memperbaiki citra tubuh

4
Memperbaiki citra tubuh. semua aspek kehidupan pasien, termasuk persepsi pasien terhadap diri sendiri, perannya dalam pekerjaan, kehidupan sosial, fungsi seksual dan status finansial, dapat berubah karena perjalanan penyakit reumatik tidak dapat diramalkan dan dipastikan. Pemantuan dan Penatalaksanaan Komplikasi Potensial Menghindari Komplikasi Akibat Obat. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit reumatik berpotensi untuk menimbulkan efek yang serius dan merugikan. Perawat memiliki peranan yang penting dalam bekerja sama dengan dokter dan apoteker untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi efek samping obat. Efek samping ini dapat mencakup perdarahan atau iritasi gastrointestinal, supresi sumsum tulang, keracunan pada ginjal atau hati, peningkatan insiden infeksi, luka- luka pada mulut, ruam dan perubahan penglihatan. Penyuluhan yang diberikan pada pasien hafus mencakup pelajaran tentang teknik-teknik pemberian obat yang benar, cara-cara mengurangi efek samping obat dan tindaka untuk memastikan pemantuan yang teratur. Menghindari infeksi dan gagal organ. Tanda-tanda vital pasien, tingkat kesadaran dan gejala infeksi sistematik serta lokal yang kerapkali dapat disamarkan oleh pemberian kortikosteroid dosis- tinggi. Karena terapi komplikasi acapkali memerlukan perawatan di rumah sakit, pendidikan pasien dalam mengatasi komplikasi yang tidak terduga dari penyakit yang sudah serius itu. Evaluasi Hasil yang Diharapkan 1. Mengalami peradaan rasa nyeri atau perbaikan tingkat kenyamanan. 2. Mengalami pengurangan tingkat keletihan. 3. Meningkatkan atau mempertahankan tingkat mobilitas. 4. Mempertahankan aktivasi perawatan-mandiri. 5. Mengalami perbaikan citra tubuh.

Upload: bachrul-mulya-yudha

Post on 30-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahan mengenai konsep citra tubuh manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Memperbaiki Citra Tubuh

Memperbaiki citra tubuh. semua aspek kehidupan pasien, termasuk persepsi pasien terhadap diri sendiri, perannya dalam pekerjaan, kehidupan sosial, fungsi seksual dan status finansial, dapat berubah karena perjalanan penyakit reumatik tidak dapat diramalkan dan dipastikan.

Pemantuan dan Penatalaksanaan Komplikasi Potensial

Menghindari Komplikasi Akibat Obat. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit reumatik berpotensi untuk menimbulkan efek yang serius dan merugikan.

Perawat memiliki peranan yang penting dalam bekerja sama dengan dokter dan apoteker untuk membantu pasien mengenali dan mengatasi efek samping obat. Efek samping ini dapat mencakup perdarahan atau iritasi gastrointestinal, supresi sumsum tulang, keracunan pada ginjal atau hati, peningkatan insiden infeksi, luka-luka pada mulut, ruam dan perubahan penglihatan.

Penyuluhan yang diberikan pada pasien hafus mencakup pelajaran tentang teknik-teknik pemberian obat yang benar, cara-cara mengurangi efek samping obat dan tindaka untuk memastikan pemantuan yang teratur.

Menghindari infeksi dan gagal organ. Tanda-tanda vital pasien, tingkat kesadaran dan gejala infeksi sistematik serta lokal yang kerapkali dapat disamarkan oleh pemberian kortikosteroid dosis-tinggi. Karena terapi komplikasi acapkali memerlukan perawatan di rumah sakit, pendidikan pasien dalam mengatasi komplikasi yang tidak terduga dari penyakit yang sudah serius itu.

Evaluasi

Hasil yang Diharapkan

1. Mengalami peradaan rasa nyeri atau perbaikan tingkat kenyamanan.2. Mengalami pengurangan tingkat keletihan.3. Meningkatkan atau mempertahankan tingkat mobilitas.4. Mempertahankan aktivasi perawatan-mandiri.5. Mengalami perbaikan citra tubuh.6. Mengalami tidak adanya komplikasi.

Pendidikan Pasien dan Perawatan di RumahPasien mugkin tidak memahami proses perjalanan penyakitnya dan program terapi yang

dijalaninya. Mereka perlu mengutarakan dengan kata-kata keprihatinan mereka dan mengajukan pertanyaan.

Inflamasi yang persisten dan aktivitas autoimun akan membawa kerusakan pada sendi dan jaringan. Karena supresi respons autoimun ini memerlukan pemakaian preparat antireumatik yang bekerja lambat serta bersifat anti-inflamasi dan preparat imunosupresi, maka kepada pasien harus diajarkan tentang obat-obat yang akan diresepkan, termasuk rasioal, efek samping, penggunaan obat secara mandiri dan prosedur pemantuan yang diperlukan.

Perawat mengkaji berbagai rintangan dan membuat rujukan yang tepat. Karena banyak untuk menekan inflamasi harus diberikan lewat suntikan perawat dapat memberikan obat tersebut atau mengajarkan kepadanya prosedur menyuntik. Pada saat hospitalisasi, pasien dianjurkan untuk mempraktikkan keterampilan manajemen-mandiri dengan dukungan dari pemberi perawatan dan orang terdekat.

Penyakit Jaringan Ikat Difus

Page 2: Memperbaiki Citra Tubuh

Penyakit jaringan ikat difus merupakan istilah yang mengacu kepada sekelompok kelainan yang bersifat kronik dan ditandai oleh reaksi inflamasi yang difus serta degenerasi pada jaringan ikat.

Artritis ReumatoidPatofisiologi

Pada artritis reumatoid, reaksi autoimun (yang sudah dijelaskan sebelumnya)terutama terjadi dalam jaringan sinoval.

Manifestasi KlinisManifestasi klinis artritis reuamatoid sangat bervariasi dan biasanya mencerminkan stadium

serta beratnya penyakit. Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritemia dan gangguan fungsi pada sendi merupakan gambaran klinis yang klasij untuk artritis reumatoid. Pola yang khas pada kelainan sendi ini dimulai dengan sendi-sendi kecil tangan, pergelangan tangan dan kaki. Dengan semakin berlanjutnya penyakit, sedi lutut, bahu, pinggul, siku, pergelanagan kaki, vertebra servikalis dan sendi temporomandibuler turut terkena. Keterbatasan fungsi sendi dapat terjadi sekalipun dalalam stadium penyakit yang dini sebelum terjadi perubahan tulang dan ketika terdapat reaksi inflamasi yang akut pada sendi-sendi tersebut. Deformitas tangan dan kaki sering dijumpai pada artritis reumatoid. Deformitas dapat disebabkan oleh ketidaksejajaran sendi (misalignment) yang terjadi akibat pembengkakan, destruksi sendi yang progresif atau sublukasio (dislokasi parsial) yang terjadi ketika sebuah tulang tergeser terhadap lainnya dan menghilangkan rongga sendi. Artrtis reumatoid merupakan penyakit sistematik dengan gejala ekstra-artikuler yang meltipel. Gejala yang paling sering ditemukan adalah demam, penurunan berat badan, keadaan mudah lelah,anemia, pembesaran kelnjar limfe dan fenomena raynaud (vasospasme yang ditimbulkan oleh cuaca dingin dan stres sehingga jari-jari menjadi pucat atau sianosis).

Evaluasi DiagnostikBeberapa faktop dapat turut memberikan kontribusnya pada penegakan diagnosis artitris

reumatoid, inflamasi sendi yang ditemukan pada saat palpasi dan hasil-hasil pemeriksaan laboratorium tertuntu. Faktor reumatoid terdapat pada lebih dari 80% penderita artritis reumatoid; namun, keberadaan faktor ini saja belum merupakan tanda diagnostik untuk artritis reumatoid.

PenalataksanaanUntuk artritis reumatoid yang dini, terapai dimulai dengan pendidikan pasien,

keseimbangan antara istirahat dan latihan, dan rujukan ke lembaga kemasyarakatan yang dapat memberikan dukungan. Kalau diberikan dalam dosis terapeutik yang penuh, obat-obat ini akan memberikan efek anti-inflamasi maupun analgesik.

Kecendurungan yang terdapat dalam penatalaksanaan artritis reumatoid menuju pada pendekatan farmakologi yang lebih agresif pada stadium penyakit yang lebih dini.

Analgesia tambahan dapat diresepkan pada saat-saat seringan nyeri yang hebat. Penggunaan preparat analgesik narkotik harus dihindari karena berotensi untuk mengakibatkan kebutuhan peredaan nyeri yang berkelanjutan.

Bagi artritis reumatoid erosif, moderat, suatu program formal dengan terapi okupasi dan fisioterapi harus diresepkan untuk mendidik pasien tentang prinsip-prinsip perlindungan sendi, pengaturan kecepatan dalam pelaksanaan aktivitas, penyederhanaan kerja, latihan gerak dan latihan untuk menguatkan otot-otot.

Bagi artritis reumatoid erosif, persisten, bedah rekonstruksi dan terapi kortikosteroid kerapkali diresepkan. Bedah rekontruksi merupakan indikasi kalau rasa nyeri tidak dapat diredakan oleh tindakan konservatif.

Page 3: Memperbaiki Citra Tubuh

Pemberian kortikosteroid sistemik dilakukan jika pasien menderita inflamasi serta rasa nteri yang tidak pernah sembuh, dan/atau pasien membutuhkan obat-obat “yang menjembatani” pada saat ia menantikan hasil kerja obat anti-reumatik yang kerjanya lambat (yaitu, preparat emas).

Bagi artritis reumatoid yang lanjut dan tidak pernah sembuh, obat-obst imunosupresi diresepkan mengingat kemampunannya untuk mempengaruhi produksi anti-bodi pada tingkat seluler. Obat-obat ini mencangkup preparat metotreksat dosis-tinggi, siklofosfamid dan azatioprin. Namun,obatt-obat ini sangat toksis dan dapat menimbulkan depresi sumsum tulang, anemia, gangguan gastrointestinal serta ruam.

Di seluruh stadium artritis reumatoid, gejala depresi dan gangguan tidur mungkin memerlukan penggunaan obat0obat antidepresan dosis-rendah dalam jangka waktu yang singkat seperti amitriptilin untuk membentuk kembali pola tidur yang adekuat dan menangani nyeri kronik dengan lebih baik.

Pasien artritis reumatoid kerapkali mengalami anoreksia, penurunan berat badan dan anemia. Anamnesis riwayat diet akan mengenali kebiasaan makan dan kesenangan pasien terhadap makanan tertentu. Kemudian kepada pasien diajarkan tentang cara memilih makanan yang mencakup kecukupan gizi tiap hari dari berbagai kelompok dasar makanan dengan menekankan kelompok makanan yang banyak mengandung vitamin, protein serta zat besi untuk pembangngan dan perbaikan jaringan.

Pertimbangan keperawatan. Asuhan keperawatan bagi penderita artritis reumatoid harus mengikuti rencana asuhan dasar. Masalah yang paling seing ditemukan pada penderita artritis reumatoid adalah rasa nyeri, gangguan tisur, keletihan dan gerakan yang terbatas.