mesin.polimdo.ac.idmesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/04/modul... · web viewmatematika...
TRANSCRIPT
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
i
MATEMATIKA TEKNIK 2
OLEH: MEIDY P.Y KAWULUR, SSi.,MSi
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan penyertaan
dan tuntunannya maka penulis dapat menyelesaikan modul ini. Matematika merupakan dasar
teori yang sangat diperlukan dalam menunjang perkuliahan di bidang teknik. Modul
“Matematika Teknik 2” di perlukan sebagai alat bantu mahasiswa dalam memahami
Pengertian Fungsi, Limit Fungsi, Turunan (derivative), Integral, Persamaan Diferensial dan
Transformasi Laplace. Dengan selesainya modul ini, maka pada kesempatan ini saya
sampaikan terima kasih kepada Bapak Direktur Politeknik Negeri Manado, Bapak Ir. Evert M.
Slat, M.T beserta Wakil Direktur khususnya Wakil Direktur Bidang Akademik Ibu
Dra.Mareyke Alelo, MBA, Pimpinan Jurusan Teknik Mesin, yang memberi kesempatan bagi
saya untuk menyusun modul ini.
Manado, Maret 2019
Meidy P.Y. Kawulur, SSi.,MSi
ii
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
PETA KEDUDUKAN MODUL
iii
MATEMATIKA TEKNIK 2
Pengertian Fungsi Fungsi Limit Turunana Integral
Transformasi Laplace
Persamaan Deferensial
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Peta Kedudukan Modul iv
Bab I Limit Fungsi 1
1.1 Pengertian Fungsi 1
1.2 Fungsi Limit 2
1.3 Teorema Limit Fungsi 5
Bab II Turunan (Derivative) 8
2.1 Turunan Fungsi Aljabar 8
2.2 Turunan Fungsi Rational 10
2.3 Turunan Pada Trigonometri 12
2.4 Aplikasi Turunanan Dalam Bidang Teknik 14
Bab III Integral 18
3.1 Pengertian Integral 18
3.2 Integral Tak Tentu 18
3.3 Integral Tertentu 20
3.4 Aplikasi Integral Dalam Bidang Teknik 21
Bab IV Persamaan Diferensial 28
4.1 Pengertian Persamaan Integral 28
4.2 Proses Pembentukan Persamaan Diferensial 29
4.3 Penyelesaian Persamaan Diferensial 30
Bab V Transformasi Laplace 33
iv
DAFTAR ISI
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
5.1 Pengertian Transformasi Laplace 33
5.2 Transformasi Laplace Invers 34
5.3 Tabel Transformasi Laplace 35
5.4. Aplikasi Transformasi Laplace 36
DAFTAR PUSTAKA
v
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
1.1 Pengertian Fungsi
Pengertian Fungsi dapat dikaitkan dengan pengertian pemetaan yang dalam
analisis matematika dikenal dengan nama fungsi, dengan demikian fungsi merupakan
kejadian khusus dari suatu relasi. Dengan kata lain bahwa fungsi adalah suatu relasi
yang menghubungkan setiap anggota x dalam suatu himpunan yang disebut daerah
asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari suatu himpunan kedua yang disebut
daerah kawan (kodomain). Himpunan nilai yang diperoleh disebut daerah hasil
(Range).
Satu fungsi f dari X ke Y disajikan dengan simbol f : X Y, artinya apabila x X
menentukan kawan (tunggal) di dalam Y dan disajikan dengan simbol f(x).
Definisi suatu fungsi f dari X ke Y diformulasikan kembali sebagai berikut:
Untuk setiap x X terdapat dengan tunggal y Y, sedemikian hingga f(x) = y
Secara simbolok disajikan sebagai berikut :
Untk x X f(x) = y Y, dan sebagai domain dari f ialah X, sedangkan
himpunan elemen-elemen y yang berkawan dengan x sedemikian hingga f(x) = y
adalah range dari f yang terletak dalam Y, seperti gambar di bawah ini.
Pada pengertian fungsi di atas f : X Y, yang memperlihatkan x dibawa ke
f(x), maka y = f(x) di dalam Y dinamakamn peta (imege) dari x atau dinamakan harga
fungsi f di x, dengan kata lain fungsi f didefinisikan pada X dengan anggota-anggota
Y diambil sebagai harga-harga.
1
X Yx yy
Definisi : Suatu Fungsi f dari X ke Y ialah suatu aturan yang pada setiap anggota
dari X menentukan dengan tunggal satu anggota dari Y.
BAB I. LIMIT FUNGSI
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
1.2 Limit Fungsi
Definisi :
Pengertian x mendekati c mencakup dua hal, yaitu :
a. Nilai-nilai x yang dekat dengan c tetapi lebih kecil dari c, disebut x
mendekati c dari kiri. Apabila x mendekati c dari kiri maka limit fungsi f-nya disebut
limit kiri dan ditulis:
lim f (x) = L (dibaca limit f untuk x mendekati c dari kiri)x→c-
b. Nilai-nilai x yang dekat dengan c tetapi lebih besar dari c, disebut x
mendekati c dari kanan. Apabila x mendekati c dari kanan maka limit
lim f (x) = L (dibaca limit f untuk x mendekati c dari kanan )x→c+
c. Suatu fungsi f mempunyai limit untuk x mendekati c jika dan hanya jika limit kiri
dan limit kanannya ada dan sama.
2
Jika nilai suatu fungsi f mendekati L untuk x mendekati c maka kita
katakan bahwa f mempunyai limit L untuk x mendekati c dan ditulis
lim f (x) = L (dibaca limit f untuk x mendekati c sama dengan L)x→c
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Untuk setiap ϵ>0 , terdapat ∂>0 sedemikian hingga
0 < | x – c | < δ | f(x) – L | < ↋
Limit Kiri Dan Limit Kanan
jika x menuju c dari arah kiri (dari arah bilangan yang
kecil dari c, lmit disebut limit kiri,notasi : limx→ c−¿ f (x)¿
¿
3
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
jika x menuju c dari arah kanan (dari arah bilangan yang lebih besar dari c, limit di sebut
limit kanan, notasi: limx→ c+¿ f (x)¿
¿
Hubungan antara limit denga limit sepihak:
limx →c
f ( x )=L limx→ c−¿ f ( x )=Ldan lim
x→c+¿ f ( x )=L¿¿ ¿
¿
Jika limx→ c−¿ f ( x ) ≠ lim
x→c+¿ f ( x )maka¿¿¿
¿ limx →c
f ( x ) tidak ada
Contoh soal:
1. Carilah nilai limit dari fungsi
f(x) = 3x - 3, -1 ≤ x ≥ 4, dengan selang 0.5
Penyelesaian:Dengan bantuan tabel maka dapat dicari hasil limit dari masing
masing nilai x
Maka dapat ditampilkan dalam grafik:
Y
3 f(x)
-2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 X
4
x -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2
f(x
)
-9 -7.5 -6 -4.5 -3 -1.5 0 1.5 3
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
-9
2. Carilah limx→ ∞
√ x2+x+3+x
Penyelesaian:
Jika x→∞, limit diatas adalah bentuk (∞, -∞)
¿ limx→ ∞
√ x2+x+3+x (√ x2+x+3−x√ x2+x+3−x )
¿ limx→ ∞
x2+x+3−x2
√x2+x+3−x=lim
x→ ∞
x+3√x2+x+3−x
❑
¿ limx→ ∞
x (1+ 3x)
√x2(1+ 1x+ 3
x2 )−x
¿ limx→ ∞
x (1+ 3x)
−x√1+ 1x+ 3
x2−x
¿ limx→ ∞
(1+ 3x)
−√(1+ 1x+ 3
x2 )+1
= 12
1.3. Teorema Limit Fungsi
Jika Lim f(x) = A dan fungsi Lim g(x) =B maka berlaku:
x→c x→c
a. Lim f(x) ± Lim g(x) = Lim (f(x) ± g(x)) = A ± B
5
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
x→c x→c x→c
b. Lim f(x) X Lim g(x) = Lim (f(x) X g(x)) = A X B x→c x→c x→c
c. Lim f(x) : Lim g(x) = Lim (f(x) : g(x)) = A : B x→c x→c x→c
d. k Lim f(x) = k A x→c
Contoh soal:
1. Carilah nilai limit fungsi dari:
Lim (2x2 + 3x -5) = 2(2)2 + 3(2) – 5 = 9 x→2
2. Carilah nilai limit fungsi dari :
Lim (3x2 + 5) ( 5x – 3) = ( 3(1)2 + 5) (5(1) – 3)) = 8 x→1
3. Carilah nilai limit fungsi dari
Lim x2−25x−5
= ( x−5 )(x+5)
x−5 = x + 5 = 10
x→5
4. Carilah nilai limit dari
6 Lim (4x2 + 5) = 6 ( 4(1)2 + 5) = 6 (9) = 54 x→1
Latihan Soal :
Hitunglah harga-harga limit di bawah ini:
1. Lim (x + 3) x→-1
6
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
2. Lim (x3 + 3x2 -2x -17) x→1
3. Lim (x + 4) x→-1 x2 – 16
4. Lim (x2+ 6x + 9) x→2
5. Lim (x 2 - 64) x→8 x – 8
6. Lim (x + 3) x→-1 ( x + 2)
7. Lim (x 2 + 6x) x→-1 2x + 3
8. Lim (x 3 + 3x 2 - 9x +5) x→1 (x4 + 2x2 - 6x +3
9. Lim ( 3 + x ) x→∞ (3 – x)
10. limx→ ∞
√x2+1x−1¿
¿
7
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
2.1 Turunan Fungsi Aljabar
Turunan fungsi ( diferensial ) atau derivative adalah fungsi lain dari suatu fungsi
sebelumnya, misalnya fungsi f menjadi f ' yang mempunyai nilai tidak beraturan.
Laju perubahan nilai fungsi f : x → f (x) pada x=a dapat ditulis:
8
BAB II. TURUNAN (DERIVATIVE)
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Limit ini disebut turunan atau diferensial dari f(x) pada x = a. Jika f(x) adalah suatu
fungsi yang kontinu pada selang -∞ ¿ x<∞ ,berlaku limh → 0
f (x+h )−f (x)
h = f '( x) (turunan
pertama dari f ( x )). Sehingga diperoleh rumus sebagai berikut:
Jika nilai limitnya ada, fungsi f dikatakan diferensiabel di x, danf ' (x) disebut fungsi
turunan dari f . Turunan dari y=f (x ) sering kali ditulis dengan y '=f '(x ). Notasi dari
y '=f '(x ) juga dapat ditulis: dydx
=df (x)
dx.
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat turunan satu (atau beberapa)
fungsi yang tak diketahui. Meskipun persamaan seperti itu seharusnya disebut
“Persamaan Turunan”, namun istilah “persamaan diferensial” (aequatio differentialis)
yang diperkenalkan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) pada tahun 1676
sudah umum digunakan. Sebagai contoh, persamaan diferensial
y ’= 3 x2
x3+1( y+1)
9
f ' ( x )=limh→0
f ( x+h )− f (x)h
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dapat ditulis dalam bentuk
dy=[ 3 x2
x3+1( y+1)]dx atau y '− 3x2
x3+1y= 3x2
x3+1
Contoh :
Diketahui f(x) = 3x + 5, carilah turunannya.
Penyelesaian:
f ' ( x )= limh→0
3 ( x+h )+5−(3 x+5)h
¿ limh→ 0
3 x+3h+5−3 x−5h
¿ limh→ 0
3 hh
¿ limh→ 0
h(3)h
10
Definisi:
Bila y = f(x) adalah suatu fungsi variabel x, dan bila:
dydx = lim
∆ y∆ x , atau berarti
x→0 , ( x = h)
f’(x) = Lim f (x+h)−f (x )h
, ada dan terbatas maka limit tersebut dinamakan
h→0 turunan atau derivative dari y terhadap x dan
f(x)
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
= 3
2. Carilah turunan fungsi Aljabar dari fungsi f(x) = 2x2 +3x – 6
Penyelesaian:
Lim 2(x + h) 2 + 3(x + h) – 6 – (2x) 2 +3x – 6 h→0 h
Lim (2(x 2 +2xh + h 2 ) + 3(x + h) – 6) – (2x 2 +3x – 6) h→0 h
Lim 2x 2 + 4xh + h 2 + 3x + 3h – 6 – 2x 2 - 3x + 6 h→0 h
Lim 4xh + h 2 + 3h h→0 h
Lim 4xh + h 2 + 3h = h (4x + h + 3) = 4x + 3 h→0 h h
2.2 Turunan Fungsi Rational
Jika diketahui dua fungsi ganda U dan V yang dapat diturunkan maka berlaku :
a. Penjumlahan dan pengurangan fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi
tersebut adalah dydx ¿
dudx
± dvdx = U’ ± V’
b. Perkalian fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi tersebut adalah y =
U x V , maka dydx
=¿ dudx
V + dvdx U = U’ V + V’ U
11
Rumus Umum Integral:
dy/dx = nX n -1
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
c. Pembagian fungsi y = U ± V , didapat turunan dari fungsi tersebut adalah y
= UV , maka
dydx =
dudx
V−dvdx
U
V 2 = U ' V −V ' U
V 2
contoh:
1. Carilah nilai turunan dy/dx dari:
y = 4x3 + 6x – 7
Penyelesaian :
dy/dx = 12x + 6
2. Carilah nilai dy/dx dari
y = (5x2 + 4) (3x – 4)
Penyelesaian :
Misalkan U = 5x2 + 4 V = 3x - 4
du/dx = 10x dv/dx = 3
dy/dx =du/dx . V + dv/dx . U
= 10x (3x – 4) + 3 ( 5x2 + 4)
= 30x2 - 40x + 15x2 + 12
= 45x2 – 40x + 12
3. Carilah nilai dy/dx dari
y = 3x + 6 4x2 – 2
Penyelesaian:
Dengan memisalkan U = 3x + 6 dan V = 4x2 – 2
dudx
=3 dvdx
=8 x
dy = 3 (4x 2 – 2) – 8x (3x + 6) dx (4x – 2)2
= 12x 2 - 6 -24x 2 - 48x 16x2 -16x +4
12
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
4. Carilah nilai turunan pertama (dy /dx)
y = √4 x2+5 , maka dapat ditulis y = (4x2 + 5)1/2
Penyelesaian:
Dimisalkan U = 4x2 + 5 y = U 1/2
du/dx = 8x dy/du = ½ U-1/2
dydx = du/dx . dy/dx
= 8x ( ½ (4x2 + 5) -1/2
= 4x (4x2 + 5) -1/2
= 4x (4x2 + 5) ½
2.3 Turunan Pada Trigonometri
Pada trigonometri akan ada tiga bentuk penurunan, ketiga bentuk penurunan
tersebut adalah:
f ' ( x )=sin x→ df (x)dx
=cos x
f ' ( x )=cos x → df (x )dx
=−sin x
f ' ( x )=tan x → df (x )dx
=sec2 x
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut:
1. f ' ( x )=sin x+cos x
Penyelesaian:
f ' ( x )=sin x+cos x→ df (x )dx
=cos x−sin x
2. f ' ( x )=sin x−2 tan x
13
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Penyelsaian:
f ' ( x )=sin x+cos x→ df (x )dx
=cos x−2 sec2 x
Adapun bentuk lain selain tiga bentuk penurunan di atas adalah:
f ' ( x )=sin Ax → df ( x)dx
=A cos Ax
f ' ( x )=cos Ax → df (x)dx
=−A sin Ax
f ' ( x )=tan Ax → df (x)dx
=A sec2 Ax
Contoh:
Tentukan turunan dari fungsi berikut ini:
f(x) = sin 4x + cos 6x
penyelesaian :
f ' ( x )=sin 4 x+cos6 x→ df (x)dx
=4cos4 x−6 sin 6 x
Latihan Soal1. Carilan turunan fungsi Aljabar dari fungsi :
y = 3x3 – 5x + 6
2. Carilah turunan pertama (dy/dx) dari fungsi:y = (x2 – 7) (5x + 2)
3. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = x 2 – 3x + 7 x - 6
4. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = 3√ x2+3
5. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = x √ x2+1
6. Hitunglah dy/dx dari fungsi
14
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
y = x 3 + 5x x - 4
7. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = (4x3 + 4)1/2
8. Hitunglah dy/dx dari fungsi
y = (5x3 + 3)2
9. Tentukan turunan dari fungsi
y= sin 3x - 2 tan 5x
10. Tentukan turunan dari fungsi
y = sin 2x – cos 3x
2.4 Aplikasi Turunan Dalam Bidang Keteknikan
a. Kecepatan (velosity) dan Kelajuan (rates)
Perhatikan gambar dibawah ini: Pandang titi P(x,y) dan Q(x + x, y + y) Q maka PR = x QR = y . y x = tg , dinamakan laju y perubahan rata-rata
0 (average rate of change)
dari fungsi y dalam interval (x. x + x), sedangkan harga limit untuk x 0,
dinamakan laju perubahan (rate of change) dari y terhadap x, pada suatu titik x
(misalkan x =x0), dengan simbol matematik:
laju perubahan (rate of change) pada x =x0 adalah :
lim y = dyx0 x dx x=x0
Atau sama dengan turunan pertama dari y terhadap x pada suatu titik x = x0 .
Pemakakain dalam bidang teknik:
1. Lintasan s dipandang sebagai suatu fungsi dari t, maka s = f(t)
Kecepatan rata-rata (averege velocity) = s ( harga rata-rata kecepatan dalam suatu
15
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dx jangka waktu persatuan waktu). Kecepatan (velocity) pada waktu t = lim y = ds = v x0 t dt
Percepatan (acceleration) a = ds (percepatan pada suatu waktu t) t
2. Banyak air dalam tangki air pada waktu t ialah Q, dengan Q sebagai fungsi dari t.
Bila air mengalir masuk/keluar dari tangki air dari ke t + t, maka perubahan dari
Q adalah Q. Maka laju perubahan rata-rata dari Q = ds
t Dan laju perubahan dari Q pada waktu t = lim Q = dQ
x0 t dt
Contoh :
1. Persamaan lintasan dari suatu partikel adalah s = 2t2 + 3t +5, s dalam centimeter, t
dalam seconds. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel dalam interval t =1
sampai t =5
Penyelesaian:
t = 5 – 1 = 4
s = (2(5)2 + 3(3) + 5) – (2(1)2 + 3(1) + 5)
= 70 – 10 60
Maka kecepatan rata-rata = s = 60 = 15 cm/sec t 4
2. Bila diketahui lintasan suatu pertikel s = 256 + 96t – 16t2. . hitunglah kecepatan v
dan percepatan a. Berapakah harg s bila v= 0
Penyelesaian:
v = ds/dt = 96 – 32t
a = dv/dt = -32
bila v = 0,
96 - 32t = 0
16
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
t = 96/32 = 3
maka harga s = 256 + 96(3)– 16(3)2
= 256 + 288 – 144
= 400
3. Air dalam kolam renang dialirkan keluar, karena kolam akan dibersihkan. Q
menyatakan banyak air dalam kolamsaat t menit setekah air mulai dialirkan pada
kolam, dan Q = 200(30 – t)2. Q dalam gallon. Berapakah kecepatan air mengalir
pada saat setelah 10 menit? Berapakh laju perubahan dari air yang mengalir selama
10 menit pertama?
Penyelasaian:
Q = 200 (30 – t)2
(dQ/dt) = 200 (2) (-1) (30 – t) t= 10
= -400(30 – 10)
= - 8000
Jadi kecepatan air yang mengalir keluar pada akhir menit kesepuluh adalah =
8000 gallon/menit.
Q = 200 (30 – t)2
Selama 10 menit pertama t = 10 dan t0 =0, maka
Q = { 200(30 – 10)2 – 200(30)2}
= 200 ( 400 – 900 ) = -100.000
Q/t = -100.000 = -10.000 gallon/menit
10
Latihan soal :
1. Diketahui suatu persamaan partkel s= 5t2 - 20t + 2, s dalam meter dan t
dalam detik. Hitunglah kecepatan dan percepatan serta berapa nilai s bila v
= 0?
2. Air dalam kolam renang dialirkan keluar, karena kolam akan dibersihkan.
Q menyatakan banyak air dalam kolamsaat t menit setekah air mulai
17
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
dialirkan pada kolam, dan Q = 100(20 – t)2. Q dalam gallon. Berapakah
kecepatan air mengalir pada saat setelah 5 menit? Berapakah laju
perubahan dari air yang mengalir selama 5 menit pertama?
3. Persamaan lintasan dari suatu partikel adalah s = 5t2 + 2t +3, s dalam
centimeter, t dalam seconds. Berapakah kecepatan rata-rata dari partikel
dalam interval t =2 sampai t =6
3.1 Pengertian Integral
18
BAB III. INTEGRAL
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Integral merupakan invers atau kebalikan dari differensial. Integral terdiri dari dua
macam yakni integral tentu dan integral tak tentu. Integral tentu merupakan suatu
integral yang dibatasi oleh suatu nilai tertentu yang sering disebut batas atas dan batas
bawah. Sedangkan integral tak tentu digunakan untuk mencari fungsi asal dari turunan
suatu fungsi.
Integral di bagi dua macam: integral tak tentu dan integral tertentu.
3.2 Integral tak tentu (indefinite integral)
Bila diberikan suatu fungsi f(x) dari suatu fungsi lain y = F(x) sedemikian hingga
dalam domain a < x > b , berlaku:
d F(x)/dx = f(x)
maka F(x) dinamakan hasil integraldari f(x) terhadap x. jadi inetgral dapat dipandang
sebagai kebalikan dari turunan (diferensiasi).
(a)ddx
(xn )=nxn−1 . Dengan mengganti n dengan (n+1), ddx
(x¿¿n+1)=(n+1)xn ¿,
ddx
( xn+1
n+1) =xn maka: ∫ xn dx = xn+1
n+1+C
Ini berlaku kecuali bila n=-1, yang untuk itu kita harus membagi dengan 0.
(b)ddx
¿ = cos x
∫cos xdx=sin x+C
(c)ddx
¿ = - sin x
∫sin x dx=−cos x+C
(d)ddx
¿ = sec2 x
19
Definisi : yang dimaksud dengan mengintegralkan suatu fungsi (fx) ialah menentukan suatu fungsi F(x), sehingga turunannya
d F(x)/dx = f(x)
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
∫ sec2 x dx= tan x+C
(e)ddx
(ex) = ex
∫ ex dx=ex+C
(f)ddx
¿ =1x
∫ 1x
dx=ln x+C
(g)ddx
(ax ) = ax . ln a
∫ ax dx= alna
x
+C
Contoh 1:
y = F (x) = x3
maka dy/dx = 3x2 f(x) = 3x2
jadi x3 = ∫ 3x2 dx F (x) = ∫ f(x) dx
Maka ∫ 3x2 dx = 1 (3) x 2+ 1 = x3
2+1Contoh 2.
∫(x2¿+2x )dx ¿ = 1
2+1x2+1+ 1
1+1x1+1+c
= 13
x3+ 12
x2 + c
Contoh 3.
∫√4 x+3 dx = ∫(4 x+3)12 dx ∫u1/ 2
14 du =
14 ∫u1/2 du
Dimisalkan u = 4x + 3 = ( 14 )
23
u3 /2 + c
dudx = 4 =
212
(4 x+3)3 /2+c
20
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
du = 4 dx = 16(4 x+3)3 /2 + c
dx = ¼ duTips memilih maa yang menjadi u
1. Yang memiliki pangkat terbesar
2. Yang menjadi pembagi
3. Yang berada dalam fungsi sinusoida (trigonometri)
4. Yang berada di dalam bentuk akar
3.3 Integral Tertentu (definite integral)
Misalkan fungsi f(x) kontinu pada [a, b] dan fungsi F(x) adalah anti turunan dari
fungsi f(x), maka berlaku
dari bentuk integral tentu
maka fungsi f(x) dinamakan Integran, bilangan a dinamakan batas bawah integral
dan b dinamakan batas atas integral
Pandang y = f(x) suatu fungsi dari x yang kontinyu dalam interval tertutup [a, b],
dan juga f(x) diambil non-negatif yang berarti f(x) terletak di atas sumbu x dalam
[a, b] tersebut.
Sifat sifat integral tertentu :
a. ∫a
b
f (x )dx=−∫b
a
f ( x ) dx
21
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
b. ∫a
a
f (x )dx=0
c. Bila f1(x)dan f2(x) adalah fungsi-fungsi yang dapat diintegralkan, maka :
∫a
b
[ f 1 (x )+ f 2 ( x ) ] dx=¿∫a
b
f 1 ( x ) dx+∫a
b
f 2 ( x )dx ¿
d. Bila c suatu konstanta, maka :
∫a
b
cf (x ) dx=c∫a
b
f ( x ) dx
e. ¿∫a
b
f ( x ) dx∨≤∫a
b
¿ f (x )∨dx
Contoh: 2
1. ∫1
2
(2 x+5 ) dx=x2+5 x = (4 +10) – (1 + 5) = 8
1
2
∫0
2
√4 x+1 dx=¿ ∫0
2
(4 x+1)1/2 dx ∫0
2
u1/2 (1/4) du = 14
. 23(4 x+1)3 /2
0
2
Misalkan u = 4x + 1 = 16 (4 x+1)3 /2
dudx = 4 0
dx = 14
du = 16¿
= 16(9
32−1
12 )
16 (27−1) =
266=¿
133
22
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
3.4 Aplikasi Integral Dalam Bidang Teknik
a. Luas daerah di bawah kurva
Untuk mencari luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x dan
ordinat di x =a dan x = b.
Perhatikan luas A pada daerah yang dibatasi oleh kurva y f(x), sumbu-x dan
kedua grafik tegak yang melalui x = a dan x = b seperti dilihat pada gambar di
bawah ini,
Untuk menentukan luas A, perlu memperhatikan luas total diantara kurva yang
sama dan sumbu-x dari kiri hinggi titik sembarang P pada kurva tersebut
dengan koordinat (x,y) yang akan kita tandai dengan Ax.
Luas A, merupakan luasan yang dibatasi oleh lajur antara busur PQ dimana Q
memiliki koordinat (x + x, y + y).
Maka d Ax
dx = y
23
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Kesalahan pada penghampiran ini diberikan oleh luas PQR dalam bangun
tersebut di kanan, dimana lajurnya telah diperbesar.
Contoh:
hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh kurva y = 3 x2+6x+8, sumbu-x dan
ordinat x=1 dan x=3
y = 3 x2+6 x+8
A
0 1 2 3 x
3
A= ∫1
3
y dx=∫1
3
3 x2+6 x+8 dx = [ x3+3 x2+8 x ] 1 = [27+27+24 ]− [1+3+8 ]
= 78 – 12 = 66 satuan2
b. Volume Benda Putar
24
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, dan ordinat-
ordinat di x=a dan x=b, diputar satu putaran penuh mengelilingi sumbu-x, maka
putaran ini akan membentuk sebuah benda yang simetris terhadap OX.
Misalkan V adalah volume dari benda yang terbentuk.
Untuk mencari V, pertama-tama marilah kita tinjau sebuah potongan tipis pada
bentuk bidang semula.
Volume yang dibentuk oleh potongan tersebut kira-kira sama dengan volume
yang terbentuk oleh empat persegi panjang.
Dengan kata lain,
V = y2 dx,
karena benda yang terbentuk adalah sebuah silender pipih.
Jika kita membagi seluruh bentuk bidang menjadi sejumlah potongan seperti
itu, maka masing-masing akan menghasilkan cakram tipis dengan volume y2
dx
25
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Volume total V =∑x=a
x=b
π y2dx
Kesalahan (error) dalam aproksimasi ini disebabkan oleh luas daerah di atas
masing-masing empat persegi panjang, yang menyebabkan terjadinya bentuk
tangga pada permukaan benda. Akan tetapi, jika x0, maka kesalahan ini
akan hilang, sehingga pada akhirnya,
V = ∫a
b
π y2 dx
Contoh:
Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 5 cos 2x,
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x = π4 , diputar satu putaran penuh
mengelilingi sumbu-x.
Penyelesaian:
V= ∫0
π /4
π y2 dx=25 π∫0
π /4
cos22 xdx
Nyatakan ini dalam bentuk ganda (yaitu 4x).
26
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
V = ∫0
π /4
y2dx=25 π ∫0
π /4
cos2 2x . dx cos 2 = 2 cos2θ−1
= 25 π2 ∫
0
π /4
(1+c 0 s 4 x ) dx cos2θ=12¿
/4
= 25 π
2 [ x+ sin 4 x4 ]
0
= 25 π
2 ({π4+0}− {0+0 }) = 25 π
8
2
satuan3
Latihan Soal:
1. Carilah integral tak tentu dari
a. ∫(4 x2−2 x+5)dx
b. ∫(8 x−4 )3dx
c. ∫ dx
(2 x−5)12
d. ∫(5−7 x )−5 dx
e. ∫√1+3 xdx
2. Carilah nilai integral dari
a. ∫1
2
(5 x2−2)dx
b. ∫0
2
¿¿ dx
c. ∫0¿¿
¿
d. ∫0
33√9 x−1dx
27
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
3. Diketahui persamaan parametrik suatu kurva adalah x = 3t 2 , y=3 t−t 2. Carilah
volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva, sumbu-x, dan
ordinat-ordinat di t=0 dan t=2, diputar mengelilingi sumbu-x.
4. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh kurva y =
x2+5, dan ordinat-ordinat di x =1 dan x = 3, diputar mengelilingi sumbu-y sampai
satu putaran penuh.
5. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 2 sin 2x,
sumbu-x dan ordinat-ordinat di x= 0 dan x= π2 , diputar satu putaran penuh
mengelilingi sumbu-x.
6. Carilah volume yang terbentuk jika bentuk bidang yang dibatasi oleh y = 4x2 + 3x
– 6, sumbu-x dan ordinat-ordinat di x = 0 dan x= 3, diputar mengelilingi sumbu y
sampai satu putaran penuh.
28
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
4.1 Pengertian Persamaan Diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaan yang mengandung turunan didalamnya.
Persamaan diferensial dibagi dua, yaitu yang pertama persamaan diferensial yang
mengandung hanya satu variabel bebas, disebut persamaan diferensial biasa (PDB).
Sedangkan yang kedua, persamaan diferensial yang engandung lebih dari sati variabel
bebas, disebut persamaan difeensial parsial (PDP). Persamaan diferensial merupakan
suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen x, suatu variabel
dependen y dan satu atau lebih turunan dari y terhadap x.
Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari tentang integral. Pada
umumnya, semua bentuk pengontegralan yang dilakkan merupakan upaya untuk
menyelesaikan persamaan diferensial. Dsedangkan sparale variabel adalah metode
penyelesaian persamaan diferensial dengan cara mengelompokkan fungsi-fungsi
berdasarkan variabel yang sama, kemudian diintegralkan.
Contoh: x2 dydx
= y sin x=0
29
BAB IV. PERSAMAAN DIFERENSIAL
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
xy d2 ydx2 + y dy
dx+e3 x=0
Persamaan diferensial merupakan suatu hubungan yang dinamis, dengan kata lain
kuantitas-kuantitas yang berubah, sehingga seringkali muncul dalam permasalahan
dalam bidang sain maupun rekayasa.
Orde dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh turunan tertinggi dalam
persamaan tersebut.
x dydx
− y2=0 adalah persamaan orde-pertama
x d2 ydx2 − y=0 adalah persamaan orde-kedua
x d3 xdx3 − y2=0 adalah persamaan orde-ketiga
dan setereusnya.
4.2 Proses Pembentukan Persamaan Diferesial
Secara matematis, persamaaan diferensial dapat muncul apabila konstanta-konstanta
sembarangnya dieliminasi dari fungsi yang diberikan.
Contoh 1 :
Tinjau y = A sin x + B cos x, dimana A dan B adalah konstanta sembarang.
Jika kita diferensiasikan, dipereoleh:
dydx
=A cos x−B sin x
d2 ydx2 =−A sin x−B cos x
Yang identik dengan persamaan semula, tapi tandanya berlawanan.
Artinya d2 ydx
=− y ∴ d2 ydx
+ y=0
Ini adalah sebuar persamaan diferensial orde kedua.
30
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Contoh 2.
Bentuklah sebuah persamaan diferensial dari fungsi y = x + Ax
Kita dapatkan = x + Ax=x+AX−1
Dari persamaan di atas, Ax= y−x ∴ A = x(y - x)
∴ dydx = 1 -
x( y−x)x2
= 1 - y−x
x= x− y+x
x=2x− y
x
=x dydx
=2 x− y..............................persamaan ini adalah persamaan
diferensial orde pertama.
4.3 Penyelesaian Persamaan Diferensial
Untuk menyelesaikan suatu persamaan diferensial, kita harus mencari suatu fungsi
yang membuat persamaan tersebut benar. Ini berarti bahwa kita harus
memanipulasi persamaan tersebut sedemikian rupa sehingga seluruh turunannya
hilang dan hanya menyisakan hubungan antara y dan x.
Penyelesaian persamaan diferensial dapat diselesaikan dengan beberapa cara:
1. Metode Integrasi Secara Langsung
Jika persamaan dapat disusun dalam bentuk dydx
=f ( x ), maka persamaan tersebut
dapat diselesaikan dengan integrasi sederhana.
Contoh 1.
dydx
=3 x2−6 x+5
Maka y = ∫ (3 x¿¿2¿−6 x+5)dx¿¿
31
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
= x3−3 x2+5 x+c
Contoh 2.
Selesaikan xdydx
=5 x3+ 4
Dalam kasus ini, dydx
=5 x2+ 4x
y=5 x3
3+4 ln x+C
2. Dengan Pemisahan Variabel
Jika persamaan yang diberikan berbentuk dydx
=f ( x , y ) , variabel y di sisi kanan
menyebabkan persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan dengan integrasi
langsung. Sehingga kita harus menggunakan metode pemisahan variabel untuk
menyelesaikannya.
Contoh 1.
Selesaikanlah dydx
= 2 xy+1
Kita dapat menulisnya kembali sebagai (y + 1) dydx = 2x
Kemudian kita integrasikan kedua sisi terhadap x:
∫( y+1) dydx
dx=∫2 x dx
∫ ( y+1 ) dy=∫ 2x dx
Didapat :12
y2+ y=c2+c
Contoh 2:
32
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Selesaikanlah dydx
=(1+x )(1+ y)
11+ y
dydx
=1+x
Integrasikan kedua sisi terhadap x
∫ 11+ y
dydx
dx=∫ (1+x ) dx
∫ 11+ y
dy=∫(¿1+x)dx ¿
= Ln (1 + y) = x+ x2
2+C
Metode ini bergantung pada kemampuan kita menyatakan persamaan yang
diberikan dalam bentuk F(y)dydx
=f ( x ) . Jika ini dapat dilakukan, maka proses
selanjutnya mudah, karena kita dapatkan:
∫F ( y ) dydx
dx=∫F ( y ) dy∴F
Latihan Soal:
1. Selesaikan persamaan diferensial dydx
=1+ y2+x
2. Selesaikan persamaan diferensial dydx
= y2+x y2
x2 y−x2
3. Selesaikan persamaan diferensial dydx
= y2−1x
4. Selesaikan persamaan diferensial xy dydx
= x2+1y+1
5. Selesaikan persamaan diferensial xdydx
= y+xy
33
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
5.1 Pengertian Transformasi Laplace
Pada suatu persamaan diferensial pada umumnya selalu memiliki variabel
bebas dalam bentuk x atau t (domain wakyu). Ide dasar dari tranformasi
Laplace adalah merubah variabel bebas (domain) dari fungsi penyelesaian
persamaan diferensial menjadi bentuk variabel bebas (domain frekuensi) s.
Secara sederhana berdasarkan persamaan berikut ini :
34
BAB V. TRANSFORMASI LAPLACE
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
y(x) T. Laplace Ɫ{y ( x)}= Y(s)
transformasi Laplace adalah transformasi integral tertentu dengan batas 0
sampai dengan .
L{f (x )}= Y(s) = ∫0
∞
e−sx f ( x ) dx
Dimana s adalah suat variabel yang nilai-nilainya dipilih sedemikian rupa agar
integral semi-infinitifnya selalu konvergen.
Contoh: 1
Bentuk transformasi Laplace dari persamaan f(x) = 2
L{f (x )}= ∫0
∞
e−sx f ( x ) dx
Maka
L{2 }= ∫0
∞
e−sx 2dx
∞
= 2[ e−sx
−s ] x=0 = 2 (0-(-1/s))
= 2s
Perhaikan bahwa s > 0 diisyaratkan karea jika s < 0 maka e−sx → ∞ ketika x → ∞ dan
jika s = 0 maka L{2} tidak terdefinisi (integralnya divergen), sehingga
35
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
L{2} = 2s asalkan s > 0
Dengan alasan yang sama, jika k adalah sembarang konstanta maka:
L{k} = ks asalkan s > 0
Contoh 2.
Diketahui f(x) = e−kx, x≥0 dimana k adalah konstanta.
Penyelesaian:
L{e−kx} = ∫0
∞
e−sx e−kx dx
= ∫0
∞
e−(s+ k ) x dx
∞
= [ e−( s+ k ) x
−(s+k ) ] s=0
= [0−[ −1(s+k ) ]] s+k¿0harus dipenuhi untuk menjamin ingtegralnya
konvergen di kedua limit
= 1
(s+k) asalkan s + k ¿0, yaitu asalkan s ¿ -k
5.2 Transformasi Laplace Invers
Transformasi Laplace adalah suatu pernyataan dalam variabel s yang dinotasikan
dengan F(s). Dikatakan bahwa f(x) dan F(s) = L {f(x)} membentuk suatu pasangan
transformasi. Ini berarti bahwa jika F(s) adalah transformasi Laplace dari f(x) maka
f(x) adalah transformasi laplace invers dari F(s). dapat ditulis:
36
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
f(x) = L−1 {F ( s) }
Tidak ada deinisi integral yang sederhana dari transformasi invers, jadi harus mencari
dengan cara bekerja dari belakang.
Contoh. Jika f(x) = 4 maka transformasi Laplace-nya L {f(x)} = F(s) = 4s jadi jika
F(s) =4s maka transformasi Laplace inversnya L−1 .= f (x )=4
5.3 Tabel Transformasi Laplace
f ( x )=L−1{F(s)} F(s) = L{f(x)}
K ks
s>0
e−kx 1s+k
s>−k
xe−kx 1(s+k)2 s>−k
X 1s2 s>0
x2 2s3 s>0
Sin kx ks2+k2 s2+k2>0
Cos kx ss2+k2 s2+k2>0
5.4. Aplikasi Transormasi Laplace
37
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Dengan transformasi laplace kita dapat menyelesaikan persamaan diferensialdengan
sangat mudah. Bentuk fungsi pada transformasi Laplace memenuhi operasialjabar
biasa., sehingga mudah untuk disederhanakan. Sebuah persamaan diferensial di
transformasikan, kemudian kita sederhanakan dengan menggunakan aljabar biasa,
setelah it invers fungsi sedrehana yang telah kita selesaikan tadi.
L{PD} → Aljabar → L−1 {Y {s ) }= y (x )
Contoh:
Tentukan fungsi transformasi Laplace persamaan diferensial berikut ini:
d2 ydx2 −3 y=sin x y (0 )=1 , y ' (0 )=0
Penyelesaian:
d2 ydx2 −3 y=sin x → [ s2 Y (s )−s−0 ]−3 [Y ( s) ]= 1
s2+1
→ Y ( s )=
1s2+1
+s
s2−3
¿s2+s+1
(s2+1)(s2−3)
Kemudian kitainvers menjadi y (x ) , sebelumnyalitauraikan menjadi fraksi parsial .
s2+s+1(s2+1)(s2−3)
=
−14
(s¿¿2+1)+
4 √3−18√ 3
s−√ 3+
4√3+18 √ 3
(s+√ 3)¿
38
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Setelah mendapatkan fraksi parsial, baru kita inverskan:
L−1[ s2+s+1(s2+1)(s2−3) ]=−1
4L−1[ 1
s2+1 ]+[ 4 √3−18√3 ]L−1 ¿
¿− 14
sin x+ 4 √3−18√3
e√3 x+ 4√3+18 √ 3
e−√ 3 x
Latihan soal:
1. Tentukan transformasi Laplace dari soal di bawah ini. Dalam setiap soal f(x)
terdefinisi untuk x ≥ 0 :
a. f(x) = -3
b. f(x) = -5e−3 x
c. f(x) = e
d. f(x) = 2e7 x−2
e. f(x) = e2x
2. tentukan transformasi Laplace invers dari setiap soal di awah ini:
a. F(s) =−1
s
b. F(s) = 1
s−5
c. F(s) = 3
s+2
d. F(s) = −34 s
e. F(s) = 1
2 s−3
3. Tentukan fungsi transformasi Laplace persamaan diferensial berikut:
a. d2 ydx2 −2 y=sinx y (0 )=1 , y '=0
39
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
b. d3 ydx3 +3 y=x y (0 )=1 , y '=0 , y =
c. d2 ydx2 −4 y=sinx y (0 )=1 , y '=0
40
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Latihan Soal Untuk Ujian Akhir Semester
1. Selesaikan integral dibawah ini:
a. ∫√6 x+3 dx
b. ∫¿¿
c. ∫cos (2x+5 ) dx
d. ∫ (4 x2−2 x+5)dx
e. ∫(8 x−4 )3dx
f. ∫ (5−7 x )−5 dx
g. ∫√1+3 xdx
2. Carilah nilai integral dari
a .∫1
2
(5 x2−2)dx
b .∫0
2
¿¿ dx
c .∫0 ¿ ¿
¿
d .∫0
33√9 x−1 dx
3. Hitunglah luas bidang datar yang kurvanya dibatasi oleh grafik y= 4x2 + 5x -2
dengan ordinat – ordinat di x = 0, -1, 2
41
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
4. Carilah volume yang terbentuk jika bidang di batasi oleh y = 4 cos 3x , sumbu-x
di ordinat ordinat x= 0 dan x= π/4, diputar satu putaran penuh mengelilingi
sumbu x.
5. Diketahui persamaan parametric suatu kurva x= 4t2, dengan grafik y = 5t2 – 2t +
3, sumbu-x di ordinat t =1 dan t= 2, diputar mengelilingi sumbu –x
6. Hitunglah volume yang terbentuk jika bidang yang dibatasi oleh kurva y = 4x2 + 5,
sumbu-x , dan ordinat- ordinat di x= 1 dan x= 3, di putar mengelilingi sumbu y.
7. Selesaikan persamaan diferensial dari:
a.dydx
−5 x2+7 x−2
b. xy dydx = 3 x2+2
2 y−1
c.dydx
=( y−2 )(x+3)
d. dydx = 2+ y
5−x
42
MODUL MATEMATIKA TEKNIK 2
Didit Budi Nugroho. Kalkulus Integral dan Aplikasinya.Graha Ilmu.Cetakan Pertama. Yogyakarta 2012.
K.A. Stroud.,Dexter J. Booth. Matematika Teknik Jilid 1 Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta 2001.
K.A. Stroud.,Dexter J. Booth. Matematika Teknik Jilid 2 Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta 2001
Nazrul Effendi,. Vani Sugiyono. Matematika Teknik 1. PT. Buku Seru. Cetakan Pertama. Jakarta 2013
Purcell J. Edwin and Dale Verberg. Kalkulus Dan Geometri Analitik. Jilid 1 Penerbit Erlangga. Jakarta 1995
43
DAFTAR PUSTAKA