materi lok nas wvi
TRANSCRIPT
Kolaborasi Pemerintah dan CSO Untuk Peningkatan Akses dan Kualitas
Pelayanan Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan
Jakarta, 29 Juni 2015
WAHANA VISI INDONESIA – ADP TTU
dan
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
SUARA DAN AKSI WARGA NEGARA
UNTUK PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN KIA
DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
ISSUE (PERMASALAHAN/LATAR
BELAKANG) Kurangnya Pemahaman atas Hak dan Kewajiban, Standar Pelayanan
Minimal, Anggaran dan Kebijakan terkait Kesehatan Ibu dan Anak
Kurangnya Partisipasi / Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan, Penganggaran hingga Pemantauan dan Evaluasi Layanan Publik
Rendahnya Kualitas Layanan Publik termasuk Layanan KIA
Terbatasnya Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Angka Kematian Ibu dan Anak yang masih tinggi
Adanya Kebijakan Pendukung :
UU RI No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU RI No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
UU RI No 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik ndonesia
Inisiatif Open Goverment Indonesia (OGI)
Pergub NTT No 42/2009 tentang Revolusi KIA
Perda Kab TTU No 4 Tahun 2012 tentang KIBBLA
RPJMD Kab TTU tahun 2011-2015
GAMBARAN UMUM PROYEK SAHABAT
Nama Proyek: SAHABAT (Suara Anak dan Masyarakatuntuk Hak di Bidang Kesehatan))
Tahun Implementasi : 2011 – 2014
Dana : Hibah (CHN)
Pelaksana : WVI – ADP TTU dalam kolaborasi denganPemda Kab. TTU
Kelompok Sasaran:
Orangtua bayi/balita sebagai pengguna layanan KIA;
Kader Posyandu, Bidan Desa, Kepala dan staf Puskesmassebagai penyedia layanan KIA;
Aparat Desa, Dinas Kesehatan dan DPRD sebagai pembuatkebijakan terkait layanan KIA
GAMBARAN UMUM PROYEK SAHABAT
Lokasi Proyek : 12 Desa di 4 Kecamatan
Tahun 2011 : 4 Desa (Batnes, Oeolo, Oelneke dan
Ainan) di Kecamatan Musi
Tahun 2012 : 2 Desa (Nimasi dan Oenino) di
Kecamatan Bikomi Tengah; 1 Desa (Letmafo) dan 1
Kelurahan (Maubesi) di Kecamatan Insana Tengah
Tahun 2013 : 4 Desa (Lemon, Suanae, Fatutasu,
Haulasi) di Kecamatan Miomafo Barat
Tahun 2014 : 12 desa di atas
Penerima Manfaat: M: 19,197, F: 20,134 Total:
39,331Org.
PETA PROYEK
3
1
2
2
SUARA DAN AKSI WARGA NEGARA
RANGKAIAN KEGIATAN
Sosialisasi di tingkat kabupaten hingga desa
Rekrut Fasilitator Desa
Pelatihan Fasilitator
Pendidikan Warga
Pertemuan Awal
Pemantauan Standar bersama penyedia layanan
Kartu Penilaian bersama pengguna layanan
Tatap Muka dan dialog antara masyarakat (penggunalayanan) dengan pemerintah (penyedia layanan danpengambil kebijakan) di tingkat kecamatan dan kabupaten
Membuat Rencana Aksi bersama untuk peningkatan layanan
Melakukan dan Memantau Rencana Aksi
MITRA
Desa
Aparat Desa (12 Desa)
Kader Posyandu
Fasilitator Desa
Kecamatan
Camat (4 kecamatan)
Kepala dan staf Puskesmas ( 4 Puskesmas: Oeolo, Nimasi, Maubesi dan Eban)
Kabupaten
Dinas Kesehatan Kab TTU
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD)
Bappeda
DPRD
Paroki (Gereja)
PERUBAHAN DAN HASIL
Tingkat Kabupaten :
Alokasi dana sebesar Rp. 60 juta untuk insentif kader Posyandu tahun 2014 (TTU)
Alokasi dana APBD TTU sebesar Rp. 400.000.000 untuk Jamkesda tahun 2015 (TTU)
Tingkat Kecamatan :
Mobil ambulans standby di puskesmas Oeolo (tahun 2012)
Penambahan nakes Puskesmas Oeolo (tahun 2013)
Tingkat Desa :
Bidan desa tinggal/menetap di desa Ainan tahun 2012
Bidan desa ditempatkan dan tinggal/menetap di Desa Fatutasu tahun 2013
Penanganan BGM di desa Nimasi tahun 2013
Pembangunan Puskesmas Pembantu di desa Nimasi tahun 2014
Bidan desa ditempatkan dan tinggal/menetap di desa Nimasi tahun 2014
Warga mengetahui Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan dan Anggaran Publik Bidang Kesehatan
PMT Swadaya (Rp. 2.000,-)/bulan/anak
Terbentuknya pokja posyandu di 8 desa tahun 2013 & 2014
Terbentuknya Posyandu baru (Benkoko) di desa Letmafo tahun 2012
Adanya Draft Perdes KIA di 7 desa tahun 2013
Adanya Perdes KIA di 1 desa tahun 2014 (Desa Oelneke)
Warga semakin mau dan berani bersuara lewat forum-forum formal dan non formal
Kualitas layanan kesehatan dasar Meningkat (D/S naik, Persalinan ditolong nakes meningkat)
FAKTOR KEBERHASILAN
Partisipasi / keterlibatan warga sebagai fasilitator
desa.
Partisipasi / keterlibatan warga dalam menilai kinerja
layanan melalui kartu penilaian.
Keterbukaan dari penyedia layanan dalam proses
Pemantauan Standar.
Keterbukaan dari penyedia layanan dan pembuat
kebijakan untuk mendengar dan merespon penilaian
dan usulan dari warga sebagai pengguna layanan.
Adanya kebijakan pendukung (pemerintah pusat dan
pemerintah daerah).
AKTOR KUNCI
Fasilitator Desa
Kader Posyandu
Kepala Desa
Kepala Puskesmas
Camat
Kepala Dinas Kesehatan
Kepala BPMPD
Kepala Bappeda
DPRD
Koordinator dan Staf Proyek WVI
STRATEGI KEBERLANJUTAN
Penguatan kapasitas Fasilitator Desa dan
masyarakat.
Memperkuat Kemitraan dengan kader posyandu,
kepala desa, camat, kepala puskesmas, dan kepala
dinas kesehatan melalui pertemuan dan koordinasi
reguler.
Membangun koalisi dengan CSO lainnya.
Advokasi kebijakan dan anggaran (Perdes, RPJM
Desa, APB Des, Perbup, Perda, APBD)
PEMBELAJARAN
Dialog reguler dan intensif membantu membangun
relasi dan kesepahaman untuk kolaborasi.
Dialog antar warga dan pemerintah meningkatkan
kepercayaan diri warga dan membantu pemerintah
dan penyedia layanan mendapat masukan konstruktif
Suara dan Aksi Warga Negara (CVA) bisa menjadi
salahsatu alat bantu untuk membangun dialog dan
relasi untuk kolaborasi guna perbaikan layanan.
Aktor kunci perlu dipetakan untuk kolaborasi
Kebijakan dan regulasi pendukung sangat membantu
untuk kolaborasi
TESTIMONYWakil Bupati TTU:
Aloysius Kobes, S.Sos
Kami tidak bisa bekerja
sendiri. Kami butuh peran
serta masyarakat dalam
proses pembangunan. Kami
berterima kasih kepada LSM
WVI karena lewat proram ini
mau menggerakan
masyarakat untuk lebih aktif
dalam proses pembangunan.
Ini sangat positif. Sebagai
wakil bupati, saya juga punya
Nomor Hot line dan
masyarakat dipersilahkan
untuk SMS jika ada hal yang
sangat penting untuk
disampaikan. (disampaikan
saat dialog dengan parlemen
2014)
TESTIMONY
Camat Musi Aleks Tabesi: Setiap kita punya tanggung jawab untuk
meningkatkan kualitas layanan publik,
Pendekatan CVA ini sangat baik karena
membantu kita untuk mengetahui
kelemahan kita dan selanjutnya
diperbaiki
Kepala BPMPD Kab TTU
Frasiskus Ratrigis
Lewat program Suara dan Aksi Warga
Negara ini kami harapkan agar kita
sama-sama semakin sensitif dengan issue
pembangunan Kesehatan Ibu dan Anak
di daerah kita.
TESTIMONY Fasilitator Desa :
Yuliana Opat
Sebelum saya terlibat dalam
program CVA, saya tidak berani
menyuarakan aspirasi warga
dengan baik, tidak paham hak dan
kewajiban warga dan tidak mampu
memfasilitasi pertemuan-pertemuan
di desa namun setelah dilatih dan
terlibat aktif dalam memfasilitasi
pertemuan di masyarakat dengan
pendekatan CVA bersama
Wahana Visi Indonesia maka saya
menjadi berani dan mampu
menyampaikan usulan-usulan
kepada penyedia layanan dan
pemerintah, untuk peningkatan
kualitas layanan publik. Sebagai
contoh : adanya rumah tunggu di
puskesmas Oeolo tahun 2013,
PAUD di desa Oeolo diaktifkan
kembali tahun 2014.
TESTIMONY
Fasilitator desa:
Sirilus Kefi(Kaur Pembangunan desa
Nimasi):
Sebelum menjadi Fasilitator desa dan
terlibat dalam pendekatan Suara dan
Aksi Warga Negara tahun 2013, saya
tidak tahu tentang Standar Pelayanan di
posyandu atau kegiatan-kegiatan di
posyandu. Saya pikir urusan posyandu
hanyalah menjadi tanggung Kader
Posyandu. Namun setelah saya terlibat
dalam program ini bersama WVI maka
saya jadi tahu tentang pentingnya
pelayanan di Posyandu, seperti
pelayanan pemeriksaan kehamilan,
pelayanan Gizi balita, Kader harus
punya kapasitas untuk penyuluhan
kepada sasaran posyandu, tahun tentang
kebijakan pemerintah seperti Perda TTU
No 4 tahun 2012 tentang KIBBLA,
TERIMA KASIH