mencapai kebijaksanaan pandangan terang
TRANSCRIPT
-
Mencapai Kebijaksanaan Pandangan Terang
Di bawah ini adalah penjelasan dari salah satu manfaat meditasi vipassan yang dikutip
dari buku MEDITASI Hal Termulia untuk Dilakukan.
Secara umum ada 3 jenis kebijaksanaan,1 (1) kebijaksanaan yang diperoleh dari mendengar
dan belajar Dhamma (suta-maya-pa), (2) kebijaksanaan yang diperoleh dari pemikiran analitis
atau penyelidikan (cint-maya-pa), (3) kebijaksanaan yang diperoleh dari pengembangan
mental atau meditasi (bhvan-maya-pa). Kebijaksanaan nomor 1 dan 2, sesuai dengan
namanya, cara mendapatkannya mudah dipahami, jadi tidak perlu dijelaskan di sini. Namun
demikian, apa yang membedakan kebijaksanaan nomor tiga dengan dua kebijaksanaan yang
pertama? Bukankah yang dimaksud dengan kebijaksanaan pandangan terang adalah
kebijaksanaan tentang anicca, dukkha, dan anatt? Bila benar demikian, bukankah tiga
karakteristik umum ini juga dapat dipahami melalui dua kebijaksanaan yang pertama? Bagaimana
praktik meditasi dapat membuat seseorang memperoleh kebijaksanaan dengan tingkat
pemahaman yang berbeda?
Benar, walaupun ada banyak tahapan kebijaksanaan pandangan terang, sebenarnya bila
dirangkum, semuanya mengerucut menjadi anicca, dukkha, dan anatt. Perbedaannya adalah
kebijaksanaan yang ketiga didapat dari melihat langsung, menyaksikan sendiri melalui praktik
meditasi vipassan; sedangkan dua kebijaksanaan yang pertama, didapat berdasarkan apa yang
didengar atau direnungkan dari yang dikatakan oleh orang lain. Saat yogi bermeditasi, yogi
mengamati fenomena mental dan jasmani yang sedang berlangsung, yang sedang berproses; jadi,
ini merupakan kenyataan atau realita. Sedangkan saat kita mendengar atau membaca penjelasan
orang lain, hal itu hanyalah sebuah konsep atau ide. Oleh karena itu, tingkat pemahaman yang
didapatnya berbeda. Contoh kasus, hampir semua orang mengetahui bahwa merokok itu
berbahaya, bahkan di kemasannya dituliskan tentang bahaya atau resiko yang dapat ditimbulkan
dari merokok. Namun demikian, pada kenyataannya, bukankah masih banyak saja orang yang
tetap merokok walaupun mereka mengetahui bahayanya? Hal ini disebabkan mereka belum
merasakan langsung bahayanya, tetapi baru sekedar mengetahui berdasarkan apa yang dikatakan
oleh orang lain. Maka, tingkat pemahaman dan keyakinannya pun berbeda antara orang yang
telah mengalami langsung dengan orang yang hanya mendengar.
Mari kita tinjau kasus yang lain, yaitu tentang perbedaan pemahaman mengenai empat
macam kekeliruan/penyimpangan (vipallsa). Apa saja empat vipallsa tersebut?2 (1) menganggap
sesuatu yang tidak kekal (anicca) sebagai sesuatu yang kekal (nicca); (2) menganggap penderitaan
(dukkha) sebagai kebahagiaan (sukha); (3) menganggap yang tanpa -inti, -aku, -ego, -jiwa,
atau -roh (anatt) sebagai sesuatu yang mempunyai - inti, -aku, -ego, -jiwa, atau -roh (att);
(4) menganggap yang buruk/jelek (asubha) sebagai sesuatu yang baik/bagus (subha).
1 Sagti Sutta (DN 33).
2 Vipallsa Sutta (AN 4.49).
-
Mungkin anda berpikir, Apa sulitnya memahami keempat hal tersebut, buktinya saya
tanpa berlatih meditasi juga dapat memahami keempat hal tersebut dengan baik. Coba baca
beberapa pertanyaan ini dan renungkan baik-baik sebelum anda menjawabnya. Setiap hari anda
bercermin, apakah anda melihat perbedaan antara anda yang bercermin kemarin dengan yang
hari ini? Tidak bukan, anda merasa sama saja bukan? Hal itu karena anda merasa kekal (vipallsa
I). Anda setiap hari mencari objek indra, contohnya, mencari yang hal indah-indah, makanan yang
enak-enak, dan sebagainya. Hal itu dilakukan karena anda berpikir bahwa objek indra adalah hal
yang mendatangkan kebahagiaan bukan? Bila objek indra memang benar-benar mendatangkan
kebahagiaan, mengapa sampai saat ini anda masih terus mencari? Bukankah anda telah
mendapatkan apa yang anda cari sebelumnya? (vipallsa II). Anda masih yakin dengan adanya roh
bukan? Bila anda suka belajar Dhamma, mungkin anda tidak percaya lagi tentang adanya roh di
dalam diri anda, tetapi anda juga belum benar-benar yakin apa memang benar-benar tidak ada
rohnya bukan? Contoh lain, ada seseorang yang karena kurang perhatian, menyenggol anda
sehingga kopi anda tumpah, anda marah/kesal bukan? Mengapa anda merasa kesal, bukankah
yang disenggolnya hanyalah fenomena mental dan jasmani? (vipallsa III). Setiap hari anda
bercermin untuk merapikan penampilan dan menata rambut anda bukan? Hal ini karena anda
berpikir bahwa jasmani atau setidaknya rambut anda adalah sesuatu yang indah bukan? Kalau
memang rambut itu indah, mengapa ketika rambut anda rontok, anda tidak mengumpulkan dan
menyimpannya? Mengapa anda merasa jijik ketika ada rambut di makanan anda? (vipallsa IV).
Apakah sekarang anda menyadari bahwa anda masih tercengkeram kuat oleh keempat vipallsa
tersebut? Hal itu karena kebijaksanaan yang anda miliki masih sebatas teori. Oleh karena itu,
luangkanlah waktu untuk berlatih meditasi vipassan dan meraih kebijaksanaan pandangan terang
agar tujuan akhir, nibbna, semakin mudah direalisasi.
Perumpamaan Boneka Manusia
Pada umumnya setiap orang sangat melekat kepada jasmaninya, begitu juga kepada
jasmani lawan jenis. Hal ini dikarenakan kuatnya cengkeraman vipallsa keempat, yaitu
menganggap sesuatu yang buruk/jelek (asubha) sebagai sesuatu yang baik/bagus (subha). Maka,
demi pemahaman yang lebih baik tentang hal ini dan memicu semangat anda untuk memperoleh
kebijaksanaan pandangan terang, silakan simak baik-baik perumpamaan ini.
Ada tiga buah boneka manusia yang terbuat dari karet dengan tingkat kekenyalan seperti
kekenyalan tubuh manusia. (1) Boneka pertama - sudah jelek, kotor, bau, dan tanpa busana; (2)
boneka kedua - masih baru dan bersih, tetapi bau dan tanpa busana; (3) boneka ketiga - masih
baru, bersih, wangi, dan lengkap dengan busana yang indah. Bila anda ditawari untuk memilikinya,
anda pasti memilih boneka ketiga bukan? Seandainya sekarang anda mengetahui bahwa semua
boneka tersebut berisi air seni dan kotoran manusia, apakah anda masih menginginkan boneka
ketiga tersebut? Tidak, bukan? Bagaimana seandainya bila boneka tersebut dapat bicara, dapat
bercanda, dan sebagainya, apakah anda tetap tidak menginginkannya? Tetap tidak, bukan?
Mengapa?, karena anda mengetahui bahwa di dalam boneka tersebut terdapat air seni dan
kotoran, sesuatu yang menjijikkan. Bila memang demikian, mengapa anda masih tergila-gila
dengan tubuh anda dan bahkan dengan tubuh orang lain (contoh, lawan jenis atau pasangan
-
anda)? Tubuh anda bahkan lebih kotor daripada boneka tersebut, karena selain mengandung air
seni dan kotoran, juga mengandung darah, usus, makanan yang bagaikan muntah, air liur, dan
yang lainnya. Bukan hanya itu, tubuh anda juga lebih rewel, karena selalu minta makanan dan
minuman, selalu mengeluarkan kotoran dari pori-porinya, dan sebagainya, silakan kembangkan
sendiri.3
Semua itu terjadi karena kekeliruan atau dapat juga dikatakan sebagai pandangan salah
yaitu menganggap sesuatu yang buruk/jelek (asubha) sebagai sesuatu yang baik/bagus (subha).
Jasmani ini sangat kasar dan anda dapat melihat, mencium, mengecap, dan memegangnya bila
anda mau. Bila dengan keadaan yang kasar seperti ini saja anda masih tertipu, apalagi dengan
pemahaman mengenai anicca, dukkha, dan anatt. Oleh karena itu, kita harus berlatih meditasi
vipassan agar dapat memperoleh kebijaksanaan pandangan terang yang akan membebaskan kita
dari kekeliruan ini. Untuk menambah pengetahuan anda tentang bagaimana kebijaksanaan
pandangan terang dapat mengeliminasi pandangan salah, silakan baca buku DANA Bab XI,
bagian meditasi vipassan.
Sebagai penutup uraian ini, simak dan renungkanlah baik-baik syair Dhammapada nomor
282 di bawah ini.
Sesungguhnyalah, kebijaksanaan muncul dari meditasi,
tanpa meditasi kebijaksanaan lenyap.
Setelah mengetahui kedua jalan ini, jalan mendapatkan dan lenyapnya kebijaksanaan,
dia harus bertindak sehingga kebijaksanaan dapat bertambah.
Salam Mett,
U Sikkhnanda
Benteng Satipahna
Tangerang, 12 Juli, 2014
3 Gaa Sutta (AN 9.15).