mekanisme pembiayaan gadai emas syariah pada...
TRANSCRIPT
MEKANISME PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK DKI SYARIAH
CABANG FATMAWATI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Jandri Panjaitan Nim.1110053000020
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015M/1435H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Mei 2015
Jandri Panjaitan
ABSTRAK
Jandri Panjaitan, NIM: 1110053000020, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA “Strategi Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati”
Persaingan antar Bank pada saat ini semakin ketat, termasuk di dalamnya perbankan syariah. Bank-bank bersaing memperebutkan pasar. Pemasaran merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan dari perusahaan, begitu pula dengan perbankan. Sejalan dengan hal tersebut, masing-masing bank harus melakukan analisis-analisis yang tepat sebagai upaya memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabahnya. analisis pembiayaan yang tepat oleh perusahaan bertujuan agar dapat bertahan diera persaingan.
Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dapat dirumuskan secara umum adalah sebagai berikut: Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah mekanisme pembiayaan gadai emas syariah pada Bank Dki Syariah Cabang Fatmawati, apakah telah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melakukan Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif untuk memaparkan perumusan masalah pertama dan kedua. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui mekanisme pembiayaan produk gadai emas yang diterapkan di Bank DKI Syariah.
Hasil penelitian yang dilakukan, menyimpulkan bahwa produk gadai emas syariah ini adalah produk unggulan dan banyak diminati oleh masyarakat serta mekanisme pembiayaan yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah dengan menggunakan sttandar kelayakan 5C bagi nasabah. Agar dapat melaksanakan program yang telah direncanakan, Bank DKI Syariah harus bisa memaksimalkan sisi keuangan atau meningkatkan struktur modal guna meningkatkan pelayanan pinjaman bagi para nasabah produk gadai emas.
Kata Kunci : Strategi, Pembiayaan, dan Produk Gadai Emas Syariah.
i
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah ................................................ 4
2. Perumusan Masalah ................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ..................................................... 5
2. Manfaat Penelitian ................................................... 6
D. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian ....................................................... 7
2. Subjek dan Objek Penelitian ................................... 7
3. Sumber Data ........................................................... 7
4. Teknik Pengumpulan Data ...................................... 8
5. Teknik Pengolahan Data .......................................... 9
6. Teknik Penulisan Skripsi ......................................... 9
E. Kajian Pustaka ............................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ................................................... 10
ii
BAB II LANDASAN TEORI MEKANISME PEMBIAYAAN GADAI
EMAS SYARIAH
A. Mekanisme dan Analisis Kelayakan Pembiayaan
1. Pengertian Mekanisme ............................................. 12
2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas
Syariah ....................................................................... 12
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan ................................................... 13
2. Jenis-jenis Pembiayaan ................................................... 15
3. Tujuan Pembiayaan ......................................................... 17
C. Gadai Emas Syariah
1. Pengertian Gadai Syariah .............................................. 18
2. Prinsip Gadai Syariah ..................................................... 23
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DKI SYARIAH CABANG
FATMAWATI
A. Sejarah .......................................................................... 28
B. Visi dan Misi ................................................................ 30
C. Struktur Organisasi ....................................................... 33
D. Produk-Produk Bank DKI Syariah .............................. 34
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMASARAN
A. Analisis Pembiayaan Produk Gadai Emas Syariah .... 44
1. Analisis Character Pembiayaan Gadai Emas
Syariah .................................................................. 46
iii
2. Analisis Capacity Pembiayaan Gadai Emas
Syariah ....................................................................... 48
3. Analisis Capital Pembiayaan Gadai Emas
Syariah ....................................................................... 49
4. Analisis Collateral Pembiayaan Gadai Emas
Syariah ....................................................................... 50
5. Analisis Condition Pembiayaan Gadai Emas
Syariah ....................................................................... 52
B. Penerbitan Gadai Emas Syariah Pada Bank Dki Syariah
Cabang Fatmawati ........................................................... 53
C. Kelebihan Produk Gadai Emas Syariah............................ 55
1) Antikrisis dan Anti-Inflasi.......................................... 55
2) Biaya Gadai ................................................................ 55
D. Mekanisme Gadai Emas Syariah pada Bank Dki Syariah
Fatmawati ............................................................................... 57
1. Rukun-rukun Gadai Emas Syariah ................................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 59
B. Saran .................................................................................... 59
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan berbagai
karunia dan nikmat kepada para hamba-Nya. Dia membukakan akal pikiran kita dan
pemahaman kepada segenap makhluk-Nya.
Shalawat beserta salam tidak lupa dihaturkan untuk Nabi Muhammad SAW, yang
mampu membawa kita dari zaman gelap gulita sampai zaman terang benderang. Tak lupa
juga untuk para keluarganya, sahabat, dan serta para pengikutnya yang tetap beristiqomah di
jalan-Nya.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana Strata Satu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen
Dakwah Konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan Syariah Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tujuan penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan moril dan materil dari banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., MM dan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah membantu penulis
menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.
3. H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah bosan
dalam memberikan begitu banyak masukan kepada penulis dan telah ikhlas meluangkan
waktunya untuk membimbing serta memberikan arahan, petunjuk, dan saran yang sangat
bermanfaat dalam penyelesaian skripsi.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi cahaya
berupa ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis menempuh studi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis
dalam mecari referensi mengenai teori Strategi Pemasaran dan Gadai Emas Syariah.
6. Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati yang telah memberikan data-data dan meluangkan
waktu ketika penulis ingin melakukan penelitian.
7. Orang Tuaku Ayah Hisar Panjaitan dan (Alm) Ibu Siti Mariam yang begitu baik hati dan
tegar dalam segala hal, ikhlas mengasuh, membimbing, memberikan segenap cintanya
dan tidak terlupa selalu menyertai do’a dalam setiap langkahku.
8. Kakak-kakakku khususnya, Alamsyah Panjaitan, Hermansyah Panjaitan dan Juliana
Panjaitan. S.H yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan motivasi yang tinggi
untuk menyelesaikan studi dan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Manajemen Dakwah 2010 Lukman, Rendy, Didi,
Zaelani, Sirojuddin, dan lain-lain yang namanya tidak dapat saya tulis satu persatu tanpa
mengurangi hormat saya, yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a dan ucapan terimakasih, semoga
Allah SWT menerima amal baik dan memberi balasan yang setimpal atas segala jerih
payahnya dan semoga kita semua dalam lindungan-Nya. Amiiin.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, baik saran maupun kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan demi
perbaikan untuk selanjutnya.
Akhirnya penulis panjatkan rasa syukur kepada Alllah SWT yang sangat mendalam
dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan kepada semua pihak
pada umumnya.
Jakarta, 21 Mei 2015
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan yang sering digunakan dalam lembaga keuangan
syariah di antaranya menggunakan sistem pembiayaan gadai emas
syariah, yakni guna untuk memperlancar roda perekonomian ummat,
sebab dianggap mampu menekan terjadinya inflasi karena tidak adanya
ketetapan bunga yang harus dibayarkan ke bank, selain itu juga dapat
merubah haluan kaum muslimin dalam setiap transaksi perdagangan dan
keuangan yang sejalan dengan ajaran syariah Islam.1
Pembiayaan gadai emas syariah secara tidak langsung adalah
sebuah bentuk penolakan terhadap sistem bunga yang diterapkan oleh
bank konvensional dalam mencari keuntungan, karena itu pelarangan
bunga di tinjau dari ajaran Islam merupakan perbuatan riba yang
diharamkan dalam Al-Quran, sebab larangan riba tersebut bukanlah
meringankan beban orang yang dibantu yang dalam hal ini adalah nasabah,
melainkan merupakan tindakan yang dapat memperalat dan memakan
harta orang lain.2
Di beberapa negara Islam termasuk diantaranya adalah Malaysia,
akad gadai telah dipakai sebagai alternatif dari pegadaian konvensional.
Bedanya dengan pegadaian biasa, dalam gadai syariah, nasabah tidak
1Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002,
hlm. 123. 2Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta: Gema Insani Perss, 1997,
hlm. 184.
2
dikenakan bunga, yang dipungut dari nasabah adalah biaya penitipan,
pemeliharaan, penjagaan, serta penaksiran.
Adapun yang dapat dijadikan barang jaminan (agunan) dalam gadai
syariah (rahn) bukan saja yang bersifat materi, tetapi juga yang bersifat
manfaat. Benda yang dijadikan barang jaminan (agunan) tidak harus
diserahkan secara actual, tetap boleh juga penyerahannya secara hukum,
seperti menjadikan sawah atau kebun sebagai jaminan (agunan), sehingga
yang diserahkan adalah surat jaminannnya (sertifikat sawah atau
tanah).3Adapun barang jaminan itu telah dikuasai oleh pemberi utang,
maka akad ar-rahn bersifat mengikat bagi kedua belah pihak.Bila tidak
dapat dilunasi, barang jaminan dapat dijual dan utang dibayar.Apabila
dalam penjualan barang jaminan itu ada kelebihan, maka wajib
dikembalikan kepada pemiliknya.
Dengan melihat perkembangan pesat yang terjadi di pegadaian,
beberapa lembaga keuangan khususnya perbankan syariah mulai membuka
produk gadai syariah atau disebut juga dengan rahn.Namun untuk saat ini
lembaga keuangan seperti perbankan syariah hanya menerima barang
gadai berupa emas lantakan, perhiasan ataupun koin emas. Hal ini
disebabkan oleh kecilnya nilai resiko yang akan terjadi dan keberadaan
nilai emas itu sendiri yang tetap stabil bahkan cenderung naik dari tahun
ke tahun serta tidak terkena dampak inflasi.
3Azharudin Latif, “Fiqih Muamalah”, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2005), h. 154
3
Beberapa lembaga keuangan mungkin mempunyai tujuan yang
sama akan tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut
sudah tentu berbeda. Pada umumnya semua jajaran manajemen suatu
lembaga keuangan akanselalu membuat rencana-rencana yang baik dan
tepat. Jadi jelaslah masalah strategi bagi suatu lembaga keuangan
sangatlah penting sebab strategi tersebut merupakan penentuan tercapainya
tujuan yang telah direncanakan.
Suatu lembaga keuangan yang berorientasi terhadap perolehan laba
(keuntungan) sudah pasti membutuhkan apa yang disebut Strategi
pembiayaan, pengertian pembiayaan bank itu sendiri yaitu penyediaan
uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebeut setelah
jatuh tempo dengan imbalan atau bagi hasil.4
Sedangkan pembiayaan berpangkal pada kebutuhan ekonomi
masyarakat. Pembiayaan bukan satu-satunya penjamin kepuasan, akan
tetapi ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen
yakni harga yang ditawarkan, lokasi dan distribusi. Pembiayaan
berhubungan dan berkaitan dengan suatu proses mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat.
4UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
4
Muhammad Syafii Antonio memberikan definisi bahwa
“Pembiayaan adalah salah satu tugaspokok bank yaitu memberikan
fasilitas dana untuk memenuhi pihak-pihak yang defisit unit”5
Dari pengertian-pengertian diatas bahwa penulis dapat
menyimpulkan bahwa pembiayaan merupakan pendanaan berupa uang
atau barang modal yang diberikan oleh suatau pihak, baik bank maupun
suatu lembaga keuangan lain yang mendukung kegiatan investasi atau
kegiatan seseorang, yang dengan itu mewajibkan pengembalian yang
disertakan dengan imbalan atau bagi hasil pada waktu yang telah
disepakati oleh kedua pihak.
Kebutuhan akan pemasaran tidak dapat dielakan karena
perkembangan pasar dan persaingan yang semakin berat. Pembiayaan
dibutuhkan tidak hanya oleh perusahan-perusahan akan tetapi digunakan
oleh lembaga keuangan syariah misalnya lembaga keuangan syariah pada
Bank DKI Syariah Ciputat dalam pengembangan produk-produknya
khususnya produk Gadai Emas.
Produk gadai emas pada Bank Mandiri Syariah Ciputat
memberikan fasilitas pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan berupa
emas dengan menggunakan prisip gadai yang sesuai dengan syariah.
Maka dengan melihat pemaparan yang singkat diatas, penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian, dengan memberikan
gambaran apa dan bagaimana Strategi Pemasaran Pada Produk Gadai
5M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta, Gema Insani, 2001, Hal.160
5
Emas pada Perbankan Syariah bukan pada perum pegadaian syariah yang
memang sudah umum. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “
Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada Bank DKI
Syariah Cabang Fatmawati.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah dipaparkan
sebelumnya serta mengingat luasnya permasalahan dalam penelitian
ini, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada seputar
Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah dengan menggunakan
Analisis 5C.
2. Perumusan Masalah
Sedangkan permasalahan yang akan dibahas pada penelitian
ini dapat dirumuskan secara umum adalah sebagai berikut:
“Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada
Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati?”
Rumusan tersebut dapat dirinci berdasarkan sebagai berikut :
a. Bagaimanakah Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas
Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati?
b. Bagaimanakah Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada
Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati ?
A. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
6
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimanakah Analisis kelayakan 5c pada
pembiayaan Gadai Emas Syariah di Bank DKI Syariah Cabang
Fatmawati
b. Untuk mengetahui bagaimanakah Mekanisme pembiayaan Gadai
Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
a. Manfaat teoritis
1) Menambah khasanah keilmuan peneliti tentang
pengetahuan Mekanisme Pembiayaan Gadai Emas Syariah
2) Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi untuk
melakukan kajian lebih mendalam tentang Mekanisme
Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah
Cabang Fatmawati.
b. Manfaat praktisi
Hasil dari laporan penelitian ini, diharapkan dapat
memberikan masukan dan saran yang bermanfaat, sebagai bahan
pertimbangan dalam pelaksanaan dan pengimplementasian Strategi
Pembiayaan Gadai Emas Syariah.
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
7
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif
adalah penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya
tidak perlu merumuskan hipotesis.6
Dalam pengertian ini penelitian deskriptif hanya menggunakan
data dasar semata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling
berhubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan atau mendapatkan
makna dan implikasi.Pendapat lainnya mengatakan bahwa metode
deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah
berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari
gejala tertentu.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah Bank DKI Syariah CabangFatmawati
yang berada di wilayah Pusat Niaga Duta Mas Fatmawati Blok D1 No. 1
Jl. Rs. Fatmawati, Jakarta Selatan 12150.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini diharuskan menggunakan data, maka dalam
penyusunan skripsi ini, penulis mengelompokkan data sesuai dengan
karakteristiknya, yaitu :
a. Data Primer
6Dr. Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (PT. Rineka Cipta: 1993, Cet.9 Ed. Revisi 11), h. 208
8
Data primer merupakan data asli yang diperoleh langsung oleh
peneliti dari hasil wawancara yang didapat langsung dari obyek
penelitian.Dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan dapat
dipertanggung jawabkan.Dengan teknik pengumpulan data pada
karyawan Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati Pada Bagian
Gadai/Rahn dan Nasabah dari hasil pertanyaan melalui wawancara
mengenai Gadai Emas Syariah di Bank Mandiri Syariah Ciputat.
b. Data Skunder
Data skunder merupakan data yang diperoleh dari kesusastraan,
seperti buku-buku serta sumber lainnya yang berkaitaan dengan materi
penulisan skripsi ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan
dengan menggunakan beberapa teknik tertentu :
a. Dokumentasi yaitu data-data dan profil Bank DKI Syariah Cabang
Fatmawati Penelitian Kepustakaan.
b. Observasi (Pengamatan)
Mendapatkan data dari obyek penelitian dengan cara mendatangi
langsung ke obyek penelitian guna melihat secara dekat bagaimana
mekanisme pembiayaan pada Bank Dki Syariah.
c. Wawancara (Interview)
Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara dan
komunikasi dengan staff bagian gadai, karyawan maupun pimpinan
9
Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati untuk mendapatkan input-input
atau masukkan-masukkan yang berhubungan dan berguna dalam
bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi ini.
5. Teknik Pengolahan Data
Data yang dihasilkan merupakan data kualitatif dan dikembangkan
oleh penulis dengan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan
secara jelas tentang topic penelitian yang diteliti.
6. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun teknik penulisan skripsi ini sesuai dengan kaidah-kaidah
penulisan skripsi pada buku “Pedoman Akademik Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diterbitkan oleh
Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2010-2011.
B. Kajian Pustaka
Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber,
kepustakaan, penulis meliput bahwa apa yang merupakan masalah pokok
penelitian tampaknya sangat penting dan prospektif, karena pembahasan tentang
Strategi Pembiayaan Pada Produk Gadai Emas Syariah pada Bank Syariah
sangatlah berguna agar masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah
mengetahui bahwa di Perbankan Syariah terdapat produk Gadai Emas Syariah
yang dapat membantu mereka dalam memperoleh modal guna meningkatkan
kinerja usaha mereka ataupun membantu pembiayaan kehidupan sehari-hari
mereka.
10
Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis adalah:
1. Arif Misbahudin, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008
“Strategi Pemasan Produk Gadai Emas (Rahn) pada BPRS PNM Al-
Ma’soem dalam meningkatkan pendapatan Bank”. Penelitian ini
menggunakan metode destriktif analisi yaitu mendeskripsikan sesuatu
pada satuan analisis secara utuh sebagai satuan yang integrasi dalam
sekripsi ini menghasilkan bahwasanya BPRS Al-Ma’soem menerapkan
strategi segmenting, targeting dan positioningdengan mengembangkan
marketing mix, produk perbankan syariah yang ditawarkan oleh BPRS ini
dengan menggunakan akad ijarah. Dimana pihak Bank akan menaksir
suatu barang jaminan berupa emas dengan harga yang standar dan berlaku
dipasaran dengan nilai taksiran itu bank bisa memberikan pembiayaan
sebesar 80% dari nilai taksiran agunan.
2. Nuraeni, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2004
“Konsep dan Aplikasi Gadai Emas pada Bank Syariah (Studi Kasus
Pada PT. Bank Danamon Syariah)”. metode yang digunakan oleh
penulis adalah kualitatif dengan desain penelitannya destriktif. Analisis
yaitu kegiatanpenelitian yang dilakukan dengan menguraikan dan
menjelaskan berbagai permasalahan gadai emas syariah pada bank
11
danamon syariah meliputi, barang jaminan yang dibawa nasabah akan
ditaksir oleh spesialis gadai untuk mengetahui besar pinjaman dan biaya
penitipan yang ditanggung nasabah. Biaya penitipan didasarkan pada nilai
taksir marhun, yaitu 2,2% perbulan sebagai antisipasi terhadap resiko
kerusakan dan kehilangan atas barang yang digadaikan.
3. Susan Diyani, Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syariah Hidayatullah Jakarta, 2004
“Peranan Media Promosi Dalam Meningkatkan Brand Awareness
Public Produk Gadai Emas Syariah (Study Kasus Bank Danamon
Syariah)”.
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan metode
pengumpulan data yaitu dengan teknik riset kepustakaan, Riset Lapangan
serta Analisis Data. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwasanya aplikasi media promosi gadai emas pada Bank Danamon
Syariah menggunakan dua media promosi yaitu media Above The Line
seperti promosi melalui jalur media koran, radio, spanduk, televisi, brosur
dan Below The Line (BTL) yaitu promosi melalui jalur non media seperti
promosi kelokasi pasar keramaian, kemudian media yang paling banyak
diakses den dijadikan sumber pengetahuan oleh responden tentang gadai
emas di Bank Danamon Syariah adalah “koran” sebesar 33% “spanduk”
30% “radio” 19% “brosur” sebesar 18%.
Sedangkan dalam penelitian skripsi ini membahas tentang “Strategi
Pembiayaan Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Cabang
12
Fatmawati”. Yang mana didalam skripsi ini membahas tentang prosedur
dan strategi yang digunakan dalam pembiayaan gadai emas oleh Bank
DKI Syariah. Kemudian yang membedakan skripsi ini dengan yang
terdahulu yaitu dari sisi pembahasannya yaitu dimana penulis mencoba
meniliti tentang prosedur, strategi dan alasan dikeluarkannya
pembaiayaan gadai emas.
C. Sistematik Penulisan
Pada Bab I penulis membahas tentang pendahuluan dengan sub-sub : Latar
Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metode Penelitian, Review Studi Terdahulu, Sistematika Penulisan.
Pada Bab IIpenulis membahas tentang pengertian, landasan syariah, rukun
dan syarat, serta hal-hal yang berkaitan dengan gadai berdasarkan fatwa DSN
meliputi : status barang gadai, pemanfaatan barang gadai, penjualan barang
gadai, penjualan barang gadai setelah jatuh tempo, musnahnya barang gadai
dan berakhirnya barang gadai.
Pada Bab IIIpenulismenyajikan data yang menjadi bahan penelitian yaitu
mengenai profil Bank DKI Syariah Fatmawati, visi misi, fungsi, dan struktur
organisasi. Serta produk gadai (rahn) yang ada pada Bank DKI Syariah.
Pada Bab IVini penulis menjelaskan mengenai Analisis Deskriptif terkait
Strategi Pembiayaan pada Produk Gadai Emas Syariah dan Prosedur Transaksi
Gadai Emas Syariah di Bank DKI Syariah Fatmawati.
Pada Bab VI ini merupakan bagian terakhir penulisan yang akan
menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. Bagian
13
ini menunjukkan jawaban ringkas dari permasalahan yang dibahas pada bagian
permasalahan di atas yang berisi kesimpulan dan saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
MEKANISME PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH
A. Mekanisme dan Analisis Kelayakan Gadai Emas Syariah
1. Pengertian Mekanisme
Menurut bahasa mekanisme berasal dari kata bahasa Yunani
mechane yang memiliki arti instrumen, mesin pengangkat beban,
perangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari kata mechos
yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu.
Menurut istilah mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat
dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk
menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan inteligensi sebagai suatu
sebab atau prinsip kerja.1
2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Setiap perbankan syariah memiliki cara tersendiri dalam prosedur
pembiayaan, dan pembiayaan juga merupakan salah satu tugas pokok
bank yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan definisit unit.
Bank Dki Syariah Fatmawati menerapkan sistem kelayakan 5c
bagi nasabah yang ingin melakukan pembiayaan agar tidak terjadi
1 Lorens Bagus (1996). Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. hlm. 612-613.
13
saling merugikan antara dua pihak, 5c itu adalah: 1. Character, 2.
Capacity, 3. Capital 4. Colleteral, 5. Condition.
Selain persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh nasabah, maka
nasabah pun harus memenuhi 5c sebagai standar kelayakan untuk
mendapatkan pembiayaan dari Bank Dki Syariah.2
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Berdasarkan UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan bab 1 pasal
1 No. 12 bahwasanya pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagiahan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang membiayai untuk mengembalikan uang
tagihan tersebeut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau
bagi hasil.3
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang akan direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,
pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan.4
2 Risa, Customer Service, wawancara, 02-03-2015 3 UU Tentang Perbankan, No. 10 tahun 1998, Bab 1 Pasal 1 no. 12. 4 Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009) h. 20
14
Agar sesuai dengan aturan norma Islam, lima unsur keagamaan
yang ditekankan dalam prinsip pembiayaan Islam yaitu:5
a. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba)
b. Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah, zakat.
c. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan
hukum Islam (haram)
d. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi),
gharar (transaksi yang tidak jelas)
e. Penyediaan takaful (asuransi syariah)
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa strategi
pembiayaan adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan
penyaluran dana dalam program pembiayaan untuk mencapai
sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal untuk mencapai
tujuan pembiayaan, baik agama, sosial dan ekonomi.
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
pembiayaan adalah “Suatu dana yang diberikan oleh suatu pihak
kepada pihak lain untuk membantu berjalannya suatu perusahaan
yang membutuhkan dana, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
Dengan demikian diadakan dahulu perjanjian antara sipeminjam
dengan yang meminjamkan untuk mengembalikan dana tersebut
setelah jatuh tempo yang telah ditentukan dengan imbalan atau
bagi hasil”.
5 Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah Prinsip dan Prospek, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001)
15
2. Jenis-jenis Pembiayaan
Jenis-jenis pembiayaan di bank syariah maupun non bank pada
umumnya dapat dilihat dari.
a. Kegunannya, dibedakan dalam:
1) Pembiayaan Modal Kerja, yakni pembiayaan yang ditunjukan
untuk memberikan modal usaha untuk mendukung operasional
perusahaan sehari-hari sehingga perusahaan dapat beroperasi
secara normal dan lancar. Seperti pembelian bahan baku,
pembayaran upah buruh atau barang yang diperdagangkan.
2) Pembiayaan Investasi, pembiayaan yang ditunjukan untuk
modal usaha pembelian sarana alat produksi atau pemberian
barang modal berupa aktiva tetap/inventaris. Atau pembiayaan
investasi yaitu pembiayaan jangka menengah atau jangka
panjang untuk pembelian barang-barang modal yang
diperlukan untuk:
a. Pendirian Proyek Baru, yakni pendirian atau pembangunan
proyek/pabrik dalam rangka usaha baru
b. Rehabilitasi, yakni penggantian mesin/peralatan lama yang
sudah rusak dengan mesin atau peralatan baru dengan
mesin atau peralatan baru yang lebih baik
c. Medernisasi, yakni penggantian menyeluruh mesin atau
peralatan lama dengan mesin atau peralatan baru yang
tingkat tekhnologinya lebih baik atau tinggi.
16
d. Ekspansi, yakni penambahan mesin atau peralatan yang
telah ada dengan mesin atau peralatan baru dengan
tekhnologi sama atau lebih baik.
e. Relokasi Proyek yang sudah ada, yakni pindahan lokasi
proyek secara keseluruhan (termasuk sarana penunjang
kegiatan pabrik, seperti laboraturium dan gudang) kesuatu
tempat ke tempat lain.
3) Pembiayaan Konsumtif, yakni pembiayaan yang ditunjukan
untuk pembelian suatu barang yang digunakan untuk
kepentingan perseorangan (pribadi) diluar usaha.
Dalam menetapkan akad pembiayaan konsumtif, langkah-
langkah yang perlu dilakukan bank adalah sebagai berikut:
a) Apabila kegunaan pembiayaan yang dibutuhkan nasabah
adalah untuk kebutuhan konsumtif semata, dilihat dari sisi
apakah pembiayaan tersebut terbentuk pembelian barang
atau jasa.
b) Jika untuk pembelian barang faktor selanjutnya yang harus
dilihat berbentuk ready stock atau good in process.
c) Jika pembiayaan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah dibidang jasa, pemberian yang
diberikan adalah ijarah.6
6 Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), edisi-3, h. 231-234
17
3. Tujuan Pembiayaan
1) Pembiayaan Produktif
Pembiayaan yang dipergunakan untuk peningkatan usaha
produksi atau investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk
menghasilkan barang dan jasa, artinya pembiayaan ini
digunakan untuk diusahakan sehingga menghasilkan sesuatu,
baik berupa barang maupun jasa.
2) Pembiayaan Konsumtif
Merupakan pembiayaan yang dipergunakan untuk dikonsumsi
atau dipakai secara pribadi. Dalam pembiayaan ini tidak ada
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena untuk
dipergunakan oleh seseorang atau badan usaha.
3) Pembiayaan Perdagangan
Pembiayaan yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan dagangan
tersebut.7
b. Jangka Waktunya
1) Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan ini merupakan
pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 (satu)
tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
7 Kashmir, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet-4,h 77
18
2) Pembiayaan jangka menengah, antara 1 s/d 3 tahun,
pembiayaan ini dapat diberikan untuk modal kerja, beberapa
bank mengklarifikasikan pembiayaan menengah sebagai
pembiayaan jangka panjang.
3) Pembiayaan jangka panjang, merupakan pembiayaan yang
masa pengembaliannya paling panjang yaitu diatas tiga tahun
atau lima tahun. Biasanya digunakan untuk kredit rumah atau
untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan.8
A. Gadai Emas Syariah
1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)
Gadai (Rahn) menurut arti bahasa: tetap. Sedangkan menurut
istilah syara: ialah menaruh barang (dijadikan) sebagai uang, untuk
penguat perjanjian hutang, dan barang tersebut akan menutup (hutang)
ketika terhalang (tidak dapat) melunasinya.9
Gadai tidak sah, kecuali dengan ijab-qabul, dan kedua belah pihak
(yang menggadaikan barang dan yang menerima barang tersebut)
disyaratkan supaya melaksanakan secara murni. Keterangan : Syarat
melaksanakan gadai secara murni (mutlak), dalam arti masing-masing
mempunyai hak menjalankan aturan dalam gadai, yaitu telah dewasa dan
berakal sehat.10
Dalam istilah bahasa arab, gadai diistilahkan dengan rahn dan
8 Ibid, h. 78
9 Syekh Syamsuddin Abu Abdillah, “Terjemah Fathul Qarib”, (Mutiara Ilmu: Cet. 1, 1431/2010), h. 175
10Syekh Syamsuddin Abu Abdillah, “Terjemah Fathul Qarib”,h. 176
19
dapat juga dinamai al-habsu, secara etimologis, arti rahn adalah tetap dan
lama, sedangkan al-habsu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan
hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut,
sedangkan menurut sabiq, rahn adalah menjadikan barang yang
mempunyai nilai harta menurut padangan syara sebagai jaminan hutang,
hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa
mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Pengertian ini didasarkan
pada praktek bahwa apabila seseorang ingin berhutang kepada orang lain,
ia menjadikan barang miliknya baik berupa barang tak bergerak atau
berupa barang ternak berada dibawah penguasaan pemberi pinjaman
sampai penerima pinjaman melunasi hutangnya.11
Secara etimologi, rahn berarti الثبوت والدوام (tetap dan lama), yakni
tetap atau berarti الحبس واللزوم (pengekangan dan keharusan).
Menurut terminologi syara’, rahn berarti :12
حبس شيء بحق یمكن استفاؤه منھ
Artinya :
“Penahanan terhadap sesuatu barang dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.”
Transaksi hukum gadai dalam fiqih Islam disebut ar-rahn. Ar-rahn
adalah suatu jenis perjanjian untuk menahan suatu barang sebagai
tanggungan utang. Pengertian ar-rahn dalam bahasa arab adalah ats-tsubut
wa ad-dawam, yang berarti “tetap” dan “kekal”, seperti dalam kalimat
11Abdul Ghofur Anshori,“Gadai Syariah Di Indonesia”, Konsep, Implementasi dan Intitusional” (Gadjah Mada University PRESS, 2006), Cet. ke-1, h. 88
12 Rachmat Syafei,“FIQIH Muamalah”, Pustaka Setia, h. 159
20
maun rahin, yang berarti air yang tenang. Hal itu, berdasarkan firman
Allah SWT dalam QS. Al-Muddatsir (74) ayat 38 sebagai berikut :
كل نفس بما كسبت رھینھ
Artinya:
Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.
Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah
harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil
kembali sejumlah harta dimaksud sesudah ditebus.13
Landasan Syariah di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah:14
هان مقبوضة فإن أمن بعضكم بعضا فليؤد الذي اؤتمن وإن كنتم على سفر ولم تجدوا كاتبا فر
هتان٢٨٣﴿البقرة: أم﴾ Artinya:
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang)…..” (Al-Baqarah : 283)
عن عائشة رضي اهللا عنھا ان النبي صلى اهللا علیھ وسلم اشترى طعاما من یھودي الى اجل ورھنھ درعا من
حدید
Artinya:
13 Zainuddin Ali,“Hukum Gadai Syariah”, (Sinar Grafika: Cet.1, 2008), Cet. ke-1, h..1
14Ibid
21
“Aisyah r.a berkata bahwa Rasullah membeli makanan dari seorang
Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”. (HR Bukhari No. 1926, Kitan
Al-Buyu dan Muslim)
عن انس رضي اهللا عنھ قال قال رسول اهللا صلى اهللا علیھ وسلم درعا لھ بالمدینة عند یھودي واخد منھ
شعیرا الھلھ
Artinya:
“Anas r.a berkata, “Rasullah menggadaikan baju besinya kepada seorang
Yahudi di Madinah da mengambil darinya gandum untuk keluarga beliau”.
(HR Bukhari No. 1927, Kitab Al-Buyu, Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Majjah).
Adapun yang dapat dijadikan barang jaminan (agunan) dalam gadai
syariah (rahn) bukan saja yang bersifat materi, tetapi juga yang bersifat manfaat.
Benda yang dijadikan barang jaminan (agunan) tidak harus diserahkan secara
actual, tetap boleh juga penyerahannya secara hukum, seperti menjadikan sawah
atau kebun sebagai jaminan (agunan), sehingga yang diserahkan adalah surat
jaminannnya (sertifikat sawah atau tanah).15 Adapun barang jaminan itu telah
dikuasai oleh pemberi utang, maka akad ar-rahn bersifat mengikat bagi kedua
belah pihak. Bila tidak dapat dilunasi, barang jaminan dapat dijual dan utang
dibayar. Apabila dalam penjualan barang jaminan itu ada kelebihan, maka wajib
dikembalikan kepada pemiliknya.
Gadai (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang
ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang
15 Azharudin Latif, “Fiqih Muamalah”, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2005), h. 154
22
menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh
dan sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn
adalah semacam jaminan utang atau gadai.16
Pegadaian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal
1150 disebutkan: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang
berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh
seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada
orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus
didahulukan.17
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa “Gadai syariah (rahn) dalam pandangan Islam adalah sesuatu
barang bernilai yang ditangguhkan oleh pemiliknya sebagai jaminan
hutang, yang dapat dijadikan (seluruh atau sebagiannya) untuk
pembayaran hutang apabila orang tersebut tidak dapat membayar
hutangnya”.
2. Prinsip Gadai Emas Syariah
Prinsip yang digunakan dalam gadai emas syariah baik di bank syariah
16 Muhammad Syafi’I Antonio, “Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik”, (Gema Insani
Press, 2001), Cet. ke-1, h. 128 17 Andri Soemitra,“Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”, (Kencana Prenada Media
Group, 2009), Ed. Ke-1, Cet. ke-1, h. 387
23
ataupun di pegadaian syariah tidak berbeda dengan prinsip gadai pada
umumnya. Mulai dari persyaratan, biaya (ongkos) administrasi, biaya
pemeliharaan/ penyimpanan, hingga mekanisme penjualan barang gadaian
ketika pihak yang menggadaikan tidak dapat melunasi utangnya. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam gadai emas syariah baik di
bank syariah maupun di lembaga yang menawarkan produk gadai emas
syariah. Hal yang dimaksud adalah biaya administrasi dan biaya
pemeliharaan.18
Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang biaya administrasi
dan biaya pemeliharan sebagai berikut:
a. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah ongkos atau pengorbanan materi
yang dikeluarkan oleh bank dalam hal pelaksanaan akad gadai
dengan penggadai (rahin). Para ulama sepakat bahwa segala biaya
yang bersumber dari barang yang digadaikan adalah menjadi
tanggungan penggadai. Oleh karena itu, biaya administrasi gadai
dibebankan kepada penggadai. Karena biaya administrasi merupakan
ongkos yang dikeluarkan bank, maka pihak bank yang lebih
mengetahui dalam menghitung rincian biaya administrasi. Setelah
bank menghitung total biaya administrasi, kemudian nasabah atau
penggadai mengganti biaya administrasi tersebut.
Namun, tidak banyak atau bahkan sangat jarang nasabah yang
18http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ kajian-fiqh-muamalah-tentang-
gadai-emas-syariah (14/03/2014, 20.30)
24
mengetahui rincian biaya administrasi tersebut. Bank hanya
menginformasikan total biaya administrasi yang harus ditanggung
oleh nasabah atau penggadai tanpa menyebutkan rinciannya.
Keterbukaan dalam menginformasikan rincian biaya administrasi
tersebut sangat penting dalam rangka keterbukaan yang kaitannya
dengan ridha bi ridha, karena biaya administrasi tersebut dibebankan
kepada nasabah atau penggadai.19
Dewan Syariah Nasional dalam Fatwa No. 26/ DSN-MUI/
III/2002 menyebutkan bahwa biaya atau ongkos yang ditanggung
oleh penggadai besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-
nyata diperlukan. Artinya, penggadai harus mengetahui besar rincian
dan pengeluaran apa saja yang dikeluarkan oleh bank untuk
melaksanakan akad gadai, seperti biaya materai, jasa penaksiran,
formulir akad, foto copy, print out, dll. Hal tersebut diatas yang juga
menyebabkan biaya administrasi harus dibayar di depan.20
Intinya adalah pihak bank tidak diperbolehkan untuk
mengambil keuntungan dari akad gadai syariah. Karena pada
dasarnya akad gadai adalah transaksi pinjam-meminjam (qardh)
yang bersifat tabarru’ yang berarti kebaikan atau tolong menolong.
Sehingga tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan atau
manfaat dari kegiatan pinjam-meminjam (qardh) karena sifatnya
19http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ 20Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, 2006, “Himpunan Fatwa Dewan
Syari’ah Nasional MUI”, Cet 3, CV. Gaung Persada, Ciputat-Jakarta
25
adalah tabarru’. Dalam website tersebut mengutip hadist Nabi
Muhammad SAW, sebagai berikut:21
كل قرض جر منفعة فھو ربا
Artinya:
“Setiap pinjaman yang menarik suatu manfaat maka itu
termasuk salah satu bentuk riba.” [HR Al-Baihaqi]
b. Biaya pemeliharaan (Ujrah)
Biaya pemeliharaan atau penyimpanan merupakan biaya yang
dibutuhkan untuk merawat barang gadaian selama jangka waktu
pada akad gadai. Sesuai dengan pendapat para jumhur ulama biaya
pemeliharaan atau penyimpanan menjadi tanggungan penggadai
(rahin). Karena pada dasarnya penggadai (rahin) masih menjadi
pemilik dari barang gadaian tersebut, sehingga dia bertanggungjawab
atas seluruh biaya yang dikeluarkan dari barang gadai miliknya.
Dalam website tersebut juga menjelaskan tentang Akad yang
digunakan untuk penerapan biaya pemeliharaan atau penyimpanan
adalah akad ijarah (sewa). Artinya, penggadai (rahin) menyewa
tempat di bank untuk menyimpan atau menitipkan barang gadainya,
kemudian bank menetapkan biaya sewa tempat. Dalam pengertian
lainnya, penggadai (rahin) menggunakan jasa bank untuk
menyimpan atau memelihara barang gadainya hingga jangka waktu
21http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/
26
gadai berakhir. Biaya pemeliharaan/ penyimpanan ataupun biaya
sewa tersebut diperbolehkan oleh para ulama dengan merujuk
kepada diperbolehkannya akad ijarah.22
Biaya pemeliharaan/ penyimpanan/ sewa dapat berupa biaya
sewa tempat SDB (Save Deposit Box), biaya pemeliharaan, biaya
keamanan, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk memelihara atau
menyimpan barang gadai tersebut.23
Dengan akad ijarah dalam pemeliharaan atau penyimpanan
barang gadaian bank dapat memperoleh pendapatan yang sah dan
halal. Bank akan mendapatkan fee atau upah atas jasa yang diberikan
kepada penggadai atau bayaran atas jasa sewa yang diberikan kepada
penggadai. Oleh karena itu, gadai emas syariah sangat bermanfaat
bagi penggadai yang membutuhkan dana tunai dengan cepat dan bagi
pihak bank yang menyediakan jasa gadai emas syariah karena bank
akan mendapatkan pemasukan atau keuntungan dari jasa penitipan
barang gadaian dan bukan dari kegiatan gadai itu sendiri.24
Dari penjelasan prinsip-prinsip gadai emas syariah di atas,
penulis menyimpulkan bahwa gadai emas syariah pada dasarnya
sama dengan gadai pada umumnya. Gadai emas syariah yang
terdapat pada berbagai bank syariah secara konsep sesuai dengan
prinsip-prinsip gadai yang terdapat dalam fiqih muamalah. Namun,
dalam prakteknya perlu dipertahikan hal-hal seperti keterbukaan
22http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ 23 Ibid, h. 21 24http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/
27
dalam penetapan biaya administrasi, kewajaran biaya pemeliharaan
atau penyimpanan dan proses penjualan barang gadai ketika
penggadai tidak mampu menebus atau membayar utangnya. Biaya
dari produk yang ditawarkan sangat beragam dan cukup bersaing,
mulai dari maksimal dana pinjaman yang dapat diperoleh penggadai
dari taksiran, besarnya biaya administrasi dan biaya penyimpanan.
Oleh karena itu, nasabah atau penggadai diharap untuk lebih selektif
dalam memilih produk yang tidak hanya sesuai dengan
kebutuhannya akan tetapi juga sesuai dengan syariah.
28
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DKI SYARIAH
CABANG FATMAWATI
A. Sejarah
Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank DKI,
diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret 2004 oleh Gubernur DKI
Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl.
KH. Wahid Hasyim no, 153, Jakarta Pusat1.
Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada
nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah
dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis
berdasarkan prinsip syariah.
Sebagai salah satu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah, Bank
DKI Syariah senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kinerja dan layanan
Perbankan yang sesuai dengan ketentuan syariah kepada masyarakat, sehingga
masyarakat semakin dekat dan mudah untuk bertransaksi dengan Bank DKI
Syariah.2
Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT. Bank
DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8 Maret
2004.
1Bank BNI Syariah, Reliable Banking Partner, h. 10
2Muhammad Ali, Security, WawancaraPribadi, (Jakarta: 5 April 2014, 13:24)
29
Bank DKI Syariah diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16
Maret 2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung
Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl. KH. Wahid Hasyim no, 153, Jakarta Pusat3.
Dengan pemberian modal dari PT. Bank DKI pada saat dibentuknya unit
usaha syariah sebesar Rp 2 miliar.Akhir tahun 2007 meningkat menjadi Rp 100
miliar, Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat memberikan pelayanan kepada
nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip syariah, sehingga Bank DKI Syariah
dijadikan mitra bagi pengguna jasa perbankan yang mayoritas berbisnis
berdasarkan prinsip syariah4.
Dalam waktu 7 tahun, total aset yang dikelola Bank DKI Syariah telah
mencapai Rp. 638,31 milyar, Dana Pihak Ketiga yang dihimpun sebesar Rp.
361,45 milyar dan Portofolio pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp.
602,58 milyar.
Pada tahun 2010, Bank DKI Syariah dapat membukukan laba sebesar Rp.
15,46 milyar.Bank DKI Syariah telah memiliki Jaringan Kantor sebanyak 49 unit,
terdiri dari: 2 Kantor Cabang, 3 Kantor Cabang Pembantu, 7 Kantor Kas dan 37
Kantor Layanan Syariah yang tersebar di wilayah Jadebotabek ditambah
dukungan fasilitas ATM 24 jam melalui kerjasama dengan ATM Bank DKI dan
ATM Bersama.
3Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24) 4Ibid
30
B. Visi & Misi5
1. Visi
Menjadi Bank Terbaik Yang Membanggakan
2. Misi
Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan
andalanPemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah bagi
stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional."
a. Berkinerja Unggul:
1. Berkinerja baik sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
otoritas lainnya.
2. Mampu mengelola risiko dengan memperhitungkan kecukupan
modal (capital charge).
3. Tumbuh progresif dan berkelanjutan.
4. Memiliki keunggulan bersaing dalam produk dan layanan.
b. Mitra Strategis Dunia Usaha:
1. Meningkatkan kepercayaan mitra bisnis untuk tetap bekerjasama.
2. Memberikan solusi kepada nasabah dengan prinsip saling
menguntungkan.
3. Memberikan nilai tambah kepada nasabah dalam produk dan
layanan bank.
c. Mitra Strategis Masyarakat:
5Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 10:30)
31
Customer Centric, antara lain:
1. Berorientasi pada kebutuhan nasabah (sistem prosedur, produk,
layanan).
2. Aktif membangun hubungan baik dengan nasabah Bank pilihan
masyarakat.
3. Peka terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat
4. Memberikan/menjadi sumber informasi yang berguna dalam
produk dan layanan bank6
d. Andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta:
1. Menjadi bank pilihan utama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dalam pengelolaan keuangan.
2. Memberikan kontribusi deviden tertinggi diantara perusahaan
daerah/BUMD sesuai kesepakatan dengan pemegang saham.
3. Mendukung program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
secara profesional.
4. Berperan aktif membantu pertumbuhan ekonomi daerah dalam
rangka tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat DKI
Jakarta dan sekitarnya.7
e. Memberi Nilai Tambah Bagi Stakeholder:
1. Menjadikan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya
yang efisien.
6Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 10:30) 7Ibid
32
2. Menyelaraskan program tanggung jawab sosial perusahaan Bank
DKI dengan program program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan pengurus secara
berkesinambungan.
4. Memenuhi semua kewajiban hukum dan kesepakatan dengan baik.
f. Pelayanan Terpadu:
1. Menyediakan produk dan layanan yang lengkap dengan dukungan
Teknologi Informasi yang unggul
2. Memberikan layanan yang efektif dan efisien dengan risiko yang
dapat diterima Cepat dan tanggap dalam menangani pengaduan
nasabah dan memberikan solusi beragam termasuk cross
sellingsecara profesional8
g. Memiliki karyawan yang terlatih dengan kemampuan untuk
memberikan informasi yang berkualitasProfesional:
1. Memiliki kompetensi (skill dan knowledge) dan integritas yang
tinggi.
2. Memiliki standar kompetensi dan etika yang tinggi.
3. Mendahulukan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi.
8Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)
33
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati.
Sumber : Data yang diberikan oleh Bahrul Ulum saat wancara pribadi.
Dari gambar di atas, pimpinan tertinggi di Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati
yaitu Pimpinan Cabang yang bertugas untuk memimpin dan bertanggung jawab
penuh atas seluruh aktivitas operasional pada Bank.9
Untuk melihat lebih jelas tentang struktur organisasi Bank BNI Syariah Cabang
Fatmawati dapat dilihat pada lampiran.
9Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)
Branch Manager
Operational
Manager
SME
Financing
Head
General Affairs Head
Operational Head
Customer Service Head
Business
Manager
Consumer Processing
Head
Sub Branch Office/Cash
Office
Consumer Sales Head
34
D. Produk-produk Bank DKI Syariah
Produk-produk Bank DKI Syariah terdiri dari Produk Dana dan
Produk Pembiayaan dan Pembiayaan Lain-lainnya, sebagai berikut:
1. Produk Dana10
a. Tabungan IB Simpeda
Tabungan Dengan Prinsip Mudharabah / Bagi Hasil Antara Bank
Dan Nasabah Dengan Nisbah Sesuai Kesepakatan Pada Saat Akad
Dimuka Atau Dengan Prinsip Wadiah (Titipan) Dari Nasabah Ke
Bank
b. Tabungan IB Taharoh
Tabungan Ib TAHAROH (Haji Dan Umroh) Adalah Simpanan
Khusus Untuk Haji Dan Umnroh Dengan Prinsip Mudharabah
(Bagi Hasil) Dan Atau Wadiah (Titipan) Sesuai Dengan
Kemampuan Dan Jangka Waktu Pemberangkatan Yang Terencana.
c. Giro IB
Giro IB Adalah Sarana Penyimpanan Dana Dengan Prinsip Wadiah
(Titipan) Yang Penarikannya Dapat Dilakukan Setiap Saat Dengan
Menggunakan Cek/Bilyet Giro Sebagai Alat Penarikan
Simpanan/Titipannya.
d. Deposito IB
Giro IB Adalah Sarana Penyimpanan Dana Dengan Prinsip Wadiah
(Titipan) Yang Penarikannya Dapat Dilakukan Setiap Saat Dengan
10Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)
35
Menggunakan Cek/Bilyet Giro Sebagai Alat Penarikan
Simpanan/Titipannya.
e. Tabunganku IB
Tabungan Untuk Perorangan Dengan Persyaratan Mudah Dan
Ringan Yang Diterbitkan Secara Bersama Oleh Bank-Bank Di
Indonesia. Tabunganku IB Dikelola Dengan Prinsip Wadiah
(Titipan) .
f. Wakaf Uang
Wakaf Uang Adalah Wakaf Dalam Bentuk Mata Uang Rupiah
Yang Dikelola Secara Produktif, Hasilnya Dimanfaatkan Untuk
Mauquf Alaih (Pihak Yang Ditunjuk Untuk Memperoleh Manfaat
Dari Peruntukan Wakaf). Wakaf Uang Bank DKI Syariah Terdiri
Dari Wakaf Uang Abadi Dan Wakaf Uang Berjangka.
Bank DKI Syariah Telah Ditetapkan Sebagai Lembaga Keuangan
Syariah Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU) Berdasarkan
Keputusan Menteri Agama RI No. 94 Tahun 2008 Dan Telah
Bekerja Sama Dengan Nazir (Pengelola Wakaf Uang) Yaitu Badan
Wakaf Indonesia (BWI).11 "
2. Produk Pembiayaan 12
a. KPR IB
11Ibid, Hal. 10 12MizwarAkmal, GadaiSyariah, WawancaraPribadi, , (Jakarta: 10 April 2014, 14:30)
36
Fasilitas Pembiayaan Kepemilikan Rumah diperuntukkan bagi para
pegawai PNS, BUMN/BUMD, Swasta, Wirausaha maupun
Professional dengan jangka waktu maksimal 15 tahun.
b. Pembiayaan IB Modal Kerja
1) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Musyarakah
2) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Mudharabah
3) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Murabahah
4) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Istishna
5) Pembiayaan iB Modal Kerja Menggunakan Skim Salam
c. Pembiayaan IB Investasi
1) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Murabahah
2) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim IBMT
3) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Istishna
4) Pembiayaan iB Investasi Menggunakan Skim Salam
d. Pembiayaan IB Mikro Syariah
Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil
dengan jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan mulai
dari Rp 5 juta s/d Rp 500 juta13
e. Pembiayaan IB Beragunan Tunai
Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil
dengan jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan mulai
dari Rp 5 juta s/d Rp 500 juta
13MizwarAkmal, GadaiSyariah, WawancaraPribadi, , (Jakarta: 10 April 2014, 14:30)
37
f. Gadai Emas
Merupakan Produk Pembiayaan Yang Dimiliki Bank DKI Syariah
Dengan Memanfaatkan Jaminan Emas Meliputi : Perhiasan Emas,
Koin Emas, Koin Dinar Dan Emas Batangan/Lantakan.
Hanya Dalam Hitungan Menit Nasabah Sudah Bisa Mendapatkan
Pembiayaan (Pinjaman) Cukup Menyerahkan Emas Untuk
Disimpan Oleh Bank.14
a. Persyaratan Gadai Emas:
1) Memiliki Emas perhiasan atau emas batangan asli minimal
18 karat berat 2 gram
2) Memiliki Kartu Identitas yang masih berlaku
3) Mengisi Form Aplikasi Permohonan & Persetujuan
(disediakan Bank DKI Syariah) dan form lainnya15
4) Perhitungan maksimal pembiayaan berdasarkan jenis emas
:Jangka waktu Pembiayaan 120 hari dan dapat
diperpanjang.
Perhiasan : 85 % dari Nilai Taksir
Batangan / Logam Mulia : 90 % dari Nilai Taksir
14MizwarAkmal, GadaiSyariah, WawancaraPribadi, , (Jakarta: 10 April 2014, 14:30) 15Ibid
38
5) Nasabah membayar Biaya Administrasi Rp 25.000,- dan
Biaya Penitipan dan Pemeliharaan Emas Rp 1.500 /10 hari /
gram* (dapat berubah sesuai kebijakan Bank)
b. Ilustrasi Gadai Emas IB:
Nasabah membutuhkan dana cepat untuk kebutuhan biaya anak
masuk universitas. Nasabah mendatangi Bank DKI Syariah
dengan membawa emas Logam Mulia (Antam) seberat 100
gram. Berdasarkan asumsi harga dasar emas Bank DKI
Syariah, nilai taksir emas nasabah adalah sebesar Rp
50.000.000,-. (Rp 500 ribu / gram). Jangka waktu pembiayaan
yang diinginkan nasabah adalah 4 bulan (120 hari).
Jumlah pinjaman yang bisa diterima nasabah dan biaya yang
harus dibayar nasabah adalah sebagai berikut :
Jumlah Pinjaman (Nilai Taksiran x 90%) : Rp
45.000.000,-
Total biaya yang harus dibayar : Rp 1.825.000,-
Biaya administrasi Rp 25.000,-
Biaya Penitipan & Pemeliharaan Rp 1.500 x 12 x 100 =
Rp 1.800.000,-
44
BAB IV
ANALISIS PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK DKI
SYARIAH CABANG FATMAWATI
A. Analisis Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Prinsip pemberian pembiayaan gadai emas syariah khususnya oleh
Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati dilandasi dengan prinsip kehati-hatian
(prudential banking regulation,) bank berdasarkan prinsip syari’ah Islam
yang bertujuan untuk mencegah pembiayaan yang bermasalah atau macet.
Pembiayaan yang macet inilah yang akhirnya dapat membuat kebanyakan
bank berdasarkan prinsip syari’ah mengalami kerugian.
Selain itu Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati dalam memberikan
pembiayaannya tidak boleh melanggar norma agama, norma kesusilaan dan
usaha yang dilarang pemerintah.
Prinsip 5C adalah merupakan faktor yang paling penting sebelum
pihak Bank menyalurkan pembiayaan kepada nasabah, karena semua lembaga
keuangan juga akan menerapkan prinsip 5C dalam mengatasi nasabahnya.
Dan faktor yang mendasari di terapkan prinsip 5C adalah:
1. Untuk mencegah pembiayaan yang macet
2. Untuk meminimalisir terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan
akan muncul pada saat pembiayaan berjalan.
3. Untuk meningkatkan profitabilitas Bank
45
4. Untuk mengetahui keadaan calon nasabah sebelum pembiayaan yang
diberikan oleh Bank. Dengan melihat dari berbagai segi yaitu Character,
Capital, Capacity, Collateral, dan Condition.
Jadi, intinya jika semua analisis 5C memenuhi kriteria dalam
pengajuan pembiayaan, maka akan diterima. Tetapi sebaliknya, jika tidak
memenuhi kriteria maka pengajuan pembiayaan akan ditolak. Karena dengan
diterapkannya analisis 5C diupayakan agar tidak terjadi pembiayaan macet.
Diterapkan analisis 5C saja kadang masih macet dalam pengembalian
pembiayaan, apalagi tidak diterapkan.1
Dalam proses analisis ini, petugas lapangan akan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada calon nasabah yang meliputi: Keterangan
mengenai calon nasabah, pendapatan calon nasabah, agunan atau jaminan
yang diserahkan, kemampuan pelunasan pinjaman, dan lain-lain. Petugas
Bank juga akan mencari informasi tambahan tentang keberadaan calon
nasabah kepada masyarakat sekitar tempat tinggal calon nasabah guna untuk
menganalisis 5C, yakni Character, Capital, Capacity, Collateral, dan
Condition yang mana bertujuan untuk pengusulan permohonan pembiayaan
yang akan diajukan.2
Tujuan dari diterapkannya analisis oleh petugas Bank yaitu untuk
menilai seberapa besar kemampuan dan kesediaan calon nasabah membayar
kembali pembiayaan yang mereka pinjam dan melunasi pembiayaan sesuai
dengan perjanjian pembiayaan. 1 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00 2 Ibid
46
Data-data yang didapatkan oleh petugas Bank harus valid dan benar-
benar apa adanya di lapangan. Sehingga, dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk langkah putusan pembiayaan. Berdasarkan data wawancara
yang didapat adalah:
1. Analisis Character Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Character yaitu bagaimana sifat, kepribadian dan tingkah laku
nasabah dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat dia tinggal.
Nasabah itu harus mempunyai kepribadian yang baik, memiliki sifat shiddiq
(jujur), amanah (dapat dipercaya).
Pada tahap ini petugas Bank DKI Syariah Fatmawati mengumpulkan
data-data tentang nasabah yang meliputi: Riwayat hidup, latar belakang
pendidikan, keadaan keluarga serta kondisi ekonominya. Informasi tersebut
diperoleh melalui informasi dari tetangga atau masyarakat sekitar calon
nasabah, perangkat desa setempat, dan lain sebagainya. Karena pendapat
yang satu dengan yang lain tentunya saling bertentangan. Maka lebih jauh
lagi informasi ini nantinya dijadikan acuan atau ukuran oleh Bank DKI
Syariah Fatmawati dalam pengambilan keputusan pembiayaan.3
Analisis ini menyangkut sifat dan kepribadian dari nasabah. Penilaian
analisis ini bertujuan untuk memperkirakan kemungkinan nasabah pengguna
dana yang mengajukan pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya dan
beri’tikad baik atau jujur dalam membayar kembali pembiayaan yang akan
3 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00
47
diterimanya. Karakter di sini lebih diutamakan untuk nasabah yang sudah
pernah melakukan pembiayaan sebelumnya. Dengan melihat angsuran
sebelumnya bagaimana, apakah lancar atau tidak. Tetapi untuk nasabah baru
perlu dilakukan pendataan terlebih dahulu.
Adapun tujuan pemilihan character dalam memberikan pembiayaan
adalah untuk meminimalisir terjadinya resiko pembiayaan yang kemungkinan
akan muncul pada saat pembiayaan sedang berjalan. Manfaat dari penilaian
character untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas
serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya
calon nasabah. Oleh karena itu, pemilihan character yang baik dan tepat
merupakan salah satu indikasi untuk menentukan baik tidaknya pembiayaan
tersebut kelak.4
Jadi, dalam penelitian ini Character pembiayaan Gadai Emas Syariah
pada Bank DKI Syariah Fatmawati menganalisis data tentang kepribadian,
watak atau sifat yang ada pada nasabah seperti itikad, tingkat kepatuhan
kepada pihak Bank, hubungan yang terjalin dengan pihak Bank, motivasi
usaha dan latar belakang keperibadian nasabah. Character ini dianalisa untuk
mengetahui bahwa pihak nasabah jujur dalam memenuhi kewajibannya atau
tidak.5
Dalam penelitian yang dilakukan oleh pihak Bank DKI Syariah
Fatmawati untuk menilai karakter dari pihak nasabah melalui observasi, yakni
pihak Bank DKI Syariah Fatmawati menilai baik karakter dari pihak nasabah. 4 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret 2015, pkl. 10.00 5 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri
48
2. Analisis Capacity Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Capacity yaitu bagaimana kemampuan nasabah nantinya dalam
mengembalikan pembiayaan setelah dana dicairkan. Disesuaikan dengan
pendapatan/usaha yang dimiliki dan pengeluaran biaya untuk hidup nasabah
dan keluarganya sehari-hari.
Dalam memberikan pembiayaan pihak Bank DKI Syariah Fatmawati
akan mencairkan permohonan pembiayaan dilihat dari taksiran emas atau
logam mulia yang digadaikan, agar jangan sampai Bank DKI Syariah
Fatmawati memberikan pembiayaan dan menjadikan beban bagi nasabah
untuk mengangsur iurannya, dengan tujuan agar nasabah juga bisa memenuhi
kebutuhan kehidupannya yang lain dan dalam pembiayaan ini tidak ada yang
saling dirugikan agar tetap dalam norma-norma ajaran islam.
Capacity merupakan pengukuran dari ability to pay atau kemampuan
dalam membayar, ini bisa dilihat dari angsuran nasabah lancar atau tidaknya,
jika angsurannya lancar maka nasabah tersebut akan datang sendiri ke Bank
DKI Syariah Fatmawati. Tapi sebaliknya jika angsurannya macet, maka Bank
DKI Syariah Fatmawati yang akan menghubungi atau mendatangi tempat
tinggal nasabah.
Jadi, Capacity pembiayaan Gadai Emas Syariah dalam penelitian
analisa pengajuan pembiayaan yang dilakukan Bank DKI Syariah Fatmawati
untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam mampu melaksanakan
kewajibannya yakni mampu dalam mengangsur.
49
3. Analisis Capital Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Capital yaitu berapa besar modal yang akan dibutuhkan nasabah
nantinya, dilihat juga dari emas atau logam mulia yang digadaikan.
Pada tahap ini Bank DKI Syariah Fatmawati membuat pertimbangan
yang cermat dalam memberikan pembiayaan, hal ini didasarkan atas seberapa
besar permohonan pembiayaan yang akan disetujui oleh Bank DKI Syariah
Fatmawati.
Analisis capital ini merupakan analisis yang menghubungkan antara
permohonan pembiayaan oleh calon nasabah terhadap sejumlah dana yang
disetor untuk membiayai suatu barang atau satu usaha, maka akan semakin
ringan calon tersebut dalam melunasi pembiayaan tersebut. Akan tetapi
sebaliknya, semakin sedikit jumlah dana yang disetor maka akan semakin
berat juga calon nasabah tersebut dalam melunasi kewajibannya, yang
menjadi pertimbangan dalam analisis ini yaitu jangka waktu yang diambil
calon nasabah dalam permohonan pembiayaan. Kondisi seperti ini akan
dikembalikan kepada kemampuan calon nasabah dalam pengambilan
keputusan permohonan pembiayaan.6
Jadi, dalam penelitian Capital pembiayaan Gadai Emas Syariah ini
yang dilakukan pihak Bank DKI Syariah Fatmawati dalam menganalisa
capital atau kondisi kekayaan yang dimiliki oleh pihak debitur, yang tidak
lain pihak nasabah. Hal ini bisa dilihat dari aspek keuangan, maka pihak Bank
memutuskan bahwa pihak nasabah layak untuk diberi pembiayaan.
6 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret
2015, pkl. 10.00
50
4. Analisis Collateral Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Collateral yaitu barang apa yang nantinya akan digunakan nasabah
sebagai jaminan kepada pihak Bank. Jika berupa emas dan logam mulia
harus asli dan lihat harga jualnya, apakah masih tinggi di pasaran atau tidak.
Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan atau agunan yang
dibebankan oleh calon nasabah sebagai pengaman pembiayaan yang
diberikan oleh pihak Bank. Agunan adalah jaminan material, garansi resiko
yang disediakan oleh nasabah untuk menanggung pembayaran kembali suatu
pembiayaan, apabila nasabah atau debitur tidak dapat melunasi pembiayaan
sesuai dengan yang diperjanjikan. Tujuan agunan:7
1. Guna memberikan hak dan kekuasaan kepada Bank untuk
mendapatkan pelunasan dengan barang-barang agunan tersebut
bilamana nasabah bercidera janji, yaitu tidak bisa membayar kembali
hutangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjiannya.
2. Menjamin agar nasabah berperan dan atau turut serta dalam transaksi
yang dinilainya.
3. Memberi dorongan kepada nasabah untuk mematuhi akad
pembiayaan. Khususnya mengenai pembayaran kembali (pelunasan)
sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui, agar nasabah tidak
kehilangan harta kekayaan yang dijaminkan ke Bank.
7 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret
2015, pkl. 10.00
51
Pada Bank DKI Syariah Fatmawati, penilaian terhadap collateral ini
dapat ditinjau dari dua segi yaitu:8
1. Segi ekonomis yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
digunakan.
2. Segi yuridis apakah agunan tersebut memenuhi syarat- syarat yuridis
untuk dipakai sebagai agunan.
Jika agunan berupa emas atau logam mulia maka dana yang di cairkan
90% dari harga jual emas, dan waktu yang diberikan oleh Bank untuk
melunasi angsuran selama empat bulan, dan dalam gadai emas syariah ini
akad yang digunakan adalah Qordh (memberikan pinjaman tanpa bunga) jadi
yang dipakai oleh pihak bank adalah biaya penitipan atau ujroh.
Jika nasabah dapat melunasi angsurannya sebelum jatuh tempo, maka
biaya penitipannya dianggap tidak ada. Dan selanjutnya apabila nasabah telat
dalam membayar angsurannya, maka pihak Bank DKI Syariah Fatmawati
akan memberitahu lewat telepon dan jika nasabah tidak dapat melunasi
hutangnya padahal sudah jatuh tempo, maka pihak Bank akan memberikan
SP (Surat Peringatan ), jika nasabah masih belum sadar akan tanggung
jawabnya, Bank DKI Syariah Fatmawati akan melelang barang agunan untuk
melunasi pembiayaan dengan kesepakatan bersama, tetapai selama ini Bank
DKI Syariah Fatmawati belum pernah alami melelang barang nasabah, karena
nasabah selalu tepat waktu untuk mengangsur iurannya.9
8Ibid 9 Data wawancara dengan Bpk. Syamsul Bahri, Operation Manajer, Kamis 19 Maret
2015, pkl. 10.00
52
Agunan tersebut dipandang sebagai agunan yang sah, apabila
diketahui dan dinilai dari segi ekonomis dan yuridis (hukum). Dalam hal ini
merupakan salah satu tugas karyawan Bank untuk memeriksa kondisi
jaminan secara cermat dan lengkap serta menilai kelengkapan surat dari segi
yuridisnya.
Jadi, dalam penelitian Collateral pembiayaan gadai emas syaraiah
atau jaminan ini, Bank DKI Syariah Fatmawati melakukan analisa bentuk
perwujudan dari itikad baik dari calon nasabah yaitu pihak nasabah untuk
mempertanggung jawabkan dana yang diterima dengan sebenar-benarnya.
5. Analisis Condition Pembiayaan Gadai Emas Syariah
Condition yaitu bagaimana kondisi ekonomi nasabah pada saat
pengajuan pembiayaan gadai emas syariah, juga kondisi ekonomi di
lingkungan sekitar tempat tinggal nasabah.
Penilaian ini berhubungan dengan situasi kondisi perekonomian di
suatu daerah, yang mana dapat mempengaruhi dengan barang jaminan yang
digadainya, apabila nasabah mempunyai hambatan-hambatan dalam
angsurannya maka nasabah bisa terlebih dahulu meminjam dengan tetangga
untuk membayar sementara angsurannya kepada pihak Bank Syariah, untuk
menyelamatkan barang yang digadaikan agar tidak dilelang oleh pihak Bank,
disinilah Bank DKI Syariah Fatmawati menunjukkan kehati-hatiannya dalam
melakukan pembiayaan gadai agar tidak ada yang saling dirugikan dan tetap
menjalankan prinsip-prinsip agama.
53
Jadi, dalam penelitian Condition pembiayaan gadai emas syariah,
Bank DKI Syariah menganalisa pembiayaan yang akan diberikan dan juga
perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan keadaan
ekonomi dilingkungan sekitar tempat tinggal nasabah. .
Dari data dan hasil penelitian yang ada menunjukkan, bahwa analisis
5C yang digunakan oleh pihak Bank Dki Syariah Fatmawati untuk
menganalisis calon nasabahnya sudah sangat baik sesuai dengan prisnsip 5C
dan memenuhi standart penilaian pembiayaan.
Jadi, analisis 5C yang diterapkan oleh Bank Dki Syariah Fatmawati
dalam menganalisis pembiayaan gadai emas syariah benar-benar diterapkan
dalam prakteknya dengan tujuan untuk lebih memvalidkan data.
B. PENERBITAN GADAI EMAS SYARIAH PADA BANK DKI
SYARIAH CABANG FATMAWATI
Produk gadai emas syariah merupakan produk pengembangan dari
produk gadai biasa. Sejak 2007, produk ini mulai hadir sebagai produk
unggulan dalam perbankan syariah. Meskipun sudah dikatakan syariah,
produk ini, mungkin karena masih dikatakan baru, belum memilikmi fatwa
dari Dewan Syariah Nasional (DSN) tentang kehalalannya. Namun, tak
perlu khawatir, pengembangan produk ini tentunya tidak lepas dari
pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di tiap Lembaga Keuangan
Syariah. Jadi, bisa dikatakan produk ini aman dan boleh dikatakan halal.
Yang pasti, bebas riba.
54
Berbeda dengan produk gadai biasa. Dalam gadai emas, objek yang
digadaikan adalah emas. Seperti telah banyak yang diketahui bahwa emas
memiliki nilai yang cenderung naik tukar terhadap mata uang, hal ini tentu
sangat berbeda dengan objek gadai yang lain yang cenderung mengalami
penurunan nilai tukar terhadap mata uang seiring dengan berjalannya
waktu. Kelebihan ini serupa seperti tanah, hanya saja emas bisa dibawa
kemana-mana fisiknya, sementara tana hanya surat sertifikatnya saja yang
bisa dibawa-bawa. Hal inilah yang menjadi perbedaan produk gadai ini
dengan produk gadai biasa.10
Faktor yang mendorong PT. Bank Syariah untuk meluncurkan produk
rahn (Gadai Emas Syariah) ini tak lepas dari respon masyarakat terhadap
sistem syariah yang semakin meningkat, sistem syariah ini banyak
diminati karena terbukti bisa bertahan dari krisis moneter. Selain itu,
dengan tidak adanya sistem bunga maka tidak ada lagi keraguan untuk
memilih produk rahn gadai emas syariah ini. Diantara alasan mengapa
perum pegadaian syariah mengeluarkan produk gadai emas syariah yaitu:
1) Telah dikeluarkannya undang-undang atau fatwa yang menghalalkan
praktek gadai emas syariah
2) Adanya dukungan dan keinginan yang sangat tinggi dari masyarakat
Islam yang ingin bertransaksi secara islami tanpa adanya unsur riba,
gharar, dan maysir.
10 Annisa Auditasari, Alikasi Akad Rahn pada BJB Syariah dan BNI 46 Syariah, Skripsi S1 Ekonomi Islam 2010), hal. 52
55
3) Persaingan usaha dimana perum pegadian harus mampu menjawab
tantangan supaya tidak ditinggalkan oleh para nasabah.
4) Produk gadai syariah sangat prospek banyak keunggulan dan
keuntungan dalam perkembangan usahnya, diantaranya karena nilai
emas yang antikrisis dan anti inflasi.
C. KELEBIHAN PRODUK GADAI EMAS SYARIAH
1) Antikrisis dan Anti-Inflasi
Emas, seperti yang sudah dibahas, adalah objek yang antikrisis
dan inflasi. Tidak heran jika orang banyak yang menyebut ini sebagai
investasi. Karena bisa saja ketika emas itu ditebus, nilai tukar emas
terhadap mata uang sudah meningkat akibat inflasi. Akibatnya,nilai
emas yang kini ada ditangan kita menjadi lebih tinggi dibandingkan
waktu emas itu digadai. Dengan adanya produk rahn emas ini dapat
meningkatkan bahan bergerak anda, perhiasan serta emas kesayangan
kitapun tetap menjadi milik kita tanpa harus merasa kehilangan dan
kitapun tidak akan mengalami kerugian selisih beli baru dan jual.11
2) Biaya Gadai
Biaya gadai hanya dikenakan satu kali dengan presentase tertentu,
tergantung kebijakan pegadaian. Biaya ini meliputi biaya administrasi
dan biaya penyimpanan.
11 Annisa Auditasari, Alikasi Akad Rahn pada BJB Syariah dan BNI 46 Syariah, Skripsi S1 Ekonomi Islam 2010), hal. 52
56
Sedangkan pada Bank Syariah yang melatarbelakangi alasan
dikeluarkan gadai emas ini adalah:
Ada kesepakatan “universal” bahwa emas adalah logam mulia
yang dipersepsikan bernilai diseluruh dunia.
Memiliki nilai yang tidak berubah hingga sekarang (tahan
inflasi).
Emas memiliki manfaat emosional untuk dinikmati
keindahnnya.
Simbol status pada kultur masyarakat Indonesia
Komoditi yang tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar
Dengan melihat kelebihan dari produk gadai emas syariah tersebut,
maka Lembaga Keuangan Syariah sekarang ini banyak membuka
produk gadai emas dalam trnsaksi bisnisnya karena disamping
usahanya juga menguntungkan juga resikonyapun relatif kecil
dikarenakan gadai emas syariah memiliki potensi pengembangan
bisnis yang cukup signifikan pada tahun belakangan. Hal itu dipicu
terus meningkatnya harga emas dibanding mata uang kertas dalam
beberpa tahun terakhir. Peningkatan harga itu disebabkan karena
emas memiliki nilai intrisik yang lebih stabil dan tahan inflasi
dibandingkan mata uang kertas seperti rupiah atau dolar AS,
apalagi setelah dikeluarkannya fatwa DSN NO: 26/DSN-
MUI/III/2002 Tentang RAHN EMAS. Sehingga masyarakat lebih
tertarik mengadikan barang jaminannya berupa emas karena nilai
57
ekonominya yang sangat tinggi dari pada barang elektronik dan
kendaraan yang terkadang bisa jatuh nilai ekonomisnya disebabkan
oleh faktor-faktor ekonomis lainnya.
D. Mekanisme Gadai Emas Syariah pada Bank DKI Syariah Fatmawati
Mekanisme gadai syariah atau pinjaman gadai emas pada Bank Dki
Syariah adalah berasal dari modal sendiri dan didasarkan pada tiga akad.
Diantaranya yaitu, akad (1) Qardh, yaitu pinjaman tanpa kelebihan dari
pinjaman tersebut. (2) Rahn, yaitu menahan harta milik sipeminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. (3) Ijarah, yaitu akad
pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah
sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya
sendiri.12
Salah satu syarat nasabah mendapatkan pinjaman multiguna tersebut
adalah dengan menyertakan agunan berupa emas, kemudian nasabah
tersebut melampirkan kartu identitasnya yang berupa KTP/SIM.
Setelah syarat tersebut terpenuhi oleh nasabah maka barang agunan
(emas) yang dibawa nasabah akan ditaksir oleh penaksir dengan
menggunakan tes uji. Yaitu memakai jarum uji emas dan metode berat
jenis, kemudian penaksir memberikan nilai taksiran dari harga emas
12 A. Aila Rezannia, “Analisis Pelelangan Benda Jaminan Gadai Pada Pegadaian Syariah Cab. Melati, Sleman, Jogjakarta” (Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Islam (STAIN), Surakarta, 2006), h. 28.
58
tersebut. Nasabah berhak mendapatkan pinjaman maksimal 90% untuk
emas dari nilai taksiran barang emas.13
1. Rukun-rukun Gadai Emas Syariah
a) Rahin (yang menggadaikan)
Salah satu syarat agar gadai emas ini terjadi yaitu dengan adanya
Rahin (yang menggadaikan).
b) Murtahin (yang menerima gadai)
Pihak yang menerima gadai ini adalah dari pihak Bank Dki Syariah ini
sendiri.
c) Marhun (Barang yang digadaikan)
Barang yang digadaikan berupa emas, dengan nilai pembiayaan
senilai 90% dari harga jual
d) Marhun bih (Utang)
Pada Bank Dki Syariah marhun bih diberikan dengan cara pemindah
bukuan namun jika penggadai tersebut memiliki rekening tetapi tidak bisa
diambil cash ketika akad ijab qobul maka bisa ditrasnfer melalui ATM.
e) Ijab Qobul
Pada saat akad berlangsung pada Bank Syariah menggunakan surat
kesepakatan atau perjanjian dibawah tangan yang bermaterai disertai
dengan lampiran-lampiran ketentuan akad gadai emas tersebut.
13 A. Aila Rezannia, “Analisis Pelelangan Benda Jaminan Gadai Pada Pegadaian Syariah Cab. Melati, Sleman, Jogjakarta” (Skripsi S1 Jurusan Ekonomi Islam (STAIN), Surakarta, 2006), h. 28.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta hasil yang diperoleh
seperti yang telah didiskripsikan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Pada mekanisme pembiayaan gadai emas syariah di Bank Dki
Syariah Cabang Fatmawati, semua transaksi pembiayaan gadai
emas syariah harus memenuhi tiga akad yaitu: (a). Akad Qardh,
(b). Akad Rahn, (c) Akad Ijarah. Serta dalam pembiayaanpun
harus memenuhi rukun-rukun gadai syariah yatu. (a). Rahin (b).
Murtahin (c). Marhun (d). Marhun bih (e). Ijab Qobul.
2. Pada pembiayaan Gadai Emas Syariah nasabah harus memenuhi
kelayakan 5C tersebut.
1. Terkait dengan Character, Bank mengumpulkan informasi
nasabah yaitu: Riwayat hidup, latar belakang, pendidikan,
keadaan keluarga serta kondisi ekonominya.
2. Selanjutnya Bank Dki Syariah akan melihat Capacity
(kemampuan) nasabah dalam mengangsur cicilan hutangnya.
3. Capitality, pada tahap ini Bank Dki Syariah membuat
pertimbangan dalam memberikan pembiayaan didasarkan
besaran jaminan yang diberikan nasabah. permohonan
pembiayaan yang di ajukan oleh nasabah.
60
4. Collateral, calon nasabah Bank Dki Syariah harus memiliki
jaminan atau anggunan yang nantinya diberikan kepada pihak
BMT.
5. Condition, Bank Dki Syariah memebrikan penilaian kepada
calon nasabah berhubungan dengan situasi kondisi
perekonomian di daerah calon nasabah tersebut, dimana situasi
dan kondisi tersebut dapat mempengaruhi kegiatan usaha calon
nasabah.
B. Saran
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, maka penulis menyampaikan
beberapa saran bagi pihak terkait, yang bisa dijadikan bahan informasi
untuk pengambilan keputusan dimasa yang akan datang, saran yang
penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
a. Bagi Masyarakat
Dengan adanya produk pembiayaan gadai emas syariah di bank-bank
maupun dipegadaian, masyarakat harus lebih jeli untuk memilih
perbankan/pegadaiaan mana yang benar-benar menerapkan prinsip
syariah agar terhindar dari riba, karena ada saja lembaga yang berbasis
syariah tetapi dalam mekanisme nya tidak demikian.
b. Bagi Bank Dki Syariah Cabang Fatmawati
Untuk selalu menerapkan dan mempertahankan prinsip 5C, karena
merupakan faktor yang sangat penting dalam pembiayaan gadai emas
syariah tersebut serta harus melakukan kajian secara mendalam
mengenai indikator-indikator yang menjadi parameter penentuan
61
besaran tarif gadai. Baik dari biaya tenaga kerja biaya sewa tempat
penyimpanan, biaya promosi produk, dan lain sebagainya, sehingga
tidak timbul opini masyarakat bahwa pegadaian syariah sama dengan
pegadaian konvensional yang melakukan praktik gadai.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya peneliti selanjutnya dapat melanjutkan tema penelitian ini
dengan menjelaskan bagaimana akad yang seharusnya digunakan agar
tidak terjerumus kepada riba yang terselubung. Juga dapat memberikan
beberapa produk alternatif lain yang memudahkan nasabah untuk
melakukan pembiayaan gadai emas syariah dengan prinsip-prinsip
syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agustianto, Percikan Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Cipta Pustaka Media, 2002),
Yusuf Qardawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Perss, 1997),
Latif Azharudin, Fiqih Muamalah, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2005),
UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan
Antonio Syafi’i Muhammad, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta, Gema Insani, 2001),
Arikunto Suharsimi, “ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik”, (PT. RinekaCipta: 1993, Cet.9 Ed. Revisi 11),
Lorens Bagus (1996). KamusFilsafat. (Jakarta: Gramedia) hal.
Risa, Customer Service, wawancara, 02-03-2015
UU Tentang Perbankan, No. 10 tahun 1998, Bab 1 Pasal 1 no. 12.
Laksmana Yusak, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009),
Lewis Mervyn K. dan Latifa M. Algoud, Perbankan Syariah Prinsip dan Prospek, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2001)
Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), edisi-3,
Kashmir, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet-4,
Abdillah Syamsuddin Abu, Terjemah Fathul Qarib, (Mutiara Ilmu: Cet. 1, 1431/2010),
Anshori Abdul Ghofur, Gadai Syariah di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Intitusional, (Gadjah Mada University PRESS, 2006), Cet. ke-1, h. 88
Syafei Rachmat, FIQIH Muamalah, Pustaka Setia,
Ali Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, (Sinar Grafika: Cet.1, 2008), Cet. ke-1,
Soemitra Andri , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Kencana Prenada Media Group, 2009), Ed. Ke-1, Cet. ke-1,
http://ekonomikeadilan.wordpress.com/2011/08/05/ kajian-fiqh-muamalah-tentang-gadai-emas-syariah (14/03/2014, 20.30)
Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, 2006, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Cet 3, CV. Gaung Persada, Ciputat-Jakarta
Bank DKI Syariah, Reliable Banking Partner,
Ali Muhammad, Security, WawancaraPribadi, (Jakarta: 5 April 2014, 13:24)
Risa, Customer Service,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 09:24)
Bahrul Ulum, Branch Office,WawancaraPribadi, (Jakarta: 5Februari 2015, 10:30)
Hasil Wawancara
Nama : Risa
Jabatan : Customer Service
Tempat : Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati
Tanggal : Jakarta, 05 Februari 2015
1. Apa yang dimaskud dengan gadai emas syariah itu?
Jawab : gadai emas syariah adalah produk fasilitas pinjaman dari bank yang
diberikan kepada nasabah dengan jaminan atas emas dan kemudian bank memberikan
fasilitas yang terkait dengan nasabah gadai.
2. Apa saja alasan serta tujuan dikeluarkannya produk rahn (gadai emas syariah) pada
Bank DKI Syariah Fatmawati?
Jawab : pada Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati yang melatar belakangi alasa
dikeluarkan gadai emas ini adalah:
Ada kesepakatan “Universal” bahwa emas adalah logam mulia yang
dipersepsikan bernilai diseluruh dunia
Memiliki nilai yang tidak berubah hingga sekarang (tahan inflasi)
Emas memiliki manfaat emosional untuk dinikmati keindahannya.
Simbol status pada kultur masyarakat Indonesia.
Komoditi yang tidak terpengaruh fluktuasi pasar.
Dari sisi bisnis nilai emas kebal dengan inflasi yang mengakibatkan harga
emas tersebut semakin naik.
Dari sisi resiko bank akan aman karena liquiditas aman.
Tujuannya sendiri yaitu membantu pemerintah pemerintah dalam meningkatkan
pedagang kecil (UMKM) dalam pembiayaannya agar lebih mandiri dan sejahtera.
3. Akad apa saja yang dipakai dalam praktek gadai emas syariah pada Bank DKI
Syariah Fatmawati?
Jawab : Untuk mempermudah mekanisme perjanjian gadai antar rahin (pemberi
gadai) dan murtahin (penerima gadai), maka dapat menggunakan tiga akad perjanjian
masing-masing akad yang disetujui oleh kedua belah pihak, terdapat dalam
pernyataan perjanjian gadai emas Bank Syari’ah yaitu: Akad Qard, Akad Ijarah, Akad
Rahn.
4. Apa saja yang dapat membatalkan akad pembiayaan gadai emas anatara nasabah dan
Bank DKI Syariah Fatmawati?
Jawab : Yang dapat membatalkan akad pembiayaan gadai emas syariah yaitu apabila
nasabah tidak dapat memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan oleh Bank
5. Apa saja prosedur yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam mengajukan pembiayaan
gadai emas?
Jawab : Yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam mengajukan pembiayaan gadai
emas syariah yaitu membayar biaya admiministrasi dan ujroh, serta jaminan yang
diberikan oleh nasabah dan mengisi formulir.
6. Strategi apa saja yang digunakan Bank DKI Syariah Fatmawati dalam
mengembangkan produk gadai emas?
Jawab : Strategi yang digunakan Bank DKI Syariah Fatmawati dalam menjalankan
usaha gadai emas yaitu dengan aplikasi media promosi gadai emas pada Bank DKI
Syariah Fatmawati yaitu seperti media sosial dan juga pada non media seperti
dipromosikan kepusat lokasi keramaian, dan promosi kesetiap nasabah yang datang.
7. Strategi apa yang digunakan oleh Bank DKI Syariah dalam mekanisme Pembiayaan
Gadai Emas Syaraiah?
Jawab : Strategi yang digunakan oleh Bank DKI Syariah dalam mekanisme
pembiayaan gadai emas syariah yaitu dengan prinsip 5c. Charakter, Capacity, Capital,
Colleteral, dan Condition.
8. Strategi apa saja yang dilakukan Bank DKI Syariah untuk menarik minat nasabah?
Jawab : Strategi yang dilakukan oleh Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati untuk
menarik minat nasabah yaitu dengan cara proses cepat dan mudah, administrasi
murah, ujroh murah.
9. Apakah dalam operasionalnya produk gadai emas ini telah sesuai dengan Fatwa
Dewan Syariah Nasional (DSN)?
Jawab : proses operasional gadai emas syariah pada Bank DKI Syariah Fatmawati
telah memenuhi rukun, syarat dan ketentuan umum Gadai Syariah serta sesuai dengan
kaidah fiqih yang telah ada, tetapi masih banyak yang diperbaiki dan ditinjau kembali
berdasarkan fatwa dan ketentuan yang ada supaya gadai syariah tidak dianggap sama
dengan produk pegadaian konvensioanal.
10. Bagaimana cara mengiklankan produk gadai emas kepada masyarakat?
Jawab : Cara mengiklankan produk gadai emas syariah kepada masyarakat yaitu
dengan cara mengiklankan melalui media, seperti koran, spanduk, brosur, mengikuti
pameran dan cross seling.
11. Bagaimana cara menghitung taksiran nilai gadai emas syariah pada PT Bank DKI
Syariah Fatmawati?
Jawab : Cara menghitung taksiran nilai gadai emas syariah di Bank DKI Syariah
Fatmawati yaitu 90% dari harga Dasar Emas (LM) yang berlaku di Bank DKI.
12. Apa keunggulan produk gadai emas syariah dibandingkan dengan produk gadai
lainnya?
Jawab : Keunggulan dari produk gadai emas syariah yaitu, proses cepat, mudah dan
administrasi murah, ujroh murah.
13. Bagaimana proses pelelangan gadai emas syariah yang dilakukan oleh Bank DKI
Syariah Fatmawati?
Jawab : Sejauh ini Bank DKI Syariah Cabang Fatmawati belum pernah mengadakan
pelelangan, karena pembiayaan selalu lancar.
TTD
(.................................................)