mg11_materi economic consequence

Upload: santysaridewi

Post on 03-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    1/18

    CHAPTER 8

    Economic Consequences and Positive Accounting Theory

    8.1 Overview

    Economic Consequences

    Sebuah konsep yang menilai bahwa, lepas dari implikasi teori pasar sekuritas

    yang efisien , pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

    Pada dasarnya merupakan perubahan-perubahan dalam kebijakan yang penting,

    terutama penting bagi manajemen. Bila hal tersebut penting bagi manajemenmaka secara tidak langsung kebijakan akuntansi penting juga bagi investor yang

    memiliki perusahaan karena sangat mungkin manajer mengubah dengan baik

    operasi dari perusahaan karena mungkin merubah kebijakan akuntansinya.

    Pentingnya kita mempelajari EC adalah mempelajari peristiwa yang paling

    menarik dalam praktik akuntansi diderivikasi ke EC selain itu adanya saran bahwa

    kebijakan akuntansi adalah bukanlah suatu masalah dengan adanya pengalaman

    akuntan (auditor).Didalam EC ada PAT (Teori Akuntansi Positif).

    Teori akuntansi positif

    TAP berkenaan dengan memprediksi tindakan-tindakan sebagai pilihan

    kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer akan

    merespon standar akuntansi baru yang diusulkan. Dikatakan positif karena sebuah

    teori ini berusaha membuat prediksi yang baik tentag peristiwa dunia nyata. PAT

    berkenaan dengan prediksi tentang tindakan memilih kebijakan akuntansi oleh

    manajer perusahaan dan bagaimana perusahaan menanggapi kebijakan standar

    akuntasi yang baru. Tujuannya adalah memahami dan memprediksi pilihan

    kebijakan akuntansi manajerial diantara perusahaan yang berbeda.

    8.2 The Rise of Economic Consequences

    Secara umum Zeff (1978) mendefinisikan Economic Consequences

    sebagai dampak laporan akuntansi terhadap perilaku pengambilan keputusan bisis,

    pemerintah, dan kreditor. Esensinya adalah bahwa laporan akuntansi dapat

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    2/18

    mempengaruhi keputusan nyata oleh manajer dan pihak lain, tidak hanya sekedar

    menggambarkan hasil keputusan yang dibuat. Economic Consequences muncul

    karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif ( executive

    compensation ) dan kontrak utang ( debt contract ). Kebijakan akuntansi merupakan

    sumber informasi yang penting bagi investor. Kebijakan Akuntansi (AP) memiliki

    economic consequences bagi berbagai konstituen pemakai LK, walaupun jika AP

    tidak secara langsung berpengaruh pada arus kas perusahaan. Konstituen yang

    berbeda memilih AP yang berbeda pula. Economic consequences

    mengkomplikasikan penyusunan standar akuntansi yang mensyaratkan

    keseimbangan yang tepat tentang pertimbangan akuntansi dan politik .

    8.3 Employee Stock Option

    Dua bidang Economic Consequences yang tampak jelas adalah Opsi

    saham karyawan dengan eksplorasi minyak dan gas. Employee Stock Option

    merupakan hak bagi karyawan yang membeli saham perusahaan pada harga

    tertentu dalam jangka waktu tertentu. ESO di US didasarkan pada APB 25 dicatat

    sebagai biaya apabila perbedaan antara nilai pasar saham pada tanggal opsi

    dihibahkan pada karyawan dan harga exercise atau strike, perbedaan ini disebut

    nilai intrisik opsi. Perusahaan US menentukan harga strike price sama dengan

    harga pasar.

    8.4 Accounting for Government Assistance

    Pemerintah sering menyediakan manfaat bagi perusahaan supaya keputusan

    perusahaan bisa mengikuti kebijakan pemerintah yang ada, misalnya pemerintahmemberikan insentif bagi perusahaan yang mematuhi peraturan lokasi pabrik, dll.

    Hal ini dapat memberikan bantuan kepada perusahaan dalam meningkatkan

    profitnya serta dapat membantu perusahaan dalam mencapai sektor ekonomi

    dengan baik. Bantuan ini untuk menstimulasi penelitian dan perkembangan dari

    kebijakan pemerintahan. Perlakuan akuntansi untuk bantuan pemerintah ini lebih

    kompleks. Dengan akun historical, maka kita bisa membuat akun alternative

    untuk bantuan pemerintah ini:

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    3/18

    Jumlah nominal bantuan ini bisa dibawa menjadi pendapatan saat diterima.

    Bantuan ini bisa dikreditkan untuk aset baru.

    Bantuan ini bisa diklaimkan sebagai pendapatan di depan dan diakui

    selama masa kegunaan aset.

    Teori akuntansi biaya historical tampaknya tidak sesuai dengan metode yang

    digunakan untuk hal ini. Kesesuaian antara biaya dan pendapatan menghasilkan

    hasil yang ambigu. Konsekuensinya, bantuan pemerintah harus dicocokkan

    dengan tindakan yang diambil ke dalam suatu pendapatan secepat mungkin ketika

    perusahaan mengkualifikasi ini.

    SUMMARY

    Aspek dari akuntansi untuk bantuan pemerintah adalah layak untuk diakui.

    Dikarenakan, konsep penyesuaian biaya dan pendapatan biasanya digunakan

    untuk akun-akun yang hampir sama.

    8.5 Stock Market Reaction to Successful Efforts Accounting in The Oil &

    Gas Industry

    Ilustrasi ketiga dari konsekuensi ekonomi adalah juga berhubungan dengan

    minyak dan gas meskipun fokusnya berbeda. Hal ini akan melihat reaksi dari para

    investor. Sesuai dengan bab sebelumnya, tidak akan ada dampak pada harga

    saham perusahaan di harga pasar yang muncul dari perubahan kebijakan akuntansi

    jika kebijakan itu tidak mempengaruhi arus kas. Semenjak adanya kebijakan

    akuntansi yang tidak memberi dampak secara langsung terhadap arus kas untuk

    biaya pencarian minyak dan gas, maka teori efisiensi pasar sekuritas

    memprediksikan bahwa harusnya tidak ada tujuan pihak pemerintah maupun

    manajemen yang berkaitan dengan metode SE (Successful Effort). Jika SE

    mengekspresikan kinerja pemerintah dan perusahaan kecil minyak dan gas, maka

    hal ini akan memperkuat arumen dari konsekuensi ekonomi, yaitu pasar telah

    bereaksi terhadap kemungkinan disfungsi pihak manajemen.

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    4/18

    8.6 The Relationship Between Efficient Securities Market Theory &

    Economic Consequences

    Pada point ini, kita memiliki anomaly. Teori pasar sekuritas efisien memprediksi

    tidak ada reaksi harga terhadap perubahan kebijakan akuntansi yang berdampak

    pada profitabilitas dan arus kas. Jika tidak ada reaksi harga sekuritas, maka hal ini

    menjadi tidak jelas mengapa pihak manajemen dan pemerintah harus

    memperhatikan kebijakan akuntansi yang digunakan pada perusahaan. Maka dari

    itu, teori efisien pasar sekuritas menekankan pentingkan pengungkapan penuh

    termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi. Bagaimanapun, salah satu

    pengungkapan dari kebijakan akuntansi dibuat, maka pasar akan

    menginterpretasikan nilai sekuritas perusahaan dengan kebijakan yang digunakan

    dan tidak akan terpengaruh oleh variasi pelaporan pendapatan yang timbul karena

    adanya selisih pada kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi memiliki potensial

    untuk mempengaruhi keputusan pihak manajemen termasuk dalam menanggapi

    kebijakan akuntansi. Hal ini menyebabkan obsevasi yang tidak konsisten, maka

    hal ini membawa kepada positif teori akuntansi.

    8.7 The Positive Theory of Accounting

    8.7.1 OUTLINE OF POSITIVE ACCOUNTING THEORY

    Teori Akuntansi Positif (PAT) berkaitan dengan memprediksi tindakan

    seperti pilihan kebijakan akuntansi oleh pimpinan perusahaan dan bagaimana

    manajer akan merespon dengan standar akuntansi baru yang diusulkan.

    PAT mengambil pandangan bahwa perusahaan mengorganisir diri dalam

    cara yang paling efisien, sehingga untuk memaksimalkan prospek mereka untuk

    bertahan hidup perusahaan lebih terdesentralisasi daripada yang lain.

    PAT mengasumsikan bahwa manajer adalah rasional (seperti investor) dan

    akan memilih kebijakan akuntansi dalam kepentingan terbaik mereka sendiri jika

    mampu melakukannya. Dengan demikian, PAT tidak mengasumsikan bahwa

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    5/18

    manajer hanya akan bertindak untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

    Sebaliknya, manajer hanya akan memaksimalkan keuntungan jika ia merasakan

    ini berada dalam kepentingannya sendiri. Dengan demikian, PAT tidak berusaha

    untuk memberitahu individu atau konsistuen apa yang harus mereka lakukan.

    Teori yang melakukan hal ini disebut normatif. Namun, tidak seperti teori positif,

    kemampuan prediksi bukanlah kriteria utama yang digunakan dalam teori

    normatif harus dinilai. Sebaliknya, itu dinilai oleh konsistensi logis dengan asumsi

    tentang bagaimana individu harus bersikap rasional.

    8.7.2 THE THREE HYPOTHESES OF POSITIVE ACCOUNTINGTHEORY

    Prediksi yang dibuat oleh PAT sebagian besar diorganisir sekitar tiga

    hipotesis, dirumuskan oleh Watts dan Zimmerman (1986). Tiga hipotesis tersebut

    yaitu:

    1. Hipotesis rencana bonus

    Manajer perusahaan dengan rencana bonus itu lebih cenderung untuk memilih

    prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periode mendatang

    ke periode berjalan.

    2. Hipotesis perjanjian utang

    Semakin dekat suatu perusahaan untuk pelanggaran perjanjian utang yang

    berbasis akuntansi, semakin besar kemungkinan manajer perusahaan untuk

    memilih prosedur akuntansi yang menggeser laba yang dilaporkan dari periodemendatang ke periode berjalan.

    3. Hipotesis biaya politik

    Semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka semakin besar

    kemungkinan manajer memilih prosedur akuntansi yang menunda laba yang

    dilaporkan dari saat ini untuk periode mendatang.

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    6/18

    8.7.3 EMPIRICAL PAT RESEARCH

    Garis Besar Teori Positif Akuntansi Teori pasar modal efisien gagal

    menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu

    perubahan akuntansi direaksi oleh pasar hanya apabila perubahan akuntansi

    tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic consequences

    diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi

    walaupun perubahan kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara

    langsung terhadap arus kas.

    Karena itu, economic consequences merupakan salah satu anomali pasar

    modal efisien. Teori akuntansi positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya

    economic consequences. Istilah positif mengacu pada sebuah teori yang mencoba

    untuk membuat prediksi yang baik terhadap kejadian-kejadian nyata di dunia.

    Sampai sekarang, teori positif berkenaan dengan prediksi kegiatan seperti

    pemilihan teori akuntansi oleh perusahaan dan bagaimana perusahaan akan

    bereaksi merespon standar-standar akuntansi yang baru diajukan.

    PAT mengambil sudut pandang bahwa perusahaan mengorganisasi diri

    mereka sendiri dalam cara yang paling elisien, jadi untuk memaksimalkan prospek

    mereka untuk bertahan, beberapa perusahaan lebih bersifat desentralisasi

    dibandingkan yang lain, beberapa perusahaan mengadakan kegiatan internal

    sementara perusahaan-perusahaan yang lain lebih memilih kegiatan-kegiatan yang

    lain, beberapa perusahaan lebih banyak membiayai dengan menggunakan hutang

    dibandingkan yang lainnya, dan seterusnya

    . Bentuk organisasi yang paling efisien untuk perusahaan-perusahaan

    tertentu tergantung pada faktor-faktor seperti lingkungannya dipandang dari segi

    legal/hukum dan institusional, teknologi, tingkat persaingan dalam industri

    tersebut, dan seterusnya. Jika semua digabungkan, faktor-faktor ini memutuskan

    suatu set kesempatan investasi yang tersedia bagi perusahaan, dan kemudian,

    prospek masa depan perusahaan tersebut. Harus diperhatikan bahwa PAT tidak

    memaparkan lebih jauh hingga memberikan saran bagi perusahaan (dan para

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    7/18

    pembuat standar) untuk benar-benar menspesifikasikan secara lengkap kebijakan-

    kebijakan akuntansi yang akan mereka gunakan.

    Hal ini akan memakan biaya yang sangat besar. Sangat dimungkinkan

    untuk memberikan kesempatan yang cukup fleksibel bagi manajer untuk memilih

    kebijakan akuntansi, sehingga mereka bisa beradaptasi dengan keadaan-keadaan

    yang baru atau tak disangka-sangka sebelumnya. Sebagai contoh, sebuah standar

    akuntansi yang baru mungkin bisa menurunkan rasio hutang terhadap harta

    perusahaan (SFAS 106 berkenaan dengan keuntungan pasca-pensiun, merupakan

    suatu standar) sampai pada titik dimana pelanggaran terhadap kesepakatan hutangmerupakan hal yang penting. Hal ini juga memberikan kemungkinan bagi

    manajemen untuk menekan biaya. Sebagai contoh, untuk berpindah dari sistem

    persediaan LIFO menjadi FIFO merupakan cara yang akan ditempuh manajemen

    untuk meningkatkan harta bahkan setelah terjadi efek dari pajak pendapatan,

    daripada melakukan negosiasi ulang atas kontrak hutang atau menanggung biaya

    yang keluar atas pelanggaran teknis.

    Bagaimanapun, memberikan kesempatan yang fleksibel bagi manajemen

    untuk memilih dan seperangkat kebijakan akuntansi membuka kesempatan untuk

    menimbulkan tingkah laku opotunis/mengambil kesempatan. Maka dari itu, PAT

    mengasumsikan para manajer cukup rasional (seperti juga para investor) dan akan

    memilih kebijakan akuntansi sesuai keinginan terbesar mereka jika memang bisa

    melakukannya. Sampai sekarang, manajer dari perusahaan pengeboran minyak

    yang aktif, dengan imbalan yang diberikan sesuai dengan kontraknya didasarkan

    pada pendapatan bersih yang dilaporkan mungkin memilih full-cost accountingdaripada successful effort sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan

    meningkatkan nilai masa kini (present value) dari jalur bonus mereka, walaupun

    pendapatan yang dilaporkan lebih tinggi pada successful efforts bisa

    meningkatkan probabilitas pajak yang lebih tinggi dan masuknya pendatang baru

    dalam industri tersebut. Tentu saja, tingkah laku oportunis bisa diantisipasi ketika

    imbalan, sesuai dengan kontrak manajer, dinegosiasikan dan perusahaan akan

    melindungi harganya sendiri dengan menurunkan imbalan formal manajer dengan

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    8/18

    sejumlah oportunistik yang diinginkan. Sehingga, adanya persaingan dalam pasar

    tenaga kerja bagi para manajer, para manajer tersebut bersedia bekerja dengan

    kompensasi yang lebih murah dari perusahaan jika mereka bisa meningkatkan

    kemampuan mereka, dengan memanfaatkan tingkah laku oportunis.

    Sebagai hasilnya, ketika diberi imbalan sesuai dengan kontrak, manajer

    mendapatkan insentif dengan bertingkah laku secara oportunis dengan asumsi

    mereka mampu memilih diantara seperangkat kebijakan akuntansi yang

    ada.Seperangkat kebijakan akuntansi yang optimal bagi perusahaan yang

    kemudian mewakili trade-qff'ierbaik antara kebijakan akuntansi yang memintasecara ketat untuk meminimalisasi biaya kontrak pada situasi tersebut, dan

    memberikan fleksibilitas bagi manajer untuk mengubah kebijakan akuntansi

    dengan alasan perubahan situasi yang dihadapi, termasuk juga menghasilkan suatu

    tingkah laku oportunis.

    PAT menitikberatkan kebutuhan untuk mengadakan penelitian secara

    empiris untuk mengetahui kebijakan akuntansi apa saja yang termasuk

    didalamnya dan bagaimana mereka bervariasi antara satu perusahaan dengan

    perusahaan lain tergantung pada struktur organisasinya. Jadi tujuan dari teori ini

    adalah untuk memahami dam memprediksi pemilihan terhadap kebijakan

    akuntansi diantara perusahaan-perusahaan yang berbeda.

    Sampai sekarang, PAT tidak bermaksud untuk menjelaskan pada individu

    atau konstitusi, apa yang harus mereka lakukan. Teori untuk melakukan ini

    disebut normatif.. Teori pengambilan keputusan oleh satu orang (the single person

    decision theory) dan teori investasi (the theory of investment) yang dijabarkan

    pada Bab 3 dan Bab 4 merupakan contoh dari teori normatif. Jika seorang

    individu ingin membuat sebuah keputusan dalam ketidakpastian maka diharapkan

    untuk memaksimalkan utilitas yang dikehendaki, mereka harus melaluinya sesuai

    dengan tuntunan dalam teori yang direkomendasikan. Terlepas dari benar atau

    tidak sebuah teori normatif memiliki kemampuan prediksi yang baik, tergantung

    pada situasi dimana individu mengambil keputusan sesuai dengan yang

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    9/18

    digambarkan dalam teori. Tentu saja, beberapa teori normatif memiliki

    kemampuan prediktif,

    sebagai contoh, kami mengamati beberapa orang yang

    mendiversifikasikan investasi portofolio mereka. Walau bagaimanapun, kita

    masih bisa memiliki teori normatif yang baik walaupun teori ini mungkin tidak

    bisa memprediksi dengan baik. Salah satu alasannya adalah akan memakan waktu

    tertentu bagi pemakai untuk memahami teori ini. Beberapa orang mungkin tidak

    mengikuti teori normatif karena mereka tidak memahaminya, karena mereka

    memilih teori lainnya, atau sekedar hanya karena inertia. Sebagai contoh, investormungkin tidak mengikuti strategi investasi yang didiversifikasi karena mereka

    lebih mempercayai analisis teknis, dan mungkin mengkonsentrasikan investasi

    mereka pada perusahaan yang direkomendasikan oleh analis investor.

    Tetapi jika teori normatif memang cukup baik, sejalan dengan waktu kita

    harus melihatnya makin banyak digunakan ketika lebih banyak orang mulai bisa

    memahaminya. Bagaimanapun, tidak seperti teori positif, kemampuan prediksi

    bukanlah kriteria yang utama seperti yang banyak digunakan oleh teori normatif.

    Tetapi, teori positif lebih banyak menggunakan konsistensi logika dengan asumsi-

    asumsi bahwa seseorang dituntut untuk bisa bertindak secara rasional.Beberapa

    orang jadi terikat pada pertanyaan pendekatan teori yang mana yang benar.

    Sebagai contoh, Boland and Gordon (1992) dan Demski (1988). Untuk

    tujuan-tujuan kita, bagaimanapun juga, sangat penting untuk melihat bahwa

    pendekatan normatif dan pendekatan positif terhadap perkembangan teori

    sangatlah berharga. Untuk memperluas bahwa pengambil keputusan

    memprosesnya secara normatif, keduanya yaitu teori positif dan teori normatif

    akan membuat prediksi yang mirip. Dengan berpegang pada tes empiris atas

    prediksi-prediksi ini, teori positif membantu menjaga teori normatif tetap pada

    jalurnya. Efeknya, kedua pendekatan ini saling mengisi.

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    10/18

    Riset Empiris PAT Teori Positif Akuntansi telah membangkitkan begitu

    banyak riset-riset empiris. Sebagai contoh, laporan Lev (1979), merupakan telaah

    terhadap PAT, yang tidak membuat rekomendasi apapun tentang bagaimana

    sebuah perusahaan dan investor harus bereaksi terhadap SFAS 19 exposure draft.

    Namun, titik beratnya adalah bagaimana investor benar-benar bereaksi terhadap

    full-cost perusahaan minyak dan gas bumi yang diminta untuk mengubahnya

    menjadi successful efforts. Sampai sekarang, telaah yang dilakukan Lev

    membantu kita untuk lebih bisa memahami mengapa perusahaan yang berbeda-

    beda bisa saja memilih kebijakan akuntansi yang berbeda-beda, mengapa kadang

    ka1a manajer merasa keberatan atas perubahan kebijakan-kebijakan ini, dan

    mengapa investor mungin bereaksi terhadap pengaruh potensial yang mungkin

    muncul dari perubahan kebijakan akuntansi yang berpengaruh pada pendatan

    bersih.

    Sesungguhnya, Lev memasukkan hipotesis rencana bonus dan hipotesis

    kesepakatan hutang sebagai alasan yang mungkin untuk reaksi yang tidak sesuai

    dengan keinginan dari pasar terhadap prospek perusahaan-perusahaan yangmenggunakan full-cost yang dipaksa untuk mengubahnya menjadi successful

    efforts. Pada situasi dimana manajer dimungkinkan untuk bersikap oportunis

    untuk mendapatkan bonus mereka dan menghindari pelanggaran pada

    kesepakatan hutang, pasar yang efisien diharapkan untuk bereaksi secara negatif.

    Banyak riset PAT yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana

    implikasi dari ketiga hipotesis yang sudah disebutkan diatas, diantaranya :

    1.hipotesis rencana bonus yang diteliti oleh Healy (1985), yang menemukan

    bukti-bukti bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus yang didasarkan

    pada pendapatan bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan akrual untk

    memaksimalkan bonus-bonus yang mereka harapkan.

    2.Sweeney (1994) melaporkan bahwa hasil pengujian pada hipotesis kesepakatan

    hutang. Dia mempelajari sampel sejumlah 130 perusahaan manufaktur yang

    pertama kali melanggar kesepakatan hutangnya selama periode tahun 1980 sampai

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    11/18

    1989, ditambah dengan sampel 130 perusahaan yang industri dan ukurannya

    mirip, dan tidak melakukan pelanggaran kesepakatan hutang. Sweeney

    menemukan bahwa dalam periode delapan tahun mulai dari awal lima tahun

    sebelumnya sampai tahun terjadinya kelalaian, perusahaan pelanggar yang

    membuat, (dalam rata-rata), perubahan kebijakan akuntansi pada pendapatan yang

    meningkat yang lebih signifikan daripada perusahaan-perusaliaan yang

    merupakan sampel kontrol, dan bahwa pengaruh kumulatif rata-rata pada

    pendapatan bersih yang dilaporkan dari perubahan-perubahan ini lebih signifikan

    dari perusahaan yang melakukan pelanggaran. Contoh dari perubahan akuntansi

    pendapatan yang meningkat termasuk perubahan pada asumsi rencana pensiun,

    pembatasan pensiun, adopsi sistem persediaan FIFO, dan likuidasi sistem

    persediaan LIFO.Sweeney juga melaporkan bahwa dari 130 perusahaan yang

    melakukan pelanggaran, hanya 53 perusahaan yang memang benar-benar

    membuat perubahan kebijakan akuntansi selama periode delapan tahun yang

    dikelilingi pelanggaran. Hal ini, menunjukkan hasil pendahuluan selain fakta

    bahwa 77 perusahaan tidak sedikitpun membuat perubahan pendapatan yang

    meningkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan terhadap bentuk oportunis yang

    umum dari hipotesis kesepakatan hutang.Untuk mengetahui mengapa beberapa

    perusahaan yang melakukan pelanggaran mengadopsi kebijakan akuntansi untuk

    meningkatkan pendapatan bersih yang dilaporkan dan mengapa beberapa dari

    mereka tidak, Sweeney mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang melakukan

    pelanggaran tersebut yang memiliki fleksibilitas akuntansi dan biaya anggaran

    yang rendah. Dia menemukan bahwa perusahaan pada sampel perusahaan yang

    melakukan pelanggaran yang memiliki fleksibilitas rendah dan biaya pelanggaran

    yang rendah membuat sangat sedikit perubahan dibandingkan perusahaan yang

    yang tidak memiliki karakter seperti itu, menyatakan bahwa manajer cukup

    rasional responnya terhadap pelanggaran kesepakatan. Mereka muncul untuk

    trade-off biaya perubahan kebijakan akuntansi melawan keuntungan-

    keuntungannya.

    3. Jones (1991) menggunakan hipotesis politik dalam menelaah aksi-aksi

    perusahaan terhadap pendapatan bersih yang dilaporkan lebih rendah selama

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    12/18

    penelitian impor yang melegakan. Perasaan lega yang dirasakan pada perusahaan

    yang dipengaruhi oleh persaingan luar negeri yang tidak sehat, sebagian kecil,

    terpengaruh oleh keputusan politik. Legislasi perdagangan membolehkan

    pengakuan pada pengawasan seperti perlindungan tarif untuk perusahaan-

    perusahaan yang terkena dampak persaingan yang tidak sehat dari persaingan luar

    negeri. The International Trade Commission (ITC - Komisi Perdagangan

    Internasional) bertanggungjawab untuk menyelidiki apakah perlu atau tidak

    hukuman. Penyelidikan ini akan mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi

    seperti penjualan dan keuntungan pada perusahaan yang terkena imbas tersebut.

    Namun demikian, tetap ada dimensi politis yang bisa dipertimbangkan terhadap

    pengakuan adanya bantuan, sejak konsumen pada akhirnya harus membayar harga

    yang lebih tinggi, dan mungkin terdapat pembalasan oleh negara-negara asing.

    Penetapan hukuman oleh ITC langsung disampaikan pada Presiden, yang

    mempunyai 60 hari untuk memutuskan apakah akan melakukan pengakuan

    kelegaan {grand relief) atau tidak. Jika tidak melakukan pengakuan, Kongres bisa

    masuk dan tidak akan mengindahkan Presiden.

    Namun demikian, kemerosotan dari porfitabilitas itu (walaupun tidak

    dengan sengaja) tingkat kelegaannya harus diakui. Sebagai hasilnya, perusahaan-

    perusahaan yang terkena imbasnya memiliki insentif untuk memilih kebijakan

    akuntansi yang bisa menurunkan lebih banyak pendapatan yang dilaporkan,

    sehingga bisa menjadi tumpuan kasus mereka. Tentu saja, insentif ini akan

    diketahui oleh ITC, para politisi, dan publik. Namun, seperti yang dipaparkan

    Jones, konstitusi-konstitusi ini mungkin tidak mempunyai motivasi untuk

    manipulasi laba oportunis da1am bentuk apapun. Sebagai contoh, efek dari harga

    yang lebih tinggi, yang akan mengikuti pengakuan terhadap suatu industri,

    mungkin tidak cukup kuat secara efektifitas biaya bagi costumer untuk melakukan

    lobby melawannya. Walaupun mungkin ITC tidak sepenuhnya termotivasi untuk

    menyesuaikan manipulasi laba jika itu hanya simpati priori terhadap perusahaan

    yang terkena petisi. Tindakan-tindakan yang merupakan kegiatan pencegahan

    terhadap munculnya manipulasi laba diperkuat jika agak sulit untuk dideteksi.

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    13/18

    Cara yang efektif untuk mengurangi laba yang dilaporkan tetapi sulit

    dideteksi adalah dengan memanipulasi kebijakan akuntansi yang berhubungan

    dengan metode akrual. Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin

    meningkatkan pembebanan pada depresiasi dan amortisasi, hal ini mungkin

    menyebabkan pencatatan lebih kewajiban pada produk yang dijaminkan,

    kontinjensi dan rabat, dan ini mungkin menyebabkan pencatatan provisi yang

    agak bcrlebih pada akun yang agak meragukan dan persediaan yang sudah tidak

    dipakai lagi. Ini disebut sebagai discretionary accruals. Jones menelaah apakah

    perusahaan yang menggunakan dicretionary accrual menurunkan laba yang

    dilaporkan atau tidak. Dia mengumpulkan sampel sebanyak 23 perusahaan dari

    lima industri yang terlibat dalam enam penelitian impor relief oleh ITC dalam

    periode 1980 sampai 1985. Agak mudah untuk mengetahui total akrual

    perusahaan dalam satu tahun. Salah satu pendekatannya adalah dengan

    mengambil perbedaan antara arus kas operasional dengan pendapatan bersih.

    Akrual diinterpretasikan dengan lebih luas, menjadi sebuah efek bagi semua

    kejadian yang dicatat selama tahun yang berbeda dengan arus kas. Namun,

    perubahan pada piutang dan hutang adalah akrual, seperti juga perubahan pada

    persediaan. Depresiasi beban adalah akrual negatif, menjadi bagian dari biaya

    properti, instalasi pabrik, dan peralatan yang dicatat pada tahun tersebut. Jones

    menggunakan pendekatan persamaan (equivalen approach), dengan perubahan

    non-kas pada modal kerja tahun berjalan dari neraca perbandingan, depresiasi

    beban sebagai bahan perhitungan total akrual. Namun demikian, memisahkan total

    akrual menjadi komponen discretionary dan non-discretionary menimbulkan

    masalah yang cukup besar. Hal ini disebabkan komponen non-discretionary

    berhubungan dengan level aktivitas bisnis. Sebagai contoh, jika sebuah

    perusahaan menderita diakibatkan adanya imbas dari persaingan luar negeri,

    perusahaan mungkin memiliki piutang yang lebih kecil, perusahaan juga mungkin

    harus menunda pembayaran kewajiban, dan menghapus sejumlah besar persediaan

    yang bergerak lamban. Hal-hal ini merupakan akrual negatif tapi mereka bisa

    disebut sebagai discretionary. Bagaimana mungkin seorang peneliti, yang tidak

    memiliki akses terhadap perusahaan ataupun hal-hal semacamnya dan harus

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    14/18

    bekerja dengan menggunakan laporan keuangan, memisahkan mereka dan total

    akrual sehingga bisa mendapatkan komponen discretionary?

    Pendekatan Jones pada masalah ini adalah untuk memperkirakan

    persamaan regresi berikut ini untuk tiap perusahaan j dalam sampelnya, selama

    periode awal sampai pada tahun penyelidikan ITC.Tujuan dari AREVjp adalah

    untuk mengkontrol akrual non-discretionary dari asset pada tahun berjalan dan

    kewajiban, dengan dasar bahwa hal ini bergantung pada aktifitas bisnis yang yang

    diukur melalui penerimaan. Juga PPEjt mengkontrol komponen non-discretionary

    dari depresiasi beban yang didasarkan pada investasi perusahaan pada capitalusxels.

    Dengan model regresi ini memperkirakan tiap-tiap perusahaan sampel,

    Jones menggunakannya untuk memprediksi akrual non-discretionary selama

    tahun-tahun penelitian 1TC, yaitu

    Ujp=TAjp-la,+p,jAREVjp+PPE

    Dimana p adalah tahun penelitian, TAjp adalah total akrual perusahaan j

    untuk tahun berjalan, dan kuantitas yang berada dalam kurung adalah non-

    disretionary yang diprediksi untuk tahun berjalan dari model regresi. Istilah Ujp

    adalah untuk menerangkan akrual discretionary untuk tahun p pada perusahaan j.

    Hipotesis biaya politik memprediksikan bahwa Ujp akan menjadi negatif sehingga

    perusahaan yang menggunakan akrual discretionary untuk memaksa turun

    pendapatan bersih yang dilaporkan. Jones menemukan bukti dari tingkah lakuprediksi. Untuk hampir semua perusahaan yang terdapat pada sampel, akrual

    discretionary seperti yang diperhitungkan dengan menggunakan persamaan adalah

    negatif secara signifikan pada tahun-tahun penelitian ITC. Akrual yang negatif

    tidak ditemukan pada tahun-tahun sebelum penelitian ITC maupun sesudahnya.

    Hasil ini, walaupun tidak sekuat yang diharapkan, menyatakan bahwa perusahaan-

    perusahaan yang terkena imbasnya secara sistematis memilih kebijakan yang

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    15/18

    akrual untuk meningkatkan/memperbaiki kasus mereka dalam perlindungan

    impor, konsisten dengan hipotesis biaya politik.

    8.7.4 DISTINGUISHING THE OPPORTUNISTIC AND EFFICIENT

    CONTRACTING VERSIONS OF PAT

    Membedakan Bagian Oportunistis Versus Versi Kontrak PAT Yang

    efisien seperti yang sudah disebutkan, ketiga hipotesis PAT sudah disebutkan

    dalam bentuk yang oportunis, yaitu mereka mengasumsikan bahwa manajer

    memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalisasi utilitas relatif mereka yang

    mereka harapkan terhadap pemberian imbalan mereka dan kontrak hiitang dan

    biaya politik. Ketiga hipotesis ini juga bisa dinyatakan dalam bentuk efisiensi

    dengan asumsi bahwa sistem kontrol internal, termasuk monitor dari dewan

    direktur, oportinisme yang dibatasi, dan memotivasi manajer untuk memilih

    kebijakan akuntansi yang meminimalisasi biaya kontrak.

    Sering kali, kedua bentuk PAT ini menbuat prediksi yang mirip. Sebagai

    contoh, dari hipotesis rencana bonus, seorang manajer mungkin memilih metodedepresiasi garis lurus dibandingkan, katakanlah, declining balance sehingga bisa

    meningkatkan pemberian imbalan secara oportunistik. Namun demikian,

    kebijakan yang sama bisa dipilih untuk kepentingan hipotesis bonus untuk alasan

    efisiensi. Anggap jika metode depresiasi garis lurus mengukur dengan baik

    opportunity cost terhadap perusahaan yang menggunakan asset tetapnya.

    Depresiasi garis lurus memberikan hasil pada pendapatan yang dilaporkan yang

    bisa mengukur kinerja manajer dengan lebih baik. Hasilnya, kebijakan ini akan

    memotivasi manajer dengan relatif lebih efisien (yang merupakan tujuan bonus itu

    sendiri sejak dan awal) terhadap kebijakan depresiasi yang lain. Juga, seperti yang

    diketengahkan Sweeney (1994), jika suatu perusahaan berada dalam bahaya

    perubahan pada kesepakatan hutangnya terhadap persediaannya yang

    menggunakan sistem LIFO, hal ini bisa dikatakan sebagai peningkatan

    oportunistik keuntungan pada beban kreditur. Alternatif lain, jika perubahan yang

    merugikan muncul dari kepatuhan sebuah aktivitas bisnis, mengurangi perseidiaan

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    16/18

    bisa menjadi strategi bisnis yang efisien untuk meningkatkan arus kas, terutama

    pada perusahaan yang mengalami kerugian pajak. Konsekuensinya, bisa menjadi

    sulit untuk menyatakan apakah observasi yang dilakukan perusahaan dalam

    memilih kebijakan akuntansi didorong oleh oportunistik ataukah efisiensi. Tetapi,

    tanpa bisa mengetahui kemungkinan-kemungkinan ini, sulit dikatakan bahwa kita

    mengerti proses pemilihan kebijakan akuntansi. Riset PAT masa ini membahas

    masaah ini. Sebagai contoh, Christie dan Zimmerman (1994) meneliti pemilihan

    kebijakan akuntansi dalam sampel perusahaan-perusahaan yang menjadi target

    pengambilalihan. Alasan mereka adalah jika pemilihan kebijakana kuntansi yang

    oportunistik muncul, akan menjadi pertahanan pada perusahaan yang akan

    diambil alih, sementara manajemen berusaha untuk mempertahankan pekerjaan

    dan reputasi mereka dengan memaksimailisasi pendapatan bersih keadaan

    keuangan yang dilaporkan. Christie dan Zimmennan menemukan bahwa, bahkan

    pada sampel semacam itu, efek dari pemilihan akuntansi peningkatan pendapatan

    relatif sangat kecil. Dari sini, mereka mengambil alasan bahwa perluasan dari

    oportunisme pada populasi perusahaan yang besar bahkan lebih kecil lagi.

    Pada awal tadi sudah kita menyebutkan Sweeney (1994) menemukan bahwa

    manajer mayoritas memikirkan biaya versus keuntungan dari perubahan kebijakna

    akuntansi, dan lebih banyak mengubah kebijakan akuntansi didasarkan pada

    masalah kesepakatan hutang hanya jika hal tersebut efektif dari segi biaya. Jika

    saja versi oportunistik dari hipotesis kesepakatan hutang muncul, manajer akan

    cenderung tidak terlalu peduli dengan biaya pada usaha mereka untuk membuat

    manuver atas masalah-masalah kesepakatan mereka.

    Sweeney mengetengahkan bukti-bukti tambahan dalam versi efisiensi PAT

    dengan mengidentifikasi empat perusahaan dari sampelnya yang bisa saja sudah

    menunda perubahan dengan mengubah LIFO tetapi memilih untuk tidak

    melakukannya. Semua perusahaan ini bisa memunculkan biaya pajak substansial

    jika mereka sudah merubahnya. Dia juga mengidentifikasikan tiga perusahaan

    yang baru saja memutuskan untuk tidak memunculkan biaya perubahan satu

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    17/18

    kebijakan akuntansi karena efek pendapatan jika melakukan hal tersebut tidak

    akan cukup besar untuk menunda perubahan. Secara keseluruhan, hasil temuan

    Sweeney mendukung kedua versi PAT tapi menyarankan analisis perusahaan

    yang spesifik dan detail untuk dapat memisahkan keduanya.

    Riset Dechow (1994) juga berhubungan dengan kedua versi PAT. Dia

    berargumentasi bahwa jika akrual adalah hasil yang besar manipulasi hasil

    oportunistik pada laba yang dilaporkan, pasar yang efisien akan menolak mereka,

    dalam favor arus kas, dimana kasus arus kas harus lebih diasosiasikan dengan

    kembalian saham dibandingkan dengan pendapatan bersih. Alternatif lain, jika

    akrual merefleksikan kontrak yang efisien, pendapatan bersih sehamnya lebih bisa

    diasosiasikan dengan kembalian saham daripada arus kas. Tes empirisnya,

    menemukan bahwa pendapatan bersih lebih banyak diasosiasikan dengan

    kembalian daripada arus kas.

    Dechow juga berargumen bahwa jika akrual relatif besar, (seperti

    contohnya pada perusahaan-perusahaan yang tumbuh dengan cepat), pendapatan

    bersih bahkan harus lebih diasosiasikan lagi dengan kembalian saham, relatif terhadap arus kas, daripada pada saat perusahaan dalam keadaan stabil (dimana

    arus kas dan pendapatan bersih dalam keadaan seimbang). Tes empirisnya

    menemukan bahwa ini adalah inti kasusnya, memberikan dukungan lebih jauh

    terhadap kontrak yang efisien.

    8.7.5 CONCLUSIONS

    Akuntansi adalah seni pencatatan, pengolahan, dan peringkasan transaksi

    dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam

    bentuk satuan uang, dan penginterprestasian hasil proses tersebut. Sedangkan teori

    akuntansi merupakan susunan konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara

    sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan anatara

    variable dengan vriabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat

    menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin akan muncul.

  • 7/21/2019 Mg11_materi Economic Consequence

    18/18

    Periodisasi teori akuntansi dibagi menjadi pre theory period, general scientific

    period, normative period, dan specific scientific period.

    Perumusan teori akuntansi dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu

    pendekatan informasi dan pendekatan teoritis. Pendekatan informal dibagi dalam

    pendekatan non teoritis dan pendekatan otoriter, sedangkan pendekatan teoriti

    dibagi ke dalam pendekatan deduktif , induktif, etik, sosiologis, ekonomi, dan

    eklektif. Atas dasar tujuannya teori akuntansi diklasifikasikan dalam dua jenis

    yaitu teori akuntansi normative yang memberikan resep terhadap teori praktek

    akuntansi, dan teori akuntansi positif yang berusaha menjelaskan danmemprediksikan fenomena yang berkaitan dengan akuntansi.

    Dalam teori akuntansi normative, isi akuntansi dianggap sebagai norma

    peraturan yang harus diikuti, tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan

    sekarang atau tidak. Metode ini disebut juga normative accounting research atau

    normative theory of accounting, yang berguna dalam membahas isu true income

    dan decision usefulness.

    Berbeda dengan teori akuntansi normatif, teori akuntansi positif

    berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi

    realitas praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi

    positif dimulai dari suatu modal ilmiah, dan kemudian dirumuskan problem

    penelitian untuk mengamati fenomena yang nyata yang tidak ada dalam teori.

    Untuk selanjutnya dikembangkan teori untuk mrnjelaskan fenomena tersebut dan

    melakukan penelitian secara terstruktur dan peraturan yang standar dengan

    melakukan perumusan masalah, penyusunan hipotesa, pengumpulan data dan

    pengujian statistic ilmiah, sehingga diketahui apakah hipotesa yang dirumuskan

    diterima atau tidak.