melakukan perawatan motor bantu
TRANSCRIPT
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 1 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha penangkapan ikan yang berorientasi bisnis pasti bertujuan
menghasilkan laba yang maksimal. Usaha penangkapan ikan yang
diupayakan secara optimal dari mulai pemilihan daerah penangkapan,
persiapan sarana dan prasarana, pengelolaan penangkapan ikan
sampai ke penanganan hasil tangkap akan sia-sia apabila perawatan
motor bantu tidak dilakukan dengan baik. Pada bidang nautika
perikanan laut, pengetahuan dan keterampilan tentang perawatan
motor bantu merupakan keahlian tersendiri yang harus dikuasai untuk
mengoperasikan kapal penangkapan ikan sehingga hasil tangkapan
sampai ke konsumen dalam keadaan baik. Terlebih pada jenis ikan
yang akan ditangkap, alat tangkap yang digunakan dan daerah
penangkapan ikan tertentu yang sangat membutuhkan kesiapan dari
motor bantu dalam mencapai tujuan usaha penangkapan ikan.
Oleh karena itu, biasanya dalam perawatan motor bantu – khususnya
untuk jenis kapal dan alat tangkap tertentu –harus disepakati tentang
resiko kerusakan motor bantu, selain tentunya untuk perawatan
system bahan bakar, system pelumasan dan system pendinginan
untuk motor tersebut.
Perawatan motor bantu tidak terbatas pada jenis dan ukuran tertentu,
baik itu dengan menggunakan motor bakar diesel maupun motor
bakar bensin, kapal yang mempunyai skala ukuran besar maupun
kecil dan kedudukan dari motor penggerak itu sendiri baik in board
maupun out board. Karena sampai sekarang penggunaan motor
bantu pada kapal perikanan sangat bervariasi menurut fungsinya
masing-masing. Seperti contoh kapal yang menggunakan motor bantu
yang dipasang hanya satu buah saja atau bahkan motor bantu
portable, pada umumnya berukuran kecil dan banyak digunakan pada
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 2 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
kapal ikan berukuran kecil sampai dengan ukuran menengah, dan
kapal yang berukuran besar motor bantu dipasang antara satu sampai
dengan dua buah, pada umumnya digunakan pada kapal ikan yang
berukuran menengah sampai dengan ukuran besar.
Berbagai peralatan dan bahan dipergunakan seperti motor bantu
kapal, tool set, pompa bahan bakar, injektor, tester injektor, pompa oli,
lubricating oil cooler, bahan bakar, minyak pelumas, air pendingin
tawar/asin, gemuk/stempet, packing, seal, klem, zinc anode, saringan
bahan bakar/minyak pelumas/air pendingin, manual book dan lain-lain
untuk mendukung kelancaran perawatan motor bantu kapal tersebut.
Agar perawatan motor bantu kapal dapat berjalan dengan baik dan
lancar, maka diperlukan suatu persiapan yang matang.
Oleh karena itu, dalam modul ini akan dibahas tentang perawatan
motor bantu kapal untuk mendukung usaha penangkapan ikan
sehingga dapat tercapai tujuan usaha yang diharapkan.
B. Tujuan
Modul ini bertujuan agar para peserta diklat dapat memahami
persiapan perawatan motor bantu, perawatan system bahan bakar,
perawatan system pelumasan, perawatan system pendinginan,
pengecekan hasil pekerjaan perawatan dan membuat laporan.
C. Ruang Lingkup Modul
Ruang lingkup modul ini terdiri dari 6 pemelajaran, yaitu:
1. Persiapan perawatan motor bantu
2. Perawatan system bahan bakar mesin
3. Perawatan system pelumasan mesin
4. Perawatan system pendinginan mesin
5. Pengecekan hasil pekerjaan perawatan motor bantu
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 3 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
6. Membuat laporan
BAB II LEMBAR INFORMASI
A. Mengoperasikan dan Merawat Motor Penggerak Utama
Ada berbagai macam mesin diesel dan penggunaanya harus tepat
menurut buku petunjuknya. Yang digambarkan disini adalah garis besar
dari metode penggunaan pada umumnya dari mesin diesel “supercharger”
4 siklus berkecepatan rendah.
I. Mengoperasikan Motor Penggerak Utama
Bila mau “start” mesin diesel, apalagi sesudah merombak dan
memasang kembali atau menyalakan mesin yang sudah lama berhenti,
diperlukan pemeriksaan dan persiapan yang cukup sebelum mulai “start”.
Apa yang harus dilakukan dan waktu yang diperlukan untuk persiapan
tergantung pada kondisi mesin sebelum “start”.
Setelah persiapan “start” pada jenis mundur langsung, unit mundur
disetel ke posisi maju atau mundur dan di dalam mesin dengan kopeling,
kopeling disetel “keluar”, dan di dalam mesin dengan mesin mundur,
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 4 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
kopeling disetel pada “netral”, dan di dalam mesin dengan baling-baling
dengan daya gerak yang variabel, sudut bilah dalam batas-batas 0 – 30
untuk mengurangi halangan selama melakukan “start”. Dalam melakukan
“start” mesin, pastikan apakah ada unsur berbahaya di sekitarnya dan
lakukan “start” sesudah membuat tanda sesuai dengan urutan.
Pada saat mesin pertama kali dihidupkan setelah turun mesin atau
di-servis, ada kalanya oli terkumpul dalam silinder, atau perputaran mesin
menjadi sangat cepat akibat kondisi pada pusat kendali atau sistem
pengendali bahan bakar. Pasti terdapat kesalahan jika mesin berputar
sangat cepat, jika hal demikian terjadi, segera matikan mesin dan periksa
penyebabnya, untuk kemudian diatasi.
Pada waktu mengoperasikan mesin, perhatikan kalau semua
bagian mesin berfungsi dengan baik. Jika ditemui kerusakan atau
keganjilan, ada langkah-langkah yang perlu dilakukan.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 5 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Pada saat bekerja, kondisi operasional selalu berubah-ubah (mesin
dihidupkan-dimatikan, maju mundur, kecepatan mesin atau arah baling-
baling berubah, pergantian perseneling serta karena mesin terlalu lama
menanggung beban ringan), maka perlu juga diperhatikan beberapa hal
selain hal dalam pengoperasian normal.
Pada saat bekerja, alat pengendali jarak jauh yang terletak di
anjungan kapal biasanya dijalankan oleh awak kapal yang berada di
geladak kapal, yang biasanya tidak mempunyai pengetahuan tentang cara
menangani mesin. Oleh karena itu penting untuk diketahui cara-cara
penanganannya.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 6 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Dalam keadaan mesin harus dimatikan tiba-tiba, jika pintu selubung
engkol langsung dibuka untuk diperiksa, maka akan dapat menimbulkan
ledakan-ledakan kecil. Oleh karena itu pintu selubung engkol hanya boleh
dibuka saat melakukan purna pembersihan.
II. Merawat Motor Penggerak Utama
Untuk menghindari kerusakan mesin serta agar pengoperasian
mesin berada dalam kondisi yang baik, pemeriksaan mesin secara
berkala seperi pembongkaran bagian-bagian mesin serta servis, inspeksi
dan perbaikan perlu dilakukan. Selain itu tetap dilakukan inspeksi-inspeksi
dan perhatian pada saat mesin sedang beroperasi.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 7 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Dalam melakukan servis dan perbaikan, pencatatan secara teratur
tentang hal-hal yang diperbaiki, pergantian onderdil, serta pemeriksaan
lain-lain perlu dilakukan. Demikian pula catatan tentang mesin pada waktu
dioperasikan. Waktu-waktu melakukan servis tergantung pada lamanya
mesin digunakan, kualitas dan oli mesin serta oli pelumas. Pedoman-
pedoman dasar melakukan servis adalah sebagai berikut :
1. Pedoman servis menurut jam/waktu kerja :
Harian
Dalam jangka waktu 500 jam
Dalam jangka waktu 1000 jam
Dalam jangka waktu 3000 jam (kira-kira 6 bulan)
Dalam jangka waktu 5000 – 7000 jam (kira-kira 1 tahun)
Dalam jangka waktu 10000 – 15000 jam (kira-kira 2 tahun)
Dalam jangka waktu 20000 – 25000 jam (sekitar 4 tahun)
2. Pekerjaan turun mesin/pembongkaran
Pembongkaran biasanya dilakukan pada saat kapal masuk dok untuk
pemeriksaan. Akan tetapi dalam kasus kapal-kapal penangkap ikan,
dapat dilakukan saat sebelum atau sesudah beroperasi. Rencana
kerja dalam membongkar, memeriksa dan memperbaiki harus
dilakukan sesuai jenis mesin dan adalah lebih baik kalau dilakukan
sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Sebelum pembongkaran, terlebih dahulu :
Pelajari konstruksi, operasi serta bahan dari mesin
Persiapkan alat-alat serta onderdil yang diperlukan
Pelajari tata urutan kerja
Dalam pekerjaan pembongkaran, harus benar-benar diperhatikan agar
jangan ceroboh memasang kembali bagian-bagian mesin serta juga
jangan sampai ada yang menjadi rusak.
3. Pemeriksaan
Meskipun ada UU Keamanan Pelayaran yang diwajibkan
dilakukannya pemeriksaan mesin-mesin kapal, namun tanpa itu pun
mesin kapal harus diperiksa secara berkala dan teratur. Meskipun telah
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 8 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
dilakukan pemeriksaan atau pergantian onderdil dengan sangat baik dan
dalam waktu yang cukup, namun daya tahan atau umur sebuah mesin
tetap tergantung pada pemeriksaan yang berulang-ulang dan teratur.
Cara-cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
Pemeriksaan penampilan luar bagian mesin
Pemeriksaan/pencarian bagian mesin yang cacad atau retak :
Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan keretakan pada
onderdil mesin. Keretakan demikian disebut juga fatigue breaking
(keretakan karena beban berat). Semula hanya terlihat garis retak
yang tipis dan kecil, tetapi lama kelamaan dapat membesar pada saat
pengoperasian mesin. Oleh sebab itu sangat penting untuk dapat
menemukan retak demikian dan mengatasinya pada saat
pembongkaran mesin. Retak jika tidak dapat ditemukan dengan mata,
dapat ditemukan dengan berbagai cara. Alat-alat untuk mengukur
antara lain mikrometer, alat ukur jarak longgar (clearance gauge) serta
alat ukur berbentuk capit yang dapat bergeser (slide caliper).
Pemeriksaan dengan mengukur bagian-bagian mesin
Jarak longgar pada bagian-bagian penting serta batas aus bagian-
bagian mesin yang sering kali bergesek perlu diukur dan dicocokan
dengan ukuran yang sudah standar. Jika ukuran pada bagian-bagian
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 9 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
onderdil yang diperiksa sudah sangat berbeda, ganti dengan yang
baru.
Alat-alat untuk mengukur antara lain mikrometer, alat ukur jarak
longgar (clearance gauge) serta alat ukur berbentuk capit yang dapat
bergeser (slide caliper).
Poros sumbu sebuah mesin perlu diganti akibat bantalan metal
utama yang tidak bekerja dengan baik, atau akibat jarak lengan engkol
menjadi lebih besar atau sempit setelah poros engkol berputar. Kerusakan
ini disebut sebagai penyimpangan lengan engkol, dan poros sumbunya
perlu diukur kembali.
Penyimpangan dapat diukur dengan menempatkan alat ukur pada
garis bagian bawah batang engkol serta mengatur jarum penunjuk pada
angka nol. Berikutnya putar poros engkol setiap 900 serta lihat perubahan
jika posisi engkol mencapai TDC, BDC, kiri lalu kanan. Perbedaan antara
perubahan nilai maksimum dengan nilai minimum dari 4 nilai yang diukur
pada empat titik, merupakan penyimpangan. Setelah itu dengan
berpatokan pada batas nilai yang diperbolehkan perbaiki letak onderdil
mesin pada pusat poros.
4. Pemasangan kembali mesin
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 10 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Dalam memasang kembali mesin harus diperhatikan penggunaan
peralatan yang tepat sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan
serta gambar-gambar petunjuk, agar tidak terjadi kelupaan, kehilangan
serta kesalahan yang tidak perlu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kembali mesin :
Pada waktu mesin bekerja pertama kali setelah pemasangan kembali,
pentinglah untuk memperhatikan ada/tidak adanya kelainan mesin dan
kondisi bekerja mesin. Mesin akan berhenti beberapa menit setelah
berjalan, dan periksalah jika terjadi panas mesin yang abnormal pada
setiap sisi. Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekerup
sesuai tanda-tanda yang ada. Jika pemasangan ini tidak sempurna,
baut dan sekerup itu akan kendor, rusak dan dapat menyebabkan
kecelakaan.
Baut-baut pengencang
Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekrup sesuai tanda-
tanda yang ada. Jika pemasangan ini tidak sempurna, baut dan sekrup
itu akan kendor, rusak, dan dapat menyebabkan kecelakaan.
Dalam pemasangan kembali, keraskan baut dan sekerup sesuai
tanda-tanda yang ada, tanda –tanda itu biasanya telah ditentukan
dalam pabrik dan dibuat berdasarkan ukuran keras yang telah
ditentukan. Khusunnya pada sekerup pasak engkol, jika hampir
mencapai waktu kerja 10000 jam, ukuran keras sekerup perlu
ditingkatkan dan setelah itu diberi tanda-tanda baru.
Metode-metode untuk pengerasan baut pasak engkol :
Metode kunci puntir :
Keraskan baut sampai ukuran tertentu dengan menggunakan kunci
puntir. Metode ini sering digunakan.
Metode dengan menentukan letak/posisi :
Sambung dan keraskan menurut posisi tertentu, cara ini digunakan
kalau tidak ada kunci puntir.
Metode dengan mengukur perputaran baut :
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 11 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Gunakan mikrometer dan keraskan baut sehingga berputar sampai
sudut tertentu. Metode ini akan memberi pengerasan yang pasti
dan seimbang, dengan catatan kondisi antara baut dengan
dasarnya sama.
B. Melakukan Perawatan Sistem Bahan Bakar
Akhir-akhir ini mesin kecil super 2 siklus dikembangkan dengan
pesat dan mesin-mesin ”outboard” dari 2,5 – 35 PS digunakan secara luas
untuk mesin pendorong (propulsion engine) dari kapal penangkap ikan
yang beroperasi di perairan dangkal. Operasi ini tertuju pada pengambilan
rumput laut dan kerang. Jenis mesin ini juga digunakan dalam kapal untuk
menangkap ikan dengan pancingan. Kapal-kapal dengan jenis mesin ini
bagaimana pun digunakan untuk perairan yang tenang.
Dalam mesin kecil, mesin dapat distart dengan tenaga manusia
sesudah persiapan start selesai. Dalam hal ini ia diputarkan oleh roda
gendeng dengan pegangan, atau poros dongrak dengan sambungan
meruncing (taper joint) atau roda gigi rantai dengan pegangan. Pada
mesin-mesin dengan ”output” kecil posisi kopling hanya maju dan netral
(stop), tetapi mesin dengan ”output” yang lebih besar dapat bergerak
mundur.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 12 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Karena mesin ”outboard” adalah sistem 2 siklus, maka empat
operasi yaitu pengisapan, kompresi, peledakan dan exhaust dikerjakan
dalam dua ”stroke”, yakni satu perputaran dari poros dongkrak karena bak
dongkrak tertutup rapat, bila piston sampai di suatu titik tertentu, katup
pengisap terbakar untuk mengisap campuran bahan bakar udara dan
memasukannya ke dalam bak dongkrak yang berada dalam tekanan
negatif. Sementara campuran di dalam silinder di bagian atas piston
dikompresi dan mencapai TDC, cetusan listrik dibangkitkan pada busi
untuk meledakan dan mendorong piston ke bawah. Bila sampai di tengah
lubang exhaust terbuka.
Pada bagian bak dongkrak, ketika lubang-lubang (ports) pengisap
dan pembersih sedang tertutup, campuran di dalam bak dongkrak
bertambah tekanannya dan bila piston turun lebih ke bawah lagi, lubang
dibuka dan campuran yang ditekan di dalam bak dongkrak masuk ke
dalam silinder melalui lubang untuk menggerakan exhaust yang tersisa
dari lubang exhaust. Operasi ini dilakukan dari saat piston turun sampai ke
BDC dan mulai naik sampai saat lubang exhaust ditutup.
Bila pegangan geser turun ke depan, plat cam dan pengungkit batang
geser membuat gerakan ayun kiri-kanan (seesaw movement) untuk
menarik batang geser ke atas.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 13 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Pengisap geser yang mengadakan kontak dengan cam pada ujung
batang geser ditarik ke segi roda gigi 1 (roda gigi maju) dengan
pengisap geser dan kopeling anjing oleh per di dalam poros baling
agar dipadukan dengan ”dog”.
Roda gigi selalu berpadu dengan ”pinion” dan ”berputar santai” di
poros baling, tetapi perpaduan dengan ”dog” dapat membuat kopeling
”dog” berputar untuk memutarkan poros baling ke kanan dan
memajukan kapal.
Bila pegangan geser ke bawah belakang, batang geser didorong ke
bawah dan pengisap geser ditarik ke segi roda gigi 2 (roda gigi
mundur) untuk berpadu dengan ”dog”. Lalu poros baling berputar ke
kiri untuk menggerakan kapal maju.
Pada netral, pengisap geser mengadakan kontak dengan bagian
tengah dari tiga tahap dari cam geser. Karena tidak ada perpaduan
dengan ”dog”, roda gigi 1 dan roda gigi 2 berturut-turut ”berputar
santai” dan poros baling menurut arah yang berlawanan sambil
berpadu dengan ”pinion” dari poros penggerak.
Karena mesin ”outboard” adalah mesin super kecil dengan
kecepatan tinggi dan unggul dalam mekanisme dan performancenya,
cara-cara pemakaian yang standar harus dipasang dengan ketat. Bila
debu masuk ke dalam sistem pendinginan air, aliran berhenti dan
menyebabkan gangguan tiba-tiba di dalam piston. Selama
mengerjakannya harus diperhatikan pembuangan air dari lubang
pemeriksa air.
Karena rumah poros baling (propeller shaft case) ada di dalam air,
perlu diperiksa apakah minyak pelumas bermuatan listrik. Perawatan
khusus diperlukan untuk mencegah karatan oleh air laut. Bila baling-baling
mengenai benda apapun di dalam air, ”cotter pin” diputuskan bukalah
baling-baling, lalu penegasan tentang keadaan ”pin” juga diperlukan.
Karena mesin ”outboard” ringan dan mudah cara pemakaiannya,
pemeliharaan dan pemeriksaan terkadang diabaikan, tetapi untuk dapat
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 14 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
memelihara kondisi yang lebih baik untuk waktu yang lama, penyetelan
setiap hari dan konsolidasi sesudah penggunaannya diperlukan.
C. Melakukan Perawatan Sistem Pelumasan
Pemilihan bahan bakar yang tepat untuk motor adalah sangat
penting. Bahan bakar digunakan mengkombinasi oksigen dalam – udara
untuk membakar dan menggunakan energi panas yang dihasilkan. Bahan
bakar cair dari minyak digunakan mesin kapal penangkap ikan. Unsur
pokok minyak adalah karbon dan hidrogen dan sedikit sulfur dan nitrogen
adalah kotoran yang terkandung. Minyak bahan bakar dan pelumas untuk
mesin diesel mengandung parafin hidrokarbon amat baik kualitasnya.
Konsumsi bahan bakar adalah konsumsi per jam kgf/h atau
konsumsi per jam per ”output” poros 1 PS. Yang belakangan disebut ratio
konsumsi bahan bakar. Bila ”output” yang dibangkitkan mesin Pe (PS)
menggunakan bahan bakar B (kgf/h) satu jam, ratio konsumsi dari mesin f
(gf/PSH) dapat diambil dari formula berikut :
f = 1000 B
Pe
Ratio konsumsi bahan bakar adalah unsur penting untuk menunjukan
”performance” mesin.
Pada mesin bensin kecil ratio itu adalah 250 – 450 gf/HPh, dan
pada mesin diesel 140 – 200 gf/HPh.
Perkiraan dan derajat pemakaian bahan bakar tidak saja ditentukan
oleh pemakaian bahan bakar yang sebenarnya, tetapi harus
dipertimbangkan pula keadaan perbandingan pemakaian bahan bakar
tersebut.
Pemakaian bahan bakar sejumlah B :
=
V x 60 x 60
S.G
1000 x t
(kg/jam)
Pemakaian bahan bakar spesifik be :
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 15 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
=
V x 60 x 60
S.G
t x B.H.P.
(g/HP-jam)
Dimana :
V = bahan bakar
t = waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan Vcc (detik)
S.G. = berat jenis bahan bakar (specific grafity)
B.H.P. = daya poros (Brake Horse Power)
Pengukuran pemakaian bahan bakar spesifik dilakukan dengan
seperangkat pengukur. Daya mesin didapat dan sebuah dinamometer
terukur sebagai beban. Putaran mesin dan jumlah bahan bakar diukur
terhadap satuan waktu. Waktu yang dibutuhkan untuk pemakaian
sejumlah bahan bakar dapat ditentukan. Pemakaian sejumlah bahan
bakar dan pemakaian bahan bakar spesifik didapat dengan pemakaian
persamaan diatas. Jumlah bahan bakar yang dipakai harus dipilih
sedemikain rupa hingga waktu yang diperlukan untuk pemakaian tersebut
adalah 30 – 40 detik.
Konsumsi normal dari bahan bakar didasarkan pada faktor-faktor
berikut :
Pemakaian minyak yang diperlukan :
= Pemakaian bahan bakar rata-rata x Jumlah HP x waktu
pemakaian
Rata-rata pemakaian bahan bakar motor diesel adalah 0,22
(kg/HP/jam).
Jumlah Horse Power dibandingkan dengan Horse Power
maksimum adalah :
Untuk pelayaran (pulang-pergi) = 70 – 80 %.
Untuk penangkapan tergantung pada kondisi penangkapan dan berkisar
50 – 80 %.
Waktu pemakaian :
Hitung dan tambahkan waktu yang diperlukan untuk pulang dan
pergi ke daerah operasi dan selama operasi.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 16 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Berat dari minyak :
Heavy oil 920 kg/m3
Light oil 840 kg/m3
Minyak lumas 900 kg/m3
Batu bara 780 kg/m3
Jumlah keperluan pelumas pada motor diesel adalah :
0.03 x minyak bahan bakar.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 17 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1980. Motor Diesel Yanmar Buku Petunjuk 1 - 4. Yanmar Diesel Indonesia, Jakarta.
Arismunandar, W dan Tsuda Koichi. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi.
Pradnya Paramita, Jakarta. Frans Yusuf Daywin, dkk. 1993. Pedoman Praktek Motor Bakar dan
Motor Listrik. IPB, Bogor. Karyanto, E. 2001. Motor Diesel. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta. Maimun, Dr, M.Ed. dan Habib, Tamrin, M.Ed. 1994. Kapal Perikanan.
Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. OFCF. 1987. Mesin Perkapalan I & II. Overseas Fishery Cooperation
Foundation, Japan. Puryono, G. 1986. Buku Pegangan Untuk Motoris Kapal-kapal Ikan
(SKK 60 Mil), Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta. Suyanto. 1980. Pesawat Kapal I. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. Suyanto. 1980. Pesawat Kapal II. Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta.
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 18 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
GLOSSARY
Bantalan metal : Bantalan yang terbuat dari bahan logam
Baut pasak
engkol
: Baut untuk mengunci batang dengan poros engkol
BDC : Titik Mati Bawah (TMB) torak
Clearence gauge : Alat ukur jarak longgar
Exhaust : Pembuangan gas sisa hasil pembakaran
Fatigue breaking : Keretakan karena beban berat
Heavy oil :
Horse Power : Daya atau tenaga mesin
Inspeksi : Pemeriksaan dan pengontrolan mesin
Kunci puntir : Kunci shock atau kunci yang dapat dipuntir
Lengan engkol : Batang penghubung engkol dengan poros engkol
Light oil :
Mikometer : Alat ukur ketebalan
Onderdil : Suku cadang atau elemen mesin
Outboard : Mesin yang terpasang tidak permanen di tempel pada
badan kapal
Parafin
hidrokarbon
: Salah satu senyawa kimia dari bahan bakar
Perseneling : Perangkat alat perubah dan pereduksi perputaran
mesin
Pinion : Jenis roda gigi pinion
Pintu selubung
engkol
: Pintu untuk mengontrol dan mempermudah dalam
perawatan dan perbaikan batang dan poros engkol
Piston : Torak
Plat cam : Poros cam
Poros engkol : Poros engkol
Ports : Lubang-lubang penghisap dan pembersih
KODE : PTK.NP.03.002I.01
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU
DEPARTEMEN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
Disusun : Jali Samsumar,S.St.Pi Edisi Revisi : A Halaman 19 dari 19
Tanggal : 5 September 2007 Revisi ke : 1 ; Tanggal : 1 April 2009
Propeller shaft
case
: Rumah poros baling-baling
Propulsion
engine
: Mesin pendorong
Ratio konsumsi
bahan bakar
: Konsumsi per jam kgf/h atau konsumsi per jam per
output poros 1 PS
Roda gendeng : Roda gila
Seesaw
movement
: Gerakan ayun kiri kanan
Sekerup pasak
engkol
: Sekerup untuk mengunci batang dengan poros engkol
Sistem 2 siklus : Mesin 2 langkah (2 tak)
Slide Caliper : Alat ukur berbentuk capit yang dapat bergeser
Spesific grafity : Berat jenis bahan bakar
Stroke : Langkah torak
Sudut bilah : Sudut perputaran pada baling-baling
Supercharger : Salah satu komponen yang terpasang pada instalasi
mesin diesel untuk dapat meningkatkan daya dan
efisiensi mesin yang diambil dari gas sisa hasil
pembakaran
Taper joint : Sambungan meruncing
TDC : Titik Mati Atas (TMA) torak
UU Keamanan
Pelayaran
: Undang-undang yang mengatur tentang keamanan
untuk pelayaran
Brake Horse
Power
: Daya poros