mengoptimalkan hasil pembelajaran lempar …/meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk...

67
MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: LISYUNANI K 4605030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: duongkhue

Post on 03-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

GAYA HOP STEP DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA

PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

LISYUNANI

K 4605030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

ii

MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING

GAYA HOP STEP DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA

PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

LISYUNANI K 4605030

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2010

Page 3: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Sarwono, M.S Drs. Waluyo M.Or NIP. 19600614 198603 1002 NIP. 19660307 199403 1002

Page 4: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs.H.Agus Margono, M.Kes

Sekretaris : Drs.H.Wahyu Sulistyo, M.Kes

Anggota I : Drs. Sarwono, M.S Anggota II : Drs. Waluyo, M.Or

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

Page 5: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

v

ABSTRAK

Lisyunani MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWIT BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) Mendeskripsikan prosedur

pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan

bermain. 2) Membandingkan hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop step

dengan pendekatan bermain dan pendekatan konvensional pada siswa putra kelas

VII SMP N 1 Sawit Boyolali.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen Kuasi (PEK). Subyek

dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VII A dan VII B SMP Negeri 1

Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 36 orang. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan pengukuran lempar lembing

gaya hop step. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Statistik

Deskriptif dan (2) Analisis Statistik Inferensial.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Prosedur pelaksanaan

pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan bermain

dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang

dirancang oleh peneliti dalam bentuk rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).

RPP ini dibuat selama 4 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama menggunakan

bentuk pengembangan kebugaran jasmani, pada pertemuan kedua bentuk

pengembangan skill, pertemuan ketiga bentuk pengembangan kerja sama ,

sedangkan pertemuan keempat menggunakan bentuk pengembangan sikap

kompetitif.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh nilai rata-rata lempar

lembing gaya hopstep kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-

rata lempar lembing gaya hopstep kelompok kontrol atau 17,0000 > 15,7556.

Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa “Pendekatan pembelajaran lempar lembing

gaya hopstep dengan pendekatan bermain memberikan pengaruh yang signifikan

Page 6: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

vi

terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hopstep pada siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun 2009”, dapat diterima.

Page 7: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

vii

MOTTO

v Janganlah sia-siakan waktu dan kesempatan yang ada di depanmu

v Menunda suatu pekerjaan berarti menabung beban, jadi gunakan waktu luangmu sebaik-baik mungkin.

v Sedikit bicara dan banyak usaha lebih baik dari pada banyak bicara sedikit usaha.

Page 8: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Kedua Orang Tuaku tercinta

Kakakku Yang Selalu Mendukungku

Saudaraku Yang Mendukungku

My Lovely

Teman-teman BAC yang Imud

Teman-teman Angkatan 2005

Almamater

Page 9: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr.H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd sebagai dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes sebagai ketua Jurusan Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

3. Drs. H. Sunardi, M.Kes sebagai ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Sarwono, M.S sebagai pembimbing I yang dengan sabar memberikan

bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Drs. Waluyo, M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala SMP Negeri 1 Sawit Boyolali yang telah memberikan ijin untuk

mengadakan penelitian.

7. Guru Penjasorkes SMP Negeri 1 Sawit Boyolali Bapak Rendra Agung.P, S.Pd

yang telah membantu penelitian hingga selesai.

8. Siswa putra kelas VII A&B SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran

2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

9. Serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Page 10: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

x

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juli 2010

LISYUNANI

Page 11: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xi

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL ................................…………………………………………………

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................…………………………………………

ABSTRAK .................……………………………………………………….

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………..

KATA PENGANTAR ..................................………………………………..

DAFTAR ISI ......................................……………………………………….

DAFTAR TABEL ...................................……………………………….......

DAFTAR GAMBAR ...............................…………………………………...

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

B. Identifikasi Masalah ..……………………………………………

C. Pembatasan Masalah ...................……………………………….

D. Perumusan Masalah ......………………………………………….

E. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

F. Manfaat Penelitian .....…………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Lempar Lembing…………………………………………….

a. Lempar Lembing Gaya Hop Step……………..…………

b. Teknik Lempar Lembing Gaya Hop Step………………..

2. Hakikat Pembelajaran Atletik dengan Pendekatan Bermain...

a. Pengertian Bermain………………………………………

b. Bermain Sambil Belajar .................................................

c. Aspek-Aspek yang Dikembangkan dari Bermain….......

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

xi

xiii

xiv

xv

1

1

6

6

7

7

7

8

8

8

8

9

10

10

11

12

Page 12: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xii

d. Pengembangan Dimensi Permainan Atletik....................

3. Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan

Pendekatan Bermain……….................................................

a. Pendekatan Bermain……………………………………

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop

Step dengan Pendekatan Bermain.….………...................

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lempar

Lembing Gaya Hop Step dengan Pendekatan Bermain....

B. Kerangka Berpikir .......…………………………………………

C. Perumusan Hipotesis……………………………………………..

BAB III METODE PENELITIAN .............…………………………………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………

C. Variabel Penelitian………………………………………………

D. Definisi Operasional Variabel…………………………………..

E. Subyek Penelitian……………………………………….............

F. Teknik Pengumpulan Data ............…………………………….

G. Teknik Analisis Data....................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................

A. Deskripsi Data ...............………………………………………

B. Uji Reliabilitas…………………………………….....................

C. Analisis Statistik Inferensial..........................................................

D. Pengujian Hipotesis.....................................................................

E. Pembahasan..................................................................................

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN.................................

A. Kesimpulan.................................................................................

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN.........................…………………………………………………

14

16

16

18

21

23

25

26

26

26

27

28

30

30

31

40

40

42

42

47

48

50

50

50

51

52

54

Page 13: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Hasil Tes Awal Lempar Lembing pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol..............................................................................

Hasil Tes Akhir Lempar Lembing pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol..............................................................................

Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir.................................

Hasil Analisis Model Regresi Kelompok Eksperimen.......................

Hasil Analisis Model Regresi Kelompok Kontrol..............................

Hasil Anova untuk Uji Keberartian Koefisien Regresi pada

Kelompok Eksperimen.......................................................................

Hasil Anova untuk Uji Keberartian Koefisien Regresi pada

Kelompok Kontrol..............................................................................

Hasil Uji Liniearitas Model Regresi pada Kelompok Eksperimen...

Hasil Uji Liniearitas Model Regresi pada Kelompok Kontrol..........

Hasil Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol.......................................................................

Hasil Analisis Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.................................

41

41

42

43

43

44

44

45

45

46

46

Page 14: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Gaya Hop Step......................

Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Bermain..........

Desain Penelitian PEK.......................................................................

Lembar Observasi dan Persentase......................................................

Ketentuan Ketuntasan Belajar............................................................

Rancangan Analisis Kovarian Dalam PEK........................................

Tes Lempar Lembing Gaya Hop Step................................................

Pengambilan Data Pretest...................................................................

Pengambilan Data Posttest.................................................................

Pemanasan Pengembangan Kebugaran Jasmani................................

Melempar Botol Menggunakan Bola Berekor...................................

Melempar Bola Berekor Kearah Sasaran Ban Bekas........................

Pemanasan Pengembangan Skill........................................................

Melempar Bola Basket Secara Berpasangan....................................

Melempar Sasaran ( Kotak Kardus ) Menggunakan Bola Berekor....

Pemanasan Pengembangan Kerjasama..............................................

Permainan Bola Hadang.....................................................................

Pemanasan Pengembangan Kompetitif..............................................

Permainan Lomba Melempar Bola Basket ke Sasaran Dinding........

Permainan Lomba Melempar Bola ke Ban Bekas.............................

10

21

27

32

34

35

55

102

102

103

103

104

104

105

105

106

106

107

107

108

Page 15: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1

2

3

4

5

Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Lempar Lembing Gaya

Hop Step.............................................................................................

Silabus.................................................................................................

Analisis Statistik Deskriptif................................................................

Analisis Statistik Inferensial...............................................................

Dokumentasi Penelitian......................................................................

54

56

81

84

102

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian yang mempunyai peran penting

untuk mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang

diperoleh melalui pendidikan jasmani. Secara umum manfaat pendidikan jasmani

di sekolah untuk memenuhi kebutuhan anak dalam bergerak, mengenalkan anak

pada lingkungan dan potensi lainnya, menanamkan dasar-dasar keterampilan dan

menyalurkan energi yang berlebihan.

Secara umum manfaat yang diperoleh melalui pendidikan jasmani sangat

berguna untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat

multilateral. Oleh karena itu, program-progam dalam pendidikan jasmani harus

diarahkan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun pada

kenyataannya masih banyak pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani

kurang memberikan keleluasan gerak anak, sehingga hal ini akan berdampak pada

pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti dikemukakan Toho Cholik dan

Page 16: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xvi

Rusli Lutan (2001: 11) bahwa, “Pembatasan aktivitas gerak pada anak akan

merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Anak akan

kurang memiliki kekayaan dan keluwesan gerak yang sangat dibutuhkan untuk

menghadapi tuntutan gerak yang kompleks lebih lanjut”.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas

jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.

Bermain merupakan salah satu aktivitas atau kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

pada masa anak-anak. Seperti dikemukakan Agus Mahendra (2004: 4) bahwa,

“Bermain adalah dunia anak. Sambil bermain mereka belajar selama proses

pembelajaran terjadi. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam

dipelajarinya dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai

benda di lingkungan sekitarnya”.karena bermain merupakan bagian yang tidak

dapat dipisahkan pada masa anak-anak, maka dalam membelajarkan pendidikan

jasmani harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.

Perkembangan anak SMP masih senang dengan pembelajaran pendidikan

jasmani yang bersifat bermain. Namun pada kenyataannya, pembelajaran

pendidikan jasmani di SMP N 1 Sawit Boyolali masih menggunakan pendekatan

konvensional. Pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya masih berpusat

pada guru, yang mengutamakan penguasaan ketrampilan berolahraga, dan

menekankan penguasaan teknik dasar, sehingga kegiatan anak sama dengan

kegiatan yang dilakukan guru. Pembelajaran pendidikan jasmani yang seperti ini

mengakibatkan anak menjadi jenuh dan bosan, bahkan mengakibatkan tidak

senang dengan pelajaran pendidikan jasmani

Pelajaran pendidikan jasmani terutama pembelajaran atletik merupakan

salah satu cabang olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani di SMP

Negeri 1 Sawit Boyolali. Nomor-nomor cabang olahraga atletik yang diajarkan di

kelas VII pada nomor lempar meliputi lempar lembing, lempar cakram, tolak

peluru dan lontar martil.

Lempar lembing merupakan suatu gerakan melemparkan lembing dengan

satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Berdasarkan gaya lempar

lembing dibedakan menjadi dua yaitu gaya hop step (jingkat) dan gaya cross step

Page 17: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xvii

(langkah silang). Sebagai langkah awal dalam membelajarkan gaya lempar

lembing yaitu gaya hop step. Lempar lembing gaya hop step merupakan cara

melemparkan lembing yaitu, sebelum lembing dilemparkan diawali dengan

gerakan jingkat.

Upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam lempar lembing gaya hop

step, maka dibutuhkan belajar yang sistematis dan kontinu. Namun pada

kenyataannya, para siswa cenderung senang terhadap olahraga yang berupa

permainan. Seperti diungkapkan oleh Agus Mahendra (2004: 29) bahwa, ” pada

umumnya anak-anak cukup senang dan terampil dalam cabang olahraga yang

populer di masyarakat seperti sepak bola, bola basket, bola voli, bulu tangkis”.

Untuk pembelajaran lempar lembing di SMP N 1 SAWIT dalam pengambilan

nilai menurut guru penjas mengatakan bahwa pada tes lempar lembing tidak

ditargetkan pada nilai kelulusannya, yang diutamakan hanya penilain dalam

tekniknya dan lemparannya.

Dengan kecenderungan hal tersebut guru penjas akan terdorong untuk

mengajarkan berbagai cabang olahraga formal tersebut sebagai pelajaran inti yang

harus dikuasai anak. Yang terjadi kemudian adalah sosialisasi cabang olahraga

dan peserta didik dipaksa untuk bisa menguasai cabang-cabang olahraga tersebut.

Hal ini diperkuat dengan ketetapan kurikulum penjas yang ada sekarang, yang

jelas-jelas mencantumkan cabang olahraga tersebut sebagai keterampilan yang

harus diajarkan.

Guru penjas seharusnya paham bahwa apa yang seharusnya diajarkan

pada peserta didik adalah keterampilan dasar yang mendasari cabang olahraga.

Misalnya, dalam atletik nomor lempar, apa yang harus dipelajari peserta didik

adalah berbagai macam keterampilan melempar dan menangkap dalam berbagai

posisi atau sikap dengan memakai berbagai alat yang bisa dilempar. Dan dari segi

kesiapan, seharusnya guru penjas lebih mengetahui perkembangan dan

pertumbuhan peserta didik. Hal ini karena, pada masa-masa sekolah seperti siswa

Sekolah Menengah Pertama (SMP) masih senang dengan bermain, maka dalam

membelajarkan lempar lembing gaya hop step harus disesuaikan dengan

perkembangan dan pertumbuhan peserta didik, di antaranya dengan pendekatan

Page 18: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xviii

bermain. Seperti dikemukakan Yudha M. Saputra (2001: 9) bahwa, “Khusus

dalam konteks pendidikan jasmani, perlu ditata secara serius mengenai kegiatan

atletik yang bernuansa permainan”.

Pembelajaran atletik (lempar lembing gaya hop step) yang diterapkan

dalam bentuk permainan akan membuat anak menjadi senang, sehingga motivasi

belajar meningkat. Lebih lanjut Yudha M. Saputra (2001: 7-8) menyatakan:

Atletik bernuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya untuk

membangkitkan motivasi siswa untuk berpartisipasi. Kegiatannya mengandung

beberapa ciri sebagai berikut:

1) Siswa terlibat dalam tugas gerak yang bervariasi dengan irama

tertentu.

2) Membangkitkan kegemaran berlomba/berkompetisi/bersaing secara

sehat.

3) Menyalurkan hasrat siswa untuk mencoba menggunakan alat-alat

berlatih.

4) Tugas gerak yang mengandung resiko yang sepadan dengan

kemampuan siswa dan menjadi tantangan.

5) Kepuasan siswa untuk memperlihatkan ketangkasan.

6) Menguji ketangkasan untuk melaksanakan tugas-tugas gerak baru.

Melalui pembelajaran lempar lembing dengan bermain, maka anak terlibat dalam tugas gerak yang bervariasi dengan irama tertentu, menimbulkan semangat siswa untuk berlomba, hasrat gerak siswa tersalurkan dengan menggunakan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran, siswa merasa tertantang dengan tugas gerak yang akan dilaksanakan, siswa berusaha memperlihatkan ketangkasananya serta siswa teruji ketangkasannya. Dengan bermain siswa diberi kebebasan untuk mengekspresikan kemampuannya terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan cara bermain diharapkan siswa memiliki kreativitas dan inisiatif untuk memecahkan masalah yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui bermain dikembangkan juga unsur kompetetif, sehingga siswa saling berlomba untuk menunjukkan kemampuannya.

Pendekatan pembelajaran bermain merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop step.

Namun hal ini belum diketahui seberapa pengaruhnya terhadap peningkatan hasil

belajar lempar lembing gaya hop step. Hal ini karena, jarang sekali di sekolah-

Page 19: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xix

sekolah membelajarkan lempar lembing dengan pendekatan bermain. Selain

memberikan pendekatan pembelajaran bermain, hasil belajar lempar lembing gaya

hop step tidak terlepas dari dukungan kemampuan kondisi fisik yang baik.

Di SMP N 1 Sawit belum menerapkan pendekatan bermain dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop step, sehingga menarik untuk diteliti. Pada umumnya para guru pendidikan jasmani cenderung mengajarkan lempar lembing gaya hop step secara konvensional. Pendekatan pembelajaran konvensional merupakan cara mengajar yang berpusat pada guru, semua kegiatan siswa sama dengan kegiatan yang dilakukan guru. Jika ditinjau dari tujuan pendidikan jasmani, maka pendekatan pembelajaran konvensional sudah tidak sesuai lagi, namun pada kenyataaanya pendekatan pembelajaran konvensional masih banyak diterapkan atau digunakan para guru pendidikan jasmani.

Membelajarkan lempar lembing gaya hop step dengan nuansa yang menyenangkan sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar siswa senang dengan pelajaran atletik, tidak hanya senang pelajaran permainan seperti sepakbola, bolavoli atau pun permainan bola basket. Upaya mengetahui seberapa besar optimalnya pendekatan bermain terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop step, maka perlu dikaji dan diteliti melalui penelitian eksperimen kuasi.

Siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010 adalah obyek yang akan dijadikan sampel penelitian. Melalui penelitian eksperimen kuasi pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010, maka akan diketahui sejauh mana optimalisasi pendekatan pembelajaran bermain terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop step.

Berdasarkan kenyataannya bahwa, pembelajaran lempar lembing gaya hop step di SMP Negeri 1 Sawit Boyolali dilaksanakan secara konvensional. Jarang sekali atau bahkan belum pernah guru penjas di SMP Negeri 1 Sawit Boyolali membelajarkan lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan bermain. Tidak pernah diterapkan pendekatan pembelajaran bermain dalam membelajarkan atletik di SMP Negeri 1 Sawit Boyolali disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, guru kurang mengetahui model-model pembelajaran bermain untuk nomor lempar lembing, tidak adanya sarana pendukung dan untuk pembelajaran lempar lembing gaya hop step di SMP N 1 Sawit Boyolali dalam pengambilan nilai tes lempar lembing tidak ditargetkan dan ditetapkan batas nilai kelulusannya, tetapi yang diutamakan pada penilaian dalam tekniknya. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sawit Boyolali belum menunjukkan hasil maksimal. Aspek-aspek yang terdapat pada diri siswa kurang dikembangkan baik aspek fisik, motorik, sosial, emosi maupun pengembangan keterampilan. Sedangkan aspek-aspek tersebut dapat dikembangkan melalui bermain. Untuk mengetahui bagaimana optimalisasi pembelajaran lempar lembing dengan pendekatan

Page 20: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xx

bermain, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Mengoptimalkan Hasil Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan Pendekatan Bermain pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran konvensional masih diterapkan di SMP N 1 Sawit

Boyolali untuk membelajarkan pendidikan jasmani.

2. Guru penjas belum menerapkan pendekatan pembelajaran bermain di SMP N

1 Sawit.

3. Belum diketahui sejauh mana pengaruh pendekatan pembelajaran bermain

terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop step.

4. Perlu diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VII SMP Negeri

1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalahan yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain.

2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada siswa kelas VII SMP Negeri

1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 21: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxi

1. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop

step dengan pendekatan bermain?

2. Apakah pendekatan pembelajaran bermain memberikan pengaruh yang

optimal terhadap hasil belajar lempar lembing gaya hop step daripada

pembelajaran pendekatan konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1

Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Deskripsi prosedur pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop step

dengan pendekatan bermain.

2. Pengaruh hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain dan pendekatan konvensional pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat

memberi manfaat antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step bagi siswa

yang dijadikan obyek penelitian.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru penjaskes di SMP

Negeri 1 Sawit Boyolali pentingnya pendekatan pembelajaran yang tepat,

sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

3. Bagi lembaga sekolah penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan

referensi di SMP N 1 SAWIT BOYOLALI.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Page 22: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxii

1. Lempar Lembing

a. Lempar Lembing Gaya Hop Step

Sampai saat ini gaya lempar lembing yang populer dan masih digunakan

dalam perlombaan yaitu, gaya hop step atau langkah jingkat dan gaya langkah

silang atau cross step. Baik gaya hop step maupun gaya cross step pada dasarnya

berakhir dalam posisi dan cara melempar secara ortodox, tetapi justru cara

ortodox inilah yang sekarang boleh dipakai dalam perlombaan.

Lempar lembing gaya hop step merupakan gerakan melemparkan lembing

atau sikap lempar didahului dengan gerakan jengket (hop). Gaya hop step lebih

sederhana dan mudah dilakukan jika dibandingkan dengan gaya langkah silang

atau cross step. Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati (1993: 217)

menyatakan “Gaya jingkat (hop step) banyak disukai oleh pemula, sebab gerakan

persiapan sederhana sekali. Cukup satu kali berjingkat pada kaki kanan dan

lembing sudah dapat dilemparkan".

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, lempar lembing gaya hop step

merupakan cara melemparkan lembing yaitu, sebelum lembing dilemparkan

diawali gerakan jingkat untuk membuat posisi melempar. Adapun pelaksanaan

gerakan jingkat atau hop menurut Aip Syarifuddin (1992: 166) sebagai berikut:

Tentukan terlebih dahulu jarak untuk melakukan lari awalan dengan memberi

tanda “chermark” yaitu tanda pertama untuk memulai lari awalan, tanda ke dua

untuk melakukan jingkat. Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada

tanda yang kedua, kaki kanan tersebut melakukan gerakan jingkat ke depan. Pada

saat kaki kanan mendarat, lembing diturunkan dibawa ke belakang.

Pendapat tersebut menunjukkan, agar dapat melakukan gerakan jingkat

dengan tepat maka dibutuhkan tanda (cherkmark) yaitu tanda pertama untuk

memulai lari awalan, tanda kedua untuk melakukan jingkat. Dengan

menggunakan tanda yang tepat maka gerakan jingkat dapat dilakukan dengan

benar, sehingga dapat mendukung pencapaian prestasi lempar lembing yang

optimal.

Page 23: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxiii

b. Teknik Lempar Lembing Gaya Hop Step

Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik yang

diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian bangsa

Finlandia, bangsa Polandia, dan Uni Soviet setelah tahun 1945 dan kemudian

bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru. Namun teknik yang

diterima sebagai paradigma baru yaitu saat persiapan melemparkan lembing harus

ditarik atau didorong lurus ke belakang untuk meluruskan sumbu bahu dan

membuat lengkung punggung yang diperlukan untuk melempar dengan baik, titik

pusat busur harus sedekat mungkin dengan lembing.

Ditinjau dari gerakan lempar lembing, teknik lempar lembing terdiri

beberapa bagian yang dalam pelaksanaanya harus dirangkaikan secara baik dan

harmonis. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 160) teknik lempar lembing yang

harus dipahami dan dikuasai meliputi: “(1) Cara memegang lembing, (2) Cara

mengambil awalan, (3) Sikap badan pada waktu akan melemparkan lembing, (4)

Cara melemparkan lembing, (5) Gerakan lanjutan dan sikap badan setelah

melemparkan lembing”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lempar lembing terdiri dari

lima tahapan yaitu: cara memegang lembing, cara mengambil awalan, sikap badan

pada waktu akan melemparkan lembing, cara melemparkan lembing dan gerakan

lanjut. Untuk mencapai lemparan yang sejauh-jauhnya, maka teknik-teknik

tersebut harus dikuasai dan dikerahkan pada teknik yang benar.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gerakan lempar lembing

gaya hop step sebgaai berikut:

Page 24: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxiv

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lempar Lembing Gaya Hop Step

(Aip Syarifuddin, 1992: 160)

2. Hakikat Pembelajaran Atletik dengan Pendekatan Bermain

a. Pengertian Bermain

Bermain merupakan suatu aktivitas yang disukai oleh anak-anak. Dengan

bermain anak akan merasa senang dan gembira. Jika diamati di sekolah-sekolah

pada saat waktu luang, waktu sebelum masuk atau waktu istirahat, para siswa

bermain di halaman sekolah, mereka berlari, berkejar-kejaran, main bola dan

masih banyak aktivitas bermain lainnya. Berkaitan dengan bermain Rusli Lutan

(1992: 2) dalam Seri Bahan Kuliah Olahraga ITB menyatakan, “Bermain

merupakan kegiatan hakiki atau kebutuhan dasar pada manusia”. Menurut

Soemitro (1992: 1) bahwa, “Bermain sebenarnya merupakan dorongan dari dalam

anak, atau merupakan naluri. Semua naluri atau dorongan dari dalam harus

diusahakan untuk disalurkan secara baik”. Menurut hasil Lokakarya Nasional

Ilmu Keolahragaan (1998: 16) dijelaskan, “Bermain merupakan dorongan naluri,

fitrah manusia, dan pada anak merupakan keniscayaan sosiologis dan biologis.

Ciri lain yang amat mendasar yakni kegiatan itu dilakukan secara sukarela, tanpa

paksaan, dalam waktu luang”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut menunjukkan bahwa, bermain

merupakan suatu luapan ekspresi anak tanpa paksaan dan sungguhan yang

dilakukan dalam waktu luang tanpa terikat pada peraturan. Banyak hal yang

didapat dari bermain yaitu dapat memberikan pengalaman belajar misalnya

membina hubungan sesama teman, menjalin kerjasama, saling menghargai dan

lain sebagainya. Seperti diungkapkan Sukintaka (1992: 7) bahwa salah satu sifat

dari bermain yaitu: “Bermain untuk memperoleh kesenangan, menimbulkan

kesadaran agar bermain dengan baik perlu berlatih, kadang-kadang memerlukan

kerjasama dengan teman, menghormati lawan, mengetahui kemampuan teman,

patuh pada peraturan dan mengetahui kemampuan diri sendiri”.

Page 25: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxv

Bermainan merupakan kebutuhan atau dorongan dari dalam diri anak.

Dorongan dari dalam ini harus disalurkan untuk mengembangkan potensi-potensi

yang ada dalam dirinya. Oleh karena itu, pada masa anak-anak kesempatan

bermain harus diberikan seluas-luasnya. Banyak manfaat yang diperoleh dari

bermain baik fisik, mental maupun sosial.

b. Bermain Sambil Belajar

Aktivitas bermain sangat disukai oleh anak-anak, sebab anak-anak lebih

sering menghabiskan waktunya untuk bermain. Didalam dunia bermain anak-anak

juga bias sambil belajar. Namun permainan atau bermain sering dimaksudkan

dengan suatu aktivitas yang bernada negative (kurang berarti) setidaknya dilihat

dari fungsi, seperti kegiatan bernuansa canda, senda gurau, dan lebih jauhnya

tidak serius, atau tidak berguna dilakukan dan berkaitan dengan hal remeh atau

tidak berarti sama sekali.

Dunia bermain merupakan salah satu media bagi anak untuk belajar.

Menurut M.Furqon.H (2006 : 2) berpendapat, “ bermain merupakan cara untuk

bereksplorasi dan bereksperimen dengan dunia sekitarnya sehingga menemukan

sesuatu dari pengalaman bermain. Dan menurut Dani Wardani (2009 : 24)

menyatakan bahwa, mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan

pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak

langsung, mencoba mengkaji alternative metodologi belajar baru untuknya.

Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dunia bermain

merupakan kegiatan yang memiliki unsure kesenangan dan kepuasan yang terletak

di dalam situasi di waktu kegiatan bermain berlangsung. Dan dunia bermain

sebenarnya sangat menguntungkan bagi anak-anak untuk bereksperimen dan

bereksplorasi dengan dunia sekitarnya.

c. Aspek-Aspek yang Dikembangkan dari Bermain

Suatu kegiatan dapat dikatakan aktivitas bermain jika kegiatan tersebut

memiliki ciri-ciri khusus yang merupakan ciri dari aktivitas bermain. Menurut

Rusli Lutan (1992: 4) ciri-ciri dari bermain yaitu, "Bermain merupakan suatu

kegiatan yang dilakukan secara sadar, suka rela tanpa paksaan dan tak sungguhan

dalam batas waktu, tempat dan ikatan peraturan". Menurut Soemitro (1992: 47)

Page 26: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxvi

menyatakan, “Dengan bermain di dalamnya terkandung nilai-nilai yaitu: (1) nilai-

nilai mental, (2) nilai-nilai fisik (kesehatan) dan, (3) nilai-nilai sosial”. Sedangkan

Yudha M. Saputra (2001: 7) berpendapat, “Aspek yang dikembangkan dari

bermain mencakup fisik, motorik, sosial, emosional, kepribadian, kognisi,

keterampilan olahraga dan lain sebagainya”. Untuk lebih jelasnya nilai-nilai yang

terkandung dalam bermain dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1) Manfaat Bermain untuk Perkembangan Fisik

Apabila siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan yang

melibatkan banyak gerakan tubuh, maka tubuh siswa tersebut akan menjadi sehat,

otot-otot tubuh akan tumbuh menjadi kuat. Siswa dapat menyalurkan energi yang

berlebihan dengan aktivitas bermain, sehingga tidak merasa gelisah. Dalam

melakukan kegiatan bermain, siswa tidak dibatasi dengan aturan-aturan yang

mengikatnya. Agar kegiatan bermain memberi sumbangan yang positif bagi

perkembangan fisik siswa, maka guru dapat merancang kegiatan bermain yang

kontruktif bagi perkembangan fisik anak.

2) Manfaat Bermain untuk Perkembangan Motorik

Aspek motorik kasar seperti lari, lempar dan lompat dapat dikembangkan

melalui kegiatan bermain. Salah satu contohnya adalah tampak pada saat kita

amati siswa yang lari kejar-kejaran untuk menangkap temannya. Pada awalnya

belum terampil untuk berlari, tetapi dengan bermain kejar-kejaran, kemudian

siswa berminat untuk melakukannya dan menjadi lebih terampil dalam berlari.

Keteraturan dan kreativitas siswa mengalami perkembangan tingkat

kemampuannya dalam aspek motorik halus (fine movement). Kedua keterampilan

akan berkembang melalui pengalaman belajar yang kaya dan kesempatan yang

banyak bagi siswa untuk melakukannya dengan penuh keceriaan.

3) Manfaat Bermain untuk Perkembangan Sosial

Biasanya kegiatan bermain dilakukan oleh siswa dengan teman sebayanya.

Siswa akan belajar berbagai hak milik, menggunakan mainan secara bergiliran,

melakukan kegiatan bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina,

atau mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman bermainnya.

Perkembangan sosial pada siswa tingkat SMP sedang memasuki masa pencarian

Page 27: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxvii

jati diri. Mereka akan selalu mencari teman sebaya untuk bisa berafiliasi satu

sama lainnya. Pengalaman belajar yang disuguhkan melalui pendekatan bermain

biasanya mampu memenuhi keinginan siswa untuk berafiliasi. Dengan rancangan

pengajaran yang kreatif, pengalaman itu akan berhasil merangsang perkembangan

sikap sosial siswa.

4) Manfaat Bermain untuk Perkembangan Emosi

Bagi siswa tingkat SMP sekalipun, bermain merupakan suatu kebutuhan.

Tidak ada siswa yang tidak suka bermain. Melalui bermain siswa dapat

melepaskan ketegangan yang dialaminya. Misalnya, siswa yang sering gagal

untuk meraih prestasi belajar yang baik, ia dapat bermain peran seakan-akan

menjadi murid yang terpandai. Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama

sekelompok teman, siswa akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang

kelebihan yang dimiliki, sehingga dapat membantu pembentukan konsep diri ke

arah yang lebih positif.

5) Manfaat Bermain untuk Pengembangan Keterampilan Olahraga

Apabila siswa yang terampil berlari, melempar dan melompat, maka ia

lebih siap untuk menekuni bidang olahraga tertantu pada saatnya nanti. Jadi, kalau

siswa terampil melakukan kegiatan tersebut, maka lebih percaya diri dan merasa

mampu melakukan gerakan yang lebih sulit. Kegiatan-kegiatan yang relevan

dengan perkembangan siswa adalah atletik. Atletik memiliki kegiatan yang khas

yakni, jalan, lari,lompat dan lempar. Kegiatan ini akan menjadi fundasi bagi siswa

dalam berolahraga. Khususnya dalam konteks pendidikan jasmani, perlu ditata

secara serius mengenai kegiatan atletik yang bernuansa permainan.

d. Pengembangan Dimensi Permainan Atletik

Atletik bernuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang kaya

membangkitkan motivasi siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

Seperti diungkapkan pada bab satu bahwa, kegiatan atletik yang dikonsep dalam

permainan mengandung beberapa ciri yaitu: siswa terlibat dalam tugas gerak yang

bervariasi dengan irama tertentu, membangkitkan kegembiraan berlomba bersaing

Page 28: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxviii

secara sehat, menyalurkan hasrat siswa, tugas gerak mengandung resiko yang

sepadan dengan kemampuan siswa dan menjadi tantangan, kepuasan siswa untuk

memperlihatkan ketangkasan serta menguji ketangkasan untuk melaksanakan

tugas baru.

Permainan atletik merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak dan

tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata. Dalam upaya

pengembangannya, guru bertugas untuk menentukan lingkup permainannya dalam

batas tertentu yaitu tugas gerak aman dan merangsang pertumbuhan gerak.

Permainan atletik dapat diawali dengan gagasan yang mampu memotivasi para

siswa SMP untuk berlari, melompat atau melempar. Dalam bentuknya yang

sederhana, faktor motivasi merupakan bagian dari tugas gerak. Tantangan di

dalamnya memerlukan jawaban, sehingga merangsang siswa untuk bermain.

Sebagai contoh, rintangan dan parit merangsang siswa untuk melompatinya.

Penggunaaan bola, batu, tongkat, lingkaran dan lain sebagainya membangkitkan

motivasi siswa untuk melaksanakan tugas gerak. Contoh-contoh tersebut dapat

dikembangkan oleh guru dengan memanfaatkan ke alam terbuka yang dekat

dengan lingkungan sekolahnya sebagai arena pembelajaran atletik.

Tantangan semacam ini akan membantuk sikap siswa tidak takut dengan

lingkungan dan bahkan dapat terbentuk kecintaan siswa terhadap lingkungan

sekitarnya. Meskipun keadaan yang berbeda antara sekolah di pedesaan dan di

perkotaan, guru dapat membelajarkan siswanya berkeliling kota dengan berjalan

atau berlari kecil-kecil (jogging). Kegiatan ini memiliki makna tidak hanya

membentuk fisik, tetapi juga dapat membentuk sikap-sikap lainnya yang berkaitan

dengan lingkungan.

Selain tantangan yang bersifat sendiri-sendiri, pembelajaran atletik melalui

permainan dapat pula disediakan tantangan secara terpadu yang memungkinkan

siswa mengembangkan komponen kondisi fisiknya. Tantangan semacam, ini akan

menarik bagi siswa yang mungkin pada mulanya mereka merasa enggan atau sulit

untuk melakukannya atau tidak pernah mampu menguasainya. Permainan ini

meransgang siswa untuk menampilkan ketangkasan yang telah dikuasainya. Pada

setiap tahap sisi pendidikan jasmani para siswa berkesempatan untuk

Page 29: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxix

memperagakan ketangkasan melalui bermain secara mengagumkan dengan

menggunakan seluruh kemampuannya. Dengan bentuk rangsangan semacam ini,

siswa dapat memusatkan perhatiannya untuk terlibat dalam waktu yang lama

dalam kegiatan atletik. Bagi siswa yang memiliki dasar yang kuat, melalui

permainan ini akan terbentuk fundasi atletik yang dalam tahap perkembangan

berikutnya akan meningkat menjadi kemampuan khusus nomor atletik.

Belajar atletik sambil mencakup tugas-tugas gerak memelihara koordinasi

yang dapat menunjang terhadap proses belajar motorik. Keberhasilan dalam

bermain akan tergantung pada kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang

dimaksud. Tugas-tugas gerak harus dirancang dekat sekali dengan pengalaman

nyata yang memerlukan koordinasi dasar seperti daya kreasi, irama,

keseimbangan, orientasi mengenai tempat dan ruang dan alur gerakan menjadi

unsur utama keterampilan dalam atletik.

Apabila tugas ajar dijabarkan ke dalam bentuk bermain konteks atletik,

maka keterlibatan lisan tergnatung pula pada tujuan pembelajaran. Bila bermain

dimaksudkan hanya sekedar rangsangan umum terhadap lari, lompat dan lempar,

hal ini cukup memadai. Namun tujuan khusus juga menuntut adanya rancanagan

bermain yang khusus pula.

Lari, lempar dan lompat mengandung sifat-sifat atletik yang spesifik, bila

tugasnya menekankan performa atau prestasi, misalnya berlari secepat mungkin

dan melempar sejauh mungkin. Sifat atletik yang terkandung dalam tugas-tugas

bermain, faedah dalam bentuk pelaksanaan tugas gerak atau lebih cepat dan

secepat mungkin, lebih jauh, setinggi mungkin sebagai sasaran utama. Rancangan

tugas ajar semacam ini menunjukkan sifat atletik sebagai suatu kegiatan olahraga

yang memerlukan pembinaan melalui jasmani dan membutuhkan dukungan daya

kekuatan yang tinggi. Ide-ide bermain selalu dipilih secara cermat agar sifat-sifat

dasar itu disalurkan, tetapi disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Permainan yang bertujuan untuk mengembangkan kecepatan atau daya

tahan harus diatur tepat dalam kecepatan atau daya tahan harus diatur tepat dalam

bentuk latihan guna peningkatan kualitas kemampuan fisik yang dimaksud. Perlu

dirancang secara seksama penentuan kepadatan rangsangan. Perkembangan

Page 30: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxx

kecepatan untuk lari cepat (sprint) misalnya memerlukan bentuk latihan yang

menuntut kecepatan lari maksimal, jarak lari harus pendek dan ada waktu istirahat

antara pelaksanaan tugas untuk memulihkan kelelahan.

Permainan lempar dan lompat disesuaikan dengan kebutuhan untuk

peningkatan daya kekuatan dan kecepatan.Caranya yaitu dengan banyak

pengulangan gerakan lempar dan lompat. Penerapan interval yang disesuaikan

dengan kemampuan siswa menyediakan waktu untuk pemulihan secukupnya.

Sedangkan untuk peningkatan daya tahan aerobik, hanya permainanlah yang dapat

merangsang siswa untuk terus menerus lari dalam periode waktu yang lama.

Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa, dimensi pembelajaran

atletik melalui permainan tidak hanya terdiri tigas gerak jalan, lari, lompat dan

lempar, tetapi mengandung unsur pengayaan gerak dan peletakan dari

kemampuan yang merupakan dasar dari banyak cabang olahraga lainnya. Untuk

itu, atletik dapat diperkenalkan sejak taman kanak-kanak, sedangkan untuk siswa

SMP atletik bisa dikemas dalam konsep bermain yang membuat para siswa SMP

tertarik dan berminat untuk terlibat secara aktif.

3. Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan

Pendekatan Bermain

a. Pendekatan Bermain

Dalam pelaksanaan belajar mengajar merencanakan kegiatan pembelajaran

merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Seperti dikemukakan Rusli

Lutan dan Adang Suherman (2000: 1) bahwa, “Perencanaan merupakan bagian

integral dari pengajaran yang efektif. Efektivitas pengajaran akibat diadakannya

perencanaan akan nampak lebih jelas manakala guru ingin menerapkan model-

model atau materi pembelajaran yang tidak pernah diterapkan sebelumnya atau

pada saat dihadapkan dengan lingkungan pembelajaran yang serba terbatas”.

Merencanakan pembelajaran mencakup beberapa aspek, salah satunya

metode pembelajaran. Ditinjau dari karakteristik perkembangan anak, pada

umumnya anak-anak senang bermain. Dapat dikatakan para siswa menginginkan

Page 31: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxi

suasana pembelajaran yang mengasyikkan, menggairahkan dan menyenangkan.

Pembelajaran dengan penjelasan yang berbelit-belit dan bertele-tele, atau berbaris

dalam waktu lama untuk memperoleh giliran dirasakan sangat membosankan bagi

siswa. Jika dalam pelaksanaan pembelajaran siswa merasa bosan atau tidak

senang, maka hasil belajar tidak optimal.

Pendekatan bermain merupakan suatu metode pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Berkaitan dengan pendekatan

bermain, Wahjoedi (1999: 121) berpendapat, “Pendekatan bermain adalah

pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi permainan”. Menurut

Depdiknas. (2004: 28) dijelaskan bahwa, “Pendekatan permainan bertujuan untuk

mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan tertentu

dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu kepada

anak”. Sedangkan menurut Beltasar Tarigan (2001: 17) bahwa, “Pengajaran

melalui pendekatan bermain adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang

konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau

situasi dalam permainan sesungguhnya”.

Berdasarkan pengertian pendekatan bermain yang dikemukakan tiga ahli

tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan bermain merupakan bentuk

pembelajaran yang mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan atau latihan

teknik suatu cabang olahraga yang dibentuk dalam bentuk permainan. Dalam

pelaksanaan pendekatan bermain menerapkan teknik suatu cabang olahraga ke

dalam bentuk permainan. Selama permainan berlangsung siswa tidak hanya

memfokuskan bagaimana menampilkan skill (teknik yang dipelajari) dalam

permainan dan memfokuskan belajarnya bagaimana siswa menampilkan strategi

dalam permainan.

Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang

mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan

teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk

itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman

(2000: 35-36) menyatakan: Manakala guru atau pelatih menyadari bahwa

rendahnya kualitas permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka

Page 32: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxii

guru mempunyai beberapa pilihan sebagai berikut: 1) Guru dapat terus

melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama sehingga siswa menangkap

gagasan umum permainan yang dilakukannya, 2) Guru dapat kembali pada

tahapan belajar yang lebih rendah dan membiarkan siswa berlaih

mengkombinasikan keterampilan tanpa tekanan untuk menguasai strateg, 3) Guru

dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih dikuasai

sehingga siswa dapat konsentrasi belajar startegi bermain.

Memahami dan memberikan solusi yang tepat adalah sangat penting dalam

pendekatan bermain, jika pelaksanaan latihan tidak sesuai seperti yang

diharapkan. Selama permainan berlangsung seorang guru harus mencermati

kegiatan pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan

selama pembelajaran harus dicermati dan dibenarkan. Jika kesalahan-kesalahan

yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung dibiarkan akan berakibat

penguasaan skill (teknik) yang salah, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat

tercapai.

b. Pelaksanaan Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop Step dengan

Pendekatan Bermain

Pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan bermain

yang dimaksud yaitu cara belajar lempar lembing gaya hop step yang

pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Untuk mencapai hasil belajar

yang optimal, maka dalam pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop

step dengan pendekatan bermain harus mengacu karakteristik dari gerakan

melempar.

Proses pembelajaran keterampilan melalui bermain menjadi prasyarat yang

menguntungkan untuk pembentukan keterampilan gerak dominan. Selain itu juga,

melalui permainan lempar banyak hal yang dikembangkan di dalamnya. Yudha

M. Saputra (2001: 164-172) bahwa, “Bentuk-bentuk permainan lempar lembing

diharapkan mampu meningkatkan berbagai kemampuan yaitu, (1)

mengembangkan kebugaran jasmani, (2) mengembangkan kerjasama, (3)

mengembangkan skill dan (4) mengembangkan sikap kompetetif”.

Page 33: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxiii

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lempar lembing

dengan bermain kemampuan yang ditingkatkan pada diri siswa mencakup

kebugaran jasmani, kerjasama, pengembangan skill dan sikap kompetisi. Dari

aspek-aspek yang ditingkatkan dalam pembelajaran lempar lembing dengan

pendekatan bermain, di dalmnya terdapat beberapa macam bentuk permainan.

Lebih lanjut Yudha M. Saputra (2001: 164-72) memberikan tips bentuk-bentuk

permainan dari masing-masing pengembangan aspek permainan lempar lembing

sebagai berikut:

1) Bentuk untuk pengembangan kebugaran jasmani yaitu:

a) Melempar benda yang ada di sekeliling siswa.

b) Melempar dengan dua tangan.

c) Melempar pada jarak tertentu.

d) Melempar pada sasaran.

2) Bentuk pengembangan kerjasama yaitu:

a) Bola hadang

3) Bentuk pengembangan skill:

a) Teknik yang harus dikuasai siswa dalam mempelajari gerak lempar

lembing:

(1) Kekuatan ditunjukkan pada langkah.

(2) Untuk menstabilkan awalan diperlukan banyak lemparan.

(3) Sasaran dapat diletakkan di tengah lapangan.

(4) Variasi lain yang meraik yaitu mengubah bentuk tugas ajar dari belajar

bermain menjadi belajar melempar

4) Bentuk pengembangan sikap kompetitif:

a) Lomba lempar ke sasaran yang bergerak.

b) Lomba lempar bola ke sasaran yang tidak bergerak.

Dari tips-tips pembelajaran lempar lembing dengan pendekatan bermain

tersebut, seorang guru dapat menerapkannya untuk meningkatkan aspek-aspek

yang ada pada diri siswa baik kebugaran jasmani, kerjasama, skill dan kompetisi.

Dari tips-tips pembelajaran lempar lembing tersebut guru merancang

pembelajaran sesuai alokasi waktu yang tersedia (2 X 40 menit) dan membaginya

Page 34: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxiv

menjadi tiga bagian yaitu: pemanasan (15 menit), inti pembelajaran (60 menit)

dan penenangan (5 menit). Pemanasan dilakukan dengan peregangan statis dan

dinamis yang difokuskan pada otot-otot tubuh yang dibutuhkan dalam gerakan

lempar lembing. Pada inti pembelajaran selama 60 menit guru merancang bentuk-

bentuk pembelajaran lempar lembing seperti di atas yang bertujuan untuk

mengembangkan teknik lempar lembing gaya hop step. Adapun teknik lempar

lembing meliputi teknik cara memegang lembing, cara melakukan awalan, sikap

akan melemparkan lembing, sikap melemparkan lembing, sikap akhir dan gerak

lanjut setelah melemparkan lembing.

Dari permainan yang telah dirancang, kemudian guru memberikan contoh

gerakan yang harus dilakukan dari setiap permainan. Setelah siswa paham dari

konsep permainan, selanjutnya guru membagi alokasi wakti inti pembelajaran

menjadi dua bagian. Pada bagian pertama selama 30 menit siswa melakukan

permainan yang telah dirancang guru. Setelah pembelajaran bagian pertama

selesai, siswa diberi istirahat selamal 5 menit dan dilakukan koreksi dari guru.

Setelah waktu istirahat selesai, siswa melakukan permainan bagian kedua dari inti

pembelajaran selama 30 menit. Agar terjadi unsur kompetetif atau bersaing yang

menjadi karakteristik permainan, maka pelaksanaan pembelajaran dibuat

kelompok. Dari permainan yang dirancang diberi peraturan-peraturan yang tidak

boleh dilanggar siswa, dimana peraturan-peraturan tersebut mengarah pada

pengembangan teknik lempar lembing gaya hop step. Pembagian kelompok dan

adanya aturan dari permainan yang diberikan dimaksudkan agar ada kelompok

siswa yang dinyatakan menang atau kalah dari permainan lempar yang

dilaksanakan. Disisi lain siswa akan berkompotesi melaksanakan tugas ajar secara

maksimal dan menghindari dari kesalahan-kesalahan berdasarkan aturan

permainan yang telah ditetapkan. Pada akhir permainan selama 5 menit dilakukan

penenangan dengan cowling down yaitu melakukan peregangan.

Berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran melempar dengan pendekatan

bermain sebagai berikut:

Page 35: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxv

Gambar 2. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Bermain (Yudha

M. Saputra, 2001: 166)

C. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Lempar Lembing Gaya Hop

Step dengan Pendekatan Bermain

Pendekatan pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan dalam

proses belajar mengajar yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan. Perlu disadari bahwa setiap pendekatan

pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. Pembelajaran lempar

lembing gaya hop step dengan pendekatan bermain merupakan cara belajar

lempar lembing gaya hop step yang menuntut kreativitas, inisiatif, kemampuan

siswa untuk berfikir dan memahami teknik lempar lembing gaya hop step dalam

bentuk permainan. Dalam pelaksanaan permainan siswa dituntut untuk

mengaplikasikan teknik lempar lembing gaya hop step dengan benar dalam

bentuk permainan. Dalam pembelajaran ini siswa dituntut kemandiriannya untuk

melakukan gerakan teknik lempar lembing gaya hop step dan memecahkan

masalah yang terjadi dalam permai^a^.;

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop step

dengan pendekatan bermain, pembelajaran ini dapat diidentifikasi kelebihan dan

kelemahannya. Kelebihan pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain antara lain:

1) Hasrat gerak siswa terpenuhi sehingga dapat menimbulkan rasa senang dan

gembira serta motivasi belajar meningkat.

Page 36: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxvi

2) Dengan bermain berarti siswa aktif bergerak sehingga dapat meningkatkan

kesegaran jasmani siswa.

3) Dapat meningkatkan skill siswa terhadap gerakan lempar lembing.

4) Siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan

penampilan siswa dalam bermain.

5) Dapat merangsang kemampuan berpikir, memecahkan masalah, dan

mengambil keputusan yang tepat sesuai situasi yang terjadi dalam permainan.

6) Dapat meningkatkan keberanian.

7) Meningkatkan kemampuan siswa untuk menilai dirinya sendiri dan teman

bermainnya selama proses pengajaran.

Sedangkan kelemahan pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain antara lain:

1) Siswa tidak memahami konsep gerakan teknik lempar lembing gaya hop step

yang baik dan benar dari permainan yang diterimanya.

2) Pengorganisasian pembelajaran sulit dikendalikan.

3) Akan sering terjadi kesalahan teknik dan siswa tidak mampu mengenalinya.

4) Guru akan mengalami kesulitan untuk mengontrol kesalahan teknik yang

dilakukan siswa.

5) Dibutuhkan waktu yang agak lama untuk beradaptasi dengan teknik gerakan

lempar lembing gaya hop step.

B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat

skema kerangka pemikiran sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan jasmani: § Memenuhi kebutuhan gerak § Mengenalkan lingkungan &

potensi lainnya § Menanamkan dasar-dasar

keterampilan § Merupakan proses

pendidikan serempak baik fisik, mental maupun emosional

Pendidikan Jasmani Menguatamakan aktivitas gerak

Materi pokok penjas Pembelajaran penjas

Page 37: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxvii

Berdasarkan kerangka konseptual yang digambarkan tersebut

menggambarkan bahwa pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain merupakan bentuk lempar lembing gaya hop step yang

terbentuk dalam bentuk permainan. Didalam pendidikan jasmani terdapat materi

pokok penjas yaitu : atletik untuk kelas VII SMP N 1 Sawit Boyolali diantaranya

tolak peluru, lari jarak pendek dan lempar lembing.Lempar lembing mempunyai 2

gaya yaitu cross step dan hop step . Demikian pula pendidikan jasmani juga

mempunyai beberapa tujuan yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan gerak

Atletik ( kelas VII ) SMP N 1 SAWIT

BOYOLALI

Pendekatan pembelajaran

penjas Tolak peluru

Lari jarak pendek

Lempar lembing

Cross step

Hop step

Kel. Kontrol ( pendekatan konvensional )

Kel. Eksperimen ( Pendekatan Bermain )

1. Model Lama 2. Berpusat pada guru 3. Monoton 4. Inisiatif dan

kreativitas siswa kurang berkembang

5. Siswa menjadi jenuh dan bosan

1. Model baru 2. Berpusat pada siswa 3. Variatif 4. Inisiatif dan

kreativitas siswa lebih berkembang

5. siswa lebih senang

Yudha . M Saputra 1. Pengembangan

kebugaran jasmani

2. Pengembangan kerjasama

3. Pengembangan skill

4. Pengembangan sikap kompetitif

Hasil Lempar Lembing

Observasi - keaktivan

siswa - kedisiplinan

siswa - kemampuan

siswa

Page 38: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxviii

2. Mengenalkan lingkungan dan potensi – potensi lainnya.

3. Menanamkan dasar-dasar ketrampilan dan merupakan proses pendidikan

serempak baik fisik, mental maupun emosional

Didalam pendidikan jasmani mengutamakan aktivitas gerak demikian pula

pada pembelajaran penjas. Dalam pembelajaran penjas menggunakan beberapa

pendekatan pembelajaran diantaranya pendekatan konvensional dan pendekatan

bermain. Didalam penelitian ini pendekatan konvensional sebagai kelompok

control yang tidak mendapatkan perlakuan, sedangkan pendekatan bermain

sebagai kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan. Didalam pendekatan

bermain lemparlembing gaya hop step menurut Yudha M Saputra (2001:164-172)

mempengaruhi kebugaran jasmani, kerjasama, skill dan sikap kompetitif. Dalam

penelitian ini juga menggunakan lembar observasi diantaranya lembar keaktivan

siswa, lembar kedisiplinan siswa dan lembar kemampuan siswa. Dari perlakuan –

perlakuan tersebut maka mempengaruhi hasil pembelajaran lempar lembing.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Prosedur pelaksaan pembelajaran lempar lembing gaya hop step dirancang

oleh peneliti dalam bentuk RPP yang dibuat dalam 4 kali pertemuan, dan

menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan. Untuk pertemuan

pertama menggunakan bentuk kebugaran jasmani, pertemuan ke dua

menggunakan pengembangan skill, pertemuan ke tiga bentuk pengembangan

Page 39: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xxxix

kerjasama, dan pertemuan ke empat menggunakan bentuk pengembangan

sikap kompetitif. Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran

diperoleh melalui observasi. Untuk mendapatkannya pengamat menggunakan

lembar observasi, dan siswa yang diamati berdasarkan petunjuk yang telah

ditetapkan dalam lembar observasi. Sedangkan data penelitian diperoleh dari

tes, yaitu untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan pendekatan

bermain terhadap hasil belajar lempar lembing gaya hopstep pada siswa kelas

VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun 2009.

2. Pendekatan pembelajaran bermain memberikan pengaruh yang optimal

terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing gaya hop step pada kelas

VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sawit

Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama satu bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan bulan November 2009. Adapun proses pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

Bulan …Tahun 2009 Tahun 2010

7 8 9 10 11 12 1 sd 3 4 sd 6

No Tahap Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

P.jdl

1 Persiapan P. prpsl

K. prpsl

Smr

2 Pelaksanaan

Tes awal

Page 40: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xl

Trtmnt

Tes

akhir

A data

3 Penyelesaian

P.

laporan

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen Kuasi

(PEK). Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,

Penelitian Eksperimen Kuasi (PEK) ini dilaksanakan dengan desain Pretest-

Posttest Non-Equivalent Control Group. Desain ini terdiri atas satu kelompok

eksperimen dan satu kelompok kontrol. Ilustrasi desain PEK sebagai berikut:

Gambar 3: Desain Penelitian, Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group

(Sarwono, 2008: 29)

C. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini terdiri beberapa variabel.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:

Intact Classes Pretest Treatment Posttest (Experiment Variable) (Dependent Variable) G1 Classes 1 O1 Aproach-1 (X1) O2 G2 Classes 2 O3 Tradisional (-) O4 Keterangan: X1 = Treatment with To Play Learning (-) = Treatment with Convensional Learning O1 dan O3 = Pretest ( before treatment) O2 dan O4 = Posttest ( after treatment) G1 Classes 1 = Experiment Group G2 Classes 2 = Control Group

Page 41: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xli

1. Variabel Independen

a) Variabel perlakuan (eksperiment) dalam PEK

Variabel perlakuan yang dimaksud adalah pembelajaran lempar lembing

gaya hop step dengan pendekatan bermain (kelompok eksperimen) dan

penerapan pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan

konvensional (kelompok kontrol).

b) Varibel kontrol

Variabel kontrol disini adalah kelompok kontrol yang tidak diberi

perlakuan dalam penelitian. Tetapi kelompok kontrol mengetahui tentang

teknik dasar lempar lembing gaya hop step dari pembelajaran regular di

sekolah. Didalam penelitian, kelompok kontrol hanya menjalani pretes dan

postes.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam PEK ini adalah hasil belajar lempar lembing gaya

hop step. Hasil belajar lempar lembing gaya hop step yang dimaksud adalah

hasil belajar setelah mendapat perlakuan (treatment) dengan pendekatan

bermain, yang ditunjukkan dari hasil posttest.

3. Variabel Antara

Variabel antara adalah variabel yang berada di antara variabel independen dan

dependen antara lain: kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran,

kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, respon siswa, motivasi siswa.

PEK dilaksanakan tidak sekedar melihat variabel independen dan variabel

dependen, tetapi juga untuk melihat variabel antara.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Pendekatan Bermain

Pendekatan bermain merupakan suatu cara pembelajaran keterampilan

yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk permainan. Dalam hal ini

pembelajaran lempar lembing gaya hop step yang dikonsep dalam bentuk

Page 42: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlii

permainan. Pembelajaran lempar lembing gaya hop step yang dikonsep dalam

bentuk permainan ditujukan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, untuk

mengembangkan kerjasama, untuk mengembangkan skill dan mengembangkan

sikap kompetetif. Dalam penelitian ini bentuk-bentuk permainan tersebut dibatasi

menjadi 7 macam bentuk permainan, diantaranya adalah:

1. Untuk pengembangan kebugaran jasmani :

a. Permainan melempar (botol) dengan menggunakan bola berekor.

b. Permainan melempar bola berekor kearah sasaran (ban bekas) yang

diletakkan di tanah

2. Untuk Pengembangan Skill:

a. Permainan melempar dengan satu tangan menggunakan bola basket,

dilakukan dengan berpasangan dengan awalan lari, jingkat dan lempar.

b. Permainan melempar sasaran (kotak kardus) dengan menggunakan bola

berekor dengan jarak yang sudah diatur.

3. Pengembangan Kerjasama:

a. Permainan bola hadang dengan menggunakan bola voli.

4. Pengembangan Kompetitif:

a. Permainan lomba melempar bola basket ke sasaran dinding.

b. Permainan lomba melempar bola ke ban bekas yang diletakkan di

tanah(didepannya), hingga bola terpantul kea rah siswa di depannya.

2. Pendekatan Konvensional

Pendekatan konvensional merupakan cara mengajar yang berpusat pada

guru, semua kegiatan siswa sama dengan kegiatan yang dilakukan guru. Jika

ditinjau dari tujuan pendidikan jasmani, maka pendekatan pembelajaran

konvensionl sudah tidak sesuai lagi, namun pada kenyataannya pendekatan

pembelajaran konvensional masih banyak diterapkan atau digunakan para guru

pendidikan penjas.

3. Hasil Belajar Lempar Lembing Gaya Hop Step

Page 43: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xliii

Suatu perubahan kemampuan lempar lembing gaya hop step yang dicapai

siswa setelah memperoleh pembelajaran lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan bermain. Perubahan yang ada dapat dilihat atau diukur melaui tes

lempar lembing gaya hop step dengan membandingkan hasil tes awal (sebelum

diberi perlakuan) dengan tes akhir (setelah diberi perlakuan). Selain itu, untuk

mengukur variabel antara, akan dilakukan observasi guna mengetahui keaktifan,

kedisiplinan, dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

E. Subyek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah siswa putra kelas VII A dan VII B SMP

Negeri 1 Sawit Boyolali tahun pelajaran 2009/2010. Penjelasannya dapat dilihat

pada bagan berikut:

VII A & VII B 36 siswa Putra Yang disediakan dari sekolah

VII A ( Kelompok Kontrol ) 18 siswa putra

VII B ( Kelompok Eksperimen ) 18 siswa putra

Pembelajaran Konvensional ( RP dari Sekolah )

Pembelajaran Bermain ( RP dari Penelitian )

4 Aspek Pengembangan ( Yudha M. Saputra )

Observasi : Kemampuan

Keaktifan Kedisiplinan

Skor Pretest dan posttest

Page 44: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xliv

F. Teknik Pengumpulan Data

Data primer yang harus dikumpulkan adalah kemampuan lempar lembing gaya hop step, termasuk data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes lempar lembing gaya hop step dan lembar observasi.

Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh melalui observasi. Untuk mendapatkannya pengamat menggunakan lembar observasi pengelolaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang diamati berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan dalam lembar observasi.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang

diajukan, maka data yang diperoleh dianalisis dengan analisis statistik deskriptif

dan inferensial yang dikerjakan menggunakan komputer manual (excel) dan

program SPSS.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Data kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh melalui

lembar observasi, adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu:

LEMBAR OBSERVASI

A. Aspek yang Dinilai :

1. Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan.

§ Menampilkan gerakan terbaik.

§ Gerakan mendekati sempurna

§ Mampu melakukan dan gerakan cukup baik

Analisis Anakova

Page 45: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlv

§ Mampu melakukan tetapi gerakan tidak sesuai

§ Tidak mampu melakukan gerakan

2. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

§ Siswa selalu mencoba berulang-ulang tanpa perintah guru

§ Mencoba tanpa perintah guru walau tidak berulang-ulang

§ Siswa mencoba dengan perintah guru

§ Siswa bermalas-malasan dalam pembelajaran

§ Siswa tidak pernah mencoba dan pasif

3. Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

§ Selalu menjaga sportivitas

§ Mentaati peraturan yang berlaku

§ Tidak memperhatikan peraturan-peraturan dalam bermain

§ Tidak memperhatikan guru

§ Selalu membuat kegaduhan

B. Keterangan Penilaian :

1. Skor : 5 = Baik Sekali, 4 = Baik, 3 = Cukup, 2 = Sedang, 1 = Kurang.

2. Persentase : Skor yang diperoleh x 100% Skor maks : 105

Skor maks Skor min : 21

3. Kategori: 90% - 100% : Baik sekali

80% - 89% : Baik

70% - 79% : Cukup

< 70% : Kurang

Pengembangan Pembelajaran

Kebugaran

Jasmani

Skill Kerjasama Kompetitif

A B C D E F G

Total

Skor

NO

Nama

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Page 46: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlvi

(Rusli Lutan, Mulyana, Nidaul hidayah dan Sagitarius, 2007: 13)

Gambar 4 : Lembar Observasi dan Persentase

KETERANGAN : A : Permainan Melempar Benda (botol) dengan Menggunakan Bola Berekor.

B : Permainan Melempar ke Arah Sasaran (Ban Bekas) yang Diletakkan Di

Tanah.

C : Permainan Melempar Dengan Satu Tangan Menggunakan Bola Besar

(Bola Basket) Dilakukan dengan Berpasangan dengan Awalan Lari,

Jingkat dan Lempar.

D : Permainan melempar sasaran (kotak kardus) formasi satu arah, dengan

menggunakan bola berekor/ bola tenis dengan jarak yang sudah diatur.

E : Permainan Bola Hadang dengan Menggunakaan Bola Voli.

F : Permainan Lomba Melempar Bola ke Sasaran Dinding.

G : Permainan Lomba Melempar Bola ke Simpai.

1 : Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Gerakan.

2 : Keaktifan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran.

3 : Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran.

Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar adalah

hasil belajar lempar lembing gaya Hopstep yang ditunjukkan dari skor posttest,

baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya (tuntas secara individu) jika skor yang diperoleh siswa

lebih dari atau sama dengan 75% skor total. BSNP (2006:10). Ketentuan

ketuntasan belajar ditunjukkan melalui norma berikut:

NO Nama Total Skor Persentase Kategori

Page 47: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlvii

1,8SD-1,8 SD

Keterangan:

Selisih: Kategori Hasil Lempar Lembing: Kategori:

1. > 1,8 SD : Baik Sekali 1. ≥ 19,0 : Baik Sekali

2. 0,6 SD – 1,8 SD : Baik 2. 17,0 – 18,9 : Baik

3. (-0,6 SD) – 0,6 SD : Cukup 3. 12.9 – 16,9 : Cukup

4. (-1,8 SD) – (-0,6 SD) : Sedang 4. 10,8 – 12,8 : Sedang

5. < - 1,8 SD : Kurang 5. ≤ 12,7 : Kurang

Gambar 5: Ketentuan Ketuntasan Belajar

2. Mencari Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi intraklas dari

Mulyono BA (2007: 44), dengan rumus sebagai berikut:

A

WA

MS

MSMSR

-=

Keterangan:

R = Koefisien Reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

Page 48: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlviii

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

3. Analisis Statistik Inferensial

Untuk menguji hipotesis penelitian, maka data hasil belajar lempar

lembing gaya hop step dalam PEK ini dianalisis dengan Anakova. Data yang

dianalisis adalah data hasil skor pretest dan skor posttest. Alasan menggunakan

Anakova karena dalam PEK ini memakai variabel kovariat sebagai variabel

independen yang sulit untuk dikontrol, tetapi dapat diukur bersamaan dengan

variabel dependen.

Langkah-langkah prosedur Anakova yakni: a) Menentukan model regresi,

b) Uji keberartian koefisien X dalam model regresi, c) Uji linieritas model regresi,

d) Uji kesamaan dua model regresi, dan e) Uji kesejajaran dua model regresi.

(Sarwono, 2008: 36-40).

Gambar 6: Rancangan Analisis Kovarian dalam Penelitian Eksperimen Kuasi

Langkah-langkah dalam analisis kovarian yang ditempuh dilaksanakan

sebagai berikut:

Group Eksperimen Group Kontrol Pretest Posttes Pretest Posttest

(X1) (Y1) (X2) (Y2)

X11 Y11 X12 Y12

X21 Y21 X22 Y22

X31 Y31 X32 Y32

XN1.1 YN1.1 XN2.2 NN2.2 Keterangan: X1, X2: hasil awal lempar lembing gaya hop step sebagai variabel kovariat pada

kelompok eksperimen dan kontrol. Y1, Y2: hasil akhir lempar lembing gaya hop step sebagai variabel dependen pada

kelompok eksperimen dan kontrol. N1, N2: banyaknya subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol.

Page 49: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

xlix

a. Menentukan Model Regresi

Model regresi linier dibutuhkan karena ingin melihat bentuk hubungan

antara dua variabel, yaitu dependen dan variabel independen.

Misalnya:

X = hasil awal lempar jauh siswa (variabel kovariat)

Y = hasil akhir passing lempar lembing siswa (variabel dependen)

N = banyaknya siswa

Maka model regresi linier Y atas X adalah Y)

= a + bX, dengan a dan

b adalah estimator untuk q1 dan q2 dalam persamaan Y)

= q1+q2X untuk

mencari nilai a dan b digunakan rumus:

a = n1

(SYi - b S Xi) Model regresi linier dilakukan untuk

kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

b = ( )å

å å å

-

-

n

XX

n

XYYX

ii

iiii

22

b. Uji Keberartian Koefisien X dalam Model Regresi

Uji keberartian koefisien bertujuan untuk menguji apakah ada

pengaruh hasil awal lempar lembing siswa (skor prestest) terhadap hasil

akhir lempar lembing siswa (skor posttest) pada kelompok ekperimen dan

kelompok kontrol. Untuk menguji keberartian koefisien X dalam model

regresi linier dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : q2 = 0 (koefisien regresi tidak berarti; artinya tidak ada pengaruh

skor pretest terhadap skor posttest)

HA : q2 ≠ 0 (koefisien regresi berarti; artinya ada pengaruh skor pretest

terhadap skor posttest)

Page 50: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

l

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians

menggunakan statistik -F, dengan rumus

F* = MSEMSR

Kriteria tolak Ho jika F* ³ F (1-a, 1, n-2) dengan a = 5%

Keterangan :

MSR = regression mean square = SSRSSR

=1

SSR = regression sum of square = å å å- )(n

YXYXb ii

ii

SSTO = total sum ofsquare = SYi2 -

n

Yiå 2)(

SEE = error sum of square = SSTO - SSR

MSE = error mean square = 2-n

SSE

c. Uji Linieritas Model Regresi

Untuk menguji hubungan secara linier antara hasil awal lempar

lembing siswa (skor pretest) terhadap hasil akhir lempar lembing siswa

(skor posttest), dilakukan uji linieritas model regresi pada kelompok

ekperimen dan kelompok kontrol dengan rumusan hipotesis :

Ho : model regresi linier

HA : model regresi tidak linier

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians

menggunakan statistik - F, dengan rumusan:

F* = MSPEMSLF

Kriteria tolak Ho jika F* ³ F (1-a, c – 2 ; n - 2) dengan a = 5%

Keterangan:

MSLF = lack off fit mean square = 2-c

SSLF

SSLF = lack of fit sum of square = SSE -SSPE

SSPE = pure error sum of square = åå= =

-c

j

m

iij YY

1 1

2)(

Page 51: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

li

MSPE = pure error mean square = cn

SSPE-

c = banyaknya data X yang berbeda

n = banyaknya siswa

d. Uji Kesamaan Model Regresi

Uji kesamaan dua model regresi bertujuan menguji kesamaan model

regresi kelompok eksperimen dan model regresi kelompok kontrol. Regresi

linier kelompok eksperimen : YE = q1 + q2 XE dan regresi linier kelompok

kontrol : YK = q3 +q4 XK. Untuk menguji kesamaan dua model regresi

dirumuskan hipotesis :

Ho : q1 =.q3 dan q2 = q4 (kedua model regresi sama)

HA : q1 ≠ q3 dan q2 ≠ q4 ( kedua model regresi tidak sama)

Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan analisis varians

menggunakan statistik - F, dengan rumus:

)4()(

)4()2()()(

*

-+

----+-

=

KE

KEKE

nnFSSE

nnnnFSSERSSE

F

Kriteria tolak Ho jika F*³F ( 1 - a,2; nE + NK=4) dengan a = 5%

Keterangan :

SSE = SSTO(R) - SSR(R)

SSTO( R ) = SYi2 -

( )n

Yi

SSR(R) = b ÷÷ø

öççè

æ-å å å

n

YXYX ii

ii

SSE(F) = SSEE + SSEK

dengan SSEE = error sum of square kelompok eksperimen

SSEK = error sum of square kelompok kontrol

nE = banyaknya siswa di kelompok eksperimen

nK = banyaknya siswa di kelompok kontrol

Page 52: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lii

Jika dalam pengujian hipotesis nol diterima, maka kedua model regresi adalah

tidak berbeda, dengan kata lain kedua model regresi adalah sama.

e. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Uji kesejajaran dua model regresi dilakukan apabila dalam pengujian nilai butir disebelum hipotesis nol ditolak. Uji kesejajaran dua model regresi bertujuan untuk menguji kesejajaran model regresi kelompok eksperimen dan model regresi kelompok kontrol. Untuk menguji kesejajaran dua model regresi dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ho : q2 = q4 (kedua model regresi sejajar) HA : q2

= q4 ( kedua model regresi tidak. sejajar) Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis variants menggunakan statistik- F, dengan rumus:

F* =

)2(

)1(

knnA

kAB

KE -+

--

Kriteria tolak Ho jika F* ³ F (1 - a, k-1; N - 2k) dengan a = 5% Keterangan :

A = ( )( )

( )adjx

k

jnj

iij

nj

iijijnj

iij SST

XX

XXYY

YY =

ïï

þ

ïï

ý

ü

ïï

î

ïï

í

ì

-

úû

ùêë

é--

--åå

åå

=

=

=

=1

1

2

2

1

1

2

)(

)(

B = SSTy = xSST

SPT 2)(

SPT = jumlah total produk SSTx = jumlah kuadrat total X SSTy = jumlah kuadrat total Y k = banyaknya kelompok N = banyaknya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Jika kedua model regresi sejajar, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar lempar lembing gaya hop step kelompok eksperimen dan kelompok kontrol BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 53: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

liii

Prosedur pelaksaan pembelajaran lempar lembing gaya hop step

dirancang oleh peneliti dalam bentuk RPP yang dibuat dalam 4 kali pertemuan,

dan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan. Untuk pertemuan

pertama menggunakan bentuk kebugaran jasmani, pertemuan ke dua

menggunakan pengembangan skill, pertemuan ke tiga bentuk pengembangan

kerjasama, dan pertemuan ke empat menggunakan bentuk pengembangan sikap

kompetitif. Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh melalui

observasi. Untuk mendapatkannya pengamat menggunakan lembar observasi, dan

siswa yang diamati berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan dalam lembar

observasi. Sedangkan data penelitian diperoleh dari tes, yaitu untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran dengan pendekatan bermain terhadap hasil belajar lempar

lembing gaya hopstep pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun

2009.

Hasil penelitian yang sudah ditabulasi dapat dilihat pada lampiran.

Berdasarkan tabulasi data, kemudian data dianalisis yaitu analisis deskriptif dan

analisis kovarians. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data

setiap variabel. Analisis kovarians dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

variabel bebas dengan variabel terikatnya. Hasil analisis data dalam penelitian ini

meliputi deskripsi data, uji reliabilitas, uji prasyarat, dan uji hipotesis, yang

disajikan pada bagian lebih lanjut.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data penelitian meliputi data hasil eksperimen atau perlakuan

yaitu hasil tes lempar lembing gaya hopstep pada kelompok pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan bermain dan kelompok kontrol yang tidak diperlakukan

dengan pendekatan bermain. Adapun deskripsi data dari masing-masing kelompok

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil Tes Awal Kelompok Ekperimen dan Kelompok Kontrol

Tes awal dilakukan untuk mengetahui hasil lempar lembing sebelum

treatment yang dilakukan pada kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol

Page 54: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

liv

dengan tujuan untuk mengetahui hasil lempar lembing. Hasil tes awal pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperolah nilai sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Tes Awal Lempar Lembing pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Variabel Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol

Banyaknya siswa 18 18

Rerata hasil tes lempar lembing siswa 15,4500 14,4000

Standar Deviasi 3,79120 2,91931

Banyaknya Siswa Yang Tuntas 7 4

2. Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok kontrol

Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan untuk

mengetahui hasil lempar lembing gaya hopstep siswa setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan bermain. Hasil test akhir kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Tes Akhir Lempar Lembing pada Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Variabel Kelompok eksperimen

Kelompok kontrol

Banyaknya siswa 18 18

Rerata hasil tes lempar lembing siswa 17,0000 15,7556

Standar Deviasi 3,98792 2,99573

Banyaknya Siswa Yang Tuntas 10 6

B. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan atau keajegan

hasil pengukuran atau tes. Data untuk uji reliabilitas diperoleh dengan tes-retest,

Page 55: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lv

yaitu melakukan tes pertama dan tes kedua. Jika hasil tes pertama dan kedua tidak

berbeda jauh, maka reliabilitas tes dapat terpenuhi. Uji reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan teknik Anava, yaitu membandingkan dua nilai tes. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap tes awal dan tes akhir. Hasil uji reliabilitas

disajikan dalam tabel 3 sebagai berikut :

Tabel 3 : Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir

Treatment Hasil Penelitian Kategori

Tes Awal 0,4067 Kurang

sekali

Tes Akhir 0,7839 Sedang

Berdasarkan hasil uji reliabilitas hasil tes awal lempar lembing gaya hop

step yaitu kurang sekali dengan nilai reliabilitas 0,4067.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas hasil tes akhir lempar lembing gaya hop

step yaitu sedang dengan nilai reliabilitas 0,7839

C. Analisis Statistik Inferensial

D. Menentukan Model Regresi

E. Model Regresi Kelompok Eksperimen

Hasil analisis model regresi kelompok eksperimen disajikan dalam

tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4 : Hasil Analisis Model Regresi Kelompok Eksperimen

Coefficientsa

6,112 3,382 1,807 ,090

,549 ,194 ,578 2,831 ,012

(Constant)

Postest - Eksperimen

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Pretest - Eksperimena.

Y = 6,112 + 0,549 X

Page 56: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lvi

Persamaan tersebut memiliki makna bila variabel X bernilai Nol,

maka besarnya nilai Y adalah 6,112. Sedangkan bila variabel X bertambah

sebesar satu satuan, maka Y akan bertambah sebesar 0,549 satuan. Demikian

pula sebaliknya, jika variabel X menurun sebesar satu satuan, maka Y akan

berkurang sebesar 0,549.

F. Model Regresi Kelompok Kontrol

Hasil analisis model regresi kelompok kontrol disajikan dalam tabel

5 sebagai berikut :

Tabel 5 : Hasil Analisis Regresi Kelompok Kontrol

Coefficients a

4,197 2,917 1,439 ,169

,648 ,182 ,665 3,557 ,003

(Constant)

Postest - Kontrol

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Pretest - Kontrola.

Y = 4,197 + 0,648 X

Persamaan tersebut memiliki makna bila variabel X bernilai Nol,

maka besarnya nilai Y adalah 4,197. Sedangkan bila variabel X bertambah

sebesar satu satuan, maka Y akan bertambah sebesar 0,648 satuan. Demikian

pula sebaliknya, jika variabel X menurun sebesar satu satuan, maka Y akan

berkurang sebesar 0,648.

G. Uji Keberartian Regresi

Ø Hasil Uji Keberartian Model Regresi Kelompok Eksperimen dan

Kelompok kontrol

Hasil analisis untuk uji keberartian model regresi dalam pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel 6

berikut:

Tabel 6. Hasil Anova untuk Uji Keberartian Koefisien Regresi pada

Kelompok Eksperimen

Page 57: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lvii

ANOVAb

81,566 1 81,566 8,017 ,012a

162,779 16 10,174

244,345 17

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Postest - Eksperimena.

Dependent Variable: Pretest - Eksperimenb.

Dengan df = 1:16, nilai Ftabel a = 0.05 adalah 0,012. Ternyata Fhitung = 8.017 >

Ftabel = 0,012 dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti model regresi

linear adalah signifikan.

Tabel 7. Hasil Anova untuk Uji Keberartian Koefisien Regresi pada

Kelompok Kontrol.

ANOVAb

63,982 1 63,982 12,654 ,003a

80,898 16 5,056

144,880 17

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Postest - Kontrola.

Dependent Variable: Pretest - Kontrolb.

Dengan df = 1:16, nilai Ftabel a = 0.05 adalah 0,003. Ternyata Fhitung = 12.654 >

Ftabel = 0,003 dengan demikian hipotesis nol ditolak, yang berarti model regresi

linear adalah signifikan.

H. Uji Linearitas

I. Uji Linearitas Kelompok Eksperimen

Hasil uji linearitas model regresi pada kelompok eksperimen disajikan

pada tabel 8 berikut :

Tabel 8 : Hasil Uji Anava Linearitas Model Regresi Kelompok Eksperimen

Page 58: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lviii

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Postest - Eksperimen

179,610 15 11,974 23,948 ,159

,500 1 ,500

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Hasil uji linearitas model regresi pada kelompok eksperimen diperoleh Fhitung sebesar 23,948 dengan signifikansi sebesar 0,159. Hasil F hitung ternyata memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena harga signifikansi > 0,05 maka disimpulkan bahwa model regresi termasuk linier.

b. Uji Linearitas Kelompok Kontrol

Hasil analisis uji linearitas model regresi pada kelompok kontrol

disajikan pada tabel 9 berikut :

Tabel 9: Hasil Uji Linearitas Model Regresi pada Kelompok Kontrol

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Postest - Kontrol

79,723 13 6,133 3,366 ,173

5,465 3 1,822

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Hasil uji linearitas model regresi pada kelompok kontrol diperoleh Fhitung sebesar 3,366 dengan signifikansi sebesar 0,173. Hasil F hitung ternyata memiliki signifikansi lebih besar dari 0,05. Karena harga signifikansi > 0,05 maka disimpulkan bahwa model regresi termasuk linier.

J. Uji Kesamaan Dua Model Regresi

Hasil uji kesamaan dua model regresi antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol disajikan pada tabel 10 berikut :

Tabel 10: Hasil Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol.

Page 59: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lix

ANOVAb

168,139 1 168,139 21,274 ,000a

268,724 34 7,904

436,862 35

Regression

Residual

Total

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Pretesta.

Dependent Variable: Postestb.

Hasil uji kesamaan dua model regresi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh Fhitung sebesar 21,274 dengan signifikansi 0,000. Hasil Fhitung ternyata memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05. Karena harga signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesamaan dua model regresi linier pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tidak sama.

K. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linear

Berdasarkan hasil pada sub-bub bab di atas, maka pengujian dilanjutkan

dengan menguji kesejajaran dua model regresi linier. Hasil analisis uji kesejajaran

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dasajikan pada tabel 11 berikut:

Tabel 11 : Hasil Analisis Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linear pada

Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol.

Lack of Fit Tests

Dependent Variable: Postest

249,344 28 8,905 2,757 ,104

19,380 6 3,230

SourceLack of Fit

Pure Error

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Hasil F hitung uji kesejajaran dua model regresi pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol diperoleh harga F hitung sebesar 2,757 dengan signifikansi

sebesar 0,104. Karena harga signifikansi lebih besar dari 0,05 mka Ho diterima.

Hal ini berarti bahwa kesejajaran dua model regresi linier pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah sejajar.

L. Pengujian Hipotesis

Page 60: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lx

Pengujian hipotesis dilakukan setelah uji prasyarat dapat dipenuhi. Hasil

uji prasyarat sebagaimana diuraikan di atas menunjukkan bahwa analisis

kovarians dapat dilakukan, karena semua uji prasyarat sudah memenuhi asumsi

yang diharapkan.

M. Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kovarians.

Analisis kovarians digunakan dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini

memakai variabel kovariat sebagai variabel independen yang sulit untuk

dikontrol, tetapi dapat diukur bersamaan dengan variabel dependen. Analisis

tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur anakova untuk mengetahui pengaruh

Pembelajaran dengan pendekatan bermain terhadap hasil belajar lempar lembing

gaya Hopstep pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali tahun 2009.

Hasil analisis kovarians sesuai dengan langkah-langkah yang telah

dilakukan sebagaimana terlihat pada lampiran dan telah dikemukakan di atas,

kemudian dapat diambil kesimpulan penelitian. Hasil lempar lembing gaya

hopstep kelompok eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 17,0000, sedangkan

hasil lempar lembing gaya hopstep kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar

15,7556. Berdasarkan kedua skor rata-rata tersebut, maka dapat diketahui bahwa

skor rata-rata lempar lembing gaya hopstep kelompok eksperimen lebih tinggi

dibandingkan dengan skor rata-rata lempar lembing gaya hopstep kelompok

kontrol, atau 17,0000 > 15,7556 dihitung dalam satuan meter.

N. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis selanjutnya

dilakukan penafsiran pengujian hipotesis. Penafsiran pengujian hipotesis yang

dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran lempar lembing gaya hopstep dengan pendekatan bermain

terhadap hasil belajar lempar lembing gaya hopstep siswa dan diperoleh hasil

bahwa nilai rata-rata hasil lempar lembing gaya hopstep kelompok eksperimen

sebesar 17,0000, sedangkan rata-rata hasil lempar lembing gaya hopstep

kelompok kontrol sebesar 15,7556. Dengan demikian dapat diketahui bahwa rata-

Page 61: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxi

rata hasil lempar lembing gaya hopstep kelompok eksperimen lebih besar dari

rata-rata lempar lembing gaya hopstep kelompok kontrol. Berdasarkan kedua nilai

rata-rata tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan

bermain berpengaruh signifikan pada hasil belajar lempar lembing gaya hopstep.

Hasil lempar lembing gaya hopstep kelompok eksperimen lebih baik

dibandingkan dengan lempar lembing gaya hopstep pada kelompok kontrol.

O. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interpretasi lebih lanjut,

terutama mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.

Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan tidak atau belum kearah

verifikasi suatu teori, karena itu, pendekatan pembahasannya lebih cenderung ke

deskripsi empiris.

Atas dasar hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial diperoleh dua

informasi penting yakni, (1) dari segi penerapan pendekatan pembelajaran

bermain terhadap hasil kemampuan lempar lembing gaya hop step adalah lebih

efektif dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, dan

(2) dari segi produk perbandingan kemampuan lempar lembing antara siswa yang

mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran bermain lebih baik dari pada siswa

yang mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran konvensional.

Keefektifan penerapan pendekatan pembelajaran bermain seperti

ditunjukkan oleh hasil-hasil analisis data bahwa, (1) Analisis data observasi

terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran selama 4 kali pertemuan adalah

efektif, karena setiap aspek yang diamati berada pada kategori baik dan baik

sekali. (2) Dari analisis perbandingan secara deskriptif, dilihat dari hasil selisih

skor tes awal dan tes akhir pada kelompok eksperimen, total skor selisihnya

mengalami peningkatan naik sebanyak 11 siswa dan siswa yang berada dalam

kategori baik sekali sebanyak 6 siswa. Sedangkan pada kelompok kontrol, total

selisihnya mengalami penurunan sebanyak 4 siswa. Untuk perbandingan hasil

skor posttest, siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila berada dalam kategori

baik dan baik sekali. Dalam kelompok eksperimen ada 10 siswa yang tuntas,

Page 62: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxii

sedangkan dalam kelompok kontrol hanya ada 6 siswa. Dengan demikian,

pendekatan pembelajaran bermain dalam pokok bahasan lempar lembing gaya hop

step siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali adalah efektif.

Dari segi produk atau peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop

step juga menunjukkan bahwa, dari uji hipotesis PEK ini teruji bahwa hasil

belajar lembar lembing gaya hop step dengan pendekatan pembelajaran bermain

lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji

kesamaan dan uji kesejajaran ternyata dua model regresi linier tidak sama,

namunsejajar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil

belajar lempar lembing gaya hop step antara pendekatan pembelajaran bermain

dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Konstanta garis regresi kelompok

eksperimen adalah 6,112. Konstanta ini lebih besar dari konstanta garis regresi

kelompok kontrol yaitu 4,197. Secara geometris garis regresi kelompok

eksperimen diatas garis regresi kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa

hasil belajar lempar lembing gaya hop step dengan pendekatan pembelajaran

bermain lebih baik dibanding hasil belajar lempar lembing gaya hop step dengan

pendekatan pembelajaran konvensional.

Meski hipotesis hasil penelitian teruji, namun dalam pelaksanaan

penelitian eksperimen kuasi ini ada beberapa kelemahan, antara lain: (1) observasi

terhadap kegiatan siswa hanya dilakukan pada kelompok eksperimen, padahal ada

dua kelompok. (2) Dalam ketuntasan belajar, kriteria penilaiannya dibuat oleh

peneliti sendiri dengan memodifikasi dari modul evaluasi

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI,DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka penelitian ini menyimpulkan bahwa

1. Pembelajaran lempar lembing gaya hopstep yang dilakukan dengan

pendekatan bermain berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar lempar

Page 63: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxiii

lembing gaya hop step pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali

tahun 2009. Dengan signifikansi 0,012.

2. Pembelajaran lempar lembing gaya hopstep dengan pendekatan bermain lebih

baik hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran lempar lembing dengan

metode konvensional. Nilai rata-rata lempar lembing gaya hopstep kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah 17,0000 > 15,7556.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pendekatan

pembelajaran bermain memiliki pengaruh yang optimal dari pada pendekatan

pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil belajar lempar lembing

gaya hop step pada siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Sawit Boyolali Tahun

pelajaran 2009/2010

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa, setiap pendekatan

pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan

lempar lembing gaya hop step. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendekatan

pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan lempar lembing gaya hop step harus menerapkan pendekatan

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi siswa. Hasil penelitian ini

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan

pendekatan pembelajaran yang tepat, khususnya untuk meningkatkan kemampuan

lempar lembing gaya hop step.

Bermain dan belajar saat ini menjadi orientasi kegiatan proses belajar

mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Kegiatan bermain sambil belajar

akan dapat menjadi metode yang dapat mengatasi kesulitan belajar pada siswa

tertentu. Karena itu, beberapa praktisi pendidikan mendirikan sebuah lembaga

pendidikan yang berbasis hal tersebut dengan sebutan sekolah alam. Sekolah alam

yaitu sekolah yang dilakukan secara langsung berinteraksi dengan alam, namun

ada pemandunya yaitu guru. Sekolah demikian, akan menyampaikan ilmu

pengetahuan secara komprehensif dan menimbulkan rasa senang pada siswa. Jadi,

Page 64: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxiv

pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan bermain benar-benar memiliki

efektivitas yang tinggi dari segi tujuan pembelajaran.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step dapat

diterapkan pendekatan pembelajaran bermain dengan menggunakan

berbagai macam bentuk pengembangan yang memiliki nilai-nilai

permainan yang bermanfaat bagi siswa.

2. Siswa diharapkan aktif dalam proses pembelajaran lempar lembing, tidak

terpacu pada peralatan yang tersedia di sekolah. Bisa memanfaatkan

benda-benda yang ada di sekitarnya.

3. Bagi istitusi agar menyediakan fasilitas atau peralatan yang lebih kreatif

sehingga memacu semangat siswa dalam proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahendra. 2004. Azas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta:

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan. Bagian Proyek Pengendalian dan Peningkatan Mutu Guru Penjas Dikdasmen.

Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan. Bambang Soehendro. 2006. BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Beltasar Tarigan. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran

Sepakbola. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Dani Wardani. 2009. Bermain Sambil Belajar. Bandung: Edukasia Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pedoman

Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Page 65: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxv

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

Laporan Seminar Lokakarya Nasional Ilmu Keolahragaan. 1998. Surabaya: IKIP

Surabaya. M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak dengan Bermain. Surakarta: Program Studi

D-2 Pendidikan Jasmani. JPOK FKIP UNS. Mulyono B.A. 2007. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga

Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press. Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK IKIP

Bandung.

Rusli Lutan dan Adang Suherman. 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.

Jakarta: Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Rusli Lutan, Mulyana, Nidaul Hidayah, Sagitarius. 2007. Evaluasi Pendidikan

Jasmani. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Sarwono. 2008. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Kuliah

Biomekanika Olahraga di Program Studi PJKR JPOK FKIP UNS, Laporan Penelitian, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Surakarta: UNS

Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati. 1993. Materi Pokok Pendidikan

Atletik. Jakarta: Depdikbud. Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan pendidikan Kependudukan. Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II.

Soemitro. 1992. Permainan Kecil. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti Proyek

Pembinaan Tenaga Kependidikan. Sukintaka. 1992. Teori Bermain untuk D2,PGSD Penjaskes. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Bandung: CV. Maulana. Wahjoedi. 1999. Jurnal Iptek Olahraga. Jakarta: Pusat Pengkajian dan

Pengembangan IPTEK (PPPITOR). Kantor Menteri Negara dan Olahraga.

Page 66: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxvi

Yudha M Saputra. 2001. Dasar-dasar Ketrampilan Atletik, Pendekatan Bermain Untuk SLTP. Jakarta : Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Bekerja Sama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Page 67: MENGOPTIMALKAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR …/Meng... · dilaksanakan menggunakan 4 macam bentuk pengembangan permainan yang ... Pemanasan Pengembangan ... umumnya anak-anak cukup

lxvii