materi_praktikum_bdl_2015 fix.doc

16
PRAKTIKUM MK. BIDIDAYA LAUT SMT GENAP 2015/2016 MATERI 1. KULTUR MIKROALGAE 1 Pendahuluan: Mikroalgae merupakan biological starting point dalam siklus rantai makanan di perairan. Dalam sistem budidaya, ketersediaan dan kelangsungan (availability dan sustainability) adanya mikroalgae sebagai pakan alami merupakan bagian integral yang tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan usaha budidaya terutama pada tahap pembenihan. 2. Maksud dan Tujuan: 1. Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa bisa belajar bagaimana proses penyediaan mikroalgae sebagai pakan alami yang dimulai dari kultur stok secara laboratoris sampai aplikasi pemberian makanan pada kultivan (feeding) 2. Dalam praktikum ini mahasiwa melakukan percobaan tentang pengaruh kondisi lingkungan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada kultur monospesies algae tertentu, atau. 3. Dalam praktikum ini mahasiswa belajar untuk mengamati pertumbuhan mikroalgae dengan pelbagai alternatif yaitu perkembangan sel, dan kepadatan sel. 3. Waktu dan tempat : di Lab. Bioteknologi gedung E Kampus FPIK 4. Alat dan Bahan: Alat: 1. Sarana Kultur : Erlenmeyer Flasks ukuran 250 mL beserta tutup dari kapas + kain perban+ aluminium foil 1

Upload: satriabayu31

Post on 09-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PETUNJUK PRAKTIKUM

PAGE 10PRAKTIKUM MK. BIDIDAYA LAUT SMT GENAP 2015/2016

MATERI 1.KULTUR MIKROALGAE 1 Pendahuluan:

Mikroalgae merupakan biological starting point dalam siklus rantai makanan di perairan. Dalam sistem budidaya, ketersediaan dan kelangsungan (availability dan sustainability) adanya mikroalgae sebagai pakan alami merupakan bagian integral yang tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan usaha budidaya terutama pada tahap pembenihan.2. Maksud dan Tujuan:

1. Praktikum ini dimaksudkan agar mahasiswa bisa belajar bagaimana proses penyediaan mikroalgae sebagai pakan alami yang dimulai dari kultur stok secara laboratoris sampai aplikasi pemberian makanan pada kultivan (feeding)2. Dalam praktikum ini mahasiwa melakukan percobaan tentang pengaruh kondisi lingkungan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada kultur monospesies algae tertentu, atau.

3. Dalam praktikum ini mahasiswa belajar untuk mengamati pertumbuhan mikroalgae dengan pelbagai alternatif yaitu perkembangan sel, dan kepadatan sel.3. Waktu dan tempat : di Lab. Bioteknologi gedung E Kampus FPIK4. Alat dan Bahan:

Alat:

1. Sarana Kultur :

Erlenmeyer Flasks ukuran 250 mL beserta tutup dari kapas + kain perban+ aluminium foil

Pipet ukuran 10 mL

Bunsen burner

2. Prasarana Kultur:

Autoklaf

Sumber energi cahaya : lampu neon (TL) 40 watt: 2 bh

Laminary chamber

Wadah stok air laut: Bekker glass/Erlenmeyer vol. 1L

3. Sarana Penghitungan dan observasi:

Haemocytometer, Nephelometer Turbidity Unit (NTU), Spectrofotometer

Handy counter

Mikroskop

Mikrometer

Bahan:

1. Nanochloropsis sp.2. Air laut sebagai media kultur

3. Pupuk (Conway Medium) 4. Bahan pembersih :Alkohol dan air bersih

5. Prosedur umum:

1. Ini merupakan eksperimen kelas sehingga dibutuhkan kerjasama semua mahasiswa antar kelompok. Tiap kelompok diharuskan mempunyai Log Book (Disediakan, Format Terlampir). Semua hasil observasi dan penghitungan harus dicatat dalam Log Book yang akan sebagai bahan yang akan didiskusikan dalam kelas dan akan dilaporkan secara tertulis per kelompok sebagai laporan resmi (Format Terlampir)

2. Tiap kelompok bertanggungjawab atas semua sarana/prasarana kultur menyangkut kebersihan alat-alat dan operasionalnya.

6. Prosedur kultur:

1) Tahap Persiapan

a. Alat:

Bersihkan Erlenmeyer dengan sabun cuci kemudian bilas dengan air sampai bersih baik. Tiris dan keringkan.

Siapkan tutup Erlenmeyer dengan kapas yang dibungkus kain perban, cobakan pada mulut Erlenmeyer sampai berbunyi pada saat tutup dibuka cepat

Bungkus pipet 10 mL dengan aluminium foil

b. Media

Siapkan stok media kultur air laut dengan pupuk Conway dengan cara mencampurkan air laut yang telah disaring sebanyak 1L dengan 1 mL Conway Media kedalam wadah stok media (Bekker glass/Erlenmeyer).

Siapkan wadah kultur (Erlenmeyer 250 mL) tiap kelompok 3 bh, isi kedalamnya masing-masing flask dengan 200 mL media kultur. Tutup dengan kapas+perban dan cover dengan aluminium foil.

c. Sterilisasi

Masukkan Erlenmeyer berisi media kultur dan pipet (tanpa karet) kedalam autoklaf untuk sterilisasi pada 1 psi, 120 oC selama 20 menit.

Setelah selesai autoclaving, tunggu tekanan dalam autoklaf nol, kemudian ambil Erlenmeyerd. Diamkan media yang telah steril selama 24 jam di suhu ruangan untuk pendinginan dan stabilitas pH.

2) Tahap Pelaksanaan

a. Inokulasi

Bersihkan tempat untuk inokulasi dengan baik dengan semprotan alkohol. Nyalakan lampu dalam laminary chamber atau fume cupboard dan biarkan selama 10 menit.

Siapkan donor flask berisi spesies mikroalgae, recipient flask berisi media kultur, dan pipet.

Tambahkan vitamin mixture kedalam masing-masing media kultur sebanyak 0,2 mL dengan hati-hati masih diatas Bunsen Burner di dalam laminary chamber Buka donor flask, panasi leher flask dengan api, panasi pipet dengan api, kemudian ambil dengan pipet sebanyak 10 mL mikroalgae pada donor flask dan segera tutup donor flask dengan cara memanasi bail leher flask maupun penutupnya.

Secara simultan buka flask media kultur, panasi leher flask, posisikan tetap diatas api, tranfer mikroalgae dalam pipet ke media kultur, panasi leher flask kultur dan penutupnya, kemudian segera tutup dengan kapas+perban dan cover dengan aluminium foil sampai leher flask.

Beri label berisi informasi Spesies, tanggal inokulasi , jam, kelompok dan cirri-ciri yang lain

Matikan api, lampu dan blower pada laminary chamber atau fume cupboard.

b. Inkubasi

Siapkan tempat yang bersih dari debu dengan alkohol, hindari cahaya matahari langsung melalui jendela/kaca atau lampu penerangan ruangan yang tidak bisa terkontrol

Nyalakan lampu TL. Cahaya lampu terus-menerus selama inkubasi.

Tempatkan Flask kultur secara acak, atur jarak flask satu dengan yang lain, posisikan masih terkena sumber cahaya TL secara merata

Inkubasi selama 7 hari

c. Pengamatan

Amati, hitung dan catat semua data lingkungan: suhu, salinitas

Hitung populasi (kepadatan) awal per mL dari stok kultur (donor flask). Konversikan terhadap kepadatan awal per mL pada 200 mL media kultur. Ini merupakan kepadatan algae hari I. Penghitungan sel algae dengan haemocytometer lihat Teknik Penghitungan dibawah atau Diktat Budidaya Perairan. Penghitungan kepadatan sel algae dilakukan pada 3 flask sebagai ulangan. Tiap-tiap penghitungan dalam suatu flask sel dilakukan paling tidak 3 kali penghitungan, kemudian diambil rata-ratanya.

Penghitungan hari-hari berikutnya dilakukan pada jam yang sama dengan prosedur aseptic. Flask kultur harus digoyang-goyang untuk meratakan sel dalam media sebelum proses pemipetan dilakukan atau flask dibuka. Leher flask harus dipanasi diatas api sebelum dan sesudah dibuka. Pipet harus dipanasi dahulu sebelum dimasukkan kedalam media kultur untuk mengambil sample algae.

Lakukan prosedur diatas dengan mengamati dan mencatat semua hasil observasi kedalam Log Book. Data yang dimasukkan kedalam Log Book sudah dalam sel/mL

d. Teknik penghitungan fitoplankton dengan mempergunakan haemocytometer:

Alat dan Bahan

1. Haemocytometer

2. Mikroskop stereoskopi

3. Sampel algae yang akan dihitung

4. Larutan Lugol atau formalin untuk membunuh plankton yang mobil

5. Tabung reaksi

6. Cover slip

7. Pipet Pasteur

8. Tissue

9. Pembersih (aquadest/alkohol).

Teori Dasar Penghitungan mempergunakan Haemocytometer:(Lihat Gambar 1)

Haemocytometer adalah sebuah kaca berbentuk persegi panjang punya lekukan bergaris huruf H yang membelah 2 wadah penghitungan. Tiap wadah ini dibagi menjadi 9 blok dengan luas 1.0 mm2 per blok sehingga jumlah keseluruhan menjadi 9 mm2.

Pada Blok Sudut (Blok A, C, G dan I) masing-masing dibagi menjadi 16 kotak dengan luas per kotak = = 0.0625 mm2 (luas blok, 1 mm2 dibagi 16 kotak). Sedangkan Blok Pinggir (Blok B, D, F dan H) masing-masing dibagi menjadi 20 kotak dengan luas masing-masing menjadi 0,05 mm2 (1 mm2 dibagi 20 kotak). Sedangkan di Blok Tengah (Blok E) dengan luas 1 mm2 dibagi atas 25 kotak kecil dengan masing-masing kotak luasnya 0.04 mm2.

Fitoplankton yang berkoloni, multicellular dan bersel besar biasanya dihitung dengan mempergunakan kotak 16 di Blok Sudut. Spesies yang lebih kecil atau suspensi yang padat boasanya dihitung dengan kotak 20 (Blok Pinggir) sedangkan yang sangat padat biasanya dihitung pada kotak 25 pada Blok Tengah (Blok E).

Jumlah fitoplankton dihitung sebanyak jumlah kotak yang diinginkan. Pada semua haemocytometer prinsip dasar penghitungan adalah pada jumlah rata-rata algae per luas 1.0 mm2, dari sini densitas algae bisa dihitung.

Bila dalam 1 Blok dari 9 Blok pada haemocytometer dengan luas 1 mm2 yang berisi suspensi algae kemudian ditutup dengan cover slip (kaca penutup) dan bila kedalaman haemacytometer diketahui adalah 0,1 mm maka volume per Blok-nya adalah= 0,1 mm3 (Volume = Luas x Kedalaman) atau volume per mL-nya = 0,1 mm3/1000 mm3 = 0,0001 mL = 1 x 10-4 mL, sedangkan volume per satu kotak 25 pada Blok E yang mempunyai luas 0,04 mm2 ( dari 1 mm2 dibagi 25 kotak kecil) volumenya menjadi= 0,04 mm2 x 0,1 mm=0,004 mm3Sehingga:

1. Volume per kotak pada kotak 25 di Blok Tengah (Blok E) dalam mL-nya adalah:

(volume per kotak di kotak 25 dibagi volume Blok E= 0,004 mm3/1000 mm3)= 0,000004 mL atau sebanyak 4,0 x 10-6 mL

2. Volume per kotak pada kotak 20 di tiap Blok Sudut (Blok A, C, G, dan I) dalam mL-nya adalah:

(volume per kotak dalam Blok Sudut dibagi volume Blok Sudut (Blok A atau C, atau atau G, dan atau I=0,05 mm3/1000 mm3)= 0,00005 mL atau sebanyak 5,0 x 10 -5 mL.

3. Volume per kotak pada kotak 16 di Blok Pinggir (Blok B, D, F, dan H) volume dalam mL-nya adalah:

(vol per kotak di kotak 16 dibagi vol blok Pinggir (Blok B, atau Blok D, atau Blok F, dan atau Blok H)= 0,0625 mm3/1000 mm3 = 0,0000625 mL atau 6,25 x 10 -5 mL.

Catatan: 1 mL=1000 mm3Persiapan sampel

1. Berilah label pada tabung reaksi pada algae yang akan dihitung

2. Masukkan 5 mL kultur algae pada tabung reaksi yang telah terlabeli

3. Masukkan 1 tetes Lugol jodium kedalamnya

4. Campur dengan baik dan letakkan tabung dalam raknya.

Cara mengisi wadah penghitungan

a) Bersihkan haemocytometer dan penutupnya dengan aquadest atau dengan alkohol pembersih dengan tissue atau kain halus sehingga bebas dari debu dan minyak.

b) Tempatkan penutup (cover slip) diatas daerah yang bergaris secara tepat

c) Dengan pipet Pateus yang bersih, alirkan 1 tetes sampel algae yang telah benar-benar tercampur kedalam cekungan berbentuk V pada haemocytometer.

d) Cek apa sel algae telah terdistribusi dengan baik dalam kotak bergaris. Jika ada gelembung udara atau airnya terlalu banyak atau kurang sehingga distribusi sel tidak baik maka proses a)-d) diulang lagi.

Prosedur Penghitungan a) Untuk jumlah sel lebih besar dari 6 (m dan kulturnya tidak terlalu padat, maka jumlahkan semua sel yang ada pada kotak 16 pada Blok A-C-G-I. mulailah dari sebelah ujung kiri kotak dan hitung hanya sel-sel algae yang berada di dalam atau menyentuh garis batas Buat ulangan perhitungan pada wadah penghitungan yang kedua

b) Catat jumlah sel terhitung per blok dengan luas 1 mm2

Untuk sel algae yang kecil atau kultur algae yang padat sampling dibuat pada kotak 25 yang berukuran lebih kecil pada Blok E. hitung sel yang ada di dalam atau menyentuh garis pembatas

catat jumlah sel terhitung pada blok 0,04 mm2.

Rumus Penghitungan Densitas (D) planktonJumlah densitas plankton dihitung dengan rumus :

D =

dimana:

D= densitas (sel/mL)N= Jumlah keseluruhan sel terhitung dibagi oleh jumlah blok

terhitung atau jumlah kotak terhitung

V= volume per Blok =1,0 x 10-4 mL (Blok A-B, C, D, E, F, G, H, dan I) atau, volume per kotak di kotak 16 = 6,25 x 10-5 mL (Blok A, C, G, dan I), atau volume per kotak di kotak 20 = 5 x 10-5 mL (di Blok B, D, F, dan H), atau volume per kotak 25 = 4 x 10-6 mL (di Blok E)

Sehingga:D = = N x (1 x 104) sel/mL per Blok A, B, C, D, E, F, G, H, atu I) Atau,

= N x (4 x106) sel/mL per kotak 25 dalam Blok E), atau Atau,

= N x (5 x105)sel/mL per kotak 20 kotak dalam Blok B, D, F, atau H), Atau,

= N x (6,25 x 105) mL per kotak 16 dalam Blok Sudut (Blok A, C, G, atau I)

Cekungan V tempat sampel dialirkan

Bright-Line (

Kotak penghitungan (lihat Gambar dibawah)

Gambar 1. Lay-out haemocytometer dan kotak penghitungan

Format Tabulasi Hasil Pengamatan Pertumbuhan Mikroalga dalam Log BookTabel 1. Pertumbuhan Sel AlgaeNo. Kelompok:

Kultur Spesies:

Perlakuan:

NoHari/tgl/jamNo. Flask/ UlanganKepadatan (sel/mL)Warna kulturLain-lain (suhu, pencatat, dll)

1.11=

2=

3=

(1,2,3=.

X1,2,3=

21=

2=

3=

(1,2,3=..

X1,2,3=..

31=

2=

3=

(1,2,3=.

X1,2,3=.

1,2,31,2,3=..

2DstDstDstDstdst

LAPORAN PRAKTIKUM

MK. BUDIDAYA LAUTJudul Materi Praktikum:

Nama Kelompok

1. Nama Mhs 1NIM:

2. Nama Mhs 2NIM

3. Nama Mhs 3NIM

4. Nama Mhs 4NIM

5. Nama Mhs 5NIM

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2015 HEMACYTOMETER

DEPTH 0.1 MM

BLOK A

BLOK B

BLOK C

BLOK D

BLOK E

BLOK F

BLOK G

BLOK H

BLOK I

1 mm

1 mm

1 mm

1 mm

1 mm

1 mm

EMBED Word.Picture.8

_1236572809.unknown

_1236572921.unknown

_1235896324.unknown

_1092296802.doc