metabolisme suhu

Download metabolisme suhu

If you can't read please download the document

Upload: bennie-andista

Post on 26-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

v

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin dari pada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yang berasal dari makanan.Karena fungsi sel peka terhadap fluktuasi suhu internal, manusia secara homeostasis mempertahankan suhu tubuh pada tingkat yang optimal bagi kelangsungan metabolisme yang stabil.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Suhu TubuhSuhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi, suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.PANAS YANG DIPRODUKSI PENGELUARAN PANAS=SUHU TUBUH

Meskipun kondisi tubuh yang ekstrem dan aktivitas fisik, mekanisme kontrol suhu manusia tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relatif konstan . Bagaimana pun suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini, suhu yang dapat diterima berkisar dari 36C sampai 38C. Fungsi jaringan dan set tubuh paling baik dalam rentang suhu yang relatif sempit.Tempat pengukuran suhu (oral, rektal, aksila,.membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, atau bahkan kandung kemih) merupakan salah satu faktor yang menentukan suhu tubuh klien dalam rentang sempit ini. Untuk dewasa awal yang sehat rata-rata suhu oral 37C. Pada praktik klinik, perawat mempelajari kisaran suhu dan klien individu. Tidak ada nilai suhu yang berlaku untuk semua orang.Pengukuran suhu tubuh ditujukan untuk memperoleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata yang representatif. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Tempat yang menunjukkan suhu inti merupakan indikator suhu tubuh yang lebih dapat diandalkan daripada tempat yang menunjukkan suhu permukaan . Arteri paru menunjukkan nilai yang paling representatif karena darah bercampuk dari semua bagian tubuh. Pengukuran suhu pada arteri paru merupakan standar dibandingkan dengan semua tempat yang dikatakan akurat.RegulasiKeseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan perilaku. Agar suhu tubuh Map konstan dan berada dalam batasan normal, hubungan antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan diregulasi melalui mekanisme neurologis dan kardiovaskular. Perawat menerapkan pengetahuan mekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan regulasi suhu.Kontrol Neural Dan VaskularHipotalamus, yang terletak antara hemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana kerja termostat dalam rumah. Suhu yang nyaman adalah pada "set point" di mana sistem panas beroperasi. Di rumah, turunnya suhu ruangan mengaktifkan perapian, sebaliknya naiknya suhu mematikan perapian. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas.Bila set saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point, impuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh (Gambar 32-2). Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point, mekanisme konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter dan getaran (menggigil) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan tambahan pengeluaran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada hipotalamus atau kordaspinalis, yang membawa pesan hipotalamus, dapat menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu.Produksi PanasPanas diproduksi di dalam tubuh melalui metabolisme, yang merupakan reaksi kimia pada semua set tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi metabolisme. Termoregulasi membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi kimia seluler membutuhkan energi untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP). Jumlah energi yang digunakan untuk metabolisme adalah laju metabolik. Aktivitas yang memerlukan tambahan reaksi kimia meningkatkan laju metabolik. Bila metabolisme meningkat, panas tambahan akan diproduksi. Ketika metabolisme menurun, panas yang diproduksi lebih sedikit. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, getaran otot dan termogenesis tanpa menggigil.1.Metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah rata-rata lajumetabolik basal (BMR) bergantung pada luas permukaan tubuh. Hormon tiroid juga mempey ngaruhi BMR. Dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh, hormon tiroid meningkatkan laju reaksi kimia pada hampir seluruh sel tubuh. Bila hormon tiroid disekresi dalam jumlah besar, BMR dapat meningkat 100% di atas normal. Tidak adanya hormon tiroid dapat mengurangi setengah jumlah BMR, yang menyebabkan penurunan produksi panas. Stimulasi sistem saraf simpatis oleh norepinefrin dan epinefrin juga dapat meningkatkan laju metabolik jaringan tubuh. Mediator kimia ini menyebabkan glukosa darah turun, yang akan menstimulasi sel Untuk menghasilkan glukosa. Hormon seks pria, testosteron meningkatkan BMR. Pria memiliki BMR yang lebih tinggi daripada wanita.2.Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan, membutuhkan tambahan energi. Laju metabolik dapat meningkat di atas 2000 kali normal. Produksi panas dapat meningkat di atas 50 kali normal.3.Menggigil merupakan respons tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh. Gerakan otot skelet selama menggigil membutuhkan energi yang signifikan. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4 sampai 5 kali lebih besar dari normal. Panas diproduksi untuk mempertahankan suhu tubuh.Pengeluaran PanasPengeluaran dan produksi panas terjadi secara simultan. struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara konstan, pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.RadiasiRadiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton, l9)3). Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang dibawa ke permukaan tergantung dari tingkat vasokonstriksi dan vasodilatasi yang diatur oleh hipotalamus. Panas menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di sekelilingnya. Penyebaran meningkat bila perbedaan suhu antara objek juga meningkat.Vasodilatasi perifer juga meningkatkan aliran darah ke kulit untuk memperluas penyebaran yang ke luar. Vasokonstriksi perifer meminimalkan kehilangan panas ke luar. Sampai 85% area permukaan tubuh manusia menyebarkan panas ke lingkungan. Namun, bila lingkungan lebih hangat dari kulit, tubuh mengabsorpsi panas melalui radiasi.Perawat meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi dengan melepaskan pakaian atau selimut. Posisi klien meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi (mis.berdiri memajankan area permukaan radiasi lebih besar dan berbaring dada posisi janin. meminimalkan radiasi panas). Menutup tubuh dengan pakaian gelap dan rajutan juga mengurangi jumlah kehilangan panas melalui radiasi.KonduksiKonduksi adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas hilang. Ketika suhu dua objek sama, kehilangan panas konduktif terhenti. Panas berkonduksi melalui benda padat, gas, dan cair. Konduksi normalnya menyebabkan sedikit kehilangan panas. Perawat meningkatkan kehilangan panas konduktif ketika memberikan kompres es atau memandikan klien dengan air dingin. Memberikan beberapa lapis pakaian mengurangi kehilangan konduktif. Tubuh menambah panas dengan konduksi ketika kontak dilakukan dengan material yang lebih hangat dari suhu kulit.

Konveksi Konveksi adalah perpindahan panas karena gerakan udara. Panas dikonduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara hangat. Pada saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas konvektif meningkat. Kipas angin listrik meningkatkan kehilangan panas melalui konveksi. Kehilangan panas konvektif meningkat ketika kulit lembab kontak dengan udara yang bergerak ringan.Evaporasi Evaporasi adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Selama evaporasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap (Guyton, 1991). Tubuh secara kontinu kehilangan panas melalui evaporasi. Kira-kira 600 sampai 900 ml sehari menguap dari kulit dan paru, yang mengakibatkan kehilangan air dan panas. Kehilangan normal ini dipertimbangkan kehilangan air tidak kasat mata dan tidak memainkan peran utama dalam pengaturan suhu.Dengan mengatur perspirasi atau berkeringat, tubuh meninggalkan kehilangan panas evaporatif tambahan. Berjuta-juta kelenjar keringat yang terletak dalam dermis kulit menyekresi keringat melalui duktus kecil pada permukaan kulit. Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior memberi sinyal kelenjar keringat untuk melepaskan keringat. Selama latihan dan stres emosi atau mental, berkeringat adalah salah satu cara untuk menghilangkan kelebihan panas yang dibuat melalui peningkatan laju metabolik. Evaporasi berlebihan dapat menyebabkan kulit gatal dan bersisik, serta hidung dan faring kering.Diaforesis adalah prespirasi visual dahi dan toraks atas. Kelenjar keringat berada di bawah dermis kulit. Kelenjar menyekresi keringat, larutan berair yang mengandung natrium dan klorida, yang melewati duktus kecil pada permukaan kulit. Kelenjar dikontrol oleh sistem saraf simpatis. Bila suhu tubuh meningkat, kelenjar keringat mengeluarkan keringat, yang menguap dari kulit untuk meningkatkan kehilangan panas. Suhu tubuh rendah menghambat sekresi kelenjar keringat. Diaforesis kurang efisien bila gerakan udara minimal atau bila kelembaban udara tinggi. Individu yang tidak mempunyai kelenjar keringat congenital atau yang mempunyai penyakit kulit serius yang merusak diaforesis tidak dapat menoleransi suhu hangat karena mereka tidak dapat mendinginkan diri mereka sendiri secara adekuat.Kulit Pada Regulasi SuhuPeran kulit pada regulasi suhu meliputi insulasi (isolasi) tubuh, vasokonstriksi (yang mempengaruhi jumlah aliran darah dan kehilangan panas pada kulit), dan sensasi suhu. Kulit, jaringan subkutan, dan lemak menyimpan panas di dalam tubuh. Ketika aliran darah antara lapisan kulit berkurang, kulit itu sendiri adalah insulator paling baik. Individu dengan lemak tubuh lebih banyak mempunyai insulasi alamiah lebih banyak daripada individu yang kurus dan berotot.Cara kulit mengontrol suhu tubuh sama dengan cara radiator mobil mengontrol suhu mesin. Mesin mobil melakukan pengendalian panas yang baik. Air dipompa melalui system mesin untuk menampung panas dan membawanya ke radiator, ketika kipas memindahkan panas dari air ke udara luar. Radiator dan kipas mempertahankan suhu mesin dalam batas aman untuk mencegah kerusakan karena terlalu panas. Pada tubuh manusia, organ internal menghasilkan panas, dan selama latihan atau peningkatan stimulasi simpatis, jumlah panas yang dihasilkan lebih tinggi dari suhu inti normal. Aliran darah dari organ internal, yang membawa panas ke permukaan tubuh. Kulit juga disuplai oleh pembuluh darah. Pada area tubuh yang paling terpajan, darah dapat mengalir secara langsung dari arteri ke vena. Aliran darah melalui area kulit yang lebih banyak pembuluh darah dapat bervariasi dari aliran minimal sampai sebanyak banyaknya 30% darah yang diejeksikan dari jantung. Panas berpindah dari darah, melalui dinding pembuluh, ke permukaan kulit dan hilang ke lingkungan melalui mekanisme kehilangan panas. Suhu inti tubuh tetap dalam batas aman.Derajat vasokonstriksi menentukan jumlah aliran darah dan kehilangan panas ke kulit. Bila suhu inti terlalu tinggi, hipotalamus menghambat vasokonstriksi. Sebagai akibat pembuluh darah berdilatasi dan lebih banyak pembuluh mencapai permukaan kulit. Pada hari panas dan lembab pembuluh darah di tangan berdilatasi dan mudah dilihat. Sebaliknya, bila suhu inti menjadi terlalu rendah, hipotalamus menimbulkan vaokonstriksi dan aliran darah ke kulit berkurang. Sehingga panas tubuh dihemat.Kulit disuplai baik oleh reseptor panas dan dingin. Karena reseptor dingin lebih banyak, fungsi kulit terutama untuk mendeteksi suhu permukaan dingin. Bila kulit kedinginan, sensornya mengirim informasi ke hipotalamus, yang menimbulkan menggigil untuk meningkatkan produksi panas tubuh, menghambat berkeringat, dan vasokonstriksi.Kontrol PerilakuManusia secara sadar bertindak untuk mempertahankan suhu tubuh yang nyaman ketika terpajan pada suhu ekstrem. Kemampuan individu untuk mengontrol suhu tubuh tergantung pada:1.Derajat ekstrim tubuh2.Kemampuan individu untuk merasakan kenyamanan atau ketidaknyamanan3.Proses fakir atau emosi4.Mobilitas atau kemampuan individu untuk melepaskan atau menambahkan pakaian.Kontrol suhu tubuh sulit bila salah satu dari kemampuan ini tidak ada atau hilang. Ketika suhu tubuh menjadi sangat panas atau dingin, perilaku peningkatan kesehatan mempunyai keterbatasan efek pada pengendalian suhu. Disini perawat mwngkaji variable yang menempatkan klien pada resiko tinggi untuk ketidakefektifan termoregulasi. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:1. Usia Pada saat lahir, bayi meninggalkan lingkungan yang hangat, yang relative konstan, masuk dalam lingkungan yang suhunya berfluktuasi dengan cepat. Suhu tubuh bayi dapat berespons secara drastis terhadap perubahan suhu lingkungan. Produksi panas akan meningkat seirinh dengan pertumbuhan bayi memasuki anak anak. Regulasi suhu tidak stabil sampai anak anak mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati masa lansia. Lansia lebih sensitive terhadap suhu yang ekstrem karena kemunduran mekanisme control, terutama pada control vasomotor (control vasokonstriksi dan vasodilatasi), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.