media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
1/19
Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan
perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum
sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya.
Oleh karena itu, macam-macam media kultur jaringan telah ditemukan sehingga jumlahnya
cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama
penemunya.
Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama,
hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Media dasar yang
sering digunakan dalam kultur jaringan Anthurium sendiri adalah media MS dan modifikasinya (
Pierik et al.,1974; Pierik dan Steegmans, 1976;Kunisaki, 1980; Kuenhle et al., 1992; Chen et al;
Hamidah et al., 1997; Teng, 1997;2 ; Rachmawati, 2005), media Nitsch dan modifikasinya (Geir,
1986, 1987, 1988).
A. Komposisi Media Tanam Kultur Jaringan
Pada umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat
pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang
dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur mikro. Hasil yang lebih baik akan dapat kita
peroleh bila, kedalam media tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahanpemadat media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata (akuades), dan
bahan organik tambahan (Gunawan, 1992).
Zat pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain dari nutrient yang dalam
jumlah yang sedikit (1mM) dapat merangsang, menghambat, atau mengubah pola pertumbuhan
dan perkembangan tanaman (Moore, 1979 dalam Gunawan, 1992). Zat pengatur tumbuh (ZPT)
dalam kultur jaringan diperlukan untuk mengendalikan dan mengatur pertumbuhan kultur
tanaman. Zat ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan, dan
organ. Jenis dan konsentrasi ZPT tergantung pada tujuan dan tahap pengkulturan. Secara umum,
zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam kultur jaringan ada tiga kelompok besar, yaitu
auksin, sitokinin, dan giberelin.
Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan
kalus, akar, suspensi sel dan organ (Gunawan, 1992) Contoh hormon kelompok auksin adalah
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
2/19
2,4 Dikloro Fenoksiasetat (2,4-D), Indol Acetid Acid (IAA), Naftalen Acetid Acid (NAA), atau
Indol Buterik Asetat (IBA). Golongan sitokinin berperan untuk menstimulus pembelahan sel dan
merangsang pertumbuhan tunas pucuk. Menurut Gunawan (1992), golongan ini sangat penting
dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang biasa digunakan dalam
kultur jaringan adalah kinetin, ziatin, benzilaminopurine (BAP). Dan giberelin untuk diferensiasi
atau perbanyakan fungsi sel, terutama pembentukan kalus. Hormon kelompok giberelin adalah
GA3, GA2, dan GA1.
Penggunaan hormon tersebut harus tepat dalam perhitungan dosis pemakaian, karena jika
terlalu banyak maupun terlalu sedikit dari dosis yang diperlukan justru akan menghambat bahkan
berdampak negatif terhadap tanaman kultur. Karena interaksi antar hormon dalam suatu media
sangat berpengaruh dalam diferensiasi sel.
Kebutuhan nutrisi mineral untuk tanaman yang dikulturkan secara in-vitro pada dasarnya
sama dengan kebutuhan hara tanaman yang ditumbuhakan di tanah. Unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman di lapangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia dalam media
kultur jaringan. Antara lain adalah unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur-unsur hara
tersebut diberikan dalam bentuk garam-garam mineral. Komposisi media dan perkembangannya
didasarkan pada pendekatan masing-masing peneliti (Gunawan, 1992).
1.
Unsur Hara Makroadalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Hara makro tersebut
meliputi, Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Sulfur (S), Magnesium (Mg), dan
Besi (Fe). Kegunaan unsur hara makro tersebut dalam kultur jaringan menurut Qosim, 2006
dalam Sukarasa, 2007 adalah sebagai berikut:
1) Nitrogen (N)
Diberikan dalam bentuk NH4NO3, NH2PO4,NH2SO4.Berfungsi untuk membentuk
protein, lemak, dan berbagai senyawa organik lain, morfogenesis (pertumbuhan akar dan tunas),
pertumbuhan dan pembentukan embrio, pembentukan embrio zigotik dan pertumbuhan vegetatif.
2) Fosfor (P)
diberikan dalam bentuk KH2PO4.Berfungsi untuk metabolisme energi, sebagai stabilitor
membran sel, pengaturan metabolisme tanaman, pengaturan produksi pati/amilum, pembentukan
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
3/19
karbohidrat, sangat penting dalam transfer energi, protein, dan sintesis asam amino serta
konstribusi terhadap struktur dan asam nukleat.
3 Kalium (K)
diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk pemanjangan sel tanaman,
memperkuat tubuh tanaman, memperlancar metabolisme dan penyerapan makanan, ion kalsium
ditransfer secara cepat menyebrangi membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik di
antara se
4) Kalsium (Ca)
diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk merangsang bulu-bulu akar,
penggandaan atau perbanyakan sel dan akar, pembentukan tabung polen, dinding dan membran
sel lebih kuat, tahan terhadap serangan patogen, mengeraskan batang, memproduksi cadangan
makanan.
5) Sulfur (S)
Unsur S merupakan unsur yang penting untuk pembentukan beberapa jenis protein, seperti
asam amino dan vitamin B1. Unsur S juga berperan penting dalam pembentukan bitil-bintil akar.
6) Magnesium (Mg)
diberikan dalam bentuk MgSO4.7H2O.Berfungsi untuk meningkatkan kandungan fosfat,
pembentukan protein.
7) Besi (Fe)
diberikan dalam bentuk Fe2(SO4)3;FeSO4.7H2O.Berfungsi sebagai penyangga (chelatin
agent) yang sangat penting untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk
menumbuhkan jaringan tanaman.Pada tanaman, Fe berfungsi untuk pernapasan dan
pembentukan hijau daun.
2. Unsur Hara Mikro
Adalah hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro ini
merupakan komponen sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan proses fisioligi
lainnya (Gunawan, 1992). Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah :
a. Klor (Cl), diberikan dalam bentu KI.
b. Mangan (Mn), diberikan dalam bentuk MnSO4.4H2O.
c. Tembaga (Cu), diberikan dalam bentuk CuSO4.5H2O.
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
4/19
d. Kobal (CO), diberikan dalam bentuk CoCl2.6H2O.
e. Molibdenun (Mo), diberikan dalam bentuk NaMoO4.2H2O.
f. Seng (Zn), diberikan dalam bentuk ZnSO4.4H2O.
g. Boron (B), diberikan dalam bentuk H3BO3.
3. Usur Tambahan Lainya
Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman adalah
thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin), pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan
vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman karena thiamine mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan sel. Vitamin C, seperti asam sitrat dan asam askorbat, kadang-
kadang digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan atau
penghitaman eksplan.
Mio-Inositol atau meso-insitol sering digunakan sebagai salah satu komponen media yang
penting, karena terbukti bersinergis dengan zat pengaturtumbuh merangsang pertumbuhan
jaringan yang dikulturkan (Yusnita, 2004).
Dalam media kultur jaringan, asam amino merupakan sumber nitrogen organik. Namun
sumber N organik ini jarang ditambahkan dalam media kultur jaringan, karena sumber sumber
nitrogen utamanya sudah tersedia dari NO3- dan NH4+. Asam amino yang sering digunakan
adalah glisin, lysin dan threonine. Penambahan glisin dalam media dengan konsentrasi tertentu
dapat melengkapi vitamin sebagai sumber bahan organik (Yusnita, 2004).
Gula digunakan sebagai sumber energi dalam media kultur, karena umumnya bagian
tanaman atau eksplan yang dikulturkan tidak autotrof dan mempunyai laju fotosintesis yang
rendah. Oleh sebab itu tanaman kultur jaringan membutuhkan karbohidart yang cukup sebagai
sumber energi. Menurut Gautheret dalam Gunawan (1992), sukrosa adalah sumber karbohidrat
penghasil energi yang terbaik melebihi glukosa, maltosa, rafinosa. Namun jika tidak terdapat
sukrosa, sumber karbohidrat tersebut dapat digantikan dengan gula pasir. Gula pasir cukup
memenuhi syarat untuk mendukung pertumbuhan kultur. Selain sebagai sumber energi, gula juga
berfungsi sebagai tekanan osmotik media.
Eksplan yang dikulturkan harus selalu bersinggungan atau terkena dengan medianya.
Bahan pemadat media yang paling banyak digunakan adalah agar-agar. Agar-agar adalah
campuran polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa unsur,
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
5/19
diperoleh data bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca, Mg, K, dan Na (Debergh, 1982
dalam Gunawan, 1992). Keuntungan dari pemakaian agar-agar adalah :
1. Agar-agar membeku pada suhu 45 C dan mencair pada suhu 100 sehingga dalam kisaran suhu
kultur, agar-agar akan berada dalam keadaan beku yang stabil.
2. Tidak dicerna oleh enzim tanaman.
3. Tidak bereaksi dengan persenyawaan-persenyawaa penyusun media.
Selain agar-agar, bahan pemadat media yang semakin banyak disukai adalah Gelrite TM
(buatan Kelco). Gelrite adalah gellam gum, suatu hetero-polisakarida yang dihasilkan bakteri
Pseudomonas elodea, terdiri dari molekul-molekul K-glukuronat, rhamnosa, dan selobiosa.
Sebagai bahan pemadat media gelrite memiliki sifat-sifat yang menguntungkan sebagai berikut :
1) Gelnya lebih jernih.
2) Untuk memadatkan media dibutuhkan lebih sedikit daripada agar, sekitar 1,5 -3g/l
3) Lebih murni dan konsisten dalam kualitas.
Untuk mencapai kekerasan gel tertentu, pemakaian gelrite lebih rendah dari agar-agar,
pada umumnya 2gr/l media. Namun kekerasan gel dari gelrite sangat dipengaruhi oleh kehadiran
garam-garam seperti NaCl, KCl, MgCl2.6H2O dan CaCl2. Garam NaCl dan KCl menurunkan
kekerasan gel, tetapi MgCl2 dan CaCl2 meningkatkan kekerasan gel (Gunawan, 1992; 57 ).
Salah satu kelemahan Gelrite adalah cenderung menaikkan kelembaban nisbi (RH) dalam
kultur, sehingga sering menyebabkan terjadinya verifikasi. Gelrite jarang digunakan untuk
produksi planlet secara komersial terutama di Indonesia karena harganya mahal (Yusnita, 2003).
Kultur yang kurang berhasil, kadang-kadang disebabkan oleh pemakaian air yang kurang
murni (Wetherel, 1976). Tidak boleh sembarang air dapat digunakan untuk membuat media
kultur. Contohnya air sumur atau air ledeng, dalam air tersebut mengandung banyak kontaminan,
bahan inorganik, organik, atau mikroorganisme. Air yang digunakan untuk membuat media
harus benar-benar berkualitas tinggi, karena air maliputi lebih adari 95% komponen media.
Terhambatnya pertumbuhan tanaman yang dikulturkan dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas
air yang digunakan. Untuk menghindari hal tersebut, maka sebaiknya digunakan air yang telah
dimurnikan atau yang sering kita sebut air destilata (akuades) atau air destilata ganda
(akuabides). Dengan alasan ini, sebaiknya sebuah laboratorium kultur jaringan layaknya
mempunyai alat penyulingan air (water destilator) atau setidaknya alat pembuat air bebas ion
(deionizer). Cara kerja destilator dalam menghasilkan air destilata adalah dengan cara mengubah
-
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
6/19
air menjadi uap air, kemudian mengkondensasikan uap air tersebut. Maka, jadilah air destilata
yang tidak lagi berisi mineral atau senyawa organik (Yusnita, 2004).
Keasaman (pH) adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman atau kebasaan larutan
dalam air. Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan mempunyai
toleransi pH yang relatif sempit dengan titik optimal antara pH 5,0 6,0 (Daisy, 1994). Faktor
pH dalam media juga perlu mendapat perhatian khusus. pH tesebut harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu fungsi membran sel dan pH dari sitoplasma. Pengaturan pH selain
memperhatikan kepentingan beberapa fisiologi sel, juga harus mempertimbangkan faktor-faktor:
1) Kelarutan dari garam-garam penyusun media.
2) Pengambilan (uptake) dari zat pengatur tumbuh dan garamgaram lain.
3) Efisiensi pembekuan agar-agar.
Menurut Gamborg dan Shyluk, 1981 dalam Gunawan, 1992, sel-sel tanaman
membutuhkan pH yang sedikit asam berkisar antara 5,55,8. Pengaturan pH, biasa dilakukan
dengan dengan menggunakan NaOH (atau kadang-kadang KOH) atau HCL pada waktu semua
komponen sudah dicampurkan (Gunawan, 1992).
Beberapa formulasi media yang sudah umum digunakan dalam banyak pekerjaan kultur jaringan
antara lain adalah mediaWhite, Murashige & Skoog(MS),Gamborget al. (B5), Gautheret,
Schenk & Hilderbrandt (SH), Nitch & Nitch, Lloyd & McCown (WPM) dll. Media MS, SH dan
B5 merupakan media yang kaya garam-garam makro.
Berikut penjelasan dari masing-masing komposisi media tersebut :
1. Hara Makro
Unsur hara makro. terdiri dari enam unsur utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
sel dan jaringan tanaman, yaitu: nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium
(Mg) dan sulfur (S). Konsentrasi optimum yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan
maksimum bervariasi diantara jenis tanaman.
Media kultur harus mengandung sedikitnya 25-60 mM nitrogen anorganik untuk
pertumbuhan sel tanaman. Sel-sel tanaman mungkin dapat tumbuh pada sumber N dari nitrat
saja, tetapi diketahui bahwa pertumbuhan yang lebih baik adalah apabila mengandung nitrat dan
amonium. Nitrat yang disediakan umumnya berkisar 25-40 mM, konsentrasi amonium berkisar
antara 2-20 mM. Akan tetapi untuk beberapa spesies tanaman konsentrasi amonium > 8 mM
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
7/19
akan menghambat pertumbuhan sel. Sel-sel dapat tumbuh dalam media kultur yang hanya
mengandung amonium sebagai sumber nitrogen jika satu atau lebih terdapat asam-asam yang
terlibat dalam siklus TCA (seperti sitrat, suksinat, atau malat) juga terdapat dalam media pada
konsentrasi sekitar 10 mM. Apabila nitrat dan amonium sebagai sumber nitrogen digunakan
bersama dalam media maka ion-ion amonium akan digunakan lebih cepat dibandingkan dengan
ion-ion nitrat. Kalium dibutuhkan untuk pertumbuhan sel bagi sebagian besar spesies tanaman.
Umumnya media mengandung kalium (dalam bentuk nitrat atau klorida) pada konsentrasi
20-30 mM. Konsentrasi optimum untuk unsur P, Mg, S dan Ca berkisar antara 1-3 mM.
Konsentasi yang lebih tinggi dari hara-hara tersebut mungkin diperlukan jika terjadi defisiensi
dari hara yang lain.
2. Hara Mikro
Unsur hara mikro yang paling dibutuhkan untuk petumbuhan sel dan jaringan tanaman
mencakup besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), boron (B), terusi (Cu) dan molibdenum (Mo).
Besi dan seng yang digunakan dalam pembuatan media harus dalam bentuk yang ter chelate.
Besi adalah yang paling kritis diantara semua hara mikro. Besi sitrat dan tartrat dapat digunakan
untuk media kultur, tetapi senyawa ini sulit untuk larutdan biasanya akan terpresipitasi setelah
media dibuat. Masalah ini dipecahkan oleh Murashige & Skoog dengan men chelate besi
dengan menggunakan asam etilen diamintetraasetik (EDTA).
Kobal (Co) dan iodin (I) juga dapat ditambahkan dalam media tetapi kebutuhan yang
jelas untuk pertumbuhan sel belum diketahui. Natrium (Na) dan klorida (Cl) juga digunakan
pada beberapa media tetapi tidak begitu penting untuk pertumbuhan sel. Konsentrasi Cu dan Co
yang biasanya ditambahkan pada media sekitar 0.1 M, Fe dan Mo 1 M, I 5M, Zn 5-30 M,
Mn 20-90 M, dan B 25-100 M.
3. Karbon dan Sumber Energi
Sumber karbohidrat yang biasanya digunakan dalam media kultur adalah sukrosa.
Glukosa dan fruktosa dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai pengganti sukrosa, dimana
glukosa mempunyai efektivitas yang sama dengan sukrosa dibanding dengan fruktosa.
Karbohidrat lain yang pernah dicobakan adalah laktosa, galaktosa, rafinosa, maltosa dan pati,
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
8/19
tetapi semua karbohidrat tersebut umumnya mempunyai hasil yang kurang baik dibandingkan
sukrosa atau fruktosa. Konsentrasi sukrosa normal dalam media kultur berkisar antara 2 dan 3%.
Karbohidrat harus tersedia dalam media kultur karena sangat sedikit sel dari jenis
tanaman yang diisolasi dapat bersifat autotropik, yaitu kemampuan menyediakan kebutuhan
karbohidrat sendiri melalui asimilasi CO2 selama proses fotosintesa. Sukrosa dalam media kultur
secara cepat akan diurai menjadi fruktosa dan glukosa. Glukosa adalah yang pertama digunakan
oleh sel, diikuti oleh fruktosa. Saat media disterilisasi dengan autoclave, sebagian sukrosa akan
mengalami hidrolisa. Apabila sukrosa yang diautoklap ada bersama komponen media lain maka
proses hidrolisa akan lebih besar. Kultur dari beberapa spesies tanaman akan tumbuh baik pada
media yang sukrosanya diautoklap dibandingkan dengan media yang sukrosanya disterilisasi
dengan filter. Hal ini dimungkinkan akan menguntungkan sel-sel karena tersedianya glukosa dan
fruktosa.
4. Vitamin
Pada beberapa media kultur juga sering ditambahkan vitamin-vitamin seperti biotin, asam
folat, asam askorbat, asam panthotenat, vitamin E (tokoperol), riboflavin, dan asam p-
aminobenzoik. Meskipun vitamin-vitamin tersebut bukan merupakan faktor pembatas
pertumbuhan, tetapi sering memberikan keberhasilan dalam kultur sel dan jaringan tanaman.
Biasanya penambahan vitamin-vitamin tersebut ke dalam media dilakukan apabila konsentrasi
thiamin dianggap dibawah taraf yang diinginkan atau apabila jumlah populasi sel-sel yang
tumbuh masih rendah.
5. Asam Aminodan Sumber Nitrogen Lainnya
Sumber nitrogen organik yang paling banyak digunakan dalam media kultur adalah asam
amino campuran (casein hidrolisat), L-glutamin, L-asparagin, dan adenin. Casein hidrolisat
umumnya digunakan pada konsentrasi antara 0.05-0.1%. Asam amino biasanya ditambahkan
pada media terdiri dari beberapa macam, karena sering diperoleh bahwa penambahan satu jenis
asam amino saja justru dapat menghambat pertumbuhan sel. Contoh penambahan asam amino
dalam media untuk meningkatkan pertumbuhan sel adalah glisin 2 mg/L, glutamin hingga 8mM,
asparagin 100 mg/L, arginin dan sistein 10 mg/L, dan tirosin 100 mg/L. Adenin sulfat juga sering
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
9/19
ditambahkan pada media kultur yang fungsinya dapat menstimulir pertumbuhan sel dan
meningkatkan pembentukan tunas.
6. Bahan Organik Komplek
Arang aktif(activated charcoal) juga sering digunakan pada media kultur. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan pengaruh yang menguntungkan dan juiga dapat merugikan. Pada kultur
beberapa tanaman seperti anggrek, bawang, wortel dan tomat dapat menstimulir pertumbuhan
dan diferensiasi, tetapi pada kultur tanaman tembakau, kedelai dan teh justru akan menghambat
pertumbuhan. Pengaruh arang aktif umumnya diarahkan pada salah satu dari tiga hal berikut:
penyerapan senyawa-senyawa penghambat, penyerapan zat pengatur tumbuh atau menggelapkan
warna media. Penghambatan pumbuhan karena kehadiran arang aktif umumnya karena arang
aktif dapat menyerap ZPT. NAA, kinetin, BAP, IAA dan 2iP semuanya dapat terikat oleh artang
aktif.
IAA dan 2iP merupakan ZPT yang paling cepat terikat oleh arang aktif. Arang aktif dapat
menstimulasi pertumbuhan sel umumnya karena kemampuan arang aktif mengikat senyawa
fenol yang bersifat toksik yang diproduksi biakan selama dalam kultur. Konswentrasi aArang
aktif yang ditambahkan kedalam media kultur umumnya sebanyak 0.5-3%.
7.
Bahan Pemadat dan Penyangga Biakan
Media kultur jaringan tanaman dapat dibuat padat atau semi padat, yaitu dengan
penambahan bahan pemadat berupa agar. Dibandingkan bahan pemadat lain, agar mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu (i) saat dicampur dengan air, agar akan terbentuk bila dilelehkan
pada suhu 60o-100
oC dan memadat pada suhu 45
oC; (ii) gel agar bersifat stabil pada suhu
inkubasi; (iii) agar gel tidak bereaksi dengan komponen dalam media dan tidak dicerna oleh
ensim tanaman. Kualitas fisik agar dalam media kultur tergantung pada konsentrasi dan merek
agar yang diguinakan serta pH media. Konsentrasi agar yang digunakan dalam media kultur
berkisar antara 0.5-1%, dengan catatan pH media sesuai dengan aturan. Penggunaanarang aktif
(0.8-1%) dapat mempengaruhi kepadatanagaryang terbentuk.
Kemurnian agar yang digunakan dalam media kultur juga merupakan faktor yang
penting. Agar yang mengandung garam-garam Ca, Mg, K dan Na dapat mempengaruhi
ketersediaan hara dalam media. Oleh karena itu penggunaan agar yang murni sangat diperlukan
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
10/19
terutama untuk tujuan percobaan. Untuk memurnikan agar dapat dilakukan dengan cara mencuci
dengan air destilasi selama 24 jam kemudian dibilas dengan ethanol dan dikeringkan pada suhu
60oC selama 24 jam.
Bahan pemadat lain yang pernah dicobakan adalah gelatinpada konsentrasi 10%, akan tetapi
terdapat kesulitan karen gelatin meleleh pada suhu 25oC. Methosel dan alginat juga pernah
dicobakan sebagai bahan pemadat media, tetapi kedua bahan tersebut sulit penanganannya serta
harganya cukup mahal. Bahan lain yang dapat digunakan adalah agarose (konsentrasi 0.35-
0.7%), dimana jenis agar ini banyak digunakan pada pekerjaan teknik kultur protoplas. Saat ini
bahan pemadat yang banyak digunakan adalah agar sintetik yaitu Phytagel (produk Sigma
Chemical) dan Gelrite (produk Kelco Corp.). Agar jenis ini hanya digunakan 2-2.5 g/L dan
menghasilkan gel yang bening yang cocok untuk mendeteksi ada tidaknya kontaminan.
Gelagarjuga berfungsi sebagai penopang agar biakan atau eksplan yang ditanam dalam
media tetap pada tempatnya (tidak bergerak atau berpindah). Metoda lain yang dapat digunakan
untuk penopang atau penyangga biakan adalah jembatan kerta filter (filter paper bridges), sumbu
kertas filter (filter paper wick), busa poliuretran, celophane berlubang dan poliester. Apakah
eksplan akan tumbuih lebih baik pada media agar atau dengan penyangga, tergantung dari
spesies tanaman yang dikulturkan.
8.
Zat Pengatur Tumbuh
Terdapat empat klas zat pengatur tumbuh (ZPT) yang penting dalam kultur jaringan
tanaman, yaitu: auksin, sitokinin, giberelin dan asam absisik. Skoog dan Miller adalah yang
pertama melaporkan bahwa perbandingan auksin dan sitokinin menentukan jenis dan berapa
besar proses organogenesis dalam kultur jaringan tanaman. Auksin dan sitokinin yang
ditambahkan kedalam media kultur mempunyai tujuan untuk mendapatkan morfogenesis,
meskipun perbandingannya untuk mendapatkan induksi akar dan tunas bervariasi baik ditingkat
genus, spesies bahkan kultivar.
Sitokinin yang ditrambahkan dalam media kultur umumnya ditujukan untuk
menstimulasi pembelahan sel, menginduksi pembentukan tunas dan proliferasi tunas aksiler, dan
untuk menghambat pembentukan akar. Mekanisme kerja sitokinin tidak secara pasti diketahui,
namun demikian beberapa senyawa yang mempunyai aktivitas mirip sitokinindiketahui terlibat
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
11/19
dalam transfer-RNA (t-RNA).Sitokininjuga menunjukkan dapat mengaktivasi sintesa RNA dan
menstimulasi aktivitas protein danenzimpada jaringan tertentu.
B. Nama- Nama Media Dasar Kultur Jaringan
Menurut George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada umumnya diberi
nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain:
1. Medium dasar Murashige dan Skoog (MS), digunakan hamper pada semua macam tanaman
terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan
senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+.
2. Medium dasar B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa dan
legume lain.
3. Medium dasar white, digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan medium dasar
dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah.
4. Medium Vacint Went (VW), digunakan khusus untuk medium anggrek.
5. Medium dasar Nitsch dan Nitsch, digunakn untuk kultur tepung sari (Pollen) dan kultur sel.
6. Medium dasar schenk dan Hildebrandt, digunakan untuk tanaman yang berkayu.
7. Medium dasar Woody Plant Medium (WMP), digunakan untuk tanamn yang berkayu.
8. Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan lain-lain.
C. Perbandingan Komposisi Media Kultur Jaringan
Berikut ini adalah perbandingan komposisi beberapa media kultur jaringan, yaitu diantaranya:
1. MediaMurashige & Skoog(media MS)
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
12/19
Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan
kultur, merupakan perbaikan komposisi media Skoog, Pertama kali unsur-unsur makro dalam
media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini sudah umum digunakan
untukkultur jaringanjenis tanaman lain Media MS mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3
dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yangterdapat pada media Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali
lebih tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P, 1.25 mM.
Unsur makro lainnya konsemtrasinya dinaikkan sedikit. Pada tahun-tahun sesudah penemuan
media MS, dikembangkan media-media lain berdasarkan media MS tersebut, antara lain media :
1. Lin & Staba, menggunakan media dengan setengah dari komposisi unsur makro MS, dan
memodifikasi : 9 mM ammonium nitrat yang seharusnya 10mM, sedangkan KH2 PO4 yang
dikurangi menjadi 0.5 Mm, tidak 0.625 mM. Larutan senyawa makro dari media Lin & Staba,
kemudian digunakan oleh Halperin untuk penelitian embryogenesis kultur jaringan wortel dan
juga digunakan oleh Bourgin & Nitsch (1967 dalam Gunawan 1988) serta Nitsch & Nitsch (1969
dalam Gunawan 1988) dalam penelitian kultur anther.
Modifikasi media MS yang lain dibuat oleh Durzan et alI (1973 dalam Gunawan 1988)
untuk kultur suspensi sel white spruce dengan cara mengurangi konsentrasi K+ dan NO3-, dan
menambah konsentrasi Ca2+ nya. 3. Chaturvedi et al (1978) mengubah media MS dengan
menurunkan konsentrasi NO3-, K+, Ca2+, Mg2+ dan SO4-2 untuk keperluan kulturpucuk
Bougainvillea glabra.
2. Media Schenk & Hildebrant (media SH)
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/-NzIn70ZfNDI/UXopp8mWH6I/AAAAAAAAAHM/Bz6ZXSLXyLw/s1600/3.JPGhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
13/19
Merupakan media yang juga cukup terkenal, untukkultur
kalus tanaman monokotil dan dikotil (Trigiano & Gray, 2000). Konsentrasi ion-ion dalam
komposisi media SH sangat mirip dengan komposisi pada media Gamborg dengan perbedaan
kecil yaitu level Ca2+, Mg2+, dan PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk & Hildebrant mempelajari
pertumbuhan jaringan dari 37 jenis tanaman dalam media SH dan mendapatkan bahwa: 32 %
dari spesies yang dicobakan, tumbuh dengan sangat baik, 19% baik, 30% sedang, 14% kurang
baik, dan 5% buruk pertumbuhannya. Tetapi karena zat tumbuh yang diberikan pada tiap jenis
tanaman tersebut berbeda. Media SH ini cukup luas penggunaannya, terutama untuk tanaman
legume.
3. Media WPM (Woody Plant Medium)
Dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada tahun 1981, merupakan media dengan
konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS. Media diperuntukkan khusus tanaman
berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat
pada media WPM. Saat ini WPM banyak digunakan untuk perbanyakan tanaman hias
berperawakan perdu dan pohon-pohon.
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-KUamLUM4Qls/UXopqNp_8aI/AAAAAAAAAHQ/waUnnnb2pZI/s1600/5.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Y9g3qBgDSoc/UXopqDV90TI/AAAAAAAAAHU/N3U40Zu3ZRo/s1600/4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-KUamLUM4Qls/UXopqNp_8aI/AAAAAAAAAHQ/waUnnnb2pZI/s1600/5.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Y9g3qBgDSoc/UXopqDV90TI/AAAAAAAAAHU/N3U40Zu3ZRo/s1600/4.jpghttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
14/19
4. Media Nitsch & Nitsch
Menggunakan NO3- dan K+ dengan kadar yang cukup tinggi
untuk mengkulturkan jaringan tanaman artichoke Jerussalem. Penambahan ammonium khlorida
sebanyak 0.1 mM, menghasilkan pertumbuhan jaringan yang menurun. Mereka mengambilkesimpulan, bahwa NH4+ sangat menunjang pertumbuhan kalus tembakau (Miller et al, (1956
dalam Gunawan 1988).
5. Media Knop
Dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur kalus, biasanya
ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam yang rendah seperti dalam kultur akar
dengan penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine, thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds
and Roberts, 1983)
6. Media White
Dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan tumor bunga matahari,
ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan kultur tersebut, lebih tinggi dari pada yang
dibutuhkan oleh kultur tembakau. Unsur F, Ca, Hg dan S, pada media untuk tumor bunga
matahari ini, sama dengan media untuk jaringan normal yang dikembangkan kemudian.
Konsentrasi NO3- dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih tinggi dari media white,
tetapi masih lebih rendah dari pada media-media lain yang umum digunakan sekarang.
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-jW6FkuJd6mc/UXoprHkahwI/AAAAAAAAAHg/52UZ3f2R-Bs/s1600/6.jpghttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
15/19
7. Media Knudson dan media Vacin and Went
Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang ditanam di kebun
dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat. S
Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-,
sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata
dibutuhkan untuk perkembangan protocorm
8. Media B5(Gamborg)
Dalam metode kultur in vitro dikenal beberapa macam jenis media dasar diantaranya
mediaMurashige dan Skoog(MS) danGamborg(B5). Media B5 dikembangkan olehGamborg
et al. pada tahun 1968 untuk kultur suspensi kedelai. Pertama kali dikembangkan untuk kultur
kalus kedelai dengan konsentrasi nitrat dan amonium lebih rendah dibandingkan media MS.
Untuk selanjutnya media B5 dikembangkan untuk kulturkalus dan suspensi, serta sangat baik
sebagai media dasar untuk meregenerasi seluruh bagian tanaman. Pada masa ini media B5 juga
digunakan untuk kultur-kultur lain.
Media ini dikembangkan dari komposisi PRL-4, menggunakan konsentrasi NH4+ yang
rendah, karena konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 mM menghambat pertumbuhan sel kedelai.
Tetapi peneliti lain melaporkan bahwa konsentrasi NH4+ yang tinggi sampai 20 mM
berpengaruh baik dalam kultur jaringan seperti pada kultur kalus tembakau Konsentrasi fosfat
yang diberikan pada media tersebut adalah 1mM , Ca+ antara 1-4 mM, dan Mg antara 0,5-4 mM
lebih mengutamakan kandungan ammonium dibandingkan media MS.
Meskipun media B5 pada awalnya digunakan untuk menginduksi kalus atau diutamakan
sebagai kultur suspensi, tetapi dapat digunakan pula sebagai media dasar bagi perbanyakan
tanaman pada umumnya. Gamborg (1991) menyatakan bahwa kadar hara anorganik yang
dikandung media dasar Gamborg (B5) umumnya lebih rendah dari pada media dasar MS. Hal
tersebut sering kali lebih baik bagi sel spesies tertentu. Untuk selanjutnya media B5
dikembangkan untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat baik sebagai media dasar untuk
meregenerasi seluruh bagian tanaman
D. TEKNIK KULTUR JARINGAN
Teknik kultur jaringan dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu:
http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
16/19
Metode Padat (Solid Method)
Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium
diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga kalus dapat tumbuh
menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung semua komponen kimia yang
dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat
pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan
kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan.
Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk
menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan
dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam . Eksplan yang
tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi kalus, karena tempat area kalus yaitu pada irisan
(jaringan yang luka) tertutup oleh medium.
Metode padat dapat digunakan untuk metode kloning, untuk menumbuhkan protoplas
stelah diisolasikan, untuk menumbuhkan planlet dari protokormus stelah dipindahkan dari
suspensi sel, dan untuk menumbuhkanplanletdari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan).
Metode Cair(Liquid Method)
Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena
untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat
kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil. Oleh karena itu, penggunaan
media cair lebih ditekankan untuksuspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like
bodies). Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan
kedalam media padat yang sesuai.
Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak
perlu memanaskannya untuk melarutkan agar-agar. Media cair juga tidak memerlukan zat
pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein.
Diposkan oleh tatik widiyana 3ATP4 di00.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
17/19
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan:Poskan Komentar (Atom)
animasi
Animasi Blog
Labels
PERTANIAN(1)
Blog Archive
2013(7)
o April(5)
Apr 26(1)
MEDIA KULTUR JARINGAN
Apr 24(3)
Apr 02(1)
o Februari(1)
o Januari(1)
2012(11)
Popular Posts
budidaya melon
BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek
menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur ...
http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_24.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://christiantatelu.blogspot.com/http://christiantatelu.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/00020484.gifhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/00020484.gifhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://christiantatelu.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_24.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
18/19
MEDIA KULTUR JARINGAN
Media Kultur Jaringan Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan
kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangb...
(tanpa judul)
CV.ABC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbenihan. Khususnya
adalah benih-benih tanaman hortikultura. Terletak di k...
(tanpa judul)
USAHA PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA SKALA KECIL STEMBA SEEDSSusunan Organisasi Visi Menghasilkan dan mengembangk...
BUDIDAYA SEMANGKA TANPA BIJI
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal dari BenuaAfrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya...
BUDIDAYA MANGGIS
I.Syarat-syarat Tumbuh 1. Tinggi tempat : Mulai dari dataran rendah sampai dengan
ketinggia 800 m dpl 2. Curah Hujan : 1500 - 2500 mm/thn,...
PENELITIAN PERTANIAN
proposal penelitian pertanian I. Latar Belakang Cabai atau lombok (bahasa Jawa)
adalah sayuran buah semusim yang termasuk dala...
(tanpa judul)
http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.html -
7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx
19/19
proposal penelitian pertanian I. Latar Belakang Cabai atau lombok (bahasa Jawa)
adalah sayuran buah semusim yang termasuk dala...
bubidaya cabai
A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6.
Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), dia...
(tanpa judul)
BUDIDAYA TEMBAKAU PENDAHULUAN Tembakau adalah komoditi yang cukupbanyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal...
Pengikut
my calendar
Cuteki cards greetingCuteki birthday greeting card
chat
http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://www.cuteki.com/eCards/http://www.cuteki.com/eCards/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://www.cuteki.com/eCards/http://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.html