memahami sosiologi oleh yulius slamet, msc phd
TRANSCRIPT
MEMAHAMI SOSIOLOGI Drs. Yulius Slamet, MSc PhD
Universitas Sebelas Maret
Di dalam filsafat ilmu pengetahuan kita
mengenal tiga perkara:
1. Ontologi
2. Epistemologi
3. Aksiologi
PENGERTIAN ONTOLOGI
Didalam sosiologi, ontologi menunjuk
pada keyakinan fundamental yang
dipegang oleh individu atau oleh
masyarakat mengenai sifat dari
sesuatu. Maksudnya adalah berkaitan
dengan keyakinan apakah seorang
peneliti apakah mungkin untuk
memprediksi perilaku sosial
sebagaimana memprediksikan alam.
Pertanyaan-pertanyaan ontologis dan
jawaban-jawabannya itu akan
membentuk cara kita berkeyakinan
apakah mungkin untuk mempelajari
dunia sosial.
Cara memahami dunia atau sebagian dari dunia, harus membuat asumsi (secara implisit maupun eksplisit) mengenai ranah yang dipelajari.
Oleh karena itu setiap ilmu termasuk sosiologi memiliki masing-masing ontologi (misalnya ontologi dari sosiologi adalah individu, lembaga sosial, proses sosial, norma, struktur sosial, peranan, dll).
PARADIGMA
Cara memahami itu yang disebut PARADIGMA.
Paradigma adalah:
A perspective or frame of reference for viewing the social world, consisting of a set of concepts and assumptions.
The mental window through which the researcher views the world.
Contoh misalnya perbedaan paradigma Karl Marx dan paradigma Malthus dalam mempelajari penyebab kemiskinan.
UNSUR-UNSUR PARADIGMA
UNSUR PARADIGMA
1. Subject matter
Perbedaan pandangan mengenai
subject matter didalam sosiologi
menumbuhkan sejumlah paradigma:
a. Paradigma fakta sosial
b. Paradigma definisi sosial
c. Paradigma perilaku sosial.
2. Orientasi teoretik.
Perbedaan orientasi teoretik
menumbuhkan berbagai perspektif teori.
Dalam sosiologi dikenal:
a. Pendekatan Struktural fungsional
b. Pendekatan konflik
c. Pendekatan interaksi simbolik.
Contoh misalnya menjelaskan mengenai prostitusi.
Menurut pendekatan struktural fungsional:
1. Prostitusi itu merupakan saluran seksual bagi orang-orang yang tidak disertai oleh pasangan permanennya sewaktu bepergian.
2. Menyalurkan hasrat seksual bagi orang yang lemah terhadap pasangannya karena sesuatu hal.
3. Memberikan saluran bagi mereka yang
sedang mengalami kerusakan/keretakan
hubungan dengan isterinya.
4. Penyaluran seksual bagi mereka yang
suka hubungan seks secara tidak wajar.
5. Memberi tempat bagi mereka yang
kurang laku dipasaran.
Sebaliknya menurut PENDEKATAN KONFLIK adalah sebagai berikut:
1. Prostitusi adalah merupakan bentuk exploitasi laki-laki terhadap perempuan.
2. Prostitusi adalah cerminan budaya yang kuat menidas yang lemah.
3. Legalisasi prostitusi merupakan kemenangan laki-laki terhadap perempuan.
4. Memposisikan perempuan semakin lemah karena budaya membenarkan laki-laki berbuat seks diluar nikah itu wajar, tetapi tidak wajar bagi perempuan.
Bagi perspektif INTERKASI SIMBOLIS yang dipelajari adalah:
1. Interksi yang bagaimana terjadi antara pembeli dan penjual (lewat perantara, atau bagaimana caranya).
2. Bagaimana dapat mengetahui diantara masing-masing bahwa mereka adalah partner yang potensial?
3. Bagaimana interaksi selanjutnya diantara penjual dan pembeli? Adakah tawar menawar harga tempat, waktu dll.
4. Bagaimanakah bahasa prokem, signal, dll.?
3. Unsur paradigma yang ketiga: METHODOLOGI
Metodologi meliputi landasan filsafat yang dianut dalam proses penelitian, asumsi, nilai yang dianut, jalan berfikir (rationale), standar yang dipakai untuk mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data.
Metode adalah pendekatan untuk emenuhi tjuan penelitian melalui prosedur dan urutan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Metodologi berkaitan erat dengan
epistemologi.
Epistemologi menunjuk pada tipe dan
tingkatan pembuktian.
Pembuktian dapat didasarkan pada
kepercayaan, keyakinan, pengalaman
pribadi, logika, dan pembuktian empiris.
Metodologi sosiologi menunjuk pada bagaimana memperoleh pengetahuan sosial yang dapat dipercaya. Oleh karena itu metodologi yang digunakan harus:
a. Valid, yaitu memiliki alat ukur yang akurat dan teliti untuk mengungkap gejala yang sedang diteliti.
b. Reliable, artinya memiliki keajegan hasil, yaitu hasilnya konsisten, representatif, dan dapat direplikasi.
Di dalam sosiologi dikenal dua
metodologi:
a. Metodologi kuantitatif
b. Metodologi kualitatif.
Sekarang berkembang metodologi
campuran (mixed method, combined
method).
Unsur keempat: EKSEMPLAR
Ada dua arti eksemplar:
1. Contoh.
Contoh hasil penelitian yang menggunakan paradigma fakta sosial adalah hasil penelitian Emile Durkheim, Suicide (Bunuh Diri).
Contoh hasil penelitian yang menggunakan paradigma Definisi Sosial adalah hasil penelitian Max Weber, Etika Protestantisme dan Tumbuhnya Kapitalisme.
2. Prosedur penelitian.
Prosedur penelitian kuantitatif berbeda
dengan prosedur penelitian kualitatif.
Prosedur penelitian berkaitan erat
dengan tipe data dan tipe analisis.
Hubungan antara ontologi,
epistemologi, dan metodologi
Ontologi akan menentukan epistemologi,
dan epistemologi akan menentukan
metodologi, dan metodologi akan
menentukan meode penelitian.
Kempat faktor itu dapat menciptakan
perbedaan gagasan bagaimana
caraanya mempelajari dunia sosial
secara ilmiah dan dapat menciptakan
keragaman ilmu sosial.
Major approaches to social science
The social sciences can be approached using
approaches such as positivism, interpretive
methodology, realism and feminist methodology.
All these approaches have different ontology,
epistemology and social science methodology
which arises from their ontology and epistemology.
The social science methodology will then
determine the way the data is collected and
analyzed or the methods of research.
Major approaches to social science
The social sciences can be approached using approaches such as positivism, interpretive methodology, realism and feminist methodology. All these approaches have different ontology, epistemology and social science methodology which arises from their ontology and epistemology. The social science methodology will then determine the way the data is collected and analyzed or the methods of research.
Positivist Social science
The positivist social science approach was due to early 19th century sociologist Auguste Comte and to lesser extent Emil Durkheim. The key idea of positivist sociology is that the social world is governed by laws just like in natural sciences. There fore, the task of sociologist is to discover the laws of behavior of people for example in a given context. As well, they believe there are laws in the social world just like in natural world or in the physical sciences like gravity, which is independent of human beings. That is the social world can only be studied by systematic observation, rigorous experimentation and repeated testing.