menggerogoti masa depan kita · pdf fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam...

32
World Society for the Protection of Animals Menggerogoti Masa Depan Kita Dampak Industri Peternakan Terhadap Lingkungan Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM 1

Upload: vudan

Post on 02-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

World Society for the Protection of Animals

Menggerogoti Masa Depan KitaDampak Industri Peternakan Terhadap Lingkungan

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM1

Page 2: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Menggerogoti Masa Depan KitaDampak Industri Peternakan Terhadap Lingkungan

Penulis :Dr. Michael C. Appleby, World Society for the Protection of Animals (WSPA)

Kata Pengantar oleh :Dr. RK Pachauri, Ketua International Panel on Climate Change (IPCC)

Alih Bahasa oleh :Drh. Kamal Riza, SSYana Qomariana, M.LingYayasan Yudisthira Swarga

Dicetak dan diperbanyak oleh :Yayasan Yudisthira SwargaJl. Gunung Salak Utara No. 33 A Padangsambian Kelod, Denpasar Barat (80117), [email protected], T. +62-361-7424048www.yudisthiraswarga.org

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM2

Page 3: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

1

Daftar Isi

Kata Pengantar 2

Rangkuman 4

1. Pendahuluan 6

2. Dampak Terhadap Lingkungan 82.1 Berbagai Permasalahan dan Solusinya 92.2 Perubahan Iklim Global dan Polusi Udara 102.3 Penggunaan Air dan Polusi 112.4 Produksi, Penggunaan Lahan, dan Hilangnya Keanekaragaman Hayati 122.5 Jumlah, Jenis, dan Manajemen Hewan 13

3. Ekonomi, Keadilan Sosial dan Kemanusiaan 143.1 Kesinambungan dan Kepedulian Terhadap Hewan 153.2 Ekonomi dan Keamanan Pangan 163.3 Manajemen Bencana dan Wabah Penyakit 173.4 Kesehatan Manusia 183.5 Perkembangan Sosial 193.6 Mengutamakan Ternak, Masyarakat dan Lingkungan 19

4. Mengurangi dan Memperbaiki Kerusakan 204.1 Desakan Akan Perubahan 214.2 Jumlah Ternak 224.3 Hewan Pemamah Biak dan Bukan Pemamah Biak 234.4 Manajemen 244.5 Pengolahan dan Transportasi 25

5. Kesimpulan dan Saran 26

Daftar Pustaka 28

Catatan Mengenai PenulisDitulis oleh Dr. Michael C. Appleby Untuk The World Society for The Protection ofAnimals (WSPA)

Dr. Michael C. Appleby bergelar BSc tentang zoology di Universitas Bristol danPhD tentang tingkah laku hewan di Universitas Cambridge. Dia kemudianmelakukan penelitian selama dua puluh tahun di pusat penelitian unggas diSkotlandia dan Universitas Edinburg meneliti tentang tingkah laku, peternakan,dan kesejahteraan hewan ternak. Karya-karyanya sebagai pangarang,pendamping pengarang atau pendamping editor berupa enam buku , dan yangterbaru adalah Long distance transport and Welfare of Farm Animals (2008). Sejaktahun 2001 – 2005 beliau adalah Ketua Farm Animals and Sustainable Agricultureuntuk Humane Society USA di Washington, DC. Saat ini dia bekerja sebagaiKepala Penasehat Ilmiah untuk WSPA.

Terima Kasih KepadaAmy firth, Hélène O’Donnel, Dr Jennifer Lanier, Food Animal Initiative (Oxford).

WSPA International1st Floor89 Albert EmbankmentLondon SE1 7TPUnited Kingdom

T: +44 207 587 5000F: +44 207 587 5057E: [email protected]: www.wspa-international.org

A charity registered with the CharityCommission for England and Wales(Registered charity number 1081849).

WSPA 2008All rights reserved.No part of this publication maybe reprinted or reproduced,stored in a retrieval system ortransmitted in any form or by anymeans electronic, mechanical,photocopying or otherwise,without the prior writtenpermissioin of the publishers.Written by: Dr. Michael C

ApplebyProduction: Michelle HarrisonVisual editor: Georgina AshDesign: www.jkharveydesign.co.ukPrinted by: www.thecolourhouse.comPrinted on paper made from 60%recycled fibres and 40% wood pulpderived from managed forests.

Cover image: @ Russel Graves/Agstock USA/Science Photo Library

Dig

ital V

isio

nC

C

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM3

Page 4: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Kata Pengantar

2

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM4

Page 5: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Dig

ital V

isio

nC

3

Salah satu hasil penting dalam Laporan PenilaianIntergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) ke-4 adalahidentifikasi mengenai perubahan gaya hidup dan tingkah lakusebagai alat untuk mengurangi perubahan iklim. Setiap individudapat memberikan kontribusi signifikan untuk mengurangi emisigas rumah kaca, karena sebagai konsumer mereka tidak sajabisa menyampaikan pesan untuk pengadaan barang dan jasa,akan tetapi juga dari emisi yang ditimbulkan oleh rumah tanggamereka sendiri. Salah satu bidang yang memberikan kontribusiadalah jenis makanan yang mereka konsumsi. Dalam hal inipengurangan konsumsi daging bisa berarti penting dalampengurangan dampak rumah kaca. Dalam laporan Food andAgriculture (FAO) berjudul Livestock Long Shadow, ditemukanbahwa sektor industri peternakan memiliki kontribusi sebesar 18persen dari total emisi gas rumah kaca yang disebabkan olehaktivitas manusia. Literature-literatur yang sebelumnyamenyebutkan emisi yang jauh lebih besar daripada laporanperkiraan FAO, akan tetapi meskipun klaim mengenai jumlahemisi yang yang lebih tinggi telah digantikan, 18 persen gas emisitetap merupakan angka yang cukup besar untuk diperhatikan.

Yang jauh lebih penting adalah kenyataan bahwa ini adalahstrategi pengurangan yang memiliki dampak keuntungantambahan besar dari segi kesehatan. Ditambah lagi denganadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnalbergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi dagingmengurangi resiko terkena penyakit yang umum dijumpai dinegara makmur. Akan tetapi, dengan meningkatnya pendapatandi sejumlah Negara berkembang juga meningkatkan konsumsimereka terhadap protein hewani. Tren ini harus dihentikan danada 2 metode yang tepat untuk menghentikan hal tersebut yaitu,yang pertama dengan menyadarkan masyarakat tentangkeuntungan mengkonsumsi daging dalam jumlah yang lebihrendah sedangkan yang kedua adalah dengan memberikanharga pada karbon, harga karbon ditambahkan pada hargadaging, akan menciptakan reaksi pasar yaitu berkurangnyakonsumsi daging karena harganya meningkat.

Juga sangat bermanfaat dari segi peraturan dan kebijakankeuangan untuk memastikan lebih banyak proporsi makananyang dihasilkan didalam radius yang cukup dekat dengankonsumen. Hal ini akan memastikan pengurangan makanansejauh berkilo-kilo, sehingga mengurangi industri ternak yangterkonsentrasi di daerah-daerah tertentu. Secara keseluruhanakan jauh lebih efektif jika konsumen yang menunjukkanperubahan yang dibutuhkan daripada mengharapkan pemerintahberperan dalam hal ini untuk mengatur dan mengurangi konsumsidaging diseluruh dunia. Dalam hal ini laporan Menggerogoti MasaDepan Kita (Eating our Future) adalah publikasi yang sangatpenting tidak saja untuk diperdebatkan dan didiskusikan, akantetapi juga membantu untuk meyakinkan konsumen dimanapununtuk memikirkan kembali makanan yang dikonsumsi agarmereka tetap sehat begitu juga planet ini.

Dr RK PachauriDirektur Jendral The Energi and Resources Institute (TERI) danPengurus, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM5

Page 6: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Rangkuman

iSto

ckph

oto.

com

/Rig

erC

4

Saat ini trend dalam produksi hewan ternak sangat tidakberkesinambungan. Lebih buruk lagi, produksi hewan ternakmemberikan kontribusi terbesar pada perubahan iklim yangmengancam masa depan kehidupan di muka bumi, terhadapkelangkaan sumberdaya alam serta kondisi pasar yang tidakstabil menyebabkan terjadinya krisis pangan dunia tahun2008, dan juga merupakan penyebab berbagai masalahglobal lainnya seperti kemiskinan dan wabah penyakit.Peningkatan jumlah ternak yang kita pelihara, sumber dayaalam yang digunakan untuk ternak dan dampak yang merekatimbulkan terhadap lingkungan kita, hewan-hewan ternaksedang memakan masa depan kita.

Hewan ternak (termasuk unggas tapi tidak termasuk ikan danhewan yang tidak bertulang belakang) beratnya mencapai duapertiga dari seluruh hewan bertulang belakang yang hidup dimuka bumi, sedangkan sebagian besar sisa dari jumlahtersebut adalah manusia, dan hanya tiga persen yangmerupakan satwa liar. Melihat peningkatan rata-rata yangterjadi saat ini, produksi daging dan susu akan meningkatlebih dari dua kali lipat pada tahun 2050 jika dibandingkandengan tahun 2000. Industrialisasi hewan ternak merupakanfaktor penting dalam tren ini, dengan peningkatan skalaproduksi secara besar-besaran dan berdampak di banyaknegara.

Pada laporannya Livestock’s long shadow tahun 2006,Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia-PBB (United NationFood and Agriculture Organization/FAO-PBB) menegaskanbahwa produksi ternak memberikan kontribusi 18% dari totalemisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia. Selainitu produksi hewan ternak juga menghasilkan ammonia dansulfur dioksida, yang berkontribusi terhadap terjadinya hujanasam, dan polusi udara lainnya.

Hewan ternak menggunakan hampir 200 kilometer kubik airpertahun, hal ini memperburuk kondisi kekurangan airdinegara-negara yang mengalami kekeringan. Penggunaanini adalah tindakan yang sangat tidak efisien: dibutuhkan 990liter air untuk memproduksi satu liter susu. Selain itu kotoranhewan mengandung nitrogen, fosfor serta berbagaikontaminan lain, yang mengakibatkan penurunan kadaroksigen dalam air dan berbagai bentuk pencemaran airlainnya. Penebangan hutan untuk dijadikan padang rumputmeningkatkan produksi gas rumah kaca dan merusakkeaneka ragaman hayati. Penanaman palawija untuk pakanhewan juga ikut meningkatkan emisi rumah kaca danmenurunkan ketersediaan pangan bagi masyarakat yangpaling membutuhkan.

Kebijakan pangan yang berkesinambunganSelain kepentingan utama yakni isu mengenai lingkungan,merupakan suatu hal yang tidak mungkin baik secara politikmaupun praktek untuk membatasi perhatian hanya padaaspek ekonomi atau keadilan sosial saja. Kebijakan panganyang berkesinambungan saat ini harus mengacu padaberbagai aspek: aspek aman lingkungan, peningkatanperekonomian, keadilan sosial dan kemanusiawian.

Perlakuan manusiawi terhadap hewan adalah hal yang palingutama untuk segi kesinambungan, karena banyak masyarakatdidunia ini – khususnya di negara berkembang – tergantungpada hewan sebagai bahan pangan, pendapatan, dan statussosial. Manajemen yang tepat dan manusiawi membantumeningkatkan kesempatan hidup, pertumbuhan dan produksi.Bagi sejumlah orang, bertambahnya kesadaran mengenaikesejahteraan hewan (animal welfare) membantu

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM6

Page 7: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Saran

5

meningkatkan dan menjaga keamanan pangan, kesehatanmanusia serta perkembangan sosial. Selain hal-hal tersebutdiatas juga sangat mendesak adanya pengelolaan bencanadan wabah untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dankehidupan.

Masalah-maslah pada produksi ternak semakin memburuk,sehingga merupakan suatu hal yang mendesak untukmenantang serta mengendalikan perluasan produksi dansecepat mungkin memperbaikinya. Penyelesaian masalahtersebut tugas bersama baik pemerintah maupun masyarakat,bukan hanya peternak. Masalah terburuk yangmengakibatkan perubahan iklim adalah pemeliharaan hewanpemamah biak dan pembemberian pakan berupa palawijapada ternak. Terhadap masalah tersebut, yang menjadiprioritas adalah memperlambat dan menurunkanpertumbuhan produksi sapi (pedaging dan perah),mengurangi pemberian pakan khususnya palawija padaternak (hal ini akan diterapkan terutama di negara maju);serta memperlambat dan mengurangi pertumbuhan produksibabi dan unggas, khususnya peternakan intensif, denganpakan palawija (hal ini terutama akan diterapkan dinegaraberkembang).

Memperlambat dan menurunkan pertumbuhan produksiternak pasti berdampak pada tiap konsumen, di negara majumaupun negara berkembang. Itu berarti bahwa konsumenyang saat ini mengkonsumsi daging dan produk hewan laindalam jumlah besar (atau konsumen yang akanmelakukannya di masa depan) harus menguranginya.

Komentar apapun tentang pola makan masyarakat di negaraberkembang merupakan isu yang sangat sensitif, akan tetapikita tidak mengatakan bahwa masyarakat yang miskin ataukekurangan pangan akan terus dirugikan. Bahkan sebaliknya,nutrisi mereka harus dijaga dan ditingkatkan. Hal ini bisadiimbangi dengan cara mengurangi lebih banyak konsumsiproduk hewan bagi orang yang lebih baik tidakmengonsumsinya dan juga yang perlu mendapatkan bahanmakanan lebih baik.

Solusi TerbaikIndustri, peternakan intensif besar-besaran seperti yangditerapkan oleh negara-negara maju dan sekarang merambahke negara-negara berkembang tidak memperhatikankesinambungan ekologi, ekonomis, dan sosial. Akan tetapibanyak peternakan dengan sistem ekstensif yang juga tidakefisien. Mayoritas emisi rumah kaca dihasilkan olehpeternakan yang menggunakan sistem penggembalaan dinegara berkembang, sehingga dibutuhkan manajemenpeternakan yang lebih efisien.

Ternak yang dipelihara dengan manajemen peternakanekstensif yang baik, adalah yang menggunakan sumber dayalokal dan mengembalikan produktifitas lahan. Memang benarjika dikatakan peternakan ekstensif dapat memiliki dampakpositif terhadap perubahan iklim, karena lahan peternakandapat juga memberi kontribusi untuk mengikat karbon. Solusiterbaik adalah konsep sedang: peternakan berukuran kecilsampai sedang, hewan dalam jumlah sedang dipeliharadalam peternakan berukuran sedang, dan perawatankesehatan untuk hewan tersebut.

Penanganan hewan secara manusiawi dapat menopangkesinambungan suatu peternakan dan begitu pula sebaliknya.Lebih lanjut, kesinambungan peternakan tidak akan bisadicapai tanpa manajemen yang tepat, manusiawi danperawatan hewan ternak.

Saran 1Organisasi antar pemerintah, termasuk pemerintah nasionaldan industri penyedia makanan(pertanian dan retail) harussesegera mungkin memperbaiki kebijakan untukkesinambungan ketersediaan pangan. Untuk mengurangidampak terhadap perubahan iklim yang disebabkan olehpeternakan dan juga agar berkesinambungan, peternakanharus berdasarkan pada segi biologis, keadilan sosial dankemanusiawian, kesejahteraan hewan harus dimasukkankedalam semua pembahasan berikutnya mengenai pertaniandan perubahan iklim.

Saran 2Percepatan produksi daging dan susu yang terjadi saat initidak dapat dibiarkan terus tanpa pemeriksaan. PemerintahNasional dan organisasi antar negara seharusnyamengembangkan suatu mekanisme guna memperlambatdan menurunan pertumbuhan tersebut, khususnya dalamproduksi sapi, pemberian pakan palawija dan metodeproduksi intensif yang secara ekologis adalah tidakberkesinambungan. Mereka juga harus membantu produsenternak, di dalam industri pertanian dalam arti yang lebih luas,untuk mengatur penurunan volume industri ini, melaluimekanisme termasuk pengembangan pasar dengan nilai-tambah seperti pasar yang menjual produk hewan yangdipelihara dengan cara manusiawi.

Saran 3Penelitian sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kebijakanyang mengurangi (memperlambat perkembangan) konsumsidaging oleh orang-orang yang mengkonsumsi lebih dari yanglain, tetapi tidak menyebabkan kesulitan untuk masyarakatmiskin atau kekurangan gizi di negara-negara maju danberkembang. Karena hal ini dimaksudkan untuk kebaikanmasyarakat, hal ini membutuhkan dukungan dari masyarakatserta badan-badan dermawan pemberi dana.

Saran 4Produksi bahan pakan perlu dijauhkan dari sistem industrimultinasional ke arah skala sedang, dengan menggunakantatacara manusiawi yang memiliki rantai penjualan danpembelian lokal, akan berkontribusi terhadap penyediaanmakanan lokal dan regional secara lebih baik. Hal tersebuttidak hanya akan mengurangi kerusakan lingkungan yangdisebabkan oleh produksi ternak, tetapi juga akan membantumengurangi ketidak pastian pasar pangan global seperti yangdigaris bawahi yaitu krisis pangan yang terjadi saat ini.

Saran 5Suntikan dana untuk industri peternakan (seperti subsidi yangtak terlihat untuk pengeluaran lain-lain) harus dihentikan, danmekanisme ekonomi untuk mensuport kesinambunganproduksi peternakan yang manusiawi (contoh: pendanaanpenelitian) harus diprioritaskan. Pemerintah harus medukungperubahan ini sepenuhnya, kampanye kesadaran masyarakatuntuk penggunaan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya(well resourced)

Saran 6Konsekwensi yang tidak dapat dielakkan dari saran-saransebelumnya adalah konsumen yang mengkonsumsi dagingatau produk hewan dalam jumlah besar harus mengurangikosumsinya. Produk hewan yang dibeli oleh pembeli harusberasal dari peternakan lokal yang dipelihara secaramanusiawi dan disertai dengan kesadaran akan lingkungandan sosial.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM7

Page 8: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

1.Pendahuluan

6

Mengapa hewan ternak tidak disinggung? Didalampembahasan dan kebijakan mengenai berbagai isu vital sepertiperubahan iklim, kesinambungan alam, pertumbuhan danmanajemen bencana yang merupakan isu kritis tentang masadepan kita – sampai saat ini hewan masih sangat jarang sekalidisebutkan sebagai salah satu penyebabnya (contoh 21). Lebihlanjut, hewan ternak masih sangat jarang disinggung dalampembahasan mengenai krisis pangan dunia ditahun 2008.

Di negara-negara industri hewan ternak tidak terlihat, karenahewan ternak dalam jumlah besar ditempatkan dalam kandangyang tertutup dan produk yang mereka hasilkan berupadaging, susu, dan telur telah dikemas dengan sangat baikyang membuat manusia melupakan hewannya sendiri. Disejumlah negara berkembang hewan ternak juga dipeliharamenggunakan sistem industri, jauh dari kota dan pemukimanpenduduk. Dalam istilah kebijakan, mereka selama ini tidakdipedulikan dan dianggap sebagai lahan yang tidak terpakai.Peternakan sudah sejak lama tidak diperhatikan danterlupakan. (Kata hewan ternak dan ternak disini digunakanuntuk menyatakan hal yang sama termasuk unggas tapi tidaktermasuk ikan dan invertebrata). Hewan ternak memangsangat ditentukan oleh jumlahnya, lahan yang digunakan, sertakontribusinya baik yang positif maupun negatif terhadap kodisikita saat ini dan dimasa akan datang.

Kenyataannya• Sampai kapanpun, di dunia ini jumlah manusia selalu jauh

lebih sedikit daripada ternak (Gbr 1, data dari 60,75).• Jumlah ini semakin jelas setiap tahunnya, dengan angka

kelahiran tiap tahunnya: manusia 133 juta, unggas 58 miliar,dan 4.3 miliar hewan ternak lain (mamalia).

• Hewan ternak saat ini menempati 2/3 dari total berat hewanbertulang belakang, dengan sebagian besar sisanya adalahmanusia. Sedangkan mamalia buas dan burung jumlahnyasangat kecil (Gbr 3, data dari66).

• Penggunaan lahan terbesar oleh manusia adalah untukpeternakan (Gbr 4, data dari 69) dan akan terus meluassedangkan hutan semakin menyusut. Lahan tersebutdigunakan sebagai lapangan rumput atau pakan palawija,dimana 30% dari palawija yang dihasilkan digunakan untukpakan ternak.

• Sektor peternakan mempekerjakan 1.3 miliar tenaga kerja69.Sekitar satu miliar penduduk termiskin di dunia tergantungpada hewan sebagai bahan makanan, pendapatan, statussosial atau sebagai identitas budaya, serta sebagai temandan penjaga keamanan.

• Kesadaran akan permasalahan yang ada akhirnyameningkat. Sebagai contoh lihat: Industrial AnimalAgriculture-Global Health Crisis?52, Industrial AnimalAgriculture-part of the Poverty Problem17 dan Putting Meaton the Table: Industrial animal Production in America99

• Hewan ternak menjadi agenda lebih penting dari FAO PBBsejak dipublikasikannya ternak Livestock’s Long Shadow)yang menyatakan bahwa sektor peternakan bertanggungjawab sebagai penyumbang 18 persen gas emisi/buanganpenyebab efek rumah kaca yang disebabkan oleh kegiatanmanusia (anthropogenic).

Isu makanan secara umum merupakan hal yang sangatnyata dan memiliki tempat yang penting, dalam halpolitik dan agenda-agenda lainnya – ledakan di tahun2008 belum pernah terjadi sebelumnya, yang saat inidisebut sebagai ‘krisis pangan’. Peningkatan hargapangan sudah terjadi diseluruh dunia baik di negara

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM8

Page 9: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

perlakuan hewan yang manusiawi dan sebagianalasannya adalah karena perlakuan yang manusiawimemprosikan kesinambungan dan sebaliknya5. .Alternatifnya, pertimbangan tersebut dibuat secaraexplisit: kesinambungan pertanian aman secaraekologi, berkesinambungan secara ekonomi,berkeadilan sosial dan manusiawi.

Pada laporan ini kami menguji implikasi untuk segikesinambungan dari faktor-faktor kunci dalampeternakan. Salah satu isu peternakan yang sedangmencuat saat ini adalah industrialisasi yang sudah adadi banyak negara maju dan saat ini mulai bermunculandi negara berkembang.

Industri peternakan adalah sistem pemeliharaan ternakmenggunakan jalur produksi intensif yangmemaksimalkan jumlah daging dan produk lain denganmeminimalisir biaya. Ciri industri ternak yaitu memilikikepadatan hewan yang sangat tinggi atau jarak yangsangat rapat, pertumbuhan yang cepat, penggunaanperalatan dalam jumlah besar dan tenaga kerja yangdibutuhkan dalam jumlah kecil. Contohnya adalahkandang sempit untuk ayam petelur dan kandang sapimuda (veal crates) untuk membesarkan sapi. Padatahun-tahun belakangan ini banyak perhatian telahdiberikan terhadap dampak dari metode tersebutterhadap kesejahteraan hewan, lingkungan,pengamanan dan keamanan serta kwalitas pangan,peternakan keluarga, pekerja peternakan, masyarakatpedesaan dan negara berkembang4,17,52.

maju maupun berkembang,dengan dampak lebih seriuspada negara berkembang. . Renton64 memberi contohpetani kamboja yang tidak dapat memenuhi kebutuhanpangan keluarganya padahal produksi beras sedangmeningkat tajam. dan peningkatan produksi belumpernah sebanyak ini sebelumnya. Pemerintah sudahmulai memberi perhatian pada isu ini (misal pemerintahUK 70), akan tetapi yang sebenarnya lebih dibutuhkanadalah gerakan nasional atau internasional untukmengembangkan kebijakan pangan yangberkesinambungan.

Tren yang tidak berkesinambunganBerikut ini adalah argumentasi kami bahwa trenpeternakan saat ini sangat tidak berkesinambungan,disebabkan banyak faktor diantaranya adalahpertumbuhan produksi yang cepat, kompetisi dengansektor pertanian lainnya, ketergantungan pada bahanbakar minyak, perdagangan internasional yangberlebihan dan tekanan financial yang berubah-ubah.Kesinambungan bukan hanya sekedar slogan akantetapi merupakan hal yang sangat penting untuk masadepan kita. Selain sebagai isu lingkungan yang sangatpenting, kesinambungan lingkungan juga merupakansuatu hal yang tidak mungkin dipisahkan baik secarasosial maupun politis dengan ekonomi atau keadilansosial. Lepas dari pada itu definisi umum mengenaikesinambungan pertanian: adalah pertanian yang amansecara ekologi, pertumbuhan ekonomi dan keadilansosial. Dalam hubungannya dengan hewan, keadilansosial terkadang dilakukan karena pertimbangan

7

Manusia Sapi, Babidan Kambing

Ayam

18

16

14

12

10

8

6

4

2

0

Juta

Manusia Sapi, Babidan Kambing

Ayam

50

10

0

60

40

30

20

Juta

Gambar 1. Jumlah perbandingan manusia & hewan Gambar 2. Kelahiran pertahun

Gambar 3. Berat global makhluk bertulang belakang Gambar 4. Permukaan tanah global

3%

65%

32%Manusia

Ternak

Satwa liar

30%32%

11% 27%

Hutan

Ternak

Pertanian

Lain-lain

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM9

Page 10: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.Dampak Terhadap Lingkungan

8

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM10

Page 11: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.1 Berbagai Permasalahan dan Solusi

Dig

ital V

isio

nC

9

Apakah beternak sapi dan babi baik untuk lingkungan? Jawabannya tidak-akan kita lihat alasannya- pertanyaan berikutnya adalah: Apakahpeternakan dapat dibuat lebih sedikit merusak lingkungan? Ada sejumlahbukti nyata yang menunjukkan peternakan sebagai suatu bagian yang utuhtidak bersahabat dengan lingkungan tidak aman secara ekologi danbahkan bertambah buruk. Kita akan melihat kembali masalah-masalah yangmenyebabkan terjadinya perubahan iklim dan polusi udara, penggunaan airdan polusi, penggunaan lahan dan keanekaragaman lingkungan. Kemudiankita harus memikirkan solusinya. Kita boleh mencatat tentang hal ini bahwamasalah dan solusi tergantung dari:

• Jumlah hewan yang dipelihara

• Jenis hewan yang dipelihara, khususnya ruminansia (sapi,domba, kambing) dibandingkan non ruminansia (babi, unggas)

• Manjemen: perkandangan, pakan, penanganan kotoran (manure) dsb.

• Pemrosesan, transport, dll.

Pada point terahir, sudah terdapat sedikit analisa untuk mengetahuikonsekwensi lingkungan dari produksi makanan ‘dari peternakan ke garpu’.Salah satu analisa menemukan bahwa aktivitas yang berhubungan denganmakanan menghasilkan 19 persen gas emisi rumah kaca di Inggris, dimanasetengah dari persentase tersebut dihasilkan setelah ternak keluar daripeternakan27. Banyaknya kontribusi (dari pengepakan, retailing, dll)jumlahnya sama antara makanan asal hewan atau non hewan.Perbedaannya (biasanya yang berhubungan dengan transportasi) akandijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM11

Page 12: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.2 Perubahan Iklim Global dan Polusi Udara

Jeff

Vanu

ga/U

SDA

NR

CS

C

Ric

k D

ove/

ww

w.d

ovei

mag

ing.

com

C

10

Perubahan iklim merupakan isu yang paling hangat saat ini,karena mengancam masa depan dari kehidupan di planet ini,termasuk manusia. Pelepasan gas-gas yang disebabkan olehmanusia mengganggu kestabilan, dimana keberadaan gastersebut mengakibatkan terjebaknya radiasi dari matahari diatmosfer akibatnya terjadi efek rumah kaca sehingga terjadipeningkatan suhu udara dan laut34.

Pada prinsipnya gas utama yang menyebabkan efek rumahkaca adalah karbon dioksida. Gas methan dan nitrogenmonoksida yang dikeluarkan dalam jumlah lebih sedikit jugatak kalah penting dalam menyusun efek rumah kaca, karenakemampuan gas tersebut untuk menyerap radiasi lebih tinggidan bertahan lebih lama di atmosfer daripada karbondioksida: yakni gas tersebut memiliki potensi untukmengakibatkan global warming (pemanasan global), 23 dan296 kali lipat lebih kuat daripada karbon dioksida.

Produksi ternak menghasikan lebih dari 7 miliar ton karbondioksida pertahun (gas GWP setara dengan jumlah karbondioksida). Jumlah ini sekitar 18 persen dari gas buangan GHGyang dihasilkan oleh manusia: 9 persen karbon dioksida, 37persen methane, dan 64 persen nitrogen oksida (Tabel 1).

Gas EmisiKarbon dioksida dilepaskan ketika bahan bakar asal fosildigunakan untuk memproduksi pupuk dan pakan ternak, danjuga ketika hutan dirubah menjadi padang rumput atau lahanpertanian34, 69. Metan diproduksi oleh pencernaan, khususnyaoleh ruminansia: sapi, domba, kambing memproduksi lebihbanyak metan per unit pakan yang dikonsumsi jikadibandingkan dengan hewan monogastrik. Gas tersebut jugadilepaskan melalui pupuk kandang/kotoran, babi dan unggasmenghasilkan gas methan dalam jumlah yang relatif tinggipada kotorannya. Emisi nitrous oksida biasanya sebagianbesar dihasilkan dalam penggunaan pupuk dan pupuk

kandang.

Peternakan juga berperan terhadap aspek polusi udara yanglain. Saat hewan ditempatkan atau dipelihara dalamkepadatan yang tinggi, hal tersebut akan mengakibatkanketidak nyamanan dan seringkali menimbulkan masalahkesehatan pada masyarakat yang berada disekitarnya.Pelepasan ammonia, sulfur dioksida, dan polutan lainnya(termasuk masalah tambahan seperti lalat) mengakibatkanrendahnya kwalitas hidup dan munculnya penyakit di wilayahyang cukup luas disekitar fasilitas industri ternak59. Hal-haltersebut merupakan akibat serius, terutama jika fasilitastersebut berada di daerah perkotaan – seperti yang biasaterjadi di negara-negara berkembang. Contohnya di kota HoChi Minh Vietnam, peternakan babi terbesar hanya terletak40 km dari pusat kota.

Ammonia dan sulfur dioksida juga mengakibatkan semakinmeluas dan serius masalah keasaman. Di atmosfer gastersebut dioksidasi menjadi nitrit dan sulfur acid secara terusmenerus. Dan kemudian mengakibatkan hujan asam dansalju asam, merusak hutan, danau, mata air, ekosistempesisir pantai dan tanah, hal tersebut juga membantuterjadinya pelepasan logam berat ke dalam air tanah20.Sebagian dari sulfur dioksida dihasilkan oleh pembakaranminyak bumi, tapi penghasil terbesar ammonia adalahpeternakan. Ditambah lagi 50 juta ton ammonia nitrogen yangdilepaskan oleh tanah tiap tahun (tidak berhubungan denganhewan vertebrata13), limbah yang dihasilkan manusiamenyumbang 2 juta ton, sedangkan hewan liarmenyumbangkan 3 juta dan pupuk kandang/ kotoran hewanyang di domestikasi turut menyumbangkan 23 miliar ton69.

Tabel 1. Peranan ternak dalam produksi gas buang 69

Gas Sumbangan pada Buangan ternak (juta ton Buangan ternak sebagai %perubahan iklim (%) karbon dioksida dan anthropogenik total

Karbon diosida 70 2.70 9

Nitro Oksida 9 2.19 64

Metan 18 2.17 37

Limbah berbahaya: Kotoran ternak dalam jumlah besar dari peternakanindustri dibuang dalam kolam kotoran.

Bencana industri: Selama bencana alam seperti Angin rebut Floyd (1999),kotoran ternak dari industri peternakan dibuang ke lingkungan.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM12

Page 13: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.3 Penggunaan Air dan Polusi

Dig

ital V

isio

nC

iSto

ckph

oto.

com

/Pet

eger

C

11

Sumber air diperkirakan akan menjadi salah satu masalahutama pada abad ini66. Jika mengacu pada hal tersebut,makaproduksi ternak sangat tidak efisien: dibutuhkan 990 liter airuntuk memproduksi 1 liter susu14.

Kebutuhan global untuk minum ternak sangat mengejutkanyaitu 16,2 kilometer kubik air pertahun, untuk pelaksanaanpeternakan 6,5 km3, dan sebagai tambahannya kebutuhanpengolahan (rumah potong hewan, pengolahan daging, dll).kebutuhan ini 7 kali lebih besar daripada kebutuhan air untukproduksi pangan. Kurang lebih 7 persen dari air duniadigunakan untuk memproduksi pakan ternak, diluar totalpenggunaan air untuk peternakan sebesar 8 persen69. Jadipenggunaan air untuk peternakan mendekati 200 kilometerkubik pertahun - 88 persen dari itu digunakan untukmemproduksi pakan.

Variasi WilayahTingkat keparahan kasus ini bervariasi di antara wilayah ataunegara yang berbeda. Contohnya di Bostwana, penggunaanair untuk peterakan menghabiskan 23 persen dari totalpenggunaan air. Di wilayah Kalahari, penggunaan sumur boruntuk peternakan mengakibatkan penurunan jumlah air.Sejumlah negara yang kekurangan air mengimpor daging,hewan, atau pakan hewan dari negara lain. Hal ini terkadangsudah dinilai sebagai impor air yang sesungguhnya. Inibukanlah perencanaan yang berkesinambungan, dimana,sebagian dari alasannya adalah karena meningkatnyaperdagangan dan transportasi global berdampak padamasalah lingkungan, dan sebagian lagi akibat komodititertentu khususnya pakan yang membutuhkan air dalamjumlah besar yang diperuntukkan bagi produksi intensifhewan monogastrik - sering kali datang dari negara-negarayang tidak berlebihan air69.

Peternakan intensif menggunakan air dalam jumlah lebihbesar daripada peternakan ekstensif, dengan tambahankebutuhan penggunaan air untuk mendinginkan danmembersihkan serta tambahan air minum. Pada peternakanintensif, hewan hanya mendapatkan 10 persen air darimakanan dari kebutuhan total air mereka (termasukservicing), dibandingkan dengan 25 persen dalam sistemekstensif,sisa air yang diperlukan harus diberikan dalambentuk air minum.

Mengenai polusi air, kotoran hewan yang mengandungnitrogen dan phosphor meningkatkan kemungkinan kelebihankandungan nutrisi dalam sumber air, ini disebuteuthropication.Keadaan ini merangsang terjadinya ledakanpertumbuhan ganggang, produksi racun, menghancurkanpersediaan ikan, dan masalah lainnya19. Satu ekor sapimengekskresikan phospor 18 sampai 20 kali lebih banyakdari manusia53. Ekskresi ternak di tahun 2004 mengandungsekitar 135 juta ton nitrogen dan 58 juta ton phosphor. Ternakmenyumbang sekitar 58 persen nitrogen, babi 12 persen danunggas 7 persen69. Eutrophication adalah masalah padasumber air tertutup yang dipengaruhi oleh pembuanganpertanian, seperti pada great lakes di Amerika Utara dan lautBaltic.

Bahaya terhadap kesehatan Pembuangan limbah/kotoran terkadang juga mengandungmikroorganisme penyakit, logam berat atau antibiotik. Dibanyak negara sering kali terjadi penggunaan antibiotiksecara berlebihan di sector pertanian, hal ini meningkatkanresistensi bakteri yang membahayakan kesehatan hewan danmanusia42.

Steinfedl dkk69, Menyatakan bahwa di Amerika, peternakanmengakibatkan pencemaran air berupa 32 persen polusinitrogen, 33 persen polusi posphor pada sumber air bersih,37 persen pestisida dan 50 persen antibiotik, serta 55 persenpenyebab erosi. Negara-negara lain yang memiliki sistemindustri produksi ternak yang sama, termasuk negaraberkembang, akan memiliki permasalahan yang sama.

Aliran polusi: Kotoran ternak mengalir melalui saluran mendukungpertumbuhan alga.

Pembuangan Air: Produksi pakan ternak dalam jumlah besarmemberikan tekanan yang cukup besar pada sumber air global.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM13

Page 14: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.4 Produksi, Penggunaan Lahan, Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Dig

ital V

isio

nC

12

Sekitar 60 miliar hewan dipelihara diseluruh dunia sebagaisumber pangan tiap tahunnya (Gambar 2), tidak termasukikan, invertebrata dan berbagai hewan non komersial. Dimanamereka dipelihara? Steinfeld dkk.69 membagi produksipeternakan ke dalam empat sistem, seperti yang terlihat padaTabel 2.

Sebagian besar dari ruminan yang memproduksi daging yaitusapi dan biri-biri menggunakan sistem pengembalaan dansistem campuran, sedangkan sebagian besar babi danunggas seperti yang dikatakan oleh Steinfeld dkk.69 dipeliharamenggunakan sistem industri/ lahan yang minim. Dimana 10ekor hewan membutuhkan lahan sampai dengan 1 hektar,termasuk sistem industri yang lebih extensif dari sistem yangumum digunakan oleh industri, intensif atau pabrik ternak(factory farming).

Angka-angka tersebut diatas penting karena agar peternakandapat ikut menjaga kesinambungan ekologi dan sosial,pengambilan kebijakan harus mempertimbangkanpenggunaan lahan yang tersedia dengan sebaik-baiknya.Telah disebutkan sebelumnya bahwa sistem penggembalaandan pertanian yang memproduksi pakan ternak merupakan 2sektor yang menggunakan lahan terbanyak. Di banyakwilayah, peternakan bersaing dengan pertanian pangan, hutandan sektor energi, dan sektor lainnya dalam penggunaansumber daya/lahan.Data di Amerika Utara pada tahun 2005menunjukkan bahwa 60 persen dari total produksi pertanianpalawija di Amerika Serikat digunakan untuk memberi makanternak, dan 73 persen di Kanada81.

Peningkatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel)Persaingan produksi bahan bakar nabati meningkat diAmerika utara dan di berbagai tempat lainnya. Peningkatanproduksi bahan bakar etanol terjadi diseluruh dunia yakni daridibawah 20 miliar liter pada tahun 2000, menjadi lebih dari 30miliar liter di tahun 2004 dan diperkirakan melampaui 60 miliarliter di tahun 20109. Penggunaan lahan untuk memproduksiternak dan bahan bakar nabati menekan angka produksipertanian palawija untuk pangan manusia, ini mengakibatkanpeningkatan harga bahan pangan asal pertanian duniamengingat populasi manusia yang meningkat dengan tajam.Pada bulan Pebruari 2008 PBB memperingatkan bahwamereka tidak akan mampu lagi menyediakan pangan untukjutaan penduduk kekurangan pangan yang berada dibawahpengawasan mereka, dikarenakan peningkatan tajam hargaberbagai komoditas di seluruh dunia10.

Produksi hewan skala besar merusak keanekaragaman hayatipenting untuk menyeimbangkan ekosistem dunia dan untukmendiversifikasikan keuntungan manusia73, pada tingkatan

genetik, spesies dan ekosistem. Berdasarkan laporanMillennium Assessment Report47, hal terpenting yang secaralangsung dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragamanhayati dan perubahan ekosistem adalah perubahan habitat,perubahan iklim, invasi hewan jenis lain, exploitasi berlebihandan polusi. Peternakan ikut berkontribusi baik secaralangsung atau tidak langsung terhadap hal yangmengakibatkan perubahan baik ditingkat global maupun lokalyang tak terelakkan - banyaknya jumlah ternak, biomasa,penggunaan lahan dalam jumlah besar (Angka 1 sampai 4)yang dampaknya terlihat pada pembahasan di bagian 2.2 dan2.3. Sesungguhnya peternakan itu sendiri melakukan invasiterhadap spesies lain, sebagai contoh penggembalaanmengakibatkan penurunan jumlah lahan dan lebih tepatnyamelakukan invasi terhadap tumbuhan. Selain itu peternakanjuga ikut berkontribusi dalam exploitasi berlebihan pada lautdan tanah, karena ikan dan minyak ikan yang juga digunakansebagai komponen utama dari pakan hewan. Pada tahun2004, 24 persen dari produksi perikanan digunakan untukpakan ternak77.

World Wildlife Fund sudah mengidentifikasi keberadaan 825wilayah ekosistem (ecoregions) secara global; dimana 306dari wilayah ekosistem tersebut dalam kondisi terancamakibat peternakan. Data tersebut serupa dengan dataConservation Internasional yang sudah mengidentifikasi 35titik penting ekosistem dunia yang memiliki banyak hewanendemik dan mengalami kerusakan habitat serius; kerusakanpada 23 dari ekosistem tersebut dilaporkan sebagai akibatdari produksi ternak69.

Tabel 2. Produksi Ternak (juta ton) 67,69

Sistem Sapi Kambing Babi Daging Unggas Daging Total Susu Telur

Penggembalaan (>10 % pakan kering diproduksi 14.6 3.8 0.8 1.2 20.4 (8%) 71.5 0.5di peternakan, < 10 unit ternak/ha)

Campuran rainfed (> 90% produksi bukan ternak 29.3 4 12.5 8 53.8 (22%) 319.2 5.6dan penggunaan lahan tadah hujan

Campuran irigasi (> 10% produksi bukan ternak 12.9 4 29.1 11.7 57.7 (24%) 203.7 17.1berasal dari lahan yang diairi

Tanpa tanah/industrial (< 10% pakan kering 3.9 0.1 52.8 52.8 109.6 (45%) 35.7diproduksi dalam peternakan, > 10 unit ternak/ha

Perusakan skala besar: Hutan seperti Amazon ditebang untuk menanam tanamanpakan ternak dan lahan ternak

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:51 AM14

Page 15: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

2.5 Jumlah, Jenis, dan Manajemen Hewan

13

Kami sudah menyebutkan diatas bahwa masalah lingkunganakibat hewan dan solusinya tergantung dari jumlah, jenis(ruminan dan non ruminan) dan manjemen hewan. Jumlahternak yang saat ini sepertinya sudah terlalu besar terusbertambah dengan cepat dan diharapkan terus berkembang(Gambar 1 dan 2). Jumlah ini merupakan salah satu prediksiyang paling mengagetkan yang tertulis dalam Livestock’sLong Shadow (bayangan yang selalu mengikuti duniapeternakan)69: “Produksi daging global diperkirakan tumbuhlebih dari duakali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, yaknidari 229 juta ton ditahun 1991/01 menjadi 465 juta ton ditahun 2050, sama halnya dengan produksi susu, yangmeningkat dari 580 menjadi 1,043 ton”. Kebutuhan vital yangharus dikurangi akan dibahas pada Bagian 4.

Sebagian besar dari pertumbuhan ini terjadi di negaraberkembang. Gbr. 5 (data dari 23) menunjukkan bahwapertumbuhan terjadi pada 4 jenis daging yang paling utama:sapi dan domba (ruminansia), babi dan ayam (non-ruminan/monogastrik). Sebagian besar ruminansia ditemukan dinegara berkembang yaitu: 79 persen sapi/kerbau dan 78persen domba/kambing69. Produksi ruminan mengakibatkanmasalah lingkungan akibat penebangan hutan untuk lahanpenggembalaan dan gas buangan berupa metan. Hewanmonogastrik menimbulkan lebih banyak masalah terkaitdengan pertumbuhan pakan palawija dan polusi air.

Produksi yang tidak efisienMasalah ini dipengaruhi oleh manajemen, dan bisa menjadisangat buruk. Sebagai contoh, sapi dengan kondisi pakanyang buruk akan kesulitan mencerna makanan tersebut,sedangkan sapi yang diberi pakan yang banyak mengandungenergi tinggi akan menghasilkan kotoran yang mengandungbahan-bahan yang mudah menguap69. Pemberian pakanyang tidak tepat atau pemberian pakan dengan kandunganyang tidak seimbang untuk babi dan unggas jugamengakibatkan produksi telur dan daging tidak efisien.Peternakan intensif dari ke empat jenis hewan tersebutmembutuhkan pertumbuhan palawija secara besar-besaran(menggunakan pupuk dengan bahan dasar minyak bumi),transportasi pakan dan air, serta pembuangan kotoran dalamjumlah besar dalam frekwensi yang terlalu seringmengakibatkan polusi air dan udara62. Semestinya ternakdipelihara dengan manajemen yang baik, kondisi ekstensifdengan menggunakan sumber daya lokal dan mendaur ulangproduktivitas lahan.

Ditambah lagi dengan dampak penggunaan BBM terhadap

perubahan iklim, penggunaannya tidak berkesinambungandalam jangka panjang karena akhirnya akan habis.Persediaan minyak saat ini sudah tidak dapat diperkirakanjumlahnya: sejumlah komentator menyebutkan bahwa puncakpersediaan minyak sudah terlewati dan persediaannya akanterus menurun. Ketidak pastian persediaan minyakmengakibatkan ketidakpastian pada ketersediaannya danharga makanan; yang pada akhirnya sangat berpengaruhpada ketersediaan dan harga makanan dan pada ‘krisispangan’ dunia ditahun 200864.

Sebagai ilustrasi perubahan-perubahan yang terjadi di negaraberkembang, di Korea Selatan saat ini ada peningkatanjumlah babi yang dipelihara sedangkan jumlah peternakanmenurun (Gambar.6, data dari 40), peningkatan perbandingandengan peningkatan lebih dari 1000 ekor babi atau bahkanlebih dari 10,000 ekor babi.. Mengetahui masalah dariperkembangan tersebut, pemerintah Korea Selatan sudahmemperkenalkan ‘rencana pembayaran peternakan ramahlingkungan’ untuk peternakan yang mengurangi jumlahbabinya, antibiotik yang digunakan dan kotoran yangdihasilkan. Akan tetapi, penanganan dari program suka relaini sampai saat ini masih rendah.

Gambar 5. Produksi Daging Dunia

Juta

Ton

250

200

150

100

50

0

Negara berkembang

babi & ayam

sapi & kambing

Negara maju

babi & ayam

sapi & kambing

19851990

19952000

20051998

19992000

20012002

20032004

2005

Gambar 6. Peternakan Babi di Korea Selatan

30.000

24.000

18.000

12.000

0

6.000

Peternakan

Babi (‘000)

Masalah penting: Peternakan babi industri, dimana babi dipeliharan dalam, ruangdalam kandang tersendiri, memerlukan bahan makanan dalam jumlah besar.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM15

Page 16: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.Ekonomi, KeadilanSosial, dan Kemanusiaan

14

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM16

Page 17: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.1 Kesinambungan dan Kepedulian Terhadap Hewan

15

Jika menghentikan perubahan iklim dan mempertahankankesinambungan lingkungan merupakan suatu hal yang mudah, makahal tersebut pasti akan sudah terwujud, termasuk menyelesaikanmasalah lingkungan yang ditimbulkan oleh peternakan, akan tetapi,Steinfeld, dkk69 menggaris bawahi:

Sektor peternakan diatur oleh berbagai tujuan dan kebijakansektor lain. Pengambil keputusan seringkali mengalami kesulitanuntuk memperhatikan tujuan di berbagai sektor secarabersamaan yaitu sektor ekonomi, sosial, kesehatan danlingkungan. Fakta bahwa banyak masyarakat yangmenggantungkan penghasilannya pada peternakan membatasijalan keluar yang bisa dipilih oleh pembuat keputusan, danmerubah keadaan peternakan melibatkan keputusan yang sulitdan sensitive secara politis.

Hal senada juga disebutkan di dalam : The International Assessment ofAgricultural Knowledge, Science and Technology for Development36.

“…tanggung jawab untuk merealisaskannya secara meluas,meskipun dibidang pengetahuan dan teknologi kita berhasilmeningkatkan produktifitas pertanian, selama ini kita kurangmemperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkandari keberhasilan tersebut.

Jadi bagaimana caranya untuk meraih kesinambungan peternakan,yang sejalan dengan kelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi,keadilan sosial dan kemanusiaan? Appleby5 sudah menunjukkanbahwa meningkatnya kesadaran akan kepedulian terhadap hewanmerupakan kontribusi utama pada aspek pendukung kesinambunganlainnya:

“Kenyataan bahwa kemanusiaan dan kesinambunganmerupakan 2 hal yang tumpang tindih bukanlah suatu kebetulan.Kedua pendekatan tersebut menempatkan lebih banyakkepedulian pada hewan jika dibanding dengan metodekonvensional. Metode alternative ini dapat dikatakan sebagaimetode yang terfokus pada hewan, untuk mengingat bahwaproduksi hewan dan proses alamiah adalah hal yang harusdiutamakan daripada pendekatan teknologi yang umumdigunakan”.

Maka daripada itu bagian ini akan menguji gabungan antara kepedulianterhadap hewan dan hal dibawah ini, dengan tetap menjaga akibatekologis (gabungan ini terlihat pada gambar 7, diambil dari 6):

• Ekonomi, termasuk kemiskinan dan pengurangan kelaparan, danpengamanan pangan.

• Manajemen bencana dan wabah penyakit

• Kesehatan manusia.

• Perkembangan sosial.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM17

Page 18: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.2 Ekonomi dan Keamanan Pangan

Gbr 7. Kesinambungan dan kepedulian terhadap hewan.

16

Seiring dengan berbagai aktifitas ekonomi, pendekatan yangdiambil pada produksi ternak sebagian dikarenakan olehinisiatif produsen ternak dan sebagian lagi disesuaikandengan kebutuhan dan kesadaran akan kebutuhankonsumen. Untuk alasan kedua, daging dan produk asalhewan merupakan bahan pangan yang penting dalam menumakanan setiap orang. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwapeningkatan produk hewan dengan cepat atau penggunaanmetode industri ternak untuk memenuhi kebutuhankonsumen merupakan solusi untuk mengurangi angkakelaparan dan kemiskinan atau meraih keamanan pangan.

Kebanyakan peningkatan produksi hewan terjadi padapeternakan besar dan intensif – seperti di Korea Selatan (Gbr6) – yang mengakibatkan berbagai masalah lingkungan yangtelah dipaparkan sebelumnya. Salah satu pemikiran yangdianggap rasional adalah karena metode tersebut dianggapsebagai solusi untuk menyediakan makanan murah di negaramaju. bahkan sering kali juga dianggap sebagai solusi dinegara berkembang. Akan tetapi di negara berkembangkeamanan pangan sering kali tidak diperhatikan: daging yangdiproduksi harganya terlalu mahal untuk orang-orang yangsangat miskin dan kelaparan, dan peternakan-peternakanbesar tersebut menghancurkan lapangan pekerjaan dankestabilan sosial di dalam masyarakat petani17. Sebagaicontoh di Brazil, dimana intensifikasi industri unggasmengakibatkan ribuan peternakan kecil/rumah tanggabangkrut26.

Subsidi yang merusak perlahan-lahanNegara berkembang juga harus berhati-hati terhadap donasiatau export makanan murah dari negara maju (menjadimurah karena disubsidi), sehingga perlahan-lahan akanmerusak kemampuan petani lokal untuk mencukupikebutuhan pangan masyarakat di negara mereka sendiri.Seperti yang dijelaskan oleh Hodges31:

“saat ini makanan murah (tapi disubsidi) dari barat diexport ke negara miskin, terutama yang masuk kekota-kota di negara berkembang, sehingga bersaingmemperebutkan satu-satunya pasar yang bisa diraih

oleh produsen lokal sekala kecil. Dari padamemperkuat negara miskin untuk memulaipeningkatan ekonomi, penguasaan pasar nasional dikota-kota yang ada di negara miskin melalui makananimport bersubsisi sehingga menghilangkankesempatan produsen kecil lokal untuk bersaing”.

Keamanan pangan yang terbaik diraih melalui peningkatanpangan yang berbasis lokal. Sebagai contoh, jika masyarakatyang tinggal di daerah pedesaan kekurangan pangan, makaakan berguna untuk meningkatkan produksi pangan di daerahtersebut dari pada mendatangkan pangan dari tempat lainyang memerlukan transportasi. Jika peternakan-peternakanyang ada agak kecil, maka tidak dibutuhkan infrastruktur yangkompleks dan masyarakat dapat dibantu untuk merawathewan mereka dengan baik dan produktif, selain sebagaisumber pangan mereka serta masyarakat sekitar dan jugasebagai sumber penghasilan61.

Peran serta kesejahteraan hewanOrganisasi antar pemerintah memberi perhatian terhadapperan, kepedulian dan kesejahteraan hewan terhadapekonomi, pengurangan kemiskinan,kelaparan dan kestabilanlingkungan. Lembaga Keuangan Internasional, yangmerupakan bagian dari Bank Dunia, sudah mengeluarkan duapengumuman yang berhubungan dengan : Creating businessOpportunity through Improved Animal Welfare37 dan AnimalWefare in Lvestock Operations38.. Organisasi KesehatanHewan Dunia (The World Organisation for Animal Health/OIE)menyadari pentingnya kesejahteraan hewan sebagai salahsatu faktor yang menentukan kesehatan hewan. OIE sudahmengeluarkan standarisasi dalam hal transportasi danpenyembelihan hewan ternak (termasuk kontrol penyakit)yang sudah disetujui oleh 172 negara anggotanya54.Standarisasi untuk perkandangan dan pemeliharaan ternakakan menyusul dibuat.

Kepedulian terhadap hewan melindungikesejahteraan hewan

dengan akibat positif pada

pengembangan sosial kesehatan manusia

perubahan iklim & kesinambungan

manajemen bencana

mengurangi kemiskinan & kelaparan

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM18

Page 19: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.3 Manajemen Bencana dan Wabah Penyakit

Mur

do M

ache

odC

17

Bencana alam dapat terjadi secara alamiah maupun akibatperbuatan manusia, ditambah dengan tidak adanya kesiapanmaupun respon yang yang baik maka akan menimbulkandampak negatif yang sangat luas. Perhatian terhadap hewanmemiliki dampak yang penting terhadap kesejahteraan hewanitu sendiri maupun manusia dan lingkungan. Sebagai contoh,jika tidak ada tindakan yang dilambil setelah terjadinyagempa bumi untuk melindungi ternak sebagaimana halnyamanusia, lingkungan dimana tempat tinggal banyak orangmungkin hancur meskipun jiwa mereka sudah berhasilterselamatkan. Pada tenda pengungsian juga harusdisediakan fasilitas untuk hewan. Para pengungsi sering kalimenolak memasuki pengungsian, karena jika merekamemasuki pengungsian mereka harus mengabaikan hewanatau ternak mereka39. Lebih baik lagi jika ada peringatan awaltentang gempa bumi karena peringatan ini akan mampumenekan jumlah kerugian jiwa dan materi, selain juga akanmenekan kebutuhan akan tindakan untuk penyelamatan.

Sistem industri peternakan memperburuk dampak negatif daribencana alam. Peternakan dengan sistem industri mudahterkena dampak dari bencana yang berhubungan dengancuaca ataupun berbagai bencana lainnya, sangat sulit untukmelakukan penyelamatan saat terjadi bencana, selain ituakan dengan cepat memunculkan masalah lingkungan.Sebagai contoh saat badai Floyd menghantam North Carolinaditahun 1999. North Carolina merupakan salah satu negarabagian Amerika yang memiliki produksi industri ternaktertinggi. Setelah terjadinya badai Floyd di North Carolinamengakibatkan bencana ekonomi dan lingkungan. Sekitar 2,5juta ayam, 500.000 kalkun dan 200.000 babi tenggelam danbanyak yang membusuk di dalam air, ini menyebabkanmeluap dan masuknya limbah dari tempat penampungankotoran ke dalam saluran air.

Sistem yang rapuhTolak ukur persiapan bencana alam termasuk rencana yangkomprehensif dan acuan kerja pada setiap levelmemudahkan pemerintah dan organisasi massa untukmelindungi dan mengatur hewan sebelum terjadinyabencana, saat bencana, dan sesudah terjadinya bencana.Sebagai contoh: merancang sistem peringatan awal yangefektif, rute evakuasi yang efektif serta prosedurmelakukannya39. Dalam tolak ukur ini termasuk menghindaripenggunaan sistem industri. Karena ketika terjadinyabencana (’ketika’ bukan ‘jika’) maka sistem ini akan

mengakibatkan masalah yang lebih besar jika dibandingkandengan sistem pemerataan produksi hewan, manusia danlingkungan. Limbah dari tempat penampungan kotoran dapatmengakibatkan kontaminasi air tanah selama 40 tahun48.Aspek lain dari keberadaan produksi peternakan adalahkontrol penyakit. Wabah penyakit juga merupakan suatubencana. Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi baikmanusia maupun hewan terangkum di dalam bagiankesehatan manusia dibawah ini. Banyak penyakit hewan lainyang memiliki dampak ekonomi yang luas pada manusia,seperti penyakit mulut dan kuku (Foot and Mouth Disease).Penyebaran penyakit mulut dan kuku semakin diperburukdengan perpindahan hewan yang tinggi dan yang biasaterjadi di tempat produksi hewan skala besar. Resikopenyebaran penyakit akan lebih tinggi lagi ketika hewandipindahkan jarak jauh dalam keadaan hidup, termasuk antarnegara3. Pertimbangan dari segi lingkungan saat terjadinyawabah meliputi hal-hal yang terkait dengan pembuanganbangkai yang seringkali dalam jumlah yang sangat besardengan cara dibakar, dikubur, atau dibuang dengan cara lain.

Wabah penyakitIndustri ternak memelihara ribuan hewan yang memilikigenetik yang sama, dimana terjadi penurunan kekebalantubuh akibat kandang yang penuh sesak dan ternak dapatkontak langsung dengan kotoran mereka. Kondisi ini secaraintrinsik dapat mengakibatkan evolusi dan penyebaran mikroorganisme52. Kejadian wabah penyakit ternak yang besarsangat meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahunsebelumnya diabad 20 dan di tahun pertama di abad ke 21.Pengeluaran ini adalah pengeluaran yang bisa dihindari, ataudipindahkan oleh industri; karena biasanya pemerintahlahyang umumnya membayar kompensasi. Hal ini menambahbukti lainnya dari praktek yang tidak mempedulikankesinambungan sehingga mengakibatkan wabah penyakit.Tentu saja peternakan kecil dan peternakan ayam rumahtangga juga tidak luput dari masalah kesehatan, solusi terbaikadalah ukuran menengah: peternakan ukuran kecil sampaisedang, kelompok ternak berjumlah sedang ditempatkandalam peternakan tersebut dengan kondisi dan perawatankesehatan yang baik.

Masalah Pembakaran: Pembuangan bangkai selama terjadinya penyakitmenimbulkan kekhawatiran lingkungan yang serius

Manajemen Bencana: Akibat bencana alam lebih baik diselesaikan dalammenggunakan sistem peternakan ekstensif

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM19

Page 20: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.4 Kesehata Manusia

iSto

ckph

oto.

com

/btto

roC

18

Hal yang sama juga terjadi pada penyakit yang dapatmenulari manusia dan hewan (zoonoses). Beberapa penyakittersebut baru belakangan ini muncul, seperti penyakit sapigila (bovine spongioform encephalitis3), Penyakit-penyakitlainnya merupakan penyakit-penyakit yang sudah lamakeberadaannya. Penyakit yang saat ini muncul dan yangkelihatannya lebih ganas untuk manusia dan hewan adalah fluburung. Lebih dari 10 tahun wabah di peternakan sudahsangat meningkat dan hal tersebut mengakibatkanpemusnahan 250 juta unggas diseluruh dunia22. Diramalkanbahwa virus AI cepat atau lambat akan dapat menular darimanusia ke manusia, jika ini terjadi maka akanmengakibatkan penyakit pandemic yang bisa membunuh 1.5miliar orang. Ada bukti kuat yang menyatakan bahwa virus AIsudah mengalami peningkatan mutasi melalui produksi ayambroiler intensif29, dan perdagangan internasional juga mungkinsudah ikut berperan serta dalam penyebaran flu burung keseluruh dunia15. Perubahan pada industri unggas denganmemelihara unggas dalam jumlah yang lebih sedidikit dandalam kondisi yang lebih baik akan mengurangi resikotersebut - bagi manusia, hewan lain dan begitu jugalingkungan52.

Makanan beracunPerawatan pada hewan juga penting guna mencapaikeamanan pangan. Makanan beracun merupakan masalahpenting di berbagai negara – sebagai contoh, 76 juta warganegara Amerika dilaporkan terinfeksi makanan beracun dan5000 lainnya sakit parah akibat masalah yang sama dalamsetiap tahunnya12. Asal utama dari infeksi tersebut adalahproduk hewan dan ini sangat dipengaruhi oleh bagaimanahewan ternak diperlakukan. Sebagai contoh E.coli , penyebabutama infeksi pada manusia adalah kontaminasi daging olehfeses hewan. Hal ini dipengaruhi oleh apakah hewan ternakterebut diberikan tempat tinggal yang bersih, cukup ruanguntuk bergerak (yang membantu mereka untuk menghindarikontak dengan feses satu dengan lainnya) dan apakahmereka ditangani secara berhati-hati pada saatpenyembelihan58. Sama halnya dengan infeksi Salmonellapada daging unggas dan telur1 , banyak orang yang mungkinterinfeksi melalui peternakan dan telur1, dan sekali lagi inijuga kemungkinan dipengaruhi oleh manajemen peternakan.Di sejumlah negara, ayam betina diberi makan secaraterbatas untuk mengejutkan mereka untuk memperbaharui

masa bertelur (forced moulting). Hal ini meningkatkan infeksipada telur-telur, karena stress perubahan aktifitas usus ataukeduanya yang juga dapat mempengaruhi mobilitas bakteri didalam rongga tubuh7. Konsumsi produk hewan sendirimemiliki beragam dampak terhadap kesehatan manusia.Penambahan produk hewan dalam jumlah sedang padamakanan orang yang mengalami kekurangan gizi memilikidampak yang bermanfaat50. Merupakan suatu kemungkinankeuntungan yang sama juga dapat diperoleh melalui proteinnabati65, tetapi ditempat tertentu (seperti wilayah gersang)bahan pangan palawija susah tumbuh sehingga lebih baikmendukung peternakan. Akan tetapi, merupakan fakta yangsangat jelas bahwa peningkatan konsumsi produk hewandiseluruh dunia bukan akibat peningkatan konsumsi produkhewan oleh orang miskin yang tidak biasa makan daging,akan tetapi akibat orang kaya yang mengkonsumsi semakinbanyak produk hewan. Konsumsi produk hewan secaraberlebihan khususnya daging, merupakan penyebab utamaterjadinya peningkatan jumlah orang yang menderitakegemukan secara global46. Peningkatan ini telah dideskripsikan sebagai epidemic dan salah satu dari masalahkesehatan terburuk yang dihadapi dunia. Hal yangmendukung kejadian ini, termasuk diantaranya industriproduksi, perdagangan internasional dan pemasaran daging,susu, dan telur secara berlebihan atas alasan diet yang tepat,yang sudah jelas tidak berkesinambungan.

Makan berlebihan: Konsumsi daging berlebihan adalah penyumbang utama padapeningkatan kegemukan global

Bahaya kesehatan: Produksi intensive broiler meningkatkab mutasi padavirus Avian Influenza.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM20

Page 21: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

3.5 Perkembangan Sosial 3.6 Mengutamakan Ternak, Masyarakat dan Lingkungan

19

Dibandingkan dengan tujuan ekonomi, kesehatan danlingkungan, dari pengambil keputusan tujuan sosial seringkali lebih diabaikan tetapi hal tersebut mungkin merupakankunci untuk mencapai keberhasilan dari yang halsebelumnya. Kebijakan diwujudkan oleh masyarakat.

Salah satu tujuan UN millennium goal74 adalah mendukungkesetaraan gender. Contoh keterkaitannya adalah padapeternakan di Eropa, dimana keputusan diambil oleh suami/istri atau pasangan. Inisiatif yang diusulkan oleh pemerintahatau lembaga penasehat untuk mendukung metode ataupendekatan peternakan yang baru, awalnya hanya ditujukanpada suami saja. Melibatkan pasangan suami dan istri padaberbagai pembahasan merupakan hal yang tepat secarasosial dan juga meningkatkan frekuensi terwujudnya usulan78,termasuk usulan untuk meningkatkan kesinambunganpangan.

Mengenai KemiskinanPerhatian mengenai perawatan hewan juga membantu untukmendukung kesetaraan gender dan kesempatan untukmeningkatkan kehidupan sosial bagi perempuan dankeluarganya dengan memperhatikan peternakankesinambungan. Laki-laki, perempuan dan anak-anakseringkali memakai pedoman yang berbeda dalamkepemilikan dan perawatan hewan. Sebagai contoh, dibanyak negara berkembang wanita biasanya menguruspeternakan kecil seperti unggas44. Mungkin salah satualasannya kurang mendapat masukan dan dukungan danauntuk peternakan hewan kecil dibandingkan dengandukungan ternak yang dianggap lebih penting seperti sapi.Meskipun unggas dan hewan kecil lainnya merupakansumber nutrisi yang tak kalah penting dan membantu untukmengurangi angka kemiskinan dan kelaparan. Dukungandalam pemeliharan unggas56 akan membantu orang-orangmiskin dan kelaparan baik secara langsung maupun taklangsung melalui dampak sosial yang ditimbulkan. Di negara-negara berkembang lainnya, produk impor dan usaha yangdimiliki asing bersaing dengan produk lokal dan peternakankeluarga skala kecil26.

Kriteria dari peternakan yang berkesinambungan adalahpeternakan harus tetap memperhatikan ekologi lingkungan,pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sosial, dankemanusiaan – perhatian terhadap kelangsungan ekologiatau lingkungan bisa dikatakan hal yang paling penting.Seperti yang telah dinyatakan diatas, kelangsungan masadepan bisa diartikan sebagai hal-hal yang dibutuhkan untukkelangsungan hidup manusia. Sehingga tidak mungkin jikaberpatokan hanya pada satu pertimbangan dan mengabaikanhal-hal lain. Lebih lanjut perhatian pada ekonomi, keadilansosial, dan kemanusiaan di dalam peternakan juga akanmembantu untuk menghambat terjadinya perubahan iklim danmempertahankan kelangsungan lingkungan. Steinfeld dkk,69

menyatakan bahwa:

“Pembuat kebijakan dihadapkan pada keragu-raguandalam mencapai berbagai tujuan yakni untuksanggup menyediakan makanan yang sangat bergizi,keamanan pangan, lapangan pekerjaan dankepedulian terhadap lingkungan pada sektor itu,sedangkan industrialisasi sampai saat ini masihdidominasi oleh produsen skala kecil dalam jumlahyang banyak di berbagai bagian dunia. Padakenyataannya, kepedulian terhadap peternakan yangberbasis keluarga penting dalam pembuatankebijakan peternakan di berbagai negara”.

Semua hal tersebut diatas tepat, karena peternakan berbasiskeluarga, yang relatif berskala kecil, dan berbasis lokalmerupakan kerangka yang terbaik untuk meraih seluruhtujuan yang diinginkan yakni guna mencapai keamananpangan, stabilitas sosial, dan kesinambungan lingkungan61.Dan di dalam peternakan, pendekatan positif akankesejahteraan hewan dan kepedulian terhadap hewanmerupakan cara yang penting untuk mengakhiri semuapermasalahan tersebut (Gambar 7). Suatu pendekatan yangmenyeluruh tentang kesejahteraan hewan saat ini sudahdigunakan sebagai persyaratan umum, dalam organisasipemerintah dan non-pemerintah (NGO) bekerja untukmewujudkan terealisasinya Deklarasi Universal untukKesejahteraan Hewan melalui PBB82.

Bekerjasama: Di Negara berkembang, pemeliharaan hewan secaraberkesinambungan mempromosikan pengembangan sosial untuk wanita dankeluarga.

Masa depan berkaesinambungan: Peternakan berbasis lokal keluarga melindungikeamanan makanan

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM21

Page 22: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.Mengurangi dan MemperbaikiKerusakan

20

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM22

Page 23: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.1 Desakan Akan Perubahan

Tim

McC

abe/

USD

A N

RC

SC

21

Publikasi mengenai Livestock’s Long Shadow oleh FAO PBB69 memberikandampak yang sangat luar biasa untuk menarik perhatian dunia tentangberbagai masalah yang ditimbulkan oleh produksi peternakan. Sayangnya,laporan tersebut hanya dianggap sebagai harapan semu. Salah satu darikesimpulan laporan tersebut adalah:

“Sektor peternakan ikut serta bertanggung jawab atas sebagiankerusakan pada lingkungan. Akibat perubahan ini [disarankandidalam laporan], tanggung jawab akan hal-hal yang dirasamendesak, sektor tersebut dirasa dapat memberi kontribusipenting dalam mengurangi dan memperbaiki kerusakanlingkungan”.

Hal tersebut benar, akan tetapi tanggung jawab akan tugas penting yangbesar dan terus membesar ini hanya pada produsen peternakan, merupakansuatu mimpi belaka, karena produsen peternakan berada dalam posisisebagai subjek yang bersalah sehingga akan agak sulit untuk mendukungperubahan produksi peternakan ini: yakni untuk memperlambat danmengurangi pertumbuhan pada sektor tersebut. Sesungguhnya keputusantentang produksi daging dari tahun 2000 – 2050 diharapakan tumbuhsebanyak dua kali lipat, laporan tersebut menyimpulkan bahwa:

“Dampak lingkungan setiap unit produksi peternakan harusdikurangi setengahnya, hal ini bertujuan untuk menghindarisemakin bertambahnya kerusakan lingkungan yang sudah terjadisaat ini”.

Sekali lagi hal tersebut secara logis benar, akan tetapi berdasarkan padakenyataannya hasil tersebut kemungkinan tidak bisa diraih. Lebih buruk lagi,jika terjadi peningkatan produksi sampai dengan dua kali lipat, maka targetuntuk melakukan efisiensi sebesar dua kali lipat akan menjadi sangat tidakmungkin, dan begitu juga untuk mengurangi kerusakan lingkungan yangterjadi. Pendekatan tersebut tidak hanya digunakan untuk mengurangikerusakan tetapi juga untuk membalik atau memperbaiki kerusakan tersebutsecara menyeluruh.

Tantangan perluasanSebagai konsekwensi, untuk membuat produksi daging dan susu menjadilebih efisien, maka keputusan yang menyatakan tentang rencana untukmelakukan peningkatan yang luar biasa pada produksi ternak harus ditentangkeras. Permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan pada produksipeternakan masih bertambah buruk, sehingga sangat penting untukmenentang dan menahan perluasan produksi peternakan dan secepatmungkin membalik produksi tersebut, dan hal ini merupakan tugas bersamapemerintah, produsen peternakan dan masyarakat sebagai satu kesatuan,bukan hanya tugas produsen peternakan. Point terakhir ini tentu saja telahdinyatakan oleh Steinfeld dkk69. Bahwa saran mengenai perubahan produksipeternakan tersebut merupakan suatu kebutuhan yang mendesak untukdikembangkan dan diimplementasikan dalam suatu kerangka kebijakan yangefektif”.

Mengingat saat ini perubahan iklim sedang terjadi, dan mengingatpeternakan merupakan sektor penting dalam kehidupan manusia dankeamanan pangan bagi masa depan yang lebih cerah (meskipun sebagiandari hal tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya), jugapenting untuk memperhatikan dan memperhitungkan dampak daripeternakan yang mengakibatkan perubahan iklim 45. Akan tetapi perubahaniklim tidak boleh dterima sebagai hal yang tidak dapat dihindari, karena padakenyataannya hal ini dapat dikurangi. Sehingga kata kunci untuk mencapaitujuan tersebut adalah mengurangi produksi. Oleh karena itu laporanini,sebagian besar membahas mengenai dampak dari peternakan, bukandampak terhadap peternakan.

Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, untuk mencapai produksi peternakanyang berkesinambungan maka dipengaruhi oleh jumlah, jenishewan(ruminansia atau bukan), manajemen, pengolahan dan transportasi.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM23

Page 24: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.2 Jumlah Ternak

22

Saat ini kebutuhan untuk memperlambat dan kemudianmenurunkan pertumbuhan ternak di dunia merupakan suatuhal yang tidak dapat dielakkan, untuk melindungi lingkungandan kesehatan manusia. Wujud perubahan ini biasanyaditunjukkan melalui aturan mengenai konsumsi daging, yangdidukung oleh organisasi antar pemerintahan, pemerintah,ilmuan seperti dokter spesialis, dan NGO.

• IPCC34 menyatakan bahwa “perubahan dari produksihewan menjadi produksi tumbuhan untuk tujuan sebagaibahan pangan manusia, memiliki keuntungan, yakni dapatmeningkatkan efisiensi energi dan menekan emisi GHG”.Pimpinan proyek ini, Dr Rajendra Pachauri, berbicara padakonferensi pers setelah IPCC dihadiahkan penghargaanberupa nobel perdamaian untuk hasil kerja mereka, diamenekankan tentang permintaan pada dunia berikut ini:“Tolong makan daging lebih sedikit25”. Dia telah berulang-ulang kali mengulangi dan mempertegas ajakan tersebut41’

• Mentri lingkungan pemerintah inggris (UK), Ben Bradshaw,memperingatkan jika masyarakat tidak mengurangikonsumsi daging, maka perubahan iklim akan memaksauntuk menghitung kembali produk hewan2 selain itulaporan pemerintah inggris yang didukung oleh PerdanaMentrinya70 menyatakan bahwa “bukti kesehatan dananalisa mengenai keseimbangan lingkungan menyarankantentang menu makanan yang sehat dan dampak negativeyang rendah adalah makanan yang mengandung lebihsedikit daging, dan lebih sedikit produk sapi perah darimenu makanan yang saat ini kita konsumsi”.

• Artikel pendahulu pada jurnal kedokteran The Lancet46

menyatakan bahwa “Rata-rata konsumsi daging globalsaat ini adalah 100 gr per-orang per-hari, dengan sekitar10 tingkat variasi antara populasi yang mengkonsumsidaging dalam jumlah yang terbanyak sampai yangtersedikit. 90 gr konsumsi daging perhari merupakan targetglobal yang sedang diusahakan, untuk pembagiankonsumsi yang lebih merata.

• Humane Society Amerika Serikat32 menyimpulkan bahwa “mengadopsi kebiasaan mengkonsumsi diet yang tidaktergantung pada telur, daging, dan produk sapi perah”merupakan hal yang penting, sedangkan Compassion inWorld Farming (CIWF)16 mengusulkan agar Negara majumengurangi produksi serta konsumsi daging dan susumenjadi satu pertiga dibawah jumlah konsumsi saat inipada tahun 2020 dan menjadi 60 persen dibawahkonsumsi saat ini pada tahun 2050.

Perubahan konsumsi juga diperlukan di Negara berkembangseperti halnya di Negara maju, karena pada Gambar 5ditunjukkan bahwa pengurangan produksi di Negara majutidak cukup untuk mengimbangi peetumbuhan yang terjadi diNegara berkembang saat ini. Mengomentari tentang menumakanan pada masyarakat di Negara berkembangmerupakan isu sensitif, tapi kita menegaskan disini bahwamasyarakat miskin atau malnutrisi tidak akan lebih lanjutdirugikan sebab, masyarakat yang tidak memakan dagingtidak mungkin bisa mengurangi konsumsinya.

Pengurangan KonsumsiSebaliknya, jika peningkatan kosumsi produk hewan secaratidak berlebihan oleh masyarakat miskin di Negaraberkembang merupakan cara terbaik untuk meningkatkannutrisi mereka, maka hal tersebut harus didukung, dandiimbangi dengan pengurangan konsumsi oleh masyarakatdengan kondisi dan pangan yang lebih baik.

Saat McMichael dkk.46 menyatakan tentang “Variasi antaramasyarakat yang mengkonsumsi produk ternak ada yangmengkonsumsi dalam jumlah banyak dan sedikit” sehingga

dia menyatakan bahwa “konsumsi daging harus dibagi secaralebih merata” mereka menyatakan bahwa tidak hanya variasikonsumsi yang terjadi antar negara tapi juga variasi yangterjadi di negara itu sendiri perlu pemerataan. Sebagian besarproduk hewan dinegara berkembang dikonsumsi olehmasyarakat yang relatif berkecukupan sehingga kebijakannasional serta internasional harus memperhatikan haltersebut, begitu juga konsumsi di negara maju.Sesungguhnya, Steinfeld dkk69 menggaris bawahi bahwa:

“Ternak sesungguhnya mengakibatkan lebih banyakpengurangan persediaan makanan daripada yangmereka hasilkan. Ternak saat ini lebih banyakmengkonsumsi protein yang biasa dikonsumsimanusia dibandingkan dengan yang merekahasilkan… Ini merupakan akibat dari tren yang adasaat ini yaitu memberi lebih banyak pakan dalambentuk konsentrat untuk babi dan unggas, dengankomposisi nutrisi pakan yang semakin mirip denganmanusia daripada ruminan”.

Pada kenyataannya berkomentar tentang diet seseorangmerupakan masalah yang sensitif. Akan tetapi hal ini perluuntuk dilakukan, seperti contoh pada saat, rata-ratapengkonsumsi daging di USA menghasilkan 1.5 tonkarbondioksida bahkan meningkat tiap tahunnyadibandingkan jika mereka tidak mengkonsumsi daging57.CIWF memperhitungkan jika rata-rata rumah tangga di UKmengurangi setengah konsumsi daging mereka maka haltersbut akan mengurangi lebih banyak emisi dibandingkandengan pengurangan setengah dari penggunaan kendaraanmereka.

Pembahasan ini sangat memperhatikan terutama tentangdaging dan makanan lain yang dihasilkan langsung olehhewan. Terjadi peningkatan perhatian terhadap pertumbuhandaging tiruan, dan konsumsi produk tersebut akanmengakibatkan masalah lingkungan yang jauh lebih sedikit 55.

Konsumsi dalam jumlah besar: Ternak dipeliharan dalam kandang dengan pengaturtempat makan diberi makanan dalam jumlah besar dalam bentuk makanan kering yangmengancam keamananan makanan global

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM24

Page 25: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.3 Pemamah Biak & Bukan Pemamah BiakTi

m M

cCab

e/U

SDA

NR

CS

C

23

Ada berbagai alasan lain untuk mengendalikan danmengurangi jumlah babi dan unggas. Seperti yang tertulispada bagian 2.2, produksi mereka memiliki kontribusi besarterhadap emisi GHG: karbondioksida yang dihasilkan daripalawija yang ditanam untuk pakan, gas methane darikotoran, dan nitrogen oxide akibat pemberian pupuk dankotoran hewan (yang lebih lanjut mengakibatkan ketidaksinambungannya minyak bumi). Produksi intensif dari hewanmonogastrik sangat boros air dan kotoran dari kandangseringkali mengakibatkan polusi air (bagian 2.3)

Ruminansia memiliki potensi yang lebih besar untukkonsumsi manusia, karena mereka merubah tumbuhan danbagian-bagian tumbuhan yang tidak dapat dikonsumsi olehmanusia menjadi daging dan susu, termasuk jerami darigandum dan beras serta tumbuh-tumbuhan yangmengganggu tumbuhan palawija. Akan tetapi ada juga alasankuat untuk menghentikan dan membalikkan pertumbuhanjumlah ruminant yang terjadi saat ini. diantaranya yang palingberbahaya adalah melanjutkan konversi hutan menjadi lahanpengembalaan atau lahan pertanian34, 69 . Selain itu, sapi,domba dan kambing memproduksi lebih banyak gas methanpada saluran pencernaannya dalam tiap unit konsumsipakan, dibandingkan dengan hewan monogastrik. Sehinggaatas pertimbangan baik lingkungan maupun kesehatan, saatMcMichael dkk46 mengajukan target konsumsi daging tiaporang per hari sebesar 90 gr, maka merekamerekomendasikan bahwa dari 90 gr tersebut dagingtersebut tidak lebih dari dari 50 gr yang berasal dari dagingmerah yakni ruminant. Senada dengan pernyataan tersebutWeber dan Matthew79 menyatakan bahwa:

“Perubahan yang kurang dari satu hari dalamseminggu dengan memilih menu makanan yangmemiliki asupan kalori seimbang antara dagingmerah dan produk sapi perah dengan ayam, ikan,telur, atau sayur menghasilkan pengurangan GHGyang lebih tinggi dibandingkan dengan membelimakanan produksi lokal”.

Sehingga jumlah hewan ruminan maupun non ruminan harusdikurangi. Tetapi kebijakan mengenai jumlah dan manajemenpeternakan tidak dapat dibuat dengan sederhana: merekaharus memperhatikan kompleksitas produksi ternak dandampak yang dibahas pada bagian sebelumnya. Akan tetapijumlah produksi daging dan susu tersebut - apakahproduksinya meningkat, tetap, atau malah menurun – untukmemperoleh kesinambungan maka peternakan harus dibuatlebih efisien. Kemungkinan untuk pengurangan efek dariperubahan iklim karena ternak dibedakan atas ternak ruminandan non-ruminan, dan antara sistem produksi seperti yangakan dibahas pada bagian berikutnya.

Masalah terburuk dari perubahan iklim disebabkan olehpeternakan ruminan dan pemberian pakan palawija padahewan, karena yang menjadi prioritas utama adalah:

• Memperlambat dan membalikkan pertumbuhan produksisapi (sapi pedaging dan perah), khususnya yang diberipakan palawija. Hal ini akan lebih diterapkan pada negaramaju;

• Untuk memperlambat dan membalikkan pertumbuhanproduksi babi dan unggas, khususnya peternakan intensif,diberi pakan palawija. Hal ini akan lebih diterapkan dinegara berkembang.

Penyebaran masalah: Produksi babi dan unggas menimbulkan gas buangan(GHG) dalam jumlah besar yang berasal dari kotoran dan pemberian pupuk.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM25

Page 26: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.4 Manajemen

Gar

y Kr

amer

/USD

A N

RC

SC

24

Untuk meraih kesinambungan peternakan- yangmemperhatikan ekologi, pertumbuhan ekonomi, keadilansosial, dan kemanusiaan – sangat membutuhkan perhatiantidak hanya dalam hal jumlah dan spesies hewan, tapi jugadalam manajemennya. Salah satu dari isu penting disiniadalah tingkat intensifikasi produksi ternak.

Suatu kesimpulan sebenarnya dari Livestock Long Shadow,mengenai intensifikasi, sudah sering kali dikutip tapi jugasering disalah artikan. Yang berbunyi sebagai berikut69.

“Ada suatu kebutuhan untuk menerima intensifikasidan bahkan mungkin menerima industrialisasiproduksi ternak, sehingga akan menimbulkan akibatjangka panjang yang tak terelakkan. Hal ini sebagaiakibat dari perubahan struktur yang saat ini sedangterjadi di kebanyakan sektor”.

Pertama kesimpulan tersebut harus dianalisa sesuaikonteksnya. Seperti yang kami tunjukkan pada bagian 4.1,laporan tersebut tidak menyebutkan kebutuhan yang sangatbesar untuk memperlambat dan mengurangi pertumbuhanpada sektor peternakan. Sebaliknya ditekankan (contohnyadalam peta 30 di hal 354) bahwa sebagian besar GHGdiproduksi oleh ruminan pada sistem penggembalaan dinegara berkembang dan diperkirakan jumlah mereka akanterus bertambah. Hewan-hewan tersebut banyak yangmemperoleh pakan dengan kualitas yang sangat rendah danproduksi yang tidak efisien, selain juga memunculkan banyakmasalah lainnya seperti erosi saluran air dan manajemenmereka harus ditingkatkan secara berkala. Kedua yaitu kataintensifikasi dan industrialisasi sangat mungkin menimbulkansalah tafsir. Intensifikasi apapun pada sistem penggembalaandan pemberian pakan rumput pada ruminan di negaraberkembang, pasti awalnya menggunakan sistem yangsangat extensif dan sebagaimana yang disebutkan diataspada bagian 2.4 oleh Steinfeld, dkk69 penggunaan kataindustrial secara luas termasuk didalamnya sistem yangmenggunakan lahan sampai dengan 1 hektar untuk 10 ekorhewan. Livestock Long Shadow tidak merekomendasikanfactory farming (pabrik ternak).

Berbeda dengan Industri, peternakan yang sangat intensifseperti yang digunakan di negara maju dan sekarangmenyebar ke negara-negara berkembang.tidak memperhatikan kesinambungan lingkungan (bagian2.5), ekonomi dan sosial (bagian 3.2). ternak yang dimanajemen dengan baik di peternakan yang extensif denganmenggunakan sumberdaya lokal dan mengolah kembaliproduktifitas tanah dan pemberian pakan rumput pada ternaktidak hanya akan mengurangi dampak buruk industrialisasi

ternak terhadap kesinambungan, akan tetapi juga dapatmemiliki dampak positif yang nyata karena rumput juga dapatmenyerap karbon.

Penyimpanan atau penyerapan karbon dapat diperkuat olehmanajemen tanah seperti pelestarian dan penggarapantanah, ditambah lagi dengan membiarkan 30 persen ataulebih dari sisa-sisa palawija dipermukaan tanah setelahpenanaman. IPCC33 memperkirakan konservasi lahan rumputdapat memisahkan 2,3 ton karbon /ha/tahun dan dapatdengan mudah di adopsi pada 60 persen lahan yang dapatditanami.

Peningkatan manajemen lahan rumput merupakanpendekatan utama lain, dimana karbon tanah yang hilangdapat dikembalikan melalui jaring penyerapan denganmenggunakan pepohonan, pemilihan spesies dan tehknikpemupukan yang lebih tepat. rerumputan merupakan lahanterbanyak yang digunakan manusia maka daripada itumemiliki potensi untuk menyerap lebih banyak karbondibandingkan dengan tumbuhan lainnya69.

Penurunan jumlah lahan penggembalaanPengambilan rumput yang berlebihan merupakan penyebabutama penurunan jumlah lahan rumput. Sehingga padabanyak sistem, meningkatkan manajemen rumput (contoh:mengoptimalkan jumlah stok, menggunakan lahan rumputsecara bergantian) akan menghasilkan peningkatan besarpenampungan karbon33. Penanaman pohon di lahan rumputakan meningkatkan produktifitas rumput, karena terjadipeningkatan pengolahan nutrisi dan meningkatkan stabilitastanah dan keanekaragaman jenis. Tanah dibawah sistemsilvopastoral memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi.Keberhasilkan sistem silvopastoral telah diterapkan padaproduksi sapi dan domba di Amerika Latin dan NewZealand69. Agroforestry (kombinasi penanaman tumbuhanpangan dan pepohonan) mungkin khususnya pada lahanrumput yang berhasil dengan produktifitas yang relatifrendah, yang jauh berbeda dengan sektor yangmenggunakan lahan terluas untuk peternakan.

Jumlah total karbon yang berhasil diserap yang berhubungandengan manajemen peternakan (table 3) dapat dibandingkandengan total emisi karbon dari peternakan diseluruh dunia(table 1). Akan tetapi , tidak cukup hanya denganmengimbangi jumlah total GHG yang dilepaskan olehproduksi peternakan, termasuk methane dan nitrogen oxide,setara dengan 7 miliar ton karbon dioksida pertahun.Ditegaskan kembali bahwa kebutuhan untuk mengurangijumlah ternak dan mengikuti perkembangan penerapanmanajemen lainnya.

Livestock Long Shadow69 memperhatikan mengenai waktuyang dibutuhkan untuk terjadinya perubahan - perubahanpada manajemen peternakan yang dapat meningkatkankesinambungan – perubahan tersebut dalam beberapa halmisalnya dalam metode pemberian pakan dan manajemen

Tabel 3. Potensi simpanan karbon global daripengembangan manajemen (data dari 33)

Karbon yang meresap Potensi simpanan( juta ton karbon per year )

Lahan penggembalaan 0.85 - 0.90

Lahan berumput & lahan kosong 1.7

Hujan 1-2Kehidupan di dunia luar: Ternak yang dipelihara dalam kondisi manajemenekstensif yang baik, dalam sistem silvopastoral bisa memberikan dampakpositif pada lingkungan.

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM26

Page 27: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

4.5 Pengolahan dan Transportasi

25

penggunaan lahan, air, kotoran – dan laporan ini tidak akanmenirunya. Akan tetapi, ada satu isu umum yang harus kitaperhatikan, salah satu alasannya karena isu ini secara umumsudah berhasil menarik perhatian masyarakat (meskipunbukan dari steinfeld dkk): produk organik.

Dampak dari penggunaan metode organik terhadapkesinambungan peternakan juga membutuhkan proses,sehingga kita tidak bisa langsung mengatakan bahwaproduksi organik bagus atau buruk untuk kesinambungan.Dua laporan yang masuk ke departemen lingkungan, pangan,dan perkotaan (Department for environment, food and ruralaffairs) memberi gambaran mengenai kompleksitaspermasalahan yang ada. Foster, dkk24 melaporkan bahwaenergi yang digunakan dalam peternakan sapi pedaging,domba dan babi yang menggunakan metode organik lebihrendah jika dibandingkan dengan metode konvensional, akantetapi malah sebaliknya pada unggas, berbeda halnya dengansapi perah organik yang jika kita lihat secara keseluruhanmaka akan terlihat penggunaan energi lebih sedikit akantetapi jika dilihat berdasarkan setiap liter susu yang merekahasilkan maka akan terlihat penggunaan energi yang lebihbanyak. Laporan awal tersebut menunjukkan berbagaidampak yang ditimbulkan oleh variasi sistem manajemensecara lebih detail. Sapi pedaging bisa digunakan sebagaicontoh (table 4), produksi organik secara umummenggunakan lebih sedikit energi dan sumber daya jikadibandingkan dengan sistem lainnya dan ditiadakannyapenggunaan pestisida, akan tetapi memiliki dampak yangkurang baik menyangkut beberapa hal diantaranya adalahpotensi pemanasan glogal (global warming) danEutrophication (meningkatnya zat-zat yang terlarut dalamair) , serta penggunaan lahan. Sejumlah perbedaan ini dapatdijelaskan dengan pertumbuhan yang lebih lambat padapeternakan organik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode organik harusdigunakan secara bijaksana sebagai bagian dari metodeuntuk melakukan perubahan demi terciptanya kesinambunganproduksi peternakan atau lebih tepatnya perubahan jugatermasuk mengurangi produksi peternakan,serta perubahanuntuk menciptakan kesinambungan produksi pangan. Salahsatu prinsip dari sistem organik adalah “pertanian organikharus berdasarkan sistem dan siklus ligkungan hidup yangada, memperhatikan lingkungan hidup, menirunya, danmembantu mencipatakan kesinambungannya”30, inimerupakan suatu prinsip yang mana berdasarkan definisinya,harus ikut berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang menyebabkan terjadinya ketidaksinambungan.

Sudah terdapat beberapa analisa dengan berbagaipendekatan untuk pengolahan produk hewan untukterciptanya kesinambungan: sebagai contoh, kita mengetahuibahwa tidak ada perbedaan antara pengolahan dan penjualanproduk yang memiliki nilai tambah (value added)dibandingkan dengan penjualan daging yang umumdigunakan untuk memasak dirumah. Meskipun diketahuibahwa, proses pengolahan produk peternakan menghasilkanlebih dari setengah emisi GHG yang disebabkan olehproduksi pangan di Inggris (UK)27. Sehingga Foster, dkkmengeluarkan pernyataan yang berbunyi “dampak daripenggunaan energi dan air untuk pengolahan produk hewanmemiliki dampak yang sama dengan pemeliharaan hewantersebut”. Penelitian mengenai isu ini, termasuk perbandinganantara daging yang diolah dan dimasak dengan berbagaialternative, akan bermanfaat.

Kesimpulan yang tidak terbantahIsu mengenai transportasi sudah memperoleh lebih banyakperhatian, terutama yang berhubungan dengan jarak tempuh(food miles). Kesimpulan tersebut tidak terbantah: untukalasan penggunaan bahan bakar minyak, polusi, kontrolpenyakit, keamanan pangan lokal, begitu juga kesejahteraanhewan , seharusnya ada pengurangan pengiriman pakanhewan, hewan, dan produk asal hewan3, 8, 43. Prinsip ini harusdiperhitungkan mengingat kenyataan bahwa peningkatanproduksi hewan seharusnya dinyatakan sebagai hal yangtidak dapat diterima di wilayah yang mengalami kekuranganair (contohnya di wilayah Kalahari Bostwana diberikan padabagian 2.3) dan memperhatikan kebutuhan proteinmasyarakat di suatu wilayah. Akan tetapi, hal tersebut akanmenjadi salah jika untuk memenuhi kebutuhan proteintersebut melalui impor daging. Menyediakan nutrisi yangsesuai untuk orang merupakan prioritas utama bagi semuapemerintahan, akan tetapi bukan untuk menyediakan daging.

Tabel 4. Akibat lingkungan dari sistem produksi daging berbeda per ton daging konsumsi 80 MJ Megajoules, GWP globalwarming potensi, CO2 karbon dioksida, EP potensial eutrofikasi, potensi asidifikasi AP, sumber ARU abiotik yangdigunakan. Untuk penjelasan pengukuran lihat sumber :

Akibat & sumber digunakan Konvensional Organik 100% Hewan anakan Lahan rendah Bukit & dataran tinggi

Energi utama yang digunakan 27,800 18,100 40,700 26,800 29,700

Setara GWP 100 kg 100 tahun CO2 15,800 18,200 25,300 15,600 16,400

Setara EP, kg PO4 157 326 257 153 169

Setara AP, kg SO2 469 711 708 452 510

Pestisida yang digunakan, per ha 7,2 0,0 7,3 6,7 8,0

Setara ARU, kg antimony 36 31 51 34 41

Penggunaan lahan, ha 2,3 4,21 3,85 2,28 2,41

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM27

Page 28: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

5.Kesimpulan danSaran

26

5.1. Kesinambungan dalam produksi peternakan dan lebihumumnya dalam produksi pangan tidak dapat dicapaihanya dengan perhitungan-perhitungan yang sederhana.Kebijakan mengenai kesinambungan pangan mungkinakan menjadi sama kompleksnya dengan sistemproduksi pangan itu sendiri.

5.2. Kebijakan kesinambungan pangan harus mencakupseluruh aspek yang mendukung kesinambungan yakni:ramah dan memperhatikan lingkungan, meningkatkanpertumbuhan ekonomi, memperhatikan keadilan sosialdan kemanusiaan. Meskipun isu lingkungan merupakanhal yang sangat mendesak, tetapi secara politis maupunpraktis tidak memungkinkan untuk memusatkanperhatian hanya pada isu lingkungan tanpamemperhatikan kepentingan ekonomi dan keadilansosial.

5.3. Perlakuan yang manusiawi dalam pemeliharaan hewanakan mendukung kesinambungan dan begitu pulasebaliknya.

Saran 1Organisasi antar pemerintahan, pemerintah nasional danindustri penyedia pangan (skala besar dan kecil) harusdengan cepat memperbaiki kebijakan mereka agartercipta kesinambungan persediaan pangan. Produksipeternakan harus mengurangi dampak produksiterhadap perubahan iklim dan harus memperhatikanberbagai aspek lain yakni memperhatikankehidupan,keadilan sosial dan kemanusiaan.Kesejahteraan hewan harus diikutsertakan pada setiappembahasan pertanian dan perubahan iklim.

5.4 Hewan ternak merupakan penyusun bioma vertebrataterbesar didarat (dua pertiga). Hewan ternakmenggunakan air dan sumber daya alam secara tidakberkesinambungan, serta ikut berperan dalammenghasilkan emisi GHG antrophogenic (akibatperbuatan manusia). Rencana untuk melipatgandakanproduksi daging dan susu dari tahun 2000 ke tahun 2050merupakan hal yang harus ditentang. Sangat pentinguntuk (a) mengurangi dampak yang ditimbulkan darisetiap unit produksi terhadap lingkungan serta (b)memperlambat dan kemudian membalikkanpertumbuhan peternakan yang saat ini terjadi di dunia.

5.5. Masalah utama yang mengakibatkan perubahan iklimadalah pemberian pakan palawija dan pemeliharaanruminansia. Tidak jauh beda dengan, peningkatanproduksi babi dan unggas yang juga menimbulkanmasalah, dimana dengan alasan perkembangan danketersediaan pangan, ternak tersebut diberi pakan yangsebenarnya bisa dikonsumsi manusia. Akan tetapipeternakan yang menggunakan sistem penggembalaanjuga masih menimbulkan sedikit masalah, meskipunrerumputan juga turut membantu dalam pengikatankarbon. Sehingga yang menjadi priorotas adalah: (a)untuk memperlambat dan membalikkan pertumbuhanproduksi sapi (pedaging dan perah), khususnya yangdiberi pakan palawija; hal ini akan lebih difokuskan dinegara maju; dan (b) untuk memperlambat danmembalikkan pertumbuhan produksi babi dan unggas,terutama intensif, pakan palawija; hal ini akan lebihdifokuskan di negara berkembang.

Saran 2Percepatan yang terjadi pada produksi daging dan susutidak boleh tanpa pengawasan. Pemerintah nasional danorganisasi antar-pemerintahan harus mengembangkanmekanisme untuk memperlambat dan membalikkan

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM28

Page 29: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

27

pertumbuhan ternak yang saat ini terjadi, khususnyapada produksi sapi, pemberian pakan palawija danmetode produksi intensif yang tidak memperhatikankesinambungan lingkungan. Mereka juga harusmembantu produsen peternakan, didalam produksipertanian yang lebih luas, untuk memperlambat volumeproduksi, melalui berbagai mekanisme termasukdidalamnya mengembangan pasar yang memiliki nilailebih sebagai contoh produk hewan yang dipeliharasecara manusiawi.

5.6. Efisiensi jumlah ternak dan peternakan tersebut akanditujukan tidak hanya pada negara maju tapi juganegara berkembang. Efisiensi tersebut tidakbermaksud untuk membuat masyarakat miskin ataukekurangan gizi menjadi semakin menderita.Terjadinya peningkatan konsumsi produk hewansecara tidak berlebihan oleh masyarakat yang sangatmiskin di negara berkembang merupakan cara terbaikuntuk memperbaiki nutrisi mereka, dan hal ini harusdidukung, serta di imbangi dengan menekan lebihbanyak lagi konsumsi produk hewan oleh masyarkatyang mampu.

5.7. Informasi tentang variasi jumlah produk hewan yangdikonsumsi oleh masyarakat di berbagai negara masihsangat terbatas.

Saran 3Penelitian sangat dibutuhkan guna mempermudahpembuatan kebijakan untuk mengurangi (ataumemperlambat pertumbuhan) konsumsi daging olehmasyarakat yang mengkonsumsi daging secaraberlebihan, dan tidak merugikan masyarakat miskinatau kekurangan gizi, di negara maju maupun negaraberkembang. Karena hal ini ditujukan untuk “kebaikanmasyarakat” maka ini akan membutuhkan dukungandari masyarakat dan badan pemberi dana(philanthropic).

5.8. Saat laporan ini ditulis (pertengahan 2008), terjadipeningkatan harga pangan dunia akibat berbagaitekanan financial, lebih memperburuk masalahketersediaan pangan khususnya pada masyarakatyang mengalami kekurangan gizi yang lebih lanjutmendesak munculnya kebijakan ketersediaan panganyang berkesinambungan. Untuk menjaga keamananpangan jangka panjang tidak dilakukan baik denganmeningkatkan produksi ternak, industrialisasipenyediaan daging atau dengan melakukan pengirimanproduk hewan keseluruh dunia, karena semuanyamembutuhkan sumber daya alam (termasuk bahanbakar) karena cara ini tidak dapat dipercaya dan pastiakan menimbulkan penolakan, selain juga tidak adanyajaminan bahwa makanan tersebut akan sampai padamasyarakat yang sangat membutuhkan. Transportasihewan yang akan disembelih dengan menempuh jarakyang jauh, tentu saja merupakan pemborosan energidan menimbulkan bahaya terjadinya penularanpenyakit selain juga karena tindakan tersebut tidakmanusiawi. Keamanan pangan yang terbaik adalahyang berbasis lokal, dimana hewan lokal dipeliharasebagai bagian dari mahluk hidup dan bukan denganpendekatan teknologi.

5.9. Karena saat ini sebagian besar dari GHG dihasilkanoleh ruminansia yang menggunakan sistempenggembalaan di negara-negara berkembang,sehingga dibutuhkan manajemen peternakan yanglebih efisien. Begitu juga produksi intensif besar yangjuga memunculkan berbagai masalah lainnya.

Sehingga yang dibutuhkan adalah peternakan yangberada ditengah-tengah antara 2 peternakan yangextreme tersebut, yaitu peternakan yang menggunakankondisi extensive dengan manajemen yang baik yangmenggunakan sumberdaya lokal dan melakukanpengolahan produktifitas tanah.

Saran 4Produksi pangan harus jauh dari sistem industri,penggunaan sistem multinasional melalui peternakanskala menengah, dengan perlakuan manusiawi yangmemiliki rantai penyediaan makanan dan pasar lokal,akan berkontribusi untuk meningkatkan ketersediaanpangan nasional dan regional. Ini tidak hanya akanmengurangi kerusakan yang disebabkan oleh produksipeternakan, tapi juga kerusakan akibat pasar pangangobal yang tidak dapat diprediksi yang saat ini menjadipenyebab utama krisis pangan.

5.10. Produksi peternakan di negara maju juga perlumenjauh dari sistem intensif yang sudahmengakibatkan meningkatnya pengeluaran nasionaldan kerusakan lingkungan, dan menggantinya dengansistem yang mengutamakan kemanusiaan danberkesinambungan. Peternakan dengan metodeorganik turut berkontribusi positif bagi beberapaspesies dalam keadaan tertentu,meskipunkontribusinya tidak pada seluruh spesies.

5.11. Industri hewan ternak bukan merupakan solusi dariperubahan iklim atau untuk menciptakankesinambungan lingkungan ataupun sosial.

Saran 5Dukungan financial pada metode industri produk ternak(yaitu subsidi yang tidak terlihat untuk memperbesarpengeluaran) harus di akhiri, dan mekanisme ekonomiyang mendukung kesinambungan produksi peternakanyang manusiawi (sebagai contoh pendanaan penelitian)harus diprioritaskan. Pemerintah harus mendukungperubahan ini sebagai prioritas utama, melaluidukungan penuh pada kampanye tentang kepedulianmasyarakat.

Saran 6Konsekwensi yang harus diterima dari saransebelumnya adalah: Masyarakat yang mengkonsumsidaging dan produk hewan lainnya dalam jumlah banyakharus menguranginya. Produk hewan yang dibelikosumen haruslah merupakan produk lokal yangdipelihara secara manusiawi memperhatikanlingkungan serta sosial.

Mengusahakan pengakuan global tentangkesejahteraan hewan

Komunitas internasional kesejahteraan hewan bekerjasama dengan pemerintah dari seluruh dunia membuatDeklarasi Internasional untuk Kesejahteraan Hewan(UDAW) di PBB.

Deklarasi tersebut dapat membantu memperjuangkankesejahteraan hewan di dalam debat antar pemerintahdemi kesinambungan pangan, keamanan pangan, danisu-isu lainnya di dalam jantung dari agendaperkembangan internasional. Untuk mengetahui lebihlanjut, silahkan kunjungi www.udaw.org/gov

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM29

Page 30: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

Daftar Pustaka1. Altekruse SF, Cohen ML & Swerdlow DL

(1997). Emerging foodborne diseases.Emerging Infectious Diseases 3: 285-318

2. Anon 2007 ritain could go back torationing. www.thisislonon.co.uk/news/article 23383454-details/Britain%20could%20go%20back%20to%rationing/article.do Accessed 13 August 2008

3. Appleby MC 2003 Farm disease crisesin the United Kingdom: lessons to belearned. In Salem D & Rowan AN (ed)The State of the Animals II: 2003 pp 149-158. Human Society Press, WashingtonDC

4. Appleby MC 2004 Alternatives toconventional livestock productionmethods. In Benson GJ & Rolin BE (eds)Production Animal Pain and Well-Being Theory and Practice pp 339-350.Blackwell, Ames, USA

5. Appleby MC 2005 Sustainableagriculture is humane, humaneagriculture is sustainable. Journal ofAgricultural and Environmental Ethics18, 293-303

6. Appleby MC & Sherwood L 2007Animal Welfare Matters – to animals-people and the environment: The casefor a Universal Declaration on AnimalWelfare. World Society for the Protectionof Animals. London

7. Appleby MC, Hughes BO & Mench JA2004 Poultry behaviour and welfare.CAB International, Wallingford UK

8. Appleby MC, Cussen VA, Garces L,Lambert LA & Turner J (eds) 2008 LongDistance transport and welfare of farmanimals. CAB International,Wallingford

9. Berg C 2004 World fuel ethanol analysisand outlook. www.distill.com/Wordl-FuelEthanol- A&O-2004 .html Acessed 29February 2008

10. Borger J 2008 UN declares it cannotafford o feed the world. Guardian,February 29 – March 6

11. Bouwman AF, Lee DS, Asman WAH,Dentener FJ Der Hoek KW & OlivierJGJ 1997 A global high-resolutionemission inventory for ammonia. GlobalBiogeochemical Cycles 11: 561- 588

12. Centers for Disease Control 2007National center for infectious diseases:Infectious disease information:www.cdc.gov/ncidod/diseases/food/Acessed 12 November 2007

13. Chameides WL & Perdue EM 1997Biogeochemical cucles: A computer-interactive study of earth system scienceand global change. Oxford UniversityPress, New York

14. Chapagain AK & Hoekstra AY 2004 Waterfootprints of nations. Volume1: MainReport. Value of Water Research ReportSeries No 16. UNESCO-IHE p76

15. Compassion in World Farming 2007 Therole of the intensve poultry production

industry in the spread of avian influenza.Compassion in World Farming, Godalming

16. Compassion in Wolrd Farming 2007 Globalwarning: Climate change and farm animalwelfare. Compassion in World Farming,Goadlming

17. COX 2007 Industrial animal agriculture –part of the poverty problem. WSPA London

18. Els AJE & Rowntree KM 2003 Waterresources in the savannah regions ofBostwana. EU INCO/UNEP/SCOPE

19. European Environment Agency, 2001Eutrophication in Europe’s coastalwaters.reports.eea.europe.eu/topic_report_2001_7/en Accessed13August 2008

20. European Environment Agency 2008About air pollution. www.eea.europe.eu/themes/air/about-air-pollution Acessed 13August 2008

21. Food and Agriculture Organisation 2003Livestock – a resource neglected in povertyreduction strategy papers.www.fao.org/AG/againfo/projects/en/pplpi/docarc/pb_wp1.html Accessed 20 February 2008

22. Food and Agriculture Organisation 2007Questions & Answers: the facts of bird flu.www.fao.org/avianflu/en/qanda.htmlAcessed 12 Nov 2007

23. Food and Agricuture Organisation 2008FAOSTAT faostat.fao.org/site/569/default.aspx Acessed 3 March 2008

24. FosterC, Green K, Bleda M, Dewick P,Evans B, Flynn A & Mylan J 2006Environmental impacts of food productionand consumption: A report to theDepartment for Environment, Food andRural Affairs. Manchester Business School.Defra, London.www.defra.gov.uk/science/project_data/DocumentLibrary/EV02007/EV02007_4601FRP.pdf

25. Fricker P 2008 Care about theenvironment? Eat less meat. Toronto Globeand Mail www.phsyorg.com/news119636342.html Accessed 14 April 2008

26. Garces L 2002 The detrimental impacts ofindustrial anmal agriculture. Compassion inWorld Farming Trust, Petersfield

27. Garnett T 2008 Livestock and greenhousegas emissions: exploring the relationship.Food C;imate Research NetworkStore.mlc.org.uk/articles/dodownload.asp?a=store.mlc.org.uk.30.1.2008.15.18.29.pdf.& i = 293775 Accessed 13 May 2008

28. Gips T 1984 What is sustainableagriculture? Manna July/August: 2

29. Greger M 2006 Bird flu: a virus of our ownhatching. Lantern, New York

30. Hansen H & Sjouwerman P 2007 Organicagriculture and animal health. InternationalFederation of Organick AgricultureMovements, Bonn

31. Hodges J 2005 Cheap food ad feeding theworld suatainably. Livestock ProductionScience 92: 1-16

32. Humane Society of the United States 2007An HSUS Report: The Impact of AnimaslAgriculture on Global Warming andClimate Change www.hsus.org/archive/campaigns/temp/global _warning_animal-ag.html Accessed 18 August 2008

33. Intergovernmental Panel for ClimateChange 2000 Land use, land use changeand forestry. A special report of the IPCC.Cambridge University Press, Cambridge.

34. Interngovernmental Panel for ClimateChange 2001 Climate Change 2001:Impacts, adaptation and vulnerability. IPCCthird assessment report. CambridgeUniversity Press, Cambridge

35. Intergovernmental Panel for ClmateChange 2001 Climate Change 2001: Thescientific basis. Cambridge UniversityPress. Cambridge

36. International Assessment of AgriculturalKnowledge, Science and Technology forDevelopment 2008 www.agassessment.orgAccessed 18 August 2008

37. International Finance Corporation 2006Creating business opportunity throughimproved animal welfare. www.ifc.orgAccessed 12 November 2007

38. International Finance Corporation 2007Animal welfare in livestock operations.www.ifc.org Accessed 12 November 2007

39. International Working Group on Animals inDisasters 2008 Protecting animals fromdisasters. World Society for the Protectionof Animals. London

40. Jo H, Park Y and colleagues 2006 Farmanimal welfare in South Korea. AnimalFreedom Korea

41. JowitJ 2008 UN says eat less meat to curbglobal warming. Observer 7 September: 1

42. Keep Antiobiotics Working 2004 Thecampaign to end antibiotic overuse. www.Keepantibioticsworking.com Accessed 26February 2008

43. Kitchen RD, Broom DM & Phillips CJC2004 Links between animal health andanimal welfare: The effects of transport onanimals. Eurogroup for Animals Welfare,Brussels

44. Kusina JF, Kusina NT & Mhlanga J 2000Poultry production in Mashonaland CentralProvince: the role of and opportunities forwomen. Integrated Crop-LivestockProduction in Smallholder FarmingSystems in Zimbabwe, Proceedings of aReview Workshop in Zimbabwe pp 247-264

45. Lanier JL, Nierenberg D, Bowles D,Sherwood L, StahleG, Huertas G,Mackensen H, & Roeder L 2008 Farmanimals and climate change. A report tothe UN Secretary General called for in theDeclaration of te 60th UN DPI/NGOConference www.climatecaucus.net/livestock.htm Accessed 19 August 2008

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM30

Page 31: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

46. McMichael AJ, Powles JW, Butler CD &UAuy R 2007 Food, livestock production,energy, climate change, and halth. TheLancet 370: 1253-1263

47. Millenium Assessment Report 2005Ecosystems and human well-being:biodiversity synthesis. Wolrd ResourcesInstitute

48. Mills F 2000 Hog Tide – hurricanesbrought vast environmental damage froNorth Carolina’s pork industry.findarticles.com/p/articles/mi_m1525/is_1_85/ai_62828626 Accessed 11 March 2008

49. National Research Council 1981 Effects ofenvironment on nutrient requirements ofdomestic animals. Subcommittee onEnvironmental Stress, Committee ofAnimals Nutrition, National ResearchCouncil p. 186. National Academy Press,Washington DC

50. Neumann CG, Bwibo NO, Murphy SP,Sigman M, Whaley S, Allen LH, Guthrie D,Weiss RE & Demment MW 2003 Animalsource foods improve dietary quality,micronutrient status, growth and cognitivefunction in Kenyan school children:Background, study design and baselinefindings Journal of Nutrition 133: 3941S-3949S

51. New Scientist 2005 Editorial: Bird fluoutbreak could kill 1.5 billion people. NewScientist 2485: 5

52. Nierenberg D & Garces L 2005 Industrialanimal agriculture – the newxt globalhealth crisis? World Society for theProtection of Animals, London

53. Novotny, Imhoff KR, Olthof M, & KrenkelPA 1989 Handbook of urban drainage andwastewater. Wiley, New Yor.

54. OIE (World Organisation for Animal Health)2008 Terrestrial Animal Health Code,Section 3.7 Animal Welfare www.oie.int/eng/normes/mcode/en_titre_3.7htmAccessed 13 August 2008

55. Olsson A 2008 Grow meat, but off thebone. New Scientist 5 July: 18

56. Owen E, Kitalyi A & Smith T (eds) 2005Livestock and wealth creation: improvingthe husbandry of animals kept byresource-poor people in developingcountries. Nottingham University Press,Nottingham.

57. Patel R 2008 Is meat off the menu? www.Guardian.co.uk/lifeandstyle/2008/jun/22/foodanddrink.food Accessed 8 September2008

58. Pennington Group 1997 Report on theciscumstances leading to the 1996outbreak of infection with E. coli 157 incentral Scotland, the implications for foodand safety and the lesson to be learned.The Stationery Office, Edinburg.

59. Pew Commission 2008 Putting meat on thetable: Industrial farm animal production inAmerica. www.ncifap.org/index.html ThePew Charitable Trusts & Johns HopkinsBloomberg School of Public Health.Accessed 13 August 2008

60. Pretty JN 2007 The earth only endures: onreconnecting with nature and our place in it.Earthscan.

61. Pretty JN & Hine RE 2001 Reducing foodpoverty with sustainable agriculture. UKDepartment of International Development,London

62. Pretty JN, Brett C, Gee D, Hine R, MasonCF, Morison JIL, Raven H, Rament M & vander Bijl G 2000 An assessment of the totalexternal costs of UK agriculture.Agricultural Systems 65: 113 – 136

63. Randall K 1999 North Carolina hurricaneflooding-the manmade component of anatural disaster.www.wsws.org/articles/1999/sep1999/nc-s28html Accessed 11March 2008

64. Renton A 2008 Rice crisis. Observer FoodMonthly 88: 40 – 47.

65. Rivera JA & Habicht JP 2002 Effect ofsupplementary feeding on the prevention ofmild-to-moderate wasting in conditions ofendemic malnutrition in Guatemala. Bulletinof the World Health Organisation 80www.scielosp.org/scielo.php?Script=sci_arttext&pid=S0042-96862002001200005#a1 Accessed 14August 2008

66. Second World Water Forum 2000 Worldwater challenges for the twenty-first centurywww.waternunc.com/gb/secWWF.thmAccessed 12 November 2007

67. Sere C & Steinfeld 1996 World Livestockproduction systes: Current status, issues,and trends. FAO Animal Production andHealth Paper 127, Rome

68. Smil V 1991 General energetic, energy inthe biosphere and civilization. Wiley, NewYork

69. Steinfeld H, Gerber P, Wassenaar T, CastelV, Rosales M & de Haan C 2006Livestock’s Long Shadow: environmentalissues and options. FAO AgricultureOrganisation, Rome

70. Strategy Unit 2008 Food matters: Towardsa strategy for the 21st Century.www.cabinetoffice.gov.uk/stagey/work/areas/food_policy.asp Accessed 18 August2008

71. Thomas DS 2002 Sand, grass, throns, andcattle. In Sportn D & Thomas DSG (eds)Sustainable livehoods in Kalaharienvironments: Contributions to globaldebates. Oxford University Press, NewYork.

72. Tran Thi Dan, Thai Anh Hoa, Le QuagHung, Bui Min Tri, Ho Thi Kim Hoa, LeThanh Hien, & Nguyen Ngoc Tri 2003LEAD pilot project on the Areas-wideintegration (AW) of specialized crop andlivestock activities in Vietnam. In Narrod C& Gerber P (eds), LEAD, FAO, Rome

73. Turner WR., Brandon K, Brooks TM,Costanza R, dan Foscensa GAB & PortelaR 2007 Global conservation of biodiversityand ecosystem services. BioScience 57:868-873

74. United Nations 2005 UN MilleniumDevelopment Goals. www.un.org/milleniungoals Accessed 12 Nov 2007

75. US Census Bureau 2008 InternationalData Base www.census.gov/ipc/www./idb/Accessed 20 February 2008

76. US Environmental Protection Agecy 2007Inventory of US greenhouse gas emissionsand sinks: 1990-2005. EnvironmentalProtection Agency, Washington DC

77. Vannuccini S 2004 Overview of fishproduction, utilization,consumption andtrade. FAO Fishery Information, Data andStatistics Unit.

78. Vargas-Lundius R & Ypeij A 2007 Polishingthe stone: A journey through the promotionof gender equality in devopment projectswww.ifad.org/pub/gender/polishing/polishing.pdf Accessed 14 August 2008

79. Weber CL & Matthews HS 2008 Food-miles and the relative climate impacts offood choices in the United States.Environmental Science and Technology 42:3508-3513

80. Williams AG, Audsley E & Sandars Dl 2006Determining the environmental burdensand resource use in the production ofagricultural and holticultural commodities.Main report, Defra Research ProjectsISO205. Cranfield University and Defra,Bedford. Available onwww.silsoe.cranfield.ac.uk, andwww.defra.gov.uk

81. World Resources Institute 2006 Nutrition:Grain fed to livestock as per cent of totalgrain consumed, earthtrends.wri.org/text/agriculture-food/variable-2302.htmlAccessed 29 February 2008

82. World Society for the Protection of Animals2008 Universal Declaration on AnimalWelfare.www.udaw.org Accessed 28August 2008

83. World Widlife Fund 2005 Aboutecoregions. www.worldwidelife. Org/ecoregions Accessed 3 March 2008

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM31

Page 32: Menggerogoti Masa Depan Kita · PDF fileadanya bukti kedokteran yang dipublikasikan dalam jurnal bergengsi menunjukkan bahwa pengurangan konsumsi daging mengurangi resiko terkena penyakit

WSPA International89 Albert EmbankmentLondon, SE1 7TPUnited KingdomT: +44 0207 587 5000F: +44 0207 587 5057E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA AfricaPO Box 105476Dar es SalaamUnited Republic of TanzaniaT: +255 22 270 1032F: +255 22 270 1033E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA Asia19th FloorOlympia Thai Tower444 Ratchadaphisek RoadHuay Kwang, Bangkok 10310ThailandT: +66 2 513 0475F: +66 2 513 0477E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA AustraliaGPO Box 3294Sydney, NSW 2001AustraliaT: +61 2 9902 8000F: +61 2 9906 1166E: [email protected]: www.wspa.org.au

WSPA BrazilAv. Princesa Isabel323 - 8 andarCopacabana22011-901Rio de JaneiroBrazilT: +55 21 3820 8200F: +55 21 3820 8229E: [email protected]: www.wspabrasil.org

WSPA Canada90 Eglinton Ave. E. Suite 960TorontoOntarioM4P 2Y3CanadaT: +1 416 369 0044F: +1 416 369 0147E: [email protected]: www.wspa.ca

WSPA Control America, Mexicoand The CaribbeanMall Paseo las Flores BusinessCenter 5th FloorApartado Postal 516-3000HerediaCosta RicaT: +506 2562 1200F: +506.2260 1225E: [email protected]: www.wspa.or.cr

WSPA China501B, Dong Wai Diplomatic BuildingNo. 23, Dongzhimen Wai AvenueBeijing, 100600ChinaT: +86 10 85325211 - 8008F: +86 10 85324211E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA GermanyKaiserstraB2 2253113, BonnGermanyT: +49 228 956 3455F: +49 228 956 3454E: [email protected]: www.wspa.de

WSPA India906, 9th FloorInternational Trade TowerNehru PlaceNew Delhy - 110019IndiaT: +91 11 46539341F: +91 11 46539345E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA Middle East89 Albert EmbankmentLondon, SE1 7TPUnited KingdomT: +44 0207 587 5000F: +44 0207 793 0208E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA NetherlandsBenoordenhoutseweg 232596 BA Den HaagThe NetherlandsT: +31 70 314 2800F: +31 70 314 2809E: [email protected]: www.wspa.nl

WSPA New ZealandPrivate Bag 93220Parnell 1151AucklandNew ZealandT: +64 9 309 3901F: +64 9 336 1947E: [email protected]: www.wspa.org.nz

WSPA NordicVesterbrogade 34, 11620 Copenhagen VDenmarkT: +45 33 93 7212F: +45 33 93 7210E: [email protected]: www.wspa.dk

WSPA South AmericaCarrera 13 #29-21 Of.234Manzana 1, Parque CentralBavariaBogotaColombiaT/F: +571 285 5472T/F: +571 285 5748E: [email protected]: www.wspa-international.org

WSPA UK89 Albert EmbankmentLondon, SE1 7TPUnited KingdomT: +44 0207 587 5000F: +44 0207 793 0208E: [email protected]: www.wspa.org.uk

WSPA USALincoln Plaza89 South StreetSuite 201Boston MA 02111USAT: +1 617 896 9214F: +1 617 737 4404E: [email protected]: www.wspa-usa.org

Indonesia.pmd 3/6/2009, 10:52 AM32