metodologi pembelajaran

23
METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Makalah Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model Pembelajaran PAI Dosen Pembimbing : Dr. Rahmawati Rahim. M.Pd.I Di Susun Oleh : Agus Susanto, S.Pd.I NIM : 2120103187 PROGRAM BEASISWA SUPERVISI PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2013

Upload: hasonanganta-malau

Post on 25-Nov-2015

107 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

METODOLOGI PEMBELAJARANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MakalahDiSusunUntukMemenuhiTugas Mata KuliahModel Pembelajaran PAI

Dosen Pembimbing: Dr. Rahmawati Rahim. M.Pd.I

Di Susun Oleh :Agus Susanto, S.Pd.INIM :2120103187

PROGRAM BEASISWA SUPERVISI PASCA SARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAHPALEMBANG2013

A.PendahuluanFazlur Rahman mengemukakan bahwa salah satu poblem pendidikan umat Islam adalah problem metode pendidikan. Pendidikan umat Islam senantiasa menggunakan metode hafalan, yang tidak dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.[1]Seringkali dijumpai seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil dalam mengajar, hanya karena tidak menguasai metode mengajar. Itulah sebabnya, metode mengajar menjadi salah satu obyek bahasan yang penting dalam pendidikan.[2]Oleh karena itu, Nazarudin Rahman berpendapat bahwa guru sebagai dari kerangka system pendidikan dituntut untuk selalu mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap statis (merasa cukup dengan apa yang sudah ada) maka proses pendidikan itu akan statis pula bahkan mundur.[3]Keberadaan metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan guru dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil pengkajian dan pengujian melalui metode ilmiah.Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut didaktik yaitu ilmu yang membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar yang menimbulkan proses belajar. Didaktik dibedakan menjadi dua, yaitu dikdaktik umum dan didaktik khusus. Didaktik umum membahas prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar, sedangkan didaktik khusus yaitu membahas cara-cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada pelajar.[4]Dan dalam Islam, dawah dan pendidikan tidak bisa dipisahkan, keduanya terjadi jalinan yang sangat erat dan banyak mengalami persamaan-persamaan, hal ini ditegaskan Syeh Ali Manfudz bahwa :Sesungguhnya dakwah kepada kebaikan itu adalah pendidikan, dan pendidikan yang bermanfaat itu hanyalah ada dengan amal perbuatan, karena pendidikan itu tegak berdiri atas teladan yang baik dan uswatun hasanah.[5]Adapun dalam makalah ini akan membahas metodologi pembelajaran PAI, sebagai ilmu dalam mengembangkan cara mengajar baik berupa prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar (didaktik umum), dan membahas cara guru dalam menyajikan materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (didaktik khusus) tentunnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan demikian tujuan pembembelaran PAI akan tercapai.Dari beberapa penjelasandi atas, maka dalam makalah ini penulis akan merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut :1.Apakah metodologi pembelajaran PAI itu ?2.Prisnsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam metodologi pembelajaran PAI ?3.Bagaimana implementasi metodologi pembelajaran PAI pada kegiatan pembelajaran di kelas?

B. Metodologi Pembelajaran PAI1. Pengertian Metodologi Pembelajaran.Dalam kamus besar bahasa Indonesia, metodologi berarti ilmu tentang metode atau uraian tentang metode.[6]Dan dalam bahasa Arab disebutminhaj, wasilah, kaipiyah,danthoriqoh, semuanya adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia pendidikan Islam adalahthoriqoh, bentuk jama darithuruqyang berarti jalan atau cara yang harus ditempuh.[7]Menurut M. Arifin, Metodologi berasal dari dua kata yaitu metode dan logi. Adapun metode berasal dari dua kata yaitumeta(melalui) danhodos(jalan atau cara), dan logi yang berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitulogos(akal atau ilmu), maka metodologi adalah ilmu pengetahuan tentang jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian, metodologi pendidikan adalah sesuatu ilmu pengetahuan tentang metode yang dipergunakan dalam pekerjaan mendidik.[8]Hanya saja,Mahmud Yunusmenambahkanbaik dalam lingkungan perusahaan atau perniagaan, maupun dalam kupasan ilmu pengetahuan dan lainnya.[9]Dalam bahasa Inggris, metode di sebutmethoddanway, keduanya diartikan cara. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara adalah katawayitu, bukan katamethod. Karena metode istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang palingtepat(efektif) dancepat(efisien) dalam melakukan sesuatu.[10]Maka metodologi dalam pengertian ini adalah ilmu tetang metode yaitu ilmu yang mempelajari cara yang paling tepat (efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan pengertian di tersebut, maka dijumpai dalam buku metodologi pengajaran lebih banyak membahas bermacam-macam metode, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demontrasi dan lain-lain.Pengertian yang lebih luas tentang metodologi adalah pendapat Hasan Langgulung, yang menyatakan bahwa metodologi pengajaran ialah ilmu yang mempelajari segala hal yang akan membawa proses pengajaran bisa lebih efektif. Dengan kata lain metodologi ini menjawab pertanyaanhow, what, dan whoyaitupertanyaan bagaimana mempelajari sesuatu (metode)?, apa yang harus dipelajari (ilmu)?, sertasiapa yang mempelajari (peserta didik) dan siapa yang mengajarkan (guru)?.[11]Pendapat yang semakna dengan di atas dikemukakan oleh Omar Mohmmad Al-Toumy Al-Syaibany yang menyatakan bahwa :[12]metode mengajar bermakna segala segi kegiatan yang terarah yang dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkan, ciri-ciri perkembangan murid-muridnya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan menolong murid-muridnya untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka. Selanjutnya menolong mereka memperoleh maklumat, pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, minat dan nilai-nilai yang diinginkan.

Pendapat di atas diperkuat dengan fiman Allah dalam surah An-Nahl : 125, yang artinya sebagai berikut :Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhanmu denganbijaksanadannasehatyang baik, sertaberbantahlahmereka dengan cara yang baik (QS.An-Nahl : 125).

Dengan demikian, metodologi pembelajaran tidak hanya membahas metode semata, tapi kajiannya lebih luas yaitu mengaitkan cara mengunakan metode dengan bahan yang diajarkan, peserta didik dan guru bahkan lingkungan.Adapun pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, sebagai berikut :[13]a.Pendapat Gagne, bahwa pembelajaran diartikan seperangkat acara pristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang bersifat internal.b.J. Drost (1999), menyatakan bahwa pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan untuk menjadikan orang lain belajar.c.Mulkan (1993), memahami pembelajarann sebagai suatu aktifitas guna menciptakan kreativitas siswa.PadaPasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan atau situasi yang sengaja dirancang agar interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajardapat melakukan aktifitas belajar.Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dikemukankan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memahami metodologi pembelajaran, yaitu sebagai berikut :a.metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu dalam mengembangkan cara yang dilalui dalam proses pembelajaran yang berupa prinsip-prinsip umum dalam mengajar dan belajar (didaktik umum).b.metodologi pembelajaran adalah sebuah ilmu yang membahas cara yang paling cepat (efektif) dan cepat (efisian) yang dapat digunakan guru dalam menyajikan materi dalam kegiatan proses pembelajaran dikelas (Didaktik khusus).

2.Pendidikan Agama Islam (PAI).Pendidikan berasal dari katadidik. Dengan diberi awalanpenddan akhirankan, yang mengandung arti perbuatan, hal, dan cara. Pendidikan Agama dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilahreligion education, yang diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama. Pendidikan agama tidak cukup hanya memberikan pengetahuan tentang agama saja, tetapi lebih ditekankan padafeeling attituted,personal ideals, aktivitas kepercayaan.[14]Dalam bahasa Arab, ada beberapa istilah yang bisa digunakan dalam pengertian pendidikan, yaitutalim(mengajar),[15]tadib(mendidik),[16]dantarbiyah(mendidik).[17]Namun menurut al-Attas (1980) dalam Hasan Langgulung, bahwa katatadibyang lebih tepat digunakan dalam pendidikan agama Islam, karena tidak terlalu sempit sekedar mengajar saja, dan tidak terlalu luas, sebagaimana kata terbiyah juga digunakan untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan pengertian memelihara.[18]Dalam perkembangan selanjutnya, bidang speliasisai dalam ilmu pengetahuan, kata adab dipakai untuk kesusastraan, dan tarbiyah digunakan dalam pendidikan Islam hingga populer sampai sekarang.[19]Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam di sekolah diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI, yaitu sebagai berikut :[20]a.Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.b.Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.c.Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan pelatihan.d.Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama Islam.Sebagai salah satu komponen ilmu pendidikan Islam, metode pembelajaran PAI harus mengandung potensi yang bersifat mengarahkan materi pelajaran kepada tujuan pendidikan agama Islam yang hendak dicapai proses pembelajaran.Dalam konteks tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum, Departemen Pendidikan Nasionalmerumuskan sebagai berikut :[21]a.Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.b.Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, berdisiplin, bertoleran (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Lebih lanjut, menurut Arifin, ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode, yaitu : pertama, membentuk peserta didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepadaNya semata. Kedua, bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Quran dan Al-hadist. Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran al-Quran yang disebut pahala dan siksaan.[22]Berangkat dari beberapa penjelasan tersebut, dapat dikemukan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar, yakni suatu kegiatan membimbing, pengajaran dan / atau latihan yang dilakukan GPAI secara berencana dan sadar dengan tujuan agar peserta didik bisa menumbuh kembangkan akidahnya melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT yang pada akhirnya mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia.Agar hal di atas tercapai, maka GPAI dituntut mampu mengembangkan kemampuannya dalam pembelajaran PAI, disinilah pentingnya mempelajari metodologi pembelajaran PAI.

3.Prinsip- PrinsipMetodologi Pembelajaran PAIMetodologi pembelajaran merupakan ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu dalam proses pembelajaran, karena memberikan alternatif dan mengandung unsur-unsur inovatif.Menurut Mulyasa (2004), tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku peserta didik. Oleh karena itu, Firdaus (2005) menjelaskan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan proses pengalaman belajar yang sistematis yang bermanfaat untuk siswa dalam kehidupannya kelak dan pengalaman belajaryang diperoleh siswa juga sekaligus mengilhami mereka ketika menghadapi problem dalam kehidupan sesungguhnya.[23]Dalam kontek pemberian pengalaman belajar yang dimaksud di atas, maka implementasi metodologi pembelajaran yang selama konvensional (terpusat pada guru), sudah saatnya untuk diganti dengan metodologi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dalam pembelajaran.Menurut Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany, prinsip-prinsip metodologi pendidikanIslam adalah sebagai berikut:a.menjagamotivasi, kebutuhan, dan minatdan keinginan pelajar pada proses belajar.b.menjagatujuanpembelajaranyang telah ditetapkan.c.memeliharatahap kematangan, perkembangan, dan perubahan anak didik.d.menjagaperbedaan-perbedaan individu dalam anak didik.e.mempersiapkan peluang partisipasi praktikal; sehingga menjadi keterampilan, adat kebiasaan, sikap dan nilai.f.memperhatikan kepahaman, dan mengetahui hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutannya, keaslian, pembaharuan, dan kebebasan berpikir.g.menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.[24]Pendapat yang hampir sama, menurut Abdurrahman Masud, bahwa secara teknis dalam penerapan metode, guru harus melakukan hal-hal sebagai berikut :a.Guru hendaknya bertindak sebagai role model, suri tauladan bagi kehidupan sosial siswa, baik di dalam maupun luar di luar kelas.b.Garu hendaknya menunjukkan sikap kasih sayang kepada siswa.c.Guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai subyek dan mitra belajar, bukan obyek.d.Guru hendaknya bertindak sebagai fasilitator, promotor of learning yang lebih mengutamakan bimbingan, menumbuhkan kreativitas siswa, serta interakstif dan kamunikatif dengan siswa.[25]Maka menurut Syaiful Bahri, dalam penggunaan metode hendaknya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :a.Selalu beroritentasi pada tujuan.b.Tidak terikat pada satu alternatif saja.c.Kerap dipergunakan sebagai suatu kombinasi dari berbagai metode.d.Kerap dipergunakan berganti-ganti dari satu metode ke metode lain.[26]Sedangkan menurut Ahmad Tafsir, cara yang paling tepat dan cepat dalam pembelajaran agama Islamyaitu dengan memperhatikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab ketika metodologi pembelajaran PAI mau diterapkan, yaitu : siapa yang diajar?, berapa jumlahnya?, seberapa dalam agama itu akan diajarkan?, seberapa luas yang akan diajarkan?, dimana pelajaran itu berlangsung? dan peralatan apa saja yang tersedia?.[27]Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI terpusat pada guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. Dalam hubungan ini tugas guru PAI bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.4. Manfaat MetodologiPembelajaran PAIMetode-metode pembelajaran PAI memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik, baik dalam proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk hari esok.Sehubungan dengan itu,Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany mengatakan bahwa kegunaan metodologi pendidikanIslam adalah sebagai berikut:a.menolong siswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, terutamaberpikirilmiah dan sikap dalm satu kesatuan.b.membiasakan pelajar berpikir sehat, rajin, sabar, dan teliti dalam menuntut ilmu.c.memudahkan pencapaian tujuanpembelajaran secara efektif dan efisien.d.menciptakan suasanabelajar mengajaryang kondusif, komunikatif, sehinggadapat meningkatkan motivasi peserta didik.[28]Dengan demikian, keberadaan metodologi pembelajaran menunjukkan pentingnya metode dalam sistem pengajaran. Tujuan dan materi yang baik tanpa didukung dengan metode penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar itu, pendidikan agama Islam sangat memperhatikan terhadap masalah metodologi pembelajaran ini. Sebagaimana hadits nabi, yang artinya sebagai berikut :Bagi segala sesuatu itu ada caranya (metodenya). Dan metode masuk surga, adalah ilmu (H.R. Dailami).[29]

5.Metode-metode Pembelajaran PAIMetodologi pembelajaran PAI ini tidak akan ada artinya kalau tidak dilaksanakan dalam praktek pendidikan. Pelaksanaan metodologi pembelajaran PAI itu dalam pembelajaran diantaranya pemilihan metode mangajar yang efektif dan efisian. Dalam al-Quran banyak metode yang bisa diterapkan untuk menyampaikan kalam-kalam Allah kepada manusia, seperti metode cerita, diskusi, tanya jawab (dialog), metode perumpamaan (metafora), metode hukuman dan ganjaran.[30]Selain metode yang terdapat dalam Al-Quran, menurut Ramayulis, ada beberapa metode yang dapat kita gunakan dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam, diantaranya : metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demontrasi, karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, simulasi, eksperimen, penemuan, sosio drama, kerja kelompok dan lain-lain.[31]Metode-metode tersebut secara konvensional telah banyak dipraktekkan oleh GPAI disekolah terutama metode ceramah dan tanya jawab.Lebih lanjut, Nazarudin Rahman menjelaskan ada beberapa model pembelajaran yang dapat mewujudkan kegiatan belajar siswa aktif, diantaranya : Jigsaw (tim ahli), Cooperatif Script (bekerja berpasangan), Problem Based Introduction (PBI), Artikulasi, Group Investigation, Explicit Intruction, Coopetive Intergrated Reading dan Compotion, Inside-Outside-Circle, Consep Sentece, Complete Sentese, Mind Mapping.[32]Metode-metode ini belum begitu populer di kalangan GPAI, sebagian kecil saja yang menerapkannya dalam proses pembelajaran.Metode-metode tersebut, boleh saja digunakan dalam pendidikan agama Islam asal tidak bertentangan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Kalau dilihat dari Al-Quran dan Al-Hadits maka ayat-ayat dan hadist yang menjadi dasar dari metode-metode tersebut. Perlu disadari bahwa sangat sulit untuk menentukanmenentukan metode mana yang terbaik, yang paling sesuai atau efektif. Penentuan metode sangat erat hubungannya dengan kemampuan guru, materi dan siswa serta sarana prasarana yang tersedia.Menurut Ing S. Ulih Karo-karo dalam Ramayulis, ada beberapa faktor yang harus diperahatikan dalam metode mengajar, diantaranyatujuan yang hendak dicapai,pelajar, bahan pelajaran, fasilitas, guru, situasi, partisipasi dan kebaikan dan kelemahan metode tersebut.[33]Dengan demikian, GPAI harus cerdas dalam memilih metode pembelajaran, yaitu metode yang memungkinkan siswa yang belajar dalam kontek yang bermakna. Bermakna yang dimaksud, menjadikan pengetahuan yang relevan dengan siswa, memberikan kesempatan kepada siswa melakukan pengamatan, mengumpulkan data, menganalisi, menemukan dan menyimpulkan. Dan GPAI harus merubah kebiasaan yang selama ini hanya menggunakan metode konvensional menuju inovasi baru yaitu metode pembalajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

C.KesimpulanMetodologi pembelajaran PAI adalahilmu yang mempelajari cara yang paling tepat (efektif) dan cepat (efisien) untuk mencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.Metodologi pembalajaran PAI harus dapat memungkinkan pembelajaran PAI terpusat pada guru dan siswa yang menjadi komponen penentu dalam pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara guru dan siswa bersama-sama dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI. Dalam hubungan ini tugas guru PAI bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pelajaran, melainkan pemahaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar, dengan kata lain meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.Dengan demikian, GPAI harus cerdas dalam memilih metode pembelajaran,dan GPAI dituntut untuk selalu megembangkan dan memperbaharui (berinovasi) dalam menggunakan metode pembelajaran, hingga dapat merubah kebiasaan yang lama yaitu merasa cukup dengan metode konvensional yang sudah ada.

DaftarPustaka

Abdurrahman Masud, 2002,Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik ; Humanisme Raligius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta, Gama Media.Abdurrahman Saleh Abdullah,1994,Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran, cet. kedua, Jakarta, Rineka Cipta.Abu Taudhied, 1990,Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Ahmad tafsir, 2004,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan. Bandung, Remaja Rosdakarya.Arif Armai, 2002,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Jakarta: CIPUTAT PRES.Hasan Langgulung, 2000,Asas-asas Pendidikan Islam, edisi revisi, Jakarta, Al-Husna Zikra.M. Arifin, 1996,Ilmu Pendidikan Islam; suatu tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan Interdisipliner, cet. ke empat. Jakarta, Bumi Aksara.Nazarudin Rahman, 2009,Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I, Yogyakarta, Pustaka Felicha.Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, 1979,Falsafah Pendidikan Islam, Alih bahasa Hasan Langgulung, cet. pertama. Jakarta, Bulan Bintang.Ramayulis, 2001,Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia.Syaiful Bahri Djamarah, 2000,Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi edukatif, Cet. pertama, Jakarta. Rineka Cipta.Tim Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, 2002,Jurnal Ilmu Pendidikan Islam; Kajian tentang Konsep, Problem dan Prospek Pendidikan Islam,edisi Vol. 3 No. 2 Januari 2001, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kali Jaga.Tim DirJen Pembinaan PAI pada Sekolah Umum, 2001,Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Depatemen Agama RI.

[1]Sutrisno,Problem-Problem Pendidikan Umat Islam; Studi atas Pemikiran Fazlur Rahman,dalam Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Vol. 3 no 2 Januari 2002, Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, hal. 31-21.[2]Tim Dirjen Pembinaan PAI pada Sekolah Umum,Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Depatemen Agama RI, 2001, hal. 20.[3]Nazarudin Rahman,Manajemen Pembelajaran ; Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I, Yogyakarta, Pustaka Felicha, 2009, hal. i.[4]Tim Dirjen Pembinaan PAI pada Sekolah Umum,Op.Cit.,hal. 19.[5]Abu Tauhied,Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarat, Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Kali Jaga, 1990. Hal. 75.[6]Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Indonesia, Cet. empat, Jakarta, Balai Pustaka, 2007. Hal. 741.[7]Abu Tauhied,Op. Cit.Hal. 72.[8]M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, cet. ke empat, Jakarta, Bumi Aksara, 1996. Hal. 61.[9]Armai Arief,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,Jakarta, Ciputat Press. 2000,Hal.87.[10]Ahmad tafsir,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet ke delapan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, Hal. 9.[11]Hasan Langgulung,Asas-asas Pendidikan Islam, edisi revisi, Jakarta, Al-Husna Zikra, 2000, Hal. 350.[12]Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany,Falsafah Pendidikan Islam, Alih bahasa Hasan Langgulung, cet. pertama. Jakarta, Bulan Bintang, 1979, Hal. 553.[13]Nazarudin Rahman.Op.Cit. hal. 163.[14]Ramayulis,Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia, 2001, Hal. 3.[15]Diambil dari Q.S. Al-Baqarah : 31, artinya :dan Allahmengajarkankepada Adam segala nama, kemudian ia berkata kepada malaikat : beritahulah aku nama-nama semua itu jika kamu benar.[16]Hadis nabi, artinya :Allahmendidikku, maka Dia memberikan kapadaku sebaik-baik pendidikan.[17]Q.S Bani Israil : 24, artinya :Wahai tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana merekamendidikkusewaktu kecil.[18]Hasan Langgulung,Op. Cit.,Hal. 3.[19]Ramayulis,Op. Cit. Hal. 4.[20]Nazarudin Rahman,Op.Cit.Hal. 12.[21]Ibid,hal. 17.[22]M. Arifin,Op Cit.Hal.198.[23]Nazarudin Rahman,Op.Cit.hal. 165.[24]Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany,Op. Cit.,Hal. 595-627.[25]Abdurrahman Masud,Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik ; Humanisme Raligius sebagai Paradigma Pendidikan Islam, Yogyakarta, Gama Media, 2002, hal. 202.[26]Syaiful Bahri Djamarah,Guru dan Anak Didik ; dalam interaksi edukatif, Cet. pertama, Jakarta. Rineka Cipta, 2000, hal. 184.[27]Ahmad tafsir,Metodologi Pengajaran Agama Islam, Cet kedelapan. Bandung, Remaja Rosdakarya, 2004, Hal.10.[28]Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany,Op. CitHal.585.[29][29]Abu Tauhied,Op. Cit.Hal. 73.[30]Abdurrahman Saleh Abdullah,Teori-teori Pendidikan berdasarkan Al-Quran, cet. kedua, Jakarta, Rineka Cipta, 1994, hal. 197-231.[31]Ramayulis,Op Cit, hal. 108-109.[32]Nazarudin Rahman,Op.Cit.Hal. 165-174.[33]Ramayulis,Op. Cit.,Hal. 111-114.

Metodologi merupakan hal yang sangat penting dalam Pendidikan Agama Islam ( PAI ). Metode adalah suatu cara mengajar, yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Semakin baik metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya. Dalam metode mangajar, faktor guru, siswa, bahan yang akan diajarkan, situasi, sarana, prasarana, serta fasilitas-fasilitas lainnya sangat besar pengaruhnya. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam penggunaan suatu metode, maka sebenarnya cukup sulit bagi seorang guru untuk menetapkan metode yang paling baik dan harus dipakai di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar pembelajaran tersebut berhasil.

Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Depdiknas, 2002 : 741 ) , berarti ilmu tetang metode; uraian tentang metode. Sedangakan metode, menurut kamus yang sama ( 2002 : 740) , berarti : Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

Sedangkan metode mengajar, Zuhairini dkk. ( 1981 : 68 ) memberikan definisi sebagai berikut: Metode mengajar adalah :o merupakan salah satu komponen dari pada proses pendidikan.o merupakan alat mencapai tujuan, yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar.o merupakan kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.

Bertitik tolak dari pengertian metode mengajar tersebut, Zuhairini dkk. (1981 : 69) merumuskan pengertian Metodologi Pendidikan Agama Islam seperti berikut ini : ... segala usaha yang sistematis dan pragmatis untuk mencapai tujuan pendidikan agama, dengan melalui berbagai aktivitas, baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkungan sekolah.

Seorang guru dituntut untuk mampu memadukan berbagai metode yang relevan. Untuk pembelajaran shalat, misalnya, seorang guru harus mampu menggunakan metode ceramah, tanya jawab , latihan, serta harus memberi keteladanan bagi anak didiknya. Menurut ajaran Islam, melaksanakan pendidikan agama adalah merupakan perintah dari Allah dan ibadah kepada-Nya. Karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh guru.

Seorang guru harus senantiasa membekali dirinya dengan berbagai kemampuan . Kemampuan intelektual dan metodologis, serta kepribadian dan akhlak mulia harus dimiliki seorang guru. Karena keteladanan mutlak harus dimiliki guru agar ia dapat berperan sebagaimana mestinya sebagai guru Pendidikan Agama Islam.

Karena pendidikan merupakan perintah Allah, maka Allah banyak memberikan petunjuk tentang masalah pendidikan ini. Surah Al-Alaq ayat 1 5 yang merupakan wahyu yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. sarat dengan petunjuk-Nya tentang pendidikan. Ayat pertama surah ini merupakan perintah membaca (). Membaca merupakan salah satu aktivitas dalam pendidikan yang tidak dapat diabaikan, baik membaca yang tertulis maupun membaca fenomena alam yang tidak tertulis.

Erwati Aziz di dalam bukunya Prinsip-prinsip Pendidikan Islam ( 2003 : 2 ), mengungkapkan bahwa para ahli pendidikan Islam, seperti Hasan Langgulung, Muhammad Fadhil Jamali, dan Fathiyah Hasan Sulaeman, senantiasa memasukkan wahyu pertama ini sebagai ayat pendidikan. Mereka juga mengemukakan bahwa gaya bahasa dan ungkapan ayat-ayat Al-Quran menunjukkan bahwa ia mengandung nilai-nilai metodologis yang beragam sesuai dengan sasaran yang dihadapinya.

Salah satu ayat yang sarat dengan nilai metodologis yaitu Surah An-Nahl ayat 125 :

Serulah ( manusia ) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.... .

Bagian ayat adalah mengajarkan agama,

sedang itu adalah metode ( Abu Ahmadi, 1976 : 28 ).

Salah satu metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah pembiasaan dan pengamalan ; sebuah metode yang diisyaratkan secara implisit di dalam Surah Al Alaq. Pada waktu turun wahyu tersebut perintah iqra diulang-ulang oleh Malaikat Jibril. Latihan dan pengulangan yang merupakan metode praktis untuk memahami suatu materi pelajaran termasuk dalam metode ini. Dalam pegamalan ajaran agama , pembiasaan ini sangat penting , karena bila sudah terbiasa melakukannya dengan baik sejak kecil akan sulit untuk berubah dari kebiasaan tersebut.

Barangkali Anda merasa ada yang kurang dalam uraian ini, Anda diharapkan sekali untuk mengomenatarinya.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu . 1976 .Metodik

PENGERTIAN, TUJUAN, DAN FUNGSI METODOLOGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A.Pendahuluan

Metodologi merupakan hal yang sangat penting dalam Pendidikan Agama Islam (PAI). Semakin baik metode yang digunakan, maka akan semakin efektif dan efisien pula pencapaian tujuannya. Dalam metode mangajar, faktor guru, siswa, bahan yang akan diajarkan, situasi, sarana, prasarana, serta fasilitas-fasilitas lainnya sangat besar pengaruhnya. Dengan banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi di dalam penggunaan suatu metode, maka disini seorang guru dituntut untuk menetapkan metode yang paling baik dan harus dipakai di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam agar pembelajaran tersebut berhasil.

B.PengertianMPAI

Metodologi terdiri dari kata metodo dan logi. Metode berasal daribahasa greekmetha(melalui/melewati) danhodos(jalan/cara). Metode berarti jalan ataucara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.Logi berasal dari kata logos yang artinya ilmu.Jadi, metodologi berarti ilmu yang membahas tentang jalan atau cara yang harus dilalui untukmencapai tujuan tertentu.Metodologi pendidikan agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran ataupun hukuman. Sedangkan metodologi pengajaran agama adalah cara-cara yang tepat dipakai untuk mengajarkan agama kepada peserta didik, agar memiliki pengetahuan agama. Adapun metodologi Pengajaran Agama adalah cara-cara yang tepat digunakan agar peserta didik belajar agama, dalam arti berusaha melakukan perubahan perilaku dengan mengikuti tuntunan agama yang dipeluknya.Sebagai ilmu, metodologi pengajaranmerupakan salah satu cabang dari pedagogik yang membahas tentang pengajaran, yang disebut didaktik , didaktik ini dibagi mnjadidua, yaitu:1.Didaktik umum, yang membahas prinsip-prinsipumummengajar yang berlaku untuk semua mata pelajaran.2.Didaktik khusus,yang membahas pelaksanaan cara-cara mengajar yang disebutdengan metodik.Metodik dalam pembahasan ini akan dibagi lagi menjadi dua, yaitu:1.Metodik umum, yang berlaku untuk semua mata pelajaran. Hal ini berarti tidak membedakan antara pendidikan umum dan pendidikan Agama.2.Metodik khusus, yang hanya berlaku untuk mata pelajaran tertentu, misalnya Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (MKPAI), yang kini disebut dengan Metodologi Pendidikan Agama Islam

C.Ruang lingkup, ilmu-ilmu bantu,m dan manfaatMPAI

Dalam pembahasan ini, ruang lingkup MPAI ini meliputi:1.Tujuan pendidikan dan pengajaran agama2.Materi atau bahan pelajaran agama3.Metode pengajaran agama4.Alat/ media/ sumber pendidikan agama, dan.5.Evaluasi pendidikan agamaSedangkan,Ilmu-ilmu bantu bagi MPAI adalah sebagai berikut:1.Filsafat, memberikan sumbangannya dalam hal merumuskan tujuan, pendidikan/ pengajaran agama2.Psikologi, memberikan penjelasan kondisi sikologispeserta didik3.pedagogik dan didaktik, memberikan sumbangan dalam halpemilihan danpenentuan metode pembelajaran yang akan pakai4.Sosiologi,memberikansumbangan penjelasan terkait denganlingkungan masyarakat sebagai sumber belajar.Manfaatmempelajari MPAI bagi guru agama islam dan peserta didiksebagai berikut:1.Guru Agama Islam. MPAI dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal pemilihan dan penentuan metode mengajar yang akan dipakai agar berhasil dengan baik.2.Peserta didik. Hasil pembelajaran akan mudah dipahami, dimengerti, dan berarti bagi kehidupan peserta didik. Dan dapat menggunakannya dalam berbagai situasi, dalam kehidupan sehari-hari.

D.Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut john sealy(Chabib Thaha, dkk, 1999), pendidikanagama, termasuk PAI dapat diarahkan untuk mengemban salah satu atau gabungan dari beberapa fungsi, yaitu: konfensional, neo konfensional, konfensional tersembunyi, implisit dannonkonfensional.Untuk lebih jelasnya :1.Konfensional, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mningkatkan komitmen dan perilaku keberagaman peserta didik.2.Neo konfensional, yakni pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan keberagaman peserta didik sesuai dengan keyakinannya.3.Konfensinal tersembunyi, artinyapendidikan agama menawarkan sejumlah ajaran agama dengan harapan peserta didik nantinya akan memilih salah satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan dirinya, tanpa ada arahan pada salah satu diantaranya.4.Implisit, artinya pendidikan agama dimaksudkan untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan, melalui berbagai subyek pelajaran.5.Non konfension, artinya pendidikan agama dimaksudkan sebahai alat untuk memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut orang lain.

Dari berbagai fungsi diatas, perlu dikonfirmasikan denganundang-undangRepublik Indonesia, nomor 20 Tahun 2003 tentangsistem pendidikan nasionalpenjelasan pasal 37 ayat 1 pendidikan agama dimaksudkan untuk menjadimanusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan YangMaha Esa. Menurut Malik Fajar (1998), fungsi pendidikan agama di sekolah adalah memberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang kuat (Pemeluk agama yang taat), landasan itu meliputi:1.Landasanmotivasional, yaitupemupukan sifat positifpesertadidik untuk menerima ajaran agamanya dan sekaligus bertanggung jawab terhadap pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.2.Landasan etik,yaitutertanamnya norma-norma keagamaan peserta didik sehingga perbuatannya selalu diacu oleh isi, jiwa dan semangat akhlakul karimah.3.Landasan moral, yaitu tersusunya tata nilai (value system) dalam diri peserta didik yang bersumber dari ajaran agamanya sehingga memiliki daya tahan dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan.Berdasarkan acuan pedagogis, penanaman motivasi, etik dan moral itu, pada dasarnya pendidikan agama adalah menanamkan seperangkatnilai, yaitu iman, amal dan takwa.Agar di masa depan agama tetap berada dalam bingkai misi profetiknya, dibutuhkan pemahaman dan penghayatan yang utuh kepada agama. R. Stark dan C.Y. Lock, mengungkap lima dimensi agama yang penting, yaitu:1.Dimensi keyakinan. Inilah yang menjadi prioritas utama, selain syariah dan akhlak.2.Dimensi praktek agama, terutama dalam bentuk spiritual, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji3.Dimensi pengalaman, artinya tanggapan pemeluk agama yang melibatkan akal, perasaan dan kehendak hati terhadap apa yang dihayati sebagai realitas mutlak.4.Dimensi pengetahuan dan intelektual, minimal mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab suci, dan tradisi.5.Dimensi konsekuensi, yang berarti akibat yang ditimbulkan dalam kehidupan sosial.E.Faktor- factor

Faktor-faktoryang mempengaruhidalampemilihan metode mengajaryaitu:1.Faktor tujuan yang dicapai2.Peserta didik yang dihadapi3.Guru yang mengajar4.Situasi yang berbeda5.Fasilitas yang tersedia

F.Kerangka teoritik Metodologi Pendidikan Agama Islam (MPAI)

Terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh oleh guru dalam memilih cara atau metode ini, beserta bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode itu hanyalah menentukan prosedur yang akan diikuti.Beberapa ayat al-Quran yang dapat digunakan dalam metode ini antara lain:

1.Q.S. al-Qiyamah:17-18,Artinya:Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.(Q.S. al-Qiyamah:17-18)

2.Q.S. al-Alaq: 1-5,Artinya:Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(tulis baca).Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. al-Alaq: 1-5)

3.Q.S. al-Furqon: 32,Artinya:Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Quran itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlahsupaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanyakelompok demi kelompok(teratur dan benar).(Q.S. al-Furqon: 32).

G.KesimpulanMetodologi pendidikan agama Islam berarti cara-cara yang tepat dipakai untuk membentuk kepribadian agama Islam kepada peserta didik, melalui contoh teladan, pembiasaan, ganjaran ataupun hukuman.MPAI memiliki ilmu bantu, yang saling terkait antara satu sama lain. Mempelajari MPAI juga bermanfaat bagi pendidik dan juga peserta didik.Fungsi pendidikan agama islam adalah agar menjadikan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, yang berartimemberikan landasan yang mampu menggugah kesadaran dan mendorong peserta didik melakukan perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslimyangtaatberibadah.

Referensi:Thoha, Chabib. 1991, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka BelajarDepag RI, Ditperta. 1981/1982.Thuruqu Ta'lim al-Tarbiyah al-Islamiyah (terjemahan)Zuhairi. 1993. Metodologi Pendidikan Agama. Solo: RamadhaniRamayulis. 2003. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal , memahami, menghayati, mengiman, bertaqwa berakhlak mulia mengamalkan ajran islam dari sumber utamanya kitab suci Al quran dan Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaranlatihan serta penggunaan pengalaman (kurikulum 2004 Standar Kompetensi MPAI Depdiknas 2003Seorang pendidik harus punya:1. Profesional2. Selesra Humor yang tinggi3. Bersikap adil dan arif

Fungsi PAI1.PengembanghanMeningkatkan keimanan peserta didik dalam keluarga

2. PenyaluranMenyalurkan peserta didk yang berbakat terutama dalam bidang agama agar dapat berkembang secara optimal

3. PerbaikanUntuk memperbaika kesalahan kesalahan atau kekurangan 2 peserta didik dalam keyakinan dan pemahaman

4. PencegahanMenangkal budaya negatif yang dapat membahayakan dirinya5. PenyesuaianMenesuaikan diri dengan lingkungannya6. Sumber Lain memberikan pedoman hidup bahagia dunia akhirat