menghitung link budget wireless

17
MENGHITUNG LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WLAN MENGGUNAKAN RADIO MOBILE Naskah Publikasi diajukan oleh Kristianto Wibowo 07.01.2400 M. Marchaban 07.01.2404 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011

Upload: khadik-ayahna-azizi

Post on 02-Jan-2016

155 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

link budget wireless

TRANSCRIPT

Page 1: Menghitung Link Budget Wireless

MENGHITUNG LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WLAN MENGGUNAKAN RADIO MOBILE

Naskah Publikasi

diajukan oleh

Kristianto Wibowo 07.01.2400

M. Marchaban 07.01.2404

kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

2011

Page 2: Menghitung Link Budget Wireless
Page 3: Menghitung Link Budget Wireless

CALCULATING LINK BUDGET FOR WLAN RADIO CONNECTION USING RADIO MOBILE

MENGHITUNG LINK BUDGET UNTUK KONEKSI RADIO WLAN MEN GGUNAKAN

RADIO MOBILE

Kristianto Wibowo

M. Marchaban Jurusan Teknik Informatika

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

For outdoor wireless LAN installation we need calculate the transmit distance, Free Space Loss (FSL) that is decreasing the transmit power in the air after traveling a certain distance, the Fresnel Zone Clearence (FZC) to estimate the required height for antenna so the antenna is not blocked any obstacle and System Operating Margin (SOM) to ensure a good signal transmision and the capital that must be paid for the installation of the Wireless LAN. This is called Link Budget calculations.

Research on the Link Budget calculations performed using the method of direct observation was conducted at research sites are in SMK Ma'arif Kota Mungkid. This study also uses a library method that refers to the sources of the article a few authors.

Link Budget Calculation using Radio Mobile software helps administrator network in calculating a wireless LAN network connection that have a distance far enough for the resulting connection can pass data to the maximum.

Keyword : Wireless LAN, Local Area Network, Link Budget, Wireless Network, Internet.

Page 4: Menghitung Link Budget Wireless

1. Pendahuluan Dewasa ini teknologi komputer berkembang sangat pesat. Perkembangan

tersebut memacu untuk menghadirkan teknologi sampai ke daerah terpecil di pedesaan meskipun mengalami kendala yang cukup berat untuk mencapai ke sana. Salah satu cara guna mengusung teknologi sampai ke daerah – daerah adalah menggunakan teknologi WLAN.Untuk mendapatkan sebuah koneksi jaringan WLAN perlu adanya perencanaan agar jaringan dapat terhubung dengan baik dan mendapatkan performa yang memuaskan dengan menghitung Link Budget.

Link Budget adalah perhitungan dari kekuatan (gain) dan hambatan (loss) dari pemancar ( transmitter), ke penerima ( receiver ) dengan memasukkan parameter – parameter tertentu pada sistem gelombang radio WLAN guna mencapai SNR (Signal-to-Noise Ratio).SNR ialah Perbandingan (ratio) antara kekuatan Sinyal (signal strength) dengan kekuatan Derau (noise level). Nilai SNR dipakai untuk menunjukkan kualitas jalur (medium) koneksi. Makin besar nilai SNR, makin tinggi kualitas jalur tersebut. Artinya, makin besar pula kemungkinan jalur itu dipakai untuk lalu - lintas komunikasi data & sinyal dalam kecepatan tinggi yang diinginkan di receiver.

2. Landasan Teori

Wireless LAN merupakan salah satu aplikasi pengembangan dari wireless yang

digunakan untuk komunikasi data, sesuai dengan namanya wireless yang artinya tanpa kabel, wireless LAN adalah jaringan lokal tanpa kabel dalam satu ruangan, kantor, wilayah, dan bahkan antar kota. Lokal area tidak lagi terbatas diukur dengan menggunakan satuan kaki atau meter, tetapi mil atau kilometer. Infrastrukturnya tidak lagi harus ditanam dibawah tanah atau berada dibalik dinding.

Sistem koneksi wireless LAN adalah dengan menggunakan gelombang elektromagnetik untuk mengirim dan menerima data lewat media udara, dengan komunikasi jaringan yang menggunakan media tanpa kabel, maka diharapkan wireless LAN dapat meminimalisasikan kebutuhan untuk komunikasi menggunakan kabel walaupun penggunaan kabel masih tetap ada dalam mendukung aplikasi wireless LAN.

Untuk pemasangan wireless LAN (WLAN) pada outdoor kita perlu memperhitungkan jarak pancar yang dapat dijangkau oleh radio dan juga modal yang harus dikeluarkan untuk pemasangan radio tersebut. Inilah yang disebut perhitungan Link Budget.

Ada beberapa parameter kritis yang memerlukan perhitungan yang baik untuk meyakinkan sistem itu agar dapat bekerja dengan baik, diantaranya:

• Free Space Loss (FSL), untuk memperkirakan kemungkinan penurunan daya pancar setelah menempuh jarak tertentu.

• Fresnel Zone Clearence (FZC), untuk memperkirakan tinggi tiang antenna yang diperlukan agar antenna tidak terhalang apapun.

• System Operating Margin (SOM), yang termasuk dalam perhitungan SOM diantaranya: Kekuatan daya pancar dari antena, jenis antena, serta panjang dan jarak kabel coaxial, Dengan menggunakan perhitungan ini, dapat memperhitungkan semuanya termasuk daya pancarnya untuk jarak yang diinginkan.

3. Gambaran Umum SMK Ma’arif Kota Mungkid Dan SMP N egeri 1 Muntilan

SMK Ma’arif Kota Mungkid terletak di Jl. Unus Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Sekolah Yang saat ini di pimpin oleh Bapak Drs. Sugeng Riyadi ini berdiri tahun 1987. Sekolah memberikan kesempatan pendidikan

Page 5: Menghitung Link Budget Wireless

kepada masyarakat dengan membuka dua program keahlian yaitu Teknik Kelistrikan dan Teknik Permesinan. Untuk menyelaraskan keinginan masyarakat tentang program keahlian Pemesinan, sejak tahun 1990 SMK Ma'arif hanya membuka satu program keahlian yaitu Teknik Pemesinan.

Pada tahun 2006 SMK Ma’arif Kota Mungkid menjadi salah satu sekolah kejuruan yang mempunyai tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi. Sehingga terpilih menjadi ICT Center untuk wilayah Kabupaten Magelang. Dengan terpilihnya SMK Ma’arif Kota Mungkid sebagai ICT Center Kabupaten Magelang, sekolah ini memiliki infrastruktur jaringan internet untuk di sebarluaskan ke sekolah – sekolah yang membutuhkan. Salah satunya adalah SMP N 1 Muntilan.

SMPN 1 Muntilan merupakan lembaga pendidikan menengah tingkat pertama tertua yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Magelang. SMPN 1 Muntilan memiliki sejarah yang cukup panjang dan sangat unik karena telah mengalami berbagai perubahan sebelum menggunakan nama yang sekarang ini sedang disandang.

Pada awalnya (sebelum tahun 1946) merupakan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pemda. Mulai tahun 1946 berganti nama menjadi SMP Negeri 1 Muntilan. Selanjutnya pada tahun 1971 mendapat predikat sebagai SMP Perintis, tahun 1978 sebagai SMP Teladan, tahun 2002 sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN), dan tahun 2008 oleh pemerintah ditetapkan sebagai salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Secara geografis, letak SMPN 1 Muntilan sangat strategis karena terletak di dalam kota Muntilan serta berada di jalan utama kota yaitu Jl. Pemuda No 161 Muntilan. Dengan letak yang strategis seperti itu, SMPN 1 Muntilan sangat accessible bagi siswa dan masyarakat di seluruh penjuru Kota Muntilan dan sekitarnya.

Sebagai sekolah yang telah mendapatkan akreditasi A dan memanggul status sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional), SMPN 1 Muntilan telah membekali siswa dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan DEPDIKNAS ditambah dengan kompetensi pendukung seperti bahasa asing, e-learning, internet, dan sebagainya. Selain itu, proses pembelajaran juga dilengkapi berbagai sarana yang memadai guna menunjang pencapaian kompetensi. Salah satunya adalah Laboratorium komputer yang terhubung ke Internet.

Koneksi Internet yang dipakai SMP Negeri 1 Muntilan ini menggunakan fasilitas yang telah di sediakan oleh Jardiknas yang berpusat di SMK Ma’arif Kota Mungkid selaku ICT Center Kabupaten Magelang.

4. Pembahasan

4.1. Survey Lokasi

Survey lokasi merupakan tahapan yang paling menentukan penyusun untuk

mengidentifikasi masalah yang ada dan hasilnya karena titik yang akan dikoneksikan

tempatnya berjauhan maka solusi yang digunakan untuk masalah tersebut adalah

teknologi WLAN. Untuk mengoptimalkan performa koneksi jaringan WLAN dengan cara

menghitung Link Budget terlebih dahulu. Pada tahap ini data-data di lokasi yang akan di

koneksikan dikumpulkan untuk memulai perhitungan link budget. Data – data yang

dikumpulkan antara lain:

4.1.1 Koordinat Lokasi

Tentukan koordinat lokasi dengan menandai menggunakan Global Positioning

System (GPS) di kedua titik yang akan di koneksikan. Sebelumnya, pastikan GPS sudah

mendapat sinyal yang bagus dari satelit dan toleransi jarak sekecil mungkin dari posisi

Page 6: Menghitung Link Budget Wireless

sebenarnya agar posisi yang kita menandai benar – benar sesuai dengan data yang di

terima GPS oleh satelit pemancar.

Gambar 4.1 GPS Marking

Hasil marking di GPS seperti pada gambar di atas sebagai berikut :

Koordinat Titik A : S07º 35’ 01.5’’ E110º 12’ 28.6’’

Koordinat Titik B : S07º 35’ 28.6’’ E110º 17’ 29.2’’

Ketinggian / Elevasi Titik A : 268 meter dpl.

Ketinggian / Elevasi Titik B : 368 meter dpl.

4.1.2 Jarak dan Arah

Untuk menentukan jarak dan arah dari titik A ke Titik B dan sebaliknya dapat

dilakukan dengan menggunakan GPS setelah kita menandai kedua titik yang akan kita

hubungkan. Dengan menggunakan Garmin GPSMAP 76CSx cara menentukan jarak

adalah dengan mencari waypoint hasil menandai yang telah di lakukan sebelumnya.

Setelah mendapatkan titik yang akan dituju maka akan terlihat jarak dan sudut

yang mengarah ke titik yang dituju.

Page 7: Menghitung Link Budget Wireless

Gambar 4.3 Waypoint

Dari gambar diatas di dapat keterangan bahwa jarak titik A dari posisi kita saat

ini, yaitu di titik B adalah 9.24 km. Sedangkan arahnya adalah 95º (utara = 0º ) dari titik

B. Sudut ini sangat penting untuk menentukan arah menggunakan kompas jika di daerah

tersebut buta arah.

Kemudian tekan tombol “Go To” untuk menentukan arah dengan kompas

berdasarkan sudut yang ada arah dari waypoint yang dituju.

4.1.3 Obstacle / Halangan

Obstacle/halangan terdekat yang ada disekitar lokasi yang memungkinkan

menjadi penghalang untuk konektifitas kedua titik:

Gambar 4.5 Obsatcle/Penghalang di Titik A

Page 8: Menghitung Link Budget Wireless

Gambar 4.6 Obsatcle/Penghalang di Titik B

Dari gambar diatas terlihat bahwa di sekitar titik A dan titik B terdapat halangan

yang akan mempengaruhi hasil koneksi wireless. Untuk tetap bisa memperolah minimal

60% fresnel yang merupakan batas minimal agar sinyal dapat bertemu dan

berkomunikasi, harus di ketahui ketinggian halangan terdekat yang ada di antara kedua

titik tersebut. Jika diasumsikan ketinggian penghalang sekitar 20 meter, tinggi antenna

harus melebihi penghalang tersebut, plus 3 meter jika menginginkan fresnel zone yang

utuh.

4.2. Perhitungan Link Budget

Link Budget adalah perhitungan dari kekuatan (gain) dan redaman (loss) dari

pemancar (transmitter), ke penerima (receiver) dengan memasukkan parameter –

parameter tertentu guna mencapai SNR (Signal-to-Noise Ratio). SNR ialah Perbandingan

(ratio) antara kekuatan Sinyal (signal strength) dengan kekuatan derau (noise level). Nilai

SNR dipakai untuk menunjukkan kualitas jalur (medium) koneksi. Makin besar nilai SNR,

makin tinggi kualitas jalur tersebut. Artinya, makin besar pula kemungkinan jalur itu

dipakai untuk lalu-lintas komunikasi data & sinyal dalam kecepatan tinggi yang

diinginkan di receiver.

4.2.1 Perhitungan Menggunakan Software Radio Mobile

Pada penghitungan link budget ini penulis menggunakan software Radio Mobile.

Radio Mobile merupakan software yang digunakan untuk simulasi sistem radio wireless.

Software ini dapat di gunakan untuk memprediksi performa link wireless. Radio Mobile

di lengkapi dengan peta digital dan Geographical Information System (GIS) sehingga

memungkinkan untuk melihat kontur tanah yang sesungguhnya. Dengan demikian

penghalang yang berupa bukit/gunung dapat terlihat dari software ini.

Page 9: Menghitung Link Budget Wireless

4.2.1.1 Instalasi Radio Mobile

1) Untuk dapat menjalankan software Radio Mobile, komputer harus sudah

terinstal Visual Basic Runtime (Service pack 6). Kalau belum, download dan instal

Visual Basic Runtime (Service pack 6) dari situs Microsoft.com dengan alamat :

http://www.microsoft.com/downloads/details.aspx?FamilyID=7b9ba261-7a9c-

43e7-9117-f673077ffb3c&DisplayLang=en

2) Buat direktori di komputer untuk menempatakn software Radio Mobile.

Misalnya “C:\Radio Mobile”

3) Download dan ekstrak program Radio Mobile melalui situs

http://www.cplus.org/rmw/download/rmwcore.zip pada direktori yang telah di

buat sebelumnya.

4) Download dan ekstrak file bahasa yang di gunakan. Dalam hal ini penulis

menggunakan bahasa inggris :

http://www.cplus.org/rmw/download/rmw1074eng.zip.

4.2.1.2 Download Peta Digital

Jalankan program Radio Mobile dengan meng- klik 2 kali file rmweng.exe.

Kemudian pilih “Option” , “Internet”.

1) Plih menu “File”, “Map Properties”. Untuk mendapatkan peta yang di inginkan,

masukkan koordinat pusat peta yang akan didapatkan. Misalnya disini adalah

peta kabupaten Magelang radius 60 km dari pusat kota Magelang yang

mempunyai koordinat 7°28'52.51"S 110°12'49.68"E.

Gambar 4.8 Map Properties

2) Kemudian klik “Extract” . Program akan otomatis men- download peta digital

dari server yang telah di tentukan oleh program Radio Mobile. Salah satunya

adalah http://rmd.neoknet.com/srtm3/. Dan Hasilnya adalah Sebagai berikut:

Page 10: Menghitung Link Budget Wireless

Gambar 4.9 Peta Digital Kabupaten Magelang

4.2.2 Penambahan Unit

Unit ini yang penulis namakan sebagai Titik A dan Titik B hasil dari survey lokasi

yang telah di lakukan sebelumnya.

1) Pilih menu “File”, ”Unit Properties”. Masukkan nama dan koordinat Titik A dan

Titik B yang di dapat dari hasil marking menggunakan GPS dengan meng klik

tombol “Enter LAT LON or QRA”

Gambar 4.10 Koordinat Unit

4.2.3 Membuat Network / Jaringan

4.2.3.1 Parameter

Pilih Menu “File”,”Network Properties”. Disini kita menentukan unit yang telah

dibuat tadi untuk bergabung di jaringan mana.

Page 11: Menghitung Link Budget Wireless

Gambar 4.11 Network Parameter

1) Isikan nama Network yang diinginkan, penulis menggunakan nama “Net1”.

2) Minimun dan Maksimum Frekuensi adalah lebar frekuensi yang dipakai untuk

koneksi WLAN. Disini penulis menggunakan frekuensi 2.4GHz, sehingga Penulis

mengisikan parameter untuk frekuensi sebagai berikut:

- Minimum frequency (MHz) : 2400

- Maximum frequency (MHz) : 2499

3) Surface refractivity adalah ukuran pembiasan udara diatas permukaan tanah.

Parameter ini di isikan default yaitu 301.

4) Ground Conductivity adalah sifat konduktif tanah. Parameter ini sangat

menentukan refleksi gelombang radio di tanah. Secara umum, semakin

konduktif medan semakin besar risiko redaman yang terjadi. Parameter ini juga

isi sesuai default.

5) Relative Ground Permittivity. Isi yang di sarankan untuk ukuran rata rata adalah

15.

6) Climate/iklim juga mempengaruhi sinyal radio wireless yang di pancarkan. Oleh

karena itu perlu di perhatikan lokasi pemasangan WLAN. Dalam hal ini penulis

berada di daerah Continental Temperate yang merupakan daerah yang tidak

terlalu kering (gurun) dan tidak terlalu basah (laut).

7) Polarisasi Antena dapat menggunakan Horizontal atau Vertikal. Penentuan

polarisasi berdasarkan hasil survey lokasi apakah kondisi lapangan

memungkinakan untuk di lewati sinyal vertikal yang tentunya mempunyai beam

yang lebih lebar daripada horizontal. Jika kondisi LOS sebaiknya menggunakan

polarisasi vertikal untuk memudahkan proses pointing antena.

8) Mode Variability adalah variabel lain di luar teknis yang bisa mengganggu kinerja

sinyal radio.

9) Additional Loss adalah redaman yang diakibatkan oleh :

- City / Kota / bangunan / gedung bertingkat.

- Forest (hutan) / pepohonan.

Page 12: Menghitung Link Budget Wireless

Di sesuaikan dengan lokasi dari hasil survey. Berapa persen nilai redaman city atau forest

diisikan pada parameter ini.

4.2.3.2 Topology

Topology yang dipakai disini adalah Data net, star topology (Master/Slave).

Topology ini sesuai dengan konsep WLAN yang juga menerapkan mode AP – Client.

4.2.3.3 System

Merupakan parameter sistem radio yang di gunakan. Sistem radio ini berupa

access point, antenna, dan redaman kabel yang digunakan. Pengisian parameter ini

tergantung alat yang digunakan. Dalam hal ini penulis menggunakan radio CM9, antenna

corner semi parabolic, dan kabel coaxial.

Spesifikasi teknis:

o CM9

Transmit Power : 18 dBm

Receive Treshold /Rx Sensitivity : -90 dBm

o Semi parabolic grid antenna

Antena Gain : 24 dBi

4.2.3.4 Membership

Pada parameter ini pilih unit yang tergabung dengan network “Net1” agar bisa

dilakukan simulasi konektifitas kedua titik tersebut. Berdasarkan survey lokasi, unit yang

di dapatkan adalah Titik A dan Titik B. Titik A merupakan Access Point yang akan di

associate oleh klien (Titik B) sehingga pada parameter ini Titik A bertindak sebagai

master dan menggunakan sistem radio CM9 dan antenna Corner.

Antenna Corner adalah sebuah antenna pengarah, jadi arahnya harus di pastikan

terlebih dahulu agar tidak mengarah kearah lain. Disini Arah antenna di arahkan ke Titik

A. Titik B adalah klien, sehingga pada parameter ini Titik B bertindak sebagai Slave,

menggunakan system radio dan antenna yang sama dengan Titik A dan antenna

mengarah ke Titik A.

4.2.3.5 Pengujian Link

Setelah semua parameter dimasukkan sesuai hasil survey lokasi dan spesifikasi

alat, tahap berikutnya adalah pengujian link dari Titik A ke Titik B. Dengan pengujian ini

semua paramater yang telah di masukkan tadi akan sangat mempengaruhi sinyal radio.

Pengujian dengan menggunakan menu Radio Link. Pilih menu “Tool”, “Radio Link” maka

akan muncul seperti pada gambar di bawah ini:

Page 13: Menghitung Link Budget Wireless

Gambar 4.16 Radio Link

Dari pengujian diatas didapat data – data sebagai berikut:

Free Space Loss : 119.3 dB

Fresnel Zone : 2.9 m

Rx Signal Level : -61 dBm

4.3. System Operating Margin (SOM)

Dari data diatas kita dapat menentukan System Operating Margin (SOM) yang

merupakan ukuran untuk baik buruknya koneksi WLAN yang akan kita pasang. Koneksi

yang baik harus menghasilkan SOM antara 10 – 15dBm. Perhitungan SOM adalah

sebagai berikut :

SOM = Rx Signal Level - Rx Sensitivity

SOM = -61dBm – (-90dBm) = 29dBm

Hasil perhitungan SOM diatas menunjukan nilai 29dBm dimana telah melebihi

batas minimal nilai SOM yang di butuhkan, sehingga koneksi sangat layak di gunakan.

4.4. Pemasangan di Lapangan

4.4.1. Konfigurasi Radio WLAN Di Titik A

Titik A sebagai pemancar / transmitter (Tx), sehingga mode radio yang di

gunakan adalah “ap bridge”. Selain itu band, frequency, dan SSID diset pada radio ini.

Berikut konfigurasi selengkapnya:

Page 14: Menghitung Link Budget Wireless

[admin@ap smk maarif] >/ interface wireless set wlan3 name="wlan3” radio-

name="Ap Maarif" mode=ap-bridge ssid="icttomuntilan" frequency=2412

band=2.4ghz-b/g antenna-mode=ant-a wds-mode=disabled wds-default-

bridge=bridge-wlan3 hide-ssid=no preamble-mode=long comment="smp 1

Muntilan" disabled=no

Untuk keamanan masukkan alamat MAC interface wlan di access point Titik B ke

dalam access list di access point Titik A :

[admin@ap smk maarif] > / interface wireless access-list add mac-

address=00:0C:42:65:EF:28 interface=wlan3 authentication=yes

forwarding=yes ap-tx-limit=0 client-tx-limit=0 private-algo=none private-

key="" comment="RBMuntilan" disabled=yes

Tambahkan interface bridge dan bridge port untuk menghubungkan interface

wlan dengan Ethernet :

[admin@ap smk maarif] >/ interface bridge add name="bridge-wlan3"

arp=enabled stp=yes disabled=no

[admin@ap smk maarif] >/ interface bridge port add interface=wlan3

bridge=bridge-wlan3 disabled=no

[admin@ap smk maarif] >/ interface bridge port add interface=ether1

bridge= bridge-wlan3 disabled=no

Tambahkan IP Address di interface Ethernet untuk keperluan console :

[admin@ap smk maarif] >ip address add address=11.11.11.1/30

interface=ether1

4.4.2. Konfigurasi Radio WLAN Di Titik B

Titik B sebagai penerima / receiver (Rx), mode radio yang di gunakan adalah

“station”. Radio ini bertindak sebagai klien, sehingga parameter – parameter seperti

band, frequency, dan SSID di set sesuai dengan radio AP. Berikut konfigurasi

selengkapnya pada Titik B :

[admin@BTSMuntilan] >/ interface wireless set wlan3 name="wlan1” radio-

name="to maarif" mode=station ssid="icttomuntilan" frequency=2412

band=2.4ghz-b/g antenna-mode=ant-a hide-ssid=no preamble-mode=both

disabled=no

Setelah koneksi kedua radio WLAN terhubung dan sudah memenuhi Link Budget

yang telah dihitung sebelumnya,masukkan konfigurasi ip address yang terhubung ke

internet :

[admin@BTSMuntilan] >/ip address add address=192.168.91.2/29

interface=wlan1

Tambahkan ip address untuk komputer lokal yang yang digunakan untuk sharing ke

komputer – komputer yang nantinya akan dihubungkan ke Internet :

Page 15: Menghitung Link Budget Wireless

[admin@BTSMuntilan] >/ip address add address=200.177.10.1/24

interface=ether1

Menentukan default gateway :

[admin@BTSMuntilan] >/ip route add dst-address=0.0.0.0/0

gateway=192.168.91.1

Menentukan alamat DNS :

[admin@BTSMuntilan] >/ip dns set allow-remote-requests=yes

servers=10.40.109.254

Agar koneksi internet dapat di share ke banyak computer di bawahnya, buat

masquerade untuk ip lokal :

[admin@BTSMuntilan] >/ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat

comment="" disabled=no out-interface=wlan1

4.4.3. Hasil Konektivitas Radio WLAN

Hasil yang didapat pada pemasangan di lapangan adalah sebagai berikut :

[admin@BTSMuntilan] > interface wireless monitor 0

Status : connected-to-ess

Band : 2.4ghz-g

Frequency : 2412MHz

tx-rate : "36Mbps"

rx-rate : "24Mbps"

ssid : "icttomuntilan"

signal-strength : -64dBm

tx-signal-strength : -66dBm

signal-to-noise : 30dB

tx-ccq : 35%

rx-ccq : 39%

Dari statistik diatas sinyal WLAN yang didapatkan di receiver / Titik B adalah -64dBm.

4.5 Perbandingan Link Budget Dengan Pemasangan Di Lapangan

Pada perhitungan Link Budget menggunakan software Radio Mobile didapat

sinyal yang diterima di Titik B / receiver adalah -61dBm. Sedangkan pada pemasangan

sesungguhnya di lapangan didapat sinyal -64dBm. Di sini terjadi perbedaan antara

perhitungan secara teori dengan praktek di lapangan. Perbedaan ini terjadi karena

beberapa factor, antara lain :

Page 16: Menghitung Link Budget Wireless

1. Kondisi geografis di lapangan jelas berbeda dengan parameter yang di masukkan

ke dalam software, karena pada perhitungan menggunakan software hanya

berupa perkiraan.

2. Perangkat yang terpasang di lapangan ada kemungkinan mengalami

ketidaksesuaian dengan parameter yang dimasukan ke dalam perhitungan

menggunakan software Radio Mobile.

3. Faktor arah pointing yang belum maksimal.

4. Faktor sumber daya manusia yang berbeda - beda.

Terlepas dari faktor – faktor diatas, hasil yang didapat dari simulasi menggunakan software dengan praktek dilapangan terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Sehingga penggunaan software untuk simulasi sebelum pemasangan langsung di lapangan akan sangat membantu.

5. Penutup

Dalam implementasi WLAN (Wireless Local Area Network), Link Budget merupakan salah satu cara untuk menetukan parameter-parameter perangkat radio guna memenuhi standar dan persyaratan mampu tidaknya sebuah link wireless dilewati data. Terdapat sedikit perbedaan antara perhitungan menggunakan Radio Mobile dengan hasil pemasangan di lapangan. Perbedaan tersebut terjadi karena beberapa faktor, antara lain kondisi geografis dilapangan, kondisi perangkat yang digunakan, faktor penentuan arah antenna, dan sumber daya manusia.

Meskipun terdapat perbedaan, tapi tidak terlalu signifikan sehingga penggunaan software Radio Mobile sangat membantu untuk menentukan System Operating Margin (SOM) dalam perhitungan Link Budget sebuah pemasangan koneksi jaringan nirkabel jarak jauh.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. Andhi Setianto, Laporan Praktek Industri Pada PT. Global Prima Utama.

2. Mike Outmesguine, (2004) Wi-Fi Toys, Wiley Publishing Inc. Indianapolis.

3. http://www.pataka.net/2006/07/07/panduan-praktis-instalasi-wireless-lan/

4. http://www.cplus.org/rmw/howto.html

5. http://www.cplus.org/rmw/rme.html

6. http://www.g3tvu.co.uk/Base_Network_Settings.htm#Network_Properties_Pa

ne:_

7. http://radiomobile.pe1mew.nl/

8. http://onno.vlsm.org/v10/onno-ind-2/physical/wireless/

9. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?submit.x=19&submit.y=17&submit=prev&

Page 17: Menghitung Link Budget Wireless

page=18&qual=high&submitval=prev&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Felkt%2

F2008%2Fjiunkpe-ns-s1-2008-23402094-9785-yagi-chapter2.pdf

10. http://www.scribd.com/doc/7090667/Link-Budget-for-Dummies