mengunyah permen karet mempercepat peristaltik pada penderita pasca
DESCRIPTION
usulan penelitiaTRANSCRIPT
MENGUNYAH PERMEN KARET MEMPERCEPAT KEMBALINYA
PERISTALTIK USUS PADA PENDERITA PASCA
LAPARATOMI APENDISEKTOMI
Residen Bedah Umum
PENDAHULUANLatar Belakang Dampak pemanjangan waktu rawat inap
Biaya bertambah Infeksi nasokomial
Ileus paralitik penyebab waktu rawat inap lebih panjang pasca pembedahan abdomen
Salah satu pembedahan abdomen adalah laparatomi apendisektomi
Rata-rata waktu rawat inap pasca laparatomi apendisektomi di RSUP Sanglah 2008-2009 adalah 6 hari
Latar belakang Sham feeding merangsang kembalinya
peristaltik pasca operasi abdomen salah satu bentuk sham feeding adalah
mengunyah permen karet
RUMUSAN MASALAH
Apakah mengunyah permen karet mempercepat kembalinya peristaltik usus pada penderita pasca laparatomi apendisektomi?
TUJUAN PENELITIANTujuan umum Untuk mengetahui efek mengunyah
permen karet terhadap peristaltik usus pada penderita pasca laparatomi apendisektomi
Tujuan khusus Untuk mengetahui efek positif
mengunyah permen karet terhadap peristaltik usus pada penderita pasca laparatomi apendisektomi dibandingkan dengan tanpa mengunyah permen karet.
MANFAAT PENELITIANManfaat akademik Untuk menambah pengetahuan tentang efek
mengunyah permen karet terhadap peristaltik usus pasca laparatomi apendisektomi
Manfaat klinik praktis Dengan mengetahui efek mengunyah
permen karet terhadap peristaltik usus pasca laparatomi apendisektomi, maka dapat diketahui peranan mengunyah permen karet untuk mencegah terjadinya ileus paralitik pasca laparatomi apendisektomi
KAJIAN PUSTAKAIleus Pasca Operasi (IPO) Dorland ileus adalah obstruksi usus Livingston ileus adalah inhibisi
fungsional aktivitas propulsi usus akibat berbagai mekanisme
Ileus paska operasi: ileus tanpa komplikasi yg terjadi pasca pembedahan yg akan membaik spontan 2 – 3 hari pasca operasi
Ileus paralitik pasca operasi : IPO yg berlangsung > 3 hari pasca pembedahan
Penentuan kapan IPO berakhir masih kontroversial
Cara : munculnya bising usus, flatus Bising usus dipilih sbg titik akhir yg
paling ideal Harus dilakukan pemeriksaan auskultasi
secara berkala
RIWAYAT
KERANGKA BERPIKIR
Mengunyah permen karet
Mengunyah permen karet
Mengunyah permen karet
Refleks sefalik-vagal
Pemberian makan diniPemasangan NGTObat-obatan• opiat• analgetik non steroid• metoklorpramid
Lamanya operasiHipokalemiaInfalasi lokal dan sistemik
Menghambat
Merangsang
KERANGKA KONSEPPeritonitis Generalisata
Yang disebabkan oleh Apendik Perforasi
Laparatomi Apendisektomi
Ileus Pasca Operasi
Memperlama IleusLamanya operasiHipokalemiaInflamasi lokal dan sistemik
Mempersingkat IleusPemberian makan diniPemasangan NGTObat-obatan (opiat, analgetik non steroid, metoklorpramid)
Kelompok Kontrol
Kelompok IntervensiSham feeding
mengunyah permen karet
Waktu (jam) munculnyaPeristaltik pertama kali
Waktu (jam) munculnyaPeristaltik pertama kali
BAB IVMETODE PENELITIAN
A. Jenis penelitianPenelitian eksperimental terbuka
B. waktu dan tempat penelitianpenelitian dimulai bulan februari 2012di RSUP Sanglah denpasar Bali
C. Populasi dan sampel
C1.Populasi populasi target : penderita umur 10 tahun atau lebih dengan peritonitis generalisata yang disebabkan apendik perforasi yang menjalani laparotomi apendisektomipopulasi terjangkau : penderita peritonitis generalisata yang disebabkan apendik perforasi yang menjalani laparotomi apendisektomi di RSUP Sanglah Denpasar dan rumah sakit jejaring
C2. pemilihan sampel secara consecutive sampling
kelompok mengunyah permen karet ditentukan pada pasien pencatatan nomor ganjil sedangkan kelompok yang tidak mengunyah permen karet ditentukan pada pasien pencatatan nomor genap
C.3 kriteria inklusi penderita yang menjalani laparotomi
apendisektomi rentang umur mulai dari 10 tahun atau
lebih Mendapatkan analgesia epidural Mendapat pelumpuh otot atracurium
atau sucsinilcolin atau rocuronium. Dioperasi di rumah sakit badan layanan
umum sanglah denpasar dan rumah sakit jejaring
Setuju ikut terlibat dalam proses penelitian
C.4 kriteria eksklusi
Penderita menderita penyakit DM Pemberian makanan dini Penderita memerlukan ventilator
setelah operasi Alergi atau tidak menyukai permen
karet Tidak mempunyai gigi lagi Penderita meninggal sebelum selesai
penelitian Penderita pulang paksa sebelum selesai
penelitian
C.5 jumlah sampel perkiraan jumlah sampel dihitung
berasarkan rumus berikut (Dahlan 2005)
N1 = perkiraan besar sampel kelompok mengunyah permen karet minimal yang diperlukan
N2 = perkiraan besar sampel kelompok yang tidak mengunyah permen karet minimal yang diperlukan (kontrol)
Tingkat kemaknaan <0.05 sehingga Zα = 1,96
Power penelitian 80% sehingga Zβ = 0,84S = simpang baku gabungan (hasil
perhitungan =17,0 (purkayastha et al., 2008)
Jadi estimasi besar sampel = 21 orang
D. Variabel penelitianD.1 Variabel bebas
mengunyah permen karetD.2 variabel tergantung
adanya gerakan peristaltikD.3 variabel kendali
lamanya operasi, pemakaian obat-obatan seperti opiat, anti muntah, analgetik non steroid dikendalikan secara analisis
hipokalemia dikendalikan secara analisis pemberian makanan dikendalikan secara disain
D.4 Variabel rambang derajat beratnya inflamasi lokal dan sistemik
E. Definisi operasional variabel1. ileus pasca operasi berhentinya fungsi
usus sementara setelah operasi laparotomi apendisektomi yang ditandai dengan tidak terdengarnya peristaltik usus dan akan membaik dalam 2-3 hari pasca operasi.
2. Operasi laparotomi appendisectomi adalah operasi reseksi appendik perforasi dengan laparotomi.
3. Mengunyah permen adalah mengunyah permen karet rendah gula merek wrigley’s doublemint yang setelah dikunyah keluar rasa dan tidak boleh ditelan, rasa permen pada akhirnya habis, yang sisa bahan seperti karet.
4. Peristaltik adalah pergerakan usus berupa bising usus yang dapat didengar dengan stetoskop pada abdomen yang diperiksa oleh dokter peneliti/dokter yang merawatnya setiap jam setelah operasi menggunakan stetoskop litmann. Lama adanya peristaltik ditentukan dengan mencatat jam keberapa peristaltik muncul pasca operasi.
5. Analgsia epidural adalah bupivakain 0,125% + morfin 2%
6. Lama operasi adalah lama operasi dalam satuan jam yang dihitung sejak penyanyatan kulit sampai berakhir ditandai dengan penutupan luka operasi secara lengkap yang dihitung dalam satuan menit.
7. Pemakaian pipa nasogastrik adalah pemakaian pipa nasogastri untuk kepentingan tertentu pasca operasi laparotomi apendisektomi.
8. Penderita diabtes melitus adalah penderita yang sedang perawatan diabetes melitu atau pertama kali ditemukan dengan gula darah puasa=126mg/dl atau gula darah acak 200 mg/dl (Perkeni,2006)
9. Hipokalemia dalah kalium serum < 3,5 mmol/L yang diketahui sebelum operasi maupun pasca operasi. Kategori kadar kalium pad penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu normokalemia dan hipokalemia.
10. Pemberian makanan dini adalah pemberian makanan enteral sebeum munculnya peristaltik.
11. Penderita memerlukan ventilator adalah penderita yang memerluka support ventilasi dengan alat bantu nafa mesin (ventilator) setelah operasi.
12. Alergi permen karet adalah reaksi hipersensitivitas setelah menguyah permen karet yang ditandai oleh salah satu kelainan kulit (kemerahan, gatal, utrikaria, angioedema), kelainan saluran nafas (nafas sesak/asma bronkiale,edema larink), syok kardiovaskuler.
13. Menggunakan opoid adalah pemakaian obat dari goongan opiat berupa morfin selama dan sesudah operasi
14. Penggunaan obat anti muntah adalah pemakaian obat untuk mengatasi muntah pasca operasi seperti metoklopramid, ondansetron dan lain-lain.
15. Tidak mempunyai gigi adalah penderita yang secara keseluruhan giginya tidak ada lagi.
16. Obat analgetik non-steroid adalah pemakaian obat penghilang rasa nyeri dan anti inflamasi dari golongan bukan steroid seperti ketoprofen,dll.
F. PROSEDUR PENEITIAN.• Meminta izin kepada direktur utama dan
komite medik RS Sanglah dan direktur RS jejaring.
• Pengambilan sampel secara consecutive sampling
• Pemberian penjelasan kepada penderita tentang manfaat,tujuan penelitan serta resiko yang mungkin dialami.
• Bila penderita bersedia diminta menandatabgani inform consent
• Pasca operasi penderita dimasukkan kedalam kelompok mengunyah permen karet atau tidak mengunyah permen karet.
• Bagi kelompok yang mengunyah permen karet, permen karet diberikan dan dikunyah mulai saat pasien sadar penuh dari pembiusan dan tidak muntah dikunyah selama 15-45 menit dan peristaltik diperiksa tiap jam.
• Bila 4 jam belum ada peristaltik maka diberikan tambahan permen karet
• Pasien dievaluasi tiap jam adanya peristaltik pertama kalinya.
G. ALUR PENELITIANPasien pasca operasi laparotomi apendisektomi
menandatangani inform consent
Sampel:Memenuhi kriteria inklusi
Tidak memenuhi kriteria ekskusi
KELOMPOK MENGUNYAH PERMEN KARET
•Mengunyah permen karet setelah pasien sadar penuh dan tidak muntah•Bila dalam 4 jam setelah pemberian permen kaet belum ada peristaltik maka penderita diminta mengunyah permen karet lagi
KELOMPOK TIDAK MENGUNYAH PERMEN KARET
DIEVALUASI DAN DICATAT SETIAP JAM:Peristaltik terdengar pada jam ke…
ANALISA DATA
PENULISAN HASIL PENELITIAN
H. RENCANA PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Untuk menilai normalitas sebaran data dilakukan uji shapiro-wilk
Untuk mengetahui perbedaan rerata waktu terjadinya peristaltik pertama kali menggunakan uji t-tidak berpasangan bila data berdistribusi normal dan uji mann whitney bila data berdistribusi tidak normal pada tingkat kemaknaan p< 0,05.
Semua variabel yang bermakna dengan uji t atau mann whitney selanjutnya dianalisis dengan analisis multivariat untuk melihat variabel yang benar-benar bermakna.
Analisis statistik penelitian ini dikerjakan dengan bantuan komputer.