metode jigsaw · 2016. 1. 3. · kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama...
TRANSCRIPT
METODE JIGSAW
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran
Dosen Pengampu: Ahmad Nasir Aribowo, M.Pd.
Disusun Oleh:
a. Aris Hadi Pranoto (14144600203)
b. Muhammad Ichsanudin (14144600181)
c. Nurmiati (14144600214)
d. Siti Aminah (14144600198)
Kelas: A5-14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
Metode Pembelajaran. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu serta menambah
wawasan tentang “Metode Jigsaw” Ucapan terima kasih kami haturkan kepada
rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu, terutama pertolongan dari Allah,
sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan segala kerendahan hati. Kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya
yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan
sesungguhnya hanya datangnya dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Yogyakarta, 30 September 2015
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL/COVER ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAF ISI ............................................................................................................ iii
A. Pembahasan ...................................................................................................... 1
1. Pengertian Pembelajaran Jigsaw ............................................................... 1
2. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw .................................................... 3
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Jigsaw ..................................... 3
B. Kesimpulan Pembahasan ................................................................................. 5
C. Praktek Pembelajaran Jigsaw ........................................................................... 5
1. Desain Ruang Kelas .................................................................................. 5
2. Pendahuluan .............................................................................................. 14
3. Kegiatan Inti .............................................................................................. 14
4. Penutup ...................................................................................................... 19
D. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
1
A. Pembahasan
1. Pengertian Pembelajaran Jigsaw
Istilah metode berasal dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua
suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau
cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Gagne sebagaimana yang dikemukakan oleh Margaret E. Bell
Gredler (1991: 207) bahwa istilah pembelajaran dapat diartikan sebagai
seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya
proses belajar yang sifatnya internal”. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa
pembelajaran merupakan proses yang sengaja direncanakan dan dirancang
sedemikian rupa dalam rangka memberikan bantuan bagi terjadinya proses belajar.
Pendapat yang semakna dengan definisi di atas dikemukakan oleh J. Drost
(1999:2) yang menyatakan bahwa “pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar”. Sedangkan Mulkam (1993:113)
memahami pembelajaran sebagai suatu aktifitas guna menciptakan kreaktivitas
siswa. Dari pendapat ini dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang diusahakan dengan tujuan agar orang (misalnya guru,
siswa) dapat melakukan aktifitas belajar.
Dengan demikian pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu peristiwa atau
situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses
belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa.
Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas
yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok
lain." (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta
didik mengajarkan sesuatu.
2
Strategi pembelajaran jigsaw adalah strategi pembelajaran yang berupaya
untuk mendalami sebuah materi dengan memberikan sudut pandang yang
bervariasi dari setiap siswa. Hal ini sangat menarik dan membutuhkan peran aktif
ataupun pemahaman yang baik terhadap materi yang akan dibahas.
Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok
kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling
ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi
pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada
kelompok yang lain.
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot
Aronson’s. Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus
siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
Pada model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student centered) sangan
dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil.
Tujuan dari pembelajaran jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian.
Teori yeng melandasi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktifisme dalam belajar
adalah suatu pendekatan di mana sisiwa secara individu menemukan dan
mentranseformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan
aturan yang dan merivisinya bila perlu (soejadi dalam teti sobri,2006. 15).
3
2. Langkah-langkah Pembelajaran Jigsaw
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakuan pendidik dalam strategi
pembelajaran jigsaw:
a. Strategi dikelompokkan ke dalam empat anggota tim.
b. Setiap siswa dalam tim diberi bagian materi dan tugas yang berbeda.
c. Anggota dari tim berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab sama,
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab
yang mereka bahas.
d. Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang
mereka kuasai. Sementara, setiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh.
e. Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
f. Guru memberi evaluasi.
g. Penutup.
3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Jigsaw
a. Kelebihan Pembelajaran Jigsaw
Memacu siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat,
kreatif serta bertanggungjawab terhadap proses belajarnya.
Mendorong siswa untuk berfikir kritis.
4
Memberi kesempatan setiap siswa untuk menerapkan ide yang
dimiliki untuk menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa lain
dalam kelompok tersebut.
Diskusi tidak didominasi oleh siswa tertentu saja tetapi semua siswa
dituntut untuk menjadi aktif dalam diskusi tersebut.
Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada
rekan-rekannya.
Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih
singkat.
Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa.
b. Kekurangan Pembelajaran Jigsaw
Kegiatan belajar-mengajar membutuhkan lebih banyak waktu
dibanding metode yang lain.
Bagi guru metode ini memerlukan kemampuan lebih karena setiap
kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda.
Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru
harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus
menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu
penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan
apabila tidak mengerti.
Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah
akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk
5
sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih
tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam
menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi
hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang
menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti
jalannya diskusi.
Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk
mengikuti proses pembelajaran.
Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan model ini.
Peserta didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan model
konvensional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.
B. Kesimpulan Pembahasan
Pembelajaran jigsaw adalah strategi pembelajaran yang berupaya untuk
mendalami sebuah materi dengan memberikan sudut pandang yang bervariasi dari
setiap siswa. Hal ini sangat menarik dan membutuhkan peran aktif ataupun
pemahaman yang baik terhadap materi yang akan dibahas.
Tujuan dari pembelajaran jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi
sendirian.
C. Praktek Pembelajaran Jigsaw
1. Desain Ruang Kelas
a. Lingkungan Kelas
6
Lingkungan kelas mempengaruhi kemampuan siswa untuk fokus dan
menyerap informasi. Bila suasana dan kondisi di dalam kelas berantakan,
kumuh, kotor, dan tidak menarik bagi para siswa, maka mereka akan
menganggap bahwa belajar itu tidak nyaman, melelahakn, dan kuno.
Sebaliknya, bila lingkungan ditata dengan baik, bersih, sehat, dan nyaman,
serta mampu mendukung pembelajaran, maka mereka memiliki pandangan
bahwa belajar itu menyenangkan dan mengasyikkan.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain
lingkungan kelas yang ideal dan mendukung bagi pembelajaran siswa adalah
sebagai berikut:
1. Menyediakan Gambar
Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika guru menggunakan
alat peraga dalam situasi belajar, maka akan terjadi hal yang menakjubkan
pada pembelajaran. Dalam hal ini, beberapa ide yang dapat dilakukan oleh
guru adalah sebagai berikut:
a. Poster Ikon/Simbol
Poster ikon atau simbol ini dipajang pada setiap konsep utama pelajaran
yang diajarkan dan digambarkan di atas selembar ketas berukuran 25 x 40 cm
atau lebih besar. Poster-poster ikon dipajang di depan kelas, diatas pandangan
mata, sehingga bisa memberikan gambaran keseluruhan. Poster ikon
berfungsi sebagai tinjauan global dari bahan pelajaran yang membantu
penciptaan, penyimpanan, dan pencarian informasi secara visual.
Pemajangan poster dilakukan hingga pelajaran selesai, lalu dipindahkan
ke bagian dinding agar tempatnya dapat digunakan untuk poster-poster lain.
Sementara itu, poster-poster yang sebelumnya, tetap dipajang di dinding agar
7
secara sadar atau tidak, siswa dapat terus mengingatnya dengan mengakses
memori visual siswa setiap kali melihat poster tersebut.
b. Poster Afirmasi atau Poster Penegasan Diri
Mintalah siswa untuk membuat poster motivasi afirmasi dengan
pesan-pesan khusus, misalnya “aku mampu mempelajarinya”, “aku bisa
menguasainya”, “aku yakin bisa”, dan sebagainya. Poster-poster itu
ditentukan pada dinding samping di dalam kelas, setinggi mata orang duduk.
Poster-poster di sekeliling ruangan yang “mengucapkan”
penegasan-penegasan seperti itu akan menjadi dialog internal, sehingga
menguatkan keykinan siswa tentang belajar dan isi materi yang diajukan.
2. Gunakan Warna
Gunakan warna untuk memperkuat pengajaran dan belajar siswa, karena
otak berpikir dalam warna. Gunakan warna hijau, biru, ungu, dan merah untuk
kata-kata penting. Sedangkan untuk menggarisbawahi, gunakan warna jingga
dan kuning, serta warna hitam dan putih untuk kata-kata penghubung, seperti
“dan”, “dari”, dan lainnya.
Di samping itu, penting pula mewarnai cat dinding kelas dengan
warna-warna yang tepat, sehingga membuat siswa lebih nyaman dan betah
belajar. Selain dinding kelas, perabotan kelas, seperti lemari, papan tulis, rak
buku, dan semacamnya, juga perlu dicat sedemikian rupa dengan warna yang
disesuaikan kepribadian yang ingin dicapai.
Menurut para ahli psikologi, warna merah, kuning, hijau, dan biru
merupakan empat warna utama. Meskipun, belum bisa dipastikan dari sudut
pandang sains, tetapi pada umumnya warna memiliki pengaruh atau sifat yang
berbeda dalam aspek kehidupan manusia, termasuk juga dari kepribadiannya.
8
Untuk mengetahui kepribadian yang diinginkan, berikut uraian mengenai
makna dari setiap warna yang ada, dalam sudut pandang psikologi.
a. Warna Biru
Warna biru bersifat damai dan menyejukkan. Biru juga terkait dengan
spiritualis, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Asosiasi positifnya adalah
rasa percaya diri dan stabilitas, sedangkan sifar negatifnya adalah curiga dan
melankolis. Selain itu, warna biru juga memberi kesan luas pada ruangan.
Secara psikologis, warna ini memberikan arti ketenangan yang sempurna.
b. Warna Biru Tua
Warna biru tua melambangkan perasaan yang mebdalam. Biasanya,
warna ini melambangkan sifat perasa, bijaksana, tidak mudah tersinggung,
bersikap tenang, dan memiliki kenalan atau rekan yang luas.
c. Warna Biru Muda
Warna biru muda melambangkan sifat yang teguh dan kokoh, namun
biasanya sedikit keras kepala, sering berbangga diri, dan memiliki pendirian
yang tetap.
d. Warna Cokelat
Warna cokelat melambangkan stabilitas dan bobot. Sifat positifnya
adalah kesetabilan dan keanggunan, sedangkan sifat negatifnya adalah depresi
dan penuaan. Secara psikologis, warna ini memiliki sifat suka merebut dan
pesimis terhadap kesejahteraan ataupun kebahagiaannya di masa depan.
e. Warna Hijau
Warna hijau merupakan simbol pertumbuhan, kesuburan, dan harmoni.
Hijau adalah warna menenangkan dan menyegarkan. Sifat positifnya adalah
9
optimisme, kebebasan, dan keseimbangan, sedangkan sifat negatifnya adalah
iri hati dan kebohongan. Secara psikologis, warna hijau melambangkan
adanya suatu ketabahan dan keinginan, namun memiliki pribadi yang keras
dan dominan/ berkuasa.
f. Warna Hitam
Warna hitam adalah warna misterius dan independen. Sifat positifnya
adalah memiliki daya tarik dan kekuatan, sedangkan sifat negatifnya adalah
kematian, kegelapan, dan kuasa jahat. Secara psikologis, warna ini
melambangkan arti kehidupan yang terhenti dan memberi kesan kekosongan,
kegelapan, kematian, serta kerusakan.
g. Warna Kuning
Warna kuning erat dengan pencerahan dan intelektualitas. Sifatnya
menstimulasi otak dan membantu pencernaan. Sifat positifnya adalah
optimisme, akal, dan ketegasan, sementara sifat negatifnya berlebihan dan
kekakuan. Secara psikologis, warna ini mewakili sifat kegembiraan, cukup
santai, dan mempunyai cita-cita setinggi langit.
h. Warna Kuning Terang
Warna ini melambangkan sifat spontan dan toleransi tinggi. Sifat dari
warna ini sangat menonjol, tetapi senang berubah-ubah sikap, suka berharap,
dan dermawan.
i. Warna Abu-abu/ Kelabu
Warna abu-abu mempunayi karakter samar-samar. Kecenderungannya
adalah lebih netral.
j. Warna Merah
10
Warna merah mempunyai sifat memberistimulasi dan dominasi. Warna
ini erat kaitannya dengan sifat hangat dn kemakmuran, tetapi juga
menggambarkan kemarahan, malu, dan kebencian. Secara psikologis, warna
ini melambangkan keadaan psikologi yang mengurangkan tenaga,
mempercepta denyut nadi, menaikkan tekanan darah, dan mempercepat
pernapasan. Warna ini mempunyai pengaruh produktivitas, perjuangan,
persaingan, dan berani.
k. Warna Merah Terang
Warna merah terang mewakili kekuatan, kemauan, dan cita-cita. Warna
ini turut melambangkan sikap agresif, aktif, kemauan keras, penuh gairah, dan
dominasi.
l. Warna Merah Jambu
Warna merah jambu mewakili sifat romantis, feminim, selalu rapi, dan
penuh jenaka.
m. Warna Ungu
Warna ungu adalah campuran warna merah dan biru. Sifatnya sedikit
kurang teliti, tetapi selalu penuh harapan.
n. Warna Putih
Warna putih adalah simbol awal baru, kemurnian, dan kesucian. Kualitas
positifnya adalah bersih dan segar, sedangkan sifat negatinya adalah dingin
dan tanpa kehidupan.
b. Pengaturan Bangku
Pengaturan bangku mempunyai peran penting dalam konsentrasi belajar
siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksibel dengan
11
memosisikan sedemikian rupa,sesuai dengan kebutuhan pengajaran yang
efektif dan efisien. Hal ini dilaukan agar semua siswa mampu menangkap
pelajaran yang diberikan dengan merata, saksama, menarik, tidak monoton,
dan mempunyai sudut pandang bervariasi terhadap pelajaran yang tengah
diikuti. Pada metode pembelajaran ini akan menggunakan formasi meja
pertemuan. Formasi meja pertemuan biasanya diselenggarakan di
tempat-tempat pertemuan dan seminar, baik di hotel maupun gedung
pertemuan. Formasi ini bisa digunakan dengan cara membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok, di mana setiap kelompok tersebut mempunyai meja
pertemuan sendiri-sendiri.
Formasi tersebut sangat baik jika digunakan untuk kerja kelompok di
dalam kelas, di mana guru memberikan tugas kelompok untuk diselesaikan
secara bersama-sama. Hasil dari pembahasan tersebut akan diplenokan atau
dibahas dengan guru. Selanjutnya, guru akan memberikan informasi dan
penjelasan terkait dengan persoalan yang telah dibahas oleh setiap kelompok.
Dalam hal ini, satu kelompok bisa terdiri atas 4-5 siswa yang dibentuk
menjadi 5-6 kelompok, tergantung dari jumlah siswa dalam kelas tersebut.
Adapun formasi meja pertemuan ini adalah sebagai berikut:
c. Pemberian Aroma Terapi
Aroma terapi menjadi sesuatu yang sangat esensial dalam kehidupan
manusia, karena aromanya sangat penting bagi kesehatan. Aroma menjadi
12
simbol keharmonisan, keromantisan, pergaulan, kecantikan, kesehatan,
ataupun pengobatan.
Namun, yang paling penting dalam konteks pembahasan buku ini adalah
aroma sebagai simbol kesehatan yang biasa kita sebut sebagai aroma terapi
(aromatherapy). Aroma terapi ini dalam dunia pendidikan menjadi sesuatu
yang patut untuk diujicobakan agar bisa menumbuhkan antusiasme siswa
dalam belajar.
Menurut beberapa peneliti, manusia dapat meningkatkan kemampuan
berpikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan arom wangi
bunga tertentu (Hirsch, 1993). Oleh karena tu, menyemprotkan aroma tertentu
yang biasanya berasal dari aroma bunga, seperti mint, kemangi, jeruk,
rosemary, lavender. Dan mawar akan memberikan ketenangan dan relaksasi
(Lavabre, 1990) pada siswa, sehingga konsentrasi belajarnya akan tetap
terjaga dengan baik.
d. Pengaturan Tanaman dan Tumbuh-tumbuhan
Untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar, pengaturan
tanaman dan tumbuh-tumbuhan juga sangat penting. Disadari atau tidak,
tanaman dan tumbuh-tumbuhan memberikan manfaat yang penting bagi dunia
pendidikan, khususnya bagi manusia-manusia yang ada di dunia pendidikan.
Penelitian menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan dan tanaman mampu
menyediakan oksigen. Semakin banyal oksigen yang didapat, akan semakin
baik pula kinerja otak. Jika kinerja otak semakin baik maka para siswa akan
mampu mengikuti mencerna pelajaran yang diberikan di kelas dengan baik.
Tentu saja hal ini akan sangat membantu mereka dalam berpendidikan,
sehingga kesuksesan mereka dalam dunia pendidikan bisa dicpai dengan baik.
13
Oleh karena itu, di sekeliling kelas atau sekolah harus ada tanaman atau
tumbuh-tumbuhan agar mendapatkan pasokan oksigen yang melimpah dari
alam. Selain itu, dengan banyaknya tumbuh-tumbuhan, maka sekolah menjadi
teduh, nyaman, dan rindang. Akibatnya, kegiatan belajar-mengajar manjadi
lebih kondusif.
e. Alat Bantu Pendidikan
Alat bantu adalah benda yang dapat membantu sesuatu, sehingga
tujuannya bisa dicapai dengan lebih mudah dan gampang. Dengan demikian,
alat bantu pendidikan adalah benda atau alat yang mampu membantu insan
pendidikan dalam memenuhi segala tujuan pembelajaran atau tujuan besar
dari pendidikan itu sendiri.
Alat bantu pendidikan bisa juga dinamakan dengan media pendidikam.
Sedangkan media adalah alat saluran komunikasi, yakni saluran komunikasi
antara pendidikan dengan anak didik dalam suatu pembelajaran. Media ini
adalah penghubung yang mampu menghubungkan atau mengkomunikasikan
antara keduanya. Oleh karena itu, media adalah sesuatu yang penting bagi
kelancaran pembelajaran.
Leslie J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah
alat-alat fisik untuk menyampaikan materi pelajaran dalam bentuk buku, film,
rekaman video, dan lain sebagainya. Ia juga berpendapat bahwa media
merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya
terjadi proses belajar.
Sebagai proses penyampaian pesan dari seseorang (pendidik) kepada
seseorang yang lain atau sekelompok orang (anak didik), maka media
pembelajaran sangat vital fungsinya dalam pembelajaran. Semakin baik
media atau alat bantu pendidikan sebagai penyampaian pesan-pesan atau
14
materi-materi pembelajaran kepada anak didik, maka akan semakin baik dan
maksimal kemampuan siswa untuk menerima dan mencerna materi atau pesan
dalam pembelajaran.
Alat bantu atau medi pembelajaran yang bisa digunakan dalam kegiatan
belajar-mengajar di antaranya penggunaan kata-kata, bunyi, gambar, alat
peraga (seperti, radio, televisi, OHP, film), dan lain sebagainya. Pada intinya,
media atau alat bantu pembelajaran berfungsi sebagai sebuah pesan yang
disampaikan oleh penyampai pesan (guru) agar bisa diterima oleh anak didik
atau penerima pesan dengan baik.
2. Pendahuluan
a. Salam
b. Do’a
c. Menanyakan Kabar Siswa
d. Ice Breaking
3. Kegiatan Inti
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan dari pembelajaran jigsaw ini adalah mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari
semua materi sendirian.
b. Kelas
Kelas 3, semester 2.
c. Materi
15
Uang dan cara mengelolanya.
d. Langkah-langkah
a) Strategi dikelompokkan ke dalam empat anggota tim.
b) Setiap siswa dalam tim diberi bagian materi dan tugas yang berbeda.
c) Anggota dari tim berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab sama,
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
subbab yang mereka bahas.
d) Setelah selesai berdiskusi dengan tim ahli, tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
subbab yang mereka kuasai. Sementara, setiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
e) Setiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
f) Guru memberi evaluasi.
h. Penutup.
e. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : 3 SD/2
Tahun Ajaran : 2014/2015
16
Standar
Kompetensi
1. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
Kompetensi
Dasar
1.1 Mengenal sejarah uang.
1.2 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan.
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
1. Menjelaskan asal-usul terbentuknya uang.
2. Menjelaskan fungsi dan kegunaan uang dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Menjelaskan cara mengelola uang dengan baik.
Alokasi Waktu: 2x30 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari dan memahami materi ini, peserta didik diharapkan
mampu:
1. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang.
2. Memahami sejarah uang.
3. Mengetahui pengguaan uang sesuai kebutuhan.
Karakter peserta didik yang diharapkan:
- Mandiri
- Disiplin
- Kreatif
17
- Tanggung jawab
- Peduli sosial .
B. Materi Pembelajaran
Uang dan cara mengelolanya.
C. Metode Pembelajaran
Jigsaw, Ceramah, Tanya Jawab.
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dengan salam lalu berdoa.
- Ice Breaking
- Guru menanyakan kabar siswa.
- Guru mempresensi siswa.
- Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran secara umum.
Inti Pembelajaran
3. Eksplorasi
Dalam kegiatan ini, guru:
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Guru memberi materi yang sama kepada anggota
kelompok, dan memberi materi yang berbeda pada
anggota kelompok lain.
18
Guru meminta siswa untuk memahami materinya.
4. Elaborasi
Dalam kegiatan ini, guru:
Guru memberitahukan kepada siswa, untuk bertemu
dengan tim baru atau tim ahli.
Peserta didik menjelaskan materi masing-masing secara
bergantian.
Setiap anggota kelompok kembali ke kelompok awal,
dengan memiliki pemahaman atau catatan
masing-masing.
5. Konfirmasi
Dalam kegiatan ini, guru:
Guru meluruskan kesalah pahaman, memberikan
penguatan materi, dan penyimpulan
Penutup
Guru memberikan PR kepada siswa.
Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
E. Alat dan Sumber Belajar
Buku paket IPS kelas 3
Fokus kelas 3
Gambar-gambar uang, hewan, dan cek.
19
4. Penutup
a. Kesimpulan
b. Evaluasi
c. Do’a
20
D. DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Sholeh. 2011. Metode EDU Tainment. Yogyakarta: DIVA Press.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nazarudin. 2007. Implementasi Konsep, Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan
Agama Islam Di Sekolah Umum. Palembang: TERAS.
http://dasar-teori.blogspot.co.id/2011/08/kelebihan-dan-kekurangan-pembelajaran.ht
ml
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/04/model-pembelajaran-jigsaw.html
https://sunartombs.wordpress.com/2009/06/15/pengertian-dan-penerapan-metode-jigs
aw/
http://eanseptember.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-metode-jigsaw.html
http://www.kajianpustaka.com/2013/09/model-pembelajaran-jigsaw.html