micrometer koko.pdf

27
34 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktikum metrologi industri dijurusan teknik mesin adalah sebagai salah satu metoda pelatihan yang harus dioptimalkan baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun hasilnya untuk mencapai kompetensi. Metrologi industri merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin, dengan menguasai penggunaan alat-alat ukur, diharapkan agar mahasiswa teknik mesin memiliki keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi keseimbangan teknologi. Mikrometer adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan harus dikuasai cara pengukurannya oleh Mahasiswa Teknik Mesin karena dalam melakukan suatu pemesinan sangat diperlukan pengukuran. Mikrometer merupakan salah satu alat ukur yang sangat diperlukan saat pemesinan. Dengan adanya praktikum mikrometer Mahasiswa Teknik Mesin dapat mengetahui jenis-jenis mikrometer, metode yang digunakan, prinsip kerja mikrometer dan fungsi mikrometer , serta bagian-bagian yang bertujuan agar mahasiswa bisa mengukur dengan mikrometer lebih teliti saat di dunia kerja. Dan dengan mengikuti praktikum ini, mahasiwa dapat mengetahui ilmu-ilmu dan mendapatkan keterampilan dan keaslian tentang mikrometer.Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya.Karakteristik suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin atau peralatan mesin. Banyak hal dimana karakteristik permukaan perlu di nyatakan jelas.Karakteristik permukaan sebagaimana yang di maksud oleh perancang mungkin harus di penuhi oleh si pembuat komponen.

Upload: koko

Post on 09-Dec-2015

126 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MICROMETER KOKO.pdf

34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktikum metrologi industri dijurusan teknik mesin adalah sebagai salah satu

metoda pelatihan yang harus dioptimalkan baik dalam perencanaan, pelaksanaan

maupun hasilnya untuk mencapai kompetensi.

Metrologi industri merupakan salah satu dasar dan merupakan keterampilan

yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa teknik mesin, dengan menguasai

penggunaan alat-alat ukur, diharapkan agar mahasiswa teknik mesin memiliki

keahlian yang dapat diandalkan untuk mengimbangi keseimbangan teknologi.

Mikrometer adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan harus

dikuasai cara pengukurannya oleh Mahasiswa Teknik Mesin karena dalam

melakukan suatu pemesinan sangat diperlukan pengukuran. Mikrometer

merupakan salah satu alat ukur yang sangat diperlukan saat pemesinan.

Dengan adanya praktikum mikrometer Mahasiswa Teknik Mesin dapat

mengetahui jenis-jenis mikrometer, metode yang digunakan, prinsip kerja

mikrometer dan fungsi mikrometer , serta bagian-bagian yang bertujuan agar

mahasiswa bisa mengukur dengan mikrometer lebih teliti saat di dunia kerja.

Dan dengan mengikuti praktikum ini, mahasiwa dapat mengetahui ilmu-ilmu

dan mendapatkan keterampilan dan keaslian tentang mikrometer.Permukaan

adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya.Karakteristik

suatu permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen

mesin atau peralatan mesin. Banyak hal dimana karakteristik permukaan perlu di

nyatakan jelas.Karakteristik permukaan sebagaimana yang di maksud oleh

perancang mungkin harus di penuhi oleh si pembuat komponen.

Page 2: MICROMETER KOKO.pdf

35

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pengukuran dengan alat ukur mikrometer adalah sebagai

berikut :

1. Pemakaian atau penggunaan micrometer untuk suatu pengukuran

2. Kalibrasi sebuah micrometer luar

1.3 Alat – Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

a. Mikrometer luar 0-25 mm

Gambar 1.1Mikro Meter Luar 0-25

(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)

b. Mikrometer luar 25-50 mm

Gambar 1.2Mikro Meter Luar 25-50

(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)

Page 3: MICROMETER KOKO.pdf

36

1.4 Benda Ukur

Benda ukur yang akan dilakukan pengukuran adalah dua buah poros

bertingkat yang terbuat dari aluminium.

Gambar 1.3Poros Bertingkat

(Sumber: lab. Pengukuran metrologi industri,UR)

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, alat, bahan dan sistematika penulisan

ini sendiri.

BAB II TEORI DASAR

Bab ini berisi tentang teori-teori yang menjelaskan tentang mikrometer.

BAB III DATA PENGAMATAN

Bab ini berisi tentang hasil data dan perhitungan tentang data yang didapat dari

praktikum.

BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini berisi tentang analisa dari data hasil perhitungan yang dibahas pada bab 3.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpilan dan saran dari praktikum sebelum yang

dilakukan.

Page 4: MICROMETER KOKO.pdf

37

BAB II

TEORI DASAR

2.1 Pengertian

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat mengukur benda kerja dengan skala

mikro. Mikrometer merupakan alat ukur langsung yang memiliki

ketelitian/kecermatan yang sangat tinggi yaitu dapat mengukur dengan ketelitian

sampai 0,01 mm bahkan ada yang mencapai 0,002 mm.

Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering di

manfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan beragam

komponen yang di buat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat

kualitas sedang sampai dengan menengah. Jadi, kecermatan sebesar 0.01 mm di

anggap sesuai karenan semakin cermat alat ukur akan memerlukan kesamaan

yang tinggi saat pengukuran dilangsungkan (lebih cocok dilakukan di kamar ukur

atau lab Ukur metrologi daripada dilakukan di pabrik dengan berbagai jenis

gangguan).

Proses pengukuran dengan memakai mikrometer yang dilakukan oleh

operator yang belum ahli atau yang dilakukan di bagian produksi (lantai pabrik /

shop floor) biasanya akan menghasilkan penyimpangan rambang lebih dari satu

mikrometer, sehingga hasil pengukuran yang di ulang-ulang akan makin

menyebar. Akibatnya ketepatan proses pengukuran akan relatif rendah. Dengan

demikian, kecermatan pembagian skala sampai dengan satu mikrometer menjadi

tidak berarti.

Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu mikrometer atau

lebih memerlukan alat ukur yang lebih cermat seperti Johanssor Microcator atau

alat ukur pembanding (komparator) yang lain dan perlu dilaksanakan dengan lebih

seksama pada micrometer.

Komponen terpenting dari mikrometer adalah alat ulir utama. Dengan

memutar silinder putar satu kali, poros ukur akan bergerak linear sepanjang satu

kisar sesuai dengan kisar (pitch) ulir utama (biasanya 0.5 mm). Meskipun ulir

Page 5: MICROMETER KOKO.pdf

38

utama ini dibuat dengan “teliti” akan tetapi kesalahan / penyimpangan akan selalu

ada. Untuk sepanjang ulir utama kesalahan kisar satu mur silinder putar berada

pada suatu tempat akan berbeda dengan kesalahan kisar di tempat lain. Apabila

poros ukur digerakkan mulai dari nol sampai batas akhir, kesalahan kisar ini akan

“terkumpul” atau terakumulasi sehingga menimbulkan penyimpangan yang sering

disebut dengan kesalahan kumulatif. Oleh karena itu, untuk membatasi kesalahan

kisar kumulatif, biasanya panjang ulir utama (jarak gerakan poros ukur) dirancang

hanya sampai 25 mm saja.

2.2 Kalibrasi Mikrometer

Setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama, mikrometer perlu

dikalibrasi untuk mendapatkan tingkat kecermatan sesuai dengan standarnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalibrasi mikrometer :

1. Gerakan silinder putar/poros ukur harus dapat berputar dengan baik

dan tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama.

2. Kedudukan nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi

harus menunjukan nol.

3. Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor).

4. Kebenaran dari hasil pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan

dengan standar yang benar.

5. Bagain-bagian seperti gigi gelincir dan pengunci poros ukur harus

berfungsi dengan baik.

2.2.1 Kalibrasi Sensor

Sensor mikrometer ada dua buah, yaitu sensor diam pada silinder tetap

dan sensor gerak pada silinder putar. Kedua sensor ini mrupakan sebuah

bidang, sensor yang ideal adalah sensor yang rata dan kedua bidang sensor

harus sejajar di semua posisi.

Dalam mengkalibrasi sensor mikrometr ini, maka pengujian yang

harus diilakukan pada pengecekan pada variabel kerataan dan kesejajaran

Page 6: MICROMETER KOKO.pdf

39

untuk kedu sensor tersebut.

2.2.2 Kalibrasi Kerataan Sensor Mikrometer

Uji kerataan pada sensor mikrometer dilakukan dengan

rnenggunakan lensa rata (optical flat).

Gambar 2.1 kalibrasi sensor mikrometer lensa rata

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Kaca rata (optical flat) yang mempunyai kerataan sebesar 0,2 prn

sampai 0,05 pm diletakkan dengan hati hati diatas permukaan salah satu

sensor(muka ukur)tentu saja setelah muka ukur tersebut dibersihkan

terlebih dahulu. Hatihati jangan sekali-kali sampai menekan dan

menggosokkan lensa ke muka ukur sebab ini dapat merusak permukaan kaca

rata.

Menggunakan prinsip interferensi cahaya, gunakan lampu sumber

cahaya monokromatis atau kalau tidak ada dapat menggunakan lampu biasa

untuk memeriksa kerataan permukaan muka ukur. Menggunakan prinsip

interferensi cahaya, gunakan lampu sumber cahaya

Untuk muka ukur yang rata maka melaui kaca rata ini kita melihat

permukaan muka ukur dengan jelas tanpa ada garis-garis berwarna.

Sebaliknya untuk muka ukur yang tidak rata maka akan terlihat garis-garis

berwarna dengan pola tertentu yang menandakan ketidakrataan permukaan

muka ukur tersebut. Satu garis berwarna menyatakan ketidakrataan sebesar

0,35 m.Mikrometer diangap masih baik jika terlihat paling banyak 2 garis.

Page 7: MICROMETER KOKO.pdf

40

2.2.3 Pemeriksaan Kesejajaran Muka Ukur

Selain harus rata maka kedua muka ukur mikrometer harus

sejajar. Untuk memeriksa kesejajaran dapat digunakan sejenis kaca datar

yang mempunyai dua permukaan yang rata dan sejajar, oleh sebab itu

disebut dengan kaca parallel (optical parallel). Kaca parallel ini biasanya

tersedia dalam beberapa ketebalan misalnya = 12,00 mm, 12,12 mm,

12,25 mm, 12,37 mm. Kaca parallel ini digunakan secara berurutan

untuk mengecek kesejajaran kedua muka ukur pada beberapa posisi atau

kedudukan dari silinder putar (poros ukur).

Caranya adalab sebagai berikut:

a. Kedua muka ukur dibersihkan, kemudian salah satu kaca

parallel diletakkan di antara kedua muka ukur. Kemudian kaca

parallel ini dijepit dengan memutar silinder putar (melalui

gigi gelincir) dengan sangat hati-hati. Dengan bantuan suatu

sumber cahaya, maka pada kedua muka ukur akan terlihat

(melalui kaca parallel) satu atau bebeapa garis berwarna

dengan pola tertentu seperti pada gambar.

b. Untuk memeriksa kesejajaran kedua muka ukur mikrometer

dengan kapasitas lebih dan 25 mm maka digunakan

bantuan balok ukur sebagai penambah ketebalan kaca

parallel. Balok ukur ini diapit oleh dua bush kaca

parallel sebelum kemudian balok ukur disertai kedua kaca

parallel tersebut dijepit oleh kedua muka ukur.

c. Penjepitan dilakukan oleh kedua muka tepat di tengah kaca

parallel. Setelah pola dan jumlah garis interferensi diamati,

maka lakukan prosedur yang sama dengan mengubah posisi

penjepitan muka ukurempat posisi di sekeliling

pusat(kedudukan pertama)pada jarak kurang lebih 1,5 mm.

Dan kelima posisi pengamatan interferensi ini ambit harga

(jumlah) yang terbesar, kemudian bandingkan dengan standar

kesejajaran yaitu jumlah garis maksimum yang diijinkan.

Page 8: MICROMETER KOKO.pdf

41

2.2.4 Kalibrasi Skala

Untuk memeriksa kebenaran dari skala mikrometer digunakan satu

atau susunan dan beberapa balok ukur dari kelas 1atau 2 sebagai ukuran

standar. Seluruh daerah ukuran mulai dan nol sampai ukuran maksimum (25

mm) harus diperiksa dengan cara bertingkat, yaitu memilih beberapa balok

ukur dengan kenaikkan ukuran sebesar 0,5 mm. Setelah posisi nol

diperiksa (kalau perludisetel dahulu) maka kalibrasi dimulai dengan

mengukur balok ukur 0,5 mm dan kesalahan yang mungkin teadi adalah

sebesar:

Kesalahan = Pembacaan mokrometer - Ukuran blok ukur

Harga kesalahan ini di catat sampai akhirnya di capai kapasitas

maksimum mikrometer(25 mm). kemudian pengukuran diulangi lagi

dimulai dan kapasitas ukur maksimum dan diturunkm 0,5 mm sampai ke nol.

Setelah kedua harga kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun)

dirataratakan, maka dapat dibuat grafik kesalahan kumulatif

(cumulative error) seperti pada gambar 2.7, berikut:

Gambar 2.2 kurva kesalahan kumulatif

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Adapun prosedur penggunaan alat ukur micrometer adalah sebagai

berikut :

1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka

2. Buka rahang dengan cara memutar kekiri pada bagian timble hingga

benda ukur dapat dimasukkan ke rahang.

Page 9: MICROMETER KOKO.pdf

42

3. Letakkan benda yang akan diukur pada rahang dan putar kembali

sampai tepat.

4. Pengunci diputar sampai skala putar tidak dapat digerakkan dan

terdengar bunyi “klik”

Cara membaca skala pada mikrometer :

1. Perhatikan skala putar berada pada angka berapa pada skala

utama. Benda yang akan diukur memiliki panjang skala utama x

mm.

2. Perhatikan penunjukan pada skala putar. Angka pada skala putar

berimpit dengan garis mendatar pada skala utama.

Misal : Hasil pengukuran mikrometer seperti gambar berikut

Gambar 2.3cara memakai micrometer

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Cara pembacaan :

Pertama-tama perhatikan bilangan bulat pada skala utama barrel, lalu

perhatikan apakah terbaca skala setengah milimeter pada bagian atas skala

utama (ada kalanya dibawah), dan akhirnya bacalah skala perseratusan pada

lingkaran.

Page 10: MICROMETER KOKO.pdf

43

Nilai ukuran dari gambar dibaca sbb :

- Skala utama = 12 x 1,00 mm = 12,00 mm

- Skala minor = 0 x 0,50 mm = 0,00 mm

- Skala pemutar = 32 x 0,01 mm = 0,32 mm

Nilai = 12,32 mm

2.3 Pemeliharaan dan Kalibrasi Mikrometer

Mikrometer jangan disalahgunakan misalnya dipakai sebagai penjepit

(klem), untuk mengukur poros yang masih berputar, sebagai pemukul dan

berbagai penggunaan yang tak wajar.Selain itu, setelah dipakai simpanlah

mikrometer pada tempat yang telah disediakan.Sebelum disimpan, cukup

mikrometer ini dibersihkan dengan lap bersih dan diberi sedikit vaselin pada poros

ukur dan kedua muka ukurnya. Bagian – bagian lain mikrometer biasanya dilapisi

(dengan email atau chrom) supaya tidak berkarat, dengan demikian pada bagian

ini tidak perlu diberi Vaselin.

Setelah digunakan dalam jangka waktu tertentu semua alat ukur, termasuk

mikrometer, harus dikalibrasi. Kalibrasi dapat dilaksanakan secara periodik dalam

selang waktu tertentu tergantung pada frekuensi, cara pemakaian alat ukur, dan

kewajiban dalam sistem manajemen waktu. Untuk melakukan kalibrasi

mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :

a) Gerakkan silinder putar/ poros ukur ; harus berputar dengan baik, rasakan

tidak terjadi goyangan karena keausan ulir utama.

b) Kedudukan nol; apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/ indeks

harus menunjuk nol.

c) Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet)

dan pengunci poros ukur.

Page 11: MICROMETER KOKO.pdf

44

d) Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor); karena keausan

muka ukur dapat menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehingga

memungkinkan salah ukur.

e) Kebenaran penunjukan harga pengukuran; setiap harga yang ditunjukkan

oleh mikrometer harus sesuai dengan ukuran standar yang benar (harga

nominal dengan toleransi yang ditetapkan sesuai dengan standar.

Tidak hanya pengkalibrasian yang dilakukan, tetapi kita harus memeriksa

kerataan, kesejajaran muka ukur dan kebenaran skala mikrometer.

Kerataan adalah suatu muka ukur dapat diperiksa dengan menggunakan kaca

/ gelas rata (optical flat), yaitu sekeping kaca (dari gelas atau sapphire) yang

kerataannya mempunyai satu permukaan yang rata dengan toleransi kerataan

sebesar 0,2 μm sampai 0,005 μm. Kaca rata ini diletakkan diatas salah satu muka

ukur yang telah dibersihkan dengan hati-hati. Merupakan hal yang terlarang untuk

menekan dan menggosokkan kaca rata pada muka ukur; sebab akan merusakkan

permukaan kaca rata yang tak murah harganya.

Apabila tidak ada sumber cahaya monokromatik, cukup digunakan lampu

biasa, guna memeriksa kerataan muka ukur. Untuk muka ukur yang rata melalui

kaca rata ini akan terlihat permukaan muka ukur dengan jelas tanpa ada garis

berwarna.

Gambar 2.4 Pemeriksaan Kesejajaran Kaca Paralel

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Page 12: MICROMETER KOKO.pdf

45

Hasil pengukuran sebagaimana yang ditunjukkan oleh alat ukur harus sesuai

dengan ukuran yang dianggap benar (ukuran standar). Karena kesalahan dalam

proses pembuatan alat ukur, atau karena keausan / kerusakan setelah alat ukur

dipakai selama jangka waktu tertentu, harga yang ditunjukkan oleh alat ukur dapat

diragukan. Untuk memeriksa kebenaran skala mikrometer digunakan acuan

kalibrasi yaitu satu atau susunan beberapa balok ukur kelas 1 atau kelas 2 sebagai

standar. Seluruh daerah ukuran mulai dari nol sampai dengan kapasitas

maksimum (25 mm) harus diperiksa dengan cara bertingkat yaitu memilih

beberapa blok ukur dengan kenaikan ukuran sebesar 0,5 mm. Setelah posisi nol

diperiksa kalibrasi dimulai dengan mengukur blok ukur 0,5 mm dan kesalahan

yang mungkin terjadi adalah sebesar :

Kesalahan= Pembacaan Mikrometer – Ukuran Block Ukur

Gambar 2.5 Memeriksa Kerataan Benda Ukur

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Harga kesalahan ini dicatat untuk setiap penambahan ukuran acuannya

sampai akhirnya dicapai kapasitas maksimum mikrometer (25 mm). Kemudian

pengukuran diulang lagi dari mulai kapasitas maksimum sampai ke nol.

Setelah kedua harga kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun)

dirata-ratakan, dapat dibuat grafik kesalahan kumulatif (cumulative error) seperti

Page 13: MICROMETER KOKO.pdf

46

yang diperlihatkan gambar 2.5. Jarak antara titik teratas dan titik terbawah pada

kurva kesalahan kumulatif disebut dengan kesalahan total (total error). Jika perlu,

kurva disekitar titik teratas dan titik terbawah (0,5 mm disebelah kurvanya sampai

0,5 mm di sebelah kanannya) diperjelas dengan melakukan kalibrasi ulang dengan

cara mengambil tingkatan kenaikan ukuran blok ukur sebesar 0,1 mm.

Dalam cara kalibrasi seperti diatas, kedudukan silinder putar selalu diputar

penuh satu putaran, akibatnya untuk kedudukan yang lain tidak diperiksa. Supaya

silinder putar tidak selalu diputar penuh satu putaran, dapat dipilih ukuran blok

ukur dengan tingkatan ukuran kenaikan sebagai berikut :

2,5; 5,1; 7,7; 10,3; 12,9; 15,0; 17,6; 20,2; 22,8; dan 25,0 mm

Gambar 2.6 Tabel Jumlah Garis Yang di Ijinkan

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Gambar 2.7 Kurva Kesalahan Kumulatif

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Page 14: MICROMETER KOKO.pdf

47

Gambar 2.8Tabel Kesalahan Kumulatif

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

2.4 Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari mikromter yaitu sebagai pengubah mekanik yang semata-

mata berdasrkan prinsip kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat

sensor dari translasi menjadi gerakan rotasi yang relatif lebih mudah diproses.

Contoh pengubah mekanik yang paling sederhana dalah pasangan ulir luar

(baut) dan ulir dalam (mur). Secara teoritik satu putaran poros ukur akan

menggeserkan poros sebesar satu pits ulir utama (0,5 mm). Skala yang dibuat

pada silinder putar dapat dibagi menjadi 50 bagian yang berti 1 bagian skala setara

dengan gerakan translasi sebesar 0,01 mm.

Suatu putaran poros ukur secara teoritik akan menggeserkan poros ini sebesar

satu pits utama (0.5 mm). Skala yang dibuat pada silinder putar dapat dibagi

menjadi 50 bagian yang berarti satu bagian skala setara dengan gerakan translasi

sebesar 0.01 mm. Kebenaran keceramatan pengukuran ini dapat dicapai berkat

ulir utama yang dibuat dengan geometri yang teliti serta pemakaian ratchet untuk

menjaga keterulangan pengukuran. Meskipun namanya mikrometer, karena

kendala pembuatan dan kepraktisan pemakaian, alat ukur ini umumnya dibuat

dengan kecermatan tidak mencapai 1 mikrometer.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada mikrometer yaitu:

Page 15: MICROMETER KOKO.pdf

48

1. Meskipun ulir utama baut dan mur dibuat dengan ketelitian geometri

yang tinggi, tetap saja akan terjadi kesalahan kisar. Hampir tidak

mungkin membuat ulir dengan kesamaan harga pits sepanjang baut dan

mur sampai dengan orde misalnya 0,1 µm.

Akibat ketidaksamaan harga pits sepanjang baut dan mur, satu kali

putaran baut tidak mungkin menggeserkannya benar-benar sebesar 1

pits teoritik (misalnya 0,5 mm) melainkan akan menggeserkan sebesar 1

kisar yang harganya bias lebih atau kurang dari 0,5 mm. Akibatnya, n

kali putaran baut akan menyebabkan kesalahan kisar kumulatif

(kesalahan terjumlahkan) yang bisa cukup besar yang mungkin

melebihi harga kecermatan pembacaan skala putar.

2. Satu kali putaran poros ukur (silinder putar) dapat dibagi 50 dengan

cara menuliskan skala putar pada silinder putar. Karena ulir utama

dirancang dengan harga pits sebesar 0,5 mm berarti satu kesatuan skala

putar berharga teoritik sebesar 0,01 mm. kecermatan sebesar 0,01 mm

ini harus dijamin tak akan salah sampai dengan orde misalnya ± 0,001

mm untuk setiap satuan skala putar dan kesalahan kumulatif misalnya ±

0,04 mm untuk 50 kali putaran sepanjang geseran maksimum poros

ukur untuk kapasitas ukur micrometer, misalnya 25 mm.

Berdasarkan kenyataan ini, sangatlah sulit membuat mikrometer dengan

kecermatan 0,001 mm dan menjamin kebenaran (ketelitian) pembacaan

proses pengukuran dengan hasil suatu dimensi objek ukur dengan

kecermatan tinggi itu, misalnya 4,167 mm.

3. Suatu kekuatan putaran (momen punter) yang relative ringan (kecil)

akan memberikan gerakan translasi dengan gaya dorong yang cukup

tinggi. Bagi benda ukur yang tipis tekanan pengukuran yang besar akan

melenturkan benda ukur yang mengakibatkan terjadinya kesalahan

pengukuran.

Tangan manusia tidak sensitif terhadap pemutaran (kadang kuat,

kadang ringan) hal ini akan membuat kita tidak mampu mengulang

pemutaran dengan sama benar. Akibatnya, bila pengukuran diulang dan

Page 16: MICROMETER KOKO.pdf

49

hal ini dilakukan dengan cara memutar secara langsung silinder putar,

hasil pengukuran bisa tidak jadi sama.

Oleh sebab itu, pengukuran harus dilakukan dengan memutar silinder

putar lewat racer (gigi-gelincir). Racet ini akan menjamin ketepatan

hasil penukuran yang diulang-ulang sebab kekuatan putaran silinder

putar dijaga seringan mungkin dan tetap sama (sesuai dengan kekuatan

pegas racet).

4. Jika mulut ukur ditutup yaitu memutar (melalui racet) poros ukur

sehingga berimpit dengan landasan, pada saat itu garis indeks (garis

memanjang pada silinder tetap) harus persis menunjuk skala putar pada

rahang nol. Untuk memungkinkan hal ini, silinder tetap, diatas mana

garis indeks dituliskan, harus bisa diatur posisinya. Hal ini dilaksanakan

dengan merancang silinder tetap yang terpisahkan dari rangka dengan

membuat suaian pas (transition pits) terhadap silinder mur utama.

Dengan cara ini penyetelan 0 dimungkinkan dan terakit alat ukur

terwuijudkan.

2.5 Bagian-Bagian Utama Mikrometer

Gambar 2.9 bagian-bagian utama micrometer

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Page 17: MICROMETER KOKO.pdf

50

Bagian-bagian mikrometer :

a. Landasan & poros ukur, berfungsi sebagai tempat peletakan benda ukur.

b. Kunci poros ukur, berfungsi untuk mengunci poros ukur agar tidak

bergerak.

c. Lubang penyetel posisi nol, berfungsi untuk menyetel agar kembali ke

posisi nol.

d. Skala tetap, nilai / dimensi dari benda ukur.

e. Skala putar, merupakan nilai yang menunjukkan kecermatan dari dimensi

yang diukur.

f. Silinder putar, berfungsi untuk memutar skala putar.

g. Rachet, berfungsi untuk lebih mendekatkan poros ukur dengan benda

ukur agar dimensi yang didapat lebih akurat. (sampai bunyi klik 3 kali)

h. Harga atau rangka berfungsi sebagai pegangan saat melakukan

pengukuran.

2.6 Cara Kerja Mikrometer

Berdasarkan hal yang perlu diperhatikan sewaktu memakai mikrometer

adalah sebagai berikut :

a) Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi

bersih. Adapun debu terutama geram berkas proses pemesinan dapat

menyebabkan kesalahan sistematik dan bisa merusak permukaan mulut

ukur (sensor) mikrometer.

b) Sebelum dipakai, kedudukan nol mikrometer harus diperiksa. Apabila

perlu, kedudukan nol ini distel dengan cara merapatkan mulut ukur

(dengan memutar ratchet dua/tiga kali). Kemudian silinder tetap diputar

relatif terhadap suaiannya yaitu silinder rangka dengan memakai kunci

penyetel sampai garis referensi skala tetap bertemu dengan garis nol

skala putar.

c) Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur. Apabila

dimensi tersebut cukup lebar, poros ukur dapat digerakkan

Page 18: MICROMETER KOKO.pdf

51

(dimundurkan) dengan cepat dengan cara menggelindingkan silinder

putar pada telapak tangan.

d) Benda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan

kanan dan ditahan oleh kelingking, jari manis serta jari tengah. Telunjuk

ibu jari digunakan untuk memutar silinder putar, setelah hampir

menyentuh, gunakan ratchet untuk memutar sampai tiga kali.

Gambar 2.10 Memeriksa Kerataan Benda Ukur

(sumber: Taufiq Rochim. Spesifikai, metrologi, & kontrol kualitas geometri.2006)

Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur

tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena

adanya deformasi.Penyimpangan yang bersumber dari benda

ukur.Penekanan yang amat kerasa dapat merusakkan ulir utama.

Ketepatan pengukuran bergantung pada penggunaan tekanan pengukuran

yang cukup diusahakan selalu tetap sama. Hal ini dapat dicapai dengan

cara memutar silinder putar melalui gigi gelincir (ratchet) atau tabung

gelincir (friction thimble) sewaktu poros ukur hampir mencapai

permukaan benda ukur. Jikalau pemutar pembatas momen putar tidak ada

gunakanlah perasaan yang baik sewaktu memutar silinder putar. Pada

alat ukur lain yang memakai mikrometer sebagai penggerak sensor ukur,

kadang dilengkapi dengan sensor tekanan, atau indikator. Meskipun tak

ada ratchet atau friction thimble pemutaran silinder putarnya dihentikan

ketika jarum indikator menunjukkan angka nol. Dengan menjaga

Page 19: MICROMETER KOKO.pdf

52

kesamaan tekanan pengukuran diharapkan keterulangan proses

pengukuran dapat dijaga, dengan harapan untuk menjamin ketepatan

proses pengukuran.

f. Pengukuran mekanik

Prinsip kerja pengubah mekanik semata mata berdasarkan prinsip

kinematik yang meneruskan serta mengubah isyarat senso yang biasanya

berupa gerakan translasi (besaran panjang) menjadi gerakan rotasi

(besaran panjang) yang relative mudah untuk diproses atau di lakukan

secara teoritik. Prinsip kinematic mudah di rancang, akakn tetapi secara

praktis sulit diterapakan akibat kendala dalam proses pembuatan dan

perakitan.

Dalam hal ini, micrometer menggunakan prinsip ini. Contoh pengubah

mekanik yang paling sederhana adalah pasangan ulir (baut) dan ulir

dalam (mur). Seperti yang diterapkan pada alat ukur micrometer satu

putaran poros alat ukur secara teoritik akan menngeserkan poros ini

sebesar satu pits ulir utama (0,5mm) skala yang dibuat pada silinder putar

dapat dibagi menjadi 50 bagian yang berarti satu bagian skala setara

dengan gerakan translasi sebesar 0,01mm. kebenarankecermatan

pengukuran ini dapat dicapai berkat ulir utama yang dibuat dengan

geometri yang teliti, serta pemakaian racet untuk menjadi keterulangan

pengukuran. Meskipun namanya micrometer karana alas an kendati

pembuatan dan kepraktisan pemakaian, alat ukur ini umumnya dibawah

dengan kecermatan.

Page 20: MICROMETER KOKO.pdf

53

BAB III

DATA PENGAMATAN

3.1 Data Hasil Pengukuran

Tabel 3.1data hasil pengukuran pengamatan

BENDA 1

NO

BIDANG

KODE

TOLERANSI PENGAMAT A PENGAMAT B

MAX MIN TITIK RATA-RATA

TITIK RATA-

RATA

(mm)

(mm)

1 (mm)

2 (mm)

1 (mm)

2 (mm)

1 A h7 10 9.98 9.99 9.97 9.98 9.97 9.95 9.96

2 B h7 18 17.9

8 17.9

9

18.6

5 18.02

17.0

3

17.0

3

17.0

3

3 C h7 25 24.9

8 25.0

2

25.0

2 25.02

25.0

1

25.0

3

25.0

2

4 D h7 18 17.9

8 17.9

8

17.9

8 17.98

17.0

2

17.0

2

17.0

2

5 E h7 8 7.98 7.99

9 7.89 7.84 7.89 7.97

7.97

5

BENDA II

NO

BIDANG

KODE

TOLERANSI PENGAMAT A PENGAMAT B

MAX MIN TITIK RATA-RATA

TITIK RATA-

RATA

(mm)

(mm)

1 (mm)

2 (mm)

1 (mm)

2 (mm)

1 A h7 10 9.98 10.0

2

10.0

2 10.02

10.0

2

10.0

2

10.0

2

2 B h7 18 17.9

8 17.9

2

17.9

5

17.93

5

17.9

6

17.9

6

17.9

6

3 C h7 25 24.9

8 24.9

7

25.0

2

24.99

5

25.0

1

25.0

4

25.0

3

4 D h7 18 17.9

8 17.8

6

17.8

8 17.87

17.9

2

17.9

2

17.9

2

5 E h7 8 7.98 7.84 7.95 7.95 7.92 7.91 7.91

5

Page 21: MICROMETER KOKO.pdf

54

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Pengolahan Data Pengamat A

1. Benda I

a. Bagian A

Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 10+ 0.000 = 10 mm

Ukuran minimum = 10 – 0.018 = 9.985 mm

Toleransi = 0.018 mm

b. Bagian B

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Ukuran minimum = 18 – 0.018 = 17.98 mm

Toleransi = 0.018 mm

c. Bagian C

Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm

Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm

Toleransi = 0.021 mm

d. Bagian D

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm

Page 22: MICROMETER KOKO.pdf

55

Toleransi = 0.021 mm

e. Bagian E

Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm

Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

2. Benda II

a. Bagian A

Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm

Ukuran minimum = 10 – 0.015 = 9.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

b. Bagian B

Ukuran nominal = 17 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 17 + 0.000 = 17 mm

Ukuran minimum = 17 – 0.021 = 16.98 mm

Toleransi = 0.021 mm

c. Bagian C

Ukuran nominal = 20 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 20 + 0.000 = 20 mm

Ukuran minimum = 20 – 0.021 = 19.97mm

Page 23: MICROMETER KOKO.pdf

56

Toleransi = 0.021 mm

d. Bagian D

Ukuran nominal = 17 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 17 + 0.000 = 17 mm

Ukuran minimum = 17 – 0.021 = 16.98mm

Toleransi = 0.021 mm

e. Bagian E

Ukuran nominal = 7 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 7 + 0.000 = 7 mm

Ukuran minimum = 7 – 0.015 = 6.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

3.2.2 Benda B

1. Benda A

a. Bagian A

Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm

Ukuran minimum = 10 – 0.018 = 9.982 mm

Toleransi = 0.018 mm

b. Bagian B

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Page 24: MICROMETER KOKO.pdf

57

Ukuran minimum = 18 – 0.018 = 17.98 mm

Toleransi = 0.018 mm

c. Bagian C

Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm

Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm

Toleransi = 0.021 mm

d. Bagian D

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm

Toleransi = 0.021 mm

e. Bagian E

Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm

Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

2. Benda B

a. Bagian A

Ukuran nominal = 10 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 10 + 0.000 = 10 mm

Page 25: MICROMETER KOKO.pdf

58

Ukuran minimum = 10 – 0.015 = 9.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

b. Bagian B

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98 mm

Toleransi = 0.021 mm

c. Bagian C

Ukuran nominal = 25 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 25 + 0.000 = 25 mm

Ukuran minimum = 25 – 0.021 = 24.98mm

Toleransi = 0.021 mm

d. Bagian D

Ukuran nominal = 18 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 18 + 0.000 = 18 mm

Ukuran minimum = 18 – 0.021 = 17.98mm

Toleransi = 0.021 mm

e. Bagian E

Ukuran nominal = 8 mm toleransi h7 =

Ukuran maksimum = 8 + 0.000 = 8 mm

Ukuran minimum = 8 – 0.015 = 7.985 mm

Toleransi = 0.015 mm

Page 26: MICROMETER KOKO.pdf

59

BAB IV

ANALISA DATA

4.1 Analisa Data

Setelah melakukan praktikum metrologi industri khususnya mikrometer.

Penulis dapat menganalisis beberapa poin yaitu mikrometer merupakan alat ukur

llinier yang memiliki ketelitian hingga 0.01 mm dengan ketelitian yang sangat

tinggi. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda berdimensi

kecil seperti kertas, kawat, silet, maupun benda yang mempunyai dimensi yang

kecil.

Sebelum digunakan, mikrometer harus terlebih dahulu di kalibrasi agar dapat

data yang lebih akurat dan tepat. Terdapat tiga macam mikrometer yaitu:

mikrometer luar, mikrometer dalam, mikrometer ketinggian untuk mengukur

ketinggian benda ukur.

Hal-hal yang terjadi saat praktikum adalah salah satunya yaitu dari setiap

pengukuran pengamat A dan pengamat B sangat berbeda. Karna hal ini

disebabkan oleh tingkat ketelitian m,asing-masing praktikan dan posisi

pengukuran yang tidak pas pada setiap titiknya serta kecermatan yang disebabkan

oleh dari sudut pandang praktikan yang berbeda-beda. Yang membuat hasil

pengukuran yang berbeda. Pengukuran yang berulang juga dapat memberikan

hasil yang berbeda.

Page 27: MICROMETER KOKO.pdf

60

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum penggunaan micrometer dapat di tarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. pengukuran yang dilakukan berulang dapat memberikan hasil yang

berbeda.

2. mikrometer merupakan alat ukur linier yang sangat teliti.

3. mikrometer digunakan untuk mengukur benda yang berukuran beberapa

milimeter atau hanya beberapa sentimeter saja.

5.2 Saran

Setelah melakukan praktikum adapun saran yang di berikan adalah sebagai

berikut:

1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya peserta praktikum harus

memahami teori dasar dari praktikum yang akan di lakukan.

2. Dalam praktikum hendaknya mengikuti prosedur yang baik.

3. Pengukuran harus di lakukan dengan cermat agar hasil pengukuran akurat,

karna hasil pengukuran tergantung pada operator yang mengukur.