message personnel

33
“Message Personnel” Syarah Meidiana

Upload: syarahmeidiana

Post on 21-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Seorang pria bernama Ferdinand tenggelam dalam depresi sampai temannya mempertemukanya dengan seorang wanita misterius yang mungkin mampu merubah hidupnya

TRANSCRIPT

Page 1: Message Personnel

“Message Personnel”

Syarah Meidiana

Page 2: Message Personnel

1

“Je voudrais vous les dire

Et je voudrais les vivre

Je ne le ferai pas,

Je veux, je ne peux pas”

(Francoise Hardy, Message Personnel)

Page 3: Message Personnel

2

Message Personnel

Drama 1 babak

Di sebuah pub/bar

Karakter:

1. Ferdinand

2. Marianne

3. Linda

4. Kekasih 1

5. Kekasih 2

6. Pelayan

Waktu:

Waktu tidak ditentukan, namun Marianne harus berpakaian

layaknya seseorang dari era lain, seperti Audrey Hepburn atau

Anna Karina atau gaya aktris-aktris era 40-an sampai 60an.

Sedangkan Ferdinand seperti pria dari era yang sekarang.

Page 4: Message Personnel

3

SET:

Sebuah bar malam hari. Terdapat bar yang dipakai orang-orang

untuk minum-minum. Ada beberapa bangku; dipakai untuk berdua-

duaan; bermabuk-mabukan; ada yang seorang wanita yang sangat

mabuk dan menggoda para pria. Banyak yang sedang asyik

berdansa, salah satunya Ferdinand yang berdansa dengan lesu,

dan teman kencannya.

Adegan berlangsung beberapa menit sampai tercipta adegan yang

hingar bingar seperti di bar pada umumnya.

Setelah music usai keadaan berangsur normal, orang-orang yang

berdansa kembali duduk, si gadis yang mabuk berat pingsan lalu

dibawa pulang oleh dua pria yang ia goda-goda tadi.

(Ferdinand dan teman kencannya kembali ke meja)

Mariane: (minum segelas bir/wisky) Ayo tersenyumlah Pierrot!

(mencubit pipi Ferdinand)

Ferdinand: Namaku Ferdinand

Mariane: Aku hanya menggodamu, senyum sedikit! Mau aku

pesankan whisky lagi?

Ferdinand: jangan, tidak usah (merokok) gelasku masih penuh

Mariane: Atau jangan-jangan kau tidak suka bertemu denganku?

Ferdinand: jangan sok tahu

Mariane: (melihat dia dengan seksama) akan aku pesankan whisky

lagi ya!

Ferdinand: jangan, jangan! Kau akan membenciku jika aku mabuk

Page 5: Message Personnel

4

Mariane: oh jadi kau belum mabuk ya?

Ferdinand: Apa?

Mariane: Aku bercanda Pierrot!

Ferdinand: Namaku Ferdinand

Mariane: (tertawa) Ternyata kau tidak pernah berubah

Ferdinand: kau juga

(mereka saling berpandangan sejenak lalu tersenyum)

Ferdinand: Jadi sejak kapan kau pindah ke sini?

Mariane: Sejak kuliah, kira-kira sama sepertimu

Ferdinand: sudah sempat pulang menjenguk orang tuamu?

Mariane: Ya, tapi sudah lumayan lama dan bukan kunjungan yang

menyenangkan juga. Bagaiman dengan orang tuamu? Mereka baik-

baik saja?

Ferdinand: Ya, Ibuku baik, Ayahku baik, adik-adiku juga baik

Mariane: Oh apa-apaan kita, membuang-buang waktu dengan

obrolan yg tidak penting. Aku sudah tahu masalahnya. Temanmu

sudah menceritakan semuanya

Ferdinand: Semuanya?

Mariane: Ya, episode yang berulang-ulang tentang seorang pria

yang mabuk-mabukan dengan jubah mandi di depan supermarket,

mendengarkan Jacques Brel seharian, membaca novel-novel

Hemingway- bahkan disuatu waktu kau berpikir untuk lompat dari

atas jembatan... (dipotong oleh Ferdinand)

Ferdinand: Baiklah. Sudah jangan di bahas. Pertama-tama mereka

tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku, kedua masa bodoh

jika aku pergi ke supermarket dengan jubah mandi, dan ketiga

Page 6: Message Personnel

5

aku tidak pernah berpikir melompat dari atas jembatan, itu

bodoh sekali, keempat (diam memikirkan kata-kata tapi

kehabisan) (pause) Kau sibuk apa saja sekarang?

Mariane: (tertawa) Melakukan hal, kau?

Ferdinand: Jawaban macam apa itu?

Mariane: kau benar-benar ingin tau? Aku kira kau hanya ingin

basa-basi

(Pause) (Minum)

Mariane: Aku sibuk belajar, bekerja menulis artikel di

majalah-majalah, terkadang aku menyanyi di bar atau café

Ferdinand: Mengerikan

Mariane: (tertawa lalu memukul tangan Ferdinand) suaraku tidak

seburuk itu!

Ferdinand: kau masih ingin menjadi penulis?

Mariane: tentu saja, aku kerja keras semuanya untuk itu.

Konyol ya, aku bekerja untuk belajar dan belajar untuk bekerja

Ferdinand: terdengar adil. Aku harap aku bisa bekerja

Mariane: Memangnya kau menganggur sekarang?

Ferdinand: Tidak juga, tapi akan lebih baik jika aku punya

sejuta kegiatan lain

Mariane: Apa yang kau pelajari?

Ferdinand: Arsitektur

Mariane: Kenapa?

Ferdinand: entahlah, mungkin karena bangunan itu indah.

Mariane: tidak mungkin hanya itu

Page 7: Message Personnel

6

Ferdinand: Aku tidak tahu. Kenapa kau ingin menjadi penulis?

Mariane: (tersenyum) jangan mengalihkan pembicaraan

Ferdinand: karena orang-orang membutuhkan bangunan, entahlah

mungkin rasanya menjadi penting saat bisa memberikan sesuatu

pada orang banyak

Mariane: kau serius? Itu alasannya?

Ferdinand: ya. Memangnya apa? Kau ingin dengar alasan yang

puitis, tapi aku tidak seperti itu

Mariane: kau bisa berpura-pura puitis

Ferdinand: tidak, itu adalah hal yang terakhir yang bisa aku

lakukan

Mariane: Berpura-pura?

Ferdinand: menjadi puitis

Mariane: (tertawa geli) Kau ingat saat kita kelas 5, kita

mendapat tugas bertukar puisi, kau menulis “langit itu biru,

langit itu lucu, begitupun kamu”

Ferdinand: Percaya atau tidak aku memang seburuk itu dalam

merangkai kata-kata

Mariane: tapi aku sempat lumayan tersipu walau aku tidak yakin

di tujukan pada siapa itu

Ferdinand: hanya karangan konyol anak kelas 5

Mariane: Kau masih ingat tidak apa yang aku tulis?

Ferdinand: (pause) hmmm coba aku ingat-ingat (pause) aaa… aku

lupa, yang pasti ada sesuatu yang berhubungan dengan tumbuhan

Mariane: tak apa, aku juga lupa

Page 8: Message Personnel

7

Ferdinand: kau tapi berubah sekali ya, sampai-sampai aku sulit

mengingat seperti apa kau dulu

Mariane: (Minum) tentu saja itu kan sudah lama sekali. Dulu

aku selalu berambut sangat pendek seperti laki-laki

Ferdinand: ya, dulu kau sering berlarian di genangan kolam

pamanku

Mariane: (tertawa) Saat-saat yang menyenangkan

Ferdinand: (tersenyum-senyum mengingat masa lalu) dulu kau

cukup tinggi untuk anak umur 6 tahun, aku ingat kita sering

bermain pedang-pedangan dan aku selalu kau bunuh

Mariane: aku cukup kejam dulu. Kau ingat Isabel? Dulu aku

pernah mendorongnya dari ayunan hanya karena dia tidak mau

bergantian denganku. Dulu aku tidak punya teman, rasanya kau

satu-satunya temanku

Ferdinand: dan bahkan kita tidak sedekat itu

Mariane: ya, dulu aku kira kau bisu atau apa

Ferdinand: (tertawa) itulah kenapa ibuku sering membawaku

kedokter, hanya untuk memastikan aku tetap normal

Mariane: Ibumu tidak pernah menyukaiku

Ferdinand: Ya, menurutnya kau gadis menjengkelkan

Mariane: Jangan-jangan dia masih berpikiran seperti itu

Ferdinand: bisa jadi, kau tidak akan percaya betapa kolot dan

keras kepalanya ibuku

Mariane: Ya orang tuaku juga begitu, mungkin semua orang tua

memang begitu. Mereka merasa sangat mengerti tentang

kehidupan. Tapi kenyataannya tetap saja tidak ada yg mengerti.

Saat aku bilang aku ingin melakukan pekerjaan yang bisa aku

Page 9: Message Personnel

8

nikmati aku terdengar sangat bodoh di hadapan mereka, itulah

kenapa aku memutuskan untuk menghidupi diriku sendiri, aku

tidak peduli berapa banyak malam tanpa tidur yang harus aku

lalui demi kebebasan.

Ferdinand: itu keputusan berani (pause) tunggu, kau menikmati

pekerjaanmu? Termasuk pekerjaan ini? Yang sedang kau kerjakan

sekarang?

Mariane: Kenapa? Aku tidak melakukan bisnis prostitusi atau

semacamnya, (pause lalu tertawa) mungkin ya, tapi aku merasa

senang telah membuat orang merasa senang. Terkadang setelah

selesai mereka melihatku dan berkata berterimakasih dalam

perasaan yang lebih dalam daripada orang-orang yang aku temui

setiap hari

Ferdinand: Kau tidur dengan mereka?

Mariane: tentu saja tidak! Kami punya peraturan untuk tidak

terlibat secara fisik maupun emosional diluar waktu kencan

yang telah disepakati

Ferdinand: tapi aku yakin setidaknya kau pernah terlibat

kegiatan itu satu atau dua kali

Mariane: ah aku benci peraturan, terkadang aku berkencan

dengan beberapa pria tampan yang bermata sedih dan itu

membuatku menginginkan mereka lebih dari apapun

Ferdinand: ya, rasanya aku mengerti maksudmu.

Mariane: terkadang bertahan sampai 2, 3 kencan, terkadang

tidak sama sekali, terkadang mereka terlalu bersedih untuk

benar-benar berkencan. Cerita tersuksesku mungkin dengan

seorang pria bernama Luke. Dia seorang mahasiswa filsafat yang

sangat pandai, namun ia begitu khawatir dengan kematian

sehigga ia lupa kehidupannya. Saat aku bertemu denganya untuk

Page 10: Message Personnel

9

pertama kali dia begitu gugup sampai-sampai tidak berani

melihatku karena aku merasa penasaran aku mengajaknya

berkencan sungguhan. Selama satu tahun, yang kami lakukan

adalah berkencan, memulai semua lagi dari awal, bersenang-

senang sampai matahari terbit, lalu menjadi orang asing, lalu

bertemu lagi di malam hari, terus begitu sampai ia bisa

kembali menemukan kebahagiaan yang hilang dalam kesendiriannya

Ferdinand: lalu kenapa kalian berpisah?

Mariane: Ceritanya berakhir tragis. Ia menenggelamkan dirinya

sendiri

Ferdinand: kalau begitu apanya yang sukses?

Mariane: Karena selama satu tahun dalam hidupnya dia akhirnya

dapat bangun pagi dan merasa berbeda, hidupnya yang lalu

seakan tak pernah ada (pause)

Ferdinand: kau yakin kau tidak mengada-ada?

Mariane: Percayai saja apa yang kau percayai

Ferdinand: itu semua terdengat sangat Virginia Woolf

Mariane: Hanya karena kau tidak mempercayainya bukan berarti

itu tidak benar-benar terjadi kan?

Ferdinand: Ah sudahlah, lagipula pembicaraan soal “kematian”

ini benar-benar menyiksa. (minum) Memangnya ibumu masih tidak

setuju dengan pilihan hidupmu?

Mariane: Ya, kami masih belum menemukan titik tengahnya

Ferdinand: Kenapa kau tidak coba memberinya beberapa pilihan?

Mariane: kau pikir aku belum pernah melakukannya? Apapun yang

ingin aku lakukan harus berkaitan dengan bidang yang cepat

menghasilkan uang. Mungkin jika kita dewasa nanti semuanya

Page 11: Message Personnel

10

hanya akan berotasi antara masalah uang, siapa yang tau.

Kebahagaiaan orang berbeda-beda.

Ferdinand: Orang tuaku juga tidak pernah membicarakan tentang

kemungkinan untuk jatuh cinta, menikah atau punya anak. Bahkan

sejak kecil aku selalu di iming-imingi dengan karir, seperti

arsitek, pengacara. Kita semakin sibuk saja dengan itu, kita

lupa kemungkinan-kemungkinan lainnya, sehingga saat itu

terjadi kita tidak tau bagaiamana menghadapinya. (pause)

Mariane: Tapi tidak ada manual untuk hal-hal seperti itu.

“Panduan untuk jatuh cinta” ... itu konyol dan menyedihkan

Ferdinand: kau menulis, “Bagaimana memakai eye shadow” apa hal

seperti itu sangat penting dan membuat seseorang kehilangan

salah satu hasrat dalam hidupnya jika mereka tidak bisa

melakukannya? Itu yang konyol Mariane, kau harus mulai menulis

panduan untuk jatuh cinta.

Mariane: Lalu siapa yang akan membeli bukunya? Kau? (mereka

tertawa) (minum) Sebenarnya aku sering bosan juga dengan

pekerjaan ‘menjadi jurnalis’ ini. Aku kira aku akan lebih

baik, tidak tahunya aku hanya menulis artikel soal tutorial

kecantikan, memalukan sekali. Selama bertahun-tahun aku

bertekad menyelesaikan novelku, tapi tidak pernah selesai.

Ferdinand: kau kehabisan ide?

Mariane: Entahlah, aku selalu tau bagaiamana ceritanya akan

berawal dan berakhir, tapi apa yang terjadi diantara itu

sangat sulit untuk dibangun

Ferdinand: Memangnya kau ingin menceritakan apa?

Mariane: (tertawa) tidak, lebih baik kau tidak tahu

Page 12: Message Personnel

11

Ferdinand: Kenapa? Aku tidak basa-basi. Aku berjanji aku tidak

akan tertawa

Mariane: kau bersumpah

Ferdinand: ya, aku bersumpah. Sumpah pramuka

Mariane: (tertawa) aku bercanda, kau tidak perlu bersumpah

(pause) Tentang sepasang suami istri muda yang dulu mereka

adalah cinta pertama, dan semuanya begitu indah sebelum

pernikahan mereka, semua rencana-rencana mereka untuk selalu

mencintai seumur hidup mereka, selalu bersama selamanya, semua

berantakan, memudar, yang tersisa hanya perasaan mati rasa

yang membuat mereka begitu menderita

Ferdinand: Oke, lalu bagaimana akhirnya?

Mariane: Mereka bercerai. Si perempuan melanjutkan hidupnya

dengan berkerja di luar kota, dan si prianya menikahi wanita

lain yang tidak ia cintai tapi bisa memenuhi apa yang dia

inginkan

Ferdinand: Kenapa kau membuat cerita seperti itu?

Mariane: Kenapa tidak?

Ferdinand: Kau begitu terobsesi dengan cerita cinta yang penuh

penderitan dan berakhir tidak bahagia

Mariane: Sebab memang realitanya begitu dan aku tidak setuju

jika kau bilang itu akhir yang tidak bahagia, itu adalah akhir

yang bahagia karena mereka akhirnya melakukan apa yang mereka

inginkan, kebersamaan merekalah yang membuat mereka menderita.

Akhir yang tidak bahagia adalah jika mereka terus menikah dan

berpura-pura bahagia

Ferdinand: Ya tentu saja, tetapi bukankah itu sedikit sinis?

Page 13: Message Personnel

12

Mariane: Tidak juga

Ferdinand: aku tahu, ini pasti gara-gara Luke

Mariane: bukan bukan

Ferdinand: Ayolah sedikitnya pasti dipengaruhi dia

Mariane: bukan, hanya hasil observasi kecil.

Ferdinand: (Minum) Kau tahu, selama ini aku selalu bertanya-

tanya kemana saja aku ini, aku rindu menjadi 16 tahun. Hal-hal

yang aku pikirkan begitu menarik. Tapi sekarang tiba-tiba kau

20 tahun, lalu kau akan menjadi 30, 40, 50, 60, mungkin

terhenti disitu, mungkin lebih awal

Mariane: (Pause) Memangnya apa yang kau pikirkan saat kau 16?

Ferdinand: Dulu aku sangat ingin menjadi peneliti biota laut

pada malam hari dan menjadi detektif di siang hari. Aku

sengaja mengumpulkan buku-buku tua bergambar hewan-hewan laut,

kamarku dipenuhi dengan poster-poster bergambar model kapal

selam bahkan sampai hari ini kakekku percaya bahwa suatu hari

aku akan menjadi peneliti. Sedangkan siang hari aku bisa

beraksi mencari bukti-bukti, menangkap para penjahat.

Mariane: Dan apa yang kau lakukan sekarang?

Ferdinand: Menggambar, menghapus, menggambar, menghapus,

menggambar, menghapus

Mariane: (berpura-pura tidur dan mendengkur)

(mereka tertawa)

(pause)

Ferdinand: Aku sebenarnya setuju dengan konsep penderitaan

dalam cinta

Page 14: Message Personnel

13

Mariane: Apa maksudmu?

Ferdinand: Untuk kau mencintai kau harus menderita, untuk

menghindari penderitaan kau jangan jatuh cinta. Namun kita

akan menderita karena tidak mencintai. Jadi mencintai berarti

menderita, dan tidak mencintai juga menderita. Penderitaan

adalah menderita, kebahagia adalah mencintai, tapi penderitaan

membuat seseorang tidak bahagia, dan untuk menjadi tidak

bahagia kita harus mencintai, atau mencintai untuk

penderitaan, atau menderita dari kebahagiaan. (pause) aku

harap kau mengerti maksudku

Mariane: Ya tentu. Tanpa kau mengutip Woody Allen-pun aku

mengerti . Aku akan pesan sebotol anggur, bagaimana menurutmu?

Ferdinand: (mengangguk) kau masih punya rokok

Mariane: ya (memberikannya sebatang rokok lalu melambai pada

pelayan dan memesan sebotol anggur) ngomong-ngomong jam berapa

membukaan galeri pacarmu itu?

Ferdinand: Mantan pacaku. Entahlah hampir setengah jam yang

lalu mungkin

Mariane: kenapa kau tidak bilang dari tadi! Dan sekarang aku

sudah terlanjur memesan anggur

Ferdinand: Sudah tidak apa-apa aku sengaja datang terlambat

(pause) aku tidak yakin aku mau pergi kesana

Mariane: Kenapa kau tiba-tiba kehilangan keberanian seperti

itu?

Ferdinand: Ah entahlah, kita habiskan saja anggurnya lalu kita

lihat apa yang akan terjadi

(Pelayan meletakan anggur di meja Ferdinand langsung

menuangkannya untuknya dan Mariane)

Page 15: Message Personnel

14

Ferdinand: Nah kita bersulang dulu saja (bersulang dengan

Mariane)

Mariane: Tu est fou Pierrot!

Ferdinand: Je m’appele Ferdinand

(pause)

Mariane: Sebenarnya aku ingin sekali bertemu Lisa

Ferdinand: Linda, maksudmu?

Mariane: ya itu maksudku. Dia begitu hebat, aku tidak pernah

melihat penaklukan sebat ini sejak perang dunia 2

Ferdinand: Sangat menjelaskan keadaanku sekarang, bayangkan

aku adalah Paris dan dia adalah tentara jerman

Mariane: tetap karena itu dia tetap hebat

Ferdinand: Ya dia memang hebat, hanya saja aku tidak mengira

ini akan terjadi

Mariane: kau tau, dulu aku sempat menyukaimu

Ferdinand: (Terkejut) Kenapa?

Mariane: Aku suka sikapmu yang dingin dan aneh

Ferdinand: Maksudku, kenapa kau tiba-tiba harus mengatakan

ini?

Mariane: Entahlah, aku hanya sedang mengingat-ngingat kejadian

lucu saat kita 16 tahun.

Ferdinand: Aku tidak pernah mengetahui ini sebelumnya

Mariane: Kalau begitu dengarkan dulu ceritaku. Sebenarnya aku

dan Anna yang menyukaimu, dia terutama, kau ingat tidak dia

pernah menelponmu?

Page 16: Message Personnel

15

Ferdinand: setiap sabtu sore, dia sedikit membuatku takut

Mariane: Dia sangat sangat menyukaimu

Ferdinand: Lalu kenapa dulu kau tidak pernah datang padaku dan

mengatakannya, kau tinggal satu blok denganku

Mariane: Karena… aku sangat konyol, lagipula Anna lebih

menyukaimu jadi aku biarkan dia saja yang mendekatimu

Ferdinand: Mencoba menjadi teman yang baik?

Mariane: Ya, walau ternyata kalian tidak pernah bersama

Ferdinand: dia begitu agresif, dan membosankan. Jika harus

jujur sebenarnya aku tidak suka dia.

Mariane: untung saja dia tidak menyukaimu lagi

Ferdinand: Apakah kau menyukaiku sekarang?

Mariane: Tentu saja, jika tidak untuk apa aku duduk disini

Ferdinand: Karena teman-temanku membayarmu untuk melakukannya

Mariane: (tertawa) benar juga

Ferdinand: Menurutmu apakah kita bisa bersama-sama, sebagai

pasangan kekasih?

Mariane: (berpikir sejenak) rasanya tidak

Ferdinand: Ouch

Mariane: Dengarkan dulu, menurutku karena kau Capricorn dan

aku Gemini kita benar-benar saling bertolak belakang

Ferdinand: Kau tidak benar-benar percaya itu kan?

Mariane: Tentu saja aku percaya, Apa yang kau percayai?

Page 17: Message Personnel

16

Ferdinand: Aku percaya pada ilmu sains, aku percaya bahwa

kutub yang negative dan positif selalu menyatu

Mariane: ya itu magnet, kita ini manusia.

Ferdinand: Ayolah, sekarang giliranku yang menggodamu.

Bagaimana kalau kita kencan lagi minggu depan?

Mariane: Sudahlah, kita bicarakan saja Linda. Apa zodiaknya?

Ferdinand: Mana aku tahu. Jadi bagaimana? Mau kan?

Mariane: Kapan ulang tahunnya?

Ferdinand: 5 November. Sabtu sore, bagaimana?

Mariane: Dia Scorpio, seharusnya dia cocok untukmu

Ferdinand: Kau memang benar-benar tidak tertarik ya?

Mariane: lebih baik kita fokus saja pada apa yang kita lakukan

disini

Ferdinand: Ayolah, aku bermata sedih, aku depresi, dan aku

tidak jelek

Mariane: Sebenarnya kau tampan

Ferdinand: Dan kau pernah menyukaiku

Mariane: Kau sudah gila ya!

Ferdinand: Kau tidak mengencani siapapun?

Mariane: Aku mengencanimu

Ferdinand: Maksudku, kau tidak berpacaran dengan siapapun kan?

Mariane: Tidak juga

Ferdinand: Lalu?

Mariane: Lalu? Aku sudah menolak ajakanmu sejak tadi

Page 18: Message Personnel

17

Ferdinand: Kapan?

Mariane: Saat aku bilang kau Capricorn

Sebelum mereka bisa melanjutkan, pembicaraan mereka terhenti

oleh meja sebelah yang sedang melakukan aksi melamar dan

membuat seisi pub memperhatikan mereka

Kekasih 1: Malam mini sangat istimewa karena tunanganku baru

saja berkata “Ya” dia menerima lamaranku

(mereka berpelukan lalu berciuman)

Kekasih 1: Minuman gratis untuk kalian!

Orang-orang bertepuk tangan, dan lain-lain.

Seseorang memainkan lagu Je t’aime comme ça dari Charles

Aznavour.

Kekasih 1: Aku suka sekali lagu ini, ayo mari berdansa (yang

berpasangan terutama berdansa kecuali Ferdinand dan Mariane

yang masih duduk sambil terlihat agak kebingungan) Ayo kalian

juga! (pada Ferdinand dan Mariane, mereka berdiri lalu

mengambil posisi dengan aneh)

Kekasih 2: (mengajak bersulang) semoga kalian akan terus

bersama

Kekasih 1: Aku mendengar lonceng pernikahan

(Mariane dan Ferdinand tertawa dengan gugup dan kikuk lalu

mereka bersulang dan mulai berdansa)

Ferdinand: Aku benci lagu ini

Mariane: Oui, moi non plus

Page 19: Message Personnel

18

(setelah lagu usai semua bertepuk tangan dan kembali ke meja

masing-masing kecuali si sepasang kekasih yang berciuman lalu

pergi)

Mariane: Wow

Ferdinand: Ya wow

Kejadian tadi membuat mereka menjadi gugup dan terdiam untuk

beberapa saat memikirkan mereka sendiri tentu saja

Mariane: Mungkin sudah saatnya kita pergi

Ferdinand: Tapi anggurnya belum habis (meyajikan lagi)

(mereka tidak bisa berkata-kata bahkan berpandangan)

Mariane: Baiklah! Persetan dengan apa yang terjadi tadi, aku

tidak mau hal seperti itu merusak kebahagiaan malam mini

Ferdinand: ya! Terimakasih! Aku ingin mengatakan hal seperti

itu tapi aku tidak tahu bagaimana

Mariane: Aku bahagia dengan apa yang terjadi pada mereka,

hanya saja yaa… entahlah itu membuatku merasa tidak nyaman

Ferdinand: Begitulah, hal seperti itu benar-benar terjadi pada

beberapa orang

(Mariane tertawa)

Ferdinand: Kenapa kau tertawa? Jangan bilang kau adalah

golongan orang-orang yang tidak percaya cinta?

Mariane: Tentu saja aku percaya, aku juga pernah mengatakannya

beberapa kali, pada orang yang berbeda-beda. Justru yang aku

takutkan adalah cinta yang tidak percaya padaku

Ferdinand: Dulu aku sering mengolok-olok “cinta” dan perasaan-

perasaan seperti itu, tapi disaat yang sama aku merasa sangat

Page 20: Message Personnel

19

penting rasanya dicintai, maksudku bukankah itu tujuan kita

selama ini? Menjadi baik, mengesampingkan ego kita, kita tanpa

sadar sudah berusaha untuk dicintai

Mariane: (tertawa) mungkin aku harus berhenti menjadi

subversif dalam hal “berusaha di cintai” ini

Ferdinand: Kau… kau adalah gadis “berbahaya”

Mariane: Yaaa aku hanya tidak melihat gunanya, jika aku bisa

meraih orang-orang agar menyukaiku tetapi aku tidak suka pada

“siapa” yang aku ciptakan menurutku itu menjijikan, itu

semacam menciptakan propaganda pada dirimu sendiri

Ferdinand: Tapi apa salahnya melakukan itu semua, bukankah itu

yang disebut mejadi dewasa? Aku juga yakin kau suka melakukan

hal-hal baik, seperti membiarkan temanmu mendekatiku misalnya

karena dia lebih menyukaiku

Mariane: Ya, tapi tujuanku berbeda, aku tidak peduli reaksi

semacam apa yang akan aku ciptakan pada orang-orang

disekitarku, karena orang begitu bermacam-macam dan tidak

semuanya mengerti kebaikan apa yang aku lakukan atau

sebaliknya

Ferdinand: Oke oke, lebih baik kita sepakat saja untuk tidak

setuju soal masalah ini

Mariane: Tentu saja. (minum dengan tenang lalu berpikir

sejenak) Aku tahu kau ingin mengatakan sesuatu yng tidak ada

hubungannya dengan yang tadi, tapi kau sepertinya selalu

memiliki cara untuk membelokan pembicaraan

Ferdinand: Memangnya kau apa sekarang? Cenayang?

Mariane: Tapi aku benar kan?

Ferdinand: (pause) aku… tidak tahu apa maksudmu.

Page 21: Message Personnel

20

Mariane: Kapan kau pertama kali bertemu dengannya?

Ferdinand: (menghabiskan minumannya dan menuangkan lebih

banyak lagi di gelasnya, ia meminumnya lagi)

(Suasana seperti sedang berada di supermarket, pengunjung bar

seolah-olah di supermarket)(Selama Ferdinand menjelaskan

tervisualisasikan di panggung) Aku bertemu dengangnya di

supermarket, di bagian buah-buahan. Saat itu musim panas, dia

memakai terusan pendek bunga-bunga dengan sandal, saat itu dia

salah mengambil keranjangku karena isinya hampir sama. Tapi

dia tidak meminta maaf, dia mengembalikan keranjangku dan

memberiku tatapan yang sangat menyebalkan.

Ferdinand: (pada Linda) Rambutmu jelek!

Linda: (Tersenyum tersipu)

Mariane: Kenapa kau berhenti?

Ferdinand: Aku lupa warna bajunya, kenapa aku bisa lupa?

(pause)

(suasana kembali normal)

setelah hari itu aku jadi sering bertemu dengannya, kencan,

kami sangat menyukai bar, atau pergi galeri, taman. Aku dengan

sadar merasa senang saat bersama dengannya, dan aku jatuh

cinta padanya, benar-benar jatuh cinta padanya

(tiba-tiba terdengar lagu Je T’aime Comme ça dari Charles

Aznavour)

“Tu es toute ma vie

Je ne sais pas pourquoi

Tu n'es pas très jolie

Mais je t'aime comme ça”

Page 22: Message Personnel

21

Ferdinand: (tersenyum getir) ya, seperti itu (pause) dan dia

lakukan itu tanpa harus menjadi wanita yang selama ini aku

inginkan, dia itu begitu tidak menarik tapi memiliki sesuatu

yang tidak dimiliki gadis manapun. Aku tidak mengerti kenapa,

saat orang-orang bertanya “apa yang kau lihat dari dia?” aku

selalu bilang bahwa aku tidak tau karena memang aku tidak

tahu.

Mariane: Karena memang kadang kita tidak butuh alasan untuk

itu

Ferdinand: Ya, ya (pause) Aku tidak tahu apa yang sebenarnya

terjadi, banyak hal yang setelah kami memutuskan untuk

meresmikan hubungan kami, semua kesenangan menjadi hilang,

kami hanya bertengkar, lalu berpura-pura bahagia di depan

teman-temannya, kami tidak pernah tertawa lagi

Mariane: Astaga, itu mengerikan

Ferdinand: Tapi kami tidak punya masalah dalam… kau tau…

Mariane: sex? Ya tentu saja

Ferdinand: ia membuatku merasa idiot! Selama satu tahun

terakhir dia berselingkuh dengan sepupuku sendiri, aku tahu

itu nyata, tapi aku ingin semua itu hanya cerita orang-orang

saja, sampai hari ini pun setiap teman-temanku mengungkit

masalah ini aku selalu menyangkalnya. (Minum) Tentu saja

semuanya nyata Mariane, karena dia yang mengatakannya sendiri

padaku. Malam itu kami pergi berkencan seperti biasanya,

persis di tempat ini (ia bangkit) kami duduk di sebelah sana

(duduk di bangku yang kosong di sebelah bangku yang ia tempati

dengan Mariane) malam itu hujan turun cukup deras, ia memakai

jaket kulit, rok bunga-bunga yang sangat kubenci, membawa

payung biru, wajahnya pucat, rambutnya agak basah

Page 23: Message Personnel

22

(Masuklah seorang wanita dengan pakaian yg persis di jelaskan

oleh Ferdinand).

(Ferdinand kini duduk dengan seorang wanita menurut ceritanya

adalah Linda)

Ferdinand: Rambutmu basah

Linda: Aku tahu

Ferdinand: Kau nanti kedinginan

Linda: aku tahu

Ferdinand: Padahal kita bisa pergi ke café saja, lebih dekat

dengan tempatku dan makanannya enak-enak

Linda: aku tidak lapar

Ferdinand: tadi kau bilang kau lapar

Linda: aku tidak lapar, aku mungkin haus (memanggil pelayan)

Pelayan: Anda mau pesan apa?

Linda: kopi, untuk kami berdua.

Pelayan: Ada lagi?

Linda: Tidak itu saja

(pelayan pergi)

Ferdinand: Aku minggu depan sudah selesai ujian, bagaimana

kalau kita pergi bersama piknik atau pergi ke musium (Linda

Memotong pembicaraannya)

Linda: Ferdinand, ada yang harus aku bicarakan

Ferdinand: (masih dalam suasana bercanda) Bicarakan saja kalau

begitu

Page 24: Message Personnel

23

Linda: Ferdinand, aku serius. Aku tidak pernah se-serius ini

Ferdinand: baiklah

Linda: Ada sesuatu yang harus kau ketahui, dan ini akan

terdengar sangat sulit. (pause) apakakah kau tahu kenapa Anton

pindah dari rumahmu?

Ferdinand: Karena tempatku terlalu sempit, dan terlalu berisik

Linda: dan kau percaya begitu saja?

Ferdinand: Haruskah aku tidak percaya pada ucapannya?

Linda: Ayolah Ferdinand, kau tahu alasan yg sebenarnya

Ferdinand: alasan apa? Aku tidak mengerti maksudmu

Linda: Ferdinand, selama satu tahun terakhir (pause) aku

mengencani Anton

Ferdinand: (Terdiam agak lama) aku akan minta bill-nya dan

pergi dari sini

Linda: Ferdinand, dengarkan aku dulu

Ferdinand: Tidak Linda! Aku tidak ingin mendengarkan apapun.

Kenapa kau tidak berbohong saja padaku? Kau bisa satu tahun

berbohong padaku, kenapa tidak kau lanjutkan saja?

Linda: karena aku tidak bisa tidur, aku ingin bersama dengan

Anton tanpa dibayang-bayangi kehadiranmu (pause) (menahan

tangisannya) aku mencintainya.

Ferdinand: (pause) kau yakin?

Linda: maksudmu?

Ferdinand: kau mencintainya?

Page 25: Message Personnel

24

Linda: jika cinta itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku

jelaskan maka ya, aku mencintainya.

Ferdinand: (pause) apa kau mencintaiku?

Linda: Astaga, cukup.

Ferdinand: apa kau ‘pernah’ mencintaiku?

Linda: aku tidak akan menjawabnya

Ferdinand: mudah saja, ya atau tidak

Linda: (dengan cepat) ya (pause) aku juga mencintaimu dengan

cara yang berbeda

Ferdinand: Jadi apa maumu ?

Linda : Aku ingin kau, aku dan Anton bersama-sama.

Ferdinand : Aku tidak bisa

Linda : Kenapa ? Kau tidak mencintaiku ?

Ferdinand: Aku tidak sanggup melihatmu berciuman dengan orang

lain, bahkan jika itu hanya dalam kepalaku. Sekarang kau ingin

membagi cintamu dengan orang lain. Aku tidak bisa.

Linda: Kau tidak mencintaiku kalau begitu

Ferdinan: Definisikan itu… (Dipotong oleh meja sebelahnya

pengunjung yang sama yg melakukan aksi pelamaran seperti

sebelumnya, mereka melakukan aksi melamar)

Kekasih 1: Malam mini sangat istimewa karena tunanganku baru

saja berkata “Ya” dia menerima lamaranku

(mereka berpelukan lalu berciuman)

Kekasih 1: Minuman gratis untuk kalian!

Orang-orang bertepuk tangan, dan lain-lain.

Page 26: Message Personnel

25

Seseorang memainkan lagu Je t’aime comme ça dari Charles

Aznavour.

Kekasih 1: Aku suka sekali lagu ini, ayo mari berdansa (yang

berpasangan terutama berdansa kecuali Ferdinand dan Linda yang

masih duduk dengan wajah yg sangat kelam) Ayo kalian juga!

(pada Ferdinand dan Linda, mereka berdiri lalu mengambil

posisi dengan aneh)

Kekasih 2: (mengajak bersulang) semoga kalian akan terus

bersama

Kekasih 1: Aku mendengar lonceng pernikahan

(Linda dan Ferdinand saling berpandangan lalu mulai berdansa)

(setelah lagu usai semua bertepuk tangan dan kembali ke meja

masing-masing kecuali si sepasang kekasih yang berciuman lalu

pergi)

(Ferdinand tidak mampu berkata apapun, ia diam dan melamun

entah apa yang dia lamunkan)

Linda: Ferdinand, aku tidak akan minta maaf. Kita sangat

berbeda, terlalu berbeda. Aku ingin melihat mu dengan penuh

perasaan tapi kau hanya berkata-kata. Aku tidak butuh cinta

yang seperti itu... Kau lihat, cepat atau lambat ini semua

akan terjadi. Kau hanya tidak mau mengakuinya. Aku akan pergi

(Linda meninggalkan Ferdinand yang tetap diam mematung)

Ferdinand: (sambil kembali ke tempat duduknya dengan Mariane)

Saat semuanya berakhir aku semakin menginginkannya, aku tidak

tahu apa yang aku lakukan tanpa mencintainya! Aku membencinya

untuk itu dan mencintainya di waktu yang bersamaan! (Ferdinand

memukul-mukulkan kepalanya ke meja beberapa kali, sampai-

sampai seisi bar melihat kearah mereka)

Page 27: Message Personnel

26

Mariane: Ferdinand, hentikan, kau mabuk!

Ferdinand: (Berteriak) Kenapa jukebox itu terus memutar lagu-

lagu menyedihkan?!

Mariane: (menenangkan Ferdinand) sudah sudah (kepada

pengunjung bar) Dia sangat sangat mabuk

Ferdinand: Aku tidak mabuk Mariane, aku (meminum anggur

langsung dari botolnya) tidak mabuk

Mariane: Ya tentu saja (merebut botol anggur darinya dan

meminumnya sedikit) Dia benar. Ini semua akan terjadi, tapi

kau sendiri membutakan matamu untuk kenyataan

Ferdinand: jadi sekarang ini menjadi salahku?

Mariane: Tidak penting ini salah siapa, dia pembohong dan kau

juga; kau lebih buruk karena kau telah memanipulasi dirimu

sendiri untuk berpikir bahwa kau mencintainya.

Ferdinand: (menjadi emosional) aku benar-benar mencintainya

Mariane: Apa itu cinta untukmu Ferdinand?

(Ferdinand tidak bisa menjawab)

Mariane: Cintamu tidak lebih dari kesetiaan pada masa lalu.

Kau begitu menyedihkan. Merekayasa perasaan bahwa kau

mencintainya padahal kau sama sekali tidak mencintainya. Agar

kau bisa ‘merasakan’ sesuatu. Akui saja, kau senang seperti

ini; terlena dalam melankolia yang kau buat

Ferdinand: Satu-satunya cara untuk (bersama-sama dengan

Marianne)

Mariane: melupakan kesedihan adalah terhanyut kedalam

kesedihan itu sendiri, ya aku pernah dengar itu, jutaan kali

(Ferdinand tampak lesu dan hampir menangis)

Page 28: Message Personnel

27

Mariane: Aku tidak mau membaca koran di suatu pagi dan

menemukanmu di bagian obituari

Ferdinand: Kenapa… dari semua perempuan di dunia ini tuhan

harus mempertemukan kau denganku?

Mariane: Karena malam ini semuanya harus berakhir.

Ferdinand: Jika aku tidak mau mendengarkan diriku sendiri, apa

yang membuatmu yakin bahwa aku akan mendengarkan mu?

Mariane: Karena aku benar, kau tahu itu.

(Mereka saling berpandangan)

Mariane: Tinggalkan dia

Ferdinand: Aku tidak bisa

Mariane: Semua pasti sulit, Tapi bukankah beberapa hal harus

berakhir agar kau bisa membangun lagi sesuatu yang lebih baik,

aku yakin aku tidak harus mengajarimu caranya karena itu

adalah pekerjaanmu.

(Ferdinand diam sejenak lalu mulai mengeluarkan uang dan

bersiap-siap untuk pergi)

(Mariane pun mulai bersiap-siap, tapi saat merekan pergi lagu

When or When dari Dion and the Bellmons di putar. Mariane dan

Ferdinand berhenti)

(Mariane dan Ferdinand berdansa berdua, sangat dekat, dengan

penuh perasaan)

Ferdinand: Mariane

Mariane: Oui?

Ferdinand: Je te remercie. Tu me fais voir tous que je ne

puissais pas voir

Page 29: Message Personnel

28

Mariane : (Tersenyum) Je t'en prie

(Saat Ferdinand mau menciumnya lampu fade out dan Mariane raib entah kemana)

(Begitu ia melihat ke sekeliling bar sudah sepi, tinggal beberapa bartender dan pelayan yang sedang beres-beres)

(Ferdinand celingukan mencari Marianne)

Ferdinand: Kau lihat kemana perginya wanita yang sejak tadi duduk dan berdansa denganku ?

Pelayan: (kebingungan) Sejak setengah jam yang lalu anda hanya berdiri di depan jukebox dan memutar lagu-lagu lawas

(Ferdinand kebingungan)

Pelayan: Apa anda dijemput seseorang? Adakah nomor yang bisa saya hubungi?

Ferdinand: tidak, aku baik-baik saja

Pelayan: tidak, kami tidak bisa membiarkan anda pulang sendiri dalam keadaan semabuk ini

Ferdinand: Aku tidak mabuk (Ferdinand merogoh saku kemeja, celana, dan jaketnya lalu menemukan nomor telfon di secarik kertas)

Ferdinand: telpon orang ini

Pelayan: Mariane? Anda ingin saya menelpon Mariane?

Ferdinand: ya

(Pelayan pergi menelpon)

(Lampu fade out)

Selesai

Catatan:

Page 30: Message Personnel

29

Message Personnel: Personal message (Judul ini diambil

dari lagu penyanyi prancis Francoise Hardy yang berjudul

sama. Lagu ini adalah salah satu inspirasi yang terbesar

dalam penulisan naskah)

Tu est fou, Pierrot: Kau gila, Pierrot (Terinspirasi dari

film Pierrot Le Fou (1965) karya Jean Luc Goddard, nama

karakter utama juga di ambil dari film ini yaitu

Ferdinand dan Marianne)

Je m’appelle Ferdinand: Namaku Ferdinand

Oui moi non plus: Ya, aku juga

Je te remercie: “Thank you”

Tu me fais voir des choses que je ne pouvais pas voir :

« you make me see things i couldn’t see »