metodologi penelitianrepository.undhirabali.ac.id/590/1/buku___metodologi penelitian... · sehat...
TRANSCRIPT
ii
iii
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
(Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)
Judul Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dilengkapi studi kasus penelitian
Penerbit Pustaka Larasan
Pengarang I Gusti Bagus Rai Utama
Tahun 2016
Received 06022017
Seri -
ISBN 978-602-1586-63-1
Website httpwwwpustakalarasancom
Email pustaka_larasanyahoocoid
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Pustaka larasan 2016
iv
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas (Dilengkapi Studi Kasus Penelitian)
Penulis Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Pracetak
Slamat Trisila
Penerbit Pustaka Larasan
Jalan Tunggul Ametung IIIA11B Denpasar Bali
Ponsel 0817353433 Pos-el pustaka_larasanyahoocoid
Bekerja sama dengan
Undhira Press
Cetakan Pertama 2016
ISBN 978-602-1586-63-1
v
PRAKATA
Salam Sejahtera Di tengah kegalauan dalam proses belajar dan mengajar
pada bidang pariwisata akhirnya tercetus keinginan untuk merangkai dan menyusun ulang buku ini yang dapat membantu para pembaca khususnya mahasiswa pada jurusan pariwisata dan hospitalitas dan juga untuk para praktisi pariwisata dan perhotelan sebagai sebuah bahan bacaan yang baik untuk memberikan tambahan dalam rangka menciptakan budaya organisasi untuk melakukan inovasi dan menumbuhkan kreatifitas khususnya pada penelitian bidang pariwisata dan perhotelan
Seiring dengan lahirnya ilmu pariwisata yang telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan merupakan salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Buku Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas ini adalah revisi dari buku sebelumnya yang berjudul Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan Secara konten buku ini berisi hakekat ilmu dan penelitian hakekat ilmu pariwisata ruang lingkup jasa pariwisata dan perhotelan pendekatan penelitian pariwisata perumusan permasalahan penelitian skala pengukuran dan instrumen penelitian teknik sampling pemilihan teknik analisis penelitian analisis swot deskriptif kualitatif untuk pariwisata the service profit chain alat analisis kinerja usaha jasa perhotelan dan pariwisata analisis faktor untuk penelitian pariwisata multidimensional scaling analysis Analisis Structural Equation Modelling regresi dan korelasi pada jasa pariwisata dan perhotelan balanced scorecard sebagai penilaian kinerja usaha
vi
pariwisata tata cara penulisan proposal dan laporan dan
teknik merujuk dan mengutip
Buku ini baik sebagai referensi untuk memahami
penelitian dalam ruang lingkup pariwisata dan hospitalitas
membahas tentang hakekat penelitian berbagai cara dan
metode penelitian membuat usulan penelitian dan membuat
laporan hasil penelitian
Terima kasih saya ucapkan kepada banyak pihak yang
telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung
untuk terbit kembalinya buku ini semoga bermanfaat
untuk kemajuan pendidikan pariwisata dan hospitalitas di
Indonesia
Denpasar Januari 2016
Penulis
Dr I Gusti Bagus Rai Utama MA
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA
BAB I HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran 12 Matinya Mitologi 13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran 14 Dasar-Dasar Pengetahuan 15 Sumber Pengetahuan 16 Kriteria Kebenaran 17 Ontologi (apa yang dikaji) 18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran) 19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)
BAB II HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata 22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai
Ilmu Mandiri 23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu
yang Mandiri
BAB III RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN
PERHOTELAN 31 Pengertian Jasa Pariwisata 32 Dimensi Pariwisata 33 Definisi Pariwisata di Indonesia 34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
BAB IV PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian 42 Macam Tujuan Penelitian
viii
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya BAB V PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN
51 Penemuan Permasalahan 52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan 53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan
BAB VI SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN
PENELITIAN 61 Skala Nominal 62 Skala Ordinal 63 Skala Interval 64 Skala Rasio 65 Validitas 66 Reliabilitas
BAB VII TEKNIK SAMPLING
71 Sampel 72 Cara Pengambilan Sampel 73 Penentuan Jumlah Sampel
BAB VIII PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS
PENELITIAN 81 Teknik Analisis Data 82 Statistik Deskriptif 83 Statistik Inferensia
BAB IX ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF
UNTUK PARIWISATA 91 Analisis S-W-O-T 92 Analisis Matriks I-F-A-S 93 Analisis Matriks EFAS 94 Analisis Q-S-P-M
ix
BAB X THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS
KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN
PARIWISATA 101 Logika Kerja SPC 102 Kualitas layanan internal (internal service quality) 103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction) 104 Loyalitas karyawan (employee loyalty) 105 Nilai layanan eksternal (external service value) 106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) 107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty) 108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth) 109 Profitabilitas (Profitability) 1010 Hipotesis SPC
BAB XI ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN
PARIWISATA 111 Filosofis Analisis Faktor 112 Tahapan Analisis Faktor
BAB XII MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS 122 Konsep Persepsi 123 Konsep Positioning
BAB XIII ANALISIS STRUCTURAL EQUATION
MODELLING (SEM) 131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling 132 Tahapan dan Kristeria SEM
BAB XIV ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK
SEGMENTASI PASAR WISATAWAN 141 Filosofi Segmen Pasar 142 Alat Analisis Segmentasi Pasar 143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar
BAB XV REGRESI DAN KORELASI PADA JASA
PARIWISATA DAN PERHOTELAN 151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua
Variabel 152 Cara Penerapan Garis Regresi 153 Koefisien Korelasi 154 Uji Hipotesi T-test
BAB XVI BALANCED SCORECARD SEBAGAI
PENILAIAN KINERJA USAHA PARIWISATA 161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard 162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam
Balanced Scorecard 163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
BAB XVII TATA CARA PENULISAN PROPOSAL DAN
LAPORAN 171 Tata Cara Penulisan Usulan 172 Tata Cara Penulisan Skripsi
BAB XVIII TEKNIK MERUJUK DAN MENGUTIP 181 Kegunaan Merujuk 182 Tujuan Merujuk 183 Sumber-Sumber Rujukan 184 Cara Pencarian 185 Kaitan Rujukan Pustaka dengan Daftar Pustaka
LAMPIRAN Materi Tambahan Contoh Proposal DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS
viii
1
M
BAB I
HAKEKAT ILMU DAN PENELITIAN
11 Manusia Mencari Kebenaran
anusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan
Ada empat hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat
[1] ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur- stuktur teori dan diuji konsistensi internalnya Dalam pengetahuan dapat dilakukan tes ataupun pengujian secara empirisfaktual sedangkan akal sehat biasanya tidak dapat dilakukan pengujian
[2] ilmu pengetahuan teori dan hipotesis selalu diuji secara empirisfaktual sedangkan orang yang bukan ilmuwan hanya dengan cara ldquoselektifrdquo
[3] ilmu pengetahuan menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis dan pola penghubungnya tidak dilakukan secara asal-asalan
[4] dalam menerangkan hubungan antar fenomena ilmuwan melakukannya dengan hati-hati dan menghindari penafsiran yang bersifat metafisis
[5] Proposisi yang dihasilkan selalu terbuka untuk pengamatan dan pengujian secara ilmiah
12 Matinya Mitologi
Pada mulanya manusia menganggap alam sesuatu yang sakral sehingga antara subyek dan obyek tidak ada batasan Pada perkembangannya telah terjadi pergeseran konsep hukum alam Hukum didefinisikan sebagai kaitan- kaitan yang tetap dan harus ada diantara gejala-gejala
2
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Kaitan-kaitan yang teratur di dalam alam sejak duhulu diinterpretasikan ke dalam hukum-hukum normatif Disini pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati
Namun pada abad ke-16 manusia mulai meninggalkan pengertian hukum normatif tersebut dan menggantinya dengan hukum sesuai dengan hukum alam Perubahan tersebut berimplikasi bahwa terdapat tatanan di alam dan tatanan tersebut dapat disimpulkan melalui penelitian empirisfaktual Para ilmuwan saat itu berpendapat bahwa Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur- angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal Alam telah kehilangan kesakralannya sebagai gantinya lahirlah gambaran dunia yang sesuai dengan ilmu pengetahuan alam bagi manusia modern dengan kemampuan ilmiah manusia yang mulai membuka rahasia-rahasia alam tersebut
Saat ini akan menjadi aneh jika kita menggangap bahwa pohon besar berpenghuni rumah kosong berhantu sungai bernaga lautan beratu dan sejenisnya yang menunjukkan bahwa dunia mitologi telah mengalami ajalnya dan digantikan oleh ilmu pengetahuan alam
13 Berbagai Cara Mencari Kebenaran
Dalam sejarah manusia usaha-usaha untuk mencari kebenaran telah dilakukan dengan berbagai cara misalnya
131 Secara kebetulan
Ada cerita yang kebenarannya sukar dilacak mengenai kasus penemuan obat malaria yang terjadi secara kebetulan Ketika seorang Indian yang sakit dan minum air di kolam dan akhirnya mendapatkan kesembuhan Dan itu terjadi berulang kali pada beberapa orang Akhirnya diketahui bahwa disekitar kolam tersebut tumbuh sejenis pohon yang kulitnya bisa dijadikan sebagai obat malaria
3
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
yang kemudian berjatuhan di kolam tersebut Penemuan pohon yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon kina tersebut adalah terjadi secara kebetulan saja
132 Trial And Error
Cara lain untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan menggunakan metode ldquotrial and errorrdquo atau coba- coba Metode ini bersifat untung-untungan misalnya model percobaan ldquoproblem boxrdquo oleh Thorndike Percobaan tersebut adalah seperti berikut seekor kucing yang kelaparan dimasukkan ke dalam ldquoproblem boxrdquo suatu ruangan yang hanya dapat dibuka apabila kucing berhasil menarik ujung tali dengan membuka pintu Karena rasa lapar dan melihat makanan di luar maka kucing tersebut berusaha ke luar dari kotak tersebut dengan berbagai cara Akhirnya dengan tidak sengaja si kucing berhasil menyentuh simpul tali yang membuat pintu menjadi terbuka dan si kucing berhasil ke luar Percobaan tersebut mendasarkan pada hal yang belum pasti yaitu kemampuan kucing tersebut untuk membuka pintu kotak masalah
133 Melalui Otoritas
Kebenaran juga didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan seperti seorang raja atau pejabat pemerintah yang setiap keputusan dan kebijaksanaannya dianggap benar oleh bawahannya Dalam filsafat Jawa dikenal dengan istilah lsquoSabda pendita raturdquo yang berarti bahwa ucapan raja atau pendeta selalu dianggap benar dan tidak boleh dibantah lagi
134 Berpikir KritisBerdasarkan Pengalaman
Metode lainnya adalah berpikir kritis dan berdasarkan pengalaman Misal dari metode ini adalah berpikir secara deduktif dan induktif Secara deduktif berarti berpikir dari
4
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
yang umum ke khusus sedangkan induktif dari yang khusus ke yang umum Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles
135 Melalui Penyelidikan Ilmiah
Menurut Francis Bacon kebenaran baru bisa didapat dengan menggunakan penyelidikan ilmiah berpikir kritis dan induktif Selanjutnya Bacon merumuskan bahwa ilmu adalah kekuasaan Dalam rangka melaksanakan kekuasaan manusia selanjutnya terlebih dahulu harus memperoleh pengetahuan mengenai alam dengan cara menghubungkan metode yang khas sebab pengamatan dengan indera saja akan menghasilkan hal yang tidak dapat dipercaya Pengamatan menurut Bacon dicampuri dengan gambaran-gambaran palsu gambaran-gambaran palsu harus dihilangkan dan dengan cara mengumpulkan fakta-fakta secara telilti maka didapat pengetahuan tentang alam yang dapat dipercaya Namun ada syaratnya bahwa pengamatan harus dilakukan secara sistematis atau dilakukan dalam keadaan yang dapat dikendalikan dan diuji secara eksperimantal sehingga tersusunlah dalil-dalil umum
Metode berpikir induktif yang dicetuskan oleh Bacon selanjutnya dilengkapi dengan pengertian adanya asumsi teoritis dalam melakukan pengamatan serta dengan menggabungkan peranan matematika yang semakin memacu tumbuhnya ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan penemuan-penemuan baru Pada tahun 1609 Galileo menemukan hukum-hukum tentang planet tahun 1618 Snelius menemukan pemecahan cahaya dan penemuan-penemuan penting lainnya oleh Boyle dengan hukum gasnya Hygens dengan teori gelombang cahaya Harvey dengan penemuan peredaran darah Leuwenhock menemukan spermatozoide dan lain-lain Penemuan-penemuan tersebut menandakan lahirnya era baru yakni era ilmu pengetahuan modern yang
5
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
selanjutnya menjadi ilmu dan teknologi
14 Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar-dasar pengetahuan yang menjadi ujung tombak berpikir ilmiah dapat dijabarkan sebagai berikut ini
141 Penalaran
Penalaran adalah kegiatan berpikir menurut pola tertentu menurut logika tertentu dengan tujuan untuk menghasilkan pengetahuan Berpikir logis mempunyai konotasi jamak bersifat analitis Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran ini disebut aliran rasionalisme dan yang menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme
142 Logika (Cara Penarikan Kesimpulan)
Logika sebagaimana didefinisikan oleh William adalah ldquopengkajian untuk berpikir secara sahih (valid) Pada logika ada dua macam yaitu logika induktif dan deduktif Misal menggunakan logika ini adalah model berpikir dengan silogisma seperti misal dibawah ini Silogisma
Premis mayor semua manusia akhirnya mati Premis minor Rai manusia Kesimpulan Rai akhirnya akan mati
15 Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yang ada di alam semesta ini Manusia tidak mau menerima saja hal- hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri Rene Descarte pernah berkata ldquoDe Omnibus Dubitandumrdquo yang mempunyai
6
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
arti bahwa segala sesuatu harus diragukan Persoalan mengenai kriteria untuk menetapkan kebenaran itu sulit dipercaya Dari berbagai aliran maka lahirlah pula berbagai kriteria kebenaran
16 Kriteria Kebenaran
161 Teori Koherensi (Konsisten) Teori koherensi adalah bahwa suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misalnya adalah matematika yang bentuk penyusunannya pembuktiannya berdasarkan teori koheren
162Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan)
Teori korespondensi dipelopori oleh Bertrand Russel Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut Misalnya apabila ada seorang yang mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah London maka pernyataan itu benar Sedangkan apabila dia mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah Jakarta maka pernyataan itu salah karena secara kenyataan ibukota Inggris adalah London bukan Jakarta
163 Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Tokoh utama dalam teori pragmatis ini adalah Charles S Pierce Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan teori tersebut Disamping itu aliran ini percaya bahwa suatu teori tidak akan abadi dalam jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan mengadakan revisi
7
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
17 Ontologi (apa yang dikaji)
Ontologi adalah hakikat apa yang dikaji atau ilmunya itu sendiri Seorang filsuf yang bernama Democritus menerangkan prinsip-prinsip materialisme mengatakan sebagai berikut Hanya berdasarkan kebiasaan saja maka manis itu manis panas itu panas dingin itu dingin warna itu warna Artinya objek penginderaan sering kita anggap nyata padahal tidak demikian Hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata Jadi istilah ldquomanis panas dan dinginrdquo itu hanyalah merupakan terminologi yang kita berikan kepada gejala yang ditangkap dengan panca indera
Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam semesta ini seperti adanya oleh karena itu manusia dalam menggali ilmu tidak dapat terlepas dari gejala- gejala yang berada di dalamnya Dan sifat ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam mememecahkan masalah tidak perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini Namun demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan generalisasi Sebagai misal bagaimana kita mendefinisikan manusia maka berbagai pengertianpun akan muncul pula
Misal Siapakah manusia iu jawab ilmu ekonomi adalah makhluk ekonomi sedangkan ilmu politik akan menjawab bahwa manusia adalah political animal dan dunia pendidikan akan mengatakan manusia adalah homo educandum
18 Epistimologi (Cara mendapatkan kebenaran)
Epistimologi adalah bagaimana mendapatkan pengetahuan yang benar Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan pengetahuan adalah
[1] Batasan kajian ilmu secara ontologis ilmu membatasi pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup
8
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
manusia tidak dapat mengkaji daerah yang bersifat transcendental (gaibtidak nyata)
[2] Cara menyusun pengetahuan untuk mendapatkan pengetahuan menjadi ilmu diperlukan cara untuk menyusunnya yaitu dengan cara menggunakan metode ilmiah
[3] Diperlukan landasan yang sesuai dengan ontologis dan aksiologis ilmu itu sendiri
[4] Penjelasan diarahkan pada deskripsi mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi penyebab timbulnya suatu gejala dan proses terjadinya
[5] Metode ilmiah harus bersifat sistematik dan eksplisit
[6] Metode ilmiah tidak dapat diterapkan kepada pengetahuan yang tidak tergolong pada kelompok ilmu tersebut (disiplin ilmu yang sama)
[7] Ilmu mencoba mencari penjelasan mengenai alam dan menjadikan kesimpulan yang bersifat umum dan impersonal
[8] Karakteristik yang menonjol kerangka pemikiran teoritis
a Ilmu eksakta deduktif rasio kuantitatif b Ilmu sosial induktif empiris kualitatif
19 Aksiologi (nilai Guna Ilmu)
Aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu Ilmu tidak bebas nilai Artinya pada tahap-tahap tertentu ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana
Misalnya kasus penelitian di Bali Dampak kemajuan
9
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
pariwisata telah diteliti dengan model penelitian yang terintegrasi khususnya terhadap masyarakat dan budaya Hasil kemajuan pariwisata di Bali telah membawa provinsi itu mengalami ldquokeajaiban ekonomirdquo sekalipun demikian hasilnya tidak selalu positif Kemajuan tersebut membawa banyak perubahan kebiasaan tradisi dan budaya di Bali Berdasarkan penelitian tersebut terdapat lima hal yang telah berubah selama periode perkembangan pariwisata di Bali tersebut yaitu [1] Perubahan-perubahan dalam struktur industri berupa
meningkatnya sektor jasa dan peranan pariwisata pada bidang pembangunan ekonomi
[2] Perubahan-perubahan dalam sruktur pasar berupa pasar menjadi semakin terbatas sedang pengelolaan bisnis menjadi semakin beragam
[3] Perubahan-perubahan dalam struktur kepegawaian berupa tenaga professional yang telah terlatih dalam bidang pariwisata menjadi semakin meningkat
[4] Perubahan-perubahan struktur masyarakat berupa Meningkatnya jumlah penduduk yang beralih mata pencaharian ldquopetani ke pariwisatardquo dalam prosesnya lebih mudah mendapatkan uang jika dibandingkan menjadi petani
Perubahan-perubahan dalam nilai-nilai sosial berupa
penghargaan yang lebih tinggi terhadap keuntungan secara
ekonomis daripada masalah-masalah keadilan meningkatnya
kecenderungan masyarakat untuk bersikap individualistis
dan budaya gotong royong telah mengalami degradasi
10
11
P
BAB II
HAKEKAT ILMU PARIWISATA
21 Rasionalitas Ilmu Pariwisata
ariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun
ke tahun World Tourism Organization memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan sebesar 200 terhadap angka kunjungan wisatawan dunia saat ini Pariwisata modern saat ini juga dipercepat oleh proses globalisasi dunia sehingga menyebabkan terjadinya interkoneksi antar bidang antar bangsa dan antar individu yang hidup di dunia ini Perkembangan teknologi informasi juga mempercepat dinamika globalisasi dunia termasuk juga didalamnya perkembangan dunia hiburan rekreasi dan pariwisata
Pengukuran pembangunan pariwisata Indonesia (termasuk Bali) sejak era pemerintahan Presiden Soekarno (1945- 1966) hingga saat ini bertumpu pada dua cara pandang berbeda yaitu pendekatan kuantitas dan kualitas Menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization Spillane 1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara dengan pertimbangan bahwa (1) Pariwisata dapat berperan sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai- nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang
12
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
khusus membentuk jiwa hospitaliti yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi Indikator kemanfaatan pariwisata sebagai leading sector pembangunan yang menurut rumusan IUOTO di atas (Spillane 1993) tentu saja dapat diukur jika tersedia data kuantitatif dan kualitatif karena kedua data tersebut akan dapat saling melengkapi
Menurut catatan World Bank (2013) pertumbuhan jumlah wisatawan internasional pada tahun 2004 secara kuantitatif telah mencapai 786290623 orang dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya Sejak tahun 2004 hingga 2011 rata-rata kedatangan wisatawan secara internasional berkisar 913798596 dan bertumbuh dengan rata- rata 4 pertahunnya Penurunan jumlah wisatawan sempat terjadi pada tahun 2009 sebesar 416 pada jumlah wisatawan sebesar 916716749 Pertumbuhan kunjungan wisatawan di tingkat dunia tercermin juga pada angka kunjungan ke Indonesia namun share number atau jumlah yang datang ke Indonesia terbilang kecil yang menempatkan Indonesia pada urutan ke 38 dari 214 negara (World Bank 2013)
Pada Tabel 21 ditampilkan bahwa Perancis nampak sebagai negara yang paling populer untuk dikunjungi dan terbukti secara kuantitatif menerima wisatawan rata-rata hampir 80 juta setiap tahunnya Sementara Indonesia dengan berbagai kekayaan budaya Nusantaranya dan keindahan alamnya nampak masih kalah jauh dengan Malaysia dalam hal jumlah wisatawan yang telah mengunjungi negaranya
13
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Tabel 21 Posisi Indonesia pada Jumlah Wisatawan Dunia
NO 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
World 786290623 832133303 876402085 939044143 956486698 916716749 977971563 1025343606
1 France 74433000 74988000 77916000 80853000 79218000 76764000 77648000 81411000 2 United States 46086000 49206000 50977000 55978000 57942000 54962000 59796000 62711000 3 China 41761000 46809000 49913000 54720000 53049000 50875000 55664000 57581000 4 Spain 52430000 55914000 58004000 58666000 57192000 52178000 52677000 56694000 5 Italy 37071000 36513000 41058000 43654000 42734000 43239000 43626000 46119000 6 Turkey 16826000 20273000 18916000 26122000 29637000 30435000 31396000 34038000 7 United Kingdom 25678000 28039000 30654000 30870000 30142000 28199000 28295000 29306000 8 Germany 20137000 21500000 23569000 24421000 24884000 24220000 26875000 28374000 9 Malaysia 15703000 16431000 17547000 20973000 22052000 23646000 24577000 24714000
10 Mexico 20618000 21915000 21353000 21606000 22931000 22346000 23290000 23403000 38 Indonesia 5321000 5002000 4871000 5506000 6234000 6324000 7003000 7650000
Sumber International tourism number of arrivals (World Bank 2013)
Pertanyaannya adalah dapatkah Indonesia turut serta
dalam peningkatan kunjungan yang diperkirakan oleh World
Tourism Organization tersebut upaya apa yang semestinya
dilakukan oleh pelaku dan stakeholders pariwisata ditengah
keterbatasan dana pengembangan dan pemasaran pariwisata
saat ini Sudahkan pariwisata Indonesia sesuai dengan harapan
wisatawan Suradnya (2005) berpendapat pengelola destinasi
pariwisata harus selalu mencermati beberapa hal penting
berikut ini (1) telah terjadi pergeseran pasar pariwisata (2)
strategi bersaing yang semakin rumit (3) pemberdayaan
sumber daya manusia yang dituntut untuk dapat memberikan
nilai pada wisatawan (4) jaringan kerja terjalin dengan baik
(5) pemanfaatan teknologi terutama teknologi informasi secara
tepat untuk dapat meningkatkan nilai tambahdan (6) inovasi
di berbagai aspek bersaing di bidang pariwisata
Kenyataan yang lain bahwa saat ini wisatawan semakin
intelek dalam memilih destinasi dengan berbagai pertimbangan
yang rasional sehingga peran lembaga pendidikan di bidang
pariwisata menjadi sangat penting dan harusnya ilmu pariwisata
menjadi ilmu mandiri dapat diwujudkan dalam tindakan nyata
dan kenyataan tersebut telah terjadi saat ini dimana kemandirian
14
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
ilmu pariwisata telah diwujudkan dengan diberikannya ijin penyelenggaraan program studi pariwisata secara mendiri dari jenjang S1 S2 dan bahkan telah sampai pada jenjang S3
22 Sejarah Perjuangan Kemandirin Pariwisata sebagai
Ilmu Mandiri Perjalanan panjang pariwisata untuk diakui sebagai
disiplin ilmu mandiri sejak lama telah dilakukan dan masih terus diperjuangkan Pengakuan tersebut dibutuhkan berkenaan dengan peningkatan kualifikasi sumberdaya manusia bidang pariwisata terutama pengakuan dan legitimasi dari pemerintah dalam bentuk ijin operasional bagi penyelenggaraan pendidikan Sarjana Pariwisata (S1) Magister Pariwisata (S2) dan Doktor Pariwisata (S3)
Perjalanan dan perjuangan panjang tersebut sampai akhirnya pada deklarasi 24 Agustus 2006 yang menyepakati bahwa pariwisata sudah layak menjadi satu disiplin ilmu mandiri Sebagai tindak lanjut dari deklarasi tersebut perlu diimplementasikan ke dalam pengembangan reka bentuk jurusan atau program studi Upaya ke arah itu terus dilakukan antara lain dengan seminar nasional Manado November 2006 Workshop Sinergi Bandung dan Bali seminar nasional Hildiktipari Yogyakarta (Juli 2007) sampai akhirnya Workshop Tindak Lanjut Rancang Bangun Pariwisata sebagai Ilmu Mandiri (Cemara 12-13 November 2007)
Rancang bangun ilmu pariwisata mandiri dilakukan dalam rangka pengidentifikasi dan menyusun pohon ilmu pariwisata serta institusi atau kelembagaannya Konsep dan definisi pariwisata dimantapkan kembali agar diperoleh kesamaan persepsi terhadap objek pariwisata itu sendiri Ruang lingkup ilmu pariwisata ditetapkan agar diperoleh batasan-batasan ruang kajian yang menjadi pokok ilmu pariwisata Struktur kelembagaan juga merupakan bagian dalam pembahasan workssop ini yang meliputi berbagai alternatif rekabentuk
15
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
institusi penyelenggara pendidikan S1 Pariwisata Sebagai bagian dari sejarah perjuangan Pariwisata menjadi disiplin ilmu mandiri tonggak-tonggak penting juga merupakan bagian dari pembahasan Isu-isu lain yang menjadi perhatian khusus adalah strategi untuk mendapatkan pengakuan gelar dan kompetensi lulusan serta kurikulum (Kusmayadi 2008)
Saat ini lembaga-lembaga atau institusi penyelenggara program studi pariwisata telah membentuk himpunan yang disebut HILDIKTIPARI yakni Himpunan Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa
16
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi Pembangunan kepariwisataan merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan dari seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional Tujuan pembangunan kepariwisataan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata mengkomunikasikan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan media pemasaran secara efektif efisien dan bertanggungjawab mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional dan mengembangkan lembaga kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan pembangunan destinasi pariwisata pemasaran pariwisata dan industri pariwisata secara profesional efektif dan efisien Kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam pembangunan kepariwisataan
Kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan cinta tanah air citra bangsa dan memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional melalui penyerapan Tenaga Kerja pemerataan kesempatan berusaha meningkatkan penerimaan devisa negara serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Pembangunan kepariwisataan perlu didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten dalam rangka memberikan pelayanan prima bagi wisatawan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengamanatkan bahwa Tenaga Kerja di bidang kepariwisataan wajib memiliki standar Kompetensi melalui sertifikasi Sertifikasi sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan Tenaga Kerja tingkat nasional maupun internasional untuk mendukung pengembangan kegiatan kepariwisataan nasional dalam menghadapi
17
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
penyelenggaraan pendidikan tinggi pariwisata yang bermutu (b) pengembangan pusat kajian pariwisata Indonesia dan budaya lokal pada Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri dan (c) pembentukan komunitas ilmiah pariwisata yang mandiri Untuk mewujudkan hal tersebut maka HILDIKTIPARI telah mengadakan seminar-seminar yang sekaligus melaksanakan Rakernas guna menghasilkan kesepakatan stategis dalam meningkatkan daya saing global dengan meningkatkan pendidikan tinggi pariwisata yang berkualitas global
23 Kajian Tentang Ilmu Pariwisata sebagai sebuah Ilmu
yang Mandiri
231 Dasar Keilmuan Pariwisata
Secara konseptual persyaratan sebuah ilmu menjadi ilmu mandiri adalah dengan terpenuhinya minimal tiga syarat dasar yakni 1) ontologi yang menunjukkan objek atau focus of interest yang dikaji 2) epistemologi adalah metodologi yang dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan dan 3) aksiologi adalah nilai manfaat pengetahuan ilmu tersebut (Suriasumantri 2007)
1) Aspek Ontologi Pariwisata
Aspek ontologi dari ilmu pariwisata dapat dilihat kemampuannya menyedikan informasi yang lengkap tentang hakekatperjalananwisatagejala-gejalanpariwisatakarakteristik wisatawan prasarana dan sarana wisata tempat-tempat serta daya tarik yang dikunjungi sistem dan organisasi dan kegiatan bisnis terkait serta komponen pendukung di daerah asal maupun pada sebuah destinasi wisata Sehingga objek formal kajian ilmu pariwisata dapat dijelaskan secara jelas yakni masyarakat yang terkait dalam melakukan perjalanan wisata Sedangkan fenomeda pariwisata dapat dijelaskan ke dalam tiga unsur yakni 1)pergerakan wisatawan 2)aktivitas masyarakat yang memfasilitasi pergerakan wisatawan dan 3)implikasi atau
18
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
akibat-akibat pergerakan wisatawan dan aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas
2) Aspek Epistemologi Pariwisata
Aspek epistemologi ilmu pariwisata dapat ditunjukkan pada cara-cara pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah Objek ilmu pariwisata telah didasarkan pada logika berpikir yang rasional dan dapat diuji secara empirik Ilmu pariwisata memperoleh kebenaran ilmiah melalui beberapa pendekatan yakni
a) Pendekatan sistem
Pendekatan ini menekankan bahwa pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitasi serta implikasi keduanya terhadap kehidupan masyarakat luas merupakan kesatuan yang saling berhubungan ldquolinked systemrdquo dan saling mempengaruhi Setiap terjadinya pergerakan wisatawan akan diikuti dengan penyediaan fasilitas wisata dan interaksi keduanya akan menimbulkan pengaruh logis di bidang ekonomi sosial budaya ekologi bahkan politik Sehingga pariwisata sebagai suatu sistem akan digerakkan oleh dinamika sub-sistemnya seperti pasar produk dan pemasaran
b) Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan kelembagaan adalah setiap perjalanan wisata akan melibatkan wisatawan sebagai konsumen penyedia atau supplier misalnya jasa transportasi jasa akomodasi kemasan atraksi atau daya tarik wisata Semua komponen tersebut memiliki hubungan fungsional yang menyebabkan terjadinya kegiatan perjalanan wisata dan jika salah satu dari komponen tersebut tidak menjalankan fungsinya maka kegiatan perjalanan tidak akan berlangsung
19
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
c) Pendekatan Produk
Pendekatan yang digunakan untuk mengelompokkan pariwisata sebagai suatu komoditas yang dapat dijelaskan aspek- aspeknya secara sengaja diciptakan untuk merespon kebutuhan masyarakat Pariwisata adalah sebuah produk kesatuan totalitas dari empat aspek dasar yakni menurut Medlik (Ariyanto 2005) ada empat aspek (4A) yang harus diperhatikan dalam penawaran produk pariwisata sebagai sebuah totalitas produk yakni
(1) Attractions (daya tarik) Tersedianya daya tarik pada daerah tujuan wisata atau destinasi untuk menarik wisatawan yang mungkin berupa daya tarik berupa alam maupun masyarakat dan budayanya
(2) Accesability (transportasi) tersedianya alat-alat transportasi agar wisatawan domestik dan mancanegara dapat dengan mudah dalam pencapaian tujuan ke tempat wisata
(3) Amenities (fasilitas) tersedianya fasilitas utama maupun pendukung pada sebuah destinasi berupa akomodasi restoran fasilitas penukaran valas pusat oleh-oleh dan fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan aktivitas wisatawan pada sebuah destinasi
(4) Ancillary (kelembagaan) adanya lembaga penyelenggara perjalanan wisatawan sehingga kegiatan wisata dapat berlangsung aspek ini dapat berupa pemandu wisata biro perjalanan pemesanan tiket dan ketersediaan informasi tentang destinasi
Keempat elemen di atas digunakan untuk menjelaskan
elemen produk wisata yang sesungguhnya diproduksi dan
atau direproduksi sebagai komoditas yang dikonsumsi oleh
wisatawan dalam satu kesatuan yang utuh dari totalitas sebuah
produk pariwisata Berbagai metode dapat digunakan dalam
mencari kebenaran ilmiah ilmu pariwisata seperti (1) metode
eksploratif dari jenis penelitian eksploratori (exploratory research)
20
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
dan metode membangun teori (theory-building research) (2) kuantitatif (3) kualitatif (4) studi komparatif (5) eksploratif (6) deskriptif dan metode lainnya sesuai dengan permasalah dan tujuan penelitiannya hal ini akan dijelaskan lebih lanjut bab berikutnya
3) Aspek Aksiologi Pariwisata
Ilmu pariwisata telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri
Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2) Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3) Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4) Pemerataan kesejahtraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5) Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7) Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8) Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Dari sisi kepentingan nasional Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI (2005) dalam Sapta (2011) menjelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan pada dasarnya ditujukan untuk beberapa tujuan pokok yang dapat
21
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dijelaskan sebagai berikut
a) Persatuan dan Kesatuan Bangsa Pariwisata dianggap
mampu memberikan perasaaan bangga dan cinta terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui kegiatan
perjalanan wisata yang dilakukan oleh penduduknya ke
seluruh penjuru negeri Dampak yang diharapkan dengan
banyaknya warganegara yang melakukan kunjungan
wisata di wilayah-wilayah selain tempat tinggalnya akan
menimbulkan rasa persaudaraan dan pengertian terhadap
sistem dan filosofi kehidupan masyarakat yang dikunjungi
sehingga akan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
nasional
b) Penghapusan Kemiskinan (Poverty Alleviation)
Pembangunan pariwisata diharapkan mampu memberikan
kesempatan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk berusaha dan
bekerja Kunjungan wisatawan ke suatu daerah diharapkan
mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat Harapannya adalah
bahwa pariwisata harusnya mampu memberi andil besar
dalam penghapusan kemiskinan di berbagai daerah yang
miskin potensi ekonomi lain selain potensi alam dan budaya
bagi kepentingan pariwisata
c) Pembangunan Berkesinambungan (Sustainable
Development) Dengan sifat kegiatan pariwisata yang
menawarkan keindahan alam kekayaan budaya dan
keramah-tamahan dan pelayanan sedikit sekali sumberdaya
yang habis digunakan untuk menyokong kegiatan ini Artinya
penggunaan sumberdaya yang habis pakai cenderung
sangat kecil sehingga jika dilihat dari aspek keberlanjutan
pembangunan akan mudah untuk dikelola dalam waktu
yang relative lama
22
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
d) Pelestarian Budaya (Culture Preservation) Pembangunan
kepariwisataan diharapkan mampu berkontribusi nyata dalam upaya-upaya pelestarian budaya suatu negara atau daerah yang meliputi perlindungan pengembangan dan pemanfaatan budaya negara atau daerah UNESCO dan UN- WTO dalam resolusi bersama mereka di tahun 2002 telah menyatakan bahwa kegiatan pariwisata merupakan alat utama pelestarian kebudayaan Dalam konteks tersebut sudah selayaknya bagi Indonesia untuk menjadikan pembangunan kepariwisataan sebagai pendorong pelestarian kebudayaan diberbagai daerah
e) Pemenuhan Kebutuhan Hidup dan Hak Azasi Manusia
Pariwisata pada masa kini telah menjadi kebutuhan dasar
kehidupan masyarakat modern Pada beberapa kelompok
masyarakat tertentu kegiatan melakukan perjalanan wisata
bahkan telah dikaitkan dengan hak azasi manusia khususnya
melalui pemberian waktu libur yang lebih panjang dan
skema paid holidays
f) Peningkatan Ekonomi dan Industri Pengelolaan
kepariwisataan yang baik dan berkelanjutan diharapkan
mampu memberikan kesempatan bagi tumbuhnya ekonomi
di suatu destinasi pariwisata Penggunaan bahan dan produk
lokal dalam proses pelayanan di bidang pariwisata akan
juga memberikan kesempatan kepada industri lokal untuk
berperan dalam penyediaan barang dan jasa
g) Pengembangan Teknologi Dengan semakin kompleks
dan tingginya tingkat persaingan dalam mendatangkan
wisatawan ke suatu destinasi kebutuhan akan teknologi
tinggi khususnya teknologi industri akan mendorong
destinasi pariwisata mengembangkan kemampuan
23
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
penerapan teknologi terkini mereka Pada daerah-daerah tersebut akan terjadi pengembangan teknologi maju dan tepat guna yang akan mampu memberikan dukungan bagi kegiatan ekonomi lainnya Dengan demikian pembangunan kepariwisataan akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan pemerintahan di berbagai daerah yang lebih luas dan bersifat fundamental Kepariwisataanakan menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan suatu daerah dan terintegrasi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat
Sedangkan dari sisi kepentingan Internasional Pariwisata
internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi
sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan
mengakibatkan pengeluaran wisatawan sebesar US$ 623 miliar
Kondisi tersebut meningkat 11 dari jumlah perjalanan tahun
2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran
wisatawan US$ 524 miliar Seiring dengan hal tersebut
diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan
menembus angka 16 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005)
Pada sisi yang berbeda walaupun pariwisata telah diakui
sebagai faktor penting stimulator penggerak perekonomian di
beberapanegaradidunianamunpariwisatajugamenyembunyikan
beberapa hal yang jarang diungkap dan dihitung sehingga sangat
sulit untuk ditelusuri perannya atau kerugiannya Beberapa
biaya tersembunyi atau hidden cost diantaranya adalah industri
pariwisata bertumbuh dalam mekanisme pasar bebas sehingga
seringkali destinasi pada negara berkembang hanya menjadi
obyek saja hal lainnya pengembangan pariwisata memang telah
dapat menigkatkan kualitas pembangunan pada suatu destinasi
namun akibat lainnya seperti peningkatan harga-harga pada
sebuah destinasi terkadang kurang mendapat perhatian dan
korbannya adalah penduduk lokal Mestinya dampak negative
dari pembangunan pariwisata dapat diminimalkan dan pengaruh
24
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
positifnya perlu digali lebih mendalam sehingga fungsi penelitian pariwisata akan memegang peranan penting untuk keberlanjutan pembangunan pariwisata di masa mendatang
232 Obyek Material dan Formal Ilmu Pariwisata
Ilmu pariwisata mestinya dibangun berdasarkan suatu penjelasan yang mendalam tidak terburu-buru dan perlu dibuatkan taksonominya Setiap ilmu memiliki obyek material dan obyek formal Objek material adalah seluruh lingkup secara makro yang dikaji suatu ilmu Obyek formal adalah bagian tertentu dari obyek material yang menjadi perhatian khusus dalam kajian ilmu tersebut Sesungguhnya objek formal inilah yang membedakan satu ilmu dengan ilmu yang lain 1) Objek Material Ilmu Pariwisata
Obyek material ilmu pariwisata mengacu pada kesepakatan (UNWTO 2005) berdasarkan industri pariwisata yang telah berkembang di dunia maka obyek material dari ilmu pariwsata dapat dikelompokkan menjadi tujuh yakni a) Jasa Akomodasi (Accomodation services) yakni industri
yang meliputi jasa hotel dan motel pusat liburan dan home holiday service jasa penyewaan furniture untuk akomodasi youth hostel service jasa training anak-anak dan pelayanan kemping pelayanan kemping dan caravan sleeping car service time-share bed and breakfast dan pelayanan sejenis
b) Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and beverage- serving services) termasuk ke dalam industri ini adalah full- restoran dan rumah makan kedai nasi catering service inflight catering cafeacute coffee shop bar dan sejenis yang menyediakan makanan dan minuman bagi wisatawan
c) Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services) Yang termasuk kelompok ini antara lain jasa angkutan darat seperti bis kereta api taxi mobil carteran jasa angkutan perairan baik laut danau maupun sungai meliput jasa penyeberangan wisatawan cruise ship dan sejenisnya Dan
25
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
terakhir adalah jasa angkutan udara melalui perusahan- perusahaan airlines Di samping itu sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya
d) Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel agency tour operator and tourist guide services) Yang termasuk kepada kelompok ini antara lain agen perjalanan konsultan perjalanan biro perjalanan wisata pemimpin perjalanan dan yang sejenis
e) Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services) Jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
f) Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other entertainment services) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pelayanan olah raga dan olah raga rekreasi pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
g) Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism services) Yang temasuk kelompok ini adalah jasa keuangan asuransi tempat penukaran mata uang dan yang sejenis
2) Objek Formal Ilmu Pariwisata
Berdasarkan dinamika perkembangan di industri dan mengacu kepada ketiga aspek ilmu pariwisata terutama terkait dengan aspek ontologi yang menegaskan objek formalnya maka dapat diidentifikasi beberapa cabang ilmu pariwisata Oleh karena objek formal dan focus of interest ilmu pariwisata adalah pergerakan wisatawan aktivitas masyarakat yang memfasilitas pergerakan wisatawan dan implikasi atau akibat-
26
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
akibat pergerakan wisatawan serta aktivitas masyarakat yang memfasilitasinya terhadap kehidupan masyarakat secara luas maka cabang-cabang disiplin pariwisata paling tidak dapat diidentifikasi sebagai berikut (1) Pengembangan Jasa Wisata
Cabang ini mengkhususkan diri pada pengembangan pengetahuan tentang strategi metode dan teknik menyediakan jasa dan hospitality yang mendukung kelancaran perjalanan wisata Objek perhatiannya adalah aktivitas masyarakat di dalam penyediaan jasa seperti fasilitas akomodasi atraksi akses dan amenitas serta jasa- jasa yang bersifat intangible lainnya Dikaitkan dengan klasifikasi industri pariwisata di atas maka cabang ini mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu yang dalam klasifikasi sebagai ranting
(2) Organisasi Perjalanan Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada pengaturan lalu-lintas perjalanan wisatawan dan penyediaan media atau paket-paket perjalanan yang memungkinkan wisatawan mampu memperoleh nilai kepuasan berwisata yang tinggi melalui pengelolaan sumberdaya pariwisata Dalam hal ini objek perhatiannya terfokus pada pemaketan perjalanan wisata pengorganisasian dan pengelolaannya sesuai dengan prinsip-prinsip kerberlanjutan Di samping itu ranting-ranting ilmu tersebut dapat ditumbuhkan mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan (UN-WTO 2005)
(3) Kebijakan Pembangunan Pariwisata Cabang ini menitikberatkan perhatiannya pada upaya-upaya peningkatan manfaat sosial ekonomi budaya psikologi perjalanan wisata bagi masyarakat dan wisatawan dan evaluasi perkembangan pariwisata melalui suatu tindakan yang terencana Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan kebijakan dan pengembangan pariwisata
27
M
BAB III
RUANG LINGKUP JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN
31 Pengertian Jasa Pariwisata
enurut Meis (1992) industri pariwisata adalah sebuah konsep yang perlu dipahami untuk dianalisis dan sebagai
bahan pengambilan keputusan Namun hampir disemua Negara tidak memahami hal ini sehingga muncul berbagai permasalahan yang menyulitkan industri untuk berkembang secara realitas atau kredibel yang berkaitan dengan informasi pariwisata yang mendasar dalam memprediksi kontribusinya baik untuik regional nasional dan perekonomian global (Theobald 2005)
Hawkin dan Ritchie (1991) memberikan argumen berdasarkan data yang dipublikasi oleh perusahaan American Expres bahwa industri perjalanan dan pariwisata menjadi nomor satu dalam penyediaan tenaga kerja di Australia Bahama Brazil Kanada Prancis German Barat Hongkong Italia Jamaika Jepang Singapura United Kingdom dan Amerika
Masalah definisi berpengaruh terhadap pengukuran secara statistik sebab tidak mungkin dengan tingkat ketidakpastian untuk menyediakan data yang valid dan reliable tentang peran pariwisata dunia atau dalam dampak ekonominya Dalam beberapa kasus kesulitan yang sama juga terjadi ketika mengukur wisatawan domestik (Theobald 2005)
Definisi tentang pariwisata yang berkembang di dunia sangat beragam multidimensi dan sangat terkait dengan latar belakang keilmuan pencetusnya Pada dasarnya definisi-definisi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu yang melihat pariwisata dari sisi demand saja sisi supply saja dan
28
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
yang sudah menggabungkan sisi demand dan supply Kategori pertama merupakan definisi pariwisata yang didekati dari sisi wisatawan sangat kental dengan dimensi spasial yakni tempat dan jarak Kategori kedua merupakan definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis sedangkan kategori ketiga memandang pariwisata dari dimensi akademis dan sosial budaya
32 Dimensi Pariwisata
321 Dimensi Spasial Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi
spasial merupakan definisi yang berkembang lebih awal dibandingkan definisi-definisi lainnya (Gartner 1996) Dimensi ini menekankan definisi pariwisata pada pergerakan wisatawan ke suatu tempat yang jauh dari lingkungan tempat tinggal dan atau tempat kerjanya untuk waktu yang sementara seperti yang dikemukakan oleh Airey (Smith dan French 1994)
ldquoTourism is the temporary short-term movement of people to destinations
outside the places where they normally live and work and their activities
during their stay at these destinationsrdquo
Selain pergerakan ke tempat yang jauh dari lingkungan
tempat tinggal dan tempat kerja Airey menambahkan kegiatan
wisatawan selama berada di destinasi pariwisata sebagai bagian
dari pariwisata Definisi pariwisata yang dikemukan oleh World
Tourism Organization (WTO 2005) pun memfokuskan pada
sisi demand dan dimensi spasial dengan menetapkan dimensi
waktu untuk perjalanan yang dilakukan wisatawan yaitu tidak
lebih dari satu tahun berturut-turut
ldquoTourism comprises the activities of persons travelling to and staying in
places outside their usual environment for not more than one consecutive
year for leisure business and other purposes not related to the exercise of
an activity remunerated from within the place visitedrdquo (wwwworld-
tourismorg)
29
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Definisi ini menekankan pada tujuan perjalanan yang
dilakukan yaitu untuk leisure bisnis dan tujuan lain yang tidak terkait dengan kegiatan mencari uang di tempat yang dikunjunginya
Beberapa definisi lain juga menetapkan nilai-nilai tertentu untuk jarak tempuh dan lama perjalanan yang biasanya dikembangkan untuk memudahkan perhitungan statistik pariwisata
a) Committee of Statistical Experts of the League Nations (1937) menetapkan waktu paling sedikit 24 jam bagi perjalanan yang dikategorikan perjalanan wisata (Gartner 1996)
b) The United States National Tourism Resources Review Commission (1973) menetapkan jarak paling sedikit 50 mil untuk perjalanan wisata
c) United States Census Bureau (1989) menetapkan angka 100 mil untuk perjalanan yang dikategorikan sebagai perjalanan wisata
d) Canada mensyaratkan jarak 25 mil untuk mengategorikan perjalanan wisata
e) Biro Pusat Statistik Indonesia menetapkan angka lama perjalanan tidak lebih dari 6 bulan dan jarak tempuh paling sedikit 100 km untuk perjalanan wisata (Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2003)
Definisi pariwisata dari dimensi spasial ini di Indonesia
didefinisikan sebagai kegiatan wisata seperti yang tercantum
dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 pasal
1 yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari
keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara
30
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
322 Dimensi Industri
Dari sisi supply pariwisata lebih banyak dilihat sebagai industribisnis Buku-buku yang membahas tentang definisi pariwisata dari dimensi ini merupakan buku dengan topik bahasan manajemen atau pemasaran Definisi pariwisata yang dipandang dari dimensi industribisnis memfokuskan pada keterkaitan antara barang dan jasa untuk memfasilitasi perjalanan wisata Smith (Seaton dan Bennett 1996) mendefinisikan pariwisata sebagai kumpulan usaha yang menyediakan barang dan jasa untuk memfasilitasi kegiatan bisnis bersenang-senang dan memanfaatkan waktu luang yang dilakukan jauh dari lingkungan tempat tinggalnya
ldquothe aggregate of all businesses that directly provide goods or services
to facilitate business pleasure and leisure activities away from the home
environmentrdquo
Sementara itu Smith and French (1994) mendefinisikan
pariwisata sebagai keterkaitan antara barang dan jasa yang
dikombinasikan untuk menghasilkan pengalaman berwisata
ldquoa series of interrelated goods and services which combined make up the
travel experiencerdquo
Definisi pariwisata sebagai industribisnis inilah yang
di dalam Undang-Undang Kepariwisataan No 10 tahun 2009 didefinisikan sebagai pariwisata yaitu berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat pengusaha pemerintah dan pemerintah daerah
323 Dimensi Akademis
Dimensi akademis mendefinisikan pariwisata secara lebih luas tidak hanya melihat salah satu sisi (supply atau demand) tetapi melihat keduanya sebagai dua aspek yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Pariwisata dari
31
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dimensi ini didefinisikan sebagai studi yang mempelajari perjalanan manusia keluar dari lingkungannya juga termasuk industri yang merespon kebutuhan manusia yang melakukan perjalanan lebih jauh lagi dampak yang ditimbulkan oleh pelaku perjalanan maupun industri terhadap lingkungan sosial budaya ekonomi maupun lingkungan fisik setempat Definisi tersebut dikemukakan oleh Jafar (Gartner 1996)
ldquoTourism is a study of man away from his usual habitat of the industry
which responds to his needs and of the impacts that both he and the industry
have on the host sosiocultural economic and physical environmentrdquo
Definisi Jafar Jafari ini mengeliminasi dimensi spasial
sebagai faktor pembatas perjalanan wisata Definisi tersebut
menyatakan bahwa begitu seseorang melakukan perjalanan
meninggalkan lingkungannya (tempat tinggal tempat kerja)
dia sudah dinyatakan melakukan perjalanan wisata
324 Dimensi Sosial Budaya
Definisi pariwisata dari dimensi sosial budaya menitikberatkan perhatian pada 1) upaya memenuhi kebutuhan wisatawan dengan berbagai
karakteristiknya seperti definisi yang dikemukakan oleh Mathieson dan Wall (Gunn 2002) berikut ini
ldquoTourism is the temporary movement of people to destinations outside
their normal places of work and residence the activities undertaken during
their stay in those destinations and the facilities created to cater to
their needsrdquo
Definisi lainnya juga dikemukakan oleh Chadwick 1994
sebagai berikut
ldquohellipidentified three main concepts the movement of people a sector of the
economy or industry and a broad system of interacting relationship of
people their needs and services that respond to these needsrdquo
32
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
2) interaksi antara elemen lingkungan fisik ekonomi dan sosial
budaya seperti yang dikemukakan oleh Leiper (Gartner 1996) yang mendefinisikan pariwisata sebagai
ldquoan open system of five elements interacting with broader environments the human element tourists three geographical elements generating region transit route and destination region and an economic element the tourist industry The five are arranged in functional and spatial connection interacting with physical technological social cultural economic and political factors The dynamic element comprises persons undertaking travel which is to some extent leisure-based and which involves a temporary stay away from home of at least one nightrdquo
Definisi lain yang lebih sederhana dikemukakan oleh
Hunziker (French et al 1995) yang mendefinisikan pariwisata
sebagai berikut
ldquo the sum of the phenomena and relationship arising from the travel and stay of non-residents in so far as the do not lead to permanent residence and are not connected with any earning activityrdquo
3) Kerangka sejarah dan budaya seperti yang dikemukakan
oleh MacCannell (Herbert 1995) berikut ini
ldquoTourism is not just an aggregate of merely commercial activities it is also an ideological framing of history nature and tradition a framing that has the power to reshape culture and nature to its own needsrdquo
Definisi pariwisata dari dimensi akademis dan dimensi
sosial budaya yang memandang pariwisata secara lebih luas
di Indonesia dikenal dengan istilah kepariwisataan (UU No 10
tahun 2009 tentang Kepariwisataan) yaitu keseluruhan kegiatan
yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi
serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan
setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat sesame wisatawan pemerintah
pemerintah daerah dan pengusaha
33
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
33 Definisi Pariwisata di Indonesia
Menurut arti katanya pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata yaitu kata Pari dan kata Wisata Kata Pari berarti penuh seluruh atau semua dan kata wisata berarti perjalanan Menurut Yoeti (2003) syarat suatu perjalanan disebut sebagai perjalanan pariwisata apabila (1) Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain di luar tempat kediaman orang tersebut biasa tinggal (2) Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang di kunjunginya (3) Semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjungi
Menurut Wahab (1992) pariwisata mengandung tiga unsur antara lain manusia yakni unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata tempat yakni unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu yakni unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan tersebut dan selama berdiam di tempat tujuan Jadi definisi pariwisata adalah salah satu dari industri baru yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat dalam hal kesempatan kerja pendapatan taraf hidup dan dalam hal mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara penerima wisatawan
Sementara menurut Spillane (1993) pariwisata adalah suatu jasa dan pelayanan Berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 usaha pariwisata dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu usaha jasa pariwisata pengusahaan obyek dan daya tarik wisata dan usaha sarana pariwisata Sedangkan yang dimaksud dengan usaha adalah kegiatan menghasilkan barang atau jasa untuk dijual dalam suatu lokasi tertentu serta mempunyai catatan administrasi tersendiri dan ada salah satu orang yang bertanggung jawab
Pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan me- nyelenggarakan jasa pariwisata menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata usaha sarana
34
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut Sesuai dengan Undang-undang RI No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan usaha pariwisata digolongkan ke dalam
a) Usaha Jasa Pariwisata timbul karena adanya berbagai
macam keperluan dan kebutuhan bagi wisatawan akan
mendorong tumbuhnya berbagai jenis usaha jasa pariwisata
yang menyediakan keperluan bagi wisatawan serta bertujuan
untuk membantu kelancaran perjalanan calon wisatawan
Usaha jasa pariwisata terdiri dari
[1] Jasa biro perjalanan wisata adalah kegiatan usaha yang
bersifat komersial yang mengatur menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan bagi seseorang atau
sekelompok orang untuk melakukan perjalanan dengan
tujuan utama untuk berwisata
[2] Jasa agen perjalanan wisata adalah badan usaha yang
menyelenggarakan usaha perjalanan yang bertindak
sebagai perantara di dalam menjual dan atau mengurus
jasa untuk melakukan perjalanan
[3] Usaha jasa pramuwisata adalah kegiatan usaha
bersifat komersial yang mengatur mengkoordinir dan
menyediakan tenaga pramuwisata untuk memberikan
pelayanan bagi seseorang atau kelompok orang yang
melakukan perjalanan wisata
[4] Usaha jasa konvensi perjalanan insentif dan pameran
adalah usaha dengan kegiatan pokok memberikan jasa
pelayanan bagi satu pertemuan sekelompok orang
(misalnya negarawan usahawan cendekiawan) untuk
membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
kepentingan bersama
[5] Jasa impresariat adalah kegiatan pengurusan pe-
nyelenggaraan hiburan baik yang mendatangkan
mengirimkan maupun mengembalikannya serta
menentukan tempat waktu dan jenis hiburan
35
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
[6] Jasa konsultasi pariwisata adalah jasa berupa saran
dan nasehat yang diberikan untuk penyelesaian masalah-masalah yang timbul mulai dan penciptaan gagasan pelaksanaan operasinya dan disusun secara sistematis berdasarkan disiplin ilmu yang diakui serta disampaikan secara lisan tertulis maupun gambar oleh tenaga ahli profesional
[7] Jasa informasi pariwisata adalah usaha penyediaan informasi penyebaran dan pemanfaatan informasi kepariwisataan
b) Pengusahaan Obyek dan Daya Tarik Wisata yang
dikelompokkan dalam Pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata alam merupakan usaha pemanfaatan sumber
daya alam dan tata lingkungannya yang telah ditetapkan
sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya
merupakan usaha seni budaya bangsa yang telah dilengkapi
sebagai obyek dan daya tarik wisata untuk dijadikan sasaran
wisata Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat
khusus merupakan usaha pemanfaatan sumber daya
alam dan atau potensi seni budaya bangsa untuk dijadikan
sasaran wisatawan yang mempunyai minat khusus
c) Usaha Sarana Pariwisata yang dikelompokkan dalam
[1] Penyediaan akomodasi adalah usaha penyediaan kamar dan fasilitas lain serta pelayanan yang diperlukan Perjalanan wisata dengan jarak jauh yang ditempuh lebih dari 24 jam maka diperlukan suatu akomodasi tempat menginap atau istirahat
[2] Penyediaan makanan dan minuman adalah usaha pengolahan penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman yang dapat dilakukan sebagai bagian dari penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang
36
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
berdiri sendiri
[3] Penyediaan angkutan wisata adalah usaha khusus atau sebagian dari usaha dalam rangka penyediaan angkutan pada umumnya yaitu angkutan khusus wisata atau angkutan umum yang menyediakan angkutan wisata
[4] Penyediaan sarana wisata tirta adalah usaha penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta jasa yang berkaitan dengan kegiatan wisata tirta dermaga serta fasilitas olahraga air untuk keperluan olahraga selancar air selancar angin berlayar menyelam dan memancing
[5] Penyediaan kawasan pariwisata adalah usaha yang kegiatannya membangun atau mengelola kawasan dengan luas tertentu untuk memenuhi kebutuhan pariwisata Menurut Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2004)
34 Ruang Lingkup Penelitian Pariwisata dan Perhotelan
Di Inggris ruang lingkup penelitian pariwisata dan perhotelan mencangkup beberapa penelitian yakni penelitian tentang pemasaran dan perilaku konsumen manajemen sumberdaya manusia eTourism eTravel perencanaan dan analisis kebijakan manajemen keuangan manajemen strategic dan implikasinya analisis lingkungan kebijakan pemerintah peramalan manajemen pendapatan dampak evaluasi dan pencegahan globalisasi rekreasi hiburan dan budaya
Tourism and Hospitality Research covers Hospitality and tourism
operations Marketing and consumer behaviour HR management
eTourism eTravel Planning and development Performance and financial
management Strategic implications Environmental aspects Government
policy Forecasting and prediction Revenue management Impact
assessment and mitigation Globalisation Research methodologies Leisure
and culture (httpthrsagepubcom)
37
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Ruang lingkung penelitian pariwisata dan perhotelan
saat ini memang masih belum nampak jelas kita dapat bedakan dengan ilmu-ilmu lainnya namun demikian haruslah ditentukan sesegera mungkin agar tidak memunculkan keraguan dan perdebatan yang tidak perlu Mengacu kepada klasifikasi yang dikembangkan UN-WTO maka ruang lingkup penelitian pariwisata dan berhotelan dapat dibagi sebagai berikut
341 Jasa Akomodasi Accomodation services)
Penelitian yang berhubungan dengan jasa akomodasi paling sering dilakukan karena relative lebih banyak cakupan yang dapat diteliti Penelitian bidang jasa akomodasi dapat dilakukan penelitian yang berhubungan dengan analisis tingkat hunian kamar promosi penjualan kamar kebersihan kamar jenis-jenis kamar kebersihan kamar pelayanan kantor depan pelayanan check-in dan check-out dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Akomodasi
1) Analisis Pengaruh Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Hotel Angsoka Singaraja Bali
2) Penerapan Promotional Mix Yang Efektif Guna Meningkatkan Volume Penjualan Pada Hotel Wisata Tidar Malang
3) Analisis Faktor-Faktor Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Kamar Pada Hotel Klub Bunga Butik Resort Batu
4) The Reception Section In Sahid Kusuma Raya Hotel 5) Pusat Konvensi dan Eksebisi di Solo 6) Prosedur Pelayanan Penjualan Tiket Kapal Laut Pt
Pelayaran Prima Vista di Cv Niki Tour Surakarta
342 Jasa Penyediaan Makanan dan Minuman (Food and
beverage-serving services)
Penelitian yang sering dilakukan pada bidang ini
38
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
biasanya banyak dilakukan tentang perilaku konsumen kepuasan konsumen kualitas pelayanan dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Penyediaan
Makanan dan Minuman 1) Pengaruh kualitas produk kualitas pelayanan dan
kewajaran harga terhadap kepuasan pelanggan pada restoran cepat saji studi kasus pada restoran yogya chicken Yogyakarta
2) Hubungan antara jumlah tamu yang menginap terhadap penjualan makanan di restoran Enak Bali
3) Faktor-Faktor Psikologis Perilaku Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pada Restoran Cepat Saji Di Malang
343 Jasa Transportasi Wisata (Passenger transport services)
Penelitian ini terkait dengan jasa angkutan udara melalui perusahan-perusahaan airlines sector pendukung antara lain navigation and aid service stasion bis jasa pelayanan parker penumpang dan lainnya Jika anda melakukan penelitian bidang jasa transportasi kiranya dapat memilih masalah-masalah yang berhubungan dan terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Transportasi
Wisata 1) Analisis kepuasan konsumen terhadap biro perjalanan po
sargede tur dan travel Yogyakarta 2) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli
paket wisata pada Biro Perjalanan Aman Tour Bali 3) Faktor-faktor penentu keputusan konsumen membeli
paket wisata kapal pesiar Lembongan Berjaya Benoa Bali
4) The Efforts of Tourist Information Center of Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar ) to Provide Good
39
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Service for Tourists Visiting Solo City
5) Pemasaran Paket Wisata dengan Metode Personal Selling Pt Kesan Indah Abadi Tour And Travel di Karanganyar
6) Penanganan Pengiriman Barang Domestik Melalui Pesawat Udara di Niki Tour Solo
7) Peran Bagian Informasi Pt (Persero) Angkasa Pura I Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya Dalam Menunjang Pariwisata di Jawa Timur
344 Jasa Pemanduan dan Biro Perjalanan Wisata (Travel
agency tour operator and tourist guide services)
Pemilihan topik penelitian di bidang jasa pemanduan
dan biro perjalanan dapat dilakukan yang berkaitan dengan
kepuasan pelayanan jasa pemanduan motivasi wisatawan
memilih paket wisata pelayanan pada obyek wisata yang
dikunjungi dan sebagainya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pemanduan dan
Biro Perjalanan Wisata 1) Analisis Kepuasan Wisatawan terhadap pelayanan
pramuwisata Garuda Tour and Travel Jembrana Bali 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan
berkunjung ke Candi Prambanan
345 Jasa Pagelaran Budaya (Cultural services)
Penelitian yang terkait dengan jasa pagelaran tari dan fasilitas pelayanan tarian biro pelayanan penari dan sejenisnya Jasa pelayanan museum kecuali gedung dan tempat bersejarah pemeliharaan gedung dan tempat bersejarah botanical and zoological garden service pelayanan pada perlindungan alam termasuk suaka margasatwa
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Pagelaran Budaya
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan berkunjung
40
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
ke Taman Nasional Bali Barat
2) Persepsi Wisatawan Terhadap Kebun Raya Bali sebagai Obyek Wisata Alamiah
3) Pengkemasan Musium sebagai Obyek dan Atraksi pada Destinasi Pariwisata Bali
346 Jasa Rekreasi dan Hiburan (Recreation and other enter-
tainment services)
Penelitian ini terkait dengan pelayanan olah raga rekreasi
pelayanan golf course ski sirkuit balapan taman rekreasi dan
pelayanan pantai Pelayanan taman bertema taman-taman
hiburan pelayanan pameran dan sejenisnya
Misal judul penelitian terkait bidang Jasa Rekreasi dan
Hiburan 1) Pengaruh Penyelenggaran Event Sea-Games terhadap
Pencitraan Pariwisata Palembang 2) Ikonisasi Desa Blimbingsari sebagai Desa Wisata di
Kabupaten Jembrana Bali 3) Potensi Air Terjun Grojokan sebagai Obyek dan Atraksi
Wisata di Jembrana Bali 4) Model Pengelolaan Desa Wisata Perkebunan Salak Pondoh
Kembangarum Donokerto Turi Sleman Yogyakarta 5) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Goa Gong di
Kabupaten Pacitan 6) Peran Promosi dan Pemasaran Dalam Meningkatkan
Jumlah Wisatawan di Objek Wisata Ndayu Alam Asri 7) Potensi dan Pengembangan Paket Wisata Karimunjawa 8) Potensi Obyek Wisata Pantai di Kabupaten Gunung Kidul
Yogyakarta 9) Potret Wisata Malam Pasar Semawis di Kota Semarang 10) Strategi Pengembangan Obyek Wisata Goa Kreo Sebagai
Daerah Tujuan Wisata di Kota Semarang
41
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
11) Potensi dan Promosi Desa Tumang Sebagai Desa Wisata
Melalui Video Profile 12) Potensi dan Pengembangan Obyek Wisata Alam Gua
Tembus di Kabupaten Wonogiri 13) Sistem Pengelolaan Obyek Wisata Air Terjun Kalipancur
Sebagai Aset Wisata Desa Nogosaren Kabupaten Semarang
14) Pengembangan Obyek Wisata Pantai Sepanjang di Kabupaten Gunungkidul
15) Kesenian Reog Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya di Kabupaten Ponorogo
16) Potensi dan Pengembangan Wana Wisata Coban Rondo Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Malang Jawa Timur
17) Pengembangan Obyek Wisata Air Bojongsari dengan Penekanan Filosofi Air Sebagai Sarana Mengembangkan Kreativitas Anak
18) Potensi Museum Fatahillah Sebagai Wisata Sejarah di Jakarta
19) Potensi dan Daya Tarik Monumen Nasional Sebagai Salah Satu Obyek Wisata Unggulan di Jakarta
20) Potensi Tradisi Upacara Tanjungsari Desa Dlimas di Dalam Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Klaten
357 Jasa Keuangan Pariwisata (Miscellaneous tourism
services)
Penelitian ini terkait dengan jasa keuangan asuransi
perjalanan tempat penukaran mata uang dan yang sejenis yang
terkait erat dengan pariwisata
Misal judul penelitian terkait bidang ini
1) Penerapan Cost Control Method sebagai pengendalian terhadap persediaan pada Hotel Dhyana Pura Bali
42
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
2) Analisis Rasio Kesehatan Hotel Berdasarkan Laporan
Keuangan Hotel Dhyana Pura Periode 2000-2011 3) Perhitungan Nilai Sewa Gedung New Soemarjo Ballroom
dan Education Center Ditinjau Dari Sisi Investasi (Studi Kasus Proyek Pengembangan Hotel Quality Solo)
43
K
BAB IV
PENDEKATAN PENELITIAN PARIWISATA
41 Pengertian Penelitian
ata penelitian atau riset dipergunakan dalam pembicaraan sehari-hari untuk melingkup spektrum arti yang luas
yang dapat membuat bingung mahasiswa terutama mahasiswa pascasarjana yang harus mempelajari arti kata tersebut dengan tanda-tanda atau petunjuk yang jelas untuk membedakan yang satu dengan yang lain Dapat saja sesuatu yang dulunya dikenali sebagai penelitian ternyata bukan dan beberapa konsep yang salah tentunya harus dibuang dan diganti konsep yang benar
Gambar 41 Siklus Penelitian Sumber Leedy 1997
44
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Pada dasarnya manusia selalu ingin tahu dan ini
mendorong manusia untuk bertanya dan mencari jawaban atas pertanyaan itu Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian Cara lain yang lebih mudah tentunya adalah dengan bertanya pada seseorang atau ldquobertanyardquo pada buku tapi kita tidak selalu dapat mendapat jawaban atau kita mungkin mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan
Pengertian penelitian sering dicampur-adukkan dengan pengumpulan data atau informasi studi pustaka kajian dokumentasi penulisan makalah perubahan kecil pada suatu produk dan sebagainya Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium di perpustakaan dan lepas dari kehidupan sehari-hari
Menjadi tujuan bagian ini untuk menjelaskan pengertian penelitian dan mem-bedakannya dengan hal-hal yang bukan penelitian Pengertian penelitian yang disarankan oleh Leedy (19973) sebagai berikut Penelitian (riset) adalah proses yang sistematis meliputi pengumpulan dan analisis informasi (data) dalam rangka meningkatkan pengertian kita tentang fenomena yang kita minati atau menjadi perhatian kita
Mirip dengan pengertian di atas Dane (1990 4) menyarankan definisi sebagai berikut Penelitian merupakan proses kritis untuk mengajukan pertanyaan dan berupaya untuk menjawab pertanyaan tentang fakta dunia Seperti disebutkan di atas mungkin di masa lalu kita mendapatkan banyak konsep (pengertian) tentang penelitian yang sebagian daripadanya merupakan konsep yang salah
Pengertian yang benar tentang penelitian sebagai berikut menurut Leedy (Djunaedi 2000) Penelitian adalah suatu proses untuk mencapai jawaban terhadap suatu pertanyaan penyelesaian permasalahan terhadap suatu fenomena yang memiliki ciri sistematis dan faktual
45
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Proses tersebut yang sering disebut sebagai metodologi
penelitian yang mempunyai delapan macam karakteristik (1) Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau
permasalahan (2) Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang
tujuan (3) Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik (4) Penelitian biasanya membagi permasalahan utama
menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola (5) Penelitian diarahkan oleh permasalahan pertanyaan atau
hipotesis penelitian yang spesifik (6) Penelitian menerima asumsi kritis tertentu (7) Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi
data dalam upaya untuk mengatasi permasalahan yang mengawali penelitian
(8) Penelitian adalah secara alamiahnya berputar secara siklus seperti gambar 41 di atas
Secara umum berdasarkan konsep-konsep yang ldquosalahrdquo
tentang penelitian maka perlu digaris-bawahi empat pengertian
sebagai berikut
a) Penelitian bukan hanya mengumpulkan informasi (data)
Pernah suatu ketika seorang mahasiswa mengajukan proposal penelitian untuk ldquomenelitirdquo ketinggian bangunan sebuah hotel di kotanya Ia mengusulkan untuk menggunakan peralatan canggih dari bidang keteknikan untuk mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut Meskipun peralatannya canggih tetapi yang ia lakukan sebenarnya hanyalah suatu survei berupa pengumpulan datainformasi saja yaitu mengukur ketinggian bangunan sebuah hotel tersebut dan survei itu bukan penelitian tetapi bagian dari suatu penelitian
Para siswa suatu SD kelas 5 diajak gurunya untuk melakukan ldquopenelitianrdquo di perpustakaan Salah seorang siswa
46
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
mempelajari tentang Soekarno dari beberapa buku Sewaktu pulang ke rumah ia melapor kepada ibunya bahwa ia baru saja melakukan penelitian tentang Soekarno Sebenarnya yang ia lakukan hanya sekedar mengumpulkan informasi bukan penelitian Mungkin gurunya bermaksud untuk mengajarkan keahlian mencari informasi dari pustaka untuk melatih reference skills
b) Penelitian bukan hanya memindahkan fakta dari suatu
tempat ke tempat lain
Seorang mahasiswa telah menyelesaikan sebuah makalah
tugas ldquopenelitianrdquo tentang teknik-teknik pembangunan
bangunan tinggi di Denpasar Ia telah berhasil mengumpulkan
banyak artikel dari suatu majalah konstruksi bangunan dan
secara sistematis melaporkannya dalam makalahnya dengan
disertai teknik acuan yang benar
Ia mengira telah melakukan suatu penelitian dan
menyusun makalah penelitian Sebenarnya yang ia lakukan
hanyalah mengumpulkan informasi atau data merakit kutipan-
kutipan pustaka dengan teknik pengacuan yang benar
Untuk hal disebut sebagai penelitian yang dikerjakannya
kurang satu hal yaitu interpretasi data Hal ini dapat dilakukan
dengan cara menambahkan fakta yang terkumpul menunjukkan
indikasi bahwa faktor x dan y sangat mempengaruhi cara
pembangunan bangunan tinggi di Denpasarrdquo Dengan demikian
ia bukan hanya memindahkan informasidatafakta dari artikel
majalah ke makalahnya tetapi menganalis informasidatafakta
sehingga ia mampu membuat interpretasi terhadap informasi
datafakta yang terkumpul tersebut
c) Penelitian bukan hanya membongkar-bongkar mencari
informasi
Seorang Gubernur menyuruh stafnya untuk memilihkan
empat buah kabupaten di Provinsi Bali yang memenuhi
47
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
beberapa kriteria untuk diberikan bantuan pembangunan prasarana dasar perkotaan Stafnya tersebut berpikir bahwa ia harus melakukan ldquopenelitianrdquo Ia kemudian pergi ke Kantor Statistik membongkar arsipdokumen statistik kabupaten- kabupaten yang ada di wilayah tersebut
Dengan membandingkan data statistik yang terkumpul dengan kriteria yang diberi oleh Gubernur ia berhasil memilih empat Kabupaten yang paling memenuhi kriteria-kriteria tersebut Staf tersebut melaporkan hasil ldquopenelitiannyardquo ke Gubernur Sebenarnya yang dilakukan oleh staf tersebut hanyalah mencari data berupa data searching rummaging dan mencocokknnya atau matching dengan kriteria dan itu bukanlah sebuah penelitian
d) Penelitian bukan suatu kata besar untuk menarik
perhatian
Kata ldquopenelitianrdquo sering dipakai oleh surat kabar majalah
populer dan iklan untuk menarik perhatian ldquomendramatisirrdquo
Misalnya berita di surat kabar tertulis ldquoPresiden akan melakukan
penelitian terhadap Pangdam yang ingin lsquomerongrongrsquo
kekuasaan Presidenrdquo Misal yang lain berita ldquoSemua anggota
DPRD tidak perlu lagi menjalani penelitian khusus atau litsusrdquo
Misalnya lain lagi ldquoProduk ini merupakan hasil penelitian
bertahun-tahunrdquo padahal hanya dirubah sedikit formulanya
dan namanya diganti agar konsumen tidak bosan
42 Macam Tujuan Penelitian
Tujuan akhir suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut Tidak seorangpun mampu mengajukan semua pertanyaan dan demikian pula tak seorangpun sanggup menemukan semua jawaban bahkan hanya untuk sebuah pertanyaan saja Maka
48
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
kita perlu membatasi upaya kita dengan cara membatasi tujuan penelitian
Terdapat bermacam tujuan penelitian dipandang dari usaha untuk membatasi ini yaitu eksplorasi (exploration) deskripsi (description) prediksi (prediction) eksplanasi (explanation) dan aksi (action)
a) Eksplorasi
Seperti disebutkan di atas bila kita ingin menjelajahi (mengeksplorasi) suatu topik (permasalahan) atau untuk mulai memahami suatu topik maka kita lakukan penelitian eksplorasi Penelitian eksplorasi berkaitan dengan upaya untuk menentukan apakah suatu fenomena ada atau tidak Penelitian yang mempunyai tujuan seperti ini dipakai untuk menjawab bentuk pertanyaan ldquoApakah X adaterjadirdquo
Misal penelitian sederhana dalam ilmu sosial Apakah laki- laki atau wanita mempunyai kecenderungan duduk di bagian depan kelas atau tidak Bila salah satu pihak atau keduanya mempunyai kecenderungan itu maka kita mendapati suatu fenomena (yang mendorong penelitian lebih lanjut
Penelitian eksplorasi dapat juga sangat kompleks Umumnya peneliti memilih tujuan eksplorasi karena tiga macam maksud yaitu (a) memuaskan keingintahuan awal dan nantinya ingin lebih memahami (b) menguji kelayakan dalam melakukan penelitianstudi yang lebih mendalam nantinya dan (c) mengembangkan metode yang akan dipakai dalam penelitian yang lebih mendalam
Hasil penelitian eksplorasi karena merupakan penelitian penjelajahan maka sering dianggap tidak memuaskan Kekurang-puasan terhadap hasil penelitian ini umumnya terkait dengan masalah sampling Tapi perlu kita sadari bahwa penjelajahan memang berarti pembukaan jalan sehingga setelah pintu terbuka lebar-lebar maka diperlukan penelitian yang lebih mendalam dan terfokus pada sebagian dari ruang di balik pintu
49
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
yang telah terbuka tersebut
b) Deskripsi
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau membedakannya dengan fenomena yang lain Sebagai misalnya meneruskan contoh pada bahasan penelitian eksplorasi di atas yaitu misalnya ternyata wanita lebih cenderung duduk di bagian depan kelas daripada laki-laki maka penelitian lebih lanjut untuk lebih memerinci apa batas atau pengertian yang lebih tegas tentang bagian depan kelas
Apakah duduk di muka tersebut berkaitan dengan macam mata pelajaran tingkat kemenarikan guru yang mengajar ukuran kelas Penelitian deskriptif menangkap ciri khas suatu obyek seseorang atau suatu kejadian pada waktu data dikumpulkan dan ciri khas tersebut mungkin berubah dengan perkembangan waktu Hal ini bukan berarti hasil penelitian sebelumnya tidak berguna dari hasil-hasil tersebut kita dapat melihat perkembangan perubahan suatu fenomena dari masa ke masa
c) Prediksi
Penelitian prediksi berupaya mengidentifikasi hubungan (keterkaitan) yang memungkinkan kita berspekulasi (menghitung) tentang sesuatu hal (X) dengan mengetahui (berdasar ) hal yang lain (Y) Prediksi sering kita pakai sehari- hari misalnya dalam menerima mahasiswa baru kita gunakan skor minimal tertentumdashyang artinya dengan skor tersebut mahasiswa mempunyai kemungkinan besar untuk berhasil dalam studinya (prediksi hubungan antara skor ujian masuk dengan tingkat keberhasilan studi nantinya)
d) Eksplanasi
Penelitian eksplanasi mengkaji hubungan sebab-akibat
50
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
di antara dua fenomena atau lebih Penelitian seperti ini dipakai untuk menentukan apakah suatu eksplanasi memiliki keterkaitan sebab-akibat valid atau tidak atau menentukan mana yang lebih valid diantara dua atau lebih eksplanasi yang saling bersaing
Penelitian eksplanasi menerangkan juga dapat bertujuan menjelaskan misalnya mengapa suatu kota tipe tertentu mempunyai tingkat kejahatan lebih tinggi dari kota-kota tipe lainnya Catatan dalam penelitian deskriptif hanya dijelaskan bahwa tingkat kejahatan di kota tipe tersebut berbeda dengan di kota-kota tipe lainnya tetapi tidak dijelaskan mengapa hubungan sebab-akibat tersebut terjadi
e) Aksi
Penelitian aksi atau tindakan dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tindakan dan mengamati hasilnya berdasarkan hasil tersebut disusun persyaratan solusi Misalnya diketahui fenomena bahwa meskipun suhu udara luar sudah lebih dingin dari suhu ruang orang tetap memakai pendingin ruangan
Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam Ternyata dari beberapa alat bantu ada satu yang paling dapat diterima Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas
43 Penelitian Kualitatif dan Analisis Datanya
Pada penelitian sosial masalah penelitian tema topik dan judul penelitian berbeda secara kualitatif maupun kuantitatif Baik substansial maupun material kedua penelitian itu berbeda berdasarkan filosofis dan metodologis Masalah kuantitatif lebih umum memiliki wilayah yang luas tingkat variasi yang
51
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
kompleks namun berlokasi dipermukaan atau tidak mendalam Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah namun memiliki kedalaman bahasan yang tak terbatas
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks meneliti kata-kata laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (creswell 1998) Sementara menurut Bogdan dan taylor (moleong 2007) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati
Lebih lanjut penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci Oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya menganalisis dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas untuk mengetahui makna yang tersembunyi untuk memahami interaksi sosial untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data dan meneliti sejarah perkembangan
Meurut Bungin (2007) penelitian kualitatif saat ini dikelompokkan menjadi lima jenis penelitian yaitu
1) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip
52
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
A biographical study is the study of an individual and hisher experiences as told to the researcher or found in documents and archival records(Creswell 1998)
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point
moment yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang Peneliti menginterpretasi
subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri
Sedangkan teknik analisis data jenis Biografi dilakukan dengan
beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir file pengalaman objektif tentang
hidup responden seperti tahap perjalanan hidup dan
pengalaman Tahap tersebut berupa tahap kanak-kanak
remaja dewasa dan lansia yang ditulis secara kronologis
atau seperti pengalaman pendidikan pernikahan dan
pekerjaan
(2) Membaca keseluruhan kisah kemudian direduksi dan
diberi kode
(3) Kisah yang didapatkan kemudian diatur secara
kronologis
(4) Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan mengkaji
makna kisah yang dipaparkan serta mencari epipani dari
kisah tersebut
(5) Peneliti juga melihat struktur untuk menjelaskan makna
seperti interaksi sosial didalam sebuah kelompok budaya
ideologi dan konteks sejarah kemudian memberi
interpretasi pada pengalaman hidup individu
(6) Kemudian riwayat hidup responden di tulis dengan
berbentuk narasi yang berfokus pada proses dalam hidup
individu teori yang berhubungan dengan pengalaman
hidupnya dan keunikan hidup individu tersebut
2) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
53
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji
A phenomenological study describes that meaning of the lived experiences
for several individuals about a concept or a phenomenon (Creswell
1998) As noted by Polkinghorne (1989) phenomenology explores the
structures of consciousness in human experiences
Menurut Creswell (1998) Pendekatan fenomenologi
menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai
ditemukan dasar tertentu Penundaan ini biasa disebut epoche
(jangka waktu) Konsep epoche adalah membedakan wilayah data
(subjek) dengan interpretasi peneliti Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan
awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang
dikatakan oleh responden Sedangkan teknik analisis data jenis
Fenomenologi dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Peneliti memulai mengorganisasikan semua data atau
gambaran menyeluruh tentang fenomena pengalaman
yang telah dikumpulkan
(2) Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
(3) Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh responden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya diperlakukan memiliki nilai yang sama Selanjutnya pernyataan yang tidak relevan dengan topik dan pertanyaan maupun pernyataan yang bersifat repetitif atau tumpang tindih dihilangkan sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami
54
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
penyimpangan)
(4) Pernyataan tersebut kemudian di kumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi
(5) Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena tersebut sehingga menemukan esensi dari fenomena tersebut Kemudian mengembangkan textural description (mengenai fenomena yang terjadi pada responden) dan structural description (yang menjelaskan bagaimana fenomena itu terjadi)
(6) Peneliti kemudian memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai fenomena tersebut
(7) Membuat laporan pengalaman setiap partisipan Setelah itu gabungan dari gambaran tersebut ditulis
3) Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu
The intent of grounded theory is to generate or discover a theory ndash an
abstract analytical schema of a philosophy that relates to a particular
situation This situation could be one in which individuals interact take
actions or engage in a process in response to a phenomenon (Creswell
1998)
Situasi di mana individu saling berhubungan bertindak
atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap
suatu peristiwa Inti dari pendekatan grounded theory adalah
pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada
konteks peristiwa dipelajari Sedangkan teknik analisis data
jenis grounded theory dilakukan dengan beberapa tahapan
55
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
berikut ini
(1) Mengorganisir data (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Open coding peneliti membentuk kategori informasi
tentang peristiwa dipelajari (4) Axial coding peneliti mengidentifikasi suatu peristiwa
menyelidiki kondisi-kondisi yang menyebabkannya mengidentifikasi setiap kondisi-kondisi dan menggambarkan peristiwa tersebut
(5) Selective coding peneliti mengidentifikasi suatu jalan cerita dan mengintegrasikan kategori di dalam model axial coding
(6) Selanjutnya peneliti boleh mengembangkan dan menggambarkan suatu acuan yang menerangkan keadaan sosial sejarah dan kondisi ekonomi yang mempengaruhi peristiwa
4) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku kebiasaan dan cara hidup Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian
An ethnography is a description and interpretation of a cultural or social
group or system (Creswell 1998) In such a study the researcher examines
the grouprsquos observable and learned patterns of behavior customs and ways
of life (Harris 1968)
Sebagai proses etnografi melibatkan pengamatan yang
cukup panjang terhadap suatu kelompok dimana dalam
pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup
responden atau melalui wawancara satu per satu dengan
anggota kelompok tersebut Peneliti mempelajari arti atau makna
dari setiap perilaku bahasa dan interaksi dalam kelompok
Sedangkan teknik analisis data jenis Etnografi dilakukan dengan
56
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir file (2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti (4) Menginterpretasi penemuan (5) Menyajikan presentasi baratif berupa tabel gambar atau
uraian
5) Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi
Creswell (1998) defines a case study as an exploration of a ldquobounded
systemrdquo or a case (or multiple cases) over time through detailed in-
depth data collection involving multiple sources of information rich in
context Some consider ldquothe caserdquo as an object of study (eg Stake 1995)
while others consider it a methodology (eg Merriam 1998) According
to Creswell the bounded system is bounded by time and place and it is the
case being studied ndash a program an event an activity or individuals
Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus
yang dipelajari berupa program peristiwa aktivitas atau
individu Sedangkan teknik analisis data jenis Studi Kasus
dilakukan dengan beberapa tahapan berikut ini
(1) Mengorganisir informasi
(2) Membaca keseluruhan informasi dan memberi kode (3) Membuat suatu uraian terperinci mengenai kasus dan
konteksnya (4) Peneliti menetapkan pola dan mencari hubungan antara
beberapa kategori (5) Selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan mengem-
bangkan generalisasi natural dari kasus baik untuk penel- iti maupun untuk penerapannya pada kasus yang lain
(6) Menyajikan secara naratif
57
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
44 Penelitian Kuanlitatif dan Analisis Datanya 441 Pendekatan Analisis Ekonomi
Sampai saat ini pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai mesin penggerak ekonomi atau penghasil devisa bagi pembangunan ekonomi di suatu negara tanpa terkecuali di Indonesia Seiring dengan hal di atas menurut IUOTO (International Union of Official Travel Organization) yang dikutip oleh Spillane (1993) pariwisata mestinya dikembangkan oleh setiap negara karena delapan alasan utama seperti berikut ini (1) Pariwisata sebagai faktor pemicu bagi perkembangan ekonomi nasional maupun international (2)Pemicu kemakmuran melalui perkembangan komunikasi transportasi akomodasi jasa-jasa pelayanan lainnya (3)Perhatian khusus terhadap pelestarian budaya nilai-nilai sosial agar bernilai ekonomi (4)Pemerataan kesejahteraan yang diakibatkan oleh adanya konsumsi wisatawan pada sebuah destinasi (5)Penghasil devisa (6) Pemicu perdagangan international (7)Pemicu pertumbuhan dan perkembangan lembaga pendidikan profesi pariwisata maupun lembaga yang khusus yang membentuk jiwa hospitality yang handal dan santun dan (8)Pangsa pasar bagi produk lokal sehingga aneka-ragam produk terus berkembang seiring dinamika sosial ekonomi pada daerah suatu destinasi
Sementara aspek aksiologi dari ilmu pariwisata adalah memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia Perjalanan dan pergerakan wisatawan adalah salah satu bentuk kegiatan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam baik dalam bentuk pengalaman pencerahan penyegaran fisik dan psikis maupun dalam bentuk aktualisasi diri Kontribusi pariwisata untuk pembangunan ekonomi pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi restoran klub taxi dan usaha kerajinan seni
58
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
souvenir seperti digambarkan pada gambar di bawah ini
WISATAWAN
Jasa Transportasi Hotel
Penginapan Restoran Bar
Cafe
Obyek Atraksi Wisata
Jasa Hiburan
Peralatan Hotel Laundry Bahan Habis
Pakai
Asuransi Perumahan
JasaIndustri lain yang tidak terkait secara langsung
Bagan 42 Dampak Kedatangan Wisatawan terhadap peluang usaha pariwisata pada sebuah Destinasi Pariwisata Sumber (Departemen Perdagangan Amerika Serikat 1978)
Lebih lanjut menurut UN-WTO pariwisata telah menjadi
industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang
konsisten dari tahun ke tahun Kontribusi pariwisata yang lebih
konkret bagi kesejahteraan manusia dapat dilihat dari implikasi-
implikasi pergerakan wisatawan seperti meningkatnya
kegiatan ekonomi pemahaman terhadap budaya yang berbeda
pemanfaatan potensi sumberdaya alam dan manusia
Berdasarkan uraian di atas masih banyak anggapan bahwa
pariwisata hanya sebuah bagian dari spectrum pembangunan
ekonomi yang lebih cocok di pelajari dan dianalisis dengan
pendekatan analisis yang sudah lazim digunakan pada ilmu
ekonomi karena untuk mengukur posisi pariwisata sebagai
sebuah industry relative masih sangat sulit (Hara 20081)
442 Penelitian Kuantitatif pada industri pariwisata
Menurut (Bendesa 2010) metode kuantitatif merupakan alat analisis yang dapat membantu pelaku usaha dalam dunia bisnis termasuk bisnis pariwisata dalam pengambilan keputusan karena keputusan dalam dunia bisnis dapat dalam bentuk atau
59
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
berkaitan dengan antara lain optimasi estimasi identifikasi maupun eksplorasi masalah yang dihadapi Sedanghkan alat analisisnya lebih bersifat terapan sehingga metode kuantitatif lebih merupakan unifikasi antara alat dengan teori ekonomi dan manajemen
Sementara Hara (2008) menawarkan beberapa teknik analisis yang berhubungan dengan teknik analisis kuantitatif yaitu sering berkaitan dan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensia yang terdiri dari statistik non parametrik statistik parametrik ekonometrika persamaan tunggal dan si- multan dan model-model makro regional yaitu model Input- Output Leontief regional dan Interregional atau sekarang dikenal dengan istilah Tourism Satellite Account (TSA) model Social Ac- counting Matrix regional dan interegional (SAM) dan sebagain- ya Alat analisis yang popular digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kuantitatif pariwisata diantaranya adalah
Gambar 43 Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan
kuantatif
Sumber Hara (2008)
60
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
[1] Input-Output Analysis
Heng dan Low (1990) menjelaskan bahwa pada tataran praktis Input-Output Analysis adalah alat analisis yang sangat baik untuk mengukur dampak pariwisata Input- output sebenarnya menangkap potret perekonomian suatu wilayah melalui aliran inter-industri pada periode waktu tertentu dengan menggunakan prinsip keseimbangan umum (General Equilibrium) artinya jika terjadi ketidakseimbangan atau keseimbangan di satu sektor akan berpengaruh terhadap ketidakseimbangan atau keseimbangan sektor lainnya
[2] Social Accounting Matrix Model
West (1993) berpendapat bahwa SAM atau social accounting matrix sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu Dia mengganggap bahwa analisis input-output dianggap belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produser dengan produser dan tidak menyertakan perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya Sepintas Nampak bahwa SAM hanya sekedar perluasan alat analisis dari I-O namun sebenarnya tidak sesederhana itu
Menurut Hara (2008 116) menjelaskan bahwa SAM memang menyertakan model I-O namun SAM bukan sekedar perluasan dari I-O namun lebih daripada sekedar perluasan dimana SAM mampu memberikan gambaran yang lebih luas tentang analisis tingkat kesejahteraan sebuah Negara atau regional dan menyertakan institusi aktivitas produksi dan factor-faktor produksi
[3] Tourism Satellite Account
Tujuan dari TSA adalah untuk menganalisis secara rinci terhadap semua variabel permintaan barang dan jasa yang berkaitan dengan aktivitas wisatawan pada suatu destinasi
61
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
TSA juga untuk mengamati variabel lainnya seperti penyediaan sarana barang dan jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi lainnya
Menurut (Tourism Economics Inc 2011) bahwa TSA telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis yang berstandar global untuk mengukur economic value dari pariwisata TSA sampai saat ini telah banyak diterapkan pada dunia penelitian untuk mengukur peranan pariwisata dalam perekonomian
Jadi pada prinsifnya TSA adalah alat analisis yang menganalisis terhadap variable-variabel permintaan dan penawaran pariwisata beserta dengan variable bisnis terkait langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas pariwisata dan kegiatan ekonomi di suatu destinasi (provinsi atau Negara) pariwisata dan telah diratifikasi oleh United Nation sebagai alat analisis resmi untuk mengukur peran pariwisata dalam pembangunan ekonomi negara atau regional
[4] Social cost-benefit analysis
Archer dan Cooper (1994) berpendapat bahwa penelusuran tentang manfaat dan dampak pariwisata terhadap ekonomi harus menyertakan variabel sosial yang tidak pernah dihitung oleh fakar lainnya
Dan social cost-benefit analysis mestinya digunakan menurutnya untuk mengukur manfaat dan dampak pariwisata bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak sekedar menghitung dampak ekonomi hanya dengan mencari multiplier efeknya saja
Tabel 41 Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No Kualitatif Kuantitatif
1 Data kualitatif (non numeric)
Data Kuantitatif (numeric)
2 Penelusuran Latar alamiah
Latar artifisial (khususnya penelitian eksperimentasi)
62
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
No Kualitatif Kuantitatif
3 Fokus pada Makna- makna
Fokus pada Perilaku
5 Pendekatan Induktif (hipotesis tidak tertulis)
Pendekatan Deduktif (hipotesis dinyatakan)
6 Identifikasi pola kultural Penelusuran hukum saintifik
7 Idealisme Realisme
8 Induksi analitik Induksi enumeratif
9 Ekstrapolasi (replikasi) Generalisasi
Perbedaan yang paling menonjol adalah perbedaan
aksioma proses penelitian dan karakteristik penelitiannya Tetapi secara seksama kedua metoda itu dapat digunakan bersama-sama dengan beberapa catatan sebagai berikut
[1] Metoda dapat digunakan bersamaan Satu objek tapi tujuan berbeda caranya adalah menggunakan metoda kualitatif sampai dengan menetapkan proposisi maupun hipotesis selanjutnya berdasarkan proposeshipotesis itu digunakan metoda kuantitatif untuk menguji hipotesis
[2] Kedua metode digunakan secara bergantian pada awal mengunakan metoda kualitatif sampai ditemukan hipotesis dan selanjutnya mengunakan metoda kuantitatif
[3] Kedua Metode tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda Tapi pada penelitian kuantitatif dapat digunakan teknik pengumpulan data (bukan metodenya) seperti penggunaan triangulasi pada penelitian kualitatif Misalnya pengumpulan data dengan kuestioner sehingga data yang diperoleh adalah data kuantitative Untuk menguji validitas data tersebut dilakukan wawancara mendalam (FGD) Bila berbeda hasilnya maka kedua pendekatan tersebut dapat digunakan triangulasi
[4] Bila peneliti mempunyai pengalaman yang cerdas maka
63
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
sesungguhnya kedua pendekatan tersebut digunakan bersama tidak ada masalah asalkan dalam proses penelitian penggunaan kedua pendekatan itu tidak bertentangan dengan tujuan penelitian
443 Penggabungan Kualitatif dan Kuantitaif
Jika data metode kuantitatif diperoleh melalui kuesioner dari responden dan semakin banyak responden semakin memiliki nilai keterwakilan tinggi berbeda dengan metode kualitatif diperoleh lewat wawancara subjek atau informan yang tidak menggunakan ukuran keterwakilan tetapi kedalaman masalah sehingga tidak relevan menanyakan berapa banyak subjek atau informan yang diperlukan dalam penelitian kualitatif
Begitu juga tentang posisi teori Jika pada penelitian kuantitatif teori untuk dibuktikan atau diverifikasi karena itu biasanya ada hipotesis maka pada metode kualitatif teori untuk dipakai sebagai piranti untuk memahami fenomena Jika ada hipotesis pada penelitian kualitatif maka hipotesis tersebut tidak untuk dibuktikan tetapi sebagai pintu masuk memahami permasalahan yang diteliti
Terkait dengan kriteria data juga ada pebedaan mencolok di antara kedua jenis metode penelitian tersebut Berikut paparannya
Tabel 42 Perbedaan Kriteria Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif
Kuantitatif Kualitatif
Validitas Kredibelitas
Reliabilitas Dependabilitas
Objektivitas Konformabilitas
Generalabilitas Transferabilitas
64
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Jika pada penelitian kuantitatif data harus memenuhi
syaratvaliditasreliabilitasobjektivitasdangeneralabilitasmaka pada metode kualitatif data harus memenuhi syarat kredibelitas dependabilitas konformabilitas dan transferabilitas
Sebagai disiplin ilmu metodologi penelitian juga terus mengalami perkembangan Para ahli terus saja mencari cara untuk menutupi kekurangan masing-masing metode Hasilnya diperoleh paradigma metode campuran (mixed method) Secara operasional metode ini mencoba mengkualitatifkan hasil kuantitatif dan mengkuantitatifkan hasil kualitatif
Misalnya hasil penelitian kuantitatif yang berakhir dengan generalisasi atau adanya hubungan antar-variabel yang berupa angka maka angka itu dicoba dikualitatifkan dengan mengajukan pertanyaan baru Sebaliknya penelitian kualitatif yang berakhir dengan kesimpulan berupa narasi atau tesis diteruskan dengan mencoba mencari hubungan antar-variabel dengan mengajukan pertanyaan baru
Jika demikian halnya maka metode campuran hakikatnya adalah dua jenis penelitian yang satu dilakukan sebelum atau sesudah yang lain dalam satu proyek kegiatan Tetapi peneliti yang akan melakukannya harus bersiap-siap untuk lebih berlama-lama lagi berurusan dengan data teori dan model analisis yang tentu akan menggunakan model keduanya
65
S
BAB V
PERUMUSAN PERMASALAHAN PENELITIAN
etelah peneliti menentukan bidang penelitian yang
diminatinya kegiatan berikutnya adalah menemukan
permasalahan Penemuan permasalahan merupakan salah
satu tahap yang terpenting dalam penelitian Penelitian akan
lebih sulit bila permasalahan tidak ditemukan maka penelitian
tidak perlu dilakukan Pentingnya penemuan permasalahan
juga dinyatakan oleh ungkapan ldquoBerhasilnya perumusan
permasalahan merupakan setengah dari pekerjaan penelitianrdquo
Penemuan permasalahan juga merupakan tes bagi suatu
bidang ilmu seperti diungkapkan oleh Mario Bunge (dalam
Buckley et al 1976 14) dengan pernyataan ldquoKriteria terbaik
untuk menjajagi apakah suatu disiplin ilmu masih hidup atau
tidak adalah dengan memastikan apakah bidang ilmu tersebut
masih mampu menghasilkan permasalahan Tidak satupun
permasalahan akan tercetus dari bidang ilmu yang sudah matirdquo
Permasalahan yang ditemukan selanjutnya perlu dirumuskan
ke dalam suatu pernyataan atau problem statement
51 Penemuan Permasalahan
Kegiatan untuk menemukan permasalahan biasanya didukung oleh survei ke perpustakaan untuk menjajagi perkembangan pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti terutama yang diduga mengandung permasalahan Perlu dimengerti dalam hal ini bahwa publikasi berbentuk buku bukanlah informasi yang terbaru karena penerbitan buku merupakan proses yang memakan waktu cukup lama sehingga
66
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
buku yang terbit misalnya hari ini munkin ditulis sekitar satu atau dua tahun yang lalu
Perkembangan pengetahuan terakhir biasanya dipublikasikan sebagai artikel dalam majalah ilmiah sehingga suatu usulan penelitian sebaiknya banyak mengandung bahasan tentang artikel-artikel terbaru dari majalah-majalah atau jurnal ilmiah bidang yang diteliti Kegiatan penemuan permasalahan seperti telah disinggung di atas didukung oleh survei ke perpustakaan untuk mengenali perkembangan bidang yang diteliti Pengenalan ini akan menjadi bahan utama deskripsi berupa latar belakang permasalahan dalam usulan penelitian
Permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai kesenjangan antara fakta dengan harapan antara tren perkembangan dengan keinginan pengembangan antara kenyataan dengan ide Sutrisno Hadi (1986 3) mengidentifikasikan permasalahan sebagai perwujudan dari ketiadaan kelangkaan ketimpangan ketertinggalan kejanggalan ketidakserasian kemerosotan dan semacamnya Seorang peneliti yang berpengalaman akan mudah menemukan permasalahan dari bidang yang ditekuninya dan seringkali peneliti tersebut menemukan permasalahan secara naluriah yang tidak dapat dijelaskan bagaimana cara menemukannya
Cara-cara menemukan permasalahan ini telah diamati oleh Buckley et al (1976) yang menjelaskan bahwa penemuan permasalahan dapat dilakukan secara formal maupun informal Cara formal melibatkkan prosedur yang menuruti metodologi tertentu sedangkan cara informal bersifat subjektif dan tidak rutin Dengan demikian cara formal lebih baik kualitasnya dibanding cara informal Bukley et al (197616-27) menjelaskan cara-cara penemuan permasalahan baik formal maupun informal sebagai diuraikan di bagian berikut ini Setelah permasalahan ditemukan kemudian perlu dilakukan pengecekan atau evaluasi terhadap permasalahan tersebut sebelum dilakukan perumusan permasalahan
67
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
52 Cara-cara Formal Penemuan Permasalahan
Cara-cara formal menurut metodologi penelitian dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif-alternatif berikut ini 1) Rekomendasi suatu riset Biasanya suatu laporan penelitian
pada bab terakhir memuat kesimpulan dan saran Saran atau rekomendasi umumnya menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan permasalahan
2) Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara mengambil pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti Dalam hal ini dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting Misal permasalahan yang ditemukan dengan cara analogi ini misalnya apakah proses perancangan perangkat lunak komputer dapat diterapkan pada proses perancangan arsitektural
3) Renovasi Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori Tujuan cara ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori Misal suatu teori menyatakan ada korelasi yang signifikan antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dapat direnovasi menjadi permasalahan seberapa korelasi antara arah pengembangan bangunan rumah tipe tertentu dalam perumahan sub inti dengan tipe bangunan rumah asal penghuninya dengan tingkat pendidikan penghuni yang berbeda Dalam contoh di atas kondisi yang umum diganti dengan kondisi tingkat pendidikan yang berbeda
4) Dialektik dalam hal ini berarti tandingan atau sanggahan Dengan cara dialektik peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu teori yang merupakan tandingan atau
68
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
sanggahan terhadap teori yang sudah ada
5) Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang dihadapi
6) Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan- kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan yang rumit atau kompleks
7) Dekomposisi merupakan cara penjabaran atau pemerincian suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya
8) Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi Dengan cara agregasi peneliti dapat mengambil hasil-hasil peneliti atau teori dari beberapa bidang penelitian dan mengumpulkannya untuk membentuk suatu permasalah yang lebih rumit dan kompleks
53 Cara-cara Informal Penemuan Permasalahan
Cara-cara informal atau subyektif dalam rangka menemukan permasalahan dapat dilakukan dengan alternatif- alternatif berikut ini 1) Konjektur Seringkali permasalahan dapat ditemukan secara
konjektur atau naluriah tanpa dasar-dasar yang jelas Bila kemudian dasar-dasar atau latar belakang permasalahan dapat dijelaskan maka penelitian dapat diteruskan secara alamiah Perlu dimengerti bahwa naluri merupakan fakta apresiasi individu terhadap lingkungannya Naluri menurut Buckley et al (197619) merupakan alat yang berguna dalam proses penemuan permasalahan
2) Fenomenologi Banyak permasalahan baru dapat ditemukan
berkaitan dengan fenomena kejadian perkembangan
yang dapat diamati Misalnya fenomena pemakaian
komputer sebagai alat bantu analisis dapat dikaitkan untuk
mencetuskan permasalahan misalnya seperti apakah pola
dasar pendayagunaan komputer dalam proses perancangan
arsitektural
69
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
3) Konsensus juga merupakan sumber untuk mencetuskan
permasalahan Misalnya terdapat konsensus bahwa kemiskinan bukan lagi masalah bagi Indonesia tapi kualitas lingkungan yang merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
4) Pengalaman Tidak perlu diragukan lagi pengalaman
merupakan sumber bagi permasalahan Pengalaman
kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan
untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut
Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi
perumusan sebab-sebab keberhasilan
70
71
S
BAB VI
SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN
kala pengukuran merupakan aturan-aturan yang diperlukan
untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu
variabel Dalam statistik data merupakan karakteristik simbol
atau angka dari sebuah variabel yang diukur Pengukuran
hanya dilakukan terhadap variabel yang dapat didefinisikan
seperti minat kinerja ataupun sikap Agar hasil penelitian tidak
memberikan interpretasi yang berbeda maka definisi operasional
terhadap variabel yang diteliti perlu dijelaskan terlebih dahulu
Dalam melakukan operasi pada statistik perbedaan data dan
tujuan dari data yang tersaji tidak bisa dilakukan dalam dalam
model skala pengukuran yang sama Steven (dalam Tahir (2011
48) membagi skala pengukuran penelitian sosial menjadi empat
kategori yaitu skala nominal skala ordinal skala interval dan
skala rasio
Dalam penelitian sosial hal yang penting adalah
membuat inform concern yang menyatakan bahwa penelitian
yang sedang dilakukan sangat memerluan bantuan para
responden untuk mengisinya demi sebuah program besar yang
bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan atau perbaikan
kinerja sebuah pelayanan jasa khususnya pariwisata
72
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Gambar 61 Contoh inform concern
61 Skala Nominal
Skala nominal merupakan skala paling sederhana dari empat skala yang ada Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek ke dalam kategori kelas atau klasifikasi Skala nominal ini hanya mempunyai fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan membedakan Sebagai contoh jenis kelamin merupakan contoh skala nominal yang menandai seseorang yakni laki-laki atau perempuan Hasil skala nominal pada uji statistika bisa untuk
mencari modus dan distribusi frekuensi saja
Would you like to help us you can fill it out online below
73
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Gambar 62 Contoh Pertanyaan Nominal
62 Skala Ordinal
Skala ordinal memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek sesuai dengan banyak atau kuantitas dari karakteristik yang dimilikinya Pada skala ordinal dimungkinkan untuk melakukan penghitungan (kuantifikasi) variabel-variabel yang diuji sehingga dapat memberikan informasi yang lebih substansial dibandingkan dengan skala nominal
Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar peringkat Dalam skala ordinal peringkat yang ada tidak memiliki satuan ukur Misalnya status sosial (tinggi rendah sedang) hasil pengukuran yang mengelompokkan masyarakat-masyarakat masuk pada status sosial tinggi rendah atau sedang Kita hanya dapat mengetahui tingkatannya tetapi perbedaan antar status sosial (tinggi-rendah rendah-sedang tinggi-sedang) belum tentu sama
Contoh pertanyaan yang menggunakan skala ordinal misalnya tingkat preferensi jabatan manajemen jenjang karier Uji statistik yang sesuai dengan skala ordinal adalah modus median distribusi frekuensi dan statistik non parametrik seperti rank order correlation
74
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Gambar 63 Contoh Pertanyaan Ordinal
63 Skala Interval
Skala interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala nominal atau ordinal Skala interval juga memungkinkan untuk mengurutkan seseorang atau objek seperti halnya skala ordinal namun dengan unit yang sama
Selanjutnya skala ini tidak mempunyai nilai nol mutlak sehingga tidak dapat diinterpretasikan secara penuh besarnya skor dari rasio tertentu Pada skala pengukuran interval rasio antara dua interval sembarang tidak tergantung pada nilai nol dan unit pengukuran
Gambar 64 Contoh Pertanyaan Interval
75
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
64 Skala Rasio
Skala rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan diurutkan mempunyai jarak tertentu dan bisa dibandingkan (paling lengkap mencakup semuanya dibanding
skala-skala dibawahnya)
[1]
[2]
[3]
How long have you been on holiday in Bali
How much money have you spent during your vacation in Bali
How much money have you spent on renting a hotel room
Gambar 65 Contoh Pertanyaan Interval
Dari keempat data di atas akan diperoleh data nominal ordinal
interval dan ratio Adapun berbagai skala sikap yang dapat
digunakan untuk penelitian pariwisata antara lain adalah
[1] Skala likert
Skala Likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena pariwisata Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain
76
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Gambar 66 Contoh Pertanyaan Skala Likert
[2] Semantic defferensial
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban ldquosangat positifnyardquo terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang ldquosangat negatifrdquo terletak di bagian kiri garis atau
sebaliknya
How do you think about the guide service today
friendly 5 4 3 2 1 unfriendly
patient 5 4 3 2 1 impatient
knowledgeable 5 4 3 2 1 less knowledgeable
helpful 5 4 3 2 1 less helpfulness
competent 5 4 3 2 1 less competent
Gambar 67 Contoh Pertanyaan Skala Semantic defferensial
77
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5 berarti persepsi responden terhadap Tour Guide itu sangat positif sedang bila memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan memberi jawaban pada angka 1 maka persepsi responden terhadap Tour Guide sangat negatif
65 Validitas
Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur Misalnya skala nominal yang bersifat non-parametrik digunakan untuk mengukur variabel nominal bukan untuk mengukur variabel interval yang bersifat parametrik Ada 3 (tiga) tipe validitas pengukuran yang harus diketahui yaitu
[1] Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti Suatu domain konsep tertentu tidak dapat begitu saja dihitung semua dimensinya karena domain tersebut kadang mempunyai atribut yang banyak atau bersifat multidimensional Berhubungan dengan validitas isi pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata
[2] Validitas Kosntruk (Construct Validity)
Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan dimana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur Dua aspek pokok dalam validitas konstruk adalah secara alamiah bersifat teoritis dan statistik Berhubungan dengan validitas konstruk pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik
78
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
[3] Validitas Kriteria (Criterion Validity)
Validitas kriteria menyangkut masalah tingkatan dimana skala yang sedang digunakan mampu memprediksi suatu variable yang dirancang sebagai kriteria Berhubungan dengan validitas kriteria pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah valid secara statistik
Gambar 68 Contoh Hasil Uji Validitas
66 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya Berhubungan dengan reliabilitas pertanyaan berkaitan dengan pariwisata semestinya bertanyalah kepada para fakar pariwisata dan juga kepada fakar statistik kemudian melakukan pengujian secara statistik untuk memastikan bahwa instrumen yang akan digunakan telah reliabel secara statistik
79
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Gambar 69 Contoh Hasil Uji Reliabilitas
80
81
S
BAB VII
TEKNIK SAMPLING
71 Sampel
ampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat- sifat yang sama dari obyek yang merupakan sumber
data (Sukadarrumidi 200650) Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya Sebagai perbandingan seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan dengan informasi dari 1000 orang responden Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan benar akan menghasilkan temuan-temuan yang memenuhi sasaran
Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan persentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel namun secara logik dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebih baik dibandingkan dengan yang kurang Beberapa hal yang harus diketahui sehubungan dengan sampel adalah
1) Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sampel
a) Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi Apabila populasi dicirikan oleh warna dimensi dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama
b) Mewakili dari populasi Apabila dari sejumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil sebuah sampel maka hasil pengujian sampel tersebut
82
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
akan mewakili seluruh anggota populasinya
c) Dapat dipergunakan untuk mengeneralisasi hasil analisis Berkaitan dengan keterangan di atas maka hasilnya akan berlaku untuk seluruh anggota populasi
2) Tujuan pengambilan sampel
a) Untuk mereduksi jumlah obyek yang akan diteliti hal ini akan lebih bermanfaat apabila cara pengujian obyek dilakukan hingga rusak
b) Dengan membatasi jumlah populasi atau wilayah populasi untuk membuat generalisasi hasil analisis
c) Berusaha untuk mempersingkat waktu memperkecil dana dan tenaga peneliti
3) Tahapan menentukan sampel
Tahapan ini perlu dicermati dengan seksama karena pengambilan sampel yang keliru mengakibatkan hasil penelitian akan bias dan tidak valid Tahapan tersebut adalah a) Tentukan jumlah populasi terlebih dahulu kemudian
menentukan sampelnya b) Batasi luasnya dengan menegaskan karakteristik
populasi teoritis dengan cara melakukan identitas dan inventarisasi terhadap sifat-sifat populasi sebagai ruang lingkup dalam usaha melakukan generalisasi
Keuntungan penggunaan sampling
a) Biaya lebih murah b) Waktu lebih pendek c) Tenaga yang dierlukan lebih sedikit
Dengan teknik sampling yang baik akan diperoleh hasil yang
lebih baik atau tepat daripada penelitian terhadap populasi
karena
83
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
a)adanya tenaga-tenaga ahli b) penyelidikan dilakukan lebih teliti c) kesalahan yang mungkin diperbuat lebih sedikit
72 Cara Pengambilan Sampel
Ada dua macam cara pengambilan sampel yakni secara random (random sampling probability sampling method) dan non random (non random sampling non probability sampling)
Gambar 71 Teknik Sampling
1) Probability Samples
Probability Samples adalah teknik sampling yang
memberikan kemungkinan yang sama paa setiap individu
untuk dipilih sebagai sampel
a) Simple Random
Setiap individu atau item dari target memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih Seleksi dilakukan dengan penggantian atau tanpa penggantian Pemilihan sampel dapat menggunakan tabel nomor acak untuk mendapatkan sampelnya
84
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
b) Systematic
Dalam sistematic random sampling dipersiapkan terlebih dahulu daftar nama-nama subyek yang akan dipilih untuk sampel Pemilihannya dilakukan dengan menggunakan kelipatan yang ditentukan berdasarkan hasil pembagian jumlah populasi dengan jumlah sampelnya (jumlah populasi dibagi jumlah sampel) Biasanya untuk sampel yang pertama telah ditentukan terlebih dahulu secara random atau dengan cara lain yaitu dilakukan pembagian secara proporsional dengan membagi berdasarkan kelompok tertentu dan masing-masing kelompok diambil persentasenya yang seimbang sehingga dengan jumlah perbandingan yang seimbang antara jumlah kelompok dalam populasinya dengan besarnya sampel yang diambil pada masing- masing kelompok tersebut
c) Stratified
Sebelum diambil sebagai sampel populasi dibagi- bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata lapisan atau kelompok yang lebih kecil Dilakukan karena populasi heterogen sehingga dengan mengelompkkan menjadi beberapa strata diharapkan tiap startum menjadi relatif homogen Misalnya untuk memperkirakan tingkat penjualan hotel berbintang dan non bintang di Bali Dengan pengklasifikasian hotel atas hotel bintang 5 bintang 4 bintang 3 hotel melati 1 melati 2 melati 3 villa dan seterusnya akan memudahkan hasil yang diperoleh Stratified Random Sampling sangat tepat digunakan kalau elemen-elemen yang diselidiki mempunyai nilai-nilai karakterstik yang heterogen (bervariasi)
85
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Misal Dalam sistem penggajian pegawai hotel diketahui
penghasilannya sebagai berikut
I = 40 berpenghasilan rendah
II = 50 berpenghasilan sedang III = 10 berpenghasilan tinggi
Jika sampel yang akan dipakai 100 orang maka
pembagiannya untuk strata
I II III
= sebanyak 40 X 100 orang = sebanyak 50 X 100 orang = sebanyak 10 X 100 orang
= = =
40 orang 50 orang 10 orang
d) Cluster Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pemilihan mengacu pada kelompok bukan pada individu Cara ini baik sekali dilakukan apabila tidak terdapat atau sulit menentukan dan menemukan kerangka sampel meski dapat juga dilakukan pada populasi yang kerangka sampel sudah ada Misalnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung ingin mengetahui bagaimana Sikap para karyawan hotel terhadap Kebijakan Sistem Upah Minimal Kabupaten Badung besar sampel adalah 300 orang kemudian ditentukan Cluster misal Hotel berbintang sebanyak 6 hotel dengan rata-rata jumlah karyawan 50 orang maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 50 = 6 kemudian dipilih secara acak enam Hotel dan dari enam hotel tersebut dipilih secara acak 50 orang karyawan sebagai anggota sampel Pengambilan sampel dengan cara yang sudah disebutkan di atas umumnya dilakukan pada populasi yang bersifat terbatas sementara itu untuk populasi yang jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui pengambilan
86
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
sampel biasanya dilakukan secara tak acak atau Non random Sampling
2) Non Probability
Tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel Jadi teknik Non Probability bersifat subyektif bergantung kepda selera peneliti yang akan mengambil sampel MIsalnya pada incidental sampling yang diambil hanya individu-individu yang kebetulan dijumpai seperti orang-orang di pinggir jalan mahasiswa yang sedang masuk warung untuk mengetahui besar pengeluaran mereka sebulan Generalisasi yang dibuat sudah tentu tidak memberikan taraf keyakinan yang tinggi kecuali jika populasinya homogen
a) Judgement
Judgement sampling adalah sampling berdasarkan pendapat atau pertimbangan-pertimbangan tertentu tanpa mempertimbangkan subyek-subyek yang diambil sebagai sampel itu mewakili populasi sub populasi atau tidak bukan sebuah persoalan Keuntungan teknik ini ialah bahwa melaksanakannya lebih mudah murah dan cepat Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisasi umum Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukkan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita inginkan Kelemahannya ialah kecenderungan memiih orang yang mudah didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasnya dan memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya
b) Quota
Sampling kuota adalah teknik memilih sampel yang
87
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
mempunyai cirri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan Jumlah subyek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dahulu Jika kuota telah ditentukan mulailah peneyelidikan dan tentang siapa yang akan dijadikan responden terserah kepada team pengumpul data Misalnya Untuk responden wisatawan mancanegara ditetapkan kuota sebagai berikut
10 orang warganegara Inggris 15 orang warganegara Australia 20 orang warganegara Jepang
c) Chunk
Sampel chuck biasanya hanya merujuk pada kelompok yang kebetulan tersedia saat dibutuhkan Misalnya peneliti mewawancarai lima orang di jalan tentang beberapa topik yang sedang menjadi hot issues yang mungkin tidak mewakili seluruh populasi dan bahkan tidak mewakili siapapun yang berada di jalanan di mana wawancara itu dilakukan
73 Penentuan Jumlah Sampel
1) Rumus Slovin (Jika Jumlah Populasi diketahui)
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian Sampel yang terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi populasi yang sesungguhnya Sebaliknya sampel yang terlalu besar dapat mengakibatkan pemborosan biaya penelitian
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al 1960182) sebagai berikut
88
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
dimana n jumlah sampel N jumlah populasi e batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan
dengan persentase Semakin kecil toleransi kesalahan maka
semakin akurat sampel menggambarkan populasi Misalnya
penelitian dengan batas kesalahan 5 berarti memiliki tingkat
akurasi 95 Penelitian dengan batas kesalahan 10 memiliki
tingkat akurasi 90 Dengan jumlah populasi yang sama
semakin kecil toleransi kesalahan semakin besar jumlah sampel
yang dibutuhkan
Contoh
Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan dan akan dilakukan survei dengan mengambil sampel Berapa sampel yang dibutuhkan apabila batas toleransi kesalahan 5
Dengan menggunakan rumus Slovin
n = N ( 1 + N esup2 ) = 1000 (1 + 1000 x 005sup2) = 28571 dibulatkan menjadi 286 dengan demikian jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan
2) Berdasarkan Jumlah Indikator (Jika Jumlah tidak
diketahui)
Jika jumlah populasi tidak diketahui jumlah responden
penelitian dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan
jumlah sampel minimal pada analisis tertentu seperti Analisis
SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga 200 sampel Jumlah
sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup
memadai dan disarankan menggunakan teknik ML (maksimum
likehood) atau GLS (generelaized least squares) Begitu juga halnya
dengan analisis faktor besarnya jumlah sampel tergantung
89
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
pada jumlah indikator yang minimalkan dikalikan 5 kalinya Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator penelitian maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100 orang (Ferdinand 200248)
90
91
T
BAB VIII
PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS PENELITIAN
81 Teknik Analisis Data
eknik analisis data secara umum dibagi atas dua yaitu Teknik Analisis Data Kualitatif dan Teknik Analisis Data
Kuantitatif
1) Teknik analisis data kualitatif
a) Proses mengatur urutan data mengorganisasiknnya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Patton 1980 Moleong 2000)
b) Proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (anggapan) seperti yang disarankn oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000)
c) Proses mengorganisasikn dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti disarankn oleh data
d) Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yatu sesudah meninggalkan lapangan
e) Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin dan bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa
f) Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha
92
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti
g) Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau utk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
2) Teknik analisis data kuantitatif a) Proses analasis data kuantitatif dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber (wawancara pengamatan dokumen resmi gambar foto dan sebagainya) mereduksi data dengan cara membuat abstraksi (rangkuman inti) menyusun dalam satuan- satuan dikategorisasi koding mengadakn pemeriksanaan keabsahan data dan menafsirkn data menjadi suatu teori substantif dg menggunakan beberapa metode tertentu
b) Proses analisis data kuantitatif secara garis besar dapat dibagi ke dalam beberapa tahap yaitu editing coding frekuensi tabulasi dan analisis data
(1) Editing adalah memeriksa kembali seluruh berkas data apakah terdapat kekeliruan dalam pengisian kepalsuan dan sejenisnya Pada umumnya editing itu dilakukan terhadap pengumpulan data melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur dan diisi lewat wawancara formal Editing dapat dilaksanakn semasih di lapangan atau di lokasi penelitian atau dapat dilakukan setelah kembali dari lapangan atau lokasi Melalui pelaksanaan editing yang cermat dan hati- hati diharapkn data yang berhasil dikumpulkan meningkat mutunya sehingga hasil temuan meningkat kualitasnya Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memeriksa kembali berkas data antara lain Dipenuhi tidaknya ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkn dalam penarikan sampel
Nama dan kelengkapan identitas pengisi Kelengkapan isi jawaban
93
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Kejelasan makna jawaban dan
relevansi jawabannya
Konsistensi jawaban satu sama lainnya
Kekeliruan pekerja lapangan di
dalam menjelaskn kuesioner kepada responden
Tingkat kekeliruan di dalam memilih
responden dan kepalsuan isi jawaban
Bagan 81 Skhema Teknik Analisis Data
Deskriptif Kualitatif
(Mengatur Mengurutkn Mengelompokkn Memberi Kode
Mengkategorikan mengartikan dan Menginterpretasikan
atau Menafsirkan)
Teknik
Analisis Data KUALITATIF
Analisis SWOT
P H A
Tabel (Silang
Frekuensi) Grafik Diagram Batang dan Diagram Lingkaran
Teknik Analisis
Data
Teknik Analisis Data KUANTITATIF
Statistik
Deskriptif
Rata-rata Hitung
Median dan Modus
Varian dan Standard
Deviasi
Ekonometrika
1 Model Simultan 2 Model Sederhana
lainnya
Uji-t Uji Z
Model Optimasi (Operation Research)
1 Linear Program
2 Non Linear Programming
3 Integer Programming
4 Gooal Programmning
5 Dynamic Programming
7 Teori Antrean
8 Teori Pengambilan Keputusan
9 Teori Permainan
10 Simulasi
Model Makro Regional
1 Model Input-Output Leontief
Regional dan Interregional
2 Model SAM Regional dan
Interregional CGE
3 Location Quotion (LQ)
4 Teori Basis Export
Parametrik
Statistik Inferensia
Induktif
Non Parametrik
Uji Korelasi
One dan Two Way Anova
Regresi Sederhana dan Ganda
Multivariat
Cluster DIscriminant dan Factor Analysis Priciple Component Analysis Path analysis
SEM
Policy Analysis Matrix (PAM) Chisquare Wilcoxon Test Korelasi Rank
Sign Test
Cochran Test
Sumber Antara 2010
94
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
(2) Coding adalah proses kegiatan pemberian tanda atau simbul
atau kode setiap data yang termasuk dalam kategori yang sama Kode atau tanda tersebut bisa dalam bentuk huruf atau angka
(3) Menghitung frekuensi adalah menghitung jumlah jawaban masing-masing kategori
(4) Tabulasi data adalah menyusun data dalam bentuk tabel- tabel untuk setiap variable Cara melakukan tabulasi dapat dibedakan dua cara (a) tabulasi tunggalsederhana (simple tabulation) adalah tabulasi yang disusun dalam bentuk tabel satu kolom tunggal secara vertikal dan (b) tabulasi silang (cross tabulation) adalah setiap kesatuan data yang berhasil dikumpulkan dipecah lebih lanjut menjadi dua atau lebih sub-kesatuan
(5) Analisis data adalah menganalisis data yang telah diekstrak dari tabel-tabel menggunakan alat statistik baik statistik deskriptif maupun statistik inferensia (parametrik atau non paramterik)
(6) Pembahasan adalah memberikan interpretasi atau penafsiran atau arti terhadap hasil analisis data apakah hipotesis ditolak atau diterima dan mengkaitkannya dengan temuan- temuan peneliti lain Jika ditolak harus ditelusiri mengapa ditolak dan kemungkinan ini merupakan temuan baru sedang teori lama mungkin sudah tak berlaku lagi (kegiatan ini tidak termasuk dalam analisis data)
Teknik analisis data kuantitatif secara umum dibagi dua yaitu
(1) statistik deskriptif dan ini ada beberapa macam teknik
analisis seperti Tabel-tabel rata-Rata Modus Median Varian
Standar Deviasi dan lainnya dan (2) statistik inferensiainduktif
Inipun secara umu dibagi menjadi dua macam yaitu statistik
non parametrik dan statistik parametrik (lihat Gambar Skhema
Teknik Analisis Data)
95
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
82 Statistik Deskriptif
[1] Statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsi atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau menjeneralisasi
[2] Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya
[3] Bila penelitian dilakukan pada sampel analisisnya dapat menggunakan statistik deskriptif ataupun inferensia
[4] Statistik deskriptif dapat digunakan bila penelitian hanya ingin mendeskripsikn data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil Namun bila ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi maka teknik analisis yang digunakan adalah statistik inferensia
83 Statistik Inferensia
(Statistik InduktifStatistik Probabilitas) a) Statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk menjeneralisasi populasi Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel yang diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel juga benar serta dilakukan secara random
b) Statistik ini disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkn data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probabilitas) kesalahan keberanan dinyatakan dalam persentase Bila taraf peluang kesalahan 5 berarti taraf kebenarankepercayaan 95 dan sebagainya dan ini lazim disebut taraf signifikansi Artinya fenomena itu berlaku benar 95 dari 100 sampel yang diambil dari populasi
96
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tabel 81 Perbedaan Statistik Parametrik dan Non
Parametrik
Statitik Parametrik Statistik Non Parametrik
1 Parameter populasi me- nyebar normal
1 Parameter populasi meng- abaikan sebaran
2 Data berasal dari nilai-ni- lai pengamatan nyata yang bersifat angka (rasio) atau paling tidak dalam skala interval
2 Data berasal dari nilai-nilai yang tidak bersifat nyata atau data nominal atau ordi- nal (order=tingkatan=skala)
3 Umumnya sifat data kuantitatif atau dapat di- jumlahkan dikurangkan dikalikan atau dibagi
3 Umumnya sifat data kualitatif tetapi kemudian dikuantifikasi dengan cara menskor atau kategori
4 memusatkan perhatian pada perbedaan nilai ten- gah (mean)
4 Memusatkan perhatian pada perbedaan median
5 Sampel atau cuplikan relatif besar agar cenderung me- nyebar normal (gt 30 unit)
5 Dapat digunakan dalam sampel (cuplikan) kecil (lt 30 unit)
97
U
BAB IX
ANALISIS SWOT DESKRIPTIF KUALITATIF UNTUK PARIWISATA
91 Analisis S-W-O-T
mumnya analisis ini digunakan dalam penelitian kualitatif yang berorientasi pada pemaknaan terhadap
suatu objek penelitian dan peneliti sekaligus sbg instrumen penelitian Metode yang digunakan pada analisis ini adalah deskriptif kualitatif dan interpretatif Analisis berupaya untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan data agar diperoleh pemahaman tentang data sesuai dengan tujuan penelitian Berdasarkan analisis kualitatif sejak observasi data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti
Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis kualitatif identifikasi kategorisasi atau klasifikasi dan sekaligus analisis terhadap berbagai informasi yang diperoleh dari lapangan dan senantiasa mendasarkan pada kajian pustaka dan kajian teori yang telah dilakukan sebelumnya Di samping itu juga dilakukan interpretasi data dengan cermat dan mendalam yakni penafsiran yang menggunakan pengetahuan ide-ide dan konsep yang ada pada masyarakat di tempat penelitian
Analisis data kualitatif adalah proses mengatur urutan data mengorganisasikannya ke dalam suatu pola kategori dan satuan uraian dasar Selanjutnya memberikan arti yang signifikan terhadap analisis menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian (Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis
98
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
itu (Bogdan dan Taylor 1975 Moleong 2000) Analisis data kualitatif adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
Analisis data dilakukan dalam suatu proses sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif yaitu sesudah meninggalkan lapangan Dianjurkan agar analisis data dan penafsiran dilakukan secepatnya oleh peneliti jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa Pekerjaan menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti Selain menganalisis data peneliti masih perlu mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan
Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai faktor secara strategis berdasarkan intuisi (pemahaman dan pengetahuan) ekspert terhadap suatu objek
Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan atau dianggap perusahaan
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dengan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan sehingga hasil analisisnya dapat diambil suatu keputusan strategi bagi perusahaan atau dianggap perusahaan
Proses pembuatan analisis SWOT dapat dilakukan melalui empat tahap penentuan strategi dibangun untuk suatu perusahaan melalui matrik SWOT Tahapan yang dimaksud
99
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
adalah
[1] Buat daftar peluang eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[2] Buat daftar ancaman eksternal perusahaan (atau objek wisata)
[3] Buat daftar kekuatan internal perusahaan (atau objek wisata)
[4] Buat daftar kelemahan internal perusahaan (atau objek wisata)
Berdasarkan point 1-4 akan dapat dirumuskan strategi
umum (Grand Strategy) melalui matriks IFAS dan EFAS dan
strategi alternatif (Alternative Strategy) melalui matriks
SWOT sebagai berikut
92 Analisis Matriks I-F-A-S
Setelah faktor strategi internal diidentifikasi maka perlu dilakukan analisis dengan matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) dengan tahapan sebagai berikut (lihat tabel berikut)
[1] Buatlah daftar faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses)
[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan yang memiliki nilai 1 (sangat lemah) 2 (tidak begitu lemah) 3 (cukup kuat) 4 (sangat kuat) Jadi nilai (rating) mengacu pada kondisi perusahaan atau objek wisata (jika yang di SWOT objek wisata)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya di bawah 15
100
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
menandakan bahwa secara internal perusahaan atau objek adalah lemah sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi internal yang kuat
Tabel Matrik 91 IFAS (Internal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Inter- nal
Bobot Rating Nilai
(bobot x rating)
Kekuatan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
Kelemahan
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
93 Analisis Matriks EFAS
Jika telah diidentifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman maka dilanjutkan dengan analisis faktor- faktor strategis eksternal (External Factor Analysis Summary) dengan tahapan di bawah ini
[1] Buatlah daftar faktor-faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat)
[2] Lakukan pembobotan dengan metode perbandingan berpasangan (lihat metode pembobotan perbandingan berpasangan) sehingga total bobot sama dengan satu
[3] Memberikan peringkat (rating) antara 1 sampai 4 bagi masing-masingfaktorpeluangdanancamanyangmemiliki nilai 1 (sangat berpeluang) 2 (tidak begitu berpeluang) 3
101
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
(cukup berpeluang) 4 (sangat berpeluang)
[4] Kalikan antara bobot dan rating dari masing-maisng faktor untuk menentukan nilai skornya
[5] Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi objek yang dinilai Jika nilainya dibawah 25 menandakan bahwa secara eksternal perusahaan atau objek adalah terancam sedangkan nilai yang berada di atas 25 menunjukkan posisi eksternal yang berpeluang besar
Tabel 92 Matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Strategy)
Pembobotan menggunakan metode perbandingan berpasangan
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Nilai (bobot x rating)
Peluang
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
Ancaman
1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip 4) helliphelliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
helliphellip
helliphellip helliphellip helliphellip
Total 100
Sumber Umar (2002)
Dari nilai total faktor internal dan eksternal maka dilakukan
plotting pada matrik internal-eksternal berupa diagram sembilan
sel seperti gambar di bawah
102
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tabel 93 Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X
TOTAL NILAI IFAS
T O
T A L
N I L A I
E F A
S
4 3 2 1
3
I Tumbuh dan bina (konsen-
trasi via integrasi vertical)
II Tumbuh dan bina (konsentrasi via
integrasi horizon- tal)
III Pertahankan dan pe- lihara
(pertumbuhan berputar )
2
IV Tumbuh dan bina
V Pertahankan dan pelihara
(strategi tidak berubah)
VI
Panen atau divestasi (kawasan terikat atau
jual habis kewasp- adaan)
1 VII Pertahankan dan pelihara
(diver- sifikasi konsen- trasi)
VIII Panen atau divestasi (diversi- fikasi kongklom-
erasi)
IX Panen atau divestasi
(likuidasi)
Sumber Rangkuti 2001
Tahapan perumusan strategi alternatif melalui matriks SWOT
sebagai berikut [1] Letakkan daftar kelemahan kekuatan peluang dan
ancaman di sel masing-masing pada matriks SWOT [2] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan-
kekuatan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam sel strategi SO (Strengths Opportunities)
[3] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan- kelemahan dan peluang-peluang kemudian catat hasilnya dalam strategi WO (Weakneses Opportunities)
[4] Interpretasikan dari kombinasikan kekuatan- kekuatan dan ancaman-ancaman kemudian catat hasilnya dalam sel strategi ST (Strengths Threaths)
103
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
[5] Interpretasikan dari kombinasikan kelemahan-
kelamahan dan ancaman-ancaman kemudian catat
hasilnya dalam sel strategi WT (Weakneses Threaths)
[6]
Tabel 94 Matriks SWOT
IFAS
EFAS
Kekuatan (S) Tentukan factor kekua- tan
Internal
Kelemahan (W) Tentukan factor kelema-
han Internal
Peluang (O) Tentukan factor
Peluang Eksternal
Strategi SO Ciptakan Strategi yang
menggunakan kekua- tan untuk memanfaat-
kan peluang
Strategi OW Ciptakan Strategi yang
meminimalkan kelema- han untuk memanfaatkan
peluang
Ancaman (T) Tentukan factor
ancaman Eksternal
Strategi ST Ciptakan strategi yang
menggunakan kekua- tan untuk mengatasi
ancaman
Strategi TW Ciptakan strategi yang
meminimalkan kelema- han dan menghindari
ancaman
Diadopsi dari Rangkuti 2001
Penjelasan
a) Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran objek yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya
b) Strategi ST (Strengths Threaths) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki objek untuk mengatasi ancaman
c) Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada
d) Strategi WT (Weaknesses Threaths) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang
104
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
ada serta menghindari ancaman
94 Analisis Q-S-P-M (Quantitative Strategics Planning
Matrix) Analisis QSPM untuk menetapkan ketertarikan relatif
(relative attractiveness) dari strategi-strategi bervariasi yang telah dipilih dan menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan Untuk mengetahui strategi yang paling baik dapat dilihat dari hasil analisis QSPM yang mendapat Total Score Attractivness yang tertinggi dari beberapa alternatif strategi yang telah dipilih
QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan faktor-faktor internalndashexternal yang telah diidentifikasi sebelumnya
Secara konseptual tujuan QSPM adalah untuk menetapkan ketertarikan relatif (relative attractivness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih dan untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan (Umar 1999) Cara membuat tabel QSPM adalah sebagai berikut [1] Buatlah daftar peluang ancaman kekuatan dan kelemahan
di sebelah kiri QSPM Informasi ini diambil dari EFAS dan IFAS matriks
[2] Beri weight pada masing-masing eksternal dan internal Weight ini sama dengan yang ada pada EFE dan IFE matriks sebagai matriks stage I
[3] Teliti matriks-matriks pada stage II dan identifikasikan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan dari hasil matriks SWOT dan Matriks SPACE
[4] Tetapkan Attractive Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan ketertarikan relatif untuk masing-masing strategi yang dipilih AS ditetapkan dengan cara meneliti faktor internal dan eksternal dan bagaimana peran dari tiap faktor dalam
105
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
proses pemilihan strategi yang sedang dibuat Batasan nilai Attractives Score adalah 1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik dan 4 = sangat menarik
[5] Hitunglah Total Attractiveness Score yang didapat dari perkalian weight dengan Attractives Score pada masing- maisng baris Total Attractiveness Score menunjukkan relative attractives dari masing-masing alternatif strategi
[6] Jumlahkan semua Total Attractiveness Score pada masing- maisng kolom QSPM Dari beberapa nilai TAS yang didapat nilai TAS dari alternatif strategi tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan yang terakhir
Tabel 95 QSPM (Quantitative Strategics Planning Matrix)
Faktor Utama Weight Alternatif Strategi
Strategi I Strategi II Strategi III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Eksternal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Faktor Internal 1) helliphelliphellip 2) helliphelliphellip 3) helliphelliphellip
Total
Sumber Umar 2002
AS = Attractiveness Score TAS = Total Attractiveness Score
Penggunaan Analisis SWOT
Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata pada Taman Kupu-kupu Mutiara Kabupaten Jembrana Bali
106
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
1 Pembobotan dan Penentuan Kekuatan serta Kelemahan
Indikator-indikator Internal
No
Indikator Internal
Keanekaragaman jenis kupu-kupu
Bobot ()
Rating
Keterangan
1 690 325 Kekuatan
2 Keunikan penangkaran 661 305 Kekuatan
3 kondisi lanskap (landscape) 591 305 Kekuatan
4 Harga tiket masuk 596 290 Kekuatan
5 Harga marchendise 413 240 Kelemahan
6 Harga minuman 500 290 Kekuatan
7 Kemudahan dalam mencapai lokasi
477 235 Kelemahan
8 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata
512 230 Kelemahan
9 Penyampaian informasi mela- lui mass media cetak (broshur Pamfletdan lainnya)
512 260 Kekuatan
10 Penyampaian informasi melalui website
555 270 Kekuatan
11 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
395 250 Kelemahan
12 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa
543 235 Kelemahan
13 Program pendidikan dan pelati- han bagi petugas
445 175 Kelemahan
14 Penampilan petugas 244 175 Kelemahan
15 Keramahtamahan petugas 280 175 Kelemahan
16 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
550 310 Kekuatan
17 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )
560 355 Kekuatan
18 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu
463 155 Kelemahan
107
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
No
Indikator Internal
Proses penyambutan kedatangan wisatawan
Bobot ()
Rating
Keterangan
19 495 250 Kelemahan
20 Pelayanan yang diberikan 520 300 Kekuatan
TOTAL 100
3 Pembobotan dan Penentuan Peluang serta Ancaman
Indikator-indikator Eksternal
No
Indikator Eksternal Bobot ()
Rating
Keterangan
1 Penerapan teknologi informasi 775 265 Peluang
2 Sumber daya manusia yang professional
798 270 Peluang
3 Keamanan pengunjung 772 325 Peluang
4 Keamanan lokasi objek wisata 765 330 Peluang
5 Lokasi objek wisata 817 335 Peluang
6 Pemandangan alam sekitar 727 315 Peluang
7 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
618 245 Ancaman
8 Bantuan dan dukungan pemer- intah
607 205 Ancaman
9 Peran serta masyarakat 648 205 Ancaman
10 Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata
670 260 Peluang
11 Kondisi ekonomi regional dan nasional
641 265 Peluang
12 Kondisi ekonomi global 631 250 Ancaman
13 Keanekaragaman pengunjung 785 345 Peluang
14 Motivasi pengunjung 745 330 Peluang
TOTAL 100
108
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
5 Internal Strategic Factor Analysis Summary Matrix (IFAS
Matrix)
Faktor strategis internal Bobot
()
Rating
Skor
Kekuatan (strenghts)
1 Sarana dan prasarana yang me- madai ( tempat parkir )
2 Keanekaragaman jenis kupu-kupu
3 Fasilitas pendukung yang tersedia ( toilet )
4 Kondisi lanskap (landscape)
5 Keunikan penangkaran
6 Pelayanan yang diberikan
7 Harga tiket masuk
8 Harga minuman
9 Penyampaian informasi melalui website
10 Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )
Kelemahan (weakness)
1 Penyampaian informasi melalui mass media audio visual (iklan)
2 Proses penyambutan kedatangan wisatawan
3 Harga marchendise
4 Kemampuan petugas berkomu- nikasi dalam berbagai bahasa
5 Kemudahan dalam mencapai lokasi
6 Kejelasan jalur rute yang dilalui menuju objek wisata
7 Penampilan petugas
8 Program pendidikan dan pelatihan bagi petugas
9 Keramahtamahan petugas
10 Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu-kupu
560
690
550
591
661
520
596
500
555
512
395
495
413
543
477
512
244
445
280
463
355
325
310
305
305
300
290
290
270
260
250
250
240
235
235
230
175
175
175
155
020
022
017
018
020
016
017
015
015
013
010
012
010
013
011
012
004
008
005
007
Total 100 265
109
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Skor dari Matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil
rata-rata pembobotan masing-masing indikator internal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator internal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator internal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator internal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan internal Hasil skor dari matrik IFAS pada Tabel di atas adalah 265
6 External Strategis Factor Analysis Summary (EFAS)
Faktor strategis eksternal Bobot ()
Rat- ing
Skor
Peluang (opportunities)
1 Keanekaragaman pengunjung
2 Lokasi objek wisata
3 Motivasi pengunjung
4 Keamanan lokasi objek wisata
5 Keamanan pengunjung
6 Pemandangan alam sekitar
7 Sumber daya manusia yang profe- sional
8 Penerapan teknologi informasi
9 Kondisi ekonomi regional dan na- sional
10 Pengawasan masyarakat terhadap objek wisata
Ancaman (threats)
1 Kondisi ekonomi global
2 Kebijakan pemerintah di bidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan pemerintah
785
817
745
765
772
727
798
775
641
670
631
618
648
607
345
335
330
330
325
315
270
265
265
260
250
245
205
205
027
027
025
025
025
023
022
021
017
017
016
015
013
012
Total 100 285
110
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Skor dari matrik IFAS pada di atas diperoleh dari hasil
rata-rata pembobotan masing-masing indikator eksternal yang dikalikan dengan hasil rata-rata rating masing-masing indikator eksternal maka didapatlah skor untuk masing-masing indikator eksternal Setelah itu skor dari seluruh indikator-indikator eksternal harus dijumlahkan dengan cara menjumlahkan skor dari indikator pertama sampai dengan indikator terakhir untuk memperoleh hasil skor lingkungan eksternal Hasil skor dari matrik EFAS pada Tabel di atas adalah 285
7 Penentuan Posisi Organisasi Saat ini
Matriks Internal-Eksternal Perusahaan X
Total nilai ifas
T O T A L
N I L A I
E F A S
4 3 (285) 2 1
3
I
Tumbuh dan bina (konsentrasi via
integrasi vertical)
II
Tumbuh dan bina (konsentrasi via
integrasi horizontal)
III Pertahankan dan pelihara
(pertumbuhan berputar )
(265)
2
IV Tumbuh dan bina
V Pertahankan dan pelihara
(strategi tidak berubah)
VI Panen atau divestasi (ka- wasan terikat atau jual habis kewaspadaan)
1 VII Pertahankan dan pelihara
(diversi- fikasi konsentrasi)
VIII Panen atau divestasi (diversifikasi kong-
klomerasi)
IX Panen atau divestasi (likui-
dasi)
8 Matrik SWOT
Setelah mengetahui posisi pertumbuhan dari objek wisata Taman Kupu-kupu serta strategi yang akan digunakan untuk mengembangkannya maka selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap faktor-faktor internal dan eksternal dengan
111
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
menggunakan matrik SWOT sehingga dapat diperoleh langkah-langkah yang akan diambil sebagai suatu strategi
pengembangan
Matrik SWOT
STRENGHTS (S)
WEAKNESESS (W)
EFAS
IFAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sarana dan prasarana yang memadai (tempat parkir ) Keanekaragaman jenis kupu-kupu Fasilitas pendu- kung yang tersedia (toilet) Kondisi lanskap (landscape) Keunikan penang- karan
Pelayanan yang diberikan Harga tiket masuk Harga minuman Penyampaian informasi melalui website Penyampaian informasi melalui mass media cetak (broshur )
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyampaian infor- masi melalui mass media audio visual (iklan) Proses penyambu- tan kedatangan wisatawan Keterjangkauan harga merchandise Kemampuan petu- gas berkomunikasi dalam berbagai bahasa Kemudahan dalam mencapai lokasi Kejelasan jalurrute yang dilalui menuju objek wisata Penampilan petugas Program pendidi- kan dan pelatihan bagi petugas Keramahtamahan petugas
Rute perjalanan pengunjung dida- lam taman kupu- kupu
112
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
OPPORTUNITIES (O) 1 Keanekaragaman
pengunjung 2 Lokasi objek
wisata 3 Motivasi pengun-
jung 4 Keamanan lokasi
objek wisata 5 Keamanan pen-
gunjung 6 Pemandangan
alam sekitar 7 Sumber daya
manusia yang professional
8 Penerapan teknologi infor- masi
9 Kondisi ekonomi regional dan nasional
10Pengawasan masyarakat terh- adap objek wisata
STRATEGI SO Bekerjasama dengan
masyarakat dalam mengawasi objek wisata Taman Kupu- kupu
Meningkatkan keamanan baik keamanan pen- gunjung maupun keamanan lokasi objek wisata
Membangun pen- angkaran kupu- kupu dilokasi lain
STRATEGI WO
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pari- wisata
THREATS (T) 1 Kondisi
ekonomi global
2 Kebijakan pemerntah dibidang pariwisata
3 Peran serta masyarakat
4 Bantuan dan dukungan pemerinah
STRATEGI ST M e m b e r i k a n
p e r b e d a a n harga tiket masuk
Pemberdayaan masyarakat
STRATEGI WT Promosi dan
publikasi secara besar-besaran dan dilakukan dengan gencar Meningkatkan
jenis pelayanan yang ditawar- kan
Meningkatkan peran serta pemerintah
113
G
BAB X
THE SERVICE PROFIT CHAIN ALAT ANALISIS KINERJA USAHA JASA PERHOTELAN DAN PARIWISATA
101 Logika Kerja SPC
ambar 111 menjelaskan rangkaian atau rantai hubungan strategi operasi dan sistem penyampaian jasa dalam
suatu perusahaan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan pertumbuhan pendapatan yang dicapai oleh perusahaan sebagai berikut
Gambar 111 Rantai Pelayanan (SPC)
Internal
Service
Quality
Fasilitas
Kerja
Motivasi
Material dan
Non Material
Employee
Satisfaction
(Kepuasan
Karyawan
Hotel)
External
Service
Values
(Kualitas
Pelayanan
Karyawan
Hotel)
Customer
Satisfaction
(Kepuasan
Wisatawan)
Customer
Loyalty
(Loyalitas
Wisatawan)
Revenue Growth
(Pendapatan)
Profitability (Keuntungan)
Sumber Hesket (1994)
James Hesket dan koleganya (1994) telah memberikan
kontribusi yang penting pada diskusi tentang efek dari pelayanan
yang baik pada pelanggan dalam pendapatnya tentang rantai
keuntunganpelayananSehubungandengankepuasanpelanggan
dipandang sebagai fungsi dari nilai yang diciptakan pelanggan
114
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
melalui kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan karyawan-karyawannya Kepuasan tersebut dipandang memberikan kontribusi besar bagi bertahannya pelanggan dan selanjutnya kemampuan menghasilkan keuntungan Model Hesket tentang rantai keuntungan pelayanan terutama penting karena model tersebut mengakui bahwa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah sebuah fungsi dari tingkat kepuasan karyawan yang bertanggung jawab untuk menyediakan pelayanan
Dari Gambar 81 terlihat bahwa proses ini dimulai dari terbentuknya operating strategy and service delivery system yaitu kepuasan karyawan dan loyalitas karyawan sebagai akibat dari persepsi mereka yang sangat baik terhadap kualitas pelayanan internal yang mereka peroleh selama ini Ini menjelaskan bahwa kepuasan karyawan berhubungan dengan ketepatan dan kenyamanan disain pekerjaan jenis pekerjaan proses seleksi dan pengembangan pengakuan dan penghargaan serta peralatanfasilitas untuk melakukan pelayanan kepada ldquothe next processrdquo (because the next process is your customers) akan mendorong terjadinya suatu proses pelayanan internal secara dua arah dalam artian
ldquoAnda melayani dengan baik Anda juga dilayani dengan baikrdquo
Menurut Heskett dan koleganya loyalitas karyawan yang
diberikan berupa keinginan karyawan untuk bekerja lebih
lama (employee retention) dan juga meningkatkan produktivitas
kerjanya (employee productivity) Pada gilirannya loyalitas
karyawan tersebut akan mampu menumbuhkan kualitas
pelayanan eksternal yang akan mampu memuaskan pelanggan
Pelanggan yang puas akan cenderung bersikap loyal dan
pelanggan yang bersifat loyal akan merupakan modal bagi suatu
perusahaan untuk memupuk laba atau profit dan pertumbuhan
pendapatan pada perusahaan yang menjadi business results yang
115
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
diberkan oleh pelanggan
Perlunya memperhatikan sumber daya manusia karena sifat yang inseparability (proses produksi dan konsumsi jasa terjadi secara bersamaan) dan variability (variasi bentuk kualitas dan jenis tergantung pada siapa kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan maka kerjasama antara perusahaan jasa dalam hal ini diwakili oleh karyawan dengan pelanggannya sangat dibutuhkan Oleh sebab itu kualitas jasa terkait erat dengan kinerja manusia Hal ini sesuai dengan pendapat Zeithaml dan Bitner (2000) yang mengatakan kontak karyawan mewakili organisasi dan dapat secara langsung mempengaruhi kepuasan pelanggan Menurut Rucci (1998) titik tolak ldquoThe Service-Profit-Chainrdquo tidak terlepas dari tujuan mendasar dari keseluruhan entitas bisnis secara umum yaitu menaikkan laba dari aktivitas operasionalnya meningkatkan produktivitas serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan
Ketika sebuah perusahaan memberikan nilai bagi karyawan-karyawannya perusahaan tersebut meningkatkan nilai yang akhirnya akan disampaikan kepada pelanggan Banyak hal yang diinginkan karyawan dari pekerjaannya sama dengan yang diingikan pelanggan dari bisnis-bisnis mereka Kepuasan rasa hormat dan nilai keseluruhannya penting ditempat kerja Bukan rahasia lagi kalau karyawan yang puas bisa jadi lebih memberikan pelayanan berkualitas tinggi baik untuk perusahaan maupun untuk pelanggan eksternal daripada mereka yang tidak puas dengan pekerjaannya Karena itu perusahaan yang ingin memberikan pelayanan istimewa dan meningkatkan kepuasan pelanggan pertama-tama harus memusatkan perhatian pada kualitas pelayanan yang diberikan dalam organisasi tersebut
102 Kualitas layanan internal (internal service quality)
Industri jasa seringkali dikarakteristikkan sebagai transaksi dari suatu hal yang tidak berwujud antara penyedia jasa dan
116
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
konsumen (Gronroos 1990) kualitas dari penyedia jasa atau yang disebut juga layanan internal memiliki pengaruh langsung terhadap proses penyampaian jasa dan kepuasan konsumen Seperti yang dikatakan oleh Pillai dan Bagavathi (2003) bahwa kesuksesan dan kegagalan suatu organisasi tidaklah tergantung pada peralatan mesin-mesin maupun materi lain tetapi justru pada sumber daya manusianya Demikian pula di industri jasa sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai pelaksana dan penunjang operasional dan manajemen industri jasa tersebut
Selain sebagai pilar dalam organisasi Azzohlini (1993) menyebutkan bahwa karyawan merupakan aset penting untuk membedakan satu organisasi dengan organisasi lain dimana karyawan yang berkualitas akan menjadi keunggulan yang kompetitif bagi organisasi (Cheng 2000) Sebagai tambahan dalam artikelnya ldquoA Study on the Factors of Internal Service Quality-Nurse for examplerdquo Cheng menyatakan adanya korelasi yang positif antara kualitas layanan internal dengan kepuasan karyawan Beberapa faktor yang terkandung dalam kualitas layanan internal seperti tipe manajemen komunikasi antar departemen yang ada reward training job description yang jelas dan tanggung jawab yang tepat sangat berpengaruh terhadap kepuasan karyawan dalam bekerja dimana pada akhirnya akan berdampak langsung pada kinerja perusahaan Sebagai misal Roth dan Jackson (1995) dalam penelitian secara empirik di industri keuangan menemukan bahwa kualitas layanan internal berhubungan secara langsung dengan kinerja perusahaan (Siehoyono 2004)
Senada dengan pernyataan di atas OrsquoConnor (2001) dalam artikelnya Performance Management- Electrical Wholesaling menyatakan bahwa ldquopeople behave as they are measured and drive action as they are rewardedrdquo yang berarti orang berperilaku sebagaimana mereka diukur dan bertindak sebagaimana mereka di hargai Seperti yang dikemukakan oleh Vroom (1964) bahwa
117
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
setiap individu akan berusaha dengan harapan mendapat sesuatu namun seberapa keras usahanya juga tergantung dengan seberapa besar sesuatu yang diberikan kepadanya Heskett et al (1997) mengemukakan model The Service Profit Chain sebagai rangkaian sebab-akibat yang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan Model ini menyatakan bahwa kualitas layanan internal akan mempengaruhi kepuasan loyalitas dan produktivitas karyawan Fornell (1996) mengemukakan bahwa kepuasan karyawan akan pelayanan internal yang berkualitas akan mendorong tumbuhnya loyalitas karyawan dalam organisasi dan pada akhirnya akan mendorong penciptaan nilai pelayanan eksternal yang kemudian menentukan kepuasan pelanggan eksternal (Siehoyono 2004)
103 Kepuasan karyawan (employee satisfaction)
Karyawan yang memiliki sikap perjuangan pengabdian disiplin dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir kerja keras bekerja sepenuh waktu disiplin jujur loyalitas tinggi dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid et al 2003)
Pengertian di atas menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan Untuk itu diperlukan adanya pembinaan penyadaran dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasi akan lebih mudah tercapai Peningkatan sikap perjuangan pengabdian disiplin kerja dan kemampuan profesional dapat dilakukan melalui serangkaian pembinaan dan tindakan nyata agar upaya peningkatan prestasi kerja dan loyalitas karyawan
118
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
dapat menjadi kenyataan Salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas karyawan adalah kepuasan karyawan
104 Loyalitas karyawan (employee loyalty)
Heskett menjelaskan karyawan yang loyal dan produktif tentu tidak otomatis terjadi tanpa terbangunnya terlebih dahulu rasa kepuasan dari dalam diri sang karyawan terhadap pekerjaannya atasannya peralatan dan fasilitas serta aspek- aspek lainnya Banyak terjadi karyawan dirsquotekanrsquo untuk bekerja demi mencapai target-target tertentu namun tidak didukung dengan peralatansarana otoritas bimbingan atasan sehingga alhasil berdampak kepada buruknya proses dan tentunya hasil akhir (produk) yang diberikan kepada pelanggan Dengan kata lain banyak perusahaan yang menekankan kepada kepuasan pelanggan tanpa banyak melihat bahwa salah satu kunci sukses dalam mencapainya adalah kepuasan karyawan karena baik buruknya Value yang diterima pelanggan seluruhnya berasal dari tangan-tangan karyawan yang bekerja di perusahaan Keluaran produk dan primanya pelayanan sudah pasti berasal dari para karyawan yang rdquobetahrdquo bekerja di perusahaan tidak hanya betah tetapi juga rdquobergerakrdquo dalam artian meningkat produktivitasnya Betah (employee retention) dan produktif (employee productivity) di sini tidak terpisahkan karena banyak kasus para karyawan yang sudah bekerja puluhan tahun di perusahaan namun tidak memberikan nilai produktivitas kepada perusahaan
105 Nilai layanan eksternal (external service value)
Yang membuat pelanggan puas adalah apabila apa yang dikorbankannya lebih sedikit dari apa yang didapatkannya Hal ini tidak hanya dari sisi price tapi merupakan satu paket yang bernama rdquoservice deliveryrdquo Possitive Value inilah yang merupa- kan hasil akhir yang diterima (perceived) oleh pelanggan dan pada akhirnya mereka akan memiliki suatu pandangan (per-
119
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
ception) mengenai valuabletidaknya produkperusahaan Anda bagi mereka yang bermuara kepada puastidaknya mereka
106 Kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Telah menjadi suatu kepercayaan umum khususnya didunia bisnis bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu kunci keberhasilan suatu usaha Hal ini dikarenakan dengan memuaskan konsumen organisasi dapat meningkatkan tingkat keuntungannya dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas (Barsky 1992)
107 Loyalitas pelanggan (customer loyalty)
Loyalitas merupakan suatu proses panjang dan berkesinambungan dan dipupuk disepanjang perjalanan hubungan (relationship) antara pihak perusahaan dengan pelanggan Mustahil rasanya pelanggan akan loyal (kecuali terpaksa loyal akibat tidak ada pilihan lain atau monopoli) apabila sepanjang pengalamannya berinteraksi dengan pihak perusahaan dia tidak merasakan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya
Manfaat yang dapat ditimbulkan dari loyalitas pelanggan bagi perusahaan yang Pertama konsumen yang puas terhadap barang dan jasa yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk membeli ulang dari produsen yang sama Keinginan untuk membeli ulang sebagai akibat dari kepuasan ini adalah keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari pengalaman yang buruk (Solomon 1996) Kedua kepuasan merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) yang bersifat positif (Solomon 1996) Bentuk dari komunikasi dari mulut ke mulut yang disampaikan oleh orang yang puas ini bisa berbentuk rekomendasi kepada calon konsumen lain dorongan kepada rekan untuk melakukan bisnis dengan penyedia dimana konsumen puas dan mengatakan hal-hal
120
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
yang baik tentang penyedia jasa dimana ia puas (Zeithaml et al 1996) Faktor terakhir atau Ketiga dari efek kepuasan konsumen terhadap perilaku adalah konsumen yang puas cenderung untuk mempertimbangkan penyedia jasa yang mampu memuaskan sebagai pertimbangan pertama jika ingin membeli produk atau jasa yang sama Faktor terakhir ini dikenal sebagai faktor kognitif yang ditimbulkan oleh adanya kepuasan (Gremler dan Brown 1997) Dari diskusi diatas nampak bahwa kepuasan pelanggan merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku konsumen baik konsumen yang ada maupun potensial
108 Pertumbuhan pendapatan (revenue growth)
Growth adalah tahap pertama dan tahap awal dari siklus bisnis (Fauzi 1995) Pada tahap ini suatu perusahaan memiliki produk atau jasa secara signifikan memiliki tingkat pertumbuhan yang baik sekali atau paling tidak memiliki potensi untuk berkembang biak Perusahaan dalam tahap ini mungkin secara aktual beroperasi dalam arus kas yang negatif dari tingkat pengembalian atas modal investasi yang rendah Sasaran keuangan dari bisnis yang berada pada tahap ini seharusnya menekankan pengukuran pada tingkat pertumbuhan penerimaan atau penjualan dalam pasar yang ditargetkan
Revenue Growth merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang menjual produk dan jasa ke publik
109 Profitabilitas (Profitability)
Housny dan Bachtiar telah berpendat tentang peningkatan manfaat aplikasi CRM dengan perhitungan Customer Profitability menjelaskan bahwa Profitability adalah ukuran tingkat kontribusi keuntungan tiap pelanggan terhadap total keuntungan
121
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
perusahaan Atau dengan kata lain seberapa menguntungkan seorang pelanggan di mata perusahaan Pelanggan yang menguntungkan harus dijaga agar loyal sehingga tidak berpindah ke jasa lain Jika belum menguntungkan hubungan dengan pelanggan perlu dikembangkan sampai menguntungkan Jika tetap tidak menguntungkan tidak ada salahnya mengurangi intensitas bahkan memutuskan hubungan daripada menjadi beban bagi perusahaan
1010 Hipotesis SPC
[1] Kualitas layanan internal memiliki korelasi dengan kepuasan karyawan
[2] Kepuasan karyawan memiliki korelasi dengan loyalitas karyawan
[3] Loyalitas karyawan memiliki korelasi dengan nilai layanan eksternal
[4] Nilai layanan eksternal memiliki korelasi dengan kepuasan pelanggan
[5] Kepuasan pelanggan memiliki korelasi dengan loyalitas pelanggan
[6] Loyalitas pelanggan memiliki dengan pertumbuhan pendapatan
[7] Loyalitas pelanggan memiliki korelasi dengan profitabilitas
[8] Pertumbuhan pendapatan memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
[9] Profitabilitas memiliki korelasi dengan kualitas layanan internal
Studi Kasus Analisis SPC pada Jasa Perhotelan
(1) Hubungan Internal Service Quality dengan Employee
Satisfaction (H1)
Besar hubungan antar variabel Internal Service Quality dan Employee Satisfaction terlihat tinggi dan
122
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Employee
Employee
Pearson Correlation Employee Loyalty
Employee Satisfaction 1000
783 783
1000 Sig (1-tailed) Employee Loyalty
Employee Satisfaction
000 000
N Employee Loyalty
Employee Satisfaction 81
81 81
81
berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Internal Service Quality yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 079) pada kepuasan karyawan dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig
0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
Employee
Internal
Service Pearson Correlation Employee Satisfaction
Internal Service Quality 1000
790 790
1000 Sig (1-tailed) Employee Satisfaction
Internal Service Quality
000 000
N Employee Satisfaction
Internal Service Quality 81
81 81
81
(2) Hubungan Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty (H2)
Besar hubungan antar variabel Employee Satisfaction dengan Employee Loyalty terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0783) pada Employee Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig
0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
(3) Hubungan Employee Loyalty dengan External Service Value (H3)
Besar hubungan antar variabel Employee Loyalty dengan External Service Value terlihat tinggi dan berarah
123
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
positif (searah) Ini berarti semakin tinggi Employee Loyalty yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0815) pada External Service Value dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig
0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
External
Employee
Pearson Correlation External Service Value
Employee Loyalty 1000
815 815
1000 Sig (1-tailed) External Service Value
Employee Loyalty
000 000
N External Service Value
Employee Loyalty 59
59 59
59
(4) Hubungan External Service Value dengan Customer Satisfaction (H4)
Besar hubungan antar variabel External Service Value dengan Customer Satisfaction terlihat tinggi dan berarah positif (searah) Ini berarti semakin tinggi External Service Value yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 076) pada Customer Satisfaction dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih
kecil dari 005)
Correlations
Customer
External
Pearson Correlation Customer Satisfaction
External Service Value 1000
760 760
1000 Sig (1-tailed) Customer Satisfaction
External Service Value
000 000
N Customer Satisfaction
External Service Value 59
59 59
59
(5) Hubungan Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty (H5)
Besar hubungan antar variabel Customer Satisfaction dengan Customer Loyalty terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Customer
124
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Correlations
Customer
Customer
Pearson Correlation Customer Loyalty
Customer Satisfaction 1000
622 622
1000 Sig (1-tailed) Customer Loyalty
Customer Satisfaction
000 000
N Customer Loyalty
Customer Satisfaction 59
59 59
59
Satisfaction yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0622) pada Customer Loyalty dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
(6) Hubungan Customer Loyalty dengan Revenue Growth
(H6) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty
dengan Revenue Growth terlihat tinggi dan berarah positif
(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty yang
ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi
kenaikan (dalam kisaran sedang 0935) pada Revenue
Growth dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang
terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih
kecil dari 005)
Correlations
Revenue
Customer
Pearson Correlation Revenue Growth
Customer Loyalty 1000
935 935
1000 Sig (1-tailed) Revenue Growth
Customer Loyalty
000 000
N Revenue Growth
Customer Loyalty 59
59 59
59
(7) Hubungan Customer Loyalty dengan Profitability
(H7) Besar hubungan antar variabel Customer Loyalty
dengan Profitability terlihat tinggi dan berarah positif
(searah) Ini berarti meningkatnya Customer Loyalty
125
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0875) pada Profitability dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari
005)
Correlations
Customer
Pearson Correlation Profitability
Customer Loyalty 1000
875 875
1000 Sig (1-tailed) Profitability
Customer Loyalty
000 000
N Profitability
Customer Loyalty 59
59 59
59
(8) Hubungan Revenue Growth dengan Internal Service Quality (H8)
Besar hubungan antar variabel Revenue Growth dengan Internal Service Quality terlihat rendah dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya Revenue Growth yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran rendah 0475) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai
sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
Internal
Service
Revenue Pearson Correlation Internal Service Quality
Revenue Growth 1000
457 457
1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality
Revenue Growth
000 000
N Internal Service Quality
Revenue Growth 81
81 81
81
(9) Hubungan Profitability dengan Internal Service Quality (H9)
Besar hubungan antar variabel Profitability dengan Internal Service Quality terlihat sedang dan berarah positif (searah) Ini berarti meningkatnya
126
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Profitability yang ada pada hotel The Mutiara Bali maka akan terjadi kenaikan (dalam kisaran sedang 0634) pada Internal Service Quality dan dapat dikatakan bahwa hubungan yang terjadi ini significant (disini nilai sig 0000 nilai ini lebih kecil dari 005)
Correlations
Internal
Service
Pearson Correlation Internal Service Quality
Profitability 1000
634 634
1000 Sig (1-tailed) Internal Service Quality
Profitability
000 000
N Internal Service Quality
Profitability 81
81 81
81
127
T
BAB XI
ANALISIS FAKTOR UNTUK PENELITIAN PARIWISATA
111 Filosofis Analisis Faktor
eknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor Menurut Santoso dan Tjiptono
(2001) ldquoAnalisis faktor adalah alat yang digunakan untuk meringkas sejumlah variabel (multivariant menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktorrdquo Sebelum dilakukan analisis faktor Akan dilakukan dua pengujian yaitu pengujian validitas dan pengujian reabilitas
Pengujian validitas bertujuan untuk memeriksa apakah isi kuisioner sudah tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur dan cukup dipahami oleh semua responden yang diindikasikan oleh kecilnya prosentase jawaban responden yang tidak terlalu menyimpang dengan rata-rata jawaban responden lain
Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Sugiyono (2001) menyatakan bahwa ldquoSyarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 (r = 03)rdquo Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka kuisioner tersebut dinyatakan tidak valid
Setelah data valid maka selanjutnya dilakukan uji reliabilitas Pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran andal (reliabel) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Santoso dan
128
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tjiptono (2001 252) menyatakan bahwa ldquoCara pengujian reliabilitas adalah dengan mencari nilai α - cronbach dimana nilai α berkisar antara 0 sampai 1 semakin besar nilai yang diperoleh maka semakin reliabel variabel tersebutrdquo
Pengujian validitas dan reliabilitas hanya dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan dengan pilihan jawaban yang menggunakan skala likert Sedangkan untuk pertanyaan yang jawabannya tidak menggunakan skala likert (pertanyaan mengenai demografi) hanya akan diolah secara deskriptif antara lain jenis kelamin usia dan sumber informasi mengenai Kantor Pusat Merpati Nusantara Airlines Denpasar
Santoso dan Tjiptono (2001) menyatakan bahwa ldquoSetelah data valid dan reliabel maka pengolahan data dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor tahap I tahap II (factoring dan rotasi) dan yang terakhir adalah analisis faktor tahap III (penamaan faktor )rdquo
112 Tahapan Analisis Faktor
Menurut Santoso dan Tjiptono (2001) tahapan proses analisis faktor yang dilakukan dapat diuraikan sebagai berikut (1) Memilah variabel-variabel yang dianggap layak untuk
dimasukkan dalam analisis selanjutnya dengan mengenakan sejumlah pengujian pada semua variabel dan mengeluarkan variabel yang terbukti tidak layak Dalam hal ini menggunakan metode KMO dan Bartlett Test of Sphericity pengukuran MSA (Measure of Sampling Adequacy) serta pengujian dengan Anti Image Matrices
(2) Proses factoring yaitu melakukan ekstrasi terhadap sekumpulan variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk melakukan proses ekstrasi adalah Principal Component Analysis Proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk
129
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
sudah secara signifikan berbeda dengan faktor yang lain
(3) Menamakan masing-masing faktor yang telah terbentuk dimulai dari faktor yang memiliki nilai eigen value yang terbesar hingga yang terkecil (nilai eigen value di atas)
(4) Uji keakuratan model
Studi Kasus Penggunaan Analisis Faktor FaktorndashFaktor
Yang Mempengaruhi Wisatawan Berkunjung Ke Kebun Raya
Ekakarya Bedugul Bali
(1) Pra analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur Cara menentukan validitas adalah dengan melihat hasil korelasi antara skor tiap butir dengan skor total yang merupakan penjumlahan tiap skor butir Menurut Masrun seperti apa yang dikutip oleh Sugiyono (2001) Syarat minimum untuk dapat memenuhi syarat validitas apabila korelasi antara skor butir dengan skor total adalah 03 ( r = 03) Jadi kalau korelasi skor butir dengan skor totalnya kurang dari 03 maka angket tersebut dinyatakan tidak valid Berdasarkan uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Koefisien Korelasi
Tingkat Signifikan
Keterangan
Q1 0403 0000 Valid Q2 0541 0000 Valid Q3 0501 0000 Valid Q4 0441 0000 Valid Q5 0561 0000 Valid Q6 0528 0000 Valid Q7 0622 0000 Valid
130
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Variabel Koefisien Korelasi
Tingkat Signifikan
Keterangan
Q8 0620 0000 Valid Q9 0608 0000 Valid Q10 0529 0000 Valid Q11 0437 0000 Valid Q12 0506 0000 Valid Q13 0618 0000 Valid Q14 0564 0000 Valid Q15 0623 0000 Valid Q16 0579 0000 Valid Q17 0559 0000 Valid Q18 0581 0000 Valid Q19 0655 0000 Valid Q20 0561 0000 Valid
Berdasarkan tabel tersebut bisa dilihat bahwa
tingkat validitas untuk semua butir berada diatas 03 dan tingkat signifikanya semua berada dibawah 5 dengan demikian bisa disimpulkan bahwa angket yang dibuat sudah valid
Uji reliabilitas dilakukan dengan tujuan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran handal (reliable) bila pengukuran dilakukan berulang-ulang Tingkat reliabilitas akan dilihat dari nilai alpha cronbach Semakin besar nilainya maka semakin reliable Menurut Nunnally 1969 yang dikutip oleh Imam Ghozali (2001) mengatakan variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha gt60 Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ronny Kountur (2003 164 ) tingkat reliabilitas pada umumnya dapat diterima sebesar 060 test yang reliabilitasnya dibawah 060 dianggap tidak reliable Dari hasil pengujian diperoleh hasil alpha cronbach 0879 berarti berada diatas 06 dengan demikian boleh dikatakan sudah reliable
131
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
(2) Analisis Faktor
a) Tahap Pertama Masalah Penelitian Dalam tahap ini ditentukan 20 variabel yang diidentifikasikan sebagai variabel-variabel yang mempengaruhi wisatawan berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali dengan jumlah responden atau wisatawan yang diteliti berjumlah 100 orang
b) Tahap Kedua Pembentukan Matrik Korelasi Matriks korelasi merupakan matrik yang
memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor
Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yang pertama yaitu menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antar variabel dan kedua adalah Keiser-Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisein korelasi parsialnya
Menurut Wibisono (2003) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah jika harga KMO sebesar (09) berarti sangat memuaskan jika harga KMO sebesar (08) berarti memuaskan jika harga KMO sebesar (07) berarti harga menengah jika harga KMO sebesar (06) berarti cukup jika harga KMO sebesar (05) berarti kurang memuaskan dan jika harga KMO kurang dari (05) tidak dapat
132
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
diterima
Besaran Nilai Barlett Test of Sphericity dan Nilai Keiser-
Meyers-Oklin (KMO) Measure of Sampling Aduquacy
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 706
Bartlettrsquos Test of Sphericity Approx Chi-Square 2167548
df 190
Sig 000
Hasil analisis yang didapatkan dengan
software SPSS versi 16 dapat dilihat pada tabel 92 Hasil perhitungan menunjukkan besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah (2167547) pada signifikan (0000) yang berarti bahwa pada penelitian ini ada korelasi yang sangat signifikan antar variabel dan hasil perhitungan KMO sebesar (0706) sehingga kecukupan sampel termasuk kategori yang menengah
Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA) Menurut Santoso (2002) angka MSA berkisar antara 0 sampai dengan 1 dengan kreteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat
diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya
Jika MSA lebih besar dari setengah (05) maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
Jika MSA lebih kecil dari setengah (05) dan atau mendekati nol (0) maka variabel tersebut tidak dapat di analisis lebih lanjut atau dikeluarkan
133
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dari variabel lainnya
Besaran Nilai Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Varia- bel
Nilai MSA
Varia- bel
Nilai MSA
Anti-image Correlation
Q1 069
Anti-image Cor- relation
Q11 073
Q2 081 Q12 072
Q3 072 Q13 081
Q4 070 Q14 062
Q5 068 Q15 069
Q6 065 Q16 073
Q7 068 Q17 065
Q8 069 Q18 065
Q9 082 Q19 069
Q10 084 Q20 066
Nilai MSA ini untuk ke 20 variabel yang diukur lebih besar dari (05) dengan melihat nilai Barlett Test of Sphericity Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan KMO tersebut di atas pada table 103 reduksi faktor tidak harus diulangi karena semua variabel dengan nilai MSA lebih besar dari 05
c) Tahap Ketiga Ekstraksi Faktor
Pada tahap ini akan dilakukan proses inti dari analisis faktor yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada (KMOgt05) sehingga terbentuk satu atau lebih faktor Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal) Hasil analisis yang didapatkan dengan software SPSS versi 16 dapat dilihat
134
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
pada Tabel 94
Cummunalities pada dasarnya adalah jumlah varians (bisa dalam persentase) dari suatu variabel mula-mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada Pada Tabel 94 terlihat bahwa untuk variabel (Jarak menuju lokasi) angkanya adalah (0768996) ini berarti sekitar 769 varians dari variabel (Jarak menuju lokasi) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk Demikian seterusnya untuk variabel lainnya dengan ketentuan semakin besar nilai communalities sebuah variabel berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk
Penentuan jumlah faktor yang masing-masing merupakan gabungan dari beberapa variabel yang saling berhubungan didasarkan atas nilai eigenvalue Eigenvalue merupakan penjumlahan varian nilai-nilai korelasi setiap faktor terhadap tiap-tiap variabel yang membentuk faktor yang bersangkutan Semakin besar nilai eigenvalue suatu faktor semakin representatif faktor tersebut mewakili kelompok variabel yang ada Susunan eigenvalue selalu diurutkan dari yang terbesar sampai terkecil dengan kriteria bahwa angka eigenvalue di bawah satu tidak digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk
Besaran Nilai Communalities dengan Menggunakan
Metode Principal Component Analysis
Variabel Kode Initial Extraction Jarak Menuju Lokasi Q1 1000 0768996 Waktu tempuh Menuju lokasi Q2 1000 0915934 Kemudahan Menuju lokasi Q3 1000 0946773 Lingkungan Kebun Raya Q4 1000 0853972 Ketenangan (Tidak Bising) Q5 1000 0808596 Fasilitas Rekreasi Q6 1000 0677593 Fasilitas Bermain Q7 1000 0896841 Ketersediaan Cinderamata Q8 1000 0879808 Ketersediaan Informasi Q9 1000 0793567
135
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Variabel Kode Initial Extraction Kapasitas Parkir Q10 1000 0742232 KetersediaanTempat Sampah Q11 1000 0572826 Harga Tiket Masuk Q12 1000 0735828 Harga Sewa fasilitas Q13 1000 0819259 Harga Cinderamata Q14 1000 0936124 Keindahan Alam Q15 1000 0946298 Kelangkaan Jenis Tanaman Q16 1000 0929144 Keunikan Jenis Tanaman Q17 1000 0835503 Keamanan di areal Kebun Q18 1000 0817213 Kecepatan Pelayanan Informasi Q19 1000 0824454 Pelayanan Tiket masuk Q20 1000 0687878
Extraction Method Principal Component Analysis
Pada Tabel di atas terlihat bahwa pada penelitian ini
diperoleh lima faktor yang memiliki eigenvalue lebih besar
dari 10 Kelima faktor tersebut menjelaskan (819442)
total varian variabel yang mempengaruhi wisatawan untuk
mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali
Total Variance Explained dengan Eigenvalue satu
Component
Initial Eigenvalues
Total of Variance Cumulative
1 6218104 3109052 3109052
2 3486107 1743054 4852106
3 3054687 1527343 6379449
4 2081223 1040612 7420061
5 1548718 774359 819442
Extraction Method Principal Component Analysis
d) Tahap Keempat Matrik Rotasi Faktor
Setelah diketahui bahwa 5 (lima) faktor adalah jumlah yang paling optimal maka Tabel 96 mendiskripsikan Component Matrix yaitu yang menunjukkan distribusi ke 20 variabel dalam
136
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
penelitian ini pada lima faktor yang terbentuk melalui rotasi faktor
Pada rotasi faktor matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana sehingga lebih mudah diinterpretasikan Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu faktor dua faktor tiga faktor empat atau faktor lima yang terbentuk Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam tabel berikut
Distribusi Komponen Matrik yang Dirotasi
Component 1 2 3 4 5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19 Q20
024
061
041
083
891
806
934
922
873
147 -086 -052 213 076 049 074 149 082 173 211
853
924
952
915
165
124
149
061
089
164
119
141
130
052
091
007
149
088
129
130
892
877
848
793
-081 201 129 000 -005 -008 077 083 082 827 713 801 862 215 359 162 008 143 111 056
080
050 -004 074 035 037 036 031 075 178 219 250 044
069
007
056
044
052 -049 033 171 075 041 055 101 096 089 227 103
935
892
933
095
111
108
040 Extraction Method Principal Component Analysis Rotation Method Varimax with Kaiser Normalization a Rotation converged in 5 iterations
137
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Menurut Hair (1998) suatu variabel dapat dikatakan termasuk dalam suatu faktor apabila factor loading dari faktor tersebut minimal 05 Pada Tabel 96 terlihat bahwa untuk semua variabel berada di atas 05 maka variabel ini bisa dimasukkan sebagai komponen faktor
e) Tahap kelima Memberi Nama Faktor
Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan faktor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya Hasil analisis menemukan ada lima faktor yang terbentuk seperti tabel berikut
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wisatawan untuk
Berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya Bali
Nama Faktor
Kode
Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 1 (Fasilitas)
Q5 Ketenangan (Tidak Bising) 891
31
Q6 Fasilitas Rekreasi 806 Q7 Fasilitas Bermain 934 Q8 Ketersediaan Cinderamata 922 Q9 Ketersediaan Informasi 873
Faktor 2 (Kemuda- han menuju Lokasi)
Q1 Jarak Menuju Lokasi 853
17
Q2 Waktu tempuh Menuju lokasi
924
Q3 Kemudahan Menuju lokasi 952 Q4 Lingkungan Kebun Raya 915
Faktor 3 (Keunikan dan Pelayanan)
Q17 Keunikan Jenis Tanaman 892
15
Q18 Keamanan di areal Kebun 877 Q19 Kecepatan Pelayanan
Informasi
848
Q20 Pelayanan Tiket masuk 793 Faktor 4 (Harga)
Q10 Kapasitas Parkir 827
10
Q11 KetersediaanTempat Sampah
713
Q12 Harga Tiket Masuk 801 Q13 Harga Sewa fasilitas 862
138
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Nama Faktor
Kode
Nama Variabel Factor Loading
Explained Variance
Faktor 5 (Keindahan dan Kelang- kaan Tana- man)
Q14 Harga Cinderamata 935
77
Q15 Keindahan Alam 892
Q16 Kelangkaan Jenis Tanaman 933
Rincian faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan
berkunjung ke Kebun Raya Eka Karya dapat dijelaskan sebagai berikut
1) Faktor pertama adalah faktor fasilitas
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh terbesar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 6218104 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 31 Faktor ini terdiri atas lima variabel variabel-variabel tersebut adalah ketenangan dengan factor loading sebesar 0891 fasilitas rekreasi dengan factor loading sebesar 0806 fasilitas bermain dengan factor loading sebesar 0934 Ketersediaan Cinderamata dengan factor loading sebesar 0922 dan ketersediaan informasi dengan factor loading sebesar 0873
2) Faktor kedua adalah faktor Kemudahan menuju Lokasi
Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3486107 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 17 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah jarak menuju lokasi kebun raya dengan factor loading 0853 waktu tempuh menuju lokasi dengan factor loading 0924 kemudahan menuju lokasi dengan factor loading 0952 dan lingkungan kebun raya dengan factor loading 0915
139
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
3) Faktor ketiga adalah faktor Keunikan dan Pelayanan
Faktor ketiga ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh sedang terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 3054687 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 15 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah keunikan jenis tanaman dengan factor loading 0892 keamanan di areal kebun raya dengan factor loading 0877 kecepatan pelayanan informasi dengan factor loading 0848 dan pelayanan tiket masuk dengan factor loading 0793
4) Faktor keempat adalah faktor Harga
Faktor keempat ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh cukup terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 2081223 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 10 Faktor ini terdiri dari empat variabel variabel-variabel tersebut adalah Kapasitas parkir dengan factor loading 0827 Ketersediaan tempat sampah dengan factor loading 0713 Harga Tiket masuk dengan factor loading 0801 dan Harga Sewa Fasilitas dengan factor loading 0862
5) Faktor kelima adalah faktor Keindahan dan Kelangkaan
Tanaman Faktor ini merupakan faktor yang memiliki pengaruh
terkecil terhadap wisatawan untuk mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali dengan eigenvalue 1548718 dan mampu menjelaskan variance total sebesar 77 Faktor ini terdiri dari tiga variabel variabel-variabel tersebut adalah Harga cinderamata dengan factor loading 0935 keindahan Alam dengan factor loading 0892 dan Kelangkaan jenis tanaman dengan factor loading 0933
140
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
f) Uji Ketepatan Model
Ketepatan model dapat diketahui dari besarnya residual yang terjadi yaitu perbedaan korelasi yang diamati dengan korelasi yang diproduksi berdasarkan hasil estimasi matrik factor Dengan menggunakan program SPSS 1600 diketahui besarnya persentase residual adalah 16 atau sebanyak 31 residual dengan signifikansi 005
ldquoResiduals are computed between observed and
reproduced correlations There are 31 (160)
nonredundant residuals with absolute values greater
than 005rdquo
Hal ini mengindikasikan bahwa model dapat diterima dengan
ketepatan model 84 pada tingkat signifikan 005
141
M
BAB XII
MULTIDIMENSIONAL SCALING ANALYSIS
121 Filososfi MDS
utidimensional scaling bertujuan untuk mengukur perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi
berdasarkan kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam ruang multidimensi
MDS is not so much an exact procedure as rather a way to ldquorearrangerdquo objects in an efficient manner so as to arrive at a configuration that best approximates the observed distances It actually moves objects around in the space defined by the requested number of dimensions and checks how well the distances between objects can be reproduced by the new configuration In more technical terms it uses a function minimization algorithm that evaluates different configurations with the goal of maximizing the goodness-of-fit (or minimizing ldquolack of fitrdquo) Borg and Lingoes (1987) Borg and Guttman (1968)
MDS juga disebut perceptual mapping yang berarti suatu
presedur yang memungkinkan peneliti dapat menentukan citra
persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah mentransformasi
penilaian konsumen atas kemiripan (similarity) atau preferensi
ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang multidimensi
122 Konsep Persepsi
Heibing dan Cooper dalam Kasali (2001526) menyatakan persepsi adalah bahan baku untuk melakukan posisioning sebuah produk dan selanjutnya untuk membangun persepsi sebuah produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap produk sejenis atau pesaing Lebih lanjut Mowen dalam Kasali (2001 522)
142
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
mendifinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu- individu terekspose oleh informasi kemudian memproses dalam memorinya dan selanjutnya menginterpretasikannya sebagai sebuah informasi
Persepsi diharapkan terbentuk dari pengamatan atas atribut yang dimiliki oleh Kebun Raya Bali secara langsung oleh pengunjung atau konsumen tersebut akan memberikan informasi terhadap posisioning ecotourism dan sekaligus juga memberikan gambaran secara umum tentang posisioning obyek wisata sejenis ecotourism saat ini di Bali
Berikut jaring-jaring persepsi dijelaskan dalam bagan
dibawah ini
Gambar 121 Jaring-Jaring Persepsi
123 Konsep Positioning
Menurut Kartajaya (2002 435) perlu diperhatikan dalam membuat positioning yakni (1)hal-hal yang menjadi daya tarik konsumen atau yang disukai konsumen berlaku untuk produk
143
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
perusahaan bahkan destinasi pariwisata sekalipun (2) harus memiliki keunikan sehingga dapat menarik minat konsumen (3) keunggulan terhadap produk atau destinasi pesaing
Sementara Hiam dan Scheme dalam Tjiptono (2002112) dalam melakukan positioning ada tujuh tahapan yang harus dilakukan yakni
1) Menentukan produk atau pasar yang relevan artinya suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari sekedar keinginan atau kebutuhan sehingga produk harus dapat diposisikan di berbagai pasar yang berbeda
2) Mengidentifikasikan pesaing baik pesaing utama maupun pesaing sekunder pesaing-pesaing utama adalah pesaing dengan produk inti yang sama sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing tidak langsung yakni kekuatan daya tarik produk yang tidak berasal dari produk inti produk
3) Menentukan standar yang digunakan oleh konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka Dalam hal ini perlunya dilakukan rise pasar agar dapat memahami standar yang digunakan oleh konsumen dalam menentukan pilihannya
4) Menentukan bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing sehingga perlu membuat perceptual map pemasar perlu membuat perceptual model yang didasarkan atas atribut yang biasanya melekat pada sebuah produk yang akan dipersandingkan untuk mengetahui kemiripan dan juga sekaligus ketidak miripannya
5) Menentukan Gap atau posisi yang ditempati dalam kancah persaingan pada konteks ini akan ditentukan mana aspek yang telah banyak tergarap diantara pesaing dan mana yang masih belum digarap secara maksimal
6) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning Pemasar harus merancang program yang dapat
144
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
memastikan bahwa semua informasi mengenai produk tau merek atau branding atau image yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen Inti dari strategi positioning adalah kampanye atau propaganda atau promosi
7) Memantau posisi posisi actual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat karena preferensi konsumen akan mengalami perubahan setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan khususnya preferensi konsumen itu sendiri
Studi Kasus Penelitian Menggunakan MDS Positioning
Obyek Wisata ldquoEcotourismrdquo Bali
Respondensampel ditentukan dengan menggunakan
metode accidental sampling yakni penentuan sampel berlaku
bagi semua wisatawan mancanegara yang kebetulan sedang
berlibur di Bali dan dianggap mampu memberikan jawaban
tentang persepsinya terhadap ecotourism di Bali
Pada penelitian ini besaran sampel ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin pada derajat e=010 yakni batas
kesalahan yang diinginkan hanya sebesar 10 Karena rata
rata angka wisatawan mancanegara sebesar N= 1464995
maka sampelnya adalah sebesar n=100 responden dengan
menggunakan Rumus n=N(1+Ne2)
Atribut-atribut yang di nilai berupa ldquofasilitas atraksi atau
daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo yang dipersepsikan oleh
responden untuk dibandingkan dengan obyek wisata sejenis
Sedangkan obyek wisata yang sejenis yang diperbandingkan
adalah sebagai berikut
145
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Obyek-obyek Wisata Berbasis Alam di Provinsi Bali
Kemiri-
pan
KR Bali
(KREK)
Bali Marine Park (BMP)
Bali Elep- hant Sa- fari Park (BESP)
Bali Barat National
Park (BBNP)
Bali Butterfly
Park (BBP)
Bali Rep-
tile Park (BRP)
Bali Sangeh Monkey Forest
(BSMF)
Botanic Garden Ubud (BGU)
KREK 0 BMP 12345 0 BESP 12345 12345 0 BBNP 12345 12345 12345 0 BBP 12345 12345 12345 12345 0 BRP 12345 12345 12345 12345 12345 0 BSMF 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0 BGU 12345 12345 12345 12345 12345 12345 12345 0
Catatan ldquo0rdquo tidak dapat dibandingkan dengan dirinya sendiri ldquo12345rdquo
pilihan skala kemiripan obyek wisata
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis Multidimensional Scalling (MDS) Multidimensional
Scalling menurut Simamora (2005) adalah salah satu prosedur
yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para
responden secara visual dalam peta geometri Menurut Kuncoro
(2003) Mutidimensional scalling bertujuan untuk mengukur
perbedaan suatu obyek dalam ruang multidimensi berdasarkan
kesamaan persepsi responden terhadap suatu obyek Perbedaan
obyek dicerminkan oleh jarak relative antara obyek dalam
ruang multidimensi MDS juga disebut perceptual mapping
yang berarti suatu presedur yang memungkinkan peneliti dapat
menentukan citra persepsi dari suatu obyek Tujuan MDS adalah
mentransformasi penilaian konsumen atas kemiripan (similarity)
atau preferensi ke dalam jarak yang digambarkan dalam ruang
multidimensi Untuk mempermudah dan mempercepat proses
analisis akan digunakan software SPSS versi 16
Pada penelitian ini hasil pengisian kuisioner oleh
responden yang mengetahui ke delapan obyek wisata sejenis
memiliki kemiripan dan ketidakmeripian dengan memberikan
penilain sekala likert dengan rentang nilai antara 1 sampai
dengan 5 dengan ketentuan sebagai berikut
146
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
[1] Skala 1 jika dua obyek wisata yang dibandingkan
dipersepsikan sangat mirip [2] Skala 2 jika dua obyek wisata yang dibandingkan
dipersepsikan mirip [3] Skala 3 jika dua obyek wisata yang dibandingkan
dipersepsikan bisa mirip atau juga bisa tidak mirip [4] Skala 4 jika dua obyek wisata yang dibandingkan
dipersepsikan tidak mirip [5] Skala 5 jika dua obyek wisata yang dibandingkan
dipersepsikan sangat tidak mirip
Mapping Obyek Wisata EcoTourism di Bali
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan analisis MDS atau multidimensional scaling diperoleh gambaran dari koordinat dari tiap-tiap obyek wisata sejenis ecotourism Dan koordinat dapat dihasilkan peta posisi dari masing-masing obyek wisata ekowisata atau ecotourism seperti pada gambar
berikut ini
Configuration derived in 2 dimensions Stimulus Coordinates Dimension Stimulus Stimulus 1 2
Number Name 1 KREK_1 -12630 -4248 2 BMP_2 16201 - 3 2 8 0 3 BESP_3 11067 - 2 7 1 6 4 BBNP_4 -6382 - 1 4 1 7 4 5 BBP_5 -2081 1 5 1 5 2 6 BRP_6 7396 1 5 1 5 1 7 BSMP_7 -1144 - 9 5 1 7
8 BGU_8 -12427 3632
Obyek-obyek ekowisata atau ecotourism dalam penelitian
ini antara lain
147
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
(1)Bali Marine Park (2) Bali Elephant Safari Park (3) Bali
Barat National Park (4) Bali Butterfly Park (5) Bali Reptile Park (6) Bali Sangeh Monkey Forest (7) Botanic Garden Ubud dan (8) Bali Botanical Gardens berdasarkan atribut ldquofasilitas atraksi atau
daya tarik aksesibiltas dan pelayananrdquo
Bali Ma- Bali Ele- phant Sa-
Bali Barat N a ti on a l Bali But-
Bali Rep-
Bali Sangeh M o n k e y
B o t a n i c G a r d e n
KR Bali (KREK_1)
rine Park (BMP_2)
fari Park (BESP_3)
P a r k (BBNP_4)
terflyPark (BBP_5)
tile Park (BRP_6)
F o r e s t (BSMF_7)
U b u d (BGU_8)
Peta Posisi masing-masing obyek wisata sejenis Eko Wisata di
Bali
Hasil dari persepsi responden berdasarkan penilaian
terhadap obyek wisata yang sejenis menggambarkan bahwa
jarak posisi terdekat dari pasangan obyek wisata adalah
merupakan hasil dari persepsi responden yang dianggap
memiliki kemiripan atau kesamaan satu terhadap yang lainnya
Demikian juga sebaliknya bila responden menganggap obyek-
obyek wisata memiliki perbedaan ditunjukkan oleh jauhnya
jarak diantara obyek pada peta MDS
(1) Untuk obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud
walaupun tidak berada dalam satu matrik dengan Kebun
148
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Raya Bali obyek wisata Botanic Garden Ubud berada sangat dekat dengan Kebun Raya Bali
(2) Bali Buterfly Park (BBP_5) justru berada satu matrik dengan
obyek wisata (BGU_8) Botanic Garden Ubud dan Bali
Buterfly Park (BBP_5) koordinatnya berada dekat dengan
Bali Reptile Park (BRP_6) yang tidak memiliki kemiripan
dalam satu kelompoknya
(3) Obyek Wisata yang bersaing ketat adalah obyek wisata Bali
Marine Park (MBP_2) dan Bali Elephant Safari Park (BESP_3)
dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan
terhadap obyek wisata sejenis lainnya
(4) Persepsi responden terhadap (KREK_1) Kebun Raya Bali
Bali mengindikasikan bahwa pesaing terdekatnya adalah
(BSNF_7) Bali Sangeh Monkey Forest dan (BBNP_4)
Bali Barat National Park karena dipersepsikan memiliki
kemiripan Dalam pengamatan peneliti ketiga obyek wisata
ini memiliki kemiripan tipologi wisatawan yang biasanya
berkunjung ke tempat tersebut yakni wisatawan kelompok
atau mass-touristrsquos group seperti kelompok atau group
karyawan siswa sekolah keluarga dan sebagainya
Uji keselarasan responden dilakukan untuk menguji
apakah para responden sudah mengisi skala kemiripan antara
obyek wisata sudah selaras atau tidak Selaras maksudnya
adalah apakah para responden mempunyai sikap yang sama
(homogen) dalam menilai kemiripan antara obyek wisata Pada
gambar berikut ditunjukkan kesamaan sikap responden dalam
memberikan penilaian mengenai kemiripan obyek wisata
149
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Kesamaan Sikap Responden
Pada gambar di atas terlihat titik-titik koordinat tidak
membentuk kelompok-kelompok koordinat tersendiri dan
menunjukkan garis ke kanan atas hal ini membuktikan adanya
kesamaan sikap para responden dalam memberikan penilaian
Hasil analisis Multidimensional scaling menunjukkan
adanya persepsi bahwa Kebun Raya Bali Bali memiliki kesamaan
dengan Bali Sangeh Monkey Forest dan Bali Barat National Park
Untuk obyek wisata Botanic Garden Ubud walaupun tidak berada
dalam satu kelompok kesamaan dengan Kebun Raya Bali obyek
wisata Botanic Garden Ubud memiliki koordinat sangat dekat
dengan Kebun Raya Bali yang berarti Botanic Garden Ubud bisa
menjadi pesaing yang berarti bagi Kebun Raya Bali Kelompok
obyek wisata yang dianggap memiliki kemiripan diantara
mereka adalah Bali Buterfly Park dan Botanic Garden Ubud
Kelompok yang lainnya yang dianggap memiliki kemiripan
adalah obyek wisata Bali Marine Park dan Bali Elephant Safari
Park dan koordinatnya berada cukup jauh dari sisi kemiripan
terhadap obyek wisata sejenis lainnya
Analisisposisioningdenganmengukurpersepsiwisatawan
terhadap obyek-obyek wisata sejenis dengan ecotourism hanya
dapat menggambarkan kelompok-kelompok obyek wisata
ecotourism atas persepsi kesamaannya namun belum menjawab
150
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
atribut apa sajakah yang dianggap sama dan atribut apa sajakah yang dianggap berbeda sehingga penilitian ini sebaiknya dapat dilakukan lebih mendalam dengan melakukan analisis correspondence analysis untuk dapat menjawab keunggulan masing-masing obyek wisata sejenis dimaksud
151
S
BAB XIII
ANALISIS STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM)
131 Mengapa Analisis Structural Equation Modelling
tructural Equation Modeling (SEM) adalah alat analisis statistik
yang dipergunakan untuk menyelesaikan model bertingkat
secara serempak yang tidak dapat diselesaikan oleh persamaan
regresi linear SEM dianggap sebagai gabungan dari analisis
regresi dan analisis faktor SEM dapat dipergunakan untuk
menyelesaikan model persamaan dengan variabel terikat lebih
dari satu dan juga pengaruh timbal balik (recursive) Analisis
SEM berbasis pada analisis covarians sehingga memberikan
matriks covarians yang lebih akurat dari pada analisis regresi
linear Program-program statistik yang dapat dipergunakan
untuk menyelesaikan SEM misalnya Analysis Moment of Structure
(AMOS) atau LISREL
SEM mampu menyelesaikan model yang rumit yang sering
muncul dalam dunia pemasaran atau bidang konsentrasi yang
lain Model yang diselesaikan dengan SEM harus mempunyai
dasar teori yang kuat terlebih dahulu karena SEM hanyalah
untuk mengkonfirmasi apakah observasi sesuai dengan model
teoritis yang telah dibentuk berdasarkan telaah teori yang
mendalam Beberapa alasan menggunakan analisis SEM adalah
sebagai berikut
[1] Model yang dianalisis bertingkat dan relatif rumit
sehingga akan sangat sulit untuk diselesaikan dengan
metode jalur analisis pada regresi linear
[2] Mampu menguji hipotesis-hipotesis yang rumit dan
bertingkat secara serempak atau simultan
152
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
[3] Kesalahan (error) pada masing-masing observasi tidak
diabaikan tetapi tetap dianalisis sehingga SEM lebih akurat untuk menganalisis data kuesioner yang melibatkan persepsi
[4] Mampu menganalisis model hubungan timbal balik (recursive) secara serempak di mana model ini tidak dapat diselesaikan dengan analisis regresi linear secara serempak
[5] Terdapat fasilitas bootstrapping di mana hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan analisis regresi linear
[6] Untuk jumlah sampel yang relatif besar (di atas 2000) terdapat metode Asymtot Distribution Free (ADF) yang tidak memerlukan asumsi normalitas pada data
[7] Peneliti dapat dengan mudah memodifikasi model dengan second order untuk memperbaiki model yang telah disusun agar lebih layak secara statistik
132 Tahapan dan Kristeria SEM
Dalam pengujian model SEM terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh (Hair dkk 1998 dalam Ferdinand 2005) Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut ini
[1] Langkah pertama Pengembangan Model Teoritis [2] Langkah kedua Pengembangan Diagram Alur (Path
Diagram) [3] Langkah ketiga Konversi Diagram Alur ke dalam
Persamaan Struktural dan Model Pengukuran [4] Langkah keempat Memilih Jenis Matrik Input dan
Estimasi Model yang diusulkan Estimasi Model Pengukuran (Measurement Model) Model Struktur Persamaan (Structure Equation
Model) [5] Langkah kelima kemungkinan munculnya masalah
identifikasi Standard error yang besar untuk satu atau beberapa
153
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
koefisien
Program tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan
Munculnya angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif
Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ge 09)
[6] Langkah keenam evaluasi kriteria Goodness of Fit Uji Kesesuaian dan Uji Statistik Likelihood ratio
chi-square statistic (χ2) Root Mean Square Error Approximation (RMSEA) Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMINDF) Tucker Lewis Index (TLI) dan Comparative Fit Index (CFI)
Uji Reliabilitas Construct Reliability dan Variance extracted
Uji Validitas Asumsi-asumsi SEM Ukuran Sampel Normalitas
Outliers Multicollinearity dan Singularity [7] Langkah ketujuh menginterpretasikan hasil pengujian
dan modifikasi model
Setelah survei dilakukan dan sejumlah data didapatkan
maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
Structural Equation Modelling (SEM) Brannick (1995) dalam
Kelloway (1995) mengemukakan bahwa model struktur
kovarians dapat digunakan untuk menguji berbagai model
yang kompleks Berbagai model penelitian loyalitas wisatawan
juga menggunakan SEM sebagai alat uji model seperti pada
penelitian Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) SEM adalah
model statistik yang menjelaskan hubungan di antara sejumlah
variabel dengan menguji struktur dari hubungan di antara
variabel-variabel yang ada dalam model
154
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Pengujian model dengan SEM terdiri dari beberapa tahapan
yakni Tahapan pertama adalah mendefinisikan konstruk yang ada kemudian mengembangkan model pengukuran Tahapan kedua adalah pengujian model pengukuran secara simultan Tahapan ketiga adalah penilaian spesifikasi model struktural dan validitas model struktural
Beberapa kriteria kelayakan model telah dikembangkan untuk menginterpretasi sebuah model persamaan struktural untuk menentukan derajat kecocokan sebuah model dengan data empiris Kriteria kelayakan model yang umum digunakan antara lain Chi-Square Goodness of Fit Index (GFI) Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) Non-Normed Fit Index atau Tucker Lewis Index (TLI) dan Normed Fit Index (NFI) Untuk kriteria Chi-Square
(χ2) angka χ2 yang rendah dan tingkat probabilitas di atas 005
menunjukkan tidak adanya perbedaan antara data observasi
dengan data yang diestimasi Namun besaran angka χ2 sensitif
terhadap jumlah sampel jika sampel melebihi 200 angka χ2
cenderung meningkat Selain itu angka χ2 juga sensitif terhadap
penyimpangan asumsi normalitas data Untuk meminimalkan
dampak dari jumlah sampel dikembangkan kriteria rasio χ2
terhadap derajat kebebasan (df) rasio χ2 df untuk model yang
baik adalah antara 21 sampai 31 (Hooper dkk 1998)
Beberapa kriteria kelayakan model dalam sebuah
persamaan model struktural
Tabel 131 Kriteria Kelayakan Model
Goodness of Fit Index Cut off Value X2-Chi Square Diharapkan Kecil Significance Probability ge 005 RMSEA le 005 GFI ge 090 AGFI ge 090 CMINDF le 300 TLI ge 095
155
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
CFI ge 095
Sumber Hair et al (1998)
Derajat kecocokan pada analisis SEM-AMOS dapat dijelaskan
sebagai berikut ini
1) χ 2 Chisquare diharapkan kecil dan probabilitas diharapkan
gt 005 yang berarti tidak ada perbedaan signifikan antara matris kovarians prediksi dengan data observasi namun perhitungan ini dipakai pada jumlah sampel lt 200
2) Significance Probability diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value sebesar p ge 005
3) RMSEA (Root Mean Square Error of Approximation) lt 008 adalah ukuran model yang mencoba memperbaiki ke- cenderungan chisquare yang cenderng menolak model pada jumlah sampel yang besar (alternatif dari chisquare) RMSEA merupakan ukuran rata-rata perbedaan per degree of freedom yang diharapkan dalam populasi Nilai RMSEA lt 008 adalah good fit sedangkan Nilai RMSEA lt 005 adalah close fit
4) GFI (Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 adalah menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matrik kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan Nilainya berkisar 0 hingga 1 (mendekati 0 = poor fit dan mendekati 1= perfect fit)
5) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index) diharapkan gt 09 GFI
adalah analog dari R2 dalam regresi berganda Ukuran AGFI
merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasi
degree of freedom model dengan model lain yang
dibandingkan AGFI gt 09 adalah good fit sedangkan 08 le
AGFI lt 09 adalah marginal fit
6) CMINDF (the minimum sample discrepancy functiondegree of
freedom) diharapkan le 300 dan tidak bernilai negatif Ukuran
ini adalah nilai yang diperoleh dari nilai Chi Square dibagi
dengan degree of freedom
156
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
7) TLI (Tucker Lewis Index) diharapkan gt 095 Nilai Alternative
incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model
8) CFI (Comparative Fit Index) rentang nilai sebesar 0 -1 dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi
Studi Kasus Penelitian dengan Analisis SEM-AMOS
Judul Model Loyalitas Wisatawan Mancanegara Lanjut Usia Berwisata di Bali
Langkah pertama dalam analisis SEM adalah melakukan
identifikasi secara teoritis terhadap permasalahan penelitian
Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan
antara variabel-variabel yang dihipotesiskan telah didukung
oleh justifikasi teori dalam penelitian ini adalah teori loyalitas
wisatawan Analisis SEM pada hakekatnya adalah untuk
mengkonfirmasi apakah data observasi sesuai dengan teori
atau tidak Langkah ini mutlak harus dilakukan dan setiap
hubungan yang digambarkan dalam langkah lebih lanjut harus
mempunyai dukungan teori yang kuat
Berdasarkan hakekat dari analisis SEM tersebut keaslian
hasil observasi lebih diutamakan sehingga peneliti berusaha
meminimalkan adanya modifikasi maupun penyesuaian
data observasi dengan alasan pemenuhan asumsi-asumsi
sebuah alat analisis sekalipun Penelitian ini bertujuan untuk
mengkonfirmasi model hubungan yang ada dalam model
loyalitas wisatawan yakni hubungan antara variabel laten
motivasi internal (X1) dan variabel laten motivasi eksternal (X
2)
terhadap variabel laten citra destinasi (Y1) kepuasan wisatawan
(Y2) dan loyalitas wisatawan (Y
3) Konfirmasi selanjutnya
adalah menguji hubungan antara variabel laten citra destinasi (Y
1) terhadap variabel laten kepuasan wisatawan (Y
2) dan
selanjutnya mengkonfirmasi hubungan antara variabel laten
157
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
kepuasan wisatawan (Y
2) terhadap variabel laten loyalitas
wisatawan (Y3)
Konstruk multivariat penelitian ini menyertakan 36 indikator yang terdiri dari delapan indikator untuk variabel motivasi internal 15 indikator untuk variabel motivasi eksternal tujuh indikator untuk variabel citra destinasi empat indikator untuk variabel kepuasan wisatawan dua indikator untuk variabel loyalitas wisatawan
1) Pengujian model teoritis
Pengujian model teoritis ternyata belum mampu menghasilkan model yang memenuhi kriteria goodness of fit Hasil analisis faktor konfirmasi yang kurang memenuhi kriteria kesesuaian model ini mengindikasikan bahwa asumsi peneliti mengenai kecocokan model pengukuran yang diteliti kurang didukung oleh data observasi di lapangan Hasil pengujian model teoritis seperti Gambar berikut ini
Keterangan
Variabel Motivasi Internal (X1) terdiri dari
X11= Istirahat dan rileksasi X12= Tempat-tempat baru X13=
Pengetahuan dan pengalaman X14= Keluar dari rutinitas X15=
Bertemu orang dan bersosialisasi X16= Kesehatan dan kebugaran
X17= Melatih fisik X18= Keluarga dan teman-teman
Variabel Motivasi External (X2) terdiri dari
X21= Sejarah Bali X22= Budaya Bali X23= Alam Bali X24= Harga-
harga di Bali X25= Even and festival X26= Liburan atau waktu
luang X27= Transportasi X28= Jarak dari negara asal X29=
Makanan dan minuman X210= Fasilitas dan pelayanan X211=
Fasilitas kesehatan X212= Pelayanan dan prosedur imigrasi X213=
Keamanan X214= Pelayanan biro perjalanan X215= Pemandu
wisata
158
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Variabel Citra Destinasi (Y1) terdiri dari
Y11= Aktivitas wisata Y12= Keindahan alam Y13= Budaya Bali
Y14= Penduduk Bali Y15= Infrastruktur Pariwisata Y16= Stabilitas
politik dan ekonomi Y17= Suasana Bali
Variabel Kepuasan Wisatawan (Y2) terdiri dari
Y21= Atraksi Y22= Aksesibilitas Y23= Fasilitas wisata Y24=
Pelayanan
Variabel Loyalitas Wisatawan (Y3) terdiri dari
Y31= Kunjungan ulang Y32= Merekomendasi
Gambar Uji Konstruk Penelitian
Dari beberapa kriteria untuk mengukur model yang fit
yakni RMSEA GFI AGFI TLI dan CFI semuanya menunjukkan
bahwa model belum dapat dikatakan fit sehingga memerlukan
modifikasi sesuai dengan kaidah-kaidah umum pada analisis
159
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
model struktural SEM seperti Tabel berikut ini
Tabel Hasil Pengujian Model Teoritis
Goodness of Fit Index
Cut off Value Result Keterangan
X2-Chi Square Diharapkan Kecil 2314884 Kurang baik
RMSEA le 005 0086 Kurang sesuai
GFI ge 090 0722 Kurang baik
AGFI ge 090 0684 Kurang baik
CMINDF le 300 3957 Kurang baik
TLI ge 095 0708 Kurang baik
CFI ge 095 0729 Kurang baik
Ketidak-sesuaian model teoritis dengan data di lapangan
dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti (1) pemilihan indikator penelitian yang kurang mewakili variabel latennya yang terlihat dari nilai Standardized Regression Weightslt050) dan (2) terdapat beberapa indikator yang saling overlaping sehingga sulit dibedakan oleh para responden dalam menjawab dan memberikan jawaban yang terlihat dari MI (nilai modifikasi indeces)
Karena hasil pengujian model kurang memenuhi kriteria model yang fit maka perlu melakukan modifikasi model khususnya memeriksa kembali indikator-indikator yang kurang memenuhi syarat sebagai wakil dari variabel latennya Modifikasi dapat dilakukan berdasarkan konsep apriori yang beranggapan bahwa dapat terjadi perbedaan antara konsep awal dengan data di lapangan hal ini sesuai dengan pernyataan Hunter dan Schmidt (dalam Ferdinand 2002) bahwa penelitian primer tidak pernah sempurna yang menyebabkan terjadinya perbedaan antar hasil penelitian yang topiknya sama sekalipun
Konstruk penelitian ini adalah kombinasi dua konstruk
160
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
(Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005) yang memiliki laten yang berbeda sehingga overlaping indikator penelitian sulit untuk dihindari Teknik yang dipilih untuk melakukan modifikasi model adalah dengan melakukan analisis teruji unidimensionalitas (CFA= Confirmatary Factor Analysis) dengan kriteria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 yang bertujuan meningkatkan nilai goodness of fit (Ferdinand 2002)
Teknik yang kedua adalah melakukan modifikasi indices terhadap indikator-indikator yang memiliki MI (Modification Indices) yang besar Modifikasi indices dibenarkan dalam kaidah model struktural SEM sepanjang secara teoritis dan konsep sepasang indikator memang benar-benar dimungkinkan overlapping (Ferdinand 2002)
2) Modifikasi Model
Setelah dilakukan pengujian ternyata ada beberapa indikator yang dinyatakan kurang layak mewakili variabel latennya Indikator-indikator yang kurang layak tersebut tidak disertakan pada pengujian model berikutnya Metode estimasi yang dipilih pada penelitian ini adalah Maximum Likelihood Estimates (MLE) Setelah dilakukan pengujian model dengan hanya menyertakan indikator-indikator yang memiliki nilai Standardized Regression Weights lebih besar dari 05 maka terbentuklah model yang dinyatakan fit Hasil uji unidimensionalitas dengan CFA (confirmatory factor analysis) ditampilkan pada Tabel berikut ini
Tabel Hasil Uji Unidimensionalitas CFA
Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Internal
X16 Meningkatkan kesehatan dan kebugaran 0776
X17 Latihan fisik 0753 X18 Mengunjungi kerabat dan teman 0507
161
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Variabel Kode Indikator Estimate SRW Motivasi Eksternal
X24 Harga-harga di Bali 0517 X26 Keuntungan liburan di Bali 0505 X27 Transportasi ke Bali 0656 X28 Jarak dari negara asal 0680 X29 Kuliner Bali 0544
X210 Fasilitas dan pelayanan hotel di Bali 0666
X211 Fasilitas kesehatan di Bali 0714 X212 Pelayanan imigrasi 0663 X213 Keamanan pulau Bali 0673 X214 Pelayanan Biro perjalanan 0684 X215 Pelayanan pramuwisata 0711
Citra Des- tinasi
Y13 Budaya Bali yang unik 0550 Y14 Masyarakat yang ramah 0702
Y15 Infrastruktur pariwisata yang lengkap 0736
Y17 Suasana yang nyaman 0648 Kepuasan Y21 Daya tarik dan obyek wisata 0780
Y22 Perjalanan dari dan ke Bali 0799 Y23 Ketersediaan fasilitas pariwisata 0810 Y24 Pelayanan selama berlibur 0808
Loyalitas Y31 Niat berkunjung ulang 0756 Y32 Kerelaan merekomendasi 0877
Catatan Keterwakilan Variabel = Standardized Regression Weights gt 05 Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005
Berdasarkan indices modifikasi terdapat beberapa
kovariansi terjadi antara error dari suatu variabel dengan error-
error dari variabel lainnya yang artinya indikator-indikator yang
diteliti mengalami overlapping atau saling berkorelasi
Tabel Modifikasi Indices Indikator Tumpang Tindih
Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P X2 lt--gt X1 Motivasi eksternal lt--gt Motivasi internal 0070 e23 lt--gt e22 Pelayanan pramu- lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0170
wisata e20 lt--gt e21 Pelayanan imigrasi lt--gt Keamanan pulau Bali 0129 e21 lt--gt e22 Keamanan pulau Bali lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0096 e20 lt--gt e22 Pelayanan imigrasi lt--gt Pelayanan Biro perjalanan 0100 e27 lt--gt e37 Masyarakat yang lt--gt Loyalitas Wisatawan 0071
ramah e30 lt--gt e37 Suasana yang nyaman lt--gt Loyalitas Wisatawan 0050
162
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Modifikasi Indices Saling berkorelasi Estimate P e14 lt--gt e12 Keuntungan liburan lt--gt Harga-harga di Bali 0068
di Bali e14 lt--gt e39 Keuntungan liburan lt--gt Citra Destinasi 0062
di Bali e8 lt--gt X2 Mengunjungi kerabat lt--gt Motivasi eksternal 0070
dan teman e15 lt--gt e36 Transportasi ke Bali lt--gt Merekomendasi Teman -0047 e28 lt--gt e31 Infrastruktur pari- lt--gt Daya tarik dan obyek wisata 0046
wisata yang lengkap e18 lt--gt e21 Fasilitas dan pelayanan lt--gt Keamanan pulau Bali -0073
hotel di Bali e19 lt--gt e23 Fasilitas kesehatan lt--gt Pelayanan pramuwisata 0054
di Bali e15 lt--gt e21 Transportasi ke Bali lt--gt Keamanan pulau Bali -0065
Modifikasi indices (MI) terhadap beberapa indikator
yang mengalami overlaping ternyata mampu meningkatkan kelayakan model Indikator-indikator yang mengalami overlaping tersebut Kelayakan model hasil modifikasi indices dilihat dari beberapa kriteria kelayakan model yakni X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI Hasil modifikasi model tampilkan seperti Gambar berikut ini
Gambar Model Loyalitas Wisatawan Lanjut Usia Mancanegara
163
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Tabel berikut ditunjukkan bahwa semua kriteria
kelayakan model dinyatakan telah memenuhi kriteria goodness of fit sehingga hipotesis dapat ditentukan dengan melihat CR (critical ratio) dan signifikansi dari masing-masing hubungan terkait dengan hipotesis penelitian tersebut
Tabel Hasil Modifikasi Model
Goodness of Fit Index
Cut off Value
Uji Per- tama
Uji Kedua
Hasil Kesimpulan
X2-Chi Square
- 2314884 429050 Baik Baik
RMSEA le 005 0086 0053 Lebih Baik Cukup baik GFI ge 090 0722 0910 Lebih Baik Baik AGFI ge 090 0684 0883 Lebih Baik Cukup baik CMINDF le 300 3957 2114 Lebih Baik Baik TLI ge 095 0708 0932 Lebih Baik Cukup baik CFI ge 095 0729 0943 Lebih Baik Cukup baik
Model teoritik yang pertama menggambarkan hubungan
antara variabel-variabel motivasi internal motivasi eksternal citra destinasi kepuasan wisatawan dan loyalitas wisatawan setelah dilakukan pengujian ternyata belum didukung oleh data empirik karena kriteria (X2-Chi Square RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI) tidak memenuhi nilai kritis
Berdasarkan tersebut lalu dilakukanlah modifikasi model dengan hanya menyertakan indikatornya yang telah teruji unidi- mensionalitas melalui uji Confirmatary Factor Analysis dengan kri- teria Standardized Regression Weights gt 05 serta Critical Ratio gt 196 dan probabilitas lt005 Hasil pengujian yang kedua akhirnya dapat dinyatakan layak berdasarkan beberapa kriteria pada yakni krite- ria RMSEA GFI AGFI CMINDF TLI dan CFI sehingga semua hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
3) Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada
164
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
bab sebelumnya Pengujian delapan hipotesis penelitian ini dilakukan sebagai berikut
Tabel Bobot Regresi Hubungan Struktural
Variabel ERW SRW SE CR P Keterangan Citra Motivasi -0047 -0031 0092 -0509 0611 Destinasi Internal Tidak signifikan (Y1) (X1) Citra Motivasi 0690 0659 0078 8808 Signifikan Destinasi Eksternal (Y1) (X2) Kepuasan Motivasi 0060 0041 0077 0780 0435 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y2) (X1) Kepuasan Motivasi -0119 -0119 0073 -1641 0101 Tidak signifikan Wisatawan Eksternal (Y2) (X2) Kepuasan Citra 0833 0871 0083 10019 Signifikan Wisatawan Destinasi (Y2) (Y1) Loyalitas Kepuasan 0562 0560 0066 8468 Signifikan Wisatawan Wisatawan (Y3) (Y2) Loyalitas Motivasi 0194 0193 0065 2998 0003 Signifikan Wisatawan Eksternal (Y3) (X2) Loyalitas Motivasi -0094 -0064 0083 -1139 0255 Tidak signifikan Wisatawan Internal (Y3) (X1)
Catatan ERW= Estimates Regression Weights SRW= Standardized Regression Weights SE= Standard Error CR = Critcal Ratio P=Probability
Dari pengolahan data primer pada model tersebut di atas
hipotesis penelitian dapat dijawab sebagai berikut
[1] Pengaruh (X
1) motivasi internal wisatawan lanjut usia
mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh
(X1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y1) citra destinasi Bali ditunjukkan oleh nilai CR
(critical ratio) sebesar -0509 dan dengan probabilitas sebesar
0611 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk
165
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
penerimaan H
1 yaitu nilai CR yang lebih kecil dari 196 dan
probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X
1) motivasi internal wisatawan
lanjut usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y
1) citra destinasi Bali Hubungan teoritis kedua
variabel tersebut rupanya belum didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi hanya sebuah
kebetulan saja atau tidak signifikan Jika dilihat indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X
1) motivasi
internal wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali adalah motif atau dorongan (X16) meningkatkan kesehatan dan kebugaran dan (X17) latihan fisik tidaklah
cocok dengan data empiris atribut destinasi pariwisata Bali Sementara motif (X18) mengunjungi kerabat dan teman adalah motif yang tidak berpengaruh secara langsung
dengan citra destinasi pariwisata Bali
[2] Pengaruh (X
2) motivasi eksternal wisatawan lanjut
usia mancanegara terhadap (Y1) citra destinasi Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap (Y
1) citra destinasi Bali menunjukkan nilai
CR (critical ratio) sebesar 8808 dan dengan probabilitas sebesar Kedua nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H
1 yaitu nilai CR yang lebih besar
dari 196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X
2) motivasi
eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap (Y
1) citra destinasi Bali Hubungan
teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga hubungan yang terjadi adalah hubungan yang signifikan Indikator yang reliabel sebagai pembentuk (X
2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara
berwisata ke Bali adalah motif ketertarikan terhadap (X24)
166
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
harga-harga di Bali (X
26) keuntungan liburan di Bali
(X27
) transportasi ke Bali (X28
) jarak dari negara asal (X29
)
kuliner Bali (X210
) fasilitas dan pelayanan hotel di Bali
(X211
) fasilitas kesehatan di Bali (X212
) pelayanan imigrasi
(X213
) keamanan pulau Bali (X214
) pelayanan Biro perjalanan
wisata dan (X215
) pelayanan pramuwisata
[3] Pengaruh (X
1) motivasi internal terhadap (Y
2) kepuasan
wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata di Bali Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X
1)
motivasi internal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan lanjut
usia mancanegara yang berwisata di Bali menunjukkan nilai CR (critical ratio) hanya sebesar 0780 dan dengan probabilitas sebesar 0435 Kedua nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H
1 yaitu nilai CR
yang lebih kecil dari 196 dan probabilitas yang lebih besar dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X
1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan
wisatawan berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang
tidak signifikan
[4] Pengaruh (X
2) motivasi eksternal terhadap (Y
2) ke-
puasan wisatawan mancanegara yang berwisata di
Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y2) kepuasan wisatawan menunjukkan nilai CR
sebesar -1641 dan probabilitas sebesar 0101 Nilai tersebut
tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H1
yaitu nilai
CR lebih kecil 196 dan nilai probabilitas yang lebih besar
dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
167
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
(X
2) motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara
tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan
berwisata di Bali Hubungan teoritis kedua variabel
tersebut belum didukung oleh data empiris sehingga tidak terjadi pengaruh yang signifikan Nilai CR yang negatif bermakna jika motivasi eksternal wisatawan lanjut usia
mancanegara semakin tinggi maka derajat kepuasan akan semakin menurun terhadap kepuasan berwisata di Bali
[5] Pengaruh (X
1) motivasi internal terhadap (Y
3) loyalitas
wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata
di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X
1) motivasi internal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan
probabilitas sebesar 0255 dan nilai CR sebesar -1139 Nilai tersebut tidak memenuhi syarat untuk penerimaan H
1
yaitu nilai probabilitas yang lebih besar dari 005 dan nilai
CR yang lebih kecil dari 196 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (X
1) motivasi internal wisatawan lanjut
usia mancanegara tidak berpengaruh signifikan terhadap (Y
3) loyalitas Hubungan teoritis kedua variabel tersebut
tidak didukung oleh data empiris sehingga pengaruh
yang terjadi adalah pengaruh tidak signifikan Nilai negatif pada CR (critical ratio) sebesar -1139 bermakna jika
semakin tinggi faktor pendorong wisatawan lanjut usia untuk melakukan perjalanan wisata maka derajat loyalitas
wisatawan akan semakin menurun Jika derajat motivasi internal seperti motif meningkatkan kesehatan latihan fisik dan motif mengunjungi kerabat dan teman
meningkat maka derajat untuk datang kembali ke Bali akan semakin menurun
168
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
[6] Pengaruh (X
2) motivasi eksternal wisatawan lanjut
usia mancanegara terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (X2)
motivasi eksternal wisatawan lanjut usia mancanegara
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan menunjukkan CR
sebesar 2998 dan probabilitas sebesar 0003 Nilai tersebut
telah memenuhi syarat untuk penerimaan H1
yaitu nilai
CR tersebut lebih besar dari 196 dan probabilitas yang
lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa (X2) motivasi eksternal (atribut destinasi) wisatawan
lanjut usia mancanegara berpengaruh signifikan terhadap
(Y3) loyalitas wisatawan
Hubungan teoritis kedua variabel tersebut telah
didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang
terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada
CR (critical ratio) sebesar 2998 bermakna semakin tinggi
derajat motivasi eksternal yang berupa daya tarik destinasi
pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan akan
semakin meningkat Indikator dari motivasi eksternal
wisatawan lanjut usia mancanegara berwisata ke Bali
adalah motif ketertarikan terhadap (X24
) harga-harga di
Bali (X26
) keuntungan liburan di Bali (X27
) transportasi ke Bali (X
28) jarak dari negara asal (X
29) kuliner Bali (X
210)
fasilitas dan pelayanan hotel di Bali (X211
) fasilitas kesehatan di Bali (X
212) pelayanan imigrasi (X
213) keamanan pulau
Bali (X214
) pelayanan biro perjalanan dan (X215
) pelayanan pramuwisata Semua indikator penarik tersebut dianggap mampu menjadi faktor penarik bagi wisatawan lanjut usia mancanegara untuk datang kembali ke Bali dan sekaligus bersedia merekomendasi Bali sebagai tempat berwisata
169
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
[7] Pengaruh (Y
1) citra destinasi Bali terhadap (Y
2)
kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara yang berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y
1) citra destinasi terhadap (Y
2) kepuasan wisatawan
menunjukkan CR sebesar 10019 dan probabilitas yang signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk penerimaan H
1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari
196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y
1) citra destinasi
berpengaruh signifikan terhadap (Y2) kepuasan wisatawan
Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung
oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio)
sebesar 10019 bermakna bahwa semakin tinggi derajat citra destinasi pariwisata Bali maka derajat kepuasan
wisatawan lanjut usia mancanegara terhadap destinasi
pariwisata Bali akan semakin meningkat
[8] Pengaruh (Y
2) kepuasan wisatawan terhadap (Y
3)
loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara yang
berwisata di Bali
Parameter estimasi untuk pengujian pengaruh (Y2)
kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
menunjukkan CR sebesar 8468 dan probabilitas yang
signifikan Nilai tersebut telah memenuhi syarat untuk
penerimaan H1 yaitu nilai CR tersebut lebih besar dari
196 dan probabilitas yang lebih kecil dari 005 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa (Y
2) kepuasan
wisatawan berpengaruh signifikan terhadap (Y3) loyalitas
wisatawan Pengaruh teoritis kedua variabel tersebut telah didukung oleh data empiris sehingga pengaruh yang terjadi adalah pengaruh yang signifikan Nilai positif pada CR (critical ratio) sebesar 8468 bermakna jika semakin
170
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
meningkat derajat kepuasan wisatawan terhadap destinasi pariwisata Bali maka derajat loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara akan semakin meningkat
Indikator kepuasan wisatawan lanjut usia
terhadap pariwisata Bali meliputi indikator (Y21
) daya
tarik dan obyek wisata (Y22
) perjalanan dari dan ke Bali
(Y23
) ketersediaan fasilitas pariwisata dan indikator (Y24
)
pelayanan selama berlibur dianggap telah sesuai dengan harapan wisatawan lanjut usia mancanegara Hasil pengujian hipotesis bermakna bahwa meningkatkan derajat kepuasan wisatawan dapat meningkatkan derajat loyalitas wisatawan lanjut usia berwisata di Bali
4) Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Pengaruh yang ada pada model adalah pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) pengaruh langsung (Direct Effects) dan pengaruh gabungan antara pengaruh langsung dan tidak langsung Pengaruh gabungan (Total Effects) adalah menjumlahan antara pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung Berikut hasil analisis secara rinci masing-masing pengaruh tersebut
Tabel Bobot Pengaruh Variabel Model Loyalitas
Wisatawan Lanjut Usia
Y2
Pengaruh Variabel X1 X2 Y1
(Kepua- M_Internal M_Eksternal (Citra)
san)
Total Effects Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 Y2 (Kepuasan) 0014 0455 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0056 0447 0488 0560 Direct Ef- Y1 (Citra) -0031 0659 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) 0041 -0119 0871 0000
Y3 (Loyalitas) -0064 0193 Nihil 0560 Indirect Ef- Y1 (Citra) 0000 0000 0000 0000 fects Y2 (Kepuasan) -0027 0573 0000 0000
Y3 (Loyalitas) 0008 0255 0488 0000 Catatana) Total Effects = Direct Effects + Indirect Effects
b) Nilai bobot yang digunakan adalah nilai Standardized Regression Weights
171
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Pengaruh masing-masing variabel pada model loyalitas wisatawan lanjut usia dapat dijelaskan sebagai berikut
[1] Variabel (Y3) loyalitas wisatawan lanjut usia mancanegara
dipengaruhi secara gabungan oleh (Y2) variabel kepuasan
wisatawan dengan bobot terbesar yakni 0560 kemudian oleh variabel (Y
1) citra destinasi dengan bobot sebesar
0488 variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot
sebesar 0447 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel kepuasan adalah variabel yang paling besar bobotnya sebagai pembentuk loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
[2] Variabel (Y2) kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara
dipengaruhi secara gabungan oleh (Y1) variabel citra
destinasi dengan bobot terbesar yakni 0871 kemudian oleh variabel (X
2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0455 Jika dilihat dari pengaruh gabungan variabel citra destinasi memiliki bobot yang paling menentukan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel lainnya
[3] Variabel (Y1) citra destinasi dipengaruhi secara gabungan
oleh variabel (X2) motivasi eksternal dengan bobot sebesar
0659 sedangkan variabel (X1) motivasi internal tidak
memiliki pengaruh positif terhadap citra destinasi (Y1)
[4] Pengaruh langsung (Direct Effects) yang terbesar adalah pengaruh langsung antara (Y
1) citra destinasi terhadap
(Y2) kepuasan wisatawan dengan bobot sebesar 0871
jika dibandingkan dengan pengaruh langsung antara (X2)
motivasi eksternal terhadap (Y1) citra destinasi dengan
bobot sebesar 0659 pengaruh langsung antara (Y2)
kepuasan wisatawan terhadap (Y3) loyalitas wisatawan
dengan bobot sebesar 0560 dan pengaruh langsung
antara (X2) motivasi eksternal terhadap terhadap (Y
3)
loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0193 [5] Pengaruh tidak langsung (Indirect Effects) yang terbesar
172
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
adalah pengaruh tidak langsung antara (X
2) motivasi
eksternal terhadap (Y2) kepuasan wisatawan dengan
bobot sebesar 0573 jika dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara (Y
1) citra destinasi terhadap (Y
3)
loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar 0488 dan pengaruh tidak langsung antara (X
2) motivasi eksternal
terhadap (Y3) loyalitas wisatawan dengan bobot sebesar
0255
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut d atas maka
dapat disimpulkan bahwa variabel loyalitas wisatawan lanjut
usia mancanegara ditentukan secara gabungan oleh variabel
kepuasan wisatawan citra destinasi dan motivasi eksternal
Variabel kepuasan wisatawan adalah variabel yang paling
menentukan loyalitas wisatawan jika dibandingkan dengan
variabel lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Yoon dan
Uysal (2003) dan Chi (2005)
Variabel kepuasan wisatawan lanjut usia mancanegara
ditentukan secara total oleh variabel citra destinasi sedangkan
motivasi eksternal dan motivasi internal tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan Variabel citra destinasi
memiliki peranan yang paling dominan dalam hubungannnya
dengan kepuasan wisatawan jika dibandingkan dengan variabel
lainnya Hasil pengujian ini sama dengan Chi (2005) Suradnya
(2005) dan Guliling dkk (2013)
Variabel citra destinasi dipengaruhi secara gabungan oleh
variabel motivasi eksternal Pengujian ini sama dengan Yoon
dan Uysal (2003) Suradnya (2005) dan Guliling dkk (2013)
Hubungan langsung yang negatif antara motivasi eksternal
dengan variabel kepuasan wisatawan bermakna bahwa variabel
motivasi eksternal memerlukan variabel mediasi yakni citra
destinasi untuk menghasilkan pengaruh yang positif terhadap
variabel kepuasan wisatawan Fakta ini didukung oleh hasil
pengujian pengaruh tidak langsung antara variabel motivasi
173
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
eksternal yang dimediasi oleh variabel citra destinasi yang menghasilkan pengaruh positif terhadap kepuasan wisatawan Hasil pengujian ini sama dengan temuan Yoon dan Uysal (2003) Chi (2005)
174
175
P
BAB XIV
ANALISIS DESKRIPTIF UNTUK SEGMENTASI PASAR WISATAWAN
141 Filosofi Segmen Pasar
asar bisa dibagi-bagi ke dalam kriteria-kriteria tertentu yang biasa disebut dengan segmen pasar Menurut Bagyono
(2003) segmen pasar adalah kelompok konsumen yang memiliki tuntutan kebutuhan akan produk dan pelayanan yang sama
Sedangkan menurut Kotler (2005) segmen pasar adalah kelompok besar yang diidentifikasi di dalam sebuah pasar dimana proses identifikasi yang dilakukan pada umumnya berdasarkan variabel geografi demografi psikografi dan prilaku konsumen
Menurut Kleinsteuber (2002) segmen pasar adalah bagian dari pasar secara keseluruhan Bagi setiap perusahaan pasar secara keseluruhan adalah perorangan dan atau organisasi yang membutuhkan produk mereka dan memiliki kemampuan untuk membelinya Segmen pasar terdiri dari pembeli potensial yang memenuhi kriteria-kriteria yang sama Kriteria-kriteria tersebut dapat berupa faktor demografi psikografi dan prilaku konsumen
1411 Segmentasi pasar
Menurut Lawrence (2000194) segmentasi pasar adalah proses dimana pasar dibagi menjadi para pelanggan yang terdiri atas orang-orang dengan kebutuhan dan karakteristik yang sama yang mengerahkan mereka untuk merespon tawaran produkjasa dan progam pemasaran strategis tertentu dalam cara yang sama
176
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Kotler (200285) memberikan batasan tentang segmentasi
pasar sebagai berikut ldquomarket segmentation is subdiving of the market info distinct subsets of customer where any subject may conceivably be selected as a target market to be reaches in a distinct marketing mixrdquo menurutnya yang dimaksud dengan segmentasi pasar adalah membagi-bagi pasar kedalam kelompokndashkelompok secara tegas dan tiap kelompok itu dipilih dan ditetapkan sebagai target pasar yang dipengaruhi dengan mengunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix) Segmen pasar yang biasa digunakan pakarndashpakar pemasaran yaitu
1) Geographic Segmentation
Segmentasi berdasarkan geografis adalah membagindashbagi pasar berdasarkan tempat atau wilayah dapat berupa suatu kuota kawasan atau Negara dimana kebutuhan dan keinginan bervariasi berdasarkan tempat tinggal mereka Sehingga perusahaan dalam memutuskan untuk beroperasi pada waktu wilayah geografis dengan memberikan variasi lokal Wilayah dan ukuran Wilayah dan ukuran merupakan
segmen yang bisa membantu perusahaan untuk menentukan pasar sasaran wilayah yang tepat bagi perusahaan
Kepadatan Kepadatan dapat disegmentasikan menjadi kelompok perkotaan pinggiran kota dan pedesaan
Iklim Iklim adalah salah satu segmen yang penting untuk diketahui perusahaan karena merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan segmentasi pasar
2) Demographic Segmentation Segmentasi berdasarkan variabel-variabel demografis merupakan dasar yang paling populer dalam membedakan pelanggan dikatakan demikian karena
177
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
keinginan preferensi dan tingkat pemakaian konsumen sering berhubungan dengan variabel-variabel demografis Alasan lainnya karena variabel-variabel demografi lebih mudah diukur dibandingkan dengan variabe-variabel lainya Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar Usia Kemampuan dan keinginan konsumen sejalan
dengan usia Dalam menerapkan segmen usia dapat membantu perusahaan dalam menentukan pasar
Jenis kelamin Segmentasi menurut jenis kelamin merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan
Penghasilan Penghasilan merupakan salah satu bentuk segmentasi pasar yang digolongkan oleh perusahaan dengan beberapa segmen misalnya masyarakat yang berpenghasilan rendah menengah dan tinggi
Pekerjaan Pekerjaan juga dapat menggolongkan pasar kedalam segmen pasar yaitu pegawai negeri pegawai swastam dan wiraswata
Pendidikan Segmen ini juga mendapat perhatian perusahaan karena produk yang nantinya dihasilkan oleh perusahaan haruslah sesuai dengan pendidikan konsumen dan dapat dimengerti
Jumlah keluarga Jumlah keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena besarnya keluarga akan mengubah kebutuhan akan akomodasi yang diperlukan
Siklus keluarga Siklus keluarga merupakan segmen yang perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan bisa menentukan sasaran yang tepat Biasanya perusahaan membedakan siklus keluarga atas status perkawinan dari konsumen yang ingin dituju
178
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Generasi Banyak penelitian yang kini mulai
memperhatikan segmentasi berdasarkan variabel
generasi Hal ini dilakukan karena adanya pemikiran
bahwa generasi dipengaruhi oleh lingkungan
dimana konsumen dibesarkan
3) Psychographic Segmentation
Segmentasi Psychographic membagi pembeli atas kelompokndashkelompok berdasarkan social class dan lifestyle Orangndashorang dalam kelompok demografik yang sama dapat dibagi dalam profil kelompok Psychographic yang berbeda satu dengan yang lainnya Kelompok social class pada dasarnya dibagindashbagi dalam kelompok kaya atau berpenghasilan tinggi dan berpenghasilan rendah Sedangkan tata cara hidup (life style) sering dijadikan alasan untuk memilih fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kelas dan kedudukannya Segmen life style ini memberikan kesempatan pada pemasar (marketer) untuk merencanakan target yang lebih akurat dan mempersiapkan fasilitas yang istimewa yang diinginkan Dalam segmen ini dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu yang berdasarkan gaya hidup dan kepribadian Gaya hidup pada segmen ini menunjukan
bagaimana cara konsumen baik secara individu maupun secara berkelompok terhadap konsumsi karena pengelompokan secara demografi akan menimbulkan gaya hidup yang berbeda-beda seperti kehidupan selebritis Oleh karena itu kelompok-kelompok yang seperti ini dapat dijadikan sasaran untuk produk-produk jenis baru karena setiap perubahan gaya hidup memiliki peluang bagi para pemasar
Kepribadian Kepribadian adalah segmen yang bisa menunjukkan pada sikap individu kepada
179
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
perusahaan dalam penentuan segmen pasar
4) Behavior Segmentation
Yaitu segmentasi yang membagindashbagi kelompok berdasarkan pengetahuan (knowledge) tingkah laku (attitude) penggunaan atau respon terhadap suatu produk tertentu Dalam segmen ini konsumen dibagi menjadi beberapa segmen yaitu Kejadian
Pembeli dapat dibedakan menurut kejadian saat mereka mengembangkan kebutuhan membeli suatu produk atau memakai suatu produk
Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dari konsumen dari produk yang dibeli berbeda-beda Dalam kaitanya dengan harga dan manfaat dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu mereka yang menganggap harga bersaing sebagai kepuasan yang dicari dan mereka yang lebih mengetengahkan kepuasan non harga
Status pemakaian Segmen ini dapat dibagi atas bukan pemakai bekas pemakai dan pemakai teratur Dari pembagian tersebut perusahaan dapat menentukan kelompok yang harus diperhatikan
Tahap kesiapan Pasar terdiri dari orang-orang dengan kesiapan yang berbeda-beda untuk membeli suatu produk Beberapa orang tidak menyadari keberadaan suatu produk beberapa menyadari beberapa orang menginginkan produk yang bersangkutan beberapa orang bermaksud untuk membeli
Sikap Beberapa kelompok dapat ditemukan dalam suatu
180
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
pasar yaitu sikap orang yang antusias sikap yang positif sikap yang acuh tak acuh sikap yang negatifdan sifat yang benci
Dari pengertian pada halaman sebelumnya dapat
dikemukakanbahwasegmentasipasarmerupakanpenggolongan
pasar yang terdiri dari bermacam-macam aspek menjadi lebih
spesifik atau homogen dengan golongan yang bervariasi
1412 Pola Segmentasi Pasar
Suatu proses segmentasi pasar selalu dikelompok- kelompokkan mengikuti pola yang telah ditentukan dengan demikian diharapkan proses identifikasi variabel yang sedang diteliti lebih mudah untuk didapatkan
MenurutKotler(2005)segmenpasardapatdibentukdengan banyak cara salah satunya adalah dengan mengidentifikasi segmen preferensi (pilihan) yang memunculkan tiga pola antara lain Preferensi homogen yaitu menunjukan suatu pasar
dimana semua perusahaan dapat mempraktekan progam pemasaran tunggal yaitu dengan memasarkan produk tunggal Seringkali perusahaan mencari manfaat yang berbeda untuk memunculkan kebutuhan yang berbeda dari jenis produk yang sama
Preferensi tersebar yaitu konsumen mungkin tersebar di seluruh bidang yang menunjukan preferensi konsumen sangat beragam
Preferensi terkelompok yaitu pasar mungkin menunjukan kelompok preferensi yang berbeda-beda yang dinamakan segmen pasar alami
Sedangkan menurut Swastha dan Irawan (200694) segmen
preferensi dibagi menjadi tiga pola yaitu
Preferensi yang homogen (homogoneous preferences)
181
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
menunjukan suatu pasar dimana semua konsumen itu secara kasar dapat dikatakan mempunyai preferensi yang sama (baik mengenai harga maupun kualitasnya)
Preferensi yang menyebar (diffused preferences) dimana preferensi konsumen dapat menyebar di dalam suatu product space tanpa menunjukan adanya konsentrasi Dalam hal ini konsumen mempunyai preferensi yang beda-beda tentang apa yang mereka inginkan dari produk tersebut
Preferensi berkelompok (clustered preferences) dimana kelompok-kelompok yang terdapat di dalam product space disebut segmen pasar mutual
1413 Segmentasi yang Efektif
Dalam menentukan segmentasi pasar harus bersifat efektif sehingga tidak menimbulkan kesukaran dalam menentukan strategi pemasaran berikutnya Menurut Kotler (2005238) agar dapat bermanfaat segmen pasar haruslah Dapat diukur dalam hal ini ukuran daya beli dan profit
segmen pasar dapat diukur Besar segmen cukup besar dan menguntungkan untuk
dapat dilayani suatu segmen harus merupakan kelompok yang homogen tersebar yang paling mungkin yang berharga untuk diraih dengan progam pemasaran yang dirancang khusus untuk mereka
Dapat diakses segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
Dapat dibedakan segmen-segmen secara konseptual dapat dipisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan progam bauran pemasaran yang berbeda
Dapat diambil tindakan progam-progam efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen- segmen tersebut
182
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Sedangkan menurut Kasali (2000139) segmentasi pasar yang baik adalah
Apakah segmen itu cukup besar Segmen yang dipilh hendaknya cukup potensial dalam arti besar pasarnya dapat menjamin kontinuitas produk sesuai dengan harga yang bersedia dibayar oleh konsumen
Apakah ada daya belinya Populasi yang besar dalam sebuah segmen belum menjamin keberhasilan daya beli dan kesediaan untuk membeli juga penting
Apakah dapat dibedakan dengan segmen lainya Apakah sudah ada pesaing lain yang menguasai segmen
itu Segmen yang menarik tidak selalu terbuka untuk semua pendatang Mereka sudah ada tersebut pada umumnya sudah memasang rintangan-rintangan kepada calon pendatang baru bentuknya ada berbagai macam seperti harga murah iklan yang gencar penggunaan bahan baku dan penggunaan teknologi yang baik
Apakah sumber daya yang memadai Sumber daya yang dimiliki perusahaan haruslah baik untuk dapat menjangkau pasar
1414 Strategi Pemilihan Pasar
Menentukan pasar sasaran dalam perusahan bukanlah hal yang mudah karena akan berdampak pada penjualan barang dan atau jasa yang akan dijual oleh perusahaan Berikut definisi dari beberapa ahli dalam strategi pemilihan pasar
Menurut Kleinsteuber (2002) dalam strategi manajemen pemasaran hal yang perlu diperhatikan dalam strategi penyusunan pasar
1) Market Targeting Proses mengidentifikasi dan menganalisis satu atau beberapa segmen pasar disebut strategi menentukan pasar Dalam istilah asing strategi menentukan pasar yang akan
183
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dibidik disebut sebagai market targeting Guna menentukan segmen mana yang akan memiliki potensi untuk dilayani secara menguntungkan diperlukan riset pemasaran Adapun kriteria yang digunakan Jumlah permintaan produk Kelayakan tiap segmen
pasar untuk dilayani secara khusus dipengaruhi oleh perkiraan jumlah produk tiap segmen pasar dan prospek pertumbuhanya beberapa tahun yang akan datang
Tingkat persaingan pasar Perlu dianalisis dan dikumpulkan adalah kekuatan dan kelemahan perusahaan-perusahaan pesaing utama
Perbandingan manfaat dan biaya Apabila manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang ditanggung ada baiknya perushaan mempertimbangkan melayani semua segmen pasar yang bersangkutan
Kekuatan dan kelemahan perusahaan Salah satu riset yang dilakukan perusahaan agar bisa bersaing dengan perusahaan lain
Tujuan usaha jangka menengah Bagaimanapun menariknyasegmenpasartertentuapabilaperusahaan menyamping dari tujuan jangka menengah segmen pasar tadi menjadi tidak menarik
Kemampuan menghimpun dan tambahan Untuk melayani segmen-segmen pasar secara khusus dana tamabahan dan karyaan untuk mengembangkan kegiatan produk
2) Market Positioning
Dengan membandingkan kekuatan dan kelemahan dengan perusahaan pesaing perusahaan dapat sebagai pemimpin pasar atau hanya sebagai berikut Dalam istilah asing menempatkan perusahaan diantara perusahaan lain yang
184
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
beroperasi disebut market positioning Penentuanya dapat dilakukan untuk produk perusahaan secara keseluruhan atau hanya pada jenis produk dan merek dagang tertentu yang diusahakan oleh perusahaan
3) Alternatif Strategi Pemilihan
Berdasarkan market targeting dan market positioning perusahaan dapat memilih empat alternatif strategi pemilihan pasar yaitu Mengerahkan seluruh sarana usaha kearah segmen
pasar terbesar Strategi pemilihan segmen pasar ini dilakukan dengan jalan menggerakan seluruh sarana usaha yang dimiliki perusahaan untuk merebut pembeli potensial disegmen pasar yang terbesar baik ditinjau dari potensi jumlah permintaan produk maupun dari sumbangan keuntungan dari perusahaan
Melayani beberapa segmen pasar tertentu Tiap segemen pasar yang dipilih dianggap dengan strategi pemasaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi mayoritas pembeli potensial dalam segmen pasar tersebut
Memusatkan diri pada beberapa segmen pasar yang menguntungkan dan memusatkan hasil produknya pada satu atau beberapa segmen pasar yang telah dikenal dan dianggap paling menguntungkan
Melayani seluruh segmen pasar yang ada Perusahan- perusahaan besar biasanya memiliki kemampuan menerapkan strategi pemasaran yang berbeda-beda pada setiap segmen pasar yang mereka layani
1415 Manfaat Segmentasi Pasar
Swastha (2006) mendefinisikan secara terperinci segementasi pasar dapat membantu manajemen dalam
185
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang
paling menguntungkan
Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan
pasar
Menentukan cara-cara promosi yang paling efektif bagi
perusahaan
Memilih media advertensi yang lebih baik dan menentukan
bagaimana mengalokasikan dana secara lebih baik ke
berbagai media
Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha
promosi
Sedangankan menurut Angiopora (2002113) segmentasi
pasar bermanfaat untuk
Para penjual atau perusahaan akan berada dalam posisi
yang lebih baik untuk mendapatkan (mengarahkan) serta
membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan
di dalam marketing
Perusahaan dapat menggunakan pengetahuanya terhadap
respon marketing yang berbeda-beda sehingga dapat
mengalokasikan budgetnya dengan lebih tepat sebagai
segmen
Perusahaan dapat mengatur lebih baik produknya dan
marketing appealnya
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat
segmentasi pasar adalah menyediakan produk sesuai dengan
permintaan pasar menentukan cara-cara promosi yang efektif
mengarahkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan
di dalam pemasaran dapat mengalokasikan anggaranya dengan
lebih tepat terhadap berbagai macam segmen dan agar dapat
mengatur waktu sebaik-baiknya dalam usaha promosi
186
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
1416 Target Pemasaran
Suatu tujuan yang amat penting dalam perencanaan pemasaran adalah menentukan metode yang dianggap penting untuk mencapai target yang sudah ditetapkan perusahaan Suatu target pasar terdiri dari top prospect yaitu orangndashorang yang hampir selalu melakukan pembelian produk tertentu Menurut Sulastyono (2001) disebutkan targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki
Kotler (2003) memberi batasan tentang target pemasaran sebagai berikut ldquotarget marketing is a process of evaluating each segmentsrdquo Jadi menurut Kotler target pemasaran adalah suatu proses mengevaluasi kebutuhan dan keinginan tiap segmen dan menyeleksi menandai satu atau beberapa segmen pasar
142 Alat Analisis Segmentasi Pasar
Untuk menjawab pokok permasalahan yang dikemukakan akan dijawab dengan teknik analisis sebagai berikut 1) Teknik Analisis Distribusi Frekuensi
Teknik analisis distribusi frekuensi digunakan untuk mengetahui jumlah dan prosentase mengenai variabel demografi geografi psikografi dan prilaku konsumen wisatawan yang menginap dan menggunakan jasa hotel sehingga diperoleh hasil dari masing-masing variabel melalui tabel-tabel yang dibuat berdasarkan hasil dari progam SPSS (Statistic Pharametrik) Setelah mengetahui hasil dari distribusi frekuensi selanjutnya dilkakukan teknik analisis tabulasi (cross tabulation)
2) Teknik Analisis Tabulasi Silang (Cross tabulation) Jika distribusi Frekuensi di atas hanya menerobos tiap- tiap variabel secara tersendiri maka dengan tabulasi silang akan membahas dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara diskriptif dan kemudian dijelaskan secara rinci sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik wisatawan yang menginap dan menggunakan
187
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
jasa hotel berdasarkan variabel demografi geografi dan psikografi dalam kaitanya dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan
3) Teknik analisis Chi-square Analisis chi-square digunakan untuk mengetahui signifikan atau ada tidaknya hubungan antara variabel demografi geografi dan psikografi dengan variabel prilaku konsumen yaitu manfaat yang diharapkan oleh wisatawan yang menginap yaitu dengan analisis deskriptif statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95 tingkat kesalahan 5 dan derajat kebebasan (df) dari 1 sampai 30 Menurut Lukas
(1997) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
(Fo-Fe) 2
X2 = sum mdashmdashmdashmdashmdash
Fe
(total baris 1) (total kolom 1)
Fe=mdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdashmdash
Total Jumlah
Keterangan X2 = Chi-square Fo = Frekuensi yang diobservasi Fe = Frekuensi yang diharapkan
143 Penentuan Variabel Segmentasi Pasar
1) Variabel Geografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor geografis seperti variabel wilayah yaitu Negara menunjukkan negara asal tamu yang menginap pada sebuah hotel
2) Variabel Demografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor demografis seperti usia jenis kelamin jumlah anggota keluarga dan status perkawinan
3) Variabel Psikografi yaitu identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan faktor-faktor psikografis seperti variabel motivasi menjelaskan hal-hal yang mendorong tamu pada sebuah hotel dalam melakukan
188
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
pembelian
4) Variabel Prilaku konsumen identifikasi tamu yang menginap pada sebuah hotel berdasarkan sikap atau tanggpan mereka terhadap produk yang ditawarkan oleh sebuah hotel seperti variabel manfaat yang dicari menjelaskan alasan tamu memilih menginap pada sebuah hotel dengan alternatifnya antara lain faktor lokasi fasilitas harga pelayanan ataupun keramahan
Tabel 141 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
No Variabel Indikator Definisi
1 V a r i a b e l Demografi
Usia(X1) Variabel usia adalah variabel yang berisi- kan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan usia wisatawan
J e n i s Kelamin(X2)
Variabel jenis kelamin adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan jenis kelamin wisatawan
S t a t u s Pernikahan(X3)
Variabel status pernikahan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan status pernikahan wisatawan
Pekerjaan(X4) Variabel pekerjaan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pekerjaan wisatawan
Pendapatan(X5) Variabel pendapatan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan pendapatan wisatawan
J u m l a h Keluarga(X6)
Variabel jumlah keluarga adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap pada sebuah hotel berkenaan dengan jumlah keluarga wisatawan
Pendidikan(X7) Variabel pendidikan adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan jenjang pendidikan wisatawan
2 V a r i a b e l Geografi
Negara Asal(X8) Variabel Negara Asal merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang menginap di Dhyana Pura Beach Resort berkenaan dengan Negara asal
189
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
No Variabel Indikator Definisi
3 V a r i a b e l Psikografi
Motivasi(X9) Variabel motivasi merupakan variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan motivasi
4 V a r i a b e l P e r i l a k u Konsumen
Manfaat(X10)
Variabel manfaat adalah variabel yang berisikan data-data wisatawan yang mengi- nap pada sebuah hotel berkenaan dengan manfaat yang dicari wisatawan lokasi fasil- itas harga dan pelayanan yang menjadi alas an tamu menginap pada sebuah hotel
Studi Kasus Penentuan Segmentasi Pasar
1) Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel
Demografi Karakteristik Responden dilihat dari demografi yang
terdiri dari variabel usia jenis kelamin status perkawinan pekerjaan pendapatan jumlah keluarga dan pendidikan responden yang menginap pada sebuah hotel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan bantuan progam komputer menghasilkan gambaran wisatawannya secara keseluruhan berdasarkan demografi akan diuraikan tabel seperti tabel berikut
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Demografi
No
Usia Jumlah
Orang Prosentase
1
15-20 tahun
21-30 tahun
31-40 tahun
41-50 tahun
gt50 tahun
2
11
58
24
5
20 110
580
240 50
Total 100 1000
190
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
2
Jenis Kelamin Pria
Wanita 65
35 650
350 Total 100 1000
3
Status Perkawinan Menikah
Tidak menikah 63
37
100
630
370
1000 Total
4
Pekerjaan Pelajar
PegawaiKaryawan
Wiraswata
Dan lainnya
3
63
18
16
30
630
180
160 Total 100 1000
5
Pendapatan ltUS$1000
US$1000-US$2500
gtUS$2500
36
53
11
360
530
110 Total 100 1000
6
Jumlah Keluarga 1-2 orang
3-4 orang
gt5 orang
70
25
5
700
250
50 Total 100 1000
7
Pendidikan SD
SLTP
SMA
Perguruan Tinggi
1
2
17
80
10
20
170
800 Total 100 1000
5) Karakteristik Responden Berdasarkan Geografi
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Geografi
Negara Asal Jumlah
Orang Prosentase a Indonesia
b Belanda 38
36 380
360
191
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
c Australia
d Amerika Serikat
e China
f Jerman
g Perancis
h Dan lainnya
6
4
1
8
2
5
60
40
10
80
20
50 Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
karakteristik responden berdasarkan geografi menurut negara asal wisatawan yang menginap paling banyak berasal dari Indonesia yaitu 380 berikutnya berasal dari Belanda 360 8 berasal dari Jerman Australia 60 40 dari Amerika Serikat Prancis 20 China 10 dan dari negara-negara lain diluar itu sebanyak 50
6) Karakteristik Responden Berdasarkan Psikografi
Untuk karakteristik responden berdasarkan variabel psikografi dapat dilihat pada tabel berikut
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Psikografi
Motivasi perjalanan Jumlah
Orang Prosentase a Rapat
b Bisnis
c Paket Wisata
d Liburan
e Pendidikan
f Dan lainnya
5
5
28
57
4
1
50
50
280
570
40
10 Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
karakteristik responden berdsarkan psikografi dilihat dari motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan 570 adalah untuk Liburan 280 adalaha Paket Wisata 50 untuk Rapat 50 mempunyai tujuan Bisnis 50
192
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
untuk Pendidikan dan 10 sisanya adalah tujuan diluar yang sudah disebutkan
4) Karakteristik Responden Berdasarkan Prilaku
Konsumen Untuk karakteristk responden berdasarkan varibel
prilaku konsumen dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel
Prilaku Konsumen
Manfaat yang dicari Jumlah
Orang Prosentase a Lokasi Strategis
b Pelayanan Cepat
c Fasilitas Lengkap
d Kebersihan Hotel
e Harga Terjangkau
49
6
34
6
5
490
60
340
60
50 Total 100 1000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan prilaku konsumen dilihat dari manfaat yang dicari sebagian besar wisatawan memilih lokasi yang strategis yaitu sebesar 490 berikutnya fasilitas yang lengkap sebesar 340 pelayanan yang cepat sebanyak 60 60 adalah kebersihan hotel dan yang paling sedikit adalah harga yang terjangkau yaitu sebesar 50
5) Hubungan Antara Variabel Demografi dengan Variabel
Prilaku Konsumen Berikut diuraikan hubungan antar variabel Demografi
responden dalam hal ini wisatawan pada sebuah hotel dengan manfaat yang dicari secara rinci sebagai berikut
Variabel Usia
Usia wisatawan menggambarkan tingkat kedewasaan seseorang yang juga berpengaruh pada
193
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
kesetiaan seseorang terhadap suatu produk Berdasarkan usia responden terhadap manfaat yang dicari dari 100 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini
Hubungan Usia terhadap Manfaat yang dicari Responden
pada sebuah hotel di Bali Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayan- an yang
cepat
Fasilitas yang
lengkap
Keber- sihan hotel
Harga yang ter- jangkau
Total
Usia 15-20 Count 1 0 1 0 0 2 within
Usia 500 0 500 0 0 1000
21-30 Count 5 2 4 0 0 11
within
Usia 455 182 364 0 0 1000
31-40 Count 29 1 22 4 2 58
within
Usia 500 17 379 69 34 1000
41-50 Count 11 2 7 1 3 24
within
Usia 458 83 292 42 125 1000
gt50 Count 3 1 0 1 0 5
within
Usia 600 200 0 200 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Usia 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang terbanyak
dicari berdasarkan usia adalah lokasi yang strategis sebanyak
490 yang berikutnya adalah fasilitas yang lengkap yaitu
340 selanjutnya kebersihan hotel sebanyak 60 60 memilih pelayanan yang cepat dan harga yang terjangkau sebanyak 50
Bila dikelompokan pilihan mereka berdasarkan usia dari 100 orang responden yang berusia 15 sampai 20 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebagai pertimbangan utama hal ini ditunjukan oleh besarnya prosentase sebesar 500 500 sedangkan responden dengan kelompok usia antara 21 sampai dengan 30 tahun cenderung memilih faktor lokasi hotel yang
194
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yaitu 455 dan 364
Untuk kelompok usia 31 sampai 40 tahun cenderung mempunyai pilihan tersebar yaitu lokasi hotel yang strategis 500 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 379
Untuk kelompok usia antara 41 tahun sampai dengan 50 tahun pilihan manfaat mereka dengan urutan sebagai berikut lokasi hotel yang strategis 458 fasilitas hotel yang lengkap yaitu 292 dan harga yang terjangkau 125 Sedangkan untuk responden dengan kelompok usia lebih dari 50 tahun memilih manfaat lokasi hotel yang strategis yaitu sebanyak 60
Variabel Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dapat ditentukan pilihan wisatawan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel Untuk selengkapnya distribusi responden berdasarkan jenis kelamin terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubugan Jenis Kelamin terhadap Manfaat yang dicari Re-
sponden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari
Lokasi yang
strategis
Pelayan- an yang
cepat
Fasilitas
yang lengkap
Keber- sihan hotel
Harga yang
terjang- kau
Total Jenis Kelamin
Pria Count
within JenisKel- amin
35
538
2
31
24
369
1
15
3
46
65
1000
Wan- Count ita within
JenisKel- amin
14
400
4
114
10
286
5
143
2
57
35
1000
Total Count within JenisKel- amin
49
490
6
60
34
340
6
60
5
50
100
1000
195
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden
manfaat yang dicari dari sebuah hotel berdasarkan variabel jenis kelamin menunjukan bahwa pria 538 memilih lokasi hotel yang strategis urutan berikutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap 369 Sedangkan responden wanita manfaat yang dicari terdistribusi pada pilihan yaitu harga lokasi hotel yang strategis 400 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 286
Status Perkawinan
Berikut distribusi responden berdasarkan status perkawinannya terhadap manfaat yang dicari pada Dhyana Pura Beach Resort seperti pada tabel berikut
Tabel Hubungan Status Perkawinan terhada Manfaat yang
Dicari responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari Lokasi yang strat- egis
Pe- layanan
yang cepat
Fasilitas yang
lengkap
Keber- sihan hotel
Harga yang
terjang- kau
Total
Status Perkaw- inan
Menikah Count
within Status Perkaw- inan
30
476
4
63
21
333
4
63
4
63
63
1000
Tidak Count Menikah within
Status Perkaw- inan
19
514
2
54
13
351
2
54
1
27
37
1000
Total Count within Status Perkaw- inan
49
490
6
60
34
340
6
60
5
50
100
1000
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden
berdasarkan status perkawinan terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa wisatawan yang sudah
196
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
menikah memiliki distribusi pilihan manfaat 476 memilih lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 333
Proporsi responden wisatawan yang belum menikah terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukan bahwa pilihan yang terbanyak adalah lokasi hotel yang strategis 514 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 340
Pekerjaan
Pekerjaan mencerminkan status sosial ekonomi dan keluarganya melakukan jenis perkerjaan seseorang dapat dapat diperoleh gambaran status sosialnya di masyarakat yang berpengaruh pula pada pemilihan jenis produk dan pelayanannya Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pekerjaan terhadap Manfaat yang dicari Re-
sponden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari
Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang
strategis
layanan yang cepat
tas yang leng- kap
sihan hotel
yang terjang-
kau
Pekerjaan Pelajar Count 1 0 2 0 0 3
within
Pekerjaan 333 0 667 0 0 1000
Pe- gawai
Wiras- wata
Dan
Count 31 2 25 3 2 63 within
Pekerjaan 492 32 397 48 32 1000
Count 7 3 4 1 3 18 within
Pekerjaan 389 167 222 56 167 1000
Count 10 1 3 2 0 16
lainnya within Pekerjaan
625 62 188 125 0 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100 within
Pekerjaan 490 60 340 60 50 1000
197
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden
berdasarkan yang pekerjaan dirtekuni terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang berstatus pelajar pilihan terhadap manfaat yaitu fasilitas hotel yang lengkap yaitu 667 dan lokasi hotel yang strategis sebanyak 333
Untuk kelompok responden yang berprofesi sebagai pekerjakaryawan manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi yang strategis 492 dan pilihan berikutnya pada fasilitas hotel yang lengkap yaitu 397
Untuk responden yang menekuni pekerjaan sebagai pebisniswiraswasta pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis sebesar 389 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 222
Sedangkan responden yang berprofesi selain yang sudah disebutkan diatas memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 625 dan fasilitas hotel yang lengkap 188
Secara umum berdasarkan pekerjaan wisatawan yang menginap pada sebuah hotel 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 karena harga yang terjangkau
Pendapatan
Pendapatan responden mengungkapkan berapa rata-rata total perbulan pendapatan dari pekerjaan yang ditekuni sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendapatan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendapatan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
198
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tabel Hubungan Pendapatan terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari
Lokasi Pe- Fasili- Keber- Harga Total yang strat- egis
layan- an
yang cepat
tas yang leng- kap
sihan hotel
yang ter-
jang- kau
Penda- patan
ltUS$1000 Count 19 3 13 1 0 36
within Pendapa- tan
528 83 361 28 0 1000
US$1000- US$2500
Count 26 3 17 5 2 53 within Pendapa- tan
491 57 321 94 38 1000
gtUS$2500 Count 4 0 4 0 3 11 within Pendapa- tan
364 0 364 0 273 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100 within Pendapa- tan
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan tingkat
pendapatan responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang berpendapatan kurang dari US$1000bulan pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari pada lokasi hotel yang strategis 528 dan fasilitas hotel yang lengkap sebanyak 361
Untuk wisatawan yang berpendapatan antara US$1000 sampai dengan US$2500 pilihan mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis yaitu 491 dan lokasi hotel yang terjangkau 321
Sedangkan untuk wisatawan yang berpenghasilan di atas U$2500 pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase yang sama yaitu 364
199
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Jumlah Keluarga Jumlah keluarga responden adalah berapa banyak jumlah keluarga dari responden yang ikut menginap pada sebuah hotel Hal ini mempengaruhi juga dalam pemilihan manfaat yang dicari dalam menentukan produk dan pelayanan yang diingikan Hubungan antara jumlah keluarga dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Jumlah Keluarga terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari Lokasi Pelayanan Fasilitas Keber- Harga Total
Jumlah
1-2 Count
yang strategis
yang cepat
yang lengkap
sihan hotel
yang ter-
jang- kau
Kelu- arga
within Jumlah Keluarga
36 6 23 3 2 70 514 86 329 43 29 1000
3-4 Count 10 0 10 2 3 25 within Jumlah Keluarga
400 0 400 80 120 1000
gt5 Count 3 0 1 1 0 5 within Jumlah Keluarga
600 0 200 200 0 1000
To- tal
Count 49 6 34 6 5 100
within Jumlah Keluarga
490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas terlihat hubungan jumlah
keluarga responden terhadap manfaat yang dicari menunjukan bahwa wisatawan yang jumlah keluarganya 1 sampai dengan 2 orang yang menginap pada sebuah hotel pilihan terbanyak terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 514 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 329
200
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Untuk wisatawan yang jumlah keluarganya 3 sampai
dengan 4 orang pilihan manfaat yang dicari oleh mereka yaitu paling banyak pada manfaat lokasi yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan prosentase jumlah yang sama besar yaitu 400
Sedangkan untuk wisatawan yang jumlah keluarganya lebih dari 5 orang pilihan manfaat yang mereka cari yang terbanyak pada lokasi hotel yang strategis sebesar 600 dan berikutnya fasilitas hotel yang lengkap dan kebersihan hotel dengan proporsi yang sama besar yaitu 200
Pendidikan
Pendidikan responden mengungkapkan tingkat pendidikan apa yang telah ditempuh oleh responden sehingga dapat menggambarkan bagaimana tingkat pendidikan tersebut berperan dalam menentukan pilihan terhadap produk dan pelayanan yang diinginkan Hubungan pendidikan responden dengan manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel Hubungan Pendidikan terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
ManfaatYangDicari Lokasi Pelayan- Fasilitas Keber- Harga Total yang
strategis an yang
cepat yang
lengkap sihan hotel
yang ter- jangkau
Pen- didikan
SD Count 1 0 0 0 0 1
within
Pendidikan 1000 0 0 0 0 1000
SLTP Count 1 0 1 0 0 2
within
Pendidikan 500 0 500 0 0 1000
SMA Count 6 1 5 3 2 17
within
Pendidikan 353 59 294 176 118 1000
Pergu- Count 41 5 28 3 3 80 ruan within
Tinggi Pendidikan 512 62 350 38 38 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within
Pendidikan 490 60 340 60 50 1000
201
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Berdasarkan tabel di atas proporsi terbanyak responden
berdasarkan jenjang pendidikan yang telah ditempuh terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel menunjukkan bahwa untuk wisatawan yang latar belakang pendidikannya sampai Sekolah Dasar (SD) pilihan terhadap manfaat yaitu lokasi hotel yang strategis yaitu sebesar 1000
Untuk kelompok responden yang latar belakang pendidikannya sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) manfaat terbanyak yang dipilih adalah lokasi hotel yang strategis dan fasilitas hotel yang lengkap dengan proporsi jumlah yang sama besar yaitu 500
Untuk responden yang latar belakang pendidikanya sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) pilihan utama terhadap manfaat yang dicari adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 353 dan fasilitas hotel yang lengkap yaitu 294
Sedangkan responden yang latar belakang pendidikan terakhirnya sampai dengan Perguruan Tinggi memiliki pilihan manfaat lokasi yang strategis 512 dan fasilitas hotel yang lengkap sebesar 350
Hubungan Antara Variabel Geografi dengan Variabel Prilaku
Konsumen Dilihat dari Negara mana wisatawan berasal distribusi
pilihan mereka terhadap manfaat yang dicari dapat dilihat pada tabel berikut
202
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tabel Hubungan Negara Asal terhadap Manfaat yang dicari
Responden pada sebuah hotel
Manfaat Yang Dicari Lokasi Pe- Fasilitas Keber- Harga Total yang strat- egis
layanan yang cepat
yang lengkap
sihan hotel
yang terjang-
kau Negara Indone- Count
21 3 12 2 0 38 Asal sia
within
Negara Asal 553 79 316 53 0 1000
Belanda Count 19 1 13 1 2 36
within Negara Asal
528 28 361 28 56 1000
Austra- Count 3 1 2 0 0 6 lia within 500 167 333 0 0 1000
1 0 2 0 1 4
250 0 500 0 250 1000
0 0 0 1 0 1
0 0 0 1000 0 1000
Negara Asal Amer- Count ika within Serikat Negara Asal China Count within Negara Asal Jerman Count 4 0 2 1 1 8
within Negara Asal 500 0 250 125 125 1000
Peran- Count 0 0 1 1 0 2 cis within
Negara Asal 0 0 500 500 0 1000
Dan Count 1 1 2 0 1 5 lainnya within
Negara Asal 200 200 400 0 200 1000
Total Count 49 6 34 6 5 100
within Negara Asal 490 60 340 60 50 1000
Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan manfaat yang paling banyak dijadikan pertimbangan berdasarkan negara asal wisatawan yang menginap pada sebuah hotel adalah sebagai berikut 490 memilih lokasi yang strategis 340 karena fasilitas hotel yang lengkap 60 karena kebersihan hotel 60 karena pelayanan yang cepat dan 50 harga yang terjangkau
203
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Tujuan
Rapat
Count
Lokasi yang
strategis
Pelaya- nan yg cepat
Fasilitas yang
lengkap
Keber- sihan hotel
Harga yang ter- jangkau
Total
Per- jalanan
within
3 1 1 0 0 5
Tujuan 600 200 200 0 0 1000
Bisnis Perjalanan Count
1
1
1
0
2
5
within Tujuan 200 200 200 0 400 1000
Paket Perjalanan Count
17
0
9
2
0
28
Wisa- ta
within Tujuan
607
0
321
71
0
1000
Libur- Perjalanan Count
25
4
21
4
3
57 an within
Tujuan
439
70
368
70
53
1000
Pen- Perjalanan Count
2
0
2
0
0
4 didi-
kan within Tujuan
500
0
500
0
0
1000
Dan Perjalanan Count
1
0
0
0
0
1
lain- nya
within Tujuan
1000
0
0
0
0
1000
Total Perjalanan Count
49
6
34
6
5
100 within
Tujuan
490
60
340
60
50
1000
Perjalanan
Hubungan Antara Variabel Psikografi dengan Variabel Prilaku Konsumen
Motivasi perjalanan yang dilakukan wisatawan tentu tidak sama ada yang memiliki motivasitujuan berlibur rapat bisnis dan lain sebagainya Hubungan antara motivasi perjalanan wisatawan terhadap manfaat wisatawan terhadap manfaat yang dicari dalam menjatuhkan pilihan untuk menginap di sebuah hotel bisa dilihat dari tabel berikut
Tabel Hubungan Tujuan Perjalanan terhadap Manfaat yang
dicari Responden pada sebuah hotel Manfaat Yang Dicari
204
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Dari tabel di atas terlihat bahwa wisatawan yang memiliki
motivasi Rapat 600 memilih lokasi hotel yang strategis dan dengan prosentase pilihan 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap dan pelayanan yang cepat
Untuk tujuan bisnis manfaat yang mereka cari adalah harga yang terjangkau yaitu 400 dan dengan prosentase yang sama besar yaitu 200 memilih fasilitas hotel yang lengkap pelayanan yang cepat dan lokasi hotel yang strategis Sedangkan responden yang tujuannya paket wisata manfaat yang mereka cari adalah lokasi yang strategis dengan prosentase 607 dan selanjutnya adalah fasilitas hotel yang lengkap prosentase 321
Motivasi terbanyak adalah berlibur dan pertimbangan manfaat yang dipilih untuk menginap di Dhyana Pura Beach Resort adalah lokasi hotel yang strategis yaitu 439 dan fasilitas hotel yang lengkap 368
Untuk wisatawan yang mempunyai tujuan pendidikan memilih manfaat untuk menginap adalah lokasi yang strategis dan fasilitas yang lengkap dengan prosentase 500 Dan yang terakhir adalah wisatawan dengan tujuan diluar tujuan yang telah disebutkan memilih manfaat dari Dhyana Pura Beach Resort sebagai tempat menginap dengan alasan 1000 lokasi hotel yang strategis
Karakteristik Responden dalam Kaitanya dengan Manfaat
yang Dicari
Menjawab pokok permasalahan kedua yaitu mengenai
hubungan antara variable demografi geografi dan psikografi
responden terhadap manfaat yang dicari pada sebuah hotel
maka analisis dilakukan dengan menggunakan analisis Chi-
Square
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat
diuraikan seperti pada tabel berikut
205
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
No
Variabel Uji
2
Hitung
2
Tabel
df
α
Asymp Sig
(2-sided)
Hubungan
1
Manfaat yang dicari dengan usia
15474
2630
16
005
0490 Tidak Sig-
nifikan
2
Manfaat yang dicari dengan jenis kelamin
10218
949
4
005
0037
Signifikan
3
Manfaat yang dicari dengan status perkaw- inan
0778
949
4
005
0941
Tidak Sig-
nifikan
4
Manfaat yang dicari dengan perkerjaan
16667
2103
12
005
0163 Tidak Sig-
nifikan
5
Manfaat yang dicari dengan pendapatan
16781
1551
8
005
0032
Signifikan
6
Manfaat yang dicari dengan jumlah keluarga
9258
1551
8
005
0321 Tidak Sig-
nifikan
7
Manfaat yang dicari dengan pendidikan
8728
2103
12
005
0726 Tidak Sig-
nifikan
8
Manfaat yang dicari dengan Negara Asal
40903
4134
28
005
0055 Tidak Sig-
nifikan
9
Manfaat yang dicari dengan motivasi
24548
3642
20
005
0219 Tidak
Signifikan
Tabel Hubungan antara variabel Demografi Geografi dan Psikografi terhadap variabel manfaat yang dicari pada sebuah
hotel
X X
Sumber Hasil Penelitian X2 hitung gt X2 tabel = signifikan
Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan hubungan
antara tujuh variabel demografi satu variabel geografi dan satu
variabel psikografi dengan manfaat yang dicari
Dari hasil perbandingan antara nilai Chi-Square hitung
dengan Chi-Square tabel serta tingkat signifikan yang dicapai
terbukti bahwa sembilan variabel yang diteliti dan diuji hanya
dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu
206
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Variabel Jenis Kelamin wisatawan terhadap manfaat
yang dicari pada sebuah hotel berpengaruh signifikan
dimana chi-square hitung lebih besar dari chi-square tabel
(10218gt949) dengan tingkat signifikan 0037lt005 yang
membuktikan bahwa manfaat yang dicari seseorang untuk
menginap pada sebuah hotel memiliki kecenderungan
dipengaruhi oleh jenis kelamin mereka
Variabel Pendapatan responden terhadap manfaat yang
dicari pada sebuah hotel adalah signifikan di mana chi-
square hitung lebih besar dari chi-square tabel (16781gt1551)
dengan tingkat signifikan 0032lt005
207
A
BAB XV
REGRESI DAN KORELASI PADA JASA PARIWISATA DAN PERHOTELAN
151 Pengertian Tentang Hubungan Linier Antara dua
Variabel nalisis tentang distribusi pasangan variabel disebut dengan istilah analisis bivariat Analisis tersebut membutuhkan
data yang terdiri dari dua kelompok hasil observasi atau pengukuran Data sedemikian itu dapat diperoleh dari berbagai bidang kegiatan yang menghasilkan pasangan observasi pengukuran sebanyak n yang dinyatakan sebagai (Xi Yi) dimana i = 1 2 n Variabel X mungkin saja berupa tingkat hunia kamar pada sebuah hotel sedangkan variabel Y merupakan penjualan makanan dan minuman dalam periode tertentu Pada dasarnya hubungan antara variabel X dan Y umumnya berkisar pada dua hal yang kadang-kadang sulit untuk dibedakan a) Mencari bentuk persamaan yang sesuai untuk meramal
(memprediksi) rata-rata Y bagi X tertentu atau rata-rata X bagi Y tertentu Permasalahan ini disebut dengan istilah regresi dimana terdapat variabel tergantung (dependen variable biasanya dinyatakan dengan notasi Y) dan variabel bebas (independent variable biasanya dinyatakan dengan notasi X)
b) Mengukur tingkat asosiasi (keterkaitan) atau korelasi antara variabel X dan variabel Y Tingkat asosiasi tersebut tergantung pada pola variasi atau inter-relasi yang bersifat simultan dari variabel X dan Y Variasi ini merupakan variasi gabungan (joint variation) dari X dan Y dan pengukurannya merupakan permasalahan Batas hubungan antara X dan
208
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
b
Y dapat dinyatakan dalam 2 kemungkinan Kemungkinan pertama adalah X dan Y (korelasi sempurna) sedangkan kemungkinan kedua adalah X dan Y (tidak berkorelasi) Variabel X dan Y dianggap berasosiasi secara statistik bila tingkat hubungannya terdapat diantara kedua batas tersebut
152 Cara Penerapan Garis Regresi
Garis linier yang terbentuk melalui titik-titik koordinat diagrtam pencar seringkali dinamakan (estimating line) Jika garis tersebut digambarkan dalam diagram pencar dengan menggunakan metode kuadrat minimum (least square) maka kita akan memperoleh garis regresi Y terhadap X garis regresi tersebut memiliki persamaan
Yi = a+bX Dimana konstanta a dan b dicari dengan persamaan berikut
( Y b X )
n XY X Y
a
n
n X 2
(
X ) 2
dimana n = jumlah pasang observasi atau pengukuran Koefisien di atas dinamakan ko-efisien regresi
153 Koefisien Korelasi
Pengukuran korelasi sampel diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian XrsquoYrsquo untuk semua nilai-nilai observasi dan mengrata-ratakannya dengan pembagi n Jika Xrsquo dan Yrsquo masing-masing dinyatakan dalam unit deviasi standar-nya maka akan diperoleh pengukuran korelasi yang bebas dari unit asal Pengukuran tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut
209
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
n s n s y
1 n X i Y i
atau 1 n Xi
X Yi Y
r i 1 s x
y
r i 1 s x
Perumusan di atas sering dinamakan ko-efisien korelasi Pearson atau dalam istilah asing disebut Product Moment Co-efficient of Correlation Secara sederhana rumus tersebut dapat ditulis menjadi
r=(nΣXY - sumXsumY) radic(nΣXsup2-(sumx)sup2) radic(nΣYsup2-(Σy)sup2)
Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari ndash1 melalui 0 hingga
+1 Jika r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau bahkan tidak terdapat hubungan sama sekali
154 Uji Hipotesi T-test
Uji T atau T-test Analisis ini digunakan untuk mengetahui dan membuktikan kembali apakah hubungan yang terjadi antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) memang benar-benar diperoleh atau secara kebetulan
Menurut Sugiyono (2004184) hal ini dapat dibuktikan dengan rumus T-test
Keterangan
T-test = Koefisien t-test r = Koefisien korelasi n = jumlah data
210
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut
a) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternative (Ha)
Ho b lt 0 ini berarti secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
Ha b gt 0 secara parsial variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikatnya
b) Menentukan level of significant () yang mana dalam penelitian ini adalah sebesar 5 sehingga tingkat kebenaran (significant) dalam penelitian ini adalah sebesar 95
c) Penentuan df (Degree of freedom) dilakukan menggunakan persamaan
dimana
df = degree of freedom n = jumlah responden dan k = jumlah variable bebas
d) Menentukan kriteria pengujian
Ho diterima bila tHitung
tTabel
Ho ditolak bila tHitung
gt tTabel
Keputusan t
hitung dibandingkan t
tabel apabila t
hitung lebih
besar dengan ttabel
nilai maka keputusan menolak
hipotesis nol (Ho) dan menerima hipotesis alternatife
(Ha) Ini berarti terdapat pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat sebaliknya jika nilai thitung
211
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
lebih kecil dengan nilai t
tabel maka keputusan menerima
hipotesis nol (Ho) dan menolak hipotesis alternative (Ha) yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat Sugiyono (2004)
Studi Kasus Analisis Regresi dan Korelasi Pada Sebuah
Hotel Pengaruh Biaya Advertising dan Biaya Personal Selling Terhadap Total Pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta Bali
Biaya Advertising (X1) Biaya Personal Selling (X2) dan Total
Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali Periode Tahun 2005 - 2009
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Janrsquo05 1100000 1555000 529600000 Febrsquo05 1215000 1578000 701455118 Marrsquo05 1280000 1943000 727650753 Aprrsquo05 1700000 3856000 924567966 Meirsquo05 1795000 4157000 942012397 Junrsquo05 1800000 4750000 957789113 Julrsquo05 1960000 5353000 1121749036
Agursquo05 1967000 5600000 1135892433 Seprsquo05 2050000 5695000 115800000 Oktrsquo05 7950000 9560000 1677234986 Novrsquo05 7564000 9542000 1555169000 Desrsquo05 6785000 9500000 1554169500 Janrsquo06 4650000 8250000 1432555789 Febrsquo06 4710000 8300000 1436199045 Marrsquo06 4777000 8450000 1444768309 Aprrsquo06 3125000 6400000 1251315000 Meirsquo06 3200000 6450000 1256857077 Junrsquo06 3250000 6500000 1263349700 Julrsquo06 1285000 2254000 777987098
Agursquo06 1300000 2350000 798960396 Seprsquo06 1352000 2400000 798999015 Oktrsquo06 1830000 4845000 983987567 Novrsquo06 1845000 4870000 994500000
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Bulan X1 (Rp) X2 (Rp) Y (Rp) Desrsquo06 1850000 4899000 999440000 Janrsquo07 2170000 5700000 1200889765 Febrsquo07 2185000 5750000 1214073785 Marrsquo07 2430000 5770000 1222234777 Aprrsquo07 3550000 6700000 1267435000 Meirsquo07 3570000 7230000 1268689160 Junrsquo07 3665000 7250000 1278266099 Julrsquo07 4860000 8465000 1445748500
Agursquo07 5200000 8560000 1454999810 Seprsquo07 5445000 9100000 1456888071 Oktrsquo07 1370000 2670000 850850000 Novrsquo07 1450000 2700000 862875000 Desrsquo07 1475000 3777000 879555129 Janrsquo08 1860000 4995000 999989543 Febrsquo08 1875000 5005000 1050222897 Marrsquo08 1879000 5110000 1070366595 Aprrsquo08 2500000 5875000 1225120000 Meirsquo08 2580000 5875500 1234432987 Junrsquo08 2595000 5880000 1234897910 Julrsquo08 3694000 7430000 1288328340
Agursquo08 3800000 7555000 1324378542 Seprsquo08 3815000 8230000 1326970123 Oktrsquo08 1477000 3785000 884899844 Novrsquo08 1500000 3785500 894064287 Desrsquo08 1655000 3800000 916300083 Janrsquo09 1888000 5200000 1083708670 Febrsquo09 1948000 5235000 1100998878 Marrsquo09 1950000 5321000 1103290695 Aprrsquo09 2685000 5900000 1240600075 Meirsquo09 2850000 6010000 1247999550 Junrsquo09 2950000 6155000 1247999660 Julrsquo09 3850000 8240000 1342789985
Agursquo09 4312000 8245000 1373455512 Seprsquo09 4600000 8246000 1413456987 Oktrsquo09 5980000 9245000 1470799785 Novrsquo09 6000000 9444000 1533688006 Desrsquo09 6530000 9489000 1533688146
212
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
213
VTerikat VBebas r parsial B Beta t-hitung Sig Biaya Advertising
(X1)
0066 4748 0032 0498 0620
Biaya Personal Selling
(X2)
0888 106661 0950 14572 0000
1) Analisis Hubungan Biaya Advertising (X
1) dan Biaya
Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y)
pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Teknik analisis yang akan digunakan untuk menganalisis
data yang telah dikumpulkan guna menjawab
permasalahan yang telah dikemukakan pada bab I
adalah analisis statistik dengan menggunakan program
komputer SPSS 12 Adapun hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut
Hasil Analisis Statistik Hubungan Biaya Advertising (X1) dan
Biaya Personal Selling (X2) Terhadap Total Pendapatan (Y) Pada
Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Pendapa-
tan (Y)
R 0980 D 0960 T-Tabel 20025 Konstanta 517468298259 Persamaan Regresi Y = 517468298259 + 4748X
1 + 106661X
2
F ndash hitung 691773 F ndash tabel 31588
Hasil Olahan SPSS
2) Analisis Korelasi Parsial Biaya Advertising (X
1)
Terhadap Total Pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan
secara parsial antara biaya advertising (X1) dengan
total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
Besarnya koefisien korelasi parsial (r ) dapat diketahui
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
214
dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu 0066 Karena koefisien korelasi (r ) bertanda positif maka hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya berdasarkan kriteria interprestasi koefisien korelasi (r ) menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi parsial berada diantara 000 ndash 1199 berarti bahwa secara parsial
biaya advertising (X1) mempunyai hubungan positif
namun sangat rendah dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
3) Uji T (T-test)
Untuk hipotesis pertama yaitu diduga ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah 1) Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya advertising terhadap pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
2) Menentukan Tingkat Kepercayaan Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025 Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai thitung = 0498 Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka disajikan gambar 42 daerah
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
215
penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 132 terlihat
bahwa nilai t hitung didapat sebesar 0498 sedangkan
T tabel sebesar 20025 dengan demikian t hitung berada
didaerah penerimaan Ho jadi Ho diterima dan Ha
ditolak Hal ini berarti bahwa dalam keadaan biaya
personal selling (X2) konstan secara statistik pada (α) =
5 biaya advertising (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
4) Analisis Korelasi Parsial Antara Biaya Personal selling
Terhadap Total Pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta
Bali
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan secara parsial antara biaya personal selling
(X2) dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara
Kuta ndash Bali Besarnya koefisien korelasi parsial (r )
dapat diketahui dari hasil perhitungan SPSS 12 yaitu
0888 Karena koefisien korelasi r bertanda positif maka
hubungan yang terjadi adalah searah selanjutnya
berdasarkan kriteria interpretasi koefisien korelasi (r )
menurut Riduwan (2005228) maka koefisien korelasi
parsial berada diantara 080 ndash 1000 berarti bahwa secara
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
216
parsial biaya advertising (X
1) mempunyai hubungan
positif yang sangat kuat dengan total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali
5) Uji T (T test)
Untuk hipotesis kedua ada pengaruh secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali Adapun langkah-langkahnya adalah Formulasi Hipotesis
Ho β = 0 Tidak ada pengaruh secara parsial dan signifikan
antara biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β ne 0 Ada pengaruh secara parsial dan
signifikan antara
biaya personal selling terhadap
total pendapatan pada Hotel
Mutiara Kuta - Bali
Menentukan Tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 Uji sisi kanan DF = n ndash k DF = 60 ndash 3 = 57 jadi TTabel = 2 0025
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila -2 t 2 Ho ditolak bila -2 gt t gt 2
Nilai t = 14572
Kesimpulan
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diujikan maka
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
217
disajikan gambar 43 daerah penerimaan dan penolakan Ho
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Berdasarkan analisis t test dan gambar 134 terlihat
bahwa nilai T hitung didapat sebesar 14572 sedangkan
T tabel sebesar 20025 dengan demikian T hitung berada
didaerah penolakan H0 jadi H0 ditolak dan Ha diterima
Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh
secara parsial dan signifikan antara biaya personal selling
terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta -
Bali
6) Analisis Kerelasi Berganda
Untuk mengetahui hubungan secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan kerelasi berganda berdasarkan hasil analisis melalui program komputer SPSS 12 diperoleh koefisien korelasi linier berganda R = 0980 berarti ada hubungan yang positif dan sangat kuat secara simultan atau bersama-sama antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
218
7) Analisis Determinasi
Untuk mengetahui besarnya kontribusi biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis determinasi dengan rumus
D = R2 x 100
Besarnya koefisien determinasi = 0960 atau 96 ini menunjukan biaya advertising dan biaya personal selling secara simultan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali yaitu sebesar 96 dan 4 disebabkan oleh faktor lain
8) Uji F (F-test)
Untuk menguji pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali digunakan F-Test adapun langkah-langkahnya adalah
Formulasi Hipotesis
Ho β1= β2 = 0 Tidak ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
Ha β1 ne β2 ne 0 Ada pengaruh pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara Biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada hotel Hotel Mutiara Kuta - Bali
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
219
`
Menentukan tingkat Kepercayaan
Tingkat kepercayaan 95 = 5 DF pembilang = k ndash 1 (3 ndash 1 = 2) DF penyebut = n ndash k (60 ndash 3 = 57) Jadi F Tabel = 3 1588
Kriteria Pengujian
Ho diterima bila F hitung le F tabel
Ho ditolak bila F hitung gt F tabel
Menghitung Nilai F
Fh =
Dimana
R2 k - 1
(1 ndash R2) (n ndash k)
R = Koefisien korelasi berganda
Fh = F ndash hitung n = Banyaknya data k = Banyaknya variabel 1 = Variabel terikat Dengan menggunakan program SPSS 12 didapat nilai F= 691773 5
Penarikan kesimpulan uji
Untuk memudahkan penentuan penerimaan atau penolakan hipotesis dengan uji F
Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Dengan Uji F
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
220
Berdasarkan Uji F dan gambar diatas terlihat bahwa
nilai F hitung didapat sebesar 691773 sedangkan F tabel sebesar 31588 dengan demikian F hitung lebih besar dari F tabel berarti Ho ditolak maka Ha diterima Hal ini berarti bahwa memang betul ada pengaruh positif secara simultan dan signifikan antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali
9) Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh antara biaya advertising dan biaya personal selling terhadap total pendapatan Pada Hotel Mutiara Kuta - Bali digunakan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut
Y = a + b
1X
1 + b
2X
2
Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 12 seperti pada
tabel 132 maka dapat ditentukan persamaan regresinya sebagai
berikut
Y = 517468298 259 + 4748X
1 + 106661X
2
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
b1 Koefisien regresi X1
= 4748 hal ini berarti
pendapatan akan berubah rata-rata sebesar
4748 bila biaya advertising berubah sebesar
satu satuan dengan asumsi biaya personal
selling tidak berubah
b2 Koefisien regresi X2
= 106661 berarti
pendapatan akan berubah rata-rata sebesar
106661 bila biaya personal selling berubah
sebesar satu satuan dengan asumsi biaya
advertising tidak berubah
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
221
Dan dari hasil SPSS12 diperoleh tingkat signifikan masing- masing koefisien regresi tersebut 0620 untuk biaya advertising dan 0000 untuk biaya personal selling (tabel 42) Karena tingkat
signifikan dari koefisien regresi untuk biaya advertising (X1)
berada diatas 5 (005) berarti pengaruh yang terjadi antara biaya advertising terhadap total pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta - Bali adalah tidak signifikan namun untuk biaya personal selling (X
2) lebih kecil dari 5 (005) berarti pengaruhnya adalah
signifikan
10) Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari rumusan masalah yang telah dikemukakan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut a) Ada pengaruh positif (searah) namun sangat rendah
secara parsial antara biaya advertising (X1) terhadap total
pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali periode tahun 2005 ndash 2009 diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya advertising (X
1) terhadap total pendapatan pada
Hotel Mutiara KutandashBali sebesar 0066 Melalui persamaan Y=517468298259+4748X
1+4748X
1 dapat dilihat bahwa
setiap peningkatan biaya advertising sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan sebesar Rp4748 pada pendapatan (Y) Hotel Mutiara Kuta-Bali dan atau sebaliknya
b) Ada pengaruh positif (searah) dan sangat kuat secara parsial antara biaya personal selling (X
2) terhadap total
pendapatan pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali (Y) diperoleh hasil koefisien korelasi parsial (r ) biaya personal selling (X
2) terhadap total pendapatan (Y) sebesar 0888 Melalui
persamaan regresi diperoleh Y=517468298259+106661X2
dapat dilihat bahwa setiap peningkatan biaya personal selling (X
2) sebesar Rp1- akan mengakibatkan kenaikan
sebesar Rp106661 pada pendapatan (Y) di Hotel Mutiara Kuta ndash Bali dan atau sebaliknya
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
222
c) Ada pengaruh positif dan sangat kuat secara simultan
atau bersama ndash sama antara biaya advertising (X1) dan biaya
personal selling (X2) terhadap total pendapatan (Y) pada
Hotel Mutiara Kuta ndash Bali diperoleh hasil koefisien korelasi berganda R= 0980 Berdasarkan analisis determinasi koefisien determinasi 0960 (96) artinya antara biaya advertising (X
1) dan biaya personal selling (X
2) terhadap
total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta ndash Bali berpengaruh 96 dan sisanya 4 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti Secara simultan biaya advertising
(X1) dan biaya personal selling (X
2) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap total pendapatan (Y) pada Hotel Mutiara Kuta Bali
223
B
BAB XVI
BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA USAHA
PARIWISATA
161 Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard
alanced Scorecard mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran finansial yang mampu
membuat eksekutif perusahaan mengukur seberapa unit bisnis mereka menciptakan nilai bagi para pelanggan perusahaan saat ini dan yang akan datang serta seberapa banyak perusahaan harus meningkatkan kapabilitas internal dan investasi dalam sumber daya manusia Definisi Balanced Scorecard yaitu
ldquothe balanced scorecard is a management system (not only a measurement system)
that enables organizations to clarify their vision and strategy and translate them into
action It provides feedback around both the internal business processes and external
outcomes in order to continuously improve strategic performance and results
When fully deployed the balanced scorecard transforms strategic planning from an
academic exercise into the nerve center of an enterpriserdquo (wwwbalancedscorecard
org)
Menurut Tunggal (2000) Balanced Scorecard merupakan
kelompok tolak ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal
dari strategi perusahaan dan mendukung strategi perusahaan
di seluruh organisasi Balanced Scorecard menurut Kaplan dan
Norton (20009-16) merupakan suatu konsep yang berusaha
menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam
seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka
kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen strategis
224
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
162 Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced
Scorecard Balanced Scorecard menyediakan suatu instrumen yang
diperlukan untuk mengemudikan perusahaan menuju pada keberhasilan persaingan masa depan Balanced Scorecard berusaha untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran secara menyeluruh yang memberi penekanan pada pencapaian tujuan keuangan dan juga membuat faktor pendorong tercapainya tujuan keuangan tersebut Untuk lebih memperjelas fungsi keempat perspektif Balanced Scorecard dalam mengimplementasikan visi dan strategi
perusahaan dapat dilihat pada gambar 161
Keuangan
Pelanggan
Visi dan Strategi
Proses Internal
Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Gambar 141Model Implementasi Visi dan Strategi dalam Balanced Scorecard
Sumber Kaplan dan Norton (2000)
163 Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja
Menurut Mulyadi dan Setyawan (2001218) Balanced Scorecard memberikan rangka komprehensif untuk menjabarkan misi ke dalam sasaran-sasaran strategi Sasaran-sasaran tersebut dapat dirumuskan karena balanced scorecard menggunakan
225
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
empat perspektif yaitu keuangan pelanggan proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan Perspektif keuangan akan menilai sasaran keuangan yang perlu dicapai organisasi dalam mewujudkan visinya Perspektif pelanggan memberikan gambaran segmen pasar yang dituju serta tuntutan kebutuhan mereka dalam upaya untuk mecapai sasaran keuangan tertentu Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani pelanggan dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetisi personel prasarana sistem informasi dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan pelanggan serta proses bisnis internal
1631 Perspektif Keuangan
Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan perspektif keuangan karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan mengenai konsekuensi atas keputusan dan tindakan ekonomis yang telah diambil oleh pihak manajemen perusahaan Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya karena setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan
a) Tolok ukur kinerja perspektif keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan alat bantu yang penting bagi manajer untuk mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang finansial sehingga analisis ini berguna untuk menentukan strategi finansial yang akan datang antara lain untuk menyusun neraca dan laporan laba rugi Rasio keuangan juga menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
226
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
lain dan menjelaskan serta memberikan gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan yang merupakan cerminan perkembangan kinerja perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar
Menurut Riyanto (2001330) rasio ndash rasio dapat digolongkan menjadi tiga dilihat dari sumber dari mana rasio itu dibuat yaitu rasio ndash rasio neraca rasio ndash rasio laporan laba rugi dan rasio ndash rasio antar laporan Ada juga yang mengelompokkan rasio ndash rasio ke dalam rasio likuiditas rasio laverage rasio aktivitas
Van Horne dan Wachowicz (2004135) menyatakan bahwa ada beberapa tolak ukur umum yang diusulkan untuk dapat dipergunakan manajemen untuk menilai kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas dan rasio pertumbuhan
b) Rasio Likuiditas
Menurut Riyanto (2001332) untuk menghitung tingkat likuiditas perusahaan digunakan alat ndash alat ukur sebagai berikut
(1) Current ratio
Merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar Adapun formulasinya sebagai berikut
(2) Quick Ratio
Rasio ini merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Formulasinya adalah
227
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
sebagai berikut
c) Ratio Solvabilitas
Menurut Riyanto ( 2001) solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi atau solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang
Dari kedua pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang pada saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan
Jika perusahaan mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dikatakan solvable dan sebaliknya jika perusahaan tidak dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvable
d) Cara Mengukur Solvabilitas
1 Total debt to asset
Membandingkan jumlah hutang jangka pendek dan jangka panjang dengan jumlah aktiva (total assets) Formulasinya adalah sebagai berikut (Suad Husnan2002563)
2 Total debt to equity
Membandingkan antara hutang dengan modal sendiri formulasinya
228
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
e) Cara meningkatkan solvabilitas
Riyanto (2001 35) mengemukakan tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut (1) Menambah aktiva tanpa menambah hutang Dalam hal ini
penambahan aktiva dapat dipenuhi dengan penambahan modal sendiri
(2) Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva Dapat dilakukan dengan menambah modal sendiri
Baik dengan jalan pertama maupun kedua tersebut tidak lain dengan mengharuskan adanya aktiva sedang pada alternative kedua tambahan modal sendiri digunakan untuk mengurangi atau membayar hutang
f) Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto 200135) bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat prospektif tidaknya perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga tertentu Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas perusahaan yaitu
Kemudian membandingkan dengan tingkat suku
bunga pada tahun itu
g) Rasio profitabilitas
Rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan (Husein Umar 200297) Rasio yang digunakan yaitu rasio pengembalian ekuitas Pengembalian ekuitas membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan modal yang diinvestasikan pemegang saham atau modal sendiridiukur sebagai berikut
229
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
1632 Perspektif Pelanggan Perspektif pelanggan merupakan leading indicator dalam
mewujudkan tujuan suatu perusahaan Perusahaan yang tidak memahami kebutuhan pelanggan akan memudahkan para pesaing untuk menyerang melalui penawawan produk dan jasa yang lebih baik sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para pelanggan Suatu perusahaan harus menciptakan dan memberikan produk dan jasa yang bernilai bagi pelanggan bila ingin mencapai kinerja keuangan jangka panjang yang baik
Dalam perspektif pelanggan Balanced Scorecard perlu dilakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen penghasilan tujuan finansial perusahaan (Kaplan dan Norton200055)
a) Mengukur kinerja perspektif pelanggan
Tolak ukur kinerja perspektif pelanggan dibagi menjadi dua kelompok (Soetjipto2002) 1) Kelompok Inti
Pangsa pasar mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar tertentu yang dikuasai oleh perusahaan
Tingkat perolehan para pelanggan baru mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil menarik pelanggan-pelanggan baru
Kemampuan mempertahankan para pelanggan lama mengukur seberapa banyak perusahaan berhasil mempertahankan pelangan-pelanggan lama
Tingkat kepuasan pelanggan mengukur seberapa jauh pelanggan merasa puas terhadap layanan perusahaan
230
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Tingkat profitabilitas pelanggan mengukur
seberapa besar keuntungan yang berhasil diraih
oleh perusahaan dari penjualan produk kepada para
pelanggan
2) Kelompok Penunjang
Atribut-atribut produk (fungsi harga dan mutu) Tolak ukur atribut produk adalah tingkat harga eceran relatif tingkat daya guna produk tingkat pengembalian produk oleh pelanggan sebagai akibat ketidak sempurnaan proses produksi mutu peralatan dan fasilitas produksi yang digunakan kemampuan sumber daya manusia serta tingkat efisiensi produksi
Hubungan dengan pelanggan Tolak ukur yang termasuk sub kelompok ini tingkat fleksibilitas perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya penampilan fisik dan mutu layanan yang diberikan oleh pramunaga serta penampilan fisik fasilitas penjualan
Citra dan reputasi perusahaan beserta produk- produknya dimata para pelanggannya dan masyarakat konsumen
Sedangkan menurut Tunggal (2000) kelompok pengukuran
dalam perspektif pelanggan terdiri atas
Bukti langsungDirect Evidence
KeandalanCapability JaminanGuaranty Daya TanggapAttention EmpatiTrust
b) Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan
231
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
dibandingkan dengan harapannya Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf yaitu 1) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan
contoh Restoran A menunjukan jenis makanan yang disukai seseorang pelanggan Ia menanyakan bahan berapa harganya kemudian lihat dan kemudian di beli
2) Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi Contoh Restoran B menunjukan jenis makanan yang disukai seorang pelanggan Ia menunjukan juga jenis makanan lain yang mungkin disukai dijelaskan kelebihannya kemudian di jelaskan bahan-bahannya berapa harganya dikemudian dilihat dan kemudian di beli Dan ditanyakan apakah mau dimakan di restoran atau di bungkus bahkan bisa dipesan dan diantarkan di tempat tujuan
3) Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan Contoh Restoran C (selain seperti restoran B) juga dijelaskan berbagai jenis makanan lain dan perbedaan dari masing-masing jenis makanan tersebut berbagai jenis minuman pun ditawarkan dengan berbagai rasa dan harga yang berbeda Setelah itu ditanyakan di makan di restoran atau dibungkus jika dimanakan direstoran maka pelayan akan melayani pembeli tapi jika dibungkus akan diserahkan makanan atau minuman tersebut sambil tersenyum serta mengucapkan terima kasih
1633 Perspektif Proses Bisnis Internal
Menurut Kaplan dan Norton (200080) dalam proses bisnis internal manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan
232
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham Dalam Balanced scorecard manajemen diharapkan menentukan proses bisnis yang lengkap dari awal sampai akhir dari proses inovasi proses operasi sampai dengan pelayanan purna jual
a) Rantai Nilai Proses Bisnis Internal
Dalam perspektif proses bisnis internal terdapat suatu rangkaian proses tertentu untuk mencapai nilai bagi pelanggan serta memberikan hasil finansial yang baik Model ini terdiri dari tiga proses bisnis utama yaitu Proses Inovasi Proses inovasi merupakan ldquogelombangrdquo
penciptaan nilai dimana perusahaan pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru (Norton dan Kaplan200085) Proses ini terdiri dari dua komponen yaitu para manajer melaksanakan penelitian pasar untuk mengenali ukuran pasar bentuk preferensi pelanggan dan tingkat harga produk dan jasa sasaran Yang kedua yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan memiliki informasi yang akurat dan dapat diandalkan untuk membayangkan peluang dan pasar baru bagi produk dan jasa yang dapat disediakan perusahaan
Proses Operasi Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
Proses Layanan Purna Penjualan Dalam proses ini perusahaan menyediakan layanan bagi pelanggan setelah produk dan jasanya diserahkan kepada pelanggan Dalam hal ini pelayanan purna jual suatu restoran adalah dengan memberikan keuntungan ekstra kepada pelanggan seperti contoh memberikan cenderamata yang melambangkan ciri khas restoran tersebut bagi pelanggan
233
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
1634 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat dalam balanced scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya Perspektif keuangan pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton 2006)
1) Karyawan hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan
dan produktivitas kerja karyawan Untuk mengetahui tingkat
kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei
secara reguler Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah
keterlibatan dalam pengambilan keputusan pengakuan
akses untuk memperoleh informasi dorongan untuk
melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari
atasan Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh
agregat peningkatan keahlian moral inovasi perbaikan
proses internal dan tingkat kepuasan konsumen Dalam
menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan
pemantauan secara terus menerus
Norton dan Kaplan (2000) meyebutkan adanya tiga
pengukuran sebagai faktor pendorong pada perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan karyawan yaitu
Kepuasan Karyawan tujuan kepuasan karyawan
menyatakan bahwa moral karyawan dan kepuasan kerja
berpengaruh bagi peningkatan produktivitas daya
tanggap mutu dan layanan terhadap pelanggan dimana
234
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
juga sebagai pendorong pada kedua pengukuran lainnya Oleh karena itu perusahaan yang ingin mendapatkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi perlu memiliki pelanggan yang dilayani oleh karyawan yang terpuaskan oleh perusahaan
Retensi Karyawan bertujuan untuk mempertahankan selama mungkin para karyawan yang diminati perusahaan karena mereka merupakan modal intelektual khusus organisasi dan merupakan aktiva non keuangan yang bernilai bagi perusahaan Retensi karyawan diukur dengan presentasi Labour turn over tiap tahunnya
Produktivitas Karyawan merupakan suatu ukuran hasil dampak keseluruhan usaha peningkatan moral dan keahlian pekerjainovasi proses internal dan kepuasan pelanggan Tujuannya adalah membandingkan keluaran yang dihasilkan oleh para pekerja dengan jumlah pekerja yang dikerahkan untuk menghasilkan keluaran tersebut
2) Kemampuan Sistem Informasi
Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut
1635 Pengukuran Tingkat Kepuasan Karyawan
Tunggal (2002) menyebutkan dua metode untuk mengukur kepuasan karyawan yaitu 1) Metode angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu
dengan cara meminta individu untuk menjawab semua per- tanyaan kemudian responden memilih salah satu jawaban dari sangat puas sampai dengan sangat tidak puas
2) Metode skor penjumlahan (summation score) yaitu dengan cara mengenali semua unsure utama kerja dan menanyakan
235
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
perasaan karyawan mengenai setiap unsur tersebut Tiap ndash tiap skor dinilai dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja secara keseluruhan
Faktor ndash faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan
menurut Herzberg (2002) yaitu
1) Motivator Factor berhubungan dengan aspek ndash aspek yang
terkandung dalam pekerjaan itu sendiri atau disebut juga
aspek intrinsik Yang termasuk didalamnya yaitu
A Achievement yaitu keberhasilan menyelesaikan tugas
B Recognition yaitu penghargaan C Work it self yaitu pekerjaan itu sendiri D Responsibility yaitu tanggung jawab kerja E Possibility of growth yaitu kemungkinan untuk
mengembangkan diri F Advancement yaitu kesempatan untuk maju
2) Hygience Factor merupakan faktor ndash faktor yang berada di
sekitar pelaksanaan pekerjaan merupakan aspek ekstrinsik
karyawan Termasuk di dalamnya yaitu
a) Working condition yaitu keadaan tempat kerja
b) Interpersonal relation yaitu hubungan antar pribadi c) Company policy and administration yaitu kebijakan
perusahaan dan pelaksanaannya d) Supervision technical yaitu cara pengawasan e) Job security yaitu perasaan aman dalam bekerja
Studi Kasus Analisis Balanced Scorecard Sebagai Penilaian
Kinerja
1) Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tolak ukur kinerja keuangan menunjukan apakah strategi implementasi dan eksekusi suatu unit usaha atau unit bisnis memberikan kontribusi terhadap perbaikan laba atau tidak
236
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Kinerja Restoran Sedap dari prespektif keuangan dinilai dari analisis rasio yaitu current ratio quick ratio total assets to total debt total equity to total debt rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri
Current Ratio
Rasio likuiditas yang dicapai Restoran Sedap dilihat dari current ratio mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2005 sebesar 10445 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 043 menjadi 10402 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar sejumlah Rp 104 Tahun 2007 2008 dan 2009 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 546 119 dan 281 menjadi 10948 11067 dan 11348 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin dengan aktiva lancar masing-masing sejumlah Rp 109 Rp 110 dan 113
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau dari current ratio dapat dilihat pada tabel sebagai berikut
Penilaian Current Ratio Restoran Sedap Periode 2006ndash2010
Tahun Current Ratio
Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10445 10433 - 11251 Cukup Baik 2007 10402 10433 - 11251 Kurang Baik 2008 10948 10433 - 11251 Cukup Baik 2009 11067 10433 - 11251 Cukup Baik 2010 11348 10433 - 11251 Baik
Rasio rata-rata ( X ) 10842 S 4086 X ndash S 10433 X + S 11251
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi
current ratio berada di tengah antara standar rasio histori yaitu 10445 ini dapat dikatakan perspektif keuangan Restoran
237
Metodologi Penelitian Pariwisata amp Hospitalitas
Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10402 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik pada tahun tersebut Hal ini di sebabkan karena pada tahun tersebut terjadi tragedy bom bali II dan beberapa bencana alam di Indonesia membuat turunnya angka wisatawan di Bali hal ini menyebabkan kurangnya pendapatan dari Restoran Sedap dan menambahnya hutang sehingga besar hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Dan pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10948 dan 11067 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio berada diatas batas standar rasio historis yaitu 11348 Hal ini disebabkan karena adanya penambahan aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan penambahan utang lancar Restoran Sedap
Quick Ratio
Quick ratio yang di hasilkan pada tahun 2006 sebesar 10119 dimana kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 101 Pada tahun 2007 hasil quick ratio mengalami penurunan sebesar 056 menjadi 10063 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 100 Namun pada tahun 2008 2009 dan 2010 quick ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 534 111 dan 269 menjadi sebesar 10597 10708 dan 10977 berarti kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1- dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp 105 Rp 107 dan Rp 109
Penilaian perspektif keuangan yang ditinjau darii quick ratio dapat dilihat pada sebagai berikut
238
Dr I Gusti Bagus Rai Utama SE MMA MA
Penilaian Quick Ratio Restoran Sedap Periode 2006 ndash 2010
Tahun Quick Ratio Standar Rasio Historis
Hasil
2006 10119 10101 - 10885 Cukup Baik 2007 10063 10101 - 10885 Kurang Baik 2008 10597 10101 - 10885 Cukup Baik 2009 10708 10101 - 10885 Cukup Baik 2010 10977 10101 - 10885 Baik Rasio rata-rata ( X ) 10493 S 3924 X ndash S 10101 X + S 10885
Pada tahun 2006 rasio likuiditas Restoran Sedap dari
segi quick ratio berada di tengah standar rasio historis yaitu 10119 ini dapat di katakan perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Dan pada tahun 2007 keuangan Restoran Sedap dinilai likuid karena berada di bawah standar rasio historis yaitu sebesar 10063 sehingga perspektif keuangan bisa dikatakan kurang baik hal ini disebabkan karena kurangnya wisatawan sehingga membuat persediaan memerlukan waktu yang relative lama untuk merealisir menjadi uang kas Dan pada tahun tersebut besarnya hutang hampir menyamai besarnya aktiva lancar Pada tahun 2008 dan 2009 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi quick ratio kembali mengalami penaikan dan berada di tengah antara standar rasio historis yaitu 10597 dan 10708 ini dapat dikatakan bahwa perspektif keuangan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya sehingga perspektif keuangan Restoran Sedap cukup baik Pada tahun 2010 rasio likuiditas Restoran Sedap dari segi current ratio mengalami kenaikan lagi dan berada diatas batas standar rasio historis yaitu 10977
Total Asset to total Debt
Total asset to total debt di tahun 2006 sebesar 5153 berarti bahwa setiap hutang Rp 1- dijamin oleh aktiva sebesar Rp