meningkatkan pengelolaan dan hasil kebun dengan tumpang ... filemaka dari itu kita sebagai hamba...
TRANSCRIPT
4
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada
Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak
ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama
yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.(Qur’an, S. Ar Rum (30):30)
Allah yang menciptakan pertama kali ciptaannya lalu
menciptakan manusia didalamnya. Maka kita
menjadi sebuah ciptaan yang menjadi subjek dari
hukum Allah yang tetap tersebut. Sebagaimana
ciptaanNya yang lain maka --secara biologis–
sebenarnya manusia merupakan patner yang setara
dengan alam.
Manusia hidup di dunia ini tidak terlepas dari
lingkungan sekitarnya. Yang semuanya itu saling
membutuhkan antara yang satu dengan yang
lainnya baik secara individu maupun berkelompok
yang ada dimasyarakat sekitar kita. Baik yang
berhubungan dengan alam sekitar kita yang saling
bertalian diantara manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
Maka dari itu kita sebagai hamba Allah yang
beriman, hendaklah kita memperhatikan Alam
lingkungan sekitar kita, supaya kita terhindar dari
bencana dan malapetaka yang disebabkan oleh ulah
manusia itu sendir. Sebagaimana dengan firman
Allah SWT :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari perbuatan mereka, agar
mereka kembali “.(Qur’an, S. Ar Rum (30):41)
Seperti yang pernah kita lihat dan saksikan
tragedi banjir bandang yang terjadi beberapa
beberapa tahun lalu, diantaranya ; banjir
bandang Bukit Lawang tahun 2003, dan banjir
bandang Besitang (Sekoci) tahun 2006 yang
lalu. Sebuah pertanyaan besar yang kemudian
muncul adalah, mengapa itu bencana itu
terjadi ?, apa sebabnya dibalik terjadinya
bencana tersebut?, sebaga apa yang terjadi
tentu ada sebab dan musababnya. Sekitar
±20.000 hektar Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser (TNGL) di wilayah Besitang
kini mengalami kerusakan yang serius. Yang
dahulunya adalah hutan, kini sebagian ada
yang dirambah menjadi kebun sawit dan
karet, sebagian ada yang berubah menjadi
pemukiman, dan yang paling celaka adalah
adanya tindakan jual beli lahan hutan TNGL.
Tindakan-tindakan inilah yang membuat
kondisi keseimbangan kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL) menjadi
rapuh, yang pada akhirnya juga mengganggu
keseimbangan kehidupan manusia dan
masyarakat yang ada disekitarnya, bencana-
bencana yang telah terjadi itulah buktinya.
1
Meningkatkan
pengelolaan dan hasil
kebun dengan
tumpang sari (pola
Agroforestri) ;
“menanam berbagai
tanaman di kebun
sendiri di luar
kawasan Taman
Leuser Gunung Leuser
(TNGL)”
Semuanya itu adalah bahan renungan bagi kita.
bahwasanya kejadian-kejadian itu merupakan
akibat dari perbuatan manusia yang selama ini
tidak terbayangkan atau terpikirkan akibat yang
akan timbul di belakang hari. Oleh karena itu
marilah kita renungkan seandainya peristiwa itu
terulang kembali, maka akibat yang akan
ditimbulkan akan lebih besar lagi. Karena, seperti
apa yang kita lihat hutan TNGL kita berfungsi
sebagai pengatur tata air, merupakan paru-paru
dunia, dan sebagai warisan dunia yang
merupakan penyanggah ekosimtim semua yang
hidup di dalamnya maupun yang ada di sekitar
kawasan TNGL termasuk kita sebagai manusia dan
masyarakat yang selama ini tinggal dan menetap
bertetangga dengan kawasan hutan.
Anjuran Islam untuk melestarikan alam
Allah SWT berfirman dalam Al Quran :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
(Qur’an, S. Al Imran (3):190)
Semua makhluk yang Allah ciptakan di dunia ini
telah memiliki fungsi dan peran masing-masing.
Ada sebagian fungsi dan peran tersebut yang
telah kita ketahui, akan tetapi juga masig banyak
yang belum duketahui oleh kita. Karena manusia
memiliki keterbatasan ilmu pengetahuan. Tidak
ada satu ciptaan ALLH SWT yang sia-sia. Allah SWT
menerangan dalam al Quran :
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan
menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran.(Qur’an, S. Al Hijr (15):19)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT
telah menciptakan keindahan alam dengan
keaneragaman hayati dan pepohonan yang
beragam sesuai dengan tempat tumbuhnya dan
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Manusia
dciptakan Allah SWT, dengan maksud sebagai
khalifah di muka bumi. Manusia diberi hak
prerogatif atas apa yang ada di alam. Sebagai
khalifah, manusia oleh Allah SWT dibekali dengan
ajaran-ajaran yang membawa umat manusia
menuju kemuliaan hidup di dunia dan akhirat.
Ajaran itu adalah untuk rahmatan lil ‘alamin,
hadir sebagai ajaran yang memberi rahmat bagi
alam semesta.
Semangat konservasi dan pelayaan terhadap
pelestarian alam dapat kita temukan di dalam al-
Qur’an maupun dalam kitab-kitab klasik.. Bentuk
praktis yang pernah diajarkan oleh Rasulullah
SAW, pada sekitar 624-634 Masehi, Nabi
Muhammad SAW telah menetapkan kawasan
konservasi yang dikenal dengan Hima’ di
Madinah. Kawasan yang disebut Hima’ adalah
kawasan yang dilindungi untuk kemaslahatan
umum dan pengawetan habitat alami.
Pada zaman sekarang ini istilah hima’, bisa saja
bermakna: taman nasional, hutan lindung, suaka
margasatwa dll. Hima’ merupakan kawasan
lindung yang dibuat oleh Rasullullah SAW dan
diakui oleh badan dunia FAO sebagai contoh
pengelolaan kawasan lindung paling tua
bertahan di dunia.
Selain kawasan Hima’ dalam sejarah Islam juga
dikenal berbagai bentuk penetapan dan
pengelolaan sebuah kawasan, salah satunya
dalah kawasan yang disebut sebabagai Harim.
Harim merupakan lahan atau kawasan yang
sengaja dilindungi untuk melestarikann sumber-
sumber air. Harim dapat dimiliki atau
dicadangkan oleh individu atau kelompok –
disebuah daerah yang mereka miliki. Jadi harim
2 3
perambahan hutan, pembalakan liar,
pembakaran hutan dan lain sebagainya. Tapi
sebaliknya sebagai seorang muslim yang baik
kita harus melindungi kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser (TNGL) dari tindakan
perambahan dan pengrusakan. Dengan
mengelola kebun sendiri di luar hutan serta
mengoptimalkan hasilnya dengan menanam
berbagai tanaman di kebun milik sendiri,
berarti kita tidak ikut merambah hutan Leuser
dan kita juga sudah ikut melindungi dan
melestarikan Lueser. Perintah Islam juga
sangat memerintahkan agar pemeluknya
peduli terhadap kawasan hutan yang
mengalami kerusakan, salah satu tindakan
yang dianjurkan adalah dengan ikut menanam
dan merehabilitasi kawasan hutan yang telah
rusak. Seperti sabda Rasulullah SAW :
Barang siapa diantara orang Islam menanam
tanaman, maka hasil tanamannya yang
dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil
tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah.
Dan barang siapa yang merusak tanamannya,
maka akan menjadi sedekahnya sampai hari
kiamat (HR. Muslim).
Referensi :
1. Draft lembar ceramah hasil lokakarya. Agustus 2009.
2. Mangunjaya,F. 2005. Konservasi Alam Dalam Islam.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
3. Fiqh al Biah. A.S. Muhammad dkk. Laporan INFORM,
2004.
Lembar ceramah/khutbah ini ditulis dari hasil Lokakarya Tokoh agama Untuk konservasi Taman Nasional Gunung
Leuser (TNGL) Wilayah Besitang, 11 Agustus 2009 dan dikembangkan dengan berbagai referensi.
Peserta Lokakarya :
Desa Namo Sialang : Desa Sei Serdang : Desa Mekar Makmur : Desa Halaban :
1. Santa Sembiring, S.Pd 1. Amarullah, S.Pd 1. Amiruddiin 1. Erwanto, A.Ma.Pd
2. Usman 2. Misdi 2. Aman Sari 2. Drs. Safari
3. A. Sukhairi 3. Harun 3. Salwito 3. Ismail Daud
4. Bahrani 4. Wahyudi 4. Sukirman. S.Pd 4.Dirham Hsb, A.Ma.Pd
5. M. Rasyad 5. Pranoto 5. M. Fahrizal, A.Ma 5. Ramli Ibrahim
6. Citra Sari, S.Pd 6. Indra Kesuma 6. Tamaruddin, S.Ag
7. Yatmini 7. Jumadi, S.Pd.I 7. Suhari Efendi
8. Sakimin
9. Parsudi
10. M. Nur
11. Darmadi
merupakan gabungan dua kawasan yitu yang telah
digarap (lahan ihya) dan yang tidak digarap (lahan
mawat). Sebagai muslim, ketergantungan terhadap
eksistensi air adalah sangat penting. Kata harim
(yang berarti terlarang).
Di daerah Tapanuli ada istilah: Lubuk Larangan
yang merupakan terapan yang mirik dengan praktik
harim. Di Jambi ada Hutan Adat Keluru yang
merupakan hutan larangan yang merupakan
praktik serupa dengan harim dalam syariat. Yang
penting dalam harim ini adalah terdapat kawasan
yang masih asli (belum dirambah) yang tidak
dimiliki oleh individu.
Kewajiban Memelihara dan melindungi alam
dan Lingkungan
Dan apabila ia berpaling , ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak
tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah
tidak menyukai kebinasaan . (Qur’an, S. Al
Baqarah :205).
sesungguhnya Allah SWT sangat tidak menyukai
bentuk dan praktek pengrusakan alam, seperti