meningkatkan kesegaran jasmani dengan model … · modifikasi permainan sepak bola terhadap...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI DENGAN MODEL
MODIFIKASI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA
SISWA SD NEGERI 2 DELANGGU KELAS 4
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
VALENTINO YUDHA PRAKOSO
NIM. K 5606056
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI DENGAN MODEL
MODIFIKASI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA
SISWA SD NEGERI 2 DELANGGU KELAS 4
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
VALENTINO YUDHA PRAKOSO
NIM. K 5606056
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes .......................
Sekretaris : Fadilah Umar, S. Pd., M.Or ......................
Anggota I : Drs. Sugiyoto, M.Pd .......................
Anggota II : Haris Nugroho, S.Pd., M.Or ......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRACT
Valentino Yudha Prakoso. INCREASING PHYSICAL FRESHENESS BY
FOOTBALL PLAYING MODIFICATION MODEL ON THE FOURTH GRADE
OF SD NEGERI 2 DELANGGU 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Research paper,
Surakarta: School of Teacher Training and Education Sebelas Maret University of
Surakarta, February 2011
The purpose of this research to know: (1) the influence of the approach
football playing modification model for the increasing physical freshness on the
fourth grade students of SD Negeri 2 Delanggu 2010/2011 academic year. (2) Many
influence football playing modification model for the increasing physical freshness
on the fourth grade students of SD Negeri 2 Delanggu 2010/2011 academic year.
This research use appearance experiment. Population and sample of this
research are fourth grade students of SD Negeri 2 Delanggu 2010/2011 academic
yea, amount 40 students. The techniques of collecting data are test, measure physical
freshness (run test 600 meter). The techniques for analyzing data are test t on
significant phase 5%.
Based on the research can be conclude those: there are differences that
significant football playing modification model for the increasing physical freshness
(run test 600 meter) on the fourth grade students of SD Negeri 2 Delanggu
2010/2011 academic year, ( thit 8.552 > ttabel5% 2.021).
(2) many increasing playing football modification model treatment on the physical
freshness (run test 600 meter) the fourth grade students of SD Negeri 2 Delanggu
2010/2011 academic year, as big as 11,40%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Valentino Yudha Prakoso. MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI
DENGAN MODEL MODIFIKASI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA
SD NEGERI 2 DELANGGU KELAS 4 TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi,
Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Februari 2011.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Pengaruh pendekatan model
modifikasi permainan sepak bola terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada
siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu. (2) Besarnya pengaruh model
modifikasi permainan sepak bola terhadap kesegaran jasmani pada siswa kelas IV di
Sekolah Dasar negeri 2 Delanggu.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment).
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa SD Negeri 2 Delanggu
kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data
adalah dengan menggunakan tes dan pengukuran kesegaran jasmani (tes lari 600
meter). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut : (1) Ada
perbedaan pengaruh yang signifikan model modifikasi permainan sepak bola
terhadap peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) pada siswa SD Negeri 2
Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011, (thit 8.552 > ttabel5% 2.021). (2)
Besarnya peningkatan perlakuan model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) pada siswa SD Negeri 2 Delanggu kelas IV
tahun pelajaran 2010/2011, sebesar 14,40%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
� Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.
( HR. Muslim )
� Keraguan adalah kegagalan yang mungkin akan membuat kehilangan
kemenangan karena takut menghadapinya.
( William Shakespeare )
� Sebuah kegagalan akan membuat kita semakin tegar, apabila kita tidak
meratapinya.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu tercinta,sebagai tanda
bakti dan hormatku
Teman-teman Angkatanku 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapakan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah NYA, sehingga dapat diselesaikan penulisan
skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin
untuk mengadakan penelitian.
3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Sugiyoto, M.Pd sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Haris Nugroho, S.Pd., M.Or sebagai pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Delanggu, yang telah memberikan ijin penelitian.
7. Siswa SD Negeri 2 Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011, yang telah
bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Rekan POK ”06 yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Februari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL................................................................................................................ i
PENGAJUAN..................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
PENGESAHAN.................................................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR . ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI........................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Kesegaran Jasmani................................................................ 7
a. Pengertian Kesegaran Jasmani........................................ 7
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani 8
c. Unsur-Unsur Kesegaran Jasmani .................................... 12
2. Belajar ................................................................................... 14
a. Hakekat Belajar............................................................... 14
b. Prinsip-Prinsip Belajar .................................................... 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Belajar Gerak .................................................................. 17
d. Pembelajaran Penjasorkes di SD .................................... 20
3. Siswa ..................................................................................... 22
a. Karakter Siswa sekolah Dasar......................................... 23
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar................... 25
4. Hakekat Sepakbola................................................................ 26
a. Ketrampilan Dasar .......................................................... 27
b. Alur Modifikasi Permainan............................................. 28
5. Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepakbola
Dengan Menggunakan Gawang Holahop ............................. 30
B. Kerangka Berpikir....................................................................... 32
C. Hipotesis ..................................................................................... 33
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 34
B. Metode Penelitian ....................................................................... 34
C. Variabel Penelitian...................................................................... 35
D. Populasi dan Sampel ................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 35
F. Teknik Analisis Data................................................................... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................ 39
A. Deskripsi Data............................................................................. 39
B. Uji Prasyarat Analisis Data ......................................................... 40
C. Hasil Analisis Data ..................................................................... 41
D. Pembahasan hasil Penelitian ....................................................... 42
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN.......................................... 44
A. Simpulan ..................................................................................... 44
B. Implikasi ..................................................................................... 44
C. Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46
LAMPIRAN........................................................................................................ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
TABEL
Halaman
Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir
Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) ..................................................... 39
Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ........................................................ 40
Tabel 3 Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir.............................. 41
Tabel 4 Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan
Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) Dalam Persen.............................. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Alur Pemikiran Modifikasi Olahraga......................................................... 29
Gambar 2 Lapangan Permainan Gawang Bergerak.................................................... 31
Gambar 4 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kesegaran Jasmani (Tes Lari
600 meter) pada Tes Awal, Tes Akhir dan Nilai Peningkatan .................. 42
Gambar 3 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Hasil Tes Awal, Tes Akhir dan Nilai Peningkatan
Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) ............................................... 48
Lampiran 2 Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir ................................................ 50
Lampiran 3 Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir ........................................ 53
Lampiran 4 Prosentase Peningkatan Model Modifikasi Permainan Sepak Bola
terhadap Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) ................................ 55
Lampiran 5 Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran
Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) ............................................... 56
Lampiran 6 Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepakbola
dengan Menggunakan Gawang Holahop di SD...................................... 58
Lampiran 7 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini berkembang sangat
pesat hal ini terjadi karena pekerjaan yang biasanya dilakukan menggunakan kedua
tangan sekarang digunakan menggunakan mesin. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ini mengarah pada era modern yang sering disebut era globalisasi. Era
globalisasi ini menuntut manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bertakwa
kepade Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, inisiatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk menjadi
manusia yang berkualitas maka diperlukan suatu proses belajar yang ditempuh
melalui jenjang pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menciptakan manusia yang
berkualitas. Sebab pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU RI No. 20 (Tahun 2003 pasal 1). Untuk
melaksanakan pendidikan ini diperlukan suatu wadah atau lembaga pendidikan untuk
mencari ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Lembaga yang dibutuhkan seperti
sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal,secara sistematis, telah merencanakan
berbagai lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan yang menyediakan bermacam-
macam kasempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan siswa
memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong peserta didik
kearah pertumbuhan dan perkembangan kearah suatu tujuan yang dicita-citakan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum
keberadannya serta ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjasorkes memiliki
sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerek sebagai aktivitas.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Penjasorkes adalah bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang
srcara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Sebab Penjasorkes
salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang disekolah baik dari
jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah. Menurut Suparman (1994: 10)
”pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang
mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan
seimbang”. Dalam pendidikan, selain memberikan pengetahuan tentang pendidikan
jasmani juga memberikan kontribusi kemampuan gerak jasmani, baik permainan
maupun kegiatan olahraga lainnya.
Menurut Suparman (1997: 8) ”tujuan pendidikan jasmani adalah membantu
siswa meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan sikap
positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”. Tujuan
pendidikan jasmani ini dapat tercapai pendidikan diselenggarakan disekolah-sekolah
dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya. Manfaat dari pendidikan yaitu
untuk membuat siswa tidak mengalami kelelahan yang berarti dalam melakukan
aktivitas jasmani dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas
yang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani yang diberikan disekolah harus
mengacuharus mengacu pada kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga
tercapai tujuan pendidikan jasmani.
Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani diperlukan suatu proses yang
disebut proses kegiatan belajar. Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu
tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. ”Tujuan yang dicapai
adalah hasil dan bukti adanya perubahan tingkah laku dari proses belajar”. Oemar
Hamalik (2007: 29).Untuk itu belajar adalah langkah-langkah yang harus ditempuh
siswa. Dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar (KBM) guru sangat
berperan penting terhadap hasil-hasil belajar.Guru sebagai pendidik melakukan
pembelajaran sesuai kurikulum sekolah. Dalam proses pembelajarannya, pendidik
harus memegang prinsip-prinsip pembelajaran.
Rogers dalam Dimyanti dan Mudjiono (2002: 38-39) mengemukakan
bahwa: Guru memperhatikan prinsip pendidikan dalam proses pembelajaran”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Prinsip itu adalah bahwa pembelajaran memiliki kekuatan menjadi manusia, belajar
hal yang bermakna, menjadikan bagian yang bermakna bagi dirinya, sikap terbuka,
berpartisipasi secara bertanggung jawab,belajar mengalami berkesinambungan
dengan penuh kesungguha. Dengan demikian jika guru memegang prinsip-prinsip
pembelajaran maka dapat mencapai tujuan belajar dan yang diperuntukkan bagi
siswa yang bersangkutan.
”Dalam proses belajar pendidikan jasmani, dapat dikatakan guru pendidikan
jasmani memegang kunci utama sukses tidaknya pembelajaran pendidikan jasmani
disekolah”. Dimyati dan Mudjiono (2003: 8). Alat dan fasilitas boleh lengkap,
kurikulum sangat bagus,input siswanya bagus, tetapi jika ditangani guru yang tidak
profesional maka tidak bermakna proses pembelajarannya. Sebaliknya, meski alat
dan fasilitas olahraga sangat terbatas, siswa biasa-biasa saja, tetapi jika ditangani
guru yang profesional, mengerti tugas dan kewajibannya, bisa diharapkan proses
belajar mengajar pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik. Untuk menunjang
kepentingan tersebut harus menugaskan guru yang sesuai dengan disiplin ilmunya
(the right man inthe right place).
Dari uraian diatas, dalam pelaksanaan dilapangan masih banyak
permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Hambatan tersebut tentu saja menghambat proses pembelajaran. Masalah belajar
telah banyak merampas sebagian besar perhatian para pendidik termasuk pendidik-
pendidik dalam bidang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Hal ini
disebabkan ketidakefektifan proses belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran.
”Dalam proses pembelajaran standar ini merupakan ruang lingkup materi
dan tingkat kompetisi yang dituangkan didalam kriteria tentang kompetensi tamatan,
kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan”. Masnur
Muslich (2008: 4). Cabang olahraga permainan merupakan salah satu standar isi
dalam mata pelajaran penjasOrkes, olahraga kesehatan di sekolah dasar di kelas IV
sampai VI. Permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan bola besar.
Permainan bola kecil diantaranya:kasti, rounders, kippers dan sof ball. Sedangkaan
permainan bola besar antara lain: sepakbola, bola basket, bola voli. Permainan bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
besr khususnya sepakbola kelas IV sampai VI, disebutkan bahwa standar kompetensi
pada sekolah dasar adalah mempraktikkan garak dasar permainan sederhana dan
olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sedangkan kompetensi dasar
siswa dapat mempraktikkan gerak dasa permainan bola besar sederhana dengan
peruturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuran.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran. Salah satu diantara pendekatan- pendekatan
mengajar yang dikembangkan adalah konsep model pembelajaran. Istilah model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model yang kuat dan menyeluruh dan model
pembelajaran ini membutuhkan pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikait
berbeda serta pola urutan yang berbeda juga. Menurut Gusril (2004: 45) menyatakan
bahwa ”modifikasi dalam pendidikan jasmanisangat diperlukan khususnya bagi
anak- anak, hal ini diharapkan anak- anak siswa secara fisik dan menal belum
matang, jika dibandingkan dengan orang dewasa”. Pemain sepakbola melalui
pendekatan model maka sarana dan prasarana dan peraturannya dibuat sederhana
mungkin sehingga siswa dalam proses pembelajaran sepakbola dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari- hari.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan upaya yang nyata untuk
membuat siswa mengikuti pembelajaran permainan sepakbola khususnya di Sekolah
Dasar agar siswa merasa senang, tidak bosan atau jenuh dan tidak ada perbedaan
gender dalam mengikuti pembelajaran sepakbola, serta membuat siswa aktif dalam
bergerak sehingga dapat menunjang peningkatan ketrampilan serta peningkatan
kesegaran jasmani. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan model modifikasi
pembelajaran pemainan sepakbola yang sesuai dengan Sekolah Dasar kelas IV.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul ”Meningkatkan Kesegaran Jasmani dengan
Model Modifikasi Permainan Sepak Bola pada Siswa SD Negeri 2 Delanggu Kelas 4
Tahun Pelajaran 2010/2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu tahun pelajaran 2010/2011
kesegaran jasmani masih kurang.
2. Pendekatan pembelajaran permainan sepak bola yang diterapkan di Sekolah
Dasar Negeri 2 Delanggu belum menunjukan hasil yang optimal terhadap
kesegaran jasmani.
3. Banyaknya kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar permainan
sepak bola di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
4. Belum diteliti pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah, masalah dalam penelitian ini
perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh model modifikasi permainan sepak bola yang tepat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
2. Pengaruh metode model modifikasi permainan sepak bola terhadap kesegaran
jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di dalam identifikasi masalah, pembatasan masalah di
atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model modifikasi permainan sepakbola terhadap
kesegaran jasmani pada siawa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu ?
2. Berapa besarnya pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu ?.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh pendekatan model modifikasi permainan sepak bola terhadap
peningkatan kesegaran jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2
Delanggu.
2. Besarnya pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap kesegaran
jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar negeri 2 Delanggu.
F. Manfaat penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk di teliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran sepak bola, sehingga diharapkan untuk
dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa.
2. Menciptakan modifikasi pembelajaran yang baru sehingga siswa tidak merasa
jenuh dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Membantu guru pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan dalam memberikan
pembelajaran permainan sepakbola dengan menggunakan produk yang
dihasilkan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesegaran Jasmani
a. Pengertian Kesegaran Jasmani
Banyak orang melakukan olahraga dengan kesenangan masing-
masing, hal ini berarti semakin banyak orang yang sadar akan manfaat dari
olahraga, tetapi banyak orang yang belum mengetahui caranya untuk
meningkatkan kesegaran jasmani. Keuntungan atau manfaat olahraga antara
lain membuat jantung lebih berdaya guna, dapat menormalisasi tekanan
darah, meningkatkan kesegaran jasmani, menurunkan denyut nadi pada saat
istirahat, memperlancar peredaran darah, mempertajam kekuatan mental,
menambah kapasitas berpikir dan merangsang produk endorphin.
Kegiatan fisik yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari perlu di
topang dengan kesegaran jasmani yang baik. Istilah kesegaran jasmani
bersinonim dengan physical fitness. Meskipun secara umum sudah disepakati
bahwa kesegaran jasmani adalah bagian yang penting dari pertumbuhan dan
perkembangan yang normal, namun definisi yang umum mengenai ketepatan
sifat kesegaran jasmani belum pernah dapat diterima secara universal. Setiap
ahli mempunyai definisi sendiri-sendiri tentang pengertian kesegaran jasmani
itu sendiri. Muhammad Sajoto (1998 : 43) menyatakan bahwa “kesegaran
jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari
dengan tanpa mengalami kesulitan berarti, dengan mengeluarkan energi yang
cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu
luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu
diperlukan”.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya baik
fisik, mental dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya
terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, negara dan bangsanya. Menurut
Soedjatmo Soemowerdojo yang dikutip Ismaryati (2006 : 39) “kesegaran
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat
tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan atau
kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan,
sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreaif
dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas
yang sama esok harinya”
Berdasarkan pengertian di atas tentang kesegaran jasmani dapat
disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk
melakukan tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan
yang berarti. Orang yang fit atau segar adalah orang yang sehat, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi pekerjaan sehari-hari dan masih mempunyai
tenaga cadangan yang cukup tidak hanya untuk menghadapi keadaan
daruruat, tetapi juga untuk mengisi waktu-waktu terluang.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah unsur yang penting bagi semua orang untuk
menjalankan tugas dengan baik dan mencapai prestasi yang baik dalam kerja
maupun belajar, maka harus dilakukan latihan untuk meningkatkan kesegaran
jasmani tersebut. Peningkatkan kesegaran jasmani tentunya harus
mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani
tersebut. Kesegaran jasmani terdiri dari beberapa komponen atau unsur fisik.
Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh befungsinya kerja
komponen-komponen yang ada. Dengan demikian segala hal yang
mempengaruhi unsur-unsur yang ada dalam kesegaran jasmani tentunya juga
mempengaruhi kesegaran jasmani secara menyeluruh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani menurut Brian J.
Sharkey (2003: 80) antara lain :
1) Hereditas (keturunan)
Faktor keturunan atau genetik merupakan sifat bawaan sejak lahir
yang diperoleh dari orang tuanya. Faktor keturunan sangat berpengaruh
terhadap sifat dan pertumbuhan fisik seseorang. Pengaruh genetik pada
kekuatan otot pada umumnya berhubungan dengan komposisi serabut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
otot yang terdiri dari serat merah dan putih. Seseorang yang banyak
mempunyai serabut otot yang berwarna merah, lebih tepat untuk
melakukan kegiatan yang bersifat aerobik. Pengaruh faktor keturunan
terhadap komposisi tubuh adalah secara umum dihubungkan dengan tipe
tubuh. Seseorang yang memiliki tipe tubuh endomorph yaitu tipe tubuh
yang gemuk, bulat dan pendek cenderung memiliki jaringan lemak yang
lebih banyak dibandingkan dengan tipe eksomorph, yaitu tubuh yang
kecil kerempeng tinggi.
2) Aktifitas Fisik dan Latihan
Kegiatan atau aktifitas fisik sangat mempengaruhi semua
komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang
dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler
dan dapat mengurangi lemak dalam tubuh, yang berarti pula seluruh
organ tubuh yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi dengan
pembedaan yang diberikan. Latihan olahraga dapat merangsang
pertumbuhan dan perkembangan badan. Latihan fisik adalah suatu
kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran
peningkatan kesegaran jasmani, peningkatan yang diperoleh antara lain
berupa peningkatan gerak, tidak cepat lelah, peningkatan keterampilan
dan sebagainya.
Aktifitas fisik berupa olahraga secara teratur akan mempengaruhi
dan meningkatkan nilai aerobik. Aktifitas fisik yang teratur dapat
menyebabkan perbaikan kesegaran jasmani, yaitu kemampuan badan
akan berfungsi pada efisiensi yang optimal dalam melakukan tugas
sehari-hari. Dengan demikian untuk meningkatkan kesegaran jasmani
dapat dilakukan melalui aktifitas olahraga secara teratur.
3) Jenis Kelamin
Kesegaran jasmani antara pria dan wanita berbeda, hal ini
disebabkan adanya perbedaan ukuran tubuh terutama terjadi setelah masa
pubertas. Daya tahan kardiovaskuler pada masa anak-anak antara pria
dan wanita tidak jauh berbeda, namun setelah masuk pada masa pubertas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak lebih besar
dan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding laki-laki. Hal yang
sama juga terjadi pada ukuran otot, karena perbedaan kekuatan pria dan
wanita baik dari ukuran otot maupun proporsinya dalam tubuh. Besar
kecilnya otot sangat berpengaruh dan berperan dalam daya tahan otot.
Empat alasan utama mengapa terjadi perbedaan dalam
penampilan fisik anak laki-laki dan perempuan adalah bentuk tubuh,
struktur anatomis, fungsi fisiologis, dan faktor-faktor budaya. Secara
kodrati bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki ciri-ciri fisik
yang berbeda. Antara laki-laki dan perempuan secara otomatis dan
fisiologis memiliki perbedaan. Hal ini sangat nampak dengan adanya
perbedaan ukuran tubuh, komposisi tubuh, serta kemampuan fungsi paru-
paru dan jantung. Perbedaan tersebut sangat nampak terutama sejak
mulai masa pubertas. Setelah menginjak masa pubertas, laki-laki rata-rata
memiliki ukuran badan (termasuk kemampuan fisiknya) sedikit lebih
besar jika dibandingkan dengan wanita. Hormon pertumbuhan antara
laki-laki dan wanita juga berbeda, pada laki-laki terjadi penambahan
jaringan otot, sedangkan pada wanita cenderung menuju pada
pengurangan otot dan penambahan jaringan lemak.
Keadaan tersebut jelas menyebabkan laki-laki akan memiliki
kekuatan yang lebih besar daripada wanita. Oleh kaena itu anak laki-laki
setelah masa pubertas rata-rata memiliki kebugaran jasmani yang lebih
tinggi daripada perempuan.
4) Usia
Usia mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jasmani.
Perbedaan usia seseorang mempunyai pengaruh terhadap kesegaran
jasmani yang dimiliki. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan
manusia dari anak-anak hingga dewasa kesegaran jasmani seseorang juga
akan meningkat. Bertambahnya masa dan bertambahnya ukuran organ
jantung dan paru-paru pada masa pertumbuhan, akan meningkatkan
kapasitas seseorang dalam melakukan kerja. Pada daya tahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kardiovaskuler, sejak usia anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun terjadi
peningkatan mencapai maksimal pada usia 20 – 30 tahun, daya tahan
tersebut akan mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya usia,
namun penurunan ini dapat diminimalkan apabila seseorang berolahraga
secara teratur semenjak dini. Pengaruh usia terhadap kelenturan dan
komposisi tubuh pada umumnya terjadi karena proses penuaan, yang
disebabkan oleh menurunnya daya elastisitas karena telah berkurangnya
aktifitas dan pengapuran pada usia tua.
Setiap orang yang berada pada usia lanjut pasti akan mengalami
penurunan kemampuan fisik, khususnya mengenai kesegaran jasmani
yang dimiliki. Mulai anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun, daya tahan
kardiovaskuler meningkat, mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun.
Pada usia tua fungsi jantung paru juga akan menurun. Kesegaran jasmani
pada usia lanjut juga akan menurun secara drastis. Untuk menanggulangi
hal tersebut didapat dengan cara tetap melakukan aktifitas fisik, seperti
olahraga aerobik. Dengan demikian untuk mempertahankan kesegaran
jasmani, seseorang harus selalu melakukan aktifitas fisik seperti misalnya
olahraga secara teratur.
5) Lemak Tubuh
Perlu diingat bahwa kesegaran dihitung per unit berat badan.
Keadaan fisik seseorang sebagian besar tergantung pada lemak tubuh
yang dapat diatur dengan kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari
yang mengandung nilai gizi yang baik. Makanan bergizi mempengaruhi
kesehatan dan kesegaran jasmani, makanan bergizi tidak harus mahal dan
banyak, yang penting cukup mempunyai kandungan gizi yang tinggi
akan lebih banyak mempengaruhi terhadap kesehatan. Golongan
makanan yang bergizi harus mengandung beberapa unsur yang
dibutuhkan oleh tubuh antara lain :
a) Protein
b) Karbohidrat
c) Lemak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
d) Mineral
e) Vitamin
f) Air
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat
gizi yang diperlukan tubuh kita, yaitu protein, hidrat arang, lemak,
mineral, vitamin dan air. Selain ditinjau dari kelengkapan gizinya, juga
ditinjau dari kalorinya. Menu yang cukup zat gizi dan kalori membantu
manusia untuk hidup sehat serta dapat melakukan tugas sehari-hari
dengan baik dan mempunyai daya tahan yang kuat. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa makanan yang kita makan harus diperhatikan
nilai gizinya.
Manfaat makanan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Makanan sebagai sumber tenaga.
b. Makanan sebagai sumber zat pembangun.
c. Makanan sebagai zat pengatur.
Setiap orang harus mengkonsumsi makanan yang lengkap dan
seimbang kandungan gizinya. Semakin lengkap dan seimbang makanan
yang kita makan akan menunjang kesehatan dan kesegaran jasmani kita.
c. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya baik
fisik, mental dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya
terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, negara dan bangsanya. Menurut
Sadoso Sumosardjono (1996 : 1) “kesegaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa rasa
lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak”.
Kesegaran jasmani pada hakekatnya berkenaan dengan kondisi fisik
seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan waktu
yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki
cadangan tenaga untuk melaksanakan aktivitas lainnya. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani merupakan keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
seseorang atau kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas sehari-hari
tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mampu melakukan
kegaitan pada waktu luang.
Beberapa unsur utama kesegaran jasmani menurut Len Kravitz (2001 :
5) yaitu :
1) Daya tahan kardirespirasi,
2) Kekuatan otot,
3) Daya tahan otot,
4) Kelenturan,
5) Komposisi tubuh.
Menurut Mulyono B (2007 : 54) komponen dari kesegaran jasmani
yang berkaitan dengan kesehatan meliputi :
1) Kesegaran kardiovaskukuler,
2) Kekuatan dan daya tahan otot,
3) Kelenturan punggung bagian bawah, dan
4) Komposisi tubuh.
Sedangkan unsur kesegaran jasmani yang berkaitan dengan
keterampilan menurut Mulyono B (2007 : 57) yaitu :
1) Kelincahan,
2) Keseimbangan,
3) Koordinasi,
4) Power,
5) Waktu reaksi,
6) Kecepatan.
Tingkat kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh berfungsinya kerja
komponen-komponen yang ada. Komponen kesegaran jasmani tidak dapat
dipisahkan baik dalam peningkatan maupun pemeliharaannya. Meskipun
demikian komponen-komponen dalam kesegaran jasmani dapat dipilah
menjadi dua yaitu dilihat dari segi kesehatan fisik dan dari segi keterampilan
fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2. Belajar
a. Hakekat Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang komplek, maka
belajar dialami siswa itu sendiri Dimyati dan Mudjiono (2003: 7). Dalam
kegiatan belajar akan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru.
Dalam hal ini, siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2003:238) proses belajar adalah
suatu kegiatan yang dialami dan dihayati siswa yang didalamnya ada
beberapa tahapan. Beberapa tahapan tersebut antara lain:
1) Sebelum belajar, hal yang berpengaruh dalam hal ini adalah
minat,kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar. Keadaan awal ini
diharapkan mendorong terjadinya proses belajar.
2) Proses belajar, yang berpengaruh dalam hal ini adalah sikap, motivasi,
kosentrasi, mengolah, menyimpan, menggali dan unjuk prestasi.
3) Sesudah belajar, merupakan tahapan untuk prestasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 27) belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.
Dalam hal ini situasi belajar mempunyai tujuann dan maksud belajar timbul
dari kehidupan anak sendiri. Sebab hasil belajar yang utama ialah perubahan
tingkah laku yang bulat atau secara keseluruhan. Lebih lanjut dijelaskan
Sugiyanto (1999:267) belajar adalah suatu proses, fungsi dan hasil. Maka
didalam belajar terkandung tentang:
1) Belajar adalah proses yang bisa dihasilkan.
2) Belajar bisa menghasilkan peribahan-perubahan pada diri seseorang
dalam berbagai macam kemampuan atau sifat yang ada pada diri sendiri.
3) Perubahan dalam belajar terjadi karena pengalaman, berbuat berulanh-
ulang atau berlatih.
4) Perubahan yang terjadi karena belajar bisa bertahan dalam jangka waktu
yang relatif lama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Selain itu dalam proses pengajaran, unsur proses belajar hal yang
paling penting. Sebab belajar adalah proses perubahan perilaku yang bersifat
menetap yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Menurut Oemar
Hamalik (2007: 29) bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu
tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Tujuan akan
akan nampak jika terdapat suatu hasil dalam belajar. Hasil belajar itu ada
pada aspek-aspek perubahan, antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan,
ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi
pekerti, dan sikap. Untuk itu dalam mengajar berorientasi pada proses
membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan bermakna apabila terjadi
kegiatan belajar murid.
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang komplek dalam belajar yang di
alami oleh siswa untuk mendapatkan sesuatu perubahan perilaku yang
bersifat menetap dari hasil belajar.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang bersifat
menetap yang diperoleh melalui proses belajar. William Burton dalam Oemar
Hamalik (2007: 31) mengatakan bahwa prinsip-prinsip belajar sebagai
berikut:
1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui(under going)
2) Proses itu melalui berbagai macam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan lingkungan.
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual kalangan murid.
7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan sesuai dengan kematangan murid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
9) Proses belajar merupakan proses kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
10) Hasil-hasil belajar secara fungsional betalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
11) Prosedur belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan tanpa tekanan dan paksaan.
12) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan.
13) Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
14) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
15) Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.
16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.
Lebih lanjut dijelaskan menurut Latief (2003: ) Dalam kegiatan belajar
ada beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain:
1) Prinsip efek kepuasan (Law of Effect) Prinsip efek kepuasan hasil belajar akan diperkuat apabila menghasilkan rasa senang atau puas. Sebaliknya hasil belajar akan diperlemah apabila menghasilkan tidak senang.
2) Prinsip pengulangan (Law of Exercise) Prinsip pengulangan bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna apabila di ulang, sering dilatih. Hubungan rangsangan (stimulus) dengan reaksi (responces) akan diperkuat apabila sering ada pengulangan.
3) Prinsip kesiapan (Law of Readiness) Prinsip kesiapan menyatakan proses individu memperoleh perilaku baru jika ia telah siap.Kesiapan tersebut berkaitan dengan kematangan fisik dan psikologis.
4) Prinsip Kesa Pertama (Law of Primacy). Hasil belajar yang diperoleh dari kesan pertama akan digoyahkan. Ini berarti proses belajar pertama keliru dan membentuk kebiasaan buruk.
5) Prinsip Beban Baru (Law of Recentcy). Prinsip ini mengandung pengertian beban yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat. Prinsip berkenaan dengan konsep rintangan atau inhibisi dalam belajar.
6) Prinsip Gabungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Prinsip ini menunjukkan perlunya ada keterkaitan bahan yang dipelajari dengan situasi belajar yang akan mempermudahberubahnya perilaku.
Dari paparan di atas maka dapat dipaparkan bahwa setiap proses
belajar ada yang dinamakan prinsip-prinsip efek kepuasan, prinsip
pengulangan, prinsip kesiapan, prinsip kesan pertama, makna yang
mendalam, prinsip beban baru, prinsip gabungan.
c. Belajar Gerak.
”Belajar gerak merupakan salah satu bagian dari kajian ilmu
keolahragaaan yang mengkaji tentang fenomena manusia yang mempelajari
atau menguasai gerakan-gerakan tubuh atau meningkatkan ketrampilan gerak
tubuhnya”, dijelaskan dalam Argasamita (2007: 83). Pengetahuan tentang
teori belajar gerak merupakan sebagian deri landasan ilmiah yang diperlukan
seorang pelatih olahraga untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional.
Menurut Sugiyanto (1999: 268), ”belajar gerak merupakan sebagian
dari belajar”. Dalam belajar menekankan pada aktivitas berfikir atau kognitif.
Belajar juga menekankanpada aktivitas emosi dan perasaan biasa. Belajar
juga menekankan pada aktivitas gerak. Dalam gerak ada beberapa domain
kemampuan yang efektif keterlibatannya seperti domain fisik dan domain
psikomotor.
Perkembangan gerak (motor development) merupakan suatu proses
sejalan dengan bertambahnya usia dimana secara bertahan dan berkembang.
Gerakan individu meningkat dari gerak yang sederhana ke gerakan yang
komplek dan terorganisasi dengan baik yang ada pada akhirnya kearah
penyesuaian ketrampilan menyertai terjadinya proses menua atau menjadi tua.
Dalam pendidikan jasmani pembelajaran geerak merupakan bagian yang
penting sebab belajar gerak merupakan suatu aspek untuk dapat
meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 97) ”Gerak
adalahpralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekali atau berkali-kali”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Berdasarkan departemen Pendidikan Nasional (2004: 8) ”Gerak manusia
adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sadar untuk meningkatkan
kebugaran jasmani dan terbentuknya gaya hidup yabg aktif”. ”Belajar
dianggap suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang
menentukan atau memungkinkan terjadinya suatu perubahan tingkah laku
seseorang dalam proses edukatif” Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 232).
Drowsky dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 234), ”belajar gerak yang
diwujudkan melalui respon-respon miskular yang diekspresikan dalam gerak
tubuh atau bagian tubuh”.
Perkembangan karena usia dengan perkembangan karena hasil latihan
fisik memang tidak dapat dipisahkan, namun secara konseptual kedua hal
tersebut berbeda. Dalam keadaan normal walaupun tidak melakukan aktivatas
fisik secara khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Dalam hal ini latihan
fisik bisa memacu atau mempercepat peningkatan perkembangan gerak.
Gagne dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 232) mengatakan bahwa aspek-
aspek kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar adalah meliputi :
1) Ketrampilan intelektual
2) Kemampuan mengungkapkan informasi
3) Strategi berfikir
4) Ketrampilan gerak
5) Emosi dan perasaan.
Sedangkan menurut Gabbard, Leblanc, dan Lowy dalam sukintaka,
(1999: 10) mengutarakan bahwa dengan belajar gerak akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan seperti:
1) Ranah kognitif, yaitu: Kemampuan berfikir (bertanya, kreatiif, dan
menghubungkan), kemampuan memahami(perceptual ability), menyadari
gerak dan penguatan akademik.
2) Ranah psikomotor, yaitu: perubahan biologik, kesegaran jasmani, juga
menyangkut kesehatan, ketrampilan gerak, dan peningkatan ketrampilan
gerak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
3) Ranah afektif, yaitu: rasa senang, penaggapan yang sehat terhadap
aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualsasi diri),
menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri.
Secara umum perkembangan gerak dikaji dari persepektif atau sudut
biologis dan psikologis dapat dilihat dari keterbentukan dan perkembangan
bagian-bahian sistem tubuh. Dalam persepektif psikologis dapat dilihat dari
segi berfikir, emosi, dan perasaanya. Setelah perilaku individu dan observasi,
maka perilaku merupakan refleksi proses perkembangan. Dalam proses
kegiatan belajar siswa dikatakan berhasil dalam apabila siswa mengalami
perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan. Dalam proses belajar siswa-siswa harus menunjukkan
kegairahan yang tinggi, semangat yang besar, dan kepercayaan yang tinggi.
Periodisasi perkembangan berdasarkan umur, anak yang berusia 6-10
tahun termasuk dalam fase perkembangan anak besar. Anak besar adalah
anak yang berusia 6-19 tahun untuk perempuan dan untuk laki-laki 6-12
tahun. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan
adanya kecenderungan yang berbeda dibandingkan pada masa sebelumnya
dan pada masa sesudahnya. Kecenderungan yang terjadi adalah dalam hal
kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran
bagian-bagian tubuh. Macam-macam pola gerak yang bisa dilakukan pada
masa anak besar berdasarkan ketrampilan motorik umum antara lain
:Berjalan, berlari, berenang, meloncat, bersepeda, dan mengguling. Pada
masa anak besar pertumbuhan kecenderungan gerak semakin tampak jelas
adanya perbedaan.
Aktivitas yang diperlakukan bagi anak besar (6-12 tahun)
dikemukakan oleh Sugiyanto dan Sudjawo (1991: 127) sebagai berikut :
1) Aktivitas ketrampilan yang ada tujuannya.
a) Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding.
b) Aktivitas pengujian diri.
c) Aktiviyas menggunakan alat-alat.
d) Pengenalan cabang-cabang olahraga tertentu dan sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e) Berlatih melakukan gerakan berulang-ulang untuk menguasai
ketrampilan tertentu.
2) Aktivitas beregu
a) Aktivitas bermain atau berlomba beregu.
b) Menari berkelompok membentuk formasi tertentu.
3) Aktivitas mencoba-coba
a) Aktivitas menyelesaikan tugas dengan cara, dan ketrampilan sendiri-
sendiri.
b) Aktivitas bebas dan tari kreatif.
4) Aktivitas latihan fisik dan keberanian.
a) Latihan kemampuan fisik yang berangsur gerak: jalan, lari, lompat,
lempar, tangkap, sepakbola, panjat, mengguling, mengulur, dan
melipat tubuh.
b) Bermain kombatif: bermain perang-perangan, kejar-kejaran.
c) Latihan relaksasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gerak
adalah astivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan
kebugaran jasmani dan terbentuk gaya hidup yang aktivitas yang diperlukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi: aktivitas
ketrampilan yang ada tujuannya, aktivitas beregu, aktivitas mencoba-coba,
aktivitas latihan fisik dan latihan keberanian. Dengan belajar gerak melalui
aktivitas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani,
seperti ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
d. Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar.
Pendidikan jasmani olahraga dan keesehatan merupakan proses
pendidikan. Maka tujuan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bersifat
mendidik. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui gerak
insani. ”Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai tujuan
pendidikan jasmani yang selaras dengan tujuan pendidikan,yang bertujuan
untuk perkembangan aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan moral”
Lutan dan Suherman (1991: 1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatantidak terlepas peran aktif seorang guru. Tujuan guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dalam proses belajar adalah pemahaman
tentang konsep kebugaran jasmani dan aktivitas jasmani untuk mencapai
keadaan sehat. Di sekolah-sekolah mulai memperhatikan tujuan tersebut
seperti melalui pengalaman praktik pembinaan kebugaran jasmani. Menurut
Lutan (2002: 3) ada tiga keuntungan yang dapat diraih melalui pembinaan
jasmani antara lain:
1) Sekolah terdiri dari anak-anak yang mulai tumbuh dan berkembang
sehingga sangat memungkinkan dicapai perubahan yang nyata yang
dapat diamati oleh guru penjasorkes.
2) Penerapan strategi pembinaan yang menekankan pemerataan dan
partisipasi penuh dari setiap anak memungkinkan anak-anak usia sekolah
meraih keuntungan dari program pembinaan.
3) Program pembinaan kebugaran sangat strategis diluncurkan melalui
program pendidikan jasmani atau lingkup kurikulum lainnya di
lingkungan sekolah.
Untuk penyelenggaraan pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di Sekolah Dasar maka memerlukan suatu pedoman
penyelenggaraan. Menurut Lutan (2002: 16) ada 9 pedoman pokok
penyelenggaraan program pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan di
Sekolah Dasar, antara lain :
1) Pengembangan kebugaran di sertai dengan perkembangan ketrampilan.
2) Tidak menggunakan pelaksanaan tugas atau semacam bentuk latihan
untuk menghukum anak, misalnya karena terlambat datang kesekolah,
atau membuat kesalahan seperti melanggar peraturan.
3) Melaksanakan penilaian dengan lebih memperhatikan proses bukan
semata-mata hasil.
4) Tidak menyudutkan posisi program pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan sebagai kegiatan yang berdampak negatif terhadap mata
pelajaran lainnya yang dinilai tak berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
5) Pemberian bantuan kepada siswa untuk mencapai patokan yang
diinginkan.
6) Penyajian kegiatan dengan memperhatikan budaya lokal.
7) Penyajian program kebugaran jasmani harus berakomodasi dalam
program dengan memenuhi kaidah kesehatan.
8) Memberikan dorongan semangat, dan menghindari ungkapan yang
bersifat mencemooh seseorang.
Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar
dilengkapi serangkaian pengalaman-pengalaman dan mematuhi sembilan
pokok penyelengaraan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah
Dasar. Untuk mendapatkan penngalaman-pengalaman yang dapat memacu
motivasi siswa maka perlu adanya belajar yang efektif. Belajar yang membuat
anak-anak merasa senang dan tanpa mengalami beban dalam belajar.
3. Siswa
Siswa merupakan subjek didik yang terdaftar disuatu lembaga
pendidikan. Dilembaga pendidikan subjek didik disebut siswa atau peserta didik.
Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002: 2) ”Siswa adalah subjek yang terlibat
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah”. Dalam kegiatan tersebut siswa
mengalami tindak mengajar dan merespon dengan tindak mengajar, selanjutnya
Sutrisno Hadi (2006: 78) ”Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengaembamgkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
terjadi pada jalur jenjang dan jenis pendidikan”. Di sekolah siswa mengalami
suatu proses belajar, dalam proses belajar tersebut siswa menggunaakan
kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.Kemampuan-
kemampuan itu antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa siswa merupakan
anggota masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui kegiatan belajar
di sekolah yang mempunyai karakteristik jasmani, psikis atau mental dan sosial
emosional. Potensi yang dikembangkan antara lain, kognitif, afektif, psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.
Perkembangan gerak (motor development) merupakan proses sejalan
dengan bertambahnya usia dimana secara bertahap dan berkesinambungan.
Gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana,tidak terorganisir, dan
tidak terampil kearah penampilan ketrampilan gerak kompleks dan
terorganisir dengan baik yang pada akhirnya kearah penyesuaian ketrampilan
menyertai terjadinya proses menua (menjadi tua).
Secara umum secara umum perkembangan dikaji dari perspektif
biologis dapat dilihat dari keterbukaan dan perkembangan bagian-bagian dan
sistem tubuh. Dalam perspektif psikologis dapat dilihat dari segi berfikir
emosi dan perasaan. Setelah perilaku individu di observasi, maka perilaku itu
merupakan refleksi proses perkembangan individu.
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 101) ”periodisasi
perkembangan berdasarkan umur, anak yang berusia 6-10 tahun yang
termasuk fase perkembangan anak besar”. Anak besar adalah anak yang
berusia 6-10 tahun untuk perempuan dan 6-12 tahun untuk anak laki-laki.
Perkembangan fisik anak pada masa ini menunjukan adanya kecenderungan
yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa
sesudahnya. Kecenderungan yang terjadi adalah hal kepesatan dan pola
pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh.
Pada masa anak besar pertumbuhan kecenderungan semakin jelas tampak
adanya perbedaan. Pada masa anak besar merupakan penyempurnaan
kemampuan gerak dasar. Gerak dasar yang mulai bisa dilakukan pada masa
anak kecil meningkat kualitasnya baik segi mekanika tubuh maupun variasi
bentuk geraknya.
Sedangkan menurut Sukintaka (1994: 43) karaakteristik siswa kelas
IV antara umur 11-12 tahun sebagai berikut:
1) Secara Fisik.
a) Pertumbuhan otot lengan dan tungkai bertambah.
b) Ada kesadaran mengenai badannya.
c) Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d) Pertumbuhan tinggi dan berat tidak baik.
e) Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan.
f) Waktu reaksi semakin baik.
g) Perbedaan akibat jenis kelamin semakin nyata.
h) Koordinasi makin baik.
i) Badan lebih sehat dan kuat.
j) Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan
bagian anggota atas.
k) Ada perbedaan kekuatan otot dari ketrampilan antara anak laki-laki
dan perempuan.
2) Psikis atau mental
a) Kesenangan pada permainan dengan bola makin tambah.
b) Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisir.
c) Sifat kepahlawanan kuat.
d) Perhatian pada taman kelompok makin kuat.
e) Pehatian pada bentuk makin bertambah.
f) Beberapa anak muda menjadi putus asa dan alam berusaha bangkit
bila tidak sukses.
g) Mempunyai rasa tanggungjawab untuk menjadi dewasa.
h) Berusaha untuk mendapatkan guru yang dapat membenarkannya.
i) Mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala sesuatunya
selesai pada waktunya.
3) Sosial Dan Emosional
a) Pengamatan rasa emosinya tidak tetap dalam proses kematangan
jasmani.
b) Menginginkan masuk dalam kelompok sebaya, dan biasanya
perbedaan antara kelompok sebaya ini akan menyebabkan
kebingungan pada tahap ini.
c) Mudah dibangkitkan
d) Anak putri menaruh perhatian kepada anak laki-laki.
e) Ledakan emosi biasa saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
f) Rasa kasihsayang seperti orang dewasa.
g) Senang sekali memuji dan mengagungkan.
h) Suka mengkritik tindakan orang dewasa.
i) Rasa bangga berkembang.
j) Laki-laki membenci putri, sedangkan putri membenci laki-laki yang
dewasa.
k) Ingin mengetahui segalanya.
l) Mau mengerjakan pekerjaan bila di dorong orang dewasa.
m) Merindukan pengakuan dari kelompoknya.
n) Merasa sangat puas bila dapat menyelesaikan, mengatasi, dan
mempertahankan sesuatu, ayau tidak berbuat kesalahan, karena
mereka akan merasa tidak senang kalau kehilangan atau berbuat
kesalahan.
o) Kerjasama meningkatkan kualitas kepemimpinannya mulai nampak.
p) Senang pada kelompok dan ambil bagian dalam membuat rencana
serta mampu memimpinnya.
q) Menyukai pada kegiatan kelompok,melebihi kegiatan individu.
r) Senang merasakanapa yang mereka kehendaki.
s) Loyal terhadap kelompok atau ”gang”nya.
t) Perhatian pada kelompok yang sejenis sangat kuat.
Berdasarkan paparan di atas maka perkembanga siswa kelas IV
merupakan perkembangan anak besar yang mempunyai pertumbuhan
cenderung semakin jelas tampak adanya perbedaan. Perbedaan
Perkembangan itu sendiri meliputi Secara Fisik, Psikis atau Mental Sosial,
dan Emosional.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi
� Mempraktikkan berbagai ketrampilan permainan olahraga dalam bentuk
sederhana dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Kompetensi Dasar
� Mempraktikkan ketrampilan bermain salah satu permainan dan olahraga
beregu bola besar dengan menggunakan alat dan peraturan yang
dimodifikasi serta nilai kerjasama, kejujuran,menghargai, semangat, dan
percaya diri.
4. Hakekat Sepakbola
Sepakbola adalah olahraga yang populer di dunia sebab sepekbola mudah
dimainkan oleh semua kalangan,baik dari kalangan usia dini, remaja, dewasa,
maupun tua. Sepakbola merupakan jenis permainan yang termasuk kompetensi
dasar dalaam kurikulum yang ada pada Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menengah Atas. Dalam standar kompetensi di Sekolah Dasar maka
siswadiharapkan mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam
permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai
yang terkandung didalamnya.
Menurut Dani (2007: 15) ”Sepakbola adalah suatu permainan yang
dilakukan dengan jalan menyepak bola, dengan tujuan memasukkan bola ke
gawang lawan dan mempertahahkan gawang tersebut agar tidak kemasukan
bola. Di dalam memainkan bola, setiao pemain boleh menggunakan seluruh
anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang boleh
memainkan bola dengan kaki dan tangan.
Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu
terdiri atas 11 pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam dua
babak dengan durasi waktu (2 x 45 menit) dengan waktu istirahat 15 menit
diantara dua babak tersebut. Mencetak gol kegawang lawan merupakan tujuan
dari kedua kesebelasan. Suatu kesebelasan dinyataka sebagai pemenang apabila
dapat memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dan kemasukan bola
lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya.
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa permainan
sepakbola merupakan permainan yang terdiri 11 pemain setiap regu yang
bertujuan untuk memasukkan bola kedalam gawang lawan sebanyak-banyaknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a. Ketrampilan Dasar.
Ketrampilan dasar sepakbola merupakan suatu gerak dasar permainan
sepakbola yang digunakan dalam bermain sepakbola. Dalam mempelajari
sepak bola maka perlu latihan ketrampilan dasar sepakbola. Menurut Mielke
(2007 : 1) ketrampilan dasar meliputi: dribbling (menggiring bola), Juggling
(menimang bola), passing (mengoper), trapping (menghentikan bola), throw-
in (lemparan kedalam), heading (menyundul bola), dan shooting
(menembak).
1) Dribbling (menggiring bola) adalah ketrampilan gerak dasar dalam
sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat
sedang bergerak, berdiri, atau bersaiap melakukan operanatau tembakan.
Ketika pemain sudah menguasai kemampuan dribbling secara efektif,
sumbangan mereka di dalam pertandingan akan sangat besar. Dalam
menggiring bola ada beberapa teknik, yaitu menggiring bols dengan
menggunakan kaki bagian dalam, menggunakan kaki bagian luar, dan
menggunakan kaki bagian kura-kura. Ada beberapa tujuan mendribbel
bola,yaitu: untuk melewati lawan, untuk mendekati daerah pertahanan
lawan, untuk membebaskan diri dari kawalan lawan, untuk mencetak gol,
dan untuk melewati daerah bebas.
2) Juggling (menimang bola) adalah cara yang bagus untuk
mengembangkan reaksi yang cepat, kontrol bola, dan meningkatkan
kosentrasi yang diperlukan agar bisa berperan baik dalam permainan.
Dalam melakukan juggling dapt menggunakan pungging kaki, paha,
dada, atau kepala.
3) Passing (mengoper bola) adalah seni memindahkan momentum bola dari
satu pemain ke pemain lain.Passing merupakan teknik yang paling
dominan dalam bermain sepakbola. Passing dapat menggunakan kaki
bagian dalam atau menggunakan pungguna sepatu.
4) Trapping (menghentikan bola) adalah metode mengontrol bola dari
pemain lain. Trapping dapat menggunakan tubuh yang sah kepala, tubuh,
dan kaki agar bola tetap berdekatan dengan tubuhnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
5) Throw-in (lemparan kedalam) adalah satu ketrampilan yang sering
diabaikan dalam sepakbola.
6) Heading (menyundul bola) merupakan ketrampilan dasar permainan
sepakbola yang menggunakan kepala untuk memasikkan bola kedalam
gawang. Menyundul bola bertujuan untuk mengoper bola ke teman,
menghalau bola dari daerah gawang atau daerah berbahaya, meneruskan
bola keteman atau daerah yag kosong, dan untuk memasukkan bola
kegawang lawan.
7) Shooting (menembak) merupakan sebuah teknik melatih tendangan
menggunakan kaki dengan teknik yang benar.
b. Alur modifikasi permainan
Di dasari pada perkembangan anak dan pertumbuhan anak baik fisik
maupun intelektual akan berlangsung normal apabila diciptakan suatu kondisi
yang memungkinkan aspek-aspek tersebut tumbuh dan secara wajar. Untuk
tingkatan sekolah dasaar merupakan masa penting dalam perkembangan
kehidupan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
mempunyai peranan penting dalam mengembangkan pertumbuhan dan
perkembangan sebab pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan langsung
berhubungan pada aspek kognitif, afektif, psikomotor.
Untuk meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan, maka perlu adanya suatu pengajaran yang sesuai
dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah. Pada pengajaran model ini
merupakan pengajaran yang efektif yang pada hakekatnya
menolakpendekatan secara linier, rutin, monoton. Menurut Mutohir (2002:
173) modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan
permainan, dan sebagainya. Dalam pendekatan ini guru harus mampu
memanfaatkan lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat
menumbuhkan situasi dan kondisi anak senang untuk belajar.
Menurut Mutohir (2002:174) konsep modifikasi olahraga pada
dasarnya bepedoman pada Development Apropriate Prectice (DAP) yang
mengacu pada pembelajaran individual (Individualize instructional approach).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Pembelajaran berpusat pada anak didik dan berusaha menyesuaikan dengan
kondisi fisik dan psikis anak.
Dalam hal ini menjadi sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa
dalam belajar. Alur pemikiran darimodifikasi permainan sebagai berikut:
Gambar 1 : Alur Pemikiran Modifikasi Olahraga
Mutohir (2002 :174)
Tujuan
Kognitif, Psikomotor, Afektif
Subtansi Pendekatan kecabangan olahraga
Ketrampilan Dasar Umum
Pengayaan gerak Dasar Dominan
Pengertian Teknik Dasar Olahraga
Menurut cf. Jeff Dry Mutohir (2002: 27) Ada beberapa alasan
mengapa model pendekatan modifikasi perlu diujicobakan atau diterapkan di
sekolah kita, yaitu sebagai berikut:
1) Anak secara fisik dan mental emosional tidak sama dengan orang dewasa, sehingga sangat tidak tepat mengharapkan anak untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
melakukan kegiatan olahraga dengan menggunakan peralatan atau peraturan seperti orang dewasa.
2) Kegiatan olahraga yang dilakukan dengan peralatan atau peraturan yang dimodifikasi dapat mengurangi terjadinya cedera olahraga.
3) Modifikasi olahraga dapat memudahkan anak untuk mempelajari ketrmpilan gerak yang diperlukan untuk melakukan olahraga yang sesunggunya.
4) Modifikasi olahraga mendidik anak untuk melakukan tugas gerak dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketimbang pendekatan yang tradisional.
5) Modifikasi olahraga dapat memotivasi anak untuk berpartisipasi dan senang bergerak.
Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memodifikasi
olahraga sangat diperlukan sebab untuk meningkatkan kesegaran jasmani
siswa serta untuk membuat senang siswa dalam melakukan olahraga dengan
inovatif yang dibuat guru. Memodifikasi olahraga bisa peralatan, aturan,
ataupun lapanganny dan sebagainya.
5. Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepakbola Dengan
Menggunakan Gawang Holahop.
Untuk menentukan hakekat model dalam penelitian ini, diperlukan
beberapa istilah pengertian tentang model. Menurut Udin S. Winataputra
(2005:3) menyatakan bahwa model diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Dalam pengertian
model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan. Dalam pengertian model diartikan sebagai barang
atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah modeldari
bumi tempat kita hidup. Dalam konteks penelitian ini istilah model digunakan
untuk menunjukkan pengertian yang pertama yaitu sebagai kerangka konseptual
yang digunakan dalam melakukan kegiatan. Lebih lanjut menurut Gagne, Briggs
yang dikutip oleh Hari Amirullah Rachman(2004:43) menyatakan bahwa model
adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
pemilihan media dan evaluasi. Berdasarkan pendapat tentang pengertian model
di atas, maka terkait dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan model
modifikasi permainan sepakbola adalah suatu kerangka konseptual tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
modifikasi permainan sepakbola yang disusun secara sistematis dan dirancang
serta dikembangkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran permainan sepakbola.
MODEL MODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN
PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
USIA 10 – 12 TAHUN
� Permainan Sepakbola Bergawang Holahop Yang Bergerak
Gambar 2. Lapangan permainan gawang bergerak
Keterangan gambar :
Tanda kotak untuk pemain putra :
Tanda bulat untuk pemain putri :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. Kerangka Berpikir
Dari tinjauan di atas, maka dapat diambil kerangka berfikir sebagai berikut:
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sitematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pendidikan jasmani , olahraga dan kesehatan termasuk salah
satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di sekolah,
baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
Pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya di
tingkat Sekolah Dasar, meliputi aspek-aspek permainan dan olahraga,aktivitas
pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas
dan kesehatan. Cabang olahraga permainan permainan sepakbola merupakan salah
satu materi yang diajarkan di Sekolah Dasar mulai dari kelas IV (empat) sampai VI
(enam), sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar, Siswa diharapkan dapat mempraktikkan
permainan sepakbola dengan peraturan yang dimodifikasi. Pada kenyataannya dalam
proses pembelajaran permainan sepakbola dilakukan Sekolah Dasar masih dikemas
dalam bentuk permainan yang standar, baik dalam hal peralatan, lapangan yang
digunakan maupun peraturannya. Konsekuensinya yang terjadi dari pelaksanaan
pembelajaran tersebut adalah dijumpainya anak- anak merasa tidak senag, bosan dan
kurang aktif.
Modifikasi pembelajaran permainan sepakbola merupakan salah satu upaya
yang harus diwujudkan. Modifikasi pembelajaran permainan sepakbola diharapkan
mampu membuat anak lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi
yang menyenangkan, ketika mengikuti pembelajaran permainan sepakbola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, kajian pustaka dan kerangka pemikiran, maka
dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan model modifikasi permainan sepak
bola terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa SD Negeri 2
Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.
2. Ada peningkatan perlakuan model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani pada siswa SD Negeri 2 Delanggu kelas IV tahun
pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Desa Ngebong, Kecamatan
Delanggu, Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga kali
latihan dalam satu minggu, yaitu selasa, kamis, sabtu, pada bulan November
sampai dengan bulan Desember 2010.
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen Semu
(Quasi Experiment)
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen
semu (Quasi Experiment). Menurut Soekidjo Notoadmojo (2002: 167), disebut
Eksperimen Semu karena :
eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi. Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subyek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest.
Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest
01 02 03 04 X 05 06 07 08
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Keterangan :
Pretest = Tes awal kesegaran jasmani (tes lari 600 meter).
Perlakuan = Model modifikasi permainan sepak bola.
Posttest = Tes akhir kesegaran jasmani (tes lari 600 meter).
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini terdiri dari beberapa
variabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah: Model modifikasi permainan sepakbola.
2. Varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kesegaran jasmani.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa SD
NEGERI 2 DELANGGU KELAS IV yang berjumlah 40 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran . Bentuk
tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes lari 600 meter dari Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani (2003 : 16-17). Petunjuk pelaksanaan tes
terlampir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji
prasyarat analisis sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode lilliefors
dari Sudjana (2002 : 466). Adapun prosedur normalitas tersebut sebagai berikut :
1) Pengamatan X1, X2,…..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…..Zn dengan
menggunakan rumus :
Zi = {Xi – X}/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan data distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(z1) = P(z≤zi)
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n, yaitu : S(Zi)
= i/n.
5) Mencari selisih antara F(zi)-S(zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya :
Lo = │F(Zi) – S(Zi) │ maksimum.
Kriteria :
Lo ≤ Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2. Uji Perbedaan
Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut :
Md t = Σd2 N (N-1) Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
Σd2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
| ΣD | Md =
N
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah pasangan
Menghitung prosentase peningkatan kesegaran jasmani (lari 600 meter)
dengan pendekatan model modifikasi permainan sepak bola, dengan rumus sebagai
berikut :
Mean different Prosentase peningkatan = x 100%
Mean pretest
Mean different = mean postest – mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
Setelah dilaksanakan penelitian, diperoleh data. Data yang dikumpulkan
berupa tes kesegaran jasmani (tes lari 600 meter). Data yang dikumpulkan terdiri dari
data tes awal dan tes akhir. Data tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis
dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Berturut-turut disajikan mengenai
deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis data.
Deskripsi hasil analisis data hasil tes kesegaran jasmani (tes lari 600
meter) yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 meter)
Tes N Hasil
Terendah
Hasil
TertinggiMean SD
Awal 40 389 193 288.13 55.33
Akhir 40 351 177 246.65 43.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan sampel
memiliki rerata kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) adalah 288.13, sedangkan
setelah mendapat perlakuan memiliki rerata kesegaran jasmani (tes lari 600 meter)
adalah 246.65.
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
B. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih
dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan uji normalitas.
Uji Normalitas
Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi sebelum digunakan untuk menganalisis data. Pengujian normalitas data
dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan mengikuti uji Liliefors pada
taraf � = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Tes N M SD Lo Lt5%
Awal 40 288.13 55.33 0.1074 0.1401
Akhir 40 246.65 43.00 0.1398 0.1401
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes awal diperoleh nilai
Lhitung sebesar 0.1074, dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan
pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.1401. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data pada tes awal termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil uji
normalitas yang dilakukan pada tes akhir diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.1398,
dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi
5% yaitu 0.1401. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes akhir
termasuk berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah melakukan latihan selama 6 minggu, kemudian diadakan tes
akhir. Dan untuk membuktikan apakah latihan yang diberikan telah menunjukkan
pengaruh yang meyakinkan terhadap kesegaran jasmani (tes lari 600 meter), maka
dicari dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok.
Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes awal ke tes akhir
dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini :
a. Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir
Tabel 4. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Tes N Mean to t t5%
Awal 288.13
Akhir 40
246.65 8.552 2.021
Dari rangkuman hasil t-test di atas, dapat diketahui bahwa pada tes awal rata-
rata sebesar 288.13 dan tes akhir sebesar 246.65. Dengan derajat kebebasan 39 (N –
1 = 40 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.021,
sedangkan nilai to sebesar 8.552. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis
nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes akhir ada perbedaan yang
signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat perlakuan, sampel memiliki peningkatan
kesegaran jasmani (tes lari 600 meter).
b. Prosentase Peningkatan
Untuk mengetahui prosentase peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600
meter) yang dicapai setelah diberikan perlakuan. Adapun nilai peningkatan
kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) dalam persen adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) Dalam Persen
N Mean
Pretest
Mean
Posttest
Mean
Different
Prosentase
Peningkatan
40 288.13 246.65 41.48 14.40%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa setelah diberikan perlakuan
modifikasi permainan sepak bola, maka terdapat peningkatan kesegaran jasmani (tes
lari 600 meter) sebesar 14.40%.
0
50
100
150
200
250
300
DE T I K
1
DATA PENINGKATAN
TES AWAL
TES AKHIR
NP
Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 meter) pada Tes Awal, Tes Akhir dan Nilai Peningkatan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji perbedaan yang dilakukan terhadap hasil peningkatan
kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) tes awal dan akhir diperoleh nilai t sebesar
8.552 sedangkan nilai ttabel sebesar 2.021. Ternyata t yang diperoleh lebih besar t
dalam tabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa setelah diberikan perlakuan selama 6 minggu, terdapat perbedaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
signifikan model modifikasi permainan sepak bola terhadap peningkatan kesegaran
jasmani (tes lari 600 meter). Peningkatan perlakuan model modifikasi permainan
sepak bola terhadap kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) sebesar 14,40%.
Modifikasi pembelajaran permainan sepak bola merupakan bentuk pembelajaran
dimana siswa dapat mempraktikkan permainan sepak bola dengan peraturan yang
dimodifikasi. Bentuk modifikasi pembelajaran ini diharapkan mampu membuat
siswa lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan.
Melalui modifikasi pembelajaran permainan sepak bola diharapkan dapat
mengembangkan aspek kesegaran jasmani jasmani tanpa membuat siswa merasa
bosan, tidak senang, dan kurang aktif.
Berdasarkan karakteristik modifikasi pembelajaran permainan sepak bola
tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan kesegaran
jasmani (tes lari 600 meter). Dengan demikian, ada perbedaan pengaruh yang
signifikan model modifikasi permainan sepak bola terhadap peningkatan kesegaran
jasmani (tes lari 600 meter) pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Delanggu tahun
pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,
ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima, sehingga dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut :
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan model modifikasi permainan sepak bola
terhadap peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) pada siswa SD
Negeri 2 Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011, (thit 8.552 > ttabel5%
2.021).
2. Besarnya peningkatan perlakuan model modifikasi permainan sepak bola
terhadap kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) pada siswa SD Negeri 2
Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011, sebesar 14,40%.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa model modifikasi
permainan sepak bola memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesegaran jasmani
(tes lari 600 meter).
Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa, setiap pendekatan model
pembelajaran memilki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kesegaran
jasmani. Usaha untuk meningkatkan kesegaran jasmani, maka perlu diterapkan
pendekatan yang baik dan tepat. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam memilih pendekatan model pembelajaran yang tepat,
khususnya untuk meningkatkan kemampuan kesegaran jasmani.
51
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
C. Saran
Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada guru Penjasorkes di SD Negeri 2 Delanggu Klaten,
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Upaya meningkatkan kesegaran jasmani, perlu diterapkan model pembelajaran
yang tepat, sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam melakukan kegiatan
pembelajaran dan akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani, seorang guru dapat menggunakan model
modifikasi permainan sepak bola.