mencoba jadi bab 1

Upload: randi-anugerah

Post on 05-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Mencoba Jadi BAB 1

    1/4

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar belakang

    Tuberkulosis Paru merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di

    dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization  (WHO) telah

    mencanangkan Tuberkulosis Paru sebagai  global emergency (PP!" 2##$).

    Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah kesehatan global utama" dan

     penyebab kematian kedua dari penyakit menular di seluruh dunia setelah  Human

     Immunodeficiency Virus (H!%)" dengan 9 &uta kasus baru dan 1"' &uta kematian

    yang ter&adi pada tahun 2#1. epertiga penduduk dunia telah terin*eksi kuman

    Tuberkulosis Paru dan menurut regional WHO &umlah terbesar kasus Tuberkulosis

    Paru ter&adi di +sia Tenggara yaitu , dari seluruh kasus Tuberkulosis Paru di

    dunia" namun bila dilihat dari &umlah penduduk terdapat 1- kasus baru per 

    1##.### penduduk dan 2 pre/alensi per 1##.### penduduk setiap tahun

    (WHO" 2#1). (1)0enurut laporan WHO tahun 2#1" pre/alensi Tuberkulosis Paru di

    !ndonesia menempati urutan ketiga setelah !ndia dan hina yaitu hampir ## ribu

    kasus" angka kematian 2'31## ribu penduduk. i !ndonesia Tuberkulosis Paru

    adalah pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab

    kematian nomor tiga setelah penyakit &antung dan penyakit pernapasan akut pada

    seluruh kalangan usia (PP!" 2##$). (1)

    Pada tahun 2#1 diperhitungkan penemuan kasus baru Tuberkulosis Paru

    4T+ (5) di pro/insi umatera 6tara sebesar 21.22 &i7a" dan hasil cakupan

     penemuan kasus baru Tuberkulosis Paru 4T+ (5) yaitu 1'.1 kasus atau 2"29

    ,. Pada tahun 2#1" umatera 6tara belum mencapai target nasional yaitu ',.

    ari kabupaten3kota yang ada di Pro/insi umatera 6tara" ditemukan 29

    kabupaten3kota memiliki angka penemuan kasus Tuberkulosis Paru 4T+ (5) di

    atas ',. +ngka penemuan kasus tertinggi di kota Pematang iantar sebesar 

    22$"'9, dan di 0edan sebesar 121"#, (inkes sumut" 2#1). (1)

  • 8/16/2019 Mencoba Jadi BAB 1

    2/4

    2

    ekitar ', pasien Tuberkulosis Paru adalah kelompok usia yang paling

     produkti* secara ekonomis (1'8'# tahun) sehingga beban ekonomi yang

    diakibatkan oleh in*eksi Tuberkulosis Paru cukup besar. 6ntuk menanggulangi

    masalah Tuberkulosis Paru di !ndonesia" strategi OT ( Directly Observed 

    Treatment Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO merupakan

     pendekatan yang paling tepat saat ini dan harus dapat dilaksanakan secara

    sungguh8sungguh. Oleh karena itu peran akti* dengan semangat kemitraan dari

    semua pihak yang terkait (sektor pemerintah" non pemerintah" s7asta dan

    masyarakat)" sehingga penanggulangan Tuberkulosis Paru dapat lebih

    ditingkatkan melalui gerakan terpadu yang bersi*at nasional" yakni erakan

    Terpadu :asional Pengendalian Tuberkulosis (erdunas Tuberkulosis Paru). Pada

    strategi OT terdapat ' komponen yaitu komitmen politis" pemeriksaan

    laboratorium" dukungan bagi pasien" ketersediaan obat" pencatatan dan pelaporan

    (;emenkes

    telah menerapkan strategi OT. :amun" baru sekitar -, rumah sakit

    (pemerintah" 460:" T:!" Polri dan s7asta) yang menerapkan pelayanan dengan

    menggunakan strategi OT (;emenkes

     putus obat pada pasien Tuberkulosis Paru kasus baru dengan hasil basil tahan

    asam (4T+) positi* berkisar antara #"$,819"2, dengan angka putus obat

  • 8/16/2019 Mencoba Jadi BAB 1

    3/4

    tertinggi yaitu di pro/insi Papua 4arat> angka putus obat di =akarta pada tahun

    2##9 sebesar '",.()

    4anyak *aktor yang memengaruhi ter&adinya kasus putus obat pada pasien

    Tuberkulosis Paru. ;omunikasi yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien

    merupakan *aktor penting yang menentukan keberhasilan pengobatan. Penelitian

    yang dilakukan oleh =anani dkk.$ di rilanka pada tahun 2##2 menyatakan bah7a

     putus obat berhubungan dengan kebiasaan merokok" ri7ayat pengobatan

    Tuberkulosis Paru sebelumnya" dan luas lesi radiologis. Penelitian di !ndia pada

    tahun 2## menyimpulkan bah7a putus obat berhubungan dengan &enis kelamin"

    konsumsi alkohol" usia" status pengobatan Tuerkulosis Paru dan &umlah kuman

    4T+ pada a7al pemeriksaan.  Penelitian di 6?bekistan pada tahun 2##'

    menyatakan bah7a putus obat &uga berhubungan dengan status peker&aan.()

    elain itu &uga terdapat beberapa penelitian lain yang menyatakan bah7a

     putus obat berhubungan dengan status perka7inan" &arak rumah ke tempat

     pengobatan (

  • 8/16/2019 Mencoba Jadi BAB 1

    4/4

      6ntuk mengetahui angka ke&adian pasien Tuberkulosis Paru baru tanpa

    komplikasi pada =anuari 2#1' dan kepatuhan minum obat hingga =uni

    2#1' di Puskesmas H.+.H. Hasan" 4in&ai.

    1.3.2  Tuuan "husus

    6ntuk mengetahui angka ke&adian pasien Tuberkulosis Paru baru tanpa

    komplikasi pada =anuari 2#1' dan kepatuhan minum obat hingga =uni

    2#1' di Puskesmas H.+.H. Hasan" 4in&ai.

    1.# Man$aat Penel!t!an

    1. 4agi Tempat Penelitian

    Pihak Puskesmas dapat mengetahui seberapa banyak angka ke&adia

    Tuberkulosis Paru dan kepatuhan pasien minum obat.

    2. 4agi Peneliti

    0engaplikasikan ilmu yang telah didapat selama ini" serta menambah

     pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian selan&utnya.

    . 4agi !nstitusi Pendidikan

    apat di&adikan bahan bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai sumber 

    data untuk penelitian selan&utnya.

    . 4agi 0asyarakat

    6ntuk memberikan in*ormasi kepada masyarakat" agar lebih meningkatkan

     pengetahuan dan 7a7asan mengenai penyakit Tuberkulosis paru sehingga

    dapat mengetahui pentingnya mengonsumsi O+T (Obat +nti Tuberkulosis)

    hingga tuntas.