menjaga eksistensi keberadaan pasar tradisional sebagai penyeimbang hukum ekonomi dan pengerak...

14
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN MAWARTA SITOMPUL, ERIKSON SIMANJUNTAK

Upload: erikson-roy-pratama-simanjuntak

Post on 16-Apr-2017

327 views

Category:

Law


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI

PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN

PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

MAWARTA SITOMPUL, ERIKSON SIMANJUNTAK

Page 2: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

LATAR BELAKANG

Perekonomian Indonesia dapat dikatakan melemah dalam kurun 2 tahun terakhir

dimana pada tahun 2013 pertumbuhan perekonomian Indonesia sebesar 5,9% dan

pada tahun 2014 turun sebesar 5,1%. Melemahnya perekonomian Indonesia

disebabkan oleh beberpa faktor, salah satunya adalah tidak meratanya pembangunan

infrastruktur di daerah dan tidak berkembangnya SDM serta hasil produk daerah.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada sektor utama penyumbang PDB (Produk

Domestik Bruto terbesar adalah industri pengolahan dan diikuti dari sektor pertanian,

perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Sedangkan untuk perdagangan, hotel dan

restoran menempati posisi ketiga. Perlu sekali kebijakan yang mendorong sektor –

sektor lainya untuk dapat menjaga stabilitas pertembuhan ekonomi Indonesia agar

tetap stabil dan maju. Salah satunya adalah mengerakkan kembali perekonomian

kerakyatan yang sudah popular sebelum adanya globalisai.

Ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi

rakyat. Gagasan ekonomi kerakyatan dikembangkan sebagai upaya alternatif untuk

menjawab kegagalan yang dialami oleh negara negara berkembang termasuk Indonesia

dalam menerapkan teori pertumbuhan. Salah satu harapan agar hasil dari pertumbuhan

tersebut bisa dinikmati sampai pada lapisan masyarakat paling bawah, ternyata banyak

rakyat di lapisan bawah tidak selalu dapat menikmati cucuran hasil pembangunan yang

diharapkan itu. Bahkan di kebanyakan negara negara yang sedang berkembang,

kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar. Oleh karena ini perlu sekali

meningkatakan nilai-nilai perekonomian kerakyatan, yang salah satunya adalah

menunjang keberadaan pasar tradisionalm diamana masyarakat kecil merasakan

kegiatan tersebut. Menurut Bapak Presiden RI ke 5 Bapak Joko Widodo, pasar

tradisional di seluruh Indonesia seharusnya tidak kalah saing dengan pasar modern.

Caranya, kata dia, pasar tradisional didorong untuk memasarkan produksi domestik.

"Karena itu (pasar tradisional) merupakan showroom ekonomi kerakyatan."i. Dengan

melihat kebijakan dari Bapak Presiden Joko Widodo, maka dapat dikatakan penting

sekali mejaga eksistensi keberadaan pasar tradisional.

Page 3: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

Keberadaan pasar tradisional sendiri pada saat ini dapat dikatakan kurang atau mulai

tergerus dengan penbangunan-pembangunan yang lebih modern seperti

Kondonomium, Apartemen, Mall, Hypermarket, Supermarket. Hal ini dikarenakan

kemajuan IPTEK dan kesadaran masyarakat masih rendah terhadap keberadaan pasar

tradisional, selain itu perkembangan pembangunan tidak berkembang dengan sistem

suistanable. Dimana kebijakan pembangunan di Indonesia saat ini adalah kebijakan

pembangunan modern dan tidak melihat aspek social, dan perekonomian lokal dan ada

dan cenderung selalu mengarah pada globlasasi, Untuk mencapai pembangunan

berkelanjutan perlu adanya aspek penataan ruang yang baik.

Penataan ruang dapat digunakan sebagai payung hukum kebijakan pembangunan dan

pengendalian dalam implementasinya. Sistem perencanaan pembangunan nasional dan

perencanaan tata ruang sama-sama menekankan suatu proses untuk menentukan

tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan (prioritas) secara berhirarki

dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Namun, perencanaan tata ruang

memiliki fokus kepada aspek fisik spasial yang mencakup perencanaan struktur ruang

dan pola pemanfaatan ruang. Dengan demikian Rencana Tata Ruang merupakan bentuk

intervensi agar terwujud alokasi ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keseimbangan

tingkat perkembangan wilayah. Maka dengan berbasis penataan ruang, kebijakan

pembangunan akan mewujudkan tercapainya pembangunan berkelanjutan yang

memadukan pilar ekonomi, sosial budaya dan lingkungan.

Dari permasalahan di atas, maka penulis coba mengkaji bagaimana sebuah

penataan ruang dapat mengendalikan arah pengembangan kebijakan

pembangunan di Indonesia agar sesuai dengan kebijakan perekonomian

kerakyatan dan sesuai dengan hukum ekonomi yang ada dengan menegakkan

hukum tata ruang dengan menjaga eksistensi keberadaan pasar tradisional.

MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang

bagaimana peran hukum tata ruang yang lemah dalam pembangunan perekonomian

kerakyatan yang berkelanjutan. Selain daripada itu makalah ini bertujuan untuk

Page 4: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

memberikan masukan dan ide terhadap implementasi hukum penataan ruang yang ada

saat ini.

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Posisi Hukum Tata Ruang di dalam peraturan perundangan

Indonesia

Sistem hukum dari penataan ruang memiliki hirarki yang sendiri di Indonesia dimulai

dari payung hukum yang berlaku yaitu UU No. 26 Tahun 2007 sampai ke produk hukum

penataan ruang kabupaten/ kota. Berikut ini adalah hirarki yang dimaksudkan :

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa penataan ruang untuk masing-masing

tingkatan administrasi memiliki payung hukumnya sendiri. Kita tau bahwa sistem

pemerintahan di Indonesia adalah desentralisasi, dimana Walikota/Bupati memiliki

kewenangan dalam mengatur penataan ruang yang ada diwilayahnya yang berupa

Peraturan Daerah. Berarti dengan kata lain Peraturan Daerah mengenai Rencana Tata

Rung itulah yang menjadikan dasar dalam penataan sebuah kawasan.

Peraturan Daerah menurut UU no12 Tahun 2011 adalah “peraturan perundang-

undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota

dengan persetujuan bersama” dan menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Page 5: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

“peraturan perundang-undangan yang dibentuk bersama antara Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah dengan Kepala Daerah baik di Provinsi maupun Kabupaten/Kota”.

Dengan demikian peraturan daerah penataan ruang merupakan tanggung jawab

bersama pemerintahan daerah.

Sebelum masuk dalam peran produk hukum peraturan daerah yang berupa penataan

ruang maka sebaiknya mengetahui 10 asas muatan peraturan daerah tentang penataan

ruang :

Pengayoman, bahwa setiap materi muatan Perda harus berfungsi memberikan

perlindungan dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

Kemanusiaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

perlindungan dan penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat

setiap warga negara.

Kebangsaan, bahwa setiap muatan Perda harus mencerminkan sifat dan watak

yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan.

Kekeluargaan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan

musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

Kenusantaraan, bahwa setiap materi muatan Perda senantiasa memperhatikan

kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan merupakan bagian dari sistem hukum

nasional yang berdasarkan Pancasila.

Bhinneka Tunggal Ika, bahwa setiap materi muatan Perda harus memperhatikan

keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi daerah dan budaya

khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Keadilan, bahwa setiap materi muatan Perda harus mencerminkan keadilan secara

proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

Kesamaan dalam hukum dan pemerintahan, bahwa setiap materi muatan Perda

tidak boleh berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,

antara lain agama, suku, ras, golongan, gender atau status sosial

Ketertiban dan kepastian hukum, bahwa setiap materi muatan Perda harus

dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian

hukum.

Page 6: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

Keseimbangan, keserasian dan keselarasan, bahwa setiap materi muatan Perda

harus mencerminkan keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara

kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

Dengan demikian dapat dikatakan. Bahwa Peraturan Daerah tentang penataan ruang

memiliki nilai hukum yang kuat di sistem perundangan Indonesia dan sudah

seharusnya dilaksanakan dan ditaati sebagai mana yang diatur.

B. Pengertian dan Fungsi Hukum Tata Ruang dalam arah kebijakan

pembangunan perekonomian

Yang dimaksud dengan Hukum Tata Ruang ialah bentuk peraturan yang terdiri dari dua

elemen, yang mana elemen-elemen tersebut mempunyai peranan masing-masing yaitu:

Hukum

Secara umum hukum diartikan sebagai suatu keseluruhan kumpulan peraturan

perundang-undangan atau kaedah-kaedah dalam suatu kehidupan bersama, yang

pelaksanaanya dapat dipaksakan dengan suatu sanksi, seperti yang dijelaskan

sebelumnya

Tata Ruang

Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan tata ruang, terlebih dahulu harus

memahami yang dimaksud dengan ruang, Menurut uu no. 24 tahun 1992, bahwa

ruang itu adalah wadah yang meliputi ruang daratan, lautan dan ruang udara

sebagai satu kesatuan wilayah, tempat masing-masing dan makhluk lainya hidup

dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya. Sedangkan

Menurut uu no. 26 tahun 2007, bahwa ruang itu adalah wadah yang meliputi ruang

darat, ruang laut, dan ruang udara. Termasuk ruang didalam bumi sebagai satu

kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan,

dan memelihara kelangsungan hidupnya. Arti ruang daratan dalam hal ini adalah

ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan termasuk permukaan

perairan darat dan sisi darat dari garis laut terendah. Arti ruang lautan dalam hal

ini adalah ruang yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi

laut garis laut terendah termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya, dimana

Republik Indonesia mempunyai hak yurisdiksinya. Arti ruang udara dalam hal ini

Page 7: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

adalah ruang yang terletak diatas ruang daratan dan atau ruang lautan sekitar

wilayah negara dan yang melekat pada bumi, dimana Republik Indonesia

mempunyai hak yurisdiksinya.

Jadi, Hukum Tata Ruang itu menurut uu no. 26 tahun 2007 yaitu hukum yang

berwujud struktur ruang (ialah susunan pusat-pusat pemukiman dan sistem jaringan

prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan ekonomi masyarakat

yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional) dan pola ruang ( ialah distribusi

peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya).

Yang menjadi fungsi hukum dalam setiap proses penataan (perencanaan, pemanfaatan

dan pengendalian) ruang yaitu :

Perencanaan

Fungsi hukum dalam perencanaan ruang ini ialah sebagai Social Injenering yang

termuat dalam Perda untuk wilayah tertentu dan UU untuk keseluruhan wilayah

suatu negara. Artinya, proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang

yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang supaya dapat

direalisasikan dengan baik.

Pemanfaatan

Fungsi hukum dalam pemanfaatan ruang ialah sebagai social Control untuk

mengawasi didalam penggunaan ruang. Artinya, upaya untuk mewujudkan struktur

ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan

pelaksaan program beserta pembiayaanya.

Pengendalian

Fungsi hukum dalam pengendalian ruang ialah untuk mewujudkan tertib tata ruang.

Yang artinya ialah untuk mengendalikan subyek hukum yang sedang dan yang akan

menggunakan ruang itu, sehingga subyek hukum itu dapat terkontrol atau

terkendali dalam penggunaan ruang.

Dengan penjelasan diatas maka dapat dikatakan tujuan adanya Hukum Tata Ruang

adalah untuk menjamin kepastian hukum, sebagai pedoman penerbitan izin

kepemilikan ruang, sebagai instrumen pengendalian dari pemanfaatan ruang, dengan

Page 8: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

metode perencanaan, pemanfaatan, pengendalian diharapkan munculnya hasil positif

berupa keteraturan.

Berikut ini adalah Instrumen pengendalian ruang yang terdapat di dalam UU 26 Tahun

2007 beserta produk hukum penataan ruang daerah :

Peraturan zonasi

Perizinan

Pengawasan pasal

Insentif dan disinsentif

Pengenaan sanksi dan penertiban

Dalam Penjelasan Pasal 36 Ayat (1) uu. No. 26 2007 UUTR, peraturan zonasi

merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur

pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci

tata ruang. Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh

dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan

tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan,

koefisien lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana

dan prasarana, serta ketentuan lain yang dibutuhkan untuk mewujudkanruang

yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Ketentuan lain yang dibutuhkan,

antara lain, adalah ketentuan pemanfaatan ruang yang terkait dengan keselamatan

penerbangan, pembangunan pemancar alat komunikasi, dan pembangunan jaringan

listrik tegangan tinggi

Dengan demikian hubungan dengan eksistensi keberadaan pasar tradisional adalah

bentuk Perizinan. Keputusan tata usaha negara yang diberikan pada perorangan

tertentu/badan hukum untk melakukan perbuatan yang pada dasarnya perbuatan

tersebut dilarang. Hukum administrasi sehingga pemegang izin memiliki keabsahan

dalam perbuatannya tersebut. (atau dapat dibilang izin merupakan instrumen

mendapatkan pengecualian dalam larangan dalam aturan) Apabila izin dikeluarkan

tanpa pengawasan maka cenderung akan ada penyimpangan dalam implementasinya

dilapangan. Pengawasan dilakukan melalui : pemantauan, pelaporan dan evaluasi,

dengan demikian perlu sekali peninjauan kembali terhadap lokasi-lokasi pasar modern

yang dapat mematikan pasar tradisional, apakah lokasi tersebut sudah sesuai dengan

pola dan struktur ruang yang dicanangkan di dalam peraturan daerah. Jika tidak bisa

Page 9: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

diberikan punishment (disinsentif). Dan pemerintah daerah seharusnya dapat

memberikan reward kepada swasta ataupun stakeholder yang ingin membangun

kegiatan ekonomi kerakyatan seperti pembangunan pasar tradisional. Dengan kata lain,

seluruh aturan tersebut harus ada di dalam peraturan daerah mengenai penataan

ruang.

C. Peran Serta Masyarakat dalam pembentukan Hukum Tata Ruang

Hukum tata ruang memberikan payung hukum kepada masyarakat untuk terlibat pada

pembangunan perekonomian, hak-hak tersebut dapat berupa:

1. Hak masyarakat dari aspek demokrasi/politik, termasuk didalamnya hak :

Hak atas informasi, masyarakat berhak mendapat informasi tata ruang baik

diminta atau tidak.

Hak untuk melakukan penelitian dan pengkajian, hak untuk meneliti dan

mengkaji mengenai apa yang harus dilakukan pada ruang.

Hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk menyatakan setuju atau tidak

mengenai pembangunan ruang.

Hak untuk memengaruhi proses pengambilan keputusan, hak untuk

menjamin bahwa pengkajian kemasyarakat benar-benar diperhitungkan dalam

pembangunan ruang.

Hak untuk melakukan pengawasan

2. Hak masyarakat dari segi ekonomi, termasuk didalamnya adalah:

hak atas kesejahteraan (pasal 33-34 UUD 45), artinya apabila pemerintah

membutuhkan lahan yang dimiliki masyarakat untuk kepentingan publik maka

pemerintah harus memberikan kompensasi yang layak pada masyarakat yang

lahannya digusur tersebut. Hak atas keadilan, apabila ada pelanggaran terhadap

hak-hak masyarakat, masyarakat dapat mengajukan keberatan.

3. Hak masyarakat dari segi hukum, apabila pemerintah mengetahui ada

pelanggaran ruang/ lingkungan tetapi pemerintah lalai/ abai terhadap pelanggaran

tersebut maka pemerintah dapat dianggap turut serta dalam kejahatan tersebut.

Artinya masyarakat dapat mengakan keadilannya sendiri.

Page 10: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

Tetapi kenyataannya peran serta masyarakat masih kecil terhadap penataan ruang, dan

berikut ini adalah faktor penghambat peran serta masyarakat dalam penataan ruang :

1. Masyarakat tidak menyadari hak-haknya dilanggar

2. Masyarakat tidak tahu tentang adanya upaya-upaya hukum tuk melindungi

kepentingannya

3. Tidak berdaya tuk memanfaatkan upaya-upaya hukum karena faktor keuangan,

psikis, sosial dan politik

4. Tidak punya pengalaman menjadi anggota organisasi yang memperjuangkan

kepentingannya

5. Memiliki trauma dalam proses interaksi dan penegakan hukum

Hal inilah yang menyebabkan tidak sinkronnya pembangunan yang ada saat ini dengan

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat kecil, dimana masyarakat kecil

dipaksa untuk menikmati pembangunan yang mereka sendiri masih jauh penghasilan

dan taraf hidupnya. Dan imbasnya seringkali masyarakat kecil tersingkir dari kemajuan

pembangunan yang terus mengerus lahan dan ruang untuk mereka melakaukan

aktivitas ekonomi yang berbasis kerakyatan, salah satunya adalah kegiatan

perdagangan pasar tradisional.

D. Peningkatan Mutu Kualitas Peraturan Daerah guna Mendorong Perekonomian

Kerakyatan

Kebijakan publik menitikberatkan pada apa yang oleh Dewey (1927) katakan sebagai

“publik dan problem-problemnya”. Kebijakan publik membahas soal bagaimana isu-isu

dan persoalan-persoalan tersebut disusun dan didefinisikan, dan bagaimana

kesemuanya itu diletakkan dalam agenda kebijakan dan agenda politik. Selain itu,

kebijakan publik juga merupakan studi tentang “bagaimana, mengapa, dan apa efek dari

tindakan aktif dan pasif pemerintah”. Studi “sifat, sebab, dan akibat dari kebijakan

publik” Nagel, ini mensyaratkan agar kita menghindari fokus yang sempit dan

menggunakan pendekatan dan disiplin yang bervariasi (Parsons:2008). Dengan melihat

kebijakan publik maka dapat menjaga perekonomian.

Page 11: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

Dari seluruh penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa perlu sekali peningkatan

mutu kualitas dan memperkuat posisi sebuah peraturan daerah khususnya tentang

penataan ruang. Pada saat ini sering terjadi penyimpangan atau kejahatan terhadap tata

ruang, hal ini diakibatkan karena tidak tegas pemerintah daerah baik provinsi dan

kabupaten untuk mengatur ruang yang ada, dan selalu tergiur terhadap keuntungan

sepihak yang ditawarkan investor-investor asing maupun lokal yang ingin mengurangi

atau mengerus perekonomian kerakyatan. Contohn nyata yang ada di Indonesia adalah

di Kota di Jakarta, dimana keberadaan gerai pasar modern seperti mini market sudah

menjamur. Menurut Mara Oloan Siregar, Asisten Perekonomian DKI Jakarta, jumlah

mini market sebanyak 1.006 geraiii.

Perkembangan pasar modern di Kota DKI Jakarta merupakan acaman yang nyata

terhadap perekonomian kerakyatan, dimana produk lokal akan kalah bersaing dengan

produk luar negeri. Hal ini diakibatkan karena tidak tertibnya si pemberi ijin dan tidak

sesuai dengan peraturan daerah tentang RTRW Provinsi DKI Jakarta seperti yang

diamanatkan oleh UU no 26 tahun 2007 tentang penataan ruang. Akibat dari

pelanggaran tata ruang tersebut masyarakat kecil yang memili warung yang sifatnya

UMKM dan pedagan tradisional akan kalah bersaing dengan produk luar negeri yang

banyak masuk di pasaran sekarang ini. Seperti yang dikatakan Ketua Dewan Pimpinan

Wilayah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) "Perlahan dan pasti, pasar

tradisional akan tutup sedangkan mini market terus bebas berkembang dan pasar

modern terus bertambah banyak,”iii.

Langkah penyetopan dari penyimpangan penataan ruang tersebut sebenarnya saat ini

sudah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi DKI Jakarta dengan menertibkan dan

meninjau ulang perijinan minimarket yang ada. Dengan demikian pasar modern yang

tidak memiliki ijin lengkap dan tidak sesuai dengan pemanfaatan ruang yang ada di

dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jakarta ijinnya akan

dicabut. Langkah lainnya untuk tetap menjaga eksistensi pasar tradisional yang

dilakukan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta saat ini adalah memberikan usulan

terhadap gerai mini market untuk menyediakan 10% space dari bangunan untuk men-

display barang produk lokal, hal ini disebabkan tidak mungkin mengubah tata ruang

Provinsi DKI Jakarta untuk mini market yang sudah sesuai ijin dan sesuai dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) DKI Jakarta. Karena sebuah produk hukum

Page 12: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

peraturan daerah mengenai RTRW Provinsi DKI Jakarta baru bisa ditinjau kembali

secepat-cepatnya 5 tahun dan proses penyusunan RTRW Provinsi DKI Jakarta akan

menelan waktu 1 tahun lebih dan perlu pengesahan kembali oleh DPRD Provinsi DKI

Jakarta.

Dengan melihat polemik yang terjadi di wilayah Provinsi DKI Jakarta, maka sudah

seharusnya wilayah-wilayah lain yang pembangunannya belum cepat berkembang dari

Provinsi DKI Jakarta harus membatasi pembangunan dan perkembangan minimarket

tersebut. Perlu sekali meninjau kembali struktur dan pola ruang yang ada, bagaimana

mengatur jarak lokasi pasar modern dengan pasar tradisional sesuai dengan peraturan

yang berlaku yaitu Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar

Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (“Perpres 112/2007”). Dimana di

dalam peraturan tersebut diamanatkan pada Pasal 5 ayat (4) Perpres

112/2007 disebutkan bahwa minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan

jalan, termasuk sistem jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan

(perumahan) di dalam kota/perkotaan. Dan pada Pasal 3 ayat (9) Permendag 53/2008

tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan

Toko Modern menyebutkan kewajiban bagi minimarket yaitu Pendirian Minimarket

baik yang berdiri sendiri maupun yang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan atau

bangunan lain wajib memperhatikan:

a. Kepadatan penduduk;

b. Perkembangan pemukiman baru;

c. Aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);

d. Dukungan/ketersediaan infrastruktur; dan

e. Keberadaan Pasar Tradisional dan warung/toko di wilayah sekitar yang lebih kecil

daripada Minimarket tersebut.

Dengan demikian dalam penataan ruangnya tidak sembarangan pembangunan mini

market disahkan oleh badan perijinan setempat, karena sebuah produk hukum

penataan ruang harus melihat asas Keadilan, bahwa setiap masyarakat perlu adanya

perlindungan hukum untuk mensejahterahkan dirinya, khusunya masyarakat kecil yang

berprofesi sebagai pedagang pasar tradisional.

Page 13: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

KESIMPULAN

Dari kajian dan penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa poin

penting tentang Hukum Tata Ruang guna menjaga eksibilitas pasar tradisional, yaitu :

Penting adanya sosialiasi dan peran serta masyarakat kecil khususnya dalam

membentuk sebuah produk hukum penataan ruang pada suatu kawasan

Perlu adanya sosialisasi kepada pemangku kebijkan dan pakar hukum yang ada baik

itu pengacara maupun jaksa dan hakim tentang adanya hukum tata ruang.

Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang adanya hukum tata ruang.

Perlu adanya badan khusus yang tuganya menerima laporan dan penindakan keras

dan adil berupa sanksi pidana bagi pelanggar pelanggaran tata ruang. Karena pada

dasarnya hal tersebut sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 26 tahun 2007

tentang Penataan Ruang.

Sebelum sebuah produk hukum di ketuk khusunya penataan ruang ditinjau kembali

keabsahan dan tujuan dari produk hukum tersebut agar tidak merugikan semua

pihak

Sebuah produk hukum tata ruang akan berdampak besar pada perkembangan dan

pembangunan perekonomian suatu wilayah

Peningkatan kesadaran akan perekonomian kerakyaran penting adanya terhadap

pemerintah daerah untuk mensejahterahkan masyarakat golongan kecil

E. DAFTAR PUSTAKA

i http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/02/269581845/Jokowi-Pasar-Adalah-Showroom-

Ekonomi-Kerakyatan) ii http://www.tempo.co/read/news/2009/06/24/083183586/Pedagang-Minta-DKI-Tertibkan-Izin-Mini-Market iii http://www.tempo.co/read/news/2009/06/24/083183586/Pedagang-Minta-DKI-Tertibkan-Izin-Mini-Market http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4fceff7b57828/ketentuan-tentang-jarak-minimarket-dari-

pasar-tradisional http://dali-telaumbanua.blogspot.com/2012/07/dt-44-pengertian-manfaat-fungsi hukum.html#.VLT56iuUdNs http://golit-catatankuliahku.blogspot.com/

Page 14: MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKONOMI DAN PENGERAK PEREKONOMIAN KERAYAKTAN

http://fhukum.unpatti.ac.id/artikel/hukum-tata-negara/172-strategi-penataan-ruang-guna-pembangunan-ekonomi-dalam-rangka-ketahanan-nasional

Utami Dewi, dkk. 2013.“PENGEMBANGAN PASAR TRADISIONAL MENGHADAPI GEMPURAN PASAR MODERN DI KOTA YOGYAKARTA”. Publikasi : Proceeding Simposium

Nasional ASIAN III Eis Al Masitoh.2013.” UPAYA MENJAGA EKSISTENSI PASAR TRADISIONAL”. Publikasi : Jurnal PMI Vol. X. No. 2, Maret 2013 Dwi, Wahyu.2012.” STRATEGI RASIONAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL”. Publikasi :BioKultur, Vol.I/No.2/Juli- Desember 2112, hal. 127

BPS. PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN III-2014. No. 83/11/Th.XVII, 5 November 2014

Suryadarma, Daniel, DKK.2007. “Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia”. Laporan Penilitian. Publikasi : web: www.smeru.or.id

Direktur Jenderal Penataan Ruang Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.2002.”MENATA ULANG KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN ‘GOOD URBAN GOVERNANCE”. Publikasi : Seminar Kebijakan Pengelolaan Pembangunan Perkotaan dalam rangka Perwujudan ‘Good Urban Governance’ yang diselenggarakan oleh Pusat Pengkajian Kebijakan Teknologi Pembangunan Wilayah BPPT di Jakarta, 16 Oktober 2002