menagih janji pemerintah: layanan kualitas seksualitas …. ibu tri hastuti nur... · desa, 14...
TRANSCRIPT
Menagih Janji Pemerintah: Layanan Kualitas Seksualitasdan Kesehatan Reproduksi
Maju Perempuan Indonesia
untuk Penanggulangan Kemiskinan
Seminar Nasional, 11 Mei 2016
Pleno 2: Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Aisyiyah
OUTLINE PRESENTASI
CAPAIAN TARGET YANG DIJANGKAU
STRATEGI MAMPU : Penguatan kelembagaan, penguatan kepemimpinan, advokasi dan pengorganisasian
INISIATIF TANTANGAN DAN KENDALA
PEMBELAJARAN REKOMENDASI
ANALISIS PROBLEM
Minimnya alokasi anggaranuntuk kespro di tingkat
derah hingga Desa karena isukespro belum menjadi isu
prioritas
Kesenjangan antarakebijakan dan implementasi
terkait layanan kesehatanreproduksi
Layanan kespro belummenggunakan pendekatan
hak perempuan karenapendekatan biologis masihmenjadi mainstream dalam
isu kespro
Nilai budaya dan tafsiragama yang tidak ramah
pada kebutuhan hakreproduksi perempuan
Capaian Target Yang Dijangkau• Jumlah perempuan yang mengikuti edukasi dan
pemberdayaan kesehatan reproduksi di BalaiSakinah Aisyiyah sebanyak 7983 di 84 desa di 42 kecamatan, 14 kabupaten
Strategi MAMPU dalam MendorongKualitas Layanan Kesehatan Reproduksi
PengorganisasianKomunitas
Penguatan Kelembagaan
PenguatanKepemimpinan
Advokasi
PENGUATAN KELEMBAGAAN
Melakukan scaling up program di 43 desa, 14 kabupaten (11 kab. Program, dan 6 di luar Kab. Program)
Model pengorganisasian Balai Sakinah‘Aisyiyah menjadi model nasional di ‘Aisyiyah dalam program pengembangan komunitas
Pengembangan sistem informasi‘Aisyiyah sebagai bagian dari praktikknowledge management
Adanya “cross learning”/saling belajar antar anggota PERMAMPU/Mitra Mampu mengenai penguatan ekonomi perempuan dan pengembangan keorgansiasian
PENGUATAN KEPEMIMPINAN• Local leader mendapatkan pelatihan tentang
kesadaran hak kespro di 14 kabupaten/kota
• Local leader mendapatkan pelatihan kepemimpinanperempuan di desa dalam mengawal UU Desa di 14 kabupaten/kota
• Local leader mendapatkan pelatihan advokasi
• Pendidikan kritis perempuan melaluipertemuan/diskusi bulanan, pelatihan, workshop, dialog, semiloka, cross learning.
PENGUATAN KEPEMIMPINAN• Local leader dilibatkan dalam pelaksanaan
musrenbang baik di tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan maupun Kabupaten/Kota
• Local leader memiliki kemampuan mengorganisirBalai Sakinah ‘Aisyiyah, dan keberanian menjadinarasumber di kelompok lain
Kader BSA• Kader sebanyak 910 orang di 14 kabupaten.
• Kader sebanyak 196 kader di 14 daerah scaling up yang sudah dilatih kepemimpinan lokal
Penguatan Leadership (Kader ‘Aisyiyah)
Dialog bersama PimpinanMuhammadiyah maupun Tokoh Agama dan Masyarakat untuk mendapatkandukungan dalam mendorongpeningkatan kualitas kesehatanreproduksi perempuan
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM MUSRENBANG
Cirebon Cianjur Pangkep Takalar Bantaeng Blitar Ngawi Lamongan Demak Cilacap Tegal
6 3 6 6 6 3 2 3 3 4 614
9
4839
54
125 8
20
10 1314
1
26 24
200
2
14 1117
6
18
3 18 5 5
12
JML DESA/KEL YANG MELIBATKAN LOCAL LEADER JML KADER YANG HADIR
JML ANGGOTA BSA YANG HADIR JML USULAN MASUK DALAM MUSRENBANGDES/KEL
Penguatan Kepemimpinan di Desa
Berkoordinasi dengan Perangkat Desasebelum Musrenbang
1. Sosialisasi dan diskusi kritis terkait PP 61, SPM Kesehatan dan UU Desadengan Dinas Kesehatan & KB , lembaga layanan kesehatan, dan denganpara Kepala Desa.
2. Membangun kekuatan kolektif perempuan akar rumput (pedesaan, miskinkota dan perempuan muda) melalui:
• Membangun dan mengembangkan kelompok penguatan ekonomi di pedesaan/kota
• Membangun kekuatan kolektif perempuan melalui Forum KomunitasPerempuan Akar Rumput (FKPAR)
• Penguatan Pembatra (Pemberi Pengobatan Tradisional) agar memperolehinformasi dalam layanan HKSR yang higienis melalui pendidikan kritis periodik
• Menghubungkan institusi layanan kesehatan/Pemerintah dengan Tokoh Adatdan Agama dalam diskusi2 kritis Forum Multi Stakeholder (FMS) untukmemperoleh perspektif yang sama dalam memenuhi HKSR Perempuan.
• Membuat pertanggungjawaban publik tahunan yang memuat capaian program dan realisasi anggaran kepada setakeholder terkait terutama PEMDA.
ADVOKASI
• Menerbitkan newsletter per 6 bulan untuk informasidan pendidikan ke kelompok perempuan dan parapihak yang terlibat (stakeholder).
• Memberikan pemahaman dan pencerahan kepadapara remaja, guru, orang tua, Toga dan Tomas tentangdampak negatif pernikahan anak terhadap kespro .
• Mendorong Kemenkes unt segeramengimplementasikan Peraturan Menteri Kesehatan ( PMK ) No 3 Tahun 2016 sebagai kelengkapan PP No 61 th 2014 agar para perempuan mendapatkan pelayananKespro yg optimal termasuk aborsi aman untuk korbanpemerkosaan.
ADVOKASI
ADVOKASI • Advokasi dengan Dinsos
dan Dinkes di kabupatenuntuk memasukkan JKN PBI sejumlah 815 wargamiskin (Ngawi).
• Memfasilitasi perempuan peserta JKN untuk dapat melakukan pemeriksaan IVA maupun Pap Smear secara gratis
• Surat Edaran Bupati Takalar tentang Layanan IVA danSadarnis (Maret Tahun 2016)
• Alokasi anggaran pelatihan pemeriksaan IVA bagitenakes di Demak oleh BPJS
• Alokasi anggaran kespro di APBDes• Alokasi anggaran Kespro di APBD kabupaten (Bantaeng,
Cirebon)• Alokasi anggaran penguatan ekonomi perempuan
melalui APBdes dan APBD • Advokasi partisipasi perempuan dalam
Musrebangdes/Cam/Da
ADVOKASI
ADVOKASIAdanya MoU antara Pimpinan ‘Aisyiyah Propinsi Jawa Timur dengan Dinas Kesehatan untuk pencegahan CA cervix dan CA payudara
Adanya MoU antara Pimpinan ‘Aisyiyah KabupatenCirebon dengan Dinkes Pemkab Cirebon
Adanya MoU antara Pimpinan Aisyiyah kabupatenPangkep dengan bupati untuk Pelayanan pemeriksaaanIVA di pusat layanan kesehatan dasar
MoU ‘Aisyiyah Jatim dengan DinkesJatim
MoU Aisyiyah-Bupati Pangkep
ADVOKASI • Mendesakkan model layanan kesehatan reproduksi
dengan pendekatan hak perempuan yaitu pojoklaktasi, cafetaria KB dan layanan IVA/Papsmear, danSadarnis.
Tenakes yang mengikuti PelatihanIVA/Pap Smear
Bantaeng Pangkep Takalar Cianjur Cirebon Kota Tegal Demak Cilacap Ngawi Lamongan Blitar
25 25 25 25 25 25
30
28
30
35
25
Tenakes yang sudah dilatih
JML
Advokasi Model Layanan di Puskesmas
Koordinasi dengan Puskesmas untukmendorong layanan reguler IVA
Pemeriksaan IVA di klinik pratama
Pemberdayaan Komunitas• Terdapat 385 telah berhasil mengembangkan
ekonomi perempuan pedesaan, miskin kota dansebagian perempuan muda sebanyak di 8 propinsi.
• Konsorsium PERMAMPU berhasil membentuk 56 kelompok baru dengan jumlah anggotaperempuan 1.216 orang dan laki-laki 116 orang serta memperkuat dan mengembangkan 61 kelompok yang sudah ada dengan jumlah anggotaperempuan 1.958 orang dan laki-laki 7 orang.
Pemberdayaan Komunitas• Menyelenggarakan Forum Komunitas Perempuan
Akar Rumput/FKPAR Sumatera dihadiri oleh 105 perempuan akar rumput yang mewakili 37.655 perempuan akar rumput dari 960 Desa, 74 Kabupaten/Kota.
Balai Sakinah ‘Aisyiyah• Terdapat 362 BSA di 14 kabupaten, dengan 7983 anggota
perempuan BSA.
Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA)
• Terdapat 69 BUEKA di 11 kabupaten program MAMPU
6
10
45
9
76 6 6
4
6
Kota Tegal Pangkep Lamongan Bantaeng Demak Ngawi Cianjur Cilacap Blitar Takalar Cirebon
BUEKA
BUEKA
IVA, Pap Smear, Sadarnis• Sebanyak 3946 perempuan melakukan IVA, 824 perempuan
melakukan pap smear, dan 425 melakukan Sadarnis.
368335
480
740
396
280
418
259
192
255223
187
16 6
164
6224 11
317
33418 6
132
70 59
140
LMG Bantaeng Cilacap Ngawi Blitar Cianjur Cirebon Demak Kota Tegal Pangkep Takalar
IVA Pap Smear Sadarnis
Kegiatan pemberdayaan perempuan di komunitas melaluiedukasi tentang kesehatan di Cirebon dan Pangkep
Kegiatan BUEKA
INISIATIF• Di Pangkep, di 1 kecamatan telah mengembangkan
Gerakan Infaq Sayang Ibu untuk membantupembiayaan 2 perempuan yang terkena kankerserviks. Di Lamongan, juga telah menggalakkanGerakan Infaq Sayang Ibu
• Aisyiyah (ngawi) berhasil mendorong pemerintahdesa untuk mengkoordinir pengurusan kepesertaanbpjs untuk kelompok miskin karena mekanismependaftaran JKN sulit dijangkau kelompok MISKIN YANG JAUH DARI KOTA
Pembelajaran• Kemampuan dan konteks setiap lembaga dan daerah sangat
bervariasi, sehingga dibutuhkan waktu untuk membangun basis yang lebih kuat dalam rangka pelaksanaan program maupunpendekatan dengan stakeholder.
• Membangun kader di semua institusi sangat mendesak (tingkatlembaga dan kelompok dampingan). Pendidikan untuk regenerasidan membangun peran multi generasi adalah fondasi yang kuatuntuk membangun kepemimpinan perempuan.
• Membangun kekuatan akar rumput sebaiknya sejalan denganadvokasi kebijakan negara, yaitu dari DESA ke KABUPATEN baru keNASIONAL.
• Sementara untuk advokasi Adat, harus betul-betul memahaminorma-norma adat dan mengenali lingkup masyarakat adat yang tidak sama dengan kewilayahan Negara.
Pembelajaran• Mendorong perubahan perilaku kesehatan
reproduksi (KB, IVA, ASI) di kelompok perempuansangat dipengaruhi oleh pendekatan persuasif daripara lokal leader (termasuk tokoh agama) di komunitas selain ketersediaan akses
• Kebijakan akses dan layanan kesehatan reproduksiternyata belum cukup dan masih harus diikutidengan proses mengawal implementasi kebijakantersebut; sedangkan ruang-ruang partisipasi masihsangat minim
Pembelajaran• Penguatan kelembagaan sebagai strategi program
yang direncanakan merupakan dasar untukmembangun keberlanjutan program terutamaterkait dengan penguatan masyarakat sipil
• Penguatan ekonomi perempuan di komunitasmenjadi salah satu point penting dalammemperkuat perempuan di komunitas dalam isuapapun termasuk isu kesehatan
REKOMENDASI• Mendesakkan peningkatan usia pernikahan bagi
perempuan dan laki-laki untuk menghindaripernikahan dini.
• Membangun sistem informasi yang tidakmemungkinkan adanya peluang bagi aparat untukmelakukan pemalsuan dokumen syarat-syaratpernikahan bagi Calon Pengantin.
• Pembelajaran kesehatan reproduksi remaja di sekolah dan konseling kesehatan reproduksi di sekolah, komunitas dan Puskesmas
REKOMENDASI
REKOMENDASI• Pentingnya pemerintah melakukan sosialisasi KB
dengan perspektif hak perempuan.
• Pentingnya pemerintah menyediakan alkon secaralengkap (cafetaria) di fasilitas kesehatan dasar, sertapeningkatan kompetensi tenaga kesehatan dalammelakukan pemasangan alkon jangka panjang.
REKOMENDASI• Mendesakkan kepada pemerintah untuk
melakukan monitoring dan evaluasi terhadappelaksanaan regulasi terkait ASI, baik itu PeraturanPemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang PemberianASI Eksklusif, maupun Peraturan Menteri Kesehatanterkait pemberian ASI Eksklusif.
• Pentingnya pemerintah menyediakan ruangkonseling ASI yang terjangkau bagi para ibumaupun sumber daya manusia yang memilikikompetensi untuk menjadi konselor ASI
REKOMENDASI• Mendorong pemerintah untuk memperbarui data
kepesertaan JKN-PBI antara lain denganmenggunakan sistem pengaduan masyarakatsehingga masyarakat miskin dan rentan miskindapat tercakup sebagai peserta JKN-PBI.
• Mempermudah akses pendaftaran danpembayaran JKN agar terjangkau oleh semua wargakhususnya mereka yang terkendala aksestransportasi.
REKOMENDASI
REKOMENDASI• Mengintensifkan sistem monitoring pelaksanaan
JKN mulai dari kepesertaan sampai pelaksanaannyadi pusat-pusat layanan kesehatan antara lain melalui sistem pengaduan masyarakat.
• Memastikan implementasi layanan deteksi dinipemeriksaan IVA/Pap Smear sebagai cakupanlayanan JKN.
REKOMENDASI
• Standar Pelayanan Minimal Layanan Kesehatan di Faskes Tk. I yang mencakup layanan IVA danSadarnis sebagai layanan reguler sehinggaperempuan memiliki akses untuk melakukan IVA dan Pap Smear.
• Memasukkan persentase perempuan yang melakukan tes IVA/Pap Smear/Sadarnis dalamsasaran pelaksanaan program Indonesia Sehat
• Memasukkan strategi pendekatan keluarga dalammendorong pemenuhan hak kesehatan reproduksimerujuk pada strategi SDGs tujuan 3 poin 3.7
REKOMENDASI
REKOMENDASI
• Kebijakan yang menjadi payung hukum untukmemprioritaskan program dan alokasi anggarankespro di tingkat kabupaten (Perbup, SE/SK Bupati/Walikota, MOU, RPJMD, RKPD)
• Kebijakan yang menjadi payung hukum untukmemprioritaskan program dan alokasi anggarankespro di tingkat Desa (Perdes, RPJMDes, RKPDes)
Tantangan• Isu-isu agama, suhu politik (khususnya di masa
PILKADA) dan kebencanaan tinggi• Dukungan PEMDA untuk menggerakan FMS masih
kurang• Program-program Pemerintah (kredit murah,
pembagian bibit, dll) yang mengganggu keswadayaan• Munculnya kesan ‘arogansi’ PEMDA dengan adanya
otonomi daerah,• Adanya sikap bahwa Pemerintah merasa bahwa NGO
mengawasi pekerjaan mereka• Munculnya kecurigaan pihak-pihak tertentu terhadap
pelaksanaan program)
• Mutasi maupun pergantian pejabat pemerintahan di lingkungan Pemda/Pemcam/Pemdes
• Suhu politik paska Pilkades yang menyebabkan konflikhorisontal, sehingga pimpinan terpilih meminggirkankelompok yang bersebarangan meski pro perempuan
• Isu pencegahan kanker serviks/payudara belummenjadi isu prioritas bidang kesehatan di tingkatkabupaten yang berdampak pada kurangnya komitmenpemda dalam mengeluarkan kebijakan layananscreening di faskes maupun alokasi anggaran baikuntuk peningkatan kompetensi tenakes maupunpenyediaan sarana kesehatan.
Tantangan
HAMBATAN• Metode kreatif untuk menggerakkan perempuan
muda
• Pengorganisasian kelompok ekonomi masihmembutuhkan keterampilan untuk pengembanganpengetahuan pendamping dalam mengembangkankesadaran menabung perempuan dampingan.
• Kurangnya aktivis perempuan untuk menjadipelaksana program dan untuk kepemimpinan multi generasi di institusi