metode addie
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Metode Addie
1/29
BAB 3
METODE PENELITIHAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model pengembangan
Model penelitihan dan pengembangan yang dipakai untuk membuat trainer
Sensor dan Tranduser ini menggunakan metode penelitiaan dan pengembangan
ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).
Metode ini dipilih karena metode ini dirasa cocok untuk membuat sebuah trainer
pembelajaran karena penelitian dan penggembangnya menggunakan langkah-
langkah yang jelas, sistematis dan pada setiap tahap terdapat evaluasi yang
nantinya digunakan untuk menyempurnakan tahap yang telah dikerjakan. Gambar
3.1 merupakan metode pengembanganADDIE yang mempunyai 5 tahapan
penting dalam penerapan trainer sensor dan tranduser yaitu: (1) Analisis
kebutuhan media pembelajaran praktikum sensor dan tranduser di Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Malang; (2) Desain media pembelajaran yang berupa
trainer sensor dan tranduser dengan menggunakan sensor suhu, sensor cahaya,
sensor kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya; (3) Pengembangan
trainer sensor tranduser menggunakan sensor suhu, sensor cahaya, sensor
kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya; (4) Impelentasi trainer
sensor dan tranduser menggunakan sensor suhu, sensor cahaya, sensor
kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya, dan; (5) Evaluasi pada
setiap 5 tahap tersebut.
-
7/23/2019 Metode Addie
2/29
Gambar 3.1 Model PengembanganADDIE
B. Prosedur Pengembangan
1. Prosedur Pengembangan Trainer
a. Analisis Kebutuhan Media Pembelajaran Praktikum Sensor dan
Tranduser
Analisa kebutuhan media pembelajaran praktikum sensor dan tranduser
dilakukan kntuk menggali potensi dan masalah dalam pembelajaran tersebut
untuk mendapatkan keterangan atau gambaran yang jelas terkait media
pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran praktikum mata kuliah
praktikum sensor dan tranduser. Peneliti memperkuat dasar peneliti untuk
membuat trainerSensor dan Tranduser dengan cara membuat angket yang disebar
kepada mahasiswa yang pernah memperoleh Matakuliah Sensor dan Tranduser.
Peneliti juga mewawancarai secara lisan pembina mata kuliah sensor dan
tranduser di Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang yaitu Dr. Eng. Siti
Sendari, S.T., M.T.
Berdasarkan hasil wawancara dan pengalaman pelaksanaan praktikum sensor
dan tranduser di tahun 2013 dan 2014, selama 2 periode dan angket yang disebar
pada angkatan 2011, 2012 dan 2013 didapatkan bahwa trainersensor dan
tranduser sudah ada, namun trainertersebut masih kurang lengkap dan
Evaluate
Analyze
Develop
Implement Design
-
7/23/2019 Metode Addie
3/29
kondisinya tidak terawat, sehingga masih perlu ditambah dan dikembangkan lagi
agar dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi praktikum dan agar
kompetensi mahasiswa pada mata kuliah praktikum sensor dan tranduser dapat
terpenuhi. Media pembelajaran yang dikembangkan berisi materi mengenai
penguat Op Amp, sensor suhu, sensor cahaya, sensor kelembaban, sensor beban,
sensor jarak dan sel surya
TrainerSensor dan Tranduser ini adalah penyempurnaan dari traineryang
ada saat ini, dengan menambah jenis komponen sensor yang belum ada di trainer
sebelumnya dan disertai contoh aplikasi yang digunakan oleh sensor dan
rangkaian pengondisi untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk
mengetahui, memahami, menguji dan membuat aplikasi yang berkaitan dengan
sensor dan tranduser.
Materi yang akan dikembangkan dalam trainer sensor dan tranduser ini
berasal dari permintaan Dosen Pembina Matakuliah Sensor dan Tranduser yang
mengacu pada katalog perkuliahan Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
Sasaran dari penelitian dan pengembangan ini adalah mahasiswa prodi S1
Pendidikan Teknik Elektro yang sedang menempuh Mata kuliah Praktikum
Sensor dan Tranduser (PTEL658).
b. Desain Media Pembelajaran
Desain media pembelajaran ini berupa trainer sensor dan tranduser yang
menggunakan beberapa sensor seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor
kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya. Perencanaan trainer ini
meliputi diagram blok, perangkat keras(hardware),flowchart dan desain mekanik
-
7/23/2019 Metode Addie
4/29
yang nantinya menggunakan bahan akrilik sebagai bahan dasar pembuatan media
pembelajaran berupa trainer.
1) Diagram Blok
Diagram blok pada trainer sensor dan tranduser yang akan dikembangkan
pada mata kuliah praktikum sensor dan tranduser di Jurusan Teknik Elektro
ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem
2) Perangkat Keras (hardware)
a) Sensor Cahaya LDR
Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) adalah salah satu jenis
resistor yang dapat mengalami perubahan resistansinya apabila mengalami
perubahan penerimaan cahaya. Besarnya nilai hambatan pada Sensor Cahaya
LDR (Light Dependent Resistor) tergantung pada besar kecilnya cahaya yang
diterima oleh LDR itu sendiri. LDR sering disebut dengan alat atau sensor yang
berupa resistor yang peka terhadap cahaya. Resistansi LDR idealpada tempat
Start
Sensor
Aktuator
set
point
Penguat
Rangkaian
Output
-
7/23/2019 Metode Addie
5/29
yang gelapbiasanya mencapai sekitar 10 M, dan ditempat terang LDR
mempunyai resistansi yang turun menjadi sekitar 150 .
Gambar 3.3 Struktur Dasar LDR dan Simbol Komponennya
(Sumber : Circuitstoday.com Diakses tanggal 21/3/2015)
b) Sensor Cahaya Photo Dioda
Sensor photo dioda merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, sensor
photo diodaakan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas
cahaya dan akan mengalirkan arus listrik secara forward sebagaimana dioda pada
umumnya. Sensor photo dioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya
(photodetector).Photo dioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi
linear terhadap intensitas cahaya yang diterima.
Gambar 3.4 Komponen Photodioda dan Simbolnya
-
7/23/2019 Metode Addie
6/29
c) Sensor Cahaya Photo Transistor
Prisip kerja photo transistor untuk menjadi saklar yaitu saat pada basis
menerima cahaya infra merah makaphoto transistorakan berada pada keadaan
jenuh (saturasi dan saat tidak menerima cahaya infra merahphoto transistor
berada dalam kondisi mati (cut off) Stukturphoto transistormirip dengan
transistor bipolar (bipolar junctoin transistor). Photo transistormerupakan jenis
transistor yang bias basisnya berupa cahaya infra merah. Besarnya arus yang
mengalir di antara kolektor dan emitor sebanding dengan intensitas cahaya yang
diterima photo transistor tersebut .
Gambar 3.5 KomponenPhoto Transistor((sumber :http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-
transistor/ Diakses tanggal 21/3/2015)
d) Sensor Suhu Thermistor PTC
Positif Temperatur Coefisien atau biasa disingkat dengan PTC merupakan
resistor dengan koefisien temperatur positif, hal ini berarti bahwa pelawanan
meningkat ketika suhu meningkat juga. Thermistor PTC dikelompokkan menjadi
dua yaitu Thermally Sensitive Silicon Resistor danPolycrystalline. Thermally
Sensitive Silicon Resistor menunjukkan nilai koefisien suhu positif yang cukup
seragam (sekitar 0.77% /C) kebanyakan dari PTC jenis ini melalui berbagai
wilayah/rentang operasional, tetapi dapat juga menunjukkan koefisien suhu
negatif di wilayah temperatur yang melebihi 150 C. Komponen ini paling sering
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-transistor/http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-transistor/http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-transistor/http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-photo-transistor/ -
7/23/2019 Metode Addie
7/29
digunakan untuk kompensasi terhadap komponen semikonduktor dalam kisaran
range kerja temperatur antara -60 C ke 150.
Gambar 3.6 Beberapa Komponen PTC
(Sumber :www.amwei.com Diakses tanggal 21/3/2015)
e) Sensor Suhu Thermistor NTC
Negatif Temperatur Coefisien atau yang biasanya disingkat dengan NTC
merupakan resistor dengan koefisien temperatur negatif. Hal ini berarti bahwa
adanya kenaikan suhu yang dierima oleh NTC akan menyebabkan penurunan nilai
resistansi. NTC umumnya terbuat dari keramik atau polimer. Bahan yang berbeda
yang digunakan pada NTC mengakibatkan respon suhu yang berbeda pula.
Sebagian besar NTC biasanya cocok digunakan dalam kisaran suhu antara -55 C
dan 200 C, namun ada juga NTC yang dapat digunakan pada suhu mendekati
nol mutlak (-273,15 C).
http://www.amwei.com/http://www.amwei.com/ -
7/23/2019 Metode Addie
8/29
Gambar 3.7 Beberapa Komponen NTC(Sumber :www.amwei.com Diakses tanggal 21/3/2015)
f) Sensor Suhu LM 35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Meskipun
tegangan input sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan ke
sensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat menggunakan catu daya tunggal
dengan ketentuan bahwa LM35 membutuhkan arus minimal sebesar 60 A.
Gambar 3.8 Gambar Penampang Sensor Suhu LM 35
(Kusnantomukti.blog.uns.ac.id Diakses tanggal 21/3/2015)
http://www.amwei.com/http://www.amwei.com/ -
7/23/2019 Metode Addie
9/29
g) Sensor Kelembaban HS15P
Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan perubahan kapasitif dimana
dengan adanya perubahan posisi bahan dielektrik diantara kedua keeping,
pergeseran posisi salah satu keeping dan luas kepingnya berhadapan langsung,
atau dengan perubahan jarak antara kedua keeping. Karakteristik sensor HS15P
adalah bekerja pada rating temperature 0 C-50C, bekerja pada rating kelembaban
20%-100% RH, tegangan kerja adalah tegangan AC 1 Vrms, frekuensi kerjanya
50 Hz-1 KHz, konsumsi dayanya sebesar 0,3 mW, dengan perubahan temperature
dengan kenaikan 5C maka kurva karakteristik Relative Humidity akan bergeser
berbanding terbalik dengan perubahan impedansi (Datasheet HS15P Procon,
2005).
Gambar 3.9 Humidity Sensor HS15P
(Datasheet HS15P Procon, 2005)
h) Sensor Jarak SRF-04
Prinsip kerja SRF04 adalah transmitter memancarkan seberkas sinyal
ultrasonic (40KHz) yang bebentuk pulsatic, kemudian jika di depan SRF04 ada
objek padat maka receiver akan menerima pantulan sinyal ultrasonic tersebut.
Receiver akan membaca lebar pulsa (dalam bentuk PWM) yang dipantulkan objek
dan selisih waktu pemancaran.
-
7/23/2019 Metode Addie
10/29
Gambar 3.10 SRF-04 Pin Sensor Ultrasonic
(sumber :http://www.robot-electronics.co.uk/htm/srf05tech.htm Diakses tanggal 21/3/2015)
i) Sensor Beban Strain Gauge
Strain gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur
tekanan (deformasi atau strain). Alat ini berbentuk foil logam atau kawat logam
yang bersifat insulatif (isolasi) dan ditempel pada benda yang akan diukur
tekanannya. Prinsipnya adalah jika tekanan pada benda berubah, maka foil atau
kawat akan terdeformasi dan tahanan listrik alat ini akan berubah (Mateiu, el
al.,2007). Ketika sebuah gaya luar dikenakan pada obyek yang diam, maka akan
menghasilkan tegangan dan regangan (stress dan strain). Tekanan didefinisikan
sebagai gaya lawan obyek sedangkanstrainadalah displacementdan deformasi
yang terjadi. Untuk sebuah sebuah gaya internal yang uniform, stress (tegangan)
dapat dihitung dengan membagi gaya yang diberikan (F) dengan luasan (A)
(William, 1993).
http://www.robot-electronics.co.uk/htm/srf05tech.htm%20Diakses%20tanggal%2021/3/2015http://www.robot-electronics.co.uk/htm/srf05tech.htm%20Diakses%20tanggal%2021/3/2015 -
7/23/2019 Metode Addie
11/29
Gambar 3.11 Sensor Strain Gauge
(sumber :www.sensorland.com diakses tanggal 21/3/2015)
j) Solar Cell
Solar cell atau selphotovoltaicadalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri
dari sebagian besar dioda p-n junction dan dengan adanya cahaya matahari
mampu menciptakan energi listrik. Perubahan ini disebut efekphotovoltaic.
Terdapat 3 jenis dari solar cell diantaranya adalah Mono-Crystal, Poly-Crystal
danAmourphous.
Gambar 3.12 Struktur Photovoltaic atau Solar Cell
(sumber : zanjuma.blogspot.com diakses tanggal 21/3/2015)
http://www.sensorland.com/http://www.sensorland.com/ -
7/23/2019 Metode Addie
12/29
k) Penguat Operational Amplif ier
Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan komponen
elektronika yang berfungsi untuk memperkuat sinyal arus searah (DC) maupun
arus bolak-balik (AC). Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor dan
kapasitor yang dirangkai dan dikemas dalamrangkaian terpadu (intregated
circuit). Beberapa penguat Operational Amplifier yang digunakan pada
pengembangan bahan ajar ini adalah penguat inverting, penguat non-inverting,
penguat differensial, buffer dan penguat instrumentasi
Gambar 3.13 Bagian Penguat Operational Amplifier
3. Flowchart
Flowcharttrainer sensor dan tranduser yang menggunakan beberapa sensor
seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor kelembaban, sensor beban, sensor
jarak dan sel surya yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat pada gambar 3.14.
START
PowerON
Set Point
Trainer
Kalibrasi Sensor
(otomatis/manual)
Kalibrasi
Aktuator
(Manual)
-
7/23/2019 Metode Addie
13/29
END
Gambar 3.14 Flowchart Sistem
4. Desain Mekanik
Desain mekanik pada trainer sensor dan tranduser yang menggunakan
beberapa sensor seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor kelembaban, sensor
beban, sensor jarak dan sel surya menggunakan PCB, Aluminium, Akrilik sebagai
bahan dasarnya. Gambar 3.15, 3.16, 3.17, 3.18, 3.19, dan 3.20 akan menjelaskan
bagaimana penampang layoutsetiap sensor dan tranduser ini dibuat.
Penguat
Operasional
Output Data
Sensor yang
telah dikuatkan
-
7/23/2019 Metode Addie
14/29
a) Sensor Beban (Load Cell)
Strain Gauge Sensor(Load Cell)
PTEL 658
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM
SENSOR DAN
TRANDUSER
GND
Whitestone
Bridge
Voltage
Out
Resistance
Out
LOAD AREA
(+) 5,0
ALUMUNIUM
STICK
ALUMUNIUM
STICK
Max Load.
700 Gram
Gambar 3.15 Layout Sensor Beban (Strain Gauge)
-
7/23/2019 Metode Addie
15/29
b) Sensor Jarak Ultrasonic SR-04
SR-04 SensorRange Modul
PTEL 658
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM
SENSOR DAN
TRANDUSER
Gambar 3.16 Layout Sensor Jarak SR-04
-
7/23/2019 Metode Addie
16/29
c) Solar Cell
SOLAR CELL TRAINER
PTEL 658
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM
SENSOR DAN
TRANDUSER
V Out Lamp Vout Solar Cell
Potentiometer Resistance(+) 12.0
Switching Lamp
SolarCell
Module
Covered
Area
+ -
Lamp 1
Lamp 2
Lamp 3
Gambar 3.17 Layout Modul Solar Cell
-
7/23/2019 Metode Addie
17/29
d) Sensor Suhu LM35 & Thermistor
VCC
VCC
VCC
Vout
Vout
Vout
PTC
NTC
LM35
Vin
Vout
R2
LM358
BUFFERPTC
NTC
LM35
Vin 1
Vout1K
VR 1K
5K6
LM358
PENGUAT DIFERENSIAL
Gnd
GND
GND
GND
Vin 2
1K
R2
Vin 1
Vout1K
VR 1K
5K6
LM358
PENGUAT DIFERENSIAL
Gnd
Vin 2
1K
R2
Vin 1
Vout1K
VR 1K
5K6
LM358
PENGUAT DIFERENSIAL
Gnd
Vin 2
1K
1K
1K
Vin
Vout
LM358
BUFFER
Vin
Vout
LM358
BUFFER
Gnd
Gnd
Gnd
Vcc
Vcc
Vcc
Thermal Sensor
Thermistor & LM35
PTEL 658
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM
SENSOR DAN
TRANDUSER
Gambar 3.18 Layout Sensor Suhu LM35 & Thermistor
-
7/23/2019 Metode Addie
18/29
e) Sensor Kelembaban HS15P
Humidity SensorHS15P
OUTPUT
2k 1k
LM 324
10 nF 10 k
10 k10 nF
(+) 5.0 V
(-) 5.0 V
GND
OSCILLATOR
V1
V2
1k1k
1nF
HS 15 P
GND
1k
JEMBATAN
ACOSCILLATOR
WIEN
10 k
10 k
10 k
10 k
10 k20 k
20 k
LM 324
LM 324
LM 324
+ 5,0 V
+ 5,0 V
+ 5,0 V
- 5,0 V
- 5,0 V
- 5,0 VOutput
ke
Penyearah
GND (-) VEE
5,0 V
(+) VCC
5,0 V
10 k
10 k 10 k 10 k
10 k
10 k
10 uF/25 V
LM 324 LM 324
(+) 5,0 V (-) 5,0 V
GND
OUTPUT
INPUT
VCC (+)
5 V
VEE (-)
5 V
GND
PTEL 658
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PRAKTIKUM
SENSOR DAN
TRANDUSER
PENYEARAH
PRESISIPENGUAT
INSTRUMENTASI
Gambar 3.19 Layout Sensor Kelembaban HS15P
-
7/23/2019 Metode Addie
19/29
f) Sensor Cahaya Photo Dioda, Photo Transistor, L DR
Light Sensor
+ 5V
+
-
LM741V2
V1
Vout3
2
6
PENGUAT DIFERENSIAL
+5 v
PHOTODIODA
PHOTO
TRANSISTOR
+5 v LDR
+
-
LM 324
V1
V2
Vout
10
9
8
LDR
+ 5V
+ 5V
- 5V
- 5V
+5 v
+
-
LM 324
V1
V2
Vout
5
6
7
Photodioda
+5 v
+
-
LM 324
V1
V2
Vout
2
3
1
PhotoTransistor
4
11
4
11
4
11
8
4
1 K 1 K 1 K
1 K
1 K
1k
1k
PTEL658PRAKTIKUM SENSOR
DAN TRANDUSERJURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
V LAMPU
Potensiometer
Variabel
resistor
PENGUAT BUFFER
Gambar 3.20 Sensor Cahaya Photo Dioda, Photo Transistor, LDR
-
7/23/2019 Metode Addie
20/29
c. Pengembangan Trainer Sensor dan Tranduser
Trainer sensor dan tranduser ini mempunyai beberapa hal yang telah
dikembangkan dalam kurun waktu 2 periode yaitu tahun 2012 dan tahun 2013.
Hal-hal yang telah dikembangkan di dalam trainer adalah sensor suhu, sensor
cahaya, sensor kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya yang
teringtegrasi dengan penguat Operational Amplifier seperti penguat inverting,
penguat non-inverting, penguat differensial,Buffer dan penguat instrumentasi.
Trainer sensor dan tranduser ini dilengkapi dengan modul pendukung
penggunaan trainer serta jobsheet dosen dan jobsheet mahasiswa yang sudah
terstruktur mengingat pada periode 2012 dan periode 2013 pada saat praktikum
mata kuliah sensor dan tranduser peserta didik kurang bisa memahami materi
diakibatkan karena tidak adanya modul dan jobsheet yang terstruktur.
d. Implementasi
Setelah trainer telah divalidasi dan dinyatakan valid oleh ahli media yaitu
............., maka langkah selanjutnya adalah pengimplementasian trainer sensor dan
tranduser pada subjek uji coba. Kevalidan dari trainer menunjukkan bahwa
trainer tersebut telah layak dalam membantu dalam pembelajaran praktikum
sensor dan tranduser.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap dimana peniliti dituntut dapat mengolah data yang
telah diambil untuk dapat menganalisis apakah trainer yang dikembangkan sudah
sesuai yang telah diharapkan sejak awal. Jika belum sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka dapat dilakukan revisi pada trainer yang dikembangkan. Revisi
-
7/23/2019 Metode Addie
21/29
terdiri dari revisi ahli media dan revisi dari mahasiswa yang berlaku sebagai
subjek penelitian. Fungsi utama dari langkah evaluasi adalah dapat menghasilkan
trainer yang benar-benar valid untuk dijadikan salah satu media ajar pada mata
kuliah praktikum sensor dan tranduser.
2. Prosedur Pengembangan Modul Ajar
a. Analisis Kebutuhan Matakuliah Sensor dan Tranduser
Berdasarkan hasil interview dari apa yang telah persepsikan oleh dosen
pengampu mata kuliah praktikum sensor dan tranduser Ibu Siti Sendari, di dapat
bahwa selama tahun 2012 dan 2013 Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang kekurangan trainer yang terawat, terstruktur dan easy to usebagi
mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah sensor dan tranduser. Sehingga
akan lebih efektif apabila dalam proses pembelajaran praktikum sensor dan
tranduser terdapat sekumpulan trainer yang dapat mendukung pemahaman terkait
karakteristik dari masing-masing sensor. Oleh karena itu penulis mengembangkan
trainersensor dan tranduser dengan menggunakan beberapa sensor yang
digunakan di kehidupan sehari-hari seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor
kelembaban, sensor beban, sensor jarak dan sel surya yang diharapkan dengan
adanya trainer ini mahasiswa pada tahun berikutnya akan lebih mudah dalam
memahami karakteristik dari berbagai macam sensor. Dengan adanya trainer yang
dikembangkan ini maka perlu dibuat modul pegangan dosen serta jobsheet
pegangan mahasiswa dalam penggunaan trainer sensor dan tranduser yang
diharapkan dengan jobsheet dan modul yang lebih terstruktur dari sebelumnya
pemahaman dari mahasiswa terkait karakteristik masing-masing sensor akan lebih
baik dari sebelumnya.
-
7/23/2019 Metode Addie
22/29
b. Desain Modul Ajar
Sedangkan desain modul praktikum dibuat dengan mengacu sub indikator
pada silabus perkuliahan dengan susunan sebagai berikut:
1. Deskripsi judulyang berisi nama dan ruang lingkup isi modul, kaitan
antar modul, kompetensi yang dicapai setelah menyelesaikan modul, serta
manfaat yang akan diberikan dalam proses pembelajaran.
2. Prasyarat yang berisi tentang kemampuan awal yang
disyaratkan/dibutuhkan untuk mempelajari modul serta matakuliah yang
harus ditempuh sebelum mempelajari materi yang ada dalam modul.
3. Petunjuk penggunaan modul yang berisi tentang langkah-langkah
menggunakan trainer rangkaian sensor beserta dengan perlengkapannya.
4. Tujuan pembelajaran yangberisi tentang tujuan yang ingin dicapai
setelah menyelesaikan modul Matakuliah Praktikum Sensor dan Tranduser
(PTEL658).
5. Diagram pencapaian kompetensi yang berisi tentang kedudukan
Matakuliah Praktikum Sensor dan Tranduser (PTEL658) dalam bentuk
diagram.
6. Peta kedudukan modul yang berisi tentang tata letak kedudukan modul
praktikum.
7. Lembar kerja praktikum ke-n tang berisi tentang kegiatan/jobsheet
praktikum yang terdiri atas: (1) tujuan; (2) dasar teori; (3) lembar
praktikum yang terdiri dari: alat dan bahan, K3, langkah percobaan, hasil
percobaan, analisis, kesimpulan; (4) latihan; (5) kunci jawaban: (6) daftar
pustaka; dan (7) rubrik penilaian.
-
7/23/2019 Metode Addie
23/29
c. Pengembangan Modul Ajar
Desain mekanik pada trainer sensor dan tranduser yang menggunakan
beberapa sensor seperti sensor suhu, sensor cahaya, sensor kelembaban, sensor
beban, sensor jarak dan sel surya terdiri dari ....... halaman termasuk halaman
depan (cover), kata pengantar, dan daftar isi. Berdasarkankan pengembangannya,
modul ajar ini harus melewati uji validasi oleh ahli materi sebelum modul ini di
uji cobakan kepada mahasiswa sebagai subjek uji coba.
d. Impelentasi Modul Ajar
Sebelum modul ajar divalidasi dan dinyatakan valid oleh ahli media yaitu
.................. dan ......................, maka selanjutnya adalah langkah
pengimplementasian modul ajar tersebut dalam mata kuliah praktikum sensor dan
tranduser. Jika pada proses validasi modul tersebut sudah dinyatakan valid oleh
ahli media maka modul ajar tersebut di prediksi dapat membantu dosen atau
assisten dosen serta mahasiswa dalam mengajar dan menempuh mata kuliah
praktikum sensor dan tranduser di Jurusan Teknik Elektro Univeristas Negeri
Malang.
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap dimana peniliti dituntut dapat mengolah
data yang telah diambil untuk dapat menganalisis apakah modul ajaryang
dikembangkan sudah sesuai yang telah diharapkan sejak awal. Jika belum sesuai
dengan apa yang diharapkan, maka dapat dilakukan revisi pada modul ajaryang
dikembangkan. Revisi terdiri dari revisi ahli materi dan revisi dari mahasiswa
yang berlaku sebagai subjek penelitian. Fungsi utama dari langkah evaluasi adalah
-
7/23/2019 Metode Addie
24/29
dapat menghasilkantrainer yang benar-benar valid untuk dijadikan salah satu
media ajar pada mata kuliah praktikum sensor dan tranduser. Kegiatan evaluasi ini
harus selalu dilakukan agar diperoleh modul ajaryang benar-benar sesuai dengan
kebutuhan di matakuliah sensor dan tranduser kedepannya.
C. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan oleh ahli materi, ahli media dan mahasiswa. Ahli
materi dan ahli media sebagai subjek validasi. Sedangkan subjek uji coba adalah
Mahasiwa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.
1. Desain uji coba
Validasi yang digunakan adalah validasi deskriptif kualitatif dengan
persentase. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan kelayakan dari produk yang
dihasilkan menggunakan persentase. Pelaksanaan uji kelayakan dilakukan dengan
menyerahkan angket kepada ahli materi dan ahli media untuk dilakukan penilaian
dan memutuskan layak atau tidaknya trainer yang telah dibuat. Uji coba
pemakaian dilakukan setelah ada keputusan dari ahli media dan ahli materi, jika
keduanya memutuskan layak maka uji coba pemakaian dilakukan melalui dua
tahapan yaitu uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar.
2. Subjek validasi
Subjek validasi adalah validator yang melakukan validasi terhadap produk
yang dikembangkan. Sehingga subjek validasi dalam penelitian ini terpilih dua
ahli yakni Dr.......... selaku dosen Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro
-
7/23/2019 Metode Addie
25/29
sebagai ahli media dan Dr. Siti Sendari S.T., M.T. selaku dosen pembina
Matakuliah Praktikum Sensor dan Tranduser (PTEL658) sebagai ahli materi.
3. Subjek ujicoba
Subjek pada uji coba ini merupakan sampel acak yang diambil dari seluruh
mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
yang telah menempuh MatakuliahPraktikum Sensor dan Tranduser (PTEL658).
sebagai populasi. Pada uji coba kelompok kecil dipilih 5 orang mahasiswa yang
telah menempuh MatakuliahPraktikum Sensor dan Tranduser (PTEL658) dan
untuk uji coba kelompok besar dipilih 20 orang mahasiswa yang sedang
menempuh MatakuliahPraktikum Sensor dan Tranduser (PTEL658).
4. Jenis data
Jenis data yang didapat dalam penelitian dan pengembangan ini adalah
merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah tanggapan
yang diberikan oleh validator yang berupa kritikan maupun saran tentang produk
hasil penelitian dan pengembangan tersebut.
Data kuantitatif adalah persentase dari nilai rata-rata angket yang telah
disebarkan, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya produk hasil penelitian
dan pengembangan tersebut. Data kuantitatif didapatkan dari penilaian draft
validitas trainer dari validator berupa skor 4, 3, 2 dan 1. Penelitian ini tersebar
pada masing-masing sub pokok bahasan produk hasil pengembangan. Untuk
memperjelas perhatikan Tabel 3.1.
-
7/23/2019 Metode Addie
26/29
Tabel 3.1 Tingkat Penilaian (Sumber :Arikuntor, 2010:285)
No. Skor Keterangan
1. 4 Sub pokok bahasan sangat baik/sangat layak/sangat menarik/sangat
mudah/sangat sesuai/sangat tepat/ sangat jelas
2. 3 Sub pokok bahasan baik/jelas/layak/menarik/mudah/sesuai/tepat.
3. 2 Sub pokok bahasan kurang baik/kurang layak/kurang
menarik/kurang mudah/kurangs esuai/kurang tepat.
4. 1 Sub topic bahasan sangat kurang baik/sangat kurang layak/sangat
kurang menarik/sangat kurang mudah/sangat kurang sesuai/sangat
kurang tepat.
5. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner/angket.
Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yakni kuisioner yang telah
disediakan pilihan jawabanya sehingga responden tinggal memilih jawaban
dengan hanya memberi tanda cek pada kolom-kolom jawaban yang telah
disediakan. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data dengan cara memberikan angket kepada para validator, kemudian angket
diberikan ke mahasiswa sebagai subjek uji coba.
Tabel 3.2 Instrumen pengumpulan data
No. Subjek Uji
coba
Jenis Data Instrumen Pengumpulan
DataData
KuantitatifData
Kualitatif
1. Ahli Media Angket
2. Ahli Materi Angket
3. Responden Angket
Arikunto (2010:268) menyatakan bahwa sebelum menyusun angket ada
beberapa prosedur yang harus dilalui yaitu:
-
7/23/2019 Metode Addie
27/29
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket. Rumusan dari tujuan
yang akan dicapai dalam angket ini adalah untuk mengetahui kelayakan
trainer rangkaian sensor, modul praktikum pegangan dosen, modul praktikum
(jobsheet) untuk mahasiswa dan buku manualpenggunaan alat.
b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket. Variabel
tersebut adalah tingkat kelayakan atau validitas media pembelajaran.
c.
Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan
tunggal (indikator atau sub indikator).
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan
teknik analisisnya. Jenis data yang dikumpulkan untuk dianalisis adalah data
kuantitatif.
Dengan demikian, dalam angket penelitian ini nantinya berisi pertanyaan
tentang standar isi bahan ajar yang dinilai/divalidasi. Jenis angket yang disebarkan
terdiri dari 2 jenis yaitu angket untuk ahli media dan untuk ahli materi, kemudian
kedua angket tersebut diberikan kepada mahasiswa. Produk yang divalidasi adalah
trainer, modul praktikum pegangan dosen, modul praktikum untuk mahasiswa dan
buku manual penggunaan trainer.
6. Teknik analis data
Setelah media pembelajaran selesai dibuat/diproduksi maka akan dilakukan
validasi kepada ahli media dan ahli materi. Validasi tersebut bertujuan untuk
mengukur validitas atau kelayakan media pembelajaran sebelum diuji lapangan
dengan menggunakan instrument berupa angket. Adapun rumus yang digunakan
untuk mengolah data dari ahli media dan ahli materi serta mahasiswa sebagai
pengguna berdasaarkan Sadun Akbar (2013:158) adalah:
-
7/23/2019 Metode Addie
28/29
a. Rumus untuk mengolah data ahli materi dan ahli media
Va =TSe
TSh 100%
Keterangan:
Va : Validitasdariahli
TSe : Total skorempiris (hasilvalidasidari validator)
TSh : Total skormaksimal yang diharapkan
100% : Konstanta
b. Rumus untuk mengolah data dari pengguna (mahasiswa)
Vp =TSe
TSh 100%
Keterangan:
Vp: Validitasdaripengguna
TSe : Total skorempiris (hasilvalidasidari validator)
TSh : Total skormaksimal yang diharapkan
100% : Konstanta
Media ajar trainer rangkaian sensor ini sudah dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran apabila sudah mencapai kriteria valid yaitu 62,51% - 81,25%
atau sangat valid yaitu 81,26% - 100%. Pedoman pengambilan keputusan dalama
nalisis data ini menggunakan skala kualifikasi untuk menentukan hasil yang telah
dicapai. Kriteria presentase dengan menggunakan skala kualifikasi ini ditunjukkan
pada Tabel 3.3.
-
7/23/2019 Metode Addie
29/29
Tabel 3.3 T ingkat penilaian bahan ajar (Sumber : Akbar 2013:41-78)
No. KriteriaValiditas Tingkat Validitas
1. 81,26% - 100,00% Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa
revisi
2. 62,51% - 81,25% Valid, atau dapat digunakan namun perlu
revisi kecil
3. 43,76% - 62,50% Tidak valid, disarankan tidak dipergunakan
karena perlu revisibesar
4. 25,00% - 43,75% Sangat tidak valid, atau tidak boleh
dipergunakan