meristem dan jaringan dasar

10
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN DASAR TUMBUHAN Nama : Elya Agustina Nim : 1210702021 Tanggal Praktikum : 14 April 2012 Pukul : 09.20- 11.50 WIB Tanggal Pengumpulan Laporan : 20 April 2012 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

Upload: elya-agustina

Post on 15-Dec-2014

335 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Meristem Dan Jaringan Dasar

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN DASAR TUMBUHAN

Nama : Elya Agustina

Nim : 1210702021

Tanggal Praktikum : 14 April 2012

Pukul : 09.20- 11.50 WIB

Tanggal Pengumpulan Laporan : 20 April 2012

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2012

Page 2: Meristem Dan Jaringan Dasar

JARINGAN MERISTEM DAN JARINGAN DASAR TUMBUHAN

Hari/ Tanggal Praktikum : Sabtu, 14 April 2012

Waktu Praktikum : 09.20-11.50 WIB

Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi UIN SGD Bandung

1. Tujuan

- Melihat jaringan meristem pada ujung akar dan batang

- Melihat macam-macam bentuk parenkim

2. Dasar Teori

Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda

atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan

terdiri dari jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim,

sklerenkim, xilem, dan floem (Brotowidjoyo, 1989).

Jaringan meristem adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang

mempunyai sifat membelah diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya

kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan

muda yang sel-selnya selalu membelah atau bersifat meristematik. Fungsi sel

meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama relatif, kaya protoplasma,

umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).

Menurut Kertasapoetra (1991), jaringan meristem adalah jaringan yang

sel-sel penyusunnya mampu terus-menerus membelah diri dan merupakan sel

muda yang belum mengalami diferensiasi atau spesialisasi. Terdapat pada

lembaga (embrio), ujung batang, kuncup, kambium, dan ujung akar. Ciri-cirinya

adalah berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil dan

tersebar di seluruh protoplasma, inti besar dan plastidanya berupa protoplastida.

Pada lembaga/ embrio, jaringan meristem ini tumbuh membentuk jaringan-

jaringan lain. Pada ujung akar, ujung batang dan kuncup menyebabkan terjadinya

pertumbuhan tumbuhan.

Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak

di ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan

meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992).

Page 3: Meristem Dan Jaringan Dasar

Parenkima adalah jaringan dasar yang utama. Sel-sel parenkim ditemukan

pada akar dan batang terutama sebagai pengisi bagian korteks, daun, bunga, buah,

dan biji (Woelaningsih, 1987). Parenkim di daun yang berfungsi sebagai tempat

berlangsungnya fotosintesis disebut juga klorenkima, yaitu jaringan mesofil, yang

mencakup jaringan tiang/ palisade dan jaringan spons. Disebut klorenkima karena

ia mengandung klorofil. Fungsi jaringan parenkim menurut (Campbell, 2002)

diantaranya jaringan yang berklorofil untuk berfotosintesis, untuk transportasi

ekstrafasikuler, tempat penyimpanan makanan cadangan.

Sel parenkim dapat mempertahankan kemampuannya untuk membelah

sehingga berperan penting dalam proses menutup luka atau regenerasi sel. Sel

parenkim juga dapat bergabung dengan sel-sel yang lain sehingga membentuk

jaringan yang kompleks. Ciri-ciri jaringan ini adalah selnya hidup, dinding selnya

tipis, ada yang mengandung kloroplas, banyak dan besar, sel-selnya berukuran

besar, dan letak sel tidak merapat (Kertassapoetra, 1991).

Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila

lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat pada bagian

kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma biji.

Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada parenkim xilem,

parenkim floem, dan jari-jari empulur. Ciri utama sel parenkim adalah memiliki

dinding sel yang tipis, serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan,

seperti pada parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan

mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain adalah sel-

selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya membulat (Anonim,

2008).

Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang antarsel ini

berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim dengan udara luar. Sel

parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk berlangsungnya proses fotosintesis,

penyimpanan makanan dan fungsi metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi

sesuai dengan fungsinya, misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak

mengandung kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam

ini disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim

berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal (amilum).

Page 4: Meristem Dan Jaringan Dasar

Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling banyak menyusun

jaringan tumbuhan. Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan

terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel

parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena itu

disebut jaringan dasar (Anonim, 2008).

3. Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan Jumlah

Mikroskop 1 buah Tangkai daun Eichornia

crassipes (eceng gondok)

1 batang

Pipet tetes 1 buah Daun Canna sp. (Bunga

Tasbih)

1 lembar

Kaca objek 5 buah Daun Pinus merkusii

(pinus)

1 lembar

Kaca penutup 5 buah Daun Pilihan 1 lembar

Kuas halus 1 buah Akar Aloe sp. (Lidah

Buaya)

Jarum preparat 1 buah

Silet 1 buah

4. Prosedur Kerja

alat dan bahan disiapkan

bahan-bahan disayat dengan silet atau cutter

hasil sayatan disimpan dalam kaca objek

sayatan ditetesi dengan air

ditutup dengan kaca penutup

diamati dibawah mikroskop dan digambar ciri-ciri meristem yang terlihat pada bahan-bahan tersebut, dan jaringan parenkim yang

terdapat pada preparat tersebut

Page 5: Meristem Dan Jaringan Dasar

5. Hasil Pengamatan

Gambar Keterangan

a. Akar Aloe vera (Lidah buaya)

Perbesaran 10 x 10

1. Dermatogen

2. Flerom

3. Periblem

b. tangkai daun Eichornia

crassipes (eceng gondok)

Perbesaran 10 x 10

1. Aerenkim

2. Sel-sel parenkim

c. Daun Cana sp. (bunga tasbih)

Perbesaran 16 x 10

1. Actinenkim

2. Sel parenkim

1

2

3

1

2

1

2

Page 6: Meristem Dan Jaringan Dasar

d. Daun Pinus merkusii (pinus)

1. Mesofil

2. Stomata

e. Daun kunyit (adaksial)

Perbesaran 10 x 4

1. Sel parenkim

2. Aerenkim

3. Epidermis

6. Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui jaringan meristem

pada akar dan batang serta mengetahui macam-macam jaringan meristem.

Menurut Woelaningsih (1987), secara garis besar jaringan penyusun tumbuhan

dapat dibedakan menjadi jaringan meristem, jaringan dasar (parenkima), jaringan

pelindung (epidermis), jaringan penguat, jaringan pengangkut, dan jaringan

sekretori. Adapun bahan yang digunakan pada pengamatan jaringan meristem

menggunakan akar Aloe vera (lidah buaya), sedangkan pada pengamatan jaringan

meristem digunakan berbagai jenis daun dan tangkai daun, diantaranya Daun

Canna sp. (Bunga Tasbih), Daun Pinus merkusii (pinus), daun kunyit dan

tangkai daun Eichornia crassipes (eceng gondok). Sampel tersebut digunakan

karena memiliki jaringan meristematik dan jaringan parenkim yang terlihat jelas

sehingga lebih mudah dalam membedakan jenis-jenis jaringan yang ada pada

tumbuhan tersebut.

1

2

3

1

2

Page 7: Meristem Dan Jaringan Dasar

Pengamatan pertama dilakukan pada akar Aloe sp., akar digunakan karena

pada jaringan akar terdapat pembelahan meristemarik. Menurut Kertassapoetra

(1991), jaringan meristem adalah jaringan yang sel-sel penyusunnya mampu

terus-menerus membelah diri dan merupakan sel muda yang belum mengalami

diferensiasi atau spesialisasi. Terdapat pada lembaga (embrio), ujung batang,

kuncup, kambium, dan ujung akar. Dari hasil pengamatan didapatkan bagian

dermatogen, periblem, dan fleurom. Sel Dermatogen berperan sebagai bakal

jaringan epidermis pada akar. Sedangkan Periblem merupakan bakal jaringan

yang akan menjadi korteks. Dan fleurom merupakan bakal empulur dan fasis pada

akar. Ciri-ciri dari jaringan meristem yang didapatkan yaitu memiliki dinding sel

yang tipis, selnya tersusun sejajar, dan sering membelah. Hal ini diperkuat

pendapat Kertassapoetra (1991), bahwa ciri-ciri jaringan meristem pada tumbuhan

adalah berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil dan

tersebar di seluruh protoplasma, inti besar dan plastidanya berupa protoplastida.

Menurut Kertassapoetra (1991), berdasarkan letaknya pada tubuh

tumbuhan, maka meristem dibedakan menjadi :

1. Meristem apikal (meristem ujung) yang terdapat pada ujung-ujung pokok

dan cabang batang serta akar.

2. Meristem interkalar (meristem antara) yang terdapat pada jaringan dewasa.

3. Meristem lateral (meristem samping) yang letaknya sejajar dengan

permukaan organ misalnya kambium.

Berdasarkan asalnya pertumbuhan jaringan, meristem dibagi menjadi:

1. Meristem primer adalah meristem yang sel-selnya berkembang langsung

dari sel-sel embrional sehingga merupakan lanjutan dari pertumbuhan

embrio. Contoh: kuncup ujung batang.

2. Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan

dewasa yang telah mengadakan diferensiasi. Contoh: kambium.

Oleh karena letaknya yang berada pada ujung akar, maka jaringan

meristem yang teramati pada percobaan kali ini tergolong jaringan meristem

apikal. Sementara menurut asal pertumbuhannya tergolong meristem primer,

Page 8: Meristem Dan Jaringan Dasar

karena sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrional sehingga

merupakan lanjutan dari pertumbuhan embrio.

Pengamatan selanjutnya untuk mengetahui macam-macam jaringan dasar atau

jaringan parenkim. Menurut Woelaningsih (1987), Parenkima adalah jaringan

dasar yang utama. Sel-sel parenkim ditemukan pada akar dan batang terutama

sebagai pengisi bagian korteks, daun, bunga, buah, dan biji. . Pada daun pinus

dapat terlihat dua macam parenkim yaitu parenkim palisade dan parenkim

bunga karang. Untuk yang palisade bentuknya agak lonjong namuan ujung

bagian atasnya bergerigi dan antara sel yang di depan dengan sel yang di

belakang letaknya bertindihan. Sedangkan parenkim bunga karangnya terlihat

seperti sel-sel yang berukuran besar dengan isi yang kosong dan ruang antar

selnya sangat besar. Selain itu didapatkan bagian epidermis, mesofil, serta

parenkim lipatan. Parenkim yang berada di daun disebut mesofil. Mesofil yang

berbentuk panjang disebut palisade, sedangkan yang berbentuk bulat disebut

jaringan spons. Sementara jaringan epidermis merupakan jaringan pelindung yang

letaknya di bagian terluar dari daun. Jenis parenkim lipatan pada daun Pinus

merkusii merupakan jenis parenkim yang dinding selnya mengalami pelipatan ke

arah dalam serta banyak mengandung kloroplas

Ciri-ciri jaringan ini adalah selnya hidup, dinding selnya tipis, ada yang

mengandung kloroplas, banyak dan besar, sel-selnya berukuran besar, dan letak

sel tidak merapat (Kertassapoetra, 1991). Adapun fungsi jaringan parenkim

menurut Campbell (2002) diantaranya jaringan yang berklorofil untuk

berfotosintesis, untuk transportasi ekstrafasikuler, tempat penyimpanan makanan

cadangan. Sel parenkim dapat mempertahankan kemampuannya untuk membelah

sehingga berperan penting dalam proses menutup luka atau regenerasi sel. Sel

parenkim juga dapat bergabung dengan sel-sel yang lain sehingga membentuk

jaringan yang kompleks.

Pengamatan selanjutnya yaitu pada tangkai daun eceng gondok (Eichornia

crassipes) terlihat adanya sel-sel yang bercabang-cabang. didapatkan bagian

parenkim udara (aerenkim) dan ruang antar sel. Sel-sel pada parenkim udara yang

teramati bentuk selnya bulat teratur dan hampir rapat. Sementara ruang antar sel

Page 9: Meristem Dan Jaringan Dasar

yang dikelilinginya berbentuk lebih besar dengan rongga udara untuk menyimpan

cadangan udara di dalamnya. sehingga banyaknya rongga udara yang terbentuk

menyebabkan tanaman ini dapat mengapung di permukaan air. Menurut

Kertassapoetra (1991), parenkim udara adalah parenkim yang ruang antar selnya

besar, sel-sel penyusunnya bulat atau seperti bintang. Karena eceng gondok

merupakan jenis tumbuhan hidrofit (tumbuhan yang hidup/ habitatnya di air),

maka sel tubuhnya berdiferensiasi untuk memperoleh cadangan udara melalui

jaringan parenkim udara (aerenkim). Tidak seperti tumbuhan lain yang

memperoleh gas yang dibutuhkan untuk fotosintesis dari stomata pada daun baik

di bagian atas maupun bawah daun. Serta dilengkapi akar yang dapat mengikat

ion-ion hasil hidrolisis gas-gas tertentu melalui pori udara di tanah.

Begitupun pada daun tasbih (Canna sp.), terdapat sel parenkim dan ruang

rongga udara. Terdapat pula aktinenkim dengan bentuk seperti bintang

bersambungan ujunganya. Sedangkan sel parenkim yang dapat terlihat yaitu

berupa parenkim yang berbentuk agak membulat dan saling terangkai satu dengan

yang lain sehingga sel-sel parenkim tersebut berbentuk seperti rantai yang

tersusun, antara sel yang satu dengan sel yang lain terletak sangat rapat bahkan

hampir saling tindih, dinding selnya kelihatan sangat tebal walaupun vakuolanya

tidak begitu jelas terlihat.

Pada pengamatan daun pilihan digunakan daun kunyit, pengamatan

meliputi bagian adaksial dan abaksial. Pada bagian adaksial didapat sel parenkim

dan aerenkim. Aerenkim ini merupakan rongga udara berbentuk hapir bulat.

Sedangkan pada bagian abaksial daun didapat jaringan spons dan mesofil. Bentuk

dari mesofil tersebut lonjong dan memanjang, atau disebut juga parenkim

palisade.

7. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapatkan jaringan

meristem dan jaringan parenkim. pengamatan jaringan meristem dilakukan pada

ujung akar Aloe sp. dimana pada akar tersebut ditemukan dermatogen, feriblem,

dan floerom. Sel Dermatogen berperan sebagai bakal jaringan epidermis pada

Page 10: Meristem Dan Jaringan Dasar

akar, sedangkan Periblem merupakan bakal jaringan yang akan menjadi korteks,

dan fleurom merupakan bakal empulur dan fasis pada akar.

Pada pengamatan jaringan dasar ditemukan berbagai macam bentuk dan

susunan jaringan parenkim. Pada daun Pinus merkusii dan daun kunyit abaksial

ditemukan mesofil dengan bentuk palisade. Ditemukan pula aerenkim atau

parenkim udara pada tangkai daun eceng gondok dan daun Canna sp. Bentuk dari

aerenkim ini sel-selnya bulat. aktinenkim pada daun Canna sp. bentuknya seperti

bintang yang bersambungan dengan ujungnya.

Daftar pustaka

Anonim. 2008. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan.

<http://www.crayonpedia.org/mw/1._Struktur_dan_Fungsi_Jaringan_Tum

buhan_11.1> [Diakses Pada 19 April 2012]

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Campbell, N.A., L.G. Mitchell., J.B. Reece. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Kertassapoetra, A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (Tentang Sel

dan Jaringan). Jakarta: Rineka Cipta.

Kimball, J.W. 1992. Biologi. Jakarta: Erlangga

Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta: Bumi Aksara

Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: Universitas Terbuka.