metode kadar amonia dalam urin (metabolime) dan kadar mineral abu tulang (sfb)

Upload: sonia-dwiananta

Post on 02-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Metode kadar amonia dalam urin (metabolime) dan kadar mineral abu tulang (SFB)

    1/2

    Metode

    Waktu dan Tempat Penelitian

    Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan 1 Biokimia, Institut Pertanian

    Bogor. Waktu praktikum yaitu hari Jumat tanggal 03 Desember 2014 pukul 13.00-16.00 WIB

    Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan yaitu pipet mohr, pipet tetes, bulb, label, tabung Nessler, labu takar,

    kuvet, dan spektrofotometri. Bahan yang digunakan yaitu urine manusia, akuades, standar

    ammonia, dan pereaksi Nessler.

    Prosedur

    Preparasi sampel dan pengukuran menggunakan spektrofotometri. Siapkan 1 mL urine dan

    tepatkan menjadi 50 mL dengan akuades dalam labu takar. Campurkan hingga rata. Siapkan 3

    tabung Nessler ukuran 50 mL dan tiap tabugnya diisi dengan campuran yang berbeda-beda

    dengan label tabung sampel, tabung standar, dan tabung blanko. Tabung sampel diisi dengan 1

    mL urin, 49 mL akuades dan pereaksi Nessler. Tabung standar diisi dengan 1 mL standar

    amonia, 49 mL akuades dan pereaksi Nessler. Tabung blanko diisi dengan 50 mL akuades dan

    pereaksi Nessler. Ketiga tabung kemudian diukur dengan intensitas warnanya pada panjang

    gelombang 420 nm dengan alat spektrofotometri.

    METODE

    Waktu dan Tempat Praktikum

    Praktikum karbohidrat ini dilakukan di Laboratorium Pendidikan 1 Biokimia DepartemenBiokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Waktu

    praktikum yaitu hari Jumat, tanggal 5 Desember 2014 pukul 08.00 11.00 WIB.

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah peralatan gelas, corong plastik, kertassaring, dan sudip. Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan abu tulang sapi, larutan NH 4OH

    pekat, larutan HNO3 10%, larutan AgNO3 2%, larutan HCl 10%, larutan BaCl2, larutan asam

    asetat 10%, larutan amonium oksalat 1%, larutan urea 10%, pereaksi molibdat, larutan ferosulfat

    khusus, kristal amonium karbonat, larutan HCl, kristal dinatrium hidrogen fosfat, larutanamonium hidroksida, larutam amonium tiosianat, dan larutan kalium ferosianida.

    Prosedur

    Pembuatan Abu Tulang. Sebanyak 3-5 gram abu tulang dimasukkan ke dalam pinggan porselin

    dan dipanaskan dalam tanur hingga menjadi abu. Hasil abu tulang yang berwarna kelabu tersebut

    kemudian di dinginkan dan digerus dengan mortar. Selanjutnya, abu halus dipanaskan kembali

    hingga berwarna putih. Setelah menjadi putih, abu tersebut didinginkan kembali dan dipindahkan

  • 8/10/2019 Metode kadar amonia dalam urin (metabolime) dan kadar mineral abu tulang (SFB)

    2/2

    ke dalam gelas piala 250 mL. Ke dalam gelas piala ditambahkan 50 mL HNO310% dan diaduk

    rata. Pemanasan dilakukan hingga abunya menjadi larut dan ditambahkan akuades. Dilanjutkan

    dengan penyaringan dan dilakukan penambahan NH4OH pekat ke dalam filtrat sampai bereaksibasa, diuji dengan kertas lakmus. Terbentuknya endapan putih yang tebal menunjukkan adanya

    fosfat dalam sampel tersebut. Penyaringan dilakukan kembali dan hasil penyaringan berupa

    filtrat dan endapan diuji kualitatif untuk menentukan adanya kandungan mineral lain dalamsampel tersebut secara terpisah.

    Pengujian Filtrat

    Uji Klorida. Sebagian filtrat diasamkan dengan menambahkan filtrat tersebut denganlarutan HNO3 10%. Larutan tersebut diuji keasamannya dengan kertas lakmus. Kemudian

    dilakukan penambahan larutan AgNO32% ke dalam filtrat asam. Terbentuknya endapan putih

    menunjukkan adanya klor.

    Uji Sulfat. Filtrat sisa juga diasamkan dengan larutan HCl 10% dan dilakukan pengujiankeasaman dengan menggunakan kertas lakmus. Setelah filtrat menjadi asam, ditambahkan

    larutan BaCl2, endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya sulfat dalam sampel.

    Pengujian Endapan. Endapan yang sudah didapatkan dari penyaringan larutan abutulang sebelumnya diasamkan dengan penambahan larutan asam asetat 10%. Filtrat dan endapan

    dipisahkan. Filtrate ditempatkan ke dalam gelas piala sedangkan endapan disiapkan untuk uji

    besi selanjutnya.

    Uji Kalsium.Sebanyak 1 mL amonium oksalat 1% ditambahkan ke dalam 2 mL filtratendapan abu tulang. Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanya kalsium.

    Uji Fosfat. Filtrat 1 mL ditambahkan dengan larutan urea 10% sebanyak 1 mL.

    Kemudian, dimasukkan pereaksi molibdat khusus ke dalam campuran tersebut dan dicampurkandengan rata. Setelah itu, ditambahkan 1 mL larutan ferosulfat khusus. Terbentuknya warna biru

    pada larutan yang makin lama makin pekat menunjukkan adanya fosfat.

    Uji Magnesium.Sisa filtrat dipanaskan hingga mendidih. Ke dalam filtrat panas tersebut

    ditambahkan sedikit demi sedikit kristal amonium karbonat dan amonium klorida. Penambahanterus dilakukan selama endapan masih terbentuk. Lalu endapan yang terbentuk tersebut disaring

    dan ke dalam filtrat ditambahkan kristal dinatrium hidrogen fosfat dan larutan amonium

    hidroksida hingga suasana menjadi basa. Endapan putih yang terbentuk menunjukkan adanyamagnesium.

    Uji Besi.Endapan yang telah disiapkan sebelumnya ditambahkan sedikit larutan HCl

    10%, hingga larut dan kemudian disaring menggunakan kertas saring. Ke dalam sedikit filtrat

    tersebut ditambahkan 1 mL larutan amonium tiosianat dan diamati terbentuknya warna merah.

    Ke dalam sedikit filtrat ditambahkan 1 mL larutan kalium ferosianida dan diamati terbentuknya

    warna biru atau hijau. Warna merah, biru, atau hijau menunjukkan adanya besi.