maka dpt menimbulkan konflik
Untuk dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan orang lain,maka salah satu
persyaratannya adalah dapat memahami orang lain.Untuk itu,prinsip dasar dalam
memahami orang lain adalah:
1. Setiap orang adalah unik ( tidak ada yang sama persis)
2. Latar belakang dan pengalaman seseorang akan mempengaruhi sikap dan
perilakunya.
Dalam usaha dan proses memahami orang lain,maka terdapat beberapa faktor penting
yang harus di perhatikan supaya proses tersebut dapat berjalan dengan baik,yaitu:
1. Setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda
15
2. Orang yang sama,pada saat yg berbeda akan memiliki kebutuhan yg berbeda.
3. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk di hargai dan di akui.
4. Setiap orang memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan
orang lain.
5. Situasi,tempat,dan waktu mempengaruhi pada sikap dan perilaku seseorang
6. Perilaku yg tampil hanya merupakan sebagian dari kepribadian seseorang
7. Penampilan dan cara berkomunikasi sesorang dapat mempengaruhi penilaian
orang lain terhadapnya.
8. Cara pandang ( persepsi ) seseorang tidak sama.
9. Latar Belakang sosial budaya merupakan faktor yang cukup berperan pada
perilaku seseorang.
Dlm menjalin hubungan interpersonal, khususnya yg sifatnya tidak permanen (bukan
hubungan persaudaraan atau pertemanan) maka terdapat beberapa tahapan,yaitu :
Tahap Kontak
Pada tahap pertama ini individu melakukan kontak dgn cara melihat,mendengar
dan menyadari kehadiran orang lain. Pada tahap ini biasanya tjd saling menilai dan
mempersepsikan dari masing – masing pihak. Penampilan fisik sangat penting pada tahap
ini, karena dimensi fisik merupakan dimensi yg segera tertangkap oleh penginderaan kita.
Dalam tahap ini sikap seperti keramah-tamahan, kehangatan, keterbukaan dan sebagainya
sudah mulai tertampilkan
Tahap Pelibatan
Tahap ini adalah tahap mengetahui lebih jauh mengenai berbagai hal dari orang
lain, dan juga mengutarakan berbagai hal ini sendiri kepada orang lain, Bila tahap ini
berkembang lebih akrab, biasanya diikuti dengan tindakan – tindakan mendekatkan diri
dan mengenali lebih jauh lagi.
Tahap keakraban
Pada tahap ini, individu – individu membuat komitmen dan berjanji pada diri
sendiri untuk tetap melanjutkan hubungan
Tahap Penurunan Hubungan
Pada tahap ini, mulai tetampil kelemahan – kelemahan dari ikatan yang terjadi
antara pihak-pihak ytg terkait. Disini mulai dirasakan bahwa hubungan yg terjadi ternyata
16
tidak sepenting seperti apa yg diharapkan.Shg makin lama terasa semakin ada jarak pd
hub.tsb
Tahap Pemutusan
Tahap ini adalah tahap pemutusan terhadap atau ikatan yg mengikat individu. Ini
adalah titik ‘ selamat jalan’ pada hubungan tsb.
Analisis transaksional adalah suatu model analisis komunikasi di mana seseorang
menempatkan dirinya menurut posisinya masing – masing. Seseorang pada umumnya
baik disadari maupun tidak disadari menggunakan komunikasi transaksional saat
berinteraksi dgn orang lain.Analisis transaksional memperkenalkan apa yg disebut dgn “
kondisi ego/ego state”, Yaitu : ego orang tua, dewasa dan anak - anak
Ego state orang tua
Unsur orang tua biasanya dipelajari dari tindakan dan perasaan diri kita seperti yg
dilakukan orang tua yg membesarkan kita. Unsur Orang tua dpt diidentifikasi dr perilaku
bijaksana, adil kritis, murah hati, sopan, pandai/cerdik. Unsur orang tua terbagi menjadi 2
macam,yaitu pengecam dan penolong. Kalimat yg pada umumnya digunakan “ berapa
lama saya bisa bertemu denganmu”: “kasihan sekali kamu”: “jangan”: “pokoknya”.
Ego state dewasa
Biasanya terdiri dr pemikiran yang rasional dan obyektif, serta kemampuan mengolah
data merupakan unsur dewasa. Ketrampilan perseptive, mengolah data, kemampuan
sosial merupakan atribut orang dewasa,kalimat atau kata – kata yg umumnya digunakan :
“saya pikir”: “mengapa”: “apa”: “dimana”: “kapan”: “bagaimana”: “menurut hemat
saya”
Ego state anak
Adalah kondisi anak yang pada umumnya senang bermain atau bermanja
Dlm berinteraksi dan bertransaksi dgn orang lain, maka analisis transaksional dibedakan
menjadi beberapa jenis transaksi,yaitu:
1. Transaksi komplementer (sejajar)
Yaitu transaksi yg terjadi apabila penerima pesan memberi respon sesuai dgn
“ego state” yg diharapkan oleh pengirim pesan (lihat gambar).
17
Misalnya : seseorang berkomunikasi dgn sikap yang dewasa (meminta
tanggapan),maka reaksi yg diberikan juga adalah peran dewasa
A B
Orang tua orang tua
Dewasa Dewasa
Anak-anak Anak - anak
2.Transaksi Silang (crossed transactional)
Terjadi apabila penerima pesan memberi respons di luar “ego state” yang
diharapkan oleh pengirim pesan (lihat gambar)
A B
Orang Tua Orang tua
Dewasa Dewasa
Anak – anak Anak - anak
3.Transaksi tersembunyi (ulterior transaction)
Apabila pengirim pesan menyampaikan pesan dari “ego state” tertentu,tapi di
balik itu ia menyampaikan pesan dari ego state” yg lain,maka transaksi ini disebut
transaksi tersembunyi/ulterior transactional (lihat gambar)
A B
Orang tua Orang tua
Dewasa Dewasa
Anak-anak Anak -anak
Penempatan sikap hidup dalam hubungan interpersonal berperan dalam jenis hub.yang
ada. Penerimaan sikap hidupnya terbagi atas :
18
1. Saya OKE – Kamu OKE
Perilaku yg ditampilkan biasanya adalah saling menghargai,menggunakan prinsip
“menang-menang” dan memiliki sikap asertif.
2 Saya OKE – Kamu tidak OKE
Perilaku yang ditampilkan adalah biasanya cenderung untuk merendahkan orang
lain,sehingga yang ditampilkan cenderung agresif
3. Saya tidak OKE – Kamu Oke
Perilaku yang ditampilkan adalah biasanya cenderung rendah diri dan sikap yang
ditampilkannya cenderung pasif/submisif.
4. Saya tidak OKE – Kamu tidak OKE
Sikap dan perilaku yang ditampilkan adalah biasanya cenderung untuk tidak
menyulai diri sendiri maupun orang lain, sehingga perilaku yang tampil cenderung untuk
bersikap pasif agresif
Untuk dapat tercipatanya hubungan interpersonal yang baik,mka terdapat beberapa kiat
yang dapat digunakan dalam menjalin hubungan interpersonal,yaitu:
Jangan menganggap bahwa semua orang adalah sama
Mencoba utk memahami kebutuhan & menginginkan dari masing – masing
individu
Berusaha utk melakukan ‘empati’
Berusaha utk melihat dari sudut pandang yang berbeda
Menghormati dan menghargai setiap individu
Menjaga agar komunikasi tidak terputus
Penampilan dan cara berkomunikasi mempengaruhi cara orang lain
berkomunikasi dan berhubungan dgn kita
Mencoba mencari umpan balik mengenai persepsi dan harapan orang lain
terhadap kita
Membebaskan diri dari prasangka
Toleran terhadap orang lain
Menentukan nilai yang penting dalam berhubungan dengan orang lain
Menanyakan pendapat orang lain tentang diri mereka dan dengarkan apa yang
mereka katakan
19
Bersikap terbuka terhadap orang lain
Mendengarkan orang lain secara efektif
Menyadari adannya prinsip apa yg diberikan adalah apa yang didapatkan (take
and give)
Mengakui usaha, kontribusi,atau prestasi orang lain
Menghormati dan menghargai hak – hak pribadi
Mendahulukan kepentingan bersama
Mengendalikan diri
Tetap menjaga jarak
20
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K)
Komunikasi interpersonal adalah Interaksi orang ke orang dua arah verbal dan
non verbal yang saling berbagi informasi dan perasaan antar 1 individu / dgn indidu
lainnya/ antar individu dgn kelompok kecil
Konseling adalah Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta – fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan – perasaan klien
Proses Konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan :
Pembinaan hubungan baik (Rapport)
Penggalian informasi (identifikasi masalah,kebutuhan,perasaan,kekuatan diri,dsb)
dan pemberian informasi (sesuai kebutuhan)
Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan
Menindak lanjut pertemuan
Jalannya proses konseling sangat tergantung pada alur percakapan konselor - klien
1.Faktor individual.
Orientasi kultural (keterikatan budaya) mrpk faktor individual yg dibawa seseorang dlm
melakukan interaksi.Orientasi ini mrpk gabungan dari:
Faktor fisik – kepekaan panca indera (kemampuan utk
melihat,mendengar…),usia,jender (jenis kelamin)
Sudut pandang – nilai – nilai
Faktor sosial – sejarah keluarga dan relasi, jaringan sosial, peran dalam
masyarakat, status sosial, peran sosial
Bahasa
2. Faktor – faktor yg berkaitan dgn interaksi
Tujuan dan harapan terhadap komunikasi
Sikap terhadap interaksi
Pembawaan diri seseorang thd orang lain (seperti
kehangatan,perhatian,dukungan)
Sejarah hubungan
21
3. Faktor Situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi percakapan kesehatan
antara bidan dan klien akan berbeda dgn situasi percakapan antara polisi dgn pelanggar
lalu lintas
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan.
Agar efektif, suatu interaksi harus menunjukkan perilaku kompeten dari kedua
belah pihak. Keadaan yg dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
Kegagalan menyampaikan informasi penting
Perpindahan topik bicara tidak lancar
Salah pengertian
Pengaruh Pemahaman diri Terhadap Komunikasi
1. Memahami diri sendiri
Manfaat :
lebih sadar diri dan dpt menerima diri sendiri
Berfikir positif
Lebih percaya diri
Dpt membantu dlm menjalin hub. Interpersonal
Membantu pengembangan diri sendiri secara interpersonal
Untuk memahami diri sendiri perlu analisa diri dgn cara :
Mengenali kelemahan, kelebihan, perilaku (penampilan)
Perasaan dan reaksi diri
Mengetahui tujuan hidup
Minat / suka
Reaksi thd orang lain ( cepat tersinggung)
2. Pengetahuan,ketrampilan, sikap yg dimiliki Konselor
Karena konselor mempunyai tugas terhadap orang lain berupa :
dukungan,nasehat,pelepas ketegangan emosional,membantu untuk berpikir jernih untuk
memecahkan masalah maka konselor harus mempercayai sikap dan ketrampilan yang
memadai antara lain :
22
Sikap
- Toleransi
- Mengenal diri sendiri
- Menyimpan rahasia
- Memiliki minat dan menyukai manusia
- Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
Ketrampilan Khusus
- Mendengarkan secara aktif
- Menggunakan beberapa intervensi
* Memberikan pengajaran
* Memberikan umpan balik
* Memberikan nasehat
* Membantu dengan memberikan informasi
* Memberi rujukan
* Membantu secara langsung / nyata
3.Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K
Pemahaman diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi
interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dgn konsep
dirinya.Sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri
kita (positif atau negatif)
Menurut William D. Brooks dan Phillip Emmert,ada 4 tanda orang yg memiliki
pemahaman diri negatif.
Peka pada kritik
Responsif sekali terhadap pujian
Cenderung merasa tidak disenangi orang lain
Bersikap pesimis terhadap kompetisi
Sebaliknya, orang yang memiliki pemahaman diri positif ditandai dgn lima hal :
* Ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
* Ia merasa setara dgn orang lain
* Ia menerima pujian tanpa rasa malu
23
* Ia menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,keinginan dan
perilaku yg tidak seluruhnya disetujui masyarakat
* Ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup menguingkapkan aspek – aspek
kepribadian yg tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya
24
SENI BERTANYA
Mendengarkan dan bertanya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
dengan bertanya maka kita akan dapat menggali informasi lebih banyak yang pada
akhirnya dapat memperoleh semua informasi yang tujuannya baik untuk menyelesaikan
masalah, mengurangi masalah, pemahaman, maupun untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Tujuan mendengarkan dan bertanya
Mendorong klien untuk berbicara
Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien
Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien
Untuk memperoleh informasi
Memberi suatu arahan percakapan terhadap klien
MANFAAT BERTANYA
1. Mengklarifikasi informasi & pesan yang diterima
2. Menangkap dan mempertahankan perhatian dari pembicaraan
3. Memunculkan motivasi individu si pembicara
4. Memusatkan dan mengarahkan perhatian pembicara ke arah hal – hal yang sesuai
dgn keinginan penanya
5. Membuktikan kepada individu pembicara bahwa pendengar sangat peduli
terhadap dirinya dan masalah – masalahnya
6. Mengkualifikasi tipe individu dan mengidentifikasi minat – minatnya
7. Mengidentifikasi bilamana individu/pembicara akan siap untuk melakukan
kegiatan selanjutnya.
CARA MENGGALI INFORMASI DAN MENGAJUKAN PERTANYAAN
Karena pentingnya penggalian suatu informasi,maka kegiatan ini dapat dialkukan dengan
cara :
Mengajukan pertanyaan dengan tepat
Memperhatikan bagaimana dan dimana pertanyaan itu diajukan
Menanyakan dengan berbagai jenis pertanyaan
Membuat pertanyaan secara singkat dan sederhana
25
Menjawab pertanyaan dengan pertanyaan
Bersikap menyenangkan
Percaya diri
JENIS PERTANYAAN
Terdapat beberapa jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk menggali informasi,
yaitu :
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan pilihan ganda
Pertanyaan reflektif
Pertanyaan direktif
Pertanyaan terbuka
dijawab dengan “Ya” atau “tidak”. Pertanyaan ini biasanya :
Digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai perasaan dan pendapat
Untuk mengenali dengan benar apa yang ada dalam pikiran pada waktu kita
mengutarakan gagasan.
Jenis pertanyaan terbuka
Terdapat enam jenis pertanyaan dasar,yaitu:
Apa,Siapa,Dimana,Kapan,Mengapa dan Bagaimana
Misalnya:
Apa yang anda pikirkan?
Siapa yang bertanggungjawab?
Dimana kita dapat bertemu?
Kapan kita dapat mengembangkannya?
Bagaimana reaksi anda jika……?
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban “Ya” atau “Tidak”.
Pertanyaan ini biasanya dapat membahayakan sehingga sebaiknya digunakan seperlunya
atau saat kita merasa yakin bahwa seseorang sudah siap membuat sebuah keputusan.
26
Pertanyaan Pilihan Ganda
Pertanyaan pilihan ganda adalah merupakan sebuah bentuk pertanyaan – pertanyaan
direktif dgn pilihan jawaban yang sudah ada.Untuk itu,beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada pertanyaan jenis ini adalah :
Digunakan untuk menggerakkan seseorang untuk mengikuti seluruh tahapan
transaksi
Berikan pilihan pada seseorang agar dapat mengarah kepada suatu perhatian yang
menjadi suatu keputusan untuk bertindak.
Sebaiknya jangan terlalu banyak pilihan karena akan membingungkan dan
membebani
Pertanyaan Reflektif
Adalah pertanyaan – pertanyaan yang mengandung makna atau pernyataan sebelumnya
dgn tujuan mengubah susunannya menjadi bentuk pertanyaan lain.
Tujuannya adalah :
Memberi kesempatan kepada seseorang untuk berfikir, meninjau, atau
menyatakan kembali pikiran – pikiran dan gagasan – gagasan yang mengarah
pada jawaban sebelumnya
Membantu memperjelas dalam mendefinisikan masalah
Beberapa jenis pertanyaan reflektif
Contoh dari pertanyaan reflektif antara lain adalah :
Jadi bapak Iman merasa bahwa keadaan Bapak….?
Bu lastri,apakah anda mempercayai rumah sakit / bank ini ?
Pak Ronny, Anda telah mencoba dengan perusahaan lain dan bagaimana perasaan
anda?
Jadi pengalaman bapak budi selama ini telah menunjukkan….?
Mari kita lihat apakah saya sudah menangkapnya dengan jelas.Ibu Enny
mengatakan bahwa….?
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pertanyaan reflektif
Pertahankan adanya perhatian tulus yang tercermin dalam nada suara
Jangan sampai terdapat kalimat yang bersifat menghakimi
27
Perlu diingat bahwa, orang lain tidak akan peduli seberapa banyak yang telah si
pendengar ketahui, sampai pembicara sendiri mengetahui sejauh mana kepedulian
si pendengar terhadap si pembicara
Pertanyaan Direktif
Adalah jenis pertanyaan yang bertujuan untuk mengarahkan seseorang pada pembuatan
keputusan yang diinginkan si pembicara.
Pertanyaan – pertanyaan ini sering dipergunakan,yaitu antara lain pada saat akhir suatu
negosiasi dan transaksi. Selain itu, untuk melihat apakah pihak lain sudah siap untuk
melakukan transaksi serta mengerti tentang adanya keuntungan yang diperolehnya
selama ini.
Kiat Bertanya
Untuk dapat menghasilkan jawaban dan informasi secara lebih akurat, maka perlu pula
memperhatikan hal – hal dibawah ini :
1. Mengetahui secara jelas akan informasi apa yang ingin diperoleh / digaji
2. Mempelajari kondisi, situasi, dan latar belakang orang yang diajak bicara
3. Memilih jenis pertanyaan yang akan digunakan secara tepat
Tips dalam bertanya yang efektif
Gunakan intonasi suara yang menunjukkan perhatian, minat dan keakraban
Gunakan kata – kata yang dipahami klien
Ajukan pertanyaan satu persatu.Tunggu jawaban dengan penuh minat, jangan
memotong
Gunakan kata-kata yang mendorong klien untuk tetap berbicara seperti :”dan?” ;
“Bagaimana?” “ Lalu?” Maksudnya?
Bila harus menanyakan hal – hal yang sangat pribadi,jelaskan mengapa hal itu
harus ditanyakan.
Hindari penggunaan kata yang “ Mengapa”. Karena kemungkinan klien dapat
merasa “disalahkan”
Ajukan pertanyaan yang sama dengan berbagai cara bila klien belum paham
Hindari pertanyaa yang mengarahkan.
Gunakan “pertanyaan terbuka” karena lebih efektif daripada “pertanyaan tertutup”
28
Ketrampilan Observasi
Tingkah laku verbal dan non verbal
Tingkah laku non verbal
Penampilan umum ? (rapi / lusuh)
Cara menatap/pandangan mata? (Menatap mata / tidak ; melihat kebawah/kearah
sudut ruang)
Bahasa Tubuh ? (postur kaku/terlalu banyak gerak/ada gerakan tertentu/tidak
bertenaga,tegang,dsb)
Kualitas suara dan gaya bicara? (suara keras / lemah, intonasi jelas / datar, gagap /
tegas, dsb)
Tingkah laku verbal
Kata – kata kunci
Penjelasan – penjelasan
Kapan beralih topik
Pertanyaan yang diajukan
Kesenjangan Tingkah laku verbal dan non verbal
Kesesuaian antara tingkah laku verbal dan non verbal
Kesesuaian antara dua buah pertanyaan
Kesesuaian antara apa yangdiucapkan dan apa yang dikerjakan
Ketrampilan membina hubungan baik
Ketrampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi
interpersonal bidan dengan klien,keluarga klien,TOMA,dsb
Sikap dan perilaku dasar yang dimiliki :
S O L E R
S : Face your client Squarely ( Menghadap Ke Klien) dan Smile/nod at klien ( Senyum/
mengangguk ke klien)
O : Open and non-judgemental facial expression (Ekspresi muka menunjukkan sikap
terbuka dan tidak menilai)
L : Lean towards client (Tubuh condong ke klien)
E : Eye contact in a culturally-acceptable manner (Kontak mata/tatap mata sesuai cara
yang diterima budaya setempat)
29
R : Relaxed and friendly manner (Santai dan sikap bersahabat)
Perilaku respon positif mendukung terciptanya hubungan baik :
Bersalaman dengan ramah
Mempersilahkan duduk
Bersabar
Tidak meninterupsi/memotong pembicaraan klien
Menjaga kerahasiaan klien
Tidak melakukan penilaian
Mendengarkan dengan penuh perhatian
Menanyakan alasan kedatangan klien
Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien
Mendengar Efektif
Mendengarkan sangat penting perannya dalam berkomunikasi, dan hal ini antara lain
terlihat pada komponen komunikasi,sbb :
Mendengarkan ( 45% )
Berbicara ( 30% )
Membaca ( 15% )
Menulis ( 10% )
Dari profil komponen tersebut, terlihat bahwa kegiatan mendengarkan merupakan
45% dari komponen komunikasi
Peran Mendengarkan.
Mendengarkan mrpkn bagian dari kehidupan manusia dan hal ini antara lain
tercermin pada peran-perannya,yaitu :
Mendengarkan diperlukan pada hampir semua kegiatan
Kerja dan mendengarkan tidak dapat dipisahkan
Dgn mendengar dpt memperbaiki ketrampilan dlm berkomunikasi dan menjalin
hubungan
Mendengarkan dpt memberikan hasil yang positif
Mendengarkan dpt mencapai perubahan yang kontruktif
30
Manfaat Mendengarkan aktif
Dalam komunikasi dan hubungan antar pribadi, mendengarkan secara aktif memiliki
manfaat sebagai berikut :
Menambah informasi mengenai si pembicara
Mengakrabkan pengertian dan pemahaman
Mengurangi kesalahpahaman
Menyelesaikan masalah
Prinsip Mendengarkan Aktif
1. Dapat dipelajari dan dilatih
Mendengar aktif dapat dipelajari dan dilatih shg merpk suatu ketrampilan yg benar –
banar bermanfaat dalam komunikasi dan hub antar pribadi
2. Dapat bersifat verbal dan non verbal
Ketrampilan mendengar aktif dpt bersifat verbal (lisan) dan nonverbal (ekspresi
wajah,gerak-gerik)
3. Inti dari mendengar aktif adalah kesabaran dan kesediaan untuk mendengarkan orang
lain
Dalam hal ini dengan adanya kesediaan tsb,orang yg mengeluh menjadi tenang
setelah keluhan – keluhannya ditampung. Setelah merasa lebih tenang,biasanya ia dapat
mengungkapkan persoalan yg sebenarnya,sehingga dapat menyelesaikan sebagaimana
mestinya.
Unsur pokok dalam mendengarkan
Dalam mendengarkan terdapat beberapa unsur pokok yang harus diperhatikan,yaitu :
1. Mendengar pesan
2. Menginterprestasikan pesan
3. Menilai pesan
4. Menanggapi pesan
Keterangan dari masing – masing pokok tersebut adalah sebagai berikut
1. Mendengar Pesan
dalam hal ini kunci dalam mendengar pesan adalah :
Memiliki perhatian kepada orang yang diajak bicara
Memilih yang penting dari pesan yang disampaikan
31
Mengenali adanya pesan – pesan emosional
2. Menginterprestasikan pesan
Faktor yang perlu diperhatikan dalam menginterprestasikan pesan adalah :
Kata
Nada suara
Saringan
Isyarat non verbal
3. Menilai Pesan
Dalam hal ini yang perlu dinilai adalah :
Pesan informatif
Pesan emosional
4. Menanggapi pesan
Seseorang akan bereaksi dan menanggapi pesan yang diterima pada waktu mendengarkan
dengan berbagai cara (Johnson,1993) antara lain dengan cara :
a. Menganalisis dan menginterpretasi
Sebaiknya berhati-hati pada waktu menggunakan sikap ini karena dapat
menghasilkan dampak yang kurang baik pada waktu menganalisis atau
mengeinterprestasi masalah dan kesulitan orang lain maka biasanya tujuan dari
pendengar adalah untuk memberitahu pembicara apa yang dirasakannya dan memberikan
alasan-alasan yang mendasarnya. Dlm hal ini pendengar biasanya mengasumsikan apa yg
dirasakan oleh pembicara. Hal ini kadang – kadang membuat si pembicara (pemilik
masalah) menjadi kurang senang (defensif), sehingga membuatnya enggan untuk
menceritakan lebih lanjut apa yang dirasakannya.
b. Memberikan nasehat dan membuat penilaian
adalah respons yang paling sering dilakukan dalam usaha untuk membantu
seseorang menyelesaikan masalahnya. Bila nasehat yang diberikan menurut si pendengar
adalah tepat/cocok maka hal ini akan dapat membantu orang lain. Tetapi kadang kala
pada waktu memberikan nasehat maka pembicara telah membentuk suatu batas yang
menghambat untuk terciptanya hubungan yang lebih mendalam dengan pendengar.
32
c. Menanyakan dan menggali lebih dalam
Menanyakan dan menggali lebih dalam (probing) tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi yang lebih banyak; mengarahkan diskusi kepada topik/arah
tertentu; serta mengarahkan seseorang pada realisasi atau kresimpulan tertentu. Dengan
menanyakan sesuatu, maka diharapkan penanya akan dapat mengembangkan diskusi ke
arah yang diinginkan. Pertanyaan dapat dilakukan dlm 2 bentuk,yaitu pertanyaan terbuka
dan pertanyaan tertutup.
d. Mengulang kembali dan memahami/mengerti
Pemahaman, pengertian dan respon menunjukkan bahwa penanya berusaha untuk
memahami perasaan dan pikiran seseorang. Hal ini membuat kedua belah pihak berusaha
untuk memahami apa yang dikatakan dan dirasakan. Dalam hal ini terdapat 3 (tiga)
situasi yang dapat menggunakan respon pemahaman / pengertian :
Bila penanya tidak yakin bahwa telah memahami pikiran dan perasaan
orang tersebut.
Bila penanya berusaha meyakinkan seseorang untuk mendengar apa yang
telah dikatakan oleh orang itu sendiri
Untuk dapat menyakinkan seseorang bahwa penanya mencoba untuk
memahami perasaannya.
Untuk itu, penanya harus dapat menganalisis pikiran, kata dan kalimat serta mengartikan
hal tersebut.
e. Menenangkan dan memberikan dukungan
Sikap memberi dukungan menunjukkan bahwa penanya ingin menenangkan,
bersikap simpatik atau mengurangi intensitas yang dirasakan oleh seseorang.Meskipun
demikian,tetap harus berhati – hati karena bila sikap ini langsung dilakukan pada awal
pertemuan maka biasanya akan dapat mengabaikan perasaan orang tersebut. Pernyataan
seperti “ esok hari pasti akan lebih baik” biasanya sering terdapat pada respon jenis ini.
33
Kelima reaksi / respon tersebut selain diperlukan pada saat mendengarkan orang
lain, tetapi juga sangat diperlukan dalam melakukan komunikasi dan hubungan yang
bersifat profesional, khususnya dalam melakukan konseling.
Hambatan untuk menjadi pendengar yang baik
Meskipun ketrampilan mendengarkan diperlukan, tetapi terdapat berbagai
hambaran dan kendala untuk menjadi pendengar yang baik, antara lain adalah :
Tidak sabar mendengar
Tidak berkonsentrasi mendengar
Terpengaruh penampilan dan gaya bicara
Mendengar hanya apa yang ingin didengar saja
Adanya prasangka tertentu
Adanya pelibatan emosional dalam permasalahan
Berkonsentrasi dalam mendengar
Karena salah satu kendala dalam mendengar adalah konsentrasi, maka meningkatkan
konsentrasi dapat dilakukan dgn cara :
Memberikan perhatian
Mendengarkan dengan “ seluruh tubuh”
Mengajukan pertanyaan :
apa keuntungannya ?
Apa yang dapat dipelajari ?
Bagaimana cara mendapatkan informasi?
Menyatakan ikut merasakan
Ketrampilan Mendengarkan
1. Ketrampilan Awal (Attending Skills)
yaitu memberikan perhatian secara fisik pada orang lain, atau dapat dikatakan
juga sbg mendengarkan dgn seluruh badan. “ Attending” adalah komunikasi non verbal
yang menunjukkan bahwa seseorang memberikan perhatian pada orang yang diajak
bicara. Ketrampilan ini terdiri dari :
a. Keterlibatan postur ( A posture of involvement)
b. gerakan tubuh yang tepat ( Appropriate body motion)
34
c. Kontak mata
d. Lingkungan yg tidak terganggu ( Non distracthing Environment)
2. Ketrampilan Lanjutan (Following Skills)
a. Pembuka Pintu ( Door Openers)
Pada umumnya “pembuka pintu” memiliki 4 elemen, yaitu :
Deskripsi mengenai bahasa tubuh seseorang
Undangan untuk berbicara atau meneruskan bicara
Diam
Sikap “attending” (kontak mata dan postur tubuh)
b. Dukungan Minimal (minimal Encourages)
Dukungan minimal adalah indikator singkat pada orang lain yang dinyatakan bahwa
sedabg bersamanya. Misalnya ; mmmm, hm…, ok….,ya….?,terus….,dan….
c. Pertanyaan yang tidak sering ( Infrequent Questions)
Pertanyaan adalah merupakan bagian integral dari suatu interaksi verbal. Pertanyaan
dapat dibagi pada pertannyan terbuka dan pertanyaan tertutup. Dalam hal ini pertanyaan
terbuka lebih disukai,untuk itu yang perlu diingat adalah menanyaakan satu pertanyaan
pada satu waktu tertentu
d. Diam dan memperhatikan (Attentive Silence)
Pada umumnya pendengar berbicara terlalu banyak yang kadangkala bahkan lebih
banyak dibandingkan dgn pembicara. Dalam hal ini diam akan dapat memberikan waktu
kepada pembicara untuk memikirkan apa yang ingin dikatakannya sehingga
memungkinkannya untuk memahami diri sendiri secara lebih baik.
3. Reflective Listening
Ketrampilan mendengar yang diperlukan antara lain dengan cara merefleksikan. Hal ini
antara lain dapat dilakukan dg cara :
a. Paraphrasing (mengulang dengan kata – kata sendiri)
Pengulangan adalah suatu pertanyaan yang tepat / sama mengenai esensi dari
suatu pembicaraan dengan kata – kata dari pendengar sendiri. Syarat pengulangan
:
Harus singkat
Hanya merefleksikan esensi dari pesan
35
Berfokus pada isi dari pesan
Menggunakan kata – kata sendiri dari penggemar
b. Merefleksikan perasaan (Reflecting Feelings)
Bila pembicara membicarakan suatu masalah, maka refleksi perasaan akan membantunya
untuk memahami emosinya sendiri sehingga akan menuju pada penyelesaian masalah.
Hal yang perlu diperhatikan :
Fokuskan pada kata – kata yang mengandung arti perasan
Memperhatikan isi pesan
Mengamati bahasa tubuh
Menanyakan pada diri sendiri :”Bila saya mengalami hal ini, apa yang saya
rasakan?“
c. Refleksi Arti
Perasaan seringkali terpacu / muncul karena peristiwa-peristiwa khusus. Pada banyak
situasi, pendengar akan lebih menekankan pada refleksi arti. Kadangkala refleksi arti
adalah tepat meskipun tidak ada satu katapun yang dibahas/didiskusikan bersama.
d. Gambaran Refleksi
Gambaran refleksi adalah pengulangan pernyataan yang singkat dari tema utama dan
perasaan pembicara yang diekspresikan setelah suatu percakapan yang lama. Karena
kadangkala pembicara akan kehilangan arah mengenai pikiran dan perasaannya, maka
gambaran refleksi akan membantu pembicara mendapatkan gambaran yang terintegrasi
tentang apa yang telah ia katakan. Dengan gambaran refleksi akan dapat menyatakan
penekanan penting yang telah diulang – ulang dengan intensitas yang tinggi.
Kiat menjadi pendengar yang baik
Untuk dapat menjadi seorang pendengar yang baik, diperlukan karakteristik tertentu yaitu
:
Mendengarkan dengan penuh konsentrasi
Aktif mengikuti isi pembicaraan
Bertanya, menggunakan pertanyaan untuk menciptakan kesempatan
mendengarkan
Mendengar secara kritis
36
Dengan peka terhadap kondisi orang lain memperhitungkan bentuk pertanyaan yang
diajukan (menghindari mengajukan pertanyaan yang memalukan)
Peka terhadap kondisi orang lain
Memberikan komentar
Tidak menginterupsi
Mengizinkan pembicara menyelesaikan tanpa interupsi dan tanpa mengakhiri
kalimat pembicara
Menghindari bahasa tubuh yang tidak tepat
Misalnya menguap, melihat keluar
Membuat catatan
Ulangi kalimat penting dengan kata – kata sendiri
Timbulkan keinginan untuk mendengarkan orang lain
Tips dalam “mendengar aktif ”
Terima klien apa adanya. Hargai klien sbg individu yang berbeda dari individu
lainnya
Dengarkan apa yang dikatakan klien dan juga bagaimana ia mengatakan hal itu.
Perhatikan intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah dan gerakan – gerakan
tubuh
Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan
Kadang – kadang lakukan mendengar pasif (diam). Beri waktu pada klien untuk
berfikir, bertanya dan berbicara. Sesuaikan dengan kecepatan klien
Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan anda katakan
selanjutnya.
Lakukan pengulangan / refleksikan apa yang anda dengar, sehingga baik anda
maupun klien anda tahu bahwa anda telah paham
Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang mengganggu,
tatap dan perhatikan kllien ketika berbicara
Tunjukkan tanda perhatian verbal (Hmm ; yaaa; lalu ; Terus…Oh; begitu) dan
non verbal (sesekali mengangguk).
37
STRATEGI MEMBANTU KLIEN DLM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan :
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami tubuh,seperti rasa sakit,tidak nyaman atau
kenikmatan.Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yg menimbulkan rasa tidak
senang,sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap, Orang akan bereaksi pada suatu situasi
secara subyektif
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan. Orang – orang mendapatkan informasi, memahami
situasi dan berbagai konsekuensinya
4. Praktikal
Didasarkan pada ketrampilan individual dan kemampuan melaksanakannya.
Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuannya
dalam bertindak
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan social yang ada. Hubungan antar satu orang
ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu
a. Pengambilan keputusan karena ketidaksanggupan:
Membiarkan kejadian berlalu, tanpa berbuat apa – apa
b. Pengambilan keputusan intuitif, bersifat segera:
Terasa sbg keputusan yg paling tepat dan langsung diputuskan
c. Pengambilan keputusan yg terpaksa,krn sudah krisis:
Sesuatu yangahrus segera dilaksanakan
38
d. Pengambilan keputusan yang reaktif
“ Kamu telah melakukan hal itu untuk saya, karenanya saya akan melakukan itu
untukmu ”
Seringkali dilakukan dalam situasi marah atau tergesa – gesa
e. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan:
Dialihkan padam orang lain, membiarkan orang lain yang bertanggungjawab
f. Pengambilan keputusan secara berhati – hati :
Dipikirkan baik – baik, mempertimbangkan berbagai pilihan
1. KONDISI masalah yang dihadapi
2. Daftar KEHENDAK atau pilihan keputusan :
a.
b.
c.
3. KONSEKUENSI untuk tiap pilihan
konsekuensi a :
Positif : Negatif :
Konsekuensi b :
Positif : Negatif :
Konsekuensi C :
Positif : Negatif :
1. Diam
Klien tdk mau berbicara selama beberapa waktu, Hal ini terjadi pada klien – klien
yang merasa cemas atau marah
39
Apabila tjd pd awal pertemuan, setelah beberapa saat, sebaiknya konselor
memperhatikan hal ini dgn mengatakan misalnya : “ Saya mengerti hal ini sulit
untuk dibicarakan (refleksi perasaan). Biasanya pada pertemuan pertama klien –
klien saya juga merasa begitu. Apakah ibu merasa cemas ?”
Apabila klien diam krn marah (misalnya,klien berpaling muka dari konselor). Sbg
konselor anda dpt berkata : “ Bagaimana perasaan ibu setelah berada disini skrg?”
Pernyataan – pertanyaan ini hrs diikuti dgn suasana hening selama bbrp saat, pada
saat ini konselor memandang klien dan memperlihatkan sikap tubuh yang
menunjukkan perhatian
Apabila terjadi pada pertengahan pertemuan : konselor harus memperhatikan
konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini terjadi. Mungkin hal tersebut
terjadi karena klien merasa berat menceritakan hal hal yg pribadi atau suatu
rahasia tentang dirinya, atau ia tidak senang dgn sikap konselor. Pada umumnya,
lebihg baik menunggu bbrp saat, memberi kesempatan pada klien untuk
mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun konselor merasa tidak
nyaman dengan keadaan tersebut.
Apabila klien diam karena sedang berfikir. Konselor ini tidak perlu berusaha
memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukkan sikap tidak menerima
2. Klien Menangis
Klien yang mengis tersedu – sedu membuat konselor merasa tidak nyaman.
Reaksi wajar yang dapat kita lakukan adalah berusaha menenagkan, tetapi hal ini tidak
selalu menguntungkan dlm konseling. Menangis bisa disebabkan krn bbrp alasan. Ada
kemungkinan untuk melepaskan emosi, dlm hal ini yg dpt dilakukan konselor adalah
menunggu bbrp saat, dan apabila masih terus menagis, katakan bahwa tidak apa – apa
kalau ingin menangis, adalah wajar apabila merasa sedih kita menangis. Biasanya
tangisan mereda sendiri setelah bbrp lama. Kadang – kadang menangis dilakukan untuk
menarik perhatian atau untuk menghentikan pertanyaan – pertanyaan yang menyelidik
lebih lanjut. Tangisan juga mungkin merupakan cara klien memanipulasi konselor.
Sekali lagi, cara terbaik adalah memberi kesempatan klien menangis. Untuk klien yang
manipulatifpun pada akhirnya akan menyadari bahwa konselor tidak bisa dimanipulasi
40
Konselor dari latar belakang budaya tertentu mungkin dapat menenangkan klien dgn
menyentuh badan (misalnya : menepuk – nepuk bahu atau memegang tangan klien)
secara hati – hati. Pada keadaan khusus seperti (masalah seks) menyentuh klien,
meskipun sentuhan itu tanda perhatian, dapat disalah artikan dan akan menimbulkan
ketakutan pada diri klien.Faktor budaya, usia dan jenis kelamin dari konselor maupun
klien perlu diperhatikan. Yang penting adalah bahwa hubungan profesional ( bukan
sosial) antara konselor dan klien harus tetap dijaga
3. Konselor meyakini bahwa tidak ada pemecahan bagi masalah klien
Kondisi ini biasanya mencemaskan, konselor merasa tidak tahu harus berbuat apa.
Perlu diingat bahwa fokus utama konseling adalah pada Subyeknya/orangnya, Bukan
pada masalahnya. Meskipun masalah yg dihadapi sangat sulit,spt misalnya seorang
remaja putri ingin melakukan aborsi, sementara konselor tidak mungkin memenuhi
permintaan tersebut: atau misalnya seorang ibu yang kehilangan bayi yang baru
dilahirkannya.Dalam hal ini tidak berarti konselor tidak dpt menolong klien. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan thd klien yg mendesak ingin dibantu konselor dlm
memecahkan masalahnya adalah dgn mengatakan kpd klien bahwa meskipun konselor
tdk dapat mengubah keadaan, tetapi konselor akan selalu menyediakan waktu untuk
klien,membantu klien saat – saat sulit
Semakin mengenal klien secara baik akan semakin membantu ,karena p[ada klien akan
dapat timbul perubahan pandangan atau poemikiran baru shg klien akan lebih siap dalam
menghadapi masalahnya. Semakin lama klien mengeksplorasi dan mengekspresikan
dirinya, semakin memungkinkan dirinya untukl memahami mengapa keadaan itu terjadi
pada dirinya dan akan mengutakan dirinya mengahapi kesulitan.
4.Konselor melakukan kesalahan
Dalam banyak hal, konselor dapat melakukan kesalahan, konselor mungkin salah
mengartikan kata – kata klien, konselor mungkin tidak konsentrasi sehingga berkali –kali
bertanya pada klien tentang suatu hal,konselor mungkin memberikan informasi yang
salah,konselor mungkin merasa malu atau marah akan ucapan klien. Hal utama untuk
menciptakan hubungan klien adalah bersikap jujur. Menghargai klien adalah salah satu
syarat dalam konseling. Menghargai dan mempercayai klien dapat ditunjukkan dengan
cara mengakui bahwa konselor telah melakukan kesalahan. Minta maaflah apabila salah
41
atau keliru. Misalnya, konselor dapat mengatakan” Maaf, saya lupa bahwa ibu telah
mengatakan kalau ibu telah memiliki tiga orang anak”.
Seandainya konselor tersinggung atau marah karena kata – kata klien, konselor perlu
menyadari dan dapat mengatakan penyesalannya dengan mengatakan : “ Tahukah ibu,
beberapa waktu tadi ketika ibu mengatakan bahwa ibu merasa sulit harus meminum pil
setiap hari, saya agak menghardik ibu, saya agak geram karena pada pertemuan
sebelumnya kita sudah mendiskusikan bahwa betapa pentingnya meminum pil setiap hari
mungkin ibu memperhatikan reaksi saya, maafkan. Apakah ibu ingin membicarakan hal
itu lagi?”. Perlu diketahui bahwa apapun emosi konselor, akan dirasakan klien.Semakin
terbuka perasaan kita selama pertemuan kita dengan klien ( bukan berarti membuka diri
tentang hal – hal pribadi diluar konseling) Semakin terbuka perasaan klien. Kesalahan
konselor dapat berubah menjadi hal yang baik bagi klien
5. Konselor tidak tahu jawaban dari pertanyaan dari klien
Hal ini merupakan kecemasan yang biasa diutarakan konselor. Seperti situasi
sebelumnya, sudah sepantasnya mengatakan bahwa konselor tidak dapat menjawab
pertanyaan klien, tetapi akan berusaha mencari informasi tersebut untuk klien. Konselor
dapat pula menunjukkan sumber lain untuk menjawab tanpa dasar pengetahuan, akan
lebih berpengaruh negatif terhadap hubungan dengan klien yang sudah terbina secara
lebih baik mengakui keterbatasan pengetahuan konselor
6. Klien menolak bantuan konselor
Pada pertemuan pertama, penting sekali menjajaki mengapa atau apa yang
mendorong klien datang untuk konsultasi, banyak klien yang merasa terpaksa
datang,mungkin karena diperintah oleh mertua,mungkin karena takut mengetahui ada
sesuatu dengan kondisi kesehatanya,dsb. Membuka pembicaraan dgn menanyakan
mengapa mereka datang ke klinik akan sangat membantu. Selanjutnya, kita dapat
mengatakan : “ Saya dapat mengerti perasaan ibu, Saya senang ibu datang hari ini untuk
mendiskusikan tentang kondisi kesehatan ibu,kita punya waktu untuk membicarakan
tentang kebutuhan – kebutuhan ibu “. Kalau klien sama sekali tidak mau bicara,tekankan
pada hal-hal yang positif, paling tidak ia sudah datang dan berkenalan dengan
konselor,mungkin ia mau mempertimbangkan kembali. Sarankan untuk pertemuan
lanjutan.
42
7. Klien tidak nyaman dengan jenis kelamin konselor
Kesulitan ini diucapkan klien dengan mengatakan:” saya canggung membicarakan
hal ini dengan wanita”Saya mengharap berhadapan dengan laki – laki.” Kemungkinan hal
ini tidak disampaikan secara verbal,tetapi konselor dapat melihat dari sikap klien. Dalam
situasi seperti ini,sebaiknya konselor mengemukakan hal ini dengan mengatakan :
“Barangkali bapak mengharapkan kan berhadapan dengan konselor pria?”. Selanjutnya
katakan : “ Orang kadang –kadang merasa lebih nyaman berbicara dengan seseorang
yang sama (berlawanan) jenis kelaminnya,menurut pengalaman saya semakin lama hal
itu semakin tidak penting apabila kita sudah mengenal teman bicara kita. Bagaimana
kalau coba kita lanjutkan dan lihat bagaimana nantinya.!” Biasanya klien menerima, dan
masalah ini hilang dengan sendirinya bila konselor bersikap penuh perhatian,Menghargai
klien dan tidak
Menilai klien. Penggunaan kata – kata menunjukkan perhatian positif dan refleksi akan
membantu karena klien akan merasa diterima apapun kata – kata yang
diucapkanya.Apabila klien menyampaikan sebelumnya bahwa dirinya mengharapkan
konselor yang sama ( Berbeda) jenis kelaminnya, hal ini biasa dipenuhi jika
memungkinkan. Tetapi pada kenyataanya berhadapan dengan seseorang dengan jenis
kelamin berbeda yang menjadi masalah bagi klien,merupakan latihan yang baik bagi
klien.Karena itu sebelumnya konselor harus dapat melihat apakah klien betul – betul mau
mencoba.
8. Waktu yang dimilikin konselor terbatas
Sebaiknya sejak awal pertemuan,klien mengetahui berapa lama waktu yang
tersedia untuk dia.Ada saat diman akonselor tidak memiliki waktu sebanyak biasanya.
Karena itu konselor sebaiknya memberitahu informasi tyersebut bbrp saat sblm
perytemuan, meminta maaf,menjelaskan sebab keterbatasaan wakrtunya,dan
menunjukkan konselor mengharapakan ketemu klien pada pertemuan
selanjutnya,meskipun waktunya sebentar, dapat diperoleh suatu hasil pembicaraan.seperti
halnya bermain peserta lebih baik memanfaatkan sedikit waktu yang ada daripada
meminta klien pergi
9.Konselor tidak dapat menciptakan ‘rapport’( hubungan yang baik )
43
kadang – kadang ‘rapport’ yang baik dengan klien sering terjadi.hal ini bukan
bearti konseling harus di akhiri atau mengirimkan klien kepada konselor.akan lebih baik
konselor minta pendapat kepada teman sesama petugas di kliniknya untuk mengamati
pertemuan dan melihat di mana letak kesulitannya,apakah ada sikap klien yang membuat
konselor merasa di tolak klien.segala kemungkinan perlu di jajagi.salah satu aspek
penting dari pelatihan adalah bahwa konselor belajar mengatasi situasi yang tidak
nyaman bagi dirinya sebelum konseling yang sesungguhnya di lakukan.mengirim atau
meninta klien pergi tidak akan membantu, tetapi mungkin berpengaruh buruk kepada
klien.lebih baik mencoba melanjutkan konseling , terutama dengan membuat klien
merasa lebih nyaman tentang dirinya sendiri.
10. Konselor Dan Klien Sudah Saling Kenal
Pada kelompok masyarakat kecil biasanya antara konselor dan klien sudah saling
kenal.kalau hubungan ini biasa – biasa saja ( tidak terlalu akrab ), konselor dapat
melayani seperti pada umumnya, tetapi perlu di tekankan bahwa kerahasian akan tetap
terjaga, dan konselor akan bersikap sedikit berbeda dengan sifat di luar konseling
terhadap klien sebagai temannya, apabila hubungan konselor dan klie sangat akrab, perlu
di sampaikan kepada klien bahwa lebih baik pindah ke konselor lain yang melayani
konseling berdasarkan pengalaman, hbungan akrab ini dapat sangat mempengaruhi
jalannya konseling.
11. Klien Berbicara Terus dan yang Di Bicarakan Tidak sesuai dengan Materi
Pembicaraan.
Situasi ini kebalikan dari situasi di mana klien tidak mau berbicara, tetapi sama –
sama menimbulkan kecemasan dan kesulitan bicara bagi konselor, apabila klien terus –
menerus mengulang pembicaraan setelah beberapa saat perlu di potong pembicaraannya
dengan mengatakan seperti : “ maafkan saya, bu, apakah ibu tegang apa cemas tentang
sesuatu, saya perhatikan ibu mengatakan sesuatu hal yang sama berulang – ulang, apakah
ada yang sulit di sampaikan ?” pertanyaan semacam ini akan membantu klien
memfokuskan kembali percakapan.
12. Klien Bertanya Tentang Hal – Hal Pribadi Konselor.
Hubungan kobnselor klien adalah hubungan profesional, bukan hubungan
sosial.Hal ini penting karena dengan demikian konselor bersikap berneda dengan sikap
44
orang lain dengan kehidupan klien.Hal ini mungkin suli di mengerti oleh klien pada
umumnya, terutama kalau kondselor bersikap akrab dan hangat . Resiko dari hubungan
seperti adalah konselor mendapat pertanyaan 2 yang bersifat pribadi dari klien yang harus
di jawab. Hal ini sebaik nya tdk di lakukan karena beerapa alasan. Hal ini akan
mengalihkan perhatian konselor dari klien. Hal ini mengarah apada serangkaian
pertanyaan yang apada awalnya bersifat ringan saja, lama kelamaan pertanyaan akan
menjuruskan kepda hal – hal pribadi yang tidak ingin di jawab oleh konselor.Hal ini kan
menimbulkan salh pengertian kepada klien.seakan ada hal yang salah pada konselor atau
pada klienh karena perhatian akan masalah tersebut.
Kadang-kadang klien ingin tahu apakah konselor pernah mengalami hal yang sama.
Jawaban “ya” akan membuat klien tidak yakin konselor dapat menolong.sementara jika
di jawab “ tidak klien akn merasa konselor tidak mengerti masalahnya.akan lebih baik
jika ada pertanyaan2 pribadi konselor yang menyatakan bahwa kalau konselor bercerita
tentang dirinya tidak akan menerima aturan ini.Hal ini akan lebih baik daripada
menjawab sebagian saja dari pertanyaan klien, bukan semuanya,atau lebih2
mengelak,karena ini kan merusak kepercayaan / keterbukaan klien terhadap konselor.
13. Konselor Merasa Di Permalukan dengan Topik Pembicaraan
Dapat terjadi suatu kondisi di mana klien mengatakan sesuatu yang membuat
konselor merasa malu. Semakin banyak konselor berlatih menghadapi hal – hal sensitif,
semakin mudah ia mengenali situasi yang rentan dan semakin siap ia menghadapi situiasi
tersebut meskipun demikian konselor mungki meras malu sebaiknya konselor jujur
terhadap kilen,terutama jika konselor beraksi secara emosional kpada klien , karena klien
akan mengamati itu.Keadaan ini bisa di manfaatkan dengan terlebih dulu mengakui
perasaan yang muncul dan mengembalikan ke topik pembicaraan yang di kemukakan
klien.Konselor dapat mengatakan :”mungkin ibu memperhatikan bahwa sewaktu ibu
mengatakan kenyataanya ibu belum menikah , saya agak berubah sikap, hal ini kadang2
terjadi kalu seseorang tdk mengharapkan sesuatu, tapi saya senang ibu
Menyampaikan hal itu kepada saya.Mungkin akan membantu bila kita membicarakan
lebih lanjut tentang hal ini.”setelah pertemuan berakhir , akan sangat membantu bila
konselor membicarakan kepada provider lain tentang apa yang telah terjadi dan melihat
apakah perasaan tidak nyaman itu bisa di atasi.
45
14. Keadaan” Kritis”
Bila klien datang dalam keadaan “ Kritis”,yaitu antara hidup dan mati klien,maka
bidan harus bersikap lebih direktif,langsung melakukan tindakan
penyelamatan.Komunikasikan dengan tegas tapi sopan keadaan darurat tersebut kepada
keluarga.Berikan penjelasan dengans ingkat tapi jelas langkah2 yang harus di lakukan
bersama untuk mengatasi keadaan.sedapat mungkin lakukan mendegar aktif dan ucapkan
kata2 yang menenagkan seperti :”saya akan berusaha semampu saya!”:,”mari kita hadapi
bersama kita harus tenang!”,”saya tau ini berat,tapi kita harus berusaha bersam!”,dan
ketenagan bidan dalam menghadapi situasi akan memberikan dampak positif.
46
Tujuan komunikasi teraupetik secara umum diarahkan kapada pertumbuhan klien,yang
antara lain adalah sbb :
Meningkatkan realisasi penerimaan diri
Meningkatkan identitas dan integritas diri
Meningkatkan kemampuan untuk membina hubungan interpersonal
Peningkatan fungsi dan kemampuan
1. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianut
Konselor harus mampu menjelaskan tentang dirinya sendiri, keyakinannya,serta
apa yang menurutnya penting dlm kehidupanya. Baru setelah itu, ia akan mampu
menolong orang lain dalam menjawab pertanyaan hal – hal tersebut.
2. Kemampuan untuk menganalisa perasaan sendiri
Konselor scr bertahap belajar mengenal dan mengatasi berbagai perasaan yg
dialaminya, spt rasa malu, marah,kecewa, putus asa sebelum memulai hubungan
3. Kemampuan menjadi contoh peran
Konselor perlu mempunyai pola dan gaya hidup yang sehat, termasuk
kemampuannya dalam menjaga diri (baik kesehatan fisik maupun mental) agar dapat
dicontoh oleh orang lain
4. Keinginan untuk membantu orang lain
Konselor perlu memiliki perasaan dan keinginan untuk menolong orang lain
dengan cara yang manusiawi.
5. Memiliki rasa tanggung jawab etik dan moral
Dalam hal ini terdapat dua dimensi tanggung jawab yang perlu diperhatikan yaitu
tanggung jawab thd tindakan sendiri dan tanggung jawab dgn orang lain
6. Memperhatikan kode etik dan nilai moral
Tiap kep-utusan yang dibuat harus selalu memperhatikan prinsip – prinsip yang
menjunjung tinggi kode etik dan nilai – nilai moral.
47
Dengan memiliki karakteristik – karakteristik ini diharapkan konselor dapat
menggunakan dirinya secara teraupetik, sehingga kondisi “ helping relationship” dapat
segera tercapai
Ada dua persyaratan dasar untuk komunikasi yang efektif (Stuart and Sundeen,1998)
yaitu :
1. Menjaga harga diri
Semua komunikasi harus ditujuakn untuk menjaga harga diri baik si pemberi
maupun si penerima pesan.
2. Mendahulukan komunikasi saling pengertian
Komunikasi yang menciptakan saling pengertian harus dilakukan terlebih dahulu
sebelum memberikan saran, informasi maupun masukan.
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Dlm hal ini konselor berusaha mengerti klien dgn cara mendengarkan apa yg
disampaikan klien. Krn satu-satunya orang yg dpt menceritakan kpd orang lain ttg
perasaan, pikiran dan persepsi klien adalah klien itu sendiri utk itu sikap yg dibutuhkan
adalah mjd pendengar yg baik.
2. Menunjukkan penerimaan
Menerima tdk berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia utk mendengarkan
orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Sikap seorang yg
menyatakan penerimaan antara lain tercermin pd : mendengarkan tanpa memutus
pembicaraan, memberikan umpan balik verbal yg menyatakan pengertian, memastikan
bahwa isyarat non verbal cocok dgn komunikasi verbal, menghindari perdebatan.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan konselor bertanya adalah utk mendapatkan informasi yg spesifik
mengenai apa yg disampaikan oleh klien.OKI pertanyaan sebaiknya dikaitkan dgn topik y
dibicarakn dan gunakan kata – kata yg sesuai dgn konteks sosial budaya klien
48
4. Mengulang ucapan klien dgn meggunakan kata – kata sendiri
Melului pengulangan kembali kata – kata klien, konselor memberikan umpan
balik bahwa ia mengerti pesan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.
5. Mengklariikasi pembicaraan
Klarifikasi terjadi saat seseorang berusaha utk menjelaskan dlm kata – kata ide
atau pikiran (implisit maupun eksplisit) yg tdk jelas dikatakan oleh klien.Tujuannya
adalah untuk menyamakan pengertian.
6. Memfokuskan pembicaraan
Metode ini bertujuan utk membatasi bahan pembicaraan shg percakapan mjd lebih
spesifik dan dimengerti. Hal yg perlu diperhatikan dlm menggunakan metode ini adalah
usahakan untuk tidak memutus pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah yg
penting
7. Menyatakan hasil pengamatan
konselor hrs mampu memberikan umpan balik kpd klien dgn menyatakan hasil
pengamatannya shg klien dpt mengetahui apakah pesanya diterima dgn benar atau
tidak.Dlm hal ini konselor menguraikan kesan yg ditimbulkan oleh isyarat non verbal
klien. Teknik ini seringkali membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa hrs sering
ditanya dan diklarifikasi oleh konselor.
8. Menawarkan informasi.
Memberikan tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan utk
klien.Seseorang tidak dibenarkan memberikan nasehat kpd klien ketika memberikan
informasi, karena tujuan dari tindakan ini adalah memfasilitasi klien untuk mengambil
keputusan.
9. Diam
Diam akan memberikan kesempatan kpd klien utk mengorganiir
pikiranya.Penggunaan metode ini memerlukan ketrampilan dan ketepatan waktu,jika
tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak.Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi dgn dirinya sendiri, mengorganisir pikiran dan memproses informasi.
Dalam hal ini diam terutama berguna pada saat klien harus mengambil keputusan.
49
10. Meringkas pembicaraan
Meringkas adalah pengulangan ide utama yg telah dikomunikasikan scr singkat.
Metode ini bermanfaat utk membantu mengingat topik yg telah dibahas sblm meneruskan
pembicaraan berikutnya.
11. Memberikan penghargaan
Penghargaan janganlah sampai mjd beban utk klien dlm arti jgn sampai klien
berusaha keras dan melakukan segalanya demi utk mendapatkan pujian atau persetujuan
atas perbuatanya.
12. Memberi kesempatan kpd orang lain utk memulai pembicaraan.
Memberi kesempatan kpd klien utk berinisiatif dalam memilih topik dan memulai
pembicaraan,Untuk klien yg merasa ragu2,seorang dpt menstimulusnya utk mengambil
inisiatif dan membuka pembicaraan
13. Menganjurkan utk meneruskan pembicaraan
Teknik ini memberikan kesempatan kpd klien utk mengarahkan hampir seluruh
pembicaraan. Teknik ini juga mengindikasikan bahwa seorang mengikuti apa yg sedang
dibicarakan dan tertarik dgn apa yg akan dibicarakan selanjutnya.
14. Menempatkan kejadian scr berurutan
Mengurutkan kejadian scr teratur akan membantu klien utk melihatnya dlm suatu
persektif. Kelanjutan dr sudut kejadian akan membuat klien untuk dpt melihat kejadiam
berikutnya yg merpk. Akibat dr kejadian sblmnya dan jg dpt menemukan pola kesukaran
yg dihadapi saat ini
15. Memberikan kesempatan kpd orang lain utk menguraikan persepsinya.
Apabila seseorang ingin utk dpt memahami dan mengerti orang lain, maka ia hrs
melihat segala sesuatunya dr persektif klien. Klien hrs merasa bebas utk menguraikan
persepsinya kpd konselor.
16. Melakukan refleksi
refleksi memberikan kesempatan kpd klien utk mengemukakan dan demikian
konselor dpt mengindikasikan bahwa pendapat klien adalah berharga dan klien memp.
Hak untuk mengemukakan pendapatnya, membuat keputusan dan memikirkan dirinya
sendiri.
50
Hubungan teraupetik antara konselor klien adalah hubungan kerjasama yang ditandai
dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim yang teraupetik (stuart dan sundeen, 1987)
Hubungan tsb dpt dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
1. Prainteraksi
Prainteraksi mrpk masa persiapan sblm berhubungan dan berkomunikasi dgn
klien. Konselor perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yg dimiliki. Jika merasakan
ketidaksiapan maka konselor perlu mempersiapkan diri terlebih dahulu. Kemudian jika
konselor telah siap, maka konselor perlu membuat rencana interaksi dgn klien. Tugas
konselor disini adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan, perbuatan klien, dan
mengidentifikasi masalah, serta merumuskan tujuan bersama dgn klien.
2. Perkenalan / orientasi
Perkenalan merupakan kegiatan yg dilakukan saat pertama sekali bertemu atau
kontak dgn klien. Fase orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yg telah
dibuat dgn keadaan klien saat ini dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu
3. Fase Kerja
Pada fase kerja, konselor dan klien mengeksplorasi penyebab stres (stressor) yg
tepat dan mendorong perkembangan kesadaran diri dgn menghubungkan persepsi,
pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Konselor dlm hal ini membantu klien mengatasi
kecemasan; meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri; serta
mengembangkan mekanisme koping yg konstruktif. Perubhan perilaku maladaptif mrpk
fokus fase ini. Fase kerja mrpk inti hubungan dr konselor dgn klien yg terkait erat dgn
pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yg akan dilaksanakan sesuai dgn tujuan yg
akan dicapai
4. Terminasi
Terminasi mrpk fase yg sangat sulit dan penting dr hubungan teraupetik. Rasa
percaya dan hubungan intim yg sudah terbina berada pada tingkat optimal. Terminasi
merupakan akhir dr setiap pertemuan antara konselor dgn klien. Dalam hal ini terminasi
dibagi dua,yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir.
a. Terminasi Sementara
51
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan antara konselor dan klien.
Pada terminasi sementara konselor akan bertemu lagi dgn klien pd waktu yg telah
ditentukan.
b. Terminasi Akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien akan pulang dari tempat perawatan/konsultasi
1. Prainteraksi / persiapan
Eksplorasi perasaan, fantasi, dan kecemasan diri
Analisis kekuatan dan kelemahan diri
Dapatkan data tentang klien
Rencanakan pertemuan pertama
2. Perkenalan / orientasi
Klarifikasi tujuan dan alasan kedatangan klein
Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
Rumuskan kontrak bersama
Eksplorasi pikiran, perasaan, dan perbuatan klien
3. Kerja
Eksplorasi penyebab stress
Dorong perkermbangan kesadaran diri klien
Eksplorasi mekanisme pertahanan yg konstruktif
Atasi penolakan perilaku adaptif
4.Terminasi
Ciptakan realitas perpisahan
Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
Saling mengeksplorasi perasaan (kehilangan, sedih, marah, dan perilaku
lain)
52
Ketrampilan tertentu dibutuhkan konselor untuk mencapai dan mempertahankan
hubungan teraupetik. Ketrampilan ini menggabungkan ketrampilan verbal dan non
verbal. Ketrampilan ini dibagi dalam 2 dimensi secara luas yaitu :
1. Dimensi respon / reaksi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam dimensi ini termasuk keiklasan,
penghormatan, pengertian empati, dan kekonkretan.
a. Kesejatian / keikhlasan
Keiklasan akan tampak melalui sikap konselor yang terbuka, jujur, tulus dan
berperan aktif dalam berhubungan dgn klien.
b. Hormat / menghargai
Sikap menghargai akan tampak saat konselor menerima klien apa adanya, tidak
menghakimi, tidak mengejek atau menghina. Rasa menghargai akan terpapar antara lain
melalui sikap menemani klien yang sedang menangis, minta maaf atas hal yang tidak
disukai klien, memenuhi permintaan klien untuk tidak menanyakan pengalaman tertentu.
c. Empati
Empati merupakan kemampuan masuk dalam kehidupan klien agar dapat
merasakan pikiran dan perasaannya sehingga kemudian mampu mengidentifikasi masalah
klien dan membantu mengatasi masalah tersebut
d. Konkret
yaitu konselor menggunakan teerminologi yg spesifik, bukan abstrak. Manfaat
dari penggunaan terminologi yang spesifik ini adalah : mempertahankan respons konselor
terhadap perasaan klien, dan mendorong klien memikirkan masalah yang spesifik.
2. Dimensi Tindakan
Dimensi tindakan terbagi atas :
1. Konfrontasi
2. Sensitif / kepekaan
3. Keterbukaan
4. Katarsis Emosional
5. Bermain Peran
53
Dalam menjalankan tugas secara profesional, khususnya dibidang yang banyak
berhubungan dengan manusia, maka selain ketrampilan berkomunikasi, kadang – kadang
kita dihadapkan pula pada suatu situasi dimana kita diminta untuk mempengaruhi
seseorang. Tugas tersebut menuntut adanya suatu ketrampilan dan kemampuan tersendiri,
antara lain pemahaman tentang orang lain maupun ketrampilan berkomunikasi
Langkah pertama dan penting untuk dapat membujuk dan mempengaruhi orang lain
adalah dengan mengantisipasi mengapa dan kapan kita perlu membujuk. Dalam hal ini
yang penting untuk diingat adalah apa yang mereka rasakan berbeda dengan mengapa
mereka merasakannya
Selain prinsip dasar, maka terdapat bbrp prinsip lain yg perlu diingat,yaitu:
Orang lain hrs mendengar apa yang ingin dibicarakan
Tidak hanya berkomunikasi dgn kata, tetapi scr keseluruhan diri ikut
mempengaruhi
Berbicara sebaiknya disesuaikan dgn pengalaman pendengarnya
Perlu mengetahui apa yg ingin didengar dan dilihat oleh pendengar sblm mulai
berbicara
Komunikasi akan selalu lebih kuat bila mengarah pada nilai-nilai dan aspirasi
pendengarnya
Bila yang dikatakan berlawanan dengan kepercayaan, aspirasi dan motivasi orang
lain, maka kemungkinan orang tersebut tidak akan menunjang apa yang
dikatakan.
Hal yang penting adalah bukan apa yang terdapat dalam pikiran pembicara, tetapi
seberapa banyak yang sampai dalam pikiran pendengar
Dalam melakukan persuasi terdapat bbrp faktor yg perlu diperhatikan baik yg berasal
dara diri pembicara maupun dari pihak yang diajak bicara,yaitu :
Nilai – nilai yang dianut
Penampilan dan citra diri
Latar belakang sosial budaya
54
Sikap dan perilaku
Kemampuan dan ketrampilan yg dimiliki
Kepribadian (dua belah pihak)
Kemampuan berkomunikasi
Orang maupun badan (organisasi) yang diwakili
Untuk dapat melakukan persuasi dengan baik maka terdapat bbrp ketrampilan yg
diperlukan antara lain :
Berkomunikasi
Menjalin hubungan interpersonal
Perilaku asertif
Negosiasi
Mengatasi konflik
Dari berbagai ketrampilan tersebut,akan dapat mempengaruhi proses dan hasil
dari persuasi
Dalam berkomunikasi, khususnya yg berhubungan dgn kegiatan mempengaruhi dan
membujuk, maka scr umum tipe orang yg dihadapi dapat dikategorikan sbb:
Tidak bersahabat
Aktif
Pasif
Netral
Ragu – ragu
Tidak tahu
Mendukung
Pasif
Aktif
Ciri perilaku dari tipe perilaku tsb adalah sbb:
Tidak bersahabat aktif
Mereka mrpk tantangan yg terbesar,krn memiliki keinginan yg kuat utk
menentang kita. Shg bersedia utk bekerja scr aktif melawan dan menentang kita
Tidak bersahabat pasif
55
Mereka tidak setuju dgn kita, ttp tidak melakukan tindakan perlawanan. Misalnya,
mereka mungkin tidak setuju dgn usul kita, tetapi tidak scr terbuka menentang
kita
Netral
Mereka adalah orang yg netral thd kita. Yaitu tidak memberikan reaksi positif
maupun negatif. Hal ini mungkin disebabkan krn merasa bahwa hasilnya
bagaimanapun juga tidak akan mempengaruhinya.
Ragu – ragu
Mereka cukup memahami kita, namun masih terombang – ambing apakah akan
mendukung atau tudak. Mereka tidak netral, karena msh peduli akan diri
kita,namun belum dapat memutuskan langkah apa yang akan diambil.
Tidak tahu
Mereka adalah orang yg tidak tahu tentang diri kita. Karena tidak mendapat
informasi, serta tidak mengenal maupun mengetahui permasalahannya, maka
mereka tidak mempunyai pendirian
Mendukung pasif
Mereka memahami keadaan kita serta secara positif mendukung. Walaupun
belum sampai taraf mengambil tindakan aktif untuk membantu kita
Mendukung aktif
Mereka mendukung kita, serta bersedia untuk melakukan kegiatan aktif
mendukung kita
Siapapun yang dihadapi dalam melakukan persuasi adalah dengan menggunakan strategi
dasar yaitu bujukan. Meskipun demikian,karena terdapat berbagai tipe orang, maka
dibawah ini terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi masing –
masing tipe tersebut.
56
Prinsip dasar : sikap teliti, adil, logis
Strategi :
Hindari membuat pernyataan tanpa bukti
Menjelaskan dimana letak adanya selisih pendapat
Menggunakan prinsip lebih baik meminta sedikit dan mendapatkannya, daripada
meminta banyak tetapi ditolak
Hindari upaya sekedar meyakinkan diri sendiri
Hindari membuat kesimpulan sendiri
Mencari cara untuk memperoleh keuntungan bersama
Memuali pembicaraan bertitik tolak dari hal yang merupakan kesepakatan
bersama
Menggunakan data pendukung dengan disertai sumbernya
Menggunakan pakar yang diakui dan dihormatinya
Menggunakan contoh nyata
Prinsip dasar : Menghubungkan yang dihadapai dengan persaan, nilai dan urusan mereka
Strategi :
Menekankan hubungan antara usul yang diberikan dengan kepentingannya
Menarik perhatian mereka
Menghindari argumentasi yg berkepanjangan
Menekankan keuntungan dan kerugian bersama jika ide tidak diterima
Menggambarkan kondisi yg lebih baik jika mendukung
Memberikan contoh konkret yg diketahuinya
Prinsip dasar : meyakinkan dirinya
Strategi :
Menarik perhatian
57
Mendukung ide yang disampaikan dgn contoh, data dan pernyataan dari para
pakar
Mengutip pernyataan dari pakar yg dikenal dan dihormatinya
Menggunakan contoh yg hidup, yg dpt membuatnya utk ikut merasakan dan
berpikir
Berani menarik kesimpulan
Mencari cara utk merencanakan tindakan lanjutan
Secara aktif melakukan tindakan lanjut denganya
Prinsip dasar : menarik perhatian secara tidak mencolok
Strategi :
Menarik perhatian dgn berbagai cara, tetapi tidak mencolok
Menekankan bahwa kita dapat dipercaya
Membicarakan ide dan pendapat dari pandangan kita
Memberikan gambaran yang jelas dan rinci
Tidak berharap untuk memperoleh tanggapan secara segera
Mendorongnya untuk lebih berpartisipasi
Memberikan data pendukung yang akurat
Prinsip dasar : memperkuat dukungan dan mendorongnya untuk menjadi lebih aktif.
Strategi :
Melibatkan antusiasme orang lain dan menentukan tujuan secara jelas
Membuat rincian tindakan yang jelas, serta uraian peran individu masaing –
masing
Berusaha supaya orang lain dapat bertindak secepat mungkin
Memperkuat komitmen dgn pemberian contoh
Menekankan identitas kelompok yg dpt mjd pendorong utk bersatu mendukung
kita
Mempersiapkan orang lain untuyk menghadapi pihak lain yg tidak setuju
58
Karena persuasi diperlukan untuk mendapatkan hasil yg baik, khususnya bila
menghadapi berbagai tipe orang, maka diperlukan kiat – kiat dalam melakukan persuasi
sbb:
Memastikan bahwa kesan pertama dan terakhir tentang diri sendiri adalah
menyenangkan
Memulai komunikasi dgn cara menyimpulkan apa yg sebelumnya telah diketahui
Memberikan gambaran umum sblm menuju pokok rincian
Melibatkan orang lain sejak awal
Berbicara tentang masalah dan kebutuhan orang lain dan bukan tentang apa yang
diinginkan dari si pembicara
Berusaha untuk mendapatkan umpan balik
Berkomunikasi dengan bahasa tubuh
Memperhatikan latar belakang, situasi dan kondisi dari orang yang dihadapi
Memperhatikan dan menghormati adanya perbedaan individual
Menentukan tujuan yang realistis
Menyadari bahwa setiap orang menggunakan informasi serta menginterpretasikan
kejadian disekitarnya dgn cara berlainan
Menyadari bahwa setiap orang adalah unik dan kompleks, shg cenderung untuyk
menanggapi segala sesuatu secara keseluruhan, dan tidak hanya dengan pikiran
tetapi dengan seluruh perasaan
Menyadari bahwa fakta hanya merupakan pelengkap dari cara seseorang berfikir,
bersikap dan berbuat
Pengertian wawancara
59
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi dua arah yang memiliki suatu tujuan
tertentu. Tujuan tersebut antara lain adalah :
mencari informasi
memberikan informasi
dan mengubah perilaku
Dari ketiga tujuan tersebut, biasanya memberikan informasi dan mengubah
perilaku lebih banyak dilakukan dalam proses konseling
Terdapat berbagai bentuk dan macam wawancara yang dilihat dari berbagai faktor.
1. Berdasarkan bentuk
Wawancara berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi :
Berstuktur
Pada jenis wawancara berstruktur, maka wawancara sudah ditentukan terlebih
dahulu pertanyaanya apa saja dan bagaimana caranya menanyakan hal tersebut
Tidak berstruktur
Utk jenis wawancara tidak berstruktur, maka pertanyaan tidak ditentukan terlebih
dahulu, tergantung dari pewawancara dan jalanya wawancara
Semi berstruktur
Merupakan kombinasi dari kedua jenis wawanccara tersebut.
2. Berdasarkan jumlah pewawancara
Wawancara berdasarkan jumlah pewawancara, maka proses wawancara dapat
terbagi atas :
Wawancara individual
Wawancara panel
Wawancara serial
Dari ketiga jenis wawancara tersebut, biasanya wawancara panel dan serial
dilakukan pada proses seleksi
Proses yg pada umumnya dilakukan dalam wawancara menurut Werther & Davis,
(1985) adalah sbb :
60
1. Tahap persiapan
Hal – hal yg hrs dipersiapkan disini antara lain adalah :
Mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yg akan diajukan pd saat
wawancara
Menentukan informasi apa yg akan diberikan kpd pelamar tentang
organisasi dan pekerjaan
Mempersiapkan tempat yang cukup tenang dan terjaga “ privasi” nya
Melakukan persiapan utk menghindari adanya “interupsi”
Sedangkan untuk wawancara dgn tujuan seleksi, maka terdapat beberapa persiapan lain ,
yaitu :
Mempelajari latar belakang individu (dan perusahaannya, bila ada)
Mempelajari persyaratan jabatan
Mempelajari dimensi / kriteria yang akan dicari
Mempelajari kualifikasi pelamar, melalui riwayat hidup / Application blank
maupun dari hasil tes dan referensi. Kemudian mempersiapkan informasi apa lagi
yg diperlukan sehubungan dgn kualifikasi tersebut
2. Membina “ Rapport ”
“ Rapport “ adalah suatu hubungan baik dan kondisi yang dapat menciptakan
adanya persaan saling percaya antara pewawancara dan yang diwawancara. “ Rapport”
sangat penting dalam wawancara, hal ini dapat dilakukan dgn cara :
Tepat waktu
Melakukan percakapan “informasi”
Memperlakukan semua individu dengan sama
Menghormati semua individu
Memberikan informasi dan menjawab peretanyaan
Menerangkan proses wawancara (bila perlu)
3. Memperoleh informasi
Tahap ini merupakan “esensi” dari wawancara. Informasi yang akan digali antara
lain adalah :
Cita – cita, tujuan hidup
61
Kelemahan dan kelebihan diri
Sikap
Permasalahan yang dihadapi (orang maupun organisasi yg terlibat)
Hobby maupun minat lainnya
Disamping itu, untuk wawancara tujuan seleksi, maka perlu digali pula tentang :
Pengalaman kerja
Pendidikan
Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki(Teknikal, Analitikal, Klerikal)
Prestasi masa lalu
Pengetahuan tentang pekerjaan yang dilamar
Bukti tentang dapat diberi tanggung jawab
4. Tahap akhir
Selain menutup wawancara, maka pewawancara yg merupakan wakil dari
organisasi maupun individu tersebut sendiri juga harus mau dan dapat menjawab
pertanyaan. Waktu terbaik untuk membahas mengenai hal ini adalah pada waktu
menjelang akhir dari wawancara. Pada tahap akhir pewawancara sebaiknya menanyakan
apakah masih ada pertanyaan yang ingin disampaikan atau ada tambahan informasi yang
ingin disampaikan
5. Evaluasi
Secepatnya setelah wawancara selesai, hendaknya pewawancara menuliskan
kesan – kesan tentang individu yang diwawancarai tersebut. Bila terdapat format khusus
harap langsung diisi saat ini, karena bila tidak, maka pewawancara dapat melupakan
beberapa hal yang mungkin penting bagi proses selanjutnya
Kesalahan yg sering tjd pada wawancara antara lain adalah disebabkan karena faktor
pewawancara maupun situasi dan kondisi setempat, yaitu sbb:
1. Pengaruh kondisi pribadi
Sikap “stereotip”
Dampak “halo” (halo effect) dan kesan pertama
Kecenderungan penilaian tertentu
62
Pengaruh persamaan pribadi dengan pewawancara
Pengaruh latar belakang pribadi
Pengaruh bahasa
Pengendalian diri
2. Pengaruh lingkungan
Lingkungan dan kondisi tempat wawancara juga ikut mementukan proses dan
hasil wawancara
Hal – hal yang berpengaruh antara lain adalah :
Kondisi tempat wawancara
Pengaturan mebel
Pengertian Konseling
Konseling menurut Reddy (1987) adalah sejumlah teknik, ketrampilan dan sikap untuk
membantu orang lain dalam mengatasi masalahnya dengan menggunakan sumberdaya
orang itu sendiri.
63
Selain itu pula, dapat dikatakan bahwa konseling adalah suatu proses diskusi dgn
seseorang mengenai suatu masalah yang biasanya terkait dgn aspek emosional dgn tujuan
untuk membantu pemecahan masalah tersebut.
Dari kedua definisi tsb, dpt dikatakan bahwa kegiatan konseling pd pekerjaan adalah
bertujuan untuk membantu individu dalam mengenai masalahnya
1. Komunikasi
Konseling dapat memperbaiki proses komunikasi yang terjadi baik atas ke bawah,
bawah ke atas, maupun lateral / horizontal, ataupun komunikasi dgn diri sendiri. Hal ini
membuat individu dapat lebih bebas mengekspresikan dirinya.
2. Memberikan dukungan (Reassurance)
Dgn konseling dapat memberikan dukungan dan semangat bagi seseorang untuk
menghadapi masalahnya.
3. Memberikan nasehat
Yaitu menyarankan seseorang tentang apa yg harus dilakukannya dalam
menghadapi suatu permasalahan.
4. Melepaskan ketegangan emosional
Hal yg paling penting dlm konseling adalah membantu individu untuk dapat
melepaskan ketegangan emosional yang dihadapinya. Karena seseorang cenderung untuk
menjadi frustasi bila menghadapi masalah, shg perlu baginya untuk dpt melepaskan
ketegangan emosinya pada orang lain
5. Membantu untuk berfikir jernih
Membantu dan mendorong seseorang untuk dapat berfikir secara lebih rasional
dan tidak emosional dalam menghadapi suatu masalah
6. Reorientasi
Yaitu membantu seseorang untuk dapat melakukan perubahan internal dlm
dirinya yg berhubungan dgn nilai – nilai dan tujuan hidupnya, baik jangka panjang
maupun jangka pendek.
1. Pembinaan dan pemantapan hubungan baik (rapport)
64
Dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan
konseling
2. Pengumpulan dan pemberian informasi
Pengumpulan informasi merupakan tugas utama konselor.Pendalaman masalah yg
dihadapi klien,latar belakang, situasi dan kondisi klien, perasaan dan kebutuhan klien,
serta pemahaman klien terhadap masalah yg dipahami oleh konselor, akn berdampak baik
terhadap informasi yg dibutuhkan dan dipahami oleh klien
3. Pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan perencanaan
Sesuai dgn masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan
masalh yg dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi
4. Menindak lanjut pertemuan
Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil
pembicaraan selama pertemuan, merencanakan pertemuan selanjutnya atau merujuk klien
1. Mengarahkan (Directive) – “Counsellor Centred”
Suatu proses konseling dimana konselor lebih aktif (terfokus pada konselor) dgn
cara memberikan saran aktif dan memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu, antara
lain :
Menasehati
Memancing informasi dari seseorang
Mengidentifikasi masalah
Menyarankan tindakan yg dapat diambil seseorang untuk menyelesaikan
persoalannya
2. Tidak mengarahkan (Non Directive) – “ Client Centred”
Adalah suatu pendekatan yang bersifat “ client – centered” dimana fokus
perhatian adalah orang yang bermasalah. Konselor lebih banyak bersikap pasif dan
mendengarkan, antara lain dengan cara :
Mendengar dgn baik tanpa memberikan reaksi
Bersikap pasif tapi simpatik dan mengulangi apa yang dikatakan bawahan
Bersikap memahami persoalan orang lain
65
Mengarahkan pembicaraan dan berusaha supaya seseorang memecahkan
masalah sendiri
Mengarahkan seseorang untukmengungkapkan masalah secara terbuka
3. Gabungan (Participative) – “ Coorporatin Counseling)
disebut juga dgn Cooperative Counseling yg merupakan kombinasi dari direktive
dan non direktive yg dpt mencapai hubungan kooperatif dlm membahas ide – ide untuk
membantu konselor menyelesaikan masalahnya. Pendekatannya antara lain dapat
dilakukan dengan cara :
Gabungan antara cara mengarahkan dan tidak mengarahkan
Mendengarkan masalah, dan kemudian membantu mencari pemecahan
bersama - sama
1. Pengertian / pemahaman (Understanding)
Pada tahap ini yang perlu dilakukan oleh konselor adalah mendengarkan masalah
yang disampaikan oleh individu/klien, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan
pengertian dan pemahaman. Sedangkan tugas dari individu/klien adalah mendefinisikan
masalah yang dihadapinya
2. Tantangan (Challenging)
Pada tahap ini tugas konselor adalah melakukan eksplorasi secara lebih mendalam
mengenai masalah yang dihadapi oleh individu/kliennya. Dalam hal ini tugas dari
individu/klien adalah mendefinisi ulang (meredefinisi) masalah yang dihadapi supaya
dapat memperoleh gambaran yg lebih jelas tentang masalah tersebut.
3. Menemukan sumberdaya (Resourcing)
Pada tahap ini tugas konselor adalah mencoba untuk mencari dan menemukan
sumberdaya sebanyak – banyaknya yang tujuannya supaya individu dapat memanajemeni
masalahnya dengan semua dukungan yang ada.
Reddy (1987) menyebutkan bahwa sebagai seorang konselor memerlukan beberapa
kualitas yaitu sbb:
66
1. Toleransi
Seorang konselor harus memiliki sikap penerimaan dan toleransi yg besar, karena
bila tidak akan terdapat sikap “ stereotype” dan bias – bias tertentu
2. Mengenal diri sendiri
seorang konselor harus dapat mengenal dirinya dgtn baik, apa kelemahan dan
kekuatan dirinya sehingga dengan pengenalan tersebut akan lebih dapat membantu
individu secara lebih optimal.
3. Dapat menyimpan rahasia
Karena seorang konselor mengetahui berbagai masalah, bahkan yang sifatnya
sangat pribadi sekalipun, maka perlu sekali diperhatikan bahwa konselor tidak boleh
membocorkan rahasia kepada siapapun tanpa sepersetujuan individu/klien
4. Memiliki minat dan menyukai manusia
Minat thd manusia perlu dimiliki sbg salah satu prasyarat seorang konselor.
Karena tanpa adanya hal tersebut akan susah untuk membangkitkan minat untuk
membantu orang lain.
5. Memiliki ketrampilan komunikasi yang baik
Ketrampilan komunikasi merupakan dasar dari ketrampilan yang perlu dimiliki
oleh konselor
Burnard (1992), maupun Reddy (1987) menyatakan bahwa ketrampilan yg diperlukan
seorang konselor dalam melakukan konseling antara lain adalah sbb:
1. Mendengarkan secara aktif
Ketrampilan mendengar secara aktif merupakan ketrampilan dasar dan utama
dalam suatu proses konseling. Untuk itu perlu diperhatikan prinsip SOLER dalam
mendengarkan serta berbagi ketrampilan dalam mendengarkan
2. Menggunakan berbagai intervensi
Konselor dalam hal ini harus dapat mengetahui intervensi apa yg akan dilakukan
untuk menyelesaika masalah individu / klien, antara lain dengan cara:
Memberikan pengarahan (coaching)
67
Memberikan umpan balik
Memberikan nasehat
Membantu dgn memberikan sumbangan keahlian (offering expertise)
Memberi rujukan (reffering)
Membantu secara langsung / nyata.
68