mekanisme kematian pada dehidrasi

Upload: diena-haniefa

Post on 12-Mar-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

really

TRANSCRIPT

Mekanisme kematian pada dehidrasiDehidrasi isotonic: kehilangan natrium dan air ekstrasel pada hubungan isotonic. (contoh pada fase poliurik gagal ginjal akut dan kronik, muntah, diare, pankreatitis, peritonitis, kehilangan cairan padaluka bakar)1,2,3Dehidrasi hipotonik: deplesi garam disertai dengan kekurangan air ekstaseluler yang kemungkinan bisa terjadi delirium dan kejang dan mengakibatkan kematian1,2,3Dehidrasi hipotonik hiponatremi : Kadar natrium serum menurunAir masuk ke parenkim otakedema otakhipertensi intracranialkematian 4Dehidrasi hipertonik (dengan hipernatremia) : terjadi karena kurangnya suplai air, dermal loss, kehilangan cairan lewat paru-paru (hiperventilasi), ginjal (koma diabetic), dan saluran gastrointestinal (diare, muntah) mengakibatkan kekurangan air ekstrasel dan intrasel cardiac output berkurang syok hipovolemik kematian1,2,3Dehidrasivolume cairan intravaskuler berkurangGlomerular and tubular flow rate menurunhemokonsentrasi1,2,3Dehidrasivolume cairan intravaskuler berkurangcardiac input menuruncardiac output menurunrespon jantung dengan meningkatkan heart rateventricular aritmikkematian1,2,3

Temuan pada autopsy1,2,3Mata cekung, membrane mukosa, mesotelial, dan serosa kering, turgor kulit tidak ada, terdapat fecal impaction (feses yang terperangkap). Pada uji laboratorium dengan sampel cairan vitreous humour didapatkan kadar natrium (>155 mEq/L) dan kadar klorida (>135 meq/L), serta peningkatan konsentrasi urea nitrogen (>40mg/dL)

1) Wiley J dan Sons (2014). Handbook of Forensic Medicine. Wiley.2) Dettmeyer R, Verhoff MA, Schutz HF (2013). Forensic Medicine. Springer 3) Dolinak D, Matshes E, Lew EO (2005). Forensic Pathology: rinciples and Practice. Academic Press.4) Oehmichen M,Auer RN,Knig HG (2006). Forensic Neuropathology and Associated Neurology. Springer