metoda konseling
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Metoda Konseling
1/11
(ESSAY)
PENERAPAN METODA KONSELING KOMANDAN SATUAN
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN
(Oleh Kapten Inf Eddy Wismu Wardhana)
I. PENDAHULUAN
Pemimpin atau Komandan Satuan dalam lingkungan militer mempunyai posisi
sentral bagi kehidupan keprajuritan, karena organisasi militer adalah organisasi yang
menitikberatkan garis komando sehingga seorang Komandan Satuan harus memahami
tugas dan tanggung jawab yang diproyeksikan untuk memimpin satuan dijajaran TNI.
Komandan Satuan dalam kepemimpinannya harus dapat memberikan contoh dan
teladan bagi prajurit yang dipimpinnya baik dalam lingkungan dinas maupun dalam
kehidupan bermasyarakat.
Mencermati pernyataan diatas, peran Komandan Satuan dalam suatu kesatuan
sangatlah penting, karena ia merupakan figur yang menentukan dalam mewujudkan
kinerja satuan agar dapat menjamin keberhasilan tugas pokok. Bila Komandan Satuan
menjalankan kepemimpinannya secara benar, baik, konsisten, adil dan beradab, maka
kesatuan yang dipimpinnya akan berjalan mengarah kepada pencapaian tujuan
organisasi.
Banyak prajurit di satuan seperti telah kehilangan rasa percaya diri dan bahkan
kurang menghayati jati dirinya. Hal tersebut mencerminkan kompleksitas kekalutan
dalam kehidupan keprajuritan, indikasi yang ditemukan di satuan diantaranya rasa
kecewa, merasa diperlakukan tidak adil, ketidaksabaran, tidak loyal, salah dalam
mengaplikasikan jiwa korsa, kurang berfungsinya akal-budi-nurani, dan menurunnya
kualitas akhlaq dan budi pekerti yang semua itu sangat mempengaruhi kinerja
organisasi satuan.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
2/11
2
Pada umumnya keberhasilan kinerja Komandan Satuan dapat dinilai dari
pencapaian sasaran pembinaan satuan yang meliputi pembinaan organisasi, personel,
latihan, material, pangkalan dan peranti lunak yang merupakan tanggung jawab
Komandan Satuan. Ketidakberhasilan pembinaan satuan ditandai dengan : pertama,
tingginya angka pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit TNI, yang paling menonjol
saat ini kasus desersi, perkelahian (antar prajurit TNI, dengan Polri dan Masyarakat),
narkoba dan asusila dan tindakan kekerasan yang terjadi di dalam satuannya
Hal ini mencerminkan bahwa pembinaan hukum, disiplin dan tata tertib sebagai bagian
dari pembinaan personel belum efektif. Sejak periode TA. 2003 - 2008 (dalam kurun 5
tahun) telah terjadi peningkatan kasus pelanggaran yang sangat signifikan dan banyak
yang berakhir dengan Berhenti Tidak Dengan Hormat.
II. PEMBAHASAN
V.Gilbert Beers mengatakan Seorang yang memiliki integritas adalah yang
mampu dan berani menetapkan sistem norma dalam kehidupannya (AB. Susanto &
Koesnadi Kardi, Quantum Leadership, 2003). Integritas bukan menunjukkan apa yang
dilakukan, akan tetapi lebih kepada jati dirinya.
Adapun yang menjadi penghambat,
1. Mengakarnya budaya feodal di sebagian Pemimpin/Komandan Satuan,
menyebabkan terganggunya komunikasi disatuan, akibatnya iklim kerja menjadi
tidak kondusif.
2. Adanya kebiasaan-kebiasaan masa lalu yang tidak tertib dan menjadikan
banyak Komandan Satuan lebih bersikap status quo sehingga sulit berkembang
danmengembangkan komunikasi dengan anggota.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
3/11
3
3. Dukungan anggaran yang belum memadai karena terbatasnya
kemampuan ekonomi negara sangat menyulitkan para Komandan Satuan dalam
melakukan pembinaan satuannya. Kondisi ini dapat menurunkan moril dan
semangat juang prajurit serta dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
norma, ketentuan dan prosedur.
Menurut Letjen TNI (Purn) TB.Silalahi : Pemimpin masa depan haruslah
manusia yang utuh atau paripurna (Men of Integrity). Dia bukan hanya sekedar pintar,
akan tetapi berkarakter dan memiliki tingkat profesionalisme yang memadai sesuai
dengan tuntutan perkembangan dan perubahan lingkungan, karena hasil implementasi
kepemimpinannya tidak hanya berdampak kepada kinerja satuannya semata, tetapi
memiliki dampak langsung secara hirarki ke dalam tubuh organisasi TNI.
Pertama Pemimpin yang memiliki komitmen dan konsisten, artinya Komandan
Satuan harus mau dan mampu untuk, pertama, meningkatkan disiplin satuan, melalui
penerapan disiplin dimulai dari disiplin pribadi yang dia contohkan kepada semua
prajurit yang ada dalam organisasi satuannya. Agar disiplin prajurit dalam satuan
terwujud maka pemimpin harus konsisten dalam melaksanakan ketentuan dan prosedur
yang sudah digariskan untuk mencapai keberhasilan tugas pokok satuan dengan
memberikan tauladan.
Kedua, memelihara keunggulan moril, seorang pemimpin harus mampu
memelihara dan membangun keunggulan moril prajurit satuannya. Menyitir amanat
Panglima Besar Jenderal Soedirman Meskipun kamu mendapat latihan jasmani yang
sehebat-hebatnya tidak akan berguna jika kamu mempunyai sifat menyerah, Tentara
akan timbul dan tenggelam bersama-sama negara makna yang terkandung dari
amanat tersebut mengingatkan kepada unsur pimpinan dan prajurit, bahwa sehebat
apapun tingkat latihan yang diberikan kepada prajurit tidak ada kegunaannya apabila
memiliki sifat yang mudah menyerah. Sifat menyerah sangat berhubungan erat dengan
moril yang dibangun oleh para Komandan Satuan.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
4/11
4
Ketiga, meminimalisasi segala bentuk pelanggaran, Komandan Satuan harus
mampu menciptakan situasi yang kondusif disatuannya, situasi tersebut dapat
diciptakan apabila dalam kepemimpinannya Komandan Satuan tersebut mampu
berinovasi dan berkreasi sehingga tidak ada kesempatan bagi prajurit untuk berpikir
melakukan kegiatan yang mengandung resiko pelanggaran,
Keempat, membangun dan memajukan satuan, Komandan Satuan harus
berinisiatif, berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan kinerja satuannya.
Keterbatasan-keterbatasan yang ada tidak boleh menyurutkan semangat Komandan
Satuan dalam mencari dan melakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan pembinaan
satuannya. Komandan Satuan harus menerapkan norma, ketentuan dan prosedur
untuk mewujudkan komitmen yang telah dibangun serta konsisten terhadap komitmen
dan langkah-langkah yang telah direncanakan.
Pemimpin yang memiliki integritas pribadi kuat, artinya seorang Komandan Satuan
harus memiliki keteguhan hati, pikiran dan sikap sekalipun menghadapi situasi kritis dan
sulit serta tetap konsisten pada jati dirinya.
Komandan Satuan harus : Jujur, dengan kejujuran akan diperoleh keteguhan watak
yang diimbangi oleh prinsip-prinsip moral, memegang teguh kebenaran serta memiliki
etika keadilan, Tegas, keberanian bertindak tegas atas prinsip kebenaran dan aturan,
agar tidak mudah untuk dipengaruhi atau dibelokkan haluannya, Dapat dipercaya,
konsistensi antara ucapan dan perbuatan sehingga memberikan kepastian kepada
anggota dalam pelaksanaan tugas.
Memiliki kemampuan manajemen kepemimpinan yang handal, kemampuan untuk
mengelola pribadinya secara utuh agar ia senantiasa memiliki kesiapan yang optimal
dalam memimpin organisasinya. Kepemimpinan Komandan Satuan akan lebih bernilai
ketika ia mampu mendekati, mengerti, memahami dan menggerakkan bawahan.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
5/11
5
Memiliki keberanian mengambil resiko, karena resiko adalah bagian dari tanggung
jawab kepemimpinan. Komandan Satuan yang tidak berani mengambil resiko hanyalah
pemimpin yang lemah, oleh karena itu seorang Komandan Satuan yang diberikan
tanggung jawab untuk memimpin satuan harus memiliki keberanian untuk memikul
semua resiko dan mengambil alih tanggung jawab satuan apabila terjadi penyimpangan
yang dilakukan oleh organisasinya.
Komandan Satuan, harus memiliki dasar yang kuat dalam bidang pengetahuan
(knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap perilaku (attitude). Sehingga Komandan
Satuan akan dapat meningkatkan kinerja satuannya serta memiliki kemampuan untuk
mengatasi persoalan pada situasi tertentu.
Mampu menegakkan aturan, peraturan ditegakkan bukan hanya untuk anak buah saja
tetapi untuk seluruh personel yang ada disatuan, Mengesampingkan kepentingan
pribadi, Komandan Satuan harus bisa membedakan antara kepentingan pribadi
dengan kedinasan, tanggung jawab tugas menjadi prioritas utama.
Memiliki efektifitas kepemimpinan, sehingga diharapkan Komandan Satuan berorientasi
kepada profesionalitas dalam meningkatkan kinerja satuannya, Kemampuan fisik prima,
sebagai Komandan Satuan memiliki fisik yang prima akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap gairah serta semangat kerja anak buah, sehingga gairah dan semangat
kerja bermuara pada peningkatan kinerja satuannya.
A. Membangun Profesionalisme Kepemimpinan
HAKEKAT Komandan Satuan profesional adalah Komandan satuan yang
menguasai bidang tugasnya dan memiliki ketrampilan untuk melakukannya, yang
memiliki kekuatan karakter pribadi, memegang teguh komitmen dan memiliki
konsistensi terhadap norma-norma kepemimpinan.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
6/11
6
Dalam pengertian seorang Komandan Satuan harus mampu menjadi teladan (soko
guru) bagi bawahannya agar ia memiliki kekuatan moral untuk menegakkan aturan dan
norma-norma yang berlaku. Kecenderungan degradasi kepemimpinan ditunjukkan oleh
pelanggaran yang dilakukan oleh para prajurit disatuan, dimana kuantitas dan kualitas
pelanggaran secara eskalatif terus meningkat. Bila kondisi seperti ini tidak direspon
dengan serius oleh setiap pribadi Komandan Satuan maka tidak mustahil
profesionalitas, kredibilitas dan citra Komandan Satuan akan merosot tajam dihadapan
anak buah, pada gilirannya akan merugikan kinerja dan produktifitas satuan.
Metoda yang ditempuh untuk merealisasikan upaya tersebut diatas adalah,
Komunikasi/konseling, yaitu membangun komunikasi dua arah yang effektif, agar
terjalin ikatan hubungan kerja dan hubungan emosional yang selaras, salah satunya
dapat dilakukan dalam bentuk apel Komandan Satuan, Penugasan, yaitu memberikan
kesempatan berbagai macam penugasan yang seluas-luasnya kepada para bawahan
agar memiliki pengalaman tugas yang memadai, Penghargaan dan hukuman (Reward
and Punishment), yaitu memberikan penghargaan atas prestasi kerja kepada para
anggota serta menjatuhkan sanksi administrasi maupun sanksi hukum terhadap setiap
bentuk pelanggaran atau merosotnya kinerja satuan.
Peran pimpinan/komandan satuan dan stafnya menjadi sangat penting dan
menentukan dalam pemeliharaan dan peningkatan disiplin satuan antara lain :
1. Menanamkan idealisme dengan membudayakan ceramah pembinaan
mental dan kejuangan bagi prajurit dan keluarganya.
2. Melakukan pengendalian dan pengawasan yang kontinyu terhadap
anggotanya.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
7/11
7
3. Menggalakkan pembinaan tradisi kejuangan serta bela negara untuk
menanamkan Esprit de corps dan rasa bangga terhadap satuan sehingga setiap
prajurit dalam satuan akan selalu menjaga nama baik satuannya.
4. Setiap atasan satu tingkat diatasnya harus berfungsi sebagai penegak
disiplin dan contoh tauladan bagi bawahannya.
5. Mengeliminir perbedaan tingkat hidup yang mencolok antara atasan dan
bawahan dan memelihara keseimbangan batin mental spritual bagi anggotanya
melalui berbagai anjangsana dan tatap muka.
6. Melakukan jam Komandan secara rutin untuk mengetahui sejauh mana
berjalannya peraturan dan disiplin satuan, dengan demikian jam-jam Komandan
dapat diisi dengan berbagai kegiatan-kegiatan positif untuk meningkatkan
pembinaan bagi jiwa pajurit selanjutnya dapat menimbulkan daya tahan dalam
mengatasi dan mencegah pengaruh negatif dari luar.
B. Penerapan Reward and Punishment
1. Reward
a. Reward atau penghargaan mempunyai peran penting dalam
menumbuhkan motivasi anggota untuk bekerja dan melaksanakan
tugasnya dengan baik. Salah satu kebutuhan manusia menurut teori
psikologi adalah kebutuhan akan penghargaan. Dengan memahami dan
memenuhi kebutuhan tersebut maka prestasi kerja akan meningkat.
b. Menurut teori Maslow, manusia mempunyai tingkat kebutuhan yang
tersusun secara hierarkhi, motivasi dalam pemenuhan kebutuhan tersebut
-
7/22/2019 Metoda Konseling
8/11
merupakan faktor pendorong yang menyebabkan seseorang mau bekerja
ekstra keras. Bila suatu kebutuhan telah dicapai individu, maka kebutuhan
yang lebih tinggi menjadi kebutuhan baru yang harus dicapai. Menurut
Maslow, kebutuhan kita dapat digambarkan menjadi 5 katagori yang
potensial sebagai pendorong motivasi kerja. Pertama, kebutuhan dasar
atau fisiologis seperti sandang, pangan, papan dan kebutuhan seks
merupakan kebutuhan dasar untuk dapat bertahan hidup. Kedua, berupa
kebutuhan rasa aman secara mental dan fisik dari lingkungan kerja.
Ketiga, adalah kebutuhan rasa memiliki seperti cinta, kasih, penerimaan,
persahabatan dan kebutuhan sosial lainnya yang berhubungan dengan
proses sosial, kebutuhan rasa memiliki ini dipenuhi dengan menyediakan
lingkungan dan iklim kerja yang menyenangkan bagi anggota, yang
mendorong setiap individu untuk merasa sebagai bagian penting dari tim
kerja. Keempat adalah kebutuhan penghargaan diri yaitu respek dan
pujian atas keberhasilan dan merasa diri berharga, bagi anggota
kebutuhan ini dipenuhi dengan mendapatkan penghargaan dan
pengakuan atas pengetahuan, ketrampilan dan usaha kerasnya.
Kebutuhan ini membuat individu menjadi puas bekerja sama dengan tim
kerja. Bentuk kebutuhan ini berupa penghargaan finansial, kenaikan gaji,
kenaikan pangkat, kesempatan sekolah dan lain-lain. Kelima adalah
kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk terus berkembang dan
mencapai potensi penuh individu. Kebutuhan ini berfokus kepada
pengembangan individu seperti otonomi, kreatifitas, mengambil resiko dan
memenuhi kebutuhan sendiri, ini merupakan jenis kebutuhan tertinggi
menurut teori Maslow. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan
mengembangan karier, kesempatan untuk menampilkan produktifitas dan
kualitas kerja yang tinggi, serta kesempatan untuk mengembangkan dan
mewujudkan kreatifitas.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
9/11
8
c. Beberapa pakar tentang motivasi menyatakan bahwa penghargaan
merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan kinerja seseorang
disamping faktor yang lain. Penghargaan yang diperoleh seseorang
anggota atas prestasi kerjanya bukan saja berpengaruh pada individu
prajurit yang menerimanya tetapi juga berpengaruh pada kelompok,
keluarga dan lingkungan sehingga rasa kebanggaan akan timbul, percaya
diri semakin kuat dan anggota merasa puas karena prestasinya diakui
sehingga pada gilirannya akan meningkatkan disiplin, dan etos kerja serta
berkurangnya pelanggaran anggota.
2. Punishment.
a. Peraturan merupakan pedoman bagi perilaku anggota untuk
menciptakan dan mewujudkan lingkungan kerja yang kondusif. Segala
pelanggaran yang dilakukan prajurit baik sengaja maupun tidak disengaja
terhadap hukum dan atau peraturan disiplin prajurit dan atau melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan sendi-sendi kehidupan prajurit yang
berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit atau melanggar aturan
kedinasan, merugikan organisasi dan kehormatan prajurit, ketidak
disiplinan prajurit akan berpengaruh terhadap etos kerja / kinerja satuan.
b. Untuk itu perlu diterapkan sanksi atau hukuman yang jelas, tegas
dan adil terhadap setiap pelanggaran prajurit. Penerapan hukuman bagi
prajurit yang melanggar tidak saja untuk membuat jera tetapi lebih dari
pada itu harus dapat memotivasi pelanggar agar dapat merubah perilaku
buruk menjadi baik. Hukuman harus memenuhi tiga aspek yaitu adil,
memberikan efek jera dan mencegah orang lain berbuat pelanggaran
yang sama.
-
7/22/2019 Metoda Konseling
10/11
9
c. Dari beberapa sikap manusia menunjukan adanya kecenderungan
manusia untuk tidak disiplin. Dengan adanya kondisi seperti ini maka
pemimpin harus dapat memotivasi antara lain dengan basis kontrol dan
pemberian hukuman. Disamping membuat jera dan dapat memotivasi
pelanggar untuk merubah perilaku maka hukuman harus dapat
memberikan sanksi moral terhadap pelaku.
d. Hukuman yang diberikan oleh pimpinan terhadap anggota yang
melanggar tujuan akhirnya adalah menciptakan kondisi disiplin baik
secara pribadi, kelompok maupun satuan yaitu terwujudnya sikap prajurit
yang berpikir tertib, bersikap tertib, bertingkah laku tertib sesuai aturan
yang benar. Kondisi disiplin tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi lahir
dan dimulai dari disiplin pribadi, mengarah pada disiplin keluarga, disiplin
kelompok, disiplin golongan yang akhirnya menjadi disiplin satuan.
Ketidaktertiban berawal dari ketidakdisiplinan pribadi.
III. PENUTUP
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan, Metoda Konseling
komandan satuan dengan anggota, reward dan punishment mempunyai peran penting
dalam mengurangi tingkat pelanggaran prajurit disatuan, melalui penerapan
kepemimpinan yang efektif dan pemberian reward dan punishment dan melaksanakan
komunikasi intensif yang tepat dan proporsional tingkat pelanggaran prajurit disatuan
dapat diminimalisir.
Ponorogo,
PENULIS
Eddy Wisnu Wardhana
Kapten Inf NRP 572040
-
7/22/2019 Metoda Konseling
11/11
(ESSAY)
PENERAPAN METODA KONSELING KOMANDAN SATUAN
UNTUK MENCEGAH TERJADINYA PELANGGARAN
(Oleh Kapten Inf Eddy Wismu Wardhana)
Ponorogo, Pebruari 2014