menuju tata kelola cagar biosfer yang baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk...
TRANSCRIPT
JULI 2012
This publication was produced by ITTO Project “Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve,
West Java, under Contract No. TFL – PD 019/10 Rev.2 (M)
p
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik Peningkatan Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah Plastik
DESA LANGENSARI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI
Danau/Mata Air Batukarut, Desa Langensari
Page 2 of 25
Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik Peningkatan Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah Plastik
Prosiding Pelatihan
Program, activity, or project number : Developing Collaborative Management of
Cibodas Biosphere Reserve West Java under
Contract No. TFL-PD 019/10 Rev 2 (M)
Date of publication : July 2012
Location : Desa Langensari Kecamatan Sukaraja
Kabupaten Sukabumi, West Java - Indonesia
Fasilitator/Trainer : Nano, Tadin, Fery (YAPEKA)
ITTO Team : Ir. Harianto, MM (Coordinator ITTO Project)
Anggia Ananda (Secreatry ITTO Project)
Eko (Treasure ITTO Project)
Usep Suparman (Nat. Consultant ITTO Project)
Sadjuddin Haeruddin (YABI)
Page 3 of 25
Kata Pengantar
Pelatihan Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik “Peningkatan Implementasi Pengelolaan
Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah
Plastik” yang diselenggarakan oleh ITTO Project dan YAPEKA pada tanggal 16 - 18 Juli 2012 di MI
SELAKOPI dan Madrasah telah dilaksanakan dengan sukses. Sekitar 30 peserta yang terdiri dari
wakil-wakil masyarakat desa Ciputri, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, YAPEKA, dan ITTO
Project Team berperan aktif dalam cara tersebut.
Prosiding ini merupakan kumpulan dari kesluruhan acara pelatihan, berupa sambutan, kerangka
acuan, presentasi dan praktek lapangan, serta hasil-hasil diskusi kelompok, rumusan hasil diskusi,
dan rumusan hasil pelatihan. Secara keseluruhan isi prosiding dan tata urutannya menyesuaikan
dengan agenda pelatihan yang diadakan.
Berbagai pihak telah memberikan dukungan sehingga pelaksanaan pelatihannya ini mencapai hasil
sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan. Sehubungan dengan itu pada kesempatan ini
kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih setulus hati.
Harapan kami adalah bahwa prosiding ini tidak hanya menjadi dokumen formal dari hasil
pelatihan, akan tetapi lebih dimanfaatkan sebagai acuan bagi berbagai pihak yang mendukung
penyelenggaraan program pengelolaan cagar biosfer yang baik melalui peningkatan pengelolaan
limbah sampah plastic dan pupuk organic sebagai acuan dalam mensinergiskan pengelolaan cagar
biosfer berbasi para pihak pada tingkat implementasi sesuai dengan konsep pembangunan
berkelanjutan menuju pengelolaan yang ramah lingkungan.
Sukabumi, Juli 2012
Tim Penyunting
Usep Suparman (Nat. Consultant ITTO Project
Anggia Ananda (Notulensi/Secretaris ITTO Project)
Nano, Tadin, Fery (YAPEKA)
Page 4 of 25
Executive Summary
PENDAHULUAN
Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama dengan program
MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keaneragaman hayati dan pembangunan
berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.
Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi,
pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan
alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan
pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan pada tingkat
regional.
Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada tahun 1977 oleh UNESCO. Sebagai kawasan inti Cagar
Biosfer Cibodas ini adalah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebagai kawasan
peralihan dan kawasan penyangganya adalah kawasan yang ada di sekitarnya yang dibatasi oleh
jalan raya yang menghubungkan 3 (tiga) kota yaitu: Ciawi (Bogor) – Cianjur – Sukabumi. Cagar
Biosfer mempunyai tujuan untuk mewujudkan pengelolaan lahan, perairan tawar, laut dan sumber
daya hayati secara terpadu, melalui program perencanaan bioregional, yang mengintegrasikan
konservasi keanekaragaman hayati ke dalam pembangunan berkelanjutan, yang dapat dicapai
melalui pengembangan sistem zonasi tepat. Sistem zonasi ini mencakup: zona inti, kawasan yang
dilindungi secara ketat, yang dilindungi oleh zona penyangga yang menekankan aspek konservasi,
namun masyarakat diperbolehkan tingal dan bekerja, dan secara keseluruhan kawasan tersebut
dikelilingi oleh zona transisi, atau disebut juga wilayah kerjasama, untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan.
Cagar Biosfer berakar kuat dalam konteks budaya, gaya hidup tradisional, pelaksanaan rencana
tataguna lahan dan pengetahuan serta kearifan lokal; oleh kerana itu Cagar Biosfer memberikan
kontribusi dalam memelihara nilai-nilai budaya dan secara bersamaan melestarikan
keanekaragaman hayati.
Seiring dengan pengelolaan dan pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, maka diperlukan suatu
kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan program tersebut agar tujuan mempromosikan
pembangunan berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Salah
satu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan
pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pengelolaan limbah plastik.
Page 5 of 25
TUJUAN KEGIATAN
1. Memfasilitasi pelatihan pembuatan biogas (fixed dome)
2. Memfaslitasi pelatihan pembuatan dompet dari sampah kemasan kopi sachet
3. Memfasilitasi pelatihan pembuatan aneka tas dari sampah kemasan mie sachet
4. Memfasilitasi pelatihan pembuatan hordeng dari sampah kemasan sabut sachet
HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Peserta dapat mengetahui teknologi biogas
2. Peserta dapat memanfaatkan kotoran sapi yang banyak diwilayahnya untuk dimanfaatkan
menjadi biogas
3. Peserta dapat membuat dompet, aneka tas dan hordeng dari sampah plastik
4. Peserta dapat memanfaatkan sampah plastik diwilayahnya untuk dibuat menjadi barang
berharga
METODE PELATIHAN
Kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pengelolaan limbah
plastik ini akan menggunakan metode orang dewasa yaitu belajar bersama, dimana pada setiap
sesi pelatihan akan diadakan diskusi, tanya jawab, curah pendapat bagi para peserta maupun
fasilitator. Pada pelaksanaan pelatihan ini juga akan diadakan praktek langsung pengelolaan
sampah plastik.
WAKTU KEGIATAN
Kegiatan Pelatihan pengelolaan limbah sampah plastik dan pupuk organik ini akan dilaksanakan
pada :
• Hari/Tanggal : Senin, Selasa, dan Rabu / 16-18 Juli 2012
• Lokasi : MI & Madrasah Salakopi, Desa Langensari, Sukaraja, Sukabumi
PESERTA DAN PANITIA KEGIATAN
Peserta
Masyarakat Desa Ciputri : 20 orang
Taman Nasional Gede Pangrango : 2 orang
Fasilitator Yapeka : 3 orang
ITTO, Consultant, Kelompok, Yapeka : 5 orang
________________________________________________
Total : 30 orang
Page 6 of 25
PROSES PELATIHAN
Hari ke-I
09.30 – 10.00 WIB : Pembukaan
Sambutan Panitia Pelaksana (ITTO)
Disampikan oleh : Usep Suparman (Nat. Konsultan ITTO Project)
Yth. Bapak Amas dan Andriyatno (Kepala Resort PTN Wilayah Goalpara)
Yth. Bapak Fery dan Tadin dari YAPEKA
Yth. Bapak dan ibu, para peserta pelatihan
Assalamualaikum wr.wb,
Kegiatan pelatihan pemanfaatan kotoran sapi menjadi energy akternatif (biogas) dan pengelolaan
limbah plastik guna menunjang pengelolaan cagar biosfer cibodas merupakan komitmen dan
tanggungjawab ITTO project untuk diimplementasikan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk
meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi kelompok masyarakat, khusunya masyarakat desa
Langensari dalam melakukan pengelolaan cagar biosfer cibodas ke depan. Sedangkan proses
pelatihan ini akan difasilitasi oleh YAPEKA selaku mitra ITTO Project, dalam hal peningkatan
kapasitas kelembagaan ditingkat masyarakat. Proses pelatihan ini akan dilaksanakan selama 3
(tiga) hari dan pada hari terakhir akan diadakan peresmian biogas oleh Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGGP). Oleh karena itu, selama proses pelatihan ini diharapkan bapak dan ibu
bisa mengikutinya secara maksimal. Demikianlah kami sampaikan, semoga pelatihan ini
memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalam,
Sambutan dan Pembukaan Pelatihan oleh Balai Besar TNGGP
Disampaikan oleh Andriyatno (PEH Resort PTN Wilayah Goalpara)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Yang saya hormati:
Koordinator ITTO Project
Para Trainer dari YAPEKA
Hadirin, Undangan dan Peserta Pelatihan yang saya hormati.
Sebelumnya saya ucapkan permohonan maap, karena Kepala Balai Besar TNGGP tidak bisa hadir
dalam acara hari ini, karena ada kegiatan lain dan waktunya bersamaan. Oleh karena itu, saya
selaku Kepala Seksi PTN Wilayah Gedeh yang mewakili kepala Balai Besar TNGGP.
Page 7 of 25
Mengawali sambutan saya, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridhonya kita masih diberi kesehatan, sehingga dapat menghadiri acara Pelatihan
Peningkatan Kapasitas Kelompok Masyarakat dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui
Pelatihan Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Energi Alternatif (Biogas) dan Pengelolaan Limbah
Plastik,
Bapak, Ibu dan saudara sekalian, pengelolaan cagar biosfer cibodas sebagaimana diatur dalam SK.
Gubernur Propinsi Jawa Barat Tahun 2010, dilaksanakan untuk mencapai sinergitas program dalam
pengelolaan cagar biosfer cibodas khususnya di tingkat kelompok masyarakat daerah penyangga
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Penyelenggaraan pelatihan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan wawasan bagi masyarakat yang ada disekitar daerah pengelolaan cagar biosfer.
Mudah-mudahan kegiatan pelatihan ini dapat berjalan dengan lancer, guna membangun sikap
mental, kepercayaan diri dan kepekaan pribadi setiap individu yang nantinya akan berdampak
pada kinerja masyarakat serta mencetak SDM yang potensial.
Bapak, Ibu dan saudara sekalian, demikian kata sambutan saya, dengan mengucapkan
Bismillahroumanirrohiim Pelatihan Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Energi Alternatif (Biogas)
dan Pengelolaan Limbah Plastik bagi masyarakat desa Langensari kec. Sukaraja kab. Sukabumi
secara resmi saya nyatakan dibuka. Selanjutnya pemberian tanda pengenal kepada peserta
perwakilan dari kelompok masyarakat (2 orang).
10:00 – 10:30 WIB : Rehat
10:30 – 12:00 WIB
RINGKASAN KEGIATAN
Dipandu oleh Fery (YAPEKA)
Ice Breaking (Konsentrasi)
� Peserta di minta untuk berdiri
� Fasilitator mengintruksikan kepada semua peserta untuk memegang telinga bagian kiri
dengan tangan kanan dan hidung dengan tangan kiri.
� Pada saat fasilitator mengatakan kata ‘PINDAH’, maka peserta harus memindahkan posisi
tangan kanan ke bagian hidung dan tangan kiri ke bagian telingan bagian kanan. Kegiatan
ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga peserta bisa berkonsentrasi selama proses
pelatihan yang akan berlangsung.
Inti dari permainan ini adalah : konsentrasi dalam menggunakan otak kiri dan otak kanan.
Page 8 of 25
PAPARAN MAKALAH
PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH PLASTIK Disampaikan oleh Ferry (YAPEKA)
Kita semua tahu bahwa sampah plastik adalah jenis sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah.
Jika Anda membuang sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun sampah plastik ini
pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir semua produk kebutuhan rumah tangga
menggunakan pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak sampah plastik terbuang
setiap harinya?
Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak
buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah plastik bisa
diolah menjadi barang-barang bermanfaat, seperti Bros Kupu-kupu, Gantungan Kunci, Dompet
Cantik dan Hordeng Ikan-ikanan. Hasilnya, tentunya tak kalah cantik dengan tas-tas berbahan kain.
Kerajinan dari sampah plastik merupakan kerajinan yang bisa menjadi alternatif peluang usaha di
sekeliling kita. Seperti diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan
dalam kehidupan manusia modern. Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari justru
semakin meningkat sehinga problem semakin pelik. Solusinya adalah dengan mengurangi
penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang
yang bermanfaat. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka Kerajinan yang memiliki potensi
ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha Kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan
rezeki juga mengurangi polusi akibat sampah plastik.
A. PENGERTIAN SAMPAH
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,
2007) . Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali
(Dainur, 1995).
Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal
yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian
rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh
manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
Page 9 of 25
B. JENIS DAN KARAKTERISTIK SAMPAH
1. Jenis Sampah
Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk
gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didal
� Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik
� Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya
2) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
� Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
� Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3) Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
� Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging
� Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur, 1995)
2. Karakteristik Sampah
1) Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari
hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk,
lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.
2) Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang
berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak
termasuk garbage.
3) Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah,
dikantor, industri.
4) “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik
dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas,
daun-daunan.
5) “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam,
penyakit atau kecelakaan.
6) Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal
dari perumahan.
7) Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta
api.
8) Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,
pengolahan hasil bumi.
9) Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10) Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan
pembaharuan gedung-gedung.
11) Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan
pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
12) Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-
kaleng cat, zat radiokatif.
Page 10 of 25
3. Sumber – Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut :
1) Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga
yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota.
Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan
makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah
tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Dainur, 1995).
2) Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan
melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan
dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering,
abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.
3) Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan
umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit
dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan
sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan
sampah kering.
4) Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri
kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan
industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja.
Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-
sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.
5) Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang
ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah
membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman
(Chandra, 2007).
4. Pengelolaan Sampah
Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya :
1) Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber
Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)
ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.
Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah
untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara
(tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut ini :
Page 11 of 25
� Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor
� Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan
� Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.
Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam dipo (rumah
sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga.
Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada
bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :
1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan
pengangkut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang
lain masuk ke dalam dipo.
4. Ada kran air untuk membersihkan
5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.
6. Mudah dijangkau masyarakat
Sedangkan untuk pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode :
1. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah
2. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.
5. Tahap pengangkutan
Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan
mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota. (Chandra,
2007)
6. Tahap pemusnahan
Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara
lain :
a. Sanitary Landfill
Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan
sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan
tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang
terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary
landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah
untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke
suatu tempat yang jauh dari lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam
menerapkan teknik sanitary landfill ini, yaitu:
1) Metode galian parit (trench method)
Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan
untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan
Page 12 of 25
diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit
terdahulu.
2) Metode area
Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada
lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.
3) Metode ramp
Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah
bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di
atas tumpukan sampah. Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau (pertamanan), lapangan olahraga,
tempat rekreasi, tempat parkir, dan sebagainya (Kusnoputranto, 1986).
b. Incenaration
Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara
membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem
ini, antara lain :
1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.
2. Tidak memerlukan ruang yang luas.
3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.
4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar, lokalisasi
pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk. Peralatan yang digunakan dalam
insenarasi, antara lain :
1) Charging apparatus
Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan
pengangkut sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.
2) Furnace
Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang
berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah
yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.
3) Combustion
Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi
untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.
4) Chimmey atau stalk
Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan mengalirkan
udara ke dalam
5) Miscellaneous features
Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk,
yang kemudian diambil dan dibuang (Chandra, 2007).
Page 13 of 25
c. Composting
Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk
pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau (Dainur,
1995). Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:
1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan
sebagainya.
2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)
3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik
(C:N=1:30)
4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan
terbuka agar terjadi proses aerobik.
5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan
baik.
d. Hog Feeding
Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi). Perlu diingat bahwa
sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan
penyakit cacing dan trichinosis.
e. Discharge to sewers
Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode
ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.
f. Dumping
Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau tempat sampah.
g. Dumping in water
Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan
pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006)
h. Individual Incenaration
Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama di daerah
pedesaaan.
i. Recycling
Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang.
Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan
sebagainya.
j. Reduction
Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage)
sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.
Page 14 of 25
PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN DARI LIMBAH PLASTIK (MEMBUAT LAMPION INDAH)
Dipandu oleh Ferrry, Jamrud, dan Tadin (Yapeka)
Pada proses praktek ini. Peserta dibagi menjadi dua kelompok kecil dan masing-masing kelompok
akan mempraktekan cara pembuatan lampu lampion indah dengan bahan dari bekas botol
minuman plastic.
Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan lampu lampion ini terdiri dari:
� Botol minuman plastic
� Cutter
� Gunting
� Lem listrik
� Spidol
� Cat Pilox
� Piting bohlam
� Bohlam, Kabel dan Colokkan
LANGKAH-LANGKAH :
1. Gambar pola garis lurus dari atas ke bawah di tengah-tengah botol plastic dengan
menggunakan spidol.
2. Gunting atau cutter pola tersebut.
3. Potong bagian bawah botol untuk dijadikan penyanggah lampu.
4. Tekan di bagian kedua sisi botol bagian atas dan bawah sehingga plastic yang telah dipotong-
potong bergelembung.
5. Lem bagian bawah botol di mulut botol menggunakan lem listrik.
6. Beri bolongan di mulut botol untuk tempat kabel.
7. Cat botol plastic sesuai dengan keinginan.
8. Pasang piting bohlam di mulut botol.
9. Pasang bohlam.
12:00 – 13:30 WIB : ISHOMA
13:30 – 16:30 WIB
Lanjutan Pembuatan Lampion Indah dan Praktek Pembuatan Pola Hiasan Ikan
Dipandu oleh Ferry, Jamrud dan Tadin (YAPEKA)
Pada proses praktek pembuatan kerajinan limbah plastic (pola hiasan ikan). Peserta dibagi menjadi
dua kelompk dan masing-masing kelompok akan melakukan praktek pembuatan pembuatan
hiasan ikan yang terbuat dari limbah sampah plastic (bekas kemasan kopi, dll). Adapun alat dan
bahan yang harus disiapkan adalah:
� Kemasan Plastik (bungkus Kopi)
� Gunting
� Limbah tissue
Page 15 of 25
� Mata-mataan
� Lem listrik
LANGKAH-LANGKAH :
1. Gunting kemasan plastic secara horizontal kurang lebih dengan lebar 5-6 cm
2. Lipat menjadi 2 plastik yang sudah dipotong.
3. Lipat ke dua plastik lalu sisipan ke plastic yang satu laginya
4. Lipat kedalam menjadi kubus bagian bawah plastic sehingga membuat tanda lipatan.
5. Lalu lepas kedua plastic dan gunting bagian lipatan sampai tanda lipatan menjadi 4 bagian.
6. Lakukan juga pada plastic kedua.
7. Setelah dipotong-potong anyam kedua plastik.
8. Sisa plastik yang tidak teranyam dibentuk menjadi ekor.
9. Masukkan limbah tissue kedalam badan ikan.
10. Lem ekor ikan dan beri mata pada kedua bagian ikan tersebut.
11. Ikan tersebut dapat dijadikan gantungan kunci atau hiasan pintu/jendela rumah.
16.30 WIB : Penutupan Pelatihan Hari Pertama
Page 16 of 25
PROSES KEGIATAN HARI KE-DUA
Proses pelatihan di hari kedua lebih memfokuskan pada aspek pengelolaan limbah sampah plastic
menjadi produk handycarft. Hal ini sangat penting, mengingat masyarakat sekitar mata air
batukarut desa Langensari masih membuang limbah sampah plastic ke saluran air.
08:30 – 09:00 WIB
ICE BREAKING (KEMBANG KUNCUP)
Dipandu oleh Fery dan Tadin (YAPEKA)
• Peserta diminta membuat lingkaran kecil lalu fasilitator akan menghitung 1-3 dan peserta
di minta untuk melakukan gerakan pada setiap angka yang disebut.
• Fasilitator menyebutkan angka 1 (satu) maka peserta akan menengadahkan telapak tangan
kanan kepada teman disebelahnya dan mengatakan “sheeee…”.
• Angka 2 (dua) maka peserta menaruh jari telunjuk tangan kirinya di telapak tangan kanan
teman sebelahnya sambil mengatakan “crot”.
• Lalu pada saat fasilitator menyebutkan angka 3 (tiga), peserta harus langsung mencoba
menghindar jari telunjuknya tertangkap dan mencoba menangkap jari telunjuk teman
sebelahnya.
Tujuan dari permainan ini adalah peserta mampu melakukan stimulasi mengenai bagaimana
menangkap peluang.
Pada saat 3 apa yang ada dipikiran :
• Menghindari
• Kaget
• Ketakutan
• Bingung
Aplikasi :
Ketakutan: Pada saat memulai suatu usaha akan ada rasa takut atau ke khawatiran, apakah produk
yang akan kita jual bisa laku dipasaran.
Kaget: Adakalanya rasa kaget muncul apabila tiba-tiba ada permintaan yang sangat banyak dari
konsumen.
Bingung: Adapula perasaan bingung dalam memenuhi bahan dasar sampah dalam pembuatan
produk.
Page 17 of 25
09.00 – 12.00 WIB
PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN LIMBAH PLASTIK (HIASAN KUPU-KUPU)
Dipandu oleh Ferry dan tadin (YAPEKA)
Tata cara pembuatan hiasan ikan dari limbah plastik ini. Seluruh peserta diajak untuk untuk
membuat pola hiasan kupu-kupu yang trbuat dari limbah sampah plastic. Adapun alat dan bahan
yang harus disiapkan terdiri dari:
� Kemasan Plastik (bekas kopi, dll)
� Gunting
� Benang
� Lem Listrik
� Bros peniti / magnet
LANGKAH-LANGKAH :
1. Gunting kemasan plastic berbentuk oval sebanyak 2 buah
2. Lipat menjadi dua bagian secara memanjang.
3. Lipat kecil-kecil potongan tersebut seperti membuat kipas
4. Lakukan hal yang sama pada potangan oval yang kedua
5. Satukan kedua potongan oval dengan menggunakan benang.
6. Buat badan kupu-kupu dengan cara memotong kemasan lain berbentuk badan kupu-kupu.
7. Tempelkan pola badan kupu-kupu di sayap kupu-kupu yang sudah dibuat dengan
menggunakan lem listrik.
8. Langkah terakhir adalah menempelkan bros peniti atau magnet di belakang sayap kupu-kupu.
12.00 – 13.00 WIB : ISHOMA
13:00 – 13.30 WIB
ICE BREAKING (CHABU CHABU CHA CHA CHA)
Dipandu oleh Fery (YAPEKA)
• Peserta di bagi menjadi 4 kelompok
• Fasilitator akan memberikan contoh gerakan sambil menyanyikan “Chabu chabu cha cha
cha”
• Setelah fasilitator selesai peserta disalah satu kelompok harus mengikuti gerakan yang
telah di contohkan fasilitator.
• Searah jarum jam akan diikuti oleh kelompok selanjutnya secara bergiliran.
• Gerakkan yang diberikan fasilitator yang semula 1 gerakan bertambah menjadi 2, 3, 4,
sampai 5 gerakan sekaligus.
Page 18 of 25
13:30 – 16:00 WIB
PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN LIMBAH PLASTIK (TAS MUNGIL) Dipandu oleh Ferry (YAPEKA)
Proses kegiatan pelatihan di hari kedua adalah menindaklanjuti praktek pembuatan limbah
sampah plastic dan lebih memfokuskan pada pembuatan ‘tas mungil’. Adapun alat dan bahan yang
harus disiapkan adalah:
� Kemasan plastic sachet
� Gunting
� Zipper
LANGKAH-LANGKAH :
1. Gunting bagian bawah kemasan sachet
2. Lipat menjadi 4 bagian hingga meninggalkan bekas garis.
3. Lipat ke dalam kemasan tersebut hingga menjadi 1 bagian saja.
4. Anyam kemasan-kemasan sachet yang telah dilipat.
5. Setelah anyaman selesai sesuai pola dilanjutkan dengan menjahit zipper dan tali tas.
15:30 – 16:00 WIB : REHAT
16:00 – 17:00 WIB
PENGANTAR ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) Disampaikan oleh Nano (YAPEKA)
Sebelum kita mengenal tentang energy alternative. Kira-kira apa bedanya antara biogas dan gas
elpiji? Jawabannya adalah Elpiji berasal dari liquid dan gas sedangkan Biogas berasal dari proses
pembusukan material organic. Elpiji apabila kena api akan meledak tapi tidak untuk biogas, karena
elpiji berasal dari sumber daya alam yang dapat habis sedangkan biogas merupakan sumber yang
terbarukan. Ada beberapa bahan organic dalam pembuatan biogas yaitu berasal dari eceng
gondok, kotoran manusia, kotoran hewan lainnya, sampah, singkong, dll. Dua (2) meter digester
dapat menghasilkan gas selama 1 jam bahkan bisa lebih. Sedangkan ukuran digester semen terdiri
dari 4, 6, 8, 10,12 kubik. Untuk digester diatas 12 kubik harus menggunakan bahan campuran
plastic dan karet. Sedangkan untuk ukuran 50 kubok kembali menggunakan semen sebagai bahan
utamanya.
Untuk proses pembuatan biogas dari kotoran hewan (sapi) minimal 2 (dua) ekor sapi dan dapat
menghasilkan gas selama kurang lebih 4 (empat) jam tapi berhenti. Penggunaan waktu ini bisa
lebih panjang dan itu tergantung pada penggunaan nya. Untuk menghindari ledakan, dom harus
dikuras dan dibersihkan yang kemudian di tambal kembali dengan menggunakan cat likuit (cat anti
bocor). Jika kelebihan gas dapat di simpan dan salurkan melalui kantung biogas yang saat ini sudah
tersedia di pasaran.
17:00 WIB : PENUTUPAN ACARA HARI KE-2
Page 19 of 25
PROSES KEGIATAN HARI KE-TIGA
Kegiatan pelatihan di hari ketiga (hari terakhir) ini lebih memfokuskan kepada pengembangan
energy alternative (biogas). Seluruh peserta pelatihan diberikan pemahaman penuh tentang
manfaat dari pengembangan biogas yang merupakan sebuah energy alternative yang ramah
lingkungan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan oleh masyarakat peternak sapi.
08:45 – 09.30 WIB
ICE BREAKING (BERHITUNG YANG MENYEGARKAN)
Dipandu oleh Fery (YAPEKA)
� Peserta di minta membuat lingkaran
� Peserta harus mengikuti gerakan fasilitator sambil berhitung
� Yang pertama mengangkat tangan kanan sambil berhitung 1-6
� Lalu mengangkat tangan kiri sambil berhitung 1-6
� Dilanjutkan dengan kaki kanan dan kaki kiri.
� Lalu mengulangi gerakan dari awal dan berhitung 1-4
� Dan selanjutnya 1-2
� Dan terakhir 1 dan YES
� Hitungan lalu diubah menjadi berbagai bahasa.
09:00 – 09:15 WIB
PEMUTARAN FILM “ TURTLE WORLD”
Pelajaran yang didapat:
� Kita harus dapat menjaga bumi
� Kura-kura diibaratkan sebagai bumi dan monyet diibaratkan sebagai manusia.
� Apabila kita menebang pohon secara liar maka dapat terjadi tsunami atau bencana lainnya.
� Melestarikan lingkungan
Keterkaitan antara film dan pelatihan:
� Salah satu upaya melestarikan lingkungan dengan cara mengolah sampah plastic dan
pemanfaatan biogas dari kotoran sapi.
09:15 – 10:00
Presentasi “Membangun Biogas”
Disampaikan oleh Nano dan Tadin (YAPEKA)
� Sebutan lain dari digester adalah reactor
� Pemilihan lahan dalam pembuatan biogas atau penempatan digester sangatlah penting.
� Ukuran olahan adalah 123 yakni 1 semen 2 pasir dan 3 kerikil
� Tempat pembuangan bio slurry disebut dengan outlet
� Pasir yang bagus dapat diuji dengan cara memasukkan pasir ke botol yang berisi air lalu
kocok larutan tersebu. Apabila kandungan lumpur mencapai 3 % maka pasir tersebut
kurang bagus.
� Kompor biasa (kompor elpiji) dapat di modifikasi menjadi kompor biogas.
Page 20 of 25
10:00 – 10:30 WIB : REHAT
10:30 – 12:00 WIB
Presentasi “Bio Gas – Bio Slurry”
Disampaikan oleh Nano (YAPEKA)
Gas adalah bahan bakar yang diperoleh dari hasil pengolahan kotoran ternak dalam kondisi
tertutup dengan melibatkan mikroba dalam kondisi tanpa oksigen. Sedangkan manfaat
penggunaan bio gas adalah lingkungan lebih bersih, aman dan hemat, dan hasil samping berupa
ampas bio gas/ bio slurry dapat dimanfaatkan untuk aneka pupuk organic, pakan ternak, ikan dan
unggas, serta aneka rauan pestisida organic.
Pemahaman ampas Bio Gas = Bio Slurry adalah hasil pengolahan KOHE* dari reactor Bio Gas, tidak
berbau, tidak mengandung penyakit, kaya nutrisi dan kaya manfaat. Adapun perbedaan antara Bio
Slury Basah dan Kering adalah:
1. Bio Slurry Basah: memiliki pH 7,9 – 8,3, apabila digunakan langsung pada lahan memiliki
kandungan Nitrogen efektif 100%, apabila kering dalam keadaan ternaungi dengan sinar
matahari maka kandungan Nitrogen efektif tinggal 65%, dan memiliki kelembaban 90-93%.
2. Bio Slurry Kering: lengket dan tidak meng ‘kristal’, warna gelap, ukuran tidak seragam,
memiliki kapasitas memegang air lebih baik, dan secara fisik, biologi dan kimiawi lebih baik
dibandingkan dengan pupuk kandang.
Mengapa Bio Slurry bermanfaat ??
1. Organic dan ramah lingkungan
2. Kaya nutrisi sepserti N,P,K dan unsure lain serta hormone pertumbuhan.
3. Mengandung agen pnyubur tanah, yaitu asam humat
4. Dapat dijadikan bahan dasar pupuk organic, seperti kompos dan vermin kompos
5. Dapat dijadikan campuran insektisida dan fungsida organic
6. Dapat dijadikan campuran pakan ikan, ternak dan unggas.
12:00 – 13:00 WIB : ISHOMA
13:00 – 15:00 WIB
Kunjungan ke demplot Bio Gas ‘Penjelasan alur Kotoran Sapi samapi menjadi Biogas’
Dipandu oleh Nano (YAPEKA)
Pada kunjungan lapangan ini, fasilitator menjelaskan secara detail tentang proses pembuatan dan
pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Berikut adalah alur prosesnya:
� Pipa untuk menyalurkan gas dari digester sampai ke gas harus terbuat dari besi.
� Seharusnya posisi inlet dan outlet harus lurus.
� Kotoran sapi yang telah di mixer akan terdapat sampah (rumput atau pakan sapi). Sampah
tersebut harus diambil sebelum dimasukkan ke digester.
� Penjelasan cara penggunaan kompor biogas.
� Mencoba hasil dari pemasakan kompor biogas.
Page 21 of 25
PERESMIAN BIOGAS
� Penjelasan Alur Biogas oleh Pak Hasan (Masyarakat Desa Selakopi yang merupakan pemilik
peternakan sapi) dan dibantu oleh Pak Nano (YAPEKA)
� Kata sambutan dari Kepala Desa Langensari :
1. Ucapan terima kasih karena telah mendapatkan bantuan dalam pembuatan biogas.
2. Diharapkan adanya bantuan ke masyarakat lain yang memiliki sapi.
3. Dengan adanya percontohan biogas ini, oleh sebab itu sapi sangatlah bermanfaat.
Sapi dapat menghasilkan susu, daging, dan bahkan kotoran nya dapat menjadi
biogas untuk kompor dan juga penerangan.
4. Diharapkan juga untuk masyarakat yang belum memiliki sapi mendapatkan bantuan
setidaknya satu orang satu sapi.
5. Dengan adanya pembangunan demplot biogas ini area peternakan menjadi bersih.
� Kata Sambutan dan Peresmian oleh perwakilan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
yaitu Pak Afrizal (Kepala Bidang PTN Wilayah II Sukabumi).
1. Ucapan terima kasih kepada Pak Harianto sebagai project coordinator yang telah
melaksanakan pelatihan di Sukabumi.
2. ITTO merupakan organisasi internasional yang bekerjasama dengan 172 negara
diseluruh dunia. Untuk project Cagar Biosfer salah satu Taman Nasional yang
mendapatkan bantuan adalah TNGGP yang meliputi wilayah Bogor, Cianjur,dan
Sukabumi.
3. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak di sekitar TNGGP.
4. Menegaskan bahwa, bantuan ini bukanlah dari pemerintahan tetapi merupakan
bantuan dari organisasi internasional.
5. Permohonan maaf apabila ada salah-salah kata.
6. PERESMIAN dengan menarik tali gorden demplot biogas.
Setelah proses peresmian, seluruh peserta kembali menuju tempat pelatihan untuk melanjutkan
agenda kegiatan selanjutanya.
15:00 – 15:30 WIB
Ice Breaking (Tugu Pancoran)
Dipandu oleh Ferry dan Tadin (YAPEKA)
� Peserta diminta untuk membuat lingkaran besar.
� Fasilitator memberikan instruksi-instruksi yang harus dilakukan oleh para peserta.
1. Tugu Pancoran : Peserta bergaya mengikuti bentuk tugu pancoran
2. Ojek : Peserta harus mencari teman berdua lalu berbaris dan peserta yang
dibelakang menaruh tangan di pundak teman yang di depan sambil berjalan dan
bersuara seperti motor.
3. Lampu merah : Peserta harus mencari teman bertiga lalu orang pertama jongkok
didepan , yang kedua setengah jongkok di belakangnya, dan yang ketiga berdiri
dipaling belakang. Ketiga peserta harus mengembangkuncupkan tangan di depan
mereka sambil bersuara “blip blip”
Page 22 of 25
4. Bunga Matahari : Peserta harus mencari teman berempat. Satu orang berada di
tengah yang dikelilingi ketiga temannya yang bergandengan tangan sambil
bernyanyi ‘kembang kuncup” dengan tangan naik ke atas dan bawah secara
bersamaaan.
5. Mendayung : Peserta harus mencari teman berlima lalu berbaris sejajar dan mulai
bergerak seperti mendayung dan bersenandung “kiri kanan kiri kanan”
� Peserta yang tidak mendapat teman harus keluar dari permainan.
Inti : Penyegaran
15:30 – 17:30 WIB
Penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut
Dipandu oleh Nano (YAPEKA)
Seluruh peserta diminta untuk membuat gambar tentang pemandangan yang ada disekitar kita,
dan waktu yang diberikan untuk menggambar adalah 5 menit. Kemudian fasilitator menanyakan
kepada para peserta, siapa diantara kawan-kawan yang tidak menggambar, bentuk :
1. Gunung
2. Jalan Raya
3. Tiang listrik
4. Rumah
5. Sawah
6. Pohon
7. Matahari
8. Awan
9. Burung
� Dan ternyata hampir semua gambar pemandangan peserta memiliki persamaan.
� Gambar pemandangan tersebut merupak gambar pemandangan yang diajarkan pada saat
SD dan tidak emmiliki perubahan sampai sekarang.
� Untuk hal ini kita harus berani untuk berinovasi:
1. Bahwa pertanian tidak itu-itu saja
2. Kotoran sapi tidak hanya kotoran Sapi
� Dengan mencoba berinovasi maka kotoran sapi yang awalnya hanya merupakan kotoran
sekarang dapat digunakan menjadi gas untuk memasak ataupun untuk penerangan.
15:00 – 15:30 WIB : REHAT
Page 23 of 25
15:30 – 17:00 WIB
PENYUSUNAN RENCANA KERJA TINDAKLANJUT Dipandu oleh Nano (YAPEKA)
Fasilitator mengajak kepada seluruh peserta pelatihan untuk memikirkan bergam jenis buah-
buahan dalam waktu 15 detik. Hasilnya adalah buah pisang, mengga, anggur, sawo, timun dan
apel. Pada saat memikirkan, para peserta akan mulai membayangkan bentuk buah dan bukan
tulisannya. Hal ini sangat penting untuk membantu kita dalam membayangkan apa yang akan kita
rencanakan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk menyusun RKTL,para peserta dibagi
menjadi dua kelompok kecil, yaitu kelompok ibu-ibu (10 orang) dan kelompok bapak-bapak (10
orang).
Sebagai bahan diskusi, masing-masing kelompok akan memiliki tema, yaitu untuk kelompok laki-
laki bertemakan “pemeliharaan sapi” dan kelompok perempuan bertemakan “daur ulang limbah
plastic”. Berikut adalah hasil diskusi dari masing-masing kelompok:
KELOMPOK ‘LAKI – LAKI’ KELOMPOK ‘PEREMPUAN’
1. Pemeliharaan Sapi:
� Lahan buat kandang: membuat
kandang, perawatan, penambahan
sapi
� Lahan kebun (rumput) lahan tanam
rumput di perluas
� Fisik/ bangunan: ditambah bangunan
baru
� Air: pemeliharaan saluran air
2. Pemanfaatan Slurry
� Untuk Kompos, dan ternak ikan
1. Pelatihan daur ulang limbah plastic
� Lampion, bros (kupu-kupu dan bunga),
ikan (hiasan jendela): Modal dan sarana
2. Tas: Penyelesaian
3. Bio gas (pelatihan lanjutan)
� Praktek dan teori: bio slurry, pakan ikan,
pakan ayam
4. Pelatihan lanjutan kerajinan
(bimbingan): lebih mahir
5. Pemasaran: Koperasi
Tanggapan:
� Peserta mengharapkan adanya pelatihan mengenai pemanfaatan slurry menjadi pupuk
kompos.
� Peserta berharap adanya pembahasan mengenai mikrohidrolik
� Permasalahan air yang belum ditanggulangi
� Sudah adanya MoU Bupati dan Walikota yang menyatakan bahwa desa langensari mendapat
bantuan 200 ekor sapi tetapi bantuan tersebut ada kesalahan pemberian yang ternyata sampai
ke desa yang lain.
� Diharapkan adanya RPJMDes yang diusulkan oleh desa.
� Untuk kesedian air, sumur resapan, rehabilitasi dan biogas diharapkan adanya kerjasama
dengan OPD yang bersangkutan.
� Diharapkan kedepannya ada pengembangan menjadikan desa langensari menjadi desa sapi.
� Semoga ada bantuan dari Dinas Koperasi dalam pembentukan koperasi.
Page 24 of 25
� Pak Harianto memberikan semua peralatan yang digunakan selama kegiatan untuk
diserahkan kepada ketua kelompok masyarakat untuk digunakan kembali dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah diajarkan.
� ITTO hanya dapat membantu secara teknis dalam pembuatan biogas.
� Akan diadakan monitoring untuk tindak lanjut dari pelatihan ini.
17:30 : PENUTUPAN
� Ucapan Terima Kasih dari Masyarakat
� Penutupan dari Pak Harianto sebagai project coordinator ITTO
� Pemberian sertifikat pelatihan
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 30 orang terdiri dari unsur kelompok
masyarakat desa Langensari, staf Bidang PTN Wilayah II Sukabumi, fasilitator/ trainer dari
YAPEKA, Konsultan ITTO Project, dan Pengurus ITTO Project (Koordinator, Sekretaris,
Bendahara).
2. Tema pelatihan adalah Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan
Limbah Plastik.
3. Proses pelatihan terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu materi di dalam kelas dan kunjungan
lapangan.
4. Pelaksanakaan pelatihan dilakukan selama 3 (tiga) hari jam kerja, mulai dari jam 09.00 WIB
s/d 17.00 WIB. Yang dilaksanakan di MI & Madrasah Salakopi desa Langensari, Sukaraja,
Sukabumi.
5. Kegiatan pelatihan ini di fasilitasi oleh YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam).
B. Rekomendasi 1. Pembuatan Legalitas Kelembagaan Kelompok Masyarakat
2. Pembuatan RPJM Desa dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis Pengembanan
Energi Alternatif (Biogas) dan Pengelolaan Limbah Plastik.
3. Sosialisasi RPJM Desa kepada Para Pihak, khususnya Dinas/SKPD Pemerintahan
Daerah/Kabupaten/Kota.
4. Penguatan kelembagaan dalam pengembanan energy alternative (biogas) dan pengelolaan
limbah plastic..
Page 25 of 25
Dokumentasi Kegiatan