menyontek hukumnya haram

Upload: muhammad-reza-pratama

Post on 14-Jul-2015

77 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

menyontek hukumnya haram. Karena menyontek sama dengan mencuri, berbohong, menipu dan tidak mematuhi aturan pemimpin kita. Sekarang jika saudara bertanya bagaimana kalau kepepet atau tidak bisa ?. Maka jawaban adalah pasrah pada Allah dan terus berusaha serta berdoa. tetpi jika saudara tetap memaksa, maka boleh saudara melakukannya asal saudara mencantumkan dalam lembar jawaban daftar pustaka dari jawaban orang yang saudara contek, hehhehe.. Jadi, tetap berpegang teguh pada kebenaran, maka Allah akan membimbing kita. >> surah al-Mutaffifin ayat 1 "Kecelakaan besarlah bagi orang2 yang curang" Dalam Islam, mungkin ini terlihat mengerikan tetapi... Misalnya kita pas jaman es-de duyu mencontek satu soal ama tetangga. Tapi kita cuma melakukannya sekali doang. Sampe kita tamat kuliah ndak pernah nyontek lagi. Namun walau sekali doang kamu mencontek, kalo kamu ndak bertaubat maka rezeki yang kamu dapatkan selamanya adalah haram walaupun kamu mendapatkannya dengan cara baik2. ========== Kalo pas final/midtem/quiz (anak kuliah buuu), saya dihadapkan pada soal yang ndak bisa dijawab... Ya sudahlah... (versi Bondan ft Fade 2 Black) Jawab aja asal jadi. Kalo nilai rendah itu adalah salah saya yang ndak mau belajar. Tapi jujur saya akui kalo ada niat dan kesempatan ya nyontek juga. Ha ha ha Tapi rasanya kalo nilai tinggi karena mencontek, ya ndak ada kebanggaan lagi. Kalo nilai rendah karena mencontek, ngomong dalam hati, "Coba aku bikin sendiri, mungkin nilainya lebih tinggi"... Ha ha ha ha CONTOH ALASANNYA : 1. Menyontek untuk mempertahankan posisi/prestasi. Karena ia beranggapan bahwa semua juga menyontek, daripada ia kalah nilai/rankingnya, ia pun ikut menyontek. Wah, itu jelas salah! Syaithon terkutuk memang pintar merayu manusia untuk menganggap benar apa yang seharusnya salah. Ada 100 lelaki, 99 diantaranya pacaran, sedangkan yang satu tidak. mana yang dianggap aneh? Betul, yang 1 orang. Tapi mana yang dianggap benar di pandangan Allah ? Wah, kamu benar sekali. Jelas yang 1 orang itu. Karena ia menjaga diri dari perbuatan (yang mendekati) zina. Yang 99 orang walaupun mayoritas, tetap saja berdosa di mata Allah. Maka pertanyaannya, siapakah yang besok menguasai pengadilan hari akhirat? Siapa yang kan memutuskan seseorang itu salah atau benar? 2. Alasan membantu karena pelajar/mahasiswa/peserta ujian kewalahan. Wah, ini namanya penjerumusan! Entah yang memberi bantuan itu sesama peserta, pengawas, panitia, atau pihak lain (kadang ada yang berani menentang Allah dengan menjadi joki ujian! dikiranya Allah gak melihat?) Membantu apa ? ketika seseorang memberi contekan pada peserta ujian, maka ia sedang menghancurkan masa depan dunianya dan (pasti!) akhiratnya. Kerugian pertama, ia belajar mematikan potensi diri sebenarnya dari peserta ujian tersebut (termasuk otaknya yang punya kemampuan luar biasa!) dengan tidak memakainya secara benar dan optimal! kerugian kedua, ia sedang terlibat proses tipu menipu yang telah jelas statusnya : berdosa. siapa yang menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami;pembuat makar dan tipu daya akan masuk neraka.(H.r. Thabrani dan Ibnu Majah). Kerugian yang ketiga, ia menjadi tempat bergantung orang dalam perbuatan menentang Allah. Apakah ia mau menjadi firaun selanjutnya? Apa yang akan ia katakan kalau besok Allah Azza wa jalla menanyainya saat ia berhadapan langsung di hari Perhitungan kelak ?

3. Ungkapan kasih sayang, begitu kata mereka yang memberikan atau mengusahakan contekan. Saya membantu mereka karena saya sayang mereka. Stop! Kasih sayang apa itu? Kasih sayang apa yang menjerumuskan orang yang dikatakannya saya sayangi ke dalam pedihnya kebodohan dunia dan keabadian api neraka? Itu jelas bukan kasih sayang. Itu hanyalah angan-angan orang yang salah menempatkan arti kasih sayang. Apakah kita akan meminumkan pada teman kita racun walaupun ia teramat kehausan ? COBALAH AMATI APA YANG TERJADI PADA PARA PENYONTEK ITU.AMATILAH PENGARUHNYA PADA MEREKA.DAN UMAT MANUSIA! 1. Lahirnya sosok pecundang di masyarakat, orang-orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Berapa banyak pasien yang meninggal gara-gara dokter-dokter penipu? Berapa banyak bangunan yang roboh karena insinyur-insinyur penipu? Berapa banyak transaksi dagang serta barang dagangan yang rusak karena para pengusaha yang menipu? 2. Kamu bisa bayangkan berapa banyak yang sakit hati gara-gara usahanya yang jujur dan sungguhsungguh dikalahkan oleh mereka yang berhasil karena menyontek ? 3. Banyak posis penting yang diduduki oleh orang yang tidak mampu. Padahal, mereka menempati posisi-posisi strategis yang mengurusi kepentingan banyak orang. Akibatnya, banyak penyelewengan dan banyak ketidakberesan. Ya wajar, karena mereka memang tidak menguasai ilmunya. Lebih dari itu, mereka telah belajar untuk hidup normal dengan norma-norma yang tidak benar. Menyontek telah mengajarkan mereka untuk menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan keinginan mereka. Ah, padahal kalau mereka tahu apa yang sedang menantinya di akhirat sanaPanasnya api neraka yang membara, yang MENYELIMUTI dari atas dan bawah, dari kanan dan kiri, dari depan dan belakang..! terbakar gosong menghitam, luar dalam ! Sungguh sangat mengerikan akhir mereka yang membangkang perintah Tuhan! AGAR ENGKAU LEBIH PAHAM LAGI BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG MENYONTEK, CERMATILAH FIRMAN ALLAH DAN HADIST BERIKUT INI : 1. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman (Q.s. alAraf, [7] :85). Mengurangi takaran dan timbangan termasuk dari penipuan di bidang perdagangan yang bisa mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Hukum ini juga bisa berlaku untuk perbuatan menyontek. 2. Dari Abu hurairah r.a., Rasulullah saw bersabda : Siapa yang membawa senjata guna memusuhi kami maka ia bukan golongan kami; dan siapa menipu kami maka bukanlah golongan kami (H.r. Muslim) Rasulullah Saw melarang semua penipuan, termasuk di dalamnya menyontek (satu di antara perilaku menipu) dalam ujian. 3. Rasulullah Saw bersabda, Siapa yang menipu kami maka ia bukan termasuk golongan kami; pembuat makar dan tipu daya akan masuk neraka(H.r. Thabrani dengan sanad yang baik, dan H.r. Ibnu Majah dalam shahih-nya). Jelaskan ? Semua bentuk penipuan dilarang keras oleh Rasulullah Saw. Bahkan langsung diancam dengan NERAKA! Menyontek, jelas menipu. Maka akhirnya jelas: siksa neraka. Kecuali bagi yang bertobat dan berhenti dari segala bentuknya. 4. Bagaimana pandangan ahli fiqih mengenai menyontek dalam ujian? Para ahli fiqih telah sepakat akan haramnya menipu, karena ada unsur pengkhianatan terhadap suatu amanah, pembohongan, tipu daya, dan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Semua itu termasuk dalam kategori dosa-dosa besar. Coba simak beberapa penjelasan berikut ini : 1. Penyontek dianggap mengelabui dan menipu pengajar/panitia ujian, karena mencampurkan antara yang haq dengan yang batil, dan memberikan bentuk ketidakjujuran ilmiah.

2. Seorang penyontek telah melanggar hak-hak peserta ujian lainnya yang telah berusaha dengan segenap kemampuannya sendiri. karena terkadang si penyontek bisa mengungguli peserta lain yang jujur, amanah, dan rajin. 3. Syaikh abdul hamid Kish berpendapat bahwasanya nilai keberhasilan dan tugas jabatan yang semata-mata diperoleh dengan menyontek dianggap HARAM hukumnya. Karena, ia mencuri informasi dan mengaku-ngaku bahwa itu murni miliknya, meskipun ia memperoleh ijazah yang memang sudah layak miliknya, namun tetap saja bathil. Dan karena apa yang ditegakkan atas dasar kebatilan, itu termasuk hal yang batil. 4. Seorang yang menyontek dianggap mengkhianati amanah ilmu, karena ia mengajukan kepada pengajar/panitia ujian suatu bentuk informasi (jawaban ujian) yang diakuinya sebagai hasil usahanya sendiri, padahal kenyataannya bukan. Sangat mungkin terjadi, mentalitas menyontek ini akan terbawa hingga ke kehidupannya di masyarakat luas. Hukum ini (mengkhianati amanah) juga berlaku untuk guru/dosen serta setiap pihak yang terlibat dalam proses terjadinya menyontek. Wah, berarti, dari yang menyontek, yang memberi contekan, yang mengizinkan menyontek, yang membiarkan menyontek terjadi (padahal ia punya wewenang mencegahnya), dan semua pihak lain yang terlibat dalam pencontekan, semuanya PENGKHIANAT. Semuanya perlu segera BERTOBAT! Kalau enggak, api neraka siap MELUMAT!! (Emangnya kuat?!)[]