metode penulisan karangan ilmiah penulisan.pdf · 2 2. bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah...

19
METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH oleh: LAMUDDIN FINOZA

Upload: ngothien

Post on 05-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH

oleh:

LAMUDDIN FINOZA

Page 2: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

1

PENDAHULUAN

Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan saya melihat

kenyataan sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil

pemikirannya menjadi karangan. Saya makin tertarik membahas masalah karangan

karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian

sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun

terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah

serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk

persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan

ilmiah.

Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka,

termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah,

termasuk majalah yang meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, saya

memperoleh kesan bahwa kurangnya pemahaman tentang metode ilmiah dan

lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah mengakibatkan pekerjaan

menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang

berbobot.

Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan

diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah

sebagai berikut.

1. Apa kriteria karangan ilmiah?

Page 3: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

2

2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal?

3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang?

Makalah sederhana ini berisi pembahasan tentang metode penulisan

karangan ilmiah tanpa membicarakan masalah teknis penulisan. Untuk menulis

karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama mengingat

pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu

dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119).

Adapun yang dimaksud dengna teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang

operasionalisasi suatu metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis

penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya

yang ideal.

Page 4: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

3

1. MENGENALI KARANGAN ILMIAH

1.1 Pengertian Karangan dan Karangan ilmiah

Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan

teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi

pernaskahan.

Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu

karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga

suatu wacana.

Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan

yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan

akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan

analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya.

1.2 Ciri Karangan Ilmiah

Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan

nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun

secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku

umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo,

1986:12 dan Jasin, 1994:10).

Page 5: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

4

Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti.

Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga

mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai

ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) .

Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian-

bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain

harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara

keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.

Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-

langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah,

penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.

Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya

berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa

saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang

sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten.

Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak

perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat:

bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata

kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi).

Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan

kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah

(1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut.

Page 6: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

5

Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar.

Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah

medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai

kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah

menimbulkan salah pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan

kekacauan pikiran pengarangnya,” tambahnya.

1.3 Sistematika Karangan ilmiah

Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu

(1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut

hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan

ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5)

kesimpulan dan saran (kalau ada).

Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil

dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung

(menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara

teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau

berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik

Page 7: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

6

simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi,

berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh

argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang

merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan

beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78).

Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian

analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan

kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat

melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis.

Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya

itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan

data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan

data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa

menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap

merupakan jasa penulisnya.

Page 8: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

7

2. METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH

2.1 Prosedur Mengarang

Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur :

1) memilih/menetapkan topik

2) mengidentifikasikan masalah

3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis

4) menyusun kerangka (outline)

5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi)

5) melakukan penulisan awal (drafting)

7) melakukan penyuntingan (editing)

8) melakukan penulisan final.

Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian

terpenting akan diuraikan berikut ini.

2 .1.1 Topik dan Judul Karangan

Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap

menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah

apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak

pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan,

polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam.

Page 9: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

8

Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk

dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya

sesuai dengan keinginan penulis.

Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan

jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat

kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di

bawah ini.

Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara memadai.

Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan

permasalahannya benar-benar penulis kuasai.

Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika

dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan

atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi

judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan

judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti

sangat luas.

Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama

untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat

dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau

tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah

karangan secara total.

Page 10: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

9

2.1.2 Tema dan Tesis

Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan

dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar

belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus

kelangkaan BBM di tanah air kita, misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab

kelangkaan itu ingin membagi “pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam

tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan

tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai

mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur

dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh

penulis sejak semula.

Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas

dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema.

Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema

akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk

diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.

Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan

kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat

dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia

bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok

pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula.

Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud,

tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut

Page 11: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

10

tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena

itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu

diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis

sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan

oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya.

Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat

pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup

dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah

tema harus bersama-sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide

karangan).

Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia

tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup,

penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab

dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini.

1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif

Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok.

2) Topik: Dampak Buruk Aborsi

Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama

3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia

Tesis: kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen Pertamina.

Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka

karangan.

Topik : Kemacetan Lalu-lintas

Page 12: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

11

Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas

Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab. Permusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis

menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka

karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada

topik, sebab topik dan judul belum terurai.

2.1.3 Rumusan Masalah

Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari

masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja

yang dapat dijadikan masalah?

Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan

pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya

sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara

bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan

perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara

teori dan praktik.

Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133),

masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian

terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah

ada ataupun yang akan ada. Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber

Page 13: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

12

untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan

pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140).

Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral

pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan

rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada

rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap

rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan.

2.1.4 Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan

hubungan di antara gagasan yang ada. Dengan demikian, pengarang dapat

mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau

cetak biru pembangunan gedung).

Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus

menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan

dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan

digarap dengan sangat cermat.

Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih

topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu

sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.

Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.

Page 14: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

13

Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang

merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/

penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara

keseluruhan.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat

kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline

yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi

adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan

subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa

diskripsi sama sekali.

Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja

penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa

garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya,

pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah,

rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak

kata rencana secara implisit mengandung arti strategi.

Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena

sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis.

tentang suatu perusahaan). Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat

diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang

umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang

lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian).

Page 15: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

14

Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya

komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak

ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena

itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai

Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang-

kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok

skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian,

(h) sistematika/pembabakan skripsi (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal

penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64)

Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk

akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi

atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat.

Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana

kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan

permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian

skripsi.

Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran

terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan

sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang

terurai, pembaca akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik

pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka,

pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya

berupa judul-judul semata.

Page 16: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

15

Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan

bakat dalam mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat

menulis karangan fiksi, faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis

karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut

secara mutlak dari seseorang.

Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah

baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf

tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan.

Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu,

walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap

siswa, mahasiswa, apalagi sarjana, seyogianya bisa menulis seperti halnya

bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu dengan mengikuti norma-norma

penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut

adanya talent khusus.

Page 17: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

16

KESIMPULAN

1. Kriteria karil yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah

terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan

analisis.

2. Karil harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti

prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan

konvensi pemaskahan.

3. Untuk dapat menulis karil, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada

bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan

dipelajari.

4. Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan

menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas

suatu karangan.

Page 18: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

17

KEPUSTAKAAN

Brotowidjoyo, Mukayat D.,1985, Penulisan Karangan llmiah, Jakarta: Akademika. Cash, Phyllis., 1977, How to write A Research Paper Step By Step, New York: Monarch Press. Darmodjo, Hendro, 1985, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: Karunika. Finoza, Lamuddin, 1994., Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, Jakarta: Mawar Gempita. Jasin, Maskoeri., 1994, IImu Alamiah Dasar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nazir, Mohammad, 1994, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia. Ronda, Mirza, 1995, dan Ahmad Muntaha., Metode Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid. Senn, Peter R., 1971, Social Science and its Methods, Boston: Holbrook Surakhmad, Winarno , 1978, Paper, Thesis, dan Disertasi, Bandung: Tarsito Suriasumantri, Jujun S., 1986, Pedoman Penulisan llmiah, Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta. Suriasumantri, Jujun S., 1995 , Filsafat llmu, Jakarta: Sinar Harapan. Turabian, Kate L., 1973, A Manual For Writets, Fourth Edition, Chicago: The Chicago University Press.

Page 19: METODE PENULISAN KARANGAN ILMIAH PENULISAN.pdf · 2 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apakah faktor bakat sangat dominan untuk dapat mengarang? Makalah

18

BIODATA SINGKAT

Lamuddin Finoza lahir di Takengon, Aceh: 15 Agustus 1945. Lulus sebagai Sarjana

Sastra Jurusan Bahasa Indonesia dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (1977)

dan Program Akta Mengajar V UT/IKIP Jakarta (1987)

Sejak tahun 1981 menatar dalam bidang bahasa dan korespondensi Indonesia pada

berbagai instansi pemerintah dan swasta di Jakarta dan di daerah. Dapat disebut di

sini, Sekretariat Negara RI, Caltex Pacific Indonesia, dan Freeport Indonesia adalah

contoh lembaga/perusahaan yang pernah beliau jambangi.

Pekerjaan sekarang: Dosen tetap STIE Kampus Ungu, mengajar pada beberapa

perguruan tinggi di Jakarta, termasuk Universitas Indonesia.

Publikasi :

(a) Menulis artikel ilmiah dan features dalam harian Abadi, Berita Yudha,

Indonesia Raya (1971 - l975)

(b) Menulis buku pelajaran untuk SLTP dan SLTA yang diterbitkan oleh Penerbit

Yudhistira dan Mutiara (1978 - 1980)

(c) Menulis naskah untuk Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia melalui TVRI

(1978 -1991)

(d) Menulis buku bahasa Indonesia dan korespondensi

1. Aneka Surat Sekretaris dan Surat Bisnis Indonesia (199I)

2. Komposisi Bahasa Indonesia (1993)

3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Proposal (1994)

4. Bahasa Indonesia Kualifikasi Semenjana untuk SMK (2005)