mengembangkan kemampuan keaksaraan awal ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6291/1/skripsi...
TRANSCRIPT
i
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN AWAL
MELALUI MEDIA BERMAIN PANCING PADA ANAK
KELOMPOK A DI RA SYAAMILA KIDS NGAGLIK LEDOK
ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN
2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ULFA ISTIANATUL KHASANAH
NIM. 23050150025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Man Jadda Wa Jada
“Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”
vii
PERSEMBAHAN
1. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala
2. Kedua orang tua tercinta (Bapak Muhammad Nasori & Ibu Nurjannah) yang
telah mendidik dan memberikan motivasi terbaik
3. Adikku Naili Maftuchatus Sa’adah yang selalu memberikan dorongan dan
semangat
4. Kepada Muhammad Khafid Abdurrohman yang telah banyak membantu
untuk menyelesaikan skripsi ini
5. Sahabat-sahabatku tercinta Mawadah Warohmah, Zahra H. Putri, Nafida
Retno, Joeana Alfi Nur Azizah
6. Teman-teman seperjuangan PIAUD 2015 yang telah memberikan semangat
dan motivasi untuk belajar
7. Teman-teman KKN Surojoyo posko 145 Ani, Anis, Zain, Ika, Abid, Bani
8. Bapak/Ibu Guru serta karyawan RA Syaamila Kids yang telah menerima saya
dengan baik untuk melaksanakan penelitian.
9. Almamater tercinta IAIN Salatiga
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir dan
melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Adapun judul
skripsi ini adalah “MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN AWAL
MELALUI MEDIA PANCING HURUF PADA ANAK KELOMPOK A DI RA
SYAAMILA KIDS NGAGLIK LEDOK ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2019/2020.”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
dukungan moriil maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin Baidawy, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan
3. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan
Islam Anak Usia Dini
4. Ibu Dr. Setia Rini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan
secara ikhlas membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya
untuk menyelesaikan skripsi ini
ix
5. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan jurusan Pendidikan
Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini selesai
6. Ibu Nur Inayati, S.Pd selaku kepala sekolah RA Syaamila Kids beserta
Bapak/Ibu Guru dan karyawan yang telah berkenan membantu penulis dalam
melakukan penelitian dari awal hingga akhir
7. Siswa dan siswi RA Syaamila Kids kelompok kindergarten A2 yang telah
berkenan menjadi subjek dalam penelitian
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak
terimakasih. Semoga amal mereka diterima oleh Allah SWT dan diberikan balasan
yang berlipat ganda. Penulis sadar dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna baik dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi
ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pada umumnya memberikan sumbangan pengetahuan dalam dunia
pendidikan.
Salatiga, 20 Agustus 2019
Penulis,
Ulfa Istianatul Khasanah
NIM. 23050-15-0025
x
ABSTRAK
Khasanah, Ulfa Istianatul. 2019. Mengembangkan Kemampuan Keaksaraan Awal
melalui Media Bermain Pancing pada Anak Kelompok A di RA Syaamila Kids
Ngaglik Ledok Argomulyo Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020.
Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Setia
Rini, M.Pd.
Kata kunci : Keaksaraan Awal, Media, Bermain Pancing, Anak Usia Dini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan
keaksaraan awal pada anak kelompok A di RA Syaamila Kids Ngaglik Ledok
Argomulyo Kota Salatiga.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
dengan analisis data deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah anak
dengan usia 4-5 tahun yang berada di kelompok kindergarten A2 yang berjumlah
33 anak. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah observasi,
dokumentasi, dan tes.
Hasil penelitian telah dilakukan dari data hasil observasi pembelajaran pada
tiap siklusnya yaitu sebelum tindakan kemampuan keaksaraan awal pada anak
kelompok A sebesar 28% kemudian meningkat pada Siklus I sebesar 51% dan
ketika dilakukan tindakan pada Siklus II meningkat menjadi 95%. Total
peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai Siklus II
sebesar 67%, yaitu dari 28% menjadi 94%.
Berdasarkan data hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
media bermain pancing berhasil mengembangkan kemampuan keaksaraan awal
pada anak kelompok A di RA Syaamila Kids Ngaglik Ledok Argomulyo Kota
Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ............................................................... iii
MOTTO ....................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7
E. Kajian Penelitian Sebelumnya .......................................................... 7
F. Kajian Teori ..................................................................................... 12
G. Definisi Operasional ........................................................................ 16
H. Hipotesis penelitian dan Indikator Keberhasilan ............................ 18
xii
I. Metode Penelitian ............................................................................ 18
J. Sistematika Penulisan ...................................................................... 28
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 29
A. Kerangka Teori ................................................................................ 29
1. Pengertian Pengembangan ....................................................... 29
2. Pengertian Kemampuan ........................................................... 29
3. Pengertian Keaksaraan ............................................................. 30
4. Hakikat Keaksaraan Awal Bagi Anak Usia Dini ..................... 31
5. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan
Mengenal Keaksaraan Awal Pada Anak Usia Dini .................. 38
6. Pengertian Media ..................................................................... 39
B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 47
C. Hipotesis .......................................................................................... 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................. 49
A. Gambaran Umum dan Lokasi Subjek .............................................. 49
1. Profil Sekolah ........................................................................... 49
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ................................................. 50
3. Keadaan Siswa dan Guru ......................................................... 51
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus .................................. 55
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ...................................... 56
1. Perencanaan Tindakan ............................................................. 57
2. Pelaksanaan Tindakan .............................................................. 58
xiii
3. Observasi .................................................................................. 60
4. Analisis dan Refleksi ............................................................... 61
D. Deskripsi Penelitian Siklus II .......................................................... 62
1. Perencanaan Tindakan .............................................................. 62
2. Pelaksanaan Tindakan .............................................................. 65
3. Observasi .................................................................................. 66
4. Analisis dan Refleksi ................................................................ 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 68
A. Deskripsi Per Siklus ........................................................................ 68
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data ............................... 68
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus ........................................... 69
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I ............................................... 74
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II .............................................. 80
B. Pembahasan ..................................................................................... 85
1. Ketentuan Indikator Keberhasilan ............................................ 85
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian Pra Siklus
dengan Indikator Keberhasilan ................................................. 85
3. Hasil Pencapaian Siklus 1 dengan Indikator Keberhasilan ...... 89
4. Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan ..... 92
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 97
A. Kesimpulan ................................................................................... 97
B. Saran ............................................................................................. 97
xiv
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup Penulis
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..................... 25
Tabel 1.2 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus
dengan Indikator Keberhasilan ................................................. 27
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelompok Kindergarten A2 .................... 51
Tabel 3. 2 Daftar Nama Guru RA Syaamila Kids ..................................... 53
Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ..................... 68
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus ........................................................ 69
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Pra Siklus ...................... 72
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ............................................................ 74
Tabel 4.5 Hasil Pegamatan Ketrampilan Guru Siklus I ........................... 78
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Siklus II ........................................................... 80
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Siklus II ........................ 83
Tabel 4.8 Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan .. 86
Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Pra Siklus .................................................... 88
Tabel 4.10 Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan ...... 89
Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Siklus I ........................................................ 91
Tabel 4.12 Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan ... 92
Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Siklus II .................................................... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
model Kemmis dan Tanggart .................................. 19
xvi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Syaamila Kids .................... 55
Gambar 4.1 Diagram Pencapaian Perkembangan Kemampuan
Keaksaraan Awal .................................................... 96
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Lembar Observasi
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru
Lampiran 7 RPPH
Lampiran 8 Skala Pencapaian Perkembangan
Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian
Lampiran 8 Lembar Kerja Anak
Lampiran 9 SKK
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pendidikan telah maju dan berkembang dengan pesat. Salah satu
ilmu pendidikan yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada saat anak memasuki usia 0-5 tahun
atau disebut dengan usia Golden Age anak tersebut memiliki karakteristik
yang berbeda dengan usia diatasnya sehingga pendidikan anak perlu
dikhususkan. Saat ini PAUD berkembang dengan pesat terutama di negara-
negara maju, karena perkembangan kapasitas manusia lebih mudah
distimulasi sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan lembaga
pendidikan yang menitikberatkan pada 6 aspek perkembangan, yaitu nilai
agama dan moral, perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus),
kecerdasan kognitif (daya pikir, daya cipta, sosio-emosional (sikap dan
emosi), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan tahap perkembangan dan
kelompok usia yang dilalui oleh anak. (Mansur, 2013)
Berdasarkan UU nomor 20 tahun 2003 ayat 1 menyebutkan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar (SD) yang merupakan pembinaan untuk anak sejak 0-6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
2
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang
diselenggarakan pada jalur formal.
Menurut Biechler dan Snowman (dalam Sujiono, 2010:17) anak pra
sekolah merupakan anak yang berusia 3-6 tahun. Biasanya mereka mengikuti
program sekolah dan kindergarten. Sedangkan di Indonesia mereka
mengukuti program kelompok bermain untuk anak usia 0-3 tahun dan untuk
4-6 tahun program Taman Kanak-kanak.
Bahasa merupakan suatu simbol yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Secara alamiah anak mempelajari dan memperoleh bahasa
untuk berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan dalam lingkungannya. Bahasa
dapat mengontrol perilaku dan tingkah laku anak. Mengingat pentingnya
bahasa bagi kehidupan, maka salah satu tujuan diselenggarakannya
pendidikan anak usia dini adalah untuk mendorong anak mencapai tingkat
pencapaian perkembangan bahasa sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Salah satu kompetensi dasar dari aspek perkembangan bahasa adalah
keaksaraan awal.
Keaksaraan erat kaitannya dengan bahasa. Keaksaraan sendiri menurut
kamus besar Bahasa Indonesia dari kata aksara yang artinya huruf bisa disebut
keaksaraan baik berupa membaca ataupun menulis. Pra keaksaraan atau
keaksaraan awal merupakan proses kemampuan yang dikuasai anak dalam
menggunakan aksara untuk membaca dan menulis sebelum anak belajar
3
membaca dan menulis. Kemampuan keaksaraan awal anak dimulai sejak anak
mengenal warna, bentuk, membaca gambar, membaca simbol, menjiplak
huruf di awal namanya menuliskan huruf-huruf namanya, menuliskan
pikirannya walaupun hurufnya masih terbalik atau tidak lengkap,
mengucapkan kata yang sering diulang-ulang tulisannya pada buku cerita,
mengeja huruf, membaca sendiri, hubungan bunyi dengan huruf,
menyebutkan nama bilangan bisa ditunjukkan dengan angka. (Suminah,
2015:28)
Pada saat anak memasuki usia 0-6 tahun atau disebut masa Golden
Age adalah usia yang tepat untuk mengajarkan anak tentang keaksaraan awal.
Mengingat betapa pentingnya bagi anak mengenal simbol-simbol huruf untuk
dasar mereka belajar membaca dan menulis. Dengan penguasaan kemampuan
keaksaraan awal yang baik, anak akan belajar membaca dan menulis dengan
mudah dan optimal.
Namun pada kenyataannya di lembaga pendidikan anak usia dini,
dalam pembelajaran keaksaraan terutama di RA Syaamila Kids masih
dijumpai berbagai masalah. Seperti anak mengetahui huruf A-Z namun belum
bisa membaca atau mengenal simbol-simbol huruf tersebut. Permasalahan lain
yaitu terdapat orang tua yang hanya mengajarkan anak tentang kosa kata
sehari-hari, akan tetapi belum mengajarkan tentang simbol huruf yang mereka
4
ucapkan sehingga anak sudah faham terhadap kosa kata apa yang diucapkan
namun belum mengerti simbol hurufnya.
Dari hasil observasi/pengamatan yang peneliti lakukan pada hari
Senin, 8 April 2019 di RA Syaamila Kids yang berjumlah 33 anak, 20 anak
laki-laki dan 13 anak perempuan diperoleh hasil ketuntasan dalam bidang
bahasa terutama keaksaraan awal mencapai 28% dari 33 anak di kelompok A.
Peneliti mengamati bahwa hanya ada beberapa anak yang memperhatikan
guru, sedangkan anak yang lainnya tidak begitu tertarik dengan pembelajaran
yang ada dikelas. Anak lebih memilih bermain sendiri atau bahkan berlari
kesana kemari. Hal ini dikarenakan media yang digunakan guru kurang
menarik perhatian anak sehingga anak mudah bosan dan tidak memperhatikan
guru. Untuk mengembangkan keaksaraan awal anak seorang pendidik perlu
memberikan media yang kreatif serta inovatif guna menunjang pembelajaran
anak agar anak dapat lebih mudah menyerap, memahami serta menumbuhkan
daya pikir dan kreatifitas dalam aspek keaksaraan dengan lebih optimal. Oleh
karena itu, peneliti segera menindaklanjuti untuk pembelajaran keaksaraan
awal terutama dalam pengenalan simbol huruf perlu suatu media yang dapat
digunakan dalam pembelajaran keaksaraan, maka terciptalah media bermain
pancing yang akan di implementasikan di RA Syaamila Kids.
Kata media berasal dari bahasa latin medius, dan merupakan bentuk
jamak dari kata adalah perantara atau pembawa pesan dari pengirim kepada
5
penerima pesan. Menurut Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007:3) media
secara garis besar adalah kejadian, manusia, atau materi yang membangun
kondisi yang membuat anak memperoleh ilmu ketrampilan maupun sikap.
Dalam pengertian tersebut, guru, sekolah, maupun buku adalah yang
dimaksud media. Secara lebih khusus, media diartikan sebagai alat-alat yang
digunakan untuk memproses, menangkap informasi kembali baik secara
visual maupun verbal. Media dalam proses belajar mengajar dapat
meningkatkan hasil belajar anak sehingga anak dapat mencapai tingkat
pencapaian perkembangan. Jika dikaitkan dengan pendidikan anak usia dini,
media merupakan suatu alat dan bahan yang digunakan dalam proses belajar
mengajar untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan menentukan
sikap. Media yang biasa digunakan dalam PAUD adalah Alat Peraga Edukatif
(APE).
(Seefeldt & Wasik, 2008:329-330) mengungkapkan bahwa belajar
huruf merupakan tonggak Kurikulum Taman Kanak-kanak melalui
penyingkapan berulang dan bermakna kepada peristiwa-peristiwa membaca
dan menulis, sehingga anak dapat mengetahui huruf-huruf dan mengerti
bahwa huruf-huruf tersebut dapat membentuk sebuah kata. Media bermain
pancing diharapkan dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan awal pada
anak sehingga anak mampu mengenal simbol-simbol huruf, dapat mengenal
6
huruf diawal namanya dan membantu mempersiapkan anak untuk dapat
membaca dengan mudah.
Dari paparan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian yang
berjudul, “MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN AWAL
ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA BERMAIN PANCING PADA
ANAK KELOMPOK A DI RA SYAAMILA KIDS LEDOK ARGOMULYO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2O2O”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah apakah melalui media bermain pancing
dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan awal pada anak kelompok A
di RA Syaamila Kids Ledok Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
keaksaraan awal melalui media bermain pancing pada anak kelompok A di
RA Syaamila Kids Ledok Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020.
7
D. Kegunaan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Guru
Sebagai informasi pengetahuan serta pengalaman untuk menambah
wawasan dalam inovasi penggunaan Alat Peraga Edukatif (APE)
sebagai sarana mengembangkan/meningkatkan kegiatan belajar anak
untuk hasil yang lebih maksimal.
2. Siswa
Melalui media bermain pancing anak dapat lebih tertarik dan antusias
untuk mengikuti pembelajaran keaksaraan sehingga konsep
pengenalan huruf dapat tertanam didalam memori anak.
3. Sekolah
Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di RA
terutama dalam hal mengembangkan kemampuan keaksaraan awal
pada anak.
E. Kajian Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya adalah penelitian oleh (Indrawati, 2018)
mahasiswa IAIN Salatiga, didalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan
Kemampuan Keaksaraan Melalui Media Teka-Teki Bergambar pada Anak
Kelompok A di TK ISLAM ASSALAM Desa Tlogo Kec Tuntang”.
Penelitian tersebut menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa hasil dari pra siklus sebelum menerapkan
8
media teka-teki bergambar 29,5% belum memenuhi KKM meningkat pada
siklus I yang menunjukkan bahwa siswa mencapai ketuntasan klasikal 70.1%.
sedangkan pada siklus II kriteria ketuntasan klasikal sebesar 90,35%. Oleh
karena itu, penelitian tindakan kelas tersebut dinyatakan berhasil.
Selanjutnya adalah penelitian oleh (Febriana, 2015) mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Keaksaraan melalui Media Kartu Bergambar di TK PKK 105 Karanganyar
Gadingharjo Sanden Bantul”. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian
tindakan kelas kolaboratif. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan keaksaraan anak, pada siklus I sebesar 31,33% dari kondisi awal
42, 83% meningkat menjadi 74,16%. Pada siklus II meningkat menjadi
90,83%.
Penelitian selanjutnya oleh (Fitrasari, 2018) mahasiswa Universitas
Terbuka Pekanbaru, yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Keaksaraan
Anak Melalui Berbagai Metode dengan Kegiatan yang Bervariasi pada
Kelompok B RA Al-Fityah Pekanbaru”. Jenis penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa berbagai metode
dengan kegiatan yang bervariasi dapat meningkatkan kemampuan keaksaraan
pada anak dikatakan berhasil dibuktikan dengan subjek 16 anak pada siklus II
telah mengalami peningkatan sebesar 81%.
9
Penelitian oleh (Putri, 2017) mahasiswa Universitas Negeri Malang,
yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Keaksaraan Awal Bagi Anak Usia
5-6 tahun Melalui Bermain Congklak Huruf di TK Al-Ikhsan Malang”. Hasil
dari penelitian tersebut dapat dikatakan meningkat dibuktikan dari hasil
observasi menunjukkan adanya peningkatan pencapaian kemampuan
keaksaraan, pada siklus I sebesar 59,5% sedangkan siklus II 83%.
Peningkatan presentase dari siklus I dan siklus II sebesar 23,5%.
Selanjutnya penelitian oleh (Murwani, 2018) mahasiswa Universitas
Nusantara PGRI Kediri, yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Huruf Melalui Permainan Memancing pada Anak Kelompok A TK
PERMATA PELANGI Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun Pelajaran
2017/2018”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam 3 siklus. Siklus I mencapai 31,25% siklus II mencapai
68,75% dan siklus III mencapai 87,5%.
Penelitian oleh (Mulia, 2018) mahasiswa Universitas Lampung, yang
berjudul “Pengaruh Aktivitas Permainan Memancing Kartu Huruf terhadap
Kemampuan Mengenal Simbol Huruf Anak Usia 4-5 Tahun”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain
eksperimen semu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
dan analisis data yaitu uji regresi linier sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol, yang artinya permainan memancing kartu huruf pada kelas
10
eksperimen memiliki pengaruh sehingga dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan simbol huruf pada anak.
Penelitian oleh (Trisniwati, 2014) mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta, yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf
melalui Metode Permainan Kartu Huruf pada Kelompok B1 TK ABA
Ketanggungan Wirobrajan Yogyakarta”. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan mengenal huruf dapat ditingkatkan melalui
permainan kartu huruf. Presentase pra siklus rata-rata baru mencapai 48%,
kemudian pada siklus I meningkat menjadi 76%, dan siklus II mampu
meningkat menjadi 76%. Peningkatan dari Pra siklus ke siklus I sebesar 28%
dan peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 10%.
Jurnal pendidikan anak yang ditulis oleh (Amini,2016) yang berjudul,
“Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan Reseptif Anak Melalui Permainan
Pola Suku Kata di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Yogyakarta”. Jenis
penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas. Dari hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan keaksaraan anak
melalui permainan pola suku kata dengan media kartu huruf secara signifikan
dibuktikan dengan hasil awal 51,71% mengalami peningkatan sebesar
88,25%. Sedangkan data hasil minat baca dari 50,29% meningkat 85,53%.
Jurnal pendidikan anak yang ditulis oleh (Widuroyekti dkk, 2013)
yang berjudul, “Kegiatan Pengembangan Keaksaraan Berbasis Pendidikan
Karakter di Taman Kanak-kanak”. Penelitian tersebut dilakukan
11
menggunakan pendekatan penelitian pengembangan. Data dianalisis dengan
teknik deskriptif. Uji validitas produk pengembangan dilakukan validasi
produk pengembangan oleh dua kelompok validator, yakni praktisi/guru dan
validator ahli. Hasil penelitian menunjukkan literasi dengar-bicara pada anak
TK yang menonjol meliputi kemampuan menceritakan kembali cerita yang
dibacakan, menyanyi, ikut serta dalam percakapan. Sedangkan literasi baca
tulis meliputi memegang buku dari sisi kanan, membalikkan halaman,
menunjukkan ketertarikan terhadap tulisan dan membuat coretan. Hasil uji
validitas produk telah memenuhi kualitas “baik” dan “sangat baik”.
Dalam Langsat Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial yang ditulis oleh
(Ramadi & Amalia, 2017) yang berjudul, “Mengembangkan Aspek
Keaksaraan Anak dalam Mengenal Simbol-Simbol Menggunakan Kombinasi
Metode Bercakap-Cakap dengan Model Make A Match Dan Metode
Pemberian Tugas Pada Anak Kelompok A di TK Aisyiyah 23 Banjarmasin”.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian
dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu siklus I,II, dan III. Masing-masing terdiri
dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas
guru serta aktivitas anak, dan hasil perkembangan keaksaraan anak dalam
mengenal simbol-simbol melalui kombinasi metode bercakap-cakap dengan
mode make a match dan metode pemberian tugas di setiap siklusnya.
12
Perbedaan atau spesifikasi penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah dalam penelitian ini menggunakan media bermain pancing untuk
mengembangkan kemampuan keaksaraan awal pada anak. Tujuan penelitian
sebelumnya lebih menekankan pada aspek pengembangan keaksaraan saja,
sedangkan penelitian yang penulis kembangkan lebih menekankan pada
penguasaan kemampuan keaksaraan awal pada anak melalui media bermain
pancing.
F. Kajian Teori
1. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral yang sesuai dengan kebutuhan seorang
manusia melalui pendidikan dan latihan-latihan. (Majid, 2005:24)
Pengembangan adalah proses untuk mendesain pembelajaran untuk
menetapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses belajar
mengajar dengan memperhatikan potensi peserta didik secara logis dan
sistematis. (Hamid, 2013:125). Dari dua pendapat diatas tentang pengertian
pengembangan dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses
dan usaha untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual dan moral
secara logis dan sistematis yang sesuai dengan kebutuhan serta
memperhatikan potensi yang ada.
13
2. Kemampuan
Menurut (Robbins & Timothy A., 2008:57) kemampuan (ability)
berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam aktivitas tugas
dan kegiatan. Sedangkan Slameto (2010:56) mengemukakan bahwa
kemampuan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke situasi yang baru dengan cepat,
mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi atau
hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kapasitas atau kesanggupan seorang individu untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan usahanya sendiri. Kemampuan keaksaraan
awal anak adalah tahap awal anak untuk mengenal huruf untuk membaca dan
menulis. Kemampuan anak dalam mengetahui dan memahami simbol-simbol
huruf dapat dilihat saat anak mampu menyebutkan simbol huruf, dan
kemampuan anak dalam memahami huruf dapat dilihat dari kemampuan anak
saat memaknai huruf sehingga anak dapat menyebutkan huruf depan dari
sebuah kata. Dajowidjojo (2003: 300) mengungkapkan bahwa mengenal huruf
adalah tahap perkembangan anak untuk mengetahui tentang bentuk dan bunyi
huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk, bunyi dan dapat memaknai
huruf tersebut.
14
3. Keaksaraan Awal
Pra keaksaraan atau keaksaraan awal merupakan salah satu proses atau
tahapan untuk melatih anak dalam membaca. Setelah anak siap untuk
membaca dan sudah memahami satu per satu huruf dan bunyinya kemudian
mengenal suku kata, barulah mengenal kata dan akhirnya menjadi kalimat.
(Susanto, 2011:84). Pendapat lain oleh Yulaelawati, keaksaraan awal adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan keaksaraan anak atau
membaca dan menulis yang dikuasai sebelum anak belajar membaca dan
menulis. Keaksaraan awal dapat dibangun sejak usia dini melalui peran orang
tua dan lingkungan sekitar dalam kegiatan yang bermakna yang melibatkan
interaksi berbicara dan belajar aksara.
Periode anak usia dini merupakan masa peka untuk semua aspek
perkembangan anak, terutama dalam aspek bahasa. Sehingga dalam
pembelajaran keaksaraan awal peran guru diharapkan dapat menstimulasi dan
membimbing dengan memberikan media yang bermakna, aman serta
menyenangkan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak, sehingga anak
mampu untuk menumbuhkan lebih banyak penguasaan kosakata.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pra
keaksaraan atau keaksaraan awal adalah tahap atau proses awal anak belajar
memahami aksara sebagai bekal untuk belajar membaca dan menulis.
15
4. Media
Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan
atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran (Arsyad, 2010:3). Pendapat lain
oleh (Djamarah & Zain, 2002:136) media merupakan wahana untuk
menyalurkan segala informasi belajar atau sebagai penyalur sebuah pesan.
Sedangkan media pembelajaran adalah panduan antara bahan dan alat atau
perpaduan antara software dan hardware (Sadiman,dkk, 1996:5). Namun
menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2010:15) media pembelajaran berarti
meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dan efisien dalam proses
belajar mengajar yang terencana. Pada hakikatnya proses pembelajaran juga
merupakan suatu komunikasi, maka media pembelajaran bisa dipahami
sebagai media komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut,
sehingga media pembelajaran memiliki peranan penting sebagai sarana untuk
menyalurkan proses pembelajaran.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat
yang digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi atau pesan.
Sedangkan media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang lebih efektif fan efisien dalam
proses belajar mengajar yang terencana.
5. Bermain Pancing
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa alat
yang memberikan informasi dan kesenangan serta mampu membangun
16
imajinasi anak. Santoso dalam Kamtibi (2005:47) menyatakan bahwa bermain
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak secara sendirian atau
kelompok dengan menggunakan atau tanpa alat untuk mencapai tujuan
tertentu. Media bermain pancing merupakan permainan yang ditujukan
kepada anak untuk menstimulasi kemampuan mengenal huruf melalui bentuk
huruf dengan cara mengailnya menggunakan sebuah pancing kecil.
G. Definisi Operasional
1. Kemampuan Keaksaraan Awal
Menurut Sumardi (2009:59) Pendidikan keaksaraan merupakan suatu
pendekatan untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam menguasai
membaca dan menulis yang berorientasi pada kehidupan. Keaksaraan
merupakan salah satu bagian dari tiga bagian lingkup perkembangan bahasa,
yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa dan keaksaraan.
Sedangkan pra keaksaraan atau keaksaraan awal adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan kemampuan anak dalam menggunakan aksara
atau membaca dan menulis yang dikuasai sebelum anak belajar membaca dan
menulis dengan baik dan benar.
Pengembangan penguasaan keaksaraan awal pada anak diperlukan
suatu media yang digunakan oleh guru secara langsung guna menunjang
proses pembelajaran. Menurut Khanifatul (2013:39-40) faktor yang dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan yaitu dengan
menggunakan media yang bervariasi, inovatif serta kreatif. Selain itu, seorang
17
guru harus mendorong agar anak didiknya terlibat aktif dalam pembelajaran
dengan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mencoba bertanya,
menjawab pertanyaan serta mengemukakan ide secara langsung dengan kosa
kata yang diketahuinya.
2. Media Bermain Pancing
Salah satu media yang cukup relevan dan menyenangkan untuk anak
usia dini adalah media bermain pancing. Menurut Bateson (dalam Mutiah,
2010:108) bermain merupakan cara berfikir anak dan cara memecahkan
masalah. Anak kecil belum mampu berfikir secara abstrak karena bagi mereka
makna dan objek berbaur menjadi satu. Metode bermain dalam pembelajaran
di TK adalah suatu teknik penyampaian informasi yang ditujukan kepada anak
melalui alat permainan/kegiatan yang dapat memberikan kenyamanan dan
kesenangan pada anak (Montalu 2008:4).
Piaget (dalam Mutiah, 2010:143) bahwa ada beberapa tipe bermain
dengan objek atau benda yang meliputi, bermain praktis (fungsional play),
bermain simbolis (symbolic play), dan permainan dengan peraturan (games of
rules).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pancing merupakan alat
untuk menangkap ikan, terbuat dari sepotong kawat yang ujungnya
melengkung dan berkail, lalu diberi tali dan gagang dari kayu, bambu dan
sebagainya. Jadi, media bermain pancing merupakan media yang terbuat dari
plastik yang berbentuk pancing yang ujungnya diberi klip kertas dan ikan-ikan
18
yang terbuat dari kertas bergambar ikan yang dimodifikasi menjadi huruf-
huruf lalu dimasukkan kedalam aquarium buatan sehingga anak dapat bermain
sambil belajar.
H. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang peneliti ajukan dalam penelitian ini yaitu:
Media Bermain Pancing dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan awal
pada anak kelompok A di RA Syaamila Kids Ledok Argomulyo Kota Salatiga
tahun pelajaran 2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Adapun indicator keberhasilan yang telah ditentukan oleh pihak
sekolah sebesar 85% dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal belajar
seorang anak didik dalam pembelajaran keaksaraan awal.
I. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran
yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu
dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Dengan demikian, penelitian
tindakan menekankan pada kegiatan (tindakan) dengan mengujicobakan suatu
19
ide ke dalam praktek atau situasi nyata dalam skala mikro dengan harapan
tindakan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas pada
situasi nyata tersebut.
Untuk lebih jelasnyan Penelitian Tindakan Kelas memiliki empat
tahap yang dirumuskan oleh Kurt Lewin yaitu planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).
Gambar 1.1
Tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Tanggart.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelompok A di RA Syaamila
Kids yang berlokasi di Ledok, Argomulyo, Kota Salatiga tahun pelajaran
2019/2020 yang berjumlah 33 anak yang terdiri dari 20 laki-laki dan 13
perempuan. Alasan peneliti memilih kelompok Kindergarten A, karena dalam
20
pembelajaran keaksaraan awal anak masih sangat perlu untuk dikembangkan.
Adapun model pembelajaran yang digunakan di RA Syaamila Kids masih
menggunakan model klasikal.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Suyadi (2015: 50-65) tahap-tahap dalam penelitian tindakan
kelas terdiri dari 4 tahapan penting, yaitu:
a. Planning (rencana)
Langkah pertama dalam menyusun perencanaan PTK yaitu mengidetifikasi
permasalahan. Masalah yang diangkat adalah masalah yang dapat dilihat,
dirasakan, didengar secara langsung oleh guru. Masalah yang diteliti harus
bisa diatasi dengan mempertimbangkan kemampuan waktu, tenaga, sarana
prasarana, dan lain sebagainya.
b. Action (tindakan)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap
pertama, yaitu bertindak dikelas. Pada tahap ini tindakan harus sesuai dengan
rencana, tetapi harus terkesan secara alamiah dan tidak di rekayasa. Karena
hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap keempat nanti dan
agar hasilnya dapat disingkronkan dengan maksud semula.
c. Observation (observasi)
Tahap ketiga dalam PTK adalah observasi. Observasi yang dimaksud pada
tahap ketiga ini adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah
alat untuk melihat seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada
21
tahap ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data.
d. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi atau evaluasi diri baru bisa dilakukan ketika tindakan
telah selesai dilakukan. Refleksi akan lebih efektif jika guru yang melakukan
tindakan berhadapan langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolaborator.
Namun, jika PTK dilakukan secara individu, maka refleksi yang paling efektif
adalah berdialog dengan diri sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran
yang harus dipertahankan dan sisi yang harus diperbaiki.
4. Siklus dalam PTK
Siklus merupakan putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Jika dalam PTK
terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus II dan seterusnya merupakan
tahapan ulang dari tahap sebelumnya.
Setiap akhir dari refleksi selalu menjadi babak baru bagi siklus
berikutnya. Artinya, guru dan peneliti harus selalu diskusi setiap akhir refleksi
untuk merencanakan tindakan baru atau pada saat memasuki tahap siklus II.
Dengan proses atau tahapan yang sama, peneliti dapat melanjutkan ke siklus-
siklus berikutnya, jika memang sampai pada siklus tertentu prestasi siswa
belum optimal atau berhasil. Demikian seterusnya, sehingga semakin banyak
siklus yang dilalui, semakin baik pula hasil yang diperoleh. (Suyadi, 2015:48)
22
5. Instrumen Penelitian
Instrument pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yaitu:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
digunakan sebagai pedoman
b. Lembar penilaian skala capaian perkembangan
c. Lembar observasi siswa & guru
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi, 2004).
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
keaksaraan awal anak dan keberhasilan pelaksanaan melalui media bermain
pancing. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi dan
dokumentasi. Pengumpulan data tersebut dapat dirangkum sebagai pedoman
dalam melakukan penelitian.
a. Observasi (pengamatan)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-
kejadian yang ada dialam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden
kecil. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
23
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang berlangsung. Melalui observasi dapat diketahui kendala apa yang
dihadapi RA Syaamila Kids dalam meningkatkan kemampuan keaksaraan
awal anak kelompok A. Subjek dalam penelitian ini adalah anak yang berusia
4-5 tahun yang berada dikelompok A yang berjumlah 33 anak.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan penelitian.
c. Tes
Menurut Depdiknas (2006: 23) tentang Pedoman Penilaian di Taman
Kanak-kanak bahwa:
Tes adalah suatu cara mengadakan penilaian yang berbentuk suatu
tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak. Sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang
kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain
atau standar yang telah ditetapkan. Lembar tes yang peneliti buat sebagai
salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mendapatkan data,
kemudian dianalisa dan diambil kesimpulannya.
7. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasi data kedalam pola.
Kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
24
dirumuskan oleh hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan model analisis data model Miles dan
Huberman yang mengemukakan tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam
menganalisis data, yaitu:
a) Reduksi data (data reduction)
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya. Data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran lebih jelas dan memudahkan
untuk melakukan pengumpulan data.
b) Paparan Data (data display)
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, dan memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data digunakan untuk lebih meningkatkan pemahaman kasus dan
sebagai acuan mengambil tindakan berdasarkan pemahaman dan analisis
sajian data. Data penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang didukung
dengan matriks jaringan kerja.
c) Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying)
Penarikan simpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan analisis data. Kesimpulan dimaksudkan untuk melihat
tujuan pembelajaran penggunaan media bermain pancing dapat
mengembangkan kemampuan keaksaraan di RA Syaamila Kids Ngaglik
Ledok Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
25
Apabila penelitian tahap pertama (siklus I) belum memenuhi tujuan
pembelajaran dengan maksimal, maka dilakukan penelitian tahap kedua
(siklus II). Jika sudah memenuhi tujuan pembelajaran dengan baik maka akan
dihentikan pada siklus II.
Selain menggunakan metode analisis diatas, peneliti juga menggunakan
statistik sederhana untuk membantu mengungkapkan data sebagai upaya
memperoleh data dan informasi secara lengkap.
Tabel 1.1
Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum
Muncul
(BM)
Jika anak mencoba,
kurang tepat atau
tidak mau
mencoba.
2 Mulai
Muncul
(MM)
Jika anak bisa
dengan bantuan
meniru teman
3 Berkemban
g Sesuai
Harapan
(BSH)
Jika anak bisa
dengan bantuan
awalan
26
4 Berkemban
g Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa
tanpa bantuan
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan analisis berdasakan
observasi maupun kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis
data observasi terhadap guru dilakukan untuk melakukan refleksi agar
peneliti dapat menentukan tindakan selanjutnya melalui siklus berikutnya.
Analisis data tehadap anak dilakukan tahap seperti Mulyasa (2009: 101)
yaitu :
1. Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan
2. Menghitung presentase pengembangan keaksaaan awal pada anak.
Presentase pencapaian kemampuan rumusnya, yaitu:
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah Skor Maksimum
Persentase Keberhasilan Kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
27
3. Membuat tabulasi skor observasi pengamatan pengembangan
kemampuan keaksaraan awal melalui media bermain pancing.
Adapun rancangan tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2
Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator Keberhasilan
No. Nama Anak Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status
Pencapaian
Keterangan:
Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan persentase
pengembangan kemampuan keaksaraan
Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase standar ketuntasan
belajar yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu standar keberhasilan
hasil belajar tiap anak sebesar 85%.
Status pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara skor persentase
pencapaian dengan persentase pencapaian individual (75%). Jika hasil
persentase pencapaian ≤ (kurang dari) persentase keberhasilan maka
status pencapaian yaitu “BT” artinya belum tercapai, dan bila
28
persentase ≥ (lebih dari atau sama dengan) persentase keberhasilan
maka status pencapaian yaitu “T” artinya tercapai.
4. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil bila anak sudah mencapai
persentase yang telah ditentukan.
J. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan, Manfaat Penelitian, Kajian
Penelitian Sebelumnya, Kajian Teori, Definisi Operasional, Metode
Penelitian, Sistematika Penulisan
BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang Pengertian Mengembangkan,
Pengertian Kemampuan, Pengertian Keaksaraan, Hakikat Keaksaraan Awal
bagi Anak Usia Dini, Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan
Kemampuan Mengenal Keaksaraan Awal Pada Anak Usia Dini, Pengertian
Media.
BAB III Pelaksanaan Penelitian, berisi Gambaran Umum Lokasi dan
Subyek Penelitian, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi
Penelitian Pelaksanaan Siklus 1, Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi Deskripsi Per Siklus
dan Pembahasan
BAB V Penutup, berisi tentang Kesimpulan, Saran, Penutup Bagian
Akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan
Riwayat Hidup Penulis
29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengetian Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoritis, konseptual dan moral yang sesuai dengan kebutuhan seorang
manusia melalui pendidikan dan latihan-latihan. (Majid, 2005:24)
Pengembangan adalah proses untuk mendesain pembelajaran untuk
menetapkan segala sesuatu yang akan dilakukan dalam proses belajar
mengajar dengan memperhatikan potensi peserta didik secara logis dan
sistematis. (Hamid, 2013:125). Dari dua pendapat diatas tentang pengertian
pengembangan dapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah suatu proses
dan usaha untuk meningkatkan kemampuan teoritis, konseptual dan moral
secara logis dan sistematis yang sesuai dengan kebutuhan serta
memperhatikan potensi yang ada.
2. Pengetian Kemampuan
Menurut (Robbins & Timothy A., 2008:57) kemampuan (ability)
berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam aktivitas tugas
dan kegiatan. Sedangkan Slameto (2010:56) mengemukakan bahwa
kemampuan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke situasi yang baru dengan cepat,
30
mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi atau
hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kapasitas atau kesanggupan seorang individu untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan usahanya sendiri. Kemampuan keaksaraan
awal anak adalah tahap awal anak untuk mengenal huruf untuk membaca dan
menulis. Kemampuan anak dalam mengetahui dan memahami simbol-simbol
huruf dapat dilihat saat anak mampu menyebutkan simbol huruf, dan
kemampuan anak dalam memahami huruf dapat dilihat dari kemampuan anak
saat memaknai huruf sehingga anak dapat menyebutkan huruf depan dari
sebuah kata. Dajowidjojo (2003: 300) mengungkapkan bahwa mengenal huruf
adalah tahap perkembangan anak untuk mengetahui tentang bentuk dan bunyi
huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk, bunyi dan dapat memaknai
huruf tersebut.
3. Pengertian Keaksaraan
Aksara merupakan keseluruhan sistem tulisan, misalnya aksara latin
dan aksara arab. Aksara adalah suatu simbol atau lambang yang digunakan
manusia untuk mewakili kata-kata yang diungkapkan.
Keaksaraan merupakan salah satu bagian dari tiga bagian lingkup
perkembangan bahasa, yaitu mengungkapkan bahasa, menerima bahasa, dan
keaksaraan. Mengungkapkan bahasa lebih cenderung kepada bagaimana anak
dapat berbahasa secara lisan seperti menjawab pertanyaan secara sederhana,
31
menyusun kalimat sederhana, dan bercerita. Sedangkan untuk anak menerima
bahasa yaitu memiliki tingkat pencapaian perkembangan seperti mengulang
kalimat yang lebih kompleks, mengerti sebuah perintah yang diberikan serta
memahami sebuah aturan yang berlaku. Dapat disimpulkan bahwa ranah
keaksaraan merupakan lingkup perkembangan yang mengarah kepada
perkembangan kemampuan membaca dan menulis, yang dalam konteks untuk
anak usia dini adalah kemampuan membaca dan menulis awal, seperti teori
yang dikemukakan oleh Jalongo (2006:181), “literacy can be defined as the
ability and the willingers to use reading and writing to contact meaning from
printed text, in ways which meet the requirements of a particular social
context”.
Keaksaraan dapat didefinisikan sebagai kemampuan dan kemauan
membaca dan menulis untuk membangun makna dari sebuah tulisan atau
kalimat dengan cara yang memenuhi persyaratan konteks sosial tertentu.
Dengan demikian kemampuan keaksaraan anak usia dini atau yang biasa
disebut kemampuan membaca dan menulis awal adalah kemampuan menggali
makna dari sebuah bahan bacaan atau sumber bacaan dengan konteks tertentu.
4. Hakikat Keaksaraan Awal Bagi Anak Usia Dini
Keaksaraan awal merupakan salah satu bidang aspek perkembangan
bahasa yang perlu diberikan pada anak usia dini, yaitu pengenalan atau
stimulasi yang memupuk kemampuan keaksaraan awal pada anak, karena
kemampuan mengenal keaksaraan awal merupakan upaya untuk
32
meningkatkan kemampuan anak terutama dalam aspek bahasa sebelum
memulai pendidikan dasar, anak harus lebih mengenal keaksaraan awal
sebagai dasar dalam membaca dan menulis.
Pra keaksaraan atau keaksaraan awal merupakan salah satu proses atau
tahapan untuk melatih anak dalam membaca. Setelah anak siap untuk
membaca dan sudah memahami satu per satu huruf dan bunyinya kemudian
mengenal suku kata, barulah mengenal kata dan akhirnya menjadi kalimat.
(Susanto, 2011:83)
Mengenal keaksaraan awal merupakan kemampuan mengenal huruf
vocal dan konsonan yang merupakan dasar anak untuk membaca dan menulis.
Anak sejak dini harus diperkenalkan dengan huruf, terutama pada saat usia
Golden Age. Kemampuan keaksaraan awal adalah kemampuan mengenal
huruf vocal dan konsonan yang tergolong pada kemampuan fonologi.
Fonologi merupakan sistem bunyi bahasa. Bahasa adalah suatu bentuk
komunikasi yang berupa lisan, tertulis maupun isyarat yang berdasarkan suatu
simbol-simbol tertentu. (Santrock, 2007:353) sedangkan dalam Kamus besar
bahasa Indonesia bahwa aksara diartikan sebagai huruf, aksara merupakan
simbol yang digunakan untuk berkomunikasi. Dengan begitu anak perlu
memahami simbol terlebih dahulu dengan belajar keaksaraan awal. Sejak dini
anak perlu diperkenalkan satu persatu huruf abjad yang terdiri dari dua puluh
enam huruf dengan lima huruf vokal dan dua puluh satu huruf konsonan.
33
Yang termasuk huruf vokal yaitu a, i, u, e, o dan huruf konsonan yaitu huruf
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
a. Pengertian Huruf Vokal
Huruf vokal adalah proses belajar mengenal keaksaraan awal bagi
anak yang baru masuk di Taman Kanak-kanak. Menurut (Suhartono,
2005:162-163) huruf vokal merupakan bunyi ujaran akibat adanya udara yang
keluar dari paru-paru dan tidak terkena hambatan ataupun halangan.
Mengenal huruf vokal a, i, u, e, dan o, menurut Yamin dan Sanan
(2010:142), adalah suatu dasar pengembangan kemampuan berbahasa
terutama kemampuan keaksaraan anak (membaca permulaan yang dalam
kegiatannya melibatkan unsur pendengaran (auditif) dan unsur penglihatan
(visual), maka faktor belajar dan kematangan berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan anak. Apabila anak sudah menunjukkan masa
peka (kematangan untuk mengenal keaksaraan awal, maka guru harus
tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan dalam hal
pembelajaran persiapan mengenal keaksaraan awal dari kegiatan membaca,
sehingga kebutuhan ana1k dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-
baiknya menuju perkembangan kemampuan mengenal keaksaraan awal yang
lebih optimal.
b. Pengertian Huruf Konsonan
Huruf konsonan merupakan bunyi ujaran akibat adanya udara yang
keluar dari paru-paru dan tidak mendapatkan hambatan ataupun halangan,
34
jumlahnya ada 21 huruf yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y,
dan z.
Kemampuan mengenal huruf vokal dan konsonan adalah bagian dari
kemampuan bahasa anak usia dini. Menurut (Suhartono, 2005:162-163) bunyi
bahasa yang memiliki lambang yang disebut lambang bunyi. Lambang bunyi
adalah garis atau tulisan yang melambangkan suatu bunyi bahasa, dimana
lambang bahasa Indonesia lambang bunyi dinamakan huruf.
c. Tahap Perkembangan Bahasa
Menurut Piaget dan Vygotsky (dalam Madyawati, 2017:62-66) tahap-
tahap perkembangan bahasa pada anak, sebagai berikut:
1) Tahap Meraban (pralinguistik) pertama (0,5 tahun)
Selama bulan-bulan awal kehidupan, bayi menangis, mendengkut
menjerit, dan tertawa. Tahapan meraban ini dialami oleh anak yang
berusia 0-5 bulan. Pada tahap ini, anak mulai meraban (mengoceh) dengan
suara melodis. Pada tahap ini, perkembangan bahasa anak yang paling
mencolok adalah perkembangan comprehension/penggunaan bahasa
secara pasif.
Komprehensi merupakan elemen bahasa yang dikuasai terlebih dahulu
oleh anak sebelum anak dapat memproduksi apapun yang bermakna.
Bahwa sejak bayi berumur tujuh bulan dalam kandungan, seorang bayi
telah memiliki sistem pendengaran yang telah berfungsi. Walaupun bahasa
itu tidak diturunkan manusia tetapi manusia memiliki kemampuan kognitif
35
dan kapasitas linguistik tertentu dan juga kapasitas untuk belajar. Dalam
hal ini peran orang tua, keluarga, lingkungan, bahkan pengasuh anak
sangat diperlukan dalam proses pengembangan bahasa secara optimal
2) Tahap Meraban Kedua (0,5-1 tahun)
Pada tahap ini anak mulai aktif, artinya tidak sepasif waktu anak
berada pada tahap meraban pertama. Secara fisik anak sudah dapat
melakukan gerakan-gerakan seperti memegang dan mengangkat benda
atau menunjuk. Berkomunikasi dengan anak mulai mengasyikan karena
anak mulai aktif berkomunikasi.
3) Tahap Linguistik
Pada tahap pralinguistik, pemerolehan bahasa anak belum menyerupai
bahasa orang dewasa, maka pada tahap ini anak mulai bisa mengucapkan
bahasa yang menyerupai ujaran orang dewasa.
Setiap anak mempunyai Language Acquisition Device (LAD), yaitu
kemampuan alamiah anak untuk berbahasa. Tahun-tahun awal masa anak-
anak merupakan periode yang penting untuk belajar bahasa (critical-
period). Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka
ketidakmampuan dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami
seumur hidup.
d. Tahap Perkembangan Membaca
Dalam buku Pedoman Pembelajaran Membaca dan Menulis Melalui
Permainan di TK (2007:4), ada lima tahapan perkembangan membaca,, yakni;
36
1) Tahap Fantasi (Magical Stage)
Pada tahap ini anak mulai beajar menggunakan buku, dia berpikir bahwa buku
itu penting, membolak-balik buku dan kadang-kadang anak membawa buku
sesukanya
2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concep Stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam
kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar
atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku
meskipun tidak cocok dengan tulisan.
3) Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Pada tahap ini anak menjadi sadar pada cetakan yang tampak serta dapat
menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang
memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang
tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya
serta sudah mengenal abjad.
4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat (graphoponic, semantic, dan
syntactic) pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya,
berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan serta membaca berbagai
tanda.
37
5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)
Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara
bebas. Menyusun pengertian tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya,
dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.
e. Tahap Perkembangan Menulis
Menulis merupakan ekspresi ungkapan dari bahasa lisan ke dalam suatu
bentuk goresan atau coretan. Kegiatan awal menulis dimulai ketika anak pura-
pura menulis diatas kertas, pasir atau media lainnya dalam bentuk coretan-
coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan yang sesungguhnya.
Anak perlu melalui tahapan sebelum mereka menuliskan sebuah kalimat dan
belajar kosa kata. Menurut Brown dalam (Susanto 2011: 93) Beberapa tahap
perkembangan menulis anak dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Tahap pertama (Pre Communicative Writing )
Pada tahap ini anak belajar bahwa huruf itu membentuk kata-kata untuk
berkomunikasi. Anak memperhatikan orang tua dan orang-orang yang ada
di lingkungan sekitar mereka, membaca dan menulis pun anak belum
menghubungkan simbol huruf dan bunyinya.
2) Tahap kedua (Semphonic Writing)
pada tahap ini anak mulai memahami simbol huruf, bunyi dengan
konsonan dalam posisi sebuah kata. Akan tetapi, hal ini belum dikatakan
sebuah komunikasi yang sesungguhnya. Pembaca dapat memahami ketika
anak membacakan apa yang telah ditulis.
38
3) Tahap ketiga (Semphonic Writing)
Pada tahap ini anak mulai bisa mengeja bunyi kata menurut struktur kata.
Tahap selanjutnya adalah periode transisi dimana anak mulai mengetahui
aturan-aturan standar ejaan. Setelah itu, anak mulai mendemonstrasikan
pengetahuannya tentang ketatabahasaan.
4) Tahap keempat (Trantitional Writing)
Tahap ini merupakan tahapan transisi dimana anak mulai mengikuti aturan
untuk standar ejaan yang ada. Setelah itu anak mulai mendemonstrasikan
pengetahuannya tentang kebahasaan dan standar ejaan.
5. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Mengenal
Keaksaraan Awal Pada Anak Usia Dini
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini atau
disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada
seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, salah satunya mencakup
aspek bahasa, terutama pada kemampuan mengenal keaksaraan awal,
sebagaimana yang tertera didalam Permendikbud Kurikulum 13 yaitu,
mengembangkan kemampuan mengenal huruf vokal a, i, u, e, dan o serta
huruf konsonan pertama b, c, d, g, h, j, k, l, m, n yang dapat digunakan
sebagai rujukan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
materi pengembangan kegiatan pembelajaran, kemudian dirumuskan dan
didefinisikan dalam tingkat pencapaian pengembangan kemampuan
keaksaraan awal, yang terperinci dalam beberapa indikator kemampuan pada
39
anak kelompok A (usia 4-5 tahun) yang diadaptasi Kurikulum berbasis
kompetensi, sebagai berikut:
1. Anak mampu menunjukkan lambang huruf vokal dan konsonan
dengan tepat
2. Mampu meniru huruf
Pengembangan kemampuan keaksaraan awal sangat diperlukan untuk
anak usia dini, untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar
yang disebabkan anak belum menguasai konsep huruf vokal maupun
konsonan. Mengembangkan kemampuan keaksaraan awal dapat
dimulai dengan stimulasi melalui media bermain pancing. (Mulyasa,
2012:245)
6. Pengertian Media
a. Pengertian Media
Menurut AECT (Association of Education and Communication
Technology) yang merupakan sebuah organisasi dibidang ilmu teknologi
pendidikan dan komunikasi, mendefinisikan media sebagai alat yang
digunakan untuk proses penyaluran berbagai informasi. Begitu pula
Molenda dan Russel (dalam Sanjaya, 2012:57) mengungkapkan bahwa
“media is a channel of communication. Derived from the latin word for
“between”, the term refers to anything that carries information between a
source and receiver”. Hanick, dkk (dalam Sanjaya, 2012:57)
40
mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara
sumber kepada penerima.
Dari berbagai pengertian diatas dapat digaris bawahi bahwa media
merupakan perantara yang mengantarkan informasi antara sumber
informasi kepada penerima informasi, contohnya video, televisi,
computer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media yang
digunakan untuk menyalurkan segala informasi yang akan disampaikan.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, ada dua hal yang paling penting dalam
proses belajar mengajar yaitu metode dan media pembelajaran. Seorang
guru harus melaksanakan kedua hal tersebut sebagai proses awal
berkomunikasi dengan peserta didik. Proses komunikasi juga harus efektif
dan efisien demi terwujudnya proses belajar mengajar yang
menyenangkan, yaitu dengan cara guru menggunakan media untuk
merangsang peserta didik dalam belajar.
Menurut Sadiman (2011:6) media pembelajaran ialah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk mengirim pesan dari pengirim kepada
penerima sehingga dapat merangsang pikiran dan minat siswa dengan
demikian terjadilah proses belajar. Sependapat dengan pandangan Gerlach,
Gagne (dalam Sadiman, 2011:6) juga menyatakan bahwa media
pembelajaran juga merupakan komponen yang ada dilingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
41
Dari beberapa pengertian media pembelajaran diatas dapat diambil
sebuah pemahaman bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat
(sarana) perantara untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar materi
dapat tersampaikan dengan tepat dan dapat diterima serta dapat dipahami
sebagaimana mestinya oleh peserta didik.
Dewasa ini, ketika ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
sangat pesat, peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja sesuai
dengan minat dan gaya belajar anak. Dalam kondisi tersebut guru tidak lagi
menjadi satu-satunya sumber belajar, akan tetapi sebagai desainer media
pembelajaran. Guru dapat merancang media pembelajaran dengan
memafaatkan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai sehingga
proses belajar mengajar dapat berangsung secara efektif dan efisien.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Media dalam pembelajaran sangat diperlukan dan memiliki peran yang
signifikan untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Selain
sebagai perantara dalam menyampaikan pesan, media juga mempunyai
banyak manfaat dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut
Kemp dan Dayton sebagaimana dikutip Suwarna (2007:128-129) media
pembelajaran mempunyai banyak manfaat diantaranya:
1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan
2) Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik & interaktif
3) Jumlah waktu untuk belajar mengajar dapat dikurangi
42
4) Kualitas belajar anak dapat ditingkatkan
5) Proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
6) Peran guru dapat berubah menjadi ke arah yang lebih positif dan
produktif.
Untuk dapat memanfaat media pembelajaran dengan baik, tepat dan benar
seorang pendidik tidak diperkenankan untuk menggunakan media secara
sembarangan yang tidak sesuai dengan pedoman yang ada. Ada pedoman-
pedoman khusus yang harus diikuti. Miarso sebagaimana dikutip Fadlillah
(2015:215) menyebutkan beberapa pedoman dalam penggunaan media
pembelajaran, diantaranya:
a) Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran. Artinya, masing-masing media pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan. Maka pemanfaatan kombinasi dua atau
lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan
pembelajaran.
b) Penggunaan media hendaknya harus didasrkan pada tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
c) Penggunaan media harus senantiasa melibatkan peserta didik
d) Penggunaan media harus disertai dengan persiapan yang cukup dan
matang, seperti mempersiapkan media yang akan dipakai, menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan sebelum pelajaran dimulai dan sebelum
anak masuk
43
e) Penggunan media harus mempertimbangkan kecocokan ciri media
dengan karakteristik materi pembelajaran yang akan disajikan kepada
anak
f) Penggunaan media harus sesuai dengan bentuk kegiatan belajar yang
akan dilaksanakan.
d. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa macam, diantaranya:
1) Media Audio
Media audio merupakan sebuah media yang digunakan dengan
cara mendengarkan. Dengan kata lain, media tersebut hanya
mengandalkan kemampuan suara, seperti radio, tape recorder, dan
benda-benda lain yang dapat menghasilkan suara. Dalam
pendidikan anak usia dini media ini sangat cocok untuk
menyampaikan materi dengan metode bercerita, bernyanyi,
ataupun menari.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang digunakan dengan cara melihat.
Dalam pendidikan anak usia dini media visual paling banyak
jumlahnya dibandingkan dengan media lainnya. Berikut adalah
macam-macam media visual, yaitu:
44
a) Media visual dua dimensi
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga
yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada
pada satu bidang datar. Menurut Ibrahim (1997:432) media
dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks tidaknya
alat dan perlengkapan atas lima kelompok, yaitu media dua
dimensi, media tiga dimensi, media audio, media proyeksi,
televise, dan lain sebagainya.
b) Media visual tiga dimensi
Media tiga dimensi adalah sekelompok media tanpa proyeksi
yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok
media ini dapat berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. (Daryanto, 2015:29)
3) Media audio-visual
Media audio-visual merupakan media yang menggabungkan
antara pendengaran dan penglihatan. Media ini biasanya terlihat
lebih menarik daripada media yang lainnya. Sebab anak dapat
melihat dengan melibatkan dua indera secara langsung.
Adapun dalam pemilihan dan penentuan penggunaan media dalam
proses belajar mengajar tergantung dengan kebutuhan. Biasanya
pendidik jauh lebih paham media apa yang harus digunakan yang
sesuai dengan materi.
45
e. Penggunaan APE sebagai Media Pembelajaran
Dalam pendidikan anak usia dini, penggunaan alat peraga
edukatif sebagai media pembelajaran sangat diperlukan. Karena pada
dasarnya belajarnya anak menggunakan alat peraga edukatif. Media
pembelajaran berupa alat peraga edukatif sangat banyak dijumpai di
lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini. Baik berupa media audio,
visual, maupun audio-visual. Semua itu, dimaksudkan untuk
mempermudah pendidik untuk menstimulasi perkembangan anak usia
dini.
Menurut Mayke dalam (Fadlillah, 2017:56) alat peraga
edukatif adalah suatu alat yang dirancang secara khusus untuk
kepentingan pendidikan. Senada dengan hal tersebut, Adang Ismail
juga berpendapat bahwa alat peraga edukatif adalah alat peraga atau
permainan yang dirancang secara khusus untuk membantu
menstimulasi perkembangan anak.
Dari beberapa uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
alat peraga edukatif merupakan alat peraga atau permainan yang
didalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan untuk menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
f. Media Bermain Pancing
Kemampuan keaksaraan awal dimulai sejak anak mengenal
bentuk, warna, membaca gambar, membaca simbol, menjiplak huruf,
46
mengenali huruf diawal namanya, menuliskan pikirannya walaupun
hurufnya masih terbalik, mengucapkan kata-kata yang sering diulang
pada buku cerita, mengeja huruf, membaca sendiri, menyebutkan suatu
bilangan yang bisa ditunjukkan dengan angka (Suminah dkk, 2015:28)
Untuk mengembangkan kemampuan tersebut dapat kita kembangkan
melalui berbagai metode dan media, namun pada penelitian ini peneliti
menggunakan media yaitu media bermain pancing.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau
tanpa alat yang memberikan informasi dan kesenangan serta mampu
membangun imajinasi anak. Santoso dalam Kamtini (2005:47)
menyatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
anak secara sendirian atau kelompok dengan menggunakan atau tanpa
alat untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sujiono (2010:35)
bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak yang
menghasilkan pengertian serta informasi, memberikan kesenangan dan
mengembangkan imajinasi anak spontan dan tanpa beban.
Sedangkan pancing menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah alat untuk menangkap ikan, terbuat dari sepotong kawat yang
ujungnya melengkung dan berkail, lalu diberi tali dan gagang dari
kayu, bambu dan sebagainya. Jadi, media bermain pancing merupakan
permainan yang ditujukan kepada anak untuk menstimulasi
kemampuan mengenal huruf melalui bentuk huruf dengan cara
47
mengailnya menggunakan sebuah pancing kecil. Namun pada
permainan memancing kali ini alat yang digunakan adalah media yang
terbuat dari plastik yang berbentuk pancing yang ujungnya diberi klip
kertas dan ikan-ikan yang terbuat dari kertas bergambar ikan yang
dimodifikasi menjadi huruf-huruf lalu dimasukkan kedalam aquarium
buatan sehingga anak dapat bermain sambil belajar. Setelah anak
berhasil mengangkat ikan tersebut diperintahkan untuk menyebutkan
huruf yang sudah tertera yang sudah berhasil dipancingnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bermain pancing
merupakan kegiatan mengambil huruf menggunakan alat pancing yang
dimodifikasi untuk menstimulasi atau mengembangkan kemampuan
mengenal huruf pada anak.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan berbagai teori diatas dapat kita ketahui bahwa
kemampuan keaksaraan awal merupakan dasar untuk anak belajar membaca
dan menulis. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai
metode dan media, namun pada penelitian kali ini peneliti menggunakan
media bermain pancing, yaitu media mengenalkan huruf pada anak agar anak
tertarik untuk belajar huruf sehingga tidak mudah bosan dengan pembelajaran
yang monoton. Media bermain pancing dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan keaksaraan awal terutama dalam mengenalkan
huruf pada anak usia 4-5 tahun, dimana pada usia tersebut anak sedang
48
mengalami perkembangan bahasa yang pesat. Maka dari itu peran guru
maupun orang tua sangat diperlukan untuk menstimulasi perkembangan
keaksaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak dengan
metode atau media yang menyenangkan bagi anak. Maka dari itu sebagai
upaya untuk mengembangkan kemampuan keaksaraan pada anak usia dini
peneliti akan melaksanakan penelitian di RA Syaamila Kids Ledok
Argomulyo Kota Salatiga, melalui media bermain pancing diharapkan proses
pembelajaran akan lebih efektif menyenangkan bagi anak. Sehingga
kemampuan keaksaraan pada anak dapat berkembang dengan baik dan
optimal sesuai dengan Standar Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka dapat diduga bahwa media
bermain pancing dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan awal pada
anak usia dini.
49
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Subjek
1. Profil Sekolah
Profil atau identitas sekolah adalah sebagai berikut:
a. Nama Sekolah : RA Syaamila Kids
b. NIS : 69743337
c. Alamat : Jl. Argoloyo No. 18A Ngaglik Ledok Argomulyo
d. No. Telepon : (0298) 324999
e. Kode Pos : 50732
f. Kelurahan : Ledok
g. Kecamatan : Argomulyo
h. Kota : Salatiga
i. Provinsi : Jawa Tengah
j. Tahun Berdiri : 2009
k. Status Sekolah : Swasta
l. Kepala Sekolah : Nur Inayati, S.Pd
m. Nama Yayasan : Mutiara Hati Beriman
50
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
a. Visi
Menjadi lembaga penyelengara pembelajaran pada usia emas (Golden Age)
sesuai tahapan perkembangan anak dengan mengamalkan nilai-nilai islam
dalam kegiatan sehari-hari Ahlussunnah Wal Jama’ah yang berwawasan
global.
b. Misi
1) Menanamkan kebiasaan dan pendidikan islam.
2) Menanamkan cinta Al-qur’an sejak dini pada anak.
3) Menanamkan akhlak islami dengan mebiasakan menerapkan nilai-
nilai iman, islam dan ikhsan sejak dini pada anak.
4) Mengembangakan kemampuan pada sistem fun learning.
c. Tujuan Sekolah
1) Menjadikan anak-anak sholih dan sholihah yang cinta qur’an dan
sunnah
2) Membangun dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan
3) Menumbuhkembangkan kreativitas anak
4) Membentuk pribadi berakhlak dan disiplin
5) Menggali potensi anak untuk berprestasi.
51
3. Keadaan Siswa dan Guru
a. Daftar Nama Siswa
Adapun nama-nama siswa kelompok A2 di RA Syaamila Kids adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar Nama Siswa Kelompok Kindergarten A2
No. Nama Siswa JK
1. Achmad Gibran W. L
2. Adistia Mahya Atriswara P
3. Aerilyn Belvania P
4. Ahnaf Nizham Adrianto L
5. Alula Qayla Ayunindya P
6. Amira Yuki Maheswari P
7. Arshaka Virendra Kurniawan L
8. Arsyfa Maritsa Q. P
9. Audy Aprilia Dagusta P
10. Aydin Hamizan Rafardhan L
11. Derrel Fadelyo Laksmana L
52
No. Nama Siswa JK
12. Faiza Putri Wilujeng P
13. Ferda Intisar Syahida P
14. Galang Briliant Al-Farabi L
15. Gibran Fathir Lukmanul Hakim L
16. Gisella Anandita P
17. Inaya Rafania Khairunnisa P
18. Jizzy Gaizka Rasendriya Deman L
19. Khayla Khoirunnisa P
20. Kimora Anandita Pambayun P
21. Leon Reyga Wijaya L
22. M. Ayyash Zaidan Tsani L
23. M. Saka Bramasta Pamungkas L
24. Mochammad Fadilillah Arifin L
25. Muhammad Abimanyu A. L
26. Muhammad Afiq Akmal Faeyza L
53
No. Nama Siswa JK
27. Muhammad Rasyid L
28. Muhammad Trias Utomo L
29. Rasendriya Radmilo Prabowo L
30. Rasya Dika Pratama L
31. Revolusi Angkasa Kurnianto L
32. Zaffran Ali Hertanto L
33. Zahra Arisna Putri P
b. Daftar Nama Guru
Tabel 3.2
Daftar Nama Guru RA Syaamila Kids
No Nama Kedudukan
1. Nur inayati, S. Pd. Kepala
Sekolah
2. Dian Prianti Widyastuti, S.Psi, S.Pd Guru
3. Anisa Prabawani, S.Pd Guru
4. Alimatun Nisak, S.Pd.I. Guru
5. Dwi Aryanti, S.Pd.I. Guru
54
No Nama Kedudukan
6. Norita Hastyarini, S.Psi Guru
7. Istiqomah, A.Md. Guru
8. Mim Cholifah, S.Pd.I. Guru
9. Siti Maftukhah, S.Pd.I Guru
10. Pujo Prastiyono Guru
11. Wisriyati,S.Pd.I Guru
12. Nailil Asna, S.Pd.I Guru
13. Sofiyana, S.Pd.I Guru
14. Dwi Ningsih, S.Pd.I. Guru
15. Demcy Ayu Barawati, S.Pd. Guru
16. Aulia Dewi, S.Pd. Guru
17. Wahyu Najib Fikri, S.Pd.I Guru
18. Novi Dian Amaliya,S.Pd Guru
19. Nur Cholisatul Chusna, S.Pd Guru
20. Ludita Efandiana, S.E TU
21. Erlin Fida Hunafa TU
22. Ulfa Istianatul K. Guru
23. Bambang Sutija Satpam
24. Sutarti Koki
55
4. Struktur Organisasi
Gambar 3.1
Struktur Organisasi RA Syaamila Kids
B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus
Pencarian data dan fakta dilakukan melalui proses diskusi dan wawancara
dengan kepala sekolah dan anak kelompok A2 di RA Syaamila Kids Ledok
Argomulyo Kota Salatiga. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, peneliti dan
DireKKkkktur
Iskandar Abdurahman El Hasani S.Ag, M.Si
Direktur Pendidikan
Arny Yunita, S.Pd
Kepala Sekolah
Nur Inayati, S.Pd
Bendahara
Dian Prianti W ,S.Psi
Administrasi
Annisa Prabawani, S.Pd
Tenaga Pendidikan
TU:
Ludita Efandiana, SE
Keamanan:
Bambang Sutija
Kebersihan:
Sutarti
Dewan Komite:
Ketua : M Muqtafin
Wakil : Nailurridho
Sekretaris: Septi
Astuti
Bendahara: Novi Yan Guru Kelas:
Kindergarten A1:
- Alimatun Nisak,
S.Pd.I.
- Nur Laelatunnajah
Kindergarten A2:
- Nailil Asna, S.Pd.I
- Nindya Intan M
- Ulfa Istianatul K.
Kindergarten B1:
- Anisa Prabawani,
S.Pd
- Mim Cholifah,
S.Pd.I.
Kindergarten B2:
- Dwi Aryanti,
S.Pd.I.
- Wisriyati,S.Pd.I
56
teman sejawat perlu mengambil langkah untuk mengembangkan kemampuan
keaksaraan awal. Peneliti dan teman sejawat sepakat untuk melakukan tindakan pada
siklus I yaitu pada hari Kamis, 25 Juli 2019.
Tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran keaksaraan
awal melalui media bermain pancing. Selama ini pembelajaran hanya menggunakan
metode ceramah dan menggunakan media buku tanpa diikuti adanya media yang
menarik untuk anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh
data bahwa sebagian besar anak kelompok A2 kurang tertarik untuk belajar
keaksaraan. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran masih terlalu monoton dan
kurang variatif sehingga anak mudah bosan dan tidak berkonsentrasi dalam belajar.
Hasil pembelajaran Pra Siklus yang dilaksanakan di RA Syaamila Kids
khususnya pada kelompok A2 pada hari Senin, 22 Juli 2019 diperoleh daya tangkap
anak atau penguasaan atau penguasaan anak terhadap pengembangan kemampuan
keaksaraan awal pada anak mencapai 32%. Sedangkan kriteria ketuntasan (Indikator
keberhasilan) yang ditetapkan dalam pembelajaran ini adalah 75%. Jika hasil
penguasaan pengembangan kemampuan keaksaraan awal belum mencapai angka
yang telah ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus dapat dikatakan belum berhasil.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 Juli
2019. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini, dilaksanakan dalam waktu 30
menit, disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adapun
langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
57
1. Perencanaan Tindakan
Pada kesempatan ini peneliti dan teman sejawat berdiskusi untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus I. Hal-hal yang akan
didiskusikan antara lain:
a. Peneliti mengusulkan pembelajaran keaksaraan awal melalui media
bermain pancing
b. Peneliti mengusulkan perencanaan pembelajaran berupa indikator yang
diamati
c. Peneliti mengusulkan observasi sebagai instrument penelitian untuk
pengembangan kemampuan keaksaraan awal anak.
d. Peneliti dan teman sejawat berdiskusi untuk menentukan jadwal
pelaksanaan tindakan, dan disepakati bahwa alokasi waktu untuk
pertemuan pembelajaran berlangsung selama 30 menit.
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk siklus I adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mempersiapkan sumber belajar yang akan digunakan untuk
pembelajaran keaksaraan awal seperti media bermain pancing, lembar
penugasan, alat tulis, dll.
b. Peneliti membuka pembelajaran dengan salam, doa, murojaah surat
pendek, hadist, dan doa sebelum makan serta menyanyikan beberapa lagu
agar anak bersemangat dalam memulai pembelajaran
c. Peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini
58
d. Peneliti mengenalkan media bermain pancing lalu mengajak anak
bernyanyi “alphabet”
e. Peneliti menjelaskan cara mengerjakan lembar penugasan dan membagikan
lembar penugasan lalu mempersilahkan anak untuk mengerjakan tugas
sembari memanggil anak satu per satu maju ke depan untuk memancing
huruf lalu menuliskan huruf ke papan tulis.
f. Kegiatan penutup berupa review mengulang huruf-huruf yang mereka
pancing
g. Peneliti menutup kegiatan dengan berdoa, pesan pulang sekolah dan
diakhiri dengan mengucapkan salam.
2. Pelaksanaan Tindakan
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I
dilaksanakan pada hari Kamis, 25 Juli 2018 yang mana pembelajaran
berlangsung selama 30 menit mulai jam 08.30-09.00.
Tema pembelajaran pada hari itu adalah “Diri Sendiri” dan sub tema “Aku
Ciptaan Allah”. Kegiatan pertama sebelum anak masuk pada inti
pembelajaran adalah:
a. Anak menempatkan tas di kursi dan buku pengubung di meja guru
setelah itu turun ke lapangan untuk opening circle
b. Opening circle meliputi salam, menyanyi, tepuk, ikrar Syaamila Kids,
asmaul husna, gerak motorik kasar, dan senam sehat.
c. Anak masuk ke kelas dan duduk ditempatnya masing-masing
59
d. Peneliti mengucapkan salam
e. Peneliti mengajak anak untuk murojaah surat At-takatsur, hadist kasih
sayang, dan doa sebelum makan serta menghafalkan kosa kata bahasa
inggris dan arab
f. Peneliti melakukan apersepsi dan menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan pada hari ini.
Selanjutnya pada kegiatan inti sebelum memulai pembelajaran peneliti
mengkondisikan anak dengan mengajak anak untuk bernyanyi agar anak
lebih bersemangat dan suasana kelas menjadi kondusif. Kemudian peneliti
mengenalkan media bermain pancing serta menjelaskan dan memberi
contoh kepada anak tentang bagaimana cara bermain dengan menggunakan
media tersebut. Setelah itu peneliti akan menunjukkan huruf yang
dipancingnya lalu bertanya kepada anak huruf apa yang didapat kemudian
anak menjawabnya secara serentak. Setelah itu peneliti mengajak anak
untuk bernyanyi “alphabet”. Pembelajaran dengan media bermain pancing
dilakukan dengan guru meminta anak untuk maju satu persatu untuk
memancing huruf lalu menyebutkan huruf yang dipancingnya kemudian
menuliskannya di papan tulis. Sembari menunggu giliran untuk maju
peneliti membagikan lembar penugasan. Sebelum lembar penugasan
dibagikan peneliti terlebih dahulu memberikan penjelasan untuk
mengerjakannya.
60
Dalam proses pembelajaran tersebut teman sejawat melakukan observasi
kepada anak-anak yang mampu menguasai keaksaraan awal terutama
dalam mengenal huruf dengan benar, kemudian dicatat dalam lembar
observasi. Tidak lupa pada setiap akhir pembelajaran, peneliti melakukan
review yaitu dengan metode tanya jawab kepada anak, untuk mengetahui
penguasaan keaksaraan awal yang telah dicapai oleh anak.
3. Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran yang dibantu oleh teman
sejawat sebagai kolaborator. Observasi dilakukan untuk mengetahui
penguasaan kemampuan keaksaraan awal, semangat, keaktifan serta minat
anak pada saat mengikuti pembelajaran. Observasi ini berpedoman pada
empat indikator yang terdapat dalam lembar observasi yang peneliti buat,
diantaranya yaitu: melakukan perintah sederhana sesuai dengan aturan,
menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan, mengenal simbol huruf,
meniru (menuliskan & mengucapkan) huruf A-Z.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti dan teman sejawat
memperoleh data sebagai berikut:
a. Anak-anak tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran keaksaraan
awal dengan media bermain pancing
b. Ada beberapa anak yang hanya tertarik dengan media saja namun
kurang antusias dalam pembelajaran sehingga harus dimotivasi oleh
guru terlebih dahulu
61
c. Alokasi waktu yang kurang, karena ternyata ada beberapa anak yang
belum mendapatkan kesempatan waktu untuk maju memancing huruf
d. Hasil observasi penguasaan kemampuan keaksaraan awal telah
menunjukkan peningkatan dari tahap Pra Siklus sebesar 28% dan pada
Siklus I sebesar 51% rata-rata pencapaian dalam satu kelas.
4. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi diatas, peneliti dan teman sejawat melakukan
terhadap proses pembelajaran dalam penguasaan kemampuan keaksaraan
awal. Peneliti dan teman sejawat berdiskusi dan mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta melihat kekurangan-
kekurangan yang ada. Selain itu peneliti juga berpedoman pada indikator
yang ada pada lembar observasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa:
a. Anak tertarik dengan media bermain pancing
b. Keterbatasan guru dalam menjelaskan karena jumlah siswa yang
terlalu banyak
c. Terbatasnya alokasi waktu karena belum semua anak dapat maju satu
persatu untuk menggunakan media
d. Sudah ada peningkatan penguasaan keaksaraan awal pada anak, jika
dibandingkan dengan penguasaan keaksaraan awal sebelumnya yang
menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Akan tetapi
62
hasil tersebut belum maksimal mengingat persentase standar
ketuntasan belajar sebesar 85%.
e. Peningkatan kemampuan keaksaraan awal satu kelas yang kurang
merata, dikarenakan ada anak yang kemampuannya tinggi dan ada
anak yang kemampuannya rendah.
f. Sebagian anak sudah bisa menyebut dan menuliskan huruf dipapan
tulis walaupun terbalik atau masih berupa coretan namun ada pula
beberapa anak yang belum bisa menyebutkan huruf namun bisa
menulis ataupun bisa menyebut tetapi tidak bisa menulis atau sama-
sama belum bisa menulis dan menyebutkan huruf, karena kemampuan
anak berbeda-beda.
g. Dari analisis tersebut peneliti dan teman sejawat merasa penelitian
tersebut belum maksimal, sehingga peneliti dan teman sejawat
membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus selanjutnya (siklus
II).
D. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Proses pembelajaran keaksaraan awal pada Siklus I sudah cukup baik,
namun belum mencapai indikator keberhasilan yaitu sebesar 85%, masih
ada beberapa anak yang belum memahami penguasaan kemampuan
keaksaraan awal. Untuk mengatasi kekurangan pada Siklus I, maka pada
63
hari Senin, 29 Juli 2019 peneliti dan teman sejawat merencanakan tindakan
untuk Siklus II.
Peneliti dan teman sejawat kembali berdiskusi untuk merencanakan
pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Hal-hal
tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memaksimalkan pembelajaran dengan lebih intensif dan
interaktif
b. Tema dikembangkan lagi menjadi sub tema. Tema pada hari itu adalah
“Diri Sendiri” dan sub tema “Aku Ciptaan Allah”.
c. Menggunakan metode tanya jawab untuk me-review kemampuan anak
dalam penguasaan keaksaraan awal
d. Peneliti memberikan sebuah reward kepada anak yang berhasil
menjawab
e. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi
Urutan tindakan yang telah direncanakan dan akan digunakan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
1) Peneliti mempersiapkan sumber belajar dan alat-alat belajar seperti
lembar penugasan dan media pembelajaran.
2) Peneliti mengkondisikan anak untuk siap belajar dengan cara
mengajak anak untuk tepuk dan menyanyi
3) Peneliti membuka pelajaran dengan salam dan membaca doa serta
pembiasaan seperti murojaah, hadist dan doa sehari-hari
64
4) Tanya jawab tentang huruf yang sudah diajarkan pada pertemuan yang
lalu
5) Peneliti melakukan apersepsi
6) Peneliti menunjukkan media dan menempelkan huruf-huruf di papan
tulis
7) Peneliti mengingatkan cara bermain menggunakan media tersebut
8) Lembar penugasan anak dikerjakan dalam lembar kerja yang telah
disiapkan peneliti, dan cara mengerjakan sesuai dengan perintah
peneliti
9) Sembari anak mengerjakan lembar penugasan peneliti menunjuk anak
satu per satu untuk maju ke depan memancing huruf, setelah itu anak
menyamakan huruf yang sudah dipancing dengan huruf yang ada
dipapan tulis
10) Sebelum pembelajaran diakhiri peneliti mengadakan sesi tanya jawab
terkait huruf
11) Peneliti memberikan reward berupa bintang yang terbuat dari kertas
origami kepada anak yang berhasil menjawab
12) Peneliti menutup pembelajaran dengan menyanyi lagu “Diri Sendiri”
dan “Alphabet”.
Secara umum gambaran proses siklus II dan siklus I hampir sama karena
media yang digunakan juga masih sama, namun pertemuan pada siklus II
65
dibuat lebih variatif agar anak tidak mudah bosan dan suasana kelas
menjadi menyenangkan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan perencaan yang telah dibuat, maka peneliti dan teman sejawat
melaksanakan tindakan pada Siklus II. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II
dilaksanakan pada hari Senin, 29 Juli 2019 alokasi waktu dimulai pukul
08.30-09.00 WIB.
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti membuka pelajaran dengan salam
dan berdoa, kemudian pembiasaan seperti murojaah surat At-takatsur,
hadist kasih sayang, dan doa sebelum makan. Setelah selesai doa dan
pembiasaan peneliti mengkondisikan anak dengan cara mengajak anak
untuk tepuk dan bernyanyi agar suasana kelas menjadi kondusif dan anak
siap untuk belajar.
Pada kegiatan ini peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan pada hari itu. Sebelum masuk ke pembelajaran inti,
peneliti melakukan review tentang materi yang diajarkan pada pertemuan
yang lalu. Kemudian menunjukkan media bermain pancing yang akan
digunakan dalam pembelajaran. Peneliti juga menambahkan media
tambahan yaitu huruf-huruf yang terbuat dari kertas origami yang ditempel
dipapan tulis. Selanjutnya peneliti memberikan contoh bagaimana bermain
dengan menggunakan media tersebut. Lalu peneliti membagikan lembar
penugasan dan mengerjakannya sesuai dengan perintah peneliti. Sembari
66
anak mengerjakan lembar penugasan, peneliti menunjuk anak satu persatu
maju ke depan untuk bermain memancing huruf. Anak mamancing huruf,
setelah mendapatkan huruf tersebut anak menyebutkan dan mencari huruf
yang sama antara yang didapatkan dengan yang ada dipapan tulis. Sebelum
peneliti mengakhiri pembelajaran, peneliti mengadakan sesi tanya jawab
terkait huruf. Jika ada anak yang berhasil menjawab peneliti memberikan
sebuah reward. Untuk menutup pembelajaran peneliti mengajak anak
untuk menyanyi lagu “Diri Sendiri” dan “Alphabet”.
Paparan tersebut adalah gambaran proses dari pembelajaran pada Siklus II.
Peneliti mencatat hasil observasi yang telah dibuat untuk diamati.
3. Observasi
Observasi dilakukan saat pembelajaran untuk mengetahui penguasaan
kemampuan keaksaraan awal semangat, keaktifan serta minat anak pada
saat mengikuti pembelajaran melalui media bermain pancing, dengan cara
mencatat semua hal yang diperlukan selama pembelajaran berlangsung.
Dalam kegiatan ini, peneliti dibantu teman sejawat sebagai kolaborator di
RA Syaamila Kids. Observasi ini perpedoman pada empat indikator yang
tercantum dalam lembar observasi yang dibuat oleh peneliti, diantaranya
yaitu: melaksanakan perintah sederhana sesuai dengan aturan,
berpartisipasi dalam percakapan, mengenal simbol huruf, mengerti dua
perintah yang diberikan secara bersamaan.
67
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
diperoleh data sebagai berikut:
1) Anak-anak antusias untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
keaksaraan dengan media bermain pancing
2) Sebagian anak lebih tertarik untuk bermain dengan media daripada
mengerjakan lembar penugasan yang dibagikan oleh peneliti, sehingga
peneliti harus memotivasinya terlebih dahulu
3) Anak antusias pada saat sesi tanya jawab untuk review materi pada
pertemuan pertama
4) Hasil penguasaan kemampuan keaksaraan awal sudah menunjukkan
peningkatan yang sangat baik yaitu persentase dari siklus I sebesar
51% dan pada siklus II mencapai 95%.
4. Analisis dan Refleksi
Proses tindakan pada Siklus II berjalan dengan baik, karena kelemahan
yang terjadi pada Siklus I dapat teratasi. Peneliti juga telah melakukan
pembelajaran dengan baik sesuai dengan RPPH yang telah dibuat. Hal ini
dapat membuat pembelajaran keaksaraan awal dapat meningkat.
Peningkatan kualitas pembelajaran dibuktikan dengan tercapainya indikator
yang ditetapkan, yaitu tampak adanya peningkatan kemampuan keaksaraan
awal dari Siklus I dan Siklus II.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus
1. Ketentuan Penilaian dan Pengolahan Data
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik adalah berupa
simbol gambar bintang, yang mana simbol tersebut akan diubah ke data yang
bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan diolah ke dalam
bahasa kualitatif dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol Bintang Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul (BM) Jika anak mencoba,
kurang tepat atau
tidak mau mencoba.
2 Mulai Muncul (MM) Jika anak bisa
dengan bantuan
meniru teman
3 Berkembang Sesuai
Harapan (BSH)
Jika anak bisa
dengan bantuan
awalan
4 Berkembang Sangat
Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
69
Adapun indikator yang ada pada tiap siklus ada yang berbeda dan ada yang sama.
Media yang digunakan pun tetap sama namun pengaplikasiannya yang dibuat
lebih bervariasi pada tiap pertemuan.
2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data, dan pengolahan data pada Pra
Siklus untuk pembelajaran keaksaraan awal bahwa siswa yang mencapai standar
ketuntasan belajar yang sesuai dengan indicator hanya ada beberapa anak.
Berikut adalah data hasil penilaian siswa serta pengamatan ketrampilan guru:
a. Deskripsi data hasil penilaian anak Pra Siklus
Tabel 4.2
Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Persentase
Pencapaian
Bertanya
dengan
kalimat
yang benar
Mengulang
1 Sampai 2
Kalimat
Secara
Sederhana
Membuat
coretan yang
bermakna
Mengenal
simbol-
simbol (huruf
& angka)
1 Sw1 1 1 1 1 25
2 Sw2 1 1 1 1 25
3 Sw3 1 1 1 1 25
4 Sw4 1 2 1 1 31
5 Sw5 1 1 1 1 25
6 Sw6 1 1 1 1 25
70
7 Sw7 1 1 1 1 25
8 Sw8 1 1 1 1 25
9 Sw9 2 1 1 1 31
10 Sw10 2 1 1 1 31
11 Sw11 2 2 1 2 44
12 Sw12 1 1 1 1 25
13 Sw13 1 1 1 1 25
14 Sw14 1 2 1 1 31
15 Sw15 1 1 1 1 25
16 Sw16 1 2 1 1 31
17 Sw17 1 1 1 1 25
18 Sw18 1 1 1 1 25
19 Sw19 1 1 1 2 31
20 Sw20 1 1 1 2 31
21 Sw21 1 1 1 1 25
22 Sw22 2 1 1 1 31
23 Sw23 1 1 1 2 25
24 Sw24 1 1 1 1 25
25 Sw25 1 1 1 1 25
26 Sw26 1 1 1 1 25
27 Sw27 1 1 1 1 25
28 Sw28 1 1 1 1 25
71
29 Sw29 1 1 1 1 25
30 Sw30 1 1 1 1 25
31 Sw31 1 1 2 1 31
32 Sw32 1 1 2 2 37
33 Sw33 1 1 1 1 25
Total persentase pencapaian kelas 910
Keterangan:
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase pencapaian anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Contoh:
Nama anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= x 100% = 25%
Persentase keberhasilan kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= x 100% = 28%
72
Dari tabel diatas, maka dapat diketahui persentase pencapaian tiap anak karena
nilainya dibawah indicator keberhasilan yaitu sebesar 85%, maka dapat
dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal dan masih memerlukan
perbaikan. Sedangkan rata-rata persentase pencapaian kelas pada saat Pra Siklus
hanya sebesar 28%.
Ketika peneliti mengamati kegiatan pembelajaran pada saat Pra Siklus anak didik
merasa bosan dengan metode ceramah oleh guru dan penggunaan media papan
tulis yang dapat dikatakan monoton sehingga anak tidak memperhatikan
berbicara atau bermain sendiri. Dari hasil penelitian Pra Siklus masih jauh dari
indicator keberhasilan, sehingga diperlukan upaya dan tindakan perbaikan yaitu
dengan dilaksanakannya pembelajaran keaksaraan awal menggunakan media
bermain pancing. Pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 25
Juli 2019.
b. Deskripsi data hasil pengamatan ketrampilan guru Pra Siklus
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Pra Siklus
No. ASPEK PENILAIAN KATEGORI
A. Persiapan
1 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 1 2 3 4
2 Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPPH 1 2 3 4
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran 1 2 3 4
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran 1 2 3 4
5 Guru mengkondisikan siswa melalui gerak dan lagu 1 2 3 4
73
B. Penyampaian Pembelajaran
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 1 2 3 4
7 Guru memotivasi siswa 1 2 3 4
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran disampaikan dengan jelas 1 2 3 4
9 Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis 1 2 3 4
10 Petunjuk pembelajaran disampaikan dengan singkat 1 2 3 4
11 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 1 2 3 4
12 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa
1 2 3 4
13 Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa yang bertanya 1 2 3 4
14 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
akhir kegiatan atau akhir dari sesi tertentu
1 2 3 4
C. Pelaksanaan pembelajaran
15 Pembelajaran dilakukan tidak monoton/sesuai tema 1 2 3 4
16 Jika terjadi kegaduhan guru bisa mengambil tindakan dengan tepat 1 2 3 4
17 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
1 2 3 4
18 Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi menggunakan media
asli atau gambar
1 2 3 4
19 Mengoptimalkan interaksi antar siswa dengan guru melalui kerjasama 1 2 3 4
20 Membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan 1 2 3 4
21 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi 1 2 3 4
D. Penutup
22 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 1 2 3 4
23 Memberi penghargaan/penguatan kepada siswa 1 2 3 4
24 Mampu mengelola waktu selama proses pembelajaran 1 2 3 4
25 Menutup pembelajaran 1 2 3 4
Persentase Nilai Rata-rata =
= 56%
Taraf Keberhasilan :
90% - 100% : Sangat Baik
74
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Berdasarkan paparan diatas, dapat dilihat bahwa ketrampilan guru dalam
pembelajaran keaksaraan awal dapat dikatakan masih kurang dikarenakan guru
tidak menggunakan media yang menarik bagi anak. Serta guru kurang
mengoptimalkan interaksi antara siswa sehingga pembelajaran kurang maksimal.
Pada Pra Siklus ini ketrampilan guru mendapatkan jumlah skor sebesar 65%
dengan kategori kurang.
3. Data Hasil Pengamatan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan, dan pengolahan data siswa dan
guru pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:
a. Deskripsi data penilaian anak Siklus I
Tabel 4.4
Hasil Penelitian Siklus I
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Persentase
Pencapaian
Melaksanakan
perintah
sederhana
sesuai dengan
aturan
Menjawab
pertanyaan
sesuai dengan
pertanyaan
Meniru
(menuliskan
&
mengucapk
an) huruf A-
Mengenal
simbol-
simbol (huruf
& angka)
75
Z
1 Sw1 3 2 2 2 56
2 Sw2 3 2 2 2 56
3 Sw3 2 2 2 2 50
4 Sw4 3 2 2 2 56
5 Sw5 2 2 3 2 56
6 Sw6 2 1 1 1 31
7 Sw7 2 2 2 2 50
8 Sw8 1 1 2 1 31
9 Sw9 2 3 2 3 62
10 Sw10 1 2 1 1 31
11 Sw11 3 3 3 4 81
12 Sw12 2 2 2 1 44
13 Sw13 2 2 2 2 50
14 Sw14 1 2 2 2 44
15 Sw15 2 2 2 2 50
16 Sw16 3 2 3 3 69
17 Sw17 1 1 2 2 37
18 Sw18 3 3 3 3 75
19 Sw19 3 3 3 3 75
76
20 Sw20 3 2 2 3 62
21 Sw21 1 1 1 1 25
22 Sw22 3 2 2 3 62
23 Sw23 3 2 2 2 50
24 Sw24 1 1 1 1 25
25 Sw25 2 2 2 2 50
26 Sw26 3 2 2 3 62
27 Sw27 1 1 1 1 25
28 Sw28 1 1 2 1 31
29 Sw29 1 2 2 1 37
30 Sw30 1 2 2 2 44
31 Sw31 3 3 3 2 69
32 Sw32 3 3 3 4 81
33 Sw33 3 2 3 3 69
Total persentase pencapaian kelas 1696
Keterangan:
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase pencapaian anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
77
Contoh:
Nama anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= x 100% = 56%
Persentase keberhasilan kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= x 100% = 51%
Hasil dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada Siklus I telah mengalami
peningkatan apabila dibandingkan dengan persentase pada Pra Siklus. Namun
masih ada beberapa anak yang hasilnya masih dibawah indicator keberhasilan
sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar belum maksimal dan masih
memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata persentase pada Pra Siklus
sebesar 28% dan pada Siklus I meningkat menjadi 51%.
Pelaksanaan Siklus I masih mengalami beberapa kendala, yaitu keterbatasan
waktu sehingga ada beberapa anak yang belum maju. Kemudian ada beberapa
anak yang hanya tertarik dengan media saja namun kurang antusias dalam
mengerjakan lembar penugasan yang diberikan oleh peneliti sehingga harus
dimotivasi oleh guru terlebih dahulu. Beberapa kendala tersebut yang membuat
hasil penelitian pada Siklus I belum maksimal, sehingga peneliti perlu
78
menindaklanjuti untuk perbaikan yaitu pada Siklus 2 yang dilaksanakan pada
hari Senin, 29 Juli 2019.
b. Deskripsi data hasil pengamatan ketrampilan guru Siklus I
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru
No. ASPEK PENILAIAN KATEGORI
A. Persiapan
1 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 1 2 3 4
2 Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPPH 1 2 3 4
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran 1 2 3 4
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran 1 2 3 4
5 Guru mengkondisikan siswa melalui gerak dan lagu 1 2 3 4
B. Penyampaian Pembelajaran
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 1 2 3 4
7 Guru memotivasi siswa 1 2 3 4
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran disampaikan dengan jelas 1 2 3 4
9 Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis 1 2 3 4
10 Petunjuk pembelajaran disampaikan dengan singkat 1 2 3 4
11 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 1 2 3 4
12 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa
1 2 3 4
13 Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa yang bertanya 1 2 3 4
14 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
akhir kegiatan atau akhir dari sesi tertentu
1 2 3 4
C. Pelaksanaan pembelajaran
15 Pembelajaran dilakukan tidak monoton/sesuai tema 1 2 3 4
16 Jika terjadi kegaduhan guru bisa mengambil tindakan dengan tepat 1 2 3 4
17 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
1 2 3 4
18 Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi menggunakan media
asli atau gambar
1 2 3 4
79
19 Mengoptimalkan interaksi antar siswa dengan guru melalui kerjasama 1 2 3 4
20 Membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan 1 2 3 4
21 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi 1 2 3 4
D. Penutup
22 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 1 2 3 4
23 Memberi penghargaan/penguatan kepada siswa 1 2 3 4
24 Mampu mengelola waktu selama proses pembelajaran 1 2 3 4
25 Menutup pembelajaran 1 2 3 4
Persentase Nilai Rata-rata =
= 65%
Taraf Keberhasilan :
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Berdasarkan paparan diatas, dapat dilihat bahwa ketrampilan guru dalam
pembelajaran keaksaraan awal melalui media bermain pancing dapat dikatakan
masih kurang dikarenakan guru belum mampu untuk mengelola waktu selama
proses pembelajaran sehingga belum semua anak dapat maju untuk bermain
dengan media. Indikator tersebut dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh
yaitu sebesar 65%.
80
4. Data Hasil Pengamatan Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data siswa
dan guru pada Siklus II maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
a. Deskripsi data hasil penilaian anak Siklus II
Tabel 4.6
Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus II
Persentase
Pencapaian
Melaksanakan
perintah
sederhana
sesuai dengan
aturan
Berpartisipasi
dalam
percakapan
Mengerti
dua perintah
yang
diberikan
secara
bersamaan
Mengenal
simbol-
simbol (huruf
& angka)
1 Sw1 3 4 4 4 94
2 Sw2 4 4 4 4 100
3 Sw3 3 4 4 4 94
4 Sw4 4 4 4 4 100
5 Sw5 4 4 3 4 94
6 Sw6 4 4 4 4 100
7 Sw7 4 4 4 4 100
8 Sw8 4 4 4 4 100
9 Sw9 4 4 4 4 100
10 Sw10 4 4 3 4 94
11 Sw11 4 4 4 4 100
81
12 Sw12 4 4 3 3 88
13 Sw13 4 4 4 4 100
14 Sw14 4 4 4 4 100
15 Sw15 4 4 4 4 100
16 Sw16 3 4 4 4 94
17 Sw17 4 3 4 4 94
18 Sw18 4 4 4 4 100
19 Sw19 4 4 4 4 100
20 Sw20 4 4 3 4 100
21 Sw21 2 3 2 2 56
22 Sw22 4 4 4 4 100
23 Sw23 4 4 4 4 100
24 Sw24 3 3 3 3 75
25 Sw25 4 4 4 4 100
26 Sw26 4 4 4 4 100
27 Sw27 3 3 3 3 75
28 Sw28 3 3 3 3 75
29 Sw29 4 3 4 4 94
30 Sw30 3 4 4 4 94
31 Sw31 4 4 4 4 100
32 Sw32 4 4 4 4 100
33 Sw33 4 4 4 4 100
Total persentase pencapaian kelas 3121
82
Keterangan:
Jumlah skor maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan
= 4 x 4 = 16
Persentase pencapaian anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
Contoh:
Nama anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100%
Jumlah skor maksimum
= x 100% = 94%
Persentase keberhasilan kelas = Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
= x 100% = 95%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui persentase pencapaian tiap anak,
ada 32 anak yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar dengan indicator
keberhasilan yaitu sebesar 75% akan tetapi ada satu anak yang masih dibawah
indicator keberhasilan sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak dalam
satu kelas sudah maksimal, dan tidak memerlukan perbaikan. Peningkatan dari
rata-rata persentase kelas pada saat Pra Siklus sebesar 28%, lalu pada Siklus I
83
sebesar 51% dan pada Siklus II meningkat menjadi 95%. Artinya bahwa ada
peningkatan yang baik dari tiap Siklus. Hal ini dikarenakan tidak ada kendala
yang cukup signifikan selama proses pembelajaran dan anak sangat tertarik
dengan media yang digunakan sehingga anak mudah memahami pembelajaran
keaksaraan awal.
b. Deskripsi data hasil pengamatan ketrampilan guru Siklus II
Tabel 4.7
Hasil Pengamatan Ketrampilan Guru Siklus II
No. ASPEK PENILAIAN KATEGORI
A. Persiapan
1 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 1 2 3 4
2 Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPPH 1 2 3 4
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran 1 2 3 4
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran 1 2 3 4
5 Guru mengkondisikan siswa melalui gerak dan lagu 1 2 3 4
B. Penyampaian Pembelajaran
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 1 2 3 4
7 Guru memotivasi siswa 1 2 3 4
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran disampaikan dengan jelas 1 2 3 4
9 Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis 1 2 3 4
10 Petunjuk pembelajaran disampaikan dengan singkat 1 2 3 4
11 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 1 2 3 4
12 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa
1 2 3 4
13 Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa yang bertanya 1 2 3 4
14 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
akhir kegiatan atau akhir dari sesi tertentu
1 2 3 4
C. Pelaksanaan pembelajaran
15 Pembelajaran dilakukan tidak monoton/sesuai tema 1 2 3 4
16 Jika terjadi kegaduhan guru bisa mengambil tindakan dengan tepat 1 2 3 4
84
17 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
1 2 3 4
18 Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi menggunakan media
asli atau gambar
1 2 3 4
19 Mengoptimalkan interaksi antar siswa dengan guru melalui kerjasama 1 2 3 4
20 Membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan 1 2 3 4
21 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi 1 2 3 4
D. Penutup
22 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 1 2 3 4
23 Memberi penghargaan/penguatan kepada siswa 1 2 3 4
24 Mampu mengelola waktu selama proses pembelajaran 1 2 3 4
25 Menutup pembelajaran 1 2 3 4
Persentase Nilai Rata-rata =
= 90%
Taraf Keberhasilan :
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa ketrampilan guru dalam
pembelajaran keaksaraan awal melalui media bermain pancing dapat dikatakan
baik. Indikator tersebut dapat dilihat dari persentase nilai rata-rata yang mecapai
90%. Selama proses pembelajaran guru dapat mengkondisikan anak dengan baik
85
serta anak dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
sebesar 85%.
B. Pembahasan
1. Ketentuan Indikator Keberhasilan
Apabila persentase pencapaian anak dengan persentase keberhasilan (indikator
keberhasilan 85%) lebih kecil, maka anak dapat dikatakan belum menguasai
kemampuan keaksaraan awal yang diajarkan, maka akan diberi keterangan
“Belum Tuntas”. Namun apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih
besar daripada persentase keberhasilan yaitu sebesar 85% maka anak tersebut
dapat dikatakan sudah dapat menguasai kemampuan keaksaraan awal dan diberi
keterangan “Tuntas”.
2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator
Keberhasilan
Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang dilaksanakan pada
hari Senin, 22 Juli 2019 didapatkan hasil persentase pencapaian penguasaan
kemampuan keaksaraan awal sebagai berikut:
86
Tabel 4.8
Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan
No. Nama Anak Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status Pencapaian
1 Sw1 25 85 Belum Tuntas
2 Sw2 25 85 Belum Tuntas
3 Sw3 25 85 Belum Tuntas
4 Sw4 31 85 Belum Tuntas
5 Sw5 25 85 Belum Tuntas
6 Sw6 25 85 Belum Tuntas
7 Sw7 25 85 Belum Tuntas
8 Sw8 25 85 Belum Tuntas
9 Sw9 31 85 Belum Tuntas
10 Sw10 31 85 Belum Tuntas
11 Sw11 44 85 Belum Tuntas
12 Sw12 25 85 Belum Tuntas
13 Sw13 25 85 Belum Tuntas
87
14 Sw14 31 85 Belum Tuntas
15 Sw15 25 85 Belum Tuntas
16 Sw16 31 85 Belum Tuntas
17 Sw17 25 85 Belum Tuntas
18 Sw18 25 85 Belum Tuntas
19 Sw19 31 85 Belum Tuntas
20 Sw20 31 85 Belum Tuntas
21 Sw21 25 85 Belum Tuntas
22 Sw22 31 85 Belum Tuntas
23 Sw23 25 85 Belum Tuntas
24 Sw24 25 85 Belum Tuntas
25 Sw25 25 85 Belum Tuntas
26 Sw26 25 85 Belum Tuntas
27 Sw27 25 85 Belum Tuntas
28 Sw28 25 85 Belum Tuntas
29 Sw29 25 85 Belum Tuntas
88
30 Sw30 25 85 Belum Tuntas
31 Sw31 31 85 Belum Tuntas
32 Sw32 37 85 Belum Tuntas
33 Sw33 25 85 Belum Tuntas
Rata-rata pencapaian kelas 28
Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat diatas, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.9
Rekapitulasi Data Pra Siklus
No Uraian Hasil Pra Siklus
1. Nilai rata-rata kelas 28%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 0
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian
penguasaan kemampuan keaksaraan awal dalam satu kelas adalah sebesar 28%,
masih jauh dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Sehingga perlu diadakan
tindakan perbaikan pada Siklus I.
89
3. Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
Adapun hasil pengolahan data pada Siklus I didapatkan hasil pencapaian
penguasaan kemampuan keaksaraan awal sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator Keberhasilan
No. Nama Anak Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status Pencapaian
1 Sw1 56 85 Belum Tuntas
2 Sw2 56 85 Belum Tuntas
3 Sw3 50 85 Belum Tuntas
4 Sw4 56 85 Belum Tuntas
5 Sw5 56 85 Belum Tuntas
6 Sw6 31 85 Belum Tuntas
7 Sw7 50 85 Belum Tuntas
8 Sw8 31 85 Belum Tuntas
9 Sw9 62 85 Belum Tuntas
10 Sw10 31 85 Belum Tuntas
11 Sw11 81 85 Belum Tuntas
90
12 Sw12 44 85 Belum Tuntas
13 Sw13 50 85 Belum Tuntas
14 Sw14 44 85 Belum Tuntas
15 Sw15 50 85 Belum Tuntas
16 Sw16 69 85 Belum Tuntas
17 Sw17 37 85 Belum Tuntas
18 Sw18 75 85 Belum Tuntas
19 Sw19 75 85 Belum Tuntas
20 Sw20 62 85 Belum Tuntas
21 Sw21 25 85 Belum Tuntas
22 Sw22 62 85 Belum Tuntas
23 Sw23 50 85 Belum Tuntas
24 Sw24 25 85 Belum Tuntas
25 Sw25 50 85 Belum Tuntas
26 Sw26 62 85 Belum Tuntas
27 Sw27 25 85 Belum Tuntas
91
28 Sw28 31 85 Belum Tuntas
29 Sw29 37 85 Belum Tuntas
30 Sw30 44 85 Belum Tuntas
31 Sw31 69 85 Belum Tuntas
32 Sw32 81 85 Belum Tuntas
33 Sw33 69 85 Belum Tuntas
Rata-rata pencapaian kelas 51
Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat diatas, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.11
Rekapitulasi Data Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1. Nilai rata-rata kelas 51%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 0
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
92
Berdasarkan hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan
keaksaraan awal dalam satu kelas adalah 51%, masih jauh dari indicator
keberhasilan yaitu sebesar 85%. Sehingga perlu diadakannya tindakan pada
Siklus II.
4. Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
Adapun hasil pengolahan data dari siklus II didapatkan hasil pencapaian
penguasaan kemampuan keaksaraan awal adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator Keberhasilan
No. Nama
Anak
Persentase
Pencapaian
Persentase
Keberhasilan
Status Pencapaian
1 Sw1 94 85 Tuntas
2 Sw2 100 85 Tuntas
3 Sw3 94 85 Tuntas
4 Sw4 100 85 Tuntas
5 Sw5 94 85 Tuntas
6 Sw6 100 85 Tuntas
7 Sw7 100 85 Tuntas
8 Sw8 100 85 Tuntas
93
9 Sw9 100 85 Tuntas
10 Sw10 94 85 Tuntas
11 Sw11 100 85 Tuntas
12 Sw12 88 85 Tuntas
13 Sw13 100 85 Tuntas
14 Sw14 100 85 Tuntas
15 Sw15 100 85 Tuntas
16 Sw16 94 85 Tuntas
17 Sw17 94 85 Tuntas
18 Sw18 100 85 Tuntas
19 Sw19 100 85 Tuntas
20 Sw20 100 85 Tuntas
21 Sw21 56 85 Belum tuntas
22 Sw22 100 85 Tuntas
23 Sw23 100 85 Tuntas
24 Sw24 75 85 Belum tuntas
94
25 Sw25 100 85 Tuntas
26 Sw26 100 85 Tuntas
27 Sw27 75 85 Belum tuntas
28 Sw28 75 85 Belum tuntas
29 Sw29 94 85 Tuntas
30 Sw30 94 85 Tuntas
31 Sw31 100 85 Tuntas
32 Sw32 100 85 Tuntas
33 Sw33 100 85 Tuntas
Rata-rata
pencapaian kelas
95
Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat diatas, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
95
Tabel 4.13
Rekapitulasi Data Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1. Nilai rata-rata kelas 95%
2. Jumlah siswa yang sudah tuntas belajar 29
3. Indikator keberhasilan kelas 85%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase rata-rata penguasaan
kemampuan keaksaraan awal dalam satu kelas mencapai 95%, diatas indicator
keberhasilan yang disepakati oleh peneliti dan pihak sekolah yaitu 75%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan keaksaraan
awal dengan sangat baik. Berdasarkan data diatas ada 29 anak dari 33 siswa yang
masuk dalam kategori “Tuntas” yaitu sudah dapat memenuhi indicator
keberhasilan yang ada, dan 4 anak yang masuk dalam kategori “Belum Tuntas”.
Adapun data peningkatan mulai dari Pra Siklus sampai dengan Siklus II dapat
dilihat pada diagram dibawah ini:
96
Gambar 4. 1
Diagram Pencapaian Perkembangan Kemampuan Keaksaraan Awal
Dapat dilihat pada diagram diatas bahwa media bermain pancing dapat
mengembangkan kemampuan keaksaraan awal pada anak. Hal tersebut
dibuktikan dengan adanya peningkatan dari Pra Siklus yang rata-rata
pencapaiannya sebesar 28%, meningkat pada Siklus I yang rata-rata pencapaian
sebesar 50%, ditambah lagi dengan adanya Siklus II meningkat menjadi 95%.
Jadi media bermain pancing terbukti dapat mengembangkan kemampuan
keaksaraan awal pada anak kelompok A di RA Syaamila Kids Ngaglik Ledok
Argomulyo Kota Salatiga.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I
dan Siklus II dalam pengembangan kemampuan keaksaraan awal melalui media
bermain pancing pada anak kelompok A di RA Syaamila Kids tahun pelajaran
2019/2020 bahwa dengan media bermain pancing yang digunakan telah
memberikan hasil yang maksimal sesuai yang diharapkan. Pembelajaran yang
disampaikan melalui media bermain pancing dapat menarik perhatian anak
sehingga dapat mengembangkan kemampuan keaksaraan awal khususnya pada
anak kelompok A di RA Syaamila Kids. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan skripsi berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan dari data hasil observasi pembelajaran pada tiap
siklusnya yaitu sebelum tindakan kemampuan keaksaraan awal pada anak
kelompok A sebesar 28% kemudian meningkat pada Siklus I sebesar 51% dan
ketika dilakukan tindakan pada Siklus II meningkat menjadi 95%. Total
peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai Siklus II
sebesar 67%, yaitu dari 28% menjadi 94%.
B. Saran
Keberhasilan atas penelitian ini terkait pengembangan kemampuan
keaksaraan awal terdapat beberapa saran diantaranya:
1. Bagi sekolah, penggunaan media bermain pancing diharapkan dapat
diterapkan secara berkesinambungan oleh guru agar siswa dapat lebih
berperan aktif dalam pembelajaran disekolah.
98
2. Bagi guru, guru hendaknya senantiasa meningkatkan kualitas pembelajaran,
dengan menggunakan media maupun metode yang lebih variatif sehingga
anak lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran terutama dalam
pengembangan kemampuan keaksaraan awal.
3. Bagi kepala sekolah, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kepala
sekolah disarankan untuk memotivasi para guru untuk meningkatkan
kompetensinya. Seperti misalnya mengikutsertakan para guru untuk mengikuti
seminar pendidikan, workshop pendidikan, diklat dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Amini. 2016. Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan Reseptif Anak Melalui
Permainan Pola Suku Kata di Taman Kanak-kanak Negeri Pembina
Yogyakarta. 5(1): 673-683
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Arikunto, Suharsimi dkk. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Dardjowidjojo, Soedjono. 2003. Psikolinguistik: Pemahaman Bahasa Manusia.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaram Membaca dan
Menulis melalui Permainan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas
Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Direktorat
Pembinaan Taman Kanak-kanak dan SD
Dhieni, Nurbiana, dkk. 2013. Metode Pengembangan Bahasa. Tangerang: Univesitas
Terbuka
Djamarah, Syaiful Bahri & Zain Aswan. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Asdi Mahasatya
Fadlillah. 2017. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini. Jakarta: Prenada Media
Grup
Febriana, Rina Asti. Peningkatan Kemampuan Keaksaraan melalui Media Kartu
Bergambar di TK PKK 105 Karanganyar Gadingharjo Sanden Bantul.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2013.
Fitrasari, Ayu May. Meningkatkan Kemampuan Keaksaraan Anak Melalui Berbagai
Metode dengan Kegiatan yang Bervariasi pada Kelompok B RA Al-Fityah
Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas Terbuka Pekanbaru. 2018.
Gerlach, Ely. 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by
V.S. Boston, MA: Allyn and Bacon Copyright 1980 by Pearson Education.
Goodson, B., Layzer, C, Simon P & Dwyer C. 2009. Developing Early Literacy:
Report of the National Early Literacy Panel. Washington: National Institute
for Literacy.
Hamid, Hamdani. 2013. Pengembangan Sistem Pendidikan di Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia
Heinich, R. Molenda, dan Russel, J.D. 1990. Instructional Media and The New
Technologies of Instruction (third ed). New York: Mac Millan
Indrawati, Suryani. Pengembangan Kemampuan Keaksaraan melalui Media Teka-
teki Bergambar pada Anak Kelompok A di TK Islam Assalam Desa Tlogo
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Salatiga: Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. 2018
Jalongo. M.R. (2006). Early Childhood Language Art. America: Pearson Education
Inc.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini: Teori &
Aplikasi. Jakarta: Prenada & Media Goup
Madyawati, Lilis. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa. Jakarta: Kencana
Majid, Abdul. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mansur. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulia Revi. Pengaruh Aktivitas Permainan Memancing Kartu Huruf terhadap
Kemampuan Mengenal Simbol Huruf Anak Usia 4-5 Tahun. Bandar
Lampung: Universitas Lampung. 2018
Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya
Mulyasa. 2009. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya
Murwani, Wulan Dian. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf melalui
Permainan Memancing pada Anak Kelompok A TK Permata Pelangi
Kecamatan Pesantren Kota Kediri Tahun Pelajaran 2017/2018. Kediri:
Universitas Nusantara PGRI Kediri. 2018
Oemar, Hamalik. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Piaget & Vygotsky, 1996. The Social Genesis of Though. New York: Psichology
Press
Putri, Fidha Mutiara Sri Mardi. Peningkatan Kemampuan Keaksaraan Awal Bagi
Anak Usia 5-6 Tahun melalui Bermain Congklak Huruf di TK Al-Ikhsan
Malang. Malang: Universitas Negeri Malang. 2017
Ramadi, Amalia Riqi. 2017. Mengembangkan Aspek Keaksaraan Anak dalam
Mengenal Simbol-Simbol Menggunakan Kombinasi Metode Bercakap-
Cakap dengan Model Make A Match Dan Metode Pemberian Tugas Pada
Anak Kelompok A di TK Aisyiyah 23 Banjarmasin. 4(2): 77-82
Robbins, Stephen P. & Judge. Timothy A. 2009. Organiational Behavior. 13 Three
Edition. USA: Pearson International Edition. Prentice Hall
Rohul, Hendro W. 2017. Meningkatkan Kemampuan Anak Kelompok A2 Mengenal
Abjad Melalui Permainan Memancing Huruf di TK ABA III Ampel
Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jember: Universitas Negeri Jember
Sadiman, Arief S., dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sani, Ridwan Abdullah. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang: TS Smart
Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Grup
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Kesebelas. Jakarta: PT.
Erlangga
Seefelt, Carol & Barbara A. Wasik. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sudaryono, dkk. 2013. Pengembangan Instrument Penelitian Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Suhartono. 2005. Pengembangan Ketrampilan Berbicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas
Sujiono, dkk. 2010. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Sumadoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumardi, Kamin. 2009. Pendidikan Dasar Melalui Metode Kombinasi bagi Wanita
Miskin dan Tuna Aksara di Pedesaan Indonesia. Universitas Pendidikan
Indonesia. Vol III No. 1 Januari.
Suminah, Enah, dkk. 2015. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 PAUD.
Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Prenada Media Group
Suyadi. 2015. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press
Suyanto, Slamet. 2015. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Hikayat Publishing
Tadkiroatun, Musfiroh. 2015. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.
Jakarta: Depdiknas
Tadkiroatun, Musfiroh. 2009. Menumbuhkan Baca Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Trisniwati. Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf melalui Metode Permainan
Kartu Huruf pada Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. 2014
Widuroyekti, Barokah dkk. 2016. Kegiatan Pengembangan Keaksaraan Berbasis
Pendidikan Karakter di Taman Kanak-kanak. 17(2): 93-100
Yamin, Sanan. 2010. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: IKAPI
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK A2 SIKLUS I
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Persentase
Pencapaian
Melaksanaka
n perintah
sederhana
sesuai dengan
aturan
Menjawab
pertanyaan
sesuai
dengan
pertanyaan
Meniru
(menuliska
n &
mengucapk
an) huruf
A-Z
Mengenal
simbol-
simbol
(huruf &
angka)
1 Sw1 3 2 2 2 56
2 Sw2 3 2 2 2 56
3 Sw3 2 2 2 2 50
4 Sw4 3 2 2 2 56
5 Sw5 2 2 3 2 56
6 Sw6 2 1 1 1 31
7 Sw7 2 2 2 2 50
8 Sw8 1 1 2 1 31
9 Sw9 2 3 2 3 62
10 Sw10 1 2 1 1 31
11 Sw11 3 3 3 4 81
12 Sw12 2 2 2 1 44
13 Sw13 2 2 2 2 50
14 Sw14 1 2 2 2 44
15 Sw15 2 2 2 2 50
16 Sw16 3 2 3 3 69
LEMBAR OBSERVASI KELOMPOK A2 SIKLUS II
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus II
Persentase
Pencapaian
Melaksanaka
n perintah
sederhana
sesuai dengan
aturan
Berpartisipa
si dalam
percakapan
Mengerti
dua
perintah
yang
diberikan
secara
bersamaan
Mengenal
simbol-
simbol
(huruf &
angka)
1 Sw1 3 4 4 4 94
2 Sw2 4 4 4 4 100
3 Sw3 3 4 4 4 94
4 Sw4 4 4 4 4 100
5 Sw5 4 4 3 4 94
6 Sw6 4 4 4 4 100
7 Sw7 4 4 4 4 100
8 Sw8 4 4 4 4 100
9 Sw9 4 4 4 4 100
10 Sw10 4 4 3 4 94
11 Sw11 4 4 4 4 100
12 Sw12 4 4 3 3 88
13 Sw13 4 4 4 4 100
14 Sw14 4 4 4 4 100
15 Sw15 4 4 4 4 100
16 Sw16 3 4 4 4 94
17 Sw17 4 3 4 4 94
18 Sw18 4 4 4 4 100
LEMBAR OBSERVASI GURU
Nama Guru : Nailil Asna, S.Pd.I
Kelas : Kindergarten A2
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Juli 2019
Petunjuk Penggunaan :
Lingkarilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek penilaian aktivitas
guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak;
1 = kurang baik; 2 = cukup; 3= baik; 4 = sangat baik.
No. ASPEK PENILAIAN KATEGORI
A. Persiapan
1 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 1 2 3 4
2 Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPPH 1 2 3 4
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran 1 2 3 4
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran 1 2 3 4
5 Guru mengkondisikan siswa melalui gerak dan lagu 1 2 3 4
B. Penyampaian Pembelajaran
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 1 2 3 4
7 Guru memotivasi siswa 1 2 3 4
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran disampaikan dengan jelas 1 2 3 4
9 Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis 1 2 3 4
10 Petunjuk pembelajaran disampaikan dengan singkat 1 2 3 4
11 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 1 2 3 4
12 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa
1 2 3 4
13 Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa yang bertanya 1 2 3 4
14 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
akhir kegiatan atau akhir dari sesi tertentu
1 2 3 4
C. Pelaksanaan pembelajaran
15 Pembelajaran dilakukan tidak monoton/sesuai tema 1 2 3 4
16 Jika terjadi kegaduhan guru bisa mengambil tindakan dengan tepat 1 2 3 4
17 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
1 2 3 4
18 Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi menggunakan media
asli atau gambar
1 2 3 4
19 Mengoptimalkan interaksi antar siswa dengan guru melalui kerjasama 1 2 3 4
20 Membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan 1 2 3 4
21 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi 1 2 3 4
D. Penutup
22 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 1 2 3 4
23 Memberi penghargaan/penguatan kepada siswa 1 2 3 4
24 Mampu mengelola waktu selama proses pembelajaran 1 2 3 4
25 Menutup pembelajaran 1 2 3 4
Persentase Nilai Rata-rata =
= 65%
Taraf Keberhasilan :
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Salatiga, 25 Juli 2019
Peneliti
Ulfa Istianatul Khasanah
LEMBAR OBSERVASI GURU
Nama Guru : Nailil Asna, S.Pd.I
Kelas : Kindergarten A2
Tanggal : Senin, 29 Juli 2019
Petunjuk Penggunaan :
Lingkarilah angka yang tepat untuk memberikan skor pada aspek penilaian aktivitas
guru dalam pembelajaran. Adapun kriteria skor adalah 0 = tidak sesuai/tidak tampak;
1 = kurang baik; 2 = cukup; 3= baik; 4 = sangat baik.
No. ASPEK PENILAIAN KATEGORI
A. Persiapan
1 Guru mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 1 2 3 4
2 Tujuan pembelajaran dinyatakan dalam kalimat yang jelas dalam RPPH 1 2 3 4
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran 1 2 3 4
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran 1 2 3 4
5 Guru mengkondisikan siswa melalui gerak dan lagu 1 2 3 4
B. Penyampaian Pembelajaran
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai 1 2 3 4
7 Guru memotivasi siswa 1 2 3 4
8 Guru menjelaskan materi pembelajaran disampaikan dengan jelas 1 2 3 4
9 Pembelajaran dilaksanakan secara sistematis 1 2 3 4
10 Petunjuk pembelajaran disampaikan dengan singkat 1 2 3 4
11 Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa 1 2 3 4
12 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk
bertanya kepada siswa
1 2 3 4
13 Guru memberikan jawaban yang sesuai ketika ada siswa yang bertanya 1 2 3 4
14 Guru selalu mengajak siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada
akhir kegiatan atau akhir dari sesi tertentu
1 2 3 4
C. Pelaksanaan pembelajaran
15 Pembelajaran dilakukan tidak monoton/sesuai tema 1 2 3 4
16 Jika terjadi kegaduhan guru bisa mengambil tindakan dengan tepat 1 2 3 4
17 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan
1 2 3 4
18 Menggunakan media pembelajaran yang bervariasi menggunakan media
asli atau gambar
1 2 3 4
19 Mengoptimalkan interaksi antar siswa dengan guru melalui kerjasama 1 2 3 4
20 Membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan 1 2 3 4
21 Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi 1 2 3 4
D. Penutup
22 Melaksanakan evaluasi pembelajaran 1 2 3 4
23 Memberi penghargaan/penguatan kepada siswa 1 2 3 4
24 Mampu mengelola waktu selama proses pembelajaran 1 2 3 4
25 Menutup pembelajaran 1 2 3 4
Persentase Nilai Rata-rata =
= 90%
Taraf Keberhasilan :
90% - 100% : Sangat Baik
80% - 90% : Baik
70% - 80% : Cukup
60% - 70% : Kurang
0 – 60% : Sangat Kurang
Salatiga, 29 Juli 2019
Peneliti
Ulfa Istianatul Khasanah
FOTO PENELITIAN SIKLUS I (KAMIS, 25 JULI 2019)
PENGKONDISIAN ANAK
PENGENALAN MEDIA PANCING HURUF
ANAK BERMAIN DENGAN MEDIA
PENELITI MENJELASKAN CARA MENGERJAKAN LEMBAR
PENUGASAN
ANAK MENGERJAKAN LEMBAR PENUGASAN
HASIL LEMBAR PENUGASAN SIKLUS I
FOTO SIKLUS II (SENIN, 29 JULI 2019)
ANAK BERMAIN DENGAN PANCING HURUF
MENYAMAKAN HURUF YANG TELAH DIPANCING DENGAN HURUF
YANG ADA DIPAPAN TULIS
ANAK MENGERJAKAN LEMBAR PENUGASAN
HASIL LEMBAR PENUGASAN SIKLUS II
DAFTAR SATUAN KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Ulfa Istianatul Khasanah
NIM : 23050-15-0025
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Dosen Pembimbing : Qurrotu Ayun, M.Psi.
No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1. Seminar Nasional BKKBN tema
“Penyiapan Generasi Emas Melalui
Program 1000 Hari pertama
Kehidupan Dalam Mewujudkan
Ketahanan Keluarga yang
Berkarakter”
24 November
2018
Peserta 8
2. Seminar Nasional LDK Fathir Ar-
Rasyid dengan tema “Muslimah Sejati
Bertabur Inspirasi”
29 November
2015
Peserta 8
3. SK KETUA YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM “NURUL
IMAN” NOMOR :
00121/03/YNI/12/2017 TENTANG
PENGANGKATAN GURU TETAP
PAUD BAITUL RAHMAN
MARGOSARI SALATIGA
12 April 2017 Guru 8
4. Seminar Kemuslimahan tema “Wanita
yang Dirindukan Surga”
3 Juni 2017 Peserta 8
5. Kegiatan TERAPI HATI “Menjemput
Kebahagiaan dengan Cinta dan
Syukur” diselenggarakan oleh PIK
“SAHAJASA”
20 Mei 2017 Peserta 8
6. Training Makalah dan Motivasi
Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Fathir Ar-Rasyid
12 September
2015
Peserta 8
7. Seminar Nasional & SMC Band Show
Musik Islam & Nusantara
diselenggarakan oleh SMC IAIN
Salatiga
5 Desember
2015
Peserta 8
8. Talkshow Sukses Kuliah Bersama
KAMMI Salatiga
16 September
2015
Peserta 8
9. AKASS #2 Ajang Kreatifitas Anak
Sholeh Sholehah tema “Aku Anak
Sholeh Gemar Mengaji Hebat di
Sekolah” oleh HMJ PIAUD
9 September
2017
Panitia 6
10. Seminar Regional dengan tema
“Spiritual dan Prophetic Parenting di
Era Digital diselenggarakan oleh HMJ
PIAUD
14 September
2016
Panitia 6
11. SK NOMOR :
In.26/J.5.1/KM.01.02/5/2016
TENTANG PENGANGKATAN
PENGURUS HIMPUNAN
MAHASISWA JURUSAN
15 Maret 2016 Pengurus 6
12. Lomba “Klumprit Mencari Bakat”
diselenggarakan oleh KKN IAIN
Salatiga
8 Februari
2019
Panitia 6
13. Sarasehan Regional: Mengikis
Radikalisme Agama dan Pendidikan
Dengan Akal Sehat
9 Juni 2016 Panitia 6
14. Praktikum mata kuliah Kewirausahaan
“Keren itu Mahasiswa Kreatif,
Inovatif, Mandiri dan Berani
Berwirausaha.”
14 Desember
2016
Peserta 6
15. Ramadhan in Campus 2017 FTIK
“Jalani Bulan Suci dengan Muhasabah
Diri Menuju Jiwa yang Suci”
15 Juni 2017 Peserta 3
16. PELATIHAN AKBAR “Praktik
Pendidikan Karakter dan Pendekatan
Saintifik yang Sukses Membangun
Akhlak, Daya Pikir Kritis, dan
Kreativitas Anak diselenggarakan oleh
Dinas Pendidikan Kota Salatiga dan
Indonesia Heritage Foundation (IHF)
13-15
November
2018
Peserta 3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Identitas Diri
1. Nama : Ulfa Istianatul Khasanah
2. Tempat/tanggal Lahir : Kab. Semarang, 16 Oktober 1996
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Dusun Sembungan RT 03/RW 02 Desa
Plumbon Kec. Suruh Kab.Semarang
5. Tempat Penelitian : RA Syaamila Kids
B. Pendidikan
1. TK PERTIWI Plumbon 02 lulus tahun 2002
2. SDN Plumbon 04 lulus tahun 2008
3. SMPN 1 Suruh lulus tahun 2011
4. SMK PGRI 2 Salatiga lulus tahun 2014
5. Institut Agama Islam Negeri Salatiga angkatan 2015 lulus tahun 2019