metode kerja

20
METODE KERJA 1. U M U M Proyek Pekerjaan Pelapisan Ulang (Overlay) Jalan Tol Jagorawi terletak pada jalan tol Jakarta Bogor Ciawi pada intinya adalah pekerjaan perbaikan kondisi perkerasan prasarana jalan tol yang lalu- lintasnya sangat padat dengan pekerjaan utama antara lain : Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, laboratorium, Scrapping, Bitumen lapis pengikat (tack coat), Asphalt concrete wearing course, Asphalt cement, Patching, Pengecatan marka jalan (thermoplastic). 1.1_Situasi Lapangan Proyek berada pada lokasi Jalan Tol dimulai dari “Awal Proyek” di Taman Mini km 3+867 dan selesai pada lokasi ”Akhir Proyek“, di Ciawi Km 47.500. Lokasi proyek terdiri dari dua Jalur, yaitu “Jalur A“ adalah Jalur dari Jakarta menuju Bogor dan ”Jalur B“ adalah jalur dari Bogor menuju Jakarta. Lokasi pekerjaan pada jalur A adalah : Pada km 3+867, Ramp TMII pekerjaan Scrapping. Antara km 4+000 sampai dengan km 27+500 dilokasi kritis saja pekerjaan Overlay. Antara km 27+500 sampai dengan km 33+200 pekerjaan Overlay. Pada km 33+200 s/d akhir jalur A km 47+500 pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun. Pada km 27+500, Ramp Cibinong Pekerjaan Scrapping. Akses Bogor (arah Bogor pekerjaan Paching Akses Bogor s/d Gerbang pekerjaan Overlay Akses Bogor Gerbang s/d main road pekerjaan Paching Lokasi Pekerjaan pada jalur B adalah : Pada km 3+867 s/d 8+000 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun Pada km 8+000 s/d 10+000 jalur B adalah pekerjaan Overlay Pada km 19+700 s/d 47+500 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun Km 13+100 s/d 19+700 jalur B adalah pekerjaan Overlay

Upload: taufik-setiadi

Post on 05-Dec-2015

349 views

Category:

Documents


68 download

DESCRIPTION

metode kerja bangunan sipil

TRANSCRIPT

Page 1: METODE KERJA

METODE KERJA

1. U M U M

Proyek Pekerjaan Pelapisan Ulang (Overlay) Jalan Tol Jagorawi terletak pada jalan tol Jakarta Bogor Ciawi pada intinya adalah pekerjaan perbaikan kondisi perkerasan prasarana jalan tol yang lalu-lintasnya sangat padat dengan pekerjaan utama antara lain : Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, laboratorium, Scrapping, Bitumen lapis pengikat (tack coat), Asphalt concrete wearing course, Asphalt cement, Patching, Pengecatan marka jalan (thermoplastic).

1.1_Situasi Lapangan

Proyek berada pada lokasi Jalan Tol dimulai dari “Awal Proyek” di Taman Mini km 3+867 dan selesai pada lokasi ”Akhir Proyek“, di Ciawi Km 47.500. Lokasi proyek terdiri dari dua Jalur, yaitu “Jalur A“ adalah Jalur dari Jakarta menuju Bogor dan ”Jalur B“ adalah jalur dari Bogor menuju Jakarta.

Lokasi pekerjaan pada jalur A adalah :

Pada km 3+867, Ramp TMII pekerjaan Scrapping. Antara km 4+000 sampai dengan km 27+500 dilokasi kritis saja pekerjaan Overlay. Antara km 27+500 sampai dengan km 33+200 pekerjaan Overlay. Pada km 33+200 s/d akhir jalur A km 47+500 pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun. Pada km 27+500, Ramp Cibinong Pekerjaan Scrapping. Akses Bogor (arah Bogor pekerjaan Paching Akses Bogor s/d Gerbang pekerjaan Overlay Akses Bogor Gerbang s/d main road pekerjaan Paching

Lokasi Pekerjaan pada jalur B adalah :

Pada km 3+867 s/d 8+000 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun Pada km 8+000 s/d 10+000 jalur B adalah pekerjaan Overlay

Pada km 19+700 s/d 47+500 jalur B adalah pekerjaan Patching/pemeliharaan rutin 1 tahun Km 13+100 s/d 19+700 jalur B adalah pekerjaan Overlay

Pekerjaan Scrapping & Filling ketebalannya ± 5 Cm dan Overlay ketebalannya ± 4 Cm. 1.2 Hari kerja efektif dan jam kerja efektif

Waktu pelaksanaan pekerjaan akan diperhitungkan dengan hari kerja yaitu hari Senin sampai dengan hari Jum’at, hari Sabtu boleh bekerja, untuk hari Minggu tidak diperbolehkan bekerja. Jam kerja efektif setiap hari di estimasikan 7 jam per hari, dengan jam kerja antara jam 22.00 malam hari sampai dengan jam 05.00 pagi. Dengan memperhitungkan hari libur resmi/libur Nasional maka jumlah hari kerja efektif dapat diestimasikan sbb :

No B u l a n Hari kalender Jumlah Hari kerja Perkiraan Hari efektif

Page 2: METODE KERJA

123456789101112

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

312931303130313130313031

242020202020202020202018

152020202020202020201815

2. METODE KERJA

Pekerjaan Pengaturan Lalu-lintas

Sarana pengatur lalu-lintas yang sesuai dengan spesifikasi antara lain: rambu, kerucut lalu-lintas, lampu peringatan, marka sementara, lampu tali (rope light), senter merah, bendera merah, rompi reflektif dan keamanan kerja lain dalam “Daerah Kerja Proyek” selalu dalam keadaan teratur, tertib dan rapi sehingga memberi rasa aman, nyaman dan kelancaran pada pemakai jalan disekitar proyek maupun di Jalan Tol, khususnya.

Informasi kepada pemakai jalan tol mengenai adanya pekerjaan, diberikan sedini mungkin agar bersikap hati-hati bila melewati “Daerah Kerja Proyek” dan memperhatikan rambu-rambu lalu-lintas yang ada. ”Spanduk pemberitahuan” dipasang pada Gerbang Tol dan tempat strategis, “brosur pemberitahuan / informasi” dibagikan di gerbang Tol.

Selama saat pelaksanaan pekerjaan di jalan tol berlangsung, diadakan pemasangan pembatas daerah sepanjang lokasi pekerjaan pada bagian yang diperlukan sehingga aman dan dibuka setelah seluruh pekerjaan telah selesai dan sarana pengaman lalu-lintas yang dibutuhkan sudah terpasang.

Prioritas penggunaan jalan tol harus diutamakan. Kendaraan alat berat tidak akan parkir /berhenti dijalur utama/area kerja, tidak berjalan melawan arus jalan tol, dan tidak menyebrangi arus lalu-lintas tol. Tempat parkir kendaraan harus pada tempat yang telah ditetapkan. Kondisi jalur lalu-lintas jalan tol selalu dijaga kebersihannya dan tidak kotor akibat aktifitas kerja proyek.

Pembongkaran perkerasan aspal

Pekerjaan pembongkaran aspal meliputi juga pengaturan dan pengamanan lalu-lintas, Pembuangan material, pengamanan dan perlindungan dari kerusakan material.

Page 3: METODE KERJA

Material pembongkaran harus dibuat sedemikian rupa agar mudah diangkut, disimpan/ dijaga ditempat yang mudah terjangkau dan disetujui oleh pemberi tugas. Bekas pembongkaran harus ditutup kembali dengan material aspal beton sehingga rata kembali dengan permukaan lama. Pembongkaran menggunakan cold milling machine/Scrapper.

Bongkaran diisi dengan material yang ditentukan dalam spesifikasi teknis . Bongkaran akan diamankan dan dijaga dari material lain yang jelek dan dijaga dari gangguan lainnya.

Persiapan peralatan pengaspalan

Sejumlah peralatan akan dipersiapkan terlebih dahulau antara lain:

Asphalt Mixing Plant (AMP)

Kapasitas terpakai (nyata) minimal 65 ton/jam. AMP Fully automatic (semua penimbangan secara outomatic), bagian-bagian AMP yang vital dan cepat aus serta cepat rusak akan disediakan spare part yang cukup berkualitas atau bermutu baik serta jumlahnya memadai. Memiliki system penampungan (storage) yang lengkap dan Sistem pencurahan agregat dari cold bin menggunakan ban berjalan, dengan kecepatan putaran yang dapat diatur.

Stone Crusher

Kapasitas minimal 45 ton/jam, komposisi peralatan jaw to impact (tidak menggunakan cone). Bagian bagian Stone crusher yang vital dan cepat aus serta rusak diharuskan akan disediakan spare part yang cukup berkualitas atau bermutu baik serta jumlahnya memadai.

Asphalt Finisher

Sebanyak 3 (tiga) unit sebagai berikut :

2 unit tipe crawler track/roda besi dengan lebar penghamparan dapat mencapai 4.5 m, memiliki screw penghantar kembar (double screw) yang laik pakai serta disediakan spare part yang cukup.

1 unit tipe tire wheel atau roda karet dengan lebar penghamparan dapat mencapai 2.5m dan dalam kondisi baik atau atau laik pakai disertai dengan persediaan spare part yang cukup jumlahnya.

Page 4: METODE KERJA

Finisher dilengkapi dengan peralatan automatic level sensor (wire sensor) dan perlengkapan-perlengkapan lainnya diantaranya straight edge dan wire (kabel dengan panjang kurang lebih100 m). Semua screed finisher dilengkapi dengan vibrator.

Tandem Roller

Terdiri dari 3 unit dengan berat 6-8 ton dan 2 unit dengan berat 10-12 ton.

Tire Roller terdiri dari:

Terdiri dari sejumlah 3 unit dengan berat 10-12 ton dan 2 unit dengan berat 12-15 ton. Tire roller harus mempunyai persediaan spare part yang cukup.

Ashpalt Distributor

Sejumlah 1 (satu) buah dengan kapasitas minimal 2500 liter mempunyai mesin penggerak sendiri dan dilengkapi dengan alat penyemprot (spray bar) yang lengkap dan dalam kondisi laik pakai alat ini dipergunakan pada pekerjaan Overlay.

Hand Sprayer Asphalt

Sejumlah 2 (dua) buah dengan kapasitas minimal 1500 l/tangki dalam kondisi baik dan laik pakai.

Mobil Tanki Air

Sejumlah 2 (dua) buah dengan kapasitas minimal 5000 l /tanki dalam kondisi baik dan laik pakai.

Compressor

Sejumlah 3 (tiga) buah dengan dilengkapi jack hammer sebanyak 3 (tiga) buah dalam kondisi baik dan laik pakai.

Cold milling

Sejumlah 1 (satu) buah dengan lebar alat penggaruk minimal 1.0 m serta dalam kondisi baik dan laik pakai.

Dump truck dan light truk

Road cutter, 1 unit

Lampiran pasal S1.10DAFTAR PERALATAN LABORATORIUM

Page 5: METODE KERJA

JENIS PERALATAN JUMLAH

Percobaan Marshall (ASTM D 1559 (Automatic Compactor) 1 SetPenentuan KadarBtument (ASTM T 46) Soklet 2 SetPenentuan ke ausan Material (ASTM T-96) 1 SetAnalisa Butiran (ATM T 88),1”, ¾”, ½”, ¼”, 3/8”, #4, #8, #12, #16, #30, #50, #100, #200

1 Set

Mesin Core Drill (lengkap) 1 SetTest Sand Equivalen (lengkap) 1 SetRing and Ball 1 SetAlat Test Penetrasi 1 SetGelas Piknometer (500 gr) untuk SG 3 SetSela Pasir (lengkap) (Cone and Tamper) 1 SetFaccum Test (lengkap) 1 SetAlat Ukur Unit Weight Volume 6”(lengkap) 1 SetAlat Test Kepipihan (Slot) 25 mm 2 BuahOven Pengering (250C) 2 BuahTimbangan Triple Beam Balance (2610) OHAUS 2 SetTimbangan 20 Kg OHAUS 1 SetSpatula 2 BuahPan 20 BuahThermometer (250C) 4 BuahThermometer (100C) 3 BuahSigmat 1 BuahKompor Gas 1 SetKompor Listrik 2 SetSendok – Sendok dan Penggorengan A 4 buahSekop - sekop besar dan kecil A 2 buahElectronic Sieve Shaker 1 SetSplitter 1 Set

Bitumen Lapis Pengikat (Bituminous Tack Coat).

Pekerjaan yang mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang tersusun dari agregate aspal dan material aspal yang dicampur di pusat pencampuran serta penghamparan dan memadatkan campuran tersebut didasar pondasi yang telah disiapkan dan telah memenuhi persyaratan teknis.

Material yang dipergunakan curing liquid asphalt dan aspal yang digunakan telah memenuhi table S3.02.2. Material telah dihamparkan setelah lokasi disiram dan dibersihkan dari segala kotoran dengan power blower, dan material harus sudah dihamparkan 24 jam sebelum pengaspalan dimulai. Material bitumen yang disiramkan umumnya berkisar 0.4 s/d 0.8 Kg/m2.

Page 6: METODE KERJA

Aspal Beton (Bituminous Plant Mix Material)

Pekerjaan ini meliputi pencampuran agregat aspal (bitumen) pada instalisasi pencampuran, penghamparan dan pemadatannya pada permukaan yang telah disiapkan menurut spesifikasi teknis yang tercantum pada gambar rencana.

Campuran aspal untuk pekerjaan perkerasan adalah asphalt treated base, asphalt concrete binder Course dan asphalt concrete wearing course. Campuran Aspal harus terdiri dari campuran agregat, filter atau kapur, bila diperlukan, dan semen aspal. Pencampuran aspal telah sesuai dengan S3.01(2)

Suhu maksimum semen aspal yang telah masuk mixer tidak melebihi dari 150 0C. Campuran agregat harus dipanaskan dan dikeringkan dan disaring dan dicampur dengan material bitumen di tempat pencampuran. Jika semen aspal dipergunakan maka suhu agregat yang masuk ke mixer tidak lebih dari 10 0C.

Pengankutan campuran aspal dari instalasi pencampuran ketempat pekerjaan sesuai dengan pasal S3.01 (2).Sambungan lapisan longitudinal dari sambungan pada lapisan dibawahnya ± 15 cm. Specific graffity sesuai AASHTO T 230, kurang dari 95%.

Penggilasan terdiri dari tiga tahapan, penggilasan dilakukan dengan mesin gilas beroda baja dan mesin gilas yang beroda bertekanan angin. Penggilasan sekunder harus dilaksanakan secepat mungkin setelah penggilasan awal sehingga tercapainya kepadatan yang maksimum. Kecepatan mesin gilas tidak melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas beroda baja dam 6 km/jam untuk mesin yang menggunakan ban bertekanan angin.

Sambungan melintang harus digilas terlebih dahulu dan arah melintang dan measang papan papan agar memungkinkan gerak mesin diluar perkerasan jalan. Sambungan melintang disamping jalur lapisan sebelumnya maka lintasan pertama dibuat sepanjang sambungan membujur untuk jarak pendek.

Bila pengecualian maka dimulai dari pinggir bergerak secara longitudinal sejajar dengan sumbu center line jalan kearah puncak cembungan jalan, setiap penggilasan harus tumpang tindih dengan penggilasan terdahulu sebesar setengah lebar roller. Pada lengkung superelevasi Penggilasan harus dari sisi yang rendah ketempat yang tinggi dengan overlaving dan longitudinal yang sejajar dengan center line.

Gambar 1 : Skets Pembersihan Lokasi dan Penghamparan Tack Coat

Pick up

Bergeraknya Kendaraan

Air Compressor Tank Asphalt dengan mesin penghampar

Page 7: METODE KERJA

Sebelum 12 Jam setelah pekerjaan selesai tidak boleh ada lalu lintas yang melalui perkerasan tersebut. Lebar lapisan tumpang tindih berada dalam batas 50 mm s/d 100 mm.

Gambar 2 : Skets Penghamparan Material ATB

Material

Material bitumen harus sesuai dengan Gambardan memenuhi persyaratan Spesifikasi dibawah ini :Aspal Emulsi :Aspal emulsi yang dipakai adalah jenis R 65 Px (CRS-1 PX)Type dan grade dari bahan bituminous untuk tack coat harus merupakan Rapid Curing Liquid Asphalt.Asphalt Cair :MC-70 dengan temperatur penyemprotan 500 – 650

RC-250 dengan temperatur penyemprotan 750 - 900

Asphalt Emulsi :CRS ATAU RS yang dipergunakan harus maksimum berumur 1 tahun sejak proses pabrik.Rapid-Curing (cut back asphalt) : AASHATO M 81Rapid-Setting emulsion asphalt : AASHATO M 140 dan atau M 208Asphalt Emulsi yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai Tabel S3.02.2.

Persyaratan Aspal Emulsi KationikPersyaratan

Penghamparan material ACW

Asphalt FinisherDump Truck

Penggerakan Tandem dan Tyred Roller

Tandem Roller Tyred Roller Asphalt Finisher Dump Truck

Gambar 3 : Skets Pemadatan AWC

Page 8: METODE KERJA

Jenis pekerjaan Cara Pemeriksaan

SatuanCRS-1 CRS-2Min Max Min Max

1. Kekentalan Furol (50c) AASHATO-59

20 100 100 400 Detik

2. Sisa Deletasi AASHATO-59

60 - 65 - % Isi

3. Pengendapan (5 hari) AASHATO-59

- 5 - 5 Selisih %

4. Analisa Saringan (tertahan No.20) AASHATO-59

- 10 - 10 %

5. Muatan Listrik AASHATO-59

Positif

6. Destilasi Minyak AASHATO-59

- 3 - 3 % isi

7. Penetrasi Residu (25%C,5 detik) AASHATO-59

100 250 100- 250 0.1 mm

8. Daktilitas Residu (25%, 5cm/menit)

AASHATO-76

10 - 40 - Cm

9. Kelarutan (C2 H3 C13) AASHATO-76

97 - 97 - % Berat

10. Berat Jenis AASHATO-44

AASHATO T 227 - 89

Komponen CampuranCampuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler atau kapur, bila diperlukan, dan semen aspal (bitumen). Beberapa macam fraksi agregat harus berukuran dan berkualitas merata dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan formula (job-mix-formula)dan dengan indeks kekuatan berikut menurut AASHATO T 245.

Sifat Campuran Asphalt Treated Base AC Wearing & Binder Course

Stabilitas (Kg), Minimum 900 1100Flow (mm) 2.5 – 4.0 2.5 – 4.0Rongga didalam Camp. total 4 – 6 3 – 5Rongga yang terisi asphalt (%) 65 - 75 75 – 85

Dalam menghitung karakteristik kekosongan (voids) dalam campuran, Kontraktor harus membiarkan agar aspal diserap agragat, dan harus menggunakan effective specific grafity agregat dan maximum specific grafity dari campuran aspal yang belum padat.

Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur, digolongkan dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel 3.07 (1).

Grade A digunakan untuk asphalt treated base course.Grade B digunakan untuk asphalt concrete binder course.Grade C digunakan untuk asphalt concrete wearing course.

Tabel 3.07 (1)Ukuran Saringan

MmProsentaseLolos Menurut Berat

Grade A Grade B GradeC

Page 9: METODE KERJA

50.037.525.019.012.59.54.752.361.180.6000.3000.075

10095 – 10070 – 90-45 – 70-25 – 5017 – 40-7 – 22-0 – 6

--10095 – 10068 – 8656 – 7838 – 6027 – 4718 – 3711 – 286 – 200 - 8

---10095 – 10074 – 9248 – 7033 – 5322 – 4015 – 3010 – 204 - 9

Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal formula campuran (job-mix) secara tertulis, untuk digunakan oleh konsultan Pengawas dalam menentukan cara pencampuran untuk material yang disetujui. Formula tersebut harus menunjukan angka-angka yang pasti mengenai :

Pesentase agregat hasil pengayakan dari masing masing Saringan. Persentase Aspal yang akan ditambahkan, berdasarkan berat total agregate. Suhu campuran ketika keluar dari Mixer. Suhu campuran ketika dihamparkan di jalan. Grade/jenis dari material bitumen (aspal).

Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis campuran aspal tertentu. Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-mix formula yang pasti dan memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor.ACampuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mix formula tersebut, dengan batas toleransi dan gradasi seperti pada tabel 3.07 (1).

Agregat lolos dari saringan 4.75 mm………………………………… ± 7 %Agregate lolos dari saringan 2.36 s/d 0.15 mm …………………….. ± 4 %Agregat lolos dari saringan 0.075 …………………………………… ± 2 %Aspal (bitumen) ……………………………………………………….. ± 0.4 %Aspal (bitumen) ……………………………………………………….. ± 6 0 CSuhu Campuran ketika keluar dari pusat pencampur………………. ± 6 0 C

Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-mix formula baru dan memberitahukannya secara tertulis kepadaKontraktor. Bila ada usulan perubahan sumber material, harus dibuat job-mix formula baru sebelum material itu dipergunakan.

Hasil campuran akan ditest setelah proses pencampuran dalam instalasi pencampur atau seblum pemakaiannya pada pekerjaan.

b. Agregate Kasar

Page 10: METODE KERJA

Agregat kasar (tertahan saringan 2.36 mm) harus terdiri dari pecahan-pecahan yang bersih, keras dan awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak pipih, tidak memanjang dan bebas dari batu yang terlapisi kotoran dan lain-lain. Prosentase keausan, ketika ditestdengan AASHATO T 96, harus tidak lebih dari 30% untuk asphalt wearing course atau binder course, dan tidak lebih dari 40% untuk asphalt treated base.Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih besar dari 9%, dan berdasarkan test magnesium sulfat tidak boleh lebih dari12%. Bila digunakn batu pecah, maka sekurang-kurangnya 50% dari bagian yang tertahan pada saringan 4.75 mm mempunyai paling tidak satu muka pecahan.Indeks kepipihan (flakines index) agregat kasar maksimum 25% (BS 594 : 1973)Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut AASHATO T 182, agregat tersebut harus memiliki permukaan yang terselimuti aspal tidak kurang dari 95%.

c. Agregat halus

Agregat halus (yang lolos saringan ukuran 2.36 mm) harus mempunyai karakteristik dan kekerasan umum sesuai denganAASHATO M 29.

Dalam segala hal, pasir alam yang kotor dan berdebu serta mempunyai partikel lolos ayakan No. 200 (0.075 mm) lebih dari 8% atau pasir yang mempunyai nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 50 sesuai dengan AASHATO T 176, tidak diperkenankan untuk digunakan dalam campuran.

d. Filler

Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur, cement portland atau bahan mineral non-plastis lainnya dari sumber yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Filler mineral ini harus kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang tidak di kehendaki, mengalir lancar, dan ketika ditest dengan pengayakan di laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai berikut :

Ukuran Saringan (mm) Prosentase Lolos Menurut Berat (%)

10095 – 10065 – 100

e. Semen aspal (Aspahalt Cement)

Aspal merk ESSO, SHELL atau BP atau aspal lain yang setara kualitasnya dengan yang telah disebutkan diatas dan disetujui oleh pemberi tugas, yang memenuhi persyaratan disertai setifikat.

Country of origin dari Singapura, lebih direkomendasikan untuk digunakan.

Page 11: METODE KERJA

Pihak produsen aspal telah memiliki dan menjamin : Sertifukat mutu Internasional ( ISO 900) Sistem pengamanan mutu aspal selama pengiriman menuju lokasi instalasi

pencampuran aspal, dan dapat dibuktikan keandalannya. Kualitas mutu aspal sampai lokasi storage di AMP, dan selama penggunaannya Pelayanan distribusi dengan menggunakan truk khusus yang digunakan hanya untuk

satu produk tertentu (shell, esso dan BP atau aspal lain yang setara kualitasnya), apabila terjadi penggantian trk tangki maka harus minimal 3 kali pengangkutan aspal untuk jenis aspal yang sam sebelumnya (Shell, Esso, dan BP atau aspal lain yang setara dengan kualitasnya).

Pengguna Storage tank khusus yang digunakan hanya untuk satu produk tertentu, dan hanya boleh digunakan untuk keperluan proyek ini saja.

Pelayanan teknis yang diperlukan sewaktu waktu oleh Proyek. Aspal yang digunakan harus memenuhi persyaratan sesuai tabel 3.07(2) : Pengujian bahan dilakukan di laboratorium independent, baik didalam atau diluar negeri

sesuai perintah Pemberi Tugas / Pengawas.

Tabel 3.07(2)

Sifat Aspal Unit Min Maks Metode Pengujian1. Penetrasi 0.1 mm 60 70 AASHATO 49 – 892. Titik Lembek 0 C 48 56 AASHATO 53 – 893. Titk Nyala 0 C 276 - AASHATO 48 – 894. Kehilangan Berat % berat - 0.2 AASHATO 179 – 885. Kelarutan Zat CCL4 % berat 99.5 - ASTM D 20426. Daktalitas Cm 100 - AASHATO 51 – 897. Pentrasi Setelah Kehilangan Berat

% 80 - AASHATO 49 – 89

8. Daktalitas Setelah Kehilangan Berat

Cm 50 - AASHATO 51 – 89

9. Berat Jenis Kg/m3 1.01 1.06 AASHATO 228 – 9010. Kadar Parafin % - 2 DIN 52015

Untuk penggunaan aspal dalam kemasan drum, maka jumlah sampel aspal yang disyratkan untuk dilakukan test l.engkap dilaboratorium independen adalah sebanyak 3√n, dimana n adalah jumlah drum,. Dalam hal penggunaan aspal curah, jumlah sampel untuk test lengkap aspal oleh laboratorium independen sebanyak 3√n (jumlah truk tangki pengirim). Sedang setiap pada kedatangan truk tangki curah aspal, harus dilakukan sendiri tes penetrasi dan titik lembek dengan pengawas Konsultan (terdiri atas 2 sampel, diambil ddari bagian atasdan bawah tangki).

Material cat

Kondisi cat dalam kaleng bebas dari endapan yang berlebihan dan gumpalan serta mudah diaduk dengan tangan sampai rata dan homogen.

Lam menyimpan satu tahun dan viskositasnya tiboleh berubah lebih dari 5 KU dari keadaan baru.Komposisi pigmen dan karakteristik bahan catharus memenuhi persyaratan seperti tabel dibawah dan berat jenis marka jalan thermoplastic putih dan tidak boleh lebih dari 2.15.

Page 12: METODE KERJA

KOMPOSISI PIGMEN BAHAN CAT MARKA THERMOPLASTIC PUTIH

KANDUNGAN PIGMEN PROSENTASE

Binder 18 MinTitanium Dioxide 10 MinCalcium Carbonate dan Inner Filler 48 Min

Warna Bahan thermoplastic setelah dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C dan didinginkan sampai suhu 25 0C harus sesuai dengan keadan berikut :

Putih : pemantulan pada siang hari pada 45 – 0 Min 75% Harus sesuai dengan test standar No. 595 – Warna 13538

Waktu keringBila diterapkan pada atemperatus antara 211 0C ± 7 0C dan tebal 3.2 s/d 4.8 mm maka permukaan jalan sudah akan dapat dilalui pada waktu tidak lebih 2 menit bila suhu udara 10 0C dan tidak terlebih dari 10 menit bila temperatur udara 32 0C.

Kekuatan lekatSetelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C C kekuatan lekat pada beton semen akan 180 Psi (1.24Mpa).

Ketahanan retak pada temperatur rendahSetelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C C digunakan dan kemudian didinginkan pada suhu 9.4 0C ± 1.7 0C

Ketahan terhadap tumbukan Setelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C dan di test, ketahanan terhadap tumbukan minimal 1.13 Joule.

Titik lembekSetelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C dan ditest sesuai dengan ASTM E-28 bahan harus mempunyai titik lembek pada suhu 102.5 0C ± 9.5 0C.

KelelehanSetelah bahan thermoplastic dipanaskan selama 4 jam pada suhu 218 0C ditest kelelahannya thermoplastic putih mempunyai residu 18 %

Index kekuninganBahan thermoplastic putih indek kekuningan tidak lebih dari 0.12

Page 13: METODE KERJA

Ketahanan terhadap alkaliTidak menunjukan , pelepuhan, menyerpih, keriput dan tidak berwarna bila dicelupkan dalam larutan jenuh Ca (OH)2.

Material Glass BeadsSpesifikasi ini mencangkup glass beads yang ditaburkan setelah pengecatan maupun yang dicampurkan dengan material cat yang akan disemprotkan guna membuat marka jalan reflektif/dapat memantulkan cahaya.

Jenis materialType I : Glass Beads dengan gradasi standart.Type II: Glass Beads dengan gradasi sama.

Kondisi glss beads harus transparan, bersih, tidak berwarna, mempunyai bentuk bulat rata dan bebas dari gumpalan, Kotoran, gelembung,udara serta memenuhi persyaratan khusus.

Glass beads harus memenuhi gradasi sesuai dengan tabel dibawah ini.

Standar ayakan Presentasi lolosmm No Type I Type II

0.850 20 100 -0.600 30 75 – 95 1000.425 40 - 90 – 1000.300 50 15 – 35 50 – 750.180 80 - 0 – 50.150 100 0 - 5 -

Berat JenisGlass beads harus mempunyai berat jenis 2.4 sampai 2.6 Kg/liter.

BentukGlass beads harus mempunyai bentuk bulat dengan kebulatan minimum 70% lingkaran.

Indek BlasGlass Beads harus mempunyai nilai indek bias minimum 1.50

Kelembaban dan karakteristik penebaranGlass beads tidak boleh menyerap atau bertambah kelembabannya selama penyimpanan dan harus bebas dari debu dan kotoran dan serta dapat mengalir dengan bebas dari alat penyebarglass beads.

Daya apungJumlah glass beads yang terapung dalam larutan xylene minimum 90%

Contoh materialKontrktor dan pelaksana harus menyerahkan contoh bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini berikut data teknis, brosur brosur dari pabrikpembuatan untuk mendapatkan persetujuan penggunaan bahan dari pengawas/pemberi tugas.

Page 14: METODE KERJA

Kontraktor wajib untuk mengirimkan bahan-bahan yang dipergunakan kepada laboratorium untuk diadakan test bahan selama beberapa kali dalam periode pelaksanaan pekerjaan. Biaya test bahan ditnggung oleh Kontrktor.

Pengujian MaterialSetiap akan dipergunakan, diambil contoh bahan yang telah dicampur untuk pengujian. Pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan plat almunium dengan tebal 0.5 mm (ukuran 25 x 25 Cm). Apabila contoh tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka pengecatan tidak boleh diteruskan.Harus dihapus atau diulang serta diganti dengan campuran baru yang memenuhi syarat sesuai petunjuk Pengawas/Pemberi Tugas dilapangan.

Untuk itu Kontraktor harus menyediakan plat-plat almunium, timbangan (sewa) dengan ketelitian 0.1 gram serta tenaga kerja untuk melaksanakan atau mencatat hasil pengujian pemakaian cat. Plat aluminium yang telah dipergunakan tidak boleh dipakai lagi dan harus kepada pemberi tugas dilapangan.

Test pemakaian bahan dilaksanakan minimal satu kali untuk setiap 100 m2 sebagai kontrol jumlah pemakaian bahan secara keseluruhan. Kontraktor harus mendrop seluruh bahan kelapangan (material on site) atau menyerahkan semua bekas kemasan bahan(kaleng, karung dan sebagainya) kepad Pemberi Tugas atau cara lainnya sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas.

Bahan thermoplastic harus ditest sesuai dengan AASHATO T 250. Ukuran minimu dari contoh bahan marka jalan thermoplastic yang akan di test tidak kurang dari setiap 1360 kg kecuali jika jumlahnya kurang diatas. Bahan harus ditest sesuai dengan metode yang tepat dalam standar pengetesan No. 141 atau petunjuk ASTM yang tepat.