membludaknya perkara masuk - pa-banjarnegara.go.id · dalam makalah ini terlebih dahulu akan...
TRANSCRIPT
MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK
DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE
DAN PERANAN MEDIASI DALAM
MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA
Ketua Pengadilan
Halaman
MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK
DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE ROOF
DAN PERANAN MEDIASI DALAM
MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA
Oleh :
Drs. H. Damsyi Hanan, M.H.
Ketua Pengadilan Agama Banjarnegara Klas IA
Halaman 0 dari 16 halaman
MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK
ROOF SYSTEM
DAN PERANAN MEDIASI DALAM
MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA
Agama Banjarnegara Klas IA
Halaman 1 dari 16 halaman
MEMBLUDAKNYA PERKARA MASUK
DI PENGADILAN AGAMA PASCA ONE ROOF SYSTEM
DAN PERANAN MEDIASI DALAM
MENGURANGI PENUMPUKAN PERKARA
Oleh :
Drs. H. Damsyi Hanan, M.H.
Ketua Pengadilan Agama Banjarnegara Klas IA
A. PENDAHULUAN
Bahwa dalam salah satu konsideran PERMA Nomor 1 Tahun 2008
dikatakan “Pengintegrasian Mediasi ke dalam proses beracara di Pengadilan dapat
menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di
Pengadilan”. Tingginya angka pertambahan / kenaikan perkara terutama perceraian
di Pengadilan Agama terasa sekali sejak beralihnya Pengadilan Agama dari secara
Organisasi, Administrasi dan Finansial di bawah Kementerian Agama ke Mahkamah
Agung (One Roof System) pada 30 Juni 2004. Hal ini diakui langsung oleh
Prof.H.Nazarudin Umar, MA (sekarang sebagai Wakil Menteri pada Kementerian
Agama RI) yang disampaikan pada seminar Hukum Materi Pengadilan Agama di
Hotel Red Top Jakarta tahun 2010. Sebagai gambaran dapat dilihat bahwa menurut
statistik di Badilag, perkara yang masuk pada tahun 2010 sebanyak 320.788 perkara,
tahun 2011 sebanyak 363.470 perkara, ini berarti ada kenaikan sebanyak 13,31%.
Bagaimana angka pertambahan / kenaikan perkara yang begitu tinggi dapat
terjadi dan apakah instrumen Mediasi yang sudah berjalan hampir 5 tahun ini
terbukti dapat mengurangi penumpukan perkara secara efektif. Kiranya inilah yang
menjadi bahasan dalam makalah yang sederhana dan singkat ini. Semoga
bermanfaat.
Halaman 2 dari 16 halaman
B. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
1. Pengertian
o Pasal 1 angka 7 PERMA Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan menyebutkan bahwa “Mediasi adalah cara penyelesaian
sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para
pihak dengan dibantu oleh Mediator”.
o Pasal 82 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
menyebutkan “pada Sidang Pertama pemeriksaan gugatan perceraian
Hakim berusaha mendamaikan kedua pihak”.
o Pasal 154 R Bg / 130 HIR menyebutkan “Apabila pada hari yang telah di
tentukan, kedua belah pihak hadir, maka Pengadilan dengan perantaraan
Ketua Sidang berusaha mendamaikan mereka”.
o Dalam Al Qur’an surat An Nisa ayat 128 memakai kata “���“ yang
diartikan “Perdamaian”
Dari referensi di atas, maka dapat dikatakan bahwa Mediasi itu adalah
“Usaha atau ajakan untuk menyelesaikan perkara secara damai”.
2. Dasar Hukum melakukan Upaya Damai
o Al Qur’an Surat An Nisa ayat 128;
o Al Qur’an Surat An Nisa Ayat 35;
o Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;
o R Bg Pasal 154;
o HIR Pasal 130;
o PERMA Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan;
C. POKOK BAHASAN
Permasalahan yang di sajikan dalam makalah sederhana ini adalah :
1. Tingginya jumlah perkara masuk di Pengadilan Agama dan upaya mengatasinya.
2. Benarkah instrumen Mediasi efektif dalam mengurangi penumpukan perkara ?
Halaman 3 dari 16 halaman
D. METODE BAHASAN
Dalam makalah ini terlebih dahulu akan menyajikan data-data jumlah
perkara masuk dan jumlah perkara yang berhasil didamaikan sehingga dicabut dari
tahun 2006 sampai dengan tahun 2011 dari 18 Pengadilan Agama (12 Pengadilan
Agama di Jawa dan 6 Pengadilan Agama di Sumatra). 18 Pengadilan Agama ini
adalah 5% dari keseluruhan Pengadilan Agama di Indonesia yang berjumlah 359.
Pemilihan tahun 2006 sampai 2011 dimaksudkan untuk memudahkan
membagi dua periode yang sama sebelum dan sesudah PERMA Nomor 1 Tahun
2008. Tahun 2006, 2007 dan 2008 dianggap 3 tahun sebelum PERMA Nomor 1
Tahun 2008 karena PERMA tersebut ditandatangani 31 Juli 2008 dan sampai akhir
tahun 2008 masih persiapan dan sosialisasi. Tahun 2009, 2010 dan 2011 merupakan
periode yang sama 3 tahun setelah PERMA Nomor 1 Tahun 2008.
Setelah Data-data tersaji kemudian melakukan analisis terhadap data itu,
sehingga memperoleh gambaran bahkan pengetahuan mengapa hal itu terjadi dan
diharapkan dapat menemukan jalan keluar / solusi yang baik dan tepat untuk
mengatasi permasalahan itu.
E. SUMBER DATA
Data yang di terima dari 18 Pengadilan Agama itu bersumber dari laporan
Panitera Muda Hukum masing-masing, kemudian disampaikan oleh Ketua ( 14 )
Wakil Ketua ( 1 ), Hakim ( 2 ) dan Panmud Hukum ( 1 ) kepada Pengadilan Agama
Banjarnegara melalui Fax dan SMS.
Halaman 4 dari 16 halaman
F. PENYAJIAN DATA
1. Data perkara masuk Tahun 2006-2008 dari 18 Pengadilan Agama
(12 PA di Jawa dan 6 PA di Sumatra).
Tiga tahun sebelum PERMA Nomor 1 Tahun 2008
2006 2007 2008
a b d e
1 PA Lubuk Pakam 540 688 870 2.098
2 PA Pekan Baru 695 658 892 2.245
3 PA Tanjungkarang 550 575 623 1.748
4 PA Metro 418 483 593 1.494
5 PA Ambarawa 736 679 817 2.232
6 PA Banjarnegara 1.472 1.460 1.888 4.820
7 PA Cilacap 2.736 3.046 3.861 9.643
8 PA Kajen 1.017 1.109 1.302 3.428
9 PA Purbalingga 1.164 1.182 1.639 3.985
10 PA Jepara 1.200 1.122 1.331 3.653
11 PA Cilegon 238 294 420 952
12 PA Jember 3.247 3.741 4.331 11.319
13 PA Purwokerto 2.020 2.144 2.453 6.617
14 PA Pamekasan 581 616 810 2.007
15 PA Wonosobo 1.631 1.790 2.070 5.491
16 PA Kotabumi 140 159 175 474
17 PA Maninjau 99 144 168 411
18 PA Karawang 706 682 1.129 2.517
19.190 20.572 25.372 65.134
Jumlah Ket
Jumlah
c
No Nama PengadilanPerkara Masuk Tahun
Halaman 5 dari 16 halaman
2. Data perkara masuk Tahun 2009-2010 dari 18 Pengadilan Agama
(12 PA di Jawa dan 6 PA di Sumatra).
Tiga tahun seteleh PERMA Nomor 1 Tahun 2008
2009 2010 2011
a b d e
1 PA Lubuk Pakam 951 1.154 1.197 3.302
2 PA Pekan Baru 1.185 1.271 1.231 3.687
3 PA Tanjungkarang 718 885 1.188 2.791
4 PA Metro 719 978 1.107 2.804
5 PA Ambarawa 965 1.047 1.127 3.139
6 PA Banjarnegara 2.270 2.297 2.622 7.189
7 PA Cilacap 4.202 4.646 5.070 13.918
8 PA Kajen 1.370 1.483 1.614 4.467
9 PA Purbalingga 1.850 2.021 2.169 6.040
10 PA Jepara 1.596 1.747 1.849 5.192
11 PA Cilegon 634 923 982 2.539
12 PA Jember 5.081 5.293 5.621 15.995
13 PA Purwokerto 2.327 2.555 2.683 7.565
14 PA Pamekasan 973 939 1.119 3.031
15 PA Wonosobo 2.244 2.307 2.435 6.986
16 PA Kotabumi 265 387 384 1.036
17 PA Maninjau 197 209 197 603
18 PA Karawang 988 1.411 2.327 4.726
28.535 31.553 34.922 95.010
Ket
c
Jumlah
No Nama PengadilanPerkara Masuk Tahun
Jumlah
Halaman 6 dari 16 halaman
3. Data Perkara dicabut karena damai baik oleh Majelis Hakim, oleh Mediator
maupun para pihak sepakat mencabut perkara sebelum diperiksa, tiga tahun
sebelum PERMA Nomor 1 Tahun 2008.
2006 2007 2008
a b d e
1 PA Lubuk Pakam 23 25 35 83
2 PA Pekan Baru 78 79 91 248
3 PA Tanjungkarang 77 54 52 183
4 PA Metro 25 17 25 67
5 PA Ambarawa 48 34 38 120
6 PA Banjarnegara 49 35 77 161
7 PA Cilacap 99 119 197 415
8 PA Kajen 54 62 87 203
9 PA Purbalingga 45 51 51 147
10 PA Jepara 40 47 47 134
11 PA Cilegon 13 20 30 63
12 PA Jember 273 275 308 856
13 PA Purwokerto 47 64 94 205
14 PA Pamekasan 17 24 48 89
15 PA Wonosobo 88 98 97 283
16 PA Kotabumi 8 15 10 33
17 PA Maninjau 7 3 7 17
18 PA Karawang 28 23 35 86
1.019 1.045 1.329 3.393
Ket
c
Jumlah
No Nama PengadilanPerkara Masuk Tahun
Jumlah
Halaman 7 dari 16 halaman
4. Data Perkara dicabut karena damai baik oleh Majelis Hakim, oleh Mediator
maupun para pihak sepakat mencabut perkara sebelum diperiksa, tiga tahun
setelah PERMA Nomor 1 Tahun 2008.
2009 2010 2011
a b d e
1 PA Lubuk Pakam 53 77 87 217
2 PA Pekan Baru 149 173 142 464
3 PA Tanjungkarang 74 79 107 260
4 PA Metro 21 31 35 87
5 PA Ambarawa 26 43 37 106
6 PA Banjarnegara 59 94 111 264
7 PA Cilacap 216 191 239 646
8 PA Kajen 67 64 59 190
9 PA Purbalingga 68 74 122 264
10 PA Jepara 99 81 85 265
11 PA Cilegon 34 42 43 119
12 PA Jember 391 461 470 1.322
13 PA Purwokerto 87 108 120 315
14 PA Pamekasan 45 57 49 151
15 PA Wonosobo 142 130 182 454
16 PA Kotabumi 15 19 17 51
17 PA Maninjau 5 2 4 11
18 PA Karawang 34 47 43 124
1.585 1.773 1.952 5.310
Ket
c
Jumlah
No Nama PengadilanPerkara Masuk Tahun
Jumlah
Halaman 8 dari 16 halaman
5. Rekapitulasi Data Kenaikan perkara dan hasil mediasi periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2011
%
2006 2007 2008 2009 2010 2011 naik 2006 2007 2008 2009 2010 2011
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u
1 PA Lubuk Pakam 540 688 870 2.098 951 1.154 1.197 3.302 57,39 23 25 35 83 3,96 53 77 87 217 6,57 +2,62
2 PA Pekan Baru 695 658 892 2.245 1.185 1.271 1.231 3.687 64,23 78 79 91 248 11,05 149 173 142 464 12,58 +1,54
3 PA Tanjungkarang 550 575 623 1.748 718 885 1.188 2.791 59,67 77 54 52 183 10,47 74 79 107 260 9,32
4 PA Metro 418 483 593 1.494 719 978 1.107 2.804 87,68 25 17 25 67 4,48 21 31 35 87 3,10
5 PA Ambarawa 736 679 817 2.232 965 1.047 1.127 3.139 40,64 48 34 38 120 5,38 26 43 37 106 3,38
6 PA Banjarnegara 1.472 1.460 1.888 4.820 2.270 2.297 2.622 7.189 49,15 49 35 77 161 3,34 59 94 111 264 3,67 +0,33
7 PA Cilacap 2.736 3.046 3.861 9.643 4.202 4.646 5.070 13.918 44,33 99 119 197 415 4,30 216 191 239 646 4,64 +0,34
8 PA Kajen 1.017 1.109 1.302 3.428 1.370 1.483 1.614 4.467 30,31 54 62 87 203 5,92 67 64 59 190 4,25
9 PA Purbalingga 1.164 1.182 1.639 3.985 1.850 2.021 2.169 6.040 51,57 45 51 51 147 3,69 68 74 122 264 4,37 +0,68
10 PA Jepara 1.200 1.122 1.331 3.653 1.596 1.747 1.849 5.192 42,13 40 47 47 134 3,67 99 81 85 265 5,10 +1,44
11 PA Cilegon 238 294 420 952 634 923 982 2.539 166,70 13 20 30 63 6,62 34 42 43 119 4,69
12 PA Jember 3.247 3.741 4.331 11.319 5.081 5.293 5.621 15.995 41,31 273 275 308 856 7,56 391 461 470 1.322 8,27 +0,70
13 PA Purwokerto 2.020 2.144 2.453 6.617 2.327 2.555 2.683 7.565 14,33 47 64 94 205 3,10 87 108 120 315 4,16 +1,07
14 PA Pamekasan 581 616 810 2.007 973 939 1.119 3.031 51,02 17 24 48 89 4,43 45 57 49 151 4,98 +0,55
15 PA Wonosobo 1.631 1.790 2.070 5.491 2.244 2.307 2.435 6.986 27,23 88 98 97 283 5,15 142 130 182 454 6,50 +1,34
16 PA Kotabumi 140 159 175 474 265 387 384 1.036 118,57 8 15 10 33 6,96 15 19 17 51 4,92
17 PA Maninjau 99 144 168 411 197 209 197 603 46,72 7 3 7 17 4,14 5 2 4 11 1,82
18 PA Karawang 706 682 1.129 2.517 988 1.411 2.327 4.726 87,76 28 23 35 86 3,42 34 47 43 124 2,62
19.190 20.572 25.372 65.134 28.535 31.553 34.922 95.010 45,87 1.019 1.045 1.329 3.393 5,21 1.585 1.773 1.952 5.310 5,59 +0,38
-2,31
-0,79
-1,15
-1,38
-2,00
-1,67
-1,93
Jum
lah %
Posisi
3Thn
setelah
PERMA
v
JUMLAH
Perkara Damai Cabut
Tahun
Jum
lah %
Perkara Damai Cabut
TahunNama Pengadilan
Agama
Perkara Masuk
Tahun
Jum
lah
Nom
or
Perkara Masuk
Tahun
Jum
lah
-2,04
Halaman 9 dari 16 halaman
G. BAHASAN DATA
1. Kenaikan Perkara
Membahas peningkatan jumlah perkara yang masuk pada 18 Pengadilan
Agama dari Tahun 2006 sampai 2011 sebagaimana telah tersaji pada Data 1 dan
Data 2 di atas, tidak dianalisis satu persatu dari Pengadilan Agama tersebut,
melainkan dijadikan satu (digabung). Tiap tahun terlihat secara jelas
peningkatan sebagai berikut:
TahunPerkara
Masuk
Angka
Kenaikan
Prosentase
Kenaikan
2006 19.190 -
2007 20.572 1.382 7,20%
2008 25.372 4.800 23,33%
2009 28.535 3.163 12,47%
2010 31.553 3.018 10,58%
2011 34.922 3.369 10,68%
12,85%Prosentase kenaikan rata-rata Pertahun
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
2006 2007 2008 2009 2010 2011
19.190 20.572
25.372
28.535
31.553
34.922
Diagram Peningkatan Perkara tahun 2006 -2011
Halaman 10 dari 16 halaman
Kalau melihat periode yang sama antara tiga tahun sebelum PERMA
Nomr 1 Tahun 2008 (2006-2007-2008) dengan tiga tahun sesudahnya (2009-
2010-2011), sebagaimana pada data 5, peningkatan pertambahan perkara tinggi
sekali.
Jumlah perkara masuk tahun 2006-2007-2008 = 65.134 perkara
Jumlah perkara masuk tahun 2009-2010-2011 = 95.010 perkara
Ada peningkatan 45,86% � .� ���. ��
�. �� x 100% )
65.134
95.010 sebelum
sesudah
Diagram Perkara Masuk 3 tahun sebelum dan sesudah PERMA Nomor 1 Tahun 2008
Penyebab faktor kenaikan
Prediksi penyebab / faktor kenaikan jumlah perkara terutama Perceraian karena :
a. Bertambahnya jumlah penduduk pada usia perkawinan, sehingga berpotensi
adanya perceraian;
b. Masyarakat sudah sadar hukum, ingin menyelesaikan persoalan rumah
tangganya dengan legal formal;
c. Pelayanan Pengadilan Agama yang semakin baik dan akuntable;
d. Biaya perkara yang transparan dan terjangkau;
e. Kepercayaan masyarakat pada Pengadilan Agama makin meningkat;
Halaman 11 dari 16 halaman
2. Hasil Mediasi
Berbagai upaya dan usaha Pengadilan untuk menyelesaikan sengketa
para pihak dengan cara mendamaikan telah dilakukan baik melalui Majelis
Hakim langsung, maupun melalui lembaga Mediasi dan Lembaga Hakam,
namun hasilnya belumlah memenuhi apa yang diharapkan, apalagi untuk
mengurangi tumpukan perkara.
Gencarnya Mahkamah Agung memberlakukan PERMA Nomor 1 tahun
2008 yang merupakan penyempurnaan dari PERMA Nomor 2 tahun 2003
tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan sebagai Penguatan dari perintah
Undang-undang (UU Nomor 7 tahun 1989 pasal 82) dan R Bg pasal 154 serta
HIR pasal 130, namun hasilnya belum juga memuaskan dan belum dapat
mengurangi tumpukan perkara di Pengadilan.
Berikut ini disajikan data-data tentang hasil perlaksanaan Mediasi dari
18 Pengadilan Agama yang diambil 3 (tiga) tahun sebelum dan sesudah PERMA
Nomr 1 tahun 2008. Data tidak dipisah antara apakah perkara dicabut / damai itu
karena hasil dari usaha Majelis Hakim atau oleh Mediator atau oleh Hakamain
atau karena mereka damai sendiri.
a. 3 (tiga) tahun sebelum PERMA Nomor 1 tahun 2008
No TahunPerkara
Masuk
Perkara
dicabut
Damai
Prosen
tase
1 2006 19.190 1.019 5,31%
2 2007 20.572 1.045 5,08%
3 2008 25.372 1.329 5,24%
65.134 3.393 5,21%Jumlah
Halaman 12 dari 16 halaman
b. 3 (tiga) tahun setelah PERMA Nomor 1 tahun 2008
No TahunPerkara
Masuk
Perkara
dicabut
Damai
Prosen
tase
1 2009 28.535 1.585 5,55%
2 2010 31.553 1.773 5,62%
3 2011 34.922 1.952 5,59%
95.010 5.310 5,59%Jumlah
Diagram perimbangan perkara masuk dan perkara yang dicabut karena
damai 3 tahun sebelum PERMA Nomor 1 tahun 2008 dan 3 tahun sesudahnya.
Diagram prosentase Hasil Mediasi dalam penyelesaian perkara tahun 2006 – 2011
5,31% 5,08% 5,24%5,55% 5,62% 5,59%
1,0%
2,0%
3,0%
4,0%
5,0%
6,0%
2006 2007 2008 2009 2010 2011
Halaman 13 dari 16 halaman
Membaca tabel data dan Diagram di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prosentase keberhasilan Mediasi 3 tahun sebelum PERMA nomor 1 tahun 2008
adalah 5,21% dari perkara masuk, sedangkan 3 tahun sesudahnya (periode yang
sama) adalah 5,59%. Ini berarti peningkatan hanya 0,38%.
Apabila dipisah antara perkara yang dicabut / damai karena hasil
Mediator dengan hasil perdamaian oleh majelis atau oleh Hakamain dan karena
pihak itu sendiri diluar tiga hal itu, maka dapat dipastikan angkanya akan sangat
kecil sekali.
H. ANALISA DATA TERKAIT DENGAN PENUMPUKAN PERKARA
Telah diketahui bahwa peningkatan jumlah perkara masuk tiap tahun lebih
kurang dari 13%. Jangan lupa bahwa pertambahan 13% lebih itu bukan pertambahan
deret tambah dari tahun yang tetap. Seperti tahun 2006, melainkan pertambahan
13% lebih itu adalah pertambahan dari tahun terakhir (tahun bergerak dan berjalan)
sehingga tidak sampai 5 tahun kedepan angka pertambahan itu sudah akan mencapai
100% lebih. sedangkan keberhasilan usaha perdamaian hanya 5 sampai 6%
pertahun, berarti ada 7% lebih setahun perkara yang bertambah untuk ditangani.
Pertambahan lebih 7% pertahun itu berpotensi besar untuk menambah sisa perkara
akhir tahun (tumpukan) diluar sisa yang rutin.
Keadaan ini akan semakin berat karena pengangkatan Hakim baru sangat
terbatas, belum lagi dikurangi oleh beberapa orang Hakim yang pensiun tiap
tahunnya.
Secara teori bahwa pengintegrasian mediasi kedalam proses beracara di
Pengadilan dapat menjadi salah satu instrumen efektif mengatasi masalah
penumpukan perkara di Pengadilan. Akan tetapi prakteknya Pengintegrasian
Mediasi kedalam proses beracara itu justru menambah penumpukan perkara karena :
1. Dari segi waktu, proses mediasi memberi waktu 40 hari dan dapat diperpanjang
14 hari, berarti maksimal 54 hari. Keadaan ini otomatis memperpanjang waktu
penyelesaian perkara.
Halaman 14 dari 16 halaman
2. Majelis Hakim seharusnya sudah bisa langsung memeriksa perkara itu, tetapi
harus ditunda karena memberi kesempatan para pihak untuk mengikuti mediasi
dan menunggu laporan Mediator tentang hasil mediasi itu.
3. Perkara masuk kian hari kian bertambah, sementara perkara yang masuk hari
sebelumnya belum diperiksa karena proses Mediasi.
4. Penambahan tenaga Hakim dan Panitera Pengganti tidak seimbang dengan
kenaikan perkara masuk.
Ketua PN Stabat Diah Sulastri Dewi dalam Loka Karya Mediasi di
Nusa Dua Bali tanggal 22 Nopember 2012 mengatakan, “Dari segi konsep dan
Peraturan Mediasi di Indonesia lebih maju. Meski demikian faktanya justru
Indonesia ditinggal dalam hal inplementasi mediasi. Keberhasilan mediasipun
masih jauh dari harapan. Kenapa ini bisa terjadi? Mengapa keberhasilan Mediasi
di Indonesia merangkak dan merayap?”, Loka Karya diselenggarakan Ditjen
Badilag bersama Family Court of Australia.
I. ALTERNATIF SOLUSI
Untuk mengatasi kesenjangan / jurang yang dalam antara jumlah perkara
yang masuk dengan Produktifitas Pengadilan / Hakim dalam menghasilkan Putusan
dapat ditempuh dengan berbagi alternatif sebagai berikut :
1. Penyederhanaan Administrasi Perkara
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar Pengadilan Agama
kekurangan tenaga teknis, tidak imbang dengan jumlah atau volume pekerjaan.
Umumnya Panitera Pengganti merangkap pekerjaan, membuat laporan, menulis
Register, mengikuti Sidang, membuat Berita Acara, Minutasi, menjilid,
sedangkan perkara sangat banyak, sehingga sebenarnya wajar jika kalau ada
Berita Acara perkara yang terlambat, hal ini berdampak langsung pada
percepatan pembuatan Putusan. Apabila administrasi perkara dapat
disederhanakan, maka tentu tidak akan banyak waktu untuk mengerjakannya,
sehingga dapat konsentrasi pada pembuatan Berita Acara Sidang, yang akhirnya
ikut mempercepat penyelesaian perkara.
Halaman 15 dari 16 halaman
2. Penambahan Personil tenaga Teknis
Sebenarnya sulit untuk dirasionalkan, jika Pengadilan Agama Klas IB
apalagi Klas IA yang jumlah personilnya masih dibawah 30 orang dan itu sudah
termasuk Hakim, Tenaga Kepaniteraan, Tenaga Kesekretariatan, Staf dan
Tenaga honor. Penambahan karyawan (PNS) sangat dibutuhkan dan dinantikan
oleh setiap Pengadilan Agama.
3. Penambahan jumlah Hakim
Dengan pertambahan perkara masuk tiap tahun yang sangat tinggi, maka
sekarang apalagi beberapa tahun kedepan tidak seimbang lagi rasio antara
Hakim dengan jumlah perkara. Idealnya 1 orang Hakim menangani perkara rata-
rata 100 – 150 pertahun. Tetapi sekarang banyak Pengadilan Agama terutama di
Jawa yang rasionya lebih, terutama di Pengadilan Agama Klas IB apalagi Klas
IA.
o PA yang perkaranya > 6.000 pertahun, hakim 15 orang=1:400
o PA yang perkaranya > 5.000 pertahun, hakim 15 orang=1:333
o PA yang perkaranya > 4.000 pertahun, hakim 15 orang=1:266
o PA yang perkaranya > 3.000 pertahun, hakim 15 orang=1:200
Kiranya dapat dibayangkan apabila pada Pengadilan Agama tersebut
jumlah Hakimnya kurang dari 15 orang.
4. Pemerataan Penempatan Tenaga Hakim
Pemerataan dimaksud disini bukan sama jumlahnya antara Pengadilan
Agama yang satu dengan Pengadilan Agama yang lain. Tetapi yang dimaksud
adalah keseimbangan rasio antara Hakim dengan jumlah perkara.
o Hakim PA Klas IA di Jawa minimal 18 orang, idealnya 24 orang.
o Hakim PA Klas IA luar Jawa minimal 12 orang, idealnya 18 orang.
o Hakim PA Klas IB di Jawa minimal 12 orang, idealnya 18 orang.
o Hakim PA Klas IB luar Jawa minimal 9 orang, idealnya 12 orang.
o Hakim PA Klas II di Jawa minimal 9 orang, idealnya 12 orang.
o Hakim PA Klas II luar Jawa minimal 6 orang, idealnya 9 orang.
Halaman 16 dari 16 halaman
5. Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan Agama disesuaikan dengan keadaan
Untuk Pengadilan Agama pelaksanaan Mediasi hanya terhadap perkara
yang bersifat kebendaan, seperti Perkara Waris, pembagian harta bersama,
Wakaf, Hibah, dan Ekonomi Syariah.
Sedangkan terhadap perkara perceraian cukup mengoptimalkan peran
Majelis Hakim dalam upaya mendamaikan (vide pasal 82 UU Nomor 7 tahun
1989).
J. KESIMPULAN DAN PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahwa inti dari tujuan makalah ini adalah memperkuat komitmen
Pengadilan Agama untuk dapat meningkatkan Pelayanan Prima pada masyarakat
Pencari Keadilan dengan cara Penyederhanaan Administrasi, Penambahan dan
Penempatan tenaga Teknis dan Hakim sesuai dengan rasio perkara, sehingga
masyarakat nyaman dilayani dan Personil Pengadilan Agama juga nyaman
melayani.
2. Penutup
Dengan kesadaran yang tinggi mengakui bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, namun diharapkan dari apa yang tersaji di atas dapat memperjelas apa
yang sedang dan akan kita hadapi dalam tugas, semoga dapat bermanfaat.
Wallohu a’lam bisshowab.