memahami hikmah dibalik musibah
DESCRIPTION
Memahami hikmah dibalik semua musibah yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari.TRANSCRIPT
-
MEMAHAMI HIKMAH DIBALIK MUSIBAH
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah, marilah yang pertama tama kita memanjatkan puji syukur ke
hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat kepada kita diantaranya nikmat
yang berupa iman dan Islam, nikmat sehat dan kesempatan, oleh sebab itu mari kita syukuri
nikmat nikmat tersebut dengan senantiasa meningkatkan iman serta ketakwaaan kita kepada Allah
SWT yaitu dengan menjalankan apa yang menjadi perintah perintah Allah dan berusaha sekuat
tenaga untuk menjauhi semua yang menjadi larangan Nya. Termasuk pula mari kita tingkatkan
iman dan ketakwaan yang bisa mengantarkan kita pada satu keyakinan bahwa hidup didunia yang
hanya sekali ini merupakan ujian dari Allah, Allah menguji kita karena ingin mengetahui siapa
diantara kita ini yang paling baik amalnya, yang paling taat ibadahnya, paling bertakwa dalam
menjalankan perintah Nya.
Bapak Ibu yang dimuliakan Allah kalau kita membicarakan perihal ujian hidup masih banyak kita
jumpai orang Islam yang belum memahami bahwa hidup ini adalah ujian, dipikirnya yang
namanya ujian itu cuma musibah yang sifatnya yang susah susah, yang sedih sedih, yang sakit
sedangkan yang enak enak seperti kaya, sehat banyak uang itu bukan ujian, itulah sebabnya ada
yang mengatakan : hidup ini kan cuma sekali untuk apa dibuat susah susah .Dengan tidak memahami hakekat hidup ini adalah ujian, maka akibatnya banyak orang Islam yang tidak lulus
ketika menghadapi ujian tersebut terutama ujian yang berupa kenikmatan dengan kata lain banyak
orang Islam yang jadi kufur nikmat. Nah orang yang kufur nikmat ini diancam oleh Allah dengan
firman Nya : ....... inna adzabi lasadid . ..sungguh siksa Ku amatlah pedih.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah, oleh sebab itu pada pagi hari ini marilah kita mencoba untuk
belajar memahami tentang hakekat ujian hidup ini, yaitu untuk mencari jawaban apa maksud
yang sebenarnya Allah menguji kita dan yang kedua bagaimana kita menyikapinya andaikata
ujian itu datang kepada kita ?.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah ujian hidup atau kita sering menyebutnya dengan istilah musibah
adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin bisa kita menghindarinya, semua orang pasti
mengalaminya, semua pasti dapat giliran satu persatu tidak terkecuali entah itu ringan atau berat,
tergantung Allah yang menentukan sesuai dengan batas kemampuannya.
Ujian hidup yang sering kita konotasikan dengan suatu kejadian yang tidak menyenangkan,
acapkali ditimpakan oleh Allah kepada kita secara mendadak, sehingga seringkali kita tidak siap
untuk menghadapinya. Banyak contoh musibah yang datangnya mendadak dalam kehidupan kita
sehari hari, coba kalau kita perhatikan bukankah sering kita lihat orang yang tadinya kaya raya
kemudian menjadi miskin mendadak karena rumahnya ludes terbakar, bukankah sering kita melihat
orang yang begitu dicintainya entah itu istri, suami, anak yang tadinya sehat tiba tiba mati karena
kecelakaan, bukankah sering kita lihat petani yang sebentar lagi hendak menuai padinya tiba tiba
rusak diserang hama . Hampir semua orang tidak menginginkan ditimpa musibah. (orang orang tua
Jawa biasanya bilang : wis mandeko kono kono wae ), namun mau bagaimana ? kita mau menolaknya ? nggak bisa karena yang namanya musibah itu ketentuan Allah untuk menguji iman
dan ketakwaan kita.
Kalau kita sering membaca dan mengkaji Al Quran tentunya kita akan tahu berita tentang kepastian bahwa setiap orang akan menerima ujian hidup. Dalam QS 2 : 155 Allah berfirman : Walanablu wannakum bisyai in minal khouf wal djuui wa naqsin minal amwali wal angfusi
watsamaraati wa basysyiri shshobirin yang artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan
berikan khabar gembira kepada orang orang yang sabar
-
Barangkali timbul pertanyaan dalam pikiran kita untuk apa Allah menguji kita sedangkan kita ini
sudah beriman, taat dalam menjalankan ibadah ya shalat, puasa, bersedekah mengapa tidak orang
orang kafir saja yang jelas jelas kufur nikmat ?
Bapak ibu yang dirahmati Allah ketika Allah menimpakan musibah kepada seorang hamba Nya
bukan berarti Allah tidak sayang kepada hamba Nya namun justru sebaliknya dengan ditimpakan
musibah itulah Allah bermaksud mengangkat derajat iman dan ketakwaan kita. Allah bermaksud
menyelamatkan kita dari siksa api neraka, terlebih Allah bermaksud memberi hidayah kepada
hamba yang dipilih Nya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba Nya maka akan ditimpakan kepadanya musibah,
akan ditunjukkan aib dirinya dan akan dipahamkan akan urusan agamanya .
Maksudnya hadits itu , kalau Allah menghendaki kebaikan pada kita maka Allah akan menimpakan
musibah terlebih dahulu kepada kita, contohnya begini, Bapak Ibu pernah nggak kemalingan ? Ibu
pernah kemalingan apa ? ya hampir semua kita pernah kehilangan entah kecil atau besar sedikit atau
banyak. Pertanyaannya kenapa Allah kirim maling kerumah kita ? Apa sih gunanya maling itu ?
kata para ulama maling iku gunane gawe njukuk amale wong sing gak eling. Jadi artinya kalau
kita kehilangan mobil, motor, uang itu maksudnya Allah menunjukkan aib kita bahwa amal
sedekah kita masih terlampau sedikit, kita masih tergolong orang yang pelit makanya Allah
mengingatkan kita dengan mengambil paksa harta kita. Jadi kalau barang barang kita hilang itu
bukan berarti karena kita kurang hati hati dalam menyimpannya atau menjaganya tapi itu memang
sudah menjadi skenarionya Allah agar kita bisa mengambil hikmahnya. Allah bermaksud
memberikan hidayah kepada kita bermaksud untuk mengangkat iman dan ketakwaan kita, jadi
jangan bersedih, jangan menyalahkan anak ketika sepeda motornya hilang didepan warnet dengan
ngatakan tidak hati hati. Orang yang iman takwanya sudah diangkat oleh Allah, kata Allah : Lakhoufun alaihim walahum layahzanun . Tidaklah mereka takut dan bersedih hati. Dan masih banyak contoh contoh yang Bapak ibu bisa mengambil hikmah atau pelajaran dari setiap musibah.
Marilah kita tetap berprasangka baik kepada Allah dan memohon semoga Allah akan menggantinya
yang lebih baik atas musibah yang menimpa kita.
Bapak Ibu yang dirahmati Allah seperti saya sampaikan diatas bahwa setiap orang pasti akan
mendapat giliran ditimpa musibah. Lha kalau giliran itu benar benar sampai pada kita lalu
bagaimana cara menyikapinya ? Didalam buku yang berjudul jiwa yang sehat karangan eks
Direktur Utama Rumah Sakit Islam Surabaya yang juga merupakan pakar psikolog memberikan
tips dengan mengatakan : ujian hidup itu adalah suatu keniscayaan yang tak dapat diingkari. Tak perlu lari yang diperlukan adalah antisipasi. Ujian itu adalah bagian dari hidup itu sendiri yang
memang kita perlukan juga sebagai sarana belajar agar kita menjadi lebih tegar dalam menjalani
hidup. Jangan hadapi suatu musibah itu subyektif-emosional yang akan menyebabkan kita selalu
bersedih tapi hadapilah dengan obyektif rasional dan realitas sehingga kita bisa mengambil manfaatnya .
Saya pernah punya pengalaman kehilangan motor ketika sholat maghrib dimasjid ini padahal pada
saat itu motor sudah saya kunci, ketika turun sholat motor saya raib dan maling yang saya cari
tidak ketemu saya cuma bisa pasrah dan berpikir positif bahwa Allah ingin mengganti motor saya
dengan yang lebih baru, benar saja dalam tahun yang sama saya bisa membeli 3 unit motor yang
baru. Alhamdulillah.
Pada akhirnya sebagai kesimpulan dengan memahami setiap hikmah yang terkandung dalam musibah yang
mendatangi kita mari kita jadikan sebagai spirit untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kita, janganlah
kita terus bersedih hati ketika musibah menimpa kita, hadapilah dengan syukur dan sabar karena semua itu
merupakan sunatullah, tidak ada seorangpun yang mampu lari untuk menghindarinya. Dan yakinlah setiap
-
persoalan pasti ada solusinya karena Allah telah menyampaikan dalam Al Quran : setelah kesulitan pasti
ada kemudahan .
Hikmah Dibalik Musibah Sakit
Pendahuluan
Orang yang sedang ditimpa penyakit tidak perlu dicekam rasa takut selama ia mentauhidkan Allah
dan menjaga shalatnya. Bahkan, meskipun di masa sehatnya ia banyak berkubang dalam dosa dan
maksiat, karena Allah itu Maha Penerima taubat sebelum ruh seorang hamba sampai di
kerongkongan. Dan sesungguhnya di balik sakit itu terdapat hikmah dan pelajaran bagi siapa saja
yang mau memikirkan-nya, di antaranya adalah:
1. Mendidik dan menyucikan jiwa dari keburukan.
Allah Ta'ala berfirman, artinya, Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu). (QS asy Syura: 30)
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira sekaligus ancaman jika kita mengetahui bahwa musibah
yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita. Imam al Bukhari meriwayatkan
dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Tidak ada penyakit, kesedihan dan bahaya yang menimpa seorang mukmin hinggga duri yang
menusuknya melain-kan Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya dengan semua itu.
Dalam hadits lain beliau bersabda:Cobaan senantiasa akan menimpa seorang mukmin, keluarga, harta dan anaknya hingga dia bertemu dengan Allah dalam keadaan tidak mempunyai dosa. Sebagian ulama salaf berkata, Kalau bukan karena musibah-musibah yang kita alami di dunia, niscaya kita akan datang di hari kiamat dalam keadaan pailit.
2. Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat.
Itu merupakan balasan dari sakit yang diderita sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang
dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan
sebaliknya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.
Dan dalam hadits lain disebutkan, Kematian adalah hiburan bagi orang beriman. (HR .Ibnu Abi ad Dunya dengan sanad hasan). At Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir secara marfu, Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-
orang yang tertimpa cobaan.
3. Allah dekat dengan orang sakit.
Dalam hadits qudsi Allah berfirman: Wahai manusia, si fulan hamba-Ku sakit dan engkau tidak membesuknya. Ingatlah seandainya engkau membesuknya niscaya engkau mendapati-Ku di
sisinya. (HR Muslim dari Abu Hurairah)
4. Sebagai parameter kesabaran seorang hamba.
Sebagaimana dituturkan, bahwa kalau seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak
-
keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang
menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.
Anas Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits secara marfu, Sesungguhnya besarnya pahala tergantung pada besarnya cobaan. Jika Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan
mengujinya dengan cobaan. Barang siapa yang ridha atas cobaan tersebut maka dia mendapat
keridhaan Allah dan barang siapa yang berkeluh kesah (marah) maka ia akan mendapat murka
Allah.
Apabila seorang hamba bersabar dan imannya tetap tegar maka akan ditulis namanya dalam daftar
orang-orang yang sabar. Apabila kesabaran itu memunculkan sikap ridha maka ia akan ditulis
dalam daftar orang-orang yang ridha. Dan jikalau memunculkan pujian dan syukur kepada Allah
maka dia akan ditulis namanya bersama-sama orang yang bersyukur. Jika Allah mengaruniai sikap
sabar dan syukur kepada seorang hamba maka setiap ketetapan Allah yang berlaku padanya akan
menjadi baik semuanya.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Sungguh menakjubkan kondisi seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Jika memperoleh kelapangan lalu
ia bersyukur maka itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan lalu ia bersabar maka
itupun baik baginya (juga).
5. Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.
Wahab bin Munabbih berkata, Allah menurunkan cobaan supaya hamba memanjatkan doa dengan sebab bala itu. Dalam surat Fushilat ayat 51 Allah berfirman, artinya, Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa
malapetaka maka ia banyak berdoa.
Musibah dapat menyebabkan seorang hamba berdoa dengan sungguh-sungguh, tawakkal dan ikhlas
dalam memohon. Dengan kembali kepada Allah (inabah) seorang hamba akan merasakan manisnya
iman, yang lebih nikmat dari lenyapnya penyakit yang diderita. Apabila seseorang ditimpa musibah
baik berupa kefakiran, penyakit dan lainnya maka hendaknya hanya berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah saja sebagiamana dilakukan oleh Nabi Ayyub 'Alaihis Salam yang
berdoa, Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya, (Ya Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang. (QS. Al Anbiyaa :83)
6. Memunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya.
Di antara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada Allah.
Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqamah dalam agamanya,
berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan. Amat banyak hamba yang setelah di
timpa sakit ia mau memulai bertanya persoalan agamanya, mulai mengerjakan shalat dan berbuat
kebaikan, yang kesemua itu tak pernah ia lakukan sebelum menderita sakit. Maka sakit yang dapat
memunculkan ketaatan-ketaatan pada hakekatnya merupakan kenikmatan baginya.
7. Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala.
Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan
bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan
tetapi ketika ia ditimpa sakit, mengeluarkan berbagai kotoran, bau tak sedap,dahak dan terpaksa
harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari
-
dirinya. Dia tak akan mampu menguasai kematian, terkadang ia ingin mengetahui sesuatu tetapi tak
kuasa, ingin mengingat sesuatu namun tetap saja lupa. Tak ada yang dapat ia lakukan untuk dirinya,
demikian pula orang lain tak mampu berbuat apa-apa untuk menolongnya. Maka apakah pantas
baginya menyombongkan diri di hadapan Allah dan sesama manusia?
8. Memperkuat harapan (raja) kepada Allah.
Harapan atau raja merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi pada penderita sakit yang telah sekian lama
berobat kesana kemari namun tak kunjung sembuh. Maka dalam kondisi seperti ini satu-satunya
yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata, sehingga ia mengadu: Ya Allah tak ada lagi harapan untuk sembuhnya penyakit ini kecuali hanya kepada-Mu. Dan banyak terbukti ketika seseorang dalam keadaan kritis, ketika para dokter sudah angkat tangan namun dengan permohonan
yang sungguh-sungguh kepada Allah ia dapat sembuh dan sehat kembali. Dan ibadah raja ini tak akan bisa terwujud dengan utuh dan sempurna jika seseorang tidak dalam keadaan kritis.
9. Merupakan indikasi bahwa Allah menghendaki kebaikan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu bahwa Rasulullah n bersabda, Barang siapa yang dikehen-daki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya. (HR al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan
jiwanya tetap sehat.
10. Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit.
Meskipun ia tidak lagi dapat melakukannya atau dapat melakukan namun tidak dengan sem-purna.
Hal ini dikarenakan seandainya ia tidak terhalang sakit tentu ia akan tetap melakukan kebajikan
tersebut, maka sakinya tidaklah menghalangi pahala meskipun menghalanginya untuk melakukan
amalan. Hal ini akan terus berlanjut selagi dia (orang yang sakit) masih dalam niat atau janji untuk
terus melakukan kebaikan tersebut. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari
Abdullah bin Amr dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam, Tidak seorangpun yang ditimpa bala pada jasadnya melainkan Allah memerintah-kan kepada para malaikat untuk menjaganya,
Allah berfirman kepada malaikat itu, Tulislah untuk hambaKu siang dan malam amal shaleh yang (biasa) ia kerjakan selama ia masih dalam perjanjian denganKu.
11. Sakit dapat menghantarkan ke manzilah (kedudukan) tertentu di Surga.
Terkadang seorang hamba memiliki manzilah di Surga, akan tetapi amalnya tidak dapat
mengantarkannya ke sana maka Allah menimpakan kepadanya berbagai ujian secara bertubi-tubi
sehingga sampailah ia kepada manzilah tadi, sebagaimana dalam hadits shahih yang diriwayatkan
oleh imam Ibnu Hibban dari Abu Hurairah.
12. Dengan sakit akan diketahui besarnya makna sehat.
Jika seseorang selalu dalam keadaan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang
tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang ia peroleh. Maka
ketika seorang hamba sakit, ia ingin agar bisa segera pulih sebagaimana kondisi semula ketika
sehat, sebab setelah sakit itulah ia akan tahu apa artinya sehat.
Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupun ia
sedang sakit maka tentu masih ada orang lain yang lebih parah, dan jika tertimpa kefakiran maka
pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat sakit yang diderita dengan nikmat yang telah
-
diterima dan dengan memikirkan faedah dan manfaat dari sakitnya. Dalam urusan agama seseorang
harus memandang yang diatasnya agar tidak merasa bahwa dirinyalah orang yang terbaik, sedang
dalam urusan dunia ia harus memandang orang yang ada di bawahnya agar menimbulkan rasa
syukur dan melahirkan pujian kepada Allah.
13. Bagi seorang hamba (muslim) sakit merupakan rahmat bukan siksa.
Firman Allah, artinya. Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Menge-tahui. (QS. an Nisaa:147)
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengenal Allah dan hikmahNya, meskipun demikian Allah
tetap menyayanginya karena itu semua disebabkan ketidak tahuan, kelemahan dan kekurangannya.