menyusun wawancara pembukaan/the...
TRANSCRIPT
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 1
MENYUSUN WAWANCARA
Dalam wawancara, selalu terdiri dari 3 bagian yaitu pembuka, isi dan penutup
wawancara. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu mengenai ketiga hal tersebut.
PEMBUKAAN/THE OPENING
Menit atau detik awal yang dipakai untuk membuka percakapan seringkali
menjadi bagian yang paling penting dalam melakukan wawancara. Apa yang dilakukan
atau dikatakan maupun yang tidak dilakukan/tidak dikatakan, baik oleh pewawancara
maupun subjek akan mempengaruhi pihak lainnya (baik pewawancara maupun
subjek) untuk menerima pewawancara/subjek dan situasi yang ada pada saat itu.
Bahkan bagian pembuka ini dapat menjadi penentu apakah wawancara akan
dilanjutkan atau dihentikan.
Fungsi utama dari membuka wawancara adalah untuk memotivasi kedua pihak
agar secara sukarela mau untuk ikut berpartisipasi dalam proses wawancara dan
melakukan komunikasi secara bebas dan akurat. Tidak adanya/minimnya pembukaan
wawancara akan mengantarkan arah wawancara menjadi defensif, hanya bersifat
permukaan, kaku, dan tidak akurat atau bahkan wawancara menjadi gagal. Biasanya,
apabila subjek merasa tidak puas dengan pendekatan yang dilakukan oleh
pewawancara maka subjek cenderung akan berkata tidak, menjauh atau menutup
pintu/telepon.
Agar hal tersebut tidak terjadi maka ada 2 hal yang perlu dilakukan dalam
pembukaan ini, yaitu :
Rapport
Merupakan suatu proses untuk membina hubungan baik dan menjaga
hubungan antara pewawancara dengan subjek berdasarkan niat baik dan
kepercayaan. Rapport adalah hubungan yang saling mempercayai, dimana nantinya
jawaban yang diberikan subjek adalah jawaban yang objektif. Selain didasari oleh rasa
saling percaya juga didasari oleh adanya rasa menghormati dan penerimaan.
Pewawancara bertanggung jawab untuk membuat subjek melihat pewawancara sebagi
orang yang dapat dipercaya dan siap membantu.
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 2
Tujuan dan rapport adalah untuk membangun suasana hangat dan penuh
dengan penerimaan sehingga subjek merasa dipahami dan aman, dimana pada
akhirnya akan membuat subjek mau melakukan komunikasi yang terbuka tanpa
adanya rasa takut dinilai ataupun dikritik.
Rapport dapat dilakukan dengan cara : mejaga kontak mata, menjaga postur
tubuh agar tampak alamiah, santai dan penuh penerimaan, nada bicara jelas dan
perlahan, sikap tenang, lugas dan ramah, nada suara hangat dan ekspresif dan mampu
untuk menjadikan wawancara sebagai sarana bagi subjek untuk berbagi.
Menurut Stewart & Cash (2000), rapport dapat dimulai dengan memberikan
salam yang disertai dengan ekspresi non verbal yang sesuai. Misalnya mengucapkan
selamat pagi sambil bersalaman, melakukan kontak mata, tersenyum, mengangguk,
suara terdengar ramah dan menyenangkan. Rapport dapat membantu pewawancara
untuk memasuki tahap personal inquiries. Pertanyaan awal yang dapat diajukan adalah
yang bersifat netral. Hat-hati dengan pertanyaan yang berkaitan dengan budaya,
kondisi geografis, tradisi, kebijakan suatu organisasi, kebiasaan, status, dan lain
sebagainya.
Orientation
Pada tahap ini berisi tentang penjelasan mengenai tujuan, lama dan proses
wawancara. Pada tahap ini pewawancara perlu melakukan analisa terhadap suatu
situasi dalam proses wawancara untuk menentukan apakah orientasi yang dilakukan
merupakan hal yang penting atau seberapa jauh orientasi tersebut perlu dilakukan.
Meskipun terdapat kesamaan antara subjek dengan pewawancara, tetap saja
pewawancara tidak boleh berasumsi mengenai subjek maupun tujuan subjek. Karena
meskipun terdapat kesamaan tidak berarti bahwa tujuan wawancara juga akan sama.
Di akhir tahap pembukaan ini kedua pihak harus menyadari kesamaan yang
ada di antara mereka, keinginan yang terlibat dalam wawancara, derajat kehangatan
hubungan yang terbina, bagaimana kontrol diberlakukan dan tingkat kepercayaan
yang terbina. Hal-hal tersebut akan mengantarkan kedua belah pihak pada tahap
wawancara selanjutnya.
Contoh percakapan rapport
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 3
P : “Selamat malam Ibu Cinthya, saya Andre dari perusahaan Bali TV, saya ingin
menanyakan apakah ibu telah menerima selebaran yang perusahaan kami
kirimkan minggu lalu ?”
S : “Ya, sudah saya terima kemarin. Maaf apakah anda ayah dari Sean ?”
P : “Benar ibu, setahu saya Sean dan putra ibu saat ini masuk dalam kelompok
matematika di sekolah. Wah … halaman ibu indah sekali.”
S : “Terimakasih, kebetulan kami sekeluarga sangat menyukai bercocok tanam. Di
halaman belakang saat ini banyak bunga tulip yang sedang mekar.”
P : “O ya….. wah pasti bagus sekali. Begini ibu, maksud kedatangan saya kemari adalah
untuk mengetahui acara apa saja yang paling sering ditonton oleh para konsumen
kami, termasuk salah satunya adalah ibu. Apakah ibu memiliki waktu kira-kira 15
menit untuk membicarakan hal tersebut ?”
S : “Baiklah, jika waktunya memang hanya 15 menit, saya pikir tidak terlalu lama.”
Berikut ini adalah cara membuka wawancara :
a. State the purpose
Pewawancara menjelaskan tujuan wawancara pada subjek. Dapat dilakukan untuk
penelitian, survey atau wawancara persuasif. Tujuan dapat lebih dari satu tetapi
tidak semua dikemukakan pada subjek. Hal ini untuk mengarahkan subjek kepada
kejujuran dan tidak membatasi jawaban subjek serta membuat subjek terlibat
dalam proses wawancara (tidak ada sikap defensif).
Contoh : tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui minat konsumen untuk
membeli produk sabun mandi Softly.
b. Summarize the problem
Teknik ini dapat dilakukan jika subjek tidak menyadari masalah yang ia hadapi.
Berikan kesimpulan yang lengkap dan tidak melebar ke hal-hal lain agar subjek
dapat memahami dengan benar.
Contoh : saya tahu bahwa putra ibu adalah anak yang pintar. Tetapi ada satu hal
yang membuat saya berpikir bahwa saya perlu mendiskusikan pada ibu mengenai
perilaku putra ibu tersebut, dimana menurut laporan dari guru kelasnya bahwa
putra ibu 3 hari belakangan ini sering kali mengganggu teman-temannya. Padahal
kebiasaan tersebut tidak pernah ada sebelumnya.
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 4
c. Explain how the problem was dicovered
Jelaskan bagaimana suatu masalah dapat muncul pada subjek. Hati-hati, jangan
sampai hal ini membuat subjek menjadi bersikap defensif.
Contoh : pagi tadi ada mahasiswa yang menghada saya dan menanyakan mengenai
kejelasan materi wawancara yang Bapak Roy dan saya ampu semester ini.
Khususnya mengenai materi wawancara kerja.
d. Mention an incentive or reward for taking part
Jelaskan manfaat yang akan diperoleh jika subjek mau terlibat dalam wawancara.
Contoh : saya tahu bahwa ibu noni sangat tertarik dengan informasi mengenai
program pendidikan tinggi di luar negeri. Saat ini sedang diadakan pameran di
gedung semar mengenai hal tersebut. Silahkan ibu datang dan jika ibu mendaftar
sekarang maka ibu akan memperoleh harga khusus.
e. Request advice or assistance
Wawancara cara dapat dibuka dengan cara pewawancara meminta saran atau
bantuan pada subjek.
Contoh : maaf ibu, saya merasa kesulitan untuk membedakan anak kembar ibu, Ani
dan Ana. Bisakah saya meminta waktu ibu sebentar untuk mendiskusikannya ?
f. Refer to know position of the interviewee
Menunjukkan posisi subjek dalam suatu masalah. Hati-hati jangan sampai
membuat subjek bersikap defensif.
Contoh :bino, bisa kita bicara sebentar ? saya tahu bahwa kamu punya masalah
dengan teman-temanmu sehingga kami seringkali diejek dan ditinggalkan oleh
mereka.
g. Refer to the person who sent you to the interview
Wawancara dapat diawali dengan mengatakan orang yang mengirimkan
pewawancara pada subjek. Ingat! Jangan menyebutkan nama sumber tanpa seijin
mereka.
Contoh : saya saat ini sedang meneliti mengenai dunia persinetronan di Indonesia
yang banyak didominasi oleh sinteron cinta dan misteri dan saya mendapatkan
informasi dari ibu jujuk bahwa jika saya ingin memperoleh fakta yang akurat
mengenai hal tersebut maka saya dapat menghubungi bapak yoyok.
h. Refer to the organization you represent
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 5
Wawancara dibuka dengan mengenalkan perusahaan yang diwakili oleh
pewawancara. Hati-hati kemungkinan ada subjek yang tidak suka dengan
perusahaan tersebut, untuk itu pewawancara harus mempersiapkan diri untuk
menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi selama proses wawancara
tersebut.
Contoh : selamat pagi, saya jessica dari perusahaan kosmetik Ayu Banget. Saat ini
saya akan mempresentasikan beberapa produk baru kami dan kami meminta
tanggapan dari bapak dan ibu sekalian.
i. Request a specific omount of time
Wawancara dapat dibuka dengan memberikan waktu yang pasti mengenai berapa
lama wawancara akan berlangsung.
Contoh : bisakah saya meminta waktu ibu kira-kira 15 menit untuk mendiskusikan
masalah promosi produk kami.
j. As a question
Awali wawancara dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang membutuhkan
jawaban yang ringan. Hal ini dapat membangun rasa percaya diri pada subjek dan
dapat membantu pewawancara untuk melakukan orientasi pada subjek. Sebaliknya
pertanyaan tertutup akan mengarahkan subjek untuk menjawab dengan jawaban
ya/tidak serta dengan singkat dan segera.
Ingat! Bahwa wawancara dapat diawali pula dengan menunjukkan komunikasi non
verbal, yang berupa senyum, anggukan kepala, menunjukkan kursi untuk subjek
duduk, dsb.
ISI/THE BODY
Isi dari wawancara perlu dipersiapkan. Detail atau tidak sangat tergantung dari
bentuk wawancara yang digunakan. Pada wawancara informal, diperlukan hanya
sedikit persiapan dibandingkan dengan wawancara formal, dimana pada wawancara
ini pewawancara harus membuat daftar pertanyaan atau topik yang akan ditanyakan
(berupa garis besarnya saja) dengan detail. Jika wawancara yang dilakukan sangatlah
formal maka persiapannya pun akan menjadi sangat teliti, yaitu pewawancara harus
membuat daftar pertanyaan berikut pilihan jawabannya sebelum memulai wawancara.
Persiapan yang perlu dilakukan adalah dengan membuat guide, yaitu suatu garis besar
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 6
dari suatu topik atau sub topik yang terstruktur dan yang akan diungkap dalam proses
wawancara.
Guide wawancara akan membantu pewawancara untuk mengembangkan
penggalian data yang lebih spesifik dan relevan dengan tujuan wawancara, dapat
mengungkap topik-topik yang penting dan menghindari terjadinya kelupaan pada hal-
hal yang seharusnya ditanyakan pada subjek, dapat membantu pewawancara untuk
menindaklanjuti suatu pertanyaan yang diajukan dan membantu pewawancara untuk
membedakan informasi yang relevan atau tidak, serta dapat membantu pewawancara
untuk melakukan perekaman sehingga dapat direcall kembali jika dibutuhkan.
Guide dapat dibuat berdasarkan :
Topik
Contoh : wawancara mengenai masalah keuangan di suatu perusahaan, yang dapat
dibagi menurut topiknya yaitu keuangan yang berkaitan dengan gaji karyawan,
penyediaan barang/kebutuhan perusahaan, perbaikan dan perjalanan yang
mungkin dilakukan oleh perusahaan.
Waktu
Contoh : wawancara mengenai latar belakang pendidikan subjek, yang dapat
dimulai sejak SD sampai perguruan tinggi.
Space
Contoh : wawancara yang dilakukan pada seorang arsitek yang diminta untuk
menjelaskan tata letak ruang dari rancangan yang ia buat.
Sebab-akibat
Contoh : wawancara mengenai dampak dari kenaikan atau penurunan harga BBM.
Problem-solusi
Contoh : para pejabat rektorat dan para dekan yang mendiskusikan masalah
keselamatan para mahasiswa pejalan kaki yang belakangan ini terganggu, dengan
adanya berbagai macam kecelakaan, kemudian mereka memutuskan untuk
membuat suatu pedestarian yang memadai agar para mahasiswa dapat berjalan
dengan aman
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 7
PENUTUP/THE CLOSING
Penutup dapat berisi mengenai ringkasan hasil wawancara. Dapat ditandai
dengan pewawancara menjawab atau bertanya untuk terakhir kali, lebih santai dan
mulai menunjukkan bahwa wawancara telah berakhir. Pastikan penutup dilakukan
dengan efektif tujuannya agar hubungan baik yang telah terbina tetap terjaga.
Fungsi penutup wawancara adalah :
Sebagai tanda bahwa wawancara telah berakhir
Contoh : bagaimana jika kita bertemu kembali pada hari Rabu jam 2 siang di
tempat yang sama.
Sebagai bentuk ekspresi dari adanya dukungan pewawancara untuk menjaga
hubungan dengan subjek dan membawa wawancara pada akhir yang positif
Contoh : terima kasih atas bantuan anda. Anda telah memberikan informasi yang
sangat berharga, yang mungkin tidak dapat saya peroleh dari sumber lainnya. Saya
akan memberikan kabatrpada anda jika penelitian saya telah selesai.
Dapat berisi mengenai ringkasan wawancara. Pastikan ringkasan tersebut akurat
dan mengena pada pokok masalah yang dialami oleh subjek
Contoh : dari apa yang telah saudara uraikan pada saya saya dapat menangkap
bahwa saat ini saudara sedang mengalami krisis tengah baya, dan masalah itu
memang sangat tidak mengenakkan. Saudara pun telah mencoba berbagai macam
cara untuk mengatasinya tetapi belum memperoleh hasil yang memuaskan.
Penutup yang dibuat oleh pewawancara hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut ini, :
Bersikap jujur dan tulus
Tidak tergesa-gesa agar tidak ada informasi yang dilupakan
Tidak mengenalkan topik atau ide baru saat wawancara akan berakhir
Wawancara baru benar-benar selesai jika telah ditutup
Hindari penutupan yang kurang tepat
Biarkan pintu terbuka dan persiapkan setting untuk melakukan kontak kembali di
waktu yang akan datang
Terdapat berbagai macam teknik untuk menutup wawancara, yaitu :
Tawarkan apakah subjek ingin bertanya atau tidak
Contoh : apakah ada pertanyaan
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 8
Gunakan clearinghouse questions yang menunjukkan bahwa pewawancara telah
menangkap seluruh topik yang dipaparkan subjek, subjek sudah menjawab
pertanyaan dan mengatasi segala hal yang perlu mendapat perhatian
Contoh : apakah ada hal lain yang belum saya tanyakan berkaitan dengan masalah
yang anda hadapi
Declare the competition of your purpose
Contoh : baiklah, semua pertanyaan telah saya ajukan
Make personal inquiries
Contoh : saya paham mengapa anda merasa terikat
Make professional inquiries
Contoh : kapan anda akan mulai bekerja
Beri tanda jika waktu habis
Contoh : waktu kita telah habis. Kita dapat bertemu kembali hari sabtu jam 10 pagi
ditempat yang sama
Jelaskan mengapa wawancara harus diakhiri
Contoh : Maaf, wawancara ini terpaksa harus saya akhiri karena saya sudah
memiliki janji dengan orang lain 15 menit lagi
Tunjukkan apresiasi atau kepuasan
Contoh : Sangat menyenangkan berbicara dengan anda dan terima kasih atas
informasi yang telah anda berikan
Buatlah janji untuk pertemuan berikutnya
Contoh : Anda dapat menemui saya kembali hari senin jam 11 di ruangan saya
Ringkaslah isi wawancara
Contoh : Baiklah, sepertinya tim anda siap untuk melakukan promosi sesuai
dengan jadwal yang anda buat selama ini, benarkan ?
Tugas :
1. Kerjakan secara berkelompok
2. Pilihlah satu tema atau topik wawancara yang ada dalam satu kelompok
3. Kemudian buatlah guide wawancaranya
4. Kumpulkan saat ujian tengah semester
5. Diketik yang rapi menggunakan Times New Roman 12 dengan spasi : 1,5.
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 9
QUESTIONS AND THEIR USES
Dalam setiap proses wawancara, pasti selalu melibatkan pertanyaan dan
jawaban. Pertanyaan yang diajukan memiliki berbagai macam tipe pertanyaan yang
dapat mengantarkan wawancara pada proses yang lebih efektif dan efisien serta kedua
pihak yang terlibat dapat menikmati proses wawancara.
Dari berbagai macam tipe pertanyaan yang ada, secara garis besar terbagi
dalam 3 karakteristik, yaitu :
A. Open and Closed Questions
Perbedaannya terletak pada banyak sedikitnya jumlah respon yang diberikan oleh
subjek atau yang diharapkan oleh pewawancara.
Open Questions
Sifatnya luas dan seringkali berupa sebuah topik serta memberikan kesempatan
atau kebebasan pada subjek untuk menentukan banyak/tidaknya informasi yang
diberikan.
Pertanyaan ini ada 3 tingkatan, yaitu :
Highly open
Pertanyaan terbuka sepenuhnya tanpa ada batasan
Contoh : Coba ceritakan tentang diri anda
Apa yang anda ketahui mengenai perusahaan kami
Moderate open
Ada sedikit batasan untuk jawaban yang diberikan subjek
Contoh : Coba ceritakan mengenai keluarga anda
Apa yang anda ketahui tentang produk kami
Pertanyaan yang tujuannya untuk meminta pendapat subjek mengenai suatu
hal tertentu
Contoh : Apa respon anda setelah mendengar pernyataan presiden Ri
Apa yangterlintas dalam pikiran anda setelah melihat tayangan iklan ini
Keuntungan
Akan mengundang subjek untuk berbicara dan memberikan banyak informasi
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 10
Akan terungkap hal-hal penting yang dipikirkan oleh subjek, namun tidak
terpikirkan oleh pewawancara
Dapat mengkomunikasikan minat dan rasa percaya subjek melalui penilaian
yang diberikan subjek
Mudah untuk dijawab dan jawaban yang diberikan dapat mengungkap
ketidakpastian, intensitas perasaan, persepsi, prasangka, dan stereotype
tertentu
Kerugian
Satu pertanyaan mungkin membutuhkan jawaban yang panjang sehingga
waktu yang dibutuhkan pun menjadi sangat lama
Terkadang informasi yang diberikan tidak relevan/tidak penting, dapat pula
subjek menyembunyikan informasi yang penting karena dianggap sensitif,
sudah jelas atau berbahaya. Untuk itu diperlukan skill pewawancara untuk
menjaga arah dan kendali wawancara
Jawaban terkadang sulit direkam, ditulis ulang, atau dikodekan
Closed Questions
Pertanyaan tertutup dan memiliki batasan, biasanya disertai dengan pilihan
jawaban. Bentuknya antara lain :
Moderately closed
Contoh : kapan anda pindah dari Kalimantan ke Jogja
Berapa lama anda sudah mengkoleksi perangko ini
Highly closed
Contoh : apa pendidikan terakhir anda ? SD – SMP – SMA - PT
Pertanyaan yang bersifat bipolar yang meminta subjek untuk memilih salah
satu dari dua pilihan yang ada
Contoh : Anda suka minum kopi, dengan susu atau tanpa susu
Pertanyaan yang bersifat bipolar yang bertujuan untuk mengevaluasi/sebuah
pernyataan sikap
Contoh : Apakah anda setuju/tidak setuju dengan keputusan pengadilan mengenai
kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat di departemen wira-wiri ?
Pertanyaan yang bersifat bipolar yang menuntut jawaban ya/tidak
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 11
Contoh : apakah anda selama ini menggunakan fasilitas yang disediakan di kampus
anda ?
Asumsinya, pertanyaan bipolar ini adalah pertanyaan dengan 2 kemungkinan
jawaban, dan subjek tidak diperbolehkan untuk tidak berpendapat atau menjawab
tidak tahu
Keuntungan
Pewawancara dapat mengontrol jawaban subjek dan mengarahkan subjek pada
informasi yang diinginkan oleh pewawancara
Pertanyaan tertutup tidak memerlukan banyak usaha dari kedua pihak tetapi
mendorong pewawancara untuk banyak bertanya tentang banyak hal dalam
waktu yang relatif singkat
Jawaban mudah untuk direplikasikan, dikodekan, ditabulasi, dan dianalisa
berdasarkan hasil wawancara antara satu dengan yang lain
Kerugian
Hanya berisi sedikit informasi sehingga perlu ada tambahan pertanyaan
Tidak dapat mengungkap mengapa seeorang memiliki suatu sikap tertentu atau
membuat suatu pilihan tertentu
Pewawancara cenderung untuk berbicara lebih banyak daripada subjek dan
subjek tidak memiliki kesempatan untuk memberikan penjelasan atas
pertanyaan yang diajukan
Ada kemungkinan subjek langsung memberikan jawaban atas pertanyaan yang
diajukan tanpa mengetahui/memahami topik yang diungkap
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 12
B. Primary and Secondary Questions
Primary Questions
Pertanyaan yang mengarah pada topik/hal baru yang berkaitan dengan topik yang
dibahas sebelumnya dan pertanyaan ini dapat berdiri sendiri tanpa harus disertai
dengan pertanyaan lainnya
Contoh : kemana anda pergi saat tanggal 20 desember jam 12.00 wib ?
Secondary Questions
Merupakan pertanyaan yang menyertai pertanyaan primer/pertanyaan sekunder
lainnya. Bentuk pertanyaan ini dapat muncul jika jawaban yang diberikan oleh
subjek tidak lengkap/hanya bersifat permukaan/tidak ada respon dari
subjek/membingungkan/tidak relevan/tidak akurat.
Secondary questions ini sering disebut dengan probing atau follow-up questions.
Berikut ini adalah berbagai macam bentuk secondary questions :
a. Silent probes
Digunakan saat pewawancara merasa jawaban subjek tidak lengkap atau subjek
tampak menolak untuk melanjutkan respon.
Silent probes dapat ditandai dengan sikap pewawancara yang diam sesaat dan
menggunakan tanda non verbal yang tepat yang tujuannya adalah untuk
memotivasi subjek agar terus memberikan respon.
Silent probes juga dapat diartikan sebagai adanya minat dari pewawancara
terhadap apa yang dikatakan oleh subjek dan menghormati jawaban serta diri
subjek.
Silent probes juga dapat mengindikasikan adanya ketidak yakinan atau
keyakinan dan pemahaman atau ketidak pahaman terhadap apa yang dikatakan
subjek serta dapat menghindari terbentuknya sikap defensif dari subjek.
b. Nudging probes
Digunakan saat silent probes gagal dilakukan atau pewawancara merasa perlu
untuk menggunakan respon verbal untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan membalas respon subjek
atau menyambungnya dengan pertanyaan.
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 13
Contoh : ya…….. dan ? kemudian ….
Teruskan…. Selanjutnya ? silahkan dilanjutkan
Oh ya ? ehm…. ehm ……
c. Clearinghouse probes
Digunakan jika pewawanccara tidak yakin bahwa dirinya telah mengkorek
semua informasi penting dari subjek dan pewawancara juga sudah tidak
memiliki pertanyaan lebih lanjut yang sifatnya khusus yang dapat diajukan
pada subjek.
Tujuan dari probing ini adalah untuk memperjelas suatu topik yang sedang
dibahas.
Contoh : apakah ada hal penting lainnya yang belum saya tanyakan pada anda
Apakah ada hal-hal penting yang terlewati oleh saya
Sebelum kita teruskan pada masalah yang lain, apakah ada yang belum
kita
ungkap berkaitan dengan masalah ini
d. Informational probes
Digunakan jika pewawancara membutuhkan informasi atau penjelasan
tambahan. Probing ini dilakukan apabila :
Jawaban subjek bersifat permukaan
Contoh : coba ceritakan lebih lanjut mengenai ……..
Apa yang terjadi setelah ……..
Bagaiman reaksimu terhadap ……
Bagaimana perasaan ayah anda setelah mengetahui masalah …..
Jelaskan lebih lanjut pada saya kriteria mengenai …..
Apa yang anda katakan saat …….
Jawaban subjek membingungkan
Contoh : saya tidak yakin apakah saya memahami perkataan anda
Apa yang ada dalam pikiran anda saat ada mengatakan hal itu
Tolong jelaskan pada saya yang dimaksud dengan ………
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 14
Jawaban subjek tampak memberikan kesan suatu ekspresi perasaan atau
sikap
Contoh : mengapa anda merasa seperti itu
Apa sikap anda terhadap peristiwa tersebut
Seberapa kuat perasaan anda mengenai kejadian …..
e. Restatement probes
Jika subjek tidak menjawab pertanyaan primer atau subjek memberikan
informasi yang tidak berkaitan dengan pertanyaan pewawancara, maka,
daripada membuat pertanyaan sekunder akan lebih efektif jika pewawancara
mengulangi pertanyaan awal yang telah diajukan dan dapat disertai dengan
tekanan suara untuk menunjukkan bahwa pewawancara membutuhkan
jawaban subjek.
Contoh :
P : apa pendapat anda mengenai proposal pembangunan gedung di tempat
bersejarah tersebut
S : ya…. menurut saya hal ini berkaitan dengan masalah waktu, dimana banyak
tanggung jawab yang dipikul oleh pemerintah
P : lantas bagaimana dengan pendapat anda mengenai proposal tersebut
Jika subjek tampak menolak untuk menjawab atau tampaknya subjek susah
untuk menjawab maka pewawancara dapat mengulangi pertanyaan secara
lebih jelas dan mudah untuk dijawab
Contoh :
P : coba definisikan apa yang dimaksud dengan tanggung jawab
S : e…… tanggung jawab adalah …… e…. anu …..
P : dalam bahasa anda sendiri, apa arti tanggung jawab
f. Reflections probes
Yaitu pertanyaan yang merefleksikan jawaban subjek utnuk memperjelas
keakuratan antara yang diberikan subjek dengan yang diterima oleh
pewawancara.
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 15
Pastikan bahwa subjek paham jika pewawancara dalm hal ini sedang mencari
penjelasan dan verifikasi, serta tidak mengarahkan subjek pada jawaban yang
ingin didengar oleh pewawancara.
Contoh : apakah yang anda maksud seperti ini ………
Yang anda maksud fulan atau novi
Reflektif jugga dapat digunakan untuk memastikan ketidak jelasan
pewawancara
Contoh : apakah yang anda maksudkan bahwa diri anda telah berbuat curang
dalam ujian kemarin
g. Mirror probes
Yaitu untuk memastikan bahwa pewawancara memahami jawaban subjek atau
untuk memperjelas jawaban yang diberikan oleh subjek untuk menunjukkan
bahwa pewawancara paham terhadap informasi yang diberikan oleh subjek
secara akurat.
Contoh : baik, saya mengerti apa yang anda uraikan dan masalah yang anda
hadapi. Anda merasa bahwa …… dan anda sudah berusaha dengan melakukan
……tetapi anda belum puas dengan melihat hasilnya. Benar begitu ?
Wawancara/NoviaSintaR/2016. Page 16
C. Neutral and Leading Questions
Semua pertanyaan yang telah kita diskusikan di awal merupakan pertanyaan
netral, dimana subjek dapat menentukan jawaban yang akan ia berikan tanpa
adanya arahan atau tekanan dari pewawancara.
Sebaliknya leading questions adalah pertanyaan yang baik secara eksplisit maupun
implisit mengarahkan pada jawaban yang ditentukan atau diinginkan oleh
pewawancara.
Perbedaan pertanyaan antara kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Neutral Leading Anda suka kerang laut ? Sepertinya anda suka kerang laut ? Apakah anda akah menghadiri acara wisuda ?
Anda pasti akan menghadiri acara wisuda
Bagaimana rasanya tinggal di alam bebas
Apakah anda tidak suka tinggal di alam bebas
Bagaimana film sekuel ini jika dibandingkan dengan film yang terdahulu
Apakah anda lebih menyukai film sekuel ini daripada fim yang sebelumnya
Bagaimana pendapat anda mengenai aturan kerja yang baru ditetapkan itu
Bagaimana menurut anda mengenai aturan kerja yang bodoh itu
Coba ceritakan mengenai kebiasaan anda minum alcohol
Kapan terakhir anda mabuk
Apakah anda pernah mencontek saat ujian
Apakah anda sudah berhenti dari kebiasaan anda mencontek