metode dinamika kelompok berpeluang efektif bagi

126
METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Yohanes Pratamto Henri NIM: 051124032 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

Upload: others

Post on 22-Jan-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF

BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI

YOGYAKARTA

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Yohanes Pratamto Henri

NIM: 051124032

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Page 2: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

ii

Page 3: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

iii

Page 4: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang saya sayangi, kedua

orangtuaku tercinta Yohanes Margina dan Theresia Tukindaryati. Kedua kakakku

Maria Asumpta Rahma Prawinta Keni dan Fransiskus Oklih Prawoko Hepi, serta

kekasihku Cicilia Pratiwi.

Page 5: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

v

MOTTO

“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

(Mzm 126 : 5)

Page 6: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

vi

Page 7: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

vii

Page 8: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

viii

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”. Alasan penulis memilih judul skripsi ini dilatarbelakangi oleh kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati yang berlangsung kurang efektif. Masalah tersebut dapat dilihat dari metode yang dipergunakan oleh para pendamping PIA yang kurang bervariasi sehingga menjadikan anak bosan dan kurang berminat dalam mengikuti kegiatan PIA. Anak-anak ini membutuhkan pendampingan dari orang yang lebih dewasa terutama orang tua mereka. Kesibukan orang tua menjadikan mereka mempercayakan pendidikan dan perkembangan iman anaknya pada PIA.

Menanggapi hal itu, penulis melihat bahwa anak-anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta sangat membutuhkan pendampingan iman yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, penulis melaksanakan penelitian tentang pelaksanaan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta berkaitan dengan penggunaan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara pada 2 pengurus wilayah dan 10 pendamping PIA. Wawancara dengan pengurus wilayah dilakukan untuk memperoleh data mengenai situasi umum Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta. Sedangkan wawancara dengan para pendamping PIA dilakukan untuk memperoleh data penelitian tentang pelaksanaan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode dinamika kelompok berpeluang efektif dalam kegiatan PIA. Dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA. Metode dinamika kelompok merupakan metode yang bermanfaat untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PIA.

Untuk menindaklanjuti hal tersebut, penulis membuat usulan program kaderisasi Pendampingan Iman Anak dengan menggunakan metode dinamika kelompok bagi para pendamping PIA. Penulis berharap melalui kaderisasi ini, para pendamping dapat melaksanakan kegiatan PIA secara efektif, sehingga anak-anak peserta PIA menjadi termotivasi untuk aktif dalam mengikuti kegiatan PIA dan terbantu memperdalam imannya.

Page 9: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

ix

ABSTRACT

The title of this thesis is “GROUP DYNAMICS METHOD HAS EFFECTIVE OPPRTUNITY FOR FAITH CHILD ASSISTANCE IN NORTH DONOHARJO REGION IN THE PARISH OF MLATI OF YOGYAKARTA”. The author chose the title of this thesis based on the activities of the Faith Child Assistance (FCA) in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati, which was less effective. These problems could be seen from the methods used by the facilitators of the FCA that were less varied so, in turn, caused children bored and less interested in joining the FCA activities. These children need more attention from a more mature person, especially their parents. As they are busy parents entrust the education and the faith development of their children in the FCA.

In response, the author noticed that the children in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati of Yogyakarta were in need of faith assistance in accordance with their needs. Thus, the authors conducted research on the implementation of the Faith Child Assistance in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati of Yogyakarta in connection with the use of group dynamics method in FCA activities.

This research used a qualitative approach. Data was gathered by using the interview method on the 2 officials of the region and 10 FCA facilitators. Interviews with regional officials were carried out to obtain data on the general situation in Northern Donoharjo Territory of Yogyakarta. While the interview with facilitators was conducted to obtain data about the implementation of FCA in the North Donoharjo region in the Parish of Mlati.

The results of this research indicated that the group dynamics method has effective opportunity in FCA activities. Group dynamics can foster children's interests in the following FCA activities. Group dynamics method is a useful method to use in conducting FCA activities.

To follow up on this, the author has proposed a program of forming facilitators of FCA about using group dynamics method for the FCA activities. The author hopes, through this coaching they can carry FCA activities effectively, so that the participants become motivated to be active in participating in the FCA activities and helped to deepen their faith.

Page 10: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala rahmat, berkat, karunia serta bimbinganNya

yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Kekuatan Allah serta kesetiaanNya dalam mendampingi dan

menuntun penulis sungguh dirasakan oleh penulis, sehingga penulis dapat selalu

mendapatkan jalan setiap kali menemui kesulitan.

Skripsi ini berjudul “METODE DINAMIKA KELOMPOK

BERPELUANG EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI

WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”.

Melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran

untuk kelompok Pendampingan Iman Anak (PIA) di Wilayah Donoharjo Utara

Paroki Mlati Yogyakarta, khususnya bagi para pendamping dalam melaksanakan

pendampingan iman bagi anak-anak PIA dengan menggunakan metode dinamika

kelompok.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan,

dukungan, dan perhatian dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I, yang

dengan sabar, teliti, dan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

membimbing penulis mulai dari penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

Page 11: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xi

2. Yoseph Kristianto, SFK. selaku dosen pembimbing akademik dan penguji II,

yang dengan setia dan sabar membimbing penulis selama masa studi sampai

pada penyusunan skripsi dan penyelesaiannya.

3. Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum. selaku dosen penguji III, yang telah

merelakan pikiran, waktu dan tenaga dalam membimbing penulis sejak

persiapan penulisan sampai terselesaikan skripsi ini.

4. Drs. H. J. Suhardiyanto, SJ. selaku Ketua Program Studi IPPAK-USD yang

telah memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

5. Ketua Wilayah, umat, para pendamping PIA, dan anak-anak PIA di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati yang telah memberikan bantuan untuk

memperoleh data yang diperlukan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Keluarga besar IPPAK – USD yang telah membekali penulis dengan

pengetahuan, pengalaman serta fasilitas demi memperlancar studi dan

penyelesaian skripsi.

7. Teman-teman IPPAK angkatan 2005 yang selalu memberi dukungan,

semangat, dan perhatian kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Keluargaku yang telah mendukung secara spiritual, moril, maupun dalam

bentuk apa saja sampai terselesaikannya skripsi ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

berperan dalam proses studi khususnya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari karya ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati dan keterbukaan, penulis menerima kritik dan

saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat

Page 12: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xii

memberikan sumbangan pemikiran bagi para pendamping PIA di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

Yogyakarta, 09 September 2009

Penulis,

Yohanes Pratamto Henri

Page 13: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xiii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................ x

DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN.. ............................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG................................................................... 1

B. RUMUSAN PERMASALAHAN.................................................. 9

C. TUJUAN PENULISAN................................................................. 10

D. MANFAAT PENULISAN ............................................................ 10

E. METODE PENULISAN................................................................ 11

F. SISTEMATIKA PENULISAN ...................................................... 11

Page 14: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xiv

BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DAN DINAMIKA

KELOMPOK........................................................................................ 13

A. SEJARAH, PESERTA, DASAR, TUJUAN, CIRI KHAS PIA.... 13

1. Sejarah PIA ................................................................................ 13

2. Peserta PIA................................................................................. 14

3. Dasar PIA................................................................................... 16

a. Dasar Kitab Suci .................................................................... 16

b. Dasar dari Dokumen Resmi Gereja ....................................... 17

4. Tujuan PIA................................................................................. 19

5. Ciri khas PIA.............................................................................. 20

B. PENDAMPING PIA...................................................................... 22

1. Spiritualitas Pendamping PIA.................................................... 22

2. Kualifikasi Pendamping PIA...................................................... 24

C. MACAM-MACAM METODE DALAM PIA .............................. 26

1. Metode Ekspresi ........................................................................ 27

2. Metode Populer.......................................................................... 27

3. Metode Dinamika Kelompok..................................................... 28

4. Metode Eksploratif dan Simulatif .............................................. 28

5. Metode Naratif ........................................................................... 28

6. Memainkan Suatu Kisah............................................................ 29

7. Metode Bernyanyi...................................................................... 29

8. Metode Tanya jawab.................................................................. 30

9. Metode Permainan ..................................................................... 30

Page 15: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xv

10. Karyawisata ............................................................................. 31

11. Metode Diskusi ........................................................................ 31

D. METODE DINAMIKA KELOMPOK.......................................... 32

1. Pengertian Dinamika Kelompok ................................................ 32

a. Kelompok............................................................................... 32

b. Dinamika ............................................................................... 33

c. Dinamika Kelompok.............................................................. 33

2. Tujuan Dinamika Kelompok...................................................... 34

3. Fungsi Dinamika Kelompok ...................................................... 34

4. Metode Dinamika Kelompok dalam PIA................................... 35

a. Makna Dinamika Kelompok dalam PIA. .............................. 35

b. Tujuan Dinamika Kelompok dalam PIA. .............................. 35

c. Fungsi Dinamika Kelompok dalam PIA................................ 36

d. Batasan Usia Anak dalam Dinamika Kelompok. .................. 36

5. Macam-macam Metode Dinamika Kelompok dalam PIA......... 37

a. Metode Permainan ................................................................. 37

b. Metode Diskusi...................................................................... 38

c. Memainkan Suatu Kisah ....................................................... 38

d. Outbound ............................................................................... 39

BAB III GAMBARAN UMUM PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA

PAROKI MLATI YOGYAKARTA ................................................. 41

A. SITUASI UMUM WILAYAH DONOHARJO UTARA

YOGYAKARTA ........................................................................... 41

Page 16: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xvi

1. Gambaran Wilayah Donoharjo Utara......................................... 41

2. Situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara ..................... 43

3. PIA dalam pelaksanaannya di wilayah ...................................... 43

B. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PIA DI WILAYAH

DONOHARJO UTARA YOGYAKARTA ................................... 44

1. Persiapan penelitian ................................................................... 44

2. Metodologi Penelitian ................................................................ 48

3. Hasil Penelitian .......................................................................... 50

4. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 56

5. Rangkuman Hasil Penelitian...................................................... 64

C. KESIMPULAN.............................................................................. 67

BAB IV USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA PENDAMPING PIA

DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI

YOGYAKARTA................................................................................ 68

A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROGRAM .................. 68

B. ALASAN PEMILIHAN TEMA .................................................... 70

C. URAIAN TEMA DAN TUJUAN ................................................. 73

D. PENJABARAN PROGRAM......................................................... 76

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM ................................ 80

F. CONTOH SATUAN PERSIAPAN KADERISASI PIA TENTANG

PENGGUNAAN METODE DINAMIKA KELOMPOK

BAGI PARA PENDAMPING PIA ............................................... 81

Contoh Persiapan .......................................................................... 81

Page 17: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xvii

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 93

A. KESIMPULAN.............................................................................. 93

B. SARAN.......................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 97

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian .......................................................................... (1)

Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian................................................. (2)

Lampiran 3: Daftar Responden ............................................................................. (3)

Lampiran 4: Pedoman Pertanyaan Wawancara..................................................... (4)

Lampiran 5: Hasil Wawancara Penulis dengan Pengurus Wilayah

Donoharjo Urara, Paroki Mlati, Yogyakarta................................... (5)

Lampiran 6 : Contoh Jawaban Pertanyaan Wawancara Pendamping PIA ........... (8)

Page 18: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xviii

DAFTAR SINGKATAN

A. SINGKATAN KITAB SUCI

Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia ditambah

dengan Kitab-Kitab Deuterokanonika yang diselenggarakan oleh Lembaga

Biblika Indonesia (Konferensi Wali Gereja Indonesia, 1992).

B. SINGKATAN DOKUMEN GEREJA

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese

masa kini, 16 Oktober 1979.

GE : Gravissimum Educationis, Dokumen Gereja dari Konsili Vatikan II

tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh

Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

C. SINGKATAN LAIN

BIAK :Bina Iman Anak Katolik

BIA :Bina Iman Anak

BKSN : Bulan Kitab Suci Nasional

h : halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

KAS : Keuskupan Agung Semarang

Page 19: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

xix

KK : Kepala Keluarga

KOMSOS : Komunikasi Sosial

Lansia : Lanjut usia

Luk : Lukas

Mat : Matius

Mudika : Muda Mudi Katolik

No : Nomor

Pasutri :Pasangan suami istri

PIA :Pendampingan Iman Anak

PIR : Pendampingan Iman Remaja

Pr : Projo

PSE : Pengembangan Sosial Ekonomi

PUSKAT : Pusat Kateketik

R : Responden

Rm : Romo

RT : Rumah Tangga

SJ : Serikat Yesus

St : Santo

TCK : Tabungan Cinta Kasih

UII : Universitas Islam Indonesia

USD : Universitas Sanata Dharma

WIB : Waktu Indonesia Barat

WK : Wanita Katolik

Page 20: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama skripsi ini menguraikan tentang latar belakang penulisan,

rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,

dan sistematika penulisan.

A. LATAR BELAKANG

Keberadaan Gereja Mlati berawal dari kapel Duwet yang didirikan oleh Rm.

Strater, SJ. Mengacu dari buku Perjalanan Gereja Katolik Santo Aloysius

Gonzaga Mlati yang disusun oleh tim penulis sejarah Gereja Mlati, maka

disajikan gambaran umum Gereja Mlati Yogyakarta. Secara strategis kapel

tersebut dapat menampung umat dari Duwet sendiri, Kebonagung, Jaten, Beran,

Ngepos, dan Denggung. Kapel tersebut diberkati pada tanggal 8 Desember 1931

dalam ekaristi Pesta Bunda Maria tak Bernoda. Seiring berjalannya waktu, kapel

tersebut sudah tidak dapat menampung umat yang semakin banyak, maka Rm.

Strater, SJ berniat untuk merenovasi kapel Duwet menjadi gereja. Bapak Fr.

Sumitro seorang guru HIS Bruderan di Kidul Loji yang tinggal di Mlati

memberikan pertimbangan kepada Rm. Strater, SJ agar gereja dibangun di Mlati,

sebab jika didirikan di Duwet letaknya terpencil. Mlati merupakan daerah yang

strategis karena terletak di pinggir jalan besar dan dekat dengan tempat

pemerintahan setempat. Pembangunan gereja Mlati dimulai pada tahun 1935 dan

pemberkatan gereja terjadi pada hari minggu pahing 26 Juli 1936. Gereja tersebut

dapat menampung 1500 umat ( 2006:15-16).

Page 21: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

2

Stasi Mlati ditingkatkan menjadi Paroki pada tanggal 16 Agustus 1960.

Adapun para Romo yang bertugas di Paroki Mlati antara lain: Rm. Antonius

Wignyamartoyo, Pr yang merupakan pastor pertama (1960-1969), Rm. Rommens,

SJ (1969-1972), Rm. T. Wignyasupadmo, SJ (1974-1981), Rm. FX.

Murdisusanto, Pr (1981-1987), Rm. FA. Suntoro, Pr (1987-1998), Rm.

Kartasudarma, Pr (1998-1999), Rm. P. Riana Prapdi (1999-2001), dan Rm. Ag.

Sukandar, Pr (2000-2002), Rm. St. Istoto Raharjo, Pr (2001-2005) dan Rm. Ig.

Nandy Winarta, Pr, Rm. Ag. Sudarisman, Pr (2005-sekarang) (2006:31).

Arah dan tujuan pelayanan kepada umat dilakukan dalam berbagai aspek dan

macam kegiatan, antara lain: bidang liturgi dan peribadatan yang meliputi

pertemuan Prodiakon secara rutin sebulan sekali, paguyuban putra putri altar,

pelayanan ibadat sabda di wilayah atau lingkungan, pembinaan lektor, pembinaan

pemazmur, pembinaan dirigen. Bidang pewartaan meliputi tim pewarta paroki,

seksi Kitab Suci, seksi PIA (Pendampingan Iman Anak). Bidang pendampingan

keluarga meliputi pertemuan calon pengantin yang diadakan satu minggu sekali

dan kunjungan umat. Bidang sosial ekonomi meliputi pinjaman modal bakul kecil,

pemeriksaan kesehatan, bantuan pembangunan rumah dan beasiswa sekolah.

Bidang KOMSOS yakni bidang yang menerbitkan tabloid Kasih sebagai wadah

komunikasi antar umat dan sebagai tempat kaum muda untuk menuangkan ide.

Bidang kunjungan umat, yaitu meliputi kunjungan keluarga oleh Romo dan

Dewan Paroki dalam rangka mewujudnyatakan arah pastoral “Membangun

Paguyuban yang Memikat”. Dan selanjutnya bidang tabungan cinta kasih (TCK),

hasil dari TCK ini sebagian akan digunakan untuk kegiatan sosial (2006:53-55).

Page 22: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

3

Paroki Mlati terbagi menjadi 16 wilayah yang terdiri dari 68 lingkungan,

yaitu: Santo Paulus Donoharjo Selatan, Santo Yakobus Tambakrejo, Santo

Yohanes Berkisan, Santo Venatius Dukuh, Santo Ignatius Tridadi, Santo Markus

Mlati Utara, Santo Markus Mlati Selatan, Santo Thomas Duwet, Santo Alfonsus

De Liguori Karangmloko, Santo Antonius Plasa Panca, Aloysius Kronggahan,

Agustinus Getas, Santo Petrus Warak, Santo Yosef Cebongan, Santo Paulus

Bolawen dan Santo Petrus Donoharjo Utara (2006:57-125).

Wilayah Donoharjo Utara termasuk bagian dari paroki Mlati Yogyakarta, di

mana wilayah tersebut berada paling utara di antara wilayah-wilayah yang

lainnya. Di Wilayah Donoharjo Utara terdapat empat lingkungan yaitu lingkungan

Ngepas (St. Robertus), Gondanglutung (St. Paulus), Brengosan (St. Yusuf) dan

Kayunan (St. Stefanus). Kegiatan umat di Wilayah Donoharjo Utara meliputi:

Paguyuban Adi Sepuh (lansia), Pasutri Keluarga Katolik Muda, Paguyuban

Pangruktiloyo, Yusuf Arimatea, Mudika, dan PIA (2006:75-76). Selain itu ada

juga seksi-seksi yang terlibat dalam kepengurusan di Wilayah Donoharjo Utara,

antara lain seksi liturgi, sosial ekonomi, prodiakon, lektor, tabungan cinta kasih,

ibu wilayah, pewartaan, pembangunan, koor, karawitan dan RT. Kapel.

Berdasarkan kegiatan-kegiatan di atas, di Wilayah Donoharjo Utara juga terdapat

kegiatan yang mengacu dari paroki, antara lain: mudika, PIA, liturgi, sosial

ekonomi, tabungan cinta kasih, dan pewartaan.

Wilayah Donoharjo Utara memiliki kapel yang bernama St. Petrus, kapel

tersebut selesai dibangun pada tahun 1974. Pada tahun itu juga kapel diberkati

oleh Vicaris Jendral Keuskupan Semarang, yaitu Rm. Joyosiswoyo, Pr. Letak

Kapel tersebut berada di dusun Kayunan yang berdekatan dengan sawah. Dengan

Page 23: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

4

dimilikinya kapel, maka kegiatan pembinaan iman Umat sangat efektif. Kegiatan

tersebut meliputi: Misa Kudus sebulan dua kali yaitu minggu II dan IV, rekoleksi,

pertemuan mudika, pendampingan PIA, misa Arwah, pertemuan prodiakon paroki

(2006:76).

Anak-anak PIA di Wilayah Donoharjo Utara berjumlah 20 anak dan rata-rata

mereka adalah siswa Sekolah Dasar yaitu kelas 1 sampai dengan kelas 6. Anak-

anak tersebut biasanya berkumpul dalam kegiatan PIA yang diadakan sebulan dua

kali yaitu setiap minggu I dan III dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30 di

Kapel St Petrus. Karena letak Kapel cukup jauh dari rumah umat, maka anak-anak

biasanya pergi mengikuti PIA menggunakan sepeda, ada pula yang diantar

menggunakan kendaraan oleh orang tuanya. Selain mengikuti kegiatan PIA, anak-

anak juga disibukkan dengan kegiatan yang lain seperti koor, karena PIA di

Wilayah Donoharjo Utara juga sering mendapat tugas koor baik di Gereja Paroki

maupun di Kapel wilayah. Di samping tugas koor misa biasa, anak-anak PIA

Wilayah Donoharjo Utara juga terlibat dalam tugas koor misa Paskah dan Natal

anak di Paroki, dan mereka juga ikut terlibat dalam perarakan persembahan yang

telah dipilih oleh pendampingnya dari masing-masing wilayah di Paroki Mlati.

Selain kegiatan di atas ada juga Safari Novena Rosario, camping dan outbound

PIA, serta lomba BKSN.

Keadaan ekonomi orang tua anak-anak PIA bervariasi mulai dari yang

berekonomi atas, menengah, dan bawah, namun pada umumnya mereka

berekonomi menengah ke bawah. Pekerjaan keluarga mereka juga bervariasi, ada

yang menjadi pengusaha, pegawai negeri, guru, membuka toko, kepala sekolah,

membuka warung, sopir, penjahit, dan buruh. Dengan kondisi ekonomi menengah

Page 24: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

5

ke bawah, mereka tetap memberikan perhatian kepada perkembangan iman anak-

anak mereka. Hal ini terlihat dari keterlibatan orang tua dalam bentuk bantuan

mempersiapkan konsumsi secara bergilir antara masing-masing orang tua anak,

sehingga dapat meringankan para pendamping dalam mengurus masalah

konsumsi PIA.

Maka orangtualah yang bertanggung jawab akan pendidikan terhadap anak-

anaknya. Ditegaskan dalam Konsili Vatikan II, khususnya di dalam Deklarasi

tentang pendidikan Kristiani, bahwa orangtua memiliki kewajiban untuk medidik

anak-anaknya, karena orangtualah yang harus diakui menjadi pendidik pertama

dan utama dalam memperkembangkan putera-puteri mereka. Tugas dalam

mendidik anak merupakan tanggung jawab keluarga, namun dalam usaha medidik

anak juga memerlukan bantuan masyarakat. Oleh sebab itu, selain orang tua

masyarakat pun mempunyai kewajiban untuk menolongnya (GE, art. 3).

Dalam hal ini orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang begitu

besar dalam mendidik, memotivasi dan membimbing iman anak-anaknya agar

anak-anak memiliki sikap dan wawasan iman Kristiani serta bangga atasnya, serta

mampu pula mengungkapkan dan mewujudkan imannya sesuai usia mereka.

Kesibukan orang tua, membuat sebagian besar orang tua tidak banyak memiliki

waktu untuk memberikan pendidikan iman kepada anak mereka, sehingga orang

tua membutuhkan bantuan masyarakat Gereja yaitu para pendamping PIA.

Pendampingan Iman Anak merupakan salah satu bentuk katekese anak.

Dengan dilaksanakannya PIA, anak-anak diharapkan supaya lebih mengenal dan

mencintai Kristus dan hidup iman mereka menjadi lebih baik serta mewujud

nyatakan cinta kasih akan Kristus. Sumber utama katekese adalah Kitab Suci dan

Page 25: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

6

tradisi Gereja. Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup jemaat. Jemaat

mengkomunikasikan pengalaman hidupnya dengan Sabda Allah agar pengalaman

tersebut dapat dimaknai atas nama-Nya. Melalui pemaknaan itu, jemaat

diharapkan dapat menghadirkan Allah di tengah-tengah hidup mereka dan

mendewasakan iman mereka.

Membaca uraian di atas, maka tujuan Pendampingan Iman Anak dapat

dirumuskan sebagai berikut: PIA ingin membantu orang tua kristiani dalam usaha

menyiapkan lingkungan atau iklim untuk pembimbingan anak-anak yang sedang

berkembang menuju ke masa remaja, di dalam iman dan di dalam kepribadian

mereka.

Jumlah pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara mengalami

perubahan. Pada tahun 2005-2007 ada 5 orang, mereka juga disibukkan dengan

aktifitas perkuliahan. Namun makin lama jumlah pendamping diperiode itu

berkurang karena mereka sudah disibukkan dengan pekerjaan dan kegiatan kuliah,

sehingga hanya tinggal 1 orang pendamping saja. Saat itu penulis belum memiliki

peran dan tanggung jawab sebagai pendamping PIA, namun hanya membantu dan

mengamati pelaksanaan PIA walaupun tidak rutin.

Sejauh pengamatan penulis, metode yang pernah dipakai dalam kegiatan

PIA oleh kakak-kakak pendamping ialah metode bercerita, memainkan suatu

kisah, bernyanyi, tanya-jawab, bermain, karyawisata, deklamasi, dan mewarnai

gambar. Namun metode tersebut tidak semuanya sering digunakan, akan tetapi

hanya beberapa saja. Metode yang sering digunakan antara lain: metode bernyanyi

dan bercerita. Metode yang sering diberikan tersebut cenderung membuat anak

menjadi bosan dan kurang semangat dalam mengikuti kegiatan PIA. Semuanya itu

Page 26: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

7

mempengaruhi minat anak dalam mengikuti PIA. Hal ini nampak dalam kegiatan

PIA yang jumlah pesertanya sedikit. Melihat keadaan ini, penulis merasa prihatin

menyimak permasalahan yang dialami PIA di Wilayah Donoharjo Utara, karena

metode yang dipakai kurang bervariasi sehingga anak kurang termotivasi untuk

mengikuti PIA. Kurangnya keterlibatan anak-anak dalam kegiatan PIA tersebut

akan mempengaruhi hidup berimannya, sehingga cenderung akan menghambat

perkembangan imannya.

Pada bulan Mei tahun 2009 dilaksanakan regenerasi pengurus wilayah, dan

di situ penulis ditunjuk untuk menjadi koordinator pendamping PIA di Wilayah

Donoharjo Utara, lalu para pengurus wilayah tersebut dilantik pada tanggal 5

Agustus 2009. Saat ini jumlah pendamping PIA ada 5 orang termasuk penulis,

namun tidak semua pendamping aktif dalam mendampingi anak karena alasan

pekerjaan, kuliah dan kegiatan-kegiatan lainnya, sehingga hanya 2 pendamping

saja yang aktif. Para pendamping PIA yang aktif ini merupakan mahasiswa yang

masih kuliah, mereka sangat mencintai anak-anak, bergembira, sabar,

bersemangat, tegas, dan terbuka untuk belajar. Selain mendampingi PIA di

wilayah, mereka juga terlibat dalam kegiatan di Paroki antara lain: pertemuan

rutin pendampingan PIA, menyelenggarakan camping PIA, menyelenggarakan

acara temu gembira PIA, dan week end pendamping PIA.

Selama penulis mendampingi PIA, penulis sering menggunakan beberapa

metode di antaranya metode bercerita, diskusi, memainkan suatu kisah, bernyanyi,

tanya-jawab, permainan dalam kelompok, deklamasi, dan mewarnai gambar. Dari

berbagai macam metode tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa metode

yang banyak diminati oleh anak-anak ialah metode permainan dalam kelompok

Page 27: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

8

dan memainkan suatu kisah, metode tersebut termasuk dalam metode dinamika

kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa metode dinamika kelompok merupakan

metode yang berpeluang efektif untuk PIA. Kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo

Utara saat ini sudah mengalami peningkatan dalam hal keaktifan kegiatan PIA,

dibandingkan dengan tahun yang lalu, karena tahun 2009 ini ada regenerasi

pendamping baru yang memiliki semangat yang baru.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk memberikan

masukan berupa usulan program kaderisasi Pendampingan Iman Anak tentang

penggunaan metode dinamika kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan

PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Bertitik tolak dari hal

tersebut, metode yang akan diungkap dalam penulisan ini adalah metode dinamika

kelompok.

Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain. Dengan kata lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama (Santosa, 1999:9).

Dari definisi di atas, dinamika kelompok merupakan keadaan kelompok yang

teratur, terdiri lebih dari satu orang yang di dalamnya terdapat hubungan

psikologis yang jelas antara anggota lainnya, artinya antara anggota yang satu

dengan yang lainnya saling mengenal. Dengan demikian, dinamika kelompok

dapat dialami dalam situasi bersama. Selain itu dinamika kelompok dalam

konteks sosial merupakan sistem tindakan yang diambil oleh setiap individu yang

apabila disatukan akan menghasilkan suatu kekuatan yang dapat dimanfaatkan

untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (Syamsu, Yusril dan

Suwarto, 1991:53). Dengan metode dinamika kelompok, anak mendapatkan

Page 28: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

9

pengalaman belajar dan tidak menutup kemungkinan untuk tumbuhnya minat

dalam diri anak untuk mengenal Kitab Suci sehingga mampu memperkembangkan

imannya. Artinya, metode dinamika kelompok merupakan salah satu metode yang

berpeluang efektif untuk digunakan dalam kegiatan PIA. Namun metode dinamika

kelompok belum digunakan secara optimal oleh para pendamping dalam kegiatan

PIA di Wilayah Donoharjo Utara, mereka hanya menggunakan metode dinamika

kelompok sebagai salah satu variasi metode tanpa menyadari secara mendalam

bahwa metode dinamika kelompok memiliki kontribusi untuk mengembangkan

minat dan diri anak-anak dalam kegiatan PIA secara efektif.

Berkaitan dengan uraian di atas yaitu dengan melihat keprihatinan dalam

Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharo Utara Paroki Mlati, maka skripsi

ini penulis beri judul “METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG

EFEKTIF BAGI PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI WILAYAH

DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI YOGYAKARTA”.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan uraian di atas, masalah penulisan ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan metode dinamika kelompok dalam PIA?

2. Bagaimana gambaran umum tentang pelaksanaan PIA di Wilayah Donoharjo

Utara?

3. Bagaimana usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan PIA di

Wilayah Donoharjo Utara khususnya tentang kaderisasi pendamping PIA?

Page 29: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

10

C. TUJUAN PENULISAN

Skripsi ini ditulis dengan tujuan:

1. Menyampaikan penjelasan mengenai metode dinamika kelompok dalam PIA.

2. Mengetahui pelaksanaan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo

Utara.

3. Memberikan sumbangan gagasan tentang metode dinamika kelompok untuk

mengembangkan minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan PIA di Wilayah

Donoharjo Utara.

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Gereja

a. Dengan metode dinamika kelompok ini diharapkan mampu memberikan

sumbangan yang berguna bagi Gereja, khususnya dalam hal Pendampingan

Iman Anak.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi karya pastoral Gereja, khususnya

dalam meningkatkan efektivitas bagi para calon pendamping PIA.

2. Bagi para pendamping PIA

a. Menambah pengetahuan mengenai metode dinamika kelompok dalam PIA.

b. Membantu para pendamping PIA dalam usaha mendampingi PIA secara

efektif.

3. Bagi penulis

a. Menambah wawasan serta pengetahuan penulis dalam karyanya mendampingi

iman anak.

Page 30: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

11

b. Memicu semangat penulis untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan menggereja,

khususnya dalam mendampingi PIA.

E. METODE PENULISAN

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif

analitis, yaitu berdasarkan studi dan analisa pustaka yang dilengkapi dengan

observasi serta wawancara dengan pengurus wilayah dan para pendamping PIA

sehubungan dengan pendampingan yang telah dilaksanakan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi yang berjudul “Metode Dinamika Kelompok Berpeluang Efektif

bagi Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta” ini, akan diuraikan dalam lima bab sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan,

rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,

dan sistematika penulisan.

BAB II: PENDAMPINGAN IMAN ANAK

Dalam bab ini, penulis akan memaparkan dan menjelaskan mengenai

sejarah, peserta, dasar, ciri khas, tujuan, pendamping PIA, macam-macam metode

dalam PIA, dan metode dinamika kelompok. Metode dinamika kelompok sebagai

metode yang berpeluang efektif untuk digunakan dalam mendampingi iman anak.

BAB III: GAMBARAN UMUM PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA

PAROKI MLATI YOGYAKARTA

Page 31: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

12

Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Wilayah Donoharjo

Utara, situasi anak-anak PIA, dan pendampingan yang telah dilaksanakan di

Wilayah Donoharjo Utara. Bab III ini juga menjelaskan tentang pelaksanaan

penelitian di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta yang meliputi:

hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan rangkuman hasil penelitian.

BAB IV: USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA

PENDAMPING PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA

PAROKI MLATI YOGYAKARTA

Dalam bab ini dipaparkan tentang usulan program kaderisasi PIA tentang

penggunaan metode dinamika kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan

PIA. Usulan program tersebut diharapkan membantu para pendamping PIA untuk

menjalankan tugasnya dalam mendampingi PIA secara efektif.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

Page 32: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

BAB II

PENDAMPINGAN IMAN ANAK DAN DINAMIKA KELOMPOK

Bab II ini berupa Kajian Pustaka yang akan penulis uraikan dalam empat

bagian. Pertama tentang sejarah, peserta, dasar, tujuan, ciri khas PIA. Kedua,

tentang pendamping PIA. Ketiga, mengenai macam-macam metode dalam PIA,

dan yang terakhir tentang metode dinamika kelompok.

A. SEJARAH, PESERTA, DASAR, TUJUAN, CIRI KHAS PIA

Pembicaraan tentang sejarah PIA berikut ini disusun dari manuskrip bahan

mata kuliah PIA oleh Suhardiyanto, 2006.

1. Sejarah PIA

PIA adalah singkatan dari Pendampingan Iman Anak yang sebelumnya

biasa disebut Sekolah Minggu. Istilah Sekolah Minggu cukup kita kenal untuk

masa sekarang ini. Berdasarkan asal katanya Sekolah Minggu berasal dari bahasa

Inggris, yaitu Sunday School. Sunday berarti hari pertama dalam satu minggu, hari

istirahat dan hari ibadat bagi orang Kristen. School merupakan suatu lembaga

formal yang menangani masalah pendidikan. Dengan demikian Sunday School

adalah suatu kegiatan yang dihadiri oleh anak-anak yang berlangsung di Gereja

dengan maksud untuk mengikuti pelajaran agama.

Pelaksanaan pelajaran agama untuk anak-anak yang berlangsung di Gereja

Indonesia pada mulanya hanya dilaksanakan oleh Gereja Kristen Protestan.

Sekolah Minggu sebagai salah satu kegiatan untuk membina iman anak telah

dilaksanakan dalam Gereja Kristen Protestan sebelum tahun 1965 yaitu sebagai

Page 33: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

14

lembaga resmi seperti sekolah yang lain dan peserta tidak terbatas pada anak-anak

yang sudah dibaptis, dengan kata lain yang belum dibaptis pun boleh

mengikutinya. Bertolak dari pengalaman pelaksanaan Sekolah Minggu dalam

Gereja Kristen Protestan, kemudian dalam Gereja Katolik berkembang pelayanan

iman bagi anak- anak. Pelayanan iman yang kita kenal dengan Sekolah Minggu

muncul dalam Gereja Katolik berasal dari penerjemahan sebuah buku penuntun

Sekolah Minggu dari Gereja Kristen Protestan. Buku penuntun Sekolah Minggu

tersebut diterbitkan pada tahun 1965. Perkembangan lebih lanjut setelah

penerjemahan buku itu adalah diadakannya pertemuan rutin (periodik)

sekelompok anak-anak di kota Malang yang berkumpul untuk bernyanyi, bermain

dan berdoa bersama. Pertemuan rutin ini terjadi sejak tahun 1972.

Akhirnya untuk masa sekarang ini diberbagai daerah di Indonesia Sekolah

Minggu telah menjadi salah satu kegiatan paroki. Sekolah Minggu dalam Gereja

Katolik di Indonesia pada masa sekarang ini telah berkembang sebagai suatu

kegiatan yang penting dalam kehidupan paroki. Hal ini secara nyata dapat kita

lihat dan kita ketahui dengan adanya Sekolah Minggu hampir di setiap paroki di

Indonesia khususnya di Keuskupan Agung Semarang meskipun dengan nama atau

istilah yang berbeda-beda. Istilah lain untuk Sekolah Minggu misalnya Bina Iman

Anak, Minggu Gembira, Taman Tunas Iman, PIA, dan sebagainya.

2. Peserta PIA

Yang dimaksud dengan peserta PIA di sini adalah mereka yang duduk di

bangku Sekolah Dasar. Anak-anak tersebut memerlukan pendampingan yang baik

di mana pendampingan tersebut sebaiknya diberikan oleh orang tua, namun pada

Page 34: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

15

kenyataannya kondisi keluarga terkadang menjadikan orang tua sibuk dan kurang

peduli akan perkembangan iman anak-anaknya. Melihat kondisi tersebut maka

sangat baik bila anak-anak dilibatkan dalam kegiatan PIA.

Secara psikologis anak mempunyai ciri perkembangan kejiwaan yang

khusus. Pertumbuhan kejiwaan anak usia 4-13 tahun memiliki ciri-ciri sebagai

berikut: ciri pertama, pertumbuhan fisik dan motoriknya maju pesat, hal ini

berperan penting bagi perkembangan yang dibutuhkan oleh anak-anak sebagai

mekhluk individu dan makhluk sosial. Ciri kedua, kehidupan sosialnya diperkaya,

selain memiliki kemampuan dalam hal bekerjasama anak-anak juga memiliki

kemampuan dalam hal bersaing di antara hidup dengan teman sebaya. Ciri ketiga,

semakin menyadari diri, selain memiliki keinginan dan perasaan tertentu anak

juga semakin memiliki minat tertentu. Ciri keempat, kemampuan berpikir anak-

anak masih berada dalam tingkat persepsional. Ciri kelima, dalam bergaul,

bekerjasama, dan berkegiatan bersama anak-anak tidak membedakan jenis tetapi

yang menjadikan dasar adalah perhatian dan pengalaman yang sama. Ciri keenam,

anak-anak memiliki kesanggupan untuk mengalami hubungan sebab akibat. Ciri

ketujuh, ketergantungan pada orang dewasa semakin berkurang dan kurang

memerlukan perlindungan orang dewasa. Seorang pendamping perlu mendalami

ciri-ciri dalam pertumbuhan kejiwaan anak-anak, sehingga seorang pendamping

dalam melaksanakan pendampingan dapat menjadi peka untuk melihat perubahan

tingkah laku yang terjadi dalam peserta PIA (Sene, 1985: 48-49).

Berkaitan dengan pengalaman anak sesuai usia dapat diambil suatu

kesimpulan yang dapat dipergunakan dalam kegiatan PIA adalah sebagai berikut:

Page 35: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

16

Usia 3-5 tahun : hubungan yang dialami sebagai hubungan seorang individu

yang tergantung pada orang lain. Hubungan yang dialami

ialah hubungan seseorang sebagai anggota keluarga.

Usia 6-8 tahun : hubungan yang dialami sebagai hubungan yang semakin

luas, di mana hubungan yang hanya ada di keluarga meluas

ke sekolah dan kelompok-kelompok di luar keluarga.

Usia 9-11 tahun : pengalaman menjadi anggota dalam kelompok sebaya.

Pengalaman tersebut membuat anak mengalami perasaan

bahwa seseorang perlu medukung dan didukung oleh orang-

orang di luar keluarganya.

Usia 12-14 tahun : pengalaman tumbuh dalam hubungan-hubungan antar

pribadi yang lebih mendalam terutama hubungan dengan

kawan dan hingga hubungan antara laki-laki dan perempuan

(Goretti, 1999:73).

Jadi peserta PIA adalah anak-anak yang pada umumnya sedang belajar di

Taman Kanak-Kanak sampai SMP kelas 2. Kegiatan PIA ini diutamakan bagi

yang sudah dipermandikan, namun tidak menutup kemungkinan bagi yang belum

dipermandikan.

3. Dasar PIA

Tinjauan kita tentang dasar PIA dapat kita lakukan dari beberapa sudut

yaitu terutama dari sudut biblis (Kitab Suci) dan berdasarkan dokumen Gereja.

a. Dasar Kitab Suci

Page 36: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

17

Kitab Suci yang mengemukakan pentingnya pendidikan iman bagi anak-

anak antara lain Injil Luk 18:15-17. Dalam teks tersebut terungkap sikap Yesus

terhadap anak-anak. Yesus bersabda: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu

dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti

itulah yang empunya Kerajaan Allah". Yesus penuh perhatian terhadap anak-anak.

Dan perhatian terhadap anak-anak seperti yang dilakukan oleh Yesus inilah yang

menjadi dasar bagi pelaksanaan PIA sebagai suatu kegiatan yang memang

dikhususkan bagi anak-anak untuk membina iman mereka. Teks lainnya dari

Kitab Suci sehubungan dengan pendidikan iman ialah dalam Injil Mat 28:19-20

yang berbunyi: “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan

baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka

melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintakan kepadamu”. Perkataan Yesus

kepada murid-muridNya ini berarti bahwa Yesus sangat mempercayakan kepada

para muridNya untuk mewartakan kabar suka cita kepada semua orang sesuai

dengan ajaran Yesus yang selalu menyertai sampai akhir zaman. Dengan hal

tersebut, maka mewartakan kabar gembira tidak hanya ditujukan kepada

kelompok tertentu, melainkan ditujukan kepada semua orang baik orangtua,

dewasa, maupun kepada anak-anak. Hal tersebut menjelaskan bahwa anak-anak

mendapat tempat dalam pewartaan iman akan Yesus Kristus.

b. Dasar dari Dokumen Resmi Gereja

Ajaran Gereja tentang Pendidikan Kristiani dinyatakan dalam Dokumen-

Dokumen Gereja sebagai berikut:

1) Semua orang sebagai pribadi mempunyai hak atas pendidikan yang sesuai

dengan bakat dan tujuannya masing-masing. Maka umat Kristen pun

Page 37: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

18

hendaknya mencurahkan tenaganya supaya anak-anak menerima pendidikan

serta pengajaran yang pantas.

2) Orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik pertama dan utama. Sebab

merupakan kewajiban orang tua: menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi

semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian

rupa, sehingga menunjang kebutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak

mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan-

keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat. (GE, art. 3)

3) Anak-anak sudah saatnya memasuki kalangan sosial yang lebih luas seperti

sekolah dan Gereja, tetapi juga saatnya terlibat dalam kegiatan katekese yang

bertujuan memasukkan anak secara organis ke dalam kehidupan Gereja.

Katekese mencakup persiapan langsung untuk merayakan Sakramen-

Sakramen, menyingkap makna Sakramen-Sakramen tetapi juga sekaligus

menerima dari pengalaman Sakramen-Sakramen suatu dimensi yang hidup

sehingga tidak bersifat doktriner belaka. Katekese memberikan kepada anak-

anak kegembiraan menjadi saksi Kristus dalam hidup sehari-hari (CT, art. 37).

4) Selain dari Kitab Suci, Dokumen Gereja "Gravissimum Educationis" (art. 3),

KHK, dan CT, juga dikemukakan tentang peranan setiap orang Kristen

dalam usaha untuk memperdalam dan mengembangkan iman anaknya. Orang

tua, karena telah memberi hidup kepada anak-anaknya, terikat kewajiban yang

sangat berat dan mempunyai hak untuk mendidik mereka; maka dari itu adalah

pertama-tama tugas orang tua kristiani untuk mengusahakan pendidikan

kristiani anak-anak menurut ajaran yang diwariskan Gereja (KHK, Kanon

226).

Page 38: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

19

4. Tujuan PIA

Melalui kegiatan PIA, Gereja bermaksud untuk membantu para orang tua

kristiani dalam mendampingi anak-anak mereka yang sedang berkembang.

Pendampingan PIA merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja untuk

memperdalam iman dan membantu anak untuk semakin masuk dan terlibat dalam

hidup menggereja.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam PIA, antara lain:

a. Menciptakan suasana yang mendukung bagi anak-anak yang sedang tumbuh

menuju ke masa remaja.

b. Menciptakan berkembangnya iman di dalam pribadi anak-anak.

c. Memperluas pemahaman agama kristiani ke arah penghayatan iman yang

sesuai dengan keadaan pribadi anak, dengan berpegang kepada pribadi Yesus.

d. Menciptakan penghayatan iman anak melalui komunikasi iman dengan sesama

melalui teman-temannya dan peristiwa yang dialami.

e. Mengembangkan pemahaman anak mengenai ibadat.

f. Mendukung anak dalam persiapan penerimaan komuni pertama.

g. Menanamkan sikap saling kerjasama, saling menolong, menghargai antara

sesama.

h. Mengembangkan bakat dan kreatifitas anak.

i. Menciptakan harga diri yang sehat.

j. Memupuk sikap peduli terhadap orang lain.

k. Meningkatkan keterlibatan dalam menciptakan suasana yang baik.

l. Mengembangkan sikap rukun dan gembira di dalam kehidupan.

Page 39: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

20

m. Mengembangkan sikap rajin membaca dan memperdalam Kitab Suci (Goretti,

1999:18).

5. Ciri khas PIA

Bila kelompok PIA sungguh ingin konsekuen menjadi wadah bagi

pertumbuhan dan penyadaran iman yang telah dimiliki anak, maka ciri suasana

kelompok perlu diperhatikan. Dalam kegiatan PIA terdapat enam ciri suasana

yang harus diperhatikan oleh pendamping (Goretti, 1999:19-20):

a. Gembira

Suasana gembira perlu tercipta dalam kegiatan PIA, karena situasi gembira

dekat dengan pribadi anak-anak. Dengan demikian kegiatan PIA perlu

menghadirkan situasi yang menyenangkan, menggembirakan, menarik, sehingga

anak-anak merasa betah dan selalu ingin berkumpul lagi. Pendamping perlu

berusaha supaya tidak muncul suasana yang membosankan.

b. Bebas

Kebebasan menjadi hal yang pokok dalam rangka memperdalam iman.

Pendamping PIA ingin membantu anak-anak peserta PIA agar menyadari iman

yang mereka miliki, sehingga memungkinkan berkembangnya iman dalam diri

anak. Dengan demikian suasana yang membebaskan penting untuk dimiliki oleh

kelompok PIA. Maka dengan hal ini memungkinkan tumbuhnya iman yang

sedang berkembang dalam diri anak-anak.

c. Bermain

Usia 4-10 tahun merupakan usia yang dekat dengan permainan, sehingga

anak-anak senang sekali bermain. Sesuai dengan usia anak tesebut, maka

Page 40: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

21

pertemuan di dalam kegiatan PIA perlu melibatkan unsur bermain. Dengan

bermain dapat menumbuhkan kreativitas, juga meningkatkan sosialisasi, dan

wawasan menjadi luas. Sehingga dapat mengembangkan keterlibatan anak dalam

menciptakan suasana yang baik bagi sesama.

d. Mendalam

Pendamping perlu memilih kegiatan atau permainan yang akan dipakai

dalam kegiatan PIA. Kegiatan atau permainan tersebut perlu dilihat secara

mendalam. Setelah suatu kegiatan permainan selesai dilaksanakan, pendamping

mengajak anak-anak untuk melihat kembali perasaan yang muncul selama

bermain. Sehingga dalam kegiatan PIA tidak hanya sekedar bermain saja, namun

melalui kegiatan tersebut anak-anak PIA juga dapat mengambil hikmah yang

berguna dalam hidupnya.

e. Beriman

Ciri ini juga termasuk salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam

kelompok PIA. Ciri ini dapat muncul perlahan-lahan melalui proses perkenalan

dan perkembangan kehidupan kristiani anak-anak. Kehidupan kristiani berarti

kehidupan yang berpola pada Yesus Kristus. Dengan memperkenalkan pribadi

Yesus Kristus, maka anak diharapkan semakin berkembang dalam hidupnya

seperti yang dicita-citakan oleh Yesus. Beriman berarti semakin mengikuti Kristus

secara penuh. Begitu pula dengan anak-anak PIA, mereka diharapkan mencintai

Kristus secara penuh.

f. Menjemaat

Beriman juga tumbuh di dalam hidup bersama dengan orang lain, di dalam

kelompok orang-orang yang beriman dan di dalam jemaat. Belajar hidup berteman

Page 41: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

22

dengan baik, belajar saling memahami, belajar bekerjasama, belajar saling

memaafkan dan seterusnya terlaksana dalam kelompok PIA. Dengan latihan-

latihan dan pengalaman tersebut, melatih anak-anak untuk hidup bersama di

dalam jemaat.

B. PENDAMPING PIA

1. Spiritualitas Pendamping PIA

a. Pengertian spiritualitas

Kata Spiritualitas berkaitan dengan kata spirit atau roh, yang artinya daya

kekuatan yang menghidupkan atau menggerakkan seseorang untuk

mempertahankan, memperkembangkan dan mewujudkan kehidupan. Spiritualitas

tidak hanya bersifat rohani saja, namun spiritualitas adalah kesadaran atau sikap

hidup seseorang untuk dapat bertahan untuk mewujudnyatakankan tujuan dan

harapannya.

b. Spiritualitas Rasuli

Spiritualitas rasuli berarti bahwa seorang pendamping dalam melaksanakan

kegiatan PIA bukan karena dorongan manusia saja namun karena dorongan

kerasulan, yaitu kesadaran sebagai seorang yang beriman kristiani secara dewasa

yang dipanggil dan diutus dalam rangka memperluas Kerajaan Allah. Maka dari

itu, sebagai seorang beriman kristiani yang dipanggil dan diutus oleh Kristus

diharapkan memiliki:

1) Iman yang dewasa

Seorang yang beriman kristiani yang dewasa akan Kristus ialah seseorang

yang mempunyai keyakinan yang mendalam akan karya cinta kasih Allah yang

Page 42: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

23

telah menyelamatkan umat manusia melalui hidup dan karya Yesus Kristus.

Dengan hal tersebut maka seorang pendamping PIA hendaknya sadar untuk

meresapi hidup berimannya secara penuh dengan meneladani hidup dan karya

Yesus Kristus yang diungkapkan kepada anak-anak.

2) Berorientasi kepada Yesus Kristus sang Guru

Melalui sakramen permandian, seorang pribadi yang beriman akan Kristus

dipanggil dan diutus dalam rangka memperluas kabar penyelamatan Allah kepada

manusia. Untuk mempermudah dalam kegiatan PIA, maka seorang pendamping

hendaknya berorientasi kepada Yesus Kristus, supaya tindakkannya tidak

menyimpang dari ajaran Kristus melainkan sesuai dengan ajaran Kristus. Maka

orientasi tersebut dapat dirinci dalam 3 hal:

a) Memusatkan dan mendasarkan kegiatan pendampingannya kepada Yesus Sang

Guru.

b) Berkepribadian sesuai dengan ajaran Yesus Kristus.

c) Memiliki sikap seperti yang telah diajarkan oleh Yesus Kristus.

3) Bersemangat Rasul

Yesus memberikan tugas dan mengutus kepada para rasul, hal ini nampak

dalam Kitab Suci yaitu dalam Injil Mat 28:19-20, dalam Injil tersebut para

pendamping PIA perlu menghayatinya, karena melalui Injil tersebut Yesus

memberikan perintah kepada dirinya untuk mewartakan kabar gembira kepada

seluruh umat manusia. Pendamping harus memperhatikan perintah perutusan

tersebut dan menghayatinya sungguh-sungguh sebagai kabar gembira yang

membawa arti baru bagi hidup pendamping PIA.

Page 43: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

24

2. Kualifikasi Pendamping PIA

Berikut ini adalah kualifikasi yang perlu dimiliki oleh seorang

pendamping PIA:

a. Jalan menuju Kristus

Melalui kesaksian imannya, para pendamping PIA dapat mewartakan

kabar gembira akan Yesus Kristus, maka pendamping harus selalu memperdalam

iman dalam hidupnya melalui Yesus Kristus dan mengacu dari hidup serta karya

dalam pribadi Yesus Kristus Sang Guru. Pokok-pokok dalam pewartaannya yaitu

Yesus Kristus yang telah menyelamatkan manusia. Dalam definisi inilah seorang

pendamping diajak untuk mendalami dan menghayati hidup berimannya sesuai

dengan Yesus Kristus, sehingga peserta PIA dapat diperkenalkan dan dibimbing

akan Yesus Kristus.

b. Mampu menciptakan hubungan yang mesra antara dirinya dengan anak-anak

Sebagai orang beriman, seorang pendamping mempunyai hubungan yang

erat dengan Tuhan. Hubungan ini juga akan tercermin di dalam kehidupan sehari-

hari dan dalam relasi dengan orang lain. Ia akan melihat sesama sebagai saudara,

sebagai rekan dan sebagai pribadi. Demikian pula sikapnya terhadap anak-anak,

seorang pendamping diharapkan mampu menyelami dan memahami situasi dan

kebutuhan anak-anak.

c. Dapat menampakkan dan membagikan kegembiraan

Gembira merupakan ciri khas dari kegiatan PIA. Modal awal dalam

mencipakan situasi yang menggembirakan tidak berada di luar jangkauan pribadi

pendamping PIA namun suasana kegembiraan itu ada di dalam pribadi

pendamping tersebut. Ciri gembira dalam kegiatan PIA didasari oleh sikap

Page 44: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

25

gembira yang tertuang dalam kata-kata dan tindakan. Kegiatan yang

menggembirakan akan menumbuhkan minat anak untuk selalu hadir dalam setiap

pertemuan dalam kegiatan PIA.

d. Mencintai anak

Seorang pendamping PIA harus mencintai anak-anak, sebagaimana Yesus

mencintai umatNya. Pendamping perlu berusaha untuk memahami secara

mendalam tentang kebutuhan-kebutuhan anak sesuai situasi dan keadaan mereka.

Meka dengan hal itu akan muncul rasa cinta yang mendalam, baik dari anak

maupun diri pendamping sendiri.

e. Sabar

Kesabaran merupakan bagian penting dari hukum cinta kasih yang tidak

dapat terpisahkan, maka dari itu seorang pendamping PIA dituntut untuk sabar,

karena ia berhadapan dengan pribadi anak-anak yang sedang tumbuh. Dengan

adanya kesabaran, maka segala usaha yang dijalankan akan berjalan sesuai degan

ajaran Kristus.

f. Tegas

Dalam kegiatan PIA diperlukan ketegasan, karena tanpa ketegasan

pendamping akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam kegiatan

pendampingannya. Walaupun dalam kegiatan PIA terdapat ciri bebas, namun

pendamping membimbing peserta PIA dengan tegas, sehingga anak dilatih untuk

bersikap sabar. Maka dengan hal ini, anak dapat mendalami arti kebebasan dengan

penuh tanggung jawab, sehingga anak dapat selalu berkreativitas, karena

ketegasan itu berawal dari rasa cintanya kepada anak-anak.

g. Disiplin

Page 45: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

26

Keberhasilan berawal dari sikap disiplin, maka dalam kegiatan PIA

seorang pendamping berperan sebagai seorang pendidik, diharapkan seorang

pendamping memiliki sikap kedisiplinan yang tinggi, karena akan memperkokoh

dan menunjang kewibawaannya dalam mendampingi anak-anak.

h. Memiliki fantasi dan kreasi

Seorang pendamping PIA juga dituntut untuk kreatif. Kreatif menciptakan

bermacam-macam kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak

PIA, dengan sikap kreatif yang dimiliki oleh pendamping, maka akan dapat

melancarkan suasana pendampingan yang menarik bagi para peserta PIA. Ia harus

berani berkreasi dan menciptakan kegiatan baru, sehingga metode yang digunakan

dapat bervariatif.

i. Bersedia selalu belajar

Untuk dapat melaksanakan pendampingan, sebaik mungkin diperlukan

pemahaman yang cukup terhadap anak-anak. Pendamping PIA perlu memahami

watak anak, kebutuhan anak-anak, cita-citanya dan lain sebagainya. Maka

pendamping perlu selalu belajar menangani hal tersebut. Selain hal tersebut,

pendamping juga perlu meningkatkan keterampilan-keterampilan dan

pengetahuan sehubungan dengan PIA, artinya pendamping selalu mencari jalan

yang terbaik demi mendekatkan diri mereka kepada Yesus Kristus (Lembaga

Pengembangan Kateketik PUSKAT, 1993:92-98).

C. MACAM-MACAM METODE DALAM PIA

Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (Tim Penyusun Kamus

Page 46: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

27

Pusat Bahasa, 2001). Macam-macam metode dalam PIA ini meliputi antara lain

metode ekspresi, populer, dinamika kelompok, eksploratif dan simulatif, naratif,

memainkan suatu kisah, bernyanyi, tanya jawab, permainan, karyawisata, dan

metode diskusi yang diambil dari Komisi Kateketik KAS, 2008: 45-46 dan

Lembaga Pengembangan Kateketik PUSKAT, 1993: 110-111.

1. Metode Ekspresi

Metode ini dipakai untuk mengajak anak-anak mengekspresikan idenya

yang telah diterima dalam pertemuan kegiatan PIA baik secara individu maupun

kelompok. Ekspresinya meliputi irama, gambar, gerak dan lagu, dan puisi.

Ekspresi gerak antara lain: anak-anak diminta mengekspresikan idenya dengan

gerak mencipta bentuk, misalnya dengan menari. Ekspresi irama meliputi: anak

diajak untuk mengekspresikan idenya dengan menghasilkan bunyi-bunyian,

mengubah bernyanyi dengan diiringi musik. Ekspresi gambar antara lain:

pendamping mengajak anak untuk melukis sesuai dengan ide yang dimilikinya,

mewarnai gambar, melengkapi gambar yang belum sempurna, dan sebagainya.

Ekspresi puisi meliputi: pendamping mengajak anak-anak untuk menciptakan

sebuah karya puisi dan membacakan puisinya di depan teman-temannya dalam

kegiaan PIA.

2. Metode Populer

Metode ini digunakan dengan maksud untuk mengajak anak-anak

mendalami proses kegiatan pendampingan dengan bermacam-macam model yang

sedang populer, diminati, dan dikenal oleh anak-anak, misalnya dalam acara

Page 47: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

28

televisi yaitu cerdas cermat, talk show, permainan yang dikemas seperti kuis, juga

film, tebak gambar, dan missing liyric (tebak lirik dalam lagu).

3. Metode Dinamika Kelompok

Metode ini digunakan dalam kegiatan PIA untuk mengajak peserta PIA

mendalami lebih jauh sehubungan dengan materi dan juga proses pendampingan

dalam bentuk dramatisasi, outbound, diskusi, permainan yang menghibur,

menyenangkan, dan mendidik anak-anak. Sehingga dengan metode dinamika

kelompok ini, peserta PIA dapat mengambil nilai-nilai yang berguna dalam hidup

mereka, seperti nilai kerjasama, saling menolong, menumbuhkan rasa solideritas,

peka terhadap sesama, dan belajar bersosialisasi dengan teman-temannya.

4. Metode Eksploratif dan Simulatif

Metode eksploratif adalah metode yang dipakai untuk mengajak anak-anak

dalam rangka mendalami materi dan proses kegiatan PIA dengan cara eksploratif

yakni dengan melihat, mengamati, mengunjungi dan mendeskripsikan alat peraga.

Kemudian metode simulatif adalah metode yang digunakan dalam proses kegiatan

PIA untuk memahami materi dengan cara melakukan praktik secara langsung

(simulai).

5. Metode naratif

Metode ini dipakai oleh pendamping PIA untuk mengajak peserta

mendalami materi serta proses pendampingan dalam bentuk cerita, baik yang

berkaitan dengan cerita rakyat, cerita binatang (fabel), cerita bergambar yang

Page 48: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

29

menarik, dan cerita Kitab Suci. Secara psikologis anak-anak senang

mendengarkan cerita, apalagi cerita yang disampaikan menarik bagi anak-anak,

akan tetapi metode bercerita dapat dirasa tidak menarik karena cerita yang

dibawakan sangat monoton. Maka dari itu, seorang pendamping perlu

membawakan cerita secara menarik dan penuh penghayatan, ia juga perlu

memahami alur cerita serta tingkah laku pelaku yang diceritakannya.

6. Memainkan suatu kisah

Metode ini dipakai untuk mengajak anak-anak mendalami materi serta

proses pendampingan melalui pertunjukan suatu kisah. Peserta dapat

membawakannya dengan dramatisasi. Masing-masing peserta diberi peran yang

akan dimainkan dalam satu cerita. Anak-anak akan merasa senang sebab dapat

mengekspresikan diri mereka dan mereka dapat mengerti perasaan orang lain.

Melalui metode ini anak-anak diharapkan dapat meresapi dan mendalami materi

yang diberikan oleh pendamping, sehingga materi yang diberikan dapat diingat

oleh peserta. Selain hal tersebut, melalui metode ini anak juga dilatih untuk

bekerja sama dengan orang lain, saling mendengarkan, berinisiatif serta berkreasi.

7. Metode bernyanyi

Bernyanyi dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan dan

menggembirakan bagi anak-anak. Maka dari itu pendamping harus

memperhatikan nyanyian yang diketahui oleh anak-anak, mudah dihafal, dan

cocok dengan usia anak-anak. Selain untuk menciptakan suasana gembira,

nyanyian juga dapat berfungsi untuk mendalami suatu materi tertentu, sehingga

Page 49: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

30

nyanyian tersebut tidak hanya terkesan menyenangkan saja namun juga sebagai

sarana yang dapat membantu peserta PIA dalam mendalami materi yang agak

susah.

8. Metode tanya jawab

Suasana komunikatif antara pendamping dan anak-anak PIA dapat terjadi

melalui tanya jawab, karena melalui metode tanya-jawab pendamping dan peserta

PIA dapat berinteraksi. Melalui metode tanya-jawab, pendamping dapat

menanyakan apakah anak-anak telah memahami tentang materi yang sudah

diajarkan. Metode ini bukan untuk mengetes atau menguji materi yang telah

diberikan pada minggu yang lalu, namun melalui tanya jawab pendamping perlu

mengetahui kemampuan peserta PIA. Maka dengan tanya jawab, pendamping

dapat menggali pengalaman peserta secara lebih mendalam. Selain itu, dengan

metode tanya-jawab dapat membantu mengarahkan peserta kepada tema yang

sedang dibahas.

9. Metode permainan

Bermain termasuk salah satu metode yang dapat memperkembangkan

sikap sosial dan sikap solider terhadap orang lain. Karena dengan kegiatan

permainan anak dapat berpartisipasi dalam kelompok dan berhadapan dengan

teman-temannya yang berbeda dengan pribadinya. Dengan permainan anak-anak

dilatih untuk mengembangkan kepekaan menghormati dan mengakui kemampuan

temannya. Kemampuan yang dimiliki orang lain sebaiknya dimaknai sebagai

sesuatu yang berguna untuk mengembangkan kemampuannya secara lebih

Page 50: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

31

mendalam. Dalam kegiatan PIA, metode ini penting untuk digunakan dalam

rangka mengembangkan sikap percaya kepada orang lain dan membangkitkan

semangat serta menumbuhkan minat anak-anak PIA dalam mengikuti kegiatan

PIA.

10. Karyawisata

Dengan karyawisata, pendamping menyajikan materi yang berkaitan

dengan alam dan mengagumi kebesaran Tuhan melalui alam sekitar. Anak-anak

juga dapat lebih melihat langsung keindahan dan kebesaran ciptaan Tuhan.

Melalui karyawisata anak-anak diajak untuk mensyukuri akan karya ciptaan

Tuhan yang begitu luar biasa yang harus dirawat dan dijaga.

11. Metode diskusi

Diskusi merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan

keberanian anak-anak dalam mengungkapkan pendapatnya, karena di dalam

diskusi terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling

tukar-menukar pengalaman, informasi, dan bekerjasama memecahkan masalah.

Dalam diskusi, anak-anak akan menjadi aktif, artinya tidak ada yang pasif sebagai

pendengar saja. Selain itu, peserta PIA dibantu untuk menghargai pendapat orang

lain walaupun berbeda pendapatnya. Melalui diskusi, peserta PIA dapat

mendalami materi yang telah disampaikan oleh pendamping, sebab dalam

kegiatan diskusi tersebut anak telah melakukan interaksi dan membahas persoalan

yang dihadapi bersama dengan teman-temannya.

Page 51: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

32

D. METODE DINAMIKA KELOMPOK

1. Pengertian Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika dan kelompok

a. Kelompok

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri,

sehingga manusia membutuhkan orang lain untuk hidup bersama dalam satu

kelompok. Dengan adanya keadaan tersebut, maka kelompok adalah

Kumpulan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lainnya secara teratur dan intensif, mereka sadar bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang memiliki sistem norma dan sanksi, struktur tugas dan peranan masing-masing anggota dalam mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan (Syamsu, Yusril, dan Suwarto, 1991: 52).

Dari definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa kelompok merupakan kumpulan yang

memiliki anggota lebih dari satu individu yang di dalamnya terdapat aturan-aturan

yang mengikat. Selain hal tersebut, dalam suatu kelompok juga terdapat suatu

interaksi antara individu secara teratur. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa (2001) interaksi adalah hubungan antara orang yang satu dan yang lain

dengan menggunakan bahasa. Dengan demikian, setiap individu dapat

berkomunikasi dengan individu lainnya untuk mencapai tujuan bersama.

H. Smith juga menguraikan bahwa kelompok dapat diartikan sebagai suatu

unit yang terdapat beberapa individu yang memiliki kemampuan untuk berbuat

dengan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Menurut

W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul

satu dengan yang lain (Santosa, 1999: 8).

Page 52: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

33

Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok

adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang

melakukan interaksi untuk mencapai suatu tujuan.

b. Dinamika

Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu secara langsung

mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi dinamika berarti adanya

hubungan dan saling ketergantungan antara anggota kelompok maupun dengan

kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada

kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok

itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat

kelompok yang bersangkutan dapat berubah (Santosa, 1999: 9).

c. Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok berarti dua individu atau lebih yang mempunyai

hubungan psikologis secara jelas antara anggota satu dengan yang lain. Dengan

kata lain, antar anggota kelompok memiliki hubungan psikologi yang berlangsung

dalam situasi yang dialami secara bersama. Menurut Syamsu, Yusril, dan Suwarto

(1991), dinamika kelompok adalah suatu studi yang menganalisis berbagai

kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang

menyebabkan terjadinya perubahan dalam kelompok untuk mencapai tujuan

bersama yang telah ditetapkan.

Dengan demikian dinamika kelompok didefinisikan sebagai sistem

tindakan yang diambil oleh setiap individu yang apabila dihimpun sedemikian

rupa akan menciptakan suatu kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu (Syamsu, Yusril, dan Suwarto, 1991: 53).

Page 53: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

34

2. Tujuan Dinamika Kelompok

Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:

a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota

kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai.

b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan

saling menghargai pendapat orang lain.

c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok.

d. Menimbulkan adanya itikad yang baik di antara sesama anggota kelompok.

3. Fungsi Dinamika Kelompok

a. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan

(individu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat).

b. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika

kelompok dapat saling membantu antara anggota satu dengan anggota yang

lain).

c. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan

masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar,

sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat dan

efektif. Efektif menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2001) adalah

sesuatu yang dapat membawa hasil, berhasil guna. Dalam dinamika kelompok

pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-

masing, sehingga pada akhirnya akan membawa hasil yang berguna.

Page 54: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

35

d. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain

dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki

peran yang sama dalam masyarakat (Purwandari, 2009).

4. Metode Dinamika Kelompok dalam PIA

Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode dinamika kelompok dalam

PIA, yang meliputi:

a. Makna Dinamika Kelompok dalam PIA

Dinamika Kelompok adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu

kelompok di mana kelompok tersebut terdiri dari dua anak atau lebih yang

memiliki hubungan psikologis secara jelas. Artinya, antara anak satu dengan yang

lainnya saling mengenal, dan dalam kelompok tersebut terdapat suatu hubungan

timbal balik antara masing-masing anak. Dengan kata lain, anak-anak dalam suatu

kelompok dapat saling mengkomunikasikan pendapatnya untuk mencapai tujuan

bersama secara efektif dengan gembira, bebas, dan mendalam.

b. Tujuan Dinamika Kelompok dalam PIA

1) Memperdalam pemahaman iman anak akan Yesus Kristus melalui komunikasi

iman dengan teman-temannya dan peristiwa yang dijumpai dalam keseharian

mereka.

2) Menimbulkan rasa saling kerjasama dan saling menolong antar teman-

temannya.

3) Membangkitkan rasa solidaritas dalam anggota kelompok, saling menghargai

pendapat teman-temannya, dan sikap kritis menanggapi sesuatu.

Page 55: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

36

4) Meningkatkan kemandirian, termasuk mengikis ketergantungan pada orang

tuanya baik berhadapan pada suatu permasalahan yang harus dipecahkan,

mencari dan mendekati teman-temannya untuk berinteraksi aktif.

5) Menciptakan kegembiraan anak-anak dalam kegiatan PIA.

c. Fungsi Dinamika Kelompok dalam PIA

1) Meningkatkan keterlibatkan dalam menciptakan suasana yang baik dengan

teman-temannya.

2) Melalui dinamika kelompok anak dapat belajar kreatif dan efektif untuk

memecahkan masalah serta mengembangkan ide dan gagasannya.

3) Meningkatkan bakat dan ketrampilan anak, karena dalam dinamika kelompok

anak diajak untuk belajar berani tampil di depan teman-temannya.

4) Mampu memecahkan masalah secara efektif, karena melalui dinamika

kelompok segala pekerjaan dapat dikerjakan secara bersama-sama.

d. Batasan Usia Anak dalam Dinamika Kelompok

Anak-anak yang dapat terlibat dalam kegiaan dinamika kelompok ialah

anak-anak yang sudah memasuki usia 9-11 tahun. Anak-anak mulai berusaha

berelasi dalam kelompok sebaya karena mengalami perkembangan sosial.

Perkembangan sosial anak dimulai dari usia prasekolah sampai akhir masa

sekolah yang ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial mereka. Anak mulai

melepaskan diri dari keluarganya dan makin mendekatkan diri pada orang lain di

sekitarnya. Anak pada usia tersebut biasanya berusaha untuk menjadi anggota

suatu kelompok dan sudah mampu mengalami perasaan bahwa seseorang perlu

medukung dan didukung oleh orang-orang di luar keluarganya. Sehingga mereka

Page 56: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

37

mulai dapat belajar bersama, bermain bersama, hingga bekerjasama dengan

teman-temannya (Goretti, 1999:73).

5. Macam-macam Metode Dinamika Kelompok dalam PIA

a. Metode Permainan

Bentuk rekreasi yang paling sederhana bagi semua umur adalah permainan

kelompok. Banyak permainan jenis ini tidak memerlukan alat-alat apapun dan

dapat dilakukan di luar maupun di dalam rumah. Permainan kelompok dapat

dinikmati oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Melalui

permainan kelompok kita dapat mengambil banyak pelajaran, misalnya rasa

gotong-royong, menimbulkan keberanian, percaya diri, dan memberi kesempatan

memimpin anggota kelompok. Hal ini penting bagi setiap peserta untuk

berpartisipasi dalam permainan kelompok dan menikmatinya ( Gray Ethne, 1975:

23). Permainan merupakan salah satu metode yang dapat memperkembangkan

sikap sosial dan sikap saling menghargai orang lain. Oleh sebab itu, melalui

permainan anak-anak PIA dilibatkan dalam kelompok dan berhadapan dengan

teman-temannya yang berbeda dengan pribadinya. Melalui permainan dalam

kelompok, anak-anak diajak untuk menumbuhkan sikap perhatian dan menghargai

orang lain. Kemampuan yang telah dimiliki oleh orang lain seharusnya dimaknai

sebagai sesuatu yang sangat berguna dalam mengembangkan kemampuannya,

sehingga kemampuan yang telah mereka miliki akan semakin kaya dan terus

tumbuh dalam diri mereka. Dalam rangka kegiatan PIA, metode ini sangat penting

karena mampu membangkitkan semangat, minat anak-anak PIA, menumbuhkan

sikap kerja sama dan sikap solider kepada temannya.

Page 57: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

38

b. Metode Diskusi

Diskusi menurut Kamdhi (1995) adalah suatu proses berpikir bersama

untuk memahami suatu masalah, menemukan sebab-akibatnya, serta mencari jalan

keluar. Di lain pihak, berpikir bersama mengandaikan komunikasi dalam

kelompok, hubungan timbal-balik, kemufakatan, dan kebersamaan.

Dari definisi di atas, maka dapat diuraikan bahwa diskusi dalam kegiatan

PIA merupakan salah satu kegiatan untuk menumbuhkan keberanian anak-anak

dalam mengungkapkan pendapatnya. Melalui diskusi, maka anak-anak PIA dapat

termotivasi untuk dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan kesempatan

kepada teman-temannya untuk menggunakan pengetahuan dan informasi yang

telah dimiliki, mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang

rasa terhadap keragaman pendapat orang lain, serta dapat mengembangkan

kecerdasan interpersonal siswa.

Dengan menggunakan metode diskusi, peserta diajak untuk menggali

secara lebih mendalam sehubungan dengan materi yang sedang dibahas melalui

diskusi dengan teman-temannya (Lembaga Pengembangan Kateketik PUSKAT,

1993: 111).

c. Memainkan Suatu Kisah

Pada umumnya anak-anak menggemari bermacam-macam bentuk seni

drama, baik sebagai pelaku maupun penonton. Tetapi sebagai pelaku dalam

drama, anak akan lebih banyak belajar daripada sebagai penonton. Maka setiap

anak hendaknya diberi kesempatan untuk menjadi pelaku. Anak-anak juga perlu

belajar sebagai penonton yang sopan, serta dapat menghargai permainan teman-

temannya. Penggunaan seni drama untuk melatih anak-anak bekerja sama dalam

Page 58: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

39

kelompok, yang paling penting adalah perkembangan pribadi anak-anak yang

berpartisipasi dan bukan penyajian pertunjukan yang sempurna kepada para

penonton ( Gray Ethne, 1975: 36). Metode ini digunakan untuk mengajak peserta

PIA dalam rangka mendalami materi pertemuan serta proses pendampingan

melalui dramatisasi. Anak-anak akan merasa senang sebab mereka dapat

mengekspresikan dirinya di depan teman-temanya. Malalui metode dramatisasi

ini, anak dilatih untuk memahami perasaan orang lain, berkreasi, bertanggung

jawab, mendengarkan pendapat orang lain, bekerja sama dengan orang lain,

berinisiatif, serta belajar mengambil keputusan dalam kelompok.

d. Outbound

Outbound adalah suatu kegiatan di alam terbuka yang mendasarkan pada

pengalaman langsung yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi,

dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dalam kegiatan outbound,

peserta secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan

aktivitas langsung tersebut, peserta akan segera mendapat umpan balik mengenai

dampak dari kegiatan yang dilakukan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pengembangan diri masing-masing (Ancok, 2003: 41). Kegiatan outbound sering

dipakai karena metode ini merupakan simulasi kehidupan yang komplek yang

dibuat menjadi sederhana, metode ini menggunakan pendekatan metode belajar

melalui pengalaman. Oleh karena adanya pengalaman langsung terhadap sebuah

fenomena, orang dengan mudah menangkap esensi pengalaman itu. Selain hal

tersebut, metode ini juga penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan,

ciri ini membuat orang merasa senang di dalam pelaksanaan kegiatan (Ancok,

2003: 4). Bermain merupakan hal yang dekat dengan anak. Dengan bermain anak

Page 59: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

40

dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi, dan rasa ingin tahu serta

meningkatkan rasa percaya dirinya. Kegiatan outbound membentuk pola pikir

yang kreatif, meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi

serta membentuk unsur-unsur ketangkasan, kebersamaan, keberanian dalam

memecahkan masalah. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang

menuju sebuah pendewasaan diri.

Melalui kegiatan outbound, anak-anak PIA akan mendapatkan manfaat

yang beragam. Manfaat tersebut antara lain anak-anak dapat memperoleh

pengalaman baru, dapat memacu rasa keberanian, membangun rasa kebersamaan,

menciptakan komunikasi yang efektif antar sesama, kemampuan bertindak sesuai

dengan situasi dan kondisi, memahami setiap kelebihan maupun kekurangan yang

ada pada dirinya maupun orang lain, dan dapat menimbulkan rasa saling

menghargai dalam setiap keputusan.

Page 60: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

BAB III

GAMBARAN UMUM PIA DI WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI

MLATI YOGYAKARTA

Dalam bab III ini penulis akan membahas tentang gambaran umum

Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

Gambaran tentang pelaksanaan kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara akan

dapat dipahami secara lebih jelas jika penulis terlebih dahulu mendalami tentang

situasi umum Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta dilihat dari letak geografis

dan gambaran situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara. Kemudian

penulis akan memaparkan tentang PIA dalam pelaksanaannya di wilayah dan hasil

penelitian di lapangan beserta pembahasannya. Akhirnya penulis merangkum

permasalahan pokok sehubungan dengan kegiatan Pendampingan Iman Anak

tersebut.

A. SITUASI UMUM WILAYAH DONOHARJO UTARA YOGYAKARTA

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Wilayah Donoharjo Utara

Paroki Mlati Yogyakarta pada tanggal 9 Juli 2009 , maka dalam bagian ini penulis

akan memaparkan mengenai letak Wilayah Donoharjo Utara, gambaran situasi

anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara dan Pendampingan Iman Anak dalam

pelaksanaannya di wilayah.

1. Gambaran Wilayah Donoharjo Utara

Wilayah Donoharjo Utara merupakan bagian dari Paroki Mlati, Yoyakarta.

Wilayah ini berdasarkan letak geografisnya berada di sebelah utara dari Paroki

Page 61: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

42

Mlati, Yogyakarta dan berada di Kelurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik,

Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas-batas Wilayah

Donoharjo Utara yakni:

a. Batas Timur : berbatasan dengan Paroki Banteng

b. Batas Barat : berbatasan dengan Paroki Somoitan

c. Batas Utara : berbatasan dengan Paroki Pakem

d. Batas Selatan : berbatasan dengan wilayah Donoharjo Selatan

Di Wilayah Donoharjo Utara terdapat empat lingkungan yaitu lingkungan Ngepas

(St. Robertus), Gondanglutung (St. Paulus), Brengosan (St. Yusuf) dan Kayunan

(St. Stefanus).

Kegiatan-kegiatan menggereja yang dilakukan oleh umat Wilayah

Donoharjo Utara antara lain: kegiatan sosial yang meliputi: Arimatea, Tabungan

Cinta Kasih, Sosial Ekonomi, PSE, PIA (Pendampingan Iman Anak), MUDIKA

(Muda Mudi Katolik), PIR (Pendampingan Iman Remaja), Pasutri Keluarga

Katolik Muda, Paguyuban Pangruktiloyo, ibu-ibu WK, Misa di Kapel 1 bulan 2

kali yaitu setiap minggu ke II dan IV, Misa Wilayah, dan pertemuan Lingkugan.

Wilayah Donoharjo Utara terdiri dari umat yang berekonomi atas,

menengah, dan bawah. Mereka pada umumnya berekonomi menengah ke bawah.

Pekerjaan umat di Wilayah Donoharjo Utara bervariasi, ada yang menjadi

pengusaha, mendirikan pertokoan, kepala sekolah, pegawai negeri, guru, pegawai

swasta, membuka warung, sopir, penjahit, tukang kayu, petani, buruh pabrik, dan

pedagang kecil.

Jumlah umat di Wilayah Donoharjo Utara selalu berubah, kadangkala

bertambah, kadangkala berkurang. Bertambahnya umat karena penerimaan

Page 62: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

43

Sakramen Baptis baik baptisan bayi maupun dewasa dan pertambahan umat yang

datang dan menetap dari luar kota. Sedangkan umat berkurang karena kematian

dan kepindahan umat Katolik Wilayah Donoharjo Utara ke daerah lain, seperti

bekerja di luar kota. Menurut data terakhir dari buku Perjalanan Gereja Katolik

Santo Aloysius Gonzaga Mlati yang disusun oleh Tim Penulis Sejarah Gereja

Mlati tahun 2006, jumlah umat Katolik Wilayah Donoharjo Utara adalah 93

Kepala Keluarga dan 298 jiwa, dengan rincian sebagai berikut: Lingkungan

Ngepas (St. Robertus) terdiri dari 24 KK 87 jiwa; Lingkungan Kayunan (St.

Sefanus) terdiri dari 32 KK 90 jiwa; Lingkungan Gondanglutung (St. Paulus)

terdiri dari 20 KK 64 jiwa dan Lingkungan Brengosan (St. Yusuf) terdiri dari 17

KK 298 jiwa [Lampiran 5 h. (6)].

2. Situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara

Secara umum situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara memiliki

latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari yang berkecukupan menengah atas

(kaya) maupun ekonomi menengah ke bawah (miskin). Rata-rata mereka masih

duduk di bangku Sekolah Dasar, namun ada pula yang masih duduk di Taman

Kanak-Kanak. Sebagian besar mereka berasal dari suku Jawa, namun ada pula

yang berasal dari keturunan Palembang [Lampiran 5 h. (5)].

3. PIA dalam pelaksanaannya di wilayah

Kegiatan-kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati untuk

saat ini meliputi: latihan koor, tugas koor di Kapel Wilayah, dan tugas koor di

Paroki. Pelaksanaan PIA dilakukan 1 bulan 2 kali yaitu minggu I dan III dari

Page 63: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

44

pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30 di Kapel St Petrus. Kegiatan PIA tersebut

bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan iman anak-anak agar mereka

dapat mengerti dan memahami ajaran-ajaran kristiani dalam hidupnya baik dalam

sikap maupun perbuatan [Lampiran 5 h. (6)].

B. PENELITIAN TENTANG PELAKSANAAN PIA DI WILAYAH

DONOHARJO UTARA YOGYAKARTA

Gambaran umum Wilayah Donoharjo Utara akan dilengkapi dengan

penelitian tentang pelaksanaan kegiatan Pendampingan Iman Anak di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Bagian ini akan membicarakan

mengenai persiapan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan tentang

pelaksanaan kegiatan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara.

1. Persiapan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang aktual tentang

pelaksanakan Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara

Yogyakarta.

a. Latar Belakang

Pendampingan Iman Anak merupakan tugas seluruh umat beriman kristiani.

Namun secara khusus orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam

pendidikan iman anak. Ditegaskan dalam Konsili Vatikan II, khususnya di dalam

Deklarasi tentang pendidikan Kristiani, bahwa orangtua memiliki kewajiban

dalam medidik anak-anaknya, oleh sebab itu orangtualah yang harus diakui

menjadi pendidik pertama dan utama dalam memperkembangkan putera-puteri

mereka. Orangtua memiliki peran dalam mendidik anak-anaknya khusunya dalam

Page 64: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

45

keluarga, namun dalam medidik anak-anak juga memerlukan bantuan masyarakat.

Maka dari itu, selain orang tua masyarakat pun mempunyai kewajiban untuk

menolongnya (GE, art. 3).

Dalam hal ini orang tua memiliki peranan dan tanggung jawab yang sangat

penting dalam mendidik anak-anaknya supaya anak-anak mereka mempunyai

sikap dan wawasan akan iman Kristiani, serta dapat mewujudkan nyatakan

imannya dalam hidup sehari-hari. Akan tetapi sering kali orang tua memiliki

berbagai macam kesibukan, hal itu membuat sebagian besar orang tua tidak

banyak memiliki waktu untuk memberikan pendidikan iman kepada anak mereka,

sehingga orang tua membutuhkan bantuan masyarakat Gereja yaitu para

pendamping PIA.

Namun pada akhir-akhir ini banyak terjadi kemunduran dalam kegiatan

PIA yang disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya: metode yang digunakan

dalam kegiatan PIA kurang menarik bagi anak-anak serta kesibukan para

pendamping PIA. Kurangnya minat anak-anak untuk hadir dalam kegiatan PIA itu

mulai kelihatan di Wilayah Donoharjo Utara. Oleh sebab itu penulis

melaksanakan penelitian untuk memperoleh data yang nyata tentang pelaksanaan

kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara, sehingga dengan itu penulis dapat

memberikan usulan program kaderisasi bagi para pendamping PIA dalam rangka

memperkembangkan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

b. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari 1 variabel bebas

dan 1 variabel terikat. Variabel bebas merupakan karakteristik yang dimanipulasi

untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel

Page 65: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

46

ini berdasarkan fungsinya sering disebut sebagai variabel pengaruh karena

berfungsi untuk mempengaruhi variabel lain. Variabel terikat yaitu karakteristik

yang berubah atau mengganti variabel bebas, variabel ini dipengaruhi oleh

variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau

variabel terpengaruhi (Narbuko dan Achmadi, 2007: 119). Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah metode dinamika kelompok dan yang menjadi variabel

terikat adalah Pendampingan Iman Anak. Kedua variabel dalam penelitian ini

dapat didefinisikan sebagai berikut:

1) Metode Dinamika Kelompok

Metode dinamika kelompok merupakan salah satu cara yang dapat dipakai

dalam suatu kegiatan, di mana tindakan yang diambil oleh setiap individu dalam

kegiatan tersebut apabila disatukan akan menghasilkan suatu kekuatan yang dapat

dimanfaatkan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Sehingga

individu mendapatkan pengalaman belajar dan tidak menutup kemungkinan untuk

berkembang.

2) Pendampingan Iman Anak

Pendampingan Iman Anak adalah pendampingan iman yang

diselenggarakan oleh Gereja untuk memperkembangkan iman anak. Dalam Gereja

Pendampingan Iman Anak sering kali disebut dengan istilah PIA, namun istilah

PIA bukan satu-satunya istilah karena ada banyak istilah lain di berbagai Paroki

dan Keuskupan, yaitu Bina Iman Anak (BIA), Bina Iman Anak Katolik (BIAK),

Sekolah Minggu, dan sebagainya (Komisi Kateketik KAS, 2008:7).

Pendampingan Iman Anak merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh umat

beriman kristini. Namun secara nyata orang tua adalah pendidik utama dan

Page 66: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

47

pertama dalam pendidikan iman anak. Tugas mendidik anak adalah wewenang

orang tua, tetapi diakui pula bahwa tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat

dan jemaat beriman. Maka di samping orang tua, orang lain pun dapat

menolongnya.

a) Kisi-kisi wawancara dengan pengurus wilayah mengenai gambaran

umum Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta

No Daftar Pertanyaan No. Soal

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Letak geografis Wilayah Donoharjo Utara

Kegiatan menggereja yang dilakukan oleh umat

Gambaran situasi anak-anak

Kegiatan PIA dalam pelaksanaannya di

Wilayah Donoharjo Utara

Kondisi ekonomi umat

Jumlah dan perkembangan umat

Penilaian responden terhadap kegiatan PIA di

Wilayah Donoharjo Utara

Harapan responden untuk PIA ke depan

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

A8

b) Kisi-kisi wawancara bagi para pendamping PIA

No Variabel Aspek yang Diuji No. Soal

1 Metode

Dinamika

Kelompok

• Metode dalam PIA

• Metode dinamika

• B6, B7,

B8, B9

• B13,

Page 67: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

48

kelompok dalam PIA B14,

B15,

B16

2 Pendampingan

Iman Anak

• Persiapan dalam PIA

• Pelaksanaan PIA

• Keterlibatan anak dalam

PIA

• Kesulitan dalam

pelaksanaan PIA

• Usaha untuk mengatasi

masalah yang ada

• B1, B2,

B4

• B3, B5,

B12

• B10, B11

• B17

• B18

2. Metodologi Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis mencoba

melakukan penelitian sederhana. Beberapa hal yang dibutuhkan dalam penelitian

ini antara lain:

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Metodologi kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati

(Moleong, 2006:4). Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan

Page 68: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

49

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

misalnya: perilaku, motivasi, presepsi, tindakan (Moleong, 2006:6).

b. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian berada di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2009 sampai dengan

tanggal 16 Juli 2009.

c. Responden Penelitian

Responden penelitian ini terdiri dari 2 pengurus wilayah dan 10

pendamping PIA Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

Keseluruhan responden berjumlah 12 orang, responden selengkapnya dapat dilihat

di dalam lampiran [Lampiran 3 h. (3)].

d. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini instrumen utama ialah peneliti, yang

dilakukan dengan pendekatan wawancara dan observasi. Teknik pengumpulan

data yang dilakukan penulis adalah wawancara. Wawancara dengan pengurus

wilayah dilakukan untuk memperoleh data mengenai gambaran umum Wilayah

Donoharjo Utara Yogyakarta. Sedangkan wawancara dengan para pendamping

PIA dilakukan untuk memperoleh data penelitian tentang pelaksanaan PIA di

Wilayah Donoharjo Utara Yogyakarta.

Adapun pertanyaan-pertanyaan dipersiapkan penulis sebelum

melaksanakan penelitian dan pertanyaan tersebut diarahkan untuk mendapatkan

informasi-informasi sehubungan dengan topik yang dikerjakan. Penulis memilih

pendekatan kualitatif karena wawancara mempunyai beberapa kelebihan, di

antaranya: responden merasakan kehangatan dan sikap simpatik dari pihak

Page 69: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

50

pewawancara, responden dapat mengutarakan perasaannya atau pandangannya

secara bebas (Narbuko dan Achmadi, 2007:88). Kelebihan lainnya dari

wawancara ialah sifatnya luwes, metode wawancara cocok dipakai untuk alat

verifikasi data yang diperoleh dengan jalan observasi, tanpa mengenal batas umur

dan pendidikan responden selama dapat memberikan jawaban (Narbuko dan

Achmadi, 2007:97).

e. Keabsahan Data

Keabsahan data yang diperoleh dari wawancara diusahakan dengan cara

validitas. Reliabilitas data dilakukan dengan memberikan laporan tertulis

mengenai wawancara yang telah dilaksanakan untuk dibaca dan bila ada yang

kurang dapat diperbaiki oleh responden.

f. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang telah

masuk, kemudian data-data tersebut dikelompokkan sesuai dengan permasalahan.

Teknik yang terakhir ialah dengan cara penarikan kesimpulan.

3. Hasil penelitian

Dalam penelitian ini penulis mewawancarai 12 responden yang terdiri dari

2 pengurus wilayah dan 10 pendamping PIA. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan

pada tanggal 3 Juli 2009 sampai dengan tanggal 16 Juli 2009. Waktu yang

digunakan tidak tentu, kadang siang, sore, bahkan malam hari. Hal ini disebabkan

karena kesibukan dari responden maupun peneliti. Sehingga waktunya santai dan

tidak terlalu formal. Berikut ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh

Page 70: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

51

peneliti melalui wawancara. Data yang penulis dapatkan akan diuraikan sesuai

dengan daftar pertanyaan seperti tertulis di bawah ini.

a. Menurut pengalaman anda, apa tujuan PIA itu?

Mengenalkan dan mendidik ajaran Tuhan Yesus secara dini sesuai dengan

iman kristiani : R1, R3, R5, R9, R10 (50%)

Memperkembangkan iman dan sosialisasi dengan teman-teman : R2, R6, R7

(30%)

Agar mendalam dalam hal iman : R4 (10%)

Agar anak dapat kerjasama : R8 (10%)

b. Menurut anda apa saja ciri khas PIA itu?

Gembira : R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9, R10 (100%)

Ada unsur rohani : R2, R5 (20%)

Menggereja : R4 (10%)

Bermain : R5 (10%)

Berkumpul : R6 (10%)

c. Bagaimana pelaksanaan kegiatan PIA yang ada di Wilayah? Apakah berjalan

rutin, terprogam atau kegiatan apa adanya?

Rutin : R1, R3, R4 (30%)

Tidak terprogram : R2 (10%)

Apa adanya : R5, R6, R7, R8, R9, R10 (60%)

d. Apakah sebelum mendampingi PIA anda terlebih dahulu membuat persiapan

tertulis?

Tidak : R1, R2, R3, R7, R8, R9, R10 (70%)

Jarang membuat persiapan tertulis : R4, R5, R6 (30%)

Page 71: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

52

e. Sarana apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan PIA?

Papan tulis : R1, R2, R3 (30%)

Kitab suci : R1, R3, R4, R5, R6 (50%)

Alat tulis : R1, R9, R10 (30%)

Gitar : R2, R4 (20%)

Koran : R5 (10%)

Buku cerita : R7, R8, R9, R10 (40%)

Kertas lipat : R7 (10%)

Pensil warna : R8 (10%)

Buku gambar : R8, R9, R10 (30%)

f. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam kegiatan PIA?

Dramatisasi : R1 (10%)

Permainan : R1, R4, R9 (30%)

Bercerita : R1, R2, R5, R6, R7, R8, R9, R10 (80%)

Tanya jawab : R2 (10%)

Deklamasi : R3 (10%)

Bernyanyi : R4 (10%)

g. Metode apa saja yang sering anda gunakan dalam PIA?

Dramatisasi : R1 (10%)

Tanya jawab : R2 (10%)

Metode deklamasi : R3 (10%)

Bernyanyi : R4, R7, R8 (30%)

Membuat doa : R5 (10%)

Bercerita : R6, R9 (20%)

Page 72: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

53

Permainan : R10 (10%)

h. Apakah metode tersebut memiliki tujuan dan bermanfaat bagi anak-anak PIA?

Ya, memiliki tujuan dan manfaat : R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9 (90%)

Kadang-kadang tidak memiliki tujuan dan manfaat: R10 (10%)

i. Apakah metode tersebut efektif digunakan dalam PIA?

Efektif : R1, R3, R4, R5, R6, R8, R9 (70%)

Tidak efektif : R2, R7, R10 (30%)

j. Bagaimana keterlibatan anak-anak atas kegiatan PIA yang dilaksanakan di

Wilayah, apakah mereka sangat tertarik, biasa-biasa saja, atau mereka masa

bodoh?

Tertarik : R1, R3, R7 (30%)

Biasa-biasa saja : R2, R6, R8, R9 (40%)

Masa Bodoh : R4, R5, R10 (30%)

k. Bagaimanakah perasaan anak-anak ketika mengikuti proses kegiatan PIA?

Apakah senang, biasa-biasa saja atau tidak senang?

Senang : R1, R2, R3, R7 (40%)

Biasa-biasa saja : R6 (10%)

Tidak senang : R4, R5, R8, R9, R10 (50%)

l. Kegiatan seperti apa yang anak-anak sukai dalam PIA?

Dinamika kelompok: R1, R5, R7 (30%)

Permainan : R2, R3, R6, R9, R10 (50%)

Outbound : R4 (10%)

Mewarnai gambar : R8 (10%)

Page 73: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

54

m. Apakah anda pernah menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan

PIA? Jika pernah, metode dinamika kelompok seperti apa yang pernah anda

gunakan?

Pernah, metode dramatisasi: R1, R6 (20%)

Pernah, metode diskusi : R2, R8 (20%)

Pernah, metode permainan : R3, R4, R5, R7, R9, R10 (60%)

n. Apakah metode dinamika kelompok bermanfaat dalam kegiatan PIA? Jika ada,

seperti apa manfaat itu?

Metode tersebut bermanfaat, lebih asik dan anak-anak lebih memperhatikan :

R1, R2 (20%)

Metode tersebut bermanfaat, karena melatih anak untuk kerja sama: R3, R4, R9

(30%)

Metode tersebut bermanfaat, karena anak-anak menjadi kompak, percaya diri,

kerja sama, merasa tidak sendiri dan senang : R5, R7, R10 (30%)

Metode tersebut bermanfaat, karena anak dapat menjadi kreatif : R6 (10%)

Metode tersebut bermanfaat, karena anak menjadi berkembang, dapat tukar

pikiran, bekerja sama R8 (10%)

o. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat

anak dalam mengikuti PIA?

Ya, dapat menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA: R1, R2,

R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9, R10 (100%)

p. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan

dalam kegiatan PIA?

Page 74: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

55

Ya, metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan dalam kegiatan PIA:

R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7, R8, R9, R10 (100%)

q. Permasalahan atau keprihatinan apa yang dialami berkaitan dengan kegiatan

PIA di Wilayah?

Kegiatan PIA mengalami kemacetan, karena kesibukan pendamping dan

kurang dukungan dari orang tua : R1, R5, R6, R8, R10 (50%)

Bosan dengan metode yang sering digunakan : R2 (10%)

Anak-anak susah diatur, tidak memperhatikan : R3 (10%)

Kekurangan pendamping, sarana dan dana : R4 (10%)

Kekurangan materi : R7 (10%)

Anak-anak kurang berminat mengikuti PIA : R9 (10%)

r. Usaha apa yang dilakukan oleh pendamping untuk mengatasi permasalahan

tersebut?

Mencari pendamping baru :R1 (10%)

Pertukaran pendamping :R2(10%)

Diancam agar memperhatikan :R3(10%)

Pendamping membuat paguyuban :R4(10%)

Belum dipikirkan :R5, R8, R9, R10 (40%)

Memberi undangan :R6(10%)

Mencari informasi tentang materi PIA :R7(10%)

Page 75: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

56

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan pembahasan dari hasil penelitian yang dilakukan

oleh peneliti melalui metode wawancara pada para pendamping PIA Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta:

a. Tujuan PIA

Dari hasil penelitian, sebagian besar responden (50%) mengungkapkan

bahwa PIA memiliki tujuan untuk mengenalkan dan mendidik anak tentang

ajaran Tuhan Yesus secara dini sesuai dengan iman kristiani mereka. Selain itu

menurut 3 responden (30%), PIA memiliki tujuan untuk memperkembangkan

iman serta sosialisasi dengan teman-temannya. Di samping itu juga bertujuan

untuk memperdalam iman, mendidik serta agar anak dapat saling bekerjasama

(10%).

PIA memiliki tujuan untuk meningkatkan dan memperdalam pemahaman

agama kristiani ke arah penghayatan iman yang nyata sesuai dengan

perkembangan jiwa anak, dengan mengacu kepada sikap dan pribadi Yesus,

menghidupkan penghayatan iman anak melalui komunikasi iman dengan orang

lain melalui teman-temannya dan peristiwa yang dijumpai. Memupuk sikap rasa

saling kerjasama, saling menolong, menghargai dan sikap kritis menanggapi

sesuatu (Goretti, 1999:18). Pernyataan ini sangat sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh para Pendamping PIA bahwa PIA memiliki tujuan untuk

mengenalkan dan mendidik anak tentang ajaran Tuhan Yesus secara dini sesuai

dengan iman kristiani mereka, memperkembangkan iman anak melalui

komunikasi iman dengan orang lain melalui teman-temannya, serta mampu untuk

bekerjasama.

Page 76: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

57

b. Ciri khas PIA

Ciri khas PIA menurut responden adalah gembira. Hal ini diungkapkan

oleh seluruh responden (100%). Ciri lainnya adalah dalam kegiatan PIA terdapat

unsur kerohanian. Sebanyak 2 responden (20%) memaparkan hal tersebut.

Menggereja, bermain, dan berkumpul juga merupakan ciri PIA menurut

responden. Gorreti (1999: 19-20) memaparkan bahwa PIA memiliki ciri gembira,

bebas, bermain, mendalam, beriman, dan menjemaat. Hal ini sesuai dengan

jawaban yang diungkapkan oleh para Pendamping PIA bahwa ciri khas PIA

meliputi suasana yang menggembirakan, bermain, bebas, beriman, dan mendalam.

Sehingga dalam kegiatan PIA tidak hanya terdapat unsur menyenangkan saja,

namun juga secara mendalam. Dengan hal itu maka anak-anak dalam mengikuti

kegiatan PIA dapat mendalami iman Kristus dengan suasana yang gembira.

c. Pelaksanaan kegiatan PIA yang ada di Wilayah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan PIA di

Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta selama ini dilakukan dengan

apa adanya. Pendamping kurang mempersiapkan pelaksanaan PIA dan tidak

membuat program pelaksanaan secara tertulis. Hal ini ditunjukkan oleh 6

responden (60%) menjawab kegiatan dilaksanakan dengan apa adanya. Selain itu

sebanyak 3 responden (30%) mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan PIA

dilakukan secara rutin. Hal ini didukung oleh jawaban 1 orang responden (10%)

yang mengatakan bahwa pelaksanaan PIA dilakukan dengan tidak terprogram.

Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo

Utara Paroki Mlati Yogyakarta cenderung dilaksanakan tidak rutin dan kegiatan

dilakukan dengan apa adanya dan tidak terprogram. Program memiliki peranan

Page 77: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

58

yang penting dalam pelaksanaan kegiatan PIA, agar pelaksanaan PIA dapat

terlaksana susuai dengan tujuan dan arah yang diharapkan. Sehingga dengan

program terencana kegiatan PIA dapat berjalan dengan efektif

d. Persiapan tertulis dalam mendampingi PIA

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap pendamping

PIA dapat dilihat bahwa sebanyak 7 responden (70%) tidak membuat persiapan

secara tertulis dalam pelaksanaan PIA. Hal ini mendukung hasil wawancara point

c bahwa pendamping tidak melaksanakan kegiatan PIA dengan persiapan yang

cukup baik. Selain itu sebanyak 3 responden (30%) mengatakan bahwa selama ini

mereka jarang membuat persiapan secara tertulis. Dengan hal ini dapat dikatakan

bahwa sebagian besar para pendamping PIA tidak membuat persiapan secara

tertulis. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh

Suhardiyanto (2006) bahwa dalam pelaksanaan kegiatan PIA persiapan tertulis

penting untuk dipersiapkan karena tanpa persiapan tertulis ada beberapa bahaya,

antara lain pendampingan menjadi tak terarah karena pikiran manusia mudah ke

mana-mana atau meloncat-loncat, pendampingan cenderung menjadi pelaksanaan

ide sesaat sehingga kesinambungan sulit terjadi, kesulitan bagi pendamping

pengganti untuk membantu bila pendamping yang biasanya melayani berhalangan

(Suhardiyanto, 2006).

e. Penggunaan sarana dalam kegiatan PIA

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui sebanyak 5 responden

(50%) mengatakan bahwa sarana yang paling sering digunakan dalam kegiatan

PIA adalah Kitab Suci. Buku cerita juga merupakan sarana yang digunakan dalam

kegiatan PIA. Hal ini diungkapkan oleh 4 responden (40%). Sarana lainnya adalah

Page 78: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

59

papan tulis, alat tulis, buku gambar (30%). Selain itu juga terdapat sarana-sarana

lain yakni gitar, koran, kertas lipat, dan pensil warna. Sarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat bantu untuk mencapai maksud dan tujuan proses

pendampingan. Sarana yang tepat harus mengandung unsur indrawi, permainan,

populer dan edukatif (Komisi Kateketik KAS, 2008:42).

f. Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan PIA.

Dari 8 orang responden (80%) mengungkapkan bahwa metode yang dapat

digunakan dalam kegiatan PIA antara lain: metode bercerita. Metode permainan

juga merupakan metode yang dapat digunakan, hal ini diungkapkan oleh 3

responden (30%). Selain itu juga terdapat metode-metode lain yaitu dramatisasi,

tanya jawab, deklamasi, bernyanyi (10%). Pendamping dapat menggunakan aneka

metode yang tepat dan sederhana, tetapi menarik, menyenangkan dan membantu

untuk mengembangkan kepribadian dan iman anak-anak. Dalam memilih dan

menggunakan metode, pendamping diharapkan memperhitungkan beberapa unsur

antara lain: gerak, irama, lagu, permainan, cerita, dan sebagainya yang bersifat

partisipatif, eksploratif, sosial, dan variatif (Komisi Kateketik KAS, 2008: 44-45).

g. Metode yang sering digunakan dalam PIA

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa metode yang selama ini

sering digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara

adalah bernyanyi. Hal ini diungkapkan oleh 3 responden (30%). Selain itu 2

responden mengungkapkan bahwa metode yang juga sering digunakan adalah

bercerita (20%). Metode dramatisasi, tanya jawab, deklamasi, dan permainan

merupakan metode yang pernah digunakan namun jarang digunakan oleh para

pendamping PIA.

Page 79: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

60

h. Tujuan dan manfaat metode bernyanyi dan bercerita bagi anak-anak PIA

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh metode-metode yang selama ini

digunakan memiliki manfaat dan tujuan. Hal ini didukung oleh 9 responden

(90%). Namun terdapat responden yang mengatakan bahwa metode yang

diungkapkannya kadang-kadang tidak memiliki tujuan dan manfaat (10%).

Melalui metode yang ada, anak-anak diharapkan merasa krasan dan bahagia

melalui kegiatan PIA, tidak merasa jenuh (Komisi Kateketik KAS, 2008: 44).

Setiap metode yang digunakan dalam pelaksanaan PIA hendaknya memiliki

manfaat dan tujuan yang jelas bagi anak-anak, serta menjadikan suasana kegiatan

PIA menyenangkan. Dengan demikian metode tersebut dapat mendukung anak-

anak dalam memperkembangkan imannya.

i. Keefektifan metode yang pernah digunakan selama pelaksanaan PIA

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode yang pernah

digunakan oleh pendamping efektif. Hal ini diungkapkan oleh 7 responden (70%).

Namun ada pula yang mengungkapkan bahwa metode yang selama ini digunakan

dalam kegiatan PIA tidak efektif, hal ini diungkapkan oleh 3 responden (30%).

Artinya metode yang selama ini dipakai oleh para pendamping PIA dianggap

memiliki tujuan dan manfaat bagi anak-anak PIA. Meskipun demikian, tidak

semua metode yang sering digunakan memiliki manfaat dan memiliki tujuan yang

jelas. Efektif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) adalah sesuatu yang

dapat membawa hasil, berhasil guna. Melalui definisi tersebut, dapat diartikan

bahwa metode yang selama ini digunakan dalam kegiatan PIA berhasil dan

berguna, namun tidak sepenuhnya berhasil karena ada 3 responden yang

Page 80: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

61

mengungkapkan bahwa metode yang selama ini mereka gunakan tidak

membuahkan hasil sesuai dengan tujuan PIA.

j. Keterlibatan anak-anak atas kegiatan PIA yang dilaksanakan di Wilayah.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat diketahui sebanyak 4

orang responden (40%) mengungkapkan bahwa keterlibatan anak-anak terhadap

kegiatan PIA biasa-biasa saja. Di samping itu, sebanyak 3 responden (30%) juga

mengungkapkan bahwa terdapat anak-anak yang nampak tertarik untuk terlibat

dalam kegiatan PIA yang dilaksanakan di wilayah. Namun demikian sebanyak

30% responden mengungkapkan adanya beberapa anak yang bersikap masa

bodoh.

k. Perasaan anak-anak ketika mengikuti proses kegiatan PIA.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebanyak 5 orang

responden (50%) mengungkapkan adanya perasaan tidak senang yang nampak

pada anak-anak selama mengikuti kegiatan PIA. Namun di lain sisi, terdapat 4

responden (40%) yang mengungkapkan bahwa anak-anak merasa senang saat

mengikuti kegiatan PIA. Dan 1 responden mengatakan perasaan anak-anak biasa-

biasa saja dalam mengikuti kegiatan PIA. Sesuai data di atas terlihat bahwa

perasaan anak-anak selama mengikuti kegiatan PIA tidak sepenuhnya merasa

senang. Kehidupan anak berkaitan erat dengan suasana gembira, dengan suasana

kegembiraan tersebut anak akan dapat tumbuh berkembang secara baik, maka

diharapkan dalam kegiatan PIA anak merasa senang dan pada akhirnya mereka

akan merasa kerasan dalam mengikuti kegiatan PIA, oleh karena itu tidak

menutup kemungkinan untuk mekarnya benih iman dalam diri anak-anak.

Berdasarkan pendapat responden, yakni sebanyak 50%, mengungkapkan bahwa

Page 81: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

62

perasaan anak tidak senang dalam mengikuti kegiatan PIA. Perasaan tidak senang

selama proses kegiatan PIA tidak sesuai dengan yang diungkapkan oleh Goretti

(1999), bahwa dalam kegiatan PIA perlu tercipta suasana yang menyenangkan,

menggembirakan, menarik sehingga anak-anak merasa kerasan dan selalu ingin

berkumpul lagi (Goretti, 1999:19).

l. Kegiatan-kegiatan yang disukai anak-anak selama kegiatan PIA.

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa pelaksanaan PIA meliputi

berbagai macam kegiatan. Kegiatan permainan merupakan kegiatan yang paling

disukai oleh anak-anak. Hal ini diungkapkan oleh 5 orang responden (50%).

Selain itu terdapat bentuk kegiatan lain yang disukai oleh anak-anak yaitu

kegiatan dinamika kelompok (30%), outbound dan mewarnai gambar sebanyak

10%.

m. Penggunaan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA.

Semua responden menjawab bahwa mereka pernah menggunakan metode

dinamika kelompok dalam kegiatan PIA. Metode dinamika kelompok yang

pernah digunakan oleh para pendamping PIA antara lain: metode dramatisasi,

metode diskusi, dan metode permainan. Metode permainan dalam kelompok

merupakan salah satu metode yang paling diminati oleh anak-anak PIA (60%).

Menurut Komisi Kateketik KAS (2008:46), outbound, aneka permainan yang

menghibur namun mendidik termasuk dalam metode dinamika kelompok. Namun

metode dinamika kelompok secara keseluruhan dalam pelaksanaannya jarang

digunakan oleh pendamping dalam kegiatan PIA. Hal ini terlihat dari jawaban

responden di atas bahwa penggunaan metode dinamika kelompok sudah pernah

Page 82: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

63

digunakan oleh para pendamping PIA, namun metode dinamika kelompok tidak

selalu menjadi metode yang sering digunakan dalam kegiatan PIA.

n. Manfaat yang diperoleh anak-anak PIA dengan penggunaan metode dinamika

kelompok dalam kegiatan PIA

Semua responden menjawab bahwa penggunaan metode dinamika

kelompok ada manfaatnya. Manfaat metode dinamika kelompok dalam kegiatan

PIA antara lain: dapat melatih anak untuk berkerja sama. Hal ini diungkapkan

oleh 3 orang pendamping (30%). Manfaat lainnya adalah anak-anak menjadi

kompak, percaya diri, merasa tidak sendiri dan senang (30%), lebih asyik dan

anak-anak lebih memperhatikan, anak menjadi berkembang, bertukar pikiran,

anak dapat menjadi kreatif. Pernyataan ini sangat sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Purwandari (2009) bahwa dinamika kelompok memiliki

manfaat antara lain kerjasama, saling membantu, berinteraksi dengan individu

yang lain (Purwandari, 2009).

o. Apakah metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam

mengikuti PIA?

Semua responden mengungkapkan bahwa metode dinamika kelompok

dapat menumbuhkan minat anak untuk mengikuti PIA. Selain itu metode

dinamika kelompok merupakan metode yang efektif digunakan dalam proses

kegiatan PIA. Hal ini diungkapkan oleh kesepuluh responden (100%).

p. Permasalahan atau keprihatinan yang berkaitan dengan kegiatan PIA di

Wilayah.

Sebagian besar permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kegiatan

PIA di wilayah adalah terjadinya kemacetan dalam pelaksanaan kegiatan PIA. Hal

Page 83: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

64

ini diungkapkan oleh responden 6 responden (60%). Kemacetan tersebut terjadi

karena kesibukan dari para pendamping PIA itu sendiri dan kurangnya dukungan

dari para orang tua anak-anak PIA (50%), serta terbatasnya jumlah pendamping,

sarana dan dana (10%). Di samping itu terdapat juga masalah yang berkaitan

dengan keterbatasan materi dan metode (40%). Masalah tersebut antara lain: rasa

jenuh terhadap metode (10%), kekurangan materi (10%), kurangnya minat untuk

mengikuti PIA (10%), dan kesulitan untuk mengatur anak-anak selama kegiatan

PIA berlangsung (10%).

q. Usaha yang dilakukan oleh pendamping untuk mengatasi permasalahan

tersebut.

Dengan munculnya beberapa masalah yang terjadi dalam kegiatan PIA,

sebanyak 4 responden (40%) mengungkapkan bahwa mereka belum memikirkan

cara untuk mengatasi masalah tersebut. Namun di sisi lain juga terdapat beberapa

bentuk usaha yang diungkapkan oleh para responden yakni dengan berusaha

mencari pendamping baru, pertukaran pendamping dengan wilayah lain,

pendamping membuat sebuah paguyuban bahkan juga dengan memberikan

ancaman kepada peserta PIA apabila mereka mulai sulit diatur.

5. Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kegiatan

PIA di Wilayah Donoharjo Utara selama ini dilakukan dengan apa adanya.

Pendamping kurang mempersiapkan pelaksanaan PIA dan tidak membuat

program serta tidak membuat persiapan pelaksanaan secara tertulis. Metode yang

selama ini sering digunakan dalam pelaksanaan kegiatan PIA di Wilayah

Page 84: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

65

Donoharjo Utara adalah bernyanyi. Menurut para Pendamping PIA, metode yang

pernah digunakan oleh pendamping tersebut efektif, namun tidak sepenuhnya

efektif. Hal ini dapat dilihat dari jawaban seluruh responden, hanya 70%

responden yang mengungkapkan bahwa metode tersebut efektif, artinya ada

beberapa pendamping PIA yang mengungkapkan bahwa metode yang sering

digunakan tersebut kurang efektif.

Di sisi lain kegiatan permainan merupakan kegiatan yang paling disukai

oleh anak-anak. Akan tetapi keterlibatan anak-anak dalam kegiatan PIA biasa-

biasa saja, hal ini menunjukkan adanya perasaan tidak senang dan jenuh yang

nampak pada diri anak-anak selama mengikuti kegiatan PIA.

Tekait dengan pertanyaan yang berhubungan dengan metode dinamika

kelompok semua responden menjawab bahwa mereka pernah menggunakan

metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA dan semua responden

mengungkapkan bahwa penggunaan metode dinamika kelompok bermanfaat.

Manfaat tersebut antara lain: metode dinamika kelompok dapat melatih anak

untuk kerja sama, kompak, percaya diri, merasa tidak sendiri, senang, lebih asyik,

anak-anak lebih memperhatikan, anak menjadi berkembang, bertukar pikiran, dan

anak dapat menjadi kreatif. Selain hal itu, semua responden juga mengungkapkan

bahwa metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam

mengikuti kegiatan PIA. Seluruh responden mengungkapkan bahwa metode

dinamika kelompok merupakan metode yang efektif untuk digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan PIA. Namun pada kenyataannya metode dinamika

kelompok tersebut jarang sekali digunakan oleh para Pendamping PIA. Selain itu

Page 85: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

66

metode dinamika kelompok merupakan metode yang efektif untuk digunakan

selama pelaksanaan kegiatan PIA,

Terdapat dua masalah besar terkait dengan PIA di Wilayah Donoharjo

Utara yaitu masalah kemacetan dalam pelaksanaan PIA dan masalah metode. Pada

penelitian ini penulis memilih dan memfokuskan penelitian pada masalah metode,

yaitu dengan menyumbangkan usulan program dinamika kelompok sebagai salah

satu metode yang berpeluang efektif digunakan dalam kegiatan PIA di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Efektif Tidak efektif

70%

30%

100%

0%

Metode yang sering dipakai Metode dinamika kelompok

Grafik 1: Keefektifan metode yang sering dipakai dan metode dinamika

kelompok.

Page 86: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

67

C. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara

secara langsung terbukti bahwa metode dinamika kelompok dapat berpeluang

efektif bagi Pendampingan Iman Anak di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta. Keefektifan metode dinamika kelompok dapat dilihat dari adanya

manfaat yang diungkapkan oleh para pendamping PIA, manfaat tersebut antara

lain dapat melatih anak untuk bekerja sama dengan teman-temannya, menjadikan

anak kompak, melatih kepercayaan diri, memiliki rasa kebersamaan, senang

dalam mengikuti kegiatan, anak-anak lebih memperhatikan, anak menjadi tumbuh

berkembang, dapat belajar berpendapat, dan anak dapat menjadi kreatif. Hal ini

sesuai dengan hipotesis awal penulis bahwa metode dinamika kelompok

merupakan metode yang efektif untuk PIA. Maka dari itu, metode dinamika

kelompok menjadi salah satu metode yang efektif digunakan dalam kegiatan PIA

karena dapat menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA, dengan

minat anak yang semakin berkembang dalam kegiatan PIA, maka tidak menutup

kemungkinan untuk tumbuhnya benih iman dalam diri anak-anak, menghidupkan

komunikasi iman dengan teman-temannya, meningkatkan bakat dan ketrampilan

anak, serta menumbuhkan partisipasi anak dalam menciptakan suasana yang baik

bagi semua orang melalui cinta kasih Yesus Kristus.

Page 87: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

BAB IV

USULAN PROGRAM KADERISASI BAGI PARA PENDAMPING PIA DI

WILAYAH DONOHARJO UTARA PAROKI MLATI

YOGYAKARTA

Dalam sebuah perencanaan hal utama yang harus ada adalah program.

Program adalah rancangan mengenai dasar serta usaha yang akan dilaksanakan

(Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001). Program sangat membantu

kelancaran suatu kegiatan, dan dengan adanya program suatu rancangan akan

berjalan dengan lancar karena akan teratur dan terarah. Program kaderisasi ini

dibuat untuk membantu para pendamping PIA supaya mampu melaksanakan

proses kegiatan PIA secara efektif.

Dalam bab ini penulis akan menguraikan usulan program kaderisasi

Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode dinamika kelompok bagi

para pendamping dalam kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta. Untuk itu penulis perlu memikirkan dan merencanakan segala

sesuatu yang diperlukan dalam pembuatan program antara lain: latar belakang

penyusunan program, alasan pemilihan tema atau materi, penjabaran program,

petunjuk pelaksanaan program dan contoh satuan pendampingan kaderisasi bagi

pendamping PIA.

A. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROGRAM

Dalam suatu kegiatan perlu memiliki rencana yang sistematis dan

persiapan yang matang agar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan. Dalam proses

Page 88: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

69

kaderisasi pendamping PIA juga perlu suatu rencana atau program agar proses

kegiatan berjalan dengan baik. Begitu juga dengan proses kaderisasi pendamping

PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta, perlu membuat suatu

program agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Berdasarkan data

yang diperoleh dari hasil penelitian dengan metode wawancara kepada para

pendamping, menunjukkan bahwa kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara

Paroki Mlati Yogyakarta mengalami kemacetan. Hal ini disebabkan karena

penggunaan metode dan materi yang kurang menarik sehingga anak mengalami

kebosanan dan kurang berminat mengikuti kegiatan PIA.

Dengan melihat keprihatinan tersebut, penulis ingin menawarkan suatu

program kaderisasi Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode

dinamika kelompok bagi para pendamping dalam melaksanakan kegiatan PIA..

Melalui program kaderisasi tersebut, diharapkan para pendamping PIA mampu

menggunakan metode dinamika kelompok dalam melaksanakan kegiatan PIA

secara efektif. Metode dinamika kelompok menjadi salah satu metode yang efektif

digunakan untuk menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA,

karena metode tersebut dapat melatih anak untuk berkerja sama, kompak, percaya

diri, merasa tidak sendiri, merasa senang, lebih asyik mengikuti PIA, anak-anak

juga dapat lebih memperhatikan, anak menjadi berkembang, bertukar pikiran, dan

anak dapat menjadi kreatif. Penulis menyusun program ini guna membantu para

pendamping agar dapat melaksanakan kegiatan PIA secara efektif sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai. Program ini selain menambah wawasan bagi para

pendamping PIA, juga sangat mambantu anak dalam manghayati dan menangkap

materi yang diberikan oleh pendamping.

Page 89: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

70

Dengan demikian, metode dinamika kelompok mempunyai peranan yang

sangat penting dalam kegiatan PIA agar anak-anak mendapatkan pengalaman

belajar dan tidak menutup kemungkinan untuk tumbuhnya minat dalam diri anak

untuk mengenal Kitab Suci sehingga mampu memperkembangkan imannya.

B. ALASAN PEMILIHAN TEMA

Program adalah rancangan mengenai dasar serta usaha yang akan

dilaksanakan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2001). Dengan demikian

dalam pembuatan program perlu memperhatikan prosedur sistematis yang

meliputi tema, tujuan, judul kegiatan, metode, sumber bahan, dan sarana yang

sangat penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Dalam program ini tema

mempunyai fungsi yang sangat penting demi tercapainya suatu tujuan dari

kegiatan.

Dalam pembuatan suatu program, pemilihan tema sangat berpengaruh

terhadap hasil dari suatu tujuan kegiatan. Tema yang diambil dalam program

hendaknya cocok dan sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan, sehingga

sangat membantu pendamping dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Tema umum yang akan diangkat dalam usulan program ini adalah

”Menjadi Pendamping PIA Yang Kreatif dan Efektif”. Alasan penulis mengambil

tema ini bahwa para pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan yang cukup luas.

Namun dalam kenyataannya, mereka belum memiliki wawasan yang cukup untuk

mengenal dan mengetahui tentang PIA. Dalam proses pendampingan seorang

pendamping harus mampu menguasai pengetahuan tantang PIA, diantaranya

Page 90: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

71

sejarah, peserta, dasar, tujuan, ciri khas, spiritualitas pendamping, kualifikasi

pendamping, dan metode dalam PIA, sehingga ia dapat mendampingi anak-anak

PIA secara kreatif dan efektif. Tekanan utama dalam program ini ialah

penggunaan metode yang efektif dalam kegiatan PIA. Pada kenyataannya, metode

yang sering digunakan oleh para pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara

Paroki Mlati Yogyakarta ialah bernyanyi dan bercerita. Metode yang sering

digunakan tersebut cenderung menjadikan anak-anak PIA bosan dan kurang

berminat dalam mengikuti kegiatan PIA, hal ini terlihat dari kegiatan PIA yang

jumlah pesertanya semakin sedikit.

Melihat situasi tersebut, maka penulis mengusulkan untuk diadakannya

kaderisasi Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode dinamika

kelompok bagi para pendamping dalam kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo

Utara. Dengan penggunaan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA,

maka diharapkan anak dapat termotivasi untuk aktif dalam kegiatan PIA serta

mendapatkan pengalaman belajar dengan teman-temannya. Anak-anak PIA

Wilayah Donoharjo Utara adalah penerus gereja masa yang akan datang, sehingga

mereka harus diberi pendidikan iman yang matang dan baik demi masa depannya.

Mereka harus kita arahkan untuk bersosialisasi dengan teman-temannya supaya

kelak ketika mereka sudah beranjak dewasa dapat bersosialisasi dengan

masyarakat luas dengan baik. Tujuan umum tema ini adalah

1. Supaya para pendamping PIA mengenal sejarah, peserta, dasar, tujuan, dan ciri

khas.

Page 91: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

72

2. Agar para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan kualifikasi

seorang pendamping PIA sehingga dapat mendampingi anak secara optimal

dan efektif.

3. Para pendamping mengenal metode-metode dalam PIA.

4. Membantu para pendamping PIA agar dapat mengembangkan minat anak-anak

dalam kegiatan PIA secara kreatif dan efektif melalui metode dinamika

kelompok.

5. Para pendamping dapat mempersiapkan materi dan satuan persiapan PIA untuk

disimulasikan dalam kelompok.

Adapun tujuan khusus dari tema umum ini adalah membantu para pendamping

PIA untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pendamping PIA yang

berwawasan luas, berkualitas, terampil, kreatif dan efektif.

Tema umum ini akan dijabarkan dalam 6 (enam) judul pertemuan yaitu:

Bergembira Mendalami Dunia Anak-Anak PIA, Spiritualitas dan Kualifikasi

Pendamping PIA, Metode-Metode dalam PIA, Metode Dinamika Kelompok

dalam PIA, Cara Praktis Mempersiapkan Satuan Persiapan PIA, Simulasi PIA dan

Evaluasi.

. Judul pertemuan yang pertama bertujuan agar para pendamping PIA

mampu mendampingi anak-anak dengan baik serta dapat memberi pengetahuan

dan pengalaman kepada anak-anak. Judul pertemuan yang kedua bertujuan agar

para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan kualifikasi seorang

pendamping PIA sehingga dapat mendampingi anak secara optimal dan efektif.

Judul pertemuan yang ketiga agar para pendamping PIA semakin kreatif dalam

memilih metode yang sesuai dengan keadaan peserta sehingga mampu

Page 92: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

73

mendampingi PIA secara efektif. Judul pertemuan yang keempat bertujuan agar

para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika kelompok memiliki

peran yang sangat penting dalam usaha memperkembangkan minat dan diri anak

secara efektif. Judul pertemuan yang kelima bertujuan agar para pendamping PIA

mampu membuat satuan persiapan PIA sesuai dengan situasi konkret peserta.

Tema pertemuan yang keenam bertujuan agar para pendamping PIA mampu

melaksanakan proses pendampingan secara kreatif dan efektif dengan

menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA.

C. URAIAN TEMA DAN TUJUAN

Tema umum beserta penjabaran judul pertemuan diuraikan di dalam

program kaderisasi pendamping PIA. Uraian tema, judul pertemuan, serta tujuan

pertemuan yang akan digunakan dalam program diuraikan sebagai berikut:

Tema Umum : Menjadi Pendamping PIA Yang Kreatif dan Efektif.

Tujuan Umum: 1. Supaya para pendamping PIA mengenal sejarah, peserta, dasar,

tujuan, ciri khas, spiritualitas pendamping, dan kualifikasi

pendamping PIA.

2. Agar para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan

kualifikasi seorang pendamping PIA sehingga dapat

mendampingi anak secara optimal dan efektif.

3. Para pendamping mengenal metode-metode dalam PIA.

4. Membantu para pendamping PIA agar dapat memahami dan

menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA

secara kreatif dan efektif.

Page 93: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

74

5. Para pendamping dapat mempersiapkan materi dan satuan

persiapan PIA untuk disimulasikan dalam kelompok.

Tujuan Khusus: Membantu para pendamping PIA untuk mempersiapkan diri

menjadi seorang pendamping PIA yang berwawasan luas,

berkualitas, terampil, kreatif dan efektif.

Judul 1 : Bergembira Mendalami Dunia Anak-Anak PIA

Tujuan 1 : Para pendamping PIA mampu mendampingi anak-anak dengan

baik serta dapat memberi pengetahuan dan pengalaman kepada

anak-anak.

Judul 2 : Spiritualitas dan Kualifikasi Pendamping PIA

Tujuan 2 : Agar para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan

kualifikasi seorang pendamping PIA sehingga dapat

mendampingi anak secara optimal dan efektif.

Judul 3 : Metode-Metode dalam PIA.

Tujuan 3 : Para pendamping PIA semakin kreatif dalam memilih metode

yang sesuai dengan keadaan peserta sehingga mampu

mendampingi PIA secara efektif.

Judul 4 : Metode Dinamika Kelompok dalam PIA.

Tujuan 4 : Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika

kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam usaha

memperkembangkan minat dan diri anak secara efektif.

Judul 5 : Cara Praktis Mempersiapkan Satuan Persiapan PIA.

Tujuan 5 : Para pendamping PIA mampu membuat satuan persiapan PIA

sesuai dengan situasi konkret peserta.

Page 94: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

75

Judul 6 : Simulasi PIA dan Evaluasi

Tujuan 6 :Para pendamping PIA mampu melaksanakan proses

pendampingan secara kreatif dan efektif dengan menggunakan

metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA.

Page 95: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

76

D. PENJABARAN PROGRAM

Tema Umum : Menjadi Pendamping PIA Yang Kreatif dan Efektif

Tujuan Umum :

1. Supaya para pendamping PIA mengenal sejarah, peserta, dasar, tujuan, dan ciri khas.

2. Agar para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan kualifikasi seorang pendamping PIA sehingga dapat mendampingi anak secara

optimal dan efektif.

3. Para pendamping mengenal metode-metode dalam PIA.

4. Membantu para pendamping PIA agar dapat mengembangkan minat anak-anak dalam kegiatan PIA secara kreatif dan efektif melalui metode

dinamika kelompok.

5. Para pendamping dapat mempersiapkan materi dan satuan persiapan PIA untuk disimulasikan dalam kelompok.

Tujuan Khusus: Membantu para pendamping PIA untuk mempersiapkan diri menjadi seorang pendamping PIA yang berwawasan luas,

berkualitas, terampil, kreatif dan efektif.

Page 96: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

77

No Waktu Pelaksanaan

Judul Pertemuan

Tujuan Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 3 Januari

2010 Bergembira Mendalami Dunia Anak-Anak PIA

Para pendamping PIA mampu mendampingi anak-anak dengan baik serta dapat memberi pengetahuan dan pengalaman nya kepada anak-anak.

• Sejarah PIA • Dunia anak • Peserta PIA • Tujuan PIA • Ciri Khas PIA

• Informasi • Ceramah • Tanya Jawab • Diskusi

kelompok • Bernyanyi • Permainan

• Hand Out • Gitar • Teks Lagu • Alat tulis

• Suhardiyanto, H. J. (2006). Manuskrip Bahan Mata Kuliah PIA. Yogyakarta: IPPAK.

• Goretti, M. (1999). PIA, Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: FIPA-USD.

• Sene, Alfons. (1985). Kita Berkatekese Demi Anak. Ende: Nusa Indah.

2 3 Januari 2010

Spiritualitas dan Kualifikasi Pendamping PIA

Agar para pendamping PIA mampu meresapi spiritualitas dan kualifikasi seorang pendamping PIA sehingga dapat mendampingi anak secara optimal dan efektif.

• Spiritualitas pendamping PIA

• Kualifikasi pendamping PIA

• Informasi • Ceramah • Tanya Jawab • Permainan • Bernyanyi

• Hand Out • Teks lagu • Gitar • Alat tulis

• Lembaga Pengembangan Kateketik. (1993). Kateketik Paroki II. Yogyakarta: Pusat Kateketik.

• Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (2008). Dasar-Dasar Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: Kanisius.

3 3 Januari 2010

Metode-Metode dalam PIA

Para pendamping PIA semakin kreatif dalam memilih metode yang sesuai dengan keadaan peserta sehingga mampu mendampingi PIA secara efektif.

• Metode Ekspresi • Metode Populer • Metode Dinamika

Kelompok • Metode Eksploratif

dan Simulatif • Metode naratif

• Informasi • Simulasi dari

pemandu dan peserta

• Dinamika kelompok

• Tanya Jawab

• Hand Out • Teks lagu • Alat tulis • Gitar

• Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (2008). Dasar-Dasar Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: Kanisius.

Page 97: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

78

• Memainkan suatu kisah

• Metode bernyanyi • Metode tanya jawab • Metode permainan • Karyawisata • Metode diskusi

• Bernyanyi • Lembaga Pengembangan Kateketik. (1993). Kateketik Paroki II. Yogyakarta: Pusat Kateketik.

• Kristanto, Purnawan. (2003). Permainan Asyik. Yogyakarta:PBMR ANDI.

4 10 Januari 2010

Metode Dinamika Kelompok dalam PIA

Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam usaha memperkembangkan minat dan diri anak secara efektif.

• Pengertian dinamika kelompok dalam PIA

• Tujuan dinamika kelompok dalam PIA

• Fungsi dinamika kelompok dalam PIA

• Macam-macam metode dinamika kelompok dalam PIA

• Informasi • Ceramah • Tanya Jawab • Permainan

kelompok

• Hand Out • Alat tulis • Balon

• Purwandari, Retno. (2009). Dinamika Kelompok.

• Ancok, Djamaluddin. (2003). Outbound Management Training. Yogyakarta: UII.

• Gray, Ethne. (1975). Kreasi dan Ekspresi Melalui Permainan. Jakarta: BPK GUNUNG MULIA.

• Slamet, Santosa. (1999). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

• Syamsu, Syahriman., Yusril, M. & Suwarto, FX. (1991). Dinamika Kelompok dan Kepemimpinan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya.

Page 98: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

79

• Gerungan, W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

5 10 Januari 2010

Cara Praktis Mempersiapkan Satuan Persiapan PIA

Para pendamping PIA mampu membuat satuan persiapan PIA sesuai dengan situasi konkret peserta.

• Pemilihan tema • Pemilihan teks

Kitab Suci • Merumuskan tujuan • Memikirkan sarana

dan metode • Proses kegiatan • Menyusun langkah-

langkah • Persiapan pibadi • Refleksi/pengendap

an

• Ceramah • Informasi • Tanya

Jawab • Diskusi • Bernyanyi

• Hand Out • Gitar • Kitab Suci

• Suhardiyanto, H. J. (2006). Manuskrip Bahan Mata Kuliah PIA. Yogyakarta: IPPAK.

• Lembaga Alkitab Indonesia. (1992). Alkitab. Jakarta.

• Pusat Musik Liturgi. (1993). Madah Bakti. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

6 17 Januari 2010

Simulasi PIA Evaluasi

• Para pendamping PIA mampu melaksanakan proses pendampingan secara kreatif dan efektif dengan menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA

• Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari keseluruhan program yang telah diberikan selama proses kaderisasi.

• Untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang masih ada selama proses pelaksanaan berlangsung.

• Satuan persiapan yang telah disusun oleh peserta

• Beberapa

pertanyaan yang mengacu pada proses pelaksanaan kegiatan

• Informasi • Tanya Jawab

• Sharing pengalaman

• Kitab Suci Perjanjian Baru

• Hand Out • Teks lagu

• Panduan

pertanyaan • Pena • Kertas tulis

• Lembaga Alkitab Indonesia. (1992). Alkitab. Jakarta.

• Hand Out

Page 99: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

80

E. PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM

Program kaderisasi Pendampingan Iman Anak yang diusulkan oleh penulis

ini hanya dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Tema umum yang diangkat

dalam program kaderisasi bagi para pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara

adalah ” Menjadi Pendamping PIA Yang Kreatif dan Efektif”. Tema umum ini

menjiwai judul-judul lainnya yang disusun secara berurutan dan akan diuraikan

dalam penjabaran program dengan metode dinamika kelompok.

Materi-materi dalam program ini merupakan suatu rangkaian yang

berkesinambungan, oleh sebab itu materi tersebut disajikan secara berurutan dan

berkesinambungan juga, karena materi yang telah dipilih dalam setiap pertemuan

merupakan materi yang saling berhubungan. Penulis memberikan satu contoh

satuan persiapan dalam rangka kaderisasi pendamping PIA di Wilayah Donoharjo

Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

Materi yang akan diberikan dalam program ini disertai dengan sumber

bahan yang dapat memperluas pengetahuan peserta. Melalui program kaderisasi

pendamping PIA tersebut, diharapkan para pendamping PIA mampu

menggunakan metode dinamika kelompok secara efektif dalam melaksanakan

kegiatan PIA di wilayah. Selain itu, dengan penggunaan metode dinamika

kelompok hendaknya dapat menjadikan kegiatan PIA tidak membosankan,

sehingga mampu menumbuhkan minat anak untuk mengikuti kegiatan PIA.

Page 100: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

81

F. CONTOH SATUAN PERSIAPAN KADERISASI PIA TENTANG

PENGGUNAAN METODE DINAMIKA KELOMPOK BAGI PARA

PENDAMPING PIA

Berdasarkan usulan program di atas, maka pada bagian ini penulis akan

memaparkan satu contoh satuan persiapan kaderisasi bagi para pendamping PIA

di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta. Contoh satuan persiapan

ini merupakan salah satu dari lima pertemuan dalam program kaderisasi

Pendampingan Iman Anak tentang penggunaan metode dinamika kelompok bagi

para pendamping dalam kegiatan PIA.

Contoh Persiapan

1. Identitas

a. Judul Pertemuan : Metode Dinamika Kelompok dalam PIA.

b. Tujuan Pertemuan : Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika

kelompok memiliki peran yang sangat penting dalam

usaha memperkembangkan minat dan diri anak secara

efektif.

c. Peserta : Mudika dan para pendamping PIA Wilayah Donoharjo

Utara Paroki Mlati Yogyakarta.

d. Tempat : Kapel St. Petrus Kayunan.

e. Pelaksana : Yohanes Pratamto Henri.

f. Hari/Tanggal : Minggu, 10 Januari 2010.

g. Waktu : Pukul 10.00-12.00 WIB.

Page 101: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

82

2. Pemikiran Dasar

Melihat kenyataan yang ada, anak-anak katolik di Wilayah Donoharjo

Utara Paroki Mlati Yogyakarta cukup banyak, akan tetapi hanya beberapa saja

yang mau terlibat dalam kegiatan PIA di wilayah. Jumlah pesertanya pun semakin

lama semakin menurun, hal ini disebabkan karena metode yang digunakan oleh

para pendamping kurang menarik dan kurang efektif. Selain masalah metode,

jumlah pendamping pun juga menjadi kendala karena di Wilayah Donoharjo

Utara mengalami kekurangan tenaga pendamping dalam mendampingi PIA.

Sehingga dengan keadaan tersebut kegiatan PIA mengalami kemacetan dan anak-

anak pun enggan untuk terlibat dalam kegiatan PIA di wilayah.

Adapun pendamping dan calon pendamping PIA di Wilayah Donoharjo

Utara yang bersedia menjadi penggembala dan mau menjadi pendamping PIA,

namun mereka kurang mendapat wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam

mendampingi anak-anak PIA. Seorang pendamping perlu memiliki pengetahuan

dan menguasai pengetahuan tentang PIA, sehingga nantinya dapat mendampingi

anak-anak secara efektif serta mempu memberikan pengetahuan dan pengalaman

yang menarik kepada anak-anak.

Dengan melihat keadaan di atas, maka penulis berinisiatif untuk

memberikan pembekalan bagi para pendamping dan calon pendamping PIA

berkaitan dengan Pendampingan Iman Anak. Secara khusus penulis akan

memberikan pembekalan sehubungan dengan penggunaan metode dinamika

kelompok dalam kegiatan PIA, sehingga para pendamping maupun calon

pendamping PIA pada akhirnya akan mampu mendampingi PIA secara efektif.

Page 102: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

83

Metode dinamika kelompok menjadi salah satu metode yang efektif

digunakan untuk menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA, selain

metode dinamika kelompok ini menyenangkan, metode dinamika kelompok juga

dapat melatih anak untuk belajar bekerja sama, menjalin kekompakkan, melatih

sikap percaya diri, anak tidak merasa sendiri, anak-anak juga dapat lebih

memperhatikan dalam proses kegiatan PIA, anak menjadi berkembang, belajar

bertukar pendapat, dan anak dapat menjadi kreatif. Penulis menyusun program ini

agar membantu para pendamping dan calon pendamping PIA di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati supaya mampu mendampingi anak-anak PIA secara

efektif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

3. Tujuan Pertemuan

Para pendamping PIA menyadari bahwa metode dinamika kelompok

memiliki peran yang sangat penting dalam usaha memperkembangkan minat dan

diri anak secara efektif.

4. Materi

Pengertian dinamika kelompok, tujuan dinamika kelompok, fungsi

dinamika kelompok, dan macam-macam metode dinamika kelompok dalam PIA.

5. Sumber Bahan

a. Purwandari, Retno. 2009. Dinamika Kelompok.

b. Ancok, Djamaluddin. 2003. Outbound Management Training. Yogyakarta:

UII.

c. Gray, Ethne. 1975. Kreasi dan Ekspresi Melalui Permainan. Jakarta: BPK

GUNUNG MULIA.

d. Slamet, Santosa. 1999. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 103: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

84

e. Syamsu, Syahriman., Yusril, M. & Suwarto, FX. 1991. Dinamika Kelompok

dan Kepemimpinan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya.

f. Gerungan, W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

6. Metode

a. Informasi

b. Ceramah

c. Tanya Jawab

d. Permainan kelompok

7. Sarana

Hand Out

8. Proses Pendampingan

a. Pengantar

Teman-teman yang terkasih selamat siang, selamat datang di pertemuan

kita pada siang hari ini. Pada kesempatan hari ini kita bersama-sama diajak untuk

lebih terbuka dan terlibat menjadi pendamping PIA dengan segala yang kita miliki

baik pengetahuan ataupun keterampilan. Secara khusus dalam pertemuan kali ini

kita akan mendalami tentang metode dinamika kelompok dalam PIA. Sebagai

pendamping dan calon pendamping PIA, kita diharapkan mampu mengolah

pertemuan PIA secara efektif, salah satunya dengan menggunakan metode

dinamika kelompok.

b. Doa Pembukaan

Ya Bapa yang penuh kasih sayang, terimakasih atas pertemuan yang boleh

kami alami hari ini. Datanglah kepada kami dalam pertemuan ini, curahkanlah

Roh KudusMu untuk memberi semangat dan kekuatan bagi kami para

Page 104: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

85

pendamping dan calon pendamping PIA sebagai alatMu sendiri dalam

mendampingi anak-anak kami. Amin.

c. Permainan kelompok ”Kepala Ekor Ular”

1) Aturan permainan:

a) Peserta dibagi dalam beberapa kelompok.

b) Jumlah kelompok menyesuaikan jumlah peserta.

c) Setelah peserta terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing kelompok

berbaris berjajar seperti ular.

d) Setiap tangan anggota kelompok berpegang pada pundak teman kelompoknya.

e) Peserta paling depan berperan sebagai kepala yang nantinya akan mengejar

balon yang ada di ekor ular kelompok lainnya.

f) Peserta paling belakang diberi sebuah balon yang ditalikan di pinggang agar

dikejar kelompok yang lain.

g) Peserta lainnya dari anggota kelompok bertugas melindungi balon agar tidak

dapat diambil oleh kelompok lain.

h) Setelah semua kelompok siap, maka pemandu memberi aba-aba dengan

mengatakan ”mulai!”

i) Jika kelompok putus dari barisannya, maka kelompok tersebut dinyatakan

kalah.

j) Yang menjadi pemenang adalah kelompok yang memperoleh balon paling

banyak, sedangkan kelompok yang balonnya diambil oleh kelompok lain

dinyatakan kalah.

2) Pendalaman permainan kelompok

Page 105: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

86

Pemandu mengajak peserta untuk mendalami permainan kelompok

tersebut dengan tuntunan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

a) Bagaimana perasaan teman-teman ketika ikut terlibat dalam permainan

kelompok tadi?

b) Bagaimana perasaan kelompok yang kalah dalam permainan kelompok tadi?

c) Bagaimana perasaan kelompok yang menang dalam permainan kelompok tadi?

d) Nilai-nilai apa yang dapat kita petik melalui permainan kelompok tadi?

3) Pemandu merangkum hasil dari jawaban peserta seperti berikut:

Dalam permainan kelompok yang baru saja kita lakukan tadi, kita dapat

merasakan kegembiraan bersama dengan teman-teman kita, selain permainan tadi

menyenangkan, kita juga dapat mengambil banyak pelajaran seperti: belajar

bekerja sama, menjalin kekompakkan, menjalin kebersamaan, serta dapat menjadi

kreatif.

d. Pendalaman Materi

Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode dinamika kelompok dalam

PIA, yang meliputi:

1) Makna Dinamika Kelompok dalam PIA

Dinamika Kelompok adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu

kelompok di mana kelompok tersebut terdiri dari dua anak atau lebih yang

memiliki hubungan psikologis secara jelas. Artinya, antara anak satu dengan yang

lainnya saling mengenal, dan dalam kelompok tersebut terdapat suatu hubungan

timbal balik antara masing-masing anak. Dengan kata lain, anak-anak dalam suatu

kelompok dapat saling mengkomunikasikan pendapatnya untuk mencapai tujuan

bersama secara efektif dengan gembira, bebas, dan mendalam.

Page 106: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

87

2) Tujuan Dinamika Kelompok dalam PIA

a) Memperdalam pemahaman iman anak akan Yesus Kristus melalui komunikasi

iman dengan teman-temannya dan peristiwa yang dijumpai dalam keseharian

mereka.

b) Menimbulkan rasa saling kerjasama dan saling menolong antar teman-

temannya.

c) Membangkitkan rasa solidaritas anggota kelompok, saling menghargai

pendapat teman-temannya, dan sikap kritis menanggapi sesuatu.

d) Meningkatkan kemandirian, termasuk mengikis ketergantungan pada orang

tuanya baik berhadapan pada suatu permasalahan yang harus dipecahkan,

mencari dan mendekati teman-temannya untuk berinteraksi aktif.

e) Menciptakan kegembiraan anak-anak dalam kegiatan PIA.

3) Fungsi Dinamika Kelompok dalam PIA

a) Meningkatkan keterlibatkan dalam menciptakan suasana yang baik dengan

teman-temannya.

b) Melalui dinamika kelompok anak dapat belajar kreatif dan efektif untuk

memecahkan masalah serta mengembangkan ide dan gagasannya.

c) Meningkatkan bakat dan ketrampilan anak, karena dalam dinamika kelompok

anak diajak untuk belajar berani tampil di depan teman-temannya.

d) Mampu memecahkan masalah secara efektif, karena melalui dinamika

kelompok segala pekerjaan dapat dikerjakan secara bersama-sama.

4) Batasan Usia Anak dalam Dinamika Kelompok

Anak-anak yang dapat terlibat dalam kegiaan dinamika kelompok ialah

anak-anak yang sudah memasuki usia 9-11 tahun. Anak-anak mulai berusaha

Page 107: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

88

berelasi dalam kelompok sebaya karena mengalami perkembangan sosial.

Perkembangan sosial anak dimulai dari usia prasekolah sampai akhir masa

sekolah yang ditandai oleh meluasnya lingkungan sosial mereka. Anak mulai

melepaskan diri dari keluarganya dan makin mendekatkan diri pada orang lain di

sekitarnya. Anak pada usia tersebut biasanya berusaha untuk menjadi anggota

suatu kelompok dan sudah mampu mengalami perasaan bahwa seseorang perlu

medukung dan didukung oleh orang-orang di luar keluarganya. Sehingga mereka

mulai dapat belajar bersama, bermain bersama, hingga bekerjasama dengan

teman-temannya.

5) Macam-macam Metode Dinamika Kelompok dalam PIA

a) Metode Permainan

Bentuk rekreasi yang paling sederhana bagi semua umur adalah permainan

kelompok. Banyak permainan jenis ini tidak memerlukan alat-alat apapun dan

dapat dilakukan di luar maupun di dalam rumah. Permainan kelompok dapat

dinikmati oleh siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak. Melalui

permainan kelompok kita dapat mengambil banyak pelajaran, di antaranya:

(1) Rasa gotong-royong.

(2) Menimbulkan keberanian.

(3) Percaya diri.

(4) Belajar memimpin anggota kelompok.

(5) Menumbuhkan sikap perhatian.

(6) Menghargai orang lain.

(7) Memperkembangkan sikap sosial.

Page 108: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

89

Hal ini penting bagi setiap peserta untuk berpartisipasi dalam permainan

kelompok dan menikmatinya. Oleh sebab itu, melalui permainan anak-anak PIA

dilibatkan dalam kelompok dan berhadapan dengan teman-temannya yang

berbeda dengan pribadinya. Oleh sebab itu, dalam kegiatan PIA metode ini sangat

penting dan efektif digunakan karena mampu membangkitkan semangat, minat

anak-anak PIA, menumbuhkan sikap kerja sama dan sikap solider kepada

temannya.

b) Metode Diskusi

Diskusi adalah suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu

masalah, menemukan sebab-akibatnya, serta mencari jalan keluar. Di lain pihak,

berpikir bersama mengandaikan komunikasi dalam kelompok, hubungan timbal-

balik, kemufakatan, dan kebersamaan.

Diskusi dalam kegiatan PIA merupakan salah satu kegiatan untuk

menumbuhkan keberanian anak-anak dalam mengungkapkan pendapatnya.

Melalui diskusi, anak-anak dapat mengambil banyak pelajaran, di antaranya:

(1) Anak-anak PIA dapat termotivasi untuk dapat berkomunikasi dengan teman-

temannya.

(2) Memberikan kesempatan kepada teman-temannya untuk menggunakan

pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki.

(3) Mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa

terhadap keragaman pendapat orang lain.

(4) Serta dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

Page 109: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

90

Dengan metode diskusi, peserta diajak untuk menggali secara lebih

mendalam sehubungan dengan materi yang sedang dibahas melalui diskusi

dengan teman-temannya.

c) Memainkan Suatu Kisah

Pada umumnya anak-anak menggemari bermacam-macam bentuk seni

drama, baik sebagai pelaku maupun penonton. Tetapi sebagai pelaku dalam

drama, anak akan lebih banyak belajar daripada sebagai penonton. Maka setiap

anak hendaknya diberi kesempatan untuk menjadi pelaku. Anak-anak juga perlu

belajar sebagai penonton yang sopan, serta dapat menghargai permainan teman-

temannya. Penggunaan seni drama ini untuk melatih anak-anak agar:

(1) Belajar bekerja sama dalam kelompok.

(2) Memperkembangkan pribadi anak-anak untuk berpartisipasi pertunjukan.

(3) Memahami perasaan orang lain.

(4) Berkreasi.

(5) Bertanggung jawab.

(6) Mendengarkan pendapat orang lain.

(7) Berinisiatif, serta belajar mengambil keputusan dalam kelompok.

Metode ini digunakan untuk mengajak peserta PIA dalam rangka

mendalami materi pertemuan serta proses pendampingan melalui dramatisasi.

Anak-anak akan merasa senang sebab mereka dapat mengekspresikan dirinya di

depan teman-temanya dalam kegiatan PIA.

d) Outbound

Outbound adalah suatu kegiatan di alam terbuka yang mendasarkan pada

pengalaman langsung yang disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi,

Page 110: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

91

dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Dalam kegiatan outbound,

peserta secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan. Dengan

aktivitas langsung tersebut, peserta akan segera mendapat umpan balik mengenai

dampak dari kegiatan yang dilakukan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pengembangan diri masing-masing. Kegiatan outbound sering dipakai karena

metode ini merupakan simulasi kehidupan yang komplek yang dibuat menjadi

sederhana, metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui

pengalaman. Oleh karena adanya pengalaman langsung terhadap sebuah

fenomena, orang dengan mudah menangkap esensi pengalaman itu. Selain hal

tersebut, metode ini juga penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan,

ciri ini membuat orang merasa senang di dalam pelaksanaan kegiatan. Bermain

merupakan hal yang dekat dengan anak. Dengan kegiatan ini, anak dapat:

(1) Belajar menggali dan mengembangkan potensi dalam dirinya.

(2) Meningkatkan rasa percaya diri.

(3) Membentuk pola pikir yang kreatif.

(4) Meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi.

(5) Membentuk unsur-unsur ketangkasan, kebersamaan, keberanian dalam

memecahkan masalah.

(6) Memperluas pengalaman hidup ke arah pendewasaan diri.

(7) Menciptakan komunikasi yang efektif antar sesama.

(8) Memahami setiap kelebihan maupun kekurangan yang ada pada dirinya

Melalui kegiatan outbound, anak-anak PIA akan mendapatkan manfaat

yang beragam, sehingga melalui kegiatan ini anak akan tumbuh secara dewasa

dan mampu menumbuhkan minat anak dalam mengikuti kegiatan PIA.

Page 111: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

92

e. Rangkuman dan Penutup

Teman-teman semua, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan dan

kerelaan dari teman-teman untuk mengikuti kegiatan ini. Demikian beberapa hal

penting yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan metode dinamika

kelompok dalam PIA. Melalui pertemua pada hari ini, kita diharapkan semakin

mampu menjadi seorang pendamping yang kreatif dalam menggunakan metode

dan mengolah pertemuan PIA menjadi efektif, salah satunya ialah dengan

memanfaatkan metode dinamika kelompok. Dengan metode dinamika kelompok,

diharapkan kegiatan PIA di Wilaah Donoharjo Utara Paroki Yogakarta ini akan

semakin hidup, serta mampu memupuk minat anak-anak dalam mengikuti

kegiatan PIA di wilayah.

Doa Penutup

Alah Bapa yang maha baik, kami mengucapkan syukur kepada-Mu atas

segala berkat dan kebaikan-Mu yang telah Engkau berikan kepada kami

khususnya penyertaanMu pada kesempatan hari ini. Kami mohon semoga segala

sesuatu yang telah kami bagi bersama memberikan semangat bagi kami untuk

mendampingi anak-anakMu yang Engkau percayakan kepada kami. Berikan

kesehatan serta semangat pelayanan untuk berbagi kasih kepada orang lain. Dan

kami mohonkan semoga Engkau menemani dan menyertai kami dalam perjalanan

ke tempat kami masing-masing sehingga sampai dengan selamat. Doa ini kami

haturkan kepadaMu dengan perantaraan Yesus Kristus perantara kami. Amin

Page 112: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

93

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan membuat saran-

saran. Kesimpulan ini menguraikan beberapa pokok penting yang perlu

ditegaskan kembali sehubungan dengan Pendampingan Iman Anak di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati Yogyakarta melalui metode dinamika kelompok.

A. KESIMPULAN

Pada bagian kesimpulan ini, penulis akan mengemukakan beberapa hal

yang perlu ditegaskan kembali untuk diperkembangkan secara lebih mendalam

sehubungan dengan kegiatan PIA melalui metode dinamika kelompok.

Pendampingan Iman Anak merupakan salah satu kegiatan bagi anak-

anak yang beragama Katolik, di dalam kegiatan inilah anak-anak dapat berelasi

dan berkomunikasi dengan teman sebayanya secara terarah. Hal tersebut hanya

mungkin terwujud apabila pendamping dapat memahaminya secara utuh, sehingga

mereka dapat mengetahui minat, kebutuhan, dan juga harapan-harapannya.

Anak seusia ini lebih dipahami dengan sebutan anak usia sekolah

sehingga memiliki kematangan untuk dididik dan juga menjalin relasi dengan

orang lain. Anak pada masa ini masih bersifat egois dan lingkup sosialnya hanya

dalam keluarga, maka melalui pendampingan iman ini diharapkan anak dapat

mulai terarah keluar serta memiliki pengetahuan yang luas dengan belajar bekerja

sama dan bersosialisasi dengan teman-temannya. Berdasarkan kenyataan yang ada

pada akhir-akhir ini kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Page 113: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

94

mengalami kemacetan. Peserta PIA yang ada semakin menyusut jumlahnya. Hal

ini menjadi keprihatinan bagi banyak pihak termasuk penulis. Dengan keadaan

tersebut, maka penulis melaksanakan penelitian tentang kegiatan PIA di Wilayah

Donoharjo Utara Paroki Mlati.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa masalah

besar dalam kegiatan PIA di wilayah, di antaranya metode, materi, dan sarana

yang diberikan oleh pendamping kurang menarik, hal ini menjadikan anak-anak

kurang berminat dalam mengikuti kegiatan PIA. Dengan masalah tersebut, maka

kegiatan PIA mengalami kemacetan. Selain masalah di atas, kurangnya dorongan

dari orang tua dan kurangnya tenaga pendamping juga menjadi faktor yang

mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan PIA.

Bertitik tolak dari hal itu, penulis mencoba menawarkan alternatif untuk

mengembangkan pengetahuan para calon pendamping dan pendamping PIA untuk

mendampingi anak-anak dalam kegiatan PIA di wilayah. Alternatif tersebut

berupa kaderisasi pendamping PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati

Yogyakarta. Melalui alternatif tersebut, diharapkan pendamping PIA mampu

menggunakan metode dinamika kelompok dalam proses kegiatan PIA sehingga

dapat mewujudkan proses kegiatan PIA secara efektif. Penulis menawarkan

metode dinamika kelompok karena melalui metode dinamika kelompok kegiatan

PIA akan lebih efektif, keefektifan metode dinamika kelompok ini dapat dilihat

dari manfaat yang muncul diantaranya memungkinkan timbulnya rasa untuk kerja

sama dengan sesama, menjadi kompak, percaya diri, merasa tidak sendiri,

menjadikan perasaan senang, lebih asyik mengikuti PIA, anak-anak juga dapat

lebih memperhatikan, anak menjadi berkembang, dapat bertukar pikiran, dan anak

Page 114: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

95

dapat menjadi kreatif. Anak-anak PIA tersebut untuk masa yang akan datang

dapat dibanggakan, menjadi pewaris Gereja dan dapat menjadi perpanjangan

tangan Tuhan di dunia, maupun menjadi garam dan lilin di masyarakat sehingga

dapat berperan aktif dan bersedia untuk mewartakan Kabar Keselamatan akan

Kristus. Dengan demikian maka peserta semakin disempurnakan dalam kehidupan

imannya sehingga dapat berkembang menuju iman yang matang.

B. SARAN

PIA adalah salah satu tempat untuk membimbing dan mendampingi anak

dalam memperkembangkan hidup berimannya, sehingga mereka mampu

mendalami nilai-nilai yang diajarkan Kristus dan sanggup menjadi saksi iman di

tengah-tengah masyarakat.

Perkembangan terakhir yang ada menunjukkan bahwa pelaksanaan

kegiatan PIA di wilayah mengalami kemacetan dan kemunduran yang disebabkan

karena metode yang dipergunakan kurang menarik. Bertitik tolak dari hal itu,

maka sebagai pendamping PIA hendaknya:

1. Memperhatikan perkembangan anak dengan melihat dan menemukan apa yang

menjadi kebutuhan serta harapan-harapan anak. Berdasarkan hal tersebut dapat

diusahakan metode, sarana, dan materi yang sesuai dengan kebutuhan anak,

sehingga menumbuhkan minat anak-anak dalam mengikuti kegiatan PIA secara

efektif. Salah satunya dengan memanfaatkan metode dinamika kelompok.

2. Bergembira merupakan modal dasar dalam mendampingi PIA. Maka seorang

pendamping hendaknya dapat membagikan kegembiraannya kepada anak-anak

dalam kegiatan PIA. Kegembiraan dapat diungkapkan melalui kata-kata dan

Page 115: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

96

tindakan. Suasana gembira akan mendorong minat anak untuk selalu ingin

bertemu dengan teman-teman dan pendampingnya dalam kegiatan PIA.

3. Pendamping PIA juga memiliki fantasi dan kreasi, sehingga dapat

mengupayakan bermacam-macam kegiatan dan menciptakan kegiatan baru

untuk melancarkan pendampingan yang menarik dan efektif.

Page 116: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

97

DAFTAR PUSTAKA Ancok, Djamaluddin. (2003). Outbound Management Training. Yogyakarta: UII. Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (1992). Catechesi Tradendae.

Jakarta. Gerungan, W. A. (1988). Psikologi Sosial. Bandung: Eresco. Goretti, M. (1999). PIA, Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: FIPA-USD. Gray, Ethne. (1975). Kreasi dan Ekspresi Melalui Permainan. Jakarta: BPK

GUNUNG MULIA. Kamdhi, J. S. (1995). Diskusi Yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kateketik Keuskupan Agung Semarang. (2008). Dasar-Dasar

Pendampingan Iman Anak. Yogyakarta: Kanisius. Konfrensi Waligereja Indonesia. (2006). Kitab Hukum Kanonik, Jakarta. Konsili Vatikan II, (1993). Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Obor. Kristanto, Purnawan. (2003). Permainan Asyik. Yogyakarta:PBMR ANDI. Lembaga Alkitab Indonesia. (1992). Alkitab. Jakarta. Lembaga Pengembangan Kateketik. (1993). Kateketik Paroki II. Yogyakarta:

Pusat Kateketik. Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi).

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Monks, F.J, Knoer, A.M.P & Haditono, Sri Rahayu. (2006). Psikologi

Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Narbuko, Cholid & Achmadi, H. Abu. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.

Bumi Aksara. Purwandari, Retno. (2009). Dinamika Kelompok.

www.google.co.id/search?q=difinisi+dinamika+kelompok&btnG=Telusuri&hl=id&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&sa=2, diambil Rabu 24 Juni 2009, pukul 12:10 WIB.

Pusat Musik Liturgi. (1993). Madah Bakti. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Sene, Alfons. (1985). Kita Berkatekese Demi Anak. Ende: Nusa Indah Slamet, Santosa. (1999). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Suhardiyanto, H. J. (2006). Manuskrip Bahan Mata Kuliah PIA. Yogyakarta:

IPPAK. Syamsu, Syahriman., Yusril, M. & Suwarto, FX. (1991). Dinamika Kelompok dan

Kepemimpinan. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka. Tim Penulis Sejarah Gereja Mlati. (2006). Perjalanan Gereja Katolik Santo

Aloysius Gonzaga Mlati. Yogyakarta.

Page 117: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(1)

Page 118: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(2)

Page 119: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(3)

Lampiran 3: Daftar Responden A. Pengurus wilayah

1. P. Mulyono 2. MM. Astiani

B. Pendamping PIA

1. Thomas Joko Krismanto 2. Veronoka Westri Asih 3. Yohana Fransisca Marita 4. Subastianus Jony Yudyantara 5. Robertus Stiyanto 6. Margareta Novita R 7. Fransisca Rika 8. Katarina Sinta Krisnawati 9. Bernandus Krisna P 10. Theresia Nita Febriani

Page 120: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(4)

Lampiran 4 : Pedoman Pertanyaan Wawancara A. Bagi Pengurus Wilayah 1. Bagaimana letak geografis Wilayah Donoharjo Utara? 2. Kegiatan-kegiatan menggereja seperti apakah yang dilakukan oleh umat-umat

Wilayah Donoharjo Utara? 3. Bagaimanakah gambaran situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara? 4. Bagaimana kegiatan PIA dalam pelaksanaannya di wilayah? 5. Bagaimana kondisi ekonomi umat di Wilayah Donoharjo Utara? 6. Bagaimanakah jumlah dan perkembangan umat di Wilayah Donoharjo Utara? 7. Bagaimanakah penilaian bapak atas kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara? 8. Apa yang menjadi harapan bapak untuk PIA ke depan? B. Bagi Para Pendamping PIA 1. Menurut pengalaman anda, apa tujuan PIA itu? 2. Menurut anda apa saja ciri khas PIA itu? 3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan PIA yang ada di Wilayah? Apakah berjalan

rutin, terprogam atau kegiatan apa adanya? 4. Apakah sebelum mendampingi PIA anda terlebih dahulu membuat persiapan

tertulis? 5. Sarana apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan PIA? 6. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam kegiatan PIA? 7. Metode apa saja yang sering anda gunakan dalam PIA? 8. Apakah metode tersebut memiliki tujuan dan bermanfaat bagi anak-anak PIA? 9. Apakah metode tersebut efektif digunakan dalam PIA? 10. Bagaimana keterlibatan anak-anak atas kegiatan PIA yang dilaksanakan di

Wilayah, apakah mereka sangat tertarik, biasa-biasa saja, atau mereka masa bodoh?

11. Bagaimanakah perasaan anak-anak ketika mengikuti proses kegiatan PIA? Apakah senang, biasa-biasa saja atau tidak senang?

12. Kegiatan seperti apa yang anak-anak sukai dalam PIA? 13. Apakah anda pernah menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan

PIA? Jika pernah, metode dinamika kelompok seperti apa yang pernah anda gunakan?

14. Apakah metode dinamika kelompok bermanfaat dalam kegiatan PIA? Jika ada, seperti apa manfaat itu?

15. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam PIA?

16. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan dalam PIA?

17. Permasalahan atau keprihatinan apa yang dialami berkaitan dengan kegiatan PIA? 18. Usaha apa yang dilakukan oleh pendamping untuk mengatasi permasalahan

tersebut?

Page 121: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(5)

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Penulis dengan pengurus Wilayah Donoharjo Urara, Paroki Mlati, Yogyakarta.

A. Pelaksanaan:

Hari/Tanggal : Kamis, 9 Juli 2009 Waktu : 14.30-15.30 dan 15.00-16.00 WIB Tempat : Rumah Ibu MM. Astiani dan Bpk. P. Mulyono Peneliti : Yohanes Pratamto Henri Yang diwawancarai : Ibu MM. Astiani dan Bpk. P. Mulyono

B. Pokok-pokok Pertanyaan dan Jawaban:

1. Bagaimana letak geografis Wilayah Donoharjo Utara?

Jawaban: Wilayah Donoharjo Utara merupakan bagian dari Paroki Mlati, Yoyakarta. Wilayah ini berdasarkan letak geografisnya berada di sebelah utara dari Paroki Mlati, Yogyakarta dan berada di Kelurahan Donoharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas-batas wilayah Donoharjo Utara yakni:

a. Batas Timur : berbatasan dengan Paroki Banteng b. Batas Barat : berbatasan dengan Paroki Somoitan c. Batas Utara : berbatasan dengan Paroki Pakem d. Batas Selatan : berbatasan dengan Donoharjo Selatan

Di wilayah Donoharjo Utara terdapat empat lingkungan yaitu lingkungan Ngepas (St. Robertus), Gondanglutung (St. Paulus), Brengosan (St. Yusuf) dan Kayunan (St. Stefanus).

2. Kegiatan-kegiatan menggereja seperti apakah yang dilakukan oleh umat-umat

Wilayah Donoharjo Utara? Jawaban: Kegiatan-kegiatan menggereja yang dilakukan oleh umat Wilayah

Donoharjo Utara antara lain: Rapat Wilayah, kegiatan sosial yang meliputi: Arimatea, Tabungan Cinta Kasih, Sosial Ekonomi, PSE. Kegiatan lainnya diantaranya PIA (Pendampingan Iman Anak), MUDIKA (Muda Mudi Katolik), PIR (Pendampingan Iman Remaja), Pasutri Keluarga Katolik Muda, Paguyuban Pangruktiloyo, ibu-ibu WK, Misa di Kapel 1 bulan 2 kali yaitu setiap minggu ke II dan IV, Misa Wilayah, pertemuan Lingkugan.

3. Bagaimanakah gambaran situasi anak-anak PIA Wilayah Donoharjo Utara?

Jawaban: Secara umum situasi anak-anak PIA Wilayah Dooharjo Utara memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari yang berkecukupan menengah atas (kaya) maupun ekonomi menengah ke bawah (miskin). Rata-rata mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar, namun ada pula yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak. Sebagian

Page 122: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(6)

besar mereka berasal dari suku Jawa, namun ada pula yang berasal dari keturunan Palembang.

4. Bagaimana kegiatan PIA dalam pelaksanaannya di wilayah?

Jawaban: Kegiatan-kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara Paroki Mlati untuk saat ini meliputi: latihan koor, tugas koor di Kapel Wilayah, dan tugas koor di Paroki. Pelaksanaan PIA dilakukan 1 bulan 2 kali yaitu minggu I dan III dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 11.30 di Kapel St Petrus. Kegiatan PIA tersebut bertujuan untk meningkatkan dan mengembangkan iman anak-anak agar mereka dapat mengerti dan memahami ajaran-ajaran kristiani dalam hidupnya baik dalam bentuk sikap dan perbuatan.

5. Bagaimana kondisi ekonomi umat di Wilayah Donoharjo Utara?

Jawaban: Wilayah Donoharjo Utara terdiri dari umat yang berekonomi atas, menengah, dan bawah. Mereka pada umumnya berekonomi menengah ke bawah. Umat yang berekonomi menengah ke atas bekerja sebagai wiraswasta yaitu mendirikan pertokoan, kepala sekolah. Dan umat yang berekonomi menengah bekerja sebagai Pegawai Negri, guru, Pegawai Swasta, membuka warung, sopir dan penjahit. Sedangkan umat yang berekonomi bawah kebanyakan bekerja sebagai tukang kayu, petani, buruh pabrik, dan pedagang kecil.

6. Bagaimanakah jumlah dan perkembangan umat di Wilayah Donoharjo Utara?

Jawaban: Jumlah umat di Wilayah Donoharjo Utara selalu berubah, kadangkala bertambah, kadangkala berkurang. Bertambahnya umat karena penerimaan Sakramen Baptis baik baptisan bayi maupun dewasa dan pertambahan umat yang datang dan menetap dari luar kota. Sedangkan umat berkurang karena kematian dan kepindahan umat Katolik Wilayah Donoharjo Utara ke daerah lain, seperti bekerja di luar kota. Jumlah umat Donoharjo Utara menurut data terakhir dari buku Perjalanan Gereja Katolik Santo Aloysius Gonzaga Mlati yang disusun oleh Tim Penulis Sejarah Gereja Mlati tahun 2006 adalah 93 Kepala Keluarga dan 298 jiwa, dengan rincian sebagai berikut: Lingkungan Ngepas (St. Robertus) terdiri dari 24 KK 87 jiwa; Lingkungan Kayunan (St. Sefanus) terdiri dari 32 KK 90 jiwa; Lingkungan Gondanglutung (St. Paulus) terdiri dari 20 KK 64 jiwa dan Lingkungan Brengosan (St. Yusuf) terdiri dari 17 KK 298 jiwa.

7. Bagaimanakah penilaian bapak atas kegiatan PIA di Wilayah Donoharjo Utara?

Jawaban: Kegiatan Pendampingan Iman Anak di wilayah untuk saat ini sudah berjalan cukup baik. Namun terkadang jumlah pesertanya menurun. Hal ini disebabkan kegiatan di luar lebih menarik, orang tua kurang mendukung. Pendamping tidak selalu hadir rutin sehingga kadang-kadang kegiatan PIA mengalami kemacetan.

Page 123: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(7)

8. Apa yang menjadi harapan bapak untuk PIA ke depan? Jawaban: Kegian PIA di wilayah lebih diaktifkan namun jangan melupakan

kegiatan sekolah formal di sekolah. Metode dalam kegiatan PIA diperbaiki, lebih berfariasi. Pertemuan PIA tepat waktu dan kegiatannya padat berisi.

Page 124: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(8)

Lampiran 6 : Contoh Jawaban Pertanyaan Wawancara Pendamping PIA Berikut ini akan disampaikan contoh jawaban pertanyaan wawancara dengan Pendamping PIA, data selengkapnya ada pada penulis. Pokok-pokok Pertanyaan dan Jawaban: 1. Menurut pengalaman anda, apa tujuan PIA itu?

Jawaban R2: Tujuan PIA adalah untuk memperkembangkan iman, dapat saling kenal

dengan anak PIA lainnya. R7: Anak biar berkembang, tahu seluk beluk Gereja.

2. Menurut anda apa saja ciri khas PIA itu? Jawaban R2: Ciri khas PIA adalah gembira dan ada unsur rohaninya. R7: Gembira.

3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan PIA yang ada di Wilayah? Apakah berjalan rutin, terprogam atau kegiatan apa adanya? Jawaban R2: Pelaksanaan kegiatan PIA di wilayah tidak terprogram dan tidak rutin. R7: Apa adanya.

4. Apakah sebelum mendampingi PIA anda terlebih dahulu membuat persiapan tertulis? Jawaban R2: Sebelum mendampingi PIA tidak membuat persiapan secara tertulis. R7: Tidak membuat persiapan tertulis.

5. Sarana apa saja yang anda gunakan dalam kegiatan PIA? Jawaban R2: Sarana yang digunakan dalam kegiatan PIA antara lain: papan tulis dan gitar. R7: Buku cerita dan kertas lipat.

6. Metode apa saja yang dapat digunakan dalam kegiatan PIA? Jawaban R2: Metode yang dapat digunakan dalam kegiatan PIA ialah tanya jawab dan

bercerita. R7: Bercerita.

7. Metode apa saja yang sering anda gunakan dalam PIA? Jawaban R2: Metode yang sering digunakan dalam kegiatan PIA ialah metode tanya jawab. R7:Metode bernyanyi.

Page 125: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(9)

8. Apakah metode tersebut memiliki tujuan dan bermanfaat bagi anak-anak PIA? Jawaban R2: Metode tanya jawab memiliki tujuan dan manfaat bagi anak-anak PIA. R7:Metode bernyanyi yang sering saya gunakan tersebut memiliki tujuan dan

manfaat, yaitu agar anak bisa bernyanyi.

9. Apakah metode tersebut efektif digunakan dalam PIA? Jawaban R2: Metode tanya jawab tidak efektif digunakan dalam kegiatan PIA, hal ini dapat

dilihat dari sikap anak-anak yang tidak memperhatikan dalam kegiatan PIA, karena sering ribut dengan teman-temannya.

R7: Metode bernyanyi yang sering saya pakai tersebut tidak efektif digunakan dalam PIA.

10. Bagaimana keterlibatan anak-anak atas kegiatan PIA yang dilaksanakan di

Wilayah, apakah mereka sangat tertarik, biasa-biasa saja, atau mereka masa bodoh? Jawaban R2: Menurut saya keterlibatan anak-anak dalam kegiatan PIA di wilayah biasa-

biasa saja. R7: Anak-anak tertarik atas kegiatan PIA yang dilaksanakan di wilayah.

11. Bagaimanakah perasaan anak-anak ketika mengikuti proses kegiatan PIA?

Apakah senang, biasa-biasa saja atau tidak senang? Jawaban R2: Anak-anak merasa senang ketika mengikuti proses sekolah minggu. R7: Anak-anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan sekolah minggu.

12. Kegiatan seperti apa yang anak-anak sukai dalam PIA? Jawaban R2: Kegiatan yang anak-anak sukai dalam PIA ialah permainan. R7: Anak-anak suka dengan kegiatan permainan kelompok.

13. Apakah anda pernah menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA? Jika pernah, metode dinamika kelompok seperti apa yang pernah anda gunakan?

Jawaban R2: Saya pernah menggunakan metode dinamika kelompok dalam kegiatan PIA,

yaitu metode diskusi. R7: Pernah menggunakan metode dinamika kelompok dalam PIA yakni metode

permainan. 14. Apakah metode dinamika kelompok bermanfaat dalam kegiatan PIA? Jika ada,

seperti apa manfaat itu? Jawaban R2: Metode dinamika kelompok bermanfaat dalam kegiatan PIA, manfaat tersebut

di antaranya: anak-anak lebih memperhatikan dalam kegiatan PIA.

Page 126: METODE DINAMIKA KELOMPOK BERPELUANG EFEKTIF BAGI

(10)

R7: Metode dinamika kelompok bermanfaat dalam kegiatan PIA, di antaranya; anak menjadi lebih berani, percaya diri, belajar berpendapat, dan belajar bekerja sama.

15. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat

anak dalam PIA? Jawaban R2: Menurut saya metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak

dalam mengikuti PIA. R7: Metode dinamika kelompok dapat menumbuhkan minat anak dalam PIA.

16. Menurut anda, apakah metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan dalam

PIA? Jawaban R2: Menurut saya metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan dalam

kegiatan PIA. R7: Metode dinamika kelompok dapat efektif digunakan dalam PIA.

17. Permasalahan atau keprihatinan apa yang dialami berkaitan dengan kegiatan PIA di Wilayah?

Jawaban R2: Permasalahan yang dialami berkaitan dengan kegiatan Pendampingan Iman

Anak di wilayah adalah anak-anak bosan dengan kegiatan yang itu-itu saja (metode yang digunakan tidak bervariasi).

R7: Permasalahan yang dialami berkaitan dengan kegiatan PIA di wilayah adalah kadang-kadang bingung apa yang mau disampaikan (kekurangan materi).

18. Usaha apa yang dilakukan oleh pendamping untuk mengatasi permasalahan

tersebut? Jawaban R2:Usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah pertukaran

antar pendamping tetapi anak-anak banyak yang takut dan member hadiah. R7: Bertanya kepada pendamping yang lainnya.