media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

Upload: andreas-jati-prima

Post on 11-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    1/19

    Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Keberhasilan

    perbanyakan dan perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum

    sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan sangat besar

    pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan eksplan serta bibit yang dihasilkannya.

    Oleh karena itu, macam-macam media kultur jaringan telah ditemukan sehingga jumlahnya

    cukup banyak. Nama-nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama

    penemunya.

    Media tumbuh untuk eksplan berisi kualitatif komponen bahan kimia yang hampir sama,

    hanya agak berbeda dalam besarnya kadar untuk tiap-tiap persenyawaan. Media dasar yang

    sering digunakan dalam kultur jaringan Anthurium sendiri adalah media MS dan modifikasinya (

    Pierik et al.,1974; Pierik dan Steegmans, 1976;Kunisaki, 1980; Kuenhle et al., 1992; Chen et al;

    Hamidah et al., 1997; Teng, 1997;2 ; Rachmawati, 2005), media Nitsch dan modifikasinya (Geir,

    1986, 1987, 1988).

    A. Komposisi Media Tanam Kultur Jaringan

    Pada umumnya komposisi utama media tanam kultur jaringan, terdiri dari hormon (zat

    pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur yang biasanya terdapat di dalam tanah yang

    dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur mikro. Hasil yang lebih baik akan dapat kita

    peroleh bila, kedalam media tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahanpemadat media (agar), glukosa dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata (akuades), dan

    bahan organik tambahan (Gunawan, 1992).

    Zat pengatur tumbuh adalah persenyawaan organik selain dari nutrient yang dalam

    jumlah yang sedikit (1mM) dapat merangsang, menghambat, atau mengubah pola pertumbuhan

    dan perkembangan tanaman (Moore, 1979 dalam Gunawan, 1992). Zat pengatur tumbuh (ZPT)

    dalam kultur jaringan diperlukan untuk mengendalikan dan mengatur pertumbuhan kultur

    tanaman. Zat ini mempengaruhi pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur sel, jaringan, dan

    organ. Jenis dan konsentrasi ZPT tergantung pada tujuan dan tahap pengkulturan. Secara umum,

    zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam kultur jaringan ada tiga kelompok besar, yaitu

    auksin, sitokinin, dan giberelin.

    Auksin digunakan secara luas dalam kultur jaringan untuk merangsang pertumbuhan

    kalus, akar, suspensi sel dan organ (Gunawan, 1992) Contoh hormon kelompok auksin adalah

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    2/19

    2,4 Dikloro Fenoksiasetat (2,4-D), Indol Acetid Acid (IAA), Naftalen Acetid Acid (NAA), atau

    Indol Buterik Asetat (IBA). Golongan sitokinin berperan untuk menstimulus pembelahan sel dan

    merangsang pertumbuhan tunas pucuk. Menurut Gunawan (1992), golongan ini sangat penting

    dalam pengaturan pembelahan sel dan morfogenesis. Sitokinin yang biasa digunakan dalam

    kultur jaringan adalah kinetin, ziatin, benzilaminopurine (BAP). Dan giberelin untuk diferensiasi

    atau perbanyakan fungsi sel, terutama pembentukan kalus. Hormon kelompok giberelin adalah

    GA3, GA2, dan GA1.

    Penggunaan hormon tersebut harus tepat dalam perhitungan dosis pemakaian, karena jika

    terlalu banyak maupun terlalu sedikit dari dosis yang diperlukan justru akan menghambat bahkan

    berdampak negatif terhadap tanaman kultur. Karena interaksi antar hormon dalam suatu media

    sangat berpengaruh dalam diferensiasi sel.

    Kebutuhan nutrisi mineral untuk tanaman yang dikulturkan secara in-vitro pada dasarnya

    sama dengan kebutuhan hara tanaman yang ditumbuhakan di tanah. Unsur-unsur hara yang

    dibutuhkan tanaman di lapangan merupakan kebutuhan pokok yang harus tersedia dalam media

    kultur jaringan. Antara lain adalah unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur-unsur hara

    tersebut diberikan dalam bentuk garam-garam mineral. Komposisi media dan perkembangannya

    didasarkan pada pendekatan masing-masing peneliti (Gunawan, 1992).

    1.

    Unsur Hara Makroadalah hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Hara makro tersebut

    meliputi, Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Sulfur (S), Magnesium (Mg), dan

    Besi (Fe). Kegunaan unsur hara makro tersebut dalam kultur jaringan menurut Qosim, 2006

    dalam Sukarasa, 2007 adalah sebagai berikut:

    1) Nitrogen (N)

    Diberikan dalam bentuk NH4NO3, NH2PO4,NH2SO4.Berfungsi untuk membentuk

    protein, lemak, dan berbagai senyawa organik lain, morfogenesis (pertumbuhan akar dan tunas),

    pertumbuhan dan pembentukan embrio, pembentukan embrio zigotik dan pertumbuhan vegetatif.

    2) Fosfor (P)

    diberikan dalam bentuk KH2PO4.Berfungsi untuk metabolisme energi, sebagai stabilitor

    membran sel, pengaturan metabolisme tanaman, pengaturan produksi pati/amilum, pembentukan

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    3/19

    karbohidrat, sangat penting dalam transfer energi, protein, dan sintesis asam amino serta

    konstribusi terhadap struktur dan asam nukleat.

    3 Kalium (K)

    diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk pemanjangan sel tanaman,

    memperkuat tubuh tanaman, memperlancar metabolisme dan penyerapan makanan, ion kalsium

    ditransfer secara cepat menyebrangi membran sel dan mengatur pH dan tekanan osmotik di

    antara se

    4) Kalsium (Ca)

    diberikan dalam bentuk CaCl2.2H2O.Berfungsi untuk merangsang bulu-bulu akar,

    penggandaan atau perbanyakan sel dan akar, pembentukan tabung polen, dinding dan membran

    sel lebih kuat, tahan terhadap serangan patogen, mengeraskan batang, memproduksi cadangan

    makanan.

    5) Sulfur (S)

    Unsur S merupakan unsur yang penting untuk pembentukan beberapa jenis protein, seperti

    asam amino dan vitamin B1. Unsur S juga berperan penting dalam pembentukan bitil-bintil akar.

    6) Magnesium (Mg)

    diberikan dalam bentuk MgSO4.7H2O.Berfungsi untuk meningkatkan kandungan fosfat,

    pembentukan protein.

    7) Besi (Fe)

    diberikan dalam bentuk Fe2(SO4)3;FeSO4.7H2O.Berfungsi sebagai penyangga (chelatin

    agent) yang sangat penting untuk menyangga kestabilan pH media selama digunakan untuk

    menumbuhkan jaringan tanaman.Pada tanaman, Fe berfungsi untuk pernapasan dan

    pembentukan hijau daun.

    2. Unsur Hara Mikro

    Adalah hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Unsur hara mikro ini

    merupakan komponen sel tanaman yang penting dalam proses metabolisme dan proses fisioligi

    lainnya (Gunawan, 1992). Unsur hara mikro tersebut diantaranya adalah :

    a. Klor (Cl), diberikan dalam bentu KI.

    b. Mangan (Mn), diberikan dalam bentuk MnSO4.4H2O.

    c. Tembaga (Cu), diberikan dalam bentuk CuSO4.5H2O.

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    4/19

    d. Kobal (CO), diberikan dalam bentuk CoCl2.6H2O.

    e. Molibdenun (Mo), diberikan dalam bentuk NaMoO4.2H2O.

    f. Seng (Zn), diberikan dalam bentuk ZnSO4.4H2O.

    g. Boron (B), diberikan dalam bentuk H3BO3.

    3. Usur Tambahan Lainya

    Vitamin yang paling sering digunakan dalam media kultur jaringan tanaman adalah

    thiamine (vitamin B1), nicotinic acid (niacin), pyridoxine (vitamin B6). Thiamine merupakan

    vitamin yang esensial dalam kultur jaringan tanaman karena thiamine mempengaruhi

    pertumbuhan dan perkembangan sel. Vitamin C, seperti asam sitrat dan asam askorbat, kadang-

    kadang digunakan sebagai antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan atau

    penghitaman eksplan.

    Mio-Inositol atau meso-insitol sering digunakan sebagai salah satu komponen media yang

    penting, karena terbukti bersinergis dengan zat pengaturtumbuh merangsang pertumbuhan

    jaringan yang dikulturkan (Yusnita, 2004).

    Dalam media kultur jaringan, asam amino merupakan sumber nitrogen organik. Namun

    sumber N organik ini jarang ditambahkan dalam media kultur jaringan, karena sumber sumber

    nitrogen utamanya sudah tersedia dari NO3- dan NH4+. Asam amino yang sering digunakan

    adalah glisin, lysin dan threonine. Penambahan glisin dalam media dengan konsentrasi tertentu

    dapat melengkapi vitamin sebagai sumber bahan organik (Yusnita, 2004).

    Gula digunakan sebagai sumber energi dalam media kultur, karena umumnya bagian

    tanaman atau eksplan yang dikulturkan tidak autotrof dan mempunyai laju fotosintesis yang

    rendah. Oleh sebab itu tanaman kultur jaringan membutuhkan karbohidart yang cukup sebagai

    sumber energi. Menurut Gautheret dalam Gunawan (1992), sukrosa adalah sumber karbohidrat

    penghasil energi yang terbaik melebihi glukosa, maltosa, rafinosa. Namun jika tidak terdapat

    sukrosa, sumber karbohidrat tersebut dapat digantikan dengan gula pasir. Gula pasir cukup

    memenuhi syarat untuk mendukung pertumbuhan kultur. Selain sebagai sumber energi, gula juga

    berfungsi sebagai tekanan osmotik media.

    Eksplan yang dikulturkan harus selalu bersinggungan atau terkena dengan medianya.

    Bahan pemadat media yang paling banyak digunakan adalah agar-agar. Agar-agar adalah

    campuran polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa unsur,

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    5/19

    diperoleh data bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca, Mg, K, dan Na (Debergh, 1982

    dalam Gunawan, 1992). Keuntungan dari pemakaian agar-agar adalah :

    1. Agar-agar membeku pada suhu 45 C dan mencair pada suhu 100 sehingga dalam kisaran suhu

    kultur, agar-agar akan berada dalam keadaan beku yang stabil.

    2. Tidak dicerna oleh enzim tanaman.

    3. Tidak bereaksi dengan persenyawaan-persenyawaa penyusun media.

    Selain agar-agar, bahan pemadat media yang semakin banyak disukai adalah Gelrite TM

    (buatan Kelco). Gelrite adalah gellam gum, suatu hetero-polisakarida yang dihasilkan bakteri

    Pseudomonas elodea, terdiri dari molekul-molekul K-glukuronat, rhamnosa, dan selobiosa.

    Sebagai bahan pemadat media gelrite memiliki sifat-sifat yang menguntungkan sebagai berikut :

    1) Gelnya lebih jernih.

    2) Untuk memadatkan media dibutuhkan lebih sedikit daripada agar, sekitar 1,5 -3g/l

    3) Lebih murni dan konsisten dalam kualitas.

    Untuk mencapai kekerasan gel tertentu, pemakaian gelrite lebih rendah dari agar-agar,

    pada umumnya 2gr/l media. Namun kekerasan gel dari gelrite sangat dipengaruhi oleh kehadiran

    garam-garam seperti NaCl, KCl, MgCl2.6H2O dan CaCl2. Garam NaCl dan KCl menurunkan

    kekerasan gel, tetapi MgCl2 dan CaCl2 meningkatkan kekerasan gel (Gunawan, 1992; 57 ).

    Salah satu kelemahan Gelrite adalah cenderung menaikkan kelembaban nisbi (RH) dalam

    kultur, sehingga sering menyebabkan terjadinya verifikasi. Gelrite jarang digunakan untuk

    produksi planlet secara komersial terutama di Indonesia karena harganya mahal (Yusnita, 2003).

    Kultur yang kurang berhasil, kadang-kadang disebabkan oleh pemakaian air yang kurang

    murni (Wetherel, 1976). Tidak boleh sembarang air dapat digunakan untuk membuat media

    kultur. Contohnya air sumur atau air ledeng, dalam air tersebut mengandung banyak kontaminan,

    bahan inorganik, organik, atau mikroorganisme. Air yang digunakan untuk membuat media

    harus benar-benar berkualitas tinggi, karena air maliputi lebih adari 95% komponen media.

    Terhambatnya pertumbuhan tanaman yang dikulturkan dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas

    air yang digunakan. Untuk menghindari hal tersebut, maka sebaiknya digunakan air yang telah

    dimurnikan atau yang sering kita sebut air destilata (akuades) atau air destilata ganda

    (akuabides). Dengan alasan ini, sebaiknya sebuah laboratorium kultur jaringan layaknya

    mempunyai alat penyulingan air (water destilator) atau setidaknya alat pembuat air bebas ion

    (deionizer). Cara kerja destilator dalam menghasilkan air destilata adalah dengan cara mengubah

  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    6/19

    air menjadi uap air, kemudian mengkondensasikan uap air tersebut. Maka, jadilah air destilata

    yang tidak lagi berisi mineral atau senyawa organik (Yusnita, 2004).

    Keasaman (pH) adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman atau kebasaan larutan

    dalam air. Sel-sel tanaman yang dikembangkan dengan teknik kultur jaringan mempunyai

    toleransi pH yang relatif sempit dengan titik optimal antara pH 5,0 6,0 (Daisy, 1994). Faktor

    pH dalam media juga perlu mendapat perhatian khusus. pH tesebut harus diatur sedemikian rupa

    sehingga tidak mengganggu fungsi membran sel dan pH dari sitoplasma. Pengaturan pH selain

    memperhatikan kepentingan beberapa fisiologi sel, juga harus mempertimbangkan faktor-faktor:

    1) Kelarutan dari garam-garam penyusun media.

    2) Pengambilan (uptake) dari zat pengatur tumbuh dan garamgaram lain.

    3) Efisiensi pembekuan agar-agar.

    Menurut Gamborg dan Shyluk, 1981 dalam Gunawan, 1992, sel-sel tanaman

    membutuhkan pH yang sedikit asam berkisar antara 5,55,8. Pengaturan pH, biasa dilakukan

    dengan dengan menggunakan NaOH (atau kadang-kadang KOH) atau HCL pada waktu semua

    komponen sudah dicampurkan (Gunawan, 1992).

    Beberapa formulasi media yang sudah umum digunakan dalam banyak pekerjaan kultur jaringan

    antara lain adalah mediaWhite, Murashige & Skoog(MS),Gamborget al. (B5), Gautheret,

    Schenk & Hilderbrandt (SH), Nitch & Nitch, Lloyd & McCown (WPM) dll. Media MS, SH dan

    B5 merupakan media yang kaya garam-garam makro.

    Berikut penjelasan dari masing-masing komposisi media tersebut :

    1. Hara Makro

    Unsur hara makro. terdiri dari enam unsur utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

    sel dan jaringan tanaman, yaitu: nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium

    (Mg) dan sulfur (S). Konsentrasi optimum yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan

    maksimum bervariasi diantara jenis tanaman.

    Media kultur harus mengandung sedikitnya 25-60 mM nitrogen anorganik untuk

    pertumbuhan sel tanaman. Sel-sel tanaman mungkin dapat tumbuh pada sumber N dari nitrat

    saja, tetapi diketahui bahwa pertumbuhan yang lebih baik adalah apabila mengandung nitrat dan

    amonium. Nitrat yang disediakan umumnya berkisar 25-40 mM, konsentrasi amonium berkisar

    antara 2-20 mM. Akan tetapi untuk beberapa spesies tanaman konsentrasi amonium > 8 mM

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    7/19

    akan menghambat pertumbuhan sel. Sel-sel dapat tumbuh dalam media kultur yang hanya

    mengandung amonium sebagai sumber nitrogen jika satu atau lebih terdapat asam-asam yang

    terlibat dalam siklus TCA (seperti sitrat, suksinat, atau malat) juga terdapat dalam media pada

    konsentrasi sekitar 10 mM. Apabila nitrat dan amonium sebagai sumber nitrogen digunakan

    bersama dalam media maka ion-ion amonium akan digunakan lebih cepat dibandingkan dengan

    ion-ion nitrat. Kalium dibutuhkan untuk pertumbuhan sel bagi sebagian besar spesies tanaman.

    Umumnya media mengandung kalium (dalam bentuk nitrat atau klorida) pada konsentrasi

    20-30 mM. Konsentrasi optimum untuk unsur P, Mg, S dan Ca berkisar antara 1-3 mM.

    Konsentasi yang lebih tinggi dari hara-hara tersebut mungkin diperlukan jika terjadi defisiensi

    dari hara yang lain.

    2. Hara Mikro

    Unsur hara mikro yang paling dibutuhkan untuk petumbuhan sel dan jaringan tanaman

    mencakup besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), boron (B), terusi (Cu) dan molibdenum (Mo).

    Besi dan seng yang digunakan dalam pembuatan media harus dalam bentuk yang ter chelate.

    Besi adalah yang paling kritis diantara semua hara mikro. Besi sitrat dan tartrat dapat digunakan

    untuk media kultur, tetapi senyawa ini sulit untuk larutdan biasanya akan terpresipitasi setelah

    media dibuat. Masalah ini dipecahkan oleh Murashige & Skoog dengan men chelate besi

    dengan menggunakan asam etilen diamintetraasetik (EDTA).

    Kobal (Co) dan iodin (I) juga dapat ditambahkan dalam media tetapi kebutuhan yang

    jelas untuk pertumbuhan sel belum diketahui. Natrium (Na) dan klorida (Cl) juga digunakan

    pada beberapa media tetapi tidak begitu penting untuk pertumbuhan sel. Konsentrasi Cu dan Co

    yang biasanya ditambahkan pada media sekitar 0.1 M, Fe dan Mo 1 M, I 5M, Zn 5-30 M,

    Mn 20-90 M, dan B 25-100 M.

    3. Karbon dan Sumber Energi

    Sumber karbohidrat yang biasanya digunakan dalam media kultur adalah sukrosa.

    Glukosa dan fruktosa dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai pengganti sukrosa, dimana

    glukosa mempunyai efektivitas yang sama dengan sukrosa dibanding dengan fruktosa.

    Karbohidrat lain yang pernah dicobakan adalah laktosa, galaktosa, rafinosa, maltosa dan pati,

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    8/19

    tetapi semua karbohidrat tersebut umumnya mempunyai hasil yang kurang baik dibandingkan

    sukrosa atau fruktosa. Konsentrasi sukrosa normal dalam media kultur berkisar antara 2 dan 3%.

    Karbohidrat harus tersedia dalam media kultur karena sangat sedikit sel dari jenis

    tanaman yang diisolasi dapat bersifat autotropik, yaitu kemampuan menyediakan kebutuhan

    karbohidrat sendiri melalui asimilasi CO2 selama proses fotosintesa. Sukrosa dalam media kultur

    secara cepat akan diurai menjadi fruktosa dan glukosa. Glukosa adalah yang pertama digunakan

    oleh sel, diikuti oleh fruktosa. Saat media disterilisasi dengan autoclave, sebagian sukrosa akan

    mengalami hidrolisa. Apabila sukrosa yang diautoklap ada bersama komponen media lain maka

    proses hidrolisa akan lebih besar. Kultur dari beberapa spesies tanaman akan tumbuh baik pada

    media yang sukrosanya diautoklap dibandingkan dengan media yang sukrosanya disterilisasi

    dengan filter. Hal ini dimungkinkan akan menguntungkan sel-sel karena tersedianya glukosa dan

    fruktosa.

    4. Vitamin

    Pada beberapa media kultur juga sering ditambahkan vitamin-vitamin seperti biotin, asam

    folat, asam askorbat, asam panthotenat, vitamin E (tokoperol), riboflavin, dan asam p-

    aminobenzoik. Meskipun vitamin-vitamin tersebut bukan merupakan faktor pembatas

    pertumbuhan, tetapi sering memberikan keberhasilan dalam kultur sel dan jaringan tanaman.

    Biasanya penambahan vitamin-vitamin tersebut ke dalam media dilakukan apabila konsentrasi

    thiamin dianggap dibawah taraf yang diinginkan atau apabila jumlah populasi sel-sel yang

    tumbuh masih rendah.

    5. Asam Aminodan Sumber Nitrogen Lainnya

    Sumber nitrogen organik yang paling banyak digunakan dalam media kultur adalah asam

    amino campuran (casein hidrolisat), L-glutamin, L-asparagin, dan adenin. Casein hidrolisat

    umumnya digunakan pada konsentrasi antara 0.05-0.1%. Asam amino biasanya ditambahkan

    pada media terdiri dari beberapa macam, karena sering diperoleh bahwa penambahan satu jenis

    asam amino saja justru dapat menghambat pertumbuhan sel. Contoh penambahan asam amino

    dalam media untuk meningkatkan pertumbuhan sel adalah glisin 2 mg/L, glutamin hingga 8mM,

    asparagin 100 mg/L, arginin dan sistein 10 mg/L, dan tirosin 100 mg/L. Adenin sulfat juga sering

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    9/19

    ditambahkan pada media kultur yang fungsinya dapat menstimulir pertumbuhan sel dan

    meningkatkan pembentukan tunas.

    6. Bahan Organik Komplek

    Arang aktif(activated charcoal) juga sering digunakan pada media kultur. Beberapa hasil

    penelitian menunjukkan pengaruh yang menguntungkan dan juiga dapat merugikan. Pada kultur

    beberapa tanaman seperti anggrek, bawang, wortel dan tomat dapat menstimulir pertumbuhan

    dan diferensiasi, tetapi pada kultur tanaman tembakau, kedelai dan teh justru akan menghambat

    pertumbuhan. Pengaruh arang aktif umumnya diarahkan pada salah satu dari tiga hal berikut:

    penyerapan senyawa-senyawa penghambat, penyerapan zat pengatur tumbuh atau menggelapkan

    warna media. Penghambatan pumbuhan karena kehadiran arang aktif umumnya karena arang

    aktif dapat menyerap ZPT. NAA, kinetin, BAP, IAA dan 2iP semuanya dapat terikat oleh artang

    aktif.

    IAA dan 2iP merupakan ZPT yang paling cepat terikat oleh arang aktif. Arang aktif dapat

    menstimulasi pertumbuhan sel umumnya karena kemampuan arang aktif mengikat senyawa

    fenol yang bersifat toksik yang diproduksi biakan selama dalam kultur. Konswentrasi aArang

    aktif yang ditambahkan kedalam media kultur umumnya sebanyak 0.5-3%.

    7.

    Bahan Pemadat dan Penyangga Biakan

    Media kultur jaringan tanaman dapat dibuat padat atau semi padat, yaitu dengan

    penambahan bahan pemadat berupa agar. Dibandingkan bahan pemadat lain, agar mempunyai

    beberapa keuntungan, yaitu (i) saat dicampur dengan air, agar akan terbentuk bila dilelehkan

    pada suhu 60o-100

    oC dan memadat pada suhu 45

    oC; (ii) gel agar bersifat stabil pada suhu

    inkubasi; (iii) agar gel tidak bereaksi dengan komponen dalam media dan tidak dicerna oleh

    ensim tanaman. Kualitas fisik agar dalam media kultur tergantung pada konsentrasi dan merek

    agar yang diguinakan serta pH media. Konsentrasi agar yang digunakan dalam media kultur

    berkisar antara 0.5-1%, dengan catatan pH media sesuai dengan aturan. Penggunaanarang aktif

    (0.8-1%) dapat mempengaruhi kepadatanagaryang terbentuk.

    Kemurnian agar yang digunakan dalam media kultur juga merupakan faktor yang

    penting. Agar yang mengandung garam-garam Ca, Mg, K dan Na dapat mempengaruhi

    ketersediaan hara dalam media. Oleh karena itu penggunaan agar yang murni sangat diperlukan

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    10/19

    terutama untuk tujuan percobaan. Untuk memurnikan agar dapat dilakukan dengan cara mencuci

    dengan air destilasi selama 24 jam kemudian dibilas dengan ethanol dan dikeringkan pada suhu

    60oC selama 24 jam.

    Bahan pemadat lain yang pernah dicobakan adalah gelatinpada konsentrasi 10%, akan tetapi

    terdapat kesulitan karen gelatin meleleh pada suhu 25oC. Methosel dan alginat juga pernah

    dicobakan sebagai bahan pemadat media, tetapi kedua bahan tersebut sulit penanganannya serta

    harganya cukup mahal. Bahan lain yang dapat digunakan adalah agarose (konsentrasi 0.35-

    0.7%), dimana jenis agar ini banyak digunakan pada pekerjaan teknik kultur protoplas. Saat ini

    bahan pemadat yang banyak digunakan adalah agar sintetik yaitu Phytagel (produk Sigma

    Chemical) dan Gelrite (produk Kelco Corp.). Agar jenis ini hanya digunakan 2-2.5 g/L dan

    menghasilkan gel yang bening yang cocok untuk mendeteksi ada tidaknya kontaminan.

    Gelagarjuga berfungsi sebagai penopang agar biakan atau eksplan yang ditanam dalam

    media tetap pada tempatnya (tidak bergerak atau berpindah). Metoda lain yang dapat digunakan

    untuk penopang atau penyangga biakan adalah jembatan kerta filter (filter paper bridges), sumbu

    kertas filter (filter paper wick), busa poliuretran, celophane berlubang dan poliester. Apakah

    eksplan akan tumbuih lebih baik pada media agar atau dengan penyangga, tergantung dari

    spesies tanaman yang dikulturkan.

    8.

    Zat Pengatur Tumbuh

    Terdapat empat klas zat pengatur tumbuh (ZPT) yang penting dalam kultur jaringan

    tanaman, yaitu: auksin, sitokinin, giberelin dan asam absisik. Skoog dan Miller adalah yang

    pertama melaporkan bahwa perbandingan auksin dan sitokinin menentukan jenis dan berapa

    besar proses organogenesis dalam kultur jaringan tanaman. Auksin dan sitokinin yang

    ditambahkan kedalam media kultur mempunyai tujuan untuk mendapatkan morfogenesis,

    meskipun perbandingannya untuk mendapatkan induksi akar dan tunas bervariasi baik ditingkat

    genus, spesies bahkan kultivar.

    Sitokinin yang ditrambahkan dalam media kultur umumnya ditujukan untuk

    menstimulasi pembelahan sel, menginduksi pembentukan tunas dan proliferasi tunas aksiler, dan

    untuk menghambat pembentukan akar. Mekanisme kerja sitokinin tidak secara pasti diketahui,

    namun demikian beberapa senyawa yang mempunyai aktivitas mirip sitokinindiketahui terlibat

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    11/19

    dalam transfer-RNA (t-RNA).Sitokininjuga menunjukkan dapat mengaktivasi sintesa RNA dan

    menstimulasi aktivitas protein danenzimpada jaringan tertentu.

    B. Nama- Nama Media Dasar Kultur Jaringan

    Menurut George dan Sherington (1984) ada media dasar yang pada umumnya diberi

    nama sesuai dengan nama penemunya, antara lain:

    1. Medium dasar Murashige dan Skoog (MS), digunakan hamper pada semua macam tanaman

    terutama herbaceous. Media ini memiliki konsentrasi garam-garam mineral yang tinggi dan

    senyawa N dalam bentuk NO3- dan NH4+.

    2. Medium dasar B5 atau Gamborg, digunakan untuk kultur suspense sel kedelai, alfafa dan

    legume lain.

    3. Medium dasar white, digunakan untuk kultur akar. Medium ini merupakan medium dasar

    dengan konsentrasi garam-garam mineral yang rendah.

    4. Medium Vacint Went (VW), digunakan khusus untuk medium anggrek.

    5. Medium dasar Nitsch dan Nitsch, digunakn untuk kultur tepung sari (Pollen) dan kultur sel.

    6. Medium dasar schenk dan Hildebrandt, digunakan untuk tanaman yang berkayu.

    7. Medium dasar Woody Plant Medium (WMP), digunakan untuk tanamn yang berkayu.

    8. Medium dasar N6, digunakan untuk tanaman serealia terutama padi, dan lain-lain.

    C. Perbandingan Komposisi Media Kultur Jaringan

    Berikut ini adalah perbandingan komposisi beberapa media kultur jaringan, yaitu diantaranya:

    1. MediaMurashige & Skoog(media MS)

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    12/19

    Media MS paling banyak digunakan untuk berbagai tujuan

    kultur, merupakan perbaikan komposisi media Skoog, Pertama kali unsur-unsur makro dalam

    media MS dibuat untuk kultur kalus tembakau, tetapi komposisi MS ini sudah umum digunakan

    untukkultur jaringanjenis tanaman lain Media MS mengandung 40 mM N dalam bentuk NO3

    dan 29 mM N dalam bentuk NH4+. Kandungan N ini, lima kali lebih tinggi dari N total yangterdapat pada media Miller, 15 kali lebih tinggi dari media tembakau Hildebrant, dan 19 kali

    lebih tinggi dari media White. Kalium juga ditingkatkan sampai 20 mM, sedangkan P, 1.25 mM.

    Unsur makro lainnya konsemtrasinya dinaikkan sedikit. Pada tahun-tahun sesudah penemuan

    media MS, dikembangkan media-media lain berdasarkan media MS tersebut, antara lain media :

    1. Lin & Staba, menggunakan media dengan setengah dari komposisi unsur makro MS, dan

    memodifikasi : 9 mM ammonium nitrat yang seharusnya 10mM, sedangkan KH2 PO4 yang

    dikurangi menjadi 0.5 Mm, tidak 0.625 mM. Larutan senyawa makro dari media Lin & Staba,

    kemudian digunakan oleh Halperin untuk penelitian embryogenesis kultur jaringan wortel dan

    juga digunakan oleh Bourgin & Nitsch (1967 dalam Gunawan 1988) serta Nitsch & Nitsch (1969

    dalam Gunawan 1988) dalam penelitian kultur anther.

    Modifikasi media MS yang lain dibuat oleh Durzan et alI (1973 dalam Gunawan 1988)

    untuk kultur suspensi sel white spruce dengan cara mengurangi konsentrasi K+ dan NO3-, dan

    menambah konsentrasi Ca2+ nya. 3. Chaturvedi et al (1978) mengubah media MS dengan

    menurunkan konsentrasi NO3-, K+, Ca2+, Mg2+ dan SO4-2 untuk keperluan kulturpucuk

    Bougainvillea glabra.

    2. Media Schenk & Hildebrant (media SH)

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://4.bp.blogspot.com/-NzIn70ZfNDI/UXopp8mWH6I/AAAAAAAAAHM/Bz6ZXSLXyLw/s1600/3.JPGhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    13/19

    Merupakan media yang juga cukup terkenal, untukkultur

    kalus tanaman monokotil dan dikotil (Trigiano & Gray, 2000). Konsentrasi ion-ion dalam

    komposisi media SH sangat mirip dengan komposisi pada media Gamborg dengan perbedaan

    kecil yaitu level Ca2+, Mg2+, dan PO4-3 yang lebih tinggi. Schenk & Hildebrant mempelajari

    pertumbuhan jaringan dari 37 jenis tanaman dalam media SH dan mendapatkan bahwa: 32 %

    dari spesies yang dicobakan, tumbuh dengan sangat baik, 19% baik, 30% sedang, 14% kurang

    baik, dan 5% buruk pertumbuhannya. Tetapi karena zat tumbuh yang diberikan pada tiap jenis

    tanaman tersebut berbeda. Media SH ini cukup luas penggunaannya, terutama untuk tanaman

    legume.

    3. Media WPM (Woody Plant Medium)

    Dikembangkan oleh Lioyd & Mc Coen pada tahun 1981, merupakan media dengan

    konsentrasi ion yang lebih rendah dari media MS. Media diperuntukkan khusus tanaman

    berkayu, dan dikembangkan oleh ahli lain, tetapi sulfat yang digunakan lebih tinggi dari sulfat

    pada media WPM. Saat ini WPM banyak digunakan untuk perbanyakan tanaman hias

    berperawakan perdu dan pohon-pohon.

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-KUamLUM4Qls/UXopqNp_8aI/AAAAAAAAAHQ/waUnnnb2pZI/s1600/5.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Y9g3qBgDSoc/UXopqDV90TI/AAAAAAAAAHU/N3U40Zu3ZRo/s1600/4.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-KUamLUM4Qls/UXopqNp_8aI/AAAAAAAAAHQ/waUnnnb2pZI/s1600/5.jpghttp://1.bp.blogspot.com/-Y9g3qBgDSoc/UXopqDV90TI/AAAAAAAAAHU/N3U40Zu3ZRo/s1600/4.jpghttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    14/19

    4. Media Nitsch & Nitsch

    Menggunakan NO3- dan K+ dengan kadar yang cukup tinggi

    untuk mengkulturkan jaringan tanaman artichoke Jerussalem. Penambahan ammonium khlorida

    sebanyak 0.1 mM, menghasilkan pertumbuhan jaringan yang menurun. Mereka mengambilkesimpulan, bahwa NH4+ sangat menunjang pertumbuhan kalus tembakau (Miller et al, (1956

    dalam Gunawan 1988).

    5. Media Knop

    Dapat juga digunakan untuk menumbuhkan kalus wortel. Kultur kalus, biasanya

    ditumbuhkan pada media dengan kosentrasi garam-garam yang rendah seperti dalam kultur akar

    dengan penambahan suplemen seperti glucosa, gelatine, thiamine, cysteine-HCl dan IAA (Dodds

    and Roberts, 1983)

    6. Media White

    Dikembangkan oleh Hildebrant untuk keperluan kultur jaringan tumor bunga matahari,

    ditemukan bahwa unsur makro yang dibutuhkan kultur tersebut, lebih tinggi dari pada yang

    dibutuhkan oleh kultur tembakau. Unsur F, Ca, Hg dan S, pada media untuk tumor bunga

    matahari ini, sama dengan media untuk jaringan normal yang dikembangkan kemudian.

    Konsentrasi NO3- dan K+ yang digunakan Hildebrant ini lebih tinggi dari media white,

    tetapi masih lebih rendah dari pada media-media lain yang umum digunakan sekarang.

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-jW6FkuJd6mc/UXoprHkahwI/AAAAAAAAAHg/52UZ3f2R-Bs/s1600/6.jpghttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    15/19

    7. Media Knudson dan media Vacin and Went

    Media ini dikembangkan khusus untuk kultur anggrek. Tanaman yang ditanam di kebun

    dapat tumbuh dengan baik dengan pemupukan yang hanya mengandung N dari Nitrat. S

    Knudson pada tahun 1922, menemukan penambahan 7.6 mM NH4+ disamping 8.5 mM NO3-,

    sangat baik untuk perkencambahan dan pertumbuhan biji anggrek. Penambahan NH4+ ternyata

    dibutuhkan untuk perkembangan protocorm

    8. Media B5(Gamborg)

    Dalam metode kultur in vitro dikenal beberapa macam jenis media dasar diantaranya

    mediaMurashige dan Skoog(MS) danGamborg(B5). Media B5 dikembangkan olehGamborg

    et al. pada tahun 1968 untuk kultur suspensi kedelai. Pertama kali dikembangkan untuk kultur

    kalus kedelai dengan konsentrasi nitrat dan amonium lebih rendah dibandingkan media MS.

    Untuk selanjutnya media B5 dikembangkan untuk kulturkalus dan suspensi, serta sangat baik

    sebagai media dasar untuk meregenerasi seluruh bagian tanaman. Pada masa ini media B5 juga

    digunakan untuk kultur-kultur lain.

    Media ini dikembangkan dari komposisi PRL-4, menggunakan konsentrasi NH4+ yang

    rendah, karena konsentrasi yang lebih tinggi dari 2 mM menghambat pertumbuhan sel kedelai.

    Tetapi peneliti lain melaporkan bahwa konsentrasi NH4+ yang tinggi sampai 20 mM

    berpengaruh baik dalam kultur jaringan seperti pada kultur kalus tembakau Konsentrasi fosfat

    yang diberikan pada media tersebut adalah 1mM , Ca+ antara 1-4 mM, dan Mg antara 0,5-4 mM

    lebih mengutamakan kandungan ammonium dibandingkan media MS.

    Meskipun media B5 pada awalnya digunakan untuk menginduksi kalus atau diutamakan

    sebagai kultur suspensi, tetapi dapat digunakan pula sebagai media dasar bagi perbanyakan

    tanaman pada umumnya. Gamborg (1991) menyatakan bahwa kadar hara anorganik yang

    dikandung media dasar Gamborg (B5) umumnya lebih rendah dari pada media dasar MS. Hal

    tersebut sering kali lebih baik bagi sel spesies tertentu. Untuk selanjutnya media B5

    dikembangkan untuk kultur kalus dan suspensi, serta sangat baik sebagai media dasar untuk

    meregenerasi seluruh bagian tanaman

    D. TEKNIK KULTUR JARINGAN

    Teknik kultur jaringan dapat dilaksanakan dengan dua metode yaitu:

    http://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.htmlhttp://pesona-anggrek.blogspot.com/2012/06/media-tanam-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    16/19

    Metode Padat (Solid Method)

    Metode pada dilakukan dengan tujuan mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium

    diferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar dan tunas sehingga kalus dapat tumbuh

    menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung semua komponen kimia yang

    dibutuhkan oleh tanaman dan kemudian dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat. Zat

    pemadat tersebut dapat berupa agar-agar batangan, agar-agar bubuk, atau agar-agar kemasan

    kaleng yang yang memang khusus digunakan untuk media padat untuk kultur jaringan.

    Media yang terlalu padat akan mengakibatkan akar sukar tumbuh, sebab akar sulit untuk

    menembus ke dalam media. Sedangkan media yang terlalu lembek akan menyebabkan kegagalan

    dalam pekerjaan. Kegagalan dapat berupa tenggelamnya eksplan yang ditanam . Eksplan yang

    tenggelam tidak akan dapat tumbuh menjadi kalus, karena tempat area kalus yaitu pada irisan

    (jaringan yang luka) tertutup oleh medium.

    Metode padat dapat digunakan untuk metode kloning, untuk menumbuhkan protoplas

    stelah diisolasikan, untuk menumbuhkan planlet dari protokormus stelah dipindahkan dari

    suspensi sel, dan untuk menumbuhkanplanletdari prtoplas yang sudah difusikan (digabungkan).

    Metode Cair(Liquid Method)

    Penggunaan metode cair ini kurang praktis dibandingkan dengan metode padat, karena

    untuk menumbuhkan kalus langsung dari ekspaln sangat sulit sehingga keberhasilannya sangat

    kecil dan hana tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil. Oleh karena itu, penggunaan

    media cair lebih ditekankan untuksuspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (prtocorm like

    bodies). Dari protokormus ini nantinya dapat tumbuh menjadi planlet apabila dipindahkan

    kedalam media padat yang sesuai.

    Pembuatan media cair jauh lebih cepat daripada media padat, karena kita tidak

    perlu memanaskannya untuk melarutkan agar-agar. Media cair juga tidak memerlukan zat

    pemadat sehingga keadaannya tetap berupa larutan nutrein.

    Diposkan oleh tatik widiyana 3ATP4 di00.30

    Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

    http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=3597509763412876040&postID=6277573682969647462&target=emailhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    17/19

    Tidak ada komentar:

    Poskan Komentar

    Posting LamaBeranda

    Langganan:Poskan Komentar (Atom)

    animasi

    Animasi Blog

    Labels

    PERTANIAN(1)

    Blog Archive

    2013(7)

    o April(5)

    Apr 26(1)

    MEDIA KULTUR JARINGAN

    Apr 24(3)

    Apr 02(1)

    o Februari(1)

    o Januari(1)

    2012(11)

    Popular Posts

    budidaya melon

    BUDIDAYA MELON PENDAHULUAN Agribisnis melon menunjukkan prospek

    menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras, miskin unsur ...

    http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_24.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://christiantatelu.blogspot.com/http://christiantatelu.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/00020484.gifhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://content.sweetim.com/sim/cpie/emoticons/00020484.gifhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-melon.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://void%280%29/http://tatik-widiyana.blogspot.com/search/label/PERTANIANhttp://christiantatelu.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/feeds/6277573682969647462/comments/defaulthttp://tatik-widiyana.blogspot.com/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_24.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    18/19

    MEDIA KULTUR JARINGAN

    Media Kultur Jaringan Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan

    kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan dan perkembangb...

    (tanpa judul)

    CV.ABC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perbenihan. Khususnya

    adalah benih-benih tanaman hortikultura. Terletak di k...

    (tanpa judul)

    USAHA PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA SKALA KECIL STEMBA SEEDSSusunan Organisasi Visi Menghasilkan dan mengembangk...

    BUDIDAYA SEMANGKA TANPA BIJI

    Tanaman semangka (Citrullus vulgaris. Scard) adalah tanaman yang berasal dari BenuaAfrika tepatnya di gurun pasir Kala hari. Penyebarannya...

    BUDIDAYA MANGGIS

    I.Syarat-syarat Tumbuh 1. Tinggi tempat : Mulai dari dataran rendah sampai dengan

    ketinggia 800 m dpl 2. Curah Hujan : 1500 - 2500 mm/thn,...

    PENELITIAN PERTANIAN

    proposal penelitian pertanian I. Latar Belakang Cabai atau lombok (bahasa Jawa)

    adalah sayuran buah semusim yang termasuk dala...

    (tanpa judul)

    http://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/penelitian-pertanian.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-jeruk.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/02/budidaya-semangka-tanpa-biji.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/usaha-produksi-benih-jagunghibrida.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo_23.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2013/04/media-kultur-jaringan.html
  • 7/23/2019 Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan dengan kultur jaringan.docx

    19/19

    proposal penelitian pertanian I. Latar Belakang Cabai atau lombok (bahasa Jawa)

    adalah sayuran buah semusim yang termasuk dala...

    bubidaya cabai

    A. PENDAHULUAN Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6.

    Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), dia...

    (tanpa judul)

    BUDIDAYA TEMBAKAU PENDAHULUAN Tembakau adalah komoditi yang cukupbanyak dibudidayakan petani. Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal...

    Pengikut

    my calendar

    Cuteki cards greetingCuteki birthday greeting card

    chat

    http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://www.cuteki.com/eCards/http://www.cuteki.com/eCards/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.htmlhttp://www.cuteki.com/eCards/http://www.cuteki.com/eCards/christmas/http://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/budidaya-tembakau-pendahuluan-tembakau.htmlhttp://tatik-widiyana.blogspot.com/2012/04/bubidaya-cabai.html