metabolisme obat pada lansia
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
1/7
(SB 2) Metabolisme obat pada lansia
1. Kenerja Farmakokinetika
a. Keefektifan Absorpsi
Keefektifan absorpsi suatu obat pada diri lansia mungkin dapat
berubah. Keadaan ini disebabkan oleh terubahnya beberapa ubahan
(variable) fisiologi penting selama proses menua. Yakni, menurunnya
sekresi asam lambunt (25 – 35%), alir darah saluran erna, produksi tripsin
pankreatik, gerakan saluran erna atau !aktu pengosongan lambung, dan
"umlah sel pengabsorpsi atau luas permukaan "aringan (#humaher, $&'
assoud, $&*).
+ampak terubahnya beberapa ubahan fisiologi di atas dapat berupa
penurunan la"u absorpsi, yang lebih lan"ut dapat memperlama mula ker"a
efek famkologi obat terkait. eoritis keadaan ini perlu dipertimbangkan
bila ingin memberikan obat yang mula ker"anya diharapkan epat
berlangsung, seperti analgesik-antipiretika. eskipun demikian, kenyataan
menun"ukkan bah!a untuk sebagian besar obat, baik la"u maupun
besarnya obat yang diabsorpsi tidak terubah (assoud, $&* /01,
$&5). enurunan keefektifan absorpsi hanya menun"ukkan mankna klinis
yang nyata pada usia &' tahun ke atas (bagi obat yang absorpsinya melalui
mekanisme difusi pasif). ada sisi lain, bagi obat yang absorpsinya
diperantarai oleh mekanisme transport aktif, keefektifan absorpsinya dapat
diprakirakan akan lebih nyata penurunannya. +idukung bukti terbatasnya
absorpsi galaktosa, 3-metilglukosa, kalsium, tiamina, itamin 4$2, dan
besi pada diri lansia (0ollo!ay, $* 6rooks dkk, $7).
b. Keefektifan Distribusi
8bahan fisiologi yang mempengaruhi keefektifan distribusi obat
terkait dengan komposisi tubuh (airan tubuh, bobot tubuh tak berlemak,
lemak tubuh) dan ikatan protein plasma, "aringan, atau organ. 9amun,
untuk menilai perubahan keefektifan distribusi obat pada lansia, "uga perlu
dipertimbangkan sifat keterlarutan obat bersangkutan.
#elama proses menua, ter"adi perubahan yang besar dalam komposisi
tubuh. #ebagian besar "aringan yang seara metabolik aktif, perlahan-lahan
diganti oleh lemak. ada lelaki lemak tubuh meningkat $& – 37%,
sedangkan pada !anita 33-*&% (rooks dkk, $7). :kibatnya, terdapat
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
2/7
pengurangan bobot atau masa tubuh takberlemak. 1bat-obat yang sangat
larut-lipid (misal didokaina, klordia;epoksida, dia;epam) akan
menun"ukkan peningkatan olume distribusi (
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
3/7
glukuronidasi, sulfatasi, asetilasi, glutationisasi), atas bantuan sistem
en;im tertentu (Bibson dan #kett, $&7, Co!land dan o;er, $&).
erdapat beberapa ubahan fisiologi penting yang terkait dengan
keefektifan metabolisme obat. Yakni, daya tampung (kapasitas) en;im, alir
darah ke hati, dan dera"at ikatan obat-protein. ada lansia, daya tampung
metabolisme obat di hati pada umumnya berkurang. 9amun, keberagaman
hasil penelitiannya ukup tinggi (assoud, $&*).
#eperti teringkas pada abel $, hari yang menua mengalami
beberapa berubahan selulerD pengurangan la"u bersih metabolik (bersih hati
intrinsik) yang beragam sekali di antara indiidu kehilangan masa (turun
dari 2,5% bobot badan men"adi $,7%) pengurangan alir darah sekitar $2 –
*'% pada usia 75 tahun, atau ',3 – $,5% tiap tahun setelah usia 3' tahun)
penurunan kadar albumin yang nyata, meskipun protein total relatif tidak
berubah (sekitar ',* – ',& g>l dari usia 2' sampai &' tahun) (
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
4/7
(assoud, $&* /01, $&5 @amy, $'). erbukti beberapa peneliti
menun"ukkan bah!a keterpauan sistem en;im sitokro, -*5' mikrosoma
hati, men"adi kurang rentan terhadap efek pauan rokok. isal, bersih hati
teofilina ditemukan 55% lebih tinggi pada indiidu de!asa yang merokok
daripada yang tidak merokok, sedangkan pada indiidu lansia yang
merokok hanya *'% lebih tinggi daripada yang tidak merokok (6ursak
dkk, $&'). emuan ini didukung oleh adanya laporan berkurangnya angka
ke"adian efek samping teofilina pada lansia yang merokok bila
dibandingkan dengan yang tidak merokok (feifer dan Breenblatt, $&).
+itin"au dari segi "alur mekanisme reaksinya, penurunan keefektifan
metabolisme obat nampaknya lebih banyak terkait dengan penurunan "alur metabolisme tahap A, terutama yang dikatalis oleh sistem en;im sitokrom
-*5' =1 mirosoma hati. +idukung oleh bukti bah!a bersih hati
feno;on, klordia;epoksida, dan teofilina berkurang pada lansia. eskipun
demikian, seberapa besar penurunan keefektifan metabolisme tersebut
mempengaruhi kiner"a farmakologi dan>atatu toksikologinya, sampai saat
ini belum banyak diungkapkan.
4erbagai uraian di atas memperlihatkan bah!a pada lansia
kemungkinan ter"adi penurunan keefektifan metabolisme obat. 9amun,
untuk dapt mengealuasi besar penurunan maupun dampak klinisnya,
perlu dipertimbangkan beberapa aspek penting. YakniD "enis obat dan harga
nisbah penyarian hatinya serta faktor-faktor lain seperti lingkungan,
penyakit, status gi;i, atau antaraksi obat.
d. Keefektifan kskresi
Bin"al merupakan "alur utama ekskresi sebagian besar obat, baik
dalam bentuk obatinduk (obat-utuh) maupun berbagai bentuk metabolitnya. :neka obat dan metabolitnya, munul dalam air kening
sebagai konsekuensi filtrasi glomeruler, sekresi tubuler, dan reabsorpsi
tubuler, atau kombinasi beberapa proses bersangkutan. #eperti hanya
organ-organ lain, gin"al "uga mengalami perubahan fisiologi dan anatomi
akibat proses menua. 4eberapa perubahan menerminkan adanya
pengurangan urah "antung (alir darah-gin"al), sedangkan yang lain
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
5/7
menerminkan perubahan dalam diri saluran gin"al (la"u filtrasi glomeruler
G B=C, sekresi aktif tubuler) (assoud, $&*).
ada lansia, keefektifan filtrasi glomeruler akan berkurang. Keadaan
ini sebagian terkait dengan hilangnya sekitar 35% nefron dan 3'% "umlah
glomeruli yang berfungsi, serta sebagian karena berkurangnya alir darah-
gin"al sekitar *5 – 53% pada proses menua. eskipun tidak linier, keadaan
ini menyebabkan menurunnya B=C sekitar 7% tiap $' tahun setelah usia
2' tahun, (dari usia 2' sampai ' tahun ter"adi penurunan B=C dari $2'
men"adi 7' ml>menit>$,3 m2) (riggs dan 9ation, $5 #humaher,
$&'). :kibatnya, keefektifan filtrasi glomeruler obat apa pun yang
takterikat dengan protein-plasma, akan berkurang pada lansia (assoud,
$&* /01, $&5).
#etelah difiltrasi, obat mungkin akan direabsorpsi ke dalam plasma
melintas tubulus gin"al (bergantung pada keterlarutan-lipid, p0 medium,
gradien kadar, dan besar molekul obat terkait). ada proses menua, ter"adi
pengurangan masa sel dan "umlah tubulus. #elain itu, "uga ter"adi
penurunan daya tampung pemekatan dan pengasaman air kening.
:kibatnya dapat mempengaruhi la"u dan besar reabsorpsi obat yang
bersifat asam lemah (pKa 3 – ,5) atau basa lemah (pKa ,5 – $')
(assoud, $&*).
#ekresi aktif tubuler merupakan "alur penting mekanisme ekskresi
sebagian besar obat. +alam hal ini, transport obat diperantarai oleh suatu
protein-pemba!a dan tidak dipengaruhi oleh dera"at pengikatan obat
dengan protein-plasma. Karenanya, kemunduran dalam fungsi tubulus
pada lansia terbuksi penurunkan keefektifan ekskresi obat seperti penisilindan prokainamida (assoud, $&* /01,$&5).
Eadi, keefektifan ekskresi obat pada lansia dapat mengalami
kemunduran. :kibatnya, !aktu paruh eliminasi (t ) obat-utuh atau
metabolitnya dapat diperpan"ang, lebih lan"ut keberadaan obat di dalam
tubh. Keadaan ini "elas memungkinkan perpan"angan kiner"a farmakologi
dan>atau toksikologi obat terkait. 4eberapa metabolit-toksik obat yang
dapat menumpuk karena gangguan ekskresi gin"al pada lansia meliputi
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
6/7
metildopa, oksifenbuta;on, spironolakton, leodopa, asetoheksamida, dan
oksipurinal.
4erukurangnya keefektifan ekskresi obat le!at gin"al pada lansia
lebih banyak mendapat perhatian, karena dampak kinetika maupun
klinisnya lebih nyata. #elain kemunduran fisiologi dalam filtrasi
glumereler serta sekresi dan reabsorpsi tubuler, penderita lansia terutama
mudah terkena gangguan gin"al karena dehidrasi, gagal "antung kongestif
hipotensi, atau karena patologi gin"al-intrinsik seperti nefropati-diabetik
atau pielonefritis, yang kesemuanya dapat mengubah keefektifan ekskresi
obat le!at gin"al. 4erarti komplikasi penyakit pada lansia perlu mendapat
perhatian yang lebih saksama, mengingat dapat merumitkan pemilihan
obat maupun dosis dan aturan pemberiaanya, #elain itu, kemungkinan efek
yang parah dari la"ak takar beberapa obat seperti digoksin, litium,
antibiotika aminoglikosida, dan klorpropamida "uga perlu dipertimbangkan
sebelum memberikannya pada lansia. Karenanya, seara umum penderita
lansia lebih baik diberi dosis yang lebih rendah daripada penderita de!asa,
utamanya untuk aneka obat yang semata-mata diekskresi le!at gin"al
(/01, $&5).
2. Kinerja Farmakodinamika
eskipun perbedaaan kiner"a farmakokinetika dapat men"elaskan
sebagian besar masalah perubahan kiner"a famakologi atau toksikologi suatu
obat pada lansia, terkadang masalah tersebut hanya dapat di"elaskan melalui
adanya perbedaan kiner"a farmakodinamika obat terkait. isal, meningkatnya
tanggapan (respons) lansia terhadap efek antikoagulan kumarin atau
berkurangnya tanggapan lansia terhadap efek agonis adrenergik (esoproterenol) dan antafonisnya (propranolol).
#ebagian obat memberikan efek farmakologi atau toksikologinya
sebagai akibat antaraksi obat-reseptor. ada lansia mungkin ter"adi perubahan
keefektifan antaraksi tersebut, karena kiner"a famakodinamika obat terkait
pada tempat reseptor tertentu lebih besar atau lebih keil daripada yang ter"adi
pada indiidu de!asa. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh penurunan atau
peningkatan kepekaan reseptor terhadap dinamika obat, yang terkait dengan
-
8/19/2019 Metabolisme Obat Pada Lansia
7/7
perubahan atau kereaktifan tempat ker"a reseptor. eskipun demikian, hal ini
tidak dapat diberlakukan seara umum mengingat "umlah reseptor tidak pasti,
tetapi diatur oleh se"umlah faktor yang meliputi keparahan penyakit tertentu
(iskemia, hipertensi, gagal "antung, hipertropi kardiak), obat (glukokortikoid,
hormon, agonis dan antagonis adrenergik), dan proses menua itu sendiri
(@amy, $').
ada lansia, sistem adrenoseptor-beta berubah. isal, pada lansia
resisten terhadap agonis adrenergik (isoproterenol) dan antagonisnya
(propranolol). Keadaan ini mungkin diperantarai oleh berkurangnya "umlah
dan daya ikat (afinitas) reseptor bersangkutan. erbukti ada korelasi positif
antara proses menua dan aras (level ) norepinefrin-plasma. 4arangkali
norepinefrin-sirkulasi berkompetisi dengan senya!a penyekat-beta dalam
neduduki reseptorbeta, sehingga afinitasnya terhadap antagonis bersangkutan
nampak berkurang. #elain itu, proses menua "uga berkorelasi positif dengan
resistensi "antung terahadap tanggapan kronotropik isoproterenol. eskipun
masih terdapat silang pendapat, ada yang menyarankan untuk meningkatkan
dosis isoproterenol agar mampun menaikkan la"u "antung 25 beats>menit pada
lansia, * – 7 kali lebih besar daripada dosis de!asa (@amy, $').
8raian di atas memperlihatkan bah!a perubahan kiner"a
famakodinamika "uga dapat berperan dalam mempengaruhi perubahan kiner"a
famakologi obat tertentu pada lansia, asal faktor-faktor lainnya dapat
diabaikan pengaruhnya.