metode dakwah dalam upaya meningkatkan … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang...

81
ii METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGAMALAN ISLAM PADA MASYARAKAT KELURAHAN SUMARORONG KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH : AHMAD NIM : 105270018315 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

Upload: others

Post on 28-Apr-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

ii

METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGAMALAN ISLAM PADA MASYARAKAT KELURAHAN SUMARORONG

KECAMATAN SUMARORONG KABUPATEN MAMASA PROVINSI SULAWESI BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Pada Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

AHMAD NIM : 105270018315

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2020 M

Page 2: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

iii

Page 3: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

iv

Page 4: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : AHMAD

NIM : 105270018315

Fakultas/ Prodi : Agama Islam/ Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,

saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 02 Rabi’ul Awwal 1442 H 20 Oktober 2020 M

Yang Membuat Pernyataan,

AHMAD

NIM :105270018315

Materai

6000

6000,-

Page 5: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

vi

ABSTRAK

AHMAD, NIM 105270018315. 2020. Metode Dakwah Dalam Upaya Meningkatkan Pengamalan Islam Pada Masyarakat Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1 Sudir Koadhi, Pembimbing 2 M. Zakaria Al-Anshori.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong dan untuk mengetahui metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong, serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dakwah di Kelurahan Sumarorong.

Dalam peneitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini adalah data-data yang berhasil dikumpulkan diklasifikasikan, kemudian data dideskripsikan, yaitu peneliti menjabarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan bahasa dan redaksi dalam bentuk tulisan. Selanjutnya peneliti menginterpretasikannya yaitu menafsirkan data-data yang telah terkumpul sesuai dengan bahasa peneliti berdasarkan data yang penulis peroleh dari fokus yang diteliti. Dan yang menjadi sasaran utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong.

Adapun hasil penelitian ini mengenai metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong adalah metode lemah lembut (bi-al-hikmah), metode ceramah (bi-al-maw’idzoh al-hasanah), metode tanya jawab (bi-al-mujadalah).

Page 6: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, yang telah mencurahkan

nikmat-Nya berupa nikmat iman, kesehatan dan kesempatan sehingga

penulisan skripsi ini dapat kami selesaikan. shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurah kepada Rasulullah sallallahu a’laihi wasallam, Keluarga,

sahabat dan orang-orang yang senantiasa mengikuti beliau sampai hari

kiamat.

Skripsi ini berjudul Metode Dakwah Dalam Upaya Meningkatkan

Pengamalan Islam Pada Masyarakat Kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat. Skripsi ini adalah

hasil upaya penulis untuk mengetahui Metode Dakwah dalam Upaya

Meningkatkan Pengamalan Islam Pada Masyarakat Kelurahan Sumarorong.

Skipsi ini juga merupakan tugas akhir akademik perkuliahan pada Universitas

Muhammadiyah Makassar untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar

sarjana sosial (S.sos) strata satu (S1) pada program studi komunikasi dan

penyiaran Islam (KPI).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak mungkin

dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak moril maupun

materil, olehnya penulis menyampaikan ucapan syukur kepada:

Page 7: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

viii

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M. Pd.I. selaku Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Dr. Abbas, Lc., MA. selaku Ketua Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Dr. Sudir Koadhi, S.S., M.Pd.I. selaku pembimbing 1 skripsi

5. M. Zakaria Al Anshori, M.Sos.I. selaku pembimbing 2 skripsi

6. Seluruh dosen-dosen Universitas Muhammadiyah Makassar

7. Seluruh teman-teman angkatan 1 Prodi Komunikasi dan Penyiaran

Islam yang selama ini telah bersama-sama menjalani proses

perkuliahan dan membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

Alhamdulillah

Jazakumullahu khairan katsiran

Makassar, 02 Rabi’ul Awwal 1442 H 20 Oktober 2020

Penulis

Ahmad Nim 105270018315

Page 8: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................ i

HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... .iii

BERITA ACARA MUNAQOSYAH ......................................................... .iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ......................................... v

ABSTRAK .............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................. vii

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL. ................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

D. Manfaat atau Kegunaan Penelitian ............................................. 5

E. Definis Operasional . .................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Dakwah ......................................................... 8

B. Pengertian Dakwah ................................................................... 11

C. Tujuan Dakwah ......................................................................... 12

D. Dasar Hukum Dakwah . ............................................................. 15

E. Prinsip-Prinsip Dakwah . ............................................................ 21

F. Unsur-Unsur Dakwah ................................................................ 24

1. Subjek Dakwah ..................................................................... 24

2. Obyek Dakwah ...................................................................... 26

3. Metode Dakwah . ................................................................... 28

Page 9: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

x

4. Materi Dakwah ...................................................................... 28

5. Media Dakwah . ..................................................................... 36

6. Efek Dakwah ......................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 39

B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 39

C. Fokus Dan Deskripsi Fokus Penelitian . ..................................... 39

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 40

E. Sumber Data ............................................................................. 41

F. Tekhnik Pengumpulan Data ...................................................... 41

G. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data . .................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Sumarorong ................................ 44

1. Keadaan Geografis Kelurahan Sumarorong .......................... 44

2. Demografi Kelurahan Sumarorong ........................................ 45

3. Kondisi Sosial Mayarakat ...................................................... 47

B. Gambaran Umum Pengamalan Islam masyarakat .................... 48

C. Metode dakwah yang diterapkan pada masyarakat . ................. 50

D. Faktor pendukung dan penghambat dakwah ............................ 53

1. Faktor Pendukung. ................................................................. 53

2. Faktor Penghambat. ............................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 60

B. Saran ........................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ................................................................. 66

LAMPIRAN. .......................................................................................... 67

Page 10: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Jumlah Penduduk Kelurahan Sumarorong Menurut Agama..............45

Tabel 4. 2 Jumlah Tempat Ibadah Kelurahan Sumarorong.................................46

Tabel 4. 3 Jumlah Lembaga Pendidikan Kelurahan Sumarorong......................46

Page 11: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah, yakni agama yang harus didakwahkan

kepada umat manusia.1 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah

di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu

fungsi hidup setiap manusia muslim, yaitu sebagai penerus Nabi Muhammad

sallallahu a’laihi wasallam, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju

jalan Allah subhanahu wata’ala, jalan keselamatan dunia akhirat di samping

fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.

Dakwah Islamiyah identik dengan risalah Islamiyah yang diemban oleh

seoarang rasul. Dalam pengertian bahwa ajaran Islam diterima oleh para

rasul untuk disebar luaskan kepada pengikutnya. Tugas dakwah Islamiyah

dimulai sejak zaman Nabi Nuh as. Adapun Nabi Adam as Dan Nabi Idris as,

tidak dibebani untuk melakukan dakwah Islamiyah karena umatnya masih

sedikit, atau karena peradaban manusia masih pada tahap uji coba. Ajaran

agama ditujukan untuk seluruh manusia sehingga keberadaan agama

sebagai satu persyaratan bagi adanya taklif (tugas keamanan yang diemban

oleh manusia).2

Dalam pandangan Islam (syari'at), kegiatan dakwah merupakan

perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam, baik secara

1Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Cet. II, Jakarta: Kencana,

2015), h. Viii.

2Bambang S. Ma’arif, Komunikasi Dakwah, (Cet. I, Bandung: Simbiosa Rekamata

Media, 2010), h. 21

Page 12: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

2

individu maupun secara kolektif. Oleh karena itu, setiap ummat Islam

mempunyai kewajiban untuk berdakwah sesuai dengan kemampuan dan ilmu

yang dimiliki. Kewajiban melaksanakan dakwah didasarkan firman Allah

didalam QS. Ali Imran/3 : 104 Allah subhanahu wata’ala berfirman:

Terjemahnya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.3 Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.4

Dan juga didalam QS. an-Nahl/16 : 125 Allah subhanahu wata’ala

berfirman:

Terjemahnya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah5 dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik”.6

Di ayat yang kedua selain berisi perintah untuk berdakwah didalamnya

terdapat pula metode dalam berdakwah, dan inilah yang harus diperhatikan

oleh para da’i karena cara memberikan sesuatu lebih penting dari pada

sesuatu yang diberikan itu sendiri. Secangkir teh pahit dan sepotong ubi

goreng yang disajikan dengan sopan, ramah dan tanpa.

3Ma’ruf ialah segalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan

mungkar ialah segalah perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah.

4Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 63.

5Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan

yang batil.

6Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 281.

Page 13: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

3

sikap yang dibuat-buat, akan lebih terasa enak disantap ketimbang seporsi

makanan lezat, mewah dan mahal harganya, tetapi disajikan dengan cara

kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya.

Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

lebih penting dari materi, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan at-Tariqah

ahammu min al-Maddah. Ungkapan ini sangat relevan dengan kegiatan

dakwah. Betapapun sempurnanya materi, lengkapnya bahan dan aktualnya

pesan-pesan yang disajikan, tetapi bila disampaikan dengan cara yang

sembrono, tidak sistematis, dan serampangan, maka akan menimbulkan

kesan yang tidak menggembirakan. Tetapi sebaliknya, walaupun materi

kurang sempurna, bahan sederhana dan pesan-pesan yang disampaikan

kurang bagus, namun disajikan atau disampaikan dengan cara yang baik,

menarik dan menggugah, maka akan menimbulkan kesan yang

menggembirakan. Untuk itu dakwah haruslah dikemas dengan cara dan

metode yang tepat dan pas. Dakwah harus tampil secara aktual, faktual dan

konstektual. Aktual dalam arti memecahkan masalah yang kekinian dan

hangat ditengah masyarakat. Faktual dalam arti kongkrit dan nyata, serta

kontekstual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang

dihadapi oleh masyarakat.

Oleh sebab itu, memilih cara dan metode yang tepat, agar dakwah

menjadi aktual, faktual dan konstektual, menjadi bahagian strategis dari

kegiatan dakwah itu sendiri. Tanpa ketepatan metode dan keakuratan cara,

kegiatan dakwah akan terjerumus kedalam upaya “arang abis besi

Page 14: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

4

binasa”. Aktivitas dakwah akan berputar dalam pemecahan problema tanpa

solusi dan tidak jelas ujung pangkal penyelesaiannya.7

Dalam skripsi ini kami beri judul ” Metode Dakwah Dalam Upaya

Meningkatkan pengamalan Islam pada Masyarakat ” dalam skripsi ini penulis

mencoba membahas masalah metode yang digunakan da’i dalam

meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorog

Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan utama dalam skripsi ini, yaitu:

Bagaimana metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam

pada masyarakat kelurahan Sumarorong ?

Untuk mempermudah pembahasan, masalah utama tersebut di bagi ke

dalam sub masalah:

1. Bagaimana pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong ?

2. Bagaimana metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam

pada masyarakat Kelurahan Sumarorong ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dakwah dalam upaya

meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan

Sumarorong.

7M. Munir, Metode Dakwah, (Cet. III, Jakarta: Kencana, 2009), h. Viii-ix.

Page 15: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong

2. Untuk mengetahui Bagaimana metode dakwah dalam upaya meningkatkan

pengamalan Islam pada msyarakat di Kelurahan Sumarorong

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dakwah dalam

upaya meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat di Kelurahan

Sumarorong

D. Manfaat/Kegunaan penelitian

Dari tujuan yang telah dirumuskan dapat diambil manfaat / kegunaan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan menambah khazanah ilmiah yang menyangkut

metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam

masyarakat

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan pedoman bagi

para Da’i dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam masyarakat

3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi

penulis itu sendiri, terutama dalam menambah wawasan khususnya dalam

metode dakwah.

Page 16: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

6

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda tentang penelitian yang

berjudul “ Metode Dakwah Dalam Upaya Meningkatkan Pengamalan Islam

Pada Masyarakat Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong

Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat”, maka penulis perlu

mempertegas dan memperjelas arti beberapa istilah yang terkandung di

dalam judul tersebut, sebagai berikut:

1. Metode dakwah

Metode dalam kamus besar bahasa indonesia adalah cara yang

teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud, atau

cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksanakan suatu

kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud.8 Adapun dakwah dalam

kamus besar bahasa indonesia adalah peyiaran, propaganda, atau

penyiaran agama dikalangan masyarakat dan pengembangannya; seruan

untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama.9

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode dakwah adalah tata cara menjalankan dakwah agar mencapai

tujuan dakwah yang telah direncanakan.10

2. Pengamalan Islam

Pengamalan adalah 1. Hal (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan;

penerapan; 2. Hal (perbuatan) menunaikan (kewajiban), (tugas); 3. Hal

(perbuatan) menyampaikan (cita-cita, gagasan); 4. Hal

8Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008), h. 952.

9Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 309.

10Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jatim: Madani,2016), h, 104.

Page 17: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

7

(perbuatan) menyumbangkan atau mendermakan.11 Sedangkan Islam

adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad sallallahu a’laihi

wasallam.12 Dan pengertian Islam adalah damai dan selamat13 Dari

pengertian diatas maka kami menyimpulkan bahwa yang dimaksud

pengamalan Islam pada judul diatas adalah menunaikan kewajiban

beragama atau melaksanakan ajaran Islam yang dibawah oleh nabi

Muhammad sallallahu a’laihi wasallam yang jauh dari bid’ah, tathayyur, dan

khurafat, sehingga hidup damai dan selamat dunia akhirat.

3. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang hidup bersama pada

suatu tempat atau wilayah dengan ikatan aturan tertentu atau segolongan

orang-orang yang mempunyai kesamaan tertentu.14

11

Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 48.

12Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 601.

13 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir,(Cet.14, Surabaya: Pustaka Progressif,

1997), h. 655.

14Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 924.

Page 18: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode Dakwah

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu”meta” (melalui)

dan “hodos” (jalan, cara).15sumber yang lain menyebutkan bahwa metode

dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan yang

dalam bahasa Arab disebut thariq.16 Metode (Arab:thariqat atau manhaj)

diartikan tata cara.17 Menurut Dr. Wardi Bachtiar metode adalah cara-cara

yang dipergunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah,

yaitu al-Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.18

Dengan demikian kita dapat artikan bahwa metode adalah cara atau jalan

yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.19

Kaitannya dengan metode dakwah para Ahli sepakat membagi metode

dakwah menjadi tiga bagian berdasarkan ketentuan QS. an-Nahl/16 : 125

yaitu:

15Ahm. Syafi’i Ma’arif. Islam dan Politik:upaya membingkai

peradaban,(Jakarta:Pustaka Dinamika,1999), h. 15

16Hasanuddin, Hukum Dakwah ,( Cet. 1, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 35.

17M.Yunan Yusuf, Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian, dalam Munzier Suparta

dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2003), h. X.

18Wardi Bachtiar, Metodologi penelitian, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 34.

19M.Munir dan kawan-kawan, Metode Dakwah, (Cet. 3, Jakarta: Kencana, 2009),

h. 6.

Page 19: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

9

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah20 dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungghunya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.21

1. Metode bi-al-hikmah

Metode bi-al-hikmah merupakan seruan atau ajakan dengan cara

bijak, filosofis, argumentatif, dilakukan dengan penuh adil, penuh

kesabaran, dan ketabahan sesuai dengan risalah an-ubuwwah dan

ajaran al-Qur’an atau wahyu ilahi.22

2. Metode bi-al-maw’izah al-hasanah

Metode al-maw’izah al-hasanah merupakan perkataan-perkataan

yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau memberikan

nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-

Qur’an.23tekanan dakwah al-mau’izah al-hasanah tertuju kepada

peringatan yang baik dan dapat menyentuh hati sanubari seseorang,

sehingga mad’u terdorong untuk berbuat baik.24

20

Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan

yang batil

21

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 281.

22I’anatut Thoifah, Manajemen Dakwah, h. 51.

23Hasanuddin, Hukum Dakwa, (Jakarta:Pedoman Ilmu,1996), h. 37.

24Salmadanis, Metode Dakwah Dalam Presfektif al-Qur’an, (Jakarta:Disertasi Pasca

Sarjana IAIN Jakarta, 2002), h. 186-187 ; didalam Acep Arifuddin, Pengembangan Metode

Dakwah,( Cet. 1, Jakarta:Rajawali Pers,2011),h. 10.

Page 20: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

10

3. Metode bi-al-mujadalah

Metode bi-al-Mujadalah adalah dakwah dengan melakukan

perdebatan dan perbantahan kepada obyek dakwah.25 Akan tetapi

debat yang dimaksud disini adalah debat yang baik dengan tetap

menggunakan kata-kata yang sopan. Tujuan dari mujadalah adalah

menyingkapi kebenaran kepada subyek dan obyek dakwah keduanya

sanggup menerima kebenaran dengan lapang dada, perlu diperhatikan

oleh seorang da’i bahwa berdialog bukan untuk memenangkan

pendapat pribadi dan mengalahkan pihak lain tetapi mengunggulkan

kebenaran Islam. Da’i tidak boleh terlalu ambisius tetapi bersikap

tenang sehingga tidak kehilangan kontrol dari tugas utama seorang

da’i adalah menjelaskan risalah dengan cara yang terbaik urusan

diterimah tidaknya risalah tersebut hanya Allah Subhanahu wata’ala

yang mengetahui orang yang sesat dari jalannya dan mengetahui

irang-orang yang mendapat petunjuk. Keutamaan berdebat

(mujadalah) terletak pada kemenangannya dalam mempertahankan

benteng Islam. Oleh sebab itu seorang da’i dalam menggunakan

mujadalah ini diharuskan memiliki persiapan-persiapan sebagai

berikut:

a. Kemampuan dan keterampilan tentang tekhnik debat yang baik.

b. Menguasai betul tentang materi dakwah. Mengenai kelebihan dan

kelemahan musuh dan sebagainya.26

25

Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, h, 122.

26Muhammad Masfiatul Wardi, Metode Dakwah Smart Korps dakwah Masjid

syuhada’ ,(Yogyakarta:Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, Skripsi tidak diterbitkan), h. 9-

12.

Page 21: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

11

B. Pengertian Dakwah

Pengertian dakwah dalam kamus Al-Munawwir adalah دعاء ودعوة –دعا

yang artinya memanggil, mengundang.27 Ditinjau dari segi bahasa “Dakwah”

berarti : panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan dalam bahasa Arab

disebut masdhar. Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti :

memanggil, menyeruh atau mengajak (Da’a, yad’u, Da’watan). Orang yang

berdakwah biasa disebut dengan da’i dan orang yang menerimah dakwah

atau orang yang didakwahi disebut dengan mad’u.28 Dijelaskan pula oleh

Achmad Mubarok bahwasannya di dalam bahasa arab, istilah dakwat atau

dakwatun digunakan untuk arti: undangan, ajakan, dan seruan yang

kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya

mempengaruhi pihak lain. Dimaksudkan dengan upaya mempengaruhi ialah

agar orang bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang disampaikan oleh

da’i.29 Sendangkan secara istilah berarti menyeruh untuk mengikuti sesuatu

dengan cara dan tujuan tertentu.30

Adapun dakwah didefinisikan dalam suatu rumusan definisi. Telah

banyak tokoh yang telah memberikan definisi terhadap dakwah ini

diantaranya

Masdar Helmy memberikan pengertian dakwah yaitu :

27

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir, h. 406

28Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah,(Cet. 1, Jakarta:Rajawali Pers,

2011), h. 1

29Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah:Membangun Cara Berfikir dan Merasa,

(Malang: Madani, 2014), h. 26-27

30Acep Kusnawan, Dimensi Ilmu Dakwah, (Padjadjaran: widya padjadjaran,

2009), h. 15

Page 22: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

12

Dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati

ajaran-ajaran Allah ( Islam ) termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa

memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.31

Sedangkan menurut Nur Syam beliau mengemukakan bahwa:

Dakwah adalah proses merealisasikan ajaran Islam dalam dataran

kehidupan manusia dengan strategi, metodologi, dan system dengan

mempertimbangkan dimensi religio-sosio-psikologis individu atau

masyarakat agar target maksimalnya tercapai.32

Begitu pula Muhammad Sulthon mengemukakan:

Dakwah adalah panggilan dari Tuhan dan Nabi Muhammad Sallallahu

‘alaihi wasallam untuk umat manuisa agar percaya kepada ajaran Islam

dan mewujudkan ajaran yang dipercayainya itu dalam segala segi

kehidupan.33

C. Tujuan Dakwah

Mengenai tujuan dari dakwah Islam para pakar dan penulis Islam

tentang dakwah masing-masing mengemukakan dan menjabarkan secara

berbeda-beda. Kendatipun demikian, secara esensial mempunyai tujuan yang

sama, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari yang mungkar.

Dalam arti yang lebih luas bahwa dakwah bertujuan untuk melakukan

perubahan kondisi yang lebih baik agar manusia memperoleh kebahagiaan

hidup di dunia dan keselamatan hidup di akhirat.

31

Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: Toha Putra),

h. 31.

32Nur Syam Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofis tentang Ilmu Dakwah (Surabaya:

Jenggala Pustaka Utama, 2003), h. 2.

33Muhammad Sulthon, Desain Ilmu Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

h. 13.

Page 23: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

13

Tujuan dilaksanakannya dakwah adalah mengajak umat manusia

kejalan Allah subhanahu wata’ala, jalan yang benar, yaitu Islam disamping itu,

dakwah bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, secara

merasa, cara bersikap dan bertindak agar manusia bertindak sesuai dengan

prinsip-prinsip Islam.34 Sehubungan dengan hal tersebut, H.M. Arifin

mengemukakan bahwa tujuan dakwah adalah untuk menumbuhkan

pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengamalan ajaran agama yang

dibawakan oleh para da’i atau penerang agama.35 Bisri Afandi mengatakan

dalam bukunya Beberapa Percikan Jalan Dakwah bahwa yang diharapkan

oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan

adil maupun aktual, baik pribadi, maupun keluarga, masyarakat, way of

thingking atau cara berpikirnya cara hidupnya berubah menjadi lebih baik.

Yang dimaksudkan adalah nilai nilaI agama semakin dimiliki banyak orang

dalam segala situasi dan kondisi.36 Berbeda dengan Wahdi Bachtiar bahwa

tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta

mendapat ridha Allah Subhanahu wata’ala.37 Tujuan dakwah merupakan

landasan penentuan strategi dan sasaran yang hendak ditempuh harus

mempunyai sasaran atau tujuan yang jelas. Dalam komunikasi kelompok,

tujuan komunikasi harus sudah ditetapkan terlebih dahulu agar semua

anggota kelompok mengetahui dan melaksanakan tugas dan fungsi yang

34

Rofiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip Dan Strategi Dakwah, (Bandung:

Pustaka Setia, 1997), h. 32.

35M. Arifin, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994) h.

25.

36Bisri Afandi, Beberapa Percikan Jalan Dakwah (Surabaya: Fakultas Dakwah

Surabaya, 1984), h. 3.

37Wahdi Bahtiar, Metodologi Penelitian Da’wah, (Cet. I:Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1997), h. 3.

Page 24: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

14

harus mereka kerjakan.38 Tujuan dakwah juga adalah mengubah pandangan

hidup seseorang, dari perubahan pandangan hidup ini akan berubah pula

pada fikir dan pola sikap. Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam QS. al-

Anfal/8 : 24

Terjemahnya :

“Hai orang-orang yang beriman! penuhilah seruan Allah dan rasul apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu39 dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”.40

Berdasarkan ayat tersebut, tegaslah bahwa yang menjadi inti semua

dakwah adalah menyadarkan manusia akan arti yang sebenarya dari hidup

ini. Bukanlah hidup ini hanya semata-mata untuk makan dan buat minum,

yang hanya makan dan minum hanyalah binatang.41

Dari beberapa penjelasan tentang tujuan da’wah di atas, Asmuni

Syukri membagi tujuan da’wah kepada dua bentuk, yaitu :

1. Tujuan Umum (Mayor Obyektive), yaitu mengajak seluruh umat manusia

yang meliputi orang mukmin, kafir, musyrik, fasik dan lain-lain ke jalan yang

benar yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wata’ala. agar dapat hidup

sejahtera di dunia dan akhirat.

38

Aloliliweri, Komunikasi Antar Pribadi (Cet. II, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997), h.

14.

39Menyerumu berperang untuk meninggikan kalimat Allah dan menghidupkan Islam

dan Muslim. Juga berarti menyerumu kepada iman, petunjuk, jihad, dan segalah yang ada

hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

40Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 179.

41Mahfudh Syamsul Hadi dan kawan-kawan, Rahasia Keberhasilan Dakwah

K.H.Zainuddin m.z, (Surabaya: Ampel Suci, 1994), h. 133.

Page 25: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

15

2. Tujuan Khusus (Minor obyetive), yaitu merupakan penjabaran perincian

dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam

pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana

arahnya, ataupun kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa

berdakwah dengan cara bagaimana dan sebagainya secara terperinci.42

D. Dasar Hukum Dakwah

Para ulama sepakat tentang kewajiban berdakwah. Diantara ayat-ayat

dakwah yang menyatakan kewajiban dakwah yang menyatakan kewajiban

dakwah secara tegas adalah, surat an-Nahl ayat 125, surat Ali Imran ayat

104, dan surat Al-Maidah ayat 78 dan 79.

1. Surat an-Nahl ayat 125

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah43 dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.44

2. Surat Ali Imran ayat 104

42

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategis Da’wah (Surabaya :Al-Ikhlas), h. 60.

43Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan

yang batil.

44Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 281.

Page 26: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

16

Terjemahnya:

“Dan hendaklah di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.45

3. Surat al-Maidah ayat 78.

Terjemahnya:

“orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melaului lisan (ucapan) Dawud dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas”.46

4. Surat al-Maidah ayat 79.

Terjemahnya:

“mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka perbuat.”47

Ayat-ayat di atas secara tegas memerintahkan kita untuk melaksanakan

dakwah Islam. Perintah tersebut ditujukan dalam bentuk kata perintah dan

kecaman bagi yang meninggalkan dakwah. Kata perintah ( fi’il amr )

disebut dalam surat an-Nahl ayat 125 dengan kata “serulah” ( ادع )

sedangkan dalam surat Ali Imran ayat 104 kata perintahnya berupa “dan

hendaklah ada diantara kamu sekelompok

45

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 63.

46Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 121.

47Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 121.

Page 27: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

17

orang yang menyeru......” ( ولتكن ). Perintah yang pertama lebih tegas dari

pada perintah yang kedua. Perintah pertama menghadapi subjek hukum

yang hadir, sedangkan subjek hukum dalam perintah kedua tidak hadir.

Selain itu, pesan dari perintah pertama lebih jelas, yakni “berdakwalah”,

sedangkan pesan dari perintah kedua hanya “hendaklah ada sekelompok

orang yang berdakwah”. Dalam surah al-Maidah ayat 78-79 tersebut

mengecam dengan keras Bani Israil yang meninggalkan dakwah. Mereka

tidak memiliki kepedulian sama sekali kepada aktivitas dakwah. “Mereka

tidak melarang kemungkaran” perintah ini juga tidak lebih tegas dibanding

kedua ayat tersebut. Surat al-Maidah ayat 78-79 tersebut hanya

menampilkan contoh nyata dari ummat terdahulu yang disiksa karena

mengabaikan perintah mencegah kemungkaran. Meskipun kecaman tidak

ditujukan kepada ummat Nabi Sallallahu a’lai wasallam tetapi ia berlaku

kepada ummat Nabi Sallallahu a’laihi wasallam karena ummat terdahulu

masih berlaku selama belum diganti.48

Akan tetapi ulama berbeda pendapat dalam masalah apakah hukum

dakwah fardu kifayah atau fardu a’in ulama yang berpendapat bahwa

hukum dakwah adalah fardhu kifayah. Pendapat ini berdasarkan QS. Ali

Imran/3: 104:

Terjemahnya:

“Dan hendaklah di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan

48

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Cet. 5, Jakarta: Kencana, 2004), h. 145-147.

Page 28: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

18

mencegah dari yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.49

Ayat ini dipahami menekankan kata”minkum” yang berarti sebagian,

sehingga tidak semua atau setiap orang Islam memikul tanggung jawab

berdakwah. Pendapat ini diperkuat dengan ayat lain, yaitu QS. at-Taubah/9

: 122 :

Terjemahnya:

“Dan idak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya”.50

Kedua ayat tersebut memberinkan pengertian bahwa dakwah berarti

menjadi tanggung jawab orang saja, tidak perlu semua ummat Islam

berdakwah. Dakwah dalam konteks ini adalah sebagaimana digambarkan

memberikan peringatan kepada kaum menyangkut penjagaan diri ( dari

dosa ).51

Adapun ulama yang berpendapat hukum dakwah adalah fardu a’in,

yakni berdakwah merupakan kewjiban setiap muslim sesuai kadar

kemampuan masing-masing. Pendapat ini berdasarkan dalil dalam al-

Qura’an, seperti dalam QS. an-Nahl/16 : 125 :

49Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 63.

50Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h.206.

51Rafiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, h. 27-28 .

Page 29: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

19

Terjemahnya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah52 dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”.53

Ayat ini dipahami memerintahkan kepada nabi dan ummatnya untuk

mengajak manusia kejalan Allah subhanahu wata’ala dengan berbagai

jalan yang bisa ditempuh. Dalam al-Qur’an surat at-Taubah/9 ayat 71

ditegaskan:

Terjemahnya:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.54

Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa dakwah harus dilakukan oleh setiap

orang mukmin dan sevara kolektif ( saling bahu membahu ). Ummat Islam

harus melakukan kebaikan secara bahu membahu, saling tolong

menolong, dan saling membantu antara yang satu denga lainnya.

52

Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan

yang batil.

53Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 281.

54Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 198.

Page 30: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

20

Karena, orang munafikpun melakukan kemungkaran juga secara bahu

membahu, sebagaimana ditegaskan dalam QS. at-Taubah/9 : 67 :

Terjemahnya:

“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu denga yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang ma’ruf dan mereka menggemgamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula).Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang fasik”.55

Dengan adanya dakwah merupakan kewajiban setiap muslim, berarti

dakwah merupakan tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab

sebagian orang atau sekelompok orang. Hal ini akan membuat aktivitas

dakwah dapat berjalan dengan baik dan lancar.56 Di ayat yang lain juga

ditegaskan seperti dalam QS. at-Tahrim/66 : 6 :

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia

55

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 197.

56Rafiuddin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, h. 27-28.;di dalam

Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 27-29.

Page 31: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

21

perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.57

E. Prinsip-Prinsip Dakwah

Dakwah adalah usaha meyakinkan kebenaran kepada orang lain. Bagi

orang yang didakwahi, pesan dakwah yang tidak dipahami tak lebih

maknanya dari bunyia-bunyian. Jika dakwahnya berupa informasi maka ia

dapat memperoleh pengertian, tetapi jika seruan dakwahnya merupakan

panggilan jiwa, maka ia harus keluar dari jiwa juga. Penjahat yang berkhutbah

tentang kebaikan, maka pesan kebaikan itu tak akan pernah masuk kedalam

jiwa pendengarnya. Berbeda dengan aktor yang ukuran keberhasilannya jika

berhasil berperan sebagai orang lain, maka seorang da’i harus berperan

sebagai dirinya. Seorang da’i harus terlebih dahulu menjalankan petunjuk

agama sebelum memberi petunjuk kepada orang lain. Ia harus seperti minyak

wangi, mengharumkan orang lain tapi dirinya memang lebih harum, atau

seperti api, bisa memanaskan besi, tetapi dirinya memang lebih panas. Oleh

karena itu, untuk menjadikan dakwah itu efektif, masyarakat dakwah

khususnya para da’i harus memahami prinsip-prinsip dakwah sebagai berikut:

58

1. Berdakwah itu harus dimulai kepada diri sendiri (ibda’ binafsik) dan

kemudian menjadikan keluarganya sebagai contoh bagi masyarakat, di

dalam QS.at-Tahrim/66 : 6 :

57

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 560.

58Faizah, Lalu Muchsin Effendi, pengantar, Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah,

(Cet. 2, Jakarta:kencana), h. x-xii.

Page 32: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

22

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.59

2. Secara mental, da’i harus siap menjadi pewaris para nabi, yakni mewarisi

perjuangan yang berisiko, al‘ulama waratsatul anbiya’. Semua nabi harus

juga mengalami kesulitan ketika berdakwah kepada kaumnya meski sudah

dilengkapi dengan mu’jizat.

3. Da’i harus menyadari bahwa masyarakat membutuhkan waktu untuk dapat

memahami pesan dakwah, oleh karena itu dakwah pun harus

memerhatikan tahapan-tahapan, sebagaiman dulu Nabi Muhammad harus

melalui tahapan periode Mekkah dan periode Madinah.

4. Da’i juga harus menyelami alam pikiran masyarakat sehingga kebenaran

Islam bisa disampaikan dengan menggunakan logika masyarakat

5. Dalam menghadapi kesulitan da’i harus bersabar, jangan bersedih atas

kekafiran masyarakat dan jangan sesak nafas terhadap tipu daya mereka

(QS. an-Nahl: 127)

Terjemahnya:

“Bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan”.60

59

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 560.

60Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 281.

Page 33: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

23

karena sudah menjadi sunnahtullah bahwa setiap pembawa kebenaran

pasti akan dilawan oleh orang kafir, bahkan setiap Nabipun harus

mengalami diusir oleh kaumnya. Seorang da’i hanya bisa mengajak,

sedangkan yang memberi petunjuk ialah Allah subhanahu wata’ala. Citra

positif dakwah akan sangat melancarkan komunikasi dakwah, sebaliknya

citra buruk akan membuat semua aktivitas dakwah menjadi kontraproduktif.

Citra positif bisa dibangun dengan kesungguhan dan konsistensi dalam

waktu lama, tetapi citra buruk dapat terbangun terbangun seketika hanya

satu kesalahan fatal. Dalam hal ini, keberhasilan membangun komunitas

Islam, meski kecil akan sangat efektif untuk dakwah.

6. Da’i harus memerhatikan tertib urutan pusat perhatian dakwah, yaitu

prioritas pertama berdakwah sehubungan dengan hal-hal yang bersifat

unversal, yakni al khair (kebajikan), yad’una ila al-khair, baru kepada amr

ma’ruf dan kemudian nahi munkar (QS. Ali-Imran/3:104)

Terjemahnya:

“Dan hendaklah di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.61

Al-khair adalah kebaikan universal yang datangnya secara normatif dari

Tuhan, seperti keadilan dan kejujuran, sedangkan al-ma’ruf adalah sesuatu

yang secara “sosial” dipandang sebagai kepantasan. Sangat

61

Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahnya , h. 64.

Page 34: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

24

tidak produktif berdakwah dengan ramai-ramai membakar tempat maksiat

(nahi munkar), tetapi mereka sendiri tidak adil dan tidak jujur.

F. Unsur-Unsur Dakwah

1. Subjek Dakwah

Subjek dakwah sering dikenal dengan sebuah istilah da’i, juru

dakwah, pelaksana dakwah, atau istilah lainnya, subjek dakwah ini

merupakan orang atau sekelompok orang yang melakukan tugas

dakwah,yang berfungsi sebagai pelaku dakwah.62 Secara umum kata Da’i

secara umum sering disebut sebagai muballigh (orang yang

menyampaikan ajaran Islam). Namun sebenarnya sebutan ini namun

sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat

cenderung mengartikannya sebagai orang yang menyampaikan ajaran

Islam melalui lisan, sebagai penceramah, khatib (orang yang berkhotbah)

dan sebagainya.63 Pelaksana dakwah atau subyek dakwah ini bisa

perorangan atau kelompok yang bersedia dan mampu melaksanakan

tugas dakwah dan sebagainya. Pribadi atau sosok subyek adalah sosok

manusia yang mempunyai nilai keteladanan yang baik dalam segala hal.

Maka seorang muballigh mempunyai tanggung jawab moral serta

mempertahankan diri sebagai sebaik-baik ummat. Setiap orang adalah

pemimpin, karena itu ia akan dimintai pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya kelak ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala.

62

Siti Uswatun Khasanah, Berdakwalah Dengan Jalan Debat, (Purwokerto: STAIN

Purwokerto Pess), h. 28.

63M.Munir dan Wahyu Ilaihi, Mnajemen Dakwah, (Cet. 2, Jakarta: kencana, 2009), h.

22.

Page 35: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

25

Dalam ilmu komunikasi pendakwah adalah komunikator yaitu orang yang

menyampaikan pesan komunikasi (message) kepada orang lain. Karena

dakwah bisa melalui tulisan, lisan, perbuatan, maka penulis keislaman,

penceramah islam, mubaligh, guru mengaji, pengelola panti asuhan Islam

dan sejenisnya termasuk pendakwah atau da’i. Pendakwah bisa bisa

bersifat individu ketika dakwah yang dilakukan bersifat perorangan dan

bisa juga bekelompok atau kelembagaan ketika dakwah digerakkan oleh

sebuah kelompok atau organisasi. Pendakwah atau da’i dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

1. Secara umum adalah setiap muslim yang mukallaf (sudah dewasa).

Kewajiban dakwah telah melekat tak terpisahkan pada mereka sesuai

dengan kemampuan masing-masing sebagai realisasi perintah

Rasulullah SAW. untuk menyampaikan islam kepada semua orang

walaupun hanya satu ayat.

2. Secara khusus adalah muslim yang telah mengambil spesialisasi

(mutakhashish) dibidang agama islam, yaitu ulama dan sebagainya.64

Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa da’i adalah muslim

dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi

tugas ulama. Ahli dakwah adalah wa’ad, mubaligh mustama’in (juru

penerang) yang menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran

agama islam.65

Untuk mencapai sebuah keberhasilan yang maksimal dalam

berdakwah maka harus mempunyai kemampuan manajemen profesional,

64

Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (cet. Ke-5; Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,

2016), h.216. 65

H.M.S. Nasaruddin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, (Jakarta: PT Firma

Dara, tt.) h. 20

Page 36: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

26

diantara ciri pokok seorang da’i yang mempunyai bekal kemampuan dan

keahlian dalam memimpin (leadership and managerial skill). Nilai-nilai

leadeship dakwah tersebut adalah sebagai berikut.66

a. Mempunyai ilmu pengetahuan yang luas.

b. Bersikap dan bertindak bijaksana.

c. Berpengetahuan luas.

d. Bersikap dan bertindak adil.

e. Berpendirian teguh.

f. Mempunyai keyakinan bahwa misinya akan berhasil.

g. Berhati ikhlas.

h. Memiliki kondisi fisik yang baik.

i. Mampu berkomunikasi.

2. Obyek Dakwah

Obyek dakwah adalah yang dijadikan sasaran untuk menerimah

dakwah yang sedang dilakukan oleh da’i. Keberadaan obyek dakwah yang

sering kita kenal dengan mad’u, yang sangat heterogen baik ideology,

pendidikan, status sosial, kesehatan, usia dan sebagainya.67 Atau obyek

dakwah adalah seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka, laki-

laki maupun perempuan, tua maupun mudah, seorang bayi yang baru lahir

ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah obyek dakwah

(mad’u).68

66

A.Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),h. 38.

67I’anatut Thoifah, Manajemen Dakwah, h. 47.

68Cahyadi Takariawan, Prinsip-prinsip Dakwah Yang Tegar di jalan Allah,

(Yogyakarta: Izzan Pustaka, 2005), h. 24.

Page 37: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

27

Dalam proses pelaksanaan dakwah, mad’u dapat bersifat individu

ataupun kolektif. Individu karena memang tujuan adalah mengajak dan

mendorong manusia untuk mengamalkan ajaran agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari agar memperoleh kebahagiaan di dunia maupun di

akhirat. Bersifat kolektif karena dakwah juga bertujuan untuk membentuk

tatanan kehidupan masyarakat yang bersendikan Islam. Masyarakat Islami

tidak hanya terbentuk manakala tidak didukung oleh anggota yang tidak

Islami, demikian pula sebaliknya, individu yang Islami tidak akan terbentuk

di dalam masyarakat yang tidak menghargai Islam.69

Masyarakat yang merupakan sasaran dakwah (obyek dakwah)

meliputi masyarakat yang dilihat dari berbagai segi:

1. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosiologis berupa masyarakat terasig, pedesaan, kota besar dan kecil

serta masyarakat di daerah marginal dari kota besar.

2. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi

struktur kelembagaan berupa masyarakat, pemerintah dan keluarga.

3. Sasaran yang berupa kelompok masyarakat dilihat dari segi

sosiokultural berupa golongan priayi, abangan, dan santri. Klasifikasi ini

terutama terletak dalam masyarakat jawa.

4. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari

segi tingkat usia berupa golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.

5. Sasaran yang berhubungan dengan golongan masyarakat dilihat dari

segi okupasional (profesi atau pekerjaan) berupa golongan petani,

pedagang, seniman, buruh, pegawai negeri (administrator).

69

Aris Saefullah, Gusdur vs Amin Rais, (Yogyakarta: Laela Thinkers, 2003), h. 48.

Page 38: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

28

6. Sasaran yang menyangkut golongan masyarakat dilihat dari segi tingkat

hidup sosial-ekonomis berupa golongan orang kaya, menegah dan

miskin.

7. Sasaran yang menyangkut kelompok masyarakat dilihat dari segi jenis

kelamin (sex) berupa golongan pria, wanita, dan sebagainya.

8. Sasaran yang berhubungan dengan golongan dilihat dari segi khusus

berupa golongan masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya,

narapidana, dan sebagainya.70

3. Metode Dakwah

Metode dakwah dalam arti luas mencakup strategi dan tekhnik

dakwah.71 Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang telah

memiliki pengertian.”suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang

ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan,

rencana sistem, tata fikir manusia”.72 Atau jalan atau cara yang dipakai juru

dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.73

4. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan oleh

da’i kepada mad’u.74 Pada dasarnya materi dakwah hanyalah al-Qur’an

dan as-Sunnah. al-Qur’an merupakan sumber utamanya, ia merupakan

70

M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jawa, 1997), h. 11.

71Cahyadi Takariawan, Prinsip-Prinsip Dakwah Yang Tegar di jalan Allah, h. 24.

72M. Syafaa’t Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Cet. 1, Jakarta: Wijaya, 1992), h. 160.

73M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Mnajemen Dakwah, h. 33.

74M.Munir dan Wahyu Ilaihi, Mnajemen Dakwah, h. 24.

Page 39: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

29

materi pokok yang harus disampaikan melalui dakwah dengan

menggunakan bahasa yang dimengerti oleh masyarakat (komunikan atau

audiens). al-Qur’an merupakan wahyu Allah subhanahu wata’ala yang

mutlak kebenarannya dan dijaga sendiri oleh Allah akan keutuhan,

keaslian, dan keakuratanya. al-Qur’an adalah kitab suci ummat Islam yang

diturunkan Allah subhanahu wata’ala melalui perantara Jibril as, kepada

Nabi Muhammad sallallahu a’laihi wasallam sebagai satu pedoman hidup

yang harus ditaati dan dipatuhi ummat manusia dalam menuju

keselamatan hidup dunia akhirat.

Sebagai pedoman hidup dalam al-Qur’an terkandung secara

lengkap petunjuk, pedoman, hukum, sejarah serta prinsip-prinsip baik yang

menyangkup masalah keyakinan, peribadatan, pergaulan, akhlak, politik,

ilmu pengetahuan, teknologi dan sebagainya. Sebagai suatu pedoman

yang masih bersifat umum/global maka pengungkapan-pengungkapan

dalam al-Qur’an masih belum terinci sedetail-detilnya. Namun demikian tak

ada satupun persoalan yang tak disinggung oleh al-Qur’an, sekecil apapun

Allah Subhanahu wata’ala tidak melupakannya; tersebut dalam surat al-

An’am ayat 38:

a. Bayan tafsir, yaitu menerankan ayat-ayat yang sangat umum, mujmal

dan musytarak seperti penjelasan tentang cara (kaifiyat) sholat, haji dan

sebagainya.

b. Bayan takrir, yaitu memperkokoh dan memperkuat pernyataan al-

Qur’an.

c. Bayan taudikh, yaitu sebagai penjelas maksud dan tujuan suatu ayat al-

Qur’an.

Page 40: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

30

Dalam hal as-Sunnah sebagai pedoman hidup setelah al-Qur’an

Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan dalam berbagai tempat. Antara lain

pada surat al-Anfal ayat 20, surat al-Mujadah ayat 13, surat Muhammad

ayat 33, surat an-Nisa ayat 59, surat Ali-Imran ayat 32, surat an-Nuur ayat

54, surat al-Maidah ayat 92. Beberapa surat dapat disebutkan di sini:75

1. surat al-Anfal ayat 20:

Terjemahnya:

“Wahai orang0orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling dari-Nya, padahal kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)”.76

2. surat al-Mujadalah ayat 13:

Terjemahnya:

“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum (melakukan) pembicaraan dengan rasul? Tetapi jika kamu tidak melakukannya dan Allah telah memberi ampun kepadamu, maka laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat serta taatlah kepada Allah dan rasul-Nya! Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.77

75

Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, (Cet. 1, Surabaya: Al-

Ikhlas, 1994), h. 45-48.

76Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 179.

77Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 544.

Page 41: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

31

3. surat Muhammad ayat 33:

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang beriman! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu”.78

4. surat an-Nisa ayat 59:

Terjemahnya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)79 di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tetang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.80

5. surat Ali-Imran ayat 32:

78

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 510.

79Selama pemegang kekuasaan berpegang pada kitab Allah dan Sunnah Rasul.

80Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 87.

Page 42: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

32

Terjemahnya:

“Katakanlah (Muhammad), Taatliah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.81

6. surat an-Nuur ayat 54:

Terjemahnya:

“Katakanlah, “Taatilah Allah dan taatlah kepada Rasul; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu, jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah meyampaikan (amanat Allah) dengan jelas”.82

7. surat al-Maidah ayat 92:

Terjemahnya:

“Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanat) dengan jelas”.83

Tentang keaslian dan kemurnian al-Qur’an, Allah Subhanahu wata’ala

menjaminnya dalam QS. al-Hijr/15 : 9 :

81

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 54.

82Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 357.

83Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 123.

Page 43: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

33

Terjemahnya:

“Sesungguhnya kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya”.84

Sebagai wahyu Allah Subhanahu wata’ala al-Qur’an tidak akan

pernah ditandingi oleh kekuatan apapun. Tersebut dalam QS.al-Isra/17 :

88 :

Terjemahnya:

“katakanlah, sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) al-Qur’an ini, mereka ridak akan dapat membuat yang serupa dengannya,, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain”.85

Sumber kedua sumber materi dakwah setelah al-Qur’an adalah

as-Sunnah, yaitu segala sesuatu yang menyangkut perbuatan Nabi

Muhammad sallallahu a’laihi wasallam baik dalam ucapannya, tingkah

lakunya ataupun dalam sikapnya. Sebagai sumber kedua materi dakwah

as-Sunnah mempunyai perbedaan dengan al-Qur’an. Kalau al-Qur’an

adalah wahyu Allah Subhanahu wata’ala yang mutlak kebenarannya,

maka as-Sunnah hanyalah datang dari Nabi Muhammad Sallallahu

a’laihi wasallam antara keduanya memiliki perbedaan-perbedaan yang

prinsipiil. al-Qur’an nilai kebenarannya qoth’i (absolut), sedangkan as-

Sunnah nilai kebenarannya zhanni (kecuali yang mutawatir). Kalau pada

al-Qur’anseluruhnya mesti dijadikan pedoman hidup, tapi tidak semua

yang ada dalam as-Sunnah mesti harus dijadikan pedoman hidup,

84

Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 262.

85Departemen Agama RI, al-Hikmah, Alqur’an dan Terjemahnya, h. 291.

Page 44: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

34

karena dalam as-Sunnah masih dikenal adanya sunnah yang tasyri’ dan

ada ghoiru tasyri’, ada yang shahih dan ada yang dhaif. 86

Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi materi dakwah

adalah ajaran Islam itu sendiri, yang pada pokoknya meliputi tiga hal:

a. Aqidah yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada Malaikat-Nya,

iman kepada Kitab-Kitab-Nya, iman kepada Rasul-Rasul-Nya, Iman

kepada Hari Akhir, Iman kepada Qodha dan Qodhar.

Menurut Ali Aziz, materi aqidah ini memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Keterbukaan. Ciri ini direpresentasikan dengan keharusan

melakukan persaksian (syahadat) bagi yang hendak memeluk

Islam. Persaksian ini sebagai bentuk penegasan identitas

dihadapan orang lain.

2. Cakrawala pemikiran yang luas. Dalam konsep keimanan

diperkenalkan dan harus diyakini bahwa pengakuan ketuhanan

adalah kepada Tuhan seluruh kelompok manusia dan bahkan

makhluk yang ada di alam semesta.

3. Kejelasan dan kesederhanaan konsep keimanan. Sistem keimanan

dalam Islam adalah sederhana dan mudah dipahami.

4. Keterkaitan erat antara iman dan amal, antara keyakinan dan amal

sebagai manifestasi dari keimanan seseorang. Sehingga

seseorang tidak dapat dapat diakui keimananya jika hanya

mengucapkan syahadat sementara tidak melakukan perbuatan

sebagaimana dituntut dalam sistem keimanan.87

86

Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, h. 54

87M.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), h.109-110.

Page 45: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

35

b. Syari’ah hukum atau syari’ah ini juga sering disebut sebagai cermin

peradaban dalam pengertian bahwa ketika ia tumbuh matang dan

sempurna, maka peradaban mencerminkan dirinya dalam hukum-

hukumnya. Pelaksanaan syari’ah merupakan sumber yang

melahirkan peradaban Islam, yang melestarikan dan melindunginya

dalam sejarah. Syari’ah inilah yang akan selalu menjadi kekuatan

peradaban di kalangan kaum muslimin.88

c. Mua’malah, yaitu menurut etimologi, kata mua’amalah (المعاملة) adalah

bentuk masdhar dari kata ‘amala (عاملة ـ يعامل ـ معاملة) wajarnya adalah

yang artinya saling bertindak, saling berbuat, dan (فاعل ـ يفاعل ـ مفاعلة)

saling beramal.89

d. Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara menghias diri dalam melakukan

hubungan dengan Allah (ibadah) dan berhubungan dengan sesama

manusia dan sesama makhluk. Pembahasan tentang akhlak sangat

luas karena menyangkut baik buruk, pantas dan tidak pantas, bahkan

menyangkut rasa terhadap sesama.90 Dalam bahsa Arab kata akhlaq

dengan jama’ khuluq dimaknai dengan budi pekerti, perangai, tingkah

laku, dan tabi’at.91

88

Ismail R. Al-Faruqi, Menjelajah Atlas Dunia Islam, (Bandung: Mizan, 2000), h. 305.

89Rachmat Syafe’i, Fiqh Mu’amalah, (Cet. 2, Bandung: Pustaka Setia, 2004), h.14.

90Ropingi el Ishaq, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 80.

91Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia, h. 393.

Page 46: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

36

5. Media Dakwah

Media adalah suatu alat atau sarana yang digunakan untuk

menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang

paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indera. Pesan yang

diterima oleh panca indera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia,

untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu sebelum

dinyatakan dalam tindakan.92 Seorang da’i atau muballigh, dalam

menyampaikan ajaran Islam tidak akan lepas dari yang namanya sarana

atau media. Karena sebagaimana yang kita ketahui bersama di zaman

modern sekarang ini yang dimana semua serba canggih dakwah tidak

hanya cukup disampaikan melalui lisan tanpa melalui alat-alat komunikasi

modern.93

Media dakwah adalah faktor yang dapat menentukan kelancaran proses

pelaksanaan dakwah. Faktor ini kadang-kadang disebut defent variables,

artinya dalam penggunaannya atau efektivitasnya tergantung pada faktor

lain terutama orang yang menggunakannya. Namun kegunaannya bisa

polypragmatis (kemanfaatan berganda) atau monopragmatis (kemanfaatan

tunggal) dalam rangka mencapai tujuan dakwah.94

Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada proses dakwah

dibagi atas dua bagian:

1. Proses dakwah secara primer yang merupakan proses penyampaian

materi dakwah dari da'i kepada mad'u dengan menggunakan lambang

92

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Cet. I, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 1998), h. 131.

93I’anatut Thoifah, Manajemen Dakwah, h 56.

94Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwa, h. 137.

Page 47: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

37

(simbol), misalnya bahasa sebagai media pertama yang dapat

menghubungkan antara komunikator dan komunikan, yang Palam

bahasa komunikasi disebut publik.95

2. proses dakwah secara sekunder yang merupakan proses penyampaian

pesan oleh subyek dakwah kepada obyek dakwah dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai

lambang (bahasa).96. Dalam istilah komunikasi biasa disebut media

massa.97

6. Efek Dakwah

Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi.

Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan maddah

(materi dakwah), wasilah (media) dan thariqah (metode) tertentu maka

akan timbul respons dan efek (atsar) pada mad’u (penerima dakwah).98

Efek dakwah adalah respon dan timbal balik yang dirasakan mad’u setelah

adanya dakwah yang disampaikan oleh da’i dengan materi dakwah,

metode, dan media yang ada.99 Kaitannya dengan dakwah, maka efek

dakwah tercermin pada sejauhmana obyek dakwah mengalami perubahan,

dalam hal makin benar dan lengkapnya aqidah, akhlak, ibadah dan

muamalahnya, sementara pada tingkat masyarakat,

95

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 134 96

Onong Uchyana Effendy, Ilmu Teori dan Falsafat Komunikasi (Cet. II, Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2000), h. 11-17. 97

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 134

98M.Munir dan Wahyu Ilaihi, Mnajemen Dakwah, h. 34.

99I’anatut Thoifah, Manajemen Dakwah, h 56.

Page 48: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

38

pengaruhnya tercermin pada iklim sosial yang makin memancarkan syi'ar

Islam.100

100

Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah; Episode Kehidupan M. Natsir

dan Azhar Basyir (Cet. I, Yogyakarta: Sipress, 1996), h. 206-207.

Page 49: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilitian survei dan

merupakan penelitian kualitatif dengan mengesplorasi data di lapangan

dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan memberikan gambaran

secara cepat dan tepat tentang bagaimana metode dakwah dalam

meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong.

Menurut Arief furchan penelitian pada hakikatnya merupakan

penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah. Ini adalah

cara untuk mendapatkan informasi yang bermamfaat dan dapat

dipertanggung jawabkan. Tujuannya adalah untuk menemukan jawaban

terhadap persoalan yang berarti melalui inplementasi prosedur-prosedur

ilmiah. Dengan kata lain, penelitian adalah suatu usaha sistematis dan

objektif untuk mencari pengetahuan yang dapat dipercaya.101

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat.

C. Fokus dan Deskripsi Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana pengalan Islam

masyarakat, dan bagaimana metode dakwah dalam upaya meningkatkan

pengamalan Islam pada Masyarakat, serta apa faktor pendukung dan

101

Arief Furchan, Pengantar Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,1982),

h. 19-20.

Page 50: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

40

penghambat dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan Islam pada

masyarakat Kelurahan Sumarorong.

D. Inrtrumen Penelitian

Instrument penelitian yang penulis maksudkan adalah alat bantu yang

dapat digunakan oleh penulis dalam meneliti, sehingga dalam kegiatan

pengumpulan data dapat dilakukan secara sistematis.

Adapun alat-alat yang digunakan untuk meneliti adalah sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara untuk metode wawancara

2. Catatan observasi

3. Alat perekam seperti Hp dan lain sebagainya

Selanjutnya dalam penelitian ini di lapangan, penulis terjun langsung

ke lokasi penelitian untuk mendata hal-hal yang diperlukan dengan

menggunakan instrument sebagai berikut :

1. Untuk metode wawancara/ interview penulis menggunakan instrument

yaitu pedoman wawancara yang berisi pokok materi, yang ingin ditanyakan

secara langsung dan jelas. Penulis mengadakan Tanya jawab kepada para

da’i, guru agama, tokoh agama, dan masyarakat yang dianggap mampu

memberikan keterangan mengenai hala-hal yang akan diteliti. Wawancara

bermakna berhadapan langsung antara interview dengan informan yang

dilakukan secara lisan dengan menggunakan handphone dengan catatan

yang bersifat deskriftif situsional.

2. Untuk observasi, penulis menggunakan instrument catatan observasi

dengan turun langsung di lokasi penelitian untuk mendata pengamatan

langsung terhadap suatu obyek yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan

Page 51: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

41

3. observasi ini digunakan alat yang berupa kamera untuk pengambilan

gambar obyek yang dianggap sesuai dengan penelitian skripsi dan catatan

hasil pengamatan selama melaksanakan observasi.

E. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas sumber

data primer dan data skunder :

a. Data primer adalah data yang ada kaitan langsung dengn topik

penelitian.

b. Data skunder adalah data yang tidak ada kaitan langsung, tapi

keberadaannya menunjang pembahasan pealitian.

F. Tekhnik pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah cara atau teknik yang dipergunakan

dalam mendapatkan dan mengumpulkan data dalam penelitian. Unrtuk

memudahkan penelitian ini kami menggunakan beberapa metode

pengumpulan data, diantaranya:

a. Observasi

Yaitu pengamatan langsung di lapangan mengenai pengamalan Islam

masyarakat, dan metode dakwah dalam upaya meningkatkan pengamalan

Islam masyarakat serta faktor pendukung dan penghambat dakwah di

Kelurahan Sumarorong.

b. Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan.102 Jenis wawancara yang digunakan

102

Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, (Cet.V, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2001), h. 52.

Page 52: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

42

adalah wawancara terpimpin, yaitu dengan cara pewawancara

menentukan sendiri urutan dan juga pembahasannya selama wawancara.103

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai atau menginterview beberapa

masyarakat, mengenai beberpa hal atau informasi yang berkaitan dengan

permasalahan yang dikaji. Diharapkan dari hasil wawancara tersebut dapat

diperoleh informasi yang dapat dijamin kebenarannya.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan

menyelidiki benda-benda yang tertulis seperti buku, majalah dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.104 Metode

ini untuk mencatat semua data secara langsung dari literatur dan yang

berkaitan dengan masalah penelitian seperti profil desa, jenis pekerjaan

warga dan aktivitasnya.

G. Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik analisa yang

digunakan adalah diskriptif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.105 Untuk menggambarkan secara tepat sifat atau

keadaan, gejala individu atau kelompok tertentu. Jadi untuk menganalisis

data digunakan analisi data deskriptif kualitatif,

103

Britha Mickhlesen, Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-upaya Pembelajaran,

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1999), h. 128.

104Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, (Jakarta: Bina Aksara,

1989), h. 91.

105Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. V, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1994), h. 3.

Page 53: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

43

yaitu data-data yang berhasil dikumpulkan, diklasifikasikan,

didiskripsikan, dan diinterprentasikan dalam bentuk kata-kata.

Langkah-langkah analisa data dalam penelitian ini adalah data-data

yang berhasil dikumpulkan diklasifikasikan, kemudian data dideskripsikan,

yaitu peneliti menjabarkan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi

dengan bahasa dan redaksi dalam bentuk tulisan. Selanjutnya peneliti

menginterpretasikannya yaitu menafsirkan data-data yang telah terkumpul

sesuai dengan bahasa peneliti berdasarkan data yang penulis peroleh dari

fokus yang diteliti.

Page 54: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kelurahan Sumarorong

1. Keadaan Geografis Kelurahan Sumarorong

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten

Mamasa merupakan Kelurahan yang berada di daerah pegunungan yang

wilayahnya terdiri atas 4 lingkungan yakni:

1. Lingkungan Borongan

2. Lingkungan Sumarorong

3. Lingkungan Tondok Tallu

4. Lingkungan Lekkong

Dan luas wilayahnya 14,07 km2, atau sekitar 5,53% dari luas

Kecamatan Sumarorong yakni 254,00km2. Wilayah Kelurahan Sumarorong

berada diatas ketinggian kurang lebih 1000 meter diatas permukaan laut,

sebagian wilayah digunakan untuk persawahan dan perkebunan.

Kelurahan Sumarorong memiliki batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Rantekamase

b. Sebelah Timur : Desa Tadisi

c. Sebelah Selatan : Desa Tadisi

d. Sebelah Barat : Desa Sasakan

Page 55: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

45

2. Demografi Kelurahan Sumarorong

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

memiliki jumlah penduduk sebanyak 1331 jiwa yang sebagian besar dari

mereka beragama kristen/katolik dan hanya sebagian kecil yang beragama

Islam dan hindu.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Sumarorong menurut Agama

No Agama Jumlah

1 Protestan 1.028 orang

2 Islam 210 orang

3 Katholik 73 orang

4 Hindu 20 orang

Sumber : Demografi Kelurahan Sumarorong 2017

Tabel 4.1 menggambarkan bahwa sebagian besar masyarakat

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

memeluk agama Kristen. Hal ini dapat dilihat dari jumlah masyarakat yang

memeluk agama Kristen yang berjumlah Protestan 1,028 orang dan

katholik 73 orang dan jumlah keseluruhan agama Kristen di Kelurahan

Sumarorong sebanyak 1,101 orang, sedangkan penduduk di Kelurahan

Sumarorong yang beragama Islam berjumlah 210 orang, dan penduduk

yang beragama Hindu berjumlah 20 orang.

Page 56: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

46

Tabel 4.2 Jumlah Tempat Ibadah Kelurahan Sumarorong

No Agama Jumlah

1 Gereja 5 buah

2 Masjid 1 buah

3 Mushollah 2 buah

Sumber : Demografi Kelurahan Sumarorong 2017

Tabel 4.2 menggambarkan jumlah tempat ibadah yang berada di

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa.

Keberadaan tempat ibadah dengan jumlah yang cukup memadai di

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa, ini

tentunya sangat mendukung dan memudahakan bagi setiap ummat

beragama dalam menjalankan ibadah mereka masing-masing baik dari

kalangan Kristen maupun yang beragama Islam..

Tabel 4.3 Jumlah Lembaga Pendidikan di Kelurahan Sumarorong

No Jenis Lembaga Pendidikan Jumlah

1 Pendidikan Anak Usia Dini 3 buah

2 Sekolah Dasar 1 buah

3 Sekolah Menengah Pertama 1 buah

Sumber : Demografi Kelurahan Sumarorong 2017

Tabel 4.3 diatas menunjukkan kepada kita tentang adanya partisipasi

dari masyarakat Kelurahan Sumarorong dalam membangun atau mencetak

generasi yang berpendidikan untuk masa yang akan datang. Hal ini bisa

dilihat dari pendirian sarana pendidikan yang didirikan mulai dari tingkat

Page 57: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

47

Taman kanak- kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Kelurahan

Sumarorong memiliki 3 buah lembaga pendidikan setingkat Taman Kanak-

kanak, 1 lembaga pendidikan Sekolah Dasar, dan 1 lembaga pendidikan

Sekolah Menengah Pertama.

3. Kondisi Sosial Masyarakat Kelurahan Sumarorong

Berdasarkan observasi lapangan kita melihat bahwa masyarakat

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa

dihuni berbagai macam suku/etnis seperti Mamasa, Toraja, Bugis, Mandar,

Jawa. meskipun mereka memiliki berbagai macam perbedaan suku/etnis

dan keyakinan atau agama, namun hal itu tidak lantas mengakibatkan

adanya perpecahan antar suku/etnis dan ummat beragama diantara

mereka, Namun sebaliknya mereka justru tetap senantiasa menjalin

hubungan persaudaraan yang baik dan saling menghormati antar sesama

manusia meski berbeda suku/etnis dan keyakinan atau agama. Hal ini

dibuktikan dengan adanya gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat

Muslim maupun Kristen dalam pembangunan rumah dan tempat ibadah,

serta pembersihan lingkungan sekitar Kelurahan, berbagai acara. Dan

ketika ada salah seorang Masyarakat yang mengadakan suatu hajatan

berupa acara perkawinan maupun yang sedang tertimpah musibah seperti

acara kematian, rasa kepedulian sesama anggota masyarakat timbul

dengan sendirinya. Rasa kepedulian itu ditunjukan dalam bentuk

pemberian bantuan baik itu tenaga ataupun hal lain dengan sukarela dan

tidak mengharapkan imbalan apapun.

Page 58: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

48

B. Gambaran Umum Pengamalan Islam pada Masyarakat Kelurahan

Sumarorong.

Berdasarkan observasi atau pengamatan langsung yang dilakukan di

lapangan Pengamalan Islam di kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa bisa dikatakan sangat rendah, hal ini bisa

dilihat dari sedikitnya jumlah jama’ah yang hadir dimasjid untuk menunaikan

sholat berjama’ah, dan sangat sering masjid kosong tidak ada jama’ah, imam

serta muadzin yang mengumandangkan adzan pada waktu sholat, seperti

Asar Dan Subuh. Yang lebih sering mengisi masjid untuk sholat berjama’ah

biasanya musafir yang singah ketika tibah waktu sholat, dan tidak jarang

mereka yang adzan, mereka yang iqomah dan sekaligus imam karena sangat

sering imam tidak hadir sholat berjama’ah di masjid.

Masyarakat muslim Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong

Kabupaten Mamasa yang hadir dimasjid untuk menunaikan sholat berjama’ah

adalah sekitar 5 sampai 10 orang dari jumlah masyarakat muslim sebanyak

210 jiwa, dan ketika ditanyakan kepada masyarakat kenapa tidak kemasjid

untuk melaksanakan sholat berjama’ah sebagian mereka mengatakan:

“tidak usah urus urusan orang lain, kalian yang sholat maka kalian juga yang akan mendapat pahala dan jika kami tidak sholat kalian juga tidak akan mendapatkan dosa, kalian mau sholat silahkan itu urusan kalian dan kami tidak sholat itu urusan kami”

ini sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak Bakri selaku penyuluh agama

non pns pada saat wawancara di Kelurahan sumarorong pada tanggal 9 mei

2017, selain itu alasan yang lain yang sering disampaikan masyarakat ketika

di ajak atau di ingatkan untuk kemasjid menunaikan sholat berjama’ah adalah

mereka mengatakan :

Page 59: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

49

“imam masjid dan tokoh agama yang lain pun sangat jarang kemasjid untuk menunaikan sholat berjama’ah kecuali pada hari juma’t untuk sholat jum’at, apalagi kami yang masyarakat biasa yang sibuk kerja di kebun agar bisa menafkahi keluarga dirumah”

ini sebagai mana yang dikatakan oleh Bapak Sahabuddin selaku tokoh

masyarakat pada saat wawancara tgl 15 mei 2017. Hal ini tentunya

diakibatkan karena kurangnya pemahaman agama pada masyarakat

Kelurahan Sumarorong, kemudian tidak adanya contoh yang baik dari pihak

tokoh agama baik dari imam masjid maupun tokoh agama yang bertempat

tinggal di Kelurahan Sumarorong. Namun Alhamdulillah setelah adanya da’i

yang bisa membimbing dan membina serta memberikan pengarahan kepada

masyarakat Kelurahan Sumarorong kegiatan keagamaan mereka mulai

beragam dan pengamalan Islam mereka mulai meningkat.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 26 juni 2017 dengan Bapak

Padang selaku toko masyarakat beliau mengatakan:

“kami sangat bersyukur karena ketika adanya da’i yang dapat membina dan membimbing masyarakat di Kelurahan Sumarorong, sedikit demi sedikit masyarakat Kelurahan Sumarorong mengalami peningkatan, mereka sudah mulai mengenal dan memahami ajaran Islam yang sesungguhnya serta mengamalkan apa yang telah disampaikan atau diajarkan oleh da’i yang ada di kelurahan Sumarorong tersebut, dan masjid yang dulunya sering kosong tidak ada jam’ah yang hadir untuk menunaikan sholat berjama’ah sekarang sudah mulai diisi oleh jama’ah sebanyak 25 sampai 35 jama’ah yang hadir untuk menunaikan sholat berjama’ah, dan da’i membentuk remaja masjid kemudian membuatj adwal muadzin agar remaja masjid bergantian mengumandangkan adzan dengan tujuan ketika jadwal telah dibuat maka setiap orang akan memperhatikan kapan dia akan mengumandangkan adzan dan dengan begitu masjid tidak akan kosong lagi karena adzan senantiasa dikumandangkan setiap waktu sholat”.

kemudian berdasarkan wawancara dengan bapak Ahmad selaku

penyuluh agama PNS pada tanggal 29 Juni 2017 beliau mengatakan:

“dengan hadirnya da’i di kelurahan sumarorong kegiatan keagamaan masyarakat sangat beragam mulai dari penyelenggaraan arisan kaum ibu yang di sertai kajian atau ceramah dengan mendatangkan ustadz dari luar daerah Kelurahan Sumarorong untuk mengisi ceramah yang diadakan tiap satu bulan sekali yaitu pada setiap tanggal 15 ba’da

Page 60: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

50

dzuhur dan pengajian kaum ibu belajar membaca al-Qur’an dengan metode DIROSA “Pendidikan Orang Dewasa” yang dilaksanakan setiap hari kamis sampai hari ahad ba’da ashar, ada juga pengajian rutin bagi kaum bapak tiap malam senin, rabu, dan malam jum'at ba’da maghrib sampai masuk waktu sholat isya, dan ada kegiatan Taman Pendidikan al-Qur'an (TPA) tiap hari senin sampai hari sabtu bagi anak-anak, pengajian anak smk dan smp setiap hari jum’at jam 2 siang, dan kajian kitab al-lu’lu’ wa- almarjaan setiap hari ba’da subuh. Dan tentunya ini semua patut kita syukuri dan kita berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong ini”.

C. Metode Dakwah Yang diterapkan untuk Meningkatkan Pengamalan

Islam pada Masyarakat Kelurahan Sumrorong

Didalam berdakwah tentunya seorang da’i tidak bisa terlepas dari

metode yang baik dan tepat agar masyarakat mudah memahami ajaran

agama yang disampaikan oleh da’i, karena dengan metode dakwah yang

diterapkan oleh da’i dalam pelaksanaan dakwah tentunya akan sangat

menentukan hasil akhir dari dakwah yang ia lakukan pada masyarakat, maka

dari itu didalam berdakwah seorang da’i harus memilih metode dakwah yang

baik dan tepat agar masyarakat lebih mudah mempelajari dan memahami

agama Islam. Berkaitan dengan metode dakwah yang tepat bagi masyarakat

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa,

berdasarkan keadaan masyarakat kelurahan Sumarorong, maka penggunaan

metode lemah lembut (bi-al-hikmah), dan metode ceramah (bi-al-maw’izah al-

hasanah), dan tanya jawab (bi-al-mujaadalah) merupakan cara atau metode

yang dipandang sangat tepat untuk meningkatkan pengamalan Islam

masyarakat Kelurahan Sumarorong, ini juga sebagaimana yang disebutkan

oleh Ustadz Abdul Qodir selaku da’i dikelurahan Sumarorong dalam

wawancara pada tanggal 12 Mei 2017. Metode dakwah yang tepat untuk

meningkatkan pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong

dibahas sebagai berikut:

Page 61: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

51

1. Metode dengan cara lemah lembut (bi-al hikmah)

Metode lemah lembut (bi-al-hikmah) merupakan seruan atau ajakan

dengan cara bijak, dilakukan dengan penuh adil, penuh kesabaran, dan

ketabahan sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan as-Sunnah agar

masyarakat mudah menerima dakwah yang disampaikan oleh da’i. Dengan

metode lemah lembut (bi-al-hikmah) ini akan lebih menggambarkan

kepada masyarakat tentang agama Islam yang sesungguhnya yang sangat

menyukai kelemah lembutan bukan kekerasan yang sering didengungkan

oleh para pembenci Islam sehingga Islam dimata masyarakat awam

menjadi sangat buruk. Dengan metode ini diharapkan memberikan

gambaran kepada masyarakat tentang Islam yang sesungguhnya sehingga

mereka mudah menerima dakwah serta tertarik untuk mempelajari ajaran-

ajaran agama Islam sehingga dengan itu dapat meningkatkan pengamalan

Islam mereka.

2. Metode Ceramah (bi-al-maw’idzoh al-hasanah)

Berdasarkan observasi pada umumnya masyarakat Kelurahan

Sumarorong sangat kurang dalam pengamalan Islam dan tidak

menjalankan ibadah sesuai tuntunan al-Qur’an dan hadits rasulullah

sallallahu a’laihi wasallam, hal ini tentunya disebabkan karena mereka

belum mengetahui ajaran agama yang sesungguhnya, dan juga karena

kurangnya da’i yang bisa memberikan pengarahan dan penjelasan kepada

mereka seputar keagamaan dengan memberikan kisah-kisah teladan,

perumpamaan-perumpamaan yang menyentuh jiwa, dengan anjuran-

Page 62: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

52

anjuran serta didikan yang baik serta mudah dipahami oleh masyarakat

awam, melalui metode ceramah (bi-al-maw’idzoh al-hasanah) ini

dipandang sangat cocok untuk masyarakat awam, dan dengan metode ini

diharapkan masyarakat Kelurahan Sumarorong akan memperoleh

wawasan keagamaan yang memadai yang disampaikan oleh para tokoh

agama dan da’i di Kelurahan Sumarorong itu sendiri. sehingga mereka bisa

menjalankan ibadah yang sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan as-

Sunnah sehingga tercapailah tujuan dakwah yaitu meningkatkan

pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong.

3. Metode Tanya Jawab (bi-al-mujaadalah)

Penyampaian dakwah dengan metode tanya jawab yang

dimaksudkan adalah penyampaian dakwah dalam bentuk pertanyaan yang

disampaikan oleh umat kepada da'i mengenai suatu masalah, kemudian

da'i memberikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan

tersebut. Jadi, dalam metode ini umat menyampaikan pertanyaan

mengenai hal-hal yang belum diketahuinya kepada seseorang yang

dianggap lebih tahu yang pada akhirnya dapat memberikan jawaban yang

memuaskan hatinya. Metode dakwah yang ketiga ini dipandang sangat

tepat dan efektif bagi masyarakat kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumrorong. Dengan diadakannya tanya jawab (bi-al-mujaadalah) ini maka

masyarakat akan lebih mudah untuk bertanya dan mengadu serta

meluapkan isi hatinya atas permasalahan yang mereka alami didalam

kehidupan sehari-hari mereka, sehingga sangat diharapkan para da’i atau

tokoh agama dapat memecahkan permasalahan yang mereka hadapi yang

berhubungan dengan agama dan keagamaan yang selama ini belum

Page 63: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

53

terpecahkan karna tidak adanya orang yang dapat dijadikan tempat untuk

mengaduhkan permasalahan mereka dan bertanya mengenai jalan keluar

dari permasalahan yang mereka hadapi selama ini.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah di Kelurahan

Sumarorong

Berdasarkan observasi lapangan kegiatan dakwah yang ada di

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa seperti

halnya kegiatan-kegiatan yang lain, yang tentunya tidak terlepas dari berbagai

macam faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Adapun

faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah yang dilaksanakan di

Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa ini akan

dibahas sebagai berikut:

1. Faktor Pendukung

a. Keilmuan Da’i

Memiliki keilmuan yang cukup merupakan faktor yang sangat

mendukung kesuksesan dakwah. Seorang da’i didalam berdakwah

hendaknya ia mengilmui apa yang ia dakwahkan sehingga ia tidak

mendakwahkan orang kepada kesesatan, dan inilah yang dimiliki oleh

da’i di Kelurahan Sumarorong.

b. Keikhlasan Da’i

Keikhlasan da’i di Kelurahan Sumarorong dalam berdakwah ini

juga merupakan faktor yang sangat mendukung dalam melaksanakan

kegiatan dakwah di Kelurahan Sumarorong dan keikhlasan merupakan

kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap orang terutama seorang da’i

Page 64: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

54

karena dakwah yang tidak diiringi dengan keikhlasan akan menghasilkan

sesuatu yang sia-sia belaka sebab Allah Subhanahu wata’ala tidak akan

menerima amal yang tidak disusupi dengan keikhlasan, dan dengan

keikhlasan inilah yang akan membuat da’i tetap bertahan dalam dakwah

meskipun banyaknya cobaan dan penolakan dari masyarakat.

c. Kesabaran Da'i

Kesabaran tinggi yang dimiliki oleh da’i di Kelurahan Sumarorong

merupakan faktor pendukung dakwah di Kelurahan Sumarorong karena

tanpa adanya kesabaran, sang da'i akan sangat sulit untuk

meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam masyarakat di

Kelurahan Sumarorong karena didalam berdakwah da’i akan

mendapatkan berbagai cobaan dan ujian dan sabar akan

menghantarkan kepada pertolongan Allah Subhanahu wata’ala.

d. Tersedianya Tempat ibadah

Tersedianya Tempat ibadah tentunya sangat penting dalam

mewujudkan sebuah masyarakat yang memilki pemahaman dan

pengamalan Islam yang baik yang sesuai dengan al-Qur’an dan as-

Sunnah, tersedianya tempat ibadah berupa masjid atau mushola di

Kelurahan Sumarorong ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk

mengajar anak-anak mengaji, orang dewasa laki-laki maupun

perempuan, dan juga bisa digunakan sebagai tempat berbagi wawasan

keagamaan dengan masyarakat seperti diadakannya majelis taklim atau

pengajian remaja, ibu-ibu maupun bapak-bapak dan kegiatan

keagamaan yang lainnya, sehingga dengan cara ini pemahaman

tentang agama masyarakat Kelurahan Sumarorong akan merata dan

Page 65: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

55

pada akhirnya terwujudlah tujuan dakwah untuk meningkatkan

pengamalan Islam pada masyarakat Kelurahan Sumarorong.

e. Toleransi Masyarakat yang Tinggi

Toleransi masyarakat Kelurahan Sumarorong sangat tinggi, meski

dengan berbagai macam suku/etnis dan agama dalam satu Kelurahan,

tidak lantas membuat adanya kesenggangan dan perpecahan diantara

mereka, ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat Kelurahan

Sumarorong meskipun berbeda suku/etnis dan keyakinan atau agama

akan tetapi mereka masih memiliki hubungan keluarga antara satu

dengan yang lainnya, sehingga mereka menjungjung tinggi persatuan,

persaudaraan dan perdamaian antar suku/etnis dan antar ummat

beragama. Dengan toleransi yang tinggi ini memudahkan bagi da’i untuk

melakukan pendekatan sosial atau berdakwah kepada para pendeta

atau masyarakat kristen lainnya dan juga memudahkan da’i dalam

mengadakan kegiatan keagamaan baik dimasjid maupun dirumah-

rumah warga.

f. Dukungan dari Semua Pihak

Adanya dukungan dari semua pihak baik dari pemerintah, tokoh

agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat itu sendiri, ini akan sangat

mudah untuk mendapatkan hasil yang maksimal yang sesuai dengan

harapan yaitu untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam

masyarakat Kelurahan Sumarorong. Kegiatan apapun, tidak bisa lepas

dari dukungan dan peran serta semua pihak yang terkait, dakwah yang

dilakukan di Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten

Page 66: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

56

Mamasa juga demikian, tidak akan bisa berjalan dengan lancar tanpa

adanya dukungan dari semua pihak masyarakat Kelurahan Sumarorong

Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa.

g. Sebagian Masyarakat yang sudah berpendidikan

Sebagian masyarakat Kelurahan Sumarorong yang sudah

berpendidikan ini akan sangat mendukung kegiatan dakwah yang

dilakukan oleh da’i, karena da'i akan lebih mudah memberikan saran

dan masukan kepada masyarakat berpendidikan dibanding kepada

masyarakat biasa dan masyarakat yang berpendidikan lebih mudah

menerima perubahan yang bersifat kebenaran dari pada masyarakat

biasa yang jauh dari pendidikan serta kurang wawasannya, dan

masyarakat yang berpendidikan akan lebih mudah diajak kerja sama

dalam melaksanakan berbagai kegiatan dakwah sehingga dengan itu

tujuan untuk meningkatkan pengamalan Islam masyarakat di Kelurahan

Sumarorong dapat terwujud sesuai harapan.

h. Adanya dorongan dari orang tua agar anak-anak mereka belajar ilmu

agama

Adanya dukungan dan dorongan dari orang tua anak ini tentunya

juga sebagai faktor pendukung dalam berdakwah karena da’i akan lebih

mudah mengajari dan membimbing mereka dalam hal agama dan

keagamaan.

Page 67: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

57

2. Faktor Penghambat

a. Sebagian Masyarakat Yang Merasa Pintar

Adanya masyarakat yang merasa pintar meski sebenarnya

mereka tidak faham dengan ajaran agama Islam yang sesungguhnya

mereka hanya mengikuti kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka

meskipun bertolak belakang dengan syari’at agama Islam yang

bercampur didalamnya bid’ah khurafat, tahayyul dan kesyirikan, dan ini

merupakan faktor penghambat dakwah karena orang yang seperti inilah

yang akan menentang dan menolak dakwah yang dilakukan seorang

da’i, bahkan menjadi provokator dan mengasut masyarakat agar tidak

mendengarkan ceramah-ceramah atau nasehat yang disampaikan oleh

da’i dan agar masyarakat tidak mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan

yang diadakan oleh da’i.

b. Rendahnya Pemahaman Agama Masyarakat

Berdasarkan observasi yang dilakukan maka dapat dilihat bahwa

masyarakat Kelurahan Sumarorong belum sepenuhnya memahami

ajaran-ajaran agama Islam yang sesuai dengan al-Qur’an dan as-

Sunnah dan inilah penyebab utama pengamalan Islam mereka sangat

rendah, maka dari itulah perlu adanya peran serta da'i dan tokoh agama

lain dalam membimbing masyarakat ini dalam meningkatkan

pemahaman dan pengamalan Islam masyarakat, yang tentunya sangat

dibutuhkan keilmuan, keikhlasan, serta kesabaran yang tinggi dari

seorang da’i dalam membimbing mereka karena watak masyarakat yang

berbeda-beda.

Page 68: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

58

c. Kurangnya Kesadaran Masyarakat dalam Beribadah

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang ajaran agama ini

sangat mempengaruhi pengamalan ibadah mereka, sehingga hal ini

dapat menghambat tercapainya tujuan dakwah, yakni meningkatkan

pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong, namun seorang

da’i harus tetap bersabar dalam membina mereka agar dapat sadar dan

menjalankan ajaran agama Islam didalam kehidupan mereka.

d. Kurangnya Dana Dalam Pengembangan Dakwah

Termasuk dari faktor penghambat dakwah adalah kurangnya

dana untuk pengembangan dakwah disekitar Kelurahan Sumarorong

karena semua kegiatan dilakukan tanpa bantuan dari pemerintah

setempat.

e. Masyarakat Masih Mempercayai Mitos

Kurangnya pemahaman agama pada masyarakat Kelurahan

Sumarorong sehingga kebanyakan masyarakat masih mempercayai

kepercayaan nenek moyang mereka meskipun itu sangat bertentangan

dengan ajaran agama Islam. seperti syirik, bid’ah, tahayyul, dan

khurofat. Dan semua ini tentunya tugas kita semua selaku ummat

muslim untuk merubah pemahaman dan cara pandang mereka, agar

kembali kepada ajaran murni yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah.

f. Kurangnya Da'i

Kehadiran da'i yang memiliki keilmuan, keikhlasan, kesabaran

adalah sosok da'i yang sangat dibutuhkan dalam melakukan perubahan

pada masyarakat Kelurahan Sumarorong ini, namun sangat

Page 69: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

59

disayangkan dimana jumlah da'i yang ada di Kelurahan Sumarorong

Kecamatan Sumarorong ini jumlahnya sangat sedikit, sehingga untuk

meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam masyarakat

Kelurahan Sumarorong memerlukan waktu yang lebih lama dan

dibutuhkan kesabaran yang tinggi dalam membimbing mereka kejalan

yang lurus yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala.

Page 70: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut:

1. Kehidupan sosial keberagamaan masyarakat Kelurahan Sumarorong

Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa secara umum cukup baik,

toleransi antar warga terjalin dengan baik meski berbeda suku/etnis dan

agama, akan tetapi sangat disayangkan adalah kesadaran masyarakat

dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan as-

Sunnah bisa dikatakan masih sangat rendah, ini disebabkan kurangnya

pengetahuan mereka tentang agama Islam karena kurangnya orang yang

bisa memberikan pengarahan dan penjelasan seputar agama dan

keagamaan kepada mereka.

2. Metode dakwah yang dipandang sangat tepat untuk diterapkan pada

masyarakat Kelurahan Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten

Mamasa dalam berbagai kegiatan keagamaan untuk meningkatkan

pengamalan Islam masyarakat Kelurahan Sumarorong yang meliputi

kegiatan arisan yang dirangkaikan dengan pengajian yang

diselenggarakan setiap tanggal 15 ba’da dzuhur, pengajian kaum ibu untuk

belajar membaca al-Qur’an dengan metode DIROSA “Pendidikan Orang

Dewasa” yang dilaksanakan pada hari kamis sampai hari ahad ba’da

ashar, pengajian kaum bapak setiap malam senin, rabu, dan jum’at ba’da

maghrib, kegiatan TPA setiap sore hari senin sampai sabtu, kajian kitab al-

lu’lu wa-almarjaan pada setiap hari ba’da subuh adalah metode lemah

Page 71: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

61

3. lembut (bi-al-hikmah), metode ceramah (mauidzoh hasanah), metode

tanya jawab (jadilhum billati hiya ahsan).

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Dakwah di Kelurahan Sumarorong

Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa.

a. Faktor pendukung

Faktor pendukung dakwah di Kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa adalah keilmuan da’i, keikhlasan da’i

dalam berdakwah, kesabaran dari da'i, tersedianya tempat ibadah, adanya

masyarakat yang sudah berpendidikan. adanya dukungan dari semua

pihak, toleransi masyarakat yang tinggi, adanya dukungan dari orang tua

untuk anaknya agar belajar ilmu agama.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat dakwah di Kelurahan Sumarorong Kecamatan

Sumarorong Kabupaten Mamasa adalah sebagian masyarakat merasa

pintar, kurangnya pemahaman agama masyarakat, kurangnya keasadaran

masyarakat dalam beribadah, kurangnya dana dalam pengembangan

dakwah, masyarakat masih mempercayai mitos dan kurangnya da’i yang

dapat memberikan pengarahan dan penjelasan kepada mereka seputar

agama dan keagamaan sehingga mereka dapat memahami ajaran agama

Islam dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan al-Qur’an

dan as-Sunnah.

Page 72: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

62

B. Saran

1. Bagi Tokoh Agama

Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar masyarakat muslim di

Kelurahan Sumarorong memiliki pemahaman dan pengamalan Islam yang

sangat rendah, ini tentunya menjadi tanggung jawab utama bagi para tokoh

agama masyarakat Kelurahan Sumarorong. Tindakan yang perlu

dilakukan antara lain:

a. Mengadakan pengajian bagi masyarakat.

b. Memberikan solusi bagi masyarakat yang mempunyai masalah

keseharian sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah.

c. Dalam berdakwah harus dengan lemah lembut dan penyampaian yang

baik agar masyarakat mudah menerima dakwah.

d. Memberikan teladan yang baik bagi masyarakat Keluarahan

Sumarorong yang masih sangat memerlukan seseorang yang bisa

menjadi panutan dalam bidang keagamaan.

2. Bagi Masyarakat Umum

Masyarakat Kelurahan Sumarorong yang beragama Islam diharapkan

dapat ikut serta dalam berbagai acara keagamaan seperti :

a. Ikut serta dan aktif dalam pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan tiap satu

bulan sekali yaitu setiap tanggal 15 ba’da dzuhur.

b. Ikut serta dan aktif belajar membaca al-Qur;an dengan metode DIROSA

“Pendidikan Orang Dewasa” yang dilaksanakan setiap hari kamis

sampai hari ahad ba’da ashar.

c. Mengarahkan anak-anaknya untuk mengaji dan menimba ilmu agama

kepada da’i.

Page 73: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

63

DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Cet. I, Jakarta: Rajawali Pers.

Arifin, M, 1994, Psikologi Da’wah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi Aksara,

Abda, Slamet Muhaimin, 1994, Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Cet. I, Surabaya: Al-Ikhlas.

Arikunto, Suharsimi, tt, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Peraktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Aziz, Moh. Ali, 2004, Ilmu Dakwah, Cet. V, Jakarta: Kencana.

Arikunto, Suharsini, 1989, Prosedur Penelitian Suatu Pengantar, Jakarta: Bina Aksara.

Afandi, Bisri, 1984, Beberapa Percikan Jalan Dakwah, Surabaya: Fakultas Dakwah Surabaya.

Aloliliweri, 1997, Komunikasi Antar Pribadi, Cet. II, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Bachtiar, Wardi, 1997, Metodologi penelitian, Jakarta: Bulan Bintang.

Cangara, Hafied, 1998, Pengantar Ilmu Komunikasi Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada.

el Ishaq, Ropingi, 2016, Pengantar Ilmu Dakwah, Jatim: Madani.

Effendy, Onong Uchyana, 2000, Ilmu Teori dan Falsafat Komunikasi, Cet. II, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, 2015, Psikologi Dakwah, Cet. II, Jakarta: Kencana.

Furchan, Arief, 1982, Pengantar Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Faisal, Sanapiah, 2001, Format-format Penelitian Sosial, Cet. V, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Al-Faruqi, Ismail R, 2000, Menjelajah Atlas Dunia Islam, Bandung: Mizan.

Furchan, Arief, 1982, Pengantar Penelitian Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.

Faisal, Sanapiah, 2001, Format-format Penelitian Sosial, Cet.V, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ghazali, M. Bahri, 1997, Dakwah Komunikatif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jawa.

Page 74: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

64

Hadi, Mahfudh Syamsul dan kawan-kawan, 1994, Rahasia Keberhasilan Dakwah K.H. Zainuddin M.Z, Surabaya: Ampel Suci.

Hasanuddin, H, 1996, Hukum Dakwah , Cet. I, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Helmi, Masdar, tt, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Semarang: Toha Putra.

Hassan, Hasan Ibrahim, tt, Tarikh al-Islami al-Siyasi wa ad-Din al-Syaqafi wa al-Ijtima’i, Kairo: Maktabah an-Nahdhah.

Kusnawan, Acep, 2009, Dimensi Ilmu Dakwah, Padjadjaran: Widya Padjadjaran.

Khasanah, Siti Uswatun, tt, Berdakwalah Dengan Jalan Debat, Purwokerto: STAIN Purwokerto Pess.

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman, 2015, Sirah Nabawiyah, Cet. XXXXII, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

Ma’arif, Bambang S, 2010, Komunikasi Dakwah, Cet. I, Bandung: Simbiosa Rekamata Media.

Miles, Mattheuw B dan Huberman, 1992, Analisa Data Kualitatif, Jakarta: UI Press.

Ma’arif, Ahm. Syafi’i, 1999, Islam dan Politik : upaya membingkai peradaban, Jakarta: Pustaka Dinamika.

Munawwir, Ahmad Warson, 1997, Al-Munawwir, Cet. XIV, Surabaya: Pustaka Progressif.

Munir. M, 2009, Metode Dakwah, Cet. III, Jakarta: Kencana.

Munir, M. dan kawan-kawan, 2009, Metode Dakwah, Cet. III, Jakarta: Kencana.

Munir, M, dan Wahyu Ilaihi, 2009, Manajemen Dakwah, Cet. II, Jakarta: kencana.

Munawwir, Ahmad Warson, 1984, al-Munawwir : Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: PonPes al-Munawwir; Krapyak.

Mickhlesen, Britha, 1999, Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-upaya Pembelajaran, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Moleong, Lexi J, 1994, Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. V, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mubarok, Achmad, 2014, Psikologi Dakwah : Membangun Cara Berfikir dan Merasa, Malang: Madani.

Mickhlesen, Britha, 1999. Metode Penelitian Parsipatoris dan Upaya-upaya Pembelajaran, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 75: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

65

Mulkhan, Abdul Munir, 1996, Ideologisasi Gerakan Dakwah; Episode Kehidupan M. Natsir dan Azhar Basyir, Cet. I, Yogyakarta: Sipress.

Latif, H.M.S. Nasaruddin, tt, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, Jakarta: PT Firma Dara.

Rofiuddin dan Maman Abdul Djalil, 1997, Prinsip Dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses pendidikan, Cet. II, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Saputra, Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Cet. I, Jakarta: Rajawali Pers.

Salmadanis, 2002, Metode Dakwah Dalam Presfektif al-Qur’an, Jakarta: Disertasi Pasca Sarjana IAIN Jakarta.

Syam, Nur, 2003, Filsafat Dakwah Pemahaman Filosofis tentang Ilmu Dakwah Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.

Sulthon, Muhammad, 2003, Desain Ilmu Dakwah Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Saleh, A. Rosyad, 1997, Manajemen Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang.

Saefullah, Aris, 2003, Gusdur vs Amin Rais, Yogyakarta: Laela Thinkers.

Syafe’i, Rachmat, 2004, Fiqh Mu’amalah, Cet. II, Bandung: Pustaka Setia.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3S.

Subagiyo, P. Joko, 1997, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategis Da’wah Surabaya: Al-Ikhlas.

Takariawan, Cahyadi, 2005, Prinsip-prinsip Dakwah Yang Tegar di jalan Allah, Yogyakarta: Izzan Pustaka.

Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2008, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Nasional.

Thoifah, I’anatut, 2015, Manajemen Dakwah, Malang: Madani Press.

Wardi, Muhammad Masfiatul, Skripsi tidak diterbitkan, Metode Dakwah Smart Korps dakwah Masjid syuhada’, Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga.

Yunan, M. Yusuf, 2003, Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian, ; Dikutip dalam Munzier Suparta dan Harjani Hefni, Metode Dakwah, Jakarta: Rahmat Semesta.

Page 76: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

66

RIWAYAT HIDUP

AHMAD. Dilahirkan di Kabupaten Polewali Mandar

tepatnya di Dusun Lelupang Desa Lagi-agi Kecamatan

Campalagian pada hari ahad tanggal 21 mei 1995. Anak

pertama dari 5 bersaudara dari pasangan Suardi dan Nisa.

Peneliti menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di

SDN 056 INPRES Lelupang di Desa Lagi-agi Kecamatan Campalagian pada tahun

2007. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 4

Campalagian di Desa Sumarrang Kecamatan Campalagian dan tamat pada tahun 2010

kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri Campalagian di

Desa Mapilli Kecamatan Mapilli pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2013. Pada

tahun 2013 peneliti melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi swasta Ma’had Al birr

Universitas Muhammadiyah Makassar dan peneliti menyelesaikan kuliah Diploma

Dua (D2) pada tahun 2015, pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di

perguruan tinggi swasta tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar

(UNISMUH) Fakultas Agama Islam Pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam (KPI). Kemudian peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (S1) pada tahun

2020.

Page 77: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

67

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 78: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

68

Anak TPA An-Nisa Sumarorong

Page 79: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

69

Pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak

Page 80: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

70

Silaturrahim di rumah masyarakat

Page 81: METODE DAKWAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN … · kurang ajar, tidak sopan dan menyakitkan hati orang yang menerimanya. Gambaran diatas memberikan ungkapan bahwa tata cara atau metode

71

Khutbah Idul Fitri

Buka Bersama