mengukur kinerja laporan keuangan guna …
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
329
MENGUKUR KINERJA LAPORAN KEUANGAN GUNA
MENGETAHUI PERBANDINGAN NERACA KEUANGAN
PADA KOPERASI “DIAN” KERTAK HANYAR
Novi Shintia1, Tiko Puspita Ambar Sari2
Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Banjarmasin1,2
[email protected], [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui perkembangan kinerja laporan keuangan
berdasarkan perbandingan laporan keuangan pada neraca di Koperasi “DIAN”. (2) untuk mengetahui hasil laporan keuangan pada neraca dalam meningkatkan kinerja perusahaan
di Koperasi “DIAN”. Metode yang digunakan adalah deskriftif kualitatif. Subjek penelitian
laporan keuangan periode tahun 2014 sampai dengan periode tahun 2016 pada Koperasi “DIAN”. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, dokumentasi, observasi dan studi
pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan pada Koperasi “DIAN”
dari tahun ke tahun mengalami, kenaikan, penurunan dan tetap atau stabil. Adapun hasil pada tahun 2015 yang mengalami kenaikan berjumlah 24 akun, yang mengalami penurunan
berjumlah 9 akun, dan yang mengalami tetap atau stabil berjumlah 3 akun. Sedangkan pada
tahun 2016 yang mengalami kenaikan berjumlah 26 akun, yang mengalami penurunan
berjumlah 6 akun, dan yang mengalami tetap atau stabil berjumlah 4 akun. Sebaiknya Koperasi “DIAN” untuk bisa meningkatkan kemampuan kinerja keuangan dalam
mengelola koperasi agar kedepannya perolehan nilai pos-pos bisa lebih meningkat dari
tahun-tahun sebelumnya dan koperasi akan menjadi lebih baik lagi.
Kata kunci: Perbandingan, Neraca, Kinerja
ABSTRACT
This research aims (1) to determine the performance of financial statements based on comparison of financial statements at necara in Cooperative "DIAN". (2) to know the result
of financial statements on balance sheet in improving company performance in
Cooperative "DIAN". The method used is qualitative descriptive. Research subjects of financial statements for the period 2014 until the period of 2016 on Cooperative "DIAN".
Data collection techniques are interviews, documentation, observation and literature
study. The results of this study indicate that the development of the "DIAN" Cooperative from year to year experienced, increased, decreased and fixed or stable. The results in
2015 that experienced an increase amounted to 24 accounts, which decreased amounted
to 9 accounts, and who experienced fixed or stable amounted to 3 accounts. While in the
year 2016 which experienced an increase amounted to 26 accounts, which decreased amounted to 6 accounts, and who experienced fixed or stable amounted to 4 accounts.
Better Cooperatives "DIAN" to be able to improve financial performance in managing the
cooperative so that the future value of the posts can be increased from previous years and
cooperatives will be even better.
Keywords: Comparison, Balance Sheet, Performance
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
330
PENDAHULUAN
Koperasi “DIAN” adalah koperasi bergerak dibidang simpan pinjam. Dapat
dilihat Tabel Perolehan Neraca Koperasi “DIAN” periode tahun 2014 – 2016
sebagai berikut:
Tabel 1. Perolehan Neraca Koperasi “DIAN” Periode Tahun 2014 sampai dengan
2016
Sumber : Koperasi “DIAN” tahun (2016)
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan kinerja keuangan berdasarkan
perbandingan laporan keuangan pada neraca di Koperasi “DIAN”?
2. Bagaimana mengukur hasil laporan keuangan pada neraca dalam
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di Koperasi “DIAN”?
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan berdasarkan
perbandingan laporan keuangan pada neraca di Koperasi “DIAN”.
2. Untuk mengetahui hasil laporan keuangan pada neraca dalam
meningkatkan kinerja perusahaan di Koperasi “DIAN”.
LANDASAN TEORI
Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan suatu cara agar laporan dapat dipahami
dan dimengerti oleh berbagai pihak. Dengan adanya analisis terhadap laporan
keuangan maka diketahui kinerja manajemen selama ini. (Kasmir, 2015:66).
Dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil
keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke
depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang
sudah sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi
kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini.
Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik
analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
331
agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu,
para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk
menginterpretasikan.
Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah:
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan
selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode;
2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan
rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa.
3. Digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-
benar tepat;
4. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan secara cermat;
5. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang
telah dibuat;
6. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan;
7. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis
tersebut.
Menurut Kasmir (2015:69) terdapat dua macam metode analisis laporan
keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut.
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya terhadap satu
periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antar pos-pos yang ada,
dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja
dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis
ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode
yang lain.
Menurut Kasmir (2015:70), ada beberapa jenis teknik analisis laporan
keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa
kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis.
2. Analisis Trend
Analisis trend atau tendensi merupakan analisis laporan keuangan yang
biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari
periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami
perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut
yang dihitung dalam persentase.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
332
3. Analisis Persentase per Komponen
Analisis persentase per komponen merupakan analisis yang dilakukan untuk
membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan,
baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Analisis sumber dan penggunaan dana merupakan analisis yang akan dilakukan
untuk mengetahui sumber-sumber dan perusahaan dan penggunaan dan dalam
satu periode. Analisis ini juga untuk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-
sebab berubahnya modal kerja perusahaan dalam satu periode.
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan analisis yang digunakan
untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas
dalam suatu periode. Selain itu, juga untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.
6. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan
pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
7. Analisis Kredit
Analisis kredit merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak
tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank. Dalam
analisis ini digunakan beberapa cara alat analisis yang digunakan.
8. Analisis Laba Kotor
Analisis laba kotor merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
jumlah laba kotor dari periode ke satu periode. Kemudian juga untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
9. Analisis Titik Pulang Pokok atau Titik Impas (break event point)
Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break even
point. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa
penjualan produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian.
Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada
berbagai tingkat penjualan.
Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan
Analisis perbandingan antara laporan keuangan merupakan analisis yang
dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
Artinya minimal dua periode atau lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui
perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi dapat berupa
kenaikan atau penurunan dari masing-masing komponen analisis.
Menurut Kasmir (2015:72), analisis perbandingan laporan keuangan dapat
dilakukan dengan dua model, yaitu:
1. Analisis horisontal atau analisis dinamis
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
333
Dalam analisis horisontal yang dibandingkan adalah laporan keuangan
untuk beberapa periode.
2. Analisis vertikal atau analisis stastis
Analisis vertikal adalah jika kita hanya membandingkan satu pos dengan
pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan hanya meliputi satu periode
laporan keuangan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horisontal jika
dibandingkan dengan analisis vertikal. Dalam analisis horisontal, kita akan tahu
terjadi perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode-
periode lain. Seperti misalnya kenaikan atau penurunan komponen-komponen yang
ada di laporan keuangan. Sementara itu, dalam analisis statis hal tersebut tidak
terlihat. Kemudian, laporan analisis horisontal akan mempermudah kita untuk
mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, sehubungan dengan
perubahan yang terjadi.
Perubahan dalam laporan keuangan neraca untuk suatu periode dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya:
1. Adanya perolehan aktiva baru;
2. Adanya pengurangan aktiva seperti pelunasan utang piutang;
3. Berubahnya bentuk aktiva dari tetap ke lancar;
4. Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba rugi perusahaan yang tergambar
dari penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan;
5. Adanya penambahan atau pengurangan modal (saham).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriftif kualitatif
dengan lokasi penelitian di Jalan Jenderal Ahmad Yani Km.7,5 Kertak Hanyar
Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Nomor Telepon (0511) 3272127 dan
objek penelitian ini adalah Koperasi “DIAN” Kertak Hanyar. Subjek penelitian ini
menggunakan laporan keuangan periode tahun 2014 sampai dengan periode tahun
2016 pada Koperasi “DIAN”. Variabel penelitian ini ada dua terdiri dari variabel
bebas yaitu Mengukur Perbandingan antara Laporan Keuangan dan variabel terikat
yaitu Untuk Mengetahui Kinerja Keuangan Koperasi “DIAN”. Sumber data dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua, data primer adalah data atau informasi yang
diperoleh dari hasil kuisioner, wawancara, observasi, maupun bacaan dari buku-
buku yang terkait dengan penelitian dan data numerik yang dapat memberikan
penafsiran yang kokoh atau dengan kata lain data ini berupa angka-angka yang
diperoleh dari laporan keuangan Koperasi “DIAN”. Sedangkan data sekunder
adalah data yang dihitung atau data yang berupa angka-angka dalam hal ini, data
yang berupa laporan keuangan Koperasi “DIAN”. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, dokumentasi, observasi, studi pustaka. Teknik analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh baik secara
kualitatif maupun kuantitatif dari objek penelitian yang akan dianalisis.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
334
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Permasalahan
Untuk mengetahui perkembangan laporan keuangan berdasarkan perbandingan
neraca periode ke periode lainnya, peneliti melampirkan laporan keuangan dari
periode tahun 2014 sampai dengan periode tahun 2016, sesuai dengan
perhitungannya masing-masing: Adapun hasil pengukuran dengan perbandingan laporan keuangan yang dapat
ditunjukan dalam bentuk:
1. Jumlah dalam kenaikan dan penurunan rupiah;
2. Perbandingan dalam persentase;
3. Perbandingan dalam bentuk rasio.
Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penelitian, telah dikumpulkan data laporan keuangan pada
Koperasi “DIAN” untuk periode tahun 2014 sampai dengan periode tahun 2015
berupa neraca per 31 Desember, yang akan ditinjau dari jumlah kenaikan dan
penurunan dalam rupiah, perbandingan dalam persentase, dan perbandingan dalam
bentuk rasio.
Hasil perhitungan dapat dilihat dari kondisi keuangan Koperasi “DIAN” seperti
dibawah ini:
Tabel 2 Kondisi keuangan koperasi “DIAN”
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
335
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
336
Sumber : Koperasi “DIAN” tahun (2016)
Catatan:
1. Warna Ungu : yang mengalami kenaikan dalam rupiah.
2. Warna Merah Muda/Pink : yang mengalami penurunan dalam rupiah.
3. Warna Biru : perbandingan dalam bentuk persentase.
4. Warna Orange : perbandingan dalam bentuk rupiah.
a. Posisi Aktiva Lancar
1) Kas pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp 20.172.630 atau sekitar
70,33% atau rasio sekitar 0,29, yaitu penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp
28.681.500 menjadi Rp 8.508.870 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan
karena peningkatan piutang.
Sedangkan kas pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp 7.816.555 atau
sekitar 91,86% atau rasio sekitar 1,91, yaitu peningkatan dari tahun 2015
sebesar Rp 8.508.870 menjadi Rp 16.325.425 pada tahun 2016. Hal ini
disebabkan karena penurunan piutang.
2) Bank pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp 68.161.800 atau sekitar
54,35% atau rasio sekitar 0,45, yaitu penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp
125.402.410 menjadi Rp 57.240.610 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan
karena uang yang tidak digunakan akan disimpan dibank.
Sedangkan bank pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp 119.376.467
atau sekitar 208,55% atau rasio sekitar 3,08, yaitu peningkatan dari tahun
2015 sebesar Rp 57.240.610 menjadi Rp 176.617.077 pada tahun 2016. Hal
ini disebabkan karena uang bank digunakan.
3) Pinjaman pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 255.965.800 atau
sekitar 16,13% atau rasio sekitar 1,16, yaitu peningkatan dari tahun 2014
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
337
sebesar Rp 1.586.487.000 menjadi Rp 1.842.452.500 pada tahun 2015. Hal
ini disebabkan karena minat anggota untuk berpartisipasi pada koperasi
kuat/tinggi.
Sedangkan pinjaman pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
262.210.500 atau sekitar 14,23% atau rasio sekitar 1,14, yaitu kenaikan dari
tahun 2015 sebesar Rp 1.842.452.500 menjadi Rp 2.104.663.000 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena minat anggota untuk berpartisipasi pada
koperasi kuat/tinggi.
4) Penyisihan pinjaman tak tertagih pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar
Rp 9.212.262 atau sekitar 113,35% atau rasio sekitar 2,13, yaitu peningkatan
dari tahun 2014 sebesar Rp 8.127.000 menjadi Rp 17.339.262 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena koperasi melakukan penyisihan piutang tak
tertagih setiap tahunnya untuk menjalankan kebijakan akuntansi.
Sedangkan penyisihan pinjaman tak tertagih pada tahun 2016 terjadi kenaikan
sebesar Rp 10.523.315 atau sekitar 60,69% atau rasio sekitar 1,60, yaitu
peningkatan dari tahun 2015 sebesar Rp 17.339.262 menjadi Rp 27.862.577
pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena koperasi melakukan penyisihan
piutang tak tertagih setiap tahunnya untuk menjalankan kebijakan akuntansi.
5) Beban dibayar dimuka pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp
800.000 atau sekitar 5,06% atau rasio sekitar 0,94, yaitu penurunan dari tahun
2014 sebesar Rp 15.800.000 menjadi 15.000.000 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena pehitungan sesuai transaksi real.
Sedangkan beban dibayar dimuka pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 5.000.000 atau sekitar 33,33% atau rasio sekitar 1,33, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 15.000.000 menjadi Rp 20.000.000 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena sesuai dengan transaksi biaya yang telah
dikeluarkan atas beban yang dikeluarkan dimuka tergantung pada saat
perhitungan.
6) Pendapatan yang masih harus diterima pada tahun 2015 terjadi penurunan
sebesar Rp 55.500 atau sekitar 0,19% atau rasio sekitar 0,99, yaitu penurunan
dari tahun 2014 sebesar Rp 27.983.000 menjadi Rp 27.927.500 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena anggota membayar.
Sedangkan pendapatan yang masih harus diterima pada tahun 2016 terjadi
kenaikan sebesar Rp 4.180.000 atau sekitar 14,96% atau rasio sekitar 1,14,
yaitu peningkatan dari tahun 2015 sebesar Rp 27.927.500 menjadi Rp
32.107.500 pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena berdasarkan
pendapatan selama 1 tahun yang masih harus diterima.
7) Total aktiva lancar pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
157.563.307 atau sekitar 8,87% atau rasio sekitar 1,08, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 1.776.226.910 menjadi Rp 1.933.790.217 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena seiring peningkatan dari simpanan/modal
dan hutang.
Sedangkan total aktiva lancar pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
398.060.209 atau sekitar 20,58% atau rasio sekitar 1,20, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 1933.790.217 menjadi Rp 2.331.850.426 pada
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
338
tahun 2016. Hal ini disebabkan karena seiring peningkatan dari
simpanan/modal dan hutang.
b. Posisi Aktiva Tidak Lancar
1) Simpanan pada GKPRI pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
2.603.783 atau sekitar 44,01% atau rasio sekitar 1,44, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 5.915,679 menjadi Rp 8.519.462 pada tahun 2015. Hal
ini disebabkan karena kewajiban sebagai anggota pada GKPRI.
Sedangkan simpanan pada GKPRI pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 2.585.000 atau sekitar 30,34% atau rasio sekitar 1,30, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 8.519.462 menjadi Rp 11.104.462 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena kewajiban sebagai anggota pada GKPRI.
2) Simpanan pada JUK pada tahun 2015 tidak mengalami peningkatan maupun
penurunan sebesar Rp 2.000.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar 1, yang
artinya simpanan pada JUK stabil dari tahun 2014 sebesar Rp 2.000.000
menjadi Rp 2.000.000 pada tahun 2015.
Simpanan pada JUK pada tahun 2016 juga tidak mengalami peningkatan
maupun penurunan sebesar Rp 2.000.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar
1, yang artinya simpanan pada JUK stabil dari tahun 2015 sebesar Rp
2.000.000 menjadi Rp 2.000.000 pada tahun 2016.
3) Bangunan pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 3.985.000 atau
sekitar 8,09% atau rasio sekitar 1,08, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 49.250.000 menjadi Rp 53.235.000 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena adanya penambahan nilai bangunan.
Sedangkan bangunan pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp 90.000
atau sekitar 0,16% atau rasio sekitar 1,00, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 53.235.000 menjadi Rp 53.325.000 pada tahun 2016. Hal ini
disebabkan karena adanya penambahan nilai bangunan.
4) Perlengkapan pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 5.000.000 atau
sekitar 28,06% atau rasio sekitar 1,28, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 17.815.000 menjadi Rp 22.815.000 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena pembelian sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan.
Sedangkan perlengkapan pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
16.000.000 atau sekitar 70,12% atau rasio sekitar 1,70, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 22.815.000 menjadi Rp 38.815.000 pada tahun 2016.
Hal ini disebabkan karena pembelian sesuai dengan kebutuhan dan
perencanaan.
5) Peralatan usaha pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 750.000 atau
sekitar 52,37% atau rasio sekitar 1,52, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 1.432.000 menjadi Rp 2.182.000 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena pembelian sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan.
Sedangkan peralatan usaha pada tahun 2016 tidak mengalami peningkatan
maupun penurunan sebesar Rp 2.182.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar
1, yang artinya peralatan usaha stabil dari tahun 2015 sebesar Rp 2.182.000
menjadi Rp 2.182.000 pada tahun 2016.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
339
6) Akumulasi penyusutan pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
1.533.200 atau sekitar 2,45% atau rasio sekitar 1,02, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 62.540.600 menjadi Rp 64.093.800 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena setiap tahun melakukan penyusutan.
Sedangkan akumulasi penyusutan pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 4.443.200 atau sekitar 0,69% atau rasio sekitar 1,06, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 64.093.800 menjadi Rp 68.537.000 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena setiap tahun melakukan penyusutan.
7) Software akuntansi pada tahun 2015 tidak mengalami peningkatan maupun
penurunan sebesar Rp 12.700.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar 1,
yang artinya software akuntansi stabil dari tahun 2014 sebesar Rp 12.700.000
menjadi Rp 12.700.000 pada tahun 2015.
Software akuntansi pada tahun 2016 juga tidak mengalami peningkatan
maupun penurunan sebesar Rp 12.700.000 atau sekitar 100% atau rasio
sekitar 1, yang artinya software akuntansi stabil dari tahun 2015 sebesar Rp
12.700.000 menjadi Rp 12.700.000 pada tahun 2016.
8) Terjadi penambahan pada akumulasi amortisasi sebesar Rp 3.175.000 atau
sekitar 100% atau rasio sekitar 0, dari tahun 2014 sebesar Rp 0 menjadi Rp
3.175.000 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena adanya kebijakan
akuntansi yang mengharuskan dilakukan amortisasi nya.
Sedangkan akumulasi amortisasi pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 3.175.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar 2, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 3.175.000 menjadi Rp 6.350.000 pada tahun 2016. Hal
ini disebabkan karena koperasi menyisihkan penyusutan.
9) Total aktiva tidak lancar pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
7.700.583 atau sekitar 28,97% atau rasio sekitar 1,28, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 26.572.079 menjadi Rp 34.272.662 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pembelian.
Sedangkan Total aktiva tidak lancar pada tahun 2016 terjadi kenaikan
sebesar Rp 10.996.800 atau sekitar 31,99% atau rasio sekitar 1,31, yaitu
peningkatan dari tahun 2015 sebesar Rp 34.272.662 menjadi Rp 45.239.462
pada tanun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pembelian.
10) Total Aktiva pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 165.263.890 atau
sekitar 9,16% atau rasio sekitar 1,09, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 1.802.798.989 menjadi Rp 1.968.062.879 pada tahun 2015. Hal
ini disebabkan karena adanya peningkatan dari simpanan/modal, hutang, dan
pembelian.
Sedangkan total Aktiva pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
399.027.008 atau sekitar 20,27% atau rasio sekitar 1,20, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 1.968.062.879 menjadi Rp 2.367.089.887 pada
tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan dari
simpanan/modal, hutang, dan pembelian.
c. Posisi Kewajiban Lancar
1) Simpanan anggota pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 47.574.793
atau sekitar 26,09% atau rasio sekitar 1,26, yaitu peningkatan dari tahun 2014
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
340
sebesar Rp 182.325.091 menjadi Rp 229.899.884 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena kewajiban anggota untuk menyetor.
Sedangkan simpanan anggota pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
5.148.279 atau sekitar 2,23% atau rasio sekitar 1,02, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 229.899.884 menjadi Rp 235.048.163 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena kewajiban anggota untuk menyetor.
2) Beban yang masih harus dibayar pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar
Rp 100.000 atau sekitar 0,29% atau rasio sekitar 0,99, yaitu penurunan dari
tahun 2014 sebesar Rp 33.600.000 menjadi Rp 33.500.000 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena koperasi melakukan pembayaran.
Sedangkan beban yang masih harus dibayar pada tahun 2016 terjadi
penurunan sebesar Rp 500.000 atau sekitar 1,49% atau rasio sekitar 0,98,
yaitu penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp 33.500.000 menjadi Rp
33.000.000 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena koperasi melakukan
pembayaran.
3) Dana opname pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 3.770.000 atau
sekitar 19,74% atau rasio sekitar 1,19, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 19.097.500 menjadi Rp 22.867.500 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena dana tidak digunakan oleh anggota untuk melakukan
opname.
Sedangkan dana opname pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar Rp
260.000 atau sekitar 1,13% atau rasio sekitar 0,98, yaitu penurunan dari tahun
2015 sebesar Rp 22.867.500 menjadi Rp 22.607.500 pada tahun 2016. Hal ini
disebabkan karena anggota menggunakan dana untuk melakukan opname.
4) Hutang pajak pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp 14.359.715 atau
sekitar 98,03% atau rasio sekitar 0,01, yaitu penurunan dari tahun 2014
sebesar Rp 14.647.750 menjadi Rp 288.035 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena pendapatan menurun.
Sedangkan hutang pajak pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar Rp
39.470 atau sekitar 13,70% atau rasio sekitar 0,86, yaitu penurunan dari tahun
2015 sebesar Rp 288.035 menjadi Rp 248.565 pada tahun 2016. Hal ini
disebabkan karena pendapatan menurun.
5) Dana pembagian SHU pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
10.610.775 atau sekitar 23,44% atau rasio sekitar 1,23, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 45.262.709 menjadi Rp 55.873.484 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pembagian SHU terdiri dari
pendidikan, dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja yang tidak
digunakan.
Sedangkan dana pembagian SHU pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 375.515 atau sekitar 0,67% atau rasio sekitar 1,00, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 55.873.484 menjadi Rp 56.248.999 pada tahun 2016.
Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pembagian SHU terdiri dari
pendidikan, dana sosial, dan dana pembangunan daerah kerja yang tidak
digunakan.
6) Total kewajiban lancar pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
47.495.852 atau sekitar 16,10% atau rasio sekitar 1,16, yaitu peningkatan dari
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
341
tahun 2014 sebesar Rp 294.933.052 menjadi Rp 342.428.904 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan hutang yang tidak
dibayar.
Sedangkan total kewajiban lancar pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 4.724.324 atau sekitar 1,37% atau rasio sekitar 1,01, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 342.428.904 menjadi Rp 347.153.228 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan hutang yang tidak
dibayar.
d. Posisi Kewajiban Tidak Lancar
1) Simpanan berjangka pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 40.000.000
atau sekitar 10,38% atau rasio sekitar 1,10, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 385.000.000 menjadi Rp 425.000.000 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena adanya anggota secara sukarela memasukkan ke simpanan
berjangka.
Sedangkan simpanan berjangka pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar
Rp 90.000.000 atau sekitar 21,17% atau rasio sekitar 0,78, yaitu penurunan
pada tahun 2015 sebesar Rp 425.000.000 menjadi Rp 335.000.000 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena adanya anggota yang menarik simpanan
berjangka.
2) Hutang pada Pemprov Kal Sel pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp
28.000.000 atau sekitar 25,45% atau rasio sekitar 0,74, yaitu penurunan pada
tahun 2014 sebesar Rp 110.000.000 menjadi Rp 82.000.000 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena melakukan angsuran sesuai perjanjian.
Sedangkan hutang pada Pemprov Kal Sel pada tahun 2016 terjadi penurunan
sebesar Rp 28.000.000 atau sekitar 34,14% atau rasio sekitar 0,65, yaitu
penurunan pada tahun 2015 sebesar Rp 82.000.000 menjadi Rp 54.000.000
pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena melakukan angsuran sesuai
perjanjian.
3) Dana partisipasi anggota pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
7.749.950 atau sekitar 45,23% atau rasio sekitar 1,45, yaitu peningkatan pada
tahun 2014 sebesar Rp 17.132.500 menjadi Rp 24.882.450 pada tahun 2015.
Hal ini disebabkan karena pemupukan modal yang tidak digunakan.
Sedangkan dana partisipasi anggota pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 6.298.740 atau sekitar 25,31% atau rasio sekitar 1,25, yaitu peningkatan
pada tahun 2015 sebesar Rp 24.882.450 menjadi Rp 31.181.190 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena pemupukan modal yang tidak digunakan.
4) Terjadi penambahan pada hutang bank BKE sebesar Rp 469.275.235 atau
sekitar 100% atau rasio sekitar 0, dari tahun 2014 dan 2015 sebesar Rp 0
menjadi Rp 469.275.235 pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena
banyaknya anggota yang meminjam dana tetapi kemampuan koperasi tidak
ada sehingga meminjam ke bank.
5) Total kewajiban tidak lancar pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar
Rp 113.715.550 atau sekitar 17,61% atau rasio sekitar 0,82, yaitu penurunan
pada tahun 2014 sebesar Rp 645.598.000 menjadi Rp 531.882.450 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena adanya angsuran.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
342
Sedangkan total kewajiban tidak lancar pada tahun 2016 terjadi kenaikan
sebesar Rp 357.573.975 atau sekitar 67,22% atau rasio sekitar 1,67, yaitu
peningkatan pada tahun 2015 sebesar Rp 531.882.450 menjadi Rp
889.456.425 pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya pinjaman
dari bank.
e. Posisi Modal Sendiri
1) Simpanan pokok pada tahun 2015 terjadi penurunan sebesar Rp 400.000 atau
sekitar 3,36% atau rasio sekitar 0,96, yaitu penurunan dari tahun 2014 sebesar
Rp 11.900.000 menjadi Rp 11.500.000 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan
karena adanya anggota yang keluar.
Sedangkan simpanan pokok pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
300.000 atau sekitar 2,60% atau rasio sekitar 1,02, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 11.500.000 menjadi Rp 11.800.000 pada tahun 2016.
Hal ini disebabkan karena adanya anggota yang masuk.
2) Penyetaraan simpanan pokok pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikan
maupun penurunan sebesar Rp 3.300.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar
1, yang artinya penyetaraan stabil dari tahun 2014 sebesar Rp 3.300.000
menjadi Rp 3.300.000 pada tahun 2015.
Sedangkan penyetaraan simpanan pokok pada tahun 2016 terjadi kenaikan
sebesar Rp 500.000 atau sekitar 15,15% atau rasio sekitar 1,15, yaitu
peningkatan dari 2015 sebesar Rp 3.300.000 menjadi Rp 3.800.000 pada
tahun 2016. Hal ini disebabkan karena adanya anggota yang masuk.
3) Simpanan wajib pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 49.445.117
atau sekitar 9,30% atau rasio sekitar 1,09, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 531.519.734 menjadi Rp 580.964.851 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena kewajiban anggota membayar setiap bulannya.
Sedangkan simpanan wajib pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
68.413.654 atau sekitar 11,77% atau rasio sekitar 1,11, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 580.964.851 menjadi Rp 649.378.505 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena kewajiban anggota membayar setiap
bulannya.
4) Cadangan koperasi pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 26.274.699
atau sekitar 7,18% atau rasio sekitar 1,07, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 365.575.207 menjadi Rp 391.849.906 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena setiap tahun bertambah sesuai dengan perencanaan.
Sedangkan cadangan koperasi pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar Rp
21.390.041 atau sekitar 5,45% atau rasio sekitar 1,05, yaitu peningkatan dari
tahun 2015 sebesar Rp 391.849.906 menjadi Rp 413.239.947 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena setiap tahun bertambah sesuai dengan
perencanaan.
5) Donasi pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 5.000.000 atau sekitar
39,37% atau rasio sekitar 1,39, yaitu peningkatan dari tahun 2014 sebesar Rp
12.700.000 menjadi Rp 17.700.000 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan
karena bantuan hibah berupa laptop.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
343
Sedangkan donasi pada tahun 2016 tidak mengalami kenaikan maupun
penurunan sebesar Rp 17.700.000 atau sekitar 100% atau rasio sekitar 1,
yang artinya donasi stabil sebesar Rp 17.700.000 pada tahun 2015 menjadi
Rp 17.700.000 pada tahun 2016.
6) SHU tahun berjalan pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp 17.698.274
atau sekitar 25,01% atau rasio sekitar 1,25, yaitu peningkatan dari tahun 2014
sebesar Rp 70.738.494 menjadi Rp 88.436.768 pada tahun 2015. Hal ini
disebabkan karena adanya pendapatan diluar usaha pokok.
Sedangkan SHU tahun berjalan pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar
Rp 53.874.988 atau sekitar 60,91% atau rasio sekitar 0,39, yaitu penurunan
dari tahun 2015 sebesar Rp 88.436.768 menjadi Rp 34.561.780 pada tahun
2016. Hal ini disebabkan karena adanya target pendapatan yang tidak
terpenuhi.
7) Total modal sendiri pada tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar Rp
97.329.443 atau sekitar 9,77% atau rasio sekitar 1,09, yaitu peningkatan dari
tahun 2014 sebesar Rp 995.733.436 menjadi Rp 1.093.062.879 pada tahun
2015. Hal ini disebabkan karena seluruh komponen pada modal sendiri
meningkat.
Sedangkan Total modal sendiri pada tahun 2016 terjadi kenaikan sebesar
Rp 37.417.355 atau sekitar 3,42% atau rasio sekitar 1,03,, yaitu peningkatan
dari tahun 2015 sebesar Rp 1.093,062.879 pada tahun 2016. Hal ini
disebabkan karena seluruh komponen pada modal sendiri meningkat.
8) Total kewajiban dan modal sendiri pada tahun 2015 terjadi kenaikan
sebesar Rp 165.2263.890 atau sekitar 9,16% atau rasio sekitar 1,09, yaitu
peningkatan dari tahun 2014 sebesar Rp 1.802.798.989 menjadi Rp
1.968.062.879 pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena seluruh komponen
pada kewajiban dan modal sendiri meningkat.
Sedangkan Total kewajiban dan modal sendiri pada tahun 2016 terjadi
kenaikan sebesar Rp 399.027.008 atau sekitar 20,27% atau rasio sekitar 1,20,
yaitu peningkatan dari tahun 2015 sebesar Rp 1.968.062.879 menjadi Rp
2.367.089.887 pada tahun 2016. Hal ini disebabkan karena seluruh
komponen pada kewajiban dan modal sendiri meningkat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Perkembangan Koperasi “DIAN” dari tahun ke tahun mengalami kenaikan,
penurunan dan tetap atau stabil. Adapun hasil pos-pos tersebut dari periode 2014
sampai dengan periode 2016 adalah sebagai berikut.
1. Komponen pos-pos yang mengalami kenaikan:
a. Pada tahun 2015 ada 24 akun, yaitu pinjaman, penyisihan pinjaman tak
tertagih, jumlah aktiva lancar, simpanan pada GKPRI, bangunan,
perlengkapan, peralatan usaha, akumulasi penyusutan, akumulasi amortisasi,
jumlah aktiva tidak lancar, jumlah aktiva, simpanan anggota, dana opname,
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
344
dana pembagian SHU, jumlah kewajiban lancar, simpanan berjangka, dana
partisipasi anggota, jumlah kewajiban tidak lancar, simpanan wajib, cadangan
koperasi, donasi, SHU tahun berjalan, jumlah modal sendiri, dan jumlah
kewajiban dan modal sendiri.
b. Pada tahun 2016 ada 26 akun, yaitu kas, bank, pinjaman, penyisihan pinjaman
tak tertagih, beban dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima,
jumlah aktiva lancar, simpanan pada GKPRI, bangunan, perlengkapan,
akumulasi penyusutan, akumulasi amortisasi, jumlah aktiva tidak lancar,
jumlah aktiva, simpanan anggota, dana pembagian SHU, jumlah kewajiban
lancar, dana partisipasi anggota, hutang bank BKE, jumlah kewajiban tidak
lancar, simpanan pokok, penyetaraan simpanan pokok, simpanan wajib,
cadangan koperasi, jumlah modal sendiri, jumlah kewajiban dan modal
sendiri.
2. Komponen pos-pos yang mengalami penurunan:
a. Pada tahun 2015 ada 9 akun, yaitu kas, bank, beban dibayar dimuka,
pendapatan yang masih harus diterima, beban yang masih harus dibayar,
hutang pajak, hutang pada Pemprov Kal Sel, jumlah kewajiban tidak lancar,
dan simpanan pokok.
b. Pada tahun 2016 ada 6 akun, yaitu beban yang masih harus dibayar, dana
opname, hutang pajak, simpanan berjangka, hutang pada Pemprov Kal Sel,
dan SHU tahun berjalan.
3. Komponen pos-pos yang mengalami stabil atau tetap:
a. Pada tahun 2015 ada 3 akun, yaitu simpanan pada JUK, software akuntansi,
dan penyetaraan simpanan pokok.
b. Pada tahun 2016 ada 4 akun, yaitu simpanan pada JUK, peralatan usaha,
software akuntansi, dan donasi.
Saran
Sehubungan dengan kesimpulan diatas, sebaiknya Koperasi “DIAN” untuk
bisa meningkatkan kemampuan kinerja keuangan dalam mengelola koperasi agar
kedepannya perolehan nilai pos-pos bisa lebih meningkat dari tahun-tahun
sebelumnya dan koperasi akan menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. (2012). Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Astuti, C. D. (2007). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan
Keuangan Publik Volume 2 No.1, 27-42.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2011). Keputusan Ketua
Bapepam dan LK No : Kep-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik. Bapepam dan LK.
Belkaoui, A. R. (2006). Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
345
Birjandi, H., Hakemi, B., & Sadeghi, M. M. (2015). The Study Effect Agency
Theory and Signaling Theory on the Level of Voluntary Disclosure of
Listed Companies in Tehran Stock Exchange. Research Journal of
Financial and Accounting Vol 6 No 1.
Brian, I., & Martani, D. (2014). Analisis Pengaruh Penghindaran Pajak dan
Kepemilikan Keluarga Terhadap Waktu Pengumuman Laporan Keuangan
Tahunan Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XVII.
Bursa Efek Indonesia. (2004). Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor:
Kep-307/BEJ/07-2004 Tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi.
Bursa Efek Indonesia.
________. (2013). Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang
Berakhir Per 31 Desember 2012. Bursa Efek Indonesia.
________. (2014). Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang
Berakhir Per 31 Desember 2013. Bursa Efek Indonesia.
________. (2015). Pengumuman Penyampaian Laporan Keuangan Auditan yang
Berakhir Per 31 Desember 2014. Bursa Efek Indonesia.
Dewi, K. M., & Pamudji, S. (2013). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ketepatan Waktu dan Audit Delay Penyampaian Laporan Keuangan.
Diponegoro Journal of Accounting Volume 2 No.2, 1-13.
Dewi, S. P., & Jusia. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Real Estate dan Property
yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Akuntansi Volume XVII No 3.
Elder, R. J., Beasley, m. S., Aren, A. A., & Jusuf, A. A. (2011). Jasa Audit dan
Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba
Empat.
Fitri, F. A., & Nazira. (2009). Analisis Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan
Keuangan Kepada Publik: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar Di BEI. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Volume 2 No.2, 198-
214.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handoko, H. (2011). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Harahap, S. S. (2006). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
________. (2012). Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hilmi, U., & Ali, S. (2008). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan
Waktu Penyampaian Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi
XI.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2012. “Dasar – Dasar Manajemen
Keuangan”. Edisi Keenam. Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN.
Ifada, L. M. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan. JAI Vol 5 No 1.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2014). Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1
Januari 2015. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Prosiding Seminar Nasional ASBIS 2017
Politeknik Negeri Banjarmasin
ISSN Cetak : 2541-6014 ISSN Online : 2541-6022 Hak Penerbitan Politeknik Negeri Banjarmasin
346
Ikhsan, A. (2007). Profesionalisme Auditor pada Kantor Akuntan Publik Dilihat
dari Perbedaan Gender, Kantor Akuntan Publik, dan Hirarki Jabatannya.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 9 No 3, 199-222.
Jusup, Al. Haryono. 2011. “Dasar – Dasar Akuntansi”. Jilid I Edisi Ketujuh.
Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Kasmir, (2015). “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PT
RajaGrafindo Persada.
Kasmir, 2014. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Edisi Revisi Cetakan
Keempat Belas. Jakarta: Penerbit PT RajaGrafindo Persada.
Koewn, Martin, Petty, Scott. 2009. Manajemen Keuangan. Prinsip-prinsip dan
Aplikasinya. Edisi kesepuluh, Jilid 1, PT Indeks Kelompok Gramedia.
Koperasi DIAN, (2016). “Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawasan”.
Munawir, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Konsep dan Aplikasi, penerbit
Yogyakarta
Praytino, Ryanto Hadi. 2010. Peranan Analisa Laporan Keuangan dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan: Studi Kasus pada PT X. Jurnal Manajemen
UNNUR Bandung Vol 2 No. 1. Universitas Nurtanio. Bandung. Hal. 9.
Susilo
Tim Penyusun (2017).”Buku Pedoman Penyusunan Laporan Tugas Akhir”.
Banjarmasin: Departemen Pendidikan Nasional Politeknik Negeri
Banjarmasin.
Wahyudi, Alvian. 2016. “Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Perkembangan
Laba Pada Bank Kalsel”. Banjarmasin: Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Banjarmasin.