meretas agama berkeadaban dalam …

14
Bookreview Judul Buku : M enusantarakan Islam ( M enelusuriJejak Pergumulan Islam Yang Tak Kunjung U sai S N u san tara j Penulis : Aksin Wijaya Pengantar : Prof. Dr. Kacung Marijan Penerbit : Nadi Pustaka, Yogyakarta Tahun : 2011 Tebal : xvi + 308 halaman MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM BINGKAIKEINDONESIAAN Yusdani PSIUHdanFIAIUn Email: [email protected] A Pendahuluan Islam sebagai suatu ajatan tentang kehidupan manusia merupakan suatu pandangan yang tidak diperdebatkan lagi di kalangan kaum muslimin. Akan tetapi bagaimana Islam itu dipahami dan diterapkan oleh pemeluknya dalam kehidupan, dalam konteks inilah, tedetak persoalan yang sebenamya. Karena Islam sebagai ajatan berasal dari wahyu itu tunggal tetapi polyinterpretable - pemahaman terhadap Islam itu beragam.1 Munculnya interpretasi yang beragam terhadap Islam tersebut disebabkan oleh betbagai faktor. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi dan membentuk pemahaman kaum muslim terhadap Islam. Situasi sosiologis, kulturaL, dan 1 Tim Penulis, Pam km m dan Peradaban Islam , Kata Pengantar Prof. Dr. Ahmad Syafio Maarif, (Yogyakarta: PSIUIT dan Safina Insania Press, 2007), hal. 105.

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

B o o k re v ie w

Judul Buku : M enusantarakan Islam

( M enelusuri J eja k Pergum ulan Islam

Y an g T a k Kunjung U sa i S N u san tara j

Penulis : A ksin W ijaya

Pengantar : Prof. D r. K acung Marijan

Penerbit : N ad i Pustaka, Yogyakarta

Tahun : 2011

T ebal : x v i + 308 halam an

MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM BINGKAIKEINDONESIAAN

Y u sd a n i

P S IU H d a n F IA IU n

Em ail: yusdani_m si@ yahoo.com

A Pendahuluan

Islam sebagai suatu ajatan tentang kehidupan m anusia m erupakan suatu

pandangan yang tidak diperdebatkan lagi d i kalangan kaum m uslim in. Akan

tetapi bagaim ana Islam itu dipaham i dan diterapkan o leh pem eluknya dalam

kehidupan, dalam konteks inilah, tedetak persoalan yang sebenam ya. Karena

Islam sebagai ajatan berasal dari w ahyu itu tunggal tetapi polyin terpretable -

pem aham an terhadap Islam itu beragam .1

M unculnya interpretasi yang beragam terhadap Islam tersebut disebabkan

o leh betbagai faktor. A da sejum lah faktor yang m em pengaruhi dan m em bentuk

pem aham an kaum m uslim terhadap Islam . Situasi sosio log is, kulturaL, dan

1 Tim Penulis, P a m km m dan P eradaban Islam , Kata Pengantar Prof. D r. Ahmad Syafio Maarif, (Yogyakarta: PSIUIT dan Safina Insania Press, 2007), hal. 105.

Page 2: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

648 Millah Vol. X I, No. 2, Februari 2012

intelektual, atau apa yang disebut A rkoun sebagai estetika penerim aan (aesthetics

o f reception), sangat betpengaruh dalam m enentukan bentuk dan isi pem aham an.2

K ecendenm gan intelektual yang berbeda-apakah m otifhya untuk

m engetahui makna doktrin yang sebenam ya, yang secara literer terekspresikan

dalam teks ( d irasa t rna f i an-nas),3 atau untuk m engetahui prinsip-prinsip umum

dati suatu doktrin, di luar eksptesi literer dan tekstaalnya4 ( d ira sa t m a haw la an­

nas) dalam upaya untuk m em aham i Islam dapat berujung pada pem aham an

yang beragam m engenai suatu doktrin. Karenanya, kendatipun setiap M uslim

m enerim a prinsip-prinsip um um yang tertuang dalam Islam , pem aham an

m ereka tentang ajaran Islam diw am ai perbedaan-perbedaan.5

M unculnya berbagai aliran (mazhab) dalam lapangan fiqh, teo log i, filsafat,

dan lain-lain dalam Islam , m isalnya, m enunjukkan bahw a ajaran-ajaran Islam

itu , m u ltiin terpreta tif — banyak penafsiran. W atak m ultiinterpretatif ini telah

berperan sebagai dasar dari kelenturan Islam dalam sejarah. D i sam ping itu, hal

yang dem ikian itu juga m engisyaratkan keharusan pluralitas dalam tradisi Islam .

Karena itu, sebagaim ana telah dikatakan oleh banyak pihak, Islam tidak bisa

dan tidak seharusnya dilihat secara m onolitik. H al in i berarti bahwa Islam yang

em pirik dan aktual-karena berbagai perbedaan dalam konteks sosial, ekonom i,

dan politik- akan berarti lain lagi bagi orang Islam lainnya. Sejalan dengan itu,

Islam akan dipaham i dan digunakan secara berbeda.6

B . Isla m N u san tara

K erangka pem ikiran bahwa Islam itu satu tetapi polyin terpretable -

pem aham an terhadap Islam itu beragam -tidak satu yang disebabkan berbagai

faktor di atas, dapat dipergunakan untuk m em aham i dinam ika pem ikiran Islam

2'lb id

3 Syafa’atun Al-Mirzanah dan Sahiron Syamsuddin (editor), P em ikiran H erm eneutika dalam

T ra d isi Islam R eader, ( Yogyakam: Lembaga Penelitian U IN Sunan Kalijaga, 2011); haLxiv,' Syafa’atun Al-Mirzanah dan Sahiron Syamsuddin (editor), P em ikiran H erm eneutika dalam T ra d isi

B a ra t R eader, ( Yogyakarta: Lembaga Penelitian U IN Sunan Kalijaga, 201 l).haLvii — xvii.

* Ib id .

sTim Penulis, P em ikiran dan P eradaban Isla m ,_, haL105-106.

6 Ib id , hal.106

Page 3: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: Meretas Agama Berkeadaban... 649

kontem porer di Indonesia. D alam kaitan ini, buku yang berjudul

M enusantarakan Islam M enelusuri Jeja k Pergum ulan Islam ya n g T a k K unjung U sai d i

N usan tara berusaha m em aham i pluralitas wajah Islam di Indonesia. D i sisi lain

penulis7 8 bennaksud m enyuguhkan pergum ulan Islam dan tiga kawasan

intelektual yang berbeda, yaitu pertam a,T im ur Tengah sebagai pusat peradaban

Islam, kedua , Barat sebagai pusat studi Islam orientalis, dan ketiga, Islam

nusantara yang menjadikan budaya lokal (setempat) sebagai m itra dialogis

Islam.9

M odel aliran Islam pertam a yang lahir dari T im ur Tengah mengambil

bentuk pcmaksaan. T im ur Tengah yang m enem ptakan Islam sebagai doktrin

teologis mem kasakan paham keislamannya yang berwajah Tim ur Tengah untuk

diberlakukan secara m um i di Indonesia, dengan cara menggantikan budaya

lokal dengan budaya Tim ur Tengah. Bahkan, sampai batas tertentu mereka

megggunakan kekerasan, baik kekerasan wacana, seperti sesat dan menyesatkan

m aupun kekerasan fisik, seperti penyerangan dan pem bunuhan terhadap

kelom pok yang tidak sepaham dengan mereka. Sedangkan m odel aliran Islam

kedua yang lahir dari Barat m enem patkan Islam sebagai obyek kajian kritis

keilmuan juga tidak bersih dari tindakan pem aksaan dan kekerasan, terutam a

7 Secata keseluruhan buku ini terdiri dari enam bab. Bab pertama Pendahuluan, Bab kedua Asal Usui dan Identitas Islam Arab mencakup Prosesi Kehadiran Islam di Semennajung Arab, Relasi Islam dan Tradisi Suku di Makkah, dan Relasi Islam dan Politik di Madinah. Bab Ketiga Prosesi Kehadiran Islam ke Nusantara Pergumulan Mencari Ruang Berseksistensi meliputi Nusantara dan Indonesia, Pergumulan Agama Lokal dan Agama Impor, dan Prosesi Masukya Islam ke Nusantara, Bab Keempat Wajah Islam Nusantara Pergumulan Merebut Dominasi membahas Pergumulan Islam Era AwaL, Pergumulan Islam Era Kolonial, Pergumulan Islam Era Kemerdekaan, dan Wajah Islam Nusantara, Bab Kelima Meretas Paradigma Baru Islam Nusantara menguraikan Islam Pribumi, Wajah Baru islam Nusantara, dan bab Keenam Penutup.

8 Aksin Wijaya dilahirkan di Sumenep Madura 1 Juli 1974, dan sekarang adalah dosen tetap pada STAIN Ponorogo. Penulis ini tetmasuk kategori dosen muda yang sangat produktif menulis tentang buku-buku keislaman.

9 Kacung Marijan,” Wajah Islam Nusantara” Pengantar dalam Aksin Wijaya, Menusantarakan Islam (Menelusuri Jejak Pergumulan Islam yang Tak Kunjung Usai di Nusantara), ( Yogyakarta: Nadi Pustaka, 201 l).haLviii

Page 4: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

650 Millah Vol XI, No. 2, bebruan 2012

berupa wacana, seperti m em beti label kelompok Islam tertentu dengan

fundam entalis, tradisionalis, dan irasionalis.10 11

Islam m odel aliran ketiga, Islam nusantara dengan pendirian tidak boleh

ada pemaksaan dan kolonialisasi dalam beragama, apalagi kekerasan. Model

Islam seperti ini sebagaimana telah dikemukakan di atas menjadikan budaya

lokal di Indonesia sebagai mitra dialogis Islam. M odel ini seperti dicontohkan

A bdurrahm an W ahid (Gus Dur) dengan Islam pribuminya.

C . Isla m P ribum i S eb a g a i Satu V arian

Dilihat dari semangamya, Islam pribumi pertam a kali dipelopoti

W alisongo, terutama Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga menggunakan budaya

setem pat dalam mendakwahkan Islam, seperti wayang. T entu saja, tidak berarti,

Sunan Kalijaga melupakan kem um ian Islamnya. Sebelum pem um ian dilakukan,

Sunan Kalijaga m em buat langkah strategis untuk m em udahkan Islam diterima

masyarakat setempat, yakni menjadikan budaya setem pat sebagai mitra dialogis.

Dalam konteks organisasi m odem , Nahdlatul Ulama (NU) dengan pondok

pesanrennya, m erupakan bayang-bayang Walisongo. Sedang secara teoritis, yang

yang memperkenalkan istilah Islam Pribumi pertam a kali adalah Kyai nyentrik

A bdurrahm an W ahid, yang akrab disapa G us D ur.”

Islam pribum i yang dirum uskan Gus D ur adalah suatu upaya melakukan

rekonsiliasi Islam dengan kekuatan-kekuatan budaya lokal, agar budaya lokal itu

tidak hilang. Budaya lokal sebagai kekayaan budaya tidak boleh dihilangkan,

dem i kehadiran agama. Akan tetapi tidak berarti, pribumisasi Islam

meninggalkan norm a agama demi terjaganya budaya lokal, melainkan agar

10 Kacung Marijan,” Wajah Islam Nusantara”....,haLviiL

11 Abdurrahman Wahid, cucu dari dua serangkai pcndiri NCJ, Kiai Hasjim Asj’ari dan Kiai Bisri Sjansuri, dilahirkan di Jombang pada tahun 1940. Ayah Abdurrahman Wahid, Kiai Wahid Hasjim, adalah putra Kiai Hasjim Asj’ari, dan ibunya, Soliehah, adalah putri Kiai Bisri Sjansuri, baca Greg Barton, Pemikiran Islam Liberal di Indonesia Pemikiran Neo-Modemisme NurcboUsh Madjtd, Djobatt Effendi, Ahmad Wahib, dan Abdurrahman Wahid 1968-1980, terj. Nanang Tahqiq (Jakarta: Kerjasama Paramadina dengan Pus taka Antara, Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford Foundation, 1999), haL 326.

Page 5: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: M eretas A gam a Berkeadaban... 651

norm a-norm a Islam itu m enam pung kebutuhan budaya, degan m em pergunakan

peluang yang disediakan variasi pem aham an terhadap nas. Juga bukan sebagai

upaya m ensubordinasikan sifat Islam nya. Tidak boleh budaya luar m erubah sifat

keasliannya. Y ang dipribum isasi adalah dim ensi budaya dari Islam yang terdapat

dalam Alquran. D engan m elihat kebutuhan konteks, m aka um at Islam dapat

m em ilih d im ensi apa yang televan untuk konteks tertentu dan d im ensi apa yang

tidak relevan.12

D . N a la r Is la m P rib u m i

B etitik-tolak dati Islam ptibum inya G us D ur, penulis buku in i m encoba

m enaw atkan Islam yang leb ih spesifik dan praksis, yaitu Islam antroposentris-

tran tform atif m em pakan kategori Islam yang m enjadikan m anusia dan

kehidupannya sebagai titik senttal pem bahasan dan keberpihakannya. K ategori

in i sebagai law an dari Islam teosentris-es'katobgs m em pakan Islam yang

m enjadikan Tuhan dan kehidupan akhirat sebagai titik sentral pem bahasan dan

keberpihakannya.13

Secara leb ih rinci nalar Islam pribum i dalam pem bahasan buku ini

m em pergunakan pendekatan h istoris-sosiologs dan betpijak pada tiga tem a besar,

yaitu universalism e Islam , kosm opolitanism e Islam , dan p rib u m isa si Islam . K etiga tem a

in i saling terkait satu sam a lain, tetapi berbeda dari segi wataknya. D ikatakan

saling terkait karena ketiganya bersifat deduktif, dengan pola piram ida terbalik.

D ikatakan berbeda w atak karena universalism e Islam berwatak teoritis,

kosm opolitanism e berwatak d ia lo g s, dan pribum isasi Islam praksis.

K osm opolitan ism e m em pakan konsep m engenai sikap keterbukaan Islam

untuk berdialog dengan petadaban, sedangkan pribum isasi Islam adalah bentuk

p ra k s is dari sikap keterbukaan tersebut yang terwujud dalam bentuk dialog

12 A ksin W ijaya, M enu san tarakan Islam (M enelusuri J e ja k B ergum ulan Islam y a n g T a k K unjung

U sa t d i N u sa n ta ra ) , Pengantar P rof. D r. K acung Marijaxi, ( Yogyakarta: N adi Pus taka,2011).haL196 —197..

,3m JsaL190.

Page 6: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

652 Millah Vol. X I, No. 2, Februari 2012

peradaban Islam dengan peradaban lokal di Indonesia. Y ang terakhir inilah yang

kem udian dikenal sebagai Islam Pribum i.14

E . M a n ifesta si Isla m P rib u m i

U niversalism e Islam m enam pakkan diri dalam berbagai m anifestai ajaran-

ajarannya yang m eliputi fiqh, tauhid, tasw uf, dan lain-lain, yang kesem uanya ini

m enam pilkan kepedulian yang faesar terhadap m anusia.Prinsip-prinsip seperti

persainaan derajat di depan hukum dan undang-undang, perlindungan w aiga

masyarakat dari kezalim an dan kesew enang-w enangan, penjagaan hak-hak kaum

lem ah dan yang m enderita kekurangan, serta pem batasan w ew enang para

pem egang kekuasaan, m enunjukkan kepedulian Islam terhadap m anusia. Dalam

kaitan in i terlihat dengtan jelas bahwa universalism e Islam m enem ptkan

m anusia sebagai makhluk m ulia yang harus dtbela, Islam adalah agama yang

m em bela m anusia.15

D i antara m anifestasi universalism e Islam dalam pem belaannya terhadap

m anusia adalah adanya litna buah jaminan yang secara asasi ada pada m anusia,

yaitu jaminan keselam atan m ansusia dari tindakan badani di luar ketentuan

14 Ib id . Untuk menjelaskan fenomena iiu dapatdipergunakan pertam a T eo ri E vo lu si yaitu suatu teori yang menyatakan bahwa perkembangan suatu kultur bermula dari tingkat yang sederhana.menuju pada tingkat yangsem pum a, secara berangsur-angsur dan perlahan-Iahan, seimbang dengan kondisi dan situasi alam sdritar serta bergerak secara terbuka dalam ard dapat menerima pengaruh-pengaruh dari luar yang lebih h e sm b a n ^ -{su rv iv a l a c tiv itie s). David B. Guralnik, W ebster’s N ew W o rld T H c& onatyoftbe A m erican la n g u a g e ( Cleveland & N ew York: The World PubHshingGompany,1966), haL 498 dan 748. K edua, T eori T ri-k o n yaitu sebuah teori yang menjelaskan dasar>dasar pemikiran pada suatu ptinsip. bahwa kebudayaan suatu bangsa itu mengalami suatu perkembangan, jika situasi dan kondisim em berikansuatudukungan terhadap kemungkinan-kemungldpan berkem bangiya budaya' itW*-TereetakaauTaman Siswa, B u ku

P eringatan T am an S isw a 6 0 . T abun 1 9 2 2 -1 9 8 2 ( Yogyakarta:,Percetakan Taman Siswa, 1982), haL.46, fihat juga PanitiaPenerbitan, K arya K i H a d fa r D ew an tara bagtan 17 A : K ebudayaan ( Yogyakarta: Madjelis Luhur Persatuan T am m S isw a ,1967),h aL 95 ,d an Ignas Kleden, " Kebudayaan: Agenda buatDayaapta":dalam Pr£f«M N o .l ,1985 Th XTV, Jakarta: LP3ES), haL73-88, menjelaskan kon sen trisitas menekankan adanya suatu inti (sentrum) dan darimana suatu perkembangan budaya mulai digerakkan; pengembangan in i pada tahap lebih lanjut akan kembali memperkuat inti tetsebtit, K o n tin u ita s menunjukkan perkembangan suatu kebudayaan dalam waktu: hark ini adalah lanjutan hari lampau, dan akan berlanjut ke hari esok, KonveigenA

menunjuk gerak kebudayaan dalam ruang, kebudayaan nasional bersama-sama dengan kebudayaan; bangsa Iain, akan menuju ke satu kebudayaan dunia-kebudayaan manusia. Soerjono Soekanto, Sociology S u atu P engantar { Jakarta:; PT. Raja Grafindo Persada, 1994), haL 55-56.

15 Ib id , haL190 —191.

Page 7: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: M eretas A gam a Berkeadaban. .. 653

hukum , keselam atan keyakinan agama m asing-m asing individu tanpa ada

paksaan untuk berpindah agama, keselam atan harta benda dan m ilik pribadi dari

gangguan atau penggususran di luar prosedur hukum , dan keselam atan hak

m ilik dan profesi.16

Jam inan keselam atan fisik m engharuskan adanya pem erintahan

berdasarkan hukum , dengan perlakuan kepada sem ua warga tanpa kecuali sesuai

dengan haknya m asing-m asing. Jam inan keyakinan keagam aan m elandasi

hubungan antarwarga masyarakat tas dasar sikap saling m enghorm ati, sehingga

m endorong tum buhnya sikap tenggang rasa, saling pengertian yang besat, dan

sikap toleransi. Jam inan keselam atan keluiarga dan keturunan m enam pilkan

sososk m oral keluarga yang kuat, karena keluarga m erupakan organ vital dari

kehidupan bermasyarakat, Jam inan keselam atan harta benda m erupakan sarana

berkem bangnya hak-hak individu secara wajar dan proporsional, terutam a

dalam kaitannya dengan' masyarakat secara um um . Jam inan hak profesi

m enciptakan kebebasan bagi individu untuk m em iliki dan m em ilih profesi,

dengan resiko dan tanggung jawabnya sendiri.17

K arena ptinsip dan m anifestasi universalism e Islam itu m asih bersifat

teoritis, maka pedu diim bangi dengan sikap keterbukaan terhadap peradaban

lain. Sikap keterbukaan itu secara historis telah dicontohkan sejak zam an N abi

M uham m ad ketika m engprganisir m asyarakat di M adinah, dan para pem ikir

m uslim yang acapkali berdialog dengan ptinsip keterbukaan dengan peradaban

luar, seperti peradaban Yurtani. K etika itu , peradaban Islam saling m enyerap

dengan peradaban lainnya. Islam akhim ya kaya dengan disiplin keilm uan,

sehingga m uncullah disiplin jBlsafat, filsafat hukum Islam , tasaw uf falsafi,

falsafah kalam , term asuk qiyas yang biasa digunakan dalam tradisi usul fiqh.18

Sikap keterbukaan dengan peradaban luar tersebut di atas, m enjadikan

Islam sebagai peradaban kosm opolitan. D alam kosm opolitanism e Islam , batas-

batas etn is m enjadi hilang, pluralitas budaya sem akin m enguat, dan realitas

^ Ib id , haL191.

17 Ib id , haL191-192.

w Ib id , haL192, lebih detil dapat dibaca M. Arkoun, a l-F ik r a l-U su b w a Istib a la t a l-T a 'stl

N a b w a T a rik b . Terjemahan Hashim Salih (Beirut D ar al-Saqi, 2002).

Page 8: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

654 Millah Vol. X I, No. 2, Februari 2012

politik sem akin heterogen. Bahkan, kosm opolitanism e itu m enampakkan Hiri

dalam bentuk kehidupan beragama yang eklektik. Eklektisism e itu m uncul tiari

dialog terbuka Islam dengan perdaban luar. D ari pandangan keagamaan yang

eklektik itu, kosm opolitanism e Islam m enunjukkan jati dirinya yang berbeda;

dengan kosm opolitanism e lainnya. Sebab, dengan sikap terbuka itu , seorang

m uslim pada gilirannya akan melakukan koreksi terhadap budayanya sendiri, -

sem bari m em pertim bangkan budaya luar, atau m engoreksi budaya luar dan

m erum uskan budayanya sendiri,19 dan inilah yang disebut dengan proses cu ltu ral

cross civilisa tion atau penyuburan silang budaya, guna m enghasilkan budaya

hibrida yang lebih unggul dan lebih tangguh.20

Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa kosm opolitanism e Islam itu akan

tercapai pada ritik optim al manakala tercapai keseim bangan antara

kecenderungan norm atif kaum m uslim in dengan kebebasan berpikir. N orm a-

norm a agama agama tetap dijadikan pijakan dalam berfikir, tetapi jangan sampai

m em belenggu kebebasan berfikir. Sebaliknya, jangan sam pai kebebasan berfikir

m eninggalkan agama. Jika keseim bangan antara kecenderungan norm atif dan

kebebasan berfikir itu terjadi, maka peradaban yang m uncul adalah

kosm opolitanism e kreatif. Karena di dalamnya, setiap individu m em punyai

in isiatif sendiri untuk m encari wawasan tetjauh dari keharusan berpegang pada

kebenaran.21

Sebagaimana telah diuraikan di muka bahwa Islam pribum i m erupakan

suatu upaya untuk m elakukan rekonsiliasi Islam dengan kekuatan-kekuatan

budaya lokal, agar budaya lokal itu tidak hilang. Budaya lokal sebagai kekayaan

budaya tidak boleh dihilangkan, dem i kehadiran agama. A kan tetapi tidak

berarti, pribum isasi Islam m eninggalkan norm a agama dem i terjaganya budaya

lokal, m elainkan agar norm a-norm a Islam itu m enam pung kebutuhan budaya,

d e n g a n m em pergunakan peluang yang disediakan variasi pem aham an terhadap

19 Ib id , hal.192 - 193.

20 Budhy Munawar-Rachman, “ Epilog” dalam Ahmad Gaus AF, A p t Islam N unhoU sh

M a d jid J o h n H idu p Seorang V ision er, Pengantar Yudi Lati£ Epilog: Budhy Munawar Rachman, (Jakarta: Kompas, 2010), haL366.

zlAksin Wijaya, M enusantarakan Islam ....,haL193.

Page 9: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: M eretas A gam a Berkeadaban... 655

nas.22 Juga bukan sebagai upaya m ensubordinasikan Islam dengan budaya lokal,

karena dalam pribum isasi Islam , Islam ham s tetap pada sifat Islam nya. Tidak

boleh budaya luar m em bah sifat keasliannya. Y ang dipribum isasi adalah dim ensi

budaya dari Islam yang terdapat dalam Alquran.23 D engan m elihat kebutuhan

22 Tnilah esensi kaidah usul fiqh A k A d a b M u h akkam ab, baca As-Suyuti, a l-A syb a h w an

N a^ az'r ( M esin Mustafa al-Halabi,1938), haL91, A l-M a 'n tfU tfa n k a a l-M a syru t S yar'an , a s-S a b it b il-

U rfk a a s -S a b itb in -N a s , lihatbaca As-Sarakhsi,a l-M a b su tJ M esin Dar as-Sa'adah, 1331), hal. 196.,. dan a l- A d a t Ib d a a l-H u ja j a sy-S yadiayab ja m la nassa J ib . Lihat Ibnu Abidin, B a d d u l M u k h ta r

(Mesin al-Amiriyah,1344), haL152Akh. Minhaji, Islam ic L a w a n d L o ca l T rad ition A S ocio -H istorica l

A pproach . Yogyakarta: Kumia Kalam Semesta Press, 2007, Ahmad Salehudin, S a tu D usu n T iga

M a jid A n o m a li Ideologfsasi A g a m a dalam A gam a. Yogyakarta: Pilar Media, 2007. Abdul Munir Mulkhan, N eo-Su fism e dan P udarnya Fssndam entaSsm e d i P edesaan (Yogyakarta: UII Press, 2000), haL 36.-37, Ahmad Azhar Basyir, N iq a m a l-M ira s f i Indonesia, Tesis Magister belum diterbitkan. Cairo: Cairo University,1965, Ahmad Azhar Basyir, H u ku m A d a t bags U m at Islam . Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, 1990, Ahmad Abd. Syakur.LvW dan K ebudayaan

S a sa k : S tu ds ten tan g A k u ltu ra si N ila i-N ila i Islam h e dalam K ebudayaan S a sa k , belum diterbitkan. Yogyakarta: Pascasarjana IA IN Sunan Kalijaga, 2002. Amin Abdullah, D in a m ik a Islam K u ltu ra k

P em etaan a ta s W acana K eislam an K ontem porer. Bandung: Mizan, 2000. Ramo Lukito, Pergum ulan

A n ta ra H u ku m Islam dan A d a t d i Indonesia (Jakarta: IN IS, 1998), hal. 3. Baca juga N oel J. Coulson, ConJUcts a n d T ensions in Islam ic Jurisprudence, ( Chicago & London: The University o f Chicago Press, 1969). Dalam buku ini dijelaskan bahwa fiqh merupakan hasil tarik-menarik antara aspek Revelation and Reason, haL3-19, antara Unity and Diversity, hal.20-39, antara Authoritarianism and liberalism , haL40-57, antara Idealism and Realism, hal.58-76, antara Law and Morality, haL77-95, dan antara Stability and Change, haL 96-116. Zakiyuddin Baidhawy dan Mutohharun Jinan (editor), A g a m a dan P lu raB tas B udaya L o k a l ( Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2003)JiaL104-105. M.A. Tihami, A n trypology F iq h ( G am baran ten tan g Isya ra t dan P en dekatan ) Pidato Pengukuhan Guru Besat Tetap dalam Ilmu Fiqh pada Jumsan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri “ Sultan Maulana Hasanuddin Banten’ Serang, 28 Agqstus 1999 ( Banten Serang: STAIN Sultan Maulana Ilasanuddin, 1420/1999), haL27-28.

23 Khalil Abdul Karim, al-Ju^ ur a t-T a rik h iya h U asy-S yariab a l-Islam iyah , (Cairo: Dar al- Sina,1990) menjelaskan respons Alquran terhadap kehidupan masyarakat jahiliah yang ada saat itu dapat dibagi menjadi tiga bagian. P ertam a, ia mempertahankan suatu tradisi yang dimiliki masyarakat jahiliah, misalnya hukum potong tangan bagi pencuri, baik laki-laki maupun perempuan. Artinya, hukum potong tangan bagi pencuri sudah dikenal di tengah masyarakat Arab pra-Islam yang kemudian dipertahankan oleh Islam. Secara substansial dan material, di situ tidak ada perbedaan antara hukum potong tangan yang berlaku pada masyatakat Arab jahiliah dan hukum potong tangan yang ditetapkan oleh Islam. Kalaupun ada yang berbeda, hanyalah sumbemya. Hukum potong tangan yang diberlakukan masyarakat Arab pra-Islam bersumber dari tradisi masyarakat yang sudah betjalan ratusan tahun. Ketika Islam turun, hukum tersebut dipertahankan, dengan mengalihkan sumbemya dari tradisi masyarakat Arab pada wahyu Allah SWT. (Alquran). K edua, Alquran mempertahankan sebagian dari tradisi pra- Islam dan m enolak sebagian lainnya, misalnya dalam hukum poligam i. Poligami bisa berarti

Page 10: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

656 Millah Vol. XI, No. 2, Februari 2012

konteks, maka um at Islam dapat memilih dimensi apa yang relevan untuk

konteks tertentu dan dimensi apa yang tidak relevan pada konteks tertentu pula.

F . P en u tu p

Buku ini m erupakan pengembangan lebih lanjut dari kertas kerja penulis

dalam matakuliah Sejarah Isiam N usantara di Jurusan U shuluddin STAIN

Ponorogo dan hasil penelitian kom petirif individual D epag RI. Nilai lebih buku

ini terletak pada penyuguhan proses dan tawaran solusi epistemologis dalam

pembacaan atas pemikiran Islam di Indonesia kontem porer.

Secara keseluruhan, fokus pem bahasan buku ini tentang Islam Pribum i ala

G us D ur, pemikiran Islam merupakan pemikiran Islam yang lahir untuk

membela kepentingan rakyat secara keseluruhan, dan untuk menjaga pluralitas,

baik budaya, etnis, m aupun agama. Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap

kemaslahatan rakyat secara keseluruhan, pemikiran ini m encanangkan tegaknya

demokrasi dan penegakati hukum tanpa pandang bulu. Hak-hak warga Negara

harus menjadi pijakan utama dalam demokrasi dan penegakan hukum.

poliandri (seorang perempuan bersuami lebih dari satu) dan poligini (seorang laki-laki beristri lebih dari satu). Poligami dalam arti pertama (poliandri) dihatamkan oleh Islam, sedangkan dalam arti yang kedua (poligami) diterima dengan pembatasan. Jika sebelum dan di awal Islam seorang laki-laki boleh memilild istri dalam jumlah yang tidak terbatas, Islam membatasinya hanya empat o ta n g .K etig a , Alquran menghapus suatu tradisi yang beriaku pada masyarakat Arab jahiliah, misalnya riba. Seperti diketahui, perekonomian masyarakat Arab pra-Islam berada di tangan para saudagar kaya yang bersikap sangat zalim terhadap rakyat kecil dan kaum lemah dengan, misalnya membedakukan sistem riba. Melalui sistem ini golongan yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin dan tertindas. Ketika seorang miskin meminjam uang dengan sistem riba, seringkali dia tidak dapat melunasi utangnya. Kalau sudah begitu, dia dirampas dan dijadikan budak. Tidak jarang pula yang dirampas adalah istri atau anak-anak perempuannya. Dengan demikian, perbudakan pada masyarakat Arab pra-Islam tetkait erat dengan sistem ekonom i yang beriaku di tengah-tengah mereka. Islam mengharamkan riba dan membedakukan pinjam-meminjam dengan sistem m udarabah (bagi hasil), lalu mengatasi masalah perbudakan yang menjadi akibat sistem riba dengan kewajiban membebaskan budak sebagai hukuman atas pelanggaran-pelanggaran tertentu agama Islam, misalnya tebusan untuk suatu pembunuhan atau denda bagi orang yang melakukan hubungan seksual dengan suam i/istri di siang hari bulan Ramadan.

Page 11: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: M eretasA gam a Berkeadaban. .. 657

A tas dasar itu, pem ikiran Islam di atas acapkali m engkritisi pem erintah

yang bedaku tidak adil kepada kalangan m inoritas, begitu juga tethadap

H n d ak an m uslim m ayoritas yang m elakukan tirani m ayoritas. Pem ikiran Islam

in i m em bela penganut Ahm adiyah, m em bela agama m inoritas seperti

K onghucu, m enolak Pom ografi yang konon m erusak m oralitas bangsa, dan

m em bela Inul Daratista. M ereka adalah masyarakat bawah yang haras dilindungi

dan ketertindasan. Bukan hanya dalam perspektif dem okrasi, tetapi juga Islam .

Pluralism e dalam pandangan tokoh penggagas Islam Pribum i ini bertolak

dari paham ke-Islam annya yang dikenal dengan Islam pribum i atau Islam

kerakayatan. K epentingan rakyat m enjadi tum puan utam a Islam yang

ditawarkan Islam Pribum i. N am un penting dicatat, Islam Pribum i tidak

m em bela rakyat dalam konteks benar dan tidaknya keyakinan mereka,

dijam in oleh U ndang-U ndang dasar dan sekaligus juga dijam in oleh pandangan

dunia Islam .

D engan begitu, Islam Pribum i m enawarkan ide-ide keislam an yang

bersedia m engakom odir khazanah budaya lokal, m enghargai pluralism e,

m ewujudkan kultur Islam yang inklusif, toleran, inklusif, dan dam ai, yang d a la m

G agasan Islam seperti in i dapat dijadikan altem atif m enghindari atau

m em inim alisir kekerasan atas nam a agama yang sering m uncul dalam kehidupan

bangsa ini.

DAFTAR PUSTAKA

A bdullah, A m in.2000. D in am ika Islam K u ltu ral: Pem etaan a ta s W acana K eislam an

Kontem porer. Bandung: M izan.

A bidin, Ibnu.1344. R addu lM u kh tar. Mesir: al-Am iriyah.

m elainkan hak seseorang dalam m eyakini agamanya, dan dalam m em ilih profesi. Sebab, dalam pandangan Islam Pribum i, hak keyakinan dan m e m ilih profesi

dem okrasi dalam konteks dinam ika kebangsaan dan keindonesiaan m asa kini.

O leh karena itu , Islam Pribum i sebuah ide diyakini o leh banyak pihak m ampu

bahasa agama disebut dengan agam a berkeadaban ya n g rahm atan HI alam ien.

Page 12: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

658 Millah Vol. X I, No. 2, Februari 2012

Al-M irzanah, Syafa’atun dan Sahiron Syam suddin (editor) .2011 .P em ikin

H erm eneutika dalam T ra d isi Islam Reader. Yogyakarta: Lem baga Penelitiz

U IN Sunan Kalijaga.

Al-M irzanah, Syafa’atun dan Sahiron Syam suddin (editor) .2011 .P em ikin

H erm eneutika dalam T rad isi B a ra t Reader. Yogyakarta: Lembaj

Penelitian U IN Sunan Kalijaga.

Arkoun, M ..2002. a l-F ik r a l-U su li w a Istih a la t a l-T a ’silN a h w a T arikh . Terjemahs

H ashim Salih. Beirut: D ar al-Saqi.

Baidhawy, Zakiyuddin dan M utohharun Jinan (editor) .2003. A gam a dan P lu ra lii

B udaya L o k a l. Surakarta: Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosi

U niversitas M uhammadiyah Surakarta.

Barton, G reg.1999. P em ikiran Islam L ib era l d i Indonesia P em ikiran N eo-M odernist

N urcholish M adjid , D joban E ffen di, A h m a d W ahib, dan A bdu rrahm an W aht

1 9 6 8 -1 9 8 0 , terj. N anang Tahqiq Jakarta: Kerjasama Paramadk

dengan Pustaka Antara, Yayasan Adikarya IK A PI dan T he Foi

Foundation.

..Basyir, Ahm ad A zhar.1965. N i^ am al-M iras j i Indonesia, T esis M agister belui

diterbitkan. Cairo: Cairo University.

Basyir, A hm ad A zhar.1990. H u ku m A d a t b a g U m at Islam . Yogyakarta: Fakult

H ukum U niversitas Islam Indonesia.

C oulson, N o e l J..1969. C onflicts an d Tensions in Islam ic jurisprudence. Chicago >

London: T he U niversity o f Chicago Press.

Guralnik, D avid B ..1966. W ebster3s N ew W orld D ictionary o f the A m erican Languai

C leveland & N ew York: T he W orld Publishing Com pany, 1966. hlr

498 dan 748.

Karim, K halil AbduL 1990. al-Ju^ur at-T arikh iyah li asy-Syariah al-Islam iyah , Cam

D ar al-Sina.

K leden, Ignas.1985." Kebudayaaru A genda buat Dayacipta" d a la m P rism a N o

,1985 T li X1Y, Jakarta: LP3ES, hlm .73-88.

Lukito, R atno.1998. Pergum ulan A n ta ra H u kum Islam dan A d a t d i Indonesi

Jakarta: IN IS.

Page 13: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

Book Review: M eretas A gam a B erkeadabati... 659

Marijan, K acung.2011.” W ajah Islam N usantara” Pengantar dalam A ksin

Wijaya, M enusantarakan Islam (M enelusuri J e ja k Pergum ulan Islam y a n g T a k

Kunjung U sa i d i N u san tara ) . Yogyakarta: N ad i Pustaka.hlm .viii.

M inhaji, A kh..2007. Islam ic I m w an d Ijo c a l T radition A S ocio-H istorica l A pproach .

Yogyakarta: K um ia Kalam Sem esta Press.

M ulkhan, A bdul M unir.2000. N eo-Sujism e dan P udam ya F undam entalism e d i

Pedesaan .Yogyakarta: U II Press.

Panida Penerbitan.1967. K arya K i H a d ja r D ew an tara bagian I I A : K ebudayaan.

Yogyakarta: M adjelis Luhur Persatuan Tam an Siswa.

Percetakan Tam an Sisw a.1982. B u ku P eringatan Tam an S isw a 6 0 Tahun 1922-

1 982 . Yogyakarta: Percetakan Tam an Siswa.

Rachm an, Budhy M unaw ar-.2010.“ E pilog” dalam A hm ad G aus A F , A p i Islam

N urcholish M a d jid Jalan H idu p Seorang V ision er, P engantar Y udi Latif,

E pilog: Budhy M unawar Rachm an. Jakarta: K om pas. hlm .366.

Salehudin, A hm ad.2007. S a tu D usun T iga M a sjid A n o m a li Ideologisasi A garn a dalam

A gam a. Yogyakarta: Pilar M edia.

Sarakhsi, A s-. 1331. al-M absu t. Mesir: D ar as-Sa'adah.

Soekanto, Soerjono.1994. Sosiologi S u a tu Pengantar. Jakarta: PT. Raja G rafindo

Persada.

Suyuti, A s-.1938. a l-A sybah w an N a^ a ir. Mesir: M ustafa al-H alabi.

Syakur, A hm ad A bd..2000. Islam dan K ebudayaan S a sa k : S tu d i ten tang A k u ltu ra si

N ila i-N ila i Islam k e dalam K ebudayaan S a sa k , belum diterbitkan.

Yogyakarta: Pascasarjana IA IN Sunan Kalijaga.

T iham i, M .A ..1999. A n tropo log i F iqh ( G am baran ten tang Isya ra t dan P endekatan)

Pidato Pengukuhan G um Besar Tetap dalam Ilm u F iqh pada Jum san

Syari’ah Sekolah T inggi A gam a Islam N egeri “ Sultan Matdana

H asanuddin B anten’ Serang, 28 A gustus 1999. B anten Serang: ST A IN

Sultan M aulana H asanuddin, 1 4 2 0 /1 9 9 9 .

T im Penulis.2007. P em ikiran dan Peradaban Islam , K ata Pengantar Prof. D r.

A hm ad Syafii M aarif. Yogyakarta: PSI U II dan Safiria Insania Press.

Page 14: MERETAS AGAMA BERKEADABAN DALAM …

660 Millah V o l X I, No. 2, Februari 2012

Wijaya, Aksin.2011 JSdenusantarakan Islam (M enelusuri Je ja k Pergumulan Islam yang

T a k K unjung U sai d i N usantara ) , Pengantar Prof. D r. Kacung Marijan.

Yogyakarta: N adi Pustaka.