mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan...
TRANSCRIPT
-
MEKANISME PERENCANAAN PENGADAAN SARANA DAN
PRASARANA YANG MENDUKUNG PENINGKATAN KINERJA GURU
DI MI. NURUL HUDA KECAMATAN PALMERAH JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mengadakan Penelitian Skripsi Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Nur Ifanny Ariestya
NIM. 11150182000019
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019
-
i
ABSTRAK
Nur Ifanny Ariestya (NIM 11150182000019), Mekanisme Perencanaan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Yang Mendukung Peningkatan Kinerja
Guru di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat . Skripsi
Program Strata satu (S1) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui ketepatan
mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kinerja guru di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik
pengumpulan data, yaitu : wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Variabel penelitian memiliki dua dimensi, yaitu : dimensi ketepatan
mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana dan dimensi kinerja
guru. Hasil penelitian menunjukkan dimensi ketepatan mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjukkan gambaran yaitu perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana dilakukan melalui metode yang bertahap, yaitu
dengan mekanisme membuat list barang, rapat, pemberian wewenang untuk
belanja barang, mekanisme pengiriman barang dan penempatan barang ketika
sudah di sekolah. Dari dimensi kinerja guru diperoleh gambaran bahwa
pembuatan RPP, pelaksanaan RPP, faktor pendukung dan penghambat, hasil yang
dicapai, dan pengembangan profesi. Dengan demikian, ketepatan mekanisme
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung kinerja guru di
MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah sudah berjalan baik. Saran bagi sekolah
ialah mampu meningkatkan pengadaan sarana dan prasarana lebih baik lagi,
supaya kinerja guru lebih maksimal dalam mengajar di kelas.
Kata Kunci : Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasana, Kinerja Guru
-
ii
ABSTRACT
Nur Ifanny Ariestya (NIM 11150182000019), Planning and Infrastructure
Planning Mechanisms that Support Teacher Performance Improvement in MI.
Nurul Huda Palmerah District, West Jakarta. Thesis Undergraduate Program
(S1) Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, 2019.
This study aims to describe and find out the accuracy of the planning
mechanism for the procurement of facilities and infrastructure that supports the
improvement of teacher performance in MI. Nurul Huda Palmerah District. The
research method used is descriptive qualitative method with data collection
techniques, namely: interviews, observation, and study documentation.
The research variable has two dimensions, namely: the dimensions of
the accuracy of the planning mechanism for the procurement of facilities and
infrastructure and the dimensions of teacher performance. The results of the study
show the dimensions of the accuracy of the planning mechanism for the
procurement of facilities and infrastructure to show a picture of the planning for
the procurement of facilities and infrastructure carried out through a gradual
method, namely by making a list of goods, meeting, giving authority to purchase
goods, delivery mechanism and placing the goods when it is already in school.
From the teacher performance dimensions, it is obtained that the making of lesson
plans, implementation of lesson plans, supporting and inhibiting factors, results
achieved, and professional development. Thus, the accuracy of the planning
mechanism for the procurement of facilities and infrastructure that supports
teacher performance in MI. Nurul Huda, Palmerah Sub-district has been going
well. Suggestions for schools are to be able to improve the provision of facilities
and infrastructure even better, so that teacher performance is more optimal in
teaching in the classroom.
Keywords: Planning for Procurement of Facilities and Prassas, Teacher
Performance
-
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur yang senantiasa penulis panjatkan kepada Allah
SWT atas berkat Rahmat, Anugrah dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penulisan skrispi ini sebagai syarat dalam mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir
zaman.
Selama proses penyelesaian skripsi ini penulis sadar banyak pihak yang
telah membantu dan membimbing penulis baik moral maupun materil kepada
penulis. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin M.Ag Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. H. Mu’arif SAM., M.Pd Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya kepada penulis skripsi.
5. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Siti Zahra Permatasari M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan yang
baik kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
8. Nurhamdi, S.Pd.I selaku kepala sekolah MI Nurul Huda yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian dan
memberikan informasi untuk melengkapi penulisan skripsi.
9. Guru-guru dan Staff Tata Usaha MI Nurul Huda yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan informasi mengenai ketepatan
-
iv
perencanaan pengadaan sarana prasarana yang mendukung peningkatan
kinerja guru.
10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Hairullah dan Ibu Nurmala, atas segala
doa, kasih sayang, motivasi, nasehat, dan dukungan moral maupun materil
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Adik-adik tercinta, Ilham Fadillah dan Keiyla sabriena yang telah
memberikan doa, kasih sayang, dan dukungan moral maupun materil
sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat karib Saudara Jakaria yang telah memberikan doa, motivasi,
kebahagiaan, dan kesadaran kepada penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
13. Sahabat kampus Mabest (Lae, Atika, Ebi, Eza, Umay, Ncul, Ajiz, Kiting,
Azzam, Abi, Boim, Ghufron, Ifa, Mahe, Towi, Azizah, Rere, Selfi) yang
telah meluangkan waktunya untuk sharing dan menemani penulis mencari
referensi untuk terselesaikannya skripsi ini.
14. MT. Raudhatul Istighfar yang telah memberikan doa dan dukungan moral
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Sahabat BG Narafa (novita, ayu, rahma) yang telah memberikan doa dan
dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
16. Sahabat Kepompong (Murna, Ayu, Tyas) yang telah memberikan doa dan
dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
17. Teman-teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2015 yang selalu
memberikan semangat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan masih minimnya ilmu yang dimiliki
penulis. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat. Akhir kata,
penulis mengucapkan maaf apabila dalam penyajian skripsi ini terdapat kesalahan
dan kekurangan.
Jakarta, 22 November 2019
Nur Ifanny Ariestya
-
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7
1. Manfaat Teoristis ............................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis ................................................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI .........................................................................................9
A. Kinerja Guru .................................................................................................... 9
1. Pengertian Kinerja Guru .................................................................................. 9
2. Prinsip Profesionalitas Guru .......................................................................... 10
3. Kompetensi Dasar Kinerja Guru.................................................................... 11
4. Indikator Kinerja Guru................................................................................... 13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .......................................... 15
-
vi
B. Sarana dan Prasarana ..................................................................................... 17
1. Pengertian Sarana dan Prasarana ................................................................... 17
2. Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana ............................................................ 19
3. Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana .................................................... 20
4. Jenis - Jenis Sarana dan Prasarana ................................................................. 22
5. Mekanisme Pengadaan Sarana dan Prasarana ............................................... 23
6. Perencanaan perlengkapan Sarana dan Prasarana ......................................... 25
C. Penelitian Relevan ......................................................................................... 26
D. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 31
B. Metode Penelitian .......................................................................................... 32
C. Sumber dan Jenis Data ................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 33
E. Kisi-kisi Instrumen ........................................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................37
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................... 37
1. Sejarah Singkat MI Nurul Huda .................................................................... 37
2. Visi dan Misi MI Nurul Huda ........................................................................ 37
3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Swasta .......................................................... 38
4. Keadaan Sarana dan Prasarana ...................................................................... 39
5. Struktur Organisasi MI Nurul Huda .............................................................. 42
6. Peserta Didik Tiga Tahun Terakhir MI. Nurul Huda ..................................... 43
B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................................... 43
1. Mekanisme Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana .......................... 44
-
vii
2. Kinerja Guru .................................................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................58
A. Kesimpulan .................................................................................................... 58
B. Saran .............................................................................................................. 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................63
BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................104
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ..................................................................................... 26
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian ...................................................................... 31
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Ketepatan Mekanisme Perencanaan
Pengadaan Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung Peningkatan
Kinerja Guru Di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat .... 33
Tabel 3.3 Daftar Ceklis Studi Dokumen ................................................................... 34
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Observasi Ketepatan Mekanisme Perencanaan
Pengadaan Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung Peningkatan
Kinerja Guru Di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat .... 36
Tabel 4.1 Data Penggunaan Tanah MI. Nurul Huda ................................................. 37
Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI. Nurul Huda Tahun
Pelajaran 2019/2020 ................................................................................. 38
Tabel 4.3 Data Sarana dan Prasarana MI. Nurul Huda ............................................. 39
Tabel 4.4 Peserta Didik MI. Nurul Huda .................................................................. 43
-
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .................................................................................. 30
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MI. Nurul Huda ..................................................... 42
-
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi ........................................................................ 64
Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................................... 65
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian .................................................................. 66
Lampiran 4 Lembar Uji Referensi ............................................................................ 67
Lampiran 5 Pedoman Wawancara ............................................................................ 83
Lampiran 6 Hasil Wawancara ................................................................................... 85
Lampiran 7 RPP (Rencana Perancangan Pembelajaran) .......................................... 96
Lampiran 8 Daftar Ceklis Studi Dokumen ............................................................... 99
Lampiran 9 Instrumen Observasi Ketepatan Mekanisme Perencanaan
Pengadaan Sarana dan Prasarana Yang Mendukung Kinerja Guru Di
MI. Nurul Huda ......................................................................................... 100
Lampiran 10 : Studi Dokumentasi Sarana dan Prasarana di MI. Nurul Huda
Kecamatan Palmerah ................................................................................ 102
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan menurut Roger A. Kauffman di dalam buku Nanang Fattah
ialah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu
seefisien dan seefektif mungkin.1
Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi
pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi, setiap
rencana mengandung dua unsur, yaitu : “tujuan dan pedoman”.2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengadaan ialah proses,
cara, perbuatan mengadakan, menyediakan.3
Pengadaan adalah suatu proses, penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien,
guna membantu tercapainya tujuan perusahaan.4
Menurut S. Nasution di dalam buku Sri Minarti manusia membutuhkan
pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Dalam kenyataannya, pendidikan telah mampu membawa manusia ke arah
kehidupan yang lebih beradab. Pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya
manusia, ketika manusia muncul di ranah itu pula pendidikan muncul.
Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi
1 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2003), H.49
2 H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah, ( Jakarta : PT. Bumi
Aksara, 2011), H. 93
3 https:///kbbi.web.id/pengadaan, Diakses Pada Senin, 23 Desember 2019, Pukul 15:43 WIB
4 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Semarang : PT. Pustaka Rizki
Putra, 2012), H. 55
https://kbbi.web.id/pengadaan
-
2
bagi bangsa yang sedang berkembang. Pembangunan hanya dipersiapkan
melalui pendidikan.5
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan
pendidikan sesuai yang diharapkan, tidak terlepas dari adanya peran guru
didalamnya. Hal ini dapat di mengerti karena guru merupakan unsur utama
yang melaksanakan kegiatan pokok dalam proses pembelajaran, peran tersebut
menuntut guru untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya, baik secara fisik
maupun non fisik seperti moral, intelektual dan kecakapan lain seperti
kecakapan dalam pengelolaan pembelajaran dengan baik.
Pada era globalisasi seperti sekarang, kita harus dituntut kesiapan yang
lebih matang dalam segala hal. Bidang pendidikan merupakan salah satu
andalan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan dilakukan sejak dari masa pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen : “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah” (Pasal 1 UU RI No. 14 : 2005).6
Dalam Undang-Undang No. 14 dijelaskan di dalam buku Supardi bahwa
: “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai peraturan perundang-undangan.7
Guru mempunyai tugas mendidik peserta didik sesuai norma-norma dan
nilai yang sesuai dengan agama. Guru harus mempunyai moral dan kepribadian
yang baik dikarenakan guru menjadi teladan bagi peserta didiknya dan dalam
masyarakat guru juga merupakan sosok yang pantas diteladani, untuk
5 Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Yogyakarta : Ar-Ruzz media, 2011), H. 247
6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, (Pasal
1 UU RI No. 14, 2005), H. 2
7 Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2013), H. 52
-
3
menjalankan tugas tersebut guru dituntut mampu menjalankan tugasnya dengan
baik.
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan
tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggung jawab atas peserta didik di
bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh
karena itu, kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di
madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru
selama melakukan aktivitas pembelajaran.8
Peran guru semakin penting dalam peningkatan mutu pendidikan, maka
guru perlu mendapatkan kepuasan kerjanya sehingga hal tersebut akan
berdampak baik bagi prestasi kerja, disiplin kerja dan kualitas kerja sehingga
akan menjadikan kinerja guru menjadi lebih baik.
Guru harus memahami beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar
anak, supaya tercipta proses belajar yang baik. faktor yang perlu diperhatikan
antara lain : kondisi fisik, sosio emosional dan organisasional. Semua faktor ini
harus difahami oleh guru agar tujuan KBM dapat tercapai dengan sebaik-
baiknya, atau setiap kegiatan belajar mengajar, baik yang sifatnya instruksional
maupun tujuan pengiring akan dapat dicapai secara optimal.9
Pengaturan metode, strategi, dan kelengkapan dalam pengajaran adalah
bagian dari kegiatan manajemen pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru.
untuk mewujudkan manajemen kelas di Sekolah Dasar, lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya
intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pengajaran.10
Walaupun keberadaan dan kelengkapan sarana dan prasarana dirasa
sangat penting, lembaga pendidikan perlu memenuhi kebutuhan sarana dan
prasarana tersebut, hal ini disebabkan karena untuk menunjang kinerja guru
8 Ibid, H. 54
9 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI ( Bab V : Drs. Ade Rukmana dan Asep Suryana),
Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), H. 104
10 Ibid, H. 103
-
4
dalam KBM ataupun PBM, Semakin lengkap dan memadai sarana
pembelajaran yang dimiliki sebuah sekolah maka akan memudahkan guru
dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidikan. Bahkan jika sarana
dan prasarana yang ada di sekolah tidak dikelola dengan baik, akibatnya sarana
dan prasarana menjadi rusak, dan membuat para pelajar enggan untuk
menggunakannya.
Oleh karena itu, agar sarana dan prasarana dapat memberikan kontribusi
yang efektif dan efisien dalam meningkatkan kinerja guru, sekolah harus dapat
menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarananya. Jika suatu sekolah
kurang memperhatikan kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, maka
kinerja guru pun akan berpengaruh terutama kinerja guru pada proses belajar
mengajar di kelas. Kelengkapan sarana dan prasarana sebagai salah satu
penunjang keberhasilan pendidikan, seringkali menjadi kendala dalam proses
penyelanggaraan pendidikan di sekolah.
Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang ketentuan sarana dan prasarana
untuk tingkat MI/SD sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut :
a) ruang kelas, b) ruang perpustakaan, c) Laboraturium IPA, d) ruang
pimpinan, e) ruang guru, f) tempat beribadah, g) ruang UKS, h) jamban, i)
gudang, j) ruang sirkulasi, j) tempat bermain/berolahraga.11
Jika melihat pada kenyataan yang ada, di mana sarana dan prasarana
pendidikan tidak dapat menunjang kinerja guru karena pengadaan sarana dan
prasarana yang tidak diperhatikan dengan baik, banyak juga sekolah yang
sarana dan parasarana pendidikannya sudah cukup memadai namun karena
kurangnya melakukan perencanaan terhadap fasilitas sekolah tersebut, maka
masih kurangnya terhadap pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi atau bahkan menghambat kinerja guru dalam
menyampaikan informasi atau ilmunya kepada anak didiknya di dalam proses
belajar mengajar di kelas. Berdasarkan kondisi tersebut, lembaga pendidikan
harusnya mampu merencanakan pengadaan sarana dan prasarana dengan baik.
11 Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang ketentuan sarana dan prasarana untuk tingkat
MI/SD, h. 8
-
5
Selain itu, masalah-masalah yang sering terjadi di sekolah terkait dengan
sarana dan prasarana pendidikan adalah masalah pengadaan. Banyak sekolah
yang tidak mampu mengadakan sarana dan prasarana pendidikan sehingga
sarana dan prasarana tersebut mempengaruhi kinerja guru dalam proses belajar
mengajar, seperti kurangnya bahan ajar untuk pegangan guru ketika mengajar
di kelas maka dari itu kinerja guru pun kurang maksimal dalam mengajar di
kelas. Hal ini tentunya akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar
yang ada di sekolah. Kurangnya pengadaan sarana dan prasarana di sekolah
disebabkan karena kurangnya perencanaan pengadaan sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, sekolah harus bisa merencanakan dan mengadakan
sarana dan prasarana dengan baik. salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kinerja guru adalah dengan memfasilitasi atau melengkapkan
kebutuhan ajar guru di kelas, jika sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh
guru memadai maka kinerja guru pun akan baik dan proses belajar mengajar
pun akan berjalan dengan efektif dan efisien.
Peneliti memilih MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat
sebagai objek penelitian karena selain sebagai sekolah yang bercirikan islam,
sarana dan prasarana yang ada sudah dapat dikatakan baik dan memadai dalam
menunjang kinerja guru terkhususnya kinerja guru dalam proses belajar dan
mengajar. Namun nyatanya beberapa guru ada yang belum maksimal karena
jika sarana dan prasarana tidak memadai, maka guru harus mencari alternatif
untuk sarana tersebut.12
Oleh karena itu keberadaan sarana dan prasarana akan mempengaruhi
kinerja guru, karena apabila sarana dan prasarana tidak memadai maka kinerja
guru juga akan mengalami kendala. Berdasarkan latar belakang di atas maka
peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Mekanisme
Perencanaan Pengadaaan Sarana Dan Prasarana yang Mendukung
Peningkatan Kinerja Guru di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah
Jakarta Barat”.
12 Hasil Wawancara dengan Ustadzah Laela Fajriyah, guru wali kelas IV MI. Nurul Huda Kec. Palmerah, pada hari senin, 21 Oktober 2019
-
6
B. Identifikasi Masalah
Pada manajemen pengadaan sarana dan prasana dalam meningkatkan
kinerja guru terdapat beberapa komponen yang perlu diamati untuk
mengetahui berbagai ketercapaian dari kegiatan tersebut. Terkait
pelaksanaan penelitian maka identifikasi yang ditemukan pada saat studi
pendahuluan adalah sebagai berikut :
a. Kurangnya jumlah sarana dan prasarana pendidikan
b. Rendahnya Kualitas sarana dan prasarana
c. Rendahnya pemeliharaan sarana dan prasarana
d. Terbatasnya dana untuk sarana dan prasarana
e. Terbatasnya dukungan sarana dan prasarana
f. Lemahnya mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana
g. Rendahnya kinerja guru
h. Kurangnya motivasi dalam bekerja guru
i. Kurangnya disiplin guru
j. Rendahnya kompensasi dasar guru
k. Terbatasnya akses mendapatkan diklat.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang terdapat di MI. Nurul Huda Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat, maka dalam penelitian ini dibatasi pada :
a. Masalah lemahnya mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
b. Masalah rendahnya kinerja guru.
D. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka dapatlah dirumuskan menjadi
“Bagaimana mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kinerja guru di MI. Nurul Huda Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat ?”.
-
7
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena tentang “Mekanisme
Perencanaan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung Peningkatan
Kinerja Guru Di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat”.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya yaitu
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoristis
a. Sebagai acuan dalam pengembangan teori untuk lebih mengetahui
mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kinerja guru di MI. Nurul Huda Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat.
b. Dapat memberikan masukan pengembangan ilmu pengetahuan dan
memperkaya kajian ilmu pendidikan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kinerja guru terutama bagi mahasiswa
manajemen pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk peneliti, sebagai bahan referensi untuk mendeskripsikan
mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang
mendukung peningkatan kinerja guru di MI. Nurul Huda Kecamatan
Palmerah Jakarta Barat.
b. Untuk kepala sekolah, sebagai masukan dalam upaya mekanisme
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kinerja guru di MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah
Jakarta Barat.
-
8
c. Untuk guru, dapat dijadikan motivasi untuk mengembangkan kinerja
guru.
d. Untuk calon pendidik (mahasiswa jurusan kependidikan) yaitu dapat
mempersiapkan diri dan beradaptasi dengan peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru.
e. Untuk masyarakat agar dapat menghargai dan mengapresiasi serta
menjunjung tinggi martabat guru atas dasar prestasinya.
-
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Husaini Usman menyatakan, kinerja adalah produk yang dihasilkan oleh
seorang pegawai dalam satuan waktu yang telah ditentukan dengan kriteria
tertentu pula. Produknya dapat berupa layanan jasa dan barang. Satuan waktu
yang ditentukan bisa satu tahun, dua tahun, bahkan lima tahun atau lebih.
Kriteria ditentukan oleh persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak
berwenang yang mengadakan penilaian kinerja.13
Peningkatan terhadap kinerja guru di Madrasah perlu dilakukan baik
oleh guru sendiri melalui motivasi yang dimilikinya maupun pihak kepala
madrasah melalui pembinaan-pembinaan. Menurut Bernardin dan Russel,
istilah “Kinerja” dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata
performance. Performance didefinisikan “Performance is defined as the record
of out – comes produced on a specified job function or activity during a
specified time period”. Definisi ini bermakna kinerja adalah catatan tentang
hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegitan
tertentu selama kurun waktu tertentu pula.14
Kinerja guru menurut Samsudin di dalam buku Barnawi dan
Mohammad Arifin ialah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai
seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan.15
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya
kinerja ialah hasil kerja yang dihasilkan oleh seorang pegawai dalam satuan
waktu tertentu. Kinerja juga mengarah pada suatu usaha yang dilakukan dalam
13 Husaini,Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Yogyakarta : PT. Bumi
Aksara, 2010), H. 489
14
Op. Cit. Supardi, Kinerja Guru, H. 53
15
Barnawi & Mohammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan, & Penilaian Kinerja
Guru Profesional, (Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), H. 12
-
10
rangka mencapai prestasi yang lebih baik. kinerja guru dapat ditingkatkan
melalui motivasi yang dimiliki guru ataupun pembinaan yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah. Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil kegiatan atau
pekerjaan tertentu selama kurun waktu tertentu pula. Kinerja guru merupakan
prestasi yang dapat dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar kompetensi guru dan
kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut.
2. Prinsip Profesionalitas Guru
Menurut Kunandar, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan
khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang di tekuni
untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang
mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan
pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan
efisien serta berhasil guna.16
Menurut Slameto, dalam proses belajar mengajar, guru harus
mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas
belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan.17
Kriteria profesionalisme guru meliputi kemampuan: menguasai bahan,
mengelola PBM, mengelola kelas, mengelola media atau sumber, menguasai
landasan kependidikan, mengenal interaksi belajar mengajar, menilai prestasi
siswa, mengenal fungsi dan program pelayanan BP, dan mengenal administrasi
sekolah.18
Profesionalisme guru merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
ditunda-tunda lagi, seiring dengan dengan semakin meningkatnya persaingan
yang semakin ketat dalam era globalisasi, sesuai dengan kapasitas yang
16 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam sertifikasi Guru, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), H. 46
17
Slameto, Belajar & Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010),
H. 97
18
Yusutria, Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia,
(Jurnal Curricula : Vol 2, No. 1, 2017), H. 40
-
11
dimilikinya agar dapat berperan secara maksimal, termasuk guru sebagai
sebuah profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian tersendiri.
Profesionalisme tidak hanya karena factor tuntutan dari perkembangan zaman,
tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu keharusan bagi setiap individu
dalam kerangka perbaikan kualitas hidup manusia.19
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
guru yang profesional ialah guru yang memiliki keahlian dan kewenangan
dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat memberikan pengajaran dengan
efektif dan efisien. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman di bidang pengajarannya,
dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki prinsip yang
profesionalitas. Karena guru sebagai ujung tombak dalam dunia pendidikan.
Selain itu, guru juga mempunyai peranan yang penting guna suksesnya
kegiatan proses belajar mengajar. Profesionalitas guru telah berkembang kepada
kesadaran publik bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan formal. Tidak ada
pendidikan yang bermutu, tanpa kehadiran guru yang profesional dengan jumlah
yang mencukupi. Karena banyak kemampuan yang harus dimiliki guru, guna agar
berjalan dengan efektifnya Proses Belajar Mengajar (PBM) di kelas.
Profesionalisme guru bukan lagi suatu kebutuhan yang harus dimiliki guru,
akan tetapi semakin meningkatnya persaingan yang sangat ketat dalam era
globalisasi, maka kapasitas yang dimiliki seorang guru harus berperan sangat
maksimal. Guru hendaknya mampu membantu setiap siswa secara efektif yang
dapat dipergunakan berbagai kesempatan belajar dan berbagai sumber serta
media belajar.
3. Kompetensi Dasar Kinerja Guru
Menurut Syaiful Sagala, kompetensi adalah kelayakan untuk
menjalankan tugas, kemampuan sebagai satu faktor bagi guru, oleh karena itu
19 Ibid, H. 40
-
12
kualitas dan produktifitas kerja guru harus mampu memperlihatkan perbuatan
profesional yang bermutu. 20
Kompetensi guru menurut Cogan di dalam buku Syaiful Sagala ialah
guru harus mempunyai : 1) kemampuan untuk memandang dan mendekati
masalah-masalah pendidikan dan perspektif masyarakat global, 2) kemampuan
untuk bekerja sama dengan orang lain secara koperatif dan bertanggung jawab
sesuai dengan peranan dan tugas dalam masyarakat, 3) kapasitas kemampuan
berpikir secara kritis dan sistematis, 4) keinginan untuk selalu meningkatkan
kemampuan intelektual sesuai dengan tuntutan jaman yang selalu berubah
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.21
Menurut Jejen Musfah bahwa kompetensi merupakan seseorang yang
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat diwujudkan dalam
hasil kerja nyata yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Ketiga aspek
kemampuan ini saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik
dan mental serta spiritual seseorang besar pengaruhnya terhadap produktivitas
kerja seseorang, maka tiga aspek ini harus dijaga pula sesuai standar yang
disepakati.22
Seorang guru harus memiliki 4 kompetensi, yang dimana kompetensi
tersebut akan menjamin bahwa guru tersebut ialah guru yang profesional.
Berikut ini 4 kompetensi kinerja guru, yaitu :
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik guru perlu diiringi dengan kemampuan guru
untuk memahami karakteristik peserta didik, baik berdasarkan aspek moral,
emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru
harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena
peserta didik memiliki karakter, sifat, dan minat yang berbeda.
20 Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, (Bandung : Alfabeta, 2013), H. 209
21
Ibid, H. 209
22 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik,(Jakarta : Prenada Media Group, 2011), H. 29
-
13
b. Kompetensi Kepribadian
Guru harus memiliki sikap kepribadian yang mantap, sehingga mampu
menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Guru harus mengarahkan
peserta didik dengan tata nilai, yaitu tata nilai termasuk norma, moral,
estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik peserta didik
sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
c. Kompetensi Sosial
Guru perlu memiliki kompetensi sosial dalam rangka mendukung
efektivitas pelaksanaan proses pembelajaran. Melalui kemampuan tersebut,
maka hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan harmonis.
Kompetensi sosial perlu dibangun beriringan dengan kompetensi guru
dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa
yang menyenangkan.
d. Kompetensi Profesional
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas berkenaan dengan bidang
studi atau subjek matter yang akan diajarkan serta penguasaan didaktik
metodik dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih
model, strategi, dan metode yang tepat serta mampu menerapkan dalam
kegiatan pembelajaran. 23
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya guru
yang profesional adalah guru yang sudah terdidik dan terlatih dan guru yang
memahami bidang atau mata pelajaran yang diampunya. Seorang guru dapat
dikatakan guru profesional jika guru tersebut memiliki keempat kompetensi
kinerja guru. Dengan adanya kompetensi kinerja guru, maka guru pun layak
mengajar dan dapat dikatakan sebagai guru yang profesional.
4. Indikator Kinerja Guru
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) di dalam buku Ismail
Nawawi Uha, Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif
23 Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran : Cerdas, Kreatif,
dan Inovatif, (Bandung : Alfabeta, 2015), H. 15-18
-
14
yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan, yang akan menjadi suatu dasar yang akan dihitung dan diukur serta
digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap setelah kegiatan selesai
dan berfungsi.24
Terdapat tujuh indikator kinerja yang digambarkan oleh Hersey,
Blanchard, dan Johnson yang terdapat di dalam buku Manajemen Kinerja yang
ditulis oleh Wibowo dengan penjelasan sebagai berikut : (a) Tujuan : Tujuan
menunjukkan arah ke mana kinerja harus dilakukan. (b) Standar : Standar
merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa
standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai. (c) Umpan Balik :
Umpan Balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. (d) Alat atau Sarana :
Alat atau sarana merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. (e)
Kompetensi : Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. (f)
Motif : motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu. (g) Peluang.25
Menurut Uno & Lamatenggo di dalam jurnal pendidikan manajemen
perkantoran Vol. 1, No. 1, Agustus 2016. Kinerja seseorang (termasuk guru)
dapat diukur melalui lima indikator berikut: (1) Kualitas kerja. Indikator ini
berkaitan dengan kualitas kerja guru dalam menguasai seagala sesuatu
berkaitan dengan persiapan perencanaan program pembelajaran dan penerapan
hasil penelitian dalam pembelajaran di kelas. (2) Kecepatan/ketetapan kerja.
Indikator ini berkaitan dengan ketepatan kerja guru dalam menyesuaikan
materi ajar dengan karakteristik yang dimiliki peserta didik dan penyelesaian
program pengajaran sesuai dengan kalender akademik. (3) Inisiatif dalam
kerja. Indikator ini berkaitan dengan inisiatif guru dalam penggunaan model
pembelajaran yang variatif sesuai materi pelajaran dan penggunaan berbagai
inventaris sekolah dengan bijak. (4) Kemampuan kerja. Indikator ini berkaitan
24 Ismai Nawawi Uha, Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja, (Jakarta : Kencana,
2013), H. 240
25
Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 2016), Edisi kelima, H. 86-88
-
15
dengan kemampuan guru dalam memimpin keadaan kelas agar tetap kondusif,
pengelolaan kegiatan belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar peserta
didik. (5) Komunikasi. Indikator ini berkaitan dengan komunikasi yang
dilakukan guru dalam proses layanan bimbingan belajar dengan siswa yang
kurang mampu mengikuti pembelajaran dan terbuka dalam menerima masukan
untuk perbaikan pembelajaran.26
Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya
indikator kinerja guru adalah suatu tolak ukur yang mejadikan suatu dasar
untuk menghitung atau menilai tingkat kinerja yang sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut La Ode Ismail Ahmad di dalam Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1,
Juni 2017, mengemukakan bahwasanya faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru itu dapat digolongkan ke dalam 2 macam, yaitu : a) Faktor dari
dalam diri (Intern) yang meliputi : 1) Kecerdasan, 2) Keterampilan dan
Kecakapan, 3) Bakat, 4) Kemampuan dan Minat, 5) Motif, 6) Kesehatan, 7)
Kepribadian, 8) Cita-cita dan Tujuan dalam bekerja. b) Faktor dari Luar dari
(Ekstern) yang meliputi : 1) Lingkungan keluarga, 2) Lingkungan kerja, 3)
Komunikasi dengan Kepala Sekolah, 4) Sarana dan Prasarana, 5) Kegiatan
guru di kelas.27
Menurut Ondi Saondi dan Aris Suherman menyatakan, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru, antara lain : (a) kepribadian dan dedikasi, (b)
pengembangan profesi, (c) kemampuan mengajar, (d) komunikasi, (e)
hubungan dengan masyarakat, (f) kedisiplinan, (g) kesejahteraan, dan (h) iklim
kerja..28
26 Koswara dan Rasto, Kompetensi dan Kinerja Guru Berdasarkan Sertifikasi Profesi, (Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol. 1, No. 1, Agustus 2016), H. 62
27
La Ode Ismail Ahmad, Konsep Penilaian Kinerja Guru dan Faktor yang Mempengaruhinya,
(Jurnal Idaarah, Vol. I, No. 1, Juni 2017) , H. 138-139
28
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan, (Bandung : PT. PT. Refika
Aditama, 2012), H. 24-45
-
16
Menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara dalam bukunya Fatah Syukur
ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru, yaitu :
a) Faktor kemampuan, secara umum kemampuan dibagi menjadi 2
yaitu, kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (Knowladge
dan skill). Seorang guru seharusnya memiliki kedua kemampuan
tersebut agar mampu mengajar dalam mata pelajaran ampuannya, b)
faktor motivasi, sikap motivasi terbentuk dalam menghadapi situasi
kerja. Motivasi guru sangatlah penting karena untuk mencapai visi dan
misi institusi pendidikan.29
Menurut Ahmad Susanto banyak faktor yang mempengaruhi
terbangunnya suatu kinerja profesional, termasuk kinerja guru yang di
dalamnya berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, internal
maupun eksternal. Faktor internal yang yang mempengaruhi misalnya sistem
kepercayaan menjadi pandangan hidup seorang guru. Faktor ini sagat besar
pengaruhnya yang ditimbulkan dan bahkan yang paling berpotensi bagi
pembentukan etos kerjanya. Meskipun dalam realitasnya etos kerja seseorang
tidak semata-mata tergantung pada nilai-nilai agama atau sitem kepercayaan
dan pandangan teologis yang dianutnya, tetapi pengaruh pendidikan, informasi,
dan komunikasi juga bertanggung jawab bagi pembentukan suatu kinerja. 30
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya kinerja
adalah kewibawaan seorang pemimpin yang mana dapat mempengaruhi kinerja
seseorang. Sifat-sifat atau keterampilan seorang pemimpin dan perilaku serta
fleksibilitas pemimpin. Dengan ketiga faktor-faktor tersebut maka dapat
dikatakan bahwasanya ketiganya sudah mampu dalam mempengaruhi kinerja
seseorang menjadi lebih efektif dan efisien. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja guru di sekolah adalah pimpinan (Kepala Sekolah) dan
sarana dan prasarana yang memadai, guna untuk memfasilitasi ketika Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) sedang berlangsung. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru sangatlah beragam. Dari adanya faktor
kemampuan, faktor motivasi, kewibawaan, sifat-sifat atau ketrampilan,
29 Op.Cit, Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang : PT.
Pustaka Riski Putra, 2012), H. 132
30
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2016), H. 73
-
17
perilaku dan fleksibilitas pemimpin, faktor dalam diri (Intern) seorang guru
dan faktor dari luar (Ekstern) seorang guru, komunikasi, iklim kerja, dan
pengembangan profesi.
B. Sarana dan Prasarana
1. Pengertian Sarana dan Prasarana
Pendidikan berkualitas memerlukan tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat
dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud prasarana pendidikan fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju
sekolah.31
Menurut Wahyuningrum di dalam buku Yeti Heryati, dalam konteks
pendidikan, sarana dan prasarana adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, yang
secara langsung ataupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tujuan
pendidikan.32
Sarana dan prasarana pendidikan di dalam bukunya Barnawi & M.
Arifin adalah Sarana pendidikan ialah semua perangkat peralatan, bahan, dan
perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan ialah semua perangkat kelengkapan
dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana
31 Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Manajemen Pendidikan : Analisis dan Solusi
Terhadap Kinerja Manajemen Kelas dan Strategi Pengajaran yang efektif, (Jakarta : PT.
Prestasi Pustakarya, 2012), H. 267
32
Yeti Heryati dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, (Bandung : CV
Pustaka Setia, 2014), H. 196
-
18
bersifat langsung, dan prasarana tidak besifat langsung dalam menunjang
proses pendidikan.33
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai
segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang
secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.34
Menurut E. Mulyasa, manajemen sarana dan prasarana pendidikan
bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat
memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan.35
Menurut Ketentuan Umum Permendiknas NO. 24 Tahun 2007, sarana
adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan
prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah.36
Sarana dan prasarana adalah kegiatan untuk mempersiapkan segala
peralatan atau material bagi terselenggaranya proses belajar mengajar. Sarana
dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak
yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar,
baik secara langsung maupun tidak langsung.37
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan
sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga
pelaksana, dan sarana prasarana.38
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang
digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah (bersifat langsung).
33 Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogyakarta : Ar-Ruzz
Media, 2012), H. 47
34
Ibid, H. 48
35 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012), H. 49-50
36
Pemendiknas No. 24 tahun 2007
37
Rohiat, Manajemen Sekolah : Teori Dasar dan Praktik, (Bandung : PT. Refika Aditama,
2009), H. 26
38
Op. Cit, Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI ( Bab V : Drs. Ade Rukmana dan Asep
Suryana), Manajemen Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2010), H. 203
-
19
Sedangkan prasarana pendidikan adalah perangkat yang melengkapkan dasar
dalam pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (bersifat tidak langsung). Jika
ketersediaan sarana dan prasarana terpenuhi dengan baik maka pendidikan pun
akan berjalan dengan baik. sarana dan prasarana dapat berguna untuk
menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung
maupun tidak langsung di dalam suatu lembaga dan untuk menyelenggarakan
kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Prinsip-Prinsip Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana memiliki prinsip-prinsip yang harus dipegang
dalam melaksanakan manajemen sarana dan prasarana. Menurut Hunt Pierce
dalam bukunya Barnawi & M. Arifin dengan judul Manajemen Sarana &
Prasarana Sekolah, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana
sekolah sebagai berikut : a) Lahan bangunan dan perlengkapan perabot
menggambarkan cita dan citra masyarakat, b) perencanaan lahan bangunan
merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan pertimbangan suatu tim
ahli, c) lahan bangunan disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak-anak
didik, d) lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah serta
alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan serta kegunaan atau
manfaat, e) penanggung jawab harus membantu program sekolah secara
efektif, f) penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk
mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif, g) penanggung jawab harus
mampu memelihara dan menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya,
sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan,
dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat, h) penanggung
jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan
kepadanya, melainkan harus memerhatikan seluruh keperluan alat-alat
pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didiknya.39
39 Op.Cit, Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, (Jogyakarta : Ar Ruzz Media, 2012), H. 82-83
-
20
Agar program pendidikan bisa tercapai dengan baik ada beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah.40
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1) Prinsip pencapaian tujuan, yaitu pada dasarnya manajemen perlengkapan
sekolah dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan
kondisi siap pakai.
2) Prinsip efisiensi, dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati,
sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang
relatif murah.
3) Prinsip Administratif, yaitu setiap penanggung jawab pengelolaan
perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-
undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang
diperkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
4) Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu semua tugas dan tanggung jawab
semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.
5) Prinsip Kekohesifan, berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah
hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat
kompak.41
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya sekolah
harus memiliki prinsip-prinsip dalam sarana dan prasarana agar program
pendidikan yang ada di sekolah dapat berjalan dengan baik atau dapat berjalan
denga efektif dan efisien.
3. Tujuan dan Manfaat Sarana dan Prasarana
Menurut Sri Minarti, tujuan dasar diadakannya perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan adalah a) untuk menghindari terjadinya
40 Prastyawan, Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan, (AL HIKMAH Jurnal Studi
Keislaman, Volume 6, Nomor 1, Maret 2016), H. 42
41
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, ( Jakarta : PT.
Bumi Aksara, 2008), H. 5-6
-
21
kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, b) untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya.42
Menurut Yeti Heryati, tujuan standar sarana dan prasarana pendidikan,
yaitu : a) mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai
lingkungan belajar ataupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan
peserta didik dapat mengembangkan kemampuan belajarnya semaksimal
mungkin, b) menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi dalam pembelajaran.43
Sementara Wahyu Sri Ambar menyebutkan sarana dan prasarana
pendidikan bertujuan memberikan sistematika kerja dalam mengelola
pendidikan berupa sarana dan prasarana, sehingga tugas-tugas
operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.44
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya
perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, yaitu : a)
membantu dalam menentukan tujuan, b) menetukan langkah-langkah yang
akan dilakukan, c) menghilangkan ketidakpastian, d) dapat dijadikan suatu
pedoman agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.45
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya tujuan
dan manfaat diadakannya sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk
memberikan fasilitas belajar bagi siswa dengan baik dan untuk meningkatkan
keefektifan belajar bagi siswa agar siswa mampu lebih meningkatkan
kemampuan belajarnya dengan semaksimal mungkin yang didukung oleh
kelengkapan sarana dan prasarana sekolah, bukan hanya siswa yang dapat
merasakan dari adanya tujuan sarana prasarana sekolah, tetapi guru pun
merasakannya, yaitu dengan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah maka
guru dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga tugas-tugas operasional
42 Op.Cit, Sri Minarti, Manajemen Sekolah, ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), H. 252
43
Op.Cit, Yeti Heryati dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, H. 200
44
Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, (Jakarta : CV.
Multi Karya Mulia, 2007), H. 8
45
Op.Cit, Sri Minarti, Manajemen Sekolah, H. 253
-
22
kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien demi mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh sekolah atau pihak sekolah.
4. Jenis - Jenis Sarana dan Prasarana
Sehubungan dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi
beberapa macam sarana pendidikan yaitu :
Menurut Sri Minarti, jika ditinjau dari habis tidaknya dipakai ada dua
macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan
sarana pendidikan yang tahan lama.46
Menurut Sri Ambar, ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat
digunakan, ada dua macam yaitu barang-barang yang bergerak ialah barang
habis pakai dan barang tidak habis pakai. Barang-barang yang tidak bergerak
ialah tanah dan bangunan.47
Prasarana pendidikan menurut Sri Minarti, bisa diklasifikasikan menjadi
dua macam. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk
proses belajar mengajar. Kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya
tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung dapat
menunjang terjadinya proses belajar mengajar.48
Menurut Yeti Heryati, fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat
digolongkan sebagai berikut : a) ditinjau dari fungsinya terhadap PBM
(berfungsi tidak langsung dan berfungsi langsung), b) ditinjau dari jenisnya
(fasilitas fisik atau fasilitas material, fasilitas non fisik), c) ditinjau dari sifat
barangnya (barang bergerak, barang habis pakai, barang tidak habis pakai, dan
barang tidak bergerak).49
Jenis-jenis prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut : a) prasarana pendidikan yang
secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, b) prasarana sekolah
46 Ibid, H. 255
47
Op.Cit, Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, H. 28-29
48
Op.Cit, Sri Minarti, Manajemen Sekolah, H. 256
49
Op.Cit, Yeti Heryati dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan, H. 197-199
-
23
yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi
secara tidak langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar.50
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwasanya sarana
pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu a) habis tidaknya
dipakai, b) bergerak tidaknya pada saat digunakan, c) hubungannya dengan
proses belajar mengajar. Yang berhubungan dengan proses belajar mengajar,
yakni sarana pendidikan langsung dan sarana pendidikan tidak langsung.
Prasarana pendidikan terbagi menjadi dua, prasarana pendidikan langsung dan
prasarana tidak langsung. Guna untuk menunjang program pendidikan. Adapun
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam, yaitu : a) sarana prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan
untuk proses belajar mengajar, b) prasarana sekolah yang keberadaannya tidak
digunakan namun keberadaannya sangat menunjang untuk proses belajar
mengajar.
5. Mekanisme Pengadaan Sarana dan Prasarana
Menurut Dr. Matin, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah
kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Dalam konteks persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan
dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan.51
Menurut Wahyu Sri Ambar, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan dengan cara
50 Ibid, H. 199
51
Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan konsep dan
aplikasinya, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2016), H. 21
-
24
menghadirkan yang tidak ada menjadi ada sarana dan prasarana pendidikan
dengan hasil perencanaan.52
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilaksanakan dengan
cara sebagai berikut : a) Pembelian, b) Pembuatan sendiri, c) Penerimaan
Hibah atau Bantuan, d) Pinjaman, e) Pendaurulangan.53
Menurut martin dan Nurhattati Fuad, pengadaan sarana dan prasarana
memiliki delapan alternatif, yaitu : 1) membeli, 2) membuat sendiri, 3) bantuan
atau hibah, 4) menyewa, 5) meminjam, 6) mendaur ulang, 7) menukar, dan 8)
memperbaiki atau merekonstruksi kembali.54
Menurut permendiknas No. 24/ 2007. Pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur atau mekanisme sebagai
berikut : a) menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana, b)
mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, c) membuat
proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada pemerintah
bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi pihak swasta, d) bila disetujui
maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari
pihak yang dituju, e) setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan
prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan
sarana dan prasarana tersebut.55
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwasanya
pengadaan sarana dan prasarana adalah kegiatan penyediaan semua jenis
sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Dengan adanya pengadaan sarana dan prasarana sekolah maka
persediaan yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar mengajar akan berjalan
dengan efektif dan efisien. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
mengacu pada permendiknas No. 24 tahun 2007 yang kegunaannya atau
52 Op.cit, Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, H. 46
53
Ibid. H. 48
54
Op. Cit, Matin dan Nurhattati Fuad, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan konsep
dan aplikasinya, H. 22
55
Op.cit, Wahyu Sri Ambar Arum, Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan, H. 49
-
25
fungsinya harus disesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaannya
dan mempertimbangkan hasilnya di masa depan.
6. Perencanaan perlengkapan Sarana dan Prasarana
Menurut Sedarmayanti di dalam buku manajemen perkantoran,
perencanaan dalam arti seluas-luasnya, adalah suatu proses mempersiapkan
secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh sebab itu pada
hakekatnya perencanaan hendaknya selalu ada dalam setiap kegiatan usaha
manusia.56
Sedangkan Menurut Wina Sanjaya, perencanaan berasal dari kata
rencana, yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai
dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta
dokumen yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika kita merencanakan, maka
pola pikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara efektif
dan efisien.57
Pendapat lain dari Hamzah B. Uno, perencanaan yakni suatu cara yang
memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang
terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.58
Dalam perumusan yang lain Ibrahim Bafadal menjelaskan keefektifan
suatu perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat dinilai atau
dilihat dari seberapa jauh pengadaannya itu dapat memenuhi kebutuhan
perlengkapan di sekolah dalam periode tertentu. Apabila pengadaan
56 Sedarmayanti, Manajemen Perkantoran, ( Bandung : Mandar Maju, 2001), H. 102-103
57
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2011) H.
23-24
58
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2010), H. 2
-
26
perlengkapan itu betul-betul sesuai dengan kebutuhannya. Berarti perencanaan
pengadaan perlengkapan disekolah itu betul-betul efektif.59
Lebih lanjut Ibrahim Bafadal menguraikan tentang beberapa
karakteristik esensial perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, yaitu
sebagai berikut : (1) Perencanaan perlengkapan sekolah itu merupakan proses
menetapkan dan memikirkan, (2) Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan
sekolah adalah upaya memenuhi sarana dan prasarana pendikan yang
dibutuhkan sekolah, (3) Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah
efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah. (4)
perencanaan perlengkapan sekolah harus memenuhi prinsip-prinsip : (a)
perencanaan perlengkapan sekolah harus betul-betul merupakan proses
intelektual, (b) perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi
komprehensif mengenai masyarakat sekolah dan kemungkinan
pertumbuhannya, serta prediksi populasi sekolah, (c) perencanaan
perlengkapan sekolah harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran, (d)
visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan rinci, baik
jumlah, jenis, merek, dan harganya.60
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwasanya
perencanaan perlengkapan harus memikirkan dan menetapkan kebutuhan
perlengkapan yang dibutuhkan baik berupa sarana maupun prasarana
pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu.
C. Penelitian Relevan
Dalam skripsi ini, penulisan penelitian relevan akan diuraikan dengan
tabel, berdasarkan sumber yang penulis temui :
Tabel 2.1 Penelitian Relevan
No Nama Tahun Judul Universitas Hasil Penelitian
1 Ferli
Ummul
2013 Manajemen Sarana
Prasarana Dalam
Universitas
Islam Negeri
Pada penelitian ini
difokuskan kepada
59 Op.Cit, Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya, H. 27
60
Ibid, H. 27
-
27
Muflihah Meningkatkan
Proses
Pembelajaran Di
Mtsn Sleman KAB
Sleman Di
Maguwoharjo
Yogyakarta
Sunan Kalijaga
Yogyakarta
manajemen sarana
prasarana dalam
meningkatkan proses
pembelajaran, metode
yang digunakan adalah
metode kualitatif.
Perbedaan dari
penelitian penulis adalah
dari fokus penelitiannya.
Peneliti memfokuskan
kepada mekanisme
perencanaan pengadaan
sarana prasarana yang
mendukung peningkatan
kinerja guru.
2 Vera Safitri 2011 Perencanaan
Sarana Dan
Prasarana Sekolah
(Studi Grounded
Theory) Di SMAN
68 Jakarta
Universitas
Negeri Jakarta
(UNJ)
Penelitian ini
menunjukkan bahwa
proses perencanaan
sarana dan prasarana
sekolah yang dilakukan di
SMAN 68 Jakarta
dimulai dari penetapan
orientasi.
Perbedaan dari penelitian
penulis adalah penulis
memfokuskan tentang
mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan
prasarana.
3 Tri
Purnomo
Agustino
2009 Manajemen Sarana
Dan Prasarana
Sekolah Di SDN
Jatinegara 10 Pagi
Universitas
Negeri Jakarta
(UNJ)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan
-
28
Kecamatan
Cakung Jakarta
Timur
yang dilakukan sudah
terjadwal di setiap awal
tahun dan
pelaksanaannya
melibatkan guru-guru
sehingga pihak sekolah
dapat mengetahui
semua kebutuhan yang
dibutuhkan guru dalam
melakukan kegiatan
belajar mengajar.
Perbedaan dari
penelitian penulis
adalah penulis
memfokuskan
penelitiannya pada
mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan
prasarana yang
mendukung peningkatan
kinerja guru.
D. Kerangka Berfikir
Salah satu kriteria pendidikan yang berkualitas ialah jika sekolahnya
atau lembaga pendidikannya mempunyai ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai. Disamping itu, sarana dan prasarana pendidikan mempunyai peranan
yang sangat besar dalam mengembangkan kualitas di lembaga pendidikan
tersebut, sehingga sekolah harus mengoptimalkan ketepatan perencanaan dan
pengadaan sarana dan prasarana. Namun kondisi yang terjadi pada saat ini, masih
kurangnya jumlah sarana dan prasarana, rendahnya kualitas sarana dan prasarana,
rendahnya pemeliharaan sarana dan prasarana, terbatasnya dana untuk sarana dan
prasarana, terbatasnya dukungan sarana dan prasarana, lemahnya perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana, rendahnya kinerja guru, kurangnya motivasi
-
29
guru dalam bekerja, kurangnya disiplin guru, rendahnya kompensasi dasar guru,
terbatasnya akses mengikuti diklat. Adapun hasil yang diharapkan adalah sekolah
atau lembaga pendidikan dapat tercapainya mekanisme perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru.
Guru merupakan sebuah ujung tombak bagi dunia pendidikan. Guru
harus memiliki potensi yang sangat baik, karena seorang guru akan menjadi
contoh yang teladan bagi anak- anak muridnya, dan guru harus menguasai mata
pelajaran yang diampunya. Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
efektif dan efisien maka faktor utamanya ialah tersedianya sarana dan prasarana
yang baik. Dengan membandingkan dengan kondisi nyata dengan harapan yang
dijelaskan, masih terlihat kesenjangan belum adanya mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru, untuk
itu perlu dilakukan atau dicarikan solusi dengan perencanaan untuk menetapkan
dan memikirkan perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah, merencanakan
perlengkapan yang dibutuhkan sekolah, dan pengadaan untuk menganalisis
kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana, mengklasifikasikan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, membuat proposal sarana dan prasarana kepada
pemerintah (bagi negeri) dan pihak yayasan (bagi swasta).
-
30
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
F
E
E
D
B
A
C
K
B
a
c
k
Kondisi nyata
1. Kurangnya jumlah sarana dan prasarana pendidikan
2. Randahnya kualitas sarana dan prasarana
3. Rendahnya pemeliharaan sarana dan prasarana
4. Terbatasnya dana untuk sarana dan prasarana
5. Terbatasnya dukungan sarana dan prasarana
6. Lemahnya mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan
prasarana
7. Rendahnya kinerja guru
8. Kurangnya motivasi guru dalam bekerja
9. Kurangnya disiplin guru
10. Rendahnya kompetensi dasar guru
11. Terbatasnya akses mendapatkan diklat
Masalah
Lemahnya mekanisme perencanaan pengadaan sarana dan prasarana
yang mendukung peningkatan kinerja guru
Strategi
Perencanaan : Menetapkan dan memikirkan perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah, merencanakan perlengkapan yang
dibutuhkan sekolah.
Pengadaan : Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana,
mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
membuat proposal sarana dan prasarana kepada pemerintah
(bagi negeri) dan pihak yayasan (bagi swasta).
1.
Hasil
Tercapainya optimalisasi mekanisme perencanaan pengadaan sarana
dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru.
Input
Proses
Output
-
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengenai Mekanisme Perencanaan Pengadaan Sarana
Dan Prasarana Yang Mendukung Peningkatan Kinerja Guru, dilaksanakan di :
Lokasi Penelitian : MI. Nurul Huda Jakarta Barat
Alamat : Jl. Palmerah Barat V Rt. 014 RW 09 No. 6
Kecamatan : Palmerah Kode Pos : 11480
Kelurahan : Palmerah
Penelitian ini meneliti tentang Mekanisme Perencanaan Pengadaan
Sarana Dan Prasarana Dalam Mendukung Peningkatan Kinerja Guru Di MI.
Nurul Huda. Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Maret s/d Oktober 2019.
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Penelitian
Waktu Penelitian
Maret Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt
1 Konsultasi dengan
Dosen Pembimbing
2 Perizinan Penelitian
3 Pelaksanaan
Penelitian
4 Pengolahan/
Analisis Data
-
32
B. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Alasan pendekatan dari metode ini dipilih karena persoalan yang
dimiliki perlu dijelaskan dengan data-data yang menjelaskan kualitatif situasi,
permasalahan, layanan atau program yang ada, mengungkap dan memahami
fenomena-fenomena yang terjadi. Dengan pendekatan penelitian kualitatif,
peneliti ingin mendeskripsikan terkait mekanisme perencanaan pengadaan
sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru di MI. Nurul
Huda. Informasi akan diperoleh melalui teknik wawancara, studi dokumentasi,
dan observasi, kemudian akan dilakukan analisa kualitatif terhadap data yang
terkumpul.
C. Sumber dan Jenis Data
Sesuai fokus penelitian maka yang menjadi sumber data dalam penelitian
ini adalah:
1. Kepala Sekolah
2. Wakil sarana dan prasarana
3. Kepala Tata Usaha
4. Tata Usaha
5. Bagian sarana dan prasarana
6. Komite sekolah
7. guru
Jenis data yang digunakan data primer, yaitu data yang diperoleh dari
sumbernya, baik dari wawancara maupun observasi dan data sekunder, yaitu data
yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan dengan
penelitian maupun instasi yang tekait lainnya, data–data ini diperoleh dari
berbagai tulisan atau informasi lainnya yang telah ada sebelumnya.
-
33
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data, di
antaranya:
1. Wawancara
Pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan tentang hal- hal yang akan
ditanyakan khususnya berkenaan pada aspek mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kinerja guru di
MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah Jakarta Barat.
2. Studi Dokumentasi
Melalui studi dokumentasi diambil data dan foto-foto terkait dengan
daftar barang-barang, keterangan tentang jumlah anak Tahun Ajaran
2017/2018, dan juga foto-foto ruangan di sekolah.
3. Observasi
Peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan objek
penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan seperti ketersediaan
barang, tempat penyimpanan barang.
E. Kisi-kisi Instrumen
1. Kisi-kisi wawancara
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen wawancara ketepatan mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana dalam meningkatkan kinerja guru di
MI. Nurul Huda Jakarta Barat
Variabel Dimensi Sub Dimensi Sumber
Data
Ketepatan
mekanisme
perencanaan
pengadaan
sarana dan
prasarana
yang
meningkatkan
kinerja guru.
1. Ketepatan
mekanisme
perencanaan
pengadaan sarana dan
prasarana
1.1 Perencanaan list
barang-barang
1.2 Rapat
- Keputusan hasil
rapat terhadap
sarana dan
prasarana
1.3 Penunjukkan
pemberian wewenang
untuk belanja barang
Kepala
sekolah,
Tata
Usaha,
Bidang
sarana
dan
prasarana
-
34
- Adanya tanda
bukti pembelian
1.4 Mekanisme
pengiriman barang
1.5 Penempatan
barang ketika sudah di
sekolah.
2. Kinerja guru 2.1 Perencanaan
- RPP
2.2 Pelaksanaan
2.3 Faktor pendukung
dan Penghambat
- Absensi Guru
- Prestasi Guru
2.4 Hasil yang dicapai
2.5 Pengembangan
profesi
- Melaksanakan
pengembangan
profesi yang
berdampak pada
kemajuan prestasi
siswa
- Melaksanakan
pengembangan
profesi bagi
peningkatan
profesionalisme guru
Guru
2. Kisi-kisi dokumentasi
Tabel 3.3
Daftar Ceklis Studi Dokumen
No.
Jenis Dokumen
Objek
Status
Keterangan
Ada
Tidak
Ada
1. Profil Sekolah
a. Visi, Misi, Tujuan
b. Sejarah Sekolah
c. Struktur Organisasi
-
35
2. Data Guru dan
Staf
a. Guru PNS
b. Guru bantu sementara
c. Kepala Tata Usaha
d. Staff Tata Usaha
e. Bagian Sarana dan
Prasarana
f. Tenaga Kebersihan
g. Petugas Keamanan
3. Data Siswa Laki-laki dan Perempuan
4. Data sarana dan
Prasarana
a. Investasi Tanah
b. Bangunan
c. Ruang Kelas
d. Ruang Guru
e. Ruang Kepala sekolah
f. Ruang pertemuan/ rapat
g. Ruang TU
h. Ruang UKS
i. Masjid/ Mushalla
j. Lab. Komputer
k. Lab. Bahasa
l. Lab. Ipa
m. Aula
n. Dapur
o. Kamar Mandi Guru/
karyawan
-
36
3. Kisi-kisi observasi
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Observasi ketepatan mekanisme perencanaan
pengadaan sarana dan prasarana dalam menunjang kinerja guru
di MI. Nurul Huda Jakarta Barat
No.
Aspek
yang
diamati
Dimensi
Indikator Status
Keterangan Sesuai Tdk
Sesua
i
1. Lingkungan Sekolah
1.1 Sarana
dan
prasarana
pendidikan
Ruang kelas,
laboraturium,
perpustakaan,
Ruang Bimbingan
Konseling
1.2 Sarana
dan
prasarana
keagamaan
Musholla / masjid,
peralatan sholat,
buku-buku agama
1.3 Sarana
dan
prasarana
sosial
Toilet, kantin,
ruang tamu, parkir,
aula,
taman/halaman,
Ruang UKS,
Ruang OSIS
1.4 Ruang
Kepala
Sekolah /
Tata Usaha
Meja kerja,
komputer, Lemari
arsip, kursi tamu
2. Kinerja
Guru
1.1 Menata
Ruang
belajar
Melaksanakan berbagai
model tata
ruang belajar
Mempergunakan sarana
dan prasarana
kelas secara
tepat
Melaksanakan pengaturan
ruang belajar
secara tepat
-
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat MI Nurul Huda
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda mulai didirikan pada tahun 1964,
bermula dari Madrasah Diniyah pagi dan petang. Sejak SKB Tiga
Menteri, Madrasah pagi dijadikan Madrasah Ibtidaiyah dan yang petang
tetap Madrasah Diniyah.
Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Huda merupakan sekolah
dasar swasta. Sekolah ini beralamat di Jl. Palmerah Barat V Rt. 014 RW
09 No. 6. Kecamatan Palmerah, Kelurahan Palmerah. Jakarta Barat
11480. Dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 60706492.61
Ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia, MI. Nurul Huda Kecamatan
Palmerah memiliki luas tanah wakaf seluas 860 M2. Dengan
penggunaan tanah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data Penggunaan Tanah
MI. Nurul Huda Kecamatan Palmerah NO PENGGUNAAN TANAH LUAS TANAH (M
2)
1 Bangunan 405 M2
2 Lapangan Olahraga 200 M2
3 Halaman 150 M2
4 Kebun/Taman 105 M2
Sumber : Dikutip dari data profil sekolah, tahun 2016/2017
2. Visi dan Misi MI Nurul Huda
a. Visi MI Nurul Huda
Visi Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda ialah sebagai berikut :
“Menguasai Iptek dan Imtak, memiliki akidah yang kokoh dan
berakhlakul karimah, serta memiliki ketrampilan”.62
61 Dikutip dari Data Profil Sekolah, tahun 2011/2012
62
Dikutip dari Data Profil Sekolah, tahun 2011/2012
-
38
b. Misi MI Nurul Huda
1) Memberikan pegangan ilmu-ilmu agama
2) Menyiapkan lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi
3) Menyiapkan lulusan yang mampu menginternalisasi nilai-nilai
keagamaan dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari
4) Menyiapkan lulusan yang memiliki ketrampilan.
3. Keadaan Guru, Karyawan, dan Swasta
Ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempuni dalam
melaksanakan KBM. pada tahun pelajaran 2019-2020 MI. Nurul Huda
Kecamatan Palmerah memiliki tenaga pendidik dan kependidikan
sebanyak 11. Berikut data pendidik dan kependidikan di MI. Nurul
Huda :
Tabel 4.2
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MI. Nurul Huda Kec.
Palmerah Tahun Pelajaran 2019-2020
NO NAMA
LAHIR MATA
PELAJARAN
YANG
DIAMPU
IJAZAH
AKHIR
PRODI/
JURUSAN TEMPAT TANGGAL
1 Nurhamdi,
S.Pd.I Jakarta 03/10/1966
Kepala